1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan, perkembangan seseorang berlangsung sejak dilahirkan sampai
dengan mati. Memiliki arti kuantitatif atau segi jasmani bertambah besar bagian-bagian
tubuh. Kualitatif atau psikologis bertambah perkembangan intelektual dan bahasa
(Siti Rahayu).
Pertumbuhan dan perkembangan dicakup dalam kematangan. Manusia disebut
matang jika fisik dan psikisnya telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan
sampai pada tingkat tertentu (Langeveld).
Konsep pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara interpendensi
saling bergantung satu sama lain. Tidak bisa dipisahkan tetapi bisa dibedakan untuk
memperjelas penggunaannya (Sunarto, 1999).
Perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh adanya pertumbuhan jika
seorang individu mengalami pertumbuhan yang baik maka perkembangan akan baik
pula. Pernyataan ini berbanding lurus dengan H.M. Arifin tentang perkembangan,
bahwa perkembangan diprasyarati oleh adanya pertumbuhan, oleh karena itu
pertumbuhan sangatlah mendukung perkembangan seseorang (Diah Puji, 2009).
Fase perkembangan individu tidak terlepas dari proses pertumbuhan individu itu
sendiri. Perkembangan pribadi individu meliputi beberapa tahap atau periodisasi
perkembangan, antara lain perkembangan berdasarkan analisis Biologis, perkembangan
berdasarkan Didaktis, perkembangan berdasarkan psikologis.
2
Fase perkembangan Biologis merupakan perubahan kualitatif terhadap struktur
dan fungsi-fungsi fisiologis atau pembabakan berdasarkan keadaan atau proses
pertumbuhan tertentu. Fase perkembangan dedaktis dapat dibedakan menurut dua sudut
tujuan, yaitu dari sudut tujuan teknis umum penyelenggara pendidikan dan dari sudut
tujuan teknis khusus perlakuan pendidikan. Fase perkembangan psikologis merupakan
pribadi manusia dimulai sejak masa bayi hingga masa dewasa.
Aspek aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi,
bahasa, moral dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan
pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan
kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situas baru atau lingkungan pada
umumnya. Sosial, setiap individu selalu berinteraksi dengan lingkungan dan selalu
memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang menyertai
setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan untuk
berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan
melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Agama merupakan
kepercayaan yang dianut oleh individu.
Untuk efisiensi waktu, maka penulis membatasi penulisan ini pada
perkembangan peserta didik fase remaja SMA aspek moral. Masa remaja merupakan
segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan
masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat
(Konopka, dalam Pikunas, 1976; Kaczman & Riva, 1996). Apabila gagal dalam
tugas perkembangannya, dalam mengembangkan rasa identitasnya. Maka remaja akan
3
kehilangan arah. Dampaknya remaja akan mengembangkan perilaku menyimpang
(telinquent) melakukan kriminalitas atau menutup diri (mengisolasi diri) dari
masyarakat karena tidak menduduki posisi yang harmonis dalam masyarakat. Seperti
pada kasus Nico Putra, pelajar SMU Swasta di Jl. Ngaglik (Koran Surya, Minggu 23
Nopember 2008). Nico adalah otak penjambretan yang berperan memilih calon mangsa
sekaligus pelaksana perampasan tas para korban yang semuanya perempuan. Hereditas
atau keturunan serta lingkungan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan. Adapun faktor yang berpengaruh terhadap kasus Nico Putra adalah
faktor lingkungan. Lebih spesifik lagi lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan
sosial teman sebaya atau teman dalam pergaulan. Faktor utama yang menentukan daya
tarik hubungan interpersonal diantara para remaja pada umumnya adalah adanya
kesamaan dalam minat, nilai-nilai, pendapat dan sifat-sifat kepribadian.
Berdasarkan hal diatas maka penulis menganalisis dalam judul makalah
Analisis Perkembangan Peserta Didik Fase Remaja SMA.
B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini penulis ingin mengetahui :
1. Bagaimanakah deskripsi perkembangan peserta didik fase remaja?
2. Bagaimanakah analisis kasus perkembangan peserta didik fase remaja SMA aspek
moral?
3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perkembangan peserta didik fase remaja
SMA aspek moral?
4
4. Bagaimanakah dampak hasil perkembangan peserta didik fase remaja SMA aspek
moral?
