Waris Dlm Islam

download Waris Dlm Islam

of 37

description

warisan

Transcript of Waris Dlm Islam

Slide 1

HUKUM WARIS DALAM ISLAMOleh : Muzanni Lubis, S.Pd.I

Kelas/ Sem : XII/2Stadar Kompetensi11. Memahami hukum Islam tentang WarisKompetensi Dasar11.1. Menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum waris11.2. Menjelaskan contoh pelaksanaan hukum waris A. Definisi WarisSecara bahasa ialah 'berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain', atau dari suatu kaum kepada kaum lain.menurut istilah yang dikenal para ulama ialah berpindahnya hak kepemilikan dari orang yang meninggal kepada ahli warisnya yang masih hidup, baik yang ditinggalkan itu berupa harta (uang), tanah, atau apa saja yang berupa hak milik legal secara syar'i.

Pengertian Peninggalansegala sesuatu yang ditinggalkan pewaris, baik berupa harta (uang) atau lainnya.Termasuk di dalamnya bersangkutan dengan utang piutang, baik utang piutang itu berkaitan dengan pokok hartanya (seperti harta yang berstatus gadai), atau utang piutang yang berkaitan dengan kewajiban pribadi yang mesti ditunaikan (misalnya pembayaran kredit atau mahar yang belum diberikan kepada istrinya).

ISTILAH-ISTILAH DALAM WARISPewaris : Orang yang meninggalAhli Waris : Orang yang menerima warisanWarisan : Harta si pewaris yang akan dibagi setelah dikeluarkan biaya pemakaman, utang dan wasiat.Peninggalan : semua harta kekayaan si pewarisHak-hak yang Berkaitan dengan Harta Peninggalan sebelum harta itu dibagi

1. Semua keperluan dan pembiayaan pemakaman pewaris.Di antaranya, biaya memandikan, pembelian kain kafan, biaya pemakaman, dan sebagainya hingga mayit sampai di tempat peristirahatannya yang terakhir.

2. Utang piutangseluruh harta peninggalan pewaris tidak dibenarkan dibagikan kepada ahli warisnya sebelum utang piutangnya ditunaikan terlebih dahulu. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw.:"Jiwa (ruh) orang mukmin bergantung pada utangnya hingga ditunaikan.3. Wajib menunaikan seluruh wasiattidak melebihi jumlah sepertiga dari seluruh harta peninggalannya. Adapun penunaian wasiat pewaris dilakukan setelah sebagian harta tersebut diambil untuk membiayai keperluan pemakamannya, termasuk diambil untuk membayar utangnya.Setelah itu barulah seluruh harta peninggalan pewaris dibagikan kepada para ahli warisnya sesuai ketetapan Al-Qur'an, As-Sunnah, dan kesepakatan para ulama.

C. Bentuk-bentuk WarisHak waris secara fardhu (yang telah ditentukan bagiannya) atau disebut juga dengan ahli furudhHak waris secara 'ashabah yaitu ahli waris yang menerima sisa-sisa harta setelah dibagi kepada ahli furudh.Sebab-sebab MewarisiNasab (ikatan darah), seperti kedua orang tua, anak, saudara, paman, dan seterusnya.Pernikahan, seperti suami mewarisi istri dan sebaliknya.Al-Wala, mewarisi karena memerdekakan budak.

E. Rukun Waris

Rukun waris ada tiga:Pewaris, Ahli waris, yaitu mereka yang berhak untuk menguasai atau menerima harta peninggalan pewaris dikarenakan adanya ikatan kekerabatan (nasab) atau ikatan pernikahan, atau lainnya.Harta warisan, yaitu segala jenis benda atau kepemilikan yang ditinggalkan pewaris, baik berupa uang, tanah, dan sebagainya.F. Syarat Waris

Syarat Pertama: Meninggalnya pewarisSyarat Kedua: Masih hidupnya para ahli warisSyarat Ketiga: Diketahuinya posisi para ahli waris G. Penggugur Hak Waris1. Budak2. Pembunuhan3. Perbedaan Agama

