Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 E-ISSN: 2598-635X, P ...

14
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4 Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE), E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019 http: jim.unsyiah.ac.id/ekm 38 PENGARUH MODAL PSIKOLOGIKAL TERHADAP PERSEPSI IKLIM KESELAMATAN KERJA YANG DIMEDIASI OLEH KEPUASAN KERJA PADA TENAGA PERAWAT RSUD MEURAXA BANDA ACEH Fanny Nafa Dita 1 , Nashrillah Anis 2 1) Mahasiswa Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala 2) Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala 1) e-mail: [email protected] Abstract:This study aims to measure the effect of effect the psychological capital on the perception of work safety climate which is mediated by job satisfaction in civil servant nurses at RSUD Meuraxa Banda Aceh. The sample used in this study were the civil servant nurses at RSUD Meuraxa Banda Aceh is totalling 205 respondents. Data collection equipment used in this study was a questionnaire. The sampling technique used is Proportionated Stratified Random Sampling. The method of analysis to determine the effect of all the variables involved is Hierarchical Linear Modelling (HLM). Based on the result of the HLM analysis indicated that psychological capital partially influences the perception of work safety climate, psychological capital partially influences the job satisfaction, the job satisfaction partially influences the perception of work safety, and the job satisfaction mediates the psychological capital to the perception of work safety climate. Keywords:Psychological Capital, Perception of Work Safety Climate, Job Satisfaction, Hierarchical Linear Modelling Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh modal psikologikal terhadap persepsi iklim keselamatan kerja yang dimediasi oleh kepuasan kerja pada tenaga perawat di RSUD Meuraxa Banda Aceh. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tenaga Perawat di RSUD Meuraxa Banda Aceh berjumlah 205 responden. Peralatan pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah kuisioner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportionate Stratified Random Sampling. Metode analisis untuk mengetahui pengaruh dari semua variabel-variabel yang terlibat adalah Hierarchical Linear Modelling (HLM). Berdasarkan hasil analisis HLM mengindikasikan bahwamodal psikologi secara parsial berpengaruh terhadap persepsi iklim keselamatan kerja, modal psikologi secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan kerja, kepuasan kerja secara parsial berpengaruh terhadap keselamatan kerja, dan kepuasan kerja memediasi modal psikologikal terhadap persepsi iklim keselamatan kerja. Kata Kunci: Modal Psikologikal, Persepsi Iklim Keselamatan Kerja, Kepuasan Kerja, HierarchicalLinear Modelling. PENDAHULUAN Rumah sakit sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan berdaya guna sesuai dengan standar dan kemampuan, pencegahan penyakit dan cedera, fasilitasi penyembuhan, penyadaran penderitaan melalui diagnosis dan penanganan respons manusia dalam perawatan individu, keluarga, kelompok, masyarakat, dan populasi. Pada setiap unit kerja, perawat juga harus memiliki modal psikologikal yang positif. Modal psikologikalyang kuat membuat para perawat berkomitmen kuat pada pekerjaannya. Komitmen ini dicirikan antara lain: kemauan bekerja keras dan tidak menyerah pada kesulitan- kesulitan, keterlibatan,antusiasme dan

Transcript of Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 E-ISSN: 2598-635X, P ...

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

38

PENGARUH MODAL PSIKOLOGIKAL TERHADAP PERSEPSI

IKLIM KESELAMATAN KERJA YANG DIMEDIASI OLEH

KEPUASAN KERJA PADA TENAGA PERAWAT RSUD MEURAXA

BANDA ACEH

Fanny Nafa Dita1, Nashrillah Anis2

1)Mahasiswa Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala 2)Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala

1)e-mail: [email protected]

Abstract:This study aims to measure the effect of effect the psychological capital on the perception

of work safety climate which is mediated by job satisfaction in civil servant nurses at RSUD Meuraxa

Banda Aceh. The sample used in this study were the civil servant nurses at RSUD Meuraxa Banda

Aceh is totalling 205 respondents. Data collection equipment used in this study was a questionnaire.

The sampling technique used is Proportionated Stratified Random Sampling. The method of analysis

to determine the effect of all the variables involved is Hierarchical Linear Modelling (HLM). Based

on the result of the HLM analysis indicated that psychological capital partially influences the

perception of work safety climate, psychological capital partially influences the job satisfaction, the

job satisfaction partially influences the perception of work safety, and the job satisfaction mediates

the psychological capital to the perception of work safety climate.

Keywords:Psychological Capital, Perception of Work Safety Climate, Job Satisfaction,

Hierarchical Linear Modelling

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh modal psikologikal terhadap persepsi

iklim keselamatan kerja yang dimediasi oleh kepuasan kerja pada tenaga perawat di RSUD Meuraxa

Banda Aceh. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tenaga Perawat di RSUD Meuraxa

Banda Aceh berjumlah 205 responden. Peralatan pengumpulan data yang digunakan pada penelitian

ini adalah kuisioner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportionate Stratified

Random Sampling. Metode analisis untuk mengetahui pengaruh dari semua variabel-variabel yang

terlibat adalah Hierarchical Linear Modelling (HLM). Berdasarkan hasil analisis HLM

mengindikasikan bahwamodal psikologi secara parsial berpengaruh terhadap persepsi iklim

keselamatan kerja, modal psikologi secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan kerja, kepuasan

kerja secara parsial berpengaruh terhadap keselamatan kerja, dan kepuasan kerja memediasi modal

psikologikal terhadap persepsi iklim keselamatan kerja.

Kata Kunci: Modal Psikologikal, Persepsi Iklim Keselamatan Kerja, Kepuasan Kerja,

HierarchicalLinear Modelling.

