Artikel: Pendidikan Agama Islam – Pengertian Amanah dan Penerapannya
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syar’i, amanah bermakna.Amanah merupakan salah satu mandat atau tanggung jawab yang dititipkan kepada seseorang untuk menjalaninya dengan rasa tanggung jawab. amanah tidak melulu menyangkut urusan material dan hal-hal yang bersifat fisik. Kata-kata adalah amanah. Menunaikan hak Allah adalah amanah. Memperlakukan sesama insan secara baik adalah amanah. Apapun yang diberikan Allah Swt adalah amanah yang akan menjadi beban diakhirat nanti.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Amanah2. Amanah dan Iman3. Macam-Macam Amanah4. Makna Amanah5. Dalil-Dalil Syariat6. Hubungan Amanah Dengan Keimanan7. Jenis-Jenis Amanah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Amanah
Rasulullah saw. bersabda, “Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah; dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji.” (Ahmad dan Ibnu Hibban)
Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syar’i, amanah bermakna: menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan. Itulah makna yang terkandung dalam firman Allah swt.: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah-amanah kepada pemiliknya; dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil.” (An-Nisa: 58)
Ayat di atas menegaskan bahwa amanah tidak melulu menyangkut urusan material dan hal-hal yang bersifat fisik. Kata-kata adalah amanah. Menunaikan hak Allah adalah amanah. Memperlakukan sesama insan secara baik adalah amanah. Ini di perkuat dengan perintah-
Nya: “Dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil.” Dan keadilan dalam hukum itu merupakan salah satu amanah besar.
Itu juga di perjelas dengan sabda Rasulullah saw., “Setiap kalian adalah pemimpin dan karenanya akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Amir adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Lelaki adalah pemimpin di tengah keluarganya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan atas anak-anaknya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentangnya.
Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang itu. Dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.” (Muttafaq ‘Alaih)
Dan Allah SWT. berfirman: “Sesungguhnya Kami menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung. Namun mereka menolak dan khawatir untuk memikulnya. Dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim lagi amat bodoh.” (Al-Ahzab 72)
Dari nash-nash Al-Qur’an dan sunnah di atas nyatalah bahwa amanah tidak hanya terkait dengan harta dan titipan benda belaka. Amanah adalah urusan besar yang seluruh semesta menolaknya dan hanya manusialah yang diberikan kesiapan untuk menerima dan memikulnya. Jika demikian, pastilah amanah adalah urusan yang terkait dengan jiwa dan akal. Amanah besar yang dapat kita rasakan dari ayat di atas adalah melaksanakan berbagai kewajiban dan menunaikannya sebagaimana mestinya.
B. Amanah dan Iman
Amanah adalah tuntutan iman. Dan khianat adalah salah satu ciri kekafiran. Sabda Rasulullah saw. sebagaimana disebutkan di atas menegaskan hal itu, “Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah; dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji.” (Ahmad dan Ibnu Hibban)
Barang siapa yang hatinya kehilangan sifat amanah, maka ia akan menjadi orang yang mudah berdusta dan khianat. Dan siapa yang mempunyai sifat dusta dan khianat, dia berada dalam barisan orang-orang munafik. Disia-siakannya amanah disebutkan oleh Rasulullah saw. sebagai salah satu ciri datangnya kiamat. Sebagaimana disampaikan Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya–, Rasulullah saw. bersabda, “Jika amanah diabaikan maka tunggulah kiamat.” Sahabat bertanya, “Bagaimanakah amanah itu disia-siakan, wahai Rasulullah?” Rasulullah saw. menjawab, “Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran.” (Al-Bukhari)
C. Macam-macam Amanah
Pertama, amanah fitrah. Dalam fitrah ada amanah. Allah menjadikan fitrah manusia senantiasa cenderung kepada tauhid, kebenaran, dan kebaikan. Karenanya, fitrah selaras betul dengan aturan Allah yang berlaku di alam semesta. Allah swt. berfirman: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini
Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul, (Engkau Tuhan kami) kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (Al-A’raf: 172).
Akan tetapi adanya fitrah bukanlah jaminan bahwa setiap orang akan selalu berada dalam kebenaran dan kebaikan. Sebab fitrah bisa saja terselimuti kepekatan hawa nafsu dan penyakit-penyakit jiwa (hati). Untuk itulah manusia harus memperjuangkan amanah fitrah tersebut agar fitrah tersebut tetap menjadi kekuatan dalam menegakkan kebenaran.
