8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
1/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan11
DEPARTEMEN KEHUTANAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN
BALAI TEKNOLOGI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI
KAWASAN BARAT INDONESIA
Jl. Ahmad Yani-Pabelan PO.Box 295 Telp./Fax. : 0271-716709 Surakarta
PENATAPENAFSIRAN NAMA TANAH
Dengan Analisa Fisika dan Kimia di Lapangan
Oleh :
BENY HARJADI
SURAKARTA, 1996
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
2/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan12
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ii
DAFTAR LAMPIRAN iii
DAFTAR TABEL ivDAFTAR GAMBAR v
1
I. PENDAHULUAN 1
II. BAHAN DAN ALAT 2
III. BLANKO ISIAN DESKRIPSI PROFIL TANAH 3
- Data Lingkungan
- Sifat Fisik Tanah
- Sifat Kimia Tanah
3
3
3
IV. KARTU SIMBOLISASI DESKRIPSI PROFIL 4
V SIFAT KIMIA 5
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
3/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan13
DAFTAR LAMPIRAN
L1. KLASIFIKASI TANAH
A. Tingkat Ordo
Padanan Nama Taksonomi Tanah
B. Tingkat Sub-Ordo
1. Entisols
2. Vertisols
3. Inceptisols
4. Aridisols
5. Mollisols
6. Spodosols
7. Alfisols
8. Ultisols
9. Oxisols
10. Histosols
C. Tingkat Great-GroupD. Tingkat Sub-Group
E. Tingkat Family
F. Tingkat Serie
11
11
13
14
14
14
14
15
15
16
16
16
17
17
1724
24
24
L2. PERMEABILITAS
1. Cepat
2. Agak Cepat
3. Sedang
4. Agak Lambat
5. Lambat
6. Lambat sekali
25
25
25
25
26
26
27
L3. KECEPATAN INFILTRASI 28
L4. SIMBOL HORISON
A. Horison Organik
B. Horison Mineral
Huruf Kecil
29
29
29
30
L5. BATAS LAPISAN TANAH
- Topografi Batas Horison
- Lebar Batas Horison
- Tebal Horison
32
32
32
32
L6. WARNA TANAH
A. Warna Matrix33
33
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
4/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan14
B. Warna Bercak 34
L7. TEKSTUR TANAH 36
L8. STRUKTUR TANAH 40
L9. KONSISTENSI
- Konsistensi Basah
- Konsistensi Lembab
- Konsistensi Kering
42
42
42
42
L10. HORISON PENCIRI
1. Epipedon
2. Endopedon
3. Epiorganik
4. Ciri Khusus
5. Regim Temperatur
6. Regim Kelembaban
44
44
44
45
46
47
47
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
5/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan15
DAFTAR TABEL
1 Penetapan Tingkatan Nama Tanah yang Disesuaikan dengan Skala Peta dan
Satuan Pengguna Peta
1
2 Kriteria Nilai KB (Kejenuhan Basa) berdasarkan Nilai pH 5
3 Penafsiran Kandungan Klorida dalam Tanah 7
4 Kadar Garam dapat Larut dalam Tanah Menurut DHL Jenuh 7
5 Deskripsi Singkat Sifat Penciri Tanah di Lapangan 9
6 Variasi Bentuk Batuan Berdasarkan Macam Bentuk dan Kemulusan Batuan 12
7 Padanan Nama Taksonomi Tanah 13
8 Kriteria Kelas Permeabilitas Tanah Berdasarkan Kondisi Fisik Tanah 25
9 Kriteria Permeabilitas Tanah atas dasar Kandungan Tekstur, Struktur dan Ba-
tuan
27
10 Kriteria Kecepatan Infiltrasi dan Kesesuaian Lahan 28
11 Kategori Batas Horison dengan Kriterianya 32
12 Kriteria Ukuran Warna Bercak Profil Tanah 34
13 Kriteria Kekontrasan Warna Bercak Terhadap Warna Matrix Tanah 34
14 Kriteria Prosentase Kelimpahan Warna Bercak 34
15 Kelompok Kelas Tekstur Tanah dan Prosentase Kandungan Ketiga Fraksi
Pasir, Debu dan Liat
36
16 Klasifikasi Kelas Tekstur tanah yang Digunakan di Lembaga Penelitian di
Amerika Serikat
37
17 Kisaran Nilai pH (H2O) Tanah dan Tingkat Kemasaman Tanah 37
18 Tingkat Perkembangan Struktur Tanah 40
19 Matriks Hubungan Bentuk dan Ukuran Struktur Tanah 40
20 Kriteria Tingkatan Konsistensi Tanah dalam Keadaan Basah 42
21 Kriteria Tingkatan Konsistensi Tanah dalam Keadaan Lembab 43
22 Kriteria Tingkatan Konsistensi Tanah dalam Keadaan Kering 43
23 Watak Hara dalam Tanah dari Sangat Rendah sampai Sangat Tinggi 49
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
6/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan16
DAFTAR GAMBAR
1 Contoh Lembar Kartu Warna dariMunsell Soil ColorCharts
33
2 Indeks Prosentase Warna Bercak Atau Noktah Profil
Tanah Terhadap Keseluruhan Warna Matrix
35
3 Kelas-kelas Tekstur Tanah yang Berpedoman pada Segi-
tiga Tekstur Tanah, Jika Ketiga Fraksi Pasir, Debu dan Liat
Sudah Diketahui
38
4 Penetapan Tekstur Tanah Berdasarkan Rasa Rabaan dan
Gejala Konsistensi
39
5 Contoh Bentuk Struktur Tanah 41
6 Penetapan Nama Ordo Tanah Berdasarkan Epipedon 48
7 Penetapan Nama Ordo Tanah Berdasarkan Endopedon 48
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
7/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan17
KATA PENGANTARComment [NWS1]: PERAN NAMA TANAH...........
BENY HARJADI (BTSOLO)
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
8/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan18
KATA PENGANTAR
Buku pedoman tentang penetapan nama tanah di la-
pangan, dimaksudkan untuk membantu bagi para pemulaagar dapat menetapkan nama tanah secara mudah sampai
pada tingkatan nama tanah yang dikehendaki, yaitu : Ordo,Sub-ordo, Great-group, Sub-group, Famili dan Seri sesuaidengan skala peta yang hendak dihasilkan.
Dengan bantuan metode analisa sifat fisik dan kimia
serta beberapa penciri khusus tanah di lapangan, maka
akan didapatkan nama tanah secara mudah, cepat dan tepat.Sehingga diharapkan buku pedoman ini dapat dipakai
sebagai pedoman penetapan atau penafsiran nama tanah
dalam rangka mendukung pengumpulan data ISDL
(Inventarisasi Sumber Daya Lahan) secara akurat.
Akhirnya bagi para pemula dihimbau mengikuti
tahapan-tahapan penetapan nama tanah seperti yang disaji-
kan didalam isi buku, selanjutnya untuk tingkat lanjut di-
harapkan dapat mendalami lebih jauh dengan mengikuti
penetapan nama tanah secara lebih rinci seperti yang ditu-
angkan dalam lampiran buku pedoman ini. Selanjutnya
kritik dan saran untuk kesempurnaannya masih sangat di-
harapkan.
Penulis
BENY HARJADI
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
9/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan19
PENDAHULUAN
Kemiripan penampakan profil tanah pada daerah yang tersebar, menyebabkan ti-
dak mudah seseorang menetapkan nama tanah secara tepat di lapangan. Begitu juga si-
fat-sifat tanah baik itu sifat fisik maupun sifat kimia yang hampir berdekatan menyebab-
kan sering keliru menafsirkan suatu nama tanah. Apalagi hasil analisa kimia di lapangan
memerlukan waktu lama dan perlu ketelatenan serta ketelitian, kadang dikerjakan
seadanya, sehingga menyebabkan hasil perolehan berbeda jauh antara penetapan di la-
pangan dengan di laboratorium.
Hal tersebut mengingat bahwa penetapan horison penciri epipedon (lapisan atas)maupun endopedon (lapisan tanah bawah) sering perlu penetapan sifat kimia di lapanganselain juga sifat fisika. Dimana horison penciri tersebut baru pada tahap penetapan nama
Ordo tanah. Sedangkan untuk menetapkan nama tanah lebih detil lagi sampai tingkat
berikutnya : Sub-ordo, Great-group, Sub-group, Famili, dan Seri perlu sifat penciri
khusus disamping juga beberapa regim penciri yaitu regim kelembaban dan regim tem-peratur.
Adapun penetapan nama tanah pada tingkatan tertentu tergantung dari skala peta
yang mau dihasilkan dan juga kepada siapa hasil peta tersebut hendak disajikan (Tabel
1).