PENDAHULUAN

Rumah sakit sebagai salah satu

unit pelayanan kesehatan bertanggung

jawab untuk memberikan pelayanan yang

bermutu dan berdaya guna sesuai dengan

standar dan kemampuan, pencegahan

penyakit dan cedera, fasilitasi

penyembuhan, penyadaran penderitaan

melalui diagnosis dan penanganan

respons manusia dalam perawatan

individu, keluarga, kelompok,

masyarakat, dan populasi.

Pada setiap unit kerja, perawat

juga harus memiliki modal psikologikal

yang positif. Modal psikologikalyang kuat

membuat para perawat berkomitmen kuat

pada pekerjaannya. Komitmen ini

dicirikan antara lain: kemauan bekerja

keras dan tidak menyerah pada kesulitan-

kesulitan, keterlibatan,antusiasme dan

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

39

berkonsentrasi penuh dalam bekerja.

Perawat yang berkomitmen dengan

pekerjaannya akan sangat bersemangat

dalambekerja, bahkan seolah-olah tidak

memikirkan waktu kerja dan reward yang

diterimanya. Misalnya perawat yang

bertugas pada unit kerja ICU. Mereka

bekerja dengan penuh komitmen dalam

melayani pasien. Hal ini sangat

berpengaruh terhadap persepsi iklim

keselamatan kerja dalam melakukan

pekerjaan.

Perawat memegang peranan yang

sangat penting untuk meningkatkan

keselamatan pasien karena kedekatannnya

dengan pasien. Posisi ini memberikan

wawasan yang diperlukan perawat untuk

mengidentifikasi masalah dalam sistem

kesehatan dan pernah terjadi kejadian

bagian dari solusi keselamatan pasien.

Perawat harus didukung dan didorong

tanpa takut dihukum, serta memiliki

pemahaman tentang perubahan budaya

organisasi yang dapat dicapai (Friessen,

Farquhar, & Hughes, 2008).

Peran perawat dalam sebuah

rumah sakit sangat penting karena perawat

berinteraksi dan melakukan penanganan

langsung dengan pasien. Tidak hanya

banyak berinteraksi dengan pasien,

perawat juga memiliki interaksi yang lama

dengan keluarga pasien yang sedang

dirawat. Pelayanan yang diberikan oleh

perawat ini tentunya akan mempengaruhi

citra rumah sakit tempat ia bekerja. Setiap

hal yang dilakukan perawat juga akan

berpengaruh pada kinerja dari rumah sakit

tersebut.

Keamanan, Kesehatan, dan

Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah

satu hal penting yang wajib diterapkan

oleh semua perusahaan. Pada penelitian

ini, peneliti meneliti mengenai persepsi

iklim keselamatan kerja pada Rumah

Sakit Daerah Meuraxa Banda Aceh.

Persepsi iklim keselamatan kerja

merupakan bagian penting dalam suatu

organisasi, termasuk organisasi kesehatan

karena berkaitan dengan keselamatan

kerja dari pekerja, kebijakan keselamatan

kerja serta prosedur dan praktek yang

terjadi di tempat kerja. Peraturan

Pemerintah no. 50 tahun 2012 tentang

penerapan sistem manajemen keselamatan

dan kesehatan kerja, mewajibkan

perusahaan atau organisasi yang

memperkerjakan pekerja paling sedikit

100 orang untuk menerapkan sistem

manajemen keselamatan dan kesehatan

kerja. Dan juga mewajibkannya pada

organisasi yang mempunyai tingkat

potensi bahaya tinggi. Keselamatan dan

kesehatan kerja adalah suatu program

yang dirancang pengusaha maupun

pekerja sebagai upaya mencegah

timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat

kerja dengan cara mengenali hal-hal yang

berpotensi menimbulkan kecelakaan dan

penyakit akibat kerja serta tindakan

antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan

adanya paparan penyakit akibat kerja.

Selain modal psikologikal, faktor

yang dapat menigkatkan performa kerja

adalah kepuasan kerja. Seseorang yang

memiliki kepuasan kerja tinggi akan

memperlihatkan sikap yang positif

terhadap pekerjaannya, sedangkan

seseorang yang tidak puas akan

memperlihatkan sikap yang negatif

terhadap pekerjaan itu sendiri (Robbins,

2008).Kepuasan kerja seorang pegawai

tergantung karakteristik pegawai dan

situasi pekerjaan. Setiap pegawai akan

memiliki tingkat kepuasan yang berbeda

sesuai dengan sistem nilai yang berlaku

dalam dirinya. Semakin banyak aspek

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

40

dalam pekerjaan yang sesuai dengan

kepentingan dan harapan pegawai tersebut

maka semakin tinggi tingkat kepuasan

yang dirasakannya dan sebaliknya.

Berdasarkan data yang dihimpun

oleh Departemen Tenaga Kerja dan

Transmigrasi terjadi 85.000 kasus

kecelakaan kerja setiap tahun, yang

mengakibatkan rata‐rata 1.700 pekerja

meninggal dunia, sementara yang

mengalami cacat tetap rata‐rata sekitar

7.000 pekerja (Humas PT. Jamsostek,

2008).

Data menunjukkan bahwa

kecelakaan kerja terjadi paling banyak

disebabkan oleh kesalahan manusia, baik

dari aspek kompetensi para pelaksana

konstruksi maupun aspek pemahaman arti

pentingnya penyelenggaraan keselamatan

dan kesehatan kerja. Salah satu faktor

utama penyebab kecelakaan, baik yang

telah menimbulkan korban jiwa maupun

luka‐luka, adalah kurang disiplinnya para

tenaga kerja di dalam mematuhi ketentuan

mengenai K3 terutama pemakaian alat

pelindung diri kecelakaan kerja

(BPKSDM, 2006).

