Nabi Muhammad SAW Pernah Bersabda Bahwa Islam Akan Pecah Menjadi 73 Golongan
Web viewRasulullah SAW bersabda, orang kuat itu bukanlah orang yang menang dalam peperangan kan...
-
Upload
phungtuong -
Category
Documents
-
view
223 -
download
4
Transcript of Web viewRasulullah SAW bersabda, orang kuat itu bukanlah orang yang menang dalam peperangan kan...
“Saatnya Buat pemuda, Kasih Kontribusi”
Berawal dari firman Allah akan saya mulai tulisan ini. Allah SWT telah
berfirman dalam QS.An-Nisa’: 9 yang artinya: “Dan hendaklah takut (kepada
Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah
di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap(kesejahteraan)nya. Oleh
sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
berbicara dengan tutur kata yang benar. ”{QS.An-Nisa’: 9}.
Ayat di atas menjelaskan bahwa janganlah kita meninggalkankan generasi
yang lemah, karena tonggak kejayaan akan diberikan kepada generasi penerus,
yaitu pemuda. Bila saja generasi pemuda tidak ada maka tak akan berbentuk lagi
jalan kebenaran ini, para pioneer yang kian hari kian menyusut dan melemah
terasa hampa bila pemuda tiada mendampingi perjuangan mereka. Jangan
meninggalkan generasi yang lemah maksudnya tidak hanya dalam duniawi yang
berupa kekuatan fisik, akan tetapi kekuatan hati berupa ilmu agama yang paling
utama, apabila ilmu agama dipelajari maka dunia akan mengikutinya. Ketika para
pioneer sudah usang dan harus diganti dengan yang baru maka wajiblah bagi kita
sebagai pemuda untuk tampil di depan mereka dengan membuktikan kontribusi
kita dalam segala lini. Siap mengemban amanah, siap belajar ilmu agama demi
menegakkan kejayaan islam yang pernah diraih oleh para pendahulu dan tugas
pemuda untuk mempertahankannya dan memberikan yang lebih baik lagi.
Bila kita sebagai pemuda, apa yang akan kita lakukan sebagai pemuda
dalam berkontribusi dalam membangun generasi yang semakin hari semakin
mencekam ini??? Tak dipungkiri, di akhir zaman ini sudah banyak ngakunya
pemuda akan tetapi tidak mampu memaknai arti dri pemuda itu sendiri. Dari segi
lahiriahnya pemuda itu mempunya kekuatan lebih kuat daripada yang sudah tua.
Akan tetapi, zaman sekarang kekuatan tersebut banyak yang menyalahgunakan
dalam perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran agama yang akhirnya
akan merugikan dirinya, orang lain, dan masyarakat. Kita sebagai pemuda
seharusnya mampu memberikan kontribusi positif terhadap bangsa dan agama.
Dalam tingkatan bangsa kita sebagai pemuda harus semaksimal mungkin
mengharumkan nama bangsa, dengan sikap kita sebagai pemuda generasi Robbani
maka tugas kita adalah manjaga jiwa bangsa ini agar tetap bersih, bersih dari
segala halangan. Bila kita tahu akan ilmu agama pastilah kita mampu
menyeimbangkan ilmu dunia. Bagian-bagian apa saja yang harus kita benahi gar
tidak ada kebocoran lebih jauh.
Apakah kita harus memberikan kontribusi berupa harta?? Demi
terciptanya keselarasan. Iya tentu, karena pemuda itu di anjurkan untuk menjadi
orang yang bertakwa kepada Allah SWT. Orang yang takwa ialah ia yang
menginfaqkan hartanya baik lapang maupun sempit, dan orang-orang yang
menahan amarahnya, dan memaafan (kesalahan) orang lain. Dan Allah
mencintai orang yang berbuat kebaikan. {QS.Ali-Imran: 134}. Kontribusi disini
bisa berupa harta di jalan Allah, mengamalkan hasil kajinya semaksimal mungin.
Zaman sekarang banyak terjadi pemuda-pemuda yang berkelahi karena masalah
sepele, karena tidak adanya kontrol diri maka amarah yang di nomor satukan.
Rasulullah SAW bersabda, orang kuat itu bukanlah orang yang menang dalam
peperangan kan tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan
amarahnya ketika ia sedang marah. Padahal Nabi juga bersabda, apabila ia marah
saat berdiri maka duduklah, apabila ia masih belum bisa meredakan
kemarahannya maka tidurlah. Itulah pendidikan Rasulullah bagi kita semua pada
umumnya dan pemuda pada khususnya disini. Memaafkan kesalahan orang lain
itu juga merupakan cermin pemuda yang ikut andil dalam membangun peradaban
yang baik. Terkadang memaafkan itu terbesit sifat gengsi, jika dia belum
meminta maaf saya belum memberi maaf maka konsep seperti itu harus di hapus
atau di buang dari mindset kita. Pemuda yang berkontribusi akan selalu berpikir
rasional dalam segala tindakan, karena dengan begitu ia bisa memilah dan melih
mana yang baik dan baruk, mana yang harus dilakukan dan mana yang harus
ditinggalkan demi kebaikan dirinya dan oranglain.