Tabel 1. Penetapan Tingkatan Nama Tanah yang Disesuaikan dengan Skala
Peta dan Sasaran Pengguna Peta
TINGKATAN
NAMA TANAH
SKALA PETA JENIS PETA PENGGUNAAN PETA
Ordo
Sub-Ordo
Great-Group
Sub-Group
Family
Seri
1 : 2.500.000
1 : 1.000.000 s/d1 : 500.000
1 : 500.000 s/d
1 : 300.000
1 : 60.000 s/d
1 : 125.000
1 : 30.000 s/d
1 : 50.000
1 : 10.000
Bagan
Eksplorasi
Tinjau
Tinjau Mendalam
Semi Detil
Detil (Uji-coba)
Menteri
Dirjen
Kanwil
Bupati
Camat
Lurah
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
10/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan20
Bertolak dari permasalahan kesulitan penetapan nama tanah secara tepat di lapan-
gan, maka penyajian tulisan berikut dimaksudkan untuk membantu mengantarkan penaf-
siran nama tanah pada tingkatan tertentu secara mudah di lapangan. Sehingga tujuan
yang hendak dicapai adalah didapatkan metode yang sederhana, praktis dan mudah untuk
menetapkan nama dari tingkat Ordo, Sub-ordo, Great-group, Sub-group, Famili, dan Seri
dengan berdasarkan atas penetapan sifat-sifat fisik dan kimia di lapangan yang didukung
dengan beberapa sifat penciri khusus tanah.
BAHAN DAN ALAT
Bahan :
pH meter/kertas pH
H2O2 10% HCl 30%
HOAc 1 N
NH4OAc 1 N
H2O2 30% AgNO3
KOH pekat
Air Suling Kertas Ba-Rhodizonat (Warna Merah)
Alat :
Cawan porselin
Munsell Soil Color Charts Bor Tanah
Sekop
Cangkul Palu Geologi
Kompas
Abney Level Altimeter
Pisau Lapang
Meteran
Botol Air
Plastik Sampel
Loupe
Binokuler (keker)
Tustel
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
11/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan21
BLANKO ISIAN DESKRIPSI PROFIL TANAHData LingkunganNomer Profil :
Lokasi Kabupaten :
Kecamatan :
Desa :
Kampung/Letak :
Nama Tanah Ordo O :Sub-Ordo SO :Great Group GG :Sub-Group SG :Famili F :Seri S :
Kematangan Tanah :
Permeabilitas :
Infiltrasi :
Banjir : (cm)
Prosentase batu Prosen (%)
Ukuran
Bentuk
Kekerasan
:
:
:
:
Sifat Fisik Tanah1. Nomer Lapisan
2. Simbol Horison
3. Tebal Lapisan
4. Batas Lapisan
5. Warna
6. Tekstur
7. Struktur
8. Pori-pori Tanah
9. Konsistensi
10. Karatan
11. Perakaran
Sifat Kimia Tanah1. Kejenuhan Basa (KB)
2. Kapasitas Tukar Kation (KTK)3. Kalsium Karbonat (CaCO3)
4. Sulfurik (S)
5. Sulfidik (FeS2)/Pirit
6. Kalsium Sulfat (CaSO4)
7. Bahan Alkalin
8. Oksida Mangan
9. Klorida
10. Garam dapat larut
11. Bahan Semen
Horison Penciri Epipedon : = cm
Endopedon : = cm
Ciri Khusus : = cm
Regim Penciri (R.Temperatur 50 cm)
: = cm
(R.Kelembaban 10-90 cm) : = cm
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
12/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan22
KARTU SIMBOLISASI DESKRIPSI PROFIL
Nama Tanah L1
Ordo
E. Entisol
I. Inceptisol
O. Oxisol
U. Ultisol
V. VertisolA. Aridisol
S. Spodosol
F. Alfisol
M. Mollisol
H. Histosol
(Lampiran 1)
Huruf Kecil
Sub-Ordo
Great-Group
Sub- GroupFamily
Serie
Bentuk Batuan
b. bulat
j. lonjong
t. tiang
l. lempeng
Lekukan Batuan1. mulus
2. agak mulus
3. berlekuk
4. agak runcing
5. runcing
Struktur (L8)
Bentuk Struktur
y. platy
p. prismatic
c. columnar
b. blocky
s. sub-angular blockya. angular blocky
r. crumb
l. loose
g. granular
m. masif
Ukuran Struktur
l. sangat halus
h. halus
m. sedang
k. kasar
a. sangat kasarT. Perkembangan
0. belum
1. lemah
2. sedang
3. kuat
Kematangan
b. belum matang
c. cukup matang
m. telah matang
Tanah :
jeblos
lunak
mantap
Kekerasan Batuan
2,5 : kuku ibu jari
3,0 :lempeng tembaga
5,25 : kaca
5,75 :pisau baja
7,0 : kikir
9,0 : silikon karbit
Pori-Pori Tanah
Ukuran
mi. mikro < 2 mm
me. meso 2 - 5
ma. makro > 5
Konsistensi (L9)
Jumlah per dm 2
s. sedikit < 50
m. sedang 50 - 200
b. banyak > 200
Permeabilitas (L2)
1. Cepat
2. Agak Cepat
3. Sedang
4. Agak Lambat
5. Lambat6. Lambat Sekali
(mm/jam)
>125
65-125
20-65
5-20
1-512,5
Karatan
Jumlah (%)
s. sedikit < 2
m. sedang 2 - 20
b. banyak > 20
Ukuran (mm)
s. kecil < 5
m. sedang 5 - 15
l. besar > 15
Bentuk Karatan
bi. bintik
bs. bintik berganda
li. lidah
ap. api
pi. pipa
fi. serabut
Banjir :
t. tanpa
j. jarang
k. kadang-kadang
m. musiman
r. serings. selalu
(bulan/1 tahun)
11
Topografi Batas
r. rata
o. berombak
t. tidak beraturan
p. patah
Warna Tanah L6
Batas (mm)
j. jelas tajam
m. sedang < 2
k. kabur > 2
Batuan :
Prosentase batu
1. 70
Ukuran Batuan
l. sangat kecil
k. kecil
m. medium
b. besar
(diameter = cm)
0,2-0,6
0,6-2,0
2,0-6,0
6,0-20
Tekstur
1. S
2. LS
3. SL
4. L
5. SiL
6. Si
7. CL
8. SCL
9. SiCL
10. SC
11. SiC
12. C
(L7)
pasir
pasir berlempung
lempung berpasir
lempung
lempung berdebu
debu
lempung berliat
lempung liat berpasir
lempung liat berdebu
liat berpasir
liat berdebu
liat
Perakaran
Ukuran
h. halus < 2
m. sedang 2 - 5
k. kasar > 5
Jumlah per dm2s. sedikit < 50
m. sedang 50- 200
b. banyak > 200
Horison Penciri (L10)
1. Epipedon
2. Endopedon
3. Epiorganik
SIFAT KIMIA
0. tidak ada
1. sedikit
2. agak sedikit
3. sedang
4. agak banyak
5. banyak
a. sangat besar
g. amat besar
20-60
>60
4. Regim Temperatur
5. Regim Kelembaban
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
13/51
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
14/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan24
Lampiran 1.
KLASIFIKASI TANAH
A. Tingkat Ordo
1. Entisol (E) = Alluvial, Regosol (ENT = recent= baru)Tanah masih muda, baru tingkat permulaan perkembangan tanah. Tidak ada horison
penciri lain kecuali epipedon Okrik, Albikatau Histik.
2. Vertisol (V) = Grumusol, Margalit (ERT= verto = berubah)Tanah dengan kandungan liat yang tinggi lebih dari 30 % pada seluruh horison, den-
gan sifat mengembang dan mengkerut. Dimana pada saat kering tanah mengkerut
menjadi pecah-pecah, dan sebaliknya saat basah tanah mengembang dan lengket.
3. Inceptisol (I) =Alluvial, Andosol, Regosol, Gleihumus, (inceptum = permulaan)Tanah muda yang lebih berkembang dari pada Entisol, yang memiliki horison kam-
bik, sehingga tanah ini cukup subur.
4. Aridisol (A) =Desert Soils (aridus = sangat kering)Tanah yang memiliki regim kelembaban tanah Arid (sangat kering), dan epipedonOkrikserta kadang adanya horison penciri lainnya.
5. Mollisol (M) = Molek (mollis = lunak)Tanah yang memiliki tebal epipedon lebih dari 18 cm dengan warna tanah hitam ge-
lap, serta agregasi tanah baik yang dicirikan tanah tetap lunak/lembut dalam keadaan
kering. Kandungan bahan organik cukup tinggi lebih dari 1 %, dan kejenuhan basa
lebih dari 50 %.
