Download - Artikel karya ilmiah samsul

Transcript
Page 1: Artikel karya ilmiah samsul

1

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KOPETENSI DASAR MENGIDENTIFIKASI SIFAT – SIFAT BANGUN

RUANG SEDERHANA MELALUI PENGGUNAANALAT PERAGA MODEL BANGUN RUANG PADA

SISWA KELAS V SD NEGERI 5 MALIGANOKABUPATEN MUNA

ABSTRAK

SAMSUL, 2013 “meningkatkan hasil belajar matematika kopetensi Dasar mengidentifikasi sifat – sifat bangun ruang sederhana melalui penggunaan Alat peraga model bangun ruang pada Siswa kelas v sd negeri 5 maligano Kabupaten muna ”. Laporan PKP Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan , FKIP Universitas Terbuka.Latar belakang : Model pembelajaran alat peraga, Pembelajaran matematika merupakan salah satu model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat maupun perbedaan dalam menyelesaikan tugas kelompok. Data dari SDN 5 Maligano TAHUN 2013 menunjukkan kelas V mata pelajaran IPA dengan jumlah siswa 14 orang (terdiri dari 10 orang laki-laki dan 4 orang perempuan) masih perlu bimbingan guru kelas dari model pembelajaran eksperimen.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran dengan menggunakan alat peraga.Hasil : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskripsi per siklus (rencana, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data instrumen, refleksi)Simpulan : Menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam upaya meningkatkan hasil belajar Matematika karena model pembelajaran alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata Kunci :Alat peraga, bangun ruang , Matematika

Page 2: Artikel karya ilmiah samsul

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran matematika merupakan pengetahuan yang mempunyai ciri – ciri

antara lain : abstrak, konsisten, hierakis dan logis. Menurut Soedjadi (1999) bahwa

keabstrakan matematika karena objek dasarnya abstrak, yaitu fakta, konsep, operasi dan

prinsip. Kesemuanya ini tidak sederhana dan menyebabkan matematika tidak mudah untuk

dipelajari.

Berdasarkan pandangan umum dari tahun – tahun sebelumnya sampai sekarang ini

ilmu matematika dengan berbagai bagian bidang ilmunya banyak kalangan siswa yang

kurang tertarik terhadap bidang ilmu matematika bahkan lebih dari membenci atau “alergi”.

Untuk mengurangi efek negative ataupun masalah baru yang akan muncul perlu adanya

pembaruan ilmu matematika dari berbagai bagian.

Pendidikan matematika di berbagai Negara, terutama dinegara – Negara maju,

telah berkembang dengan cepat, disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan yang

bernuansa kemajuan social dan teknologi. Amerika serikat sejak tahun 1980 telah mulai

perbaruan Ilmu matematika (NCTM, 1985). melalui suatu gerakan yang disebut “An legend

for action” yang memuat berbagai rekomendasi yang terkait langsung dengan pembelejaran

dan isi kurikulum. Terkait dengan pembelajaran matematika, banyak kecenderungan baru

tumbuh dan berkembang sebagai inovasi dan reformasi model pembelajaran yang

diharapkan sesuai dengan tantangan sekarang yang akan datang. Model pembelajaran

matematika yang berkembang semestinya didasarkan pada teori – teori belajar yang harus

dipahami dan sungguh – sungguh dalam menerapkan.

Dalam menentukan model dan teori haruslah efektif dan dapat menolong guru

menjadi professional, yaitu meningkatkan kesadaran guru bahwa guru wajib menolong siswa

mengintegrasikan konsep – konsep baru bahwa dengan yang sudah ada serta dapat

mengembangkan kreativitas siswa untuk dapat membangun dirinya sendiri.

Di sekolah banyak komponen yang harus diolah dengan baik oleh semua stake

holder yang ada di lingkungan sekolah, menurut (Muh. Joko Susilo, 2007) dari sekian

banyak komponenen yang harus dikelola dengan sebaik – baiknya dalam proses

pembelajaran adalah sarana dan prasarana pembelajaran. Kaitannya dengan peningkatan

hasil belajar maka pengelola sarana dan prasarana yang baik dan maksimal secara rasional

diharapkan dapat menciptakan hasil belajar yang maksimal dan dapat memberikan

kepuasaan semua pihak

Page 3: Artikel karya ilmiah samsul

3

Sarana belajar yang paling banyak bersentuhan langsung dan dapat bermanfaat

bagi siswa adalah penggunaan alat peraga yang sesuai. Penggunaan alat peraga dengan baik

sering kali dapat menarik minat belajar bagi semua siswa walaupun diantara mata pelajaran

matematika terutama pokok – pokok bahasan terutama tentang bagi bangun ruang

dibutuhkan alat peraga dan model bangun ruang sederhana dalam pembelajaran matematika

dapat menimbulkan dan meningkatkan perkembangan hasil belajar siswa dan dapat

memberikan pengertian dan pengetahuan yang positif dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari – hari

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang diuraikan diatas, maka peneliti dapat

merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah penggunaan alat peraga model bangun ruang

sederhana pada pembelajaran kompetensi dasar mengidentifikasi sifat – sifat bangun ruang

dalam kehidupan sehari – hari dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada SD Negeri

5 Maligano Kecamatan Maligano Kabupaten Muna ?

C. Tujuan Perbaikan

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar dan

pemahaman siswa kelas V SDN 5 Maligano dengan menggunakan alat peraga dan model

bangun ruang sederhana.

D. Manfaat Perbaikan

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini terdiri atas dua sisi manfaat yaitu :

a. Sisi manfaat teoritis : secara teoritis diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

terhadap pemahaman dan pengertian yang diperolehnya dan dapat menerapkan atau

mengoptimalisasikannya dalam kehidupan sehari – hari sebagai dampak positif dari

pembelajaran yang mereka terima di sekolah ataupun dikelas.

b. Sisi manfaat praktis

Peningkatan pemahaman dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika

(geometri) dengan menggunakan alat peraga dan model bangun ruang dan bangun ruang

yang dikembangkan melalui Penelitian Tindak Kelas (PTK) ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi sebagai berikut :

1) Bagi siswa diharapkan dapat memahami dan mengidentifikasi berbagai bentuk

bangun ruang dan dapat menentukan perbedaan beberapa bentuk bangun ruang dari

segi definisi

Page 4: Artikel karya ilmiah samsul

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Bangun Ruang

Dalam pembelajaran matematika salah satu bagiannya adalah geometriddan

geometri salah satu bagiannya adalah bangun ruang. Bangun ruang persyaratannya adalah

bangun datar, namun secara umum bangun ruang terdiri dari beberapa bangun datar

diantaranya : persegi panjang, persegi empat, segitiga, lingakaran dan sebagainya. Dari

berbagai bangun datar ciri khas pada umumnya hanya merupakan bangun dua dimensi yang

secara sederhana dapat dikatakan memiliki dimensi panjang dan dimensi lebar namun

dibalik semua itu ada bagian bagian yang lebih rinci lagi seperti titik, garis, sudut ruas garis

dan sebagainya.

