7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
1/93
PENGARUH AIR PERASAN BAWANG LANANG (Allium sativum)TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH DAN
GAMBARAN HISTOLOGI PANKREAS
PADA MENCIT(Mus musculus) DIABETES MELITUS
SKRIPSI
Oleh:
IMA NADZIFA
NIM 05520018
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2010
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
2/93
PENGARUH AIR PERASAN BAWANG LANANG(Allium sativum) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH
DAN GAMBARAN HISTOLOGI PANKREAS
PADA MENCIT (Mus musculus) DIABAETES MELLITUS
SKRIPSI
Diajukan Kepada:
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)
Oleh:
IMA NADZIFA
NIM. 05520018
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2010
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
3/93
PENGARUH AIR PERASAN BAWANG LANANG
(Allium sativum) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH
DAN GAMBARAN HISTOLOGI PANKREASPADA MENCIT (Mus musculus) DIABAETES
SKRIPSI
Oleh:
IMA NADZIFA
NIM. 05520018
Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing I
Dr.drh.Bayyinatul M., M.SiNIP. 19710919 200003 2 001
Dosen Pembimbing II
Dr.Ahmad Barizi, M.ANIP. 19731212 199803 1 001
Tanggal, 15 April 2010
Mengetahui
Ketua Jurusan Biologi
Dr. Eko Budi Minarno, M.Pd
NIP. 19630114 199903 1 001
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
4/93
PENGARUH AIR PERASAN BAWANG LANANG
(Allium sativum) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH
DAN GAMBARAN HISTOLOGI PANKREASPADA MENCIT (Mus musculus) DIABAETES
SKRIPSI
Oleh:
IMA NADZIFA
NIM. 05520018
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi dan
Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)
Tanggal, 21 April 2010
Susunan Dewan Penguji : Tanda Tangan
1.PengujiUtama
: Dra. Retno Susilowati, M.Si
NIP. 19671113 199402 2 001
( )
2.Ketua : Dwi Suheriyanto, S.Si M.PNIP. 19740325 200312 1 001
( )
3.Sekretaris : Dr.drh.Bayyinatul M., M.SiNIP. 19710919 200003 2 001
( )
4.Anggota : Dr.Ahmad Barizi, M.ANIP. 19731212 199803 1 001
( )
Mengetahui dan Mengesahkan
Ketua Jurusan Biologi
Dr. Eko Budi Minarno, M.Pd
NIP. 19630114 199903 1 001
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
5/93
MOTTO
Barang siapa yang banyak bersedih makafisiknya akan mengalami sakit (HR. Ahmad)
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
6/93
PERSEMBAHAN
Quw persembahkan hasil karya ini untuk:
Bapak, ibu quwMaturnuwun bapak ibu untuk semua dukungannya,
doa nya dan kasih sayang nya
untuk abah quw
abah terimaksih untuk doa dan perhatian juga kasih sayang abah
dan maaf jika jadi jarang berkunjung ke rumah
untuk kakak-kakak quw
untuk maz irul makasih untuk semua dukungan mu n masukan2 nya,
mbak vida, mas ari, mas hadi, mbak lia makasih untuk doa nya,
adhek quw cipluk ayoo nduuk semngadh sekolah nya
buat bapak ibu selalu tersenyum dan bangga pada kita
untuk my lovely
makasi ya untuk semuanya, perhatian, support nya,
n pengertian nya juga, n mau dengerin curhat quw tyap hari
untuk sahabat-sahabat quw
sohib-sohib quw, zoro, nopret, gembreng,
maksih yaw wes di oprak-oprak meskipun lulus na plg ahir, hehe..
tante arik, dewik, elvi, zoega, zidniy, mbak luluk, mbak jazil,
afifah, ai, hilda makasih ya selama dalam pengerjaan skripsi quw kalian
semua banyak mengingatkan aquw, mbak lil yang selalu ngomel untuk
cpt2 nyelesain, maz basyar yg dah mau menggantikan popok mencit quw
disaat aquw lg sakit, mas smile yg selalu kasih masukan, makasih yaw
untuk semuanyadan untuk semua pihak yang membantu kelancaran dalam mengerjakan
skripsi ini yang gag bisa disebutin satu persatu semoga ALLAH SWT
memberikan balasan yang terbaik amiiiin
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
7/93
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat, taufiq dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si). Penulis menyadari bahwa
banyak pihak yang telah berpartisipasi dan membantu dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini, iringan doa dan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya penulis sampaikan
khususnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor Universitas Islam Negeri(UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang.
2. Prof. Drs. H. Sutiman Bambang Sumitro, SU., DSc. selaku DekanFakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana
Malik Ibrahim
Malang.
3. Dr. Eko Budi Minarno, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Biologi FakultasSains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik
Ibrahim Malang.
4. Dr.drh.Bayyinatul M., M.Si yang telah memberikan arahan bimbingakepada penulis sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.
5.
Dr.Ahmad Barizi, M.A, selaku dosen pembimbing Integrasi Sains danIslam yang selalu memberikan bimbingan kepada penulis.
6. Ir.Liliek Harianie AR. selaku dosen wali yang telah memberikanbanyak saran serta nasehat yang sangat berguna.
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
8/93
7. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik IbrahimMalang, Khususnya Segenap Dosen Jurusan Biologi Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim
Malang.
8. Bapak, Ibu dan Keluarga besarku tercinta yang dengan sepenuh hatimemberikan dukungan moril maupun spirituil serta ketulusan
do'anya sehingga penulisan skripsi dapat terselesaikan.
9. Teman-teman yang saya banggakan angkatan 2005 Jurusan BiologiFakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana
Malik Ibrahim Malang.
10.Serta semua pihak yang telah bersedia membantu demi terselesainyapenyusunan skripsi ini.
Tiada yang dapat penulis lakukan selain berdoa semoga Allah SWT
memberikan imbalan yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
dan menambah khasanah ilmu pengetahuan.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Malang
Penulis
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
9/93
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .. i
DAFTAR ISI . iii
DAFTAR TABEL . iv
DAFTAR GAMBAR . v
DAFTAR LAMPIRAN . vi
ABSTRAK . ix
BAB 1 PENDAHULUAN .. 1
1.1Latar Belakang 11.2Rumusan Masalah . 51.3Tujuan Penelitian ... 51.4Hipotesis . 61.5Manfaat Penelitian 61.6Batasan Masalah 61.7Asumsi Penelitian . 7BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1Bawang lanang (Allium sativum) .. 82.1.1 Deskripsi Tumbuhan 92.1.2 Klasifikasi Bawang lanang .. 102.1.3 Kandungan Kimia dan Manfaat Bawang Lanang .. 112.2Mencit (Mus musculus) 132.3Diabetes mellitus .. 152.3.1 Pengertian Diabetes Mellitus 152.3.2 Kriteria Diagnosis Diabetes Mellitus 162.3.3 Klasifikasi Diabetes Mellitus 182.4Patofisiologi Diabetes Mellitus 202.4.1 Pankreas dan Produksi Insulin . 202.4.2 Insulin .. 232.5Pengaturan Kadar Glukosa Darah ... 262.6Pengobatan Diabetes Mellitus 282.6.1 Obat Hiperglikemik . 292.6.2 Terapi Insulin .. 302.6.3 Pengobatan dengan Bahan Alam .. 312.7Streptozotocin 32BAB III METODE PENELITIAN .. 35
3.1Rancangan Penelitian .. 353.2Variabel Penelitian 353.3Waktu dan Tempat 353.4Populasi dan Sampel .. 363.5Alat dan Bahan .. 36
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
10/93
3.5.1 Alat . 363.5.2 Bahan ... 363.6Prosedur Kerja ... 363.6.1 Persiapan Hewan Coba 363.6.2 Pembuatan Air Perasan Bawang Lanang 373.6.3 Kegiatan Penelitian . 383.6.4 Pembuatan Preparat Sayatan Pankreas . 383.7Analisa Data .. 40BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .. 41
4.1 Kadar Glukosa Darah Mencit (Mus musculus) Diabetes 414.2 Pengamatan Histologi Pankreas . 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 56
5.1 Kesimpulan 56
5.2 Saran .. 56
DAFTAR PUSTAKA 57
LAMPIRAN ... 60
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
11/93
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Data Biologi Mencit .. 13
Tabel 4.1 Tabel 4.1 Ringkasan Hasil ANKOVA Kadar Glukosa Darah
Mencit Diabetes . 40
Tabel 4.3 Ringkasan Uji BNT Terhadap Kadar Glukosa Darah
Mencit Diabetes 40
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
12/93
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tanaman Bawang Lanang (Allium sativum)
dan Umbi Bawang Lanang (Allium sativum) .. 9
Gambar 2.2 Pankreas . 21
Gambar 2.3 Gambaran Histologi Pulau Langerhans .. 22
Gambar 2.4 Sekresi Insulin .. 24
Gambar 2.5 Homeostasis Glukosa 28
Gambar 2.6 Struktur Kimia Streptozotocin 33
Gambar 4.1 Diagram batang Nilai Rerata Perubahan Kadar Glukosa Darah
Sebelum Dan Sesudah Pemberian Air Perasan Bawang Lanang
(Allium sativum) 39
Gambar 4.2 Penampang Melintang Pankreas Kontrol Negative. 46
Gambar 4.3 Penampang Melintang Pankreas Kontrol Positif . 47
Gambar 4.4 Penampang Melintang Pankreas Dosis 1 48
Gambar 4.5 Penampang Melintang Pankreas Dosis 2 49
Gambar 4.6 Penampang Melintang Pankreas Dosis 3 ... 49
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
13/93
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kerangka Konsep Penelitian . 58
Lampiran 2. Kerangka Alur Penelitian 59
Lampiran 3. Prosedur pembuatan Air Perasan Bawang Lanang.. 60
Lampiran 4. Data Kadar Glukosa Darah (Mg/dl) Mencit Sebelum
dan Sesudah Perlakuan 21 Hari . 63
Lampiran 5. Perhitungan Analisi Kovarians (ANKOVA)
Kadar Glukosa Darah Mencit Diabetes ... 64
Lampiran 6. Skor Tingkat Kerusakan Pankreas .. 61
Lampiran 7. Hasil Uji Kruskal Wallis 62
Lampiran 8. Gambar Alat Penelitian . 71
Gambar 9. Gambar Bahan Penelitian . 71
Gambar 10. Gambar Perlakuan Penelitian .. 73
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
14/93
ABSTRAK
Nadzifa, Ima.2010. Pengaruh Air Perasan Bawang Lanang (Allium sativum)Terhadap Kadar Glukosa Darah dan Gambaran Histologi
Pankreas Mencit (Mus musculus) Diabetes Mellitus. Skripsi.Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas IslamNegeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
Pembimbing : Dr.drh.Bayyinatul Muchtaromah., M.Si dan Dr.Ahmad Barizi,M.A
Kata kunci: Diabetes Mellitus, Allium sativum, Histologi Pankreas
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit yang melibatkan
hormon endrokin pankreas, antara lain insulin dan glukagon. Manifestasiutamanya mencakup gangguan metabolisme lipid, karbohidrat, dan proteinyang pada akhirnya merangsang terjadinya hiperglikemia, kondisihiperglikemia tersebut akan berkembang menjadi diabetes mellitus denganberbagai macam bentuk komplikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui pengaruh pemberian air perasan bawang lanang (Alliumsativum) terhadap kadar glukosa darah dan histologi pankreas mencit (Musmusculus) diabetes yang diinduksi menggunakan streptozotocin.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental denganmenggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5ulangan, perlakuan yang digunakan adalah mencit kontrol negatif (tanpaperlakuan), mencit kontrol positif (diabetes tanpa pemberian air perasan
bawang lanang) dan mencit diabetes yang diberi air perasan bawang lanangdengan 3 dosis yang berbeda, (dosis I= 5%, dosis II=10% dan dosis=III 15% )Data di analisis dengan kovarians (ANKOVA) jika menunjukkan beda nyata,maka diuji lanjut dengan uji BNT 5%, untuk mengetahui derajat insulitis skor= 0, jika tidak terdapat kerusakan. Nilai skor = 1 jika terdapat kerusakan,nilai skor = 2 untuk kerusakan, dan nilai skor = 3 untuk kerusakan lebihdari dari islet. Kemudian data skor tingkat kerusakan islet pankreasdianalisis dengan non-parametrikKruskal Wallis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pemberian airperasan bawang lanang (Allium sativum) mampu menurunkan kadar glukosadarah mencit (Mus musculus) diabetes yang diinduksi dengan streptozotocin.
