ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. A DENGAN HIPERTENSI PADA Ny. L DI KELURAHAN KARANG RAJA II
KECAMATAN PRABUMULIH TIMUR RT 01 RW 02
PRABUMULIH 2015
DISUSUN OLEH: ADELA SARI(PO.71.20.04.14.002)TINGKAT
: II.A
DOSEN
: H. MUCHLIS RIZA, SKM., M.KES.KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBNG
JURUSAN DIV KEPERAWATAN
2015
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI
A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana pada umumnya mempunyai tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari atau sama dengan 90mmHg.
Batas tekanan yang masih dianggap normal adalah 140/90mmHg dan tekanan darah sampai dengan atau diatas 160/95mmHg dinyatakan sebagai hipertensi(WHO).
Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari satu periode.
Hipertensi adalah suatu penekanan darah sistolik dan diastolik yang tidak normal, batas yang tepat kelainan ini tidak pasti. Nilai yang dapat diterima berbeda sesuai dengan usia dan jenis kelamin, namun umumnya sistolik yang berkisar antara 140-190mmHG dan diastolik antara 90-95mmHg dianggap merupakan garis batas hipertensi(Sylvia A, Pierce:533)
2. Etiologi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu:
1) Hipertensi essensial(hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.
2) Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.
Hiepertensi primer terdapat pada lebih dari 90% pendertia hipertensi, sedangkan 10% sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi:
a) Faktor keturunan: hal ini berkemungkinan apabila hipertensi terdapat pda orangtuanya yang kemungkinan bisa ditrurunkan kepada anaknya.
b) Ciri perseorangan: umur (jika bertambah amka TD meningkat), jenis kelamin(laki-laki lebih tinggi dari perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari pada kulit putih).
c) Kebiasan hidup, yaitu kebiasan yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi(melebihi 30gr), kegemukan atau makan berlebihan, stres, dan pengaruh lain misalnya merokok, minuman berakohol, minum obat-obatan(ehedrine, prednison, epineprin).
3. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah:
a. Peningkatan tekanan darah > 140/90mmHg
b. Sakit kepala
c. Epistaksis
d. Pusing/migrain
e. Rasa berat ditengkuk
f. Sukar tidur
g. Mata berkunang-kunang
h. Lemah dan lelah
i. Muka pucat
j. Suhu tubuh rendah
4. Patofisiologi
Menurunya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada renin yang berkaitan dengan angiotensionogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah. Selain itu juga dapat meningkatkan hormon aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatna tekanan darah. Dengan peningkatan darah makanakan menimbulkan kerusakan pada organ seperti jantung.5. Komplikasi
Umumnya mengenai organ-organ vital seperti:
a) Mata: spasme fokal, penyempitan arteriola, perdarahan, eskudat, dan papil bendung
b) Otak: infark otak, pecahnya pembuluh darah otak, kematian.
c) Jantung: gagal jantung.
d) Ginjal: gagal ginjal.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskositaas) dan dapat mengidentifikasi daktor risiko seperti: hipokoagulabilitas, anemia.
Bun/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/ fungsi ginjal.
Glukosa: hiperglikemi(DM adlah pencetus hipertensi) dapat dakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
Urinalisa: darah, protein, glukosa, mengisratkan disfungsi ginjal dan adan DM.
b. CT scan: mengkaji adanya tumor cerebrla, dan encelopati.
c. EKG: dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggiian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
d. IUP: mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti: batu ginjal dan perbaikan ginjal.
e. Photo dada: menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran jantung.
7. Penatalaksanaana. Penatalaksanaan Non Farmakologis1) Diet pembatan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapart menurunkan tekanan darah yang disertai dengan penuruan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar aldosteron dalam plasma.
2) Aktivitas: klien disarankan untuk berpatisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3) Memungkinkan pengguna obat secara oral.
4) Tidak menimbulkan intoleransi
5) Harga obat relative murah sehingga tejangkau oleh klien.
6) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat-obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan diuretik, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium, golongan penghambat konversi rennin angitensin.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. A DENGAN HIPERTENSI
PADA Ny. L DI KELURAHAN KARANG RAJA II
KECAMATAN PRABUMULIH TIMUR RT 01 RW 02
PRABUMULIH 2015
I. Pengkajian Keluarga
A. Data Umum
1. Nama KK
: Tn. A
2. Umur
: 58 Tahun
3. Agama
: Islam
4. Pendidikan
: SMA
5. Pekerjaan
: Wiraswasta(Dagang)
6. Alamat
: Jl. Bangau Gang Sawo RT 01 RW 02 Kelurahan Karang Raja, Kecamatan Prabumulih Timur, Prabumulih.B. Komposisi Keluarga
No. Nama L/PUmur Hub. Kel PendidikanPekerjaan
1.Tn. AL58 TahunKKSMAWiraswasta
2.Ny. LP54 TahunIstri SMPIbu Rumah Tangga
3.Nn. BP34 TahunAnakAmd.KepPerawat
4.Nn. PP28 TahunAnakAm.KlKesehatan Lingkungan
5.An. AP19 TahunAnakKuliahMahasiswa
6.An. RL14 TahunAnakSMPPElajar
C. Genogram
Keterangan:
= Laki-laki
= Laki-laki Meninggal
= Perempuan
= Anggota Keluarga yang SakitD. Tipe Keluarga
1. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. A adalah Nuclear Family yang terdir dari ayah, ibu dan anak kandung.2. Kewarganegaraan/suku bangsaTn. A berasal dari Prabumulih dan Ny. L berasal dari Prabumulih juga. Bahasa yang digunakan sehari-hari yaitu bahasa Prabumulih. Penduduk di lingkungan tempat tinggal umumnya berasal dari Prabumuulih juga, walaupun ada juga yang berasal dari luar Prabumulih. Namun dengan keadaan begitu, keluarga Tn. A tidak ada kendala dalam interaksi dengan masyarakat sekitar.3. Agama
Seluruh anggota keluarga beragama islam dan rajin menjalankan ibadah tetapi jarang mengikuti sholat berjemaah di masjid.
4. Status sosial ekonomi keluarga
Pencari nafkah hanya Tn. A dan Ibu L tidak bekerja hanya menjadi ibu rumah tangga yang sesekali membantu di tokoh miliknya. Tn. A mendapatkan penghasilan sebagai pedagang bekisar Rp2.000.000 per bulannya. Itu pun penghasilannya jika dicampur dengan hasil kebun karet yang dikelolah oleh orang lain yang menggunakan sistem bagi hasil.
5. Pola kebiasaan sehari-hari/ Aktivitas rekreasi keluarga
a) Pola Makan
Tn. A mengatakan pola makan keluarga yaitu 3x sehari, namun sering telat makan. Tn. A mempunyai pantangan terhadap makanan yang pedas karena Tn. A terekna gastristis. Sedangkan Ny. L mempunyai pantangan terhadap makanan yang asin. Menu makanan sehari-hari keluarag adalah nasi, sayur, ikan, ayam, daging, dan buah-buahan.
b) Pola Minum Keluarga Tn. A biasa minum air putih kurang lebih 7-8 gelas per hari/orang.
c) Pola Istirahat dan Tidur
Tn. A mengatakan bahwa Ny. L sering mengalami susah tidur sedangkan anggota keluarga yang lain tidak tmengalami kesulitan dalam tidur.
d) Pola Eliminasi
Tn. A mengatakan dirinya dan keluarga BAB 1 sampai 2 kali sehari dan BAK kurang lebih 5-6 kali sehari. e) Personal Hygiene
Tn. A mengatakan bahwa keluarganya biasa mandi tiga kali sehari yaitu pagi, siang dan sore. Mandi menggunakan sabun, keramas selalu menggunakan shampo tiap harinya. Gosok gigi tiga kali sehari, sedangkan untuk menggunting kuku, keluarga mengguntingnya pada hari senin atau biasanya hari jumat yaitu 1-2 kali dalam 1 minggu.
f) Pola Aktivitas
Tn. A mengatakan sehari-harinya dia bekerja dari pukul 08.00-17.00WIB.
E. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga1. Tahap Perkembangan Keluarga: Mempertahnakan hubungan perkawinan yang memuaskan. Tidak ada masalah dalam intesitas pertemuan dengan anggota keluarga lain.
Memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga. keluarga berusaha memenuhi kebutuhan kesehatan anggotanya. Bila ada yang sakit, biasanya mereka berobat kedokter.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Semua tahap perkembangan keluarga sudah terpenuhi, tinggal memenuhi perkembangan individu sesuai usianya.
3. Riwayat keluarga inti
Tn. A adalah orang Prabumulih, sama seperti Ny. L. Mereka berkenalan disuatu acara pernikahan seseorang teman mereka, pada saat itu Tn. A dibantu oleh saudara dari Ny. L yang kebetulan teman dari Tn. A. Lalu mereka melanjutkan hubungan mereka ke pernikahan dan mempunyai anak 5 yang lahir direncanakan.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Hubungan antara keluarga pihak Tn. A dan Ny. L saat ini baik. Tidak da konflik dalam berhubungan.F. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati adalah rumah milik sendiri. Rumah itu berukuran 13mx7m dengan rumah 2 tingkat. Rumah bagian atasnya rumah kayu dengan memiliki 3 kamar, dan 2 ruangan gudang, ruang tamu, ruang istirahat. Sedangkan rumah bagian bawah terdiri dari ruang tamu. 2 kamar tidur, dapur, ruang makan, dan kamar mandi. Lantai rumah tampak bersih baik rumah bagian atas maupun rumah bagian bawah. Perabotan rumah tertata rapi. Lantai rumah atas terbuat dari kayu, sedangkan lantai rumah bawah terbuat dari semen yang sudah di keramik. Kamar tidur ada jendela per kamarnya. Ventilasinya cukup memada. Atap rumah dari genteng. Halaman rumah tampak bersih. Sumber airnya berasal dari air sumur yang ada di samping rumah dengan kondisi air yang bening, tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna. Keluarga mempunyai kebiasan merawat rumah dengan menyapu setiap harinya dan setelah itu tidak lupa untuk mengepelnya. Keterangan: posisi ruangan rumah dapat dilihat pada denah rumah dihalaman ini.
a) Rumah bagian bawah
Dapur
R. Makan
Ruang Tamu
b) Rumah bagian atas
R. Istirahat
R. Tamu Atas
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Lingkungan tetangga umumnya berasal dari prabumulih dan masih ada hubungan keluarga. Ada beberapa warga berasal dari sunda, ataupun daerah lain yang menetap dan memiliki kebiasan yang sama. Keluarga sering terlihat duduk bersama-sama di waktu pagi dan sore hari. Tempat berbelanja kebutuhan dapur sekitar 5m dari rumah. Sekolah, Posyandu, dan tempat ibadah tidak jauh dari rumah.
3. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. A sudah menempati rumah yang ditempatinya sejak tahun 1980.4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarkat
Keluarga termasuk anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti kegiatan masyarakat, dan berinteraksi dengan baik. Istri Tn. A yang menderita Hipertensi juga seorang yang aktif.5. Sistem Pendukung Keluarga
Tetangga Tn. A disebelah rumah dan dapat saling membantu. Keluarga mempunyai asuransi kesehatan yaitu BPJS.G. Struktur Keluarga1. Pola Komunikasi Keluarga
Antar anggota keluarga terbina hubungan yang harmonis, dalam menghadapi masalah, biasanya dilakukan musyawarah keluarga sebelum memutuskan suatu permasalahan. Mereka selalu mendiskusikan masalah bersama-sama dan tidak ada hal yang ditutup-tutupi antar anggota keluarga. apabila ada sesuatu yang tidak sesuai, anggota keluarga menyampaikan secara terbuka dengan sikap sopan dan positif.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Pemegang keputusan dikeluarga adalah Tn. A. Namun sebelum mengambil keputusan, Tn. A terlebih dahulu mendiskusikannya kepada istrinya Ny. L.