Pemuda muslim harus memberikan kontribusi demi tegaknya islam,
apalagi di masyarakat yang beragam corak mengenai ajaran yang dianut maka hal
tersebut adalah tantang bagi umat muslim khususnya para pemuda untuk
menegakkan kebenaran di atas kemungkaran. Yah, ini juga terjadi langsung pada
pribadi saya, hal ini terjadi di kampong saya yang memang bermacam-macam
corak yang jauh dari syariat islam. Bila saya bertanya kepada mereka kenapa
mengamalkan amalan yang tidak ada contohnya dari Nabi Muhammad SAW???
Jawaban mereka hanya satu, yaitu karena ini adalah tradisi nenek moyang yang
turun temurun dan harus dijaga serta dilestarikan, memang jawaban mereka
tentang hal tersebut sudah di jelaskan dalam firman Allah QS.Al-Baqarah: 170.
Hanya menuruti tradisi nenek moyang, padahal nenek moyang mereka beramal
tanpa ada dasar dari Al-Quran dan As-Sunnah, dari situlah hati saya tergerak dan
seakan memberontak karena benar-benar terusik dengan jawaban mereka.
Akhirnya saya pun berazzam untuk menyeru kepada mereka agar kembali ke jalan
yang lurus melalui dakwah, karena di bulan Ramadhan ini diberikan kesempatan
untuk mengisi maka saya manfaatkan untuk berdakwah melalui mimbar, saya
memaparkan tentang islam yang sebenarnya dengan berpegang teguh dengan Al-
Quran dan As-Sunnah. Sebenarnya pemuda itu mampu untuk menunjukkan
nyalinya di masyarakat luas. Akan tetapi, sampai sekarang belum bisa
berkembang seperti zaman dahulu dengan penuh perjuangan dalam menegakkan
islam, karena rasa takut dan was-was dari pemuda yang selalu menggerogoti jiwa
muda mereka sehingga tidak bisa tampil di depan masyarakat demi mensiarkan
dakwah islam ini.
Hati yang tergugah terus merasuk ke dalam relung jiwa, mata hati yang
selalu membelai cahaya illahi, inilah jalan cahaya sebagai langkah awal para
pemuda dalam berkontribusi demi Negara dan agama. Berkontribusi dengan jiwa
dan harta mereka demi meraih ridlo illahi. Mereka memberantas kemungkaran
dengan tangan mereka, dengan kekuatan jiwa muda.Tujuan mereka adalah ingin
menjadi insan mulia di jalan Allah. Berkarya dalam berbagai hal maka akan
mencetak jiwa pemuda sebagai generasi Rabbani dan menjadi pioneer sejati
dalam berdakwah karena mereka bertekad dan mengawali dalam menegakkan
islam. Selagi masih muda, selagi masih bisa berkontribusi dan mampu memberi
yang terbaik maka jangan malas kita sebagai pemuda untuk memberikan yang
terbaik untuk bangsa dan agama. Tinggal kita pilih warna-warna kehidupan
karena kehidupan ibarat kumpulan warna-warna yang siap dipilih oleh orang yang
hidup dan akan menentukan kehidupannya dalam kebaikan ataupun keburukan.
Tinggak kita mau atau tidak untuk memilih warna kebaikan itu, tinggal kita
sanggup atau tidak memberikan kontribusi yang terbaik untuk semuanya.
Pemuda adalah harapan kedepan lebih baik dengan memanfaatkan waktu
sebaik-baiknya, ia gunakan untuk kegiatan-kegiatan yang mampu menunjang
potensinya menjadi lebih baik. Memang dalam melangkah tak akan semulus jalan
raya yang lurus tanpa halangan, tak semudah membalikkan tangan. Akan tetapi,
dalam meraih kemulian itu butuh perjuangan yang tinggi dalam berjuang. Seperti
penggalan lirik lagu nasyid miliknya Saujana-Suci Sekeping Hati: Tapi jalan
kebenaran tak akan selamanya sunyi, ada ujian yang datang melanda, ada
perangkap menunggu mangsanya.Tergambar dari syair lagu tersebut sebuah
perjuangan yang memang penuh dengan rintangan. Dalam berdakwah demi
kontribusinya untuk islam ia rela mengorbankan jiwa raganya untuk islam.
Pastilah di setiap kebenaran dalam dakwah disitulah pasti muncul rintangan yang
menghadang karena tidak akan mungkin dakwah itu semudah membalikkan
tangan. Musuh yang menerkam mangsanya ibarat iman dan ujian. Di setiap iman
pasti tak akan lepas dari ujian. Mengharap senang dalam berjuang tidaklah
semudah membalikkan tangan, akan tetapi sebuah perjuangan itu butuh
pengorbanan, dan pengorbanan itu siap untuk menjadi korban walaupun jiwa dan
raga taruhannya. Didepan mata para pejuang tertancap azzam yang kuat dalam
berjihad, ia akan hidup mulia atau mati syahid. Suka dan duka sebagai pejuang di
akhir zaman adalah dua rasa yang selalu bersama yang menjadi warna-warna cinta
kepada Sang Pencipta. Harapan bertepi menjadi suatu rindu ingin bertemu
denganMu dalam kebahagiaan sebagai pejuang sejati yang membela panji-panji
islam di tengah hiruk pikuknya sandiwara dunia ini. kuatkan kaki ini dalam
melangkah sejauh mata memandang keelokan surga yang abadi, luruskan niat
dalam menolong agama Allah dan Allah pasti akan menolongmu dan meneguhkan
pendirianmu.
