4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Biopori
Gambar 2.1 Lubang Biopori
(Sumber : media.rooang.com [1])
Biopori adalah pori-pori berbentuk lubang (terowongan kecil) yang dibuat
oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman sebagai metode resapan air yang
ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air
pada tanah dan sebagai teknologi tepat guna dalam menanggulangi banjir. Metode
ini pertama kali dicetuskan oleh Dr. Kamir R. Brata, yang merupakan seorang
peneliti dan dosen di Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Institut
Pertanian Bogor (IPB). Menurut Griya (2008) lubang-lubang kecil pada tanah yang
5
terbentuk akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan
akar-akar dalam tanah. Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur
mengalirnya air. Jadi air hujan tidak langsung masuk ke saluran pembuangan air,
tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang tersebut.
Selain itu biopori juga bermanfaat untuk mengubah sampah organik
menjadi kompos dengan cara buang sampah rumah tangga kedalam lubang biopori
yang sudah dibuat. Biopori juga dapat meningkatkan aktivitas organisme dan
mikroorganisme tanah sehingga dapat menjaga kesehatan tanah, sampah organik
yang di buang pada lubang biopori merupakan makanan untuk organisme yang ada
dalam tanah.
Lubang biopori ini umumnya berbentuk silinder yang dibuat vertikal ke
dalam tanah dengan diameter 10 - 30 cm dan kedalaman 50 – 100 cm atau tanah
dengan permukaan air yang dangkal.
2.1.1 Material Biopori
Pembuatan lubang resapan biopori tidak banyak menggunakan material dan
biayanya relatif murah. Bahan yang harus disediakan untuk pembuatan lubang
resapan biopori yaitu:
6
1. Bambu
Gambar 2.2 Bambu
(Sumber : bintangtop.com [2])
Bambu adalah selongsong berbentuk bulat yang berfungsi sebagai penahan
dinding tanah yang sudah dilubangi agar tidak mudah roboh, sebelumnya yang
digunakan materialnya berupa pipa (paralon) PVC.
Pipa PVC ( Polvinyl chloride ) material yang terbuat dari plastik dan
beberapa kombinasi vinyl lainnya. Memiliki sifat tahan lama untuk penguraiannya
dan tidak mudah rusak.
Semula plastik adalah kebutuhan manusia, kenyataannya justru menjadi
sumber bencana seperti pencemaran lingkungan seperti tercemarnya tanah, air
tanah, mikroorganisme tanah dan kesehatan manusia. Hal tersebut dikarenakan sifat
plastik yang susah untuk terurai sehingga tidak dapat didaur ulang (Pardison
Yurlius, 2018).
7
2. Air
Gambar 2.3 Air
(Sumber : shutterstock.com [3])
Fungsi air dalam proses ini untuk membasahi tanah yang akan dibuat
lubang, agar memudahkan proses pengeboran dan ketika mesin beroperasi tidak
menimbulkan getaran yang besar.
3. Bor biopori
Gambar 2.4 Mesin bor
(Sumber : mesinperkebunan.com [4])
8
Mesin bor sebagai alat bantu dalam proses pembuatan lubang resapan
biopori.
4. Semen
Gambar 2.5 Semen
(Sumber : semenpasir.com [5])
Semen adalah hidrolis yang didapatkan dengan cara menggiling klinker.
Semen digunakan sebagai finishing pada bagian permukaan lubang biopori, agar
lubang resapan ini tetap terjaga dan tidak mudah rusak.
9
2.1.2 Cara Pembuatan Biopori
Proses pembuatan lubang resapan biopori dapat dilakukan dengan cara
seperti berikut :
Menentukan lokasi yang tepat untuk membuat lubang resapan biopori, yaitu
pada daerah air hujan yang mengalir seperti taman, halaman, pembuangan air dan
tempat lain yang dianggap sesuai. Kemudian sirami tanah dengan air, agar kondisi
tanah tidak keras sehingga mudah dalam proses pengerjaan. Letakkan posisi alat
bor diatas tanah yang akan dilubangi dan lakukan proses pengerjaan.