6. Spodosol (S) = Podzol (spodos = abu)Horison bawah terjadi iluviasi (pengendapan) bahan-bahan humus serta Fe dan Al
oksida yang ditunjukkan adanya horison Spodik, sedangkan lapisan bawahnya terjadieluviasi (pencucian) yang mengakibatkan warna tanah pucat (Albik).
7. Alfisol (F) =Mediteran Merah Kuning, Latosol, Podsolik Merah KuningTanah yang terdapat penimbunan liat di horison bawah (Argilik) dan mempunyai ke-
jenuhan basa lebih dari 35 % pada kedalaman tanah 180 cm dari permukaan.
8. Ultisol (U) = Podsolik Merah Kuning, Latosol, Hidromorf Kelabu (ultimus = akhir)Tanah yang terjadi penimbunan liat di horison bawah dan bersifat masam yang ditun-
jukkan nilai kejenuhan basa kurang dari 35 % pada kedalaman 180 cm.
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
15/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan25
9. Oxisol (O) =Latosol Merah, Latosol Merah Kekuningan, Laterit, Podzolik MKTanah tua yang hanya meninggalkan sedikit sisa mineral yang mudah lapuk yang di-
tunjukkan nilai KTK rendah ( < 16 me/100 g liat) dengan kandungan liat tinggi tetapi
tidak aktif. Di lapangan menunjukkan batas lapisan yang tidak jelas yang banyak
mengandung oksida Fe dan oksida Al.
10. Histosol (H) = Gambut, Organosol, Tanah Organik(histos = jaringan)Tanah dengan kandungan bahan organik > 20% pada tekstur pasir atau kandungan
bahan organik > 30% untuk tekstur liat. Lapisan bahan organik tersebut tebalnya le-
bih dari 40 cm.
Rumus Kematangan Tanah :
(A - 0,2 DP)n = ----------------
(L + 3. O)
dimana : A : kandungan air (%)
DP : debu + pasir
L : liat (%)
O : bahan organik (%)
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
16/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan11
Tabel 6. Variasi Bentuk Batuan berdasarkan Macam Bentuk dan Kemulu-
san Batuan
(contoh : b4 = batuan bulat agak runcing)
b. bulat
j. lonjong
t. tiang
l. lempeng
5. runcing 4.
ag.runcing
3. berlekuk 2. ag. mulus 1. mulus Bentuk x
Kemulusan
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
17/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan12
Tabel 7. Padanan Nama Taksonomi Tanah
Sistem Dudal &
Soepraptohardjo
(1957,1961)
Modifikasi
1978/1981
FAO/Unesco
1970
USDA Soil
Taxonomy
1975
Organosol Organosol Histosol HistosolLitosol Litosol Litosol Entisol
Aluvial Ranker Ranker Lithic Sub Group
Regosol Aluvial Fluvisol Entisol
Renzina Kambisol Cambisol Inceptisol
Grumusol Regosol Regosol Entisol
Andosol Kambisol Cambisol Inceptisol
Podsolik coklat Renzina Renzina Rendoll
Pods. ck.kelabuan Grumusol Vertisol Vertisol
Brown Forest Soil Kambisol Cambisol Inceptisol
Latosol Kambisol
Latosol
BrunizemNitosol
Cambisol
Cambisol
CambisolNitosol
Phaeozem
Inceptisol
Inceptisol
InceptisolUltisol
Alfisol
Mollisol
Oksisol
Kambisol-molik/
Brunizem-molik
Ferralsol
Greyzem/
Chernozem/
Kastanozem
Oxisol
Mollisol
Podsolik Mr Kuning Podsolik Acrisol Ultisol
Mediteran Mr Kn Mediteran molik Phaeozem Mollisol
Podsol Podsol Podsol Spodosol
Podsol Air Tanah Podsol humik Humic Podsol Spodosol
Laterit Air Tanah Oksisolgleiik/Plintik
Plinthic Ferralsol Aquox
Glei Humus Gleisol Humik Gleisol Aquept
Glei Humus Rendah Gleisol Gleisol Aquept
Hidromorf Kelabu Podsolik Gleiik Gleyik Acrisol Aquult
Aluvial Hidromorf Gleisol Hidrik Fluvisol Hydraquen
Planosol Planosol Planosol Aqualf
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
18/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan13
B. Tingkat Sub-Ordo
1. ENTISOLS (ENT)
Aquents tekstur sangat kasar berpasir, tidak ada epipedon okrik, permeabilitasbaik sampai berlebihan
Arents ada bekas horison diagnostik yang rusak karena percampuran, denganpermeabilitas baik
Fluvents ada tanda-tanda sedimentasi , lereng < 25%, tekstur lapisan bawah pasirsangat halus berlempung atau lebih halus, dengan bahan organik rendah
Orthents tekstur sama dengan fluvent, dengan bahan organik rendah, permeabili-tas baik, serta suhu tanah dapat mencapai rata-rata setahun < 0
oC (ada
permafost)
2. VERTISOLS (ERT)
Torrerts biasanya dalam keadaan kering dan mempunyai retakan sepanjang tahun
Uderts biasanya dalam keadaan lembab, retakan tampak selama kurang dari 90
hari kumulatif, atau kurang dari 60 hari berturut-turutUsterts retakan tampak selama 90 hari kumulatif atau lebih tetapi tidak sepan- jang tahun, dan iklim panas dengan rata-rata suhu tahunan 22
oC atau
lebih
Xererts retakan tampak selama 60 hari berturut-turut atau lebih, suhu rata-ratatahunan kurang dari 22
oC
3. INCEPTISOLS (EPT)
Andepts terdiri dari mineral liat Allophane dimana struktur longgar (BJ < 0,85),kadang mengandung zarah-zarah kaca volkan. Sebanyak 60% atau le-
bih dalam fraksi debu atau fraksi diatas debu, memiliki permeabilitas
baik dan tidak memiliki epipedon plaggenAquepts permeabilitas buruk yang ditunjukkan adanya gleisasi, kadang terdapatepipedon histik/okrik, berbecak-becak, atau bersifat alkalin
Ochrepts kadang terdapat padas, epipedon okrik terlalu merah cerah, dapatmemiliki epipedon umbrik/molik setebal < 25 cm
Plaggepts memiliki epipedon plaggen
Tropepts suhu sedang sampai panas sepanjang tahun, terdapat epipedon um-brik/molik/okrik dengan endopedon kambik, nilai KB < 50% dibawah
molik
Umbrepts suhu dingin sampai panas kurang dari 8 oC, memiliki epipedon umbrik/antropik/molik dengan endopedon kambik dengan nilai KB < 50%, dan
tebal epipedon dapat > 25 cm, beriklim lembab sampai basah serta per-
meabilitas baik
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
19/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan14
4. ARIDISOLS (ID)
Argids mempunyai horison argilik/natrik/petrokalsik dangkal, dengan iklim le-bih kering dari pada Orthid
Orthids aridisol khusus yang tidak mempunyai horison argilik/natrik, dapatmempunyai horison petrokalsik/salik/gypsik/kalsik, umumnya kering,
DHL sama atau dibawah 2 mmho
5. MOLLISOLS (OLL)
Albolls terdapat horison Albik yaitu A2 pucat dibawah epipedon Molik ataudiapit dua horison Molik. Disamping itu terdapat endopedon Ar-
gilik/Natrik, adanya tanda-tanda gleisasi dengan becak konkresi besi
dan mangan dengan ukuran diatas 2 mm, didalam horison endopedon
mencakup tanah Solonchak, Solonet, dan Planosol.
Aquolls permeabilitas buruk (ada gleisasi), hidromorf nyata (ada becak), dapatmempunyai epipedon Histik, dapat juga Kalsik, termasuk pada tanah
glei humus
Burolls suhu rata-rata setahun dibawah 8
o
C, dengan atau tanpa horison O,memiliki horison Albik/Argilik/Natrik/Kalsik/Gypsik, banyak mem-
punyai krotovinas dengan permeabilitas baik, meliputi Chernozem
Rendolls suara berisik bila tanah liat bergamping berwarna tua, epipedon Moliksama atau lebih tipis dari 50 cm tanpa endopedon Argilik dan Kalsik.
