LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI
PERLENGKAPAN DAN PERALATAN TEKNIS KULTUR JARINGAN
SERTA TEKNIK ASEPTIS
Disusun Oleh:
Kelompok : 3 (Tiga)
Nama : Agustinus Toding Bua
Asisten : Dr.rer.nat. Ari Indrianto, S.U
LABORATORIUM KULTUR JARINGAN
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GAJAH MADA
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
YOGYAKARTA
2012
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
PERLENGKAPAN DAN PERALATAN TEKNIS KULTUR
JARINGAN SERTA TEKNIK ASEPTIS
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat menjelaskan dan menggambarkan skema umum
laboratorium kultur jaringan, prinsip, fungsi ruang serta peralatan yang ada
didalamnya.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja aseptik.
B. Dasar Teori
1. Perlengkapan dan Peralatan Teknis Kultur Jaringan
Menurut Suryowinoto (1991) (dalam Hendaryono dan Wijayani : 1994 ),
kultur jaringan adalah membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi
tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya. Kultur jaringan sering
disebut juga perbanyakan tanaman secara in vitro, yaitu budidaya tanaman yang
dilaksanakan dalam container, botol-botol dengan media khusus dan alat-alat
yang serba steril Pelaksanaan teknis kultur jaringan berdasarkan teori sel oleh
schleiden dan schwan yaitu bahwa sel mempunyai kemampuan autonom bahkan
mempunyai kemampuan totipotensi. Totipotensi adalah kemampuan setiap sel,
dari mana sel tersebut diambil apabila diletakkan dalam lingkungan yang sesuai
akan dapat tumbuh menjadi tanaman yang sempurna.
Teknik kultur jaringan (kultur in vitro) mensyaratkan kondisi steril ruang,
peralatan, bahan, maupun seluruh rangkaian kerjanya. Hal ini disebabkan karena
pertumbuhan eksplan didalam kultur harus selalu dalam kondisi aseptis.
Laboratorium yang baik untuk pekerjaan teknik kultur jaringan harus memenuhi
kriteria aman, bersih, memiliki organisasi dan penataan yang sesuai.
Tahapan-tahapan kerja di dalam laboratorium kultur jaringan dibagi
dalam empat kelompok, yaitu :
1. Persiapan
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
Dimulai dari penyiapan tanaman sebagai sumber eksplan yang ditanam di
green house, kemudian menyiapkan alat – alat, botol – botol kultur dan
pembuatan medium ( meracik, merebus dan membaginya kedalam botol –
botol sampai pada sterilisasi )
2. Inokulasi
Meliputi sterilisasi, pengambilan atau pengirisan bagian tanaman yang akan
dijadikan sebagai eksplan, kemudian menanamnya ke dalam / di atas
medium buatan yang telah disediakan.
3. Pemeliharaan
Botol – botol kultur diletakkan di rak – rak pemeliharaan diruang inkubator
sampai menjadi plantlet.
4. Aklimatisasi
Proses penyesuaian atau adaptasi plantlet dari kondisi heterotrof di dalam
botol kultur menjadi autotrof yang dapat ditanam pada kondisi alamiahnya.
Ruang laboratorium yang baik meliputi ruang persiapan, ruang transfer
(inokulasi) / ruang steril, ruang kultur (inkobator dan ruang plantlet), ruang
aklimatisasi.
2. Teknik Aseptis
Teknik kultur jaringan mensyaratkan kondisi aseptis, bebas dari jamur dan
bakteri, dan jasad renik lain pada setiap tahapan kegiatannya. Hambatan utama
keberhasilan pelaksanaan kultur jaringan adalah adanya kontaminasi yang
timbul baik selama prosedur tersebut dikerjakan maupun selama kultur
dipelihara didalam ruang inkubator.
Sebagaimana telah diuraikan pada pokok bahasan Laboratorium Kultur
Jaringan, kegiatan aseptis dimulai di dalam ruang steril dan ruang
ingkubasi/kultur, kegiatan utama yang dilakukan meliputi sterilisasi dan
penanaman eksplan di atas atau di dalam medium kultur. Laboratorium
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
sederhana setidaknya mempunyai dua ruangan tersebut, yang kebersihannya
senantiasa harus diperhatikan. Ruang kerja yang kotor, akibat terlalu banyak
orang yang lalu lalang di dalamnya, dapat mengundang timbulnya kontaminasi.
