PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
DAFTAR ISI
Daftar Isi 0
Pendahuluan 1
I. Prinsip Kerja Mesin Diesel
I.1 Proses Kerja Mesin Diesel 2
I.2 Proses Kerja Mesin 4 langkah 3
I.3 Tabel Proses Kerja Mesin Diesel 4 Langkah 9
I.4 Diagram P-V Mesin 4 Langkah 15
I.5 Batasan Ukuran. 26
I.6 Proses Pembakaran. 28
I.7 Derajat Pengabutan 31
I.8 Urutan Penyalaan (Firing Order). 32
I.9 Matrik F.O. 34
I.10 Neraca Kalor. 35
I.11 Perpindahan Panas 37
II. Bagian-bagian Mesin Diesel 40
II.1Kepala Silinder 41
II.2Torak dan Batang Torak 45
II.3Silinder dan Rangka Mesin 48
II.4Crank Shaft 50
II.5Cam Shaft 51
II.6Transmission Gear 52
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
PENDAHULUAN
Mesin Diesel pada saat ini sudah banyak mengalami perkembangan dalam
pemakaian untuk angkutan darat dan laut, kemudian pembangkitan dalam daya kecil
dan menengah bahkan sampai daya besar sudah banyak menggunakan Mesin
Diesel.
Untuk mempermudah dalam melakukan pemeliharaan Mesin Diesel para
teknisi harus mempunyai dasar-dasar pengetahuan mengenai Mesin Diesel yang
baik, agar setiap melakukan pemeliharaan para teknisi dapat memperlakukan setiap
komponen yang berada dalam mesin, sesuai dengan konstruksinya.
Selain pemahaman tentang konstruksi mesin, dasar pengenalan mesin
maka pengetahuan tentang prinsip kerja Mesin Diesel harus dikuasai dengan baik.
Dasar pengetahuan akan memudahkan dalam mengikuti perkembangan
tentang mesin yang semakin lama semakin kompleks dan dituntut lebih baik lagi
kinerjanya, kemudian dari segi pemakaian bahan bakar, dimensi mesin, tingkat
polusi dan konstruksinya yang semakin kompak dan bobotnya ringan.
Untuk memudahkan mendeteksi / mengatasi gangguan kerja mesin
dibutuhkan pengetahuan serta pengalaman yang proses kerjanya disesuaikan
dengan petunjuk pabrik pembuat mesin, akan membuat kinerja mesin akan tetap
terjaga dengan baik.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
I. PRINSIP KERJA MESIN DIESEL
I.1 Proses Kerja Mesin Diesel
Proses kerja Mesin Diesel 4 langkah, dan 2 langkah, mempunyai proses
kerja yang merupakan 1 (satu) siklus kerja Mesin Diesel yaitu :
Langkah Pengisian.
Langkah Kompressi.
Proses Pengabutan Bahan Bakar.
Langkah Usaha.
Proses Pembilasan.
Langkah Pembuangan.
Pada mesin 4 langkah, kerja Pengisian, Kompressi, Usaha dan Pembuangan
masing-masing mempunyai langkah.
Kemudian proses Injeksi bahan bakar terjadi saat piston sebelum mencapai
TMA pada langkah Kompresi dan proses Pembilasan terjadi saat piston
sebelum mencapai TMA pada langkah Pembuangan.
Untuk mesin 2 langkah, kerja Pengisian dan Kompressi terjadi pada satu
langkah, dan kerja Usaha dan Pembuangan terjadi pada satu langkah.
Kemudian proses Injeksi bahan bakar terjadi pada piston sebelum mencapai
TMA kemudian proses Pembilasan terjadi saat piston sebelum mencapai TMB
pada langkah Usaha.
Dari penjelasan di atas untuk menghasilkan Usaha diperlukan bahan bakar
yang dikabutkan pada DERAJAT tertentu dalam ruang bakar sebelum torak
mencapai TMA agar bahan bakar terbakar seluruhnya dan mendapatkan
tekanan pembakaran tinggi.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
Dan proses Pembilasan terjadi perbedaan antara Mesin 4 (empat) langkah
dengan Mesin 2 (dua) langkah.
Mesin 4 (empat) langkah, PEMBILASAN terjadi beberapa DERAJAT sebelum
torak mencapai TMA pada AKHIR langkah Pembuangan dan AWAL langkah
Pengisian.
Mesin 2 (dua) langkah, PEMBILASAN terjadi beberapa DERAJAT sebelum
torak mencapai TMB pada PERTENGAHAN langkah Usaha dan AWAL
langkah Pengisian.
I.2 Proses Kerja Mesin 4 langkah
Mesin Diesel merupakan mesin yang proses penyalaan bahan bakarnya
terbakar sendiri tanpa bantuan alat untuk penyalaan.
Proses ini terjadi akibat tekanan kompresi yang tinggi, sehingga temperatur
dalam ruang bakar naik, kemudian bahan bakar dikabutkan, dan bahan bakar
mudah menyala dengan sendirinya.
Mesin Diesel disebut
Compression Ignition Engine.
( Motor dengan bahan bakar penyalaan sendiri ).
Pada Mesin Diesel 4 langkah dengan jumlah silinder lebih dari 1 ( satu ),
proses kerja yang terjadi pada silinder nomor 1 ( satu ) dengan silinder yang
lainnya mempunyai urutan proses kerja yang sama seperti silinder nomor 1
( satu ) tetapi mempunyai urutan waktu proses kerja yang terjadi berbeda
sesuai dengan urutan yang telah ditentukan oleh pabrik pembuat mesin
tersebut
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
Proses kerja mesin Diesel 4 langkah adalah proses kerja mesin untuk
menghasilkan 1 (satu) kali pembakaran (Kerja / Usaha) torak bergerak 4
(empat) kali.