3. Struktur Peran Keluarga
Peran Tn. A mencari nafkah, pengambil keputusan dan bertanggung jawab atas rumah tangganya. Sedangkan Ny. L mengurus rumah tangga seperti memasak, mengurus rumah serta mengatur keuangan.
Anaknya Nn. B dan Nn. P sudah berkeluarga dan tinggal dengan suami masing-masing. Sedangkan An. A sedang menempuh kuliah dan An. R kelas 3 SMP.4. Nilai dan Norma Budaya
Fungsi nilai dan norma budaya yang dianut adalah saling menghormati antar anggota keluarga atau dengan yang lainnya dan saling menghormati yang lebih tua. Nilai yang ada di keluarga merupakan gamabran nilai agama yang dianutnya(Islam), tidak terlihat ada konflik dalam nilai, dan tidak ada yang mempengaruhi status kesehatan keluarga dalam menggunakan nilai yang di yakini oleh keluarga.H. Fungsi Keluarga1. Fungsi Afektif
Anggotaa keluarga saling menyayangi, memiliki dan mendukung. Jika ada persoalan dalam keluarga selalu dibicarakan secara bersama agar tidak terjadinya salah paham ataupun salah komunikasi.
2. Fungsi Sosial
Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan perilaku sosial yang baik. Keluarga juga cukup aktif bermasyarakat dengan mengikuti kegiatan masyarakat.
3. Fungsi Perawatan Keluarga
a) Kemampuan keluarga mengenal masalah keperawatan
Keluarga mengetahui kalau ada anggota keluarga yang menderita Hipertensi yaitu Ny. L yang mengetahui bahwa ia menderita hipertensi setelah diperiksa di Rumah Sakit. Keluarga sudah mengetahui apa itu hipertensi, sudah sedikit banyak juga mengetahui penyebabnya, tanda dan gejalanya, dan cara perawatannya. Namun keluarga sering bingung karena sektika tekanan darah Ny. L terkadang rendah dan beberapa saat kemudian naik tinggi.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
Keluarga mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan Ny. L karena sudah sering dirawat karena hipertensinya.
c) Kemampuan keluarga merawatkeluarga kurang mampu merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi, untuk Ny. L masih seperti biasa tidaka ada pantangannya, yang diketahui hanya tidak boleh makan daging kambing, makan yang asin-asin dan untuk meredahkan hipertensi biasanya menggunakan obat herbal, seperti air rebusan daun salam, air rebusan buah mengkudu dan lain-lainnya.
d) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Keluarga belum mampu memodifikasi lingkungan, dalam memasak masih menggunakan penyedap rasa akan tetapi untuk garam kadarnya sudah mulai diturunkan.
e) Kemampuan keluarga memanfaatkan pelayanan fasilitas kesehatan
Keluarga sudah mampu untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada untuk mengatasi hipertensi.
4. Fungsi Reproduksi
Tn. A berusia 58 tahun dan Ny. L berusia 54 tahun tidak lagi produktif.
5. Fungsi Ekonomi
Tn. A yang kegiatannya berdagang dengan membuka tokoh sendiri didekat rumah.
I. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor yang dimiliki
Stressor yang dimiliki oleh keluarga TN. A adalah penyakit hipertensi yang diderita oleh istrinya.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Keluarga sudah dapat beradaptasi dengan penyakit yang diderita oleh istrinya karena istrinya Tn. A melakukan pemeriksaan rutin baik dari Puskesmas maupun ke Rumah Sakit.
3. Strategi koping yang digunakan
Keluarga Tn. A berusaha sebisa mungkin untuk kesembuhan dan memberikan semangat untuk Ny. L untuk menghadapi penyakitnya. Selain itu juga, keluarga tidak lupa berdoa dan berserah diri kepada Allah SWT.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Ny. L sejak menderita hipertensi, beliau lebih berhati-hati lagi dalam mengonsumsi makanan, mengatur pola aktivitasnya hal itu pun dibantu oleh keluarga.