Ruang kultur yang tidak terpelihara dapat mengundang seranga-seranga kecil
untuk masuk kedalam botol-botol yang berisi medium kultur. Seranga-seranga
kecil ini menimbulkan permasalahan tersendiri karena spora-spora jamur dan
bakteri biasanya terbawah masuk ke dalam botol kultur. Ruang kerja harus
mudah dibersikan dan dilengkapi dengan AC sehingga senantiasa kering dan
sejuk. Kegiatan sterilisasi medium dan alat-alat dikerjakan di ruang persiapan.
Kebersihan dan organisasi laboratorium yang episien, ditunjang dengan
petrralatan yang memadai, dapat menciptakan kondisi aseptis yang terkendali.
C. Metode Penanaman pada kultur jaringan
1. Alat
- Laminar Air Flow
- Botol
- Pinset
- Api spiritus
- Alkohol 70 %
- inkubator
2. Bahan
- Planlet
- Media tanam
3. Cara Kerja
- Peralatan, medium dan rangkaian kerja dalam kondisi aseptis
- Tangan laboran dicuci dengan sabun antiseptik dan dibilas dengan
air hingga bersih kemudian disterilkan dengan alkohol 70 %.
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
- Setelah berada di dalam ruangan steril, ataupun pada saat berada di
depan laminar air flow cabinet, diusahakan tidak menyentuh
daerah-daerah yang telah disterilkan.
- Planlet dikeluarkan dengan pinset yang telah disterilkan terlebih
dahulu dan ditempatkan ke petridis.
- Planlet dimasukkan dengan menggunakan pinset ke dalam botol
media tumbuh.
- Pekerjaan selanjutnya memindahkan sampel-sampel tersebut ke
dalam ruang inkubator.
- Selanjutnya akan dilihat perkembangan pada beberapa hari sekalian
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
a. Peralatan praktikum
Beberapa peralatan yang ditunjukan dalam praktikum kultur jaringan
tanaman antara lain :
1. pH Meter (merk : Martini Mi 151)
Fungsi : alat ini berfungsi untuk mengukur pH dan suhu suatu medium
atau larutan. Prinsip kerja alat ini memiliki sensitivitas yang sangat tinggi
dan sangat mahal terutama pada bagian sensornya sehingga dalam
pengoperasiannya, perlu kehati – hatian dan mengikuti tahapan prosedur
penggunaan ( SOP ). Untuk menaikkan pH medium ditambahkan larutan
KOH, dan untuk menurunkan pH medium ditambahkan HCl. Biasanya,
ditambahkan juga larutan buffer (penyangg ) supaya tidak terjadi naik dan
turunya pH larutan maupun medium secara drastis.
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
2. Hot Plate Stierrer (merk Bench mark)
Fungsi : alat ini berfungsi dengan untuk menggojok dengan pemanas.
Dengan menggunakan listrik, alat ini berfungsi sebagai kompor selain
berfungsi sebagai penggojok. Labu erlenmeyer yang berisi larutan dan
bahan kimia yang akan dilarutkan diletakkan diatas alat ini. Batang
pengaduk magnet (kira-kira panjang 3 cm, 1 buah) dimasukkan
kedalamnya sehingga akan bergerak memutar dan karena mengandung
magnet menyebabkan berputarnya hanya pada dasar erlenmeyer saja.
Sehingga bahan kimia didalamnya dapat larut dengan baik.
3. Inkubator ( merk : Heraeus dan Esco )
Fungsi : sebaga alat inkubasi media.
Prinsip operasional :
- Kabel inkubator dihubungkan ke sumber listrik berikut hidupkan
inkubator dengan memutar tombol dari posisi mati (0) ke posisi
hidup ( i )
- Pengatur suhu : tekan tombol 0C, suhu diatur sesuai dengan yang
diinginkan. Tekan tombol (+) untuk menaikkan suhu, sebaliknya
tekan tombol (–) untuk menurunkan suhu. Apabila suhu sudah
sesuai sesuai dengan yang diinginkan, tekan sekali lagi tombol 0C.