C. Tujuan Penulisan
Dengan memperhatikan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan
masalah adalah :
1. Untuk mengetahui deskripsi perkembangan peserta didik fase remaja.
2. Untuk mengetahui analisis kasus perkembangan peserta didik fase remaja SMA
aspek moral.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi perkembangan peserta
didik fase remaja SMA aspek moral.
4. Untuk mengetahui dampak hasil perkembangan peserta didik fase remaja SMA
aspek moral.
5
BAB II
PEMBAHASAN MAKALAH
A. Deskripsi Umum Perkembangan Peserta Didik Fase Remaja
1. Konsep tentang Perkembangan
Psikologi perkembangan merupakan cabang psikologi yang mempelajari
perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu
dari mulai masa konsepsi sampai mati.
Seseorang yang mempelajari psikologi perkembangan berarti sedang
mempelajari proses perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Ada dua hal
yang penting dalam perubahan psikologi perkembangan, yaitu pertumbuhan
(growth) dan perkembangan (development) (Dariyo, 2007: 19).
Berdasarkan pengertian diatas, penulis merangkaikan pengertian
perkembangan secara umum sebagai suatu proses perubahan menuju kesempurnaan.
Perkembangan berkaitan dengan perubahan kuantitatif dan kualitatif yang terjadi
pada individu yang tidak dapat diulang, bersifat progresif teratur dan berlangsung
secar bertahap serta terdiri dari beberapa fase (bayi, balita, anak, remaja, dewasa,
tua). Adapun tujuan perkembangan adalah pencapaian kemampuan, upaya menjadi
orang yang baik secara fisik dan mental.
2. Fase Perkembangan Remaja
Karena remaja sulit didefinisikan secara mutlak, maka penulis
mendefinisikan pengertian remaja dari sudut pandang batasan remaja menurut
WHO. Remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana individu
6
berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
sekundernya (fisik) sampai saat ia mencapai kematangan seksual serta mengalami
perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relatif lebih mandiri (Muangman, yang dikutip oleh Sarlito, 1991: 9).
Perubahan fisik yang terjadi merupakan gejala primer dalam pertumbuhan
remaja. Pertumbuhan badan menjadi lebih tinggi dan panjang, mulai berfungsinya
alat reproduksi (ditandai dengan haid pada anak perempuan dan mimpi basah pada
anak laki-laki) serta tanda-tanda seksual sekunder yang mulai tumbuh.
Secara umum batasan usia remaja adalah sekitar 13 21 tahun. Masa remaja
menghadapi kondisi pencarian identitas. Remaja berusaha untuk menjelaskan siapa
dirinya, apa peranannya di masyarakat dan cenderung merasa tidak puas dengan
keberadaan dirinya, sehingga berusaha untuk menarik perhatian dari lingkungan.
Diantara remaja yang sukses dan berprestasi ada beberapa remaja yang
melewati masa remajanya dengan tidak sukses, dengan kata lain remaja bermasalah.
Remaja bermasalah tidak mampu menyaring berbagai pengaruh buruk lingkungan
di sekitarnya. Disinilah peran orang tua sebagai pendidik utama perlu mengerti dan
memahami proses tumbuh kembang anak remajanya sehingga dapat berperan aktif
untuk membimbing, mengarahkan dan mengantarkan mereka ke posisi yang
harmonis dalam masyarakat menuju puncak kebahagiaan.
7
Aspek aspek perubahan pada fase remaja :
a. Aspek fisik
Meliputi perubahan hormonal :
- Fungsi reproduksi
- Ciri seksual sekunder
- Perubahan fisik (tidak seimbang)
- Perubahan suara
- Peningkatan energi
b. Aspek psikologis
- Meningginya dorongan perasaan kaku atau ego, sehingga cenderung
menentang terhadap otoritas, senang protes, membangkang, mengkritik,
egois dan egosentris.
- Emosi mudah meluap, perasaan diri merasa super
- Konflik emosional, suasana hati mudah berubah
- Mencari identitas atau jati diri, senang tampil beda, suka mode, mulai
merokok, suka kebut-kebutan, membual, berpetualang
- Meningkatnya fungsi kognisi, besar rasa ingin tahu, idealisme tinggi
- Ketertarikan terhadap lawan jenis
- Kebutuhan narsistik (cinta pada diri sendiri)
3. Aspek aspek perkembangan remaja
Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik
maupun psikis yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral
dan agama.