Terdapat zarah-zarah gamping kasar (diameter < 7,5 cm) didalam atau
dibawah Molik, mengandung kapur, seperti Renzina
Udolls suhu rata-rata sama atau diatas 8 oC, mempunyai endopedon Albik/Kambik/Argilik, nilai KB < 80%, memiliki horison Kalsik yang terletak
didalam, biasanya lembab, permeabilitas baik, meliputi Burnizem
Ustolls kadang-kadang kering selama 90 hari kumulatif atau lebih, nilai KBsama atau diatas 80%, dapat mempunyai horison Kambik/Argilik, suhu
rata-rata terlalu tinggi atau kroma terlalu tinggi untuk Buroll
Xerolls kering selama 60 hari berturut-turut atau lebih, dapat mempunyai duri-pan dangkal atau Natrik/Kalsik/Petrokalsik/Gipsik/Argilik, suhu rata-
rata sama atau diatas 8oC
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
20/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan15
6. SPODOSOLS (OD)
Aquods permeabilitas buruk (ada gleisasi) dapat memiliki epipedon Histik, dapatmempunyai duripan dalam Albic, berbecak
Ferrods permeabilitas baik, horison Spodik yang mempunyai nilai perbandinganFe/C diatas 6 (pengumpulan besi jauh lebih banyak dari humus)
Humods pengumpulan humus terdispersi, dengan pengumpulan Al lebih banyakdari pada Fe, permeabilitas baik
Orthods horison Spodik dengan Fe/C sama atau kurang dari 6, permeabilitasbaik, pengumpulan Fe lebih banyak dari pada humus, dalam Spodik ter-
dapat butiran-butiran humus berukuran debu
7. ALFISOLS (ALF)
Aqualfs permeabilitas buruk (gleisasi, berbecak, konkresi Fe dan Mn)
Boralfs suhu rata-rata dibawah 8o C, horison Albik dengan permeabilitas baik
Udalfs mempunyai horison Agrik/Natrik/Argilik atau Fragipan, permeabilitasbaik, terdapat horison Albik terputus-putus dan berbentuk lidah-lidah
yang menjulur kedalam horison Argilik/Natrik, dengan suhu rata-ratatahunan diatas 8o
C, biasanya keadaan lembab, serta DHL < 1 mmho
Ustalfs permeabilitas baik dan kadang kering selama 60 hari berurutan ataukurang selama 90 hari kumulatif atau lebih, nilai KB sama atau diatas
80% dan DHL diatas 1 mmho
Xeralfs kering selama 60 hari berurutan atau lebih, suhu rata-rata tahunan8-22
oC, permeabilitas baik
8. ULTISOLS (ULT)
Aquults permeabilitas buruk (gleisasi), berbecak, konkresi Fe dan Mn
Humults tidak pernah jenuh air, warna lebih merah atau lebih cerah dari pada
Aquult, kandungan bahan organik sedang sampai tinggi (sama atau lebihdari 1,5%), mempunyai horison Argilik
Udults permeabilitas baik, warna lebih merah/cerah dari pada Aquult, dengankadar bahan organik dibawah 1,5% biasanya bersifat lembab berurutan
kurang 90 hari kumulatif dengan masa kering kurang dari 60 hari
Ustults permeabilitas baik. lebih merah/cerah dari pada Aquult, kadar B.O. di-bawah 1,5% dengan masa kering lebih dari 90 hari kumulatif atau lebih
60 hari berurutan
Xerults suhu rata-rata tahunan dibawah 22oC, dengan masa kering > 60 hari,
kadar B.O. dibawah 1,5%, permeabilitas baik berwarna cerah dari pada
Aquult
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
21/51
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
22/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan17
Psamment CryopsammentsTorripsamments
Quartzipsamments
Udipsamments
Tropopsamments
Xeropsamments
Ustipsamments
2. VERTISOLS (ERT)
Torrerts
Uderts ChromudertsPelluderts
Usterts ChromustertsPellusterts
Xererts ChromoxerertsPalloxererts
3.INCEPTISOLS
(EPT)
Andepts CryandeptsDurandepts
Hydrandepts
Placandepts
Vitrandepts
Eutrandepts
Dystrandepts
Aquepts SulfaqueptsPlacaquepts
Halaquepts
Fragiaquepts
Cryaquepts
Plinthaquepts
Andaquepts
Tropaquepts
Humaquepts
Haplaquepts
Ochrepts FragiochreptsDurochrepts
Cryochrepts
Ustochrepts
Xerochrepts
Eutrochrepts
DystrochreptsPlaggepts
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
23/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan18
Tropepts HumitropeptsSombritropepts
Ustropepts
Eutropepts
Dystropepts
Umbrepts FragiumbreptsCryumbrepts
Xerumbrepts
Haplumbrepts
4. ARIDISOLS (ID)
Argids DurargidsNadurargids
Natrargids
Paleargids
Haplargids
Orthids SalorthidsPaleorthids
Durorthids
Gypsiorthids
Calciorthids
Camborthids
5. MOLLISOLS (OLL)
Albolls NatralbollsArgialbolls
Aquolls CryaquollsDuraquolls
Natraquolls
Calciaquolls
Argiaquolls
Haplaquolls
Borolls PaleborollsCryoborolls
Natriborolls
Argiborolls
Vermiborolls
Calciborolls
Haploborolls
Rendolls
Udolls PaleudollsArgiudolls
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
24/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan19
Vermudolls
Hapludolls
Ustolls DurustollsNatrustolls
Paleustolls
Calciustolls
Argiustolls
Vermustolls
Haplustolls
Xerolls DurixerollsNatrixerolls
Palexerolls
Calcixerolls
Argixerolls
Haploxerolls
6. SPODOSOLS (OD)
Aquods FragiaquodsCryaquods
Duraquods
Placaquods
Tropaquods
Haplaquods
Sideraquods
Ferrods
Humods PlacohumodsTropohumods
Fragihumods
Cryohumods
Haplohumods
Orthods PlacorthodsFragiorthods
Cryorthods
Troporthods
Haplorthods
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
25/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan20
7. ALFISOLS (ALF)
Aqualfs PlinthaqualfsNatraqualfs
Duraqualfs
Fragiaqualfs
Kandiaqualfs
Glossaqualfs
Albaqualfs
Umbraqualfs
Ochraqualfs
Boralfs PaleboralfsFragiboralfs
Natriboralfs
Cryoboralfs
Eutroboralfs
Glossoboralfs
Udalfs AgrudalfsNatrudalfs
Ferrudalfs
Glossudalfs
Fraglossudalfs
Fragiudalfs
Kandiudalfs
Kanhapludalfs
Paleudalfs
Rhodudalfs
Hapludalfs
Ustalfs DurustalfsPlinthustalfs
Natrustalfs
KandiustalfsPaleustalfs
Rhodustalfs
Haplustalfs
Xeralfs DurixeralfsNatrixeralfs
Fragixeralfs
Plinthoxeralfs
Rhodoxeralfs
Palexeralfs
Haploxeralfs
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
26/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan21
8. ULTISOLS (ULT)
Aquults PlinthaquultsFragiaquults
Kandiaquults
Kanhaplaquults
Paleaquults
Ochraquults
Tropaquults
Umbraquults
Humults SombrihumultsPlinthohumults
Kandihumults
Kanhaplohumults
Haplohumults
Tropohumults
Palehumults
Udults PlinthudultsFragiudults
Kandiudults
Kanhapludults
Paleudults
Rhodudults
Hapludults
Tropudults
Ustults PlithustultsKandiustults
Kanhaplustults
Paleustults
Rhodustults
Haplustults
Xerults PalexerultsHaploxerults
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
27/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan22
9. OxIsols (OX)
Aquox AcraquoxPlinthaquox
Eutraquox
Gibbsiaquox
Umbraquox
Haplaquox
Torrox AcrotorroxEutrotorrox
Ustox SombriustoxAcrustox
Eutrustox
Kandiustox
Haplustox
Perox SombriperoxAcroperox
Eutroperox
Kandiperox
Haploperox
Udox SombriudoxAcrudox
Eutrudox
Kandiudox
Hapludox
Humox AcrohumoxGibbsihumox
Haplohumox
Sombrihumox
10. HISTOSOLS (IST)
Folists CryofolistsTropofolists
Borofolists
Fibrists SpaghnofibristsCryofibrists
Borofibrists
Tropofibrists
Medifibrists
LuvifibristsHemists Sulfohemists
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
28/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan23
Sulfihemists
Luvihemists
Cryohemists
Borohemists
Tropohemists
Medihemists
Saprists CryosapristsBorosaprists
Troposaprists
Medisaprists
D. Tingkat Sub-Group
E. Tingkat Family
F. Tingkat Serie
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
29/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan24
Lampiran 2.