Kedua, amanah taklif syar’i (amanah yang diembankan oleh syari’at). Allah SWT. telah menjad©ikan ketaatan terhadap syariatnya sebagai batu ujian kehambaan seseorang kepada-Nya. Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menetapkan fara-idh (kewajiban-kewajiban), maka janganlah kalian mengabaikannya; menentukan batasan-batasan (hukum), maka janganlah kalian melanggarnya; dan mendiamkan beberapa hal karena kasih sayang kepada kalian dan bukan karena lupa.” (hadits shahih)
Ketiga, amanah menjadi bukti keindahan Islam. Setiap muslim mendapat amanah untuk menampilkan kebaikan dan kebenaran Islam dalam dirinya. Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang menggariskan sunnah yang baik maka dia mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang rang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun.” (Hadits shahih)
Keempat, amanah dakwah. Selain melaksanakan ajaran Islam, seorang muslim memikul amanah untuk mendakwahkan (menyeru) manusia kepada Islam itu. Seorang muslim bukanlah orang yang merasa puas dengan keshalihan dirinya sendiri.
Ia akan terus berusaha untuk menyebarkan hidayah Allah kepada segenap manusia. Amanah ini tertuang dalam ayat-Nya: “Serulah ke jalan Rabbmu dengan hikmah dan nasihat 0yang baik.” (An-Nahl: 125)
Rasulullah saw. juga bersabda, “Jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang dengan usaha Anda, maka hal itu pahalanya bagi Anda lebih dibandingkan deng0an dunia dan segala isinya.” (al-hadits)
Kelima, amanah untuk mengukuhkan kalimatullah di muka bumi. Tujuannya agar manusia tunduk hanya kepada Allah swt. dalam segala aspek kehidupannya. Tentang amanah yang satu ini, Allah swt. menegaskan: “Allah telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wahyukan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa, yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kalian berpecah-belah tentangnya.” (Asy-Syura: 13)
Keenam, amanah tafaqquh fiddin (mendalami agama). Untuk dapat menunaikan kewajiban, seorang muslim haruslah memahami Islam. “Tidaklah sepatutnya bagi orang-orang yang beriman itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama.” (At-Taubah: 122)
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan
sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (An-Nur: 55)
D. MAKNA AMANAH
1. Secara Bahasa: Bermakna al-wafa’ (memenuhi) dan wadi’ah (titipan)
2. Secara Definisi: Seorang muslim memenuhi apa yang dititipkankan kepadanya. Hal ini didasarkan pada firman ALLAH SWT: “Sesungguhnya ALLAH memerintahkan kalian untuk mengembalikan titipan-titipan kepada yang memilikinya, dan jika menghukumi diantara manusia agar menghukumi dengan adil…” (QS 4/58)
Maka yang termasuk amanah bukan hanya dalam hal materi atau hal yang berkaitan dengan kebendaan saja, melainkan berkaitan dengan segala hal, seperti memenuhi tuntutan ALLAH adalah amanah, bergaul dengan manusia dengan cara yang terbaik adalah amanah, demikian seterusnya.
E. DALIL-DALIL SYARIAT
1. Al-Qur’an: Kedua firman ALLAH SWT di atas (QS 4/58; 33/72) dan QS 2/283; 8/27; 23/8; 70/32
2. As-Sunnah:
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban kelak di hari Kiamat, seorang pemimpin pemerintahan adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang rakyatnya, suami adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang anggota keluarganya, istri adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang rumah tangga suaminya serta anak-anaknya, dan seorang pembantu adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang harta benda majikannya, ingatlah bahwa setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban kelak di hari Kiamat.” (HR Muttafaq ‘alaih, dalam Lu’lu wal Marjan hadits no. 1199)
“Ada 4 perkara yang jika semuanya ada pada dirimu maka tidak berbahaya bagimu apa yang terlepas darimu dalam dunia: Benar ketika berbicara, menjaga amanah, sempurna dalam akhlaq, menjaga diri dari meminta.” (HR Ahmad dalam musnadnya 2/177; Hakim dalam al-Mustadrak 4/314 dari Ibnu Umar ra; berkata Imam al-Mundziri ttg hadits ini: Telah meriwayatkan Ahmad, Ibnu Abi Dunya, Thabrani, Baihaqi dengan sanad yang hasan, lih. At-Targhib wa Tarhib 3/589)
F. HUBUNGAN AMANAH DENGAN KEIMANAN
1. Amanah Merupakan Tuntutan Iman, dan khianat merupakan tanda hilangnya keimanan dan mulai merasuknya kekafiran dalam diri seseorang. Sabda nabi SAW: “Tidak ada iman pada orang-orang yang tidak ada amanah dalam dirinya, dan tidak ada agama pada orang yang tidak bisa dipegang janjinya.” (HR Ahmad 3/135, Ibnu Hibban dalam shahihnya
Mawarid azh-Zham’an-47, al-Bazzar dalam musnadnya Kasyful Astar-100, lih. Juga dalam Albani Shahih Jami’ Shaghir-7056.
