Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014
date post
19-Jul-2015Category
Social Media
view
424download
1
Embed Size (px)
Transcript of Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014
30 WARTA Ditjen PP dan PL
1 WARTA Ditjen PP dan PL
SUSUNAN REDAKSI
PENANGGUNG JAWAB : Sri Handini, SH, MH, M.Kes | REDAKTUR : drg. Yossy Agustina, MH.Kes, dr. Ita Dahlia, MH.Kes, Imam
Setiaji, SH | EDITOR/PENYUNTING : Risma, SKM, dr. Romadona Triada, Muji Yuswanto, S.Kom | DESIGN GRAFIS dan
FOTOGRAFER : Devy Nurdiansyah, AMKL, Bukhari Iskandar, SKM, Sri Sukarsih, Amd, Putri Kusumawardani, ST, Eriana
Sitompul | SEKRETARIAT : Dewi Nurul Triastuti, SKM, Firman Septiadi, SKM, Indah Nuraprilyanti, SKM, Aditya Pratama,
SI.Kom, Ni Nengah Yustina, SKM, Ira Vitria Sari, SE, Nurul Badriyah, SKM, Frans Landi, SKM, Budi Hermawan, Amd, Hastha
Meytha, SST, S.Si, Rizky Ndry Anggoro, SH, Rr. Tri Hastati | ALAMAT REDAKSI : Bagian Hukormas, Gedung A Direktorat
Jenderal PP dan PL Kementerian Kesehatan, Jl. Percetakan Negara No.29 Jakarta Pusat 10560 | TELEPON : 021-4247608 |
FAKSIMILI : 021-4207087 | EMAIL : [email protected], [email protected] | WEBSITE : www.pppl.depkes.go.id
REDAKSI MENERIMA NASKAH DARI PEMBACA, DAPAT DIKIRIM KE ALAMAT EMAIL: [email protected]
SALAM REDAKSI
M erebaknya kasus ebola
di Afrika kini sudah
merambah hingga lintas
benua. Hal ini
mengakibatkan Indonesia khususnya
Kementerian Kesehatan perlu waspada
dengan virus yang mematikan ini,
karena saat ini semakin banyak warga
negara Indonesia yang datang maupun
bepergian ke luar negeri, seperti TKI
maupun jemaah haji/umrah.
Kantor Kesehatan Pelabuhan
sebagai cegah tangkal penyakit di
pintu masuk negara bekerjasama
dengan instansi terkait, telah
menempatkan alat khusus pendeteksi
suhu tubuh yang dipasang di bandar
udara serta beberapa pelabuhan yang
memiliki akses langsung dengan
negara luar. Selain itu, disiapkan juga
petugas deteksi yang telah dilengkapi
alat khusus untuk mendeteksi
penumpang yang kemungkinan
terjangkit ebola. Hal ini yang kami
angkat dalam rubrik Warta Utama.
Indonesia memang tidak
menghadapi wabah virus mematikan
ini, namun Indonesia mengalami
betapa masalah kesehatan berdampak
pada kerugian ekonomi. Masalah
kesehatan di Indonesia yang
berdampak pada kerugian ekonomi
terkait dengan buruknya sanitasi
sehingga menimbulkan biaya untuk
kesehatan, akses yang lebih mahal
untuk air bersih dan hilangnya
pendapatan karena masuk rumah
sakit.
Persoalan sanitasi ini tidak
sepenuhnya sederhana. Untuk akses
sanitasi yang layak, Indonesia
membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Pemerintah Indonesia menargetkan,
pada 2019 mendatang seluruh wilayah
Indonesia harus memiliki akses air
minum dan sanitasi yang layak
sebagaimana tertuang dalam UU No 17
tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang 2005-
2025.
Untuk mengenal lebih dekat Dirjen
PP dan PL yang baru, kami juga
menampilkan sosok dr. H. M. Subuh,
MPPM melalui rubrik Potret. Selain itu
kami juga menyuguhkan berita-berita
menarik lainnya dalam rubrik seputar
kita dan peristiwa.
Segenap redaksi majalah WARTA PP dan PL mengucapkan Selamat Hari Natal dan Tahun Baru 2015. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak berperan dalam penerbitan majalah WARTA PP dan PL edisi II ini. Kami sadar majalah ini masih jauh dari sempurna, dan kami selalu mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan edisi mendatang. Harapan kami agar majalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Penyakit Virus Ebola
2 WARTA Ditjen PP dan PL
DAFTAR ISI
Mengulik Tentang Virus Ebola Kenali Virusnya Hindar Penyakitnya
Menghadapi Virus Ebola di Pintu Masuk Negara
Cegah Ebola Dengan CTPS
10 Tips Menghindari Infeksi dan Menanggulangi Wabah Ebola
Green Office, Bukan Sekedar Slogan!!!
Rabies Tahukah Anda?? Awas Gigitan Anjing Rabies!
Cegah Kanker Dengan Aktifitas Fisik
Integrasi Program Pelayanan TB di Era Jaminan Kesehatan Nasional
Sudah Amankah Tempat Pengelolaan Makan Kita ???