Gerakan torak dalam mesin dinamakan langkah torak yang mempunyai titik
berhenti torak bawah dan titik berhenti torak atas gerakan torak tersebut,
secara umum disebut Titik Mati Bawah (TMB) dan Titik Mati Atas (TMA).
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
Gerakan torak untuk menghasilkan Kerja atau Usaha berlangsung secara
berurutan maka proses kerja gerakan torak untuk menghasilkan 1 (satu) kali
Kerja/Usaha disebut 1 (satu) Siklus.
Untuk menyalurkan tenaga hasil pembakaran di atas permukaan torak maka
torak yang mempunyai gerakan lurus diubah menjadi gerakan putar dengan
menggunakan poros engkol
Dari penjelasan diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
1 (satu) siklus kerja mesin Diesel 4 langkah mempunyai 4 (empat) kali gerakan
torak dihubungkan dengan gerakan poros engkol .terdiri dari :
T.M.B. - T.M.A. poros engkol berputar 180 0
T.M.A.- T.M.B. poros engkol berputar 180 0
T.M.B.- T.M.A. poros engkol berputar 180 0
T.M.A.- T.M.B. poros engkol berputar 180 0
Urutan langkah proses kerja torak adalah :
1. Langkah Pengisian (Langkah Isap)
2. Langkah Kompresi (Langkah Pemampatan)
3. Langkah Kerja (Langkah Usaha)
4. Langkah Pembuangan (Langkah Buang)
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
Proses kerja yang terjadi pada tiap silinder untuk mesin 4 langkah dijelaskan
pada gambar dibawah ini
Gambar Proses kerja mesin 4 langkah
Langkah Pengisian
Katup Isap membuka Katup Buang menutupTorak bergerak dari TMA – TMB
Langkah Kompresi
Katup Isap menutup Katup Buang menutupTorak bergerak dari TMB – TMA
Langkah Usaha
Katup Isap menutup Katup Buang menutupTorak bergerak dari TMA – TMB
langkah Pembuangan
Katup Isap menutupKatup Buang membukaTorak bergerak dari TMB– TMA
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
Banyaknya jumlah silinder pada Mesin Diesel, proses kerja yang terjadi tetap
sama untuk masing-masing silinder, tetapi waktu prosesnya diatur agar terjadi
keseimbangan beban yang diterima poros engkol setiap 2 ( dua ) kali putaran
poros engkol atau poros engkol berputar 720 0.
Saat poros engkol berputar 2 (dua ) kali proses
pembakaran yang terjadi sebanyak jumlah silinder
yang terdapat pada Mesin Diesel tersebut, dan
proses kerjanya terjadi secara bergantian sesuai
dengan urutan yang telah ditentukan ( Firing
Order ).
Banyaknya jumlah silinder pada sebuah Mesin Diesel, proses pembakaran
yang terjadi akan saling berdekatan saat poros engkol berputar 2 ( dua ) kali.
Jumlah silinder dan volume silinder akan membuat daya mesin bertambah,
walaupun putaran mesin yang dipakai tetap sama jika dibandingkan dengan
mesin yang jumlah dan volume silinder lebih kecil.
Contoh ;
Mesin Diesel 4 langkah 6 silinder, saat poros engkol berputar 2 (dua ) kali
terjadi 1 (satu) kali proses pembakaran pada ke 6 ( enam ) silinder tersebut.
Proses pembakaran ini terjadi 1 ( satu ) kali untuk
masing-masing silinder selama poros engkol
berputar 2 (dua ) kali atau seluruh silinder
mendapatkan proses kerja sebanyak 1 (satu )
pada saat poros engkol berputar 2 ( dua ) kali.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
Jadi :
720 0 putaran poros engkol = 6 (enam) kali pembakaran pada masing-
masing silinder terjadi 1 (satu) kali
pembakaran.
Selisih waktu terjadinya pembakaran ( IP) adalah :
720 0 IP =
z
Pengaturan masuk udara dan keluarnya gas bekas diatur oleh katup, yang
disesuaikan dengan putaran poros engkol dan langkah torak.
Jumlah dan diameter katup pada tiap mesin didesain oleh pabrik pembuat
mesin sesuai dengan kontruksi kepala silinder untuk memperbaiki kinerja
mesin, hal ini dapat terlihat pada mesin dengan jumlah silinder dan kapasitas
silinder yang sama tetapi ada yang menggunakan 2 (dua) buah katup dan ada
yang menggunakan 3 (tiga) atau 4 (empat) buah katup pada tiap silinder.
Nama katup tidak tergantung dari jumlah katup
yang terdapat pada tiap silinder berapapun
jumlahnya katup tetap terdiri dari :
a. Katup Isap ( Intake Valve )
b. Katup Buang ( Exhaust Valve )
Penambahan jumlah katup pada tiap silinder memberikan pengaruh terhadap
kapasitas aliran udara masuk maupun gas buang.
Yang dimaksud kapasitas aliran udara masuk maupun gas buang adalah
volume udara masuk maupun gas buang menjadi lebih besar jika dibandingkan
dengan yang menggunakan 1 ( satu ) katup, sehingga proses pembakaran
menjadi lebih sempurna.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
Dari penjelasan diatas disimpulkan sebagai berikut :
Untuk menghasilkan proses pembakaran yang lebih
sempurna kebutuhan udara saat langkah pengisian
harus sesuai dengan perbandingan bahan bakar
yang masuk dalam ruang bakar, dan sisa-sisa
pembakaran dapat terbuang seluruhnya.