- Pintu inkubator dibuka dengan menggeser gagang pintu (handler)
kekanan (atas) lalu tarik ke luar, kemudian buka pintu kaca bagian
dalam.
- Peralatan dan bahan yang akan diinkubasikan pada rak dimasukkan
dan disusun.
- Tutup rapat pintu kaca bagian dalam dengan menekan ujung
pinggir pintu bagian tengah hingga berbunyi “klik”.
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
- Pengoperasian inkubator diakhiri dengan memutar tombol on (i)
kekiri hingga posisi off (0).
- Kabel inkubator dilepas dari sumber listrik.
4. Timbangan analitik
Fungsi : sebagai alat untuk menimbang suatu zat yang kecil agar
mendapatkan keakuratan data yang lebih baik.
5. Timbangan semi analitik
Fungsi : sebagai alat untuk menimbang suatu zat dengan sempel yang
lebih besar dari timbangan analitik.
6. Timbangan kasar dengan presisi yang rendah.
Fungsi : sebagai alat untuk menimbang suatu sempel yang kasar
dengan presisi rendah
7. Rak- rak penyimpanan bahan – bahan kimia
Berfungsi sebagai penyimpanan alat-alat laboratorium agar tidak
berhambur atau berserakan di dalam ruangan
8. Autoclave
Pada laboratorium kultur jaringan terdapat tiga tipe autoclave yakni
autoclave tipe lama, programmable, dan portable.
Fungsi : untuk sterilisasi alat dan medium kultur jaringan.
Prinsip kerja :dipanaskan pada temperatur 21oC dengan menggunakan
gas dan tekanan uap air sebesar 15 dengan lama waktu 11-15 menit.
autoklaf mempunyai cara kerja yang hampir sama dengan alat masak
freezer cooker, sebab alat ini merupakan ebuah bejana yang dapat diisi air
dan ditutup rapat. Jika alat ini dipanaskan, maka akan terjadi uap air yang
dapat keluar karena bejana ditutup rapat shg tekanana di dalam autoklaf
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
naik sampai menjadi normal. Kenaikan tekanan uap ini akan menyebabkan
air mendidih di atas 100oC. Tekanan perlu diatur sampai mencapai 15 shg
pada tekanan ini mikrobia akan mati.
9. Mikroskop Inverted Fluorescent
Berfungsi untuk melihat sempel yang sangat kecil dengan pembesaran
sesuai yang diinginkan.
10. Entkas
Fungsi: Fungsinya hampir sama dengan laminar airflow
cabinet.Ruang kerja di dalamnya, disterilisasi dengan formalin tablet yang
diletakkan di cawan porselen dan diletakkan di sudut – sudut
ruangan.keunggulan entkas lari laminar airflow adalah harganya sangat
murah. Kelemahan Enkas adalah kadang – kadang dindingnya bocor dan
mudah terkontaminasi.
11. Elektroforesis
Untuk memisahkan populasi campuran fragmen DNA dan RNA
dengan panjang, untuk memperkirakan ukuran fragmen DNA dan RNA
atau untuk memisahkan protein oleh muatan. Salah satu contoh
elektroforesis gel adalah elektroforesis agarosa. Pada elektroforesis
agarosa terdapat sejumlah buffer yang dapat digunakan.
12. Laminair Air Flow
Alat ini diletakkan di ruang steril, dengan dinding yang dilengkapi
porselen sehingga mudah disterilkan dengan menyemprot atau
menggosokkan alkohol. Sterelisasi LAF dapat dengan cara meletakkan
steril 0,4 % atau dengan formalin tablet didalamnya dengan
meletakkannya di petridis. Tetapi biasanya digunakan alkohol 70 %.