8
(a) Perkembangan Fisik
Dalam perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah
perubahan fisik. Tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh
orang dewasa yang disertai dengan berkembangnya kapasitas reproduktif.
Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan ciri-ciri seks
primer dan ciri-ciri seks sekunder.
Ciri ciri seks primer :
(1) Remaja pria
Ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan statis pada tahun
pertama dan kedua, kemudian pada tahun berikutnya tumbuh lebih
lambat dan akan mencapai ukuran pada usia 20 21 tahun.
Matangnya organ organ seks yang memungkinkan remaja pria
yang berusia sekitar 14 15 tahun mengalami mimpi basah.
(2) Remaja wanita
Ditandai dengan tumbuhnya rahim, vagina dan ovarium (indung
telur). Ovarium menghasilkan ovum dan mengeluarkan hormon-
hormon yang diperlukan untuk kehamilan, menstruasi dan
perkembangan seks sekunder. Pada usia 11 15 tahun, menstruasi
pertama sering ditandai dengan sakit kepala, sakit pinggang, kadang
kejang, lelah, depresi dan mudah tersinggung.
9
Ciri ciri sekunder
Berikut ini adalah bagian ciri-ciri seks sekunder pada pria dan wanita.
No Wanita Pria
1 Tumbuhnya rambut pubik /
kapok halus disekitar
kemaluan dan ketiak.
Tumbuh rambut pubik di
sekitar kemaluan dan ketiak
2 Bertambah besarnya buah
dada
Terjadi perubahan suara
3 Bertambah besarnya pinggul Tumbuh kumis
Tumbuh jakun
(b) Perkembangan Psikis
1. Aspek Intektual
Perkembangan intelektual (kognitif) pada remaja bermula pada
umur 11 atau 12 tahun. Remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang
konkrit, remaja mulai mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang
hipotesis dan abstrak dari realitas. Bagaimana dunia ini tersusun tidak
lagi dilihat sebagai satu-satunya alternatif yang mungkin terjadi,
misalnya aturan-aturan dari orang tua, status remaja dalam kelompok
sebayanya dan aturan-aturan yang diberlakukan padanya tidak lagi
dipandang sebagai hal-hal yang mungkin berubah.
Kemampuan-kemampuan berpikir yang baru ini memungkinkan
individu untuk berpikir secara abstrak, hipotesis dan kontrafaktual, yang
nantinya akan memberikan peluang pada individu untuk
mengimajinasikan kemungkinan lain untuk segala hal.
10
2. Aspek Sosial
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam
hubungan sosial atau proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap
norma-norma kelompok, moral dan tradisi. Meleburkan diri menjadi satu
kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Aspek ini meliputi
kepercayaan akan diri sendiri, berpandangan objektif, keberanian
menghadapi orang lain, dan lain-lain.
Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang kemampuan
untuk memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik
menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga
mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan
sebaya atau lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau
percintaan. Pada masa ini berkembangan sikap cenderung menyerah atau
mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, keinginan orang
lain. Ada lingkungan sosial remaja (teman sebaya) yang menampilkan
sikap dan perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan misalnya: taat
beribadah, berbudi pekerti luhur, dan lain-lain. Tapi ada juga beberapa
remaja yang terpengaruh perilaku tidak bertanggung jawab teman
sebayanya, seperti : mencuri, free sex, narkotik, miras, dan lain-lain.
Remaja diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam arti
kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi
dan relasi baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
11
Berikut ini ciri-ciri penyesuaian sosial remaja, diantaranya :
Di Lingkungan Keluarga
- Menjalin hubungan yang baik dengan orang tua dan saudaranya
- Menerima otoritas orang tua (menaati peraturan orang tua)
- Menerima tanggung jawab dan batasan (norma) keluarga
- Berusaha membantu anggaran kalau sebagai individu atau
kelompok
Di Lingkungan Sekolah
- Bersikap respek dan mentaati peraturan
- Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah
- Menjalin persahabatan dengan teman sebaya
- Hormat kepada guru, pemimpin sekolah atau staf lain
- Berprestasi di sekolah
Di Lingkungan Masyarakat
- Respek terhadap hak-hak orang lain
- Menjalin dan memelihara hubungan dengan teman sebaya atau
orang lain
- Bersikap simpati dan menghormati terhadap kesejahteraan orang
lain
- Respek terhadap hukum, tradisi dan kebijakan-kebijakan
masyarakat.