I.3 Tabel Proses Kerja Mesin Diesel 4 Langkah
Blok diagram proses kerja mesin 4 langkah yang dilengkapi dengan arah
gerakan torak, putaran poros engkol dan posisi katup :
No.Proses yang
terjadiArah gerakan
torakDerajat putaran poros engkol
Posisi Katup
Isap Buang
1 Pengisian TMA - TMB 180 0 Buka Tutup
2 Kompresi TMB - TMA 180 0 Tutup Tutup
-Pengabutan bahan bakar
Terjadi sebelum TMA
Sesuai dengan spesifikasi mesin
Tutup Tutup
3 Usaha TMA - TMB 180 0 Tutup Tutup
4 Pembuangan TMB - TMA 180 0 Tutup Buka
-Pembilasan ruang bakar
Terjadi sebelum TMA
Sesuai dengan spesifikasi mesin
Buka Buka
Dari proses kerja Mesin Diesel 4 langkah, terlihat KESELARASAN GERAK
PISTON dengan GERAK MEMBUKA DAN METUTUP KATUP ISAP DAN
KATUP BUANG,
Keselarasan gerakan katup dengan torak mempunyai besaran yang telah
ditentukan oleh pabrik pembuat mesin.
Perbaikan keselarasan gerakan katup dengan torak harus mengikuti buku
petunjuk pembuat mesin tersebut.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
Mekanisme Hubungan Gerakan Piston dan Katup
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
Gerakan lurus torak diteruskan oleh batang torak untuk memutar poros engkol
yang dipasang roda gigi yang saling bersinggungan dengan roda gigi poros nok
yang menggerakan katup atau batang penggerak katup (Push Rod) untuk
mengatur pembukaan katup.
Selain mengatur pergerakan katup, roda gigi poros engkol dihubungkan dengan
roda gigi Pompa Injeksi.
Putaran poros engkol dan putaran poros nok serta putaran poros pompa injeksi
mempunyai perbandingan yang telah ditetapkan sesuai dengan proses kerja
yang terjadi mesin tersebut.
Mekanisme Hubungan Gerakan Piston, Katup dan Pompa Injeksi
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
Pengaturan Injection Timing dan Valve Timing
Pengaturan roda gigi katup dan pompa injeksi telah ditentukan oleh pabrik
pembuat mesin dan diberi tanda pada masing-masing roda gigi untuk
mencegah kesalahan pemasangan.
Keterangan gambar:
A. Roda Gigi Poros Engkol (Crankshaft drive wheel).
B. Roda Gigi Penerus (Intermediate gear wheel).
C. Roda Gigi Poros Nok (Camshaft gear wheel).
D. Roda Gigi Pompa Injeksi (Injection Pump Gear Wheel.).
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
Gambar potongan melintang dari suatu Mesin Diesel
Pada gambar potongan melintang dapat terlihat mekanisme dari susunan mesin
tipe In Line.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
Gambar potongan memanjang dari suatu Mesin Diesel
Pada gambar potongan memanjang dapat terlihat mekanisme dari susunan
mesin dengan jumlah silinder lebih dari 1 (satu) silinder .
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
I.4 Diagram P-V Mesin 4 Langkah
Perubahan tekanan dan volume dalam silinder pada Mesin Diesel 4 langkah,
dijelaskan pada 2 (dua) diagram P-V dibawah ini.
a. Diagram P-V - Ideal ( Teoritis ).
b. Diagram P-V - Indikator ( Aktual ).
a. Diagram P-V - Ideal ( Teoritis ).
Diagram P-V Ideal (Teoritis) menjelaskan proses kerja mesin diesel 4 langkah
secara ideal dan digunakan pada perhitungan Thermodinamika untuk
menentukan besarnya daya mesin
Diagram P-V Ideal (Teoritis).
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
Uraian proses kerja Mesin Diesel 4 langkah tersebut dapat kita jelaskan pada
penjelasan dibawah ini.
Langkah 1 - 2 - Pengisian.
Yaitu udara luar masuk ke dalam silinder akibat pergerakan
torak dari TMA ke TMB sehingga ruang di dalam silinder
menjadi vakum.
Langkah 2 - 3 - Kompresi.
Udara di dalam silinder dimampatkan sehingga tekanan udara
dan temperatur naik.
Proses 3 - 4 - Penyalaan Bahan Bakar.
Pada akhir Langkah kompressi, bahan bakar disemprotkan ke
dalam silinder melalui injektor dalam bentuk kabut agar mudah
terbakar, maka di dalam silinder terjadi pembakaran dengan
tekanan dan temperatur tinggi
Langkah 4 - 5 - Usaha.
Gas pembakaran dengan tekanan dan temperatur yang tinggi,
akan mendorong torak ke bawah dan menghasilkan tenaga
putar pada poros engkol.
Langkah 5 - 6 - Pembuangan.
Gas sisa pembakaran atau disebut gas buang di dorong oleh
torak keluar silinder.
Proses 6 – 1 - Pembilasan.
Terjadi saat katup isap mulai terbuka dan katup buang masih
terbuka, udara masuk terhisap ke dalam silinder akibat
kecepatan
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
b. Diagram P-V - Indikator ( Aktual ).
Diagram P-V Indikator (Aktual) merupakan diagram yang didapat dengan
melakukan pengukuran proses kerja ruang bakar pada saat mesin tersebut
beroperasi.
Pengukuran proses kerja ruang bakar dapat mengetahui besamya tekanan
udara masuk, tekanan kompresi, saat pengabutan, saat penyalaan bahan
bakar, tekanan pembakaran dan saat pembuangan di dalam ruang bakar.
Dari hasil pengukuran tersebut daya yang terjadi diruang bakar dapat diketahui
setelah data pengukuran dimasukan dalam perhitungan.
Diagram P-V Indikator (Aktual).
