Download - Asuhan Keperawatan Hirschprung

Transcript

ASUHAN KEPERAWATANHIRSCHPRUNG

PSIK III-1

DISUSUN OLEH: KELOMPOK II

-Edika P. Tarigan

-Hotnida Sitorus

-Lailan Sa’adah

-Riska Wati Tarigan

-Robiatul

-Trisniati

-Susi Sembiring

DEFINISI• Penyakit Hirschsprung (mega kolon kongenital) adalah

suatu penyumbatan pada usus besar yang terjadiakibat pergerakan usus yang tidak adekuat karenasebagian dari usus besar tidak memiliki saraf yang mengendalikan kontraksi ototnya.

• Hirschsprung terjadi karena adanya permasalahan padapersarafan usus besar paling bawah mulai dari anus hingga usus diatasnya. Saraf yang berguna untukmembuat usus bergerak melebar menyempit biasanyatidak sama sekali atau kalaupun ada sedikit sekali. Namun yang jelas kelainan ini akan membuat BAB bayitidak normal, bahkan cenderung sembelit terus-menerus. Hal ini dikarenakan tidak adanya saraf yang dapat mendorong kotoran keluar dari anus.

ETIOLOGI

• Adapun yang menjadi penyebab hirschsprungatau mega kolon kongenital adalah didugakarena terjadi faktor genetik dan lingkungansering terjadi pada anak dengan Down syndrome, kegagalan sel neural pada masaembrio dalam dinding usus, gagal eksistensi, kranio kaudal pada myentrik dan submukosapada dinding plexus.

ANATOMI FISIOLOGIPENCERNAAN

PATOFISIOLOGI

• Istilah congenital agang lionic Mega Colon menggambarkan adanya kerusakan primer dengan tidak adanya sel ganglion pada dindingsub mukosa kolon distal.

• Ketidakadaan ini menimbulkan keabnormalanatau tidak adanya gerakan tenaga pendorong(peristaltik) dan tidak adanya evakuasi ususspontan serta spinkter rektum tidak dapatberelaksasi sehingga mencegah keluarnya fesessecara normal yang menyebabkan adanyaakumulasi pada usus dan distensi pada salurancerna. Bagian proksimal sampai pada bagian yang rusak pada Mega Colon.

• Semua ganglion pada intramural plexus dalamusus berguna untuk kontrol kontraksi danrelaksasi peristaltik secara normal. Isi ususmendorong ke segmen aganglionik dan fesesterkumpul didaerah tersebut, menyebabkanterdilatasinya bagian usus yang proksimalterhadap daerah itu karena terjadi obstruksidan menyebabkan dibagian Colon tersebutmelebar.

MANIFESTASI KLINIS

• Penyakit Hirschprung ini harus dicurigai apabilaseorang bayi cukup bulan dengan berat lahir 3kg (penyakit ini tidak bias terjadi pada bayi kurangbulan) yang terlambat mengeluarkan tinja(Wyllie, 2000; Mansjoer,2000).

• Trias klasik gambaran klinis pada neonates adalahPengeluaran mekonium yang terlambat, yaitu:

- Lebih dari 24jam pertama

- Muntah hijau

- Perut membuncit keseluruhan

KOMPLIKASI

• Diagnosa penyakit Hirschprung harus dapat ditegakkansedini mungkin mengingat berbagai komplikasi yang dapat terjadi dan sangat membahayakan jiwa pasienseperti;

- Enterokolitis

- Pneumatosis Usus

- Abses Perikolon

- Perforasi

- Septikimia yang dapat menyebabkan kematian

• Komplikasi pada tindakan bedah penyakit Hirschprungdapat digolongkan atas kebocoran Anatomose, Stenosis, Enterokilitis, dan gangguan sfingter.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboratorium

2. Pemeriksaan Radiologi

3. Biopsi

PENATALAKSANAAN

1. Pembedahan

2. Konservatif

3. Tindakan bedah sementara

4. Perawatan

ASUHAN KEPERAWATANA. Pengkajiana. Identitas

Lihat kondisi pasien. Penyakit ini sebagianbesar ditemukan pada bayi cukup bulan danmerupakan kelainan tunggal.b. Anamnesis• Adanya keterlambatan pengeluaran mekonium yang

pertama, biasanya keluar >24 jam.• Adanya muntah berwarna hijau.• Adanya obstipasi masa neonates, jika terjadi pada anak

yang lebih besar obstipasi semakin sering, perut kembung, dan pertumbuhan terhambat.

