HUBUNGAN BIOLOGI SOSIAL DENGAN MASALAH KEMISKINAN (PERILAKU)
MAKALAHUNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Biologi SosialYang dibina oleh Ibu Siti Imrotul M.
Offering C/2012Kelompok 4
1. Anton (120341410321)2. Evi Ria Rahayu (120341421972)3. Nadian Yudistirachman (120341421943)
The Learning University
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGINovember 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biologi merupakan salah satu cabang ilmu dari Ilmu Pengetahuan. Biologi
berasal dari dua kata, yaitu ‘bios’ yang berarti hidup dan ‘logos’ yang berarti ilmu.
Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Tak hanya
mempelajari tentang makhluk hidup saja, tetapi biologi juga mempelajari segala
aspek yang menyertainya. Semakin kompleks tingkat organisasi kehidupan, semakin
kompleks juga permasalahan biologi yang terkandung didalamnya. Dalam proses
pemecahan semua masalah biologi, biologi tidak dapat berdiri sendiri, biologi
memerlukan disiplin ilmu-ilmu lain, misal dengan ilmu fisika, ilmu kimia, geologi
dan bisa berkaitan dengan ilmu lain seperti ilmu sosial.
Dalam bidang social kita mengenal bahwa Indonesia merupakan negara yang
mempunyai penduduk sangat padat terutama di kota-kota besar. Dengan jumlah
penduduk yang sangat padat tersebut, membuat Indonesia banyak mengalami
masalah sosial. Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok
antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Salah satu masalah social
yang muncul ialah kemiskinan. Masalah sosial ini tidak hanya dialami di Pulau Jawa
saja namun hampir disebagian besar wilayah Indonesia. Indonesia merupakan negara
yang kaya akan Sumber Daya Alamnya, namun karena tidak memanfaatkan
Indonesia tetap menjadi negara miskin.
Kemiskinan merupakan permasalahan yang hampir ada di setiap negara dan
merupakan tantangan bagi setiap pemerintah yang berkuasa untuk menanggulangi
kemiskinan di negaranya. Banyak dampak yang ditimbulkan akibat kemiskinan.
Misalnya kesejahteraan rakyat yang berkurang akibat keadaan ini. Kemiskinan
sesungguhnya telah menjadi masalah dunia sejak berabad-abad lalu. Namun,
realitasnya, hingga kini kemiskinan masih menjadi bagian dari persoalan terberat dan
paling krusial di dunia ini. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kemiskinan,
antara lain sedikitnya lapangan pekerjaan yang menyebabkan pengangguran yang
berpengaruh terhadap kemiskinan. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis
menulis makalah yang berjudul “Hubungan Biologi Sosial dengan Masalah
Kemiskinan (Perilaku)”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana data tentang masalah kemiskinan Kota Malang dan di Jawa
Timur?
2. Bagaimana hubungan antara kemiskinan dengan perilaku masyarakat yang
ada di Kota Malang?
3. Bagaimana hubungan antara biologi social dengan masalah kemiskinan
(perilaku)?
4. Bagaiamna upaya pemerintah mengatasi kemiskinan di Indonesia?
5. Bagaimana upaya menurut kelompok dalam mengatasi kemiskinan di
Indonesia?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui data tentang masalah kemiskinan Kota Malang dan di Jawa
Timur
2. Mengetahui hubungan antara kemiskinan dengan perilaku masyarakat yang
ada di Kota Malang
3. Mengetahui hubungan antara biologi social dengan masalah kemiskinan
(perilaku)
4. Mengetahui upaya pemerintah mengatasi kemiskinan di Indonesia
5. Mengetahui upaya menurut kelompok dalam mengatasi kemiskinan di
Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kemiskinan di Kota Malang dan di Jawa Timur
Secara harfiah, kemiskinan berasal dari kata dasar miskin yang artinya tidak
berharta-benda (Poerwadarminta,1976). Dalam pengertian yang lebih luas,
kemiskinan dapat dikonotasikan sebagai suatu kondisi ketidakmampuan baik secara
individu, keluarga, maupun kelompok sehingga kondisi ini rentan terhadap timbulnya
permasalahan sosial yang lain. Kemiskinan juga dapat diartikan sebagai suatu
keadaan dimana seseorang tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari atau bisa dikatakan dengan suatu kondisi serba kekurangan dalam arti minimnya
materi yang dimana mereka ini tidak dapat menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan
kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern.
Kemiskinan dipandang sebagai kondisi seseorang atau sekelompok orang,
laki-laki dan perempuan yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya secara layak untuk
menempuh dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Dengan demikian,
kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidak mampuan ekonomi, tetapi juga
kegagalan pemenuhan hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau
sekelompok orang, dalam menjalani kehidupan secara bermartabat.