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
I.5 Diagram Katup Mesin 4 Langkah
Diagram katup adalah grafik yang menjelaskan waktu membuka dan
menutupnya katup masuk maupun katup buang yang berpedoman pada
gerakan putar poros engkol.
Katup digerakkan oleh poros bubungan (nok) dan perputarannya
disesuaikan dengan perputaran poros engkol dimana waktu membuka dan
menutup katup mengacu pada putaran poros engkol.
Besaran membuka dan menutup katup tiap mesin berbeda-beda, sesuai desain
dan perencanaan pabrik pembuat mesin untuk mendapatkan tekanan
pembakaran yang maksimal.
- Mekanisme pergerakan Katup.
Mekanisme yang menggerakkan
katup terdiri dari :
a. Cam Shaft.
b. Push Rod.
c. Rocker Arm.
Untuk merapatkan dan mengatur
kecepatan gerak menutup katup
adalah :
a. Valve Seat.
b. Spring Valve.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
- Penetapan pengaturan waktu membuka dan menutup Katup.
Penetapan pengaturan waktu membuka
dan menutup katup berdasarkan dari
putaran poros engkol (Crank Shaft)
dengan mereduksi putaran poros engkol
ke putaran poros nok (Crank Shaft).
Untuk mesin 4 langkah putaran poros
engkol berputar 2 (dua) kali dan
putaran poros nok 1 (satu) kali.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
- Bentuk Bubungan ( Nok ).
- Bubungan Katup Masuk & Katup Buang.
Keterangan gambar :
1. Open Period = Waktu terbuka.
2. Rest Period = Waktu tertutup.
3. Lift = Lebar membuka.
4. Opening Face = Mulai Membuka.
5. Closing Face = Mulai Menutup.
6. Nose = Tinggi Nok.
Keterangan gambar :
1. Clearance = Kelonggaran.
2. Acceleration = Percepatan.
3. Loading Flank = Gerak Membuka.
4. Nose = Tinggi Nok.
5. Deceleration = Perlambatan.
6. Trailing Flank = Gerak Menutup.
7. Base Circle = Daerah Bebas Gerak
8. Centre Line Over Lap = Titik Tengah Over Lap
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
- Bentuk Diagram Katup.
Sebagai contoh diambil dari
Deutz Diesel F 6 L-912 W
Mesin 4 langkah 6 silinder 12 katup.
- Pembukaan Katup
a. Katup Isap membuka 32 0 Sebelum TMA.
( BTDC => Before Top Dead Center )
b. Katup Isap menutup 60 0 Sesudah TMB.
( ABDC => After Bottom Dead Center )
c. Katup Buang membuka 70 0 Sebelum TMB.
( BBDC Before Bottom Dead Center )
d. Katup Buang menutup 32 0 Sesudah TMA.
( ATDC => After Top Dead Center )
- Kelonggaran Katup
>. Katup Isap 0,15 mm
>. Katup Buang 0,15 mm
- Diagram Katup Isap - Diagram Katup Buang
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
Diagram Katup Isap & Katup Buang
Keterangan :
1. Katup Isap Membuka 32 0 + 180 0 + 60 0 = 272 0
Pututaran Poros Engkol.
2. Katup Buang Membuka 32 0 + 180 0 + 70 0 = 282 0
Putaran Poros Engkol.
3. Pada saat torak berada di TMA Katup Isap sudah membuka 32 0
Putaran Poros Engkol.
4. Pada saat torak berada di TMA Katup Buang masih terbuka 70 0
Putaran Poros Engkol sebelum menutup.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
- Over – Lap ( Balance ).
Over lap (Balance) istilah yang dipakai pada suatu kondisi pergerakkan katup
isap dan katup buang dimana torak bergerak mendekati TMA saat akhir langkah
buang.
Yang dimaksud dengan Over – Lap adalah :
Kondisi dimana torak bergerak mendekati TMA pada akhir langkah buang dan
katup buang yang sudah hampir menutup, tetapi katup isap mulai membuka
dan saat torak berada di TMA (akhir langkah buang dan awal langkah isap)
kedua katup dalam keadaan terbuka.
Saat torak bergerak ke TMB (langkah Isap) katup isap mulai membuka penuh
dan katup buang mulai menutup. (Waktu buka katup isap dan menutup katup
buang tiap-tiap mesin tidak sama)_
Fungsi Over – Lap :
Untuk pembilasan ruang bakar dari sisa-sisa pembakaran.
Over Lap
Katup Isap membuka
Katup Buang membuka
Torak mendekati TMA
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
I.6 Batasan Ukuran
Batasan ukuran merupakan kondisi dimana suatu mesin dirancang dengan
dasar kondisi hasil pembakaran maksimum dan jika kondisi terebut dilakukan
terus menerus maka pada proses pembakaran yang tinggi akan menghasilkan
tekanan dan temperatur yang tinggi dalam ruang bakar sehingga.
mempengaruhi umur pemakaian komponen serta konstruksi mesin tersebut.
Hasil pembakaran bahan bakar disebut Tekanan Pembakaran atau
Tekanan Indikator.yang berada didalam ruang bakar
Tekanan Indikator dibatasi oleh ;
Jumlah bahan bakar yang disemprotkan kedalam ruang bakar
Sedangkan Jumlah bahan bakar yang disemprotkan dalam ruang bakar
dibatasi oleh :
1. Tekanan maksimum yang dapat diterima oleh kepala silinder
dan torak.
2. Temperatur maksimum yang mampu diterima oleh kepala
silinder dan torak.