Modal psikologikal merupakan

modal psikologi atau semacam modal

sikap dan perilaku yang berperan besar

dalam menentukan keberhasilan. Selain

modal psikologikal, faktor yang dapat

menigkatkan performa kerja adalah

kepuasan kerja. Seseorang yang memiliki

kepuasan kerja tinggi akan

memperlihatkan sikap yang positif

terhadap pekerjaannya, sedangkan

seseorang yang tidak puas akan

memperlihatkan sikap yang negatif

terhadap pekerjaan itu sendiri (Robbins,

2008). Kepuasan kerja seorang pegawai

tergantung karakteristik pegawai dan

situasi pekerjaan. Setiap pegawai akan

memiliki tingkat kepuasan yang berbeda

sesuai dengan sistem nilai yang berlaku

dalam dirinya. Semakin banyak aspek

dalam pekerjaan yang sesuai dengan

kepentingan dan harapan pegawai tersebut

maka semakin tinggi tingkat kepuasan

yang dirasakannya dan sebaliknya.

Perawat yang puas dengan apa

yang diperoleh dari rumah sakit akan

memberikan kontribusi dan akan terus

memperbaiki kinerjanya. Hasil kinerja

perawat dapat dilihat dari berbagai segi

yang disebut Indikator Kinerja Utama

(IKU) yang dilakukan oleh kepala bagian

SDM. IKU digunakan untuk membantu

rumah sakit mengetahui tingkat

perkembangan dan merumuskan langkah

kegiatan berikutnya. IKU dipakai dalam

membuat arah tujuan, menentukan target,

dan kerangka waktu. Penggunaan IKU

dapat mempengaruhi penilaian terhadap

perawat.

Fenomena saat ini masih ada para

perawat di rumah sakit yang tidak

menerapkan Persepsi iklim keselamatan

kerja dan tidak memperdulikan akibat

yang terjadi pada sikap yang telah

dilakukan seperti tidak memakai alat

pelindung diri misalnya para perawat

tidak memakai masker, sarung tangan

ketika menangani atau berhubungan

dengan para pasien hal ini dapat

menyebab kan penularan penyakit

terhadap pasien maupun perawat akibat

tidak menggunakan alat pelindung diri.

Hasil observasi dan wawancara saya

secara langsung pada tenaga perawat

beberapa dari mereka pernah mengalami

kecelakaan kerja karna tidak memakai alat

pelindung diri seperti tertusuk jarum

suntik akibat tidak memakai alat

pelindung diri. Hal ini sangat berpengaruh

terhadap Persepsi iklim keselamatan

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

41

kerja. Sikap para perawat ini dipengaruhi

oleh modal psikologikaldan sikap

kepuasan kerja yang dimiliki oleh mereka.

Berdasarkan permasalahan yang

telah terurai di atas, kita ketahui bahwa

modal psikologikal dan kepuasan kerja

sangat penting dalam keselamatan kerja.

Oleh karena itu, peneliti berkeinginan

untuk melakukan penelitian mengenai

“Pengaruh Modal Psikologikal Terhadap

Persepsi Iklim Keselamatan Kerja yang

Dimediasi Oleh Kepuasan Kerja pada

Tenaga Perawat di RSUD Meuraxa Banda

Aceh”.

Tujuan penelitian yaitu: (1)

Untuk menganalisis pengaruh modal

psikologikal terhadap persepsi iklim

keselamatan kerja pada tenaga perawat

RSUD Meuraxa Banda Aceh, (2) Untuk

menganalisis pengaruh modal

psikologikal terhadap kepuasan kerja pada

tenaga perawat RSUD Meuraxa Banda

Aceh,(3) Untuk menganalisis pengaruh

kepuasan kerja terhadap persepsi iklim

keselamatan kerja pada tenaga perawat

RSUD Meuraxa Banda Aceh,(4) Untuk

menganalisis kepuasan kerja memediasi

pengaruh modal psikologikal terhadap

persepsi iklim keselamatan kerja pada

tenaga perawat RSUD Meuraxa Banda

Aceh.

TELAAH PUSTAKA DAN

HIPOTESIS

Modal Psikologikal menurut

Luthans, dkk. (2007) yaitu suatu

perkembangan keadaan psikologis yang

positif pada individu. Iklim keselamatan

kerja adalah persepsi dan cara pandang

pekerja atas kebijakan, prosedur, dan

praktek kerja berkaitan dengan

keselamatan yang dilakukan oleh

manajemen. Penelitian yang dilakukan

oleh K. Bergheim et. al., (2015)

menyatakan bahwa modal psikologikal

berkorelasi positif dengan persepsi iklim

keselamtan pada industri maritime.

H1: Modal Psikologikal berpengaruh

terhadap persepsi iklim kesematan

kerja

Beberapa penelitian menunjukkan

bahwa modal psikologikal memiliki

korelasi yang signifikan dengan kepuasan

kerja. Penelitian yang dilakukan oleh

Luthans, et al. (2007b) menunjukkan

bahwa 3 komponen dari modal

psikologikalyaitu self-efficacy, hope, dan

optimism memiliki korelasi yang

signifikan dengan kepuasan kerja pada

pekerja teknik.

H2: Modal Psikologikal berpengaruh

terhadap kepuasan kerja

Hasil penelitian yang dilakukan

oleh Meeusen, et al., (2011) yang

menunjukkan terdapat hubungan yang

bermakna antara iklim kerja dengan

kepuasan kerja perawat. Pendapat dari

Triwibowo (2013) yang menyatakan

bahwa jika perawat memiliki persepsi

iklim kerja positif maka akan

meningkatkan semangat kerja dan

kepuasan kerja, sebaliknya jika iklim

kerja dipersepsikan buruk, maka akan

menimbulkan efek pada semangat kerja

dan burn out yang tinggi dan produktifitas

kerja yang menurun. Begitu juga dengan

penelitian yang dilakukan Seth Ayim

Gyekyen (2005) dan Shahnaz et.al (2011)

yang menunjukkan hasil penelitian secara

deskriptif menunjukkan bahwa persepsi

karyawan terhadap keselamatan dan

kesehatan kerja adalah kepuasan kerja

karyawan dipersepsikan tinggi.