Dari rangkaian atau gabungan beberapa bentuk bangun datar yang dapat membentuk suatu

model ruang sederhana yang memiliki unsur – unsur diantaranya, titik, garis dan bidang.

a. Titik tidak mempunyai ukuran atau dimensi namun titik itu dapat mewujudtidak

mempunyai ukuran atau dimensi namun dari titik itu dapat terwujud suatu model. Untuk

mempermudah pemahaman siswa kita dapat memberi nama bagi setiap titik yang

menjadi perhatiannya kita.

b. Selain titik unsur – unsur bangun ruang lainnya adalah garis. Selain garis ada juga yang

disebut ruas garis. Jika ruas garis diperpanjang terus menerus kesalahan satu arah yang

lurus dapat membentuk sinar. Ruas garis adalah patahan dari sebuah garis. Garis tidak

mempunyai ujung maupun pangkal. Oleh sebab itu gambar sebuah garis diberi tanda

panah pada kedua ujungnya. Nama garis terdiri atas dua huruf yang merupakan nama

sembarang dan dapat ditulis dengan huruf kecil.

c. Bidang merupakan unsur daripada ruang, bidang identik dengan permukaan. Bidang

datar meluas terus menerus ke segala arah. Rangkaian dari bidang – bidang tertentu

akan membentuk sebuah model. Sesuai dengan dasar dan ruang apa yang dikehendaki.

Untuk memudahkan pemahaman tentang bentuk dan model bangun ruang sederhana

biasanya dapat dibentuk dan rangkai dari bidang datar sederhana pula, misalnya : persegi

panjang, persegi empat, jajaran genjang, dan lain sebagainya.

2. Jenis – Jenis Bangun Ruang Sederhana

Ada banyak jenis ruang sederhana yang sering berhubungan langsung dengan

kehidupan sehari – hari, baik itu disekolah maupun dirumah : misalnya :

a. Balok : Bangun ruang sederhana ini dapat diidentifikasikan dari bidang –

bidang datar pembentuknya antara lain berupa persegi panjang dan

Page 5: Artikel karya ilmiah samsul

5

ataupun persegi empatdengan ukuran tertentu.

b. Kubus : Bangun ruang sederhana ini dapat diidentifikasikan dari bidang –

bidang datar pembentuknya antara lain berupa persegi empat

dengan ukuran tertentu

c. Tabung : Bangun ruang sederhana ini dapat diidentifikasikan dari bidang –

bidang datar pembentuknya antara lain berupa dua bangun datar

lingkaran dan satu persegi panjang ataupun persegi empat yang

ukurannya tertentu

d. Limas : Bangun ruang sederhana ini terdiri atas beberapa model dan

bentuk lagi tergantung pada bidang datar dari pada alasnya, dapat

diidentifikasi dari bidang – bidang pokoknya antara lain model

alas dan beberapa segitiga pembentuk sisi – sisinya.

e. Prisma tegak

segitiga

: Bangun ruang sederhana ini dapat didentifikasikan dari bidang –

bidang datar pembentuknya yang terdiri dari beberapa persegi

panjang dan atau persegi empat dan dua segitiga sesuai ukuran

tertentu

f. Kerucut : Bangun ruang sederhana ini dapat diidentifikasikan dari bidang –

bidang datar pembentuknya antara lain berupa satu bidang

lingkaran dan satu bidang segitiga . lingkaran berlaku sebagai

alasnya sedangkan segi tiga berlaku sebagai selimutnya dengan

ukuran tertentu.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan

jalan keuletan dalam menyajikan tugas. (Djamarah, 2000) hasil belajar adalah penilaian

tentang kemajuan dan perkembangan siswa yang berkenaan dengan penugasan bahan

yang disajikan kepada siswa serta memiliki nilai – nilai dalam kurikulum. Hasil belajar

adalah pemeriksaan/penilaian pekerjaan siswa yang diberi penghargaan berupa nilai

atau komentar. Kata Belajar dapat diartikan bermacam-macam oleh karena itu

penafsiran tentang belajar tergantung daya nalar orang yang mendeskripsikan

Belajar merupakan suatu proses aktivitas manusia yang berlangsung secara sadar dan

bertujuan untuk memenuhi sesuatu sehingga terjadi perubahan yang positif dan tetap

daiam tingkah lakuyang diwujudkan dalam kepribadian seseorang. Belajar juga dapat

dikatakan sebagai masalah yang sangat esensial, dikatakan esensial karena aktivitas

tersebut merupakan proses modifikasi dari hasil pengetahuan dan ketrampilan serta

sikap seseorang. Berikut pandangan para ahli tentang belajar, Menurut Djamarah (2002 .

Page 6: Artikel karya ilmiah samsul

6

13) Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk mernperoleh perubahan tingkah

laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang

menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.

Selanjutnya Sardiman (2006) belajar adalah rangkaian jiwa raga, psiko fisik untuk

menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti unsur cipta, rasa dan

karsa, rana kognitif, afektif dan psikomotor. Ditambah Cronback dalam Suryabrata

(2005) belajar yang, sebaik - baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami

itu siswa mempergunakan panca indranya. Selanjutnya memberikan pengertian bahwa

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang, untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya

Bukti seseorang telah belajar adalah terjadinya. perubahan tingkah laku pada orang

tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengertimenjadi

mengerti (Oemar Hamalik 2008.30)

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:250-251), hasil belajar merupakan hal yang dapat

dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar

merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih balk bila dibandingkan pada saat

sebelum belajar

Dari beberapa pengertian belajar yang dikemukakan para ahIi di atas dapat disimpulkan

bahwa hasil dan akivitas belajar yakni akan dilihat adanya perubahan tingkah laku yang

positif sebagai hasil dari pengalaman, perubahan itu terjadi dalam diri individu sebagai

hasil dari pengalaman siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Sehingga dapat

mempengaruhipola pikir siswa dalam bertindak.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi hasil belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar menurut.Joko S ( 2006:26)

dapat di golongkan menjadi du golongan yaitu, (1) factor intern dan (2) faktor

ekstern, faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar

sedangkan factor ekstern faktor ekstern adalah faktor yang, ada di luar individu. Setiap

proses belajar mengajar yang dilaksanakan senantiasa diarahkan untuk mencapai tujuan

pengajaran yang telah ditetapkan. Kalau guru sudah berusaha seoptimal mungkin

menciptakan kondisi bagi siswa untuk belajar tetapi hasil yang diperoleh belum

maksimal, hal ini disebabkan karna proses itu sendiri dipengaruhioleh banyak faktor

diantaranva

1) Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) yaitu Faktor jasmani yang baik

yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh sejak lahir,

2) Faktor psikologis seperti kecerdasan dan bakat, sikap, kebiasaan penyesuaian diri,

(3) factor kematangan fisik dan psikis

Page 7: Artikel karya ilmiah samsul

7

3) Factor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal) yaitu (1) factor social seperti

lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat (2) Faktor Budaya Seperti Adat –

istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi dan masyarakat (3) factor lingkungan fisik

yaitu fasilitas rumah dan fasilitas belajar.

4. Langkah – langkah Pembelajaran Dengan Menggunakan Alat Peraga Model

Bangun Ruang.