3. Jumlah udara yang masuk dalam silinder.
4. Volume ruang bakar yang ada dalam mesin.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
Dari hasil uraian diatas maka ;
Untuk menjaga operasi mesin tetap terjaga keandalannya dilakukan
pembatasan pada variable yang terbaca pada mesin antara lain :
1. Tekanan Pembakaran. 7. Tekanan Minyak Pelumas.
2. Temperatur Udara Masuk. 8. Temperatur.Air Pendingin.
3. Temperatur Bearing. 9. Temperatur Minyak Pelumas.
4. Temperatur Inter Cooler. 10.Temperatur Gas Buang.
5. Temperatur Gas Buang. 11.Temperatur Udara Masuk.
6. Tekanan Air Pendingin 12 Temperatur Bearing.
Tekanan Indikator
Dibatasi oleh
Jumlah Udara dalam silinder
Tekanan & Temperatur yang diijinkan
Jumlah bahan bakar yang dikabutkan
Volume ruang bakar
Dibatasi oleh
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
I.7 Proses Pembakaran.
Proses pembakaran merupakan proses perubahan bahan bakar dari
keadaan unsur padat maupun cair yang kemudian dimasukkan dalam ruang
bakar agar terbakar untuk menghasilkan panas yang akan dirubah pada proses
akhir menjadi gaya gerak (daya), kemudian dimanfaatkan sebagai tenaga
pembangkit.
Proses pembakaran pada Mesin Diesel yaitu
Bahan bakar disemprotkan ke dalam silinder dan
berbentuk butir-butir cairan yang sangat halus (Kabut).
Karena udara di dalam silinder pada saat tersebut sudah
ber temperatur dan ber tekanan tinggi maka butir-butir
tersebut akan menguap kemudian terbakar dengan
sendirinya.
Penguapan butir bahan bakar itu dimulai dari bagian luar
butir –butir bahan bakar, yang merupakan bagian
terpanas.
Proses pembakaran yang terjadi dalam ruang bakar pada Mesin Diesel,
terjadi secara bertahap dan berlangsung secara terus menerus sampai bahan
bakar terbakar seluruhnya dalam waktu yang singkat.
Akibat pembakaran yang terjadi dalam ruang bakar, maka temperatur dan
tekanan dalam ruang bakar naik lagi yang kemudian digunakan untuk
mendorong torak kemudian menggerakkan poros engkol.
Semakin halus butir-butir bahan bakar yang dikabutkan dalam ruang
bakar, proses penyalaan bahan bakar akan semakin lebih baik dan terjadi pada
waktu yang lebih singkat.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
Akibatnya tidak ada bahan bakar yang tersisa pada saat torak bergerak jauh
dari TMA ke TMB.
Proses penyalaan bahan bakar dapat dipercepat, dengan jalan
memusarkan udara yang masuk dalam ruang bakar untuk mempercepat dan
memperbaiki proses pencampuran bahan bakar dengan udara.
Sehingga bahan bakar motor Diesel mudah terbakar di dalam silinder hal
ini terjadi jika perbandingan campuran udara dan bahan bakar mencapai
campuran yang sebaik –baiknya untukterbakar.
Akibat proses penyalaan bahan bakar yang berlangsung
secara bertahap dalam waktu yang lambat maka Mesin
Diesel sering disebut Motor Bakar Tekanan Merata
Proses pembakaran berlangsung seperti yang diterangkan diatas, tetapi
jika butir-butir bahan bakar yang terjadi pada waktu pengabutan terlalu besar
atau bakar bakar mengabutnya berkumpul menjadi satu.
Pengumpulan bahan bakar akan menjadi karbon-karbon yang bertumpuk
menjadi padat dalam ruang bakar, hal ini terjadi karena penguapan dan
pencampuran udara dengan bahan bakar yang ada didalam silinder tidak
berlangsung sempurna.
Kondisi seperti ini dapat juga terjadi apabila bahan bakar yang dikabutkan
terlalu banyak, yaitu pada waktu daya mesin akan diperbesar.
Terjadinya pengendapan arang (deposit) dalam ruang bakar tidak dapat
dihindari, karena mesin selalu mengalami perubahan daya selama
dioperasikan.
Perubahan daya tersebut terjadi jika beban yang dipikul berubah-ubah setiap
saat dan akan lebih memperbanyak lagi deposit dalam ruang bakar.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
Penumpukan arang (deposit) akan mempengaruhi daya mesin dan dapat
mengakibatkan detonasi yang lebih besar pada kondisi pembebanan normal.
Dampaknya dapat memperpendek usia pemeliharaan mesin, dan jika hal itu
berlangsung terus pada waktu yang lama akan memperbanyak kerusakan
bagian-bagian mesin yang lainnya.
Secara teoritis proses pembakaran dapat terjadi bila ada :
a. Udara (oxygen) yang membakar
b. Bahan bakar (carbon, hidrogen) yang dibakar
c. Kompressi (panas) sebagai katalisator
Tekanan pembakaran di dalam silinder sangat tergantung pada :
a. Injection Timing (Waktu Pengabutan)
b. Cetane Number (Kualitas Bahan Bakar)
c. Tekanan Kompresi.
d. Kehalusan Butir pengabutan.
e. Perbandingan Udara dan Bahan Bakar.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
I.8 Derajat Pengabutan.
Derajat Pengabutan adalah saat dilakukannya pengabutan bahan bakar
dalam ruang bakar yang terjadi pada Langkah Kompresi sebelum torak
mencapai Titik Mati Atas.
Besarnya Derajat Pengabutan untuk bermacam-macam Merek dan Tipe Mesin
Diesel tidak akan sama, sehingga untuk melakukan penyetelan saat
pengabutan harus berpedoman pada Buku Petunjuk Mesin tersebut.
Tujuan Pengabutan bahan bakar terjadi beberapa derajat sebelum torak
mencapai Titik Mati Atas adalah agar pada saat torak berada di Titik Mati Atas
bahan bakar terbakar seluruhnya dan menghasilkan tekanan yang maksimal.