J. Harapan Keluarga
Keluarga Tn. A berharap Ny. L sebuh dari penyakitnya sehingga dapat melakukan aktifitas sehaari-hari dengan nyaman, dan Tn. A berharap bisa meningkatkan derajat hidup keluarganya dan derajat kesehatan keluarganya sehingga dapat hidup sejahtera.K. Pemeriksaan Fisik
No. Jenis PemeriksaanTn. ANy. LAn. AAn. R
1. TTVKesadaran Compos Mentis
TD: 120/80mmHg
Nadi: 72x/menitRR: 20x/menit
Suhu: 36,7oCKesadaran Compos Mentis
TD: 150/100mmHg
Nadi: 106x/menit
RR: 26x/menit
Suhu: 36oCKesadaran Compos Mentis
TD: 110/70mmHg
Nadi: 76x/menit
RR: 18x/menit
Suhu: 36,4oCKesadaran Compos Mentis
TD: 110/80mmHg
Nadi: 78x/menit
22x/menit
Suhu: 36,5oC
2.
Kepala Kulit kepala tidak ada lesi dan tidak ada benjolan.
Mata: konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterus.
Telinga: tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik.
Hidung tidak ada sekret, fungsi penciuman baik.
Gigi tampak bersih, mukosa bibir lembab.Kulit kepala tidak ada lesi dan tidak ada benjolan.
Mata: konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterus.
Telinga: tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik.
Hidung tidak ada sekret, fungsi penciuman baik.
Gigi tampak bersih, mukosa bibir lembab.Kulit kepala tidak ada lesi dan tidak ada benjolan.
Mata: konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterus.
Telinga: tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik.
Hidung tidak ada sekret, fungsi penciuman baik.
Gigi tampak bersih, mukosa bibir lembab.Kulit kepala tidak ada lesi dan tidak ada benjolan.
Mata: konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterus.
Telinga: tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik.
Hidung tidak ada sekret, fungsi penciuman baik.
Gigi tampak bersih, mukosa bibir lembab.
3. Thorax dan fungsi pernapasanDada simetris, bunyi dada vesikuler.Dada simetris, bunyi dada vesikuler, namun terasa sesakDada simetris, bunyi dada vesikuler.Dada simetris, bunyi dada vesikuler.
4. Kulit Kulit teraba hangat, turgor kulit elastis.Kulit teraba hangat, turgor kulit elastis.Kulit teraba hangat, turgor kulit elastis.Kulit teraba hangat, turgor kulit elastis.
5. Ekstremitas atas dan bawahEkstremitas atas dan bawah tampak sakit, ada edema pada kaki, pergerakan kurang baik.Ekstremitas atas dan bawah tampak sakit, tidak ada edema, fungsi pergerakan kurang baik.Ekstremitas atas dan bawah tampak normal, tidak da edema, fungs pergerakan baik.Ekstremitas atas dan bawah tampak normal, tidak da edema, fungs pergerakan baik
II. Perumusan Diagnosa
A. Analisa Data
No. Data Diagnosa Keperawatan
1. Data subjektif:
Tn. A mengatakan bahwa Ny. L istrinya terkena penyakit hipertensi, namun masih belum memahami tentang tanda dan gejala penyakit hipertensi apabila sedang terjadi hipertensi.
Ny. L mengatakan bahwa orangtuanya(Ibu) pernah mengalami penyakit ini sebelumnya.Data Objektif
1. Usia 54 Tahun
2. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital:
a. TD: 160/100mmHg
b. Nadi:106x/menit
c. Respirasi:26x/menit
d. Suhu:36oC
3. Ny. L tampak sering tidur karena sering pusing. Kurang pengetahuan Keluarga Tn. A berhubungan dengan ketidaktahuan anggota keluarga mengenai masalah hipertensi
2. Data subjektif: Ny. L mengatakan sering sesak dan sakit pada dadanya Ny. L mengatakan bila kepalanya terasa sakit dia tidak bisa melakukan apa-apa hanya memejamkan mata dan berupaya untuk tidur tetapi tidak bisa
Data Objektif:
TD: 160/100mmHg
Nadi: 106x/menit
Respirasi: 26x/menit
Suhu: 36oCRisiko tinggi gagal jantung berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi.