Penggunaan alat peraga yang sesuai dalam proses pembelajaran matematika pada

kemampuan guru dalam mengelola kelas dalam proses pembelajaran. Penggunaan alat

peraga yang sesuai juga penguasaan materi pelajaran guru didagarapkan dapat meningkatkan

hasil belajar, sebab penggunaan alat peraga yang sesuai dengan model objek yang akan

diajarkan dalam proses pembelajaran akan melibatkan sesuatu yang langsung dansesuatu

yang kreatif, sehingga guru dapat menjelaskan secara nyata kehadapan siswa, dan siswa

tidak berfikir abstrak lagi dalam menerima pelajaran. Disis lain siswa diaharapkan terlibat

kangsung dengan kenyataan yang diperlihatkan diahadapan siswa.

Adapun langkah – langkah pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang

sesuai dengan model objek yang diajarkan adalah :

1. Tahap Persiapan

a. Memilih alat peraga yang sesuai dengan bahan ajar yang akan diajarkan

b. Menyiapkan alat peraga yang sesusai dengan model objek yang akan diajarkan

c. Menyampaikan Indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran

d. Meyampaikan motivasi yang diharapkan siswa

2. Tahap Pelaksanaan

a. Menganalisis alat peraga dalam pembelajaran

b. Menyajikan materi berdasarkan tujuan pembelajaran yang ditetapkan

c. Mengklasifikasikan alat peraga sesuai model objek yang diajarkan

d. Menggabung objek yang diajarkan sesuai model yang diperagakan

3. Tahap Akhir

a. Evaluasi hasil pembelajaran

b. Mengumpulkan hasil pembahasan

c. Menindak lanjut bahan pembelajaran

5. Penerapan Penggunaan Alat peraga Model Bangun Ruang Dalam Pembelajaran

Sifat – Sifat Bangun Ruang Sederhana di Kelas Sehingga Dapat Meningkatkan

Hasil belajar Siswa.

Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran mata pelajaran matematika

dilaksanakan secara efektif dan efisien artinya dalam proses pembelajaran guru harus

Page 8: Artikel karya ilmiah samsul

8

menyesuaikan dengan bahanajar yang akan diajarkan. Model yang diperagakan harus

minimal mirip ataupun sama dengan objek yang diajarkan sehingga peserta didik dapat

melihat secara nyata atau melihat benda sebenarnya walaupun ukurannnya berbeda namun

bentuk dan model diharapkan sama. Dengan selalu membayangkan hal – hal yang kongkrit

lagi. Tetapi siswa harus dapat melihat langsung sendiri sesuai kenyataan didepan kelas,

sehingga siswa dapat mengidentifikasikan sendiri secara langsung, bahkan dapat

mendeskripsikan dari mdoel yang di peragakan oleh guru. Siswa sudah harus dapat

memberikan pengertian sendiri – sendiri sesuai dengan hasil kemampuan mengamati masing

– masing Individu siswa.

Banyak factor yang mempengaruhi hasil belajar namun penggunaan alat peraga

yang maksimal oleh guru dapat mempengaruhi hasil belajar. Alat peraga banyak terdapat di

sekolah dan penggunaannya sudah di aplikasikan di sekolah namun belum maksimal.

Dengan menggunakan alat peraga yang tepat dan relevan dalam pembelajaran berarti guru

telah berupaya penuh untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam penggunaannya

diharapkan dapat memudahkan guru dalam menyajikan informasi dan memudahkan siswa

dalam menerima dan menyerap pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Penggunaan alat peraga yang sesuai dan maksimal serta melibatkan keaktifan

siswa dapat menarik minat dan motivasi siswa serat mendorong siswa untuk belajar lebih

aktif dan bersaing di antara sesama siswa untuk mendapatkan nilai yang maksimal. Apabila

minat dan keaktifan siswa dapat timbul dengan sendirinya maka tidak mustahil hasil belajar

akan meningkat dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan akan dapat tercapai.

Menurut Koesmini (1998:30) beberapa factor yang menyebabkan timbulnya

permasalahan yang bersifat situsional dalam pembelajaran adalah (a) kurangnya penguasaan

materi oleh guru, (b) kurangnya penggunaan alat – alat pelajaran bagi guru (c) kuarangnya

penguasaan pembelajaran oleh guru (d) rendahnya motivasi belajar siswa. (e) kurangnya

kepedulian orang tua terhadap pendidikan anaknya. Selain factor penyebab munculnya

masalah situsional menurut pendapat diatas, maka merosotnya hasil belajar berbagai bidang

ajar disebabkan pula oleh factor guru / pendidik, kurang lengkapnya sarana dan prasarana

termasuk didalamnya buku paket, buku panjang, penggunaan media pembelajaranjuga factor

dari anak itu sendiri.

Kaitannya dengan factor guru atau pendidik pada umumnya guru sring mengalami

kesulitan dalam penggunaan alat peraga yang tidak sesuai dan tidak sejalan dengan metode

yang digunakan. Hubungannya dengan anak atau siswa itu sendiri biasanya guru kurang

sering melibatkan siswa secara langsung sehinga kebanyakan hanya menonton dan melihat

apa yang ada dihadapannya sehingga kurang menimbulkan keaktifan dari dalam diri siswa

Page 9: Artikel karya ilmiah samsul

9

B. Kerangka Berpikir

Penggunaan alat peraga yang sesuai dengan model objek materi ajar dalam

pembelajaran sangat diperlukan sebab alat peraga yang sesuai dapat membangkitkan

motivasi siswa dalam proses belajar siswa yang pada akhirnya diaharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar serta tujuan akhir pembelajaran dapat yang telah ditetapkan dapat

tercapai. Strategi pembelajaran matematika, geometri dengan menggunakan alat peraga yang

sesuai dengan model objek yang dianjurkan yang dijalankan dengan metode yang digunakan

dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Guru melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga sebagai alat dan

media pembelajaran

2. Melalui peragaan dan penjelasan guru tentang sifat – sifat bangun ruang sederhana,

melakukan aktivitas pembelajaran

3. Siswa menyimak penjelasan guru dan ditugaskan untuk membuat atau menggambar

beberapa contoh bangun ruang sederhana.

4. Guru menilai aktivitas dan hasil belajar siswa untuk mengetahui keberhasilan siswa

dalam pembelajaran.