Kemiskinan merupakan pokok dari berbagai penyakit sosial yang terjadi di
masyarakat. Menurut data Badan Pusat Statistic pada tahun 2010 terdapat lebih dari
enam ribu warga yang tercatat sebagai fakir miskin. Pada tahun 2013 tercatat lebih
dari empat puluh ribu warga yang memiliki pendapatan dibawah rata-rata pendapatan
perkapita. Jumlah penduduk miskin kota malang menyumbang 4.86 % warga miskin
di Jawa Timur.
Bila membandingkan jumlah warga kurang mampu di Jawa Timur Kabupaten
Sampang menyumbang presentase warga miskin paling besar yaitu sebesar 26%.
Jumlah warga kurang mampu dimalang hanya menyumbang kurang dari 5% saja. Hal
ini tentu saja menjadi tolok ukur kesejahteraan masyarakat di Indonesia pada
umumnya dan kota malang pada khususnya.
2.2 Hubungan Warga Miskin dengan Perilaku
Menurut KBBI online perilaku didefinisikan sebagai tanggapan atau reaksi
individu terhadap lingkungan atau rangsangan. Perilaku warga miskin bisa diartikan
sebagai tanggapan manusia tersebut menghadapi lingkungan yang kurang memadahi.
Manusia akan merespon bagaimana lingkungan itu bekerja, begitupula dengan warga
kurang mampu mereka harus beradaptasi untuk dapat meneruskan hidup mereka.
Tanggapan manusia sebagai dampak dari kemiskinan bisa bermacam-macam.
Ada manusia yang mampu untuk bangkit dan memilih jalan yang tepat untuk
mengatasi keadaan lingkungan yang kurang mendukung. Lingkungan disini
didefinisikan sebagai keaadaan sekitar yang memengaruhi manusia baik lingkungan
sosial maupun lingkungan alam. Manusia juga dapat berperilaku menyimpang untuk
menanggapi lingkungan mereka (Yuliani,2013) .
Perilaku yang baik dan tidak menyimpang tidak menimbulkan permasalahan
bagi sekitarnya, sedangkan perilaku menyimpang yang harus diwaspadai. Perilaku
menyimpang dalam menghadapi permasalahan kemiskinan ini banyak menjadi cikal
bakal dari segudang permasalahan. Dimulai dari meningkatnya tindak kriminalitas
seperti penjambretan, perampokan, penculikan, pemerkosaan, tindak bunuh diri dan
masih banyak lagi hal lain. Kemudian lingkungan juga terkena getah dari kemiskinan
yaitu dengan pembalakan hutan dan pembangunan rumah-rumah di bantaran kali.
Menurut Malang Dalam Data (2011) tindak kriminalitas di malang meningkat
sangat drastis yaitu dari 1278 kasus pada tahun 2009 menjadi 2057 kasus pada tahun
2010. Peningkatan kemiskinan pada tahun 2012-2013 memerlihatkan peningkatan
dari 405.0000 menjadi 486.000 warga yang memiliki pendapatan dibawah
pondapatan perkapita. Apabila memertimbangkan data tersebut pada tahun 2009-
2010 juga terjadi pertambahan warga miskin maka kemiskinan dapat mengakibatkan
terjadinya peningkatan tindak kejahatan.
2.3 Hubungan Biologi Sosial dengan Kemiskinan
Berbicara mengenai kemiskinan tidak lepas dari urusan perut. Menurut BPS
kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan dasar makanan dan non makanan. Dari pengertian tersebut maka dapat
ditarik sebuah kesimpulan kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia yaitu sandang, pangan dan papan atau beberapa
diantaranya.
Melihat dari sisi kebutuhan manusia yaitu sandang, pangan dan papan, tidak
dapat terlepas dari keberadaan sumberdaya alam baik hayati maupun nonhayati yang
ada. Biologi merupakan ilmu yang memelajari makhluk hidup dan lingkunganya,
sehingga alam merupakan ruang lingkup biologi. Oleh karena itu seharusnya cabang
ilmu biologi ini mampu untuk menjawab berbagai masalah yang diakibatkan oleh
perilaku manusia dalam menanggapi kemiskinan.
Cabang ilmu ini memelajari bagaimana memanfaatkan alam sehingga mampu
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jika manusia mampu memanfaatkan alam
dengan optimal serta bijaksana maka kebutuhan mereka akan terpenuhi. Ketika
kebutuhan manusia terpenuhi maka kemiskinan dapat ditekan dan perilaku
menyimpang dari masyarakat kurang mampu yang menyimpang negative juga bisa
berkurang.
2.4 Upaya Pemerintah Mengatasi Kemiskinan di Indonesia
Untuk mengatasi masalah kemiskinan,pemerintah memiliki peran yang besar.