2. Hilangnya Amanah Merupakan Tanda Kiamat, yang salah satu cirinya adalah dipegangnya amanah oleh yang orang-orang bukan ahlinya dalam masalah tersebut. Sabda nabi SAW: “Ketika amanah telah disia-siakan maka tunggulah tibanya Kiamat.” Kata para sahabat ra: Bagaimanakah disia-siakannya wahai rasuluLLAH? Jawab nabi SAW: “Ketika suatu urusan dipegang oleh yang bukan ahlinya maka tunggulah tibanya Kiamat.’” (HR Bukhari dalam Fathul Bari’ hadits no. 59 dan 6496)
3. Hilangnya Amanah Terjadi Bertahap, sebagaimana sabda nabi SAW: “Seorang tertidur maka hilanglah amanah dari hatinya bagaikan titik hitam, lalu ketika ia tertidur lagi maka hilanglah amanah tersebut bagaikan bekas/jejak, demikianlah seterusnya sampai tidak ada lagi amanah dihatinya, dan tidak ada lagi di hati manusia, sehingga mereka tidak menemukan lagi orang yang amanah. Maka berkatalah sebagian mereka: Di tempat anu masih ada seorang yang bisa dipercaya. Sampai dikatakan kepada seseorang: Ia tidak bisa dipegang, tidak berakal, tidak ada dihati mereka sebesar biji sawi dari keimanan.” (HR Muslim dalam Mukhtashar Shahih Muslim hadits no. 2035)
G. JENIS-JENIS AMANAH
Islam adalah agama yang sempurna, ia adalah sistem yang mencakup IPOLEKSOSBUDHANKAM (Idiologi, POLitik, Ekonomi, SOSial BUDaya serta pertaHANan dan KeAManan). Islam tidak hanya bicara aqidah atau ibadah saja melainkan ia adalah sebuah sistem yang paripurna mencakup aqidah dan ibadah, agama dan negara, peradaban dan pedang.
Oleh karenanya maka amanah yang dibebankan ALLAH SWT atas seorang muslim adalah mengarahkan semua sistem di atas agar sesuai dengan aturan ALLAH SWT, dan membebaskan manusia dari penyembahan manusia atas manusia dalam seluruh aspek kehidupan menuju penyembahan kepada ALLAH SWT saja, tiada sekutu bagi-NYA, untuk-NYA kita beramal dan kepada-NYA kita akan kembali.
Oleh karena itu maka amanah yang diberikan kepada manusia adalah sebagai berikut:
1. Amanah Fithrah: Yaitu amanah yang diberikan oleh Sang Pencipta SWT sejak manusia dalam rahim ibunya, bahkan jauh sejak dimasa alam azali, yaitu mengakui bahwa ALLAH SWT sebagai RABB/Pencipta, Pemelihara dan Pembimbing (QS 7/172).
2. Amanah Syari’ah/Din: Yaitu untuk tunduk patuh pada aturan ALLAH SWT dan memenuhi perintah-NYA dan menjauhi larangan-NYA, barangsiapa yang tidak mematuhi amanah ini maka ia zhalim pada dirinya sendiri, dan bodoh terhadap dirinya, maka jika ia bodoh terhadap dirinya maka ia akan bodoh terhadap RABB-nya (QS 33/72).
3. Amanah Hukum/Keadilan: Amanah ini merupakan amanah untuk menegakkan hukum ALLAH SWT secara adil baik dalam kehidupan pribadi, masyarakat maupun bernegara (QS 4/58). Makna adil adalah jauh dari sifat ifrath (ekstrem/berlebihan) maupun tafrith (longgar/berkurangan).
4. Amanah Ekonomi: Yaitu bermu’amalah dan menegakkan sistem ekonomi yang sesuai dengan aturan syariat Islam, dan menggantikan ekonomi yang bertentangan dengan syariat serta memperbaiki kurang sesuai dengan syariat (QS 2/283).
5. Amanah Sosial: Yaitu bergaul dengan menegakkan sistem kemasyarakatan yang Islami, jauh dari tradisi yang bertentangan dengan nilai Islam, menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar, menepati janji serta saling menasihati dalam kebenaran, kesabaran dan kasih-sayang (QS 23/8).
6. Amanah Pertahanan dan Kemanan: Yaitu membina fisik dan mental, dan mempersiapkan kekuatan yang dimiliki agar bangsa, negara dan ummat tidak dijajah oleh imperialisme kapitalis maupun komunis dan berbagai musuh Islam lainnya (QS 8/27).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syar’i, amanah bermakna: menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan.
Macam-macam amanah : amanah fitrah amanah Syariah.
Amanah Merupakan Tuntutan Iman, dan khianat merupakan tanda hilangnya keimanan dan mulai merasuknya kekafiran dalam diri seseorang. Sabda nabi SAW: “Tidak ada iman pada orang-orang yang tidak ada amanah dalam dirinya, dan tidak ada agama pada orang yang tidak bisa dipegang janjinya.
Hilangnya Amanah Merupakan Tanda Kiamat, yang salah satu cirinya adalah dipegangnya amanah oleh yang orang-orang bukan ahlinya dalam masalah tersebut. Sabda nabi SAW: “Ketika amanah telah disia-siakan maka tunggulah tibanya Kiamat
Dalil-Dalil:
Al-Qur’an: Kedua firman ALLAH SWT di atas (QS 4/58; 33/72) dan QS 2/283; 8/27; 23/8; 70/32.