Adapun gambaran pelaksanaan pembelajaran yang mendasari kerangka pikir

diatas dapat digambarkan dalam bentuk seperti dibawah ini :

Gambar. Bagan Kerangka Pikir Pelaksanaan Pembelajaran

Penggunaan Alat Peraga Dalam Pembelajaran

Proses Belajar Mengajar

Langkah – langkah pembelajaran dengan menggunakan alat pembelajaran adalah :1. Tahap Pesiapan

a, Memilih alat peraga yang sesuai, b. menyiapkan alat peraga, c. menyampaiakan indicator yang akan dicapai, d menyampaikan motivasi

2. Tahap Pelaksanaana, menganalisa alat peraga, b. menyajikan materi berdasakan tujuan yang ditetapkan, c. mengklasifikasi alat peraga yang sesuai d. menggambarkan objek yang diajarkan sesuai model alat peraga

3. Tahap Akhira. Evaluasi hasil pembelajaranb. Menyimpulkan hasil pembelajaranc. Menindak lanjut bahan pembelajaran

Peningkatan Hasil Pembelajaran

Page 10: Artikel karya ilmiah samsul

10

BAB III

PELAKSANAN PERBAIKAN

A. Subyek Penelitian

Perbaikan dalam penelitian ini mengambil bidang studi matematika dilaksanakan

di kelas V SD Negeri 5 Maligano Kabupaten Muna. Tenggang waktu pelaksanaan penelitian

pada awal bulan mei hingga akhir bulan mei 2013. Dengan rincian waktu pelaksanaannya

diuraikan pada table berikut :

Tabel waktu pelaksanaan penelitian :

No Siklus Tahapan Kegiatan Waktu Pelaksanaan

1 IProses Pembelajaran I Selasa, 7 Mei 2013

Evaluasi Siklus I Selasa, 14 Mei 2013

2 IIProses Pembelajaran II Kamis, 16 Mei 2013

Evaluasi Siklus II Selasa, 21 Mei 2013

3 IIIProses Pembelajaran III Kamis, 23 Mei 2013

Evaluasi Siklus III Selasa, 18 Mei 2013

Dalam penelitian dan perbaikan mata pelajaran matematika di kelas V, keadaan

subjek perbaikan di kelas V adalah sebanyak 11 orang dengan rincian 7 orang laki – laki dan

4 orang perempuan semester II Tahun Pelajaran 2012 / 2013.

B. Deskripsi Persiklus

Setiap siklus yang akan dilakukan terlebih dahulu diadakan berbagai persiapan

yang dilengkapi dengan berbagai instrument / alat observasi. Siklus pertama dirancang

dengan dasar pembelajaran biasa / umumnya. Untuk siklus berikutnya didasarkan atas

refleksi siklus – siklus sebelumnya, hingga melakukan perencanaan perbaikan melalui

penggunaan alat peraga model bangun ruang sederhana. Adapun uraiannya sebagai berikut :

1. Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan observasi dan penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu

menyusun instrumen kegiatan pembelajaran termasuk langkah – langkah

pembelajaran yang akan dilakukan, analisa kegiatan pembelajaran ataupun kegiatan

perbaikan pembelajaran berikutnya. Secara umum kegiatan yang dilakukan pada

tahap perencanaan yaitu :

1. Menetapkan materi pelajaran

Page 11: Artikel karya ilmiah samsul

11

2. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

3. Menyusun lembar observasi

4. Membuat alat / media pembelajaran

5. Mendesain alat evaluasi untuk mengukur hasil pencapaian siswa

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan ini peneliti bertindak langsung sebagai guru dalam

melaksanakan pembelajaran dan perbaikannya sedangkan guru kelas bertindak

sebagai observer / pengamat yang akan membantu mengamati kegiatan pembelajaran

yang dilakukan peneliti. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan berdasarkan

perencanaan yang telah dilakukan, sementara proses pembelajaran berlangsung,

berlangsung pula pengamatan yang dilakukan oleh guru kelas yang telah di lakukan

oleh guru kelas yang telah disepakati bersama yaitu mengecek aktifitas siswa. Dan

aktifitas proses pembelajaran berdasakan sumber observasi yang sudah disiapkan.

Untuk kegiatan terakhir pada setiap proses pelaksanaan pembelajaraan adalah

melakukan kegiatan evaluasi pembelajaran untuk melihat peningkatan hasil belajar

matematika siswa kelas V SD 5 Maligano.

c. Kegiatan pengamatan /Observasi

Kegiatan pengamatan / observasi dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan mitra / pengamat / guru

kelas.

Adapun hal – hal yang diamati / diobservasi meliputi :

1. Kegiatan siswa dalam pembelajaran melalui penggunaan alat peraga model

bangun sederhana

2. Monitoring observasi kegiatan pembelajarn secara menyeluruh berdasarkan

lembar observasi yang sudah direncanakan.

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan mitra / guru kelas / pengamat bekerjasama dan berdiskusi

mengenai proses dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan berbagai hal dibicarakan

kembali, jika masih terdapat banyak kekurangan dalam proses pembelajaran maka

perlu adanya perbaikan dalam dalam tahap pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu

refleksi berguna untuk mengamati pelaksanaan tindakan dan hasil kerja siswa pada

setiap siklusnya. Setelah semua itu dilaksanakan pada setiap siklus bila sudah ada

keputusan antara peneliti dan mitra observasi maka direncanakan lagi rancangan

perbaikan pembelajaran berikutnya dan diharapkan dapat meningkatkan

pembelajaran berikutnya lagi.

2. Siklus II

Page 12: Artikel karya ilmiah samsul

12

a. Perencanan

Pada tahap perencanaan siklus II ini dilakukan berdasarkan refleksi siklus I yang

pasti berdasarkan kekurangan – kekurangan ataupun kelemahan – kelemahan pada

tindakan siklus I. Tindakan siklus II ini dititik beratkan pada perbaikan pembelajaran

dengan menggunakan alat peraga yang relevan dengen memperlihatkan model benda

atau objek yang menyerupai benda sesungguhnya yaitu model bangun ruang

sederhana.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti bertindak langsung melakukan perbaikan sedangkan guru

kelas bertindak sebagai pengamat yang membantu mengamati kegiatan pembelajaran

yang dilakukan oleh peneliti. Dalam melakukan tindakan perbaikan pada siklus II ini

peneliti diharapkan dapat berdasarkan kesepakatan perencanan yang telah disusun

dan dibicarakan lebih awal bersama guru kelas yang berlaku sebagai pengamat.

Sementara proses pembelajaran berlangsung guru kelas yang disepakati bertindak

sebagai pengamat mengecek aktivitas siswa dan aktivitas tindakan proses

pembelajaran berdasarkan lembar observasi yang telah disediakan dan sudah

direncanakan

c. Kegiatan Pengamatan / Observasi

Pengamatan / observasi dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan

tindakan perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas yang berlaku

sebagai pengamat. Adapun hal – hal penting secara garis besarnya meliputi :

1. Kegiatan siswa dalam pembelajaran melalui penggunaan alat peraga model

bangun ruang sederhana

2. Monitoring observasi kegiatan perbaikan proses pembelajaran secara menyeluruh

berdasarkan lembar observasi yang sudah direncanakan dan sudah disiapkan

d. Refleksi

Tindakan refleksi pada siklus II ini dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan

perbaikan dan hasil kerja siswa setelah dilakukan perbaikan perbaikan dimana

peneliti dan pengamat kembali duduk bersama untuk mendiskusikan mengenai

proses dan hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II ini. Adapaun

masih terdapat beberapa kelemahan atau kekurangan dalam proses pembelajaran

maka dari situlah perlu adanya tindakan perbaiakn berikutnya (Siklus III).