5 Bahaya Makan Roti Tawar !!!
Bawang Mentah Bagus Buat Jantung
Menkes Lantik Pejabat Eselon I Kementerian Kesehatan
Wujudkan Impian Pengembangan Laboratorium PES
Surveilans Berbasis Laboratorium untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Batasi Konsumsi Gula, Garam dan Lemak untuk Jantung Sehat
Pentingnya Keterbukaan Informasi Publik
Lokakarya Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Wabah
Bersinergi Dalam STBM Mencapai Akses Universal 2019
3 WARTA Ditjen PP dan PL
MENGULIK TENTANG MENGULIK TENTANG VIRUS EBOLAVIRUS EBOLA KENALI VIRUSNYAKENALI VIRUSNYA HINDARI PENYAKITNYAHINDARI PENYAKITNYA
S etelah merebaknya virus Mers-Cov di sejumlah negara di dunia beberapa waktu lalu, kini dunia tengah dihebohkan
dengan virus Ebola. Penyakit Virus Ebola atau Ebola Virus Disease (EVD) adalah salah satu dari banyak penyakit demam berdarah virus, yang berakibat fatal pada manusia dan primata (seperti monyet, gorila, dan simpanse).
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus dari genus Ebolavirus dan pertama kali ditemukan pada tahun 1976 di tempat yang sekarang dikenal sebagai Republik Demokratik Kongo dekat Sungai Ebola. Ada 5 sub spesies dari Ebolavirus. Empat dari lima telah menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu: Virus Ebola (Zaire Ebolavirus); Virus Sudan (Sudan Ebolavirus); Virus TAI Forest (TAI Forest Ebolavirus, sebelumnya Pantai Gading Ebolavirus); Virus Bundibugyo (Bundibugyo Ebolavirus) dan Virus Reston (Reston Ebolavirus) telah menyebabkan penyakit pada primata. Host reservoir dari Virus Ebola masih belum diketahui. Namun, berdasarkan bukti yang ada dan sifat virus yang sama, peneliti percaya bahwa kelelawar menjadi reservoir yang paling mungkin.
Tanda dan gejala Gejala penyakit dapat muncul
dimana saja dengan masa inkubasi
virus 2 sampai 21 hari, namun yang paling umum terjadi adalah sekitar 8-10 hari setelah terpapar Virus Ebola. Gejalanya berupa demam mendadak, lemah, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan. Gejala ini diikuti dengan muntah, diare, ruam, gangguan fungsi ginjal dan hati, dan dalam beberapa kasus terjadi perdarahan baik internal maupun eksternal. Penderita Ebola dapat pula dilihat dari hasil laboratorium berupa penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit, serta peningkatan enzim hati.
Cara Penularan Penyakit Virus Ebola ini ditularkan
melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh yang terkontaminasi Virus Ebola atau terpapar objek (seperti jarum suntik) yang telah terkontaminasi dengan sekresi yang terinfeksi oleh Virus Ebola.
Pemeriksaan Klinis dan
Penunjang Infeksi Virus Ebola dapat
didiagnosis di laboratorium melalui beberapa jenis tes, yaitu Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA), tes deteksi antigen, uji serum netralisasi, Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) assay, dan isolasi virus dengan kultur sel.
Tata Laksana Kasus dan Prognosis
Standar pengobatan Penyakit Virus Ebola masih terbatas pada terapi suportif, yaitu : 1. Menyeimbangkan cairan tubuh
dan elektrolit pasien 2. Mempertahankan status oksigen
dan tekanan darah 3. Memberikan pengobatan untuk
setiap komplikasi infeksi yang terjadi
Pengobatan tepat waktu pada
penderita Penyakit Virus Ebola adalah penting, karena penyakit ini sulit untuk didiagnosis secara klinis pada tahap awal infeksi. Gejala awal seperti sakit kepala dan demam tidak spesifik untuk menentukan seseorang terinfeksi. Namun jika seorang pasien memiliki gejala awal dan ada alasan kuat sehingga pasien tersebut dinyatakan sebagai suspek, pasien harus diisolasi dan petugas kesehatan harus segera mengetahui hal ini. Terapi suportif dapat dilanjutkan dengan menggunakan pakaian pelindung yang tepat sampai sampel dari pasien diuji untuk mengkonfirmasi infeksi. Sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk penyakit Virus Ebola. Beberapa vaksin masih dalam tahap pengujian, namun belum ada satu pun yang dapat digunakan untuk kasus klinis.
4 WARTA Ditjen PP dan PL
E bola Virus Disease (EVD) ditularkan melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, dan jaringan
orang yang terinfeksi, sehingga dapat menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan masyarakat karena berpotensi menyebar dan menyebabkan kematian yang tinggi ( CFR sampai 90%). Penyakit Virus Ebola adalah demam berdarah virus
yang menjadi perhatian Internasional sesuai International Health Regulation/ IHR (2005).
Berdasarkan data WHO sampai dengan tanggal 14 September 2014 terdapat 5.357 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 2.630 kasus (49,09%) yang tersebar di 5 negara Afrika Barat yaitu Guinea dengan jumlah kasus 942 orang dengan kematian 601 orang, Liberia dengan
jumlah kasus 2.710 orang dengan kematian 1.459 orang, Sierra Leone dengan jumlah kasus 1.673 orang dengan kematian 562 orang, Nigeria dengan jumlah kasus 21 orang dengan jumlah kematian 8 orang, dan Senegal dengan jumlah kasus 1 orang dengan jumlah kematian 0. Terdapat pula 62 kasus EVD dengan jumlah kematian 35 orang di Negara Democratic Republic of the Congo (DRC).
Hingga saat ini di Indonesia belum ditemukan kasus konfirmasi penyakit virus Ebola, namun dengan tingkat mobilitas (pelaku perjalanan) yang tinggi dari dan ke luar negeri menjadi salah satu potensi atau risiko masuknya virus Ebola ke tanah air. WHO telah menyatakan penyakit virus Ebola sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD) sehingga Indo