H3: Kepuasan Kerja berpengaruh

terhadap persepsi iklim keselamatan

kerja

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

42

Gambar 1. Model Kerangka Teoritis

Kepuasan kerja merupakan faktor

yang dapat memengaruhi motivasi dalam

bekerja, kepuasan sering dipengaruhi

faktor lingkungan kerja, demikian juga

kepuasan kerja di lingkungan rumah sakit

yang memiliki hubungan dengan iklim

keselamatan kerja yang dibentuk di

lingkungan bekerja. Secara khusus teori

ini berhipotesis bahwa modal

psikologikal, secara langsung dan tidak

langsung melalui peran mediasi kepuasan

kerja secara positif terkait dengan iklim

keselamatan kerja. Oleh karena itu, hal ini

menunjukkan bahwa kepuasan kerja

memediasi hubungan antara modal

psikologikal dan iklim keselamatan kerja.

H4: Kepuasan kerja memediasi pengaruh

modal psikologikal terhadap persepsi

iklim keselamatan kerja

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Penelitian ini merupakan

penelitian kuantitatif sehingga populasi

penelitian ini adalah Tenaga Perawat

RSUD Meuraxa Banda Aceh dengan

berjumlah 441 orang. Penarikan sampel

yang dilakukan oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah dengan

menggunakan sampel probabilitas

(probability sampling). Jenis pengambilan

sampel yang digunakan adalah simple

random sampling. Menurut tabulasi data

jumlah sampel yang diperlukan

berdasarkan Krejcie & Morgan (1970), jika

jumlah populasi berjumlah 441 orang

maka yang akan dijadikan sampel

penelitian berjumlah 205 orang.

Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan

informasi yang sesuai dengan objek

penelitian ini, penulis melakukan kegiatan

metode pengumpulan data dengan

menggunakan kuesioner (angket). Dalam

penelitian ini, peneliti menyebarkan

kuesioner secara pribadi kepada

responden dan secara elektronik melalui

google form. Adapun Skala pengukuran

yang digunakan dalam penelitian ini

adalah skala likert. Dalam penelitian ini

menggunakan skala likert interval 1-5

Variabel Operasional

Dalam penelitian untuk mengukur

pengaruh Pengaruh Modal Psikologikal

terhadap persepsi iklim keselamatan kerja

Modal

Psikologikal

Kepuasan Kerja

Persepsi Iklim

Keselamatan

Kerja

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

43

yang dimediasi oleh kepuasan kerja pada

Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Syiah Kuala.

1. Variabel Dependen:

- Persepsi Iklim Keselamatan Kerja

Iklim keselamatan menunjukkan

persepsi pekerja mengenai nilai

sebenarnya dari keselamatan dalam

sebuah organisasi. Terdapat 7

dimensi Persepsi Iklim Keselamatan

Kerja menurut kines (2011) yaitu: (1)

Prioritas manajemen keselamatan,

komitmen dan kompetensi, (2)

Pemberdayaan manajemen

keselamatan, (3) Keadilan

manajemen keselamatan, (4)

Komitmen keselamatan pekerja, (5)

Prioritas keselamatan dan non-

penerimaan risiko pekerja, (6)

Komunikasi keselamatan,

pembelajaran, dan kepercayaan

dalam kompetensi keselamatan rekan

kerja, dan (7) Kepercayaan pekerja

dalam keberhasilan sistem

keselamatan

2. Variabel Independen

- Modal Psikologikal

Menurut Luthans, Youssef, dan

Avolio (2007:3) modal psikologikal

adalah kondisi perkembangan positif

seseorang dan dikarakteristikkan

oleh: (1) memiliki kepercayaan diri

(self efficacy) untuk menghadapi

tugas-tugas yang menantang dan

memberikan usaha yang cukup untuk

sukses dalam tugas tugas tersebut, (2)

membuat atribusi yang positif

(optimism) tentang kesuksesan di

masa kini dan masa depan, (3) tidak

mudah menyerah dalam mencapai

tujuan dan bila perlu mengalihkan

jalan untuk mencapai tujuan (hope),

dan (4) ketika dihadapkan pada

permasalahan dan halangan dapat

bertahan dan kembali (resiliency),

bahkan lebih untuk mencapai

kesuksesan.

3. Variabel Mediasi

- Kepuasan Kerja

Menurut Robbins (2008), kepuasan

kerja karyawan dipengaruhi oleh

banyak faktor, antara lain: (1)

Pekerjaan yang menantang, (2)

penghargaan yang sesuai, (3) kondisi

lingkungan kerja, dan (4) hubungan

interpersonal.

Metode Analisis Data

Peralatan analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan metode

Hierarchical Linear Modelling (HLM)

(Baron dan Kenny, 1986) yang diolah

menggunakan program SPSS 23. Adapun

Hierarchical Linear Modelling sebagai

berikut :

1). Y = α + β1X+Ʒ

2). Z 1= α + β1Z1+Ʒ

3). Y = α + β1X1+β2Z+Ʒ

Keterangan :