PERMEABILITAS
Tabel 8. Kriteria Kelas Permeabilitas Tanah berdasarkan Kondisi Fisik Tanah
KELAS KRITERIA KONDISI,DESKRIPSI KETENTUAN
1 CEPAT tekstur pasir dan pasir berlempung laju pergerakan air melalui profil tanah
sangat cepat dan tidak pernah jenuh air,
tetapi terlalu cepat menunjang pertum-
buhan optimum kebanyakan tanaman
pertanian.
2 AGAK
CEPAT
tekstur lempung berpasir, lempung liat ber-
pasir atau liat berpasir yang tidak padat dan
tidak menggumpal
tekstur liat atau lempung berliat dengan
struktur yang gembur, bundar atau agak
berbentuk kubus
tanah jenuh selama beberapa jam, se-
hingga tidak menguntungkan bagi per-
tumbuhan optimum tanaman pertanian.
3 SEDANG permeabilitas antara kelas dua dan empat,
dengan tekstur agak kasar dan sedikit padat
dengan lapisan liat yang tipis sering terlihat
tanah jenuh selama beberapa hari yang
tidak sampai merugikan tanaman perta-
nian. Terdapat bercak diseluruh horison
A dan B.
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
30/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan25
4 AGAK
LAMBAT
tekstur liat atau lempung berliat dengan
warna keabu-abuan, kekuning-kuningan
atau kecoklat-coklatan, kadang-kadang ter-
dapat sedikit bercak masif dengan struktur
kubus yang mantap dan cukup padat, di-
mana lapisan liat yang tipis sering nampak
jelas
tekstur lempung liat berpasir atau liat ber-
pasir dengan struktur yang agak masif, cu-
kup padat dan biasanya terdapat sedikit
bercak atau memiliki warna yang ke-
kuning-kuningan
tekstur liat akibat pengolahan tanah yang
berlebihan, warna abu-abu gelap kecoklat-
coklatan, dengan struktur yang cukup man-
tap
kerikil-kerikil laterit, cukup padat, tetapidapat ditembus perakaran
batuan dengan pelapukan ringan atau re-
latif tidak lapuk bersatu menjadi gabungan
dan sedikit dapat ditembus perakaran
Masa jenuh selama 1-2 minggu menim-
bulkan pengaruh buruk tanaman. Tanah
mempunyai muka air bumi cukup tinggi
dengan bercak tanah pada horison A, B
dan C.
5 LAMBAT tekstur liat padat dengan struktur kubus
atau prisma serta memiliki permukaan
yang mengkilat
tanah yang tidak menggumpal
kerikil atau kerikil laterit, sangat padat dan
sebagian disemen, dengan perakaran yang
menembus sedikit
batuan dengan pelapukan yang berat,
bertekstur liat dan padat, sering retak-retak
menjadi bongkahan persegi kalau kering.
Tanda-tanda water logging atau rendamanair sering terlihat pada lapisan tersebut
Tanah jenuh air selama 1-2 bulan, den-
gan bercak warna abu-abu pada seluruh
profil.
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
31/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan26
6 LAMBAT
SEKALI
tekstur liat yang lengket dan masif, dengan
struktur kubus atau prisma serta permukaan
yang mengkilat. Akar menjadi datar dan
terdapat di sela-sela struktur. Warna gelap
kekuning-kuningan, keabu-abuan atau hi-
tam, biasanya terdapat bercak yang jelas
kekuning-kuningan atau kebiru-biruan
tanah sama sekali tidak menggumpal
tanah laterit yang masif, disemen dan tidak
tembus perakaran
batuan padat tanpa retakan dan tidak tem-
bus perakaran
Tidak ada air bebas memasuki tubuh
tanah. Muka air tanah hampir dekat
dengan permukaan tanah sepanjang ta-
hun
Tabel 9. Kriteria Permeabilitas Tanah atas dasar Kandungan Tekstur,
Struktur dan Batuan
Kode Kriteria Kecepatan KANDUNGAN
mm/jam Tekstur Struktur Batuan
1. Cepat > 125 kasar remah -
2. Agak Cepat 65 - 125 agak kasar granular -
3. Sedang 20 - 65 agak kasar granul kasar -
4. Agak Lambat 5 - 20 sedang kb/prisma kc lunak
5. Lambat 1 - 5 agak halus kb/prisma bs 1/2 masif
6. Lambat Sekali < 1 halus kb/prisma masif
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
32/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan27
Lampiran 3.
KECEPATAN INFILTRASI
Tabel 10. Kriteria Kelas Kecepatan Infiltrasi dan Kesesuaian Lahan
KODE KELAS KRITERIA KESESUAIAN LAHAN
0 sangat buruk pergerakan air tanah buruk, sehingga
muka air tanah untuk waktu lama,
yang dapat ditemui didaerah dataran
atau cekungan.
tanah ini terlalu basah bagi
tanaman pertanian, kecuali
tanaman padi, sehingga
menghambat pertumbuhan
tanaman.
1 buruk pergerakan air sangat lambat se-
hingga tanah tetap basah untuk
jangka waktu lama, tetapi tidak
menggenang. Muka air tanah dekat
dengan permukaan atau pada per-
mukaan.
penggunaan tanah ini memer-
lukan infiltrasi pada batuan.
2 terhambat pergerakan air cukup lambat se-hingga mampu mempertahankan
keadaan basah untuk beberapa
waktu. Terdapat lapisan kedap air
dengan muka air tinggi, rembesan.
pertumbuhan tanaman perta-nian menunjukkan gejala ter-
hambat sampai batas tertentu,
dan untuk memperbaiki diper-
lukan infiltrasi pada batuan.
3 cukup pergerakan air tanah agak lambat
sehingga profil tanah basah untuk
waktu singkat tetapi nyata. Mem-
punyai lapisan cukup kedap atau
langsung dibawah solum terdapat
muka air bumi nisbi tinggi, penam-
bahan air dari rembesan.
tanah cukup sesuai untuk ber-
bagai macam tanaman perta-
nian.
4 baik air segera lenyap dari tanah tetapitidak cepat, tanah bertekstur sedang.
tanah mampu memberikanlengas optimum untuk pertum-
buhan tanaman setelah hujan
atau penambahan air irigasi.
5 agak berlebih air lenyap dengan cepat, tanah ada
yang mengandung batuan, diferen-
siasi horison sedikit, berpasir atau
sangat sarang.
hanya beberapa jenis tanaman
pertanian mampu tumbuh,
umumnya memberikan hasil
rendah kecuali jika dilakukan
irigasi.
6 berlebih air lenyap dari tanah sangat cepat.
Tanah berbatu dan sangat sarang,
yang sering ditemui pada tanah Lito-
sol.
tidak sesuai untuk tanaman
pertanian, khususnya tanaman
pangan.
Lampiran 4.
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
33/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan28
SIMBOL HORIZON
A. Horizon Organik (O)
Tumpukan serasah segar atau telah terurai dan sebagian tercampur dengan bahan mineral.
Dengan batasan sebagai berikut :
1. terbentuk diatas bagian mineral profil tanah mineral2. tidak jenuh air lebih dari beberapa hari dalam setahun, dan mengandung > 35%
bahan organik di lapisan atas
3.jika kandungan liat > 50% maka kandungan bahan organik = 10%4.jika tidak mengandung liat, maka kandungan bahan organik = 20%5. jika kandungan liat antara 0-5%, maka kandungan bahan organik setara dengan
20+(0,2 x % liat)
O1 : horison organik yang terbentuk dari bahan tumbuhan atau hewan
yang morfologinya masih dapat dilihat secara kasat mata
O2 : horison organik yang bentuk bahan asalnya (tumbuhan atau he-
wan) sudah sulit untuk dikenali secara kasat mata.H : horison dari bahan organik pada lapisan atas yang selalu jenuh air.
B. Horizon Mineral
Horizon mineral mempunyai ciri-ciri organis, antara lain :
1. jika tidak mengandung liat, kandungan C-organik < 12%
2. jika kandungan liat > 60%, kandungan C-organik > 18%
3. jika kandungan liat 0 - 60%, kandungan C-organik 12-18%.
A horison tanah mineral dipermukaan yang memiliki bahan organik yang telah
terurai dan memenuhi persyaratan sebagai hasil pembentukan tanah.
A1 horison mineral yang terbentuk pada atau berdekatan dengan permukaan
tanah, sebagai tempat bahan organik terhumifikasi.
A2 horison mineral yang memperlihatkan kehilangan liat, besi atau almunium,
dan meningkatkan kandungan kuarsa dan mineral lapuk lainnya.
A3 horison peralihan antara horison A dan B, serta didominasi oleh watak hori-
son A1 dan A2 diatasnya serta sejumlah watak sub-ordinat B dibawahnya.