2.1.3 Jumlah Biopori yang disarankan
Jumlah lubang yang perlu dibuat dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan :
∑LRB = Intenitas hujan (mm/jam) x Luas bidang kedap (m²)
Laju Peresapan Air per Lubang ( liter/jam )
[2]
10
2.2 Manfaat Lubang Biopori
Teknologi lubang resapan biopori mempunyai manfaat yang cukup banyak
diantaranya seperti berikut :
1. Mengurangi genangan air
Pembangunan didaerah perkotaan semakin meningkat sehingga
mengurangi daerah resapan yang mengakibatkan menurunnya volume resapan air
kedalam tanah. Menurut Rauf (2009) untuk mengatasi banjir tidak hanya melalui
perbaikan drainase, tetapi juga dengan memperbanyak daerah-daerah tangkapan air
(water reservoir), salah satunya yaitu lubang resapan biopori.
Gambar 2.6 Mencegah banjir
(Sumber : kompasiana.com [6])
11
2. Menambah cadangan air
Air hujan yang masuk ke dalam tanah akan terus mengalami pergerakan
menuju tempat yang lebih rendah. Apabila terus-menerus terjadi maka cadangan air
bawah tanah dapat dipertahankan walaupun pemanfaatan air untuk kebutuhan
manusia cukup tinggi (Asdak, 2001).
Lubang resapan biopori dapat membantu mempercepat laju resapan air ke
dalam lapisan tanah bagian bawah (sub soil) yang relatif padat, serta membantu
pemasukan bahan organik ke dalam tanah ketika lapisan tanah bagian atas (top soil)
menipis akibat terkikis oleh aliran air. (BPLHD JABAR, 2009 )
3. Mengurangi sampah organik
Sampah organik biasanya didapatkan dari sisa-sisa sampah rumah tangga,
seperti sisa makanan atau bahan dapur. Selain itu, sampah organik juga berasal dari
sisa tanaman berupa bekas pangkasan dihalaman rumah dan sisa hasil panen yang
tidak terjual. Dengan menerapkan teknologi lubang resapan biopori maka sampah
organik dapat dimanfaatkan sebagai makanan organisme tanah, sehingga
populasinya akan terus bertambah dan membentuk pori-pori pada tanah. [3]
12
Gambar 2.7 Biopori sebagai kompos
(Sumber : hijaumovement.blogspot.com [7])
2.3 Perawatan Lubang Biopori
Proses perawatan lubang resapan biopori agar tetap berfungsi secara optimal
maka yang harus dilakukan adalah :
1. Penambahan bahan organik
Penambahan sampah organik dengan tujuan untuk mempertahankan
ketersediaan makanan bagi organisme tanah, karena organisme tanah
membutuhkan makan guna melangsungkan hidup dan beraktivitas didalam tanah.
Hal tersebut bertujuan agar dapat membentuk pori dalam tanah dan lubang biopori
tetap dalam kondisi penuh sehingga tanah yang terbawa oleh air hujan tidak masuk
ke dalam dan menjaga agar dinding biopori tidak roboh.
13
2. Memanen kompos
Sampah organik yang dimasukkan pada lubang repasan biopori akan terurai
dan mengalami pelapukan dengan bantuan organisme tanah untuk menjadi kompos,
sedangkan pemanenan kompos itu sendiri baiknya dilakukan pada saat musim
kemarau atau pada kondisi tanah tidak basah (Brata, 2008).
2.4 Laju Resapan Air ke dalam Tanah
Secara umum peresapan air merupakan proses masuknya air ke dalam tanah
sebagai akibat adanya gaya kapiler dan gaya gravitasi. Dengan pengaruh gaya
gravitasi air hujan akan masuk ke dalam tanah melalui pori-pori tanah dan gaya
kapiler mengalirkan air tersebut ke atas dan ke bawah arah horizontal. Sedangkan
laju peresapan air adalah kecepatan masuknya air hujan ke dalam tanah selama
hujan berlangsung karena faktor alam maupun berkat bantuan tangan manusia. Laju
peresapan air dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: tekstur tanah, bahan organik
tanah, jenis dan jumlah vegetasi (Asdak, 2004).