Y= Persepsi Iklim Keselamatan Kerja

X= Modal Psikologikal

Z= Kepuasan Kerja

α= konstanta

β= koefisien

Ʒ= eror

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini

adalah Tenaga perawat di RSUD Meuraxa

Banda Aceh. Penelitian ini pengumpulan

data dilakukan dengan menyebarkan

angket kuesioner secara langsung pada

tenaga perawat di RSUD Meuraxa Banda

Aceh. Pada bagian ini akan di jelaskan

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

44

Tabel 1. Karakteristik Responden

No Item Rincian Jumlah Persentase

1 Jenis Kelamin Laki-laki 28 13.7

Perempuan 177 86.3

205 100

2 Usia <25 tahun 8 3.9

>35 tahun 82 40.0

25-35 tahun

31-35 tahun

43

72

205

21.0

35.1

100

3 Pendidikan Terakhir D3

S1

60

145

240

29.3

70.7

100

4. Masa Kerja > 1 tahun 8 3.9

< 4 tahun 117 57.1

2-3 tahun 80 39.0

205 100

Sumber: Data Primer (Diolah), 2019

mengenai karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin, usia,

pendidikan terakhir dan masa kerja. Dapat

dilihat karakteristik pada penelitian ini

menunjukkan bahwa penggolongan

berdasarkan jenis kelamin didominasi

oleh perempuan yaitu sebanyak 177

responden (86.3%) dari total responden,

sedangkan laki-laki berjumlah

28responden (13.7%). Sedangkan

berdasarkan penggolongan usia, usia < 25

tahun sebanyak 8 responden (3.9), >35

tahun sebanyak 82 responden (40.0), 25-

35 tahun sebanyak 43 responden (21.0),

dan 31-35 tahun sebanyak 72 responden

(35.1). Berdasarkan pendidikan terakhir

didominasi oleh pendidikan terakhir S1

yaitu sebanyak 145 (70,7%) dan

Pendidikan D3 sebanyak 60 (29.3). Dan

berdasarkan masa kerja didominasi pada

masa kerja <4tahun yaitu sebanyak 117

responden (57.1%), >1 tahun sebanyak 8

responden (3.9) dan 2-3 tahun sebanyak

80 responden (39.0).

Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur tersebut mengukur

apa yang seharusnya diukur. Hal ini

memberikan dukungan bahwa butir-butir

pengukuran yang dijadikan indikator

konstruk terbukti memiliki validitas isi

(content validity) yaitu butir-butir

pengukuran tersebut merupakan alat ukur

yang mencukupi dan representative yang

telah sesuai dengan konsep teoritis

(Cooper dan Schindler, 2010).

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa

hampir semua item variabel dalam

penelitian ini dinyatakan valid karena nilai

loading factor diatas 0,40.

Uji Reabilitas

Ukuran reliabilitas dianggap

handal berdasarkan pada Cronbach Alpha

0,60 (Malhotra, 2003). Berdasarkan tabel

2 dapat diketahui bahwa nilai cronbach’s.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