Pemuda yang berkontribusi adalah mereka yang tidak ragu-ragu dalam
berkorban, baik diri dan harta mereka. Sebagaimana firman Allah SWT dalam
QS. Al-Hujurat: 15
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman
kepada Allah dan RasulNya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka
berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-
orang yang benar.”{QS. Al-Hujutar: 15}. Selagi masih muda demi berkontribusi
dalam syiar islam maka dengan diri mereka ia korbankan dengan sepenuh
jiwanya. Peristiwa yang menggugah jiwa kita sebagai pemuda yang siap untuk
menjadi penerus para pendahulu kita, tepatnya di daerah mujing, Pacitan. Sebuah
binaan kajian di daerah pegunungan jauh dari kota karena hanya mendengarkan
radio hati mereka tergugah untuk mendalami ajaran agama ini dengan sebenarnya,
medan yang berat jalan yang berliku naik turun menghiasi sepanjang perjalanan
menuju kesana, belum lagi setelah sampai sana harus jalan kaki ke tempatnya
tanpa sinaran lampu, dari situ hati saya tergugah dan kagum kepada mereka
karena semangat ngajinya luar biasa, pemuda disana menjadi inspirasi saya dan
menjadi tolak ukur seberapa besarkah semangat saya dalam berkontribusi demi
islam. Alhamdulillah, dengan rasa tidak ragu dan percaya dan demi jihad secara
ikhlas saya mengisi kajian binaan disana, saya ingin memberikan kontribusi
dengan jiwa, harta, waktu saya demi tersiarnya ilmu Allah ini. Antusias mereka
yang membara membuat saya semakin percaya bahwa kebenaran islam tidak akan
ada yang mampu membendungnya.
Islam memandang posisi pemuda di masyarakat bukan menjadi kelompok
pengekor yang sekedar berfoya-foya, membuang waktu dengan aktivitas yang sia-
sia. Melainkan islam menaruh harapan yang besar kepada para pemuda untuk
menjadi pelopor dan motor penggerak dakwah islam. Pemuda adalah kelompok
masyarakat yang memilik kelebihan dinbandingkan kelompok masyarakat
lainnya, diantaranya mereka masih relative bersih dari pencemaran(baik aqidah
dan maupun pemikiran), mereka memiliki semangat yang kuat dan kemampuan
mobilitas yang tinggi. Oleh karena itu, musuh islam menyardari akan hal tersebut,
sehingga berusaha sekuat tenaga untuk menghancurkan pemuda penerus para
pendahulu. Seperti di Palestina kebanyakan yang meninggal adalah anak kecil dan
pemuda yang di masa depan nanti diharapkan meneruskan perjuangan islam
disana. Akhirnya, kita sebagai pemuda harus benar-benar menyadari tugas kita
begitu berat, tetapi apabila kita jalankan dengan niat ikhlas karena Allah SWT
maka akan tersa ringan karena kita tidak sendiri, umat islam ibarat satu bangunan
yang saling menguatkan jika kita mampu bersatu kita akan kuat dan jangan seperti
sapu lidi tanpa diikat sehingga berceceran dan muda terombang ambing oleh sifat
keduniawian. Mari kita sebagai pemuda siap memberikan kontribusi postif kepada
bangsa dan agama melalui amalan/kerja denagn didasari keiamanan atau aqidah
yang benar sesuai firman Allah: “siapakah yang lebih baik perkataannya daripada
orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal sholih dan
berkata:’Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?”(Haa
Miim:33), dan pemuda yang selalu bekerja membangun masyarakat melalui jihad
fii sabilillah. Firman Allah SWT: “Sesungguhnya kami telah menjadikan apa
yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar kami menguji mereka siapakah
diantara mereka yang terbaik perbuatannya.”{QS. Al-Kahfi: 7}, dan mereka
memahami bahwa orang yang baik adalah orang yang paling bermanfaat untuk
ummat dan masyarakat. Pemuda harus mampu mempresentasikan nilai-nilai islam
secara utuh bagi masyarakat, yaitu mereka mampu menjadi generasi hidup
qalbunya karena senantiasa dekat dengan Al-Quran dan Asunnah serta tenang
dengan dzikrullah. Bukan generasi berhati batu akibat jauh dari nilai-nilai islam.
Akan tetapi, generasi Rabbani dengan akhlaq yang harum semerbak bunga taman
firdaus dan menyusun indahnya kemulian sebagai pemuda yang ikut
andil/berkontribusi demi islam secara utuh. Wa’allahu‘alam.