B. Prioritas Masalah Keperawatan1. Kurang pengetahuan Keluarga Tn. A berhubungan dengan ketidaktahuan anggota keluarga masalah hipertensi.No. Kriteria NilaiBobotPembenaran
1. Sifat masalah: tidak sehat3/3x11Masalah kurang pengetahuan yang dialami keluarga Tn. A sudah terjadi
2. kemungkinan maslaah diubah: hanya sebagian2/2x22Kemungkinan masalah untuk diubah mudah karena pemberian pendidikan kesahatan, kesadaran keluarga untuk mencegah hipertensi
3. Potensi untuk di cegah: cukup2/3x12/3Dengan mendidik dan memotvasi keluarga merawat Ny. L secara benar. Kemungkinan masalah dapat dicegah.
4. Menonjolnya masalah: masalah dirasakan berat dan harus segera ditangani2/2x11Masalah kurang pengetahuan harus segera ditangani untuk mencegah komplikasi yang lebih berat.
Jumlah 4 2/3
2. Risiko tinggi gagal jantung berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi.No. Kriteria NilaiBobotPembenaran
1. Sifat masalah: tidak sehat2/3x12/3Masalah risiko dapat menjadi aktual jika tidak segera ditangani.
2. kemungkinan maslaah diubah: sebagian2/2x22Kemungkinan masalah untuk diubah mudah karena pemberian pendidikan kesahatan, kesadaran keluarga untuk mencegah gagal jantung akibat hipertensi.
3. Potensi untuk di cegah: cukup2/3x12/3Dengan mendidik dan memotvasi keluarga merawat Ny. L secara benar dan pengobatan rutin pada Ny. L diharapkan dapat terhindar dari gagal jantung.
4. Menonjolnya masalah: masalah dirasakan berat dan harus segera ditangani2/2x11Masalah harus segera dilakukan adalah mencegah komplikasi dari hipertensi baik gagal jantung ataupun komplikasi lainnya.
Jumlah 3 4/3
C. Diagnosa Keperawatan
1. Kurang pengetahuan Keluarga Tn. A berhubungan dengan ketidaktahuan anggota keluarga mengenai tanda dan gejala apibila sedang terjadi hipertensi2. Risiko tinggi gagal jantung berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi.D. Rencanan Keperawatan Keluarga
No. Diagnosa keperawatanTujuanKriteria Hasil Rencana Keperawatan
Umum khusus
1. Kurang pengetahuan Keluarga Tn. A berhubungan dengan ketidaktahuan anggota keluarga mengenai masalah hipertensisetelah intervensi dilakukan selama 1 minggu, keluarga mengetahui hipertensi, tanda dan gejala jika hipertensi sedang terjadi, dan penyebabnyaSetelah 1x30 menit pertemuan keluarga mampu mengenal masalah tanda dan gejala sedang terjadinya hipertensi dengan mampu:
1. Menyebutkan pengertian hipertensi
2. Menyebutkan tanda dan gejala terjadi hipertensi
3. Menyebutkan penyebab hipertensi
4. mengambil keputusan yang tepat untuk merawat anggota keluarga yang hipertensi1. tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari normal (140/90mmHg)2. Pasien mengetahui jika pusing, lemah, sakit kepala, sakit ditengkuk, muka pucat, mata berkunang-kunang, dan susah tidur.3. Menyebutkan 4 dari penyebab hipertensi sebagian besar tidak diketahui: penyakit ginjal, pembuluh darah, keturunan, gaya hidup seperti cara konsumsi mkanan yang banyak garam.4. Keluarga memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.