12
3. Aspek Emosi (Afektif)
Perkembangan aspek emosi berjalan konstan, kecuali pada masa
remaja awal (13-14 tahun) dan remaja tengah (15-16 tahun) pada masa
remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan keceriaan dalam hidupnya,
diselingi rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi
dalam dirinya. Pada masa remaja tengah rasa senang datang silih
berganti dengan rasa duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa
akrab bertukar dengan kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini
berakhir pada masa remaja akhir (18 21 tahun).
Pada masa remaja tengah anak terombang-ambing dalam sikap
mendua (ambivalensi) maka pada masa remaja akhir anak telah memiliki
pendirian, sikap yang relatif mapan. Mencapai kematangan emosial
merupakan tugas yang sulit bagi remaja. Proses pencapaiannya sangat
dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama
lingkungan-lingkungan keluarga dan teman sebaya. Apabila lingkungan
tersebut kondusif maka akan cenderung dapat mencapai kematangan
emosional yang baik, seperti adolesensi emosi (cinta, kasih, simpati,
senang menolong orang lain, hormat dan menghargai orang lain, ramah)
mengendalikan emosi (tidak mudah tersinggung, tidak agresif, optimis
dan dapat menghadapi situasi frustasi secara wajar). Tapi sebaliknya,
jika seorang remaja kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tua
atau pengakuan dari teman sebaya, maka cenderung mengalami perasaan
tertekan atau ketidaknyamanan emosional, sehingga remaja bisa berealisi
13
agresif (melawan, keras kepala, bertengkar, berkelahi, senang
mengganggu) dan melarikan diri dari kenyataan (melamun, pendiam,
senang menyendiri, meminum miras dan narkoba).
4. Aspek Bahasa
Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan
penguasaan alat berkomunikasi baik alat komunikasi lisan, tulisan,
maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat.
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang, baik di
lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya lingkungan teman
sebaya sedikit banyak lebih membentuk pola perkembangan bahasa
remaja. Pola bahasa remaja lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang
berkembang di dalam kelompok sebaya.
Pada umumnya remaja akhir lebih memantapkan diri pada bahasa
asing tertentu, menggemari literatur yang mengandung nilai-nilai
filosofis, etnis dan religius. Penggunaan bahasa oleh remaja lebih
sempurna serta perbendaharaan kata lebih banyak. Kemampuan
menggunakan bahasa ilmiah mulai tumbuh dan mampu diajak berdialog
seperti ilmuwan.
5. Aspek Moral
Perkembangan moral pada remaja menurut teori Kohlberg
menempati tingkat III: pasca konvensional stadium 5, merupakan tahap
orientasi terhadap perjanjian antara remaja dengan lingkungan sosial.
Ada hubungan timbal balik antara dirinya dengan lingkungan sosial dan
14
masyarakat. Pada tahap ini remaja lebih mengenal tentang nilai-nilai
moral, kejujuran, keadilan kesopanan dan kedisiplinan. Oleh karena itu
moral remaja harus sesuai dengan tuntutan norma-norma sosial.
Selain itu peranan orang tua sangat penting. Dalam membantu
moral remaja, orang tua harus konsisten dalam mendidik anaknya,
bersikap terbuka serta dialogis, tidak otoriter atau memaksakan
kehendak.
6. Aspek Agama
Pemahaman remaja dalam beragama sudah semakin matang,
kemampuan berfikir abstrak memungkinkan remaja untuk dapat
mentransformasikan keyakinan beragama serta mengapresiasikan
kualitas keabstrakan Tuhan.
B. Analisis Kasus Perkembangan Peserta Didik Fase Remaja SMA Aspek Moral
Nico Putra adalah siswa SMU Swasta di Jl. Ngaglik Surabaya, usianya 18 tahun
dan menjadi otak penjambretan tas di lima lokasi di Surabaya. Dalam aksinya tersebut
Nico dibantu oleh temannya yang usianya lebih tua darinya. Mereka adalah Eka Juni
Prasetyo, 22 tahun dan Kukuh Yuli Prihartono, 22 tahun. Nico mengaku melakukan
aksi kejahatan ini karena ingin dipandang sebagai orang kaya, meski faktanya dia hidup
di tengah keluarga pas-pasan. Selain itu Nico juga mengaku ingin membuat senang
sang pacar. Berikut ini kutipan pernyataan Nico Orang tua saya tak mampu turuti
semua keinginan saya seperti beli ponsel, pulsa atau sepeda motor, selain itu saya juga
ingin membuat senang pacar saya.