AB horison peralihan antara horison A dan B yang bagian teratas didominasi wa-
tak horison A dan bagian bawah horison B, dan horison ini sulit dikategorikan
sebagai horison A3 atau B.
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
34/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan29
A dan B horison yang mempunyai watak seperti horison A2, kecuali sebagian ( 3.
Huruf Kecil pembagian lebih lanjut dari horison utama dan menunjukkan proses
pembentukan tanah. Penulisannya dibelakang huruf besar, dan da-
pat mencantumkan lebih dari satu huruf.
a bahan organik saprik
b horison tertimbun
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
35/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan30
c
ca
cs
cn
: peningkatan bentuk konkresi
: penimbunan karbonat-karbonat alkali tanah, terutama kalsium
: penimbunan kalsium sulfat
: penimbunan konkresi-konkresi atau bintil keras yang banyak mengandungseskuioksida dengan atau tanpa fosfor.
d
e bahan organik hemikf
g karatan besi dan mangaan hasil proses oksida dan reduksi
h peningkatan kadar bahan organik dalam tanah mineral
i bahan organik fibrik
j
k peningkatan kadar CaCO3
l
m untuk lapisan yang tersementasi
n penimbunan natrium
o
p lapisan olah
q aluminium silika
r gejala reduksi yang kuat karena pengaruh air tanah
s
sa
si
: penimbunan seskuioksida
: penimbunan garam-garam lebih larut dari kalsium sulfat
: penyemenan bahan bersilikat yang dapat larut dalam alkali.t iluviasi liat
u
v
w tanda gejala pelapukan, berupa peningkatan kandungan liat, perubahan warna,
pembentukan struktur.
x lapisan fragipan
y akumulasi gyps
z akumulasi garam yang lebih mudah larut dari pada gyps
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
36/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan31
Lampiran 5.
BATAS LAPISAN TANAH
1. Topografi Batas Horison
2. Lebar Batas Horison
3. Tebal Horison
1. TOPOGRAFI BATAS HORISON
Tabel 11. Kategori Batas Horison dengan Kriterianya
KATEGORI KRITERIA
RATA jika mendekati bentuk datar
BEROMBAK jika jarak antara batas cekungan/cembungan lebih lebar
dari pada jeluk cekungan/cembungan dari garis penengah
mendatarnya
TIDAK BERATURAN jika jarak antar batas cekungan/cembungan lebih sempit
dari pada jeluk cekungan/cembungan dari garis penengah
mendatarnya
PATAH jika ada garis batas yang putus akibat adanya lidah-lidah
horison diatas atau dibawahnya
2. LEBAR BATAS HORISON
MENDADAK lebar < 2,5 cm
TEGAS lebar 2,5 - 6,5 cm
BERTAHAP lebar 6,5 - 12,5 cm
BAUR lebar > 12,5 cm
3. TEBAL HORISON
Ditetapkan dengan menghitung selisih pengukuran jeluk batas bawah dan batas atas suatu
horison dari permukaan tanah.
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
37/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan32
Lampiran 6.
WARNA TANAH(MUNSELL SOIL COLOR CHARTS)
A. WARNA MATRIX
1. Nilai Hue : menunjukkan warna dasar yang dominan dan berhubungan den-
gan panjang gelombang cahaya yang dominan. Dimana terdapat 5
warna dasar yaitu merah, kuning, hijau, biru dan ungu, dengan no-
tasi hue 10 R (merah), 2,5 YR, 5 YR, 7,5 YR, 10 YR (merah ke-
kuningan), dan 5 Y (kuning)
2. Nilai Value : kecemerlangan nisbi suatu warna baku terhadap lainnya dengan
perkiraan nilai akar kuadrat dari jumlah total cahaya. Dimana pen-
jabaran warna kecemerlangan nisbi berkisar dari hitam-mutlak (0)
sampai putih-mutlak (10).
3. Nilai Chroma : menunjukkan kemurnian nisbi atau kekuatan warna dasar terha-
dap warna-warna dasar mutlaknya, yang mana kekuatannya men-
ingkat dengan berkurangnya warna keabu-abuan. Semakin kekiri
warna tanah semakin abu-abu dengan nilai 0, dan semakin kekanan
nilai menjadi 8.
merah pucat coklat kemerah-
an terang
merah terang
6/
N 6/ 6/2 6/4 6/6 6/8
abu-abu
5/
N 5/ 5/2 5/4 5/6 5/8
abu-abu kelam merah coklat kemerah-
an
merah
4/
V N 4/ 4/2 4/4 4/6 4/8
AL
U
E
abu-abu sangat
kelam
merah kusam
3/
N 3/ 3/2 3/4 3/6
merah kelam
hitam merah sangat
kusam
coklat kemera-
han kelam
2,5/
N 2,5/ 2,5/2 2,5/4
/0 /2 /4 /6 /8
CHROMA
Gambar 1. Contoh Lembar Kartu Warna dari Munsell Soil Color Charts
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
38/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan33
B. WARNA BERCAK
1. Ukuran
Tabel 12. Kriteria Ukuran Warna Bercak Profil Tanah
Simbol
Kelas
Kriteria Ukuran (mm)
1 sangat halus sekali < 12 sangat halus 1 - 2
3 halus 2 - 5
4 medium 5 - 15
5 besar > 15
2. Kekontrasan
Tabel 13. Kriteria Kekontrasan Warna Bercak terhadap Warna
Matrix Tanah
Simbol
Kelas
Kriteria Deskripsi
1 lemah - bercak terlihat samar-samar, hanya dari jarak
dekat saja- hue sama dengan warna tanah, tetapi berbeda
value < 2 satuan dan chroma < 1 satuan
2 tegas - bercak mudah dilihat kurang menyolok
- hue seperti warna tanahnya, dibedakan oleh
value < 1 sampai < 4 satuan atau oleh chroma
< 1 satuan atau juga oleh 1 hue (2,5 satuan)
dengan value 2 satuan
- bercak dapat berupa matrix sinambung, atau
paduan warna > 2 warna
3 menyolok - bercak sangat menyolok pada kenampakan
salah satu horison
- berbeda 2 hue (5 satuan) dengan warna tanahjika value dan chromanya sama
- jika hue sama maka value berbeda > 2 satuan
atau jika hue berbeda 2,5 satuan maka
chroma berbeda 1 satuan
3. Kelimpahan
Tabel 14. Kriteria Prosentase Kelimpahan Warna Bercak
Simbol Kelas Kriteria Prosentase Bercak (%)
1 tidak ada bercak 0
2 sedikit < 2
3 sedang 20 - 40
4 sangat banyak > 40
Lampir
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
39/51
PENAFSIRAN NA
ANALISA FISIKA DAN K
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan
Lampiran 7.