45

Tabel 2. Uji Validitas

No Indikator Variabel Persepsi Iklim Keselamatan Kerja Loading

Factor

1 Manajemen mendorong tenaga perawat di sini untuk bekerja sesuai aturan

keselamatan walaupun jadwal kerja sedang padat. -

2 Manajemen menjamin setiap orang menerima informasi yang dibutuhkan

berkaitan dengan keselamatan. 0,763

3 Manajemen mendorong setiap tenaga perawat untuk dapat menyebarkan

informasi mengenai cara kerja yang aman dalam pekerjaan mereka. -

4 Manajemen mendorong tenaga perawat di sini untuk berpartisipasi dalam

pengambilan keputusan yang berdampak pada keselamatan mereka. 0,576

5 Manajemen mengumpulkan informasi yang akurat dalam investasi kecelakaan

kerja. 0,477

6 Jika terjadi kecelakaan kerja, manajemen mendengarkan dengan seksama

informasi yang diberikan oleh korban atau semua orang yang terlibat. 0,464

7 Kami yang bekerja di sini bersama-sama berusaha keras untuk mencapai

tingkat keselamatan kerja yang setinggi-tingginya. 0,458

8 Kami yang bekerja di sini bertanggung jawab untuk selalu menjaga kebersihan

dan kerapian tempat kerja. 0,632

9 Kami yang bekerja di sini mematuhi aturan keselamatan demi memberikan

pelayanan dengan cepat. 0,555

10 Kami tetap bekerja aman walaupun jadwal kerja sedang padat. 0,503

11 Kami yang bekerja di sini mencoba untuk mencari solusi jika seseorang

menemukan masalah keselamatan kerja. 0,651

12 Kami yang bekerja di sini merasa aman ketika bekerja bersama-sama. 0,468

13 Kami yang bekerja di sini menganggap bahwa staff keselamatan kerja di sini

mempunyai peranan penting dalam mencegah terjadinya kecelakaan. 0,448

14 Kami yang bekerja di sini menganggap pelatihan keselamatan merupakan hal

yang baik untuk mencegah terjadinya kecelakaan. 0,547

No. Item Kepuasan Kerja Loading

Factor

1 Saya puas dengan pekerjaan saya 0,405

2 Saya suka bekerja di sini 0,580

3 Saya memiliki peluang untuk mengembangkan kemampuan saya 0,683

4 Saya merasa sedih saat pekerjaan yang biasa saja -

5 Saya senang dengan kebijaksanaan di rumah sakit 0,680

6 Saya senang dengan teknikpengawasan pekerjaan perawat di rumah sakit 0,562

7 Saya bekerja keras dalam melaksanakan pekerjaan. 0,667

8 Kadang-kadang saya ingin keluar dari pekerjaan saya -

9 Ada kepuasan personal saat melakukan pekerjaan dengan baik 0,684

10 Hubungan antar perawat di rumah sakit terjalin dengan baik 0,611

No Item Modal Psikologikal Loading

Factor

1 Saya merasa yakin dalam memperesentasikan area kerja dalam pertemuan

dengan manajemen -

2 Saya merasa yakin berkontribusi pada diskusi tentang strategi rumah sakit 0, 621

3 Saya merasa yakin menyajikan informasi kepada kelompok rekan kerja -

4 Selalu melihat sisi positif dari pekerjaan saya 0,715

5 Optimis tentang apa yang akan terjadi pada saya di masa depan karna

berkaitan dengan pekerjaan -

6 Saat ini saya melihat diri saya cukup berhasil di tempat kerja -

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

46

7 saya dapat memikirkan banyak cara untuk mencapai sasaran kerja saya saat

ini 0,555

8 Pada saat ini saya memenuhi tujuan kerja yang telah saya tetapkan untuk diri

saya sendiri 0,422

9 Saya dapat mengungkapkan pendapat saya sendiri di tempat kerja 0,467

10 Saya biasanya mengambil tindakansecara tenang dalam mengatasipekerjaan

yang membuat saya tertekan 0,573

11 Jika saya merasa tempat kerja tidak nyaman bagi saya dalam menyeleasikan

pekerjaan, saya akan mencari tempat lain -

12 Saya bisa melewati masa-masa sulit di tempat kerja karena saya pernah

mengalami kesulitan sebelumnya 0,415

Tabel 3. Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach lpha Keterangan

Persepsi Iklim Keseamatan Kerja 0.782 Handal

Kepuasan Kerja 0.753 Handal

Modal Psikologikal 0.60 Handal

Sumber: Data diolah (2019)

alpha telah sesuai dengan kriteria yaitu

diatas 0,60. Dengan demikian seluruh

pertanyaan yang digunakan dalam

variabel penelitian ini handal.

Pengujian Hipotesis

Dari hasi analisis data pada Tabel 4

dapat diketahui Modal psikologi (X)

sebesar 0,674. Koefisien regresi pada

responden akan meningkatkan persepsi

iklim keselamatan kerja pada responden.

Nilai koefisien regresi tersebut berarti

bahwa apabila modal psikologi meningkat

1 unit maka persepsi iklim keselamatan

kerja yang dirasakan akan meningkat

sebesar 0,674 pada skala likert.

Y = 0,492 X + 0,270 Z

Maka dari persamaan regresi tersebut

dapat dijelaskan bahwa koefisien regresi

Modal Psikologikal menurun dari positif

(0,492) menjadi (0,270). Dengan tidak

terjadinya perubahan nilai dari signifikan

menjadi tidak signifikan setelah

dimasukkan variabel mediasi (Z), maka

dapat dikatakan bahwa terjadinya

pengaruh mediasi parsial atau

(partialmediation) antara Modal

Psikologikal terhadap Persepsi Iklim

Keselamatan Kerja yang dimediasi oleh

Kepuasan Kerja.

Koefisien regresi Kepuasan Kerja (Z)

bernilai positif (0,270), artinya semakin

tinggi kepuasan kerja yang dimiliki oleh

responden, maka semakin kuat

Keselamatan kerja.

Nilai Nilai koefisien determinasi

adjusted R square sebesar 0,489

menjelaskan bahwa modal psikologikal

(X) dalam meningkatkan persepsi iklim

keselamatan kerja (Y) dengan kepuasan

kerja (Z) sebagai pemediasi sebesar

(48.9%).

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

47

Tabel 4. Hasil Pengujian Hipotesis

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.576 .215 7.337 .000

Modal Psikologikal .659 .051 .674 13.002 .000

2 (Constant) 1.356 .214 6.323 .000

Modal Psikologikal .481 .066 .492 7.255 .000

Kepuasan Kerja .226 .057 .270 3.984 .000

Sumber: Output SPSS (diolah), 2019

Hasil analisis korelasi antara

Modal psikologikal terhadap Persepsi

Iklim Keselamatan Kerja diperoleh R

sebesar 0,674 yang menjelaskan pengaruh

positif Modal Psikologikal (X) terhadap

Persepsi Iklim Keselamatan Kerja (Y)

dengan keeratan hubungan sebesar 67,4%.

Nilai koefisien determinasi

adjusted R square sebesar 0,452

menjelaskan bahwa Modal Psikologikal

(independen) dalam menjelaskan variasi

Persepsi Iklim Keselamatan Kerja sebesar

45,2%.

Sedangkan hasil analisis korelasi

antara Modal Psikologikal terhadap

Kepuasan Kerja diperoleh R sebesar 0,675

yang menjelaskan pengaruh positif Modal

Psikologikal (X) terhadap Kepuasan Kerja

(Z) dengan keeratan hubungan 67,5%.

Nilai koefisien determinasi

adjusted R square sebesar 0,452

menjelaskan bahwa Modal Psikologikal

(independen) dalam menjelaskan variasi

Kepuasan Kerja sebesar 45,2%.

Hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan

bahwa Modal Psikologikal berpengaruh

signifikan terhadap Keterikatan

mahasiswa nilai koefisien regresi ()

sebesar 0,674 dengan probabilitas <0,05.

Modal Psikologikal menurut Luthans,

dkk. (2007) yaitu suatu perkembangan

keadaan psikologis yang positif pada

individu. Iklim keselamatan kerja adalah

persepsi dan cara pandang pekerja atas

kebijakan, prosedur, dan praktek kerja

berkaitan dengan keselamatan yang

dilakukan oleh manajemen.Penelitian

yang dilakukan oleh K. Bergheim et. al.,

(2015) menyatakan bahwa modal

psikologikal berkorelasi positif dengan

persepsi iklim keselamtan pada industri

maritime.

Hasil pengujian hipotesis 2

menunjukkan bahwa Modal Psikologikal

berpengaruh signifikan terhadap

Kepuasan Kerja dengan nilai koefisien ()

sebesar 0,675 dengan probabilitas <0,05.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa

modal psikologikal memiliki korelasi

yang signifikan dengan kepuasan kerja.