Kadar glukosa darah mencit diabetes kelompok perlakuan air perasanbawang lanang (dosis I,II,III) kembali normal. Perbaikan struktur isletpankreas tampak pada kelompok perlakuan jika dibandingkan dengankelompok mencit diabetes kontrol positif, hal tersebut dapat diketahui dariskor kerusakan pankreas setiap preparat
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
15/93
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar BelakangAllah menciptakan segala apa yang ada di alam ini dalam keadaan
seimbang. Tubuh manusia diciptakan dalam keadaan yang seimbang
sebagaimana yang difirmankan dalam surat Al-Infithar ayat 7 berikut ini:
%
!$#y7s)n=yzy71
|sy7s9yys
Artinya: Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan
kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang
(Qs. Al-Infithar/82:7)
Keseimbangan dalam tubuh manusia yang dimaksud dalam ayat di
atas adalah tidak hanya bentuk dan fungsinya saja melainkan juga proses
metabolisme tubuh yang terjadi di dalam tubuh. Mekanisme tubuh makhluk
hidup berjalan dengan sempurna dengan keseimbangan terjaga,
keseimbangan atau homeostasis ini diatur oleh system yang saling bekerja
sama. Dalam ilmu fisiologi, keseimbangan sangat penting dalam semua
mekanisme tubuh, termasuk dalam keseimbangan kadar glukosa dalam
darah yang berperan penting dalam aktifitas hidup seluruh sel tubuh. Jika
kesimbangan ini terganggu dapat menyebabkan datangnya penyakit.
Meningkatnya pendapatan perkapita dan perubahaan gaya hidup
terutama di kota besar menyebabkan naiknya angka kekerapan penyakit
degeneratif, salah satunya adalah diabetes mellitus (DM). Di Indonesia,
penderita diabetes diperkirakan 3 juta orang atau 1,5% dari 200 juta
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
16/93
penduduk. Bahkan pada 2020 mendatang diperkirakan ada sekitar 3,5 juta
pasien DM di Indonesia (Depkes, 2008)
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit fisiologis berupa
perubahan homeostasis glukosa yang menyebabkan kadar glukosa plasma
darah di atas normal, perubahan tersebut melibatkan kelenjar endokrin
pankreas antara lain hormon insulin dan glukagon. Kelainan ini akibat
gangguan sekresi insulin oleh sel pankreas atau gangguan produksi,
gangguan pengambilan glukosa darah oleh sel otot dan sel hati, atau produksi
glukosa berlebihan dari hati (Maher, 2000).
Dalam keadaan normal jika kadar gula darah naik maka insulin akan
dikeluarkan dari kelenjar pankreas dan masuk ke dalam aliran darah. Dalam
aliran darah insulin akan menuju sel target, yaitu 50% ke hati, 10%-20% ke
ginjal dan 30%-40% bekerja pada sel darah, otot, dan jaringan lemak. Jika
terjadi penurunan efektifitas insulin seperti yang sering terjadi pada orang-
orang gemuk, maka sebagian glukosa darah tidak dapat masuk ke dalam
jaringan tubuh, dan akibatnya glukosa darah tetap tinggi (Dalimartha, 2007).
Soegondo (2005) menyatakan penyakit diabetes tidak mempunyai
gejala fisik khusus, sehingga penderita tidak menyadari datangnya penyakit
ini. Gejala lain yang timbul pada penderita antara lain penglihatan kabur
hingga mengakibatkan kebutaan, luka yang lama sembuh, infeksi jamur pada
saluran reproduksi perempuan, dan impotensi pada pria.
Streptozotocin merupakan derivate nitrosuria yang diisolasi dari
streptomyces achromogenes yang mempunyai aktivitas antineoplasma dan
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
17/93
antibiotik spectrum luas. Streptozotocin dapat secara langsung merusak sel
pankreas atau menimbulkan proses autoimun terhadap sel sehingga lebih
banyak digunakan dalam pembuatan hewan uji DM (Rowland dan Bellush;
1989; Rees dan Alcolado,2005; dalam Nugroho, 2006)
Setiap penyakit pastilah ada obat karena Allah tidak akan
menurunkan penyakit tanpa ada obat nya, seperti yang dijelaskan pada
hadist Rasulluloh SAW:
Artinya: Masing-masing penyakit pasti ada obat nya. Kalau obat sudah
mengenai penyakit, penyakit itu pasti akan sembuh dengan
izin Allah (HR. Ahmad dan Hakim).
Ketika manusia terkena suatu penyakit, maka orang tersebut tidak
diperbolehkan untuk berputus asa, atau hanya pasrah dan bersabar
menerima cobaan tanpa berusaha mencari obat, karena sesungguhnya allah
menurunkan obat untuk setiap penyakit.
Rosululloh mengkaitkan ketepatan obat dan dosis yang tepat untuk
menyembuhkan suatu penyakit. Sebaliknya jika obat diberikan melebihi
dosis atau tidak sesuai dengan penyakitnya dapat menimbulkan jenis
penyakit lain.
Terapi DM diberikan kepada penderita dengan target minimal dapat
menurunkan kadar glukosa darah menjadi normal, selain itu terapi DM juga
diharapkan dapat mengurangi resiko komplikasi kardiovaskuler (Lee, 2000
dalam Hernawan, 2004).
Bentuk terapi yang dapat diberikan dengan pengobatan dan
perbaikan gaya hidup, terapi pengobatan DM dapat dilakukan dengan
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
18/93
menggunakan obat-obatan kimiawi sintetik maupun ramuan tradisional (Lee
et al., 2000 dalam Hernawan 2004), mahalnya pengobatan medis
menyebabkan masyarakat mencari pengobatan tradisional yang alami dan
relatif murah atau bahkan tanpa mengeluarkan biaya. Tumbuhan obat
terbukti merupakan salah satu sumber bagi bahan baku obat anti diabetes
mellitus karena di dalamnya terdapat senyawa antidiabetes seperti christinin
A, xanthone, bellidifolin, SACS (S-allyl cysteinesulphoxide), thysanolacton dll.
Beberapa tanaman yang sering digunakan diantaranya adalah tapak dara,
kumis kucing, sambiloto, buah, buah pare, bawang putih dan sebagainya
(Suharmiati, 2003).
Tanaman telah lama kita ketahui merupakan salah satu sumber daya
yang sangat penting dalam upaya pengobatan dan upaya mempertahankan
kesehatan masyarakat. Menurut perkiraan badan kesehatan dunia (WHO), 80%
penduduk dunia masih menggantungkan pada pengobatan tradisional termasuk
penggunaan obat yang berasal dari tanaman. Sampai saat ini, satu per-empat
dari obat-obat modern yang beredar di dunia berasal dari bahan aktif yang
diisolasi dan dikembangkan dari tanaman. Indonesia yang dikenal sebagai salah
satu dari 7 negara yang keanekaragaman hayatinya terbesar ke-2, sangat
potensial dalam mengembangkan obat herbal yang berbasis pada tanaman obat
kita sendiri. Tumbuhan tersebut menghasilkan metabolit sekunder dengan
struktur molekul dan aktivitas biologik yang beraneka ragam, memiliki potensi
yang sangat baik untuk dikembangkan menjadi obat berbagai penyakit (Radji,
2005)
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
19/93
Masyarakat banyak yang percaya akan khasiat dan manfaat bawang
putih, tetapi sedikit diantara mereka yang mengetahui alasan ilmiah dibalik
kemanjurannya. Bawang putih (Aliumsativum L.) termasuk tanaman rempah
yang mempunyai nilai ekonomis tinggi selain sebagai bumbu masakan juga
dapat digunakan sebagai obat berbagai jenis penyakit diantaranya obat
hipertensi, penyakit jantung, diabetes, kanker dan lain-lain. Sebagai obat,
masyarakat lebih banyak memilih bawang lanang sebagai obat dari pada
bawang putih yang umum digunakan sebagai bumbu masakan karena
dianggap lebih berkhasiat (Syamsiah dan tahudin, 2003).
Bawang lanang (Allium sativum) yang merupakan salah satu
keanekaragaman hayati di Indonesia sudah banyak digunakan sebagai obat
tradisional, bawang lanang mempunyai kandungan kimia yaitu unsur sulfur,
Sulfur merupakan komponen penting yang terkandung dalam bawang putih
(Sunnarto dan Pikir, 1995). Kandungan alisin dan allin diduga berpotensi
sebagai alternatif pengobatan bagi penderita diabetes mellitus dengan
perangsangan pankreas untuk mengeluarkan sekret insulinnya lebih banyak
(Barnejje, 2003). Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang pengaruh
bawang lanang terhadap glukosa darah dan gambaran histologi pankreas
mencit diabetes yang diinduksi streptozotocin.
1.2Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang
menjadi inti penelitian ini adalah: apakah pemberian air perasan bawang
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
20/93
lanang (Alium sativum. L) berpengaruh terhadap kadar glukosa darah dan
histologi pankreas mencit (Mus musculus) diabetes yang diinduksi dengan
streptozotocin?.
1.3TujuanTujuan dari penelitian ini adalah: mengetahui pengaruh pemberian air
perasan bawang lanang (Alium sativum) terhadap glukosa darah dan
histologi pankreas pada mencit (Mus musculus) diabetes yang diinduksi
dengan streptozotocin.
1.4Hipotesis PenelitianPemberian air perasan bawang putih (Allium sativum) berpengaruh
terhadap glukosa darah dan gambaran histologi pankreas pada mencit (Mus
musculus) diabetes yang diinduksi dengan streptozotocin.
1.5Manfaat Penelitian1. Mendapat kejelasan tentang pengaruh pemberian air perasan bawang
lanang terhadap kadar glukosa darah
2. Sebagai dasar untuk pengembangan ilmu dan penelitian lebih lanjutyang terkait dengan bawang lanang
3. Memanfaatkan bahan alam yang tersedia di masyarakat yang sangatterjangkau untuk pencegahan dan terapi alternatif khususnya bagi
penderita diabetes mellitus
1.6Batasan Masalah
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
21/93
1. Induksi streptozotocin dengan dosis tunggal 30mg/kg BB mencit2. Bawang lanang yang digunakan berasal dari petani di Ranu pane,
Semeru
3. Dosis uji yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada ujipendahuluan yang dilakukan pada penelitian sebelumnya
4. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah kadar glukosa darahsebelum dan sesudah perlakuan pemberian air perasan bawang
lanang dan gambaran histologi pankreas mencit(Mus musculus).
5. Kadar glukosa darah diukur dengan menggunakan glukometer
1.7Asumsi PenelitianPeralatan, suhu dan perawatan hewan serta umur hewan dalam
penelitian ini diasumsikan sama.
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
22/93
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Bawang Putih Lanang
Salah satu bentuk ciptaan allah yang ada dibumi ini adalah
diciptakannya berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang sangat bermanfaat
bagi semua hamba-NYA khusus nya bagi manusia sebagaimana di jelaskan
pada surat Asy-Syuaraa ayat 7 disebutkan:
s9ur&(# ttn
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
23/93
dan banyak persamaannya (Rossidy, 2008).