H. Ahli Waris dari Golongan Laki-lakiAhli waris (yaitu orang yang berhak mendapatkan warisan) dari kaum laki-laki ada lima belas: (1) anak laki-laki, (2) cucu laki-laki (dari anak laki-laki), (3) bapak kandung,(4) kakek (dari pihak bapak),(5) saudara kandung laki-laki, (6) saudara laki-laki seayah, (7) saudara laki-laki seibu, (8) anak laki-laki dari saudara kandung laki-laki, (9) anak laki-laki dari saudara laki-laki seibu, (10) paman (saudara kandung bapak), (11) paman (saudara bapak seayah), (12) anak laki-laki dari paman (saudara kandung ayah),(13) anak laki-laki paman seayah, (14) suami, (15) laki-laki yang memerdekakan budak.CatatanBagi cucu laki-laki yang disebut sebagai ahli waris di dalamnya tercakup cicit (anak dari cucu) dan seterusnya, yang penting laki-laki dan dari keturunan anak laki-laki. Begitu pula yang dimaksud dengan kakek, dan seterusnya.

I. Ahli Waris dari Golongan Wanita Adapun ahli waris dari kaum wanita ada sepuluh: (1) anak perempuan, (2) ibu,(3) cucu perempuan (dari keturunan anak laki-laki),(4) nenek (ibu dari ibu), (5) nenek (ibu dari bapak), (6) saudara kandung perempuan, (7) saudara perempuan seayah, (8) saudara perempuan seibu, (9) istri, (10) perempuan yang memerdekakan budak.

CatatanCucu perempuan yang dimaksud di atas mencakup pula cicit dan seterusnya, yang penting perempuan dari keturunan anak laki-laki. Demikian pula yang dimaksud dengan nenek --baik ibu dari ibu maupun ibu dari bapak-- dan seterusnya.

BERAPAKAH BAGIAN MASING-MASING AHLI WARIS..????1. Bagian anak perempuanMendapat jika sendiriMendapat 2/3 jika dua orang atau lebihMenjadi Ashobah bersama jika ada anak laki-laki2. Cucu Perempuan jika sendiri2/3 jika dua orang atau lebih1/6 jika ada anak prAshobah jika ada cucu laki-lakiGugur jika ada anak lk atau 2 org anak pr

3. Bagian IstriMendapat jika tidak ada anakMendapat 1/8 jika ada anak4. Bagian suami jika tidak ada anak jika ada anak5. Bagian Ibu1/3 jika tidak ada anak/cucu, tidak ada 2 orang saudara lk atau sdr pr1/6 jika ada anak, ada 2 orang saudara atau lebih1/3 dari sisa jika ada suami atau istri5. Bagian ayah1/6 jika ada anak/cucu (furu)Ashbah jika tidak ada anak/cucu lk1/6 + Ashobah jika ada furu pr6. Bagian Kakek1/6 jika ada anak/cucu (furu)Ashbah jika tidak ada anak/cucu lk1/6 + Ashobah jika ada furu prGugur jika ada bapak7. Bagian nenek (ibu dari ayah/ibu)1/6 jika tidak ada ibuGugur jika ada ibu8. Saudara pr kandung jika sendiri2/3 jika dua orang atau lebihAshobah jika ada saudara kandung laki-laki.Ashobah jika ada anak perempuan, atau cucu perempuan.Gugur jika ada Putra, Cucu Lk, bapak, kakek

9. Bagian Saudara Pr. seayah jika seorang dan tidak ada saudara laki-laki, 2/3 jika dua orang atau lebih1/6 jika ada seorang saudara perempuan kandung'ashabah bil ghairi jika ada saudara laki-laki sebapak'ashabah jika ada anak perempuan atau cucu perempuanGugur jika ada :anak lak-laki,cucu laki-laki, bapak, dua orang atau lebih saudara perempuan kandung atausaudar perempuan kandung bersama anak / cucu perempuan.