Namun dalam kenyataannya,program yang dijalankan oleh pemerintah belum mampu
menyentuh pokok yang menimbulkan masalah kemiskinan ini. Ada beberapa
program pemerintah yang sudah dijalankan dan dimaksudkan sebagai solusi untuk
mengatasi masalah kemiskinan, antara lain:
o Menaikkan anggaran untuk program-program yang berkaitan langsung
maupun tidak langsung dengan penanggulangan kemiskinan dan
penangguran, dilaksnakan dengan pendekatan pemberdayaan berbasis
komunitas dan kegiatan padat karya
o Mendorong APBD provinsi, kabupaten dan kota pada tahun-tahun
selanjutnya untuk meningkatkan anggaran bagi penanggulangan
kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja
o Tetap mempertahankan program lama seperti raskin, BOS, asuransi
kemiskinan (Purwanto, 2007)
Pertanyaannya kini adalah seberapa besar dampak dari berbagai kebijakan dan
program kemiskinan yang telah banyak dilakukan tersebut terhadap keberhasilan
pengentasan kemiskinan? Mengapa upaya pengentasan kemiskinan belum berhasil?
Salah satu iawabannya adalah program pengentasan kemiskinan tersebut tidak
mampu mendorong kemandirian masyarakat miskin. Hal ini karena pada umumnya
program-program tersebut diberikan kepada masyarakat miskin yang tidak
memahami bagaimana mereka harus mengelola bantuan yang diberikan oleh
pemerintah tersebut. Pendekatan yang demikian tentu berakibat negatif karena
bantuan yang mereka terima tidak dimanfaatkan untuk kegiatan produktif yang dapat
memberikan dampak keberlanjutary melainkan untuk kebutuhan-kebutuhan yang
sering bersifat konsumtif.
2.5 Upaya Pemerintah Mengatasi Kemiskinan Menurut Kelompok
Selain kebijakan dan upaya dari pemrintah yang telah diusahakan, ada
beberapa upaya lain untuk mengentaskan kemiskinan menurut kelompok yaitu:
o Membuka usaha kecil menengah dengan memanfaatkan kearifan local
untuk meningkatkan daya beli dan daya jual
o Melaksanakan KRPL
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- Data kemiskinan di Kota Malang berdasarkan BPS pada tahun 2010 terdapat
lebih dari 6000 warga. Jumlah penduduk miskin kota Malang menyumbang
4.86% warga miskin di Jawa Timur
- Kemiskinan di kota Malang berdampak pada perilaku yang menyimpang
diantaranya terjadinya penjambretan, perampokan, pencurian, penculikan,
pemerkosaan dan lain sebagainya.
- Manusia mampu memanfaatkan alam dengan optimal serta bijaksana maka
kebutuhan mereka akan terpenuhi. Ketika kebutuhan manusia terpenuhi maka
kemiskinan dapat ditekan dan perilaku menyimpang dari masyarakat kurang
mampu yang menyimpang negative juga bisa berkurang
- Upaya pemerintah mengatasi kemiskinan antara lain:
o Menaikkan anggaran untuk program-program yang berkaitan
langsung maupun tidak langsung
o Mendorong APBD provinsi, kabupaten dan kota pada tahun-tahun
selanjutnya untuk meningkatkan anggaran bagi penanggulangan
kemiskinan
o raskin, BOS, asuransi kemiskinan
- Selain kebijakan dan upaya dari pemrintah yang telah diusahakan, ada
beberapa upaya lain untuk mengentaskan kemiskinan menurut kelompok
yaitu:
o Membuka usaha kecil menengah dengan memanfaatkan kearifan local
o Melaksanakan KRPL
3.2 Saran
Alangkah lebih baik jika dalam penulisan makalah ini dilengkapi dengan
sumber-sumber yang lebih banyak sehingga menambah referensi dan wawasan
mengenai hubungan biologi social dengan kemiskinan (perilaku).
DAFTAR RUJUKAN
BPS (Badan Pusat Statistik) & Departemen Sosial, 2005, Penduduk Fakir Miskin Indonesia, Malang: BPS
Poerwadarminta W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Balai Pustaka
Purwanto, Erutan Agas. 2007. Mengkaji Potensi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk Pembuatan Kebiiakan Anti Kemiskinan di Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN 1,410-4946 Volume 10, Nomor 3, Maret 2007 (295-324) (diunduh pada 7 November 2015)
Yuliani, Nelpa Fitri. 2013. Hubungan Antara Lingkungan Sosial dengan Motivasi Belajar Santri di Pesantren Madinatul Ilmi Islamiyah. Jurnal Spektrum PLS. Vol.1, No.2 Juli 2013 (diunduh pada 6 November 2015)
LAMPIRAN DOKUMENTASI DI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MALANG
Top Related