Penelitian yang dilakukan oleh Luthans, et

al. (2007b) menunjukkan bahwa 3

komponen dari modal psikologikalyaitu

self-efficacy, hope, dan optimism memiliki

korelasi yang signifikan dengan kepuasan

kerja pada pekerja teknik. Hasil pengujian

hipotesis 3 menunjukkan bahwa

Kepuasan Kerja berpengaruh signifikan

terhadap Persepsi Iklim Keselamatan

0,602 dengan probabilitas <0,05. Modal

Psikologikal berpengaruh terhadap

kepuasan kerja

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

48

Tabel 4. Korelasi dan Determinasi

Model Summaryc

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .674a .454 .452 .24208

2 .703b .494 .489 .23367

Sumber: Output SPSS (diolah), 2019

Gambar 2. Konsep Pemikiran Teoritis Setelah Pengujian

Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Meeusen, et al., (2011) yang

menunjukkan terdapat hubungan yang

bermakna antara iklim kerja dengan

kepuasan kerja perawat. Pendapat dari

Triwibowo (2013) yang menyatakan

bahwa jika perawat memiliki persepsi

iklim kerja positif maka akan

meningkatkan semangat kerja dan

kepuasan kerja, dan sebaliknya.

Hasil pengujian hipotesis 4

menunjukkan bahwa Modal psikologikal

diuji secara simultan terhadap Persepsi

Iklim Keselamatan Kerja dengan

Kepuasan Kerja sebagai variabel mediasi.

Hasilnya menunjukan bahwa Modal

psikolgikal berpengaruh signifikan

terhadap Persepsi Iklim Keselamatan

Kerja dengan nilai regresi () 0,492 pada

probabilitas <0,05. Dengan demikian

persamaan keempat memenuhi kriteria

mediasi signifikan secara parsial (parsial

mediation). Secara khusus teori ini

berhipotesis bahwa modal psikologikal,

secara langsung dan tidak langsung

melalui peran mediasi kepuasan kerja

secara positif terkait dengan iklim

keselamatan kerja. Oleh karena itu, hal ini

menunjukkan bahwa kepuasan kerja

memediasi hubungan antara modal

psikologikal dan iklim keselamatan kerja.

PENUTUP

Berdasarkan analisis hasil yang

telah dilakukan pada penelitian ini, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada hasil analisis, modal psikologi

berpengaruh signifikan terhadap

persepsi iklim keselamatan kerja

dengan koefisien regresi modal

psikologikal (β)sebesar 0,674

dengan probabilitas <0,05. Korelasi

0,602 0,675

0,492

0,674 Modal

Psikologikal

Kepuasan Kerja

Persepsi Iklim

Keselamatan

Kerja

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

49

antara modal psikologikalterhadap

persepsi iklim keselamatan kerja

diperoleh R sebesar 0,674 yang

menjelaskan pengaruh positif modal

psikologikal(X) terhadap persepsi

iklim keselamatan kerja(Y) dengan

keeratan hubungan sebesar 67,4%.

2. Pada hasil analisis, modal psikologi

berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan kerja dengan koefisien

regresi modal psikologikal(β)

sebesar 0,675 dengan probabilitas

<0,05. Korelasi antara modal

psikologikal terhadap kepuasan

kerjadiperoleh R sebesar 0,675 yang

menjelaskan pengaruh positif modal

psikologi (X) terhadap kepuasan

kerja (Z) dengan keeratan hubungan

67,5%.

3. Pada hasil analisis, kepuasan kerja

berpengaruh signifikan terhadap

persepsi iklim keselamatan kerja

dengan koefisien regresi kepuasan

kerja(β) sebesar 0,602 dengan

probabilitas <0,05. Korelasi antara

kepuasan kerja terhadap persepsi

iklim keselamatan kerja diperoleh R

sebesar 0,602 yang menjelaskan

pengaruh positif Kepuasan kerja (Z)

terhadap persepsi iklim keselamatan

kerja (Y) dengan keeratan hubungan

60,2%.

4. Pada hasil analisis, kepuasan kerja

memediasi modal psikologikal

terhadap persepsi iklim keselamatan

kerja. Dari persamaan regresi

tersebut dapat menjelaskan bahwa

koefisien regresi modal

psikologimenurun dari positif

(0,674) menjadi (0,492). Dengan

tidak terjadnya perubahan nilai dari

signifikan menjadi tidak signfikan

setelah dimasukkan variabel

mediasi (Z), maka dapat dikatakan

bahwa terjadinya pengaruh mediasi

parsial (parsial mediation) antara

modal psikologikal terhadap

persepsi iklim keselamatan kerja

yang dimediasi oleh kepuasan kerja.

Guna kepentingan lebih lanjut, ada

beberapa saran yang diajukan oleh penulis

yang dapat dipertimbangkan oleh pihak

selanjutnya dan pihak instansi yaitu

sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian tentang

deskriptif Persepsi iklim

keselamatan kerja, item pertanyaan

“manajemen mendorong tenaga

perawat untuk bekerja sesuai aturan

keselamatan kerja walaupun jadwal

kerja sedang padat”. Memiliki nilai

rata-rata 4,10. Saran dari peneliti

adalah tetap berkerja dengan

penanganan yang baik walaupun

dalam keadaan jadwal padat dan ini

dapat menjadi perhatian untuk lebih

memperhatikan keselamatan kerja

para perawat dalam bekerja walau

dengan jadwal kerja yang padat

2. Berdasarkan hasil penelitian tentang

deskriptif modal psikologikal, item

pertanyaan “jika saya merasa tempat

kerja tidak nyaman bagi saya dalam

menyelesaikan pekerjaan, saya akan

mencari tempat lain” memiliki nilai

rata-rata terendah 3,30. Saran dari

peneliti adalah perawat harus

menjalin hubungan baik dengan

rekan kerja, hindari pemikiran

negatif, dan jika merasa tidak

nyaman dalam menyelesaikan

pekerjaan dapat berdiskusi dengan

pihak manajemen atau rekan kerja

atas permasalahaan tersebut,

sehingga dapat menemukan solusi

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

50

yang baik, sehingga tidak perlu

mencari pekerjaan yang lain

3. Berdasarkan hasil penelitian dengan

deskriptif kepuasan kerja, item

pertanyaan “Kadang-kadang saya

ingin keluar dari pekerjaan saya”

memiliki nilai rata-rata terendah

yaitu 2,87. Saran dari peneliti adalah

gunakanlah ilmu dan pengalaman

yang di miliki, mengingat bahwa

masih banyak masyarakat yang

membutukan jasa perawat, sehingga

tidak berkeinginan untuk keluar dari

pekerjaan

REFERENSI

As’ad, M. 1995. Psikologi Industri.