Bagian saudara pr seibu1/3 jika terdiri dari dua orang atau lebih1/6 jika hanya seorangGugur , jika ada anak laki-laki atau perempuan, cucu laki-laki, cucu perempuan, bapak, atau kakek dari pihak bapakAhli waris yang mendapat ashobah dengan sendirinyaanak laki-laki, cucu laki-laki (dari anak laki-laki), saudara kandung laki-laki, saudara laki-laki seayah, saudara laki-laki seibu, anak laki-laki dari saudara kandung laki-laki, anak laki-laki dari saudara laki-laki seibu, paman (saudara kandung bapak), paman (saudara bapak seayah), anak laki-laki dari paman (saudara kandung ayah),anak laki-laki paman seayah, laki-laki yang memerdekakan budak.Perempuan yang memerdekakan budak.

CatatanAhli waris yang mendapat ashobah akan gugur dengan ahli waris ahobah yang lebih dekat.

Latihan..Meninggal seseorang meninggalkan ahli waris di bawah ini dengan jumlah warisan Rp. 200 J, berapakah bagian masing-masingJika bagian isteri, ayah, dan ibu dijumlahkan, hasilnya adalah = 1/4 + 1/6 + 1/6 = 3/12 + 2/12 + 2/12 = 7/12 (tujuh perdua belas).Maka harta sisa (ashabah) adalah = 1 7/12 = 12/12 7/12 = 5/12 (lima perdua belas).Bagian sisa yang 5/12 (lima perdua belas) ini lalu dibagi kepada 1 saudara laki-laki dan 4 saudara perempuan, dengan ketentuan bagian laki-laki adalah sama dengan dua kali bagian perempuan.Dengan demikian, 1 saudara laki-laki itu mendapat 2 bagian, dan 4 saudara perempuan itu masing-masing mendapat 1 bagian. Atau keempat saudara perempuan itu secara bersama mendapat 4 bagian. Maka didapat bilangan pembagi (penyebut), yaitu 6 (enam), hasil penjumlahan dari 2 ditambah 4.Maka bagian saudara laki-laki sekandung adalah 2/6 dari 5/12 = 2/6 x 5/12 = 10/72 = 5/36 (lima per tiga puluh enam).Adapun bagian 4 orang saudara perempuan sekandung secara bersama adalah 4/6 dari 5/12 = 4/6 x 5/12 = 20/72 = 10/36 (sepuluh per tiga puluh enam). Atau masing-masing saudara perempuan sekandung mendapat = X 20/72 = 5/72 (lima per tujuh puluh dua).Kesimpulannya adalah sebagai berikut :Isteri mendapat (seperempat), atau 25%.Ayah mendapat 1/6 (seperenam), atau 16,7%.Ibu juga mendapat 1/6 (seperenam), atau 16,7%.Satu orang saudara laki-laki sekandung mendapat 5/36 (lima per tiga puluh enam), atau 13,8%.Empat orang saudara perempuan sekandung secara bersama mendapat 10/36 (sepuluh per tiga puluh enam), atau 27,7%. Atau masing-masing saudara perempuan sekandung mendapat mendapat 5/72 (lima per tujuh puluh dua), atau 6,94%.Maka bagian anak perempuan tersebut (misalkan namanya A) = 1 bagian. Bagian anak laki-laki pertama (misal namanya B) = 2 bagian, dan bagian anak laki-laki kedua (misalnya namanya C) = 2 bagian. Maka harta ashabah tadi (7/8) akan dibagi menjadi 5 bagian (dari penjumlahan 1 + 2 + 2). Atau penyebutnya adalah 5.Jadi bagian A= 1/5 dari 7/8 = 1/5 X 7/8 = 7/40 (tujuh perempatpuluh). Bagian B = 2/5 dari 7/8 = 2/5 X 7/8 = 14/40 (empat belas perempatpuluh). Bagian C sama dengan bagian B = 2/5 X 7/8 = 14/40 (empat belas perempatpuluh).Berdasarkan perhitungan di atas, maka bagian isteri = 1/8 X Rp 80 juta = Rp 10 juta. Bagian A (anak perempuan) = 7/40 x Rp 80 juta = Rp 14 juta. Sedang bagian B dan C (dua anak laki-laki) masing-masing = 14/40 x Rp 80 juta = Rp 28 juta.