3. Siklus III

Page 13: Artikel karya ilmiah samsul

13

a. Perencanaan

Tahap perencanaan pada siklus ini diharapkan dilakukan semaksimal mungkin dan

sesempurna mungkin sehingga dapat mencapai hasil yang paling bagus yang sudah

tertentu berdasarkan kekurangan – kekurangan ataupun kelemahan – kelemahan pada

tindakan perbaikan siklus II. Kegiatan perbaikan pada siklus III ini dititik beratkan

pada perbaikan metode serta penggunaan alat peraga yang sesuai dengan model

objek yang diajarkan. Alat peraga yang dipersiapkan harus benar – benar atau paling

kurang mirip dengan benda yang sebenarnya lebih diharapkan siswa diajak atau

diperlihatkan benda yang sebenarnya sehingga motivasi keingintahuan serta motivasi

belajar benar – benar timbul dari dalam diri siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai guru melaksanakan perbaiakan

pembelajaran, sedangkan guru kelas hanya bersifat sebagai pengamat yang akan

membantu mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Proses

pembelajaran diharapkan dapat dilakukan sesuai kesepakatan yang telah

direncanakan peneliti bersama guru kelas sebagai pengamat, lalu melakukan proses

pembelajaran dan sementara proses pembelajaran berlangsung guru kelas yang

bertindak sebagai pengamat mengamati dan mengecek aktivitas siswa dan aktivitas

pembelajaran berdasarkan lembar observasi / pengamatan yang telah disiapkan pada

perencanaan sebelumnya.

c. Kegiatan observasi

Kegiatan pengamatan observasi ini dilaksanakan bersaman oleh guru kelas yang

bertindak sebagai pengemat seperi yang telah disepakati sebelumnya. Adapun hal –

hal penting yang diamati adalah :

1. Kegiatan siswa dalam pembelajaran melalui penggunaan alat peraga model

bangun ruang sederhana

2. Monitoring observasi kegiatan perbaikan proses pembelajaran secara menyeluruh

berdasarkan lembar observasi yang sudah direncanakan dan

d. Refleksi

Reflesi pada siklus III dilakukan untuk mengamati pelaksanakan tindakan dan hasil

kerja siswa setelah dilakukan perbaikan dimana peneliti dan pengamat berdiskusi

mengenai proses dan hasil pembelajaran perbaikan, dimana secara umum proses

perbaikan pada siklus III ini pembelajaran melalui metode penggunaan alat peraga

model objek sebenarnya pada pembelajarn tentang bangun ruang sederhana

ditekankan siswa dapat melihat langsung objek sebenarnya. Dan menghindari siswa

untuk berhayal tentang model dan bangun sebenarnya. Penggunaan alat peraga yang

Page 14: Artikel karya ilmiah samsul

14

sesuai objek yang diajarkan diharapkan pula dapat meningkatkan hasil belajar

matematika pada kelas V SD Negeri 5 Maligano.

C. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Data tentang kegiatan pembelajaran pada saat dilaksanakannya tindakan dapat diambil

dengan menggunakan lembar observasi.

2. Data mengenai hasil belajar diambil dari tes hasil pembelajarn dr setiap silusnya.

D. Teknik Analisa Data

Data yang dikumpul dengan menggunakan analisa Deskriptif kualitatif. Untuk

analisis deskriptif yaitu skor rata – rata dan presentase yang berfungsi menentukan

perkembangan proses pembelajaran, dan ukuran ketuntasannya berdasarkan nilai yang

ditetapkan dan Kriteria Ketuntasan mengajar (KKM) yang sudah dirumuskan oleh sekolah

yang menjadi acuan guru kelas dan harus dicapai oleh setiap individu siswa yaitu :

Nilai Akhir = Nilai perolehan siswa

X 100%Skor maksimal

Untuk ketuntasan klasikal menggunakan rumus :

Ketuntasan Klasikal = Jumlah siswa tuntas Individu

X 100%Jumlah siswa seluruhnya

E. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pembelajaran ini adalah bila skor rata – rata hasil belajar

siswa yang mencapai ketuntasan belajar dan mengalami peningkatan. Dikatakan tuntas

individu apabila siswa mencapai nilai KKM. Untuk KKM matematika SDN 5 Maligano

kelas V yaitu 60 dan tuntas secara klasikal apabila minimal 80 % siswa tuntas Individu.

Page 15: Artikel karya ilmiah samsul

15

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Adapun hasil penelitian dan pembahasan setelah pelaksanaan tindakan penelitian

akan diuraikan sebagaia berikut :

A. HASIL PENELITIAN

I. Pembelajaran Siklus I

a. Perencanaan Siklus I

Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan masalah yang timbul

sebelumnya, pada tahapan siklus I ini peneliti bersama guru kelas sebagai pengamat

melakukan diskusi tentang hal – hal yang akan dilakukan dalam upaya perbaikan siklus I

sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, adapun yang menjadi hasil pernecanaan siklus I

dilakukan sebagai berikut :

1. Menyiapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran ( RPP) yang sudah dirancang berdasarkan

perbaikan atas masalah yang ada.

2. Menyiapkan alat / lembar observasi proses pembelajaran yaitu lembar observasi aktivitas

guru dan lembar observasi aktivitas siswa.

3. Menyiapkan alat evaluasi pembelajaran siklus I

b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Setelah semua dipersiapkan pada saat bersamaan dengan waktu yang sudah

disiapkan maka dilakukan pelaksanaan proses pembelajaran siklus I untuk mata pelajaran

matematika pada materi mengidentifikasi sifat – sifat bangun ruang sederhana sebanyak satu

kali pertemuan dimulai dari membuka pelajaran, melaksanakan kegiatan inti melalui

penggunaan alat peraga model bangun ruang sederhana, memberi kesempatan siswa

membuat dan menggambar model bangun ruang sederhana, menyimpulkan dan mengakhiri

pembelajaran. Pelaksanaan proses pembelajaran siklus I dilakukan pengamatan oleh guru

kelasnya yang bertindak sebagi pengamat.

c. Observasi dan Evaluasi Siklus I

Observasi/pengamatan dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran, dan

dilaksanakan penguatan terhadap aktivitas peneliti sebagai guru dan pengamat terhadap

aktivitas siswa / peserta didik di kelas pada saat proses pembelajaran, dalam proses

pembelajaran siklus I yang seluruh hasilnya sebagai berikut :

1. Observasi aktivitas Guru

Dalam melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran aktivitas guru perlu

diamati untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan guru dengan tujuan sebagai dasar

untuk melakukan perbaikan proses siklus berikutnya.