Yogyakarta: Liberty.

Avey, J.B., Reichard, R.J., Luthans, F.,

&Mhatre, K.H. 2011. Meta-

Analysis of the Impact of Positive

Psychological Capital on Employee

Attitudes, Behaviors, and

Performance. Human Resource

Development Quarterly, 22(2), 127-

152. .

Barbaranelli, C., Petitta, L., Probst, T.M.,

2015. Does safety climate predict

safety performance in Italy and

USA? Cross-cultural validation of

theoretical model of safety climate.

Accident Analysis and Prevention.

77, 35-44.

Cetin, F. 2011. The Effects of The

Organizational Psychological

Capital on the attitudes of

Commitment and Satisfaction: A

Public Sample in Turkey. European

Journal of Social Science, 21(3),

373-380.

Cooper, M., 2010. Towards a model of

Safety Culture Towards a model of

Safety Culture. Safety Science 36,

111-136.

Dhania, D.R. 2010. Pengaruh Stres Kerja,

Beban Kerja Terhadap Kepuasan

Kerja (Studi Pada Medical

Representatif Di Kota Kudes).

Jurnal Psikologi Universitas Muria

Kudus. 1, 15-23.

Eeckelaert, L., Starren, A., van

Scheppingen, A., Fox, D., Bruck,

C., 2011. Occupational Safety and

Health culture assessment –

A.Review of main approaches and

selected tools, European Agency for

Safety and Health at Work.

Eid, J., Mearns, K., Larsson, G., Laberg, J.

C., Johnsen, B. H. 2012. Leadership,

Psychological capital and safety

research: Conceptual issues and

future research questions. Safety

Science 50, 55-61.

Flin, R., Mearns, K., O’ Connor, P.,

Bryden, R. 2009. Measuring safety

climate: Identifying the common

features, in: Safety Science.

Friessen., Farquhar., & Hughes. 2008.

Implication For Nurses. Ed: Hughes

R.G. [18/11/16] Melalui

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books

/NBK2649/?report=printable

Ginevra, M. C., Pallini, S., Vecchio, G.

M., Nota, L., &Soresi, S. 2016.

Future orientation and attitudes

mediate career adaptability and

decidedness. Journal of Vocational

Behavior, 95–96, 102–110.

Griffin, M.A., Neal, A. 2000. Perceptions

of safety at work: a framework for

linking safety climate to safety

performance, knowledge, and

motivation. Journal of occupational

health psychology, 5, 347-358.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 38-51 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

51

Hall, M.E., Blair, E.H.,Smith, S.H.,

Gorski, J.D., 2013. Development of

a Theory-Based Safety Climate

Instrument. Journal of Safety,

Health & Environmental Research,

9

Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu

Sosial Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

Kines, P., Lappalainen, J., Mikkelsen,

K.L., Olsen, E., Pousette, A.,

Tharaldsen, J., Tomasson, K.,

Torner, M. 2011. Nordic Safety

Climate Questionaire (NOSACQ-

50): A new tool for diagnosing

occupational safety climate.

International Journal of Industrial

Ergonomics 41, 634-646..

Luthan, F., et al. 2007a. Psychological

Capital: Developing the Human

Competitive Edge. New York:

Oxford University Press, Inc.

Luthans, F., Avolio, B. J., Avey, J.B., &

Norman, S.M. 2007b. Positive

Psychological Capital:

Measurement and Relationship with

Performance and Satisfaction.

Leadership Institute Faculty

Publications. Paper 11.

Mangkunegara, A. P. A. 2004.

Manajemen SDM Perusahaan.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Martoyo, S. 2007. Manajemen Sumber

Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE-

Yogyakarta.

Meeusen, V.C., Van Dam, K., Brown-

Mahoney, C., Van Zundet, A.A.,

&Knape, H. T. 2011. Work climate

related to job satisfaction among

Dutch nurse anesthetists, American

Association of Nurse Anesthetists

Journal, 79 (1), 63–70.

Riyadina, W. (2007). Kecelakaan kerja

dan cedera yang dialami oleh

pekerja industri di kawasan industri

Pulo Gadung, Jakarta. Makara,

Kesehatan, 11(1), 25‐31.

Robbins, S.P., Timothy, A.J. 2008.

PerilakuOrganisasi, ke-12. ed.

SalembaEmpat. Jakarta.

Set AyimGyekye. 2005. Workers’

perceptions of workplace safety and

job satisfaction. International

Journal of Occopational Safety and

Egronomics (JOSE), 11(3), 291-

302.

Spector, P. E. 1997. Job Satisfaction:

Aplication, Assessment, Causes, and

Consequences. London: Sage

Publication, Inc.

Spector, P. E. 2000. Industrial &

Organizational Psychology:

Research and Practice second

edition. New York: John Wiley &

Sons, Inc.

Triwibowo, C. 2013. Manajemen

keperawatan di rumahsakit. Jakarta:

Trans Info Media.

Umar, H. 2010. Desain Penelitian MSDM

dan Perilaku Karyawan. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada..

Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja.

Jakarta: Rajagrafindo Persada.