TEKSTUR TANAH
Tabel 15. Kelompok Kelas Tekstur Tanah dan Prosentase Kandungan KetigaFraksi Pasir, Debu dan Liat
KELAS TEKSTUR KRITERIA %
DB+Psh
%
PASIR
%
DEB
KASAR 1. Pasir
(Sand)- rasa kasar sangat jelas
- tidak melekat
- tidak dapat dibentuk bola dan gulungan
10 84 - 100 0 -
2. Pasir Berlempung
(Loamy Sand)- rasa kasar jelas
- sedikit sekali melekat
- dapat dibentuk bola yang mudah sekali han-
cur
26 70 - 90 0 -
AGAK
KASAR
3. Lempung Berpasir
(Sandy Loam)- rasa kasar agak jelas
- agak melekat
- dapat dibuat bola, mudah hancur
43 44 - 85 0 -
SEDANG 4. Lempung
(Loam)- rasa tidak kasar dan tidak licin
- agak melekat
- dapat dibentuk bola agak teguh, dapat sedikit
dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat
62 22 - 53 28 -
5. Lempung Berdebu
(Silty Loam)- rasa licin
- agak melekat
- dapat dibentuk bola agak teguh, gulungan den-
gan permukaan mengkilat
81 0 - 50 50 -
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
40/51
PENAFSIRAN NA
ANALISA FISIKA DAN K
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan
6. Debu
(Silt)- rasa licin sekali
- agak melekat
- dapat dibentuk bola teguh, dapat digulung den-
gan permukaan membulat
94 0 - 20 80 -
AGAK
HALUS
7. Lempung Berliat
(Clay Loam)
- rasa agak licin
- agak melekat- dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibentuk
gulungan yang agak mudah hancur
52 22 - 46 15 -
8. Lempung Liat Ber-
pasir
(Sandy Clay Loam)
- rasa agak halus dengan sedikit bagian agak ka-
sar
- agak melekat
- dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibentuk
gulungan mudah hancur
24 45 - 80 0 -
9. Lempung Liat Ber-
debu
(Silty Clay Loam)
- rasa halus agak licin
- melekat
- dapat dibentuk bola teguh, gulungan mengkilat
64 0 - 22 40 -
HALUS 10. Liat Berpasir
(Sandy Clay)- rasa halus, berat tetapi terasa sedikit kasar
- melekat
- dapat dibentuk bola teguh, mudah digulung
13 45 - 65 0 -
11. Liat Berdebu
(Silty Clay)- rasa halus, berat, agak licin
- sangat lekat
- dapat dibentuk bola teguh, mudah digulung
53 0 - 20 40 -
12. Liat
(Clay)- rasa berat, halus
- sangat lekat
- dapat dibentuk bola dengan baik, mudah
digulung
27 0 - 45 0 -
Keterangan : DB+Psh : Debu + Pasir sangat halus
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
41/51
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
42/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan11
Tanah diremas-remas
dengan membasahi
sedikit demi sedikit
Tanah dibentuk bola
dengan dikepal-kepal
Tanah dibentuk pita
ditekan-tekan antara
ibu jari dan telunjuk
DAPAT
TIDAK
TIDAK
1. Pasir(Sand)
2. Pasir Berlempung
(Loamy Sand)
< 2.5 cm 2,5 - 5 cm > 5 cm
DAPAT
lalu patah
sepanjang
Tanah dibuat bubur
digosok dengan jari
pada telapak tangan
Gambar 5. Penetapan Tekstur Tanah Berdasarkan Rasa Rabaan
dan Gejala Konsistensi
KELAS
LEMPUNG
KELAS
LIAT BERLEMPUNG
KELAS
LIAT
3. Lempung Berpasir
(Sandy Loam)8. Lempung Liat Berpasir
(Sandy Clay Loam)10. Liat Berpasir
(Sandy Clay) KASARYA
YA HALUS
LICIN
SAMA
RASA
5. Lempung Berdebu
(Silty Loam)9. Lempung Liat Berdebu
(Silty Clay Loam)11. Liat Berdebu
(Silty Clay)
12. Liat
(Clay)
7. Lempung Berliat
(Clay Loam)
4. Lempung
(Loam)
6. Debu
(Silt)
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
43/51
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
44/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan13
Lampiran 8.
STRUKTUR TANAH
Tabel 18. Tingkat Perkembangan Struktur Tanah
0. Belum berkembang : tanpa agregasi
1. Berkembang lemah : struktur terbentuk buruk, tidak tegas, dan jika hancur akan men-jadi suatu campuran struktur hancur banyak dan bahan tidak
teragregasi
2. Berkembang sedang : struktur terbentuk baik, cukup mantap, pada tanah tidak ter-ganggu tidaklah tegas, dan jika hancur menjadi sejumlah struk-
tur patah dan sedikit bahan tidak teragregasi
3. Berkembang kuat : struktur terbentuk baik, mantap, tegas terkait lemah denganstruktur lain dan jika hancur hampir seluruhnya berupa struktur.
Tabel 19. Matriks Hubungan Bentuk dan Ukuran Struktur Tanah
UKURAN (mm)
KODE BENTUK STRUKTUR sh h m k sk
y platy Lempeng < 1 1 - 2 2 - 5 5 - 10 > 10
p prismatic Prismatik < 10 10 - 20 20 - 50 50 - 100 > 100
c columnar Tiang< 10 10 - 20 20 - 50 50 - 100 > 100
b blocky Kubus < 5 5 - 10 10 - 20 20 - 50 > 50
s sub-angular blocky Kubus 1/2 membulat < 5 5 - 10 10 - 20 20 - 50 > 50
a angular blocky Kubus membulat < 5 5 - 10 10 - 20 20 - 50 > 50
r crumb Remah < 1 1 - 2 2 - 5 5 - 10 > 10
l loose Granular, Lepas < 1 1 - 2 2 - 5 5 - 10 > 10
m masif Padat - - - - -
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
45/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan14
Lampiran 9.
KONSISTENSI
Konsistensi basah : ditetapkan pada contoh tanah dengan kadar air sedikit diatas ka-
pasitas lapang
a. Kelekatan : masa tanah dijepit diantara ibu jari dan jari telunjuk
b. Keplastisan : masa tanah digulung-gulung dan dirubah bentuk
Konsistensi lembab : ditetapkan pada contoh tanah dengan kadar air antara kering an-
gin sampai kapasitas lapang
Konsistensi kering : ditetapkan pada contoh tanah kering angin
Tabel 20. Kriteria Tingkatan Konsistensi Tanah dalam Keadaan Basah
KONSISTENSI BASAH KONDISI
ss : Slightly Sticky agak lekat : agregat tanah dapat menempel pada kedua jari, tetapijika saling ditolakkan akan tertarik ke salah satu jari tan-
pa menyebabkan pemisahan agregat tanah
s : Sticky lekat : masa tanah jika dipijit antara kedua jari akan merentang jika kedua jari saling ditolakkan dan jika penolakan
diteruskan menyebabkan terpisah dan saling melekat
pada kedua jari
vs : Very Sticky sangat lekat : masa tanah mempunyai gaya adhesi yang menyulitkanpemisahan jari-jari yang digunakan untuk memijitnya
po : Non Plastic tidak plastis : masa tanah tidak dapat digulung kecil
ps : Slightly agak plastis : masa tanah dapat digulung kecil, tetapi mudah rusak
p : Plastic plastis : masa tanah mudah dibuat gulungan kecil dan mudahdiubah bentuk
vp : Very Plastic sangat plastis : masa tanah dapat digulung kecil, sedangkan untuk men-gubah bentuknya memerlukan piritan cukup kuat
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
46/51
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
47/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan16
Lampiran 10.
HORISON PENCIRI
1. Epipedon
M Molik : bahan organik lebih 1 %, warna lembab dengan value kurang dari3,5 tebal 18 cm atau lebih, kejenuhan basa lebih dari 50 %
O Okrik : horison warna terang dengan value lembab lebih dari 3,5; bahan or-ganik kurang dari 1 % atau keras s/d sangat keras dan masif
U Umbrik : seperti molik dengan kejenuhan basa kurang dari 50 %
H Histik : horison permukaan yang mengandung bahan organik tinggi lebih dari20 %
A Antrophik : seperti molik mengandung lebih dari 250 ppm P2O5 larut dalamasam sitrat
P Plagen : memiliki ketebalan lebih dari 50 cm, warna hitam, terbentuk karenapemupukan organik atau pupuk kandang yang terus menerus
R Arenik : horison yang banyak mengandung pasir dengan ketebalan lebih dari50 cm terletak diatas horison argilik
G Glossarenik : seperti arenik dengan ketebalan lebih dari 100 cm
2. Endopedon
i Agrik : horison bawah lapisan olah dimana terdapat akumulasi debu, liat, danhumus
a Albik : horison warna pucat atau horison pencucian (eluviasi = A2) warnadengan value lembab lebih dari 5
r Argilik : horison penimbunan liat atau horison B yang paling sedikit men-gandung 1,2 kali lebih banyak dari pada liat diatasnya, dan juga ter-
dapat selaput liat
c Kalsik : tebal 15 cm atau lebih yang mengandung karbonat dalam bentukCaCO3 atau MgCO3 sekunder tinggi
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
48/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan17
m Kambik : kriteria yang lemah untuk adanya argilik atau spodik, dengan katalain tidak memenuhi syarat untuk kedua horison tersebut
g Gipsik : harison yang banyak mengandung gipsum CaSO4 sekunder
n Natrik : horison argilik yang banyak mengandung Na
o Oksik : tebal 30 cm atau lebih, dimana KTK (NH4OAc) < 16 me/100 g liatdan KTK (NH4Cl tanpa buffer) < 10 me/100 g liat
t Petrokalsik : horison kalsik yang mengeras
e Petrogipsik : horison gipsik yang mengeras
k Plakik : horison tunggal dengan ketebalan 2-10 mm berwarna coklat kemera-han kelam sampai besi hitam atau panas mangan yang terletak pada
jeluk < 50 cm dari permukaan dan mempunyai permeabilitas sangat
lambat, bergelombang dan bergulir
l Salik : tebal 15 cm atau lebih dimana banyak mengandung garam-garam se-kunder mudah larut
b Sombrik : horison berwarna gelap, dengan sifat-sifat seperti epipedon umbrik,terjadi iluviasi humus tanpa Al dan tidak terletak dibawah horison al-
bik
d Spodik : horison iluviasi seskuioksida bebas dan bahan organik
s Sulfurik : horison banyak mengandung sulfat masam (cat clay), pH < 3,5; ter-dapat karatan terdiri dari jarosit
3. Epiorganik
F Fibrik : kandungan bahan organik kasar atau fibrik lebih dari 2/3
H Hemik : kandungan bahan organik dengan tingkat pelapukan kasar 1/3 - 2/3
S Saprik : kandungan bahan organik kasar kurang dari 1/3
V Humilluvik : iluviasi humus setelah lama untuk bercocok tanam pada tanah organik
K Humik : penimbunan humus
L Limnik : endapan organik atau anroganik dari makhluk hidup di air
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
49/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan18
4. Ciri Khusus
Kr Konkresi : senyawa tertentu yang mengeras, berlapis konsentris (memusat). Ba-han yang disementasikan misalnya kapur, besi, mangan, silikat.