Dari ayat ini diharapkan dapat memperhatikan dan dan mempelajari
bahwa segala sesuatu yang datang dari allah mendatangkan manfaat tak ada
yang sia-sia, dan apa yang telah di datangkan Allah diharapkan untuk semua
makhluk bersukur terutama adalah manusia harus selalu bersukur.
2.1.1 Deskripsi Tumbuhan
Bawang putih (Alliumsativum) adalah herba semusim berumpun yang
mempunyai ketinggian sekitar 60 cm. Tanaman ini banyak ditanam di
ladang-ladang di daerah pegunungan yang cukup mendapat sinar matahari.
Batangnya semu dan berwarna hijau. Bagian bawahnya bersiung-siung,
bergabung menjadi umbi besar berwarna putih, tiap siung terbungkus kulit
tipis. Daunnya berbentuk pita (pipih memanjang), tepi rata, ujung runcing,
beralur, panjang 60 cm dan lebar 1,5 cm. Berakar serabut. Bunganya
berwarna putih, bertangkai panjang dan bentuknya paying (Wibowo, 2007).
Gambar 2.5 Tanaman bawang lanang dan umbi bawang lanang
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
24/93
(Syamsiyah dan Tajudin, 2005).
Bawang lanang sebenarnya merupakan varietas yang terbentuk tidak
sengaja karena lingkungan penanaman yang tidak cocok. Bawang lanang
pertama kali ditemukan di daerah Sarangan, Magetan, Jawa Timur. Umbi dari
tanaman ini hanya berisi satu umbi utuh yang kecil. Hal ini disebabkan
karena gagalnya pembentukan tunas utama di tajuk dan menekan
pembentukan tunas-tunas bakal siung, daun yang biasanya membungkus
siung-siung hanya mampu membungkus umbi utuh, sehingga kulit umbi utuh
lebih tebal daripada kulit luar umbi yang bersiung (Syamsiah dan Tajudin,
2005)
2.5.2 klasifikasi Bawang Putih Lanang
Bawang lanang merupakan varietas bawang putih yang terbentuk
tidak sengaja karena lingkungan penanaman yang tidak cocok, umbi dari
tanaman ini hanya berisi satu umbi utuh yang kecil.
Menurut Dasuki dalam Savitri (2008), klasifikasi bawang putih adalah:
Divisi : spermatophyteSub divisi : Angiospermai
Kelas: monocotyledonaeBangsa : liliales
Suku: liliaceaeMarga :Allium
Spesies :Alliumsativum L
Bawang lanang merupakan keanekaragaman hayati yang dimiliki
Indonesia, dijelaskan dalam Al-Quran bahwa bawang putih termasuk
rempah-rempah yang mampu menjadi obat dari beberapa penyakit salah
satunya adalah diabetes.
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
25/93
)uF=%4yts9u94n?t5$ys7nu$$s$os9/ul$us9$M6.?F{$#.$y=)t/$y!$V% u$yu$pyt u$y=|t/u........
Artinya: Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, Kami
tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. sebab itu
mohonkanlah untuk Kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan
bagi Kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, Yaitu sayur-mayurnya,
ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang
merahnya". (Q.s Al-baqoroh/2: 61)
2.1.3 Kandungan Kimia dan Manfaat Bawang LanangKomponen utama bawang putih tidak berbau disebut komplek
sativumin, yang diabsorbsi oleh glukosa dalam bentuk aslinya untuk
mencegah proses dekomposisi. Dekomposisi komplek sativumin akan
menghasilkan bau khas yang tidak sedap dari allyl sulfide, allyl disulfide, allyl
mercaptane, alun allicin (dan alliin). Komponen kimia ini mengandung unsur
sulfur, Sulfur merupakan komponen penting yang terkandung dalam bawang
putih (Sunnarto dan Pikir, 1995).
Metabolit sekunder yang terkandung di dalam umbi bawang putih
membentuk suatu sistem kimiawi yang kompleks serta merupakan
mekanisme pertahanan diri dari kerusakan akibat mikroorganisme dan
faktor eksternal lainnya. Sistem tersebut juga ikut berperan dalam proses
perkembangbiakan tanaman melalui pembentukan tunas (Amagase et al.,
2001). Sebagaimana kebanyakan tumbuhan lain, bawang putih mengandung
lebih dari 100 metabolit sekunder yang secara biologi sangat berguna
(Challem, 1995). Senyawa ini kebanyakan mengandung belerang yang
bertanggungjawab atas rasa, aroma, dan sifat-sifat farmakologi bawang putih
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
26/93
(Ellmore dan Fekldberg, 1994). Dua senyawa organosulfur paling penting
dalam umbi bawang putih, yaitu asam amino non-volatil -glutamil-
Salk(en)il-L-sistein dan minyak atsiri S-alk(en)ilsistein sulfoksida atau alliin
(Barneje et.,al, 2002).
Tiap 100 gram umbi bawang putih mengandung kandungan kimia
60,9-67% air, 95-122 kalori, 26-42 mg, saltivine yang mampu mempercepat
pertumbuhan sel dan jaringan serta merangsang susunan sel, 60-120 mg
organsulfur, protein 4,5-7 g, lemak 0,2-0,3 g, karbohidrat 23,1-24,6 g, fosfor
15-109 mg, zat besi 1,4-1,5 mg, vitamin A,B dan C, kalium 346-377 mg,
selenium dan scordinin (Wibowo, 2007).
Penggunaan bawang putih sebagai obat tradisional telah lama dikenal
diberbagai Negara. Para pakar kesehatan secara konsisten mencari informasi
khasiat bawang putih melalui penelitian faramakologi laboratori yang
sistematis, pengembangan secara sistematis perlu dilakukan agar
pemanfaatan dan khasiat bawang putih dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah (Rukmana, 1994).
Bawang putih digunakan sebagai obat diduga karena kombinasi
senyawa alisin dan scordinin. Alisin berfungsi sebagai antibiotic alami dan
scordinin memiliki kemampuan meningkatkan daya tubuh dalam
pertumbuhan tubuh (Syamsiah dan Tajudin, 2005).
Hernawan dan Setyana (2003) mengatakan berbagai penelitian yang
telah dikembangkan untuk mengeksplorasi aktifitas biologi umbi bawang
putih yang terkait dengan farmakologi antara lain; sebagai anti-diabetes,
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
27/93
anti-hipertensi, anti-kolesterol, anti-atherosklorosis, anti-oksidan, anti-
agregasi sel platelet. Pemacu fibrinolosis, anti-virus, anti-mikroba dan anti-
kanker.
2.2 Data Biologis mencit!$#ut,n=y{.7/!# yi&!$(]st4n?tt/]ut4n?t,s#_]ut#n?t8t/r&4,=s!$#$t!$to4)!$#4n?te2&xs%
Artinya: Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air,
Maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan
sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalandengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya,
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS.An-nuur:45)
Rossidy (2008) menjelaskan ayat di atas menggambarkan tentang
sebagian cara hewan berjalan. Ada yang berjalan dengan perutnya, ada yang
berjalan dengn kaki dan diantara hewan yang berjalan dengan kakinya
tersebut, ada yang berkaki dua dan ada yang berkaki empat. Sebagian
berkaki enam bahkan ada hewan yang memiliki kaki lebih dari enam.
Penjelasan dari surat An-Nuur ayat 45 tersebut tentang macam-
macam hewan yang meliputi:
a. Hewan melata dengan perutnya, yaitu: belut, ular, cacing, bekicot,
lele.
b. Hewan melata dengan 2 kaki, yaitu: ayam, burung dara, merpati,
puyuh, bebek.
c. Hewan melata dengan 4 kaki, yaitu: tikus putih, mencit, hamster, cicak,
beruang, kambing, sapi, domba, anjing, unta, singa, gajah, jerapah.
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
28/93
Mencit merupakan salah satu hewan darat yang berkaki empat yang
telah diciptakan oleh Allah dan telah membawa manfaat yang banyak, salah
satunya dalam proses penelitian sebagai hewan coba, mencit termasuk dalam
genus Mus, sub family murinae, family muridae, orderrodentia. Mencit yang
sudah dipelihara di laboratorium sebenarnya masih satu family dengan
mencit liar. Sedangkan mencit yang paling sering dipakai untuk penelitian
biomedis adalah Mus musculus. Berbeda dengan hewan-hewan lainnya,
mencit tidak memiliki kelenjar keringat. Pada umur empat minggu berat
badannya mencapai 18-20 gram. Jantung terdiri dari empat ruang dengan
dinding atrium yang tipis dan dinding ventrikel yang lebih tebal. Hewan ini
memiliki karakter lebih aktif pada malam hari daripada siang hari. Diantara
spesies-spesies hewan lainnya, mencitlah yang paling banyak digunakan
untuk tujuan penelitian medis (60-80%) karena murah dan mudah
berkembang biak. Hewan ini memiliki karakter lebih aktif pada malam hari
daripada siang hari. (Kusumawati, 2004).
Mencit dipilih menjadi subyek eksperimental sebagai bentuk
relevansinya pada manusia. Walaupun mencit mempunyai struktur fisik dan
antomi yang jelas berbeda dengan manusia, tetapi mencit adalah hewan
mamalia yang mempunyai beberapa ciri fisiologi dan biokimia yang hampir
menyerupai manusia terutama dalam aspek metabolisme glukosa melalui
perantaraan hormon insulin. Disamping itu, mempunyai jarak gestasi yang
pendek untuk berkembang biak (Syahrin, 2006).
Klasifikasi mencit adalah sebagai berikut:
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
29/93
Kerajaan : AnimaliaFilum : chordate
Kelas : mamalia
Ordo : RodentiaFamily : muridae
Subfamily: murinaeGenus : mus
Spesies:Musmusculus
Tabel 2.1 data biologis mencitKriteria Jumlah
Berat badan(jantan)Lama hidupTemperature tubuhKebutuhan minumKebutuhan makanPubertasGlukosaKolesterolSGOTSGPT
20-40 gram1-3 tahun
36,5oCad libitum4-5 g/hari28-49 hari
62,8-176 mg/dl26,0-82,4
mg/dl23,2-48,4 IU/I2,10-23,8 IU/I
Sumber: Kusumowati 2004
:
Artinya : : Satu kaum dari Bani Israil telah hilang lenyap tanpa
diketahui sebab apa yang dikerjakan dan tidak terlihat kecuali (dalam
bentuk) tikus. Tidaklah kamu lihat jika (tikus itu) diberi susu unta ia tidak
meminumnya, tetapi jika diberi susu kambing ia meminumnya (HR. Bukhari
& Muslim)
Hadits tersebut menyatakan bahwajika (tikus itu) diberi susu unta ia
tidak meminumnya, tetapi jika diberi susu kambing ia meminumnya, hal
tersebut mengisyaratkan tentang sifat dari seekor tikus yang bisa memilih
makanan yang lebih disukai. Ini terbukti dengan pemberian pellet biasa dan
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
30/93
pellet yang memiliki kandungan jagung lebih banyak mencit lebih menyukai
pellet yang memiliki kandungan jagung yang lebih banyak.
2.3 Diabetes Mellitus
2.3.1 Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes berasal dari bahasa yunani yaitu diabts yang berarti pipa
air melengkung (syphon). Diabetes dinyatakan sebagai keadaan di mana
terjadi produksi urin yang melimpah pada penderita (Lawrence, 1994).