15
Kriminalitas atau kejahatan merupakan tindak kriminal yang dilakukan oleh
seseorang baik direncanakan maupun tidak direncanakan.
Kejahatan dibagi dalam beberapa jenis golongan. Adapun kejahatan yang
dilakukan oleh Nico menurut Capelli (Pengertian Penjahat dan Jenis-Jenisnya.
wordpress.com) adalah kejahatan karena faktor sosial dan disebut penjahat kebiasaan,
yakni penjahat kesempatan, karena menderita kesulitan ekonomi atau fisik. Dalam
melakukan tindakan kejahatan, Nico sadar bahwa tindakan tersebut melanggar hukum.
Dia sudah merencanakan serta mempersiapkan kejahatannya dengan teman-temannya.
Berikut ini adalah tabel perbandingan aspek moral dengan analisis kasus Nico.
Ciri ciri umum moral remaja
Fakta Hasil
Bisa membedakan baik dan buruk
Lebih mengenal nilai moral atau konsep
moral (kejujuran, keadilan, kesopanan
dan kedisiplinan)
Penjambretan tas di
lima lokasi
Tidak sesuai
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik Fase Remaja
SMA Aspek Moral
Perkembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
Hereditas atau keturunan
Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu.
Hereditas diartikan segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimilki individu
sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua.
16
Lingkungan
a) Formal : lingkungan sekolah
Yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan
latihan, membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya.
b) Informal : lingkungan keluarga
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang bersifat universal artinya terdapat
pada setiap masyarakat di dunia (universe) atau suatu sistem sosial yang
terbentuk dalam sistem sosial yang lebih besar (Sudardja Adiwikarta (1988: 66-
67) dan Salman & Shaffer (1995: 390 391)).
c) Nonformal : masyarakat dan teman sebaya
Peranan masyarakat dan teman sebaya bagi remaja adalah memberikan
kesempatan untuk belajar tentang bagaimana berinteraksi dengan orang lain,
mengontrol tingkah laku sosial, mengembangkan ketrampilan dan minat yang
relevan dengan usianya, saling bertukar perasaan dan masalah.
Masyarakat dan teman sebaya mempunyai kontribusi yang sangat positif
terhadap kepribadian remaja. Namun disisi lain tidak sedikit remaja yang
berperilaku menyimpang, karena pengaruh masyarakat dan teman sebaya.
Glueck & Glueck menemukan bahwa 98,4% dari anak-anak nakal adalah akibat
pengaruh anak nakal lainnya dan hanya 74% saja dari anak yang tidak nakal
berkawan dengan yang nakal (M. Arifin, 1978: 131). Itu artinya pengaruh
masyarakat dan teman sebaya sangat dominan terhadap remaja.
Seperti yang terjadi dalam kasus Nico, faktor masyarakat dan teman
sebaya sangat dominan, dalam hal ini adalah pacar serta dua temannya Eka dan
17
Yuli. Karena ingin membuat sang pacar senang, maka hal tersebut yang
dijadikan alasan oleh Nico untuk melakukan tindak kejahatan. Selain faktor
masyarakat dan teman sebaya, alasan ekonomi juga memperkuat tindakan Nico.
Menurut Study perbandingan yang telah dilakukan oleh Maccoby dan
Meloyd (Sigelman & Shaffer, 1995: 196 397) bahwa orang tua kelas bawah
atau pekerja cenderung sangat menekankan kepatuhan dan respek terhadap
otoritas, lebih restriktif (keras) dan otoriter, kurang memberikan alasan kepada
anak dan kurang bersikap hangat dan memberi kasih sayang kepada anak.
Orang tua yang mengalami tekanan ekonomi atau perasaan tidak mampu
mengatasi masalah finansialnya. Cenderung menjadi depresi dan mengalami
konflik keluarga yang akhirnya mempengaruhi masalah remaja, seperti kurang
harga diri, prestasi belajar rendah, kurang dapat bergaul dengan teman,
mengalami masalah penyesuaian diri karena depresi dan agresi.