Adapun tabel pengamatan aktivitas guru siklus I

Page 16: Artikel karya ilmiah samsul

16

NO Aktivitas yang diamati

Pelaksanaan

Pembelajaran

Ada Tidak

1. Melakukan pekerjaan rutin pembelajaran √

2. Memberi motivasi pembelajaran √

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran √

4. Apersepsi √

5 Menyampaikan Materi singkat √

6 Membentuk kelompok diskusi siswa √

7 Memberi contoh masalah dan siswa yang menyelesaikan √

8 Memberi penguatan atas hasil kerja siswa √

9 Memberi kesempatan bertanya kepada siswa √

10 Memberi motivasi atas usaha kerja siswa √

11 Melakukan evaluasi proses √

12 Membantu siswa menyimpulkan materi √

13 Menutup pembelajaran √

Jumlah masing – masing presentasi8 5

61,53%

Menurut hasil pengamatan aktivitas guru pada pembelajaran matematika kelas V SD masih

jauh dari standar pencapaian target, yaitu hanya mencapai 61,53 % sementara batas

keberhasilan atau batas ketuntasan penelitian adalah 80 % keatas. Dari beberapa kelemahan

dan kekurangan pada pelaksanaan siklus I diatas akan diadakan perbaikan pada siklus II

2. Observasi aktivitas Siswa

Page 17: Artikel karya ilmiah samsul

17

Pengamatan aktivitas siswa pada proses pembelajaran matematika kelas V SDN 5

Maligano sebagai berikut :

Tabel Aktivitas siswa pada siklus I

NO Aktivitas yang diamati

Pelaksanaan

Pembelajaran

Ada Tidak

1. Aktif dan siap menerima pelajaran √

2. Memperhatikan penjelasan guru √

3. Menanggapi dan merespon informasi dari guru √

4. Mengajukan pertanyaan kepada guru apabila tidak mengerti √

5 Keaktifan dan kesungguhan dalam menyelesaikan masalah √

6 Menunjukkan kegairahan dalam belajar √

7 Aktif dan berinterkasi sesame teman √

8 Memberi tanggapan atas pertanyaan guru √

9 Merangkum pelajaran yang diajarkan guru √

10 Mencatat penugasan yang diberikan guru √

Jumlah masing – masing presentasi6 4

60%

Berdasarkan table diatas diperoleh aktivitas belajar siswa untuk pembelajaran

matematika kelas V pada siklus I baru mencapai 60% yakni masih jauh dari yang

diharapkan, hamper seluruh target yang direncanakan belum tercapai.

3. Hasil belajar Siswa Siklus I

Setelah proses pembelajaran siklus I dilaksanakan maka dilakuakn evaluasi

terhadap siswa untuk mata pelajaran matematika kelas V SD 5 Maligano dan hasil evaluasi

tersebut datanya sebagai berikut :

Tabel hasil Evaluasi Siklus I

NO

Matematika kelas V (KKM 65)

Nama Siswa NilaiKeterangan

Tuntas Tidak Tuntas

1. DASMIN SAPUTRA JAYA 75 √

2. LA ODE ROBUSTAM 50 √

Page 18: Artikel karya ilmiah samsul

18

3. FITRA WALDI 50 √

4. RIAN ADI SAPUTRA 50 √

5 HERI NISTAM 85 √

6 MUH. FAHRAN 75 √

7 WA RAMIJA 85 √

8 LISDARWATI 80 √

9 ANGGUN 60 √

10 TRI ASTUTI 60 √

11 MUKSIN 60 √

Jumlah 730

Rata – Rata 66,36

Presentase tuntas 47,7%

Berdasarkan table hasil belajar siswa pada siklus I untuk matematika kelas V

dengan penggunaan alat peraga dari 11 siswa yang diteliti baru memperoleh rata – rata hasil

belajar 66,36 denagn ketuntasan klasikal 47,7% artinya hasil belajar tersebut masih jauh dari

ketuntasan penelitian

d. Refleksi Siklus I

Proses pembelajaran siklus I sudah dilaksanakan berdasarkan perbaikan atas

identifikasi masalah pembelajaran sebelumnya. Hasil pencapaian pembelajaran siklus I akan

diuraikan sebagai berikut.

Pengamatan / observasi pembelajaran matematika di kelas V SDN 5 Maligano

melalui metode ceramah dan tugas terkoreksi terhadap aktivitas guru, aktivitas siswa dan

hasil belajar siklus I dengan melakukan beberapa perbaikan diantaranya :

a. Guru harus menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Guru harus melakukan apersepsi

c. Guru harus menjelaskan materi secara jelas

d. Siswa diberi kesempatan untuk berinteraksi

II. Pembelajaran Siklus II

a. Perencanaan Siklus II

Page 19: Artikel karya ilmiah samsul

19

Berdasarkan hasil refleksi siklus I, maka pembelajaran dilanjutkan ke siklus II

dengan merencanakan perbaikan yang menekankan pada hal – hal yang belum terlaksana di

siklus I. adapun yang menjadi hasil perencanaan siklus II disiapkan sebagai berikut.

1. Merencanakan / menyiapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang sudah

memuat beberapa perbaikan

2. Menyiapkan alat observasi proses pembelajaran dalam ahal ini lembar observasi

aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa

3. Menyiapkan alat evaluasi pembelejaran siklus II

b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Setelah semuanya dipersiapkan pada saat yang bersamaan dengan waktu yang

sudah disiapkan maka dilakukan pelaksanaan proses pembelajaran siklus II untuk mata

pelajaran matematikasebanyak 1 kali pertemuan dimulai dari membuka pembelajaran.

Melaksanakan kegiatan inti melelui penggunaan alat peraga model bangun ruang sederhana,

memberi kesempatan siswa untuk menggambar dan membuat model bangun ruang

sederhana dari kertas yang sudah dipersiapkan guru. Pelaksanaan proses pembelajaran siklus

II ini diobservasi / diamati oleh guru kelas selaku pengamat.

c. Observasi dan Evaluasi Siklus II

Pengamatan / Observasi oleh guru kelas bersamaan dengan proses pembelajaran

dan dilaksanakan pengamatan berupa aktivitas guru dan pengamatan aktivitas siswa, lalu

setelah proses pembelajaran diadakan evaluasi siklus II yang hasil seluruhnya sebagai

berikut.

1. Observasi Aktivitas Guru

Pengamatan / observasi aktivitas guru pada proses pembelajaran matematika kelas

V dapat diuraikan seperti tabel berikut

Tabel Aktivitas guru pada siklus II

NO Aktivitas yang diamatiPelaksanaan

Ada Tidak

1. Melakuka pekerjaan rutin pembelajaran √

2. Memberikan motivasi pembelajaran √

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran √

4. Apersepsi √

5 Menyampaikan materi singkat √

6 Membentuk kelompok diskusi siswa √

7 Memberi contoh masalah dan siswa yang menyelesaikan √

Page 20: Artikel karya ilmiah samsul

20

8 Memberi penguatan atas hasil kerja siswa √

9 Memberi kesempatan bertanya dan menjawab siswa √

10 Memberi motivasi atas usaha kerja siswa √

11 Melakukan evaluasi proses √

12 Membantu siswa menyimpulkan materi √

13 Menutup pembelajaran √

Jumlah masing – masing presentasi`10 3

79,92%

Observasi terhadap aktivitas guru siklus II menghasilkan peningkatan pencapaian

presentasi ketuntasan pelajaran matematika kelas V SDN 5 Maligano dengan pencapaian

ketuntasan 79,92% namun belum mencapai apa yang diharapkan tetapi sudah menunjukkan

adanya peningkatan walaupun masih dibawah standar ketuntasan yaitu 80% keatas.