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit yang melibatkan hormon
endrokin pankreas, antara lain insulin dan glukagon. Manifestasi utamanya
mencakup gangguan metabolisme lipid, karbohidrat, dan protein yang pada
akhirnya merangsang terjadinya hiperglikemia, kondisi hiperglikemia ini
tersebut akan berkembang menjadi diabetes mellitus dengan berbagai
macam bentuk komplikasi (Nugroho, 2006).
Diabetes mellitus menurut Price (1995) adalah gangguan
metabolisme yang secara genetik dan klinis termasuk heterogen dengan
manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat, sedangkan khan (1995)
memberi definisi diabetes mellitus sebagai sindrom kompleks yang terkait
dengan metabolism karbohidrat, lemak dan protein dengan ciri-ciri
hiperglikemik dan gangguan metabolisme glukosa, serta terkait secara
patologis dengan komplikasi mikrovaskuler yang spesifik, peyakit
mikrovaskuler sekunder pada perkembangan aterosklerosis dan beberapa
komplikasi yang lain meliputi neuropati komplikasi dengan kehamilan, dan
memperparah kondisi infeksi
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
31/93
2.3.2 Kriteria Diagnosis Diabetes Mellitus
Tindakan diagnosis dilakukan untuk menentukan apakah seseorang
telah menderita penyakit DM atau belum. Diagnosis umumnya dilakukan
berdasarkan keluhan penderita yang khas dan adanya peningkatan kadar
glukosa darah yang ditentukan berdasarkan pemeriksaan laboratorium yang
dilakukan (Dalimartha, 2007). Pemeriksaan laboratorium yang terpenting
adalah pemeriksaan test toleransi glukosa oral standard WHO, pemeriksaan
Glukohemoglobin dan fruktosamin, serta pemeriksaan insulin, c-peptide, dan
insulin-anti bodi (Scoebi. 2007).
Pada awalnya gejala diabetes mellitus bisa muncul tiba-tiba pada anak
dan orang dewasa muda. Namun, pada orang dewasa tua (>40 tahun) gejala
dapat mucul tanpa disadari. Mereka umumnya baru mengidap diabetes
mellitus pada saat pemeriksaan kesehatan (Dalimarta,2007). Diabetes
mellitus dapat diprediksi dari kadar glukosa darah penderita, American
Diabetes Association (2006) menetapkan kriteria kadar glukosa diabetes
dengan pengukukuran glukosa darah sewaktu >200 mg/dl, glukosa darah
puasa 126 mg/dl, dan kadar glukosa darah dua jam setelah dilakukan tes
toleransi glukosa dengan beban glukosa 75 gram adalah 200 mg/dl (Scobie,
2007). Sementara itu, sesuai dengan konsensus pengelolaan diabetes
mellitus di Indonesia menurut Dr.shidartawan soegondo, diabetes mellitus
ditetapkan pada pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu mencapai 200
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
32/93
mg/dl atau lebih pada pemeriksaan sewaktu atau kadar glukosa darah puasa
mencapai 126 mg/dl (kompas 2005).
Gejala klasik diabetes mellitus disebabkan oleh kelainan metabolisme
glukosa. Kurangnya aktivitas insulin menyebabkan kegagalan pemindahan
glukosa dari plasma ke dalam sel. Tubuh merespon dengan stimulasi
glikogenolisis, glukoneogenesis dan lipolisis yang menghasilkan badan keton.
Glukosa yang diserap ketika makan tidak dimetabolisme dengan kecepatan
normal sehingga terkumpul didalam darah (hiperglikemia) dan disekresi ke
dalam urine (glikosuria) dan menyebabkan diuresis osmotik sehingga
meningkatkan produksi urine (poliuria). Kehilangan cairan dan
hiperglikemia meningkatkan osmolaritas plasma, yang merangsang pusat
rasa haus (polidipsia) (Chandrasoma, 2005).
2.3.3 Klasifikasi Diabetes MellitusDiabetes mellitus dibagi menjadi 2 kategori berdasarkan sekresi
insulin endogen untuk mencegah munculnya ketoasidosis yaitu, DM tipe I,
yaitu Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM, insulin dependent diabetes
mellitus) dan DM tipe II yaitu diabetes mellitus yang tidak tergantung insulin
(NIDDM, non insulin dependent diabetes meliitus) (Kahn, 1995)
a. Diabetes mellitus tipe I adalah penderita yang tergantung olehsuntikan insulin, jika insulin tidak ada, hasil dari penghancuran lemak
dan otot akan menumpuk dalam darah dan menghasilkan zat yang
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
33/93
disebutketon yang akan menyebabkan terjadianya ketoasidosis koma
(Bilous, 2003).
Pada DM tipe 1 kadar glukosa darah sangat tinggi tetapi tubuh tidak
dapat memanfaatkannya secara optimal untuk membentuk energi,
energi diperoleh melalui peningkatan katabolisme protein dan lemak,
dengan kondisi tersebut terjadi perangsangan lipolisis serta
peningkatan kadar asam lemak bebas dan gliserol darah. Dalam hal ini
terjadi peningkatan produksi asteil-KoA oleh hati dan akan diubah
menjadi asam asetosetat dan direduksi menjadi asam -
hidroksibutirat atau mengalami dekarboksilasi menjadi aseton.
Diabetes mellitus tipe I juga disebabkan oleh degenerasi sel
langerhans pankreas akibat infeksi virus atau pemberian senyawa
toksin diabetogenik (streptozotocin atau alloksan), atau secara genetik
yang mengakibatkan produksi insulin sangat rendah atau berhenti
sama sekali. Hal ini mengakibatkan penurunan pemasukan glukosa
dalam otot dan jaringan adiposa (Lawrence, 1994; Nugroho, 2006).
b. Diabetes mellitus tipe IIPenderita diabetes tipe II tdak tergantung insulin (non-insulin
dependent diabetes mellitus) kebanyakan timbul pada usia 40 tahun
(Dalimartha. 2007). Pada diabetes tipe II ditandai dengan kelainan
dalam sekresei insulin maupun kerja insulin. Pankreas masih relatif
cukup mengahsilkan insulin tetapi insulin yang ada bekerja kurang
sempurna karena adanya resistensi insulin (adanya efek respon
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
34/93
jaringan terhadap insulin) yang melibatkan reseptor insulin di
membran sel yang mengakibatkan penurunan sensifitas sel target,
kehilangan reseptor insulin pada membran sel targetnya
mengakibatkan terjadi penurunan efektifitas serapan glukosa dari
darah, individu yang mengalami overwight memiliki potensial yang
lebih besar menderita diabetes di banding individu normal. Penderita
DM II cenderung terjadi pada usia lanjut dan biasanya didahului oleh
keadaan sakit atau stres yang membutuhkan kadar insulin tinggi
(Nugroho.2006).
c. Diabetes Mellitus Kehamilan (Gestational)Diabetes gestational adalah diabetes yang timbul selama masa
kehamilan, jenis ini sangat penting diketahui karena dampaknya pada
janin kurang baik bila tidak segera di tangani dengan benar (Suyono,
1996). Masa kehamilan memberikan stress atau tekanan tambahan
bagi tubuh , tubuh tidak dapat memproduksi insulin untuk memenuhi
kebutuhan insulin pada waktu kehamilan. Pada 98 % kasus penyakit
diabetes ini akan hilang stelah bayi lahir (Johnson, 1998).
d. Diabetes malnutrisiJenis ini sering ditemukan di daerah tropis, dan Negara berkembang.
Bentuk ini biasanya disebabkan oleh adanya malnutrisi disertai
kekurangan protein yang nyata (Suyono, 1998).
2.4 Patofisiologi Diabetes Mellitus
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
35/93
2.4.1 Pankreas Dan Produksi Insulin
Pankreas adalah suatu kelenjar majemuk terdiri atas jaringan
eksokrin dan endokrin, strukturnya sangat mirip dengan kelenjar air ludah
panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5cm mulai dari duodenum sampai ke limpa
dan beratnya rata-rata 60-90 gr, terbentang pada vertebral lumbalis I dan II
dibelakang lambung (Setiadi, 2007). Pankreas terdiri dari :
a. Kepala pankreas, merupakan bagian yang lebar, terletak di sebelahkanan rongga abdomen dan di dalam lekukan duodenum dan yang
praktis melingkarinya
b. Badan pankreas, merupakan bagian utama pada organ itu danletaknya di belakang lambung dan di depan vertebrata lumbalis
pertama.
c. Ekor pankreas, merupakan bagian yang runcing di sebelah kiri danyang sebenarnya menyentuh limpa.
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
36/93
Gambar 2.1 Struktur pankreas (Hicks, 2009)
Pankreas terdiri dari dua jaringan utama, yaitu :
a.
Asini sekresi getah pencernaan ke dalam duodenum.
b. Pulau Langerhans tidak mengeluarkan sekretnya keluar, tetapimenyekresi insulin dan glukagon langsung ke darah.
Pulau pulau Langerhans yang menjadi sistem endokrinologis dari
pankreas tersebar diseluruh pankreas dengan berat hanya 1 3 % dari berat
total pankreas. Pulau langerhans berbentuk ovoid dengan besar masing-
masing pulau berbeda. Besar pulau langerhans yang terkecil adalah 50 ,
sedangkan yang terbesar 300 , terbanyak adalah yang besarnya 100 225 .
Jumlah semua pulau langerhans di pankreas diperkirakan antara 1 2 juta
(Ismail, 2007). Sel-sel pulau langerhans disusun dalam pita-pita teratur yang
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
37/93
dipisahkan oleh sistem yang kaya pembuluh kapiler atau sinusoid, kelenjar
disuplai oleh serabut-serabut simpatik dan parasimpatik, dan ini berakhir
pada atau dekat sel-sel endokrin, saraf-saraf ini melaksanakan peranan
penting di dalam mengontrol sintesis dan pelepasan hormon-hormon pulau
(Turner, 2000).
Gambar 2.2 Gambaran Histologi pulau langerhans(Marieb & Hoehn, 2005)
Ada empat jenis sel penghasil hormon yang teridentifikasi dalam
pulau-pulau langerhans, yaitu:
1. Sel alfa, mensekresi glukagon, sel ini merupakan 15% dari sel-selendokrin pulau langerhans dan terletak sepanjang bagian perifer
pulau langerhans, sel alfa mempunyai inti yang bentuknya tidak
teratur dan granula sekretori yang mengandung glukagon
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
38/93
2. Sel beta mensekresi insulin 70% dari sel-sel endokrin pulaulangerhans dan terletak ditengah pulau langerhans sel beta
mempunyai inti besar dan bulat
3. Sel delta merupakan 10% dari sel endokrin pulau langerhas, dekatdengan sel-sel alfa. Sel delta mensekresi hormon somatostatin
4. Sel F, mensekresi polipeptida pankreas, sejenis hormon pencernaanuntuk fungsi yang tidak jelas, yang dilepaskan setelah makan (Kurt,
1994).
2.4.2 Insulin
Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808. Insulin
terdiri atas dua rantai asam amino yang dihubungkan oleh ikatan disulfide
disintesis sebagai protein perkusor (pro insulin) yang mengalami pemisahan
proteolitik untuk membentuk insulin dan peptide c, keduanya di sekresikan
oleh sel pankreas (Mycek, 2001).
Insulin mempunyai pengaruh luas di dalam tubuh dan beraksi
langsung atau tak langsung mempengaruhi proses biokimiawi. Pengaruh
menyeluruh hormon ini adalah memudahkan pemakaian glukosa oleh sel dan
mencegah pemecahan secara berlebihan glikogen yang disimpan di dalam
hati dan otot (Turner, 2000).