As-Sunnah :
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban kelak di hari Kiamat
B. Saran
Amanah merupakan sesuatu kepercayaan yang diberikan kepada umat manusia dari siapapun kepada siapapun dan harus dipertanggung jawabkan baik burukya dihadapan Allah swt dikemudian hari.
Share this:
Artikel - PERKEMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA
Perkembangan adalah suatu tahap peristiwa dari awal sampai akhir yang
mengalami perubahan menuju kearah lebih baik. Sebuah perkembangan sudah
dipastikan mengalami suatu kemajuan yang lebih baik dari semula, jika mengalami
kemunduran namanya bukan perkembangan namun penurunan. Pendidikan dan
pengajaran agama Islam di Indonesia juga mengalami perkembangan tersebut, yang
dulunya hanya dibawa oleh para pedagang dan sekarang sudah sebagian besar
masyarakat memeluk dan mempelajari agama Islam.
Pendidikan merupakan suatu proses untuk memberi suatu pelajaran yang
dapat diterapkan dalam kehidupan untuk merubah dan mencerdaskan bangsa
menjadi manusia yang baik. Pendidikan agama Islam merupakan suatu pendidikan
yang bertujuan untuk membentuk pribadi dan potensi muslim yang sebenarnya yang
sesuai dengan sumber dasar hukum islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Dari
pengertian tersebut dapat dilihat bahwa betapa pentingnya pendidikan agama Islam
itu bagi kehidupan dan moral bangsa ini.
Di Indonesia, agama Islam masuk dibawa oleh para pedagang muslim.
Pendidikan diajarkan secara informal lewat orang – orang yang membeli barang
dagangan mereka, dengan cara memberikan contoh perilaku teladan seperti berlaku
sopan, ramah tamah, jujur, adil, dan tingkah laku lainnya. Hal itu membuat
penduduk negeri tertarik dan hendak memeluk agama Islam. Begitulah para
pengajar pendidikan agama Islam pada waktu itu melaksanakan penyiaran.
Penyiaran tersebut dilaksanakan setiap menemui kesempatan, kapan saja, dimana
saja dan kepada siapa saja. Agama Islam diajarkan dengan cara yang mudah
sehingga orang akan mudah menerima dan melaksanakannya. Pengajaran secara
informal berlangsung terus sampai mencapai hubungan erat sehingga terbentuklah
ukhuwah dengan jalan perkawinan yang dapat menurunkan generasi Islam.
Pengajaran tersebut membawa hasil yang mentakjubkan, karena agama Islam dapat
tersiar sampai seluruh kepulauan Indonesia.
Dengan adanya perkembangan zaman, pendidikan agama Islam dilingkup
masyarakat mulai muncul cara yang baru yaitu pendidikan non-formal, ternyata
mampu menunjang keberhasilan dan memberikan motivasi yang kuat. Pendidikan
tersebut masih sangat sederhana, dilaksanakan di masjid, langgar atau surau.
Pendidikan agama Islam diberikan dalam bentuk ceramah, mereka juga di latih
membaca Al-Qur’an dan di bimbing dalam melaksanakan ibadah.
Semakin lama peserta didik semakin bertambah, sehingga masjid tidak
mampu lagi untuk menampung mereka serta tidak bisa sepenuhnya untuk
mengajarkan pendidikan maka berkembang ke lembaga pendidikan di luar masjid.
Selanjutnya mulailah muncul lembaga pendidikan yang khusus dipersiapkan untuk
proses pengajaran agama islam yang diberi nama pondok pesantren dan terbentuk
pula sekolah yang berdasar keagamaan atau sering disebut madrasah. Disinilah
pendidikan agama Islam dilaksanakan dengan cara formal. Dalam pendidikan
agama Islam di Indonesia tidak pernah terlepas dari yang namanya pondok
pesantren, karena merupakan model pendidikan tertua di Indonesia.
Pondok pesantren bukan hanya digunakan sebagai tempat mengaji, tetapi
sekaligus untuk asrama bagi peserta didik. Di dalam pondok pesantren mereka
tinggal bersama-sama sambil belajar hidup mandiri dan membentuk satu keluarga
baru dibawah bimbingan seorang kyai. Di dalam pondok pesantren, sistem
pengajarannya dengan cara murid duduk melingkar mengelilingi kyai, mereka
menerima pelajaran yang sama walaupun usia mereka berbeda-beda. Hal itu
disebabkan karena belum di rancangnya sebuah kurikulum tertentu dan lama
belajarpun terserah kepada murid.