2. Observasi Aktivitas Siswa

Pengamatan aktivitas siswa pada proses pembelajaran matematika kelas V SD 5

Maligano dapat diuraikan seperti tabel berikut ini

Tabel Aktivitas siswa pada siklus II

NO Aktivitas yang diamatiPelaksanaan

Ada Tidak

1. Aktif dan siap menerima pelajaran √

2. Memperhatikan penjelasan guru √

3. Menanggapi dan merespon informasi dari guru √

4. Mengajukan pertanyaan kepada guru apabila tidak menguasai √

5 Keaktifn dan kesungguhan dalam menyelesaikan masalah √

6 Menunjukkan kegairahan dalam belajar √

7 Aktif berinteraksi sesame teman √

8 Memberi tanggapan atas pertanyaan guru √

9 Merangkum pelajaran yang diberikan guru √

10 Mencatat penugasan yang diberikan guru √

Jumlah masing – masing presentasi7 3

70%

Page 21: Artikel karya ilmiah samsul

21

Berdasarkan tabel diatas diperoleh aktiitas siswa dalam pembelajaran matematika

di kelas V hanya mencapai 70% masih lebih jauh dari standar dasar ketuntasan penelitian

yaitu 80 % ketas. Untuk mencapai standar ketuntasan penelitian maka aktivitas tetap

merekomendasikan untuk melanjutkan penelitian.

3. Hasil Belajar Siklus II

Setelah proses pembelajarn siklus II dilaksanakan maka dilakukan evaluasi

terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran matematika kelas V SDN 5 Maligano. Hasil

evaluasi tersebut diperoleh datanya sebagai berikut :

Tabel hasil evaluasi siklus II

NO

Matematika kelas V (KKM 65)

Nama Siswa NilaiKeterangan

Tuntas Tidak Tuntas

1. DASMIN SAPUTRA JAYA 75 √

2. LA ODE ROBUSTAM 60 √

3. FITRA WALDI 70 √

4. RIAN ADI SAPUTRA 60 √

5 HERI NISTAM 85 √

6 MUH. FAHRAN 75 √

7 WA RAMIJA 80 √

8 LISDARWATI 80 √

9 ANGGUN 60 √

10 TRI ASTUTI 60 √

11 MUKSIN 70 √

Jumlah 775 7 4

Rata – Rata 70,45

Presentase tuntas 70.7%

Berdasarkan table hasil belajar siswa pada siklus II untuk matematika kelas V

SDN 5 Maligano dari 11 siswa yang diteliti baru memperoleh rata – rata hasil belajar 70,45

dengan ketuntasan klasikal 70.70% artinya hasil belajar tersebut masih dibawah standar

ketuntasan penelitian 80% keatas.

Page 22: Artikel karya ilmiah samsul

22

d. Refleksi Siklus II

Proses pembelajaran siklus II sudah dilaksanakan berdasarkan perbaikan atas

identifikasi masalah pembelajaran sebelumnya. Dan hasil pembelajaran siklus II dapat

sebagai berikut.

Pengamatan / observasi pembelajaran matematika di kelas V SDN 5 Maligano

melalui penggunaan alat peraga mdel bangun ruang sederhana terhadap aktivitas guru siklis

II, aktivitas siswa siklus II serta hasil belajar siklus II masih harus memperbaiki kekurangan

dan kelemahannya diantaranya :

a. Guru harus menekankan dan melaksanakan apersepsi dan merangsang siswa untuk

selalu mengajukan pertanyaan bagi materi yang belum dimengerti

b. Guru harus menekankan interkasi anatr peserta didik dan selalu meberikan penguatan

bagi hasil kerjas siswa

c. Harus melakukan evaluasi proses

III. Pembelajaran Siklus III

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi siklus II maka pembelajaran dilanjutkan pada siklus III,

dengan merencanakan perbaikan yang menekankan pada hal – hal yang belum terlaksana di

siklus II. Adapun yang menjadi hasil perencanaan siklus III disiapkan sebagai berikut :

1. Menyiapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) hasil perbaikan pembelajaran pada

siklus III

2. Menyiapkan alat observasi proses pembelajaran dalam hal ini lembar observasi aktivitas

guru dan lembar observasi aktivitas siswa.

3. Menyiapkan alat evaluasi pembelajaran siklus III

b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III

Setelah semuanya dipersiapkan pada saat yang bersamaan dengan waktu yang

sudah disiapkan maka dilakukan pelaksanaan proses pembelajaran siklus III untuk mata

pelajaran matematika sebanyak satu kali pertemuan dimulai dari membuka pelajaran,

melaksanakan kegiatan inti melalui penggunaan alat peraga model bangun ruang sederhana,

memberikan kesempatan siswa serta menjelaskan secara rinci kepada siswa tentang materi

yang diajarkan serta mengakhiri pembelajaran.

Pelaksanaan proses pembelajaran siklus III ini masih dilakukan oleh guru kelas

yang tetap berlaku sebagai pengamat peneliti.

c. Observasi dan Evaluasi Siklus III

Obeservasi siklus dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran dan

dilaksanakan berupa pengamatan / observasi terhadap aktivitas guru / peneliti dan

Page 23: Artikel karya ilmiah samsul

23

pengamatan aktivitas siswa serta evaluasi hasil belajar yang dilakukan setelah proses

pembelajaran yang hasil seluruhnya dicantumkan sebagai berikut.

1. Observasi aktivitas guru

Pengamatan / observasi aktivitas guru pada proses pembelajaran matematika kelas

V dapat diuraikan seperti tabel berikut

Tabel Aktivitas guru pada siklus III

NO Aktivitas yang diamatiPelaksanaan

Ada Tidak

1. Melakukan pekerjaan rutin pembelajaran √

2. Memberikan motivasi pembelajaran √

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran √

4. Apersepsi √

5 Menyampaikan materi singkat √

6 Membentuk kelompok diskusi siswa √

7 Memberi contoh masalah dan cara menyelesaikannya √

8 Memberi penguatan atas hasil kerja siswa √

9 Memberi kesempatan bertanya dan menjawab siswa √

10 Memberi motivasi atas usaha kerja siswa √

11 Melakukan evaluasi proses √

12 Membantu siswa menyimpulkan materi √

13 Menutup pembelajaran √

Jumlah masing – masing presentasi`12 1

92,31%

Dari tabel obesrvasi diatas maka guru / peneliti sudah hamper 100% melakukan kegiatan

aktivitas guru dalam proses pembelajaran di kelas artinya sudah melewati standar ketuntasan

minimal penelitian.

2. Observasi Aktivitas Siswa

Pengamatan aktivitas siswa pada proses pembelajaran matematika kelas V SDN 5

Maligano dapat diuraikan sebagai berikut :

Page 24: Artikel karya ilmiah samsul

24

Tabel aktivitas siswa pada siklus III

NO Aktivitas yang diamatiPelaksanaan

Ada Tidak

1. Aktif dan terlibat siap menerima pelajaran √

2. Memperhatikan penjelasan guru √

3. Menanggapi dan merespon informasi dari guru √

4. Menanggapi masalah yang belum dipahami √

5 Menyelesaikan masalah yang diberikan guru √

6 Menunjukkan kegairahan dalam belajar √

7 Aktif berinteraksi sesama teman √

8 Memberi tanggapan atas pertanyaan guru √

9 Merangkum pelajaran yang diberikan guru √

10 Mencatat penugasan yang diberikan guru √

Jumlah masing – masing presentasi9 1

90%

Berdasarkan tabel aktivitas siswa diatas bahwa penggunaan alat peraga yang tepat

dan sesuai serta sejalan dengan pengelolaan maka aktivitas belajar siswa dapat meningkat

dengan sendirinya yaitu dapat melampaui standar minimal ketuntasan penelitian.