1. Diskusikan dengan keluarga tentang gejala dan tanda terjadinya hipertensi
2. Beri kesempatan keluarga bertanya tentang penyakit hipertensi.
3. Tanyakan kembali hal yang telah dijelaskan
4. Observasi pemeriksaan fisik, TTV5. Beri pendidikan keseahatan tentang pengertian, tanda dan gejala hipertensi.
2. Risiko tinggi gagal jantung berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi.
setelah intervensi dilakukan selama 1 minggu, keluarga mengetahui cara merawat keluarag dengan hipertensiSetelah 1x30 menit pertemuan keluarga mampu mengenal cara merawat keluarga dengaa hipertensi dengan mampu untuk:
1. Bertindak dalam menentukan keputusan yang akan diambil
2. Memberikan motivasi pada kelaurga dengan hipertensi
3. Menunjang kesembuhan kelaurga dengan hipertensi
1. Tidak ragu mengambil keputusan terhdap perawatan kelaurga dengan hipertensi
2. Keluarga dengan hipertensi dapat termotivasi dan memiliki semangat.
3. Dorongan semangat memberikan semangat untuk sembuh dan berusaha untuk melawan penyakit.1. Diskusikan dengan keluarga tentang cara pengambilan keputusan pada keluarga dengang hipertensi
2. Berikan pendidikan kesehatan berupa teknik motivasi untuk memberikan semangat.
3. Berikan kesempatan kelaurga untuk bertanya tentang cara memotivasi, dan bahkan cara mengambil keputusan untuk kelaurga dengan hipertensi.
4. Tanyakan kembali hal yang telah dijelaskan.
E. Implemntasi dan Evaluasi Keperawatan Keluarga
No. Diagnosa KeperawatanTanggal Implemtasi Evaluasi
1. Kurang pengetahuan Keluarga Tn. A berhubungan dengan ketidaktahuan anggota keluarga mengenai masalah hipertensi1. Menanyakan masalah yang ada di kelaurga Tn. AS: Tn. A mengatakan bahwa Ny. L menderita hipertensi.O: Ny. L sedang berbaring diruang tamu sambil memegang kepalanya, tampak gelisah dan pucat
A: Masalah kesahatan pada keluarga Tn. A adalah hipertensi
P: Lakukan pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital pada keluarga Tn. A
2. Melakukan pemeriksaan fisik pada Ny. LS: - keluarga mrngatakan bahwa Ny. L tidak pernah mempunyai makanan pantangan
Tn. A mengatakan bahwa Ny. L pernah dirawat di Rumah Sakit karena penyakit hipertensnya
Ny. L mengatakan kepalanya sakit dan sering pusing walau sedang istirahta.
O: takanan darah Ny. L 150/100mmHg
Nadi: 106x/memit
Respirasi: 26x/menit
Nampak pucat
A: Masalah kesahatan keluarga Tn. A sudah teridentifikasi.
P: Anjurkan Ny. L untuk banyak istirahat dan menghindari stress.
Berikan pendidiakn keshatan pada keluarga tentang hipertensi
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian, tanda dan gejala hipertensi.S: -keluarga mengatakan bahwa darah tinggi adalah tensi naik diatas normal- keluarga mengatakan tanda hipertensi itu sakit kepala, jantung berdebar-debar, sakit ditengkuk, sulit tidur
O: keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan gejala hipertensi.
A: keluarga mamapu mengenal masalah hipertensi
P: motivasi keluarga untuk mengambil keputusan dalam merawat Ny. L yang menderita Hipertensi.
2. Risiko tinggi gagal jantung berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang motivasi dan pengambilan keputusan untuk merawat Ny. L yang menderita hipertensiS: keluarga mengatakan bahwa pemberian semangat dengan cara mengajak Ny. L untuk berliburan agar tidak stress
- keluarga mengatakan untuk memotivasi Ny. L agar cepat sembuh dengan memberikan support sistem yang adekuat, seperti mendamping berobat, mengawasi kontrol berobatnya Ny. L
O: Ny. L tampak lebih semangat dari sebelumnya
- Keluarga dapat mengaplikasikan kegiatan untuk memotivasi dan memberikan Ny. L semangat untuk sembuh
A: keluarga mampu mengambil keputusan dan bahakan mampu memotivasi untuk memberikan semangat Ny. L untuk sembuh
P: terus memotivasi dan bila perlu berikan penghargaan atas keberhasilan dan kemajuan keluarga dalam merawat Ny. L yang menderita hipertensi
Kamar Mandi
Kamar II
Kamar I
Gudang
Gudang
Kamar III
Kamar IV
Kamar V
Top Related