Pondok pesantren tumbuh dan berkembang sangat baik dan mempunyai
peranan penting dalam usaha mempertahankan eksistensi umat Islam dari serangan
dan penindasan yang dilakukan para penjajah beberapa abad lamanya. Sistem
pendidikan agama Islam mengalami perubahan dan pembaharuan, dengan
pemikiran baru untuk mengejar ketinggalan dalam bidang pendidikan dan
pengajaran. Tujuan semula pendidikan agama Islam adalah supaya anak didik dapat
membaca Al-Qur’an dan mengetahui pokok ajaran islam. Maka dengan pemikiran
baru ditambahkannya pemberian ilmu tentang alat untuk mempelajari sumber hukum
Islam Al-Qur’an dan Hadits yang berupa pendidikan Bahasa Arab.
Menurut Zuhairini dalam bukunya yang berjudul “sejarah pendidikan Islam”
tertulis realisasi pendidikan agama Islam diperkuat dengan adanya pendidikan di
surau, langgar, masjid atau tempat-tempat lain yang semacamnya disempurnakan
menjadi madrasah, pesantren dan lembaga pendidikan yang berbasis keagamaan.
Sistem klasikal mulai diterapkan, sarana pendidikan seperti: bangku, meja, papan
tulis sudah mulai digunakan dan pembagian tingkatan kelas sudah mulai diadakan.
Pendidikan formal mulai tersebar di mana-mana, bahkan di kalangan pondok
pesantren mulai diterapkan sistem tersebut. (Zuhairini 1992, 217)
Setelah Indonesia merdeka, pemerintah lebih memperhatikan pertumbuhan
pendidikan agama Islam, dengan diintegrasikan dalam kurikulum sekolah mulai dari
sekolah dasar atau madrasah ibtida’iyah sampai universitas negeri atau perguruan
tinggi agama islam. Pertumbuhan pendidikan itu dapat kita rasakan sampai
sekarang dan harus kita kembangkan lagi menjadi lebih canggih sehingga dapat
bersaing dengan pendidikan-pendidikan di negara lain. Apalagi di era globalisasi ini,
semakin tipis sekat antara bangsa di dunia dan pengaruh budaya luar semakin
merabah. Lembaga pendidikan agama Islam harus mempertahankan peranannya
dalam lingkup pendidikan di Indonesia.
Setelah menguraikan beberapa perkembangan pendidikan di atas, sekarang
kita lihat lagi pendidikan agama Islam dalam era sekarang ini. Di era globalisasi ini
pendidikan agama Islam mengalami krisis dengan bukti semakin rendahnya kualitas
manusia serta rendahnya mutu lembaga pendidikan. Maka untuk menanggulanginya
kita sebagai penerus bangsa harus dapat memberdayakan dan mengembangkan
lagi dunia pendidikan ini. Cara yang dapat membangkitkan pendidikan agama Islam
agar dapat berkembang lagi adalah dengan memperbaiki mutu pendidikan agar
dapat mencetak alumni yang bermutu. Dengan alumni bermutu itulah nantinya
masyarakat indonesia dapat menghadapi persaingan global dengan percaya diri.
Semoga tahun yang akan datang pendidikan agama Islam di Indonesia semakin
berkembang lebih baik lagi.
ARTIKEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KUMPULAN MATERI PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) YANG DISAJIKAN DENGAN MAKALAH SEDERHANA
Jumat, 15 Oktober 2010
MANAJEMEN DAN PERENCANAAN KURIKULUM DI MADRASAH
I. PENDAHULUAN
Perlu kita ingat kembali bahwasanya manjemen pendidikan merupakan suatu cabang ilmu yang usianya relative tergolong muda, sehingga kita tidak merasa aneh apabila mungkin dari kita ada yang belum mengenal cabang ilmu ini. Istilah lama yang sering didengar adalah “administrasi”. Pada tahun 2005 di UNY pada jurusan administrasi pendidikan (FIP), mulai berganti dengan manajemen pendidikan. Bagi sebuah organisasi, manajemen merupakan kunci sukses karena sangat menentukan kelancaran kinerja organisasi yang bersangkutan. Terkadang sering kita mendengar keluhan-keluhan yang sering muncul dimasyarakat tentang layanan sebuah organisasi swasta maupun pemerintah seperti halnya :
- urusan lambat karena manajemennya buruk
- agar usahanya dapat maksimal, manajemennya diperbaiki dulu.
- Koperasi X itu kacau karena mismanagement, artinya salah urus.
dan banyak contoh yang lain yang merupakan pernyataan yang menunnjukkan penyebab kesalahan adalah terletak pada manajemen.
Untuk menyegarkan ingatan kita kembali tentang apa itu manajemen, maka akan kami jelaskan kembali pengertian manajemen, seperti yang dikemukakan oleh Leonard D. White Manajemen adalah segenap proses, biasanya terdapat pada semua kelompok baik usaha Negara, pemerintah atau swasta, sipil atau militer secara besar-besaran atau secara kecil-kecilan.