Pembakaran yang sempurna akan menghasilkan daya dorong yang
maksimal, sehingga daya maksimal mesin dapat tercapai dengan pemakaian
bahan bakar minimal.
Kondisi hasil derajat pengabutan terlihat pada grafik :
Keterangan Gambar:
Ic = Pengabutan terlalu cepat => Tekanan pembakaran rendah
I = Pengabutan normal => Tekanan pembakaran tinggi
le = Pengabutan terlambat => Tekanan pembakaran rendah
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
I.9 Urutan Penyalaan (F.O).
Pada mesin yang mempunyai lebih dari 1 (satu) silinder penyalaan bahan
bakar dalam silinder dibuat secara bergantian, hal ini dimaksudkan agar
distribusi beban akibat tekanan tinggi pada proses pembakaran diatas
permukaan torak dapat diteruskan secara merata pada poros engkol
Pengaturan urutan penyalaan bahan bakar untuk mesin yang berselinder
banyak dimaksudkan agar terjadi keseimbangan beban yang dipikul poros
engkol juga merupakan dasar untuk menentukan susunan silinder dan bentuk
poros engkol.
Contoh bentuk poros engkol untuk mesin Diesel 4 langkah 8 silinder yang
mempunyai beberapa bentuk poros engkol seperti gambar dibawah ini.
Bentuk poros engkol mesin Diesel 4 langkah 8 silinder.
Gambar PE 1
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
Gambar PE 2
Terlihat pada gambar PE 1 dan PE 2 untuk mesin Diesel 4 langkah 8 silinder
susunan poros engkol yang berbeda, perbedaan ini turut menentukan
perbedaan Urutan Penyalaan bahan bakar (Firing Order) , tetapi Interval
penyalaan bahan bakar tetap sama.
Interval Pembakaran untuk mesin 4 langkah, dengan jumlah silinder lebih
dari satu,berarti semua silinder terjadi penyalaan bahan bakar secara
bergantian pada waktu poros engkol berputar 2 (dua) kali atau poros engkol
berputar 720 O .
Interval Pembakaran (I.P) Mesin 4 Langkah :
Merupakan perbedaan derajat putaran poros engkol untuk melakukan proses
pembakaran pada masing-masin silinder.
Dengan mengetahui Interval Pembakaran yang terjadi pada suatu Mesin,
kita dapat dengan mudah mendapatkan proses kerja yang terjadi pada masing-
masing silinder ketika poros engkol berputar 2 (dua) kali, dengan menentukan
lebih dahulu posisii proses kerja pada salah satu silinder.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
I.10 Matrik F.O.
Matrik F.O menjelaskan posisi proses kerja yang terjadi di masing-masing
silinder pada 1 (satu) putaran poros engkol.
Proses tersebut dapat dilihat pada contoh Matrik F.O dibawah ini.
Matrik F.O. untuk Mesin Diesel 4 Langkah
Jumlah silinder : 8 silinder
F.O. => 1 – 4 – 6 – 2 – 8 – 5 – 3 – 7
Dengan mengambil contoh :
Torak nomor 1 bergerak dari TMA ke TMB melakukan Langkah
Isap pada putaran Poros Engkol dari 0 o s/d 180 o.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
I.11 Neraca Panas.
Pada motor bakar hasil pembakarannya dirubah menjadi gerak mekanik,
proses pembakaran tersebut tidak seluruhnya dapat dirubah menjadi kerja
mekanik.
Sebagian panas yang dihasilkan dari proses pembakaran hilang terserap :
a. Air pendingin.
b. Terbuang ke udara luar (gas buang).
c. Mengatasi gaya gesekan.
Energi panas yang terbuang disebut Kerugian Panas.
Hasil Pembakaran dalam ruang bakar disebut Nilai Kalor Pembakaran.
Daya hasil proses pembakaran bahan bakar disebut Daya Indikator
atau
(Kerja Indikator).
Kerja Indikator digunakan untuk menggerakkan seluruh bagian – bagian
mesin, tetapi bagian – bagian mesin yang bergerak saling bergesekan sehingga
menimbulkan kerugian yang mengurangi Kerja Indikator.
Kerugian akibat bagian – bagian mesin yang bergesekan
disebut Kerugian Mekanis.
Daya Efektif = Daya yang langsung digunakan dan terdapat pada roda gila.
Dari hasil uraian diatas, kerja dan kerugian yang terjadi merupakan bagian-
bagian dari “ Neraca Panas “ yang dibuat menjadi “ Diagram Neraca Panas “.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
Maka :
DAYA INDIKATOR = NILAI KALORI BAHAN BAKAR – (KERUGIAN
PENDINGINAN + KRUGIAN PEMBUANGAN).
DAYA EFEKTIF = KERJA INDIKATOR - KERUGIAN MEKANIS.
NERACA KALOR PADA DAYA MAKSIMUM.
NERACA KALOR ( % )
Kerja Efektif 30 ~ 45
Kerugian Mekanis 11 ~ 4
Kerugian Pendingin 25 ~ 11
Kerugian Pembuangan 34 ~ 40
Jumlah Kalor 100 ~ 100
DIAGRAM NERACA KALOR PADA DAYA MAKSIMUM.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
I.12 Perpindahan Panas.
Perpindahan Panas yaitu perpindahan panas suatu benda atau fluida atau
udara yang mempunyai temperature yang lebih tinggi ke benda atau fluida atau
udara yang temperaturnya lebih rendah.
Bila dalam suatu sistem terdapat perbedaan suhu, atau bila suatu sistem
yang berbeda disinggungkan, maka akan terjadi perpindahan energi.