3. Hasil Belajar Siswa Siklus III

Setelah melaksanakan proses pembelajaran siklus III dilaksanakan maka

dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran matematika kelas V SDN 5

Maligan dengan Hasil evaluasi pembelajaran siklus III dapat diuraikan sebagai berikut.

Tabel hasil evaluasi siklus III

NO Matematika kelas V (KKM 65)

Nama Siswa Nilai Keterangan

Page 25: Artikel karya ilmiah samsul

25

Tuntas Tidak Tuntas

1. DASMIN SAPUTRA JAYA 75 √

2. LA ODE ROBUSTAM 75 √

3. FITRA WALDI 60 √

4. RIAN ADI SAPUTRA 75 √

5 HERI NISTAM 90 √

6 MUH. FAHRAN 75 √

7 WA RAMIJA 85 √

8 LISDARWATI 80 √

9 ANGGUN 80 √

10 TRI ASTUTI 80 √

11 MUKSIN 75 √

Jumlah 850 10 1

Rata – Rata 77,27

Presentase tuntas 91,10%

Berdasarkan table hasil pembelajaran siklus III dapat disimpulkan bahwa pada

siklus III diatas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan alat peraga yang dapat

merangsang dan memotivasi siswa dapat meningkatkan dan dapat mencapai hasil belajar

yang maksimal artinya target ketuntasan minimal dalam penelitian dapat terlampaui yaitu

dari 11 orang siswa yang diteliti 91.10% dapat mencapai nilai tuntas.

d. Refleksi Siklus III

Proses pembelajaran siklus III sudah dilakukan sesuai dengan rencana perbaikan

yang sudah dirancang dan di tetapkan dan berdasarkan atas identifikasi masalah

pembelajaran sebelumnya. Hasil pencapaian pada pada pembelajaran siklus III sudah

melampaui batas minimal ketuntasan yaitu 91.10% artinya hasilnya sudah sangat baik dan

perbaikan pembelajaran matematika kelas V SDN 5 Maligano dihentikan pada siklus III.

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian proses pembelajaran yang berlangsung sebanyak 3

(tiga) siklus, maka diuraikan pembahasan untuk masing – masing hasil perbaikan yang

dilakukan pada dua pembelajaran sebagai berikut

Page 26: Artikel karya ilmiah samsul

26

Pembahasan dan perbaikan pembelajaran matematika kelas V SDN 5 Maligano

melalui penggunaan alat peraga model bangun ruang sederhana.

Hasil observasi terhadap aktivitas guru dapat ditingkatkan, yaitu mulai dari siklus

I dan siklus II sudah mengalami kemajuan namun pada siklus III barulah melampaui batas

minimal pencapaian penelitian yaitu 80% pada siklus III sudah mencapai 92,31 %.

Hasil observasi terhadap aktivitas murid dengan menggunakan alat peraga yang

sesuai dengan model objek bahan ajar yang diajarkan dari siklus I dan siklus II memang

sudah mengalami peningkatan namun nanti pada siklus III barulah melampaui standar /

target minimal hasil penelitian yaitu 80% menjadi 90% pada siklus III yang dilakukan pada

SDNN 5 Maligano.

Dengan meningkatnya aktivitas guru dan dan siswa pada pembelajaran

matematika pada kelas V SDN 5 Maligano memberikan dampak positif terhadap hasil

belajar siswa yitu pada siklus I dan II belum mencapai target minimal namun pada siklus III

sudah mengalami hasil yang sangat baik dan mencapai 91.10%. sehingga dapat disimpulkan

bahwa penggunaan alat peraga model bangun ruang sederhana pada kompetensi dasar

mengidentifikasi sifat – sifat bangun ruang sederhana dapat meningkatkan hasil belajar

matematika kelas V SDN 5 Maligano.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Page 27: Artikel karya ilmiah samsul

27

Penggunaan alat peraga yang relefan dan sesuai dengan model objek yang

diajarkan dapat meningkatkan aktivitas belajar mengajar baik siswa maupun guru yang pada

akhirnya dapat meningkatkan serta mencapai hasil belajar yang maksimal. Hasil maksimal

ini dapat dicapai berkat kerjasama guru / peneliti dan guru kelas sebagai pengamat dalam

merancang dan melaksanakan observasi dan proses perbaikan secara bertaut dari siklus I, II

dan III yang akhirnya meningkatkan hasil belajar matematika pada kompetensi dasar dan

mengidentifikasi sifat – sifat bangun runag sederhana. Berdasarkan rumusan masalah yang

telah ditetapkan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Proes pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga yang sesuai dengan

model objek materi ajar yang diperlihatkan dengan langkah – langkah yang tepat dapat

menigkatkan hasil belajar

2. Dengan menggunakan alat peraga model bangun ruang sederhana pada kompetisi dasar

mengidentifikasi sifat – sifat bangun ruang sederhana dapat meningkatkan hasil belajar

siswa yang maksimal.

B. Saran – saran

Hasil penelitian menunjukkan belajar dengan menggunakan alat peraga yang

sesuai dengan objek materi ajar serta didukung dengan media belajar lain yang relevan

terutama penggunaan alat peraga model bangun ruang sederhana pada kompetensi dasar

mengidentifikasi sifat – sifat bangun ruang sederhana pada kelas V SDN 5 Maligano dapat

meningkatkan hasil belajar. Selain itu merupakan salah satu alternative untuk menigkatkan

aktivitas guru dan aktivitas siswa dan proses kegiatan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang perlu disampaikan antara lain

adalah :

1. Kepada pihak sekolah agar penggunaan alat peraga yang sesuai dan relevan dapat

ditekankan dan digunakan sebagai media dan alat belajar yang ditetapkan di sekolah

2. Kepada Guru SD agar menggunakan alat peraga yang sesuai dan relevan sebagai salah

satu alternative untuk meningkatkan hasil belajar

3. Kepada peneliti selanjutnya agar menerapkan pembelajaran matematika pada kompetensi

dasar lainnya yang tujuannya untuk membuktikan bahwa penggunaan alat peraga yang

sesuai dengan model obejek bahan ajar yang akan diajarkan merupakan langkah efektif

yang digunakan dalam mencapai hasil belajar yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1975. Matematika, Jakarta : PN Balai Pustaka

Depdiknas : 2004 Kurikulum berbasis kompetensi, Jakarta ; Balitbang Puskur

Page 28: Artikel karya ilmiah samsul

28

Frederiks, L.M Azaz Matematika 1989

Holands, Roy. Kamus Matematika 1984

Ilmu Perhitungan, Jakarta : PN Balai Pustaka. PN Gita Karya 1985

Media Guru Mengajar. Matematika SD, Jakarta P2SD, 1986

Damar Hamadi Prof. Dr. 2002 Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,

Jakarta : Penerbit Bumi Negara.

S. Belem, Prtofolio dan Penilaian dalam pelaksanaan KPK,

Jakarta : Puskur Balitbang. Depdknas 2003

S. Belem, Apa, memgapa dan bagaimana kurikulum berbasis kompetensi, Bekasi . paper &

seminar KBK, 2003.