Sedangkan menurut The Liang Gie, Manajemen adalah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam aplikasinya manajemen mempunyai beberapa fungsi mulai dari, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengkomunikasian, dan sampai dengan pengawasan.
Demikian halnya dalam organisasi sekolah atau satuan pendidikan perlu adanya sebuah manajemen untuk mengatur dan menata demi tercapainya visi dan misi organisasi sekolah tersebut.
II. PENGERTIAN KURIKULUM
Banyak definisi tentang kurikulum antar satu dengan yang lainnya, karena dasar filsafat yang dianut berbeda-beda. Walaupun demikian ada kesamaan satu fungsi yaitu bahwa kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum berasal dari bahasa latin yang kata dasarnya “currere” yang artinya adalah lapangan perlombaan lari. Lapangan tersebut ada batas start dan ada batas finish. Sehingga dalam lapangan pendidikan sudah ditentukan secara pasti batasan dari mana mulai diajarkan dan kapan dikahiri, dan bagaiman cara menguasai bahan agar dapat mencapai gelar.
Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha, menigkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Kurukulum itu sendiri dapat dipahami dengan arti sempit sekali, sempit, dan luas.
Dalam arti sempit sekali adalah jadwal pelajaran
Dalam arti sempit adalah semua pelajaran baik toeri maupun praktek yang diberikan kepada sisaw selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu.
Dalam arti luas adalah semua pengalaman yang diberikan oleh lembaga pendidikan kepada anak didik selama mengikuti pendidikan. Dengan pengertian ini maka pengaturan halaman sekolah, penempatan keranjang sampah, ketatnya disiplin sekolahdijalankan ikut termasuk dalam cakupan kurikulum karena semuanya itu akan menghasilakn suatu yang tercermin pada lulusan.
Kurikulum merupakan progam pendidikan, bukan progam pengajaran. Yaitu progam yang direncanakan, diprogamkan dan dirancanagkan yang berisi bberbagai bahan ajar dan pengalaman belajar baik yang berasal dari waktu yang lalu, sekarang maupun yang akan dating. Kesemuanya tersebut direncanakan secara sistematik, artinya direncanakan dengan memperhatikan keterlibatan berbagai factor pendidikan secara harmonis. Berbagai bahan ajar yang dirancang harus sesuai dengan norma-norma yang beerlaku, harus sesuai dengan pancasila, UUD 45, GBHN, UU SISDIKNAS, PP. No. 27 dan 30, adat istiadat dan sebagainya. Yang mana progam tersebut akan dijadikan sebagai pedoman bagi tenaga pendidik maupun peserta didik dalam pelaksanaan proses pembelajaran agar dapat mencapai cita-cita yang diharapkan sesuai dengan yang tertera pada tujuan pendidikan.
Sehingga kurikulum adalah : suatu progam pendidikan yang berisi berbagai bahan ajar dan belajar yang diprogamkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut UU. Sisdiknas tahun 1989 pada bab I pasal 1 bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan peratuaran mengenai ini dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan belajar mengajar.
Ada beberapa unsur dalam definisi kurikulum diantaranya sbb :
1. seperangkat rencana
2. Pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran
3. Pengaturan cara yang digunakan
4. sebagai pedoman kegiatan belajar mengajar
menurut Hilda taba,dia mengelompokkan isi dari kurikulum menjadi 4 kelompok, yakni :
o Tujuan
o Isi
o Pola belajar mengajar
o Evaluasi
Sehingga menurut Ralph W. Tyler, jika orang ingin membuat atau menilai kurikulum, maka perhatiannya tentu tertuju pada 4 (empat) pertanyaan, yaitu :
1. Apa tujuan pengajaran?
2. Pengalaman belajar apa yang disiapkan untuk mencapai tujuan?
3. Bagaimana pengalaman belajar itu dilaksanakan?
4. Bagaimana menentukan bahwa tujuan telah dicapai?
III. MANAJEMEN PERENCANAAN KURIKULUM
Disamping perencanaan yang merupakan tujuan pendidikan dan susunan bahan pelajaran, pemerintah pusat mengeluarkan pedoman-pedoman umum yang harus diikuti oleh sekolah untuk menyusun perencanaan yang sifatnya operasional di sekolah, pedoman tersebut antara lain berupa :
1. Struktur progam
Struktur progam adalah susunan bidang pelajaran yang harus dijadikan pedoman pelaksanaan kurikulum disuatu jenis dan jenjang sekolah. yakni terkait dengan komponen jenis-jenis progam pendidikan, bidang studi untuk masing-masing jenis progam, satuan waktu pelaksanaan (semester/ semesteran), alokasi waktu untuk tiap bidang studi tiap satuan waktu pelaksanaan, dan jumlah jam pelajaran per minggu.
2. Penyusunan jadwal pelajaran
Yang dimaksud dengan jadwal pelajran adalah urut-urutan mata pelajaran sebagai pedoman yang harus diikuti dalam pelaksanaan pemberian pelajaran. Jadwal bermanfaat sebagai pedoman bagi guru, siswa, maupun kepala sekoal.