Sekresi insulin diatur tidak hanya oleh kadar glukosa darah tetapi juga
oleh hormon lain dan mediator autonomik. Sekresi insulin dipacu oleh
glukosa darah yang tinggi dan difosforilasi dalam sel pankreas. Kadar
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
39/93
adenosin trifosfat (ATP) meningkatkan dan menghambat saluran K+,
menyebabkan membran sel depolarisasi dan influx Ca++ yang menyebabkan
pulsasi eksositosis insulin (Mycek, 2001)
Faktor yang berperan dalam pengaturan sekresi insulin ialah,
bermacam nutrient, hormon saluran cerna, hormon pankreas dan
neurotransmiter otonom, glukosa, asam amino, asam lemak, dan benda keton
merangsang sekresi insulin.. Sel-sel pulau langerhans dipersarafi oleh saraf
adrenergenik dan kolinogernik. Stimulasi reseptor 2 adrenergik
menghambat sekresi insulin, sedang 2 adrenergik agonis dan stimulasi saraf
vagal akan merangsang sekresi insulin (Goodman dan Gilman, 2007). Sekresi
insulin oleh sel beta tergantung oleh 3 faktor utama yaitu, kadar glukosa darah,
ATP-sensitive K channels dan Voltage-sensitive Calcium Channels sel beta
pankreas. Mekanisme kerja ketiga faktor ini sebagai berikut:
Gambar 2.3 Sekresi insulin(Merentek, 2006).
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
40/93
Secara molekuler proses pelepasan insulin dari sel beta pankreas
diawali uptake glukosa oleh sel beta pankreas yang dimediasi oleh glukosa
transporter GLUT2. Kemudian glukosa akan mengalami glikolisis dan citric
acid cycle dengan bantuan enzim glukokinase, sehingga melepaskan NADH
dan FADH2 di dalam mitokondria, yang akan mendonorkan elektronnya pada
mitochondrial electrone-transport chain. Tahap selanjutnya akan terjadi
pengeluaran proton oleh komplex I, III, dan IV yang akan menyebabkan
perubahan gradien elektrokimia pada sel pankreas. Perubahan gradien
yang terlalu tinggi akan memicu pemasukan kembali proton ke dalam
mitokondria melalui ATP sintetase dan uncoupling protein 2. Jalur ATP
sintetase akan menyebabkan diproduksinya ATP dengan adanya ADP dan
fosfat inorganik, sedangkan jalur uncoupling protein 2 akan menghasikan
pelepasan energi berupa panas. Peningkatan ATP dan ADP akan menghambat
ATP-sensitive K+ channelsehingga kanal akan tertutup dan terjadi penurunan
depolarisasi dari membran plasma. Depolarisasi membran mengakibatkan
terbukanya kanal Ca2+, sehingga terjadi transport Ca2+ dari luar sel ke
dalam sel (peningkatan kadar Ca2+ intraseluler). Pada akhirnya konsentrasi
Ca2+ intrasel yang tinggi akan memicu release insulin dari sel beta pankreas
(Merentek, 2006)
Umumnya terdapat hubungan timbal balik antara laju sekresi insulin
dan glukagon dari pulau pankreas, hubungan timbal balik ini mencerminkan
pengaruh insulin terhadap sel serta kadar glukosa darah dan substrat
lainnya. Glukagon menstimulasi pelepasan somatostatin dan somatostatin
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
41/93
mensupresi sekresi insulin tetapi hal ini bukan pengaruh fisiologinya yang
utama, karena suplai darah di dalam pulau mengalir dari inti sel ke sel
dan sel , insulin mampu bertindak sebagai hormon parakrin penghambat
pelepasan-glukagon, tetapi somatostatin harus melewati sirkulasi untuk
mencapai sel dan sel (Katzung, 1998).
2.5 Pengaturan Kadar Glukosa DarahRespon sekresi insulin terhadap peningkatan konsentrasi glukosa
darah memberikan mekanisme umpan balik yang sangat penting untuk
pengaturan konsentrasi glukosa darah, yaitu kenaikan glukosa darah,
meningkatkan sekresi insulin dan insulin selanjutnya sebagai transport
glukosa kedalam sel (Guyton, 1997).
Kerja insulin di dalam sel menyebabkan berbagai macam respon
biologis, jaringan target untuk pengaturan homeostasis glukosa oleh insulin
adalah hati, otot, dan lemak. Insulin merupakan hormon utama yang
bertanggung jawab untuk pengontrolan, penggunaan, dan penyimpanan
nutrisi sel, kerja anabolik insulin meliputi stimulasi penyimpanan dan
pengguanan glukosa, asam amino, dan asam lemak di intraseluler (Gilman,
2007).
Pengaturan kadar glukosa darah erat kaitannya dengan hati yang
berfungsi sebagi suatu sistem penyangga glukosa darah yang sangat penting.
Pada saat glukosa darah meningkat melebihi batas normal, glukosa disimpan
di dalam hati dengan bentuk glikogen, jika konsentrasi glukosa darah
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
42/93
menurun, maka hati melepaskan glukosa kembali ke darah maka konsentrasi
darah pada nilai normal (Rujianto, 1997).
Mekanisme insulin menyebabkan ambilan dan penyimpanan glukosa
di dalam hati melalui beberapa tahap,
1. Insulin menghambat fosoforilasi enzim yang menyebabkan glikogenhati menjadi glukosa
2. Insulin meningkatkan ambilan glukosa dari darah oleh sel-sel hatiyang meningkatkan aktivitas enzim glukokinase, yaitu enzim yang
menyebabkan fosforilase awal glukosa setelah berdifusi ke dalam sel-
sel hati .
3. Insulin meningkatkan aktivitas enzim yang meningkatkan sintesisglikogen, termasuk enzim glikogen sintetase yang bertanggung jawab
untuk polymerase dari unit-unit monosakarida untuk membentuk
molekul-molekul glikogen. Jadi efek akhir dari insulin ini
meningkatkan jumlah glikogen dalam hati (Guyton. 1997).
Insulin memicu pengubahan semua kelebihan glukosa menjadi asam
lemak. Insulin juga menghambat glukoneogenesis dengan menurunkan
jumlah dan aktifitas enzim-enzim hati yang dibutuhkan untuk
glukoneogenesis. Insulin meningkatkan pemakaian glukosa ke dalam
sebagian besar sel tubuh (Guyton, 1997).
Baik insulin maupun glukagon mempengaruhi konsentrasi glukosa
darah melalui berbagai mekanisme, insulin menurunkan kadar glukosa darah
dengan cara merangsang hampir semua sel tubuh kecuali sel-sel otak untuk
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
43/93
mengambil glukosa darah, peningkatan glukosa darah di atas batas normal
(sekitar 90/100 mL pada manusia) merangsang pankreas untuk mensekresi
insulin yang memicu sel-sel targetnya untuk mengambil kelebihan glukosa
dari darah. Ketika konsentrasi glukosa darah turun di bawah titik batas,
maka pankreas akan merespon dengan cara mensekresikan glukagon yang
mempengaruhi hati untuk menaikan kadar glukosa darah (Campbell, 2004).
Gambar 2.4 Homestasis glukosa yang d pertahankan oleh insulin dan glucagon(Campbell, 2004).
2.6 Pengobatan Diabetes MellitusTujuan utama dari pengobatan diabetes adalah untuk
mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran yang normal. Pengobatan
diabetes meliputi pengendalian berat badan, olah raga dan diet. Seseorang
yang obesitas dan menderita diabetes tipe 2 tidak akan memerlukan
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
44/93
pengobatan jika mereka menurunkan berat badannya dan berolah raga
secara teratur. Namun, sebagian besar penderita merasa kesulitan
menurunkan berat badan dan melakukan olah raga yang teratur. Karena itu
diberikan terapi insulin atau obat hipoglikemik (penurun kadar gula darah)
per-oral. Diabetes tipe 1 hanya bisa diobati dengan insulin tetapi tipe 2 dapat
diobati dengan obat oral (Tjay dan Rahardja, 2007). Berikut ini adalah
macam-macam pengobatan untuk menurunkan kadar glukosa darah:
2.6.1 Obat hiperglikemik
Obat antidiabetik oral (ADO) dapat dibagi menjadi dalam 2 golongan,
yaitu derivate sulfonilurea dan derivat biguanid. Cara kerja dua golongan ini
sangat berbeda, derivat sulfunilurea Contohnya adalah glipizid, gliburid,
tolbutamid dan klorpropamid. Obat ini menurunkan kadar gula darah dengan
cara merangsang pelepasan insulin oleh pankreas dan meningkatkan
efektivitasnya.
Mekanisme kerja sullfonilurea pada penurunan kadar glukosa darah
disebabkan perangsangan sekresi insulin di pankreas. Sifat perangsangan ini
berbeda dengan perangsangan glukosa, karena pada saat hiperglikemia gagal
merangsang sekresi insulin dalam jumlah yang cukup, obat-obat tersebut
masih mampu merangsang sekresi insulin, karena alasan itu obat-obat ini
sangat bermanfaat pada penderita diabetes dewasa yang pankreasnya masih
mampu memproduksi insulin. Pada penderita dengan kerusakan sel
pankreas pemberian obat derivat sulfonilurea tidak berpengaruh, pada
golongan sulfonilurea dapat didunakan untuk diabtes tipe II namun pada tipe
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
45/93
I tidak efektif (Handoko dan Suharto, 1996).
Sedangkan kerja derivat biguanid tidak melalui perangsangan sekresi
insulin tetapi langsung pada organ sasaran, (Handoko dan Suharto, 1996).
Obat ini sebaiknya tidak digunakan pada penderita diabetes mellitus yang
disertai gangguan ginjal karena dapat menyebabkan peninggian asam laktat
dalam darah sehingga dapat mengganggu keseimbangan elektrolit dalam
cairan tubuh (Dalimartha, 2007).
2.6.2 Terapi Insulin
Pemberian insulin pada saat ini dianggap lebih baik dari pada
antidiabetik oral karena dapat mengendalikan gula darah lebih baik,
disamping itu penelitian yang dilakukan oleh university group diabetes
program (UGDP) di Amerika serikat tahun 1970 melaporkan bahwa
kelompok yang diberikan antidiabetik oral lebih tinggi frekuensi
kematiannya akibat penyakit jantung dibanding dengan yang diberikan
insulin (Handoko dan Suharto, 1996).
Insulin yang dimasukkan sebagai obat dari luar ini tersedia dalam
kemasan berupa obat suntik yang digunakan pada pasien DM tipe 1.
Penderita DM golongan ini harus mampu menyuntik insulin sendiri. Tempat
yang umum untuk menyuntik insulin yaitu pada dinding perut, lengan atas,
dan paha. Insulin disuntikan di bawah kulit (subkutan). Namun pada kasus-
kasus tertentu dapat diberikan dengan cara lain misalnya suntikan ke dalam
otot (intramuscular/IM) atau kedalam pembuluh darah (intravena/IV)
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
46/93
(Dalimartha, 2007).
Sediaan insulin dapat diklasifikasikan berdasarkan durasi kerjanya
menjadi kerja-singkat, kerja-sedang, dan kerja-lama,
1. Insulin kerja cepat.Contohnya adalah insulin reguler, yang bekerja paling cepat dan
paling sebentar.
Insulin ini seringkali mulai menurunkan kadar gula dalam waktu 20
menit, mencapai puncaknya dalam waktu 2-4 jam dan bekerja selama
6-8 jam. Insulin kerja cepat seringkali digunakan oleh penderita yang
menjalani beberapa kali suntikan setiap harinya dan disutikkan 15-20
menit sebelum makan.
2. Insulin kerja sedang.Contohnya adalah insulin suspensi seng atau suspensi insulin isofan.
Mulai bekerja dalam waktu 1-3 jam, mencapai puncak maksimun
dalam waktu 6-10 jam dan bekerja selama 18-26 jam. Insulin ini bisa
disuntikkan pada pagi hari untuk memenuhi kebutuhan selama sehari
dan dapat disuntikkan pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan
sepanjang malam.