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
Prinsip kerja alat ini dengan mengalirkan arus udara dari blower yang
laminair kedalam almari penabur melalui HEPA filter dengan ukuran mess
0,22 – 0,24 µ. Bakteri dan jamur akan tertahan oleh saringan ini sehingga
udara yang masuk kedalam LAF sudah steril dan membuat ruangan
menjadi steril. LAF ini juga dilengkapi dengan lampu uv yang selalu
dinyalakan apabila tidak dipakai. bila dipakai maka lampu uv harus
dimatikan karena bila tidak dimatikan dapat membahayakan kesehatan
terutama merusak retina mata dan kulit.
b. Teknik Aseptis
Sebagaimana telah diuraikan pada pokok bahasan Laboratorium
Kultur Jaringan, kegiatan aseptis dimulai di dalam ruang steril dan ruang
ingkubasi/kultur, kegiatan utama yang dilakukan meliputi sterilisasi dan
penanaman eksplan di atas atau di dalam medium kultur. Laboratorium
sederhana setidaknya mempunyai dua ruangan tersebut, yang kebersihannya
senantiasa harus diperhatikan. Ruang kerja yang kotor, akibat terlalu banyak
orang yang lalu lalang di dalamnya, dapat mengundang timbulnya
kontaminasi. Ruang kultur yang tidak terpelihara dapat mengundang
seranga-seranga kecil untuk masuk kedalam botol-botol yang berisi medium
kultur. Seranga-seranga kecil ini menimbulkan permasalahan tersendiri
karena spora-spora jamur dan bakteri biasanya terbawah masuk ke dalam
botol kultur. Ruang kerja harus mudah dibersikan dan dilengkapi dengan
AC sehingga senantiasa kering dan sejuk. Kegiatan sterilisasi medium dan
alat-alat dikerjakan di ruang persiapan. Kebersihan dan organisasi
laboratorium yang episien, ditunjang dengan petrralatan yang memadai,
dapat menciptakan kondisi aseptis yang terkendali.
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
2. Pembahasan
a. Pralatan Praktikum
Dari penjelasan dan pengamatan yang dilaksanakan di Laboratorium
Bioteknologi bahwa dalam melaksanakan praktikum yang perlu
diperhatikan adalah persiapan ruangan, dan peralatan yang akan digunakan
di dalam Laboratorium Bioteknologi.
Persiapan ruangan
Ruang persiapan; Ruangan ini dipergunakan sebagai tempat untuk
mempersiapkan eksplan, medium, dan alat-alat. Ruang persiapan biasanya
dibagi menjadi beberapa ruangan kecil yang dipergunakan untuk
menyimpan medium dan alat-alat yang sudah steril. Peralatan yang
diletakkan di ruangan persiapan terdiri atas ;
1. Oven.
2. Magnetic stirrer dengan atau tanpa pemanas.
3. Alat-alat gelas setandar.
- Labu takar berbagai ukuran.
- Pipet pasteur.
- Erlenmeyer berbagai ukuran.
- Gelas piala.
- Pengaduk gelas.
- Wadah kultur : botol, tabung reaksi, cawan petri.
- Lemari alat-alat gelas.
- Alat untuk mencuci.
- Rak pengering.
- Alat diseksi : spatula, pisau, sekalpel, pinset, gunting, cutter.
- Barrer berbagai ukuran.
- Blender.
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
- Bidistilling water.
- Agar dispenser.
- Kompor gas.
- Autoclave.
- Lampu bunsen dengan kaki tiga.
- Kereta (cart) untuk memindahkan alat-alat dan media ke ruang
lain.
- Grawth chamber, praperlakuan dingin pada tanaman berbunga,
khususnya yang akan dipergunakan untuk kultur mikrospora.
Ruang Timbang; ruangan ini dipergunakan untuk tempat menyimpan
bahan-bahan kimia, medium, dan mempersiapkan medium kultur. Persiapan
media kultur meliputi penimbangan bahan kimia, medium, pengenceran,
larutan stok, membagi-bagi dalam botol kultur dan sterilisasi. Ruang
penimbangan berhubungan langsung dengan ruang persiapan. Peralatannya
terdiri dari :
1. Timbangan analitik.
2. Lemari es dan freezer untuk menyimpan larutan stok.
3. Hot plate mengnetik sterrer.
4. Bunsen dengan kaki tiga.
5. pH meter.
6. lemari bahan kimia dan alat-alat (aluminum fail, kertas timbang, kertas
saring dan sebagainya).
7. hood tempat penimbangan bahan-bahan kimia yang karsinogenik.