Pd Padas (Pan) : horison atau lapisan yang sangat memadat. Pemadatan oleh besi, ba-han organik, silikat, kapur, liat, debu (bentukan genetis atau karena
tekanan atau berat)
Ot Orterde : penimbunan besi dan bahan organik tanpa sementasi
Os Orstein : penimbunan besi dan bahan organik dengan sementasi
Fg Fragipan : lapisan tanah yang teguh, mudah pecah, kepadatan tinggi. Tampakmemadas bila kering, tetapi mudah pecah bila lembab
Dp Duripan : lapisan tanah yang teguh, tak tembus air dan akar
Pl Pasir liat : lapisan atau horison yang padat, kaya akan liat, batas dengan horisondiatasnya jelas
Pt Plinthit : bahan liat lapuk, kaya seskuioksida, miskin humus, biasanya sebagaikaratan-karatan merah diatas dasar kelabu atau dasar merah dengan
karatan kelabu atau putih, berbentukpoligonal atau berjaring-jaring,memadat irreversible atau beralih irreversible ke konkresi dalamkeadaan basah atau kering berulang-ulang; batas-batas ke atas dan ke
bawah baur atau berangsur-angsur
Kt Krotovinas : corak yang berbentuk pipa tak teratur dalam suatu horison, terbentukdari bahan berasal horison yang lain
Ss Slickenside : permukaan-permukaan licin dan mengkilap disebabkan oleh massatanah satu dan lainnya saling menggesek/menggeser
Sl Selaput liat : selaput liat aluminium silikat, biasanya terdapat di bidang-bidang be-lahan struktur atau dalam pori-pori dan terletak sejajar dengan bidang-
bidang belahan struktur, selaput liat mengandung atau tidak mengand-
ung bahan organik dalam jumlah nyata mengeras bila kering. Bagian
lapisan yang mengeras berwarna merah, biasanya mengandung
karatan kuning, abu-abu atau putih
Kl Kontak lithik : batas tanah dengan bahan dibawahnya yang keras dan padu
Kp K.paralithik : batas tanah dengan bahan dibawahnya yang lunak dan padu
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
50/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi, Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan19
5. Regim Temperatur
pg Pergilik : suhu rata-rata tahunan kurang dari 0 oC (Permafrost)
cr Cryic : suhu tanah rata-rata tahunan antara 0 oC - 8 oC, suhu musim panasrata-rata kurang dari 15
oC
fd Frigid : suhu tanah rata-rata tahunan 0 oC - 8 oC, pada musim panas suhurata-rata lebih panas dari Cryic lebih dari 15
oC
ms Mesic : suhu tanah rata-rata tahunan 8 oC - 15 oC
tm Thermic : suhu tanah rata-rata tahunan 15 oC - 22 oC
ht Hyperthermic : suhu tanah rata-rata tahunan lebih dari 22oC
i... ISO..... : perbedaan suhu tanah rata-rata musim panas dan musim dinginkurang dari 15
oC. Suhu tanah rata-rata tahunan = frigid, mesic,
thermic, dan hyperthermic
tp Tropik : mempunyai sifat iso dan suhu tanah rata-rata tahunan lebih dari 18 oC(Isomesic atau lebih panas)
6. Regim Kelembaban (10-90cm)
aq Aquic : tanah sering jenuh air, sehingga terjadi reduksi. Ditunjukkan olehadanya karatan dengan khroma rendah
ar Aridic/Torric : kering lebih dari 6 bulan (bila tanah tidak pernah beku). Tidak per-nah lembab 90 hari berturut-turut atau lebih setiap tahun
pr Perudic : curah hujan setiap bulan selalu melebihi evapotranspirasi
ud Udic : tanah tidak pernah kering 90 hari kumulatif setiap tahun
us Ustic : tanah setiap tahun kering lebih dari 90 hari kumulatif tetapi kurangdari 180 hari
xr Xeric hanya terdapat di daerah beriklim Mediteran (non iso). Setiap tahunkering lebih dari 45 hari (panas) dan lembab lebih dari 45 hari (din-
gin)
8/14/2019 I03 Beny Lampiran Klasifikasi Tanah
51/51
PENAFSIRAN NAMA TANAH DENGAN
ANALISA FISIKA DAN KIMIA DI LAPANGAN
Ir. Beny Harjadi, MSc
Pelatihan Perisalahan Hutan Lanjutan Tahun 1996 di Pusdik Kehutanan CEPU
Praktek Lapangan dan Identifikasi Ketetapan Lokasi Penandaan dan Pemetaan Unit Lahan20
BIODATA BENY HARJADI
Data Diri :
Nama : Ir. Beny Harjadi, MSc.
Tempat/Tanggal Lahir: Surakarta, 17 Maret 1961
NIP/Karpeg : 19610317.199002.1.001/ E.896711
NPWP : 58.678.096.7-532.000Pangkat/Golongan : Pembina / IV
b
Jabatan : Peneliti Madya
Riwayat Pendidikan :
TK : TK Aisyiyah Premulung, Surakarta (1967)
SD : SD Negeri 94 Premulung, Surakarta (1973)
SMP : SMP Negeri IX Jegon Pajang, Surakarta (1976)
SMA : SMA Muhammadiyah I, Surakarta (1980)
S1 : IPB (Institut Pertanian Bogor), Jurusan Tanah/Fak.Pertanian,BOGOR (1987)Kursus LRI (Land Resources Inventory) kerjasama dengan New Zealand selama 9 bulan
untuk Inventarisasi Sumber Daya Lahan (1992), INDONESIA-NEW ZEALAND
S2 : ENGREF (cole Nationale du Gnie Rural, des Eaux et des Forst), Jurusan
Penginderaan Jauh Satelit/ Fak.Kehutanan, Montpellier, PERANCIS (1996)PGD : Post Graduate Diplome Penginderaan Jauh, di IIRS (Indian Institute of Remote
Sensing) di danai dari CSSTEAP (Centre for Space Science & Technology Educationin Asia and The Pasific) Affiliated to the United Nations (UN/PBB : PerserikatanBangsa-Bangsa), Dehradun INDIA (2005).
Riwayat Pekerjaan :
1. Staf Balai Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), Surakarta (1989).2. Ajun Peneliti Madya Bidang Konservasi Tanah dan Air pada BTPDAS-WIB
(Balai Teknologi Pengelolaan DAS Wilayah Indonesia Bagian Barat), 1998.
3. Peneliti Muda Bidang Konservasi Tanah dan Air pada BTPDAS-WIB (BalaiTeknologi Pengelolaan DAS Wilayah Indonesia Bagian Barat), 2001.
4. Peneliti Madya Bidang Konservasi Tanah dan Air pada BP2TPDAS-IBB (BalaiLitbang Teknologi Pengelolaan DAS - Indonesia Bagian Barat), 2005.
5. Peneliti Madya Bidang Pedologi dan Penginderaan Jauh pada BPK (BalaiPenelitian Kehutanan) Solo, 2006
Riwayat Organisasi :
1. Menwa Mahawarman, Jawa Barat (1980 1985)2. HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), (1980 1983)3. Ketua ROHIS BP2TPDAS-IBB, 2 periode (2000-2006)
Penghargaan :
1. Satya Lancana Karya Satya 10 tahun, No. 064/TK/Tahun 2004Alamat Penulis :
1. Kantor : BPK SOLO, d/a Jl.Ahmad Yani Pabelan, Po.Box.295, Surakarta. JawaTengah, Telp/Fax : 0271716709, 715969. E-mail: [email protected]
2. Rumah : Perumahan Joho Baru, Jl.Gemak II, Blok T.10, Rt 04/ Rw VIII,
Kel.Joho, Sukoharjo, Jawa Tengah. Telp : 0271- 591268. HP : 081.22686657E-mail : [email protected]
Top Related