Proses dengan nama transport energi itu
berlangsung, disebut Perpindahan Panas.
Perpindahan Panas juga dikatakan sebagai Perpindahan Kalor.
Apa yang ada dalam Perpindahan, yang disebut Panas, tidak dapat diukur
atau diamati langsung, tetapi pengaruhnya dapt diamati dan diukur.
Proses Perpindahan Panas harus memperhatikan mekanisme aliran panas
dan waktu yang diperlukan untuk pemindahan panas tersebut.
Pengenalan tentang proses Perpindahan Panas digunakan dalam
merancang bagian-bagian mesin yang beroperasi pada suhu tinggi, untuk
mendapatkan Batas Proporsional ( Proportional Limit ) atau Kuat-Lelah
( Flatique Strength ) suatu bahan atau material mesin.
Sifat-siat fisik seperti Konduktivitas Thermal atau viskositas berubah
sesuai dengan perubahan suhu, untuk menjamin pengoperasian suatu
mesin pada jangka waktu yang lama, maka harus diterapkan Faktor
Keamanan ( Safety Factor ) untuk mengatasi kemungkinan kerusakan
bagian-bagian mesin lebih cepat.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
Proses Perpindahan Panas berlangsung dalam 3 (tiga ) cara :
a. Rambatan (Conduction).
b. Aliran (Convection).
c. Pancaran (Radiation).
A. Rambatan (Conduction).
Konduksi adalah proses dimana panas mengalir dari daerah yang bersuhu
tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah dai dalam satu medium (padat,
cair atau gas) atau antara medium-medium berlainan yang bersinggungan
secara langsung.
B. Aliran (Convection).
Konveksi adalah proses transport energi dengan kerja gabungan dari
konduksi panas, penyimpangan energi dan gerakan mencampur.
Konveksi sangat penting sebagai mekanisme perpindahan energi antara
permukaan benda padat dan cairan atau gas.
Cara perpindahan panas konveksi merupakan proses perpindahan panas
yang didukung olehi dua proses yaitu :
1. Proses Konduksi.
2. Proses Perpindahan Massa.
Konveksi diklasifikasikan 2 (dua) bagian berdasarkan pergerakkan aliran :
1. Konveksi Alamiah (bebas).
Gerakan pencampurannya berlangsung akibat perbedaan kerapatan
yang disebabkan oleh gradien suhu.
2. Konveksi Paksa.
Gerakan pencampurannya disebabkan oleh suatu alat dari luar, seperti
pompa, kipas.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
C. Pancaran (Radiation).
Radiasi adalah proses dimana panas mengalir dari benda yang bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu rendah tetapi benda-benda itu terpisah di dalam
satu ruang, bahkan bisa terdapat ruang hampa di antara benda-benda tersebut.
Perpindahan panas tersebut terjadinya adalah akibat gelombang
elektromagnetis.
Perpindahan panas ini tidak diperlukan zat perantara.
Contoh :
Pancaran panas sinar matahari melewati ruang kosong dan diterima di bumi.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
I.13 Pendingin Mesin.
Untuk mesin yang menggunakan Energi Thermal panas akibat hasil
pembakaran harus dipertahankan pada temperatur tertentu untuk
memperpanjamg umur komponen mesin.
Dari satu sisi penurunan temperatur merupakan suatu kerugian thermal,
tetapi kondisi ini tidak dapat dihindari mengingat keterbatasan kekuatan
komponen yang mendapat perlakuan panas terus-menerus.
Untuk mempertahankan agar temperatur mesin tetap pada batas yang di
ijinkan sesuai batas aman suatu komponen atau meterial mesin maka dibuatlah
peralatan dan saluran untuk mendinginkan bagian-bagian yang perlu
pendinginan.
Proses Pendinginan Mesin terdiri dari 2 (dua) macam :
A. Mesin berpendingin air.
B. Mesin berpendingin udara.
Komponen utama yang memerlukan pendinginan adalah :
1. Cylinder Head.
2. Liner.
3. Piston.
Peralatan bantu pendinginan yang lain adalah :
1. Air Cooler (Inter Cooler).
2. Oil Cooler.
3. Water Cooler.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
A. Mesin berpendingin air.
Komponen yang diperlukan pada mesin berpendingin air adalah :
a. Radiator.
b. Kipas Udara (Fan).
c. Pompa Sirkulasi air (Water Pump).
d. Thermostat.
e. Air tawar bersih.
a. Radiator.
Fungsi :
Mengeluarkan panas yang terserap oleh air pendingin mesin yang
bersirkulasi dalam mesin.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
b. Kipas Udara (Fan).
Fungsi :
Mengalirkan udara ke Radiator untuk mendinginkan air pendingin
mesin yang berada dalam pipa radiator.
c. Pompa Sirkulasi air (Water Pump).
Fungsi :
Mengalirkan air pendingin mesin ke seluruh bagian mesin yang perlu
didinginkan dan air pendingin kembali ke Radiator untuk didinginkan.
d. Thermostat.
Fungsi :
Mengatur arah aliran air pendingin mesin pada saat temperatur air
pendingin masih rendah agar tidak bersirkulasi ke Radiator, sehingga
mempercepat mesin mencapai temperatur kerja (untuk mempercepat
pemanasan mesin).
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
e. Air Tawar.
Fungsi :
Menyerap panas yang dihasilkan dari proses pembakaran agar panas
tidak melebihi batas kekuatan material dan meredam suara ledakan
pada ruang bakar, sehingga suara mesin menjadi lebih rendah.
Kualitas air pendingin mesin akan menentukan umur kemampuan
menyerap panas pembakaran (kapasitas pendinginan).