8. blender/homogenizer.
Ruang Stok; dipergunakan untuk menyimpan alat-alat steril dan
medium yang sudah jadi (steril). Di dalam pelaksanaan teknik kultur
jaringan, sebelum penanaman eksplan maupun subkultur dilakukan, medium
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
kultur harus sudah disiapkan minimum tiga hari sebelum dipergunakan.
Alat-alat yang terdapat di ruangan ini meliputi:
1. Kereta dorong.
2. Rak untuk meletakkan medium steril.
3. Oven untuk menyimpan alat-alat steril.
Ruang steril/transper merupakan ruangan dimana semua kegiatan
aseptis dimulai. Kegiatan yang dilakukan meliputi sterilisasi, isolasi bagian
tanaman, dan penanaman eksplan dalam medium. Ruangan ini dilengkapi
dengan alat-alat sebagai berikut:
1. Naminar air flowcabinet.
2. Disektingmicroscope.
3. Cart yang selalu disemprot dengan alkohol 70 %.
4. Alat-alat diseleksi ; scalpel, pinset, spatula, gunting, dan jarum.
5. Milipore filter.
6. Syrink
7. Hand sprayer untuk alkohol
8. Tempat alkohol
9. Bunsen buner/ lampu alkohol/bacticinerator
10. Meja beralas kaca/formika dengan laci untuk menyimpan alat-alat
steril, kapas, dan alkohol.
11. Entkas
12. Timbangan kecil
13. Elektrofusion
14. Vacum pump
15. Centrifuge, untuk proses isolasi protoplas
Ruang inkubasi/kultur merupakan ruang besar dengan kemungkinan
perluasan bila diperlukan harus diperhatikan dan sedapat mungkin dihindari,
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
terlalu banyaknya keluar masuk orang-orang yang tidak berkepentingan.
Alat-alat yang diperlukan di dalam ruang kultur adalah:
1. Rak kultur 3-4 tingkat dengan lampu fluoerescend.
2. Timer untuk mengatur lama suhu ruang.
3. AC untuk mengukur suhu ruangan
4. Binoculer
5. Tangga aluminuim untuk melihat kultur jaringan
6. Shaker, untuk ingkubasi kultur dengan medium cair
Ruang Mikroskop, ruangan ini digunakan untuk pengamatan dan
analisa selama kultur berjalan, reaksi suatu kultur dalam media perlakuan
sering di ikuti sejak awal inisiasi. Alat yang terdapat di ruangan ini adalah:
1. Inverted microscope
2. Stereoscope
3. Studen microscope
4. Fluorescentmicroscope
5. Micro-manipulator
6. Alat-alat fotografi
7. Alat-alat untuk pengamatan sitologis, misalnya gelas preparatdan
penutup, jarum, microtome dsb.
b. Teknik Aseptis
Dari praktikum yang dilaksanakan, didapatkan hasil bahwa plantlet
yang ditanam dalam botol sub kultur pada 7 hari kemudian, terkena
kontaminasi bakteri. Plantet yang ditanam oleh kelompok terakhir yaitu
kelompok 3 dan kelompok 5 terkontaminasi. Berdasarkan hasil tersebut
maka dapat dianalisis ada beberapa faktor yang mempengaruhi sehingga
plantlet tersebut terkontaminasi bakteri.
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
1. Sterilisasi Ruang Kerja
Kebersihan ruangan harus senantiasa diperhatikan, keberhasilan
penanaman plantlet juga dipengaruhi oleh kebersihan ruangan.
Terkontaminasinya penanaman plantlet dipengaruhi oleh steril atau
tidaknya ruangan, karena steril tidaknya ruangan dipengaruhi oleh tidak
adanya seseorang yang lalu lalang di ruang tersebut dan terpenuhinya
semua ketentuan sterilisasi ruangan. Berdasarkan Praktek yang
dilakukan kelompok terakhir yaitu kelompok 3 dan kelompok 5, banyak
orang yang lalu lalang didalam ruangan yang mengakibatkan ruangan
tidak steril. Ruang kerja yang kotor akibat terlalu banyak orang yang
lalu lalang di dalamnya, dapat mengundang timbulnya kontaminasi.