3. Penyusunan jadwal pelajaran
Menyusun rencana kerja sekolah untukm selama 1 tahun merupakan bagian manajemen kurikulum terpenting yang harus sudah tersusun sebelum ajaran baru. Yang disebut kalender akademik, kalender pendidikan, atau kalender sekolah. seperti yang tertuang dalam lampiran keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan tanggal 15 Oktobeer 1976 no. 0255/ U/ 1976 tujuan penyusunan kalender akademik adalah agar pengunaan waktu selama satu tahun terbagi secara merata dan sebaik-baiknya dari peningkatan mutu pendidikan.
4. Pembagian tugas guru
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembagian tugas guru adalah sbb:
o bidang keahlian yang dimiliki oleh guru
o system guru kelas dan system guru bidang studi
o formasi, yakni susunan jatah petugas sesuai dengan banyak dan jenis tugas yang akan dipikul.
o Bahan tugas guru mennurut ketentuan yaitu 24 jam per minggu
o Kemungkinan adanya perangkapan tugas mengajar mata pelajaran lain jika masih kekurangan guru
o Masa kerja dan pengalaman mengajar guru dalam bidangnya.
5. Pengaturan atau penempatan siswa dalam kelas
Pengaturan siswa menurut kelasnya sebaiknya sudah ditentukan bersama waktu dengan pendaftaran ulaang siswa.
6. Pengaturan atau penempatan siswa dalam kelas
Langkah pertama yang dilakukan guru saat menerima tugas untuk tahun ajaran baru adalah mempersiapkan segala sesuatu agar apa biala sudah sampai saatnya mengajar tinggal memusatkan perhatian pada lingkup yang khusus yaitu interaksi belajar mengajar.Terdapat banyak langkah-langkah perencanaan kurikulum dilakukan oleh para ahli, diantaranya :
1. Fondation of education planning, Unesco 76
a. Tahap perencanaano Diagnosis system
o Formulasi tujuan
o Perkiraan sumber
o Perkiraan target
o Constrains
b. Formulasi rencana
c. Elaborasi rencana
d. Evaluasi/ revisi
2. Model Ralph Tyler 1950
a. Menentukan tujuanb. Memilih pengalaman-pengalaman pendidikan
c. Mengorganisir no. b
d. Cara mengevaluasi
3. Model D.K Wheeler 1967
a. Menentukan tujuanb. Memilih pengalaman pendidikan (belajar)
c. Menentukan materi pelajaran
d. Organisasi dan integrasi no b dan c
e. Evaluasi terhadap efektifitas pada no b, c, d dalam pencapaian no. a.
IV. MANAJEMEN PELAKSANAAN KURIKULUM
Yang dimaksud dengan pelaksanaan kurikilum disini adalah pelaksanaan mengajar di kelas yang berkali-kali telah disebut merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. pelaksanaan mengajar dikelas, guru menyempatkan perhatian pada interaksi belajar mengajar, juga meliputi ruang, dan aktivitas dalam kelas, dan hal ini sudah dilakukan semenjak memasuki ruang kelas. Maka secara manajemen, selama guru dalam ruang kelas terbagi menjadi 3 (tiga) tahap yaitu :
1. Persiapan
Tahap persiapan adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru sebelum memulai mengajar, antara lain mengerjakan :
- mengucapkan salam atau selamat pagi dan meletakkan alat-alat mengajar dimeja.
- Memperhatikan kondisi disekeliling kelas, apakah ada kondisi yang mengganggu proses belajar mengajar.
- Melakukan absensi
- Memeriksa apakah siswa sudah siap dengan catatan dan sudah tidak ada lagi barang-barang atau buku lain yang dipegang.
2. Pelaksanaan pelajaran
Pelaksanaan pelajaran adalah kegiatan mengajar sesungguhnya yang dilakukan oleh guru dan sudah ada interaksi langsung dengan siswa mengenai pokok bahasan yang diajarkan. Dalam pelaksanaan ini juga terbagi menjadi 3 (tiga) tahapan :
- Pendahuluan
Mulai mengajar dengan mengerahkan perhatian untuk masuk ke pokok bahasan, misal misal dg memberikan apersepsi atau mengajukan pertanyaan dsb.
- Pelajaran inti
Interaksi belajar mengajar yang terjadi dimana selama guru, siswa membahas pokok bahasan yang menjadi acara pada jam itu.
- Evaluasi
Kegiatan yang dilakukan oleh guru setelah selesai pembahasan pelajaran inti. Penutupan ini dapat dilakukan dengan, membuat ringkasan, mengajukan pertanyaan, memberikan evaluasi formatif, memberi tugas rumah dsb.