Air yang keruh akan membuat dinding-dinding yang dialiri oleh air
pendingin mesin akan cepat terlapisi kerak sehingga kemampuan
pendinginan akan berkurang.
Air laut (asin) akan mempercepat korosi bagian-bagian mesin,
sehingga mempercepat kerusakan komponen mesin yang dilalui air
pendingin.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
B. Mesin berpendingin udara.
Komponen yang diperlukan pada mesin berpendingin udara adalah :
a. Sirip-sirip pendingin.
b. Kipas Udara (Fan).
c. Oil Cooler.
a. Sirip-sirip pendingin.
Fungsi :
Memperluas permukaan yang akan didinginkan agar panas akibat
pembakaran lebih cepat didinginkan.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
b. Kipas Udara (Fan).
Fungsi :
Mengalirkan udara ke sirip-sirip pendingin untuk mengeluarkan panas.
c. Oil Cooler.
Fungsi :
Mendinginkan minyak pelumas mesin yang secara tidak langsung
selain sebagai pelumas mesin juga berfungsi sebagai media pendingin
mesin.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
II. BAGIAN – BAGIAN UTAMA MESIN DIESEL
1. Piston & Connecting Rod Assy.
2. Cylinder Liner & Engine Block.
3. Crank Shaft.
4. Cam Shaft.
5. Transmission Gear.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
CYLINDER HEAD
( KEPALA SILINDER )
JENIS KEPALA SILINDER.
KEPALA SILINDER TUNGGAL
A
B
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
Fungsi Kepala Silinder:
1. Penutup Silinder.
2. Menempatkan Katup.
3. Menempatkan Rocker Arm.
4. Menempatkan Injector.
5. Menempatkan Valve Starting ( Katup Start ).
6. Tempat Saluran Udara Masuk & Gas Buang.
KEPALA SILINDER MAJEMUK
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
KOMPONEN YANG TERDAPAT PADA KEPALA SILINDER
1. INJECTOR (PENGABUT ):
KONDISI KERJA YANG DIBATASI.
1. Tekanan pengabutan.2. Besar butir bahan bakar yang
dikabutkan.3. Arah pengabutan.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
2. ROCKER ARM ( PELATUK ).
KONDISI KERJA YANG DIBATASI.
1. Kerapatan dengan katup.2. Keausan lubang dengan poros.3. Kelonggaran arah aksial.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
3. INTAKE VALVE & EXHAUST VALVE ( KATUP MASUK & KATUP BUANG
).
KONDISI KERJA YANG DIBATASI.
1. Kerapatan Rocker Arm dengan katup.2. Keausan lubang dengan poros.3. Kelonggaran arah aksial.4. Bidang Kontak Katup.5. Kelonggaran Bushing.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
4. STARTING VALVE & MOTOR STATER.
KONDISI KERJA YANG DIBATASI.
1. Kerapatan dudukan katup dengan katup.
2. Kekerasan pegas penekan katup.3. Keausan bidang kontak.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
PISTON & CONNECTING ROD
( TORAK & BATANG TORAK )
TORAK & RING.
KONDISI KERJA YANG DIBATASI.
1. Kerapatan torak dengan liner.2. Elastisitas ring.3. Penempatan & kelonggaran Gap.
Fungsi :
1. Merapatkan Ruang Bakar.
2. Menerima Tekanan Pembakaran.
3. Menyerap Panas Hasil Pembakaran.
4. Meneruskan tekanan hasil pembakaran.
5. Meneruskan panas pembakaran ke liner.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
BATANG TORAK
Fungsi :
1. Meneruskan tekanan torak ke poros engkol..
2. Meneruskan putaran poros engkol ke torak.
KONDISI KERJA YANG DIBATASI.
1. Ketirusan batang torak.2. Kelonggaran pena torak.3. Kelonggaran poros dengan
bantalan.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
CYLINDER LINER & ENGINE BLOCK
( SILINDER & RANGKA MESIN )
CYLINDER LINER.
Fungsi :
1. Tempat pergerakkan torak.
2. Menampung udara bersih dan gas buang.
3. Menyerap panas hasil pembakaran.
KONDISI KERJA YANG DIBATASI.
1. Kelonggaran dengan torak.2. Permukaan bagian dalam liner.3. Korosi akibat air pendingin.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
ENGINE BLOCK.
Fungsi :
1. Tempat kedudukan liner& poros engkol.
2. Tempat komponen disatukan.
KONDISI KERJA YANG DIBATASI.
1. Keretakan pada lubang kedudukan liner.
2. Korosi pada saluran pendingin liner.3. Perubahan bentuk akibat panas
tinggi.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
CRANK SHAFT
( POROS ENGKOL )
Fungsi :
1. Merubah gerak lurus menjadi gerak bolak-balik atau sebaliknya.
2. Tempat bertumpunya poros engkol.
KONDISI KERJA YANG DIBATASI.
1. Kelurusan poros engkol.2. Kehalusan permukaan poros .3. Diameter poros.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
CAM SHAFT
( POROS BUBUNGAN )
Fungsi :
1. Merubah gerak putar menjadi gerak lurus.
2. Mengatur buka & tutup katup.
KONDISI KERJA YANG DIBATASI.
1. Tinggi puncak bubungan.2. Kehalusan permukaan poros .3. Tinggi puncak merata.
PT PLN (PERSERO)PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DIESEL
TRANSMISION GEAR
( RODA GIGI PENGATUR )
Fungsi :
1. Mengatur saat membuka & menutup katup.
2. Mengatur waktu pengabutan bahan bakar.
3. Mengatur langkah torak.
KONDISI KERJA YANG DIBATASI.
1. Keausan gigi-gigi penerus.2. Kehalusan permukaan gigi-gigi .3. Perubahan waktu / timing.