Ruang kultur yang tidak terpelihara dapat mengundang seranga-seranga
kecil untuk masuk kedalam botol-botol yang berisi medium kultur.
Seranga-seranga kecil ini menimbulkan permasalahan tersendiri karena
spora-spora jamur dan bakteri biasanya terbawah masuk ke dalam botol
kultur.
2. Sterilisasi medium dan alat-alat
Selain sterilisasi ruangan, sterilisasi alat juga sangat penting
dilakukan karena alat yang terkontaminasi secara otomatis akan
mempengaruhi penanaman plantlet. Untuk sterilisasi alat-alat praktikum
dilkukan dengan mngikuti petunjuk penggunaan seperti media yang
mengandung bahan-bahan yang tahan panas sterilisasinya dilakukan
dengan pemanasan basah, menggunakan alat Autoclave bekerjanya
dengan tekanan uap.
Beberapa komponen medium ada yang tidak stabil kalau kena
panas yang tinggi, misalnya GA3, Ca-panthothenate dan thiamin-HCL
harus disterilkan dengan ultar filtrasi pada suhu ruangan (250).
Ruangan yang steril dan alat yang steril masih belum cukup untuk
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
menghindari terkontaminasinya penanaman plantle jika sterilisasi
eksplan tidak dilakukan dengan benar maka kemungkinan
terkontaminasi juga akan terjadi.
3. Sterilisasi eksplan
Bahan pensteril yang umum digunakan untuk sterilisasi eksplen
adalah calcium hypochlorite, sodium hypochlorite, sublumat/mercuric
chloride (HgCI2), alkohol dsb. Konsentrasi dan lama waktu sterilisasi
sangat berpariasi tergantung dari jenis eksplan dan tempat tumbunya.
Semua bahan-bahan pensteril adalah toksik terhadap eksplan, sehingga
perlu dilakukan pencucian yang berulang-ulang agar semua bahan
pensteril yang menempel dapat tercuci. Dengan demikian salah satu
penyebab terjadinya kontaminasi juga dipengaruhi oleh steril tidaknya
eksplan.
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
E. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tersebuat adalah sebagai berikut:
1. Dalam melaksanakan praktikum pengenalan alat-alat laboratorium yang
perlu di perhatikan adalah ketelitian peneliti dalam menggunakan alat-alat
laboratorium, alat yang digunakan harus tepat dan kesalahan acak.
2. Di dalam kultur jaringan pertumbuhan eksplen harus dalam lingkungan
aseptik dan terkendali. Implikasi dari keadaan ini adalah bahwa setiap
tahapan dalam pelaksanaannya harus dilakukan di dalam laboratorium
dengan melakukan sterilisasi ruangan, medium dan alat-alat, serta eksplan.
3. Pengenceran adalah kegiatan untuk memperbesar konsentrasi dan volume.
4. Penimbangan dilakukan untuk mengetahui massa suatu zat.
5. Pengukuran dengan menggunakan mikro pipet sebaiknya menyesuaikan
dengan ukuran sampel yang akan diambil agar tingkat keakurasian data
lebih tinggi.
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
DAFTAR PUSTAKA
Anonimyus. 2012.Perlengkapan dan Peralatan Teknis Kultur Jaringan dan Teknis
Aseptis. Laboratorium Kultur Jaringan. UGM : Yogyakarta.
Hendrayana dan Wijayani. 1994. Teknik Kultur Jaringan. Kanisius : Yogyakarta
Michael dan Edwin. 2007. Plant Propagation by Tissue Culture 3rd Edition Volume
1. Springer: Natherland
Reece – Mitchel dan Campbell jilid 2.2002. Biologi. Erlangga : Jakarta
Yudiarti, Turrini. Dkk.2004. Petunjuk Praktikum Biologi. Semarang: Fakultas
Peternakan Universitas Diponegoro.
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
LAMPIRAN
Gambar Alat-alat dalam Ruangan Laboratorium Bioteknologi
RUANG TIMBANGAN
No Nama Alat Laboratorium Keterangan, Fungsi, Spesifikasi dan Merk
1.