Berikut ini adalah bagan pengaruh ekonomi terhadap kepribadian
remaja:
Penghasilan
yang kecil
Pekerjaan
yang tidak
stabil
Banyak
utang
Menganggur
Ekonomi
keluarga
morat-marit
Ayah
depresi
Ibu
depresi
Konflik
Perekonomian
Terabaikannya
gizi keluarga
dan fungsi
orang tua
Remaja
berperilaku
nakal
18
D. Dampak Hasil Perkembangan Peserta Didik Fase Remaja SMA Aspek Moral
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
dampak dari perkembangan pada Nico Putra (Nico) adalah :
Tidak diterima oleh lingkungan sekolah ( )
Diterima oleh lingkungan keluarga ( + )
Tidak diterima oleh lingkungan masyarakat ( )
Tidak diterima oleh lingkungan teman sebaya ( )
Tabel Dampak Hasil Perkembangan
Pembawaan Lingkungan Hasil
+ - -
19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari makalah ini penulis dapat menarik kesimpulan bahwa :
Perkembangan fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat
penting dan ditandai dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga
individu tersebut bisa bereproduksi dengan baik.
Perkembangan fase remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, meliputi: hereditas,
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, teman sebaya dan teman sepergaulan.
Faktor ekonomi keluarga juga berperan penting terhadap perkembangan remaja.
Orang tua yang mengalami tekanan ekonomi, cenderung mempengaruhi masalah
remaja.
B. SARAN
Dengan mengucap syukur alhamdulillah pada Allah SWT penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tentunya masih jauh dari harapan, oleh
karena itu penulis masih perlu kritik dan saran yang membangun serta bimbingan,
terutama dari Dosen.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis, terutamanya :
Bagi remaja hendaknya mengetahui dan mempelajari tugas-tugas perkembangan
dengan baik. Sehingga bisa menerapkan tugas-tugas perkembangan tersebut dengan
sebaik-baiknya.
20
Bagi orang tua, hendaknya mengontrol tugas-tugas perkembangan anak yang belum
diselesaikan dan membimbing, mengarahkan serta mengantarkan ke arah yang lebih
positif.
Orang tua dan guru membantu menyelesaikan tugas perkembangan sehingga
mencapai proses menjadi, yakni menjadi lebih baik dan lebih sempurna.
Masyarakat hendaknya menjadi kontrol sosial bagi para remaja yang mengalami
degradasi moral.
21
DAFTAR PUSTAKA
Agustiani, Hendriati. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Refika Aditama.
Dariya, Agoes. 2007. Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung.
Sunarto dan Hartono, Agung. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Syaodi Sukmadinata, Nana. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT.
Rosdakarya.
www.wordpress.com. November 26, 2008. Faktor Kriminalitas Meningkatkan Angka
Kematian di Indonesia.
Yusuf LN, Syamsul 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
22
MAKALAH
ANALISIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
FASE REMAJA SMA
Dosen Pembimbing :
Dra. Diah Puji Nali Brata, M.Si.
Disusun Oleh :
GRACE VENTY HUDYAHRINI
NIM. 087120
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
JOMBANG
2009
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehinggga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan keharibaan Rasulullah SAW sebagai
Nabi akhir zaman yang menyempurnakan agama Islam.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Diah Puji Nali Brata, M.Si.,
selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Perkembangan Peserta Didik (PPD) yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun berdasarkan literatur-literatur yang ada. Memang tak ada
gading yang tak retak, namun penulis berharap semoga isi dari makalah ini dapat dipahami
dan memberikan manfaat kepada kita semua. Oleh karena itu, penulis membuka kritik dan
saran yang membangun untuk para pembaca, guna menyempurnakan makalah ini.
Jombang, Juni 2009
ttd
Penulis
ii
LAMPIRAN
LAMPIRAN
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN MASALAH
A. Deskripsi Umum Perkembangan Peserta Didik Fase Remaja ................... 5
1. Konsep tentang Perkembangan ........................................................... 5
2. Fase Perkembangan Remaja ................................................................ 5
3. Aspek-Aspek Perkembangan Remaja ................................................ 7
B. Analisis Kasus Perkembangan Peserta Didik Fase Remaja SMA
Aspek Moral .............................................................................................. 14
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik Fase
Remaja SMA Aspek Moral ...................................................................... 15
D. Dampak Hasil Perkembangan Peserta Didik Fase Remaja SMA
Aspek Moral ............................................................................................. 18
BAB III PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................................... 19
B. Saran ......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 21
LAMPIRAN
iii
Top Related