3
Definisi
• CTS : neuropati perifer paling sering, akibat dari kompresi N. Medianus pada pergelangan tangan
4
Anatomi
• Pergelangan tangan terdiri dari beberapa tulang kecil = tulang2 carpal dihubungkan dengan ligamen2 & jaringan ikat yang kuat = flexor retinaculum membentuk ruang = carpal tunnel
• Carpal tunnel terdiri dari sejumlah tendon flexor
• N. Medianus melalui carpal tunnel
5
Patofisiologi
• Pembengkakan & inflamasi tendon flexor ruang carpal tunnel menyempit menekan N. Medianus CTS
8
Epidemiologi• Umumnya pada usia > 50 tahun• 3 x lebih sering pada wanita daripada laki-laki• Prevalensi tertinggi dilaporkan terjadi pada
orang yang melakukan pergerakan pergelangan tangan berulang (contoh : pengguna komputer)–30% parestesia tangan–10% kriteria klinis untuk CTS–3.5% kecepatan hantaran saraf abnormal
10
Manifestasi klinis
• Nyeri• Kebas• Kesemutan• Gejala biasanya memburuk pada malam hari
& dapat membangunkan pasien dari tidur• Untuk mengurangi gejala, pasien sering
mengibaskan pergelangan = flick sign
12
Manifestasi klinis
• Pasien dengan CTS sering mempunyai gejala bilateral, namun 1 tangan cenderung lebih signifikan terkena
14
Pemeriksaan fisik
• Phalen’s maneuver• Tinel’s sign• Kelemahan abduksi ibu jari• Diskriminasi 2 titik
18
Penatalaksanaan
• Konservatif–Umum–Wrist splints–Pengobatan oral– Injeksi lokal– Th/ ultrasound
• Operasi
19
Umum
• Mencegah gerakan pergelangan dan tangan berulang yang dapat memperberat gejala
• Posisi ergonomik untuk mengurangi gejala tergantung pada gerakan yang diperlukan untuk diminimalkan
23
Injeksi lokal
• Splinting umumnya direkomendasikan setelah injeksi kortikosteroid lokal
• Jika injeksi pertama berhasil, injeksi ulangan dapat dilakukan setelah beberapa bulan
• Operasi perlu dipikirkan jika pasien memerlukan > 2 x injeksi
24
Operasi
• Pasien dengan gejala yang tidak respon terhadap pengobatan konservatif
• Pasien dengan entrapment saraf berat berdasarkan pemeriksaan kecepatan hantaran saraf, atrofi otot thenar, atau kelemahan motorik
26
Definisi
• Komplikasi DM kerusakan saraf perifer, otonom, & saraf kranial KGD terlalu tinggi dalam periode lama
• DM kerusakan mikrovaskuler
28
Epidemiologi
• 60 – 70% ps DM neuropati• sisanya tanpa gejala• % tertinggi mengalami DM > 25 th• sering: ps dengan KGD tidak terkontrol, kadar
lipid darah tinggi, TD tinggi, BB berlebihan, umur > 40 th
30
Gejala
Tanda klinis awal:• RF APR ↓ atau (-)• sensasi vibrasi jari2 kaki ↓ atau (-)• NCV menurun
Lanjut:• nyeri• gangguan sensorik distal• RF ↓ atau (-)• kelemahan otot distal
31
Gejala
• Sensorik: kesemutan, kebas, rasa seperti terbakar, nyeri
• Motorik: kelemahan otot• Otonomik: gangguan sudomotorik,
gastrointestinal (mual, muntah, kembung, diare, konstipasi), miksi (urgency, inkontinensia)
32
D/
Kriteria:• Mengalami DM• Hiperglikemia kronis• Neuropati sensorimotorik distal• Retinopati atau nefropati diabetika ∞
neuropati• Kausa lain dari neuropati dapat disingkirkan
36
Definisi
• AIDP = acute inflammatory demyelinating polyneuropathy
• kelemahan otot progresif, arefleksia• Insidensi: 0.6 – 2.4% kasus / 100.000 populasi semua umur & jenis kelamin
37
Patogenesis
• Immunologically mediated• Faktor humoral & fenomena imun cell–
mediated kerusakan myelin &/atau sel Schwann
• ∞ infeksi saluran nafas atau gastrointestinal Campylobacter jejuni
39
Manifestasi klinis
• Gejala neurologis 2 – 4 mgg setelah infeksi• Gejala awal: parestesia jari2 kaki kelemahan
ekstremitas bawah jam – hari: lengan, saraf kranial kasus berat: otot2 pernafasan ventilator (¼ ps)
• 95% kasus progresif: 4 – 6 mgg remisi terjadi perlahan dalam mgg – bulan
40
Varian
• Miller Fisher syndrome: oftalmoplegia, ataksia, arefleksia
• AMAN (acute motor axonal neuropathy)• AMSAN (acute motor sensory axonal
neuropathy)
42
Pemeriksaan fisik
• Kelemahan ekstremitas simetris• Arefleksia• Pemeriksaan laseque (+)• Gangguan sensorik minimal parestesia• Gangguan otonomik 50%: aritmia jantung,
tekanan darah fluktuatif, ileus paralitik, retensi urin
• Paresis N. Facialis 50%
43
D/
• NCS 3 – 10 hari- DL memanjang- NCV menurun- conduction block, dispersi temporal- F wave memanjang atau hilang
• LCS: disosiasi sito–albuminik 1 mgg setelah gejala
45
Th/
• Observasi & monitor TD, jantung, fungsi pernafasan
• Plasmaferesis 200 – 250 ml/kgBB/x 4 – 6 x selama 8 – 10 hari
• IV IG 0.4 g/kgBB/hr selama 5 hari• Kortikosteroid tidak dianjurkan
Top Related