Timbangan AnalitikFungsi : Digunakan untuk menimbang bahan
dalam bentuk serbuk atau padatan.Spesifikasi: Kapasitas 10-210 gr.Ketelitian hingga empat angka di belakang
koma.Merk/Type : ANDGR-200
2.
Timbangan Fungsi : Digunakan untuk menimbang
Spesifikasi: 0-800 g: d = 0,01 g
0-4.100 g: d = 0,1 g
Merk/Type : Mattler Toledo
3.
Timbangan Fungsi : Digunakan Untuk menimbang
Spesifikasi: Kapasitas : maksimal 30 kg,
Ketelitian : 0,001 kg )
Merk/Type : Tree
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
4.
pH Meter
Merk/Type : MARTINI
5.
Hot Plate Fungsi : Untuk mengaduk larutan dan
memanaskan larutan
Spesifikasi: Heat : 1 - 9
Stir : 1 – 9
Merk/Type : Glass firm, pi pump
6.
Bunsen Fungsi : Untuk memanaskan larutan dan dapat pula digunakan untuk sterilisasi dalam proses suatu proses.
Spesifikasi: -Merk/Type : pyrex
7.
Kaki Tiga Fungsi : Kaki tiga sebagai penyangga pembakar spirtus.
Spesifikasi: -Merk/Type : -
RUNGA PERSIAPAN
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
Sumber: hr.wikipedia.org
1.
microwave Merk/Type : PANASONIC
2.
Magnetic stirrer Fungsi : Untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan.
Spesifikasi: -Merk/Type : -
3.
Fungsi :Berfungsi untuk menimbang bahan kimia terutama bahan cair dan pasta serta bahan yang bersifat higroskopis. botol ini harus selalu dalam keadaan tertutup untuk mengurangi penguapan pada zat kimia tertentu.
Spesifikasi: -Merk/Type : -
3.
Fungsi :Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel, Tempat saat menimbang bahan kimia, Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator
Spesifikasi: -Merk/Type : -
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
Botol Timbang
Gelas arloji
Sumber: hr.wikipedia.org
Sumber: hr.wikipedia.org
4.
Labu Takar
Spesifikasi: Terdapat dalam berbagai ukuran.Merk/Type : Pyrex.
5.
Erlenmeyer Fungsi : Sebagai wadah larutan, tidak cocok untuk pembuatan larutan yang perlu ketelitian tinggi (secara kuantitatif). Dan tidak untuk dipanaskan. Biasa digunakan untuk titrasi.
Spesifikasi: Terdapat dalam beberapa ukuranMerk/Type : Pyrex
6.
Fungsi : Sebagai tempat untuk melarutkan zat yang tidak butuh ketelitian tinggi, misalnya pereaksi/reagen untuk analisa kimia kualitatif dan untuk pembuatan larutan standar sekunder pada analisa titrimetri/volumetri.
Spesifikasi: Terdapat berbagai ukuran mulai dari 25 mL sampai 5 Liter
Merk/Type : Herma dan pyrex
7.
Fungsi : digunakan untuk mengambil cairan
dalam skala tetesan kecil.
Spesifikasi: Berupa pipa kecil terbuat dari
kaca,ujung bawahnya meruncing
dan ujung atasnya ditutupi karet.
Merk/Type : Pyrex
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
Pipet tetes
Sumber: hr.wikipedia.org
Sumber: hr.wikipedia.org
Baker glass
Sumber: hr.wikipedia.org
8. Spesifikasi: Terbuat dari bahan kacaMerk/Type : -
9.
Blender Fungsi : Digunakan untuk menghacurkan bahan
Spesifikasi: -Merk/Type : Panasonic
10.
Fungsi : Alat ini digunakan untuk kultur mikroorganisme dengan media terten-tu dan untuk menumbuhkan biji-bijian.
Spesifikasi: Mempunyai beberapa macam ukuran / diameter.
Merk/Type : Anumbra
11.
Ket : Terbuat dari gelas & dapat dipanaskan.
Fungsi : Digunakan untuk mereaksikan zat-zat
kimia dalam jumlah sedikit.