3. Insulin kerja lambat.Contohnya adalah insulin suspensi seng yang telah dikembangkan.
Efeknya baru timbul setelah 6 jam dan bekerja selama 28-36 jam
(Mycek, 2001).
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
47/93
2.6.3 Pengobatan Dengan Bahan AlamTumbuhan obat terbukti merupakan salah satu sumber bagi bahan
baku obat anti diabetes mellitus karena diantara tumbuhan tersebut
memiliki senyawa-senyawa yang berkhasiat sebagai anti diabetes mellitus.
Senyawa anti diabetes mellitus yang berasal dari tumbuhan obat diantaranya
christinin A, xanthone, bellidifolin, thysanolacton, TAP (suatu polisakarida
asam dari tanaman Tremella aurantia) dan lain-lain (Suharmiati, 2003).
Bahan alam yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar gula
darah seperti dilaporkan oleh Shane (2001) diantaranya adalah Gymnema,
Fenugreek, Bitter Melon, Gingseng, Nopal,Aloe, Bilberry, Milk Thistle dan Ginko
Biloba. Sedangkan menurut Widyowati (1990), beberapa jenis tanaman yang
telah digunakan sebagai bahan pengobatan diabetes mellitus yaitu: bawang
putih (Allium Sativa L), babakan pule (Alstonia scholaris L), daun sambiloto
(Andgraphispaniculata Nees), belimbing (Averrhoa bilimbi L), daun mimba
(Azadirachta indica A. Juss ), tapak dara (Chatarantusroseus G.don), ubi jalar
(Ipomea batatas Poir), petai cina (Leucaena leucephala deWitt), bidara upas
(Meremia mammosa), pare (Momordica charantia L), mengkudu (Morinda
citrifolia L), kumis kucing (Orthosiphonstamineus Benth), ciplukan (Physalis
minima L), mahoni (Swietenia macrophylla King), the (Camellia sinesis (L)
kuntze), duwet (Syzigiumcumini (L) Skeels).
2.7 StreptozotocinStreptozotosin merupakan derivat nitrosuria yang diisolasi dari
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
48/93
Streptomyces achromogenes, mempunyai aktivitas anti-neoplasma dan
antibiotik spektrum luas. Streptozotosin dapat secara langsung merusak
masa kritis sel Langerhans atau menimbulkan proses autoimun terhadap
sel (Rowland dan Bellush; 1989; Rees dan Alcolado, 2005 dalam Nugroho,
2006).
Streptozotocin menginduksi diabetes pada berbagai spesies hewan
sehingga menyerupai adanya hiperglikemik pada manusia. Efek ini telah
secara ekstensif tampak dengan adanya penurunan sel beta nicotinamide
adenine dinucleotide (NAD+) dan menghasilkan perubahan histopathologi
pulau pankreas sel beta hepatomegaly berhubungan dengan diabetes
streptozotocin-induced. Streptozotocin secara efektif dapat menginduksi
diabetes pada kelinci yang ditandai dengan polydipsia, polyuria, dan
hyperglycemia (Bopanna et al., 1997 dalam Husain, 2008).
Streptozotosin (STZ) atau 2-deoksi-2-[3-(48yste-3-nitrosoureido)-D-
glukopiranose] diperoleh dari Streptomyces achromogenes dapat digunakan
untuk menginduksi baik DM tipe 1 maupun tipe 2 pada hewan uji. Struktur
kimia streptozotosin dapat dilihat pada gambar 2.5 Dosis yang digunakan
untuk menginduksi DM tipe 1 untuk intravena adalah 40-60 mg/kg,
sedangkan dosis intraperitoneal adalah lebih dari 40 mg/kg BB. STZ juga
dapat diberikan secara berulang, untuk menginduksi DM tipe 1 yang
diperantarai aktivasi 48ystem imun (Bonner-Weir et al., 1981; Szkudelski,
2001, dalam Nugroho, 2006).
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
49/93
Gambar 2.6 Struktur kimia streptozotosin(Lenzen, 2008).
STZ menembus sel Langerhans melalui tansporter glukosa GLUT 2.
Aksi STZ intraseluler menghasikan perubahan DNA sel pankreas. Alkilasi
DNA oleh STZ melalui gugus nitrosourea mengakibatkan kerusakan pada sel
pankreas. STZ merupakan donor NO (nitric oxide) yang mempunyai
kontribusi terhadap kerusakan sel tersebut melalui peningkatan aktivitas
guanilil siklase dan pembentukan cGMP. NO dihasilkan sewaktu STZ
mengalami metabolisme dalam sel. Selain itu, STZ juga mampu
membangkitkan oksigen reaktif yang mempunyai peran tinggi dalam
kerusakan sel pankreas. Pembentukan anion superoksida karena aksi STZ
dalam mitokondria dan peningkatan aktivitas xantin oksidase. Dalam hal ini,
STZ menghambat siklus Krebs dan menurunkan konsumsi oksigen
mitokondria. Produksi ATP mitokondria yang terbatas selanjutnya
mengakibatkan pengurangan secara drastis nukleotida sel pankreas
(Lenzen, 2008). Streptozocin adalah senyawa penghasil radikal NO dan
radikal OH dalam jumlah besar (Wahyuningsih, 2008).
Streptozotocin menghasilkan efek sitotoksiknya melalui pemutusan
spontan menjadi gugus pengalkilasi dan pengkarbamoilasi. Obat ini
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
50/93
khususnya bermanfaat pada pengobatan tumor sel beta pancreas fungsional
yang ganas. Obat ini mempengaruhi sel-sel pada semua tahap dalam siklus
sel mamalia. Absorpsi dan sekresi streptozotocin diberikan secara parenteral
setelah pemberian infus intravena 200-1600 mg/m2, konsentrasi puncak
dalam plasma adalah 30-40g/ml. waktu paruh obat tersebut mendekati 15
menit. Hanya 10-20% dosis yang ditemukan kembali dalam urin (Goodman
dan Gilman, 2008).
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
51/93
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Rancangan PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5
ulangan, perlakuan yang digunakan adalah mencit kontrol negatif (tanpa
perlakuan), mencit kontrol positif (diabetes tanpa pemberian air perasan
bawang lanang) dan mencit diabetes yang diberi air perasan bawang lanang
dengan dosis yang berbeda.
3.2Variabel PenelitianVariabel penelitian ini meliputi:
1. Variabel bebas : air perasan umbi bawang lanang dengan dosisyang berbeda.
2. Variabel terikat: variabel yang diukur adalah kadar glukosa darah dangambaran histologi pankreas mencit.
3. Variabel kendali: mencit jantan galur Balb/c yang berumur 3 bulandengan berat badan rata-rata 20 g
3.3Waktu dan TempatPenelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biosistematik Jurusan
Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang pada bulan
Nopember 2009-Januari 2010.
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
52/93
3.4Populasi dan SampelHewan uji yang dipakai adalah mencit (Mus musculus) galur Balb/c
jenis kelamin jantan, umur 3 bulan, dengan berat badan rata-rata 20 gram
sebanyak 25 ekor.
3.5Alat dan Bahan3.5.1 Alat
Alat yang digunakan adalah kandang hewan coba (bak plastik),
tempat minum, tempat makan, glukometer, alat pencekok oral (gavage),
disposable syringe 1 mL, micropipet, tabung tip, gelas ukur 100 ml, stirer,
erlenmeyer 50 mL, beacker glass, kaca pengaduk, deck glass, objek glass
blender, timbangan digital, kaos tangan, blender, kertas saring, papan sesi,
alat bedah.
3.5.2 BahanBahan yang digunakan adalah umbi bawang lanang (Allium sativum),
pakan mencit berupa pellet dengan kandungan protein 10%, lemak 3%, serat
8% dan kadar air 12%, streptozotocin, dionez, strip glukotest, aquadest,
formalin 10%, chloroform, etanol (50%, 70%, 75%, 80%, 90%,96%), xyline,
xilol, alcohol 70%
3.6Prosedur Kerja3.6.1 Persiapan Hewan Coba
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
53/93
Sebelum penelitian dimulai, terlebih dahulu dipersiapkan tempat
pemeliharaan hewan coba, yaitu kandang (bak plastik), sekam, tempat
makan, minum dan pakan mencit. Setelah itu dilakukan aklimatisasi di
laboratorium selama 2 minggu. Mencit dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
kelompok kontrol mencit normal (tidak diabetes) dan kelompok mencit
diabetes. Untuk menjadi diabetes, mencit diinduksi dengan streptozotocin
dengan dosis tunggal yaitu 30mg/kg bb diinjeksikan 1 kali sehari selama 5
hari (Lee et al, 2009), jika dalam waktu 5 hari belum mengalami diabetes
maka disuntik kembali dengan dosis tunggal 30mg/kg. Sebelum diinjeksikan
stz dilarutkan dengan dionez dan dihomogenkan dengan menggunakan
stirrer, pembuatan larutan stz dilakukan dengan penghitungan sesuai dosis
injeksi dengan konsentrasi 1 mg/ 10 l diinjeksi dengan cara intraperitonial
(Lee et al. 2009).
3.6.2 Pembuatan Air Perasan Bawang Lanang
Pembuatan air perasan bawang lanang melalui tahapan sebagai
berikut:
1. Menyiapkan bawang lanang2. Bawang lanang terlebih dahulu di kupas dan dibersihkan dengan
menggunakan air mengalir.
3. Bawang lanang yang sudah dibersihkan ditimbang sebanyak 500 gr,dan di blender tanpa diberi air.
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
54/93
4. Hasil tersebut disaring menggunakan kain saringan tahu untukdiambil sarinya.
5. Setelah didapat sari nya diambil 5, 10, 15 ml dan ditambahkanaqudest sampai 100 ml untuk dosis 5%, 10%, 15%. Dosis perasan
bawang lanang (Alium Sativum) yang digunakan berdasarkan pada uji
pendahuluan sebelumnya.Pada penelitian ini dosis yang digunakan
5%,10%,15%, selama 21 hari dengan diberikan 2 hari sekali.
3.6.2 Kegiatan Penelitian
Sebelum pemberian air perasan bawang lanang, dilakukan
pengukuran kadar glukosa darah sebelum perlakuan. Pengukuran kadar
glukosa darah dilakukan dengan menggunakan glukometer dengan prosedur
sebagai berikut:
- Persiapan glukometer, strip dipersiapkan untuk mengukur- Pengambilan sampel darah, mencit diletakkan pada sungkup, ekor
mencit dipegang diurut dan diberi alkohol, kemudian ujung ekor
dipotong dan diambil darahnya dan diteteskan pada strip glukotest
- Hasil perhitungan kadar glukosa darah yang terbaca pada glucometerdicatat sebagai data.