3. Penutupan
Yaitu kegiatan yang terjadi di kelas setelah guru selesai melaksanakan tugasnyamengajarkan materi yang menjadi tanggung jawabnya pada pertemuan tersebut. Kegiatan manajemen kurikulum yang dilaksanakan oleh guru pada waktu pelaksanaan pelajaran ada 2 (dua) yakni :
a. Pengisian buku kemajuan siswa
buku ini disebut juga buku kelas adalah buku yang digunakan untuk mencatat kemajuan (progress) pelaksanaan pelajaran
b. Pengisian buku bimbingan belajar
buku ini di isi guru yang berisi tentang hal-hal mengenai kesulitan perseorangan atau kelompok maupun klasikal serta pemecahan yang telah dicobakan. Catatan ini penting sekali untuk memperbaiki cara mengajar untuk masa yang akan dating apalagi untuk kasus yang sama.
V. PERKEMBANGAN KURIKULUM
Kurikulum mulai dengan kurikulum 1975, kemudian diganti dengan kurikulum 1984, kemudian diganti dengan kurikulum 1994, kemudian pada tahun 2004 diganti dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) , kemudian pada tahun 2007 diganti dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilakukan dimasing-masing satuan pendidiukan. KTSP memberi ruang yang luas bagi satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulumnya sendiri sesuai dengan kebutuhannya. Setiap satuan pendidikan diberi kewenangan untuk mengembangkan kurikulum sendiri-sendiri, sehingga kurikulum antara satuan pendidikan yang satu dengan yang lain tidak harus sama. Sekolah/madrasah akan mengembangkan sesuai dengan konteks dan karakteristik masing-masing.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Indonesia menganut pengertian kurikulum dalam arti yang luas. Diatur dalam pasal 1 bahwa yang dimaksud dengan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ini berarti bahwa rumusan kurikulum yang dibuat mengandung dua hal. Pertama, kurikulum harus berisi tujuan ( visi, misi, dan tujuan) yang menjadi arah pendidikan. Kedua, selain berisi tujuan, kurikulum juga sekaligus berisi pengaturan isi/muatan yang akan digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Ketiga, kurikulum berisi pedoman penyelenggaraan/ proses sebagai cara untuk mencapai tujuan.
Siklus Pengembangan Kurikulum (KTSP)KTSP dapat diimplementasikan dengan baik apabila dikelola sesuai dengan fungsi manajemen pembelajaran. Siklus pengembangangan kurikulum mencakup tahap (1)Perencanaan, (2)Pelaksanaan (implementasi), (3)Monitoring, dan (4)Evaluasi.
Siklus pengembangan kurikulum secara umum tersebut dijadikan landasan dalam proses pengembangan KTSP di madrasah. Siklus pengembangan kurikulum di madrasah mencakup:
1. Analisis kebutuhan
2. Perencanaan
3. Perencanaan isi/muatan kurikulum
4. Perencanaan cara menyelenggarakan
5. Implementasi
6. Monitoring
7. Evaluasi dan tindak lanjut. Tindak lanjutnya berupa perencanaan kembali KTSP yang lebih sesuai.
Di tingkat satuan pendidikan, siklus pengembangan kurikulum KTSP dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan madrasah masing-masing. Misalnya : madrasah melakukan pengembangan kurikulum dalam waktu 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, dan seterusnya.)
KTSP terdiri atas :
KTSP dokumen I yang berisi :
- pendahuluan
- tujuan tingkat satuan pendidikan
- visi dan misi madrasah
- tujuan madrasah
- struktur dan muatan kurikulum
- dan kalender pendidikan.
KTSP dokumen II yang berisi : Silabus semua mata pelajaran yang telah ditetapkan pada struktur kurikulum di KTSP dokumen I .
Kepala madrasah, guru, pengawas, komite madrasah, dan Dinas/Depag diharapkan berperan aktif untuk mengembangkan KTSP, baik dokumen I maupun II. Perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi kurikulum (KTSP) melibatkan semua unsur tersebut secara simultan. Ini penting karena kurikulum baru telah mengalihkan tanggung jawab mengembangkan kurikulum pada madrasah-madrasah
VI. PENUTUP
Alhamdulillah rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan segala rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada kami sehingga dengan segala daya dan upaya penulis dapat menghadirkan makalah ini
Apa yang kami utarakan didalam makalah ini hanyalah merupakan sebagian kecil dari dari topik pembahasan dari tugas yang kami dapat, dan dalam pembahasan kami tentu banyak yang belum dapat kami bahas.
Harapan kami, mudah-mudahan melalui makalah ini sedikit dapat diambil menjadi manfaat oleh para pembaca sekalian, dan kami mengahturkan maaf bila apa yang kami hadirkan masih jauh dari sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, Aditia Media, Yogyakarta, 2009
Prof. Drs. H. Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2004
DR. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2001
http://eduzona.blogspot.com/2010/03/siklus-pengembangan-ktsp.html
http://mtsnu1.buntetpesantren.org/konsep-dan-implementasi-ktsp-di-madrasah
Top Related