• Adanya riwayat keluarga sebelumnya yang pernahmenderita keluhan serupa, misalnya anak laki-lakiterdahulu meninggal sebelum usia 2 minggu denganriwayat tidak dapat defekasi.

c. Pemeriksaan Fisik• Inspeksi : Tanda khas didapatkan adanya

distensi abnormal. Pemeriksaan rectum dan feses akan didapatkan adanya perubahan feses seperti pita dan berbau busuk.

• Auskultasi : Pada fase awal didapatkan penurunan bising usus, dan berlanjut denganhilangnya bising usus.

• Perkusi : Timpani akibat abdominal mengalami kembung.

• Palpasi : Teraba dilatasi kolon abdominal.d. Pemeriksaan Diagnostik• Foto Polos adomen• Biopsi

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang sering muncul

adalah ;

• Risiko konstipasi berhubungan dengan penyempitan kolon, sekunder, obstruksi mekanik

• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan makanan tidak adekuat dan rangsangan muntah

C. Intervensi

Risiko konstipasi berhubungan dengan

penyempitan kolon, sekunder, obstruksi mekanik

• Tujuan : Pola BAB normal

• Kriteria Hasil : Pasien tidak mengalami konstipasi, pasien mempertahankan defekasi setiap hari

No Intervensi Rasional

1 Observasi bising usus dan periksa adanya distensi abdomen pasien. Pantau dan catat frekuensi dan karakteristik feses

Untuk menyusun rencana penanganan yang efektif dalam mencegah konstipasi dan impaksi fekal

2 Catat asupan haluaran secara akurat

Untuk meyakinkan terapi penggantian cairan dan hidrasi

3 Dorong pasien untuk mengkonsumsi cairan 2.5 L setiap hari, bila tidak ada kontraindikasi

Untuk meningkatkan terapi penggantian cairan dan hidrasi

4 Lakukan program defekasi. Letakkan pasien di atas pispot atau commode pada saat tertentu setiap hari, sedekat mungkin kewaktu biasa defekasi (bila diketahui)

Untuk membantu adaptasi terhadap fungsi fisiologi normal

5 Berikan laksatif, enema, atau supositoria sesuai instruksi

Untuk meningkatkan eliminasi feses padat atau gas dari saluran pencernaan, pantau keefektifannya

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan

masukan makanan tidak adekuat dan

rangsangan muntah

• Tujuan : Kebutuhan cairan terpenuhi

• Kriteria Hasil : Turgor kulit elastik dan normal, CRT < 3 detik, Berat badan stabil

No Intervensi Rasional

1 Timbang berat badan Untuk membantu mendeteksi perubahan keseimbangan cairan

2 Pertahankan intake dan output yang akurat

Untuk menjaga agar berat badan stabil

3 Periksa membran mukosa mulut setiap hari

Membran mukosa kering merupakan suatu indikasi dehidrasi

4 Monitor vital sign Untuk mengetahui perkembangan tanda-tanda viltal pasien

d. ImplementasiNo Diagnosa Implementasi

1 Risiko konstipasi berhubungan dengan penyempitan kolon, sekunder, obstruksi mekanik

-Mengobservasi bising usus dan periksa adanya distensi abdomen pasien. Pantau dan catat frekuensi dan karakteristik feses-Mencatat asupan haluaran secara akurat-Mendorong pasien untuk mengkonsumsi cairan 2.5 L setiap hari, bila tidak ada kontraindikasi-Melakukan program defekasi. Letakkan pasien di atas pispot atau commode pada saat tertentu setiap hari, sedekat mungkin kewaktu biasa defekasi (bila diketahui)-Memberikan laksatif, enema, atau supositoria sesuai instruksi

2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan makanan tidak adekuat dan rangsangan muntah

-Menimbang berat badan-Mempertahankan intake dan output yang akurat-Memeriksa membran mukosa mulut setiap hari-Memonitori vital sign

e. Evaluasi

• Kebutuhan nutrisi sebagian terpenuhi

• Kebutuhan cairan sebagian terpenuhi

• Integritas kulit lebih baik

• Nyeri berkurang