3.6.3 Pembuatan Preparat Sayatan Pankreas
1. Tahap pertama adalah coating, dimulai dengan menandai obyek glassyang akan digunakan dengan kikir kaca pada bagian tepi, kemudian
direndam dalam alkohol 70% minimal semalam. Kemudian obyek glass
dikeringkan dengan tissue dan dilakukan perendaman dalam larutan
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
55/93
gelatin 0,5% selama 30-40 detik/slide, lalu dikeringkan dengan posisi
disandarkan hingga gelatin yangmelapisi kaca dapat merata
2. Tahap kedua, organ p ankreas yang telah disimpan dalam larutanformalin 10% dicuci dengan alkohol selam 2 jam, dan dilanjutkan dengan
pencucian secara bertingkat dengan alkohol yaitu dengan alkohol 90%,
95%, etanol absolut (3kali), xylol (3 kali), masing-masing selama 20
menit
3. Tahap ketiga, adalah proses infiltrasi yaitu dengan menambahkanparaffin sebanyak 3 kali selama 30 menit
4. Tahap keempat, embedding. Bahan beserta parafin dituangkan kedalamkotak karton atau wadah yang telah disiapkan dan diatur sehingga tidak
ada udara yang terperangkap didekat bahan. Blok parafin dibiarkan
semalam dalam suhu ruang kemudian diinkubasi dalam freezersehingga
blok benar-benar keras
5. Tahap pemotongan dengan mikrotom. Cutter dipanaskan danditempelkan pada dasar blok sehingga parafin sedikit meleleh. Holder
dijepitkan pada mikrotom putar dan ditata sejajar dengan mata pisau
mikrotom. Pengirisan atau penyayatan diawali dengan mengatur
ketebalan irisan. Untuk pancreas dipotong dengan ukuran m, kemudian
pita hasil irisan diambil dengan menggunakan kuas dan dimasukkan air
dingin untuk membuka lipatan lalu dimasukkan air hangat dan dilakukan
pemilihan irisan yang terbaik. Irisan yang terpilih diambil dengan gelas
obyek yang sudah dicoating kemudian dikeringkan diatas hot plate.
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
56/93
6. Tahap diparafisasi, yaitu preparat dimasukkan dalam xylol sebanyak 2kali 5menit.
7. Tahap rehidrasi, preparat dimasukkan dalam larutan etanol bertingkatmulai dari etanol absolut (2 kali), etanol 95%, 90%, 80%, dan 70%
masing-masing 5 menit. Kemudian preparat direndam dalam aquadest
selama 10 menit.
8. Tahap pewarnaan, preparat ditetesi dengan hematoxylin selam 3 menitatau sampai didapatkan hasil warna yang terbaik. Selanjutnya dicuci
dengan air mengalir selama 30 menit dan dibilas dengan aquadest
selama 5 menit. Setelah itu preparat dimasukkan dalam pewarna eosin
alkohol selam 30 menit dan dibilas dengan aquadest selama 5 menit.
9. Tahap dehidrasi, preparat direndam dalam etanol bertngkat 80%, 90%,95% dan etanol absolut (2 kali) masing-masing selama 5 menit.
10.Tahap clearing, dalam larutan xylol 2 kali selama 5 menit, kemudiandikeringkan.
11.Tahap mounting dengan etilen.12.Hasil akhir diamati dibawah mikroskop, untuk setiap ekor mencit, satu
preparat dengan tiga bidang pandang pengamatan, dipotret kamudian
dicatat data skor kerusakan islet pancreas
3.7Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh pemberian air perasan bawang lanang
terhadap kadar glukosa darah mencit diabetes sebelum dan sesudah perlakuan
yang diinduksi streptozotocin, data hasil pengamatan yang sudah ditabulasi diuji
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
57/93
statistik dengan ANKOVA (Analysis of covarianse) Apabila terdapat perbedaan,
dilanjutkan dengan pengujian BNT 5%.Untuk mengetahui derajat insulitis
dilakukan melalui penghitungan tingkat kerusakan pulau Langerhans pada tiga
luas bidang pandang setiap satu ekor mencit. Pemberian skor dapat dilakukan
dengan cara memprosentase jumlah kerusakan yang terdapat setiap satu
preparat. Nilai skor = 0, jika tidak terdapat kerusakan. Nilai skor = 1 jika
terdapat kerusakan, nilai skor = 2 untuk kerusakan, dan nilai skor = 3 untuk
kerusakan lebih dari dari islet. Kemudian data skor tingkat kerusakan
pankreas dianalisis dengan non-parametrikKruskalWallis.
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
58/93
Hasil penelitian
mencit diabetik yang
pemberian air pera
menggunakan gavage
sebagai berikut:
4.1 Kadar Glukosa D
Data hasil perh
dan sesudah perlaku
sativum) dapat dilihat
Gambar 4.1 Diagr
sebelana
0
50
100
150
200
KADARGLUKOSADARAH
(mg/dl)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
dari kadar glukosa darah dan histologi pan
diinduksi dengan streptozotocin, dengan
an bawang lanang (Allium Sativum) se
selama 21 hari dengan 3 dosis yang berbe
rah Mencit (Mus musculus) Diabetes
itungan kadar glukosa darah mencit diabete
an pemberian air perasan bawang lana
pada diagram batang dibawah ini:
m batang nilai rerata perubahan kadar glukosa d
lum dan sesudah perlakuan pemberian air perasag (Alium Sativum) selama 21 hari
K- K+ D1 D2 D3
se
se
PERLAKUAN
reas pada
perlakuan
cara oral
da adalah
s sebelum
g (Allium
rah
n bawang
elum
udah
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
59/93
Gambar diagram batang pemberian air perasan bawang lanang
(Allium Sativum) tersebut menunjukakan penurunan glukosa darah sebelum
dan sesudah pada perlakuan dengan rerata sebelum perlakuan dosis D1
(5%) yaitu 170 menurun menjadi 98, begitu juga dengan perlakuan dengan
dosis D2 (10%) dengan nilai rerata 168 mengalami penurunan menjadi 95, 2,
pada dosis D3 (15%) juga terjadi penurunan dengan rerata awal 186,4
menurun menjadi 96,2.
Data yang diperoleh selanjutnya diuji dengan menggunakan analisis
kovarian (ANKOVA) yang dilakukan untuk mengoreksi atau membandingkan
pengaruh sebelum dan sesudah perlakuan dengan air perasan bawang
lanang (Allium sativum) terhadap kadar glukosa darah mencit. Hasil ANKOVA
dengan taraf signifikan 1 % menunjukan bahwa pemberian air perasan
bawang lanang (Allium sativum) memberikan hasil yang signifikan dalam
menurunkan kadar glukosa darah mencit diabetes, dapat dilihat pada tabel
4.1 ringkasan hasil perhitungan ANKOVA
Tabel 4.1 Ringkasan ANKOVA kadar glukosa darah mencit diabetesSk Db JK KT Fhit F 1%Kelompok 15 789.4 197.35 7.20** 4.89
Perlakuan 15 33974.8 8493.7 309** 4.89
Galat 4 1636.2Ket: ** = berbeda nyata pada tingkat signifikan 0.01
Dari tabel ringkasan ANKOVA diatas diketahui bahwa Fhitung > Ftabel
pada taraf signifikan 1% dengan demikian hipotesis nol H0 ditolak dan H1
diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian air
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
60/93
perasan bawang lanang terhadap kadar glukosa mencit diabetes yang
diinduksi streptozotocin.
Pada perhitungan perlakuan dan kelompok tedapat perbedaan yang
nyata, pada tabel ANKOVA di atas pada kelompok penurunan glukosa darah
lebih sedikit dibandingkan dengan perlakuan, ini disebabkan karena pada
kelompok pemberian STZ pada injeksi pertama tidak semua terdiabet,
sedangkan yang ke dua mendapat kan induksi STZ dua kali, ini menyebabkan
kerusakan pada sel beta pankreas untuk menyekresikan insulin. Karena STZ
merupakan pendonor NO lebih bayak, streptozotocin merusak DNA sel beta
pankreas melalui pembentukan NO.
Setelah mengetahui adanya pengaruh air perasan bawang lanang
maka dilakuan uji BNT 5% untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tiap
perlakuan ringkasan hasil uji BNT ditunjukan pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Tabel Kadar Glukosa Darah (mg/dl) Setelah Pemberian Air PerasanBawang Lanang Selama 21 Hari
Perlakuan Rerata glukosadarah (mg/dl)
K- 88,8 (mg/dl) aD2 95.2 (mg/dl) aD3 96.2 (mg/dl) aD1 98 (mg/dl) aK+ 188 (mg/dl) b
Keterangan : Angka yang menunjukkan sama tidak ada perbedaan yang nyatapada setiap perlakuan
Dari uji BNT 5% menunjukkan bahwa perbedaan yang nyata pada
penurunan kadar glukosa darah pada mencit diabetes yang diinduksi
streptozotocin kelompok kontrol positif dengan kelompok negative dan
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
61/93
kelompok perlakuan. Sedangkan antara kontrol negatif dengan kelompok
perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.
Sunnatullah untuk makhluknya ialah mengatasi suatu takdir dengan
menggunakan takdir. Mengatasi takdir lapar dengan makan, mengatasi takdir
haus dengan minum, dan mengatasi takdir sakit dengan berobat (Al-
Qardhawi, 1999).
Pernyataan diatas menjelaskan bahwa manusia ketika sakit tidak
boleh hanya pasrah dan bersabar menerima cobaan serta rela (ridho)
menerima ketentuan (takdir) Allah tanpa berusaha mencari kesembuhan
atau obat. Menurut shihab (1996) dalam Al-Quran ditegaskan bahwa
barang siapa yang menghidupkan seseorang, maka dia bagaikan
menghidupkan manusia semuanya.. (QS. Al-Maidah [5]:32), menghidupkan
disini dalam arti luas dapat diartikan memelihara kehidupan atau upaya
memperpanjang harapan hidup.
Shihab ( 1996) mengatakan Dalam ajaran islam juga juga ditekankan
bahwa obat dan upaya hanyalah sebab, sedangkan penyebab sesungguhnya
dibalik sebab itu adalah Allah SWT, seperti ucapan Nabi Ibrahim yang
diabadikan Al-Quran dalam Asy-Syuaraa 26 / 80
# s)uMtusoArtinya: Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku
Terapi oral anti-diabetik (OAD) ditujukan untuk memperbaiki
metabolisme tubuh penderita diabetes, target minimal yang harus dicapai
dalam terapi OAD adalah perbaikan metabolisme glukosa dengan penurunan
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
62/93
kadar glukosa darah dan perbaikan islet langerhans. Pemberian air perasan
bawang lanang (Alium sativum) pada penelitian ini termasuk dalam
pengembangan terapi OAD. Air perasan bawang lanang diperoleh dari umbi
bawang lanang dengan cara diblender dan di ambil sarinya.
Kondisi diabetes pada mencit diinduksi dengan menggunakan
streptozotocin, induksi streptozotocin dilakukan secara intraperitioneal
dengan dosis tunggal 30 mg/kg BB telah berhasil meningkatkan kadar
glukosa darah menjadi diabetes. Menurut Kusumowati (2004), bahwa kadar
glukosa darah bagi mencit normal ialah 62,8 176 mg/dl. Pada penelitian ini
kadar darah melebihi 140 mg/dl sudah dianggap diabet, karena menurut
Maulana (2008) bahwa kadar glukosa darah manusia normalnya adalah 90
140 mg/dl.
Lenzen (2008) melaporkan bahwa streptozotocin mampu
menyebabkan diabetes melalui perusakan sel beta pankreas, didalam sel beta
pankreas, streptozotocin merusak DNA melalui pembentukan NO, radikal
hidroksil dan hydrogen perioksida. STZ merupakan donor NO (nitric oxide)
yang mempunyai kontribusi terhadap kerusakan sel tersebut melalui
peningkatan aktivitas guanilil siklase dan pembentukan cGMP. NO dihasilkan
sewaktu STZ mengalami metabolisme dalam sel. Selain itu, STZ juga mampu
membangkitkan oksigen reaktif yang mempunyai peran tinggi dalam
kerusakan sel pankreas. Pembentukan anion superoksida karena aksi STZ
dalam mitokondria dan peningkatan aktivitas xantin oksidase. Dalam hal ini,
STZ menghambat siklus Krebs dan menurunkan konsumsi oksigen
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
63/93
mitokondria. Produksi ATP mitokondria yang terbatas selanjutnya
mengakibatkan pengurangan secara drastis nukleotida sel pankreas. Dalam
penelitian ini pemberian air perasan bawang lanang mampu membantu
regenerasi sel beta pankreas pada diabetes mellitus sehingga meningkatkan
produksi insulin dan menurunkan kadar glukosa darah.