Tekstur tanah adalah perbandingan antara fraksi pasir, debu dan liat
dinyatakan dalam persentase. Semakin tinggi persentase pasir dalam tanah, maka
akan semakin besar ruang pori yang terdapat diantara partikel-partikel tanah
tersebut, sehingga akan memperlancar pergerakan air didalam tanah (Hakim et al,
1986). Menurut Hanafiah (2005) tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel
penyusun tanah yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara
fraksi pasir, debu dan liat. Hakim et al (1986) mengatakan bahwa kepadatan tanah
yang dimanifestasikan dengan kerapatan isi tanah adalah perbandingan antara berat
persatuan volume penyusun tanah dalam keadaan kering oven dengan volume tanah
14
(dinyatakan dalam gram/cm³). Hanafiah (2005) juga menyatakan bahwa kerapatan
isi tanah adalah berat tanah yang dikering ovenkan per satuan volume. Tanah liat
yang bertekstur halus umumnya memiliki kerapatan isi antara 1,0-1,3 g/cm³,
sedangkan yang bertekstur kasar antara 1,3-1,8 g/cm³. Nilai kerapatan tanah
berbanding lurus dengan tingkat kekasaran partikel tanah, tanah liat yang bertekstur
halus mempunyai kerapatan isi lebih kecil dibandingkan dengan tanah yang
bertekstur kasar dan semakin tinggi nilai kerapatannya maka laju resapan air
semakin besar.
Upaya meningkatkan resapan air ke dalam tanah sangat mendesak
dilakukan, terutama didaerah perkotaan dimana kebutuhan dan pemanfaatan air
bersih yang bersumber dari bawah tanah sangat tinggi karena selain kualitasnya
lebih baik juga biayanya relatif lebih murah.
2.5 Bor Biopori
Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakannya memutarkan alat pemotong
yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan
pelubangan). Sedangkan pengeboran adalah operasi menghasilkan lubang
berbentuk bulat dalam lembaran-kerja dengan menggunakan pemotong berputar
yang disebut bor.
Prototype mesin bor biopori ini meneruskan alat bor biopori yang telah ada
sebelumnya yang dilakukan secara manual. (AUSTENIT 9, OKTOBER 2017)
15
2.6 Mata Bor
Pisau bor ( mata bor ) adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang
secara silinder. Jenis mata bor harus disesuaikan dengan kekerasan material yang
akan di bor, pemilihan mata bor selalu sesuai dengan fungsinya, dengan tujuan
menghasilkan lubang yang rapi dan tepat.
Dalam analisa ini menggunakan 2 variabel model mata bor yaitu :
Gambar 2.8 Mata bor model engkel
pisau ini mempunyai dimensi panjang 85 cm dan diameter 20 cm. Cocok
dikerjakan untuk tanah liat.
16
Gambar 2.9 Mata bor model spiral
Pisau model spiral ini cocok digunakan dengan tanah berpasir, namun
dengan model pisaunya membuat lebih berat untuk mengoperasikannya dari pada
yang model engkel. [4]
2.7 Prototype Drilling Machine Biopori
Prototype mesin bor biopori ini mempunya desain yang sangat membantu
dalam pekerjaannya. Kerangka dengan mesin bor dibuat bongkar pasang yang
tujuannya untuk mempermudah dalam proses perbaikan atau proses pembersihan
alat.
Alat ini menggunakan motor listrik sebagai penggerak mata bor sehingga
dengan bantuan mesin maka tidak lagi memutar alatnya menggunakan tangan.
17
Selain itu dibagian poros kerangka dilengkapi dengan roda, yang tujuannya
untuk memudahkan alat berpindah posisi dan memudahkan mobilisasi satu orang
dalam proses kerjanya.
Gambar 2.10 Prototype Drilling Machine Biopori
Top Related