Spesifikasi: -
Merk/Type : Pyrex
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
Batang pengaduk
Cawan Petri
Tabung Reaksi
Sumber: hr.wikipedia.org
Sumber: hr.wikipedia.org
Sumber: hr.wikipedia.org
Sumber: hr.wikipedia.org
Spesifikasi: Terbuat dari bahan logam atau Merk/Type : -
13.
Scapel,Pisau,Pinset,cutter dan Gunting
Fungsi : Digunakan untuk memotong bagian kultur jaringan yang diambil dari induknya dan untuk mengiris bahan eksplan yang akan ditanam. Dan Pinset digunakan untuk memegang atau mengambil irisan eksplan atau menanam eksplan.
Spesifikasi: -Merk/Type : -
14.
Fungsi :Digunakan untuk memasukan atau memindah larutan ai satu tempat ke tempat lain dan digunakan pula untuk proses penyaringan setelah diberi kertas saing pada bagian atas.
Spesifikasi: Terbuat dari kaca, yang memiliki diameter 75 mm
Merk/Type : -
15.
Borer Fungsi : -Spesifikasi: - Merk/Type : -
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
Spatula
Corong
Sumber: Lab Biokimia UGM
Sumber: hr.wikipedia.org
16. Spesifikasi: -Merk/Type : -
17.
Fungsi : Untuk menyimpan sampel yangsedang
dikering anginkan.
Spesifikasi: -
Merk/Type : -
18.
Agar dispenser Fungsi : -
Spesifikasi: -
Merk/Type : -
19.
Kompor Gas Fungsi : digunakan ntuk memanaskan.
Spesifikasi: -
Merk/Type : -
Autoclave I Fungsi : Untuk sterilisasi medium dan alat
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
Lemari pengering
20. Spesifikasi: Suhu : 0 -200oC )
Merk/Type : TOMI
21.
Autoclave II Fungsi : Untuk sterilisasi medium dan alat.
Spesifikasi: -
Merk/Type : OSK 6500
Ruang Steril/Transfer
22.
Laminar airFungsi :Digunakan untuk Tempat untuk
melakukan pekerjaan aseptik
Spesifikasi:
Merk/Type : ESCO
23.
Laminar Air Fungsi : Digunakan untuk Tempat untuk
melakukan pekerjaan aseptik
Spesifikasi:
Merk/Type : GELMAN SCIENCES
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
24. Mikroskop I Spesifikasi: -Merk/Type : NIKON DIAPHAT 300
25.
Mikroskop II Fungsi : Digunakan untuk mengamati benda yang berukuran kecil dan tidak kasat mata
Spesifikasi: -
Merk/Type : NIKON
26.
Spray alkohol 70% Fungsi : Digunakan untuk amenyemprotkan tangan sagar tetap steril
Spesifikasi: -Merk/Type : Spectronic & thermo spectronik
27.
Milipore filter Fungsi : Digunakan untuk menyaring bakteri
dan spora-spora jamur yang dapat
menggang biakan
Spesifikasi: Mikron
Merk/Type : -
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
28. Fungsi :Untuk memanaskan dan mengaduk
Spesifikasi: 0 – 450oC dan 0 – 1200rpm
Merk/Type : Teramage.
37.
Srink Fungsi : Digunakan untuk mengambil larutan
stok dalam pembuatan mediaatau
untuk memadukan larutan/enzim
dalam pekerjaan isolasi protoplas.
Spesifikasi: 10ml
Merk/Type : -
38.
Fungsi : Untuk menghomogenkan larutan
Spesifikasi: -
Merk/Type : Thermolin
39.
Entks Fungsi : sebagai tempat untuk menabur
eksplan.
Spesifikasi: -
Merk/Type : -
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
Hot Plate
Vortex
Sumber: Lab Biokimia UGM
Sumber: Lab Biokimia UGM
40. Incubator Merk/Type : ESCO
41.
Sentrifuge Fungsi : Untuk memisahkan senyawa atau
larutan berdasarkan berat molekul
Spesifikasi: -
Merk/Type : MPW
42
Persiapan Aseptis
43
Perbedaan antara yang terkontaminasi dan yang
tidak terkontaminasi
44
Ruang Penyimpanan Bahan-bahan Kimia
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi
LABORATORIUM BIOTEK Halaman
Top Related