Kadar glukosa darah mencit pada kelompok yang diinduksi STZ
(kontrol+, dosis 1, dosis 2 dan dosis 3 sebelum perlakuan) kadar glukosa
darah rata-rata 181.4, 170, 168, 186,4. Meningkatnya kadar glukosa darah
ini disebabkan pemberian STZ yang menyebabkan nekrosis sel pankreas
sehingga insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas menurun, akibatnya
terjadi gangguan homeostasis glukosa dalam tubuh.
Kadar glukosa darah mencit setelah perlakuan dengan pemberian air
perasan bawang lanang selama 21 hari pada dosis 1, 2 dan 3 mengalami
penurunan kadar glukosa darah dengan rata-rata 98, 95.2, 96.2, dari
perhitungan ANKOVA setelah perlakuan terdapat pengaruh pemberian air
perasan bawang lanang (Alium sativum) terhadap kadar glukosa darah
mencit diabetes yang diinduksi streptozotocin. Sedangkan pada uji BNT 5%
dapat dilihat pada ketiga dosis perlakuan tidak menunjukan perbedaan nyata
pada setiap perlakuan dosis 1, 2 dan 3.
Penuruanan kadar glukosa darah dan perbaikan islet langerhans
dipengaruhi oleh pemberian perlakuan bawang lanang, Perlakuan air
perasan bawang lanang dalam menurunkan kadar glukosa darah mencit
diabetik berkaitan dengan aktivitas biologis seyawa yang terkandung di
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
64/93
dalam bawang lanang. Sheela, dalam Hernawan (2003) menyebutkan bahwa
senyawa aktif yang dapat menurunkan kadar glukosa darah adalah senyawa
allisin dan allin
Salah satu bentuk ciptaan allah yang ada dibumi ini adalah
diciptakannya berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang sangat bermanfaat
bagi semua hamba-NYA khusus nya bagi manusia sebagaimana di jelaskan
pada surat Asy-Syuaraa ayat 7 disebutkan:
s9ur&(# ttn
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
65/93
Bawang lanang mempunyai morfologi yang berbeda dengan bawang
putih meskipun memiliki kemiripan tetapi mempunyai perbedaan dan
banyak persamaannya, kandungan allin merupakan unsur pokok yang
mengandung belerang dalam bawang putih, allin mengalami pemecahan
dengan bantuan enzim alinase, alinase berinteraksi dengan aliin yang akan
membentuk senyawa alisin (Liu, 2006).
Allisin merupakan anti-oksidan utama dalam umbi bawang putih.
Senyawa ini mampu menekan produksi nitrat oksida (NO) melalui dua jalur
yaitu, pada konsentrasi rendah (10 M), menghambat kerja enzim cytokine-
induced NO synthase (iNOS) melalui pengendalian iNOS mRNA, sedangkan
pada konsentrasi tinggi (40 M) menghambat transport arginin melalui
mekanisme pengendalian CAT-2 mRNA (cationic amino acid transporter-2
mRNA). Akumulasi NO akan menginduksi pembentukan oksidator kuat,
peroksinitrit. NO dapat dihasilkan dari asam amino arginin dengan bantuan
enzim nitrat oksida sintase (Schwartz et al.,dalam Hernawan.2002).$
4.2. Pengamatan Histologi Pankreas
Pengamatan histologi jaringan pankreas dilakukan dengan blok
parafin menggunakan metode pewarnaan Hematoxylen-Eosin. Pulau
Langerhans merupakan kumpulan kelenjar endokrin yang tersebar di
seluruh organ pankreas, berbentuk seperti pulau dan banyak dilalui oleh
kapiler-kapiler darah. Pada pewarnaan HE, akan terlihat pulau Langerhans
lebih pucat dibandingkan dengan sel-sel kelenjar acinar disekelilingnya
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
66/93
sehingga pulau Lan
mengalami perubahan
maupun ukurannya (G
Pada penelitia
setelah perlakuan de
sativum) selama 21 ha
dengan pewarnaan H
pankreas tiap perlakua
Gambar 4.2 Penampang
A: sel beta, B: sel alfa, C
Pada pengamat
bawang lanang) dapat
oleh arah panah nam
tersebar di area pulau.
pulau langerhans d
mempunyai inti besa
merupakan 15% da
sepanjang bagian per
gerhans mudah dibedakan. Penderita
morfologi pada pulau Langerhans, baik dal
z et al.2001; Butler et al. 2001).
ini diamati histologi pankreas mencit ya
gan pemberian air perasan bawang lana
ri, Preparat histologi dibuat dengan metode bl
motoxylen-Eosin. Berikut ini adalah gamba
:
elintang pankreas kontrol negatif, : pulau
: pembuluh darah, D: sel asinar, E: saluran pembul
Perbesaran 10 x 40
an kontrol negatif (tanpa perlakuan stz dan a
dilihat dengan jelas pulau langerhans yang
pak terlihat terisi penuh oleh sel-sel endo
Sel beta mensekresi insulin 70% dari sel-se
n terletak ditengah pulau langerhans
r dan bulat, Sel alfa mensekresi glukago
i sel-sel endokrin pulau langerhans da
ifer pulau langerhans, sel alfa mempunyai
DM akan
m jumlah
g diambil
g (Alium
k paraffin
histologi
langerhans
uh darah
ir perasan
itunjukan
krin yang
l endokrin
sel beta
n, sel ini
terletak
inti yang
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
67/93
bentuknya tidak teratur dan granula sekretori yang mengandung glukagon
(Kurt, 1994). Pada pengamatan pulau langerhans pada kontrol negative
dengan skor = 0 yang artinya tidak ada kerusakan pada kelompok kontrol
negatif (normal).
A BGambar 4.3 Gambar A. penampang melintang pankreas kontrol positif A: sel beta, B:
sel nekrosis, C: saluran pebuluh darah. Gambar B kontrol negatif , : pulau
langerhans A: sel beta, B: sel alfa, C: pembuluh darah, D: sel asinar, E: saluran
pembuluh darahPerbesaran 10 x 40
Pada pengamatan pankreas kontrol positif yang diinduksi STZ tanpa
pemberian air perasan bawang lanang dengan perbesaran 10 x 40 arah
panah menunjukkan pulau langerhans, tampak terlihat terdapat ruang-ruang
kosong pada area pulau langerhans ruang-ruang kosong ini disebabkan
karena nekrosis sel beta, inti sel menunjukkan adanya nekrosis baik piknosis
maupun hiperkromasi marginal. Dalam sitoplasma sel nekrosis terjadi
penurunan hidrofik dan degranulasi, sedangkan sebagian dari inti sel
piknotik yang mempunyai sitoplasma eosinofilik ditandai dengan warna
gelap (pembekuan nekrosis). sel yang berkurang menandakan tidak adanya
lipid dan glikogen, Tikus diabetes dengan perlakuan terdapat perubahan
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
68/93
nekrotik dan adanya penurunan didalam parenkim pulau Langerhans, karena
beberapa sel dengan inti piknotik sebagian besar sel menunjukkan
penurunan hidrofilik yang signifikan (Kanter dkk, 2003).
Pada pengamatan kontrol positif dibandingkan dengan kontrol negatif
sangat brbeda, pada kontrol negatif tampak gambaran pulau langerhans sel
beta dan sel alfa yang terlihat, namun pada kontrol positif sangat sulit
membedakan sel beta dengan sel alfa.
Pada kontrol positif dengan induksi STZ mampu merusak pulau
langerhans, nilai rata-rata skor pada pengamatan ini adalah 2,53, artinya
terdapat kerusakan pada pulau langerhans hampir dari pulau langerhans
rusak. Jumlah sel beta yang sedikit menunjukkan adanya gangguan
metabolisme insulin sehingga menyebabkan terjadinya hiperglikemia.
A BGambar 4.4 A penampang melintang pankreas dosis 1 (5%), A: sel beta, B: sel alfa, C:
sel nekrosis. Gambar B kontrol negatif , : pulau langerhans
A: sel beta, B: sel alfa, C: pembuluh darah, D: sel asinar, E: saluran pembuluh darah
Perbesaran 10 x 40
Pada pengamatan penampang melintang pankreas dengan perbesaran
10 x 40 pada perlakuan dosis 1 (5%) selama 21 hari nampak terlihat ada
perbaikan sel, jika dibandingkan dengan kontrol negatif, perlakuan dengan
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
69/93
dosis 1 tampak lebih kecil ukurannya dan sel beta tidak terlihat jelas seperti
pada kontrol negative, pada pengamatan ini nampak pulau langerhans
mengalami regenerasi sel dengan adanya pembentukan dengan jelas
memperbesar ukurannya, telah dijelaskan tumbuhan mungkin bertindak
dengan beberapa mekanisme seperti merangsang pengeluaran hormon
insulin, meningkatkan kemampuan perkembangbiakan sel beta pankreas.
Nilai rata-rata skor pada pengamatan ini adalah 1,31, artinya terdapat
kerusakan pada pulau langerhans hampir dari pulau langerhans rusak
A BGambar 4.5 A penampang melintang pankreas dosis 2 (10%) A. sel beta, B. sel acinar,
C. pembuluh darah, D. sel nekrosis. Gambar B kontrol negatif , : pulau langerhans
A: sel beta, B: sel alfa, C: pembuluh darah, D: sel asinar, E: saluran pembuluh darah
Perbesaran 10 x 40
Pada pengamatan histologi pankreas dosis 10% selama 21 hari
nampak terlihat terdapat perbaikan sel dengan pembentukan sel beta
pankreas dengan terlihat memperbesar ukuran sel, dengan adanya perbaikan
sel beta pankreas dengan memperluasnya islet langerhans. Nilai rata-rata
skor pada pengamatan ini adalah 1,13, artinya terdapat kerusakan pada
pulau langerhans hampir dari pulau langerhans rusak.
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
70/93
A B
Gambar 4..6 A penampang melintang pankreas dosis 3 (15%) A. sel beta, B sel
nekrosis, C sel acinar. Gambar B kontrol negatif , : pulau langerhans
A: sel beta, B: sel alfa, C: pembuluh darah, D: sel asinar, E: saluran pembuluh darah
Perbesaran 10 x 40
Pada perbesaran 10 x 40 tampak terlihat islet pulau langerhans, pada
pengamatan ini pulau langerhans menampakkan pembesaran islet
langerhans meskipun tidak sebaik pada perlakuan dosis 1 dan 2, namun jika
dibandingkan kontrol positif perlakuan dengan dosis 15% masih dapat
membaik. Nilai rata-rata skor pada pengamatan ini adalah 1,33, artinya
terdapat kerusakan pada pulau langerhans hampir dari pulau langerhans
rusak.
Dari hasil pengamatan tersebut didapatkan data kerusakan sel beta
pankreas dan dianalisi menggunakan kruskal wallis, dari analisi kruskal
wallis dapat dilihat pada lampiran 4.
Dari hasil perhitungan dengan kruskal wallis pada pengamatan
kerusakan islet pankreas dengan analisis non-parametrik uji chi-square k
independent sampel (=0,05), sig 0.000 (=0,05) H1 diterima H0 ditolak maka
ada pengaruh pemberian air perasan bawang lanang (Alium sativum)
terhadap perbaikan sel-sel pankreas, dari tingkat kerusakan islet pankreas
7/22/2019 04520025 Hanum Faridah
71/93
pada kelompok mencit perlakuan (K+, D1, D2, dan D3) terjadi perbaikan islet
pankreas, namun belum mampu mengembalikan kekondisi yang semula.
Perbaikan islets langerhans mampu mengatasi kondisi hiperglikemia pada
hewan coba .
Hasil penelitian Andaya
Top Related