JURNAL TESIS
PENGARUH PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN
E-LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
Oleh:
AKHMAD FATHUROHMAN
NIM: P31.2007.00400
Diajulan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh Gelar
Magister Komputer
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2011
1
PENGARUH PENGEMBANGAN MODEL
PEMBELAJARAN E-LEARNING PADA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
ABSTRACT
e-Learning model development is an alternative that allows to improve the quality of
learning outcomes in FK Unimus.
The purpose of this study: 1) Applying e-learning as a supporter of the conventional
learning process at the Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah Semarang (FK
Unimus), (2) improve the quality of learning to be optimized by implementing e-learning in the
FK Unimus, and (3) students FK Unimus able to increase your own potential in the learning
process through e-learning.
This research study is an action research approach to research and development
(Research and Development), that is by designing a system of information technology-based
learning via the web portal e-Leaning, which applied on FK Unimus, with a sample of 50 student.
Research results: (1) By applying e-learning at the FK Unimus as an alternative to
conventional learning support for media in the learning process, (2) factors supporting the
development of elearning learning in FK Unimus namely (a) the ability to take advantage of the
lecturer in information technology was rated by respondents still relatively poorly, that not all
faculty use information technology in the management of learning, (b) the design of e-learning
learning model, assessed the respondent is still not so good, especially with regard to the number
of learning content and model evaluation, (c) students in general have been quite actively utilize
information technology in learning, and (3) there is significant influence the availability of
information technology facilities, the ability of faculty using information technology, the design
of e-learing teaching models, and the activeness of students using information technology to
achievement FK Unimus student learning, previously in conventional learning student learning
outcomes is still relatively low, whereas after implementing e-learning becomes more student
achievement increases.
From the above results the authors propose the following recommendations (1) To the
leaders FK Unimus expected to improve the facilities of information technology, both hardware,
software, and Internet bandwidth capacity sufficient to smooth the learning process, (2) there
needs to be increased capacity faculty to use information technology so that it can manage well
through the portals of learning with e-learningyangtelah provided, (3) teachers need to direct the
students are clear about the course materials that can be accessed via computer networks (internet
/ intranet). (4) required a synergy between FK Unimus leadership, learning management,
information technology manager FK Unimus, in order to obtain the design model of learning that
can enhance students' learning achievement, (5) required further evaluation of the use of
information technology in learning.
Keyword: development, e-learnin
A. PENDAHULUAN
Upaya-upaya peningkatan prestasi belajar mahasiswa senantiasa terus dilakukan oleh
lembaga pendidikan tinggi, pada setiap faktor yang dapat meningkatkan prestasi belajar
mahasiswa. Terlebih-lebih dengan adanya pemanfaatan perangkat teknologi informasi dan
komunikasi, yang memungkinkan untuk melakukan aktivitas belajar dan mengajar lebih efektif.
2
Pengembangan pendidikan menuju e-learning merupakan suatu alternatif dalam
meningkatkan standar mutu pendidikan, karena e-learning merupakan satu penggunaan teknologi
internet dalam penyampaian pembelajaran dengan jangkauan luas dan berlandaskan tiga kriteria
yaitu: (1) e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan,
mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna
terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar, (3)
memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma
pembelajaran tradisional (Rosenberg 2001; 28).
Dalam pemanfaatan teknologi e-learning diperlukan pertimbangan yang matang,
sehingga dapat memberikan manfaat untuk peningkatan kualitas hasil belajar. Analisis diperlukan
menyangkut tersedianya hardware khususnya komputer (dengan network-nya), listrik, jaringan
internet, dan software-nya khususnya tersedianya tenaga, bahan ajar yang siap di-online-kan dan
management course tools yang akan dipakai, dan lain sebagainya.
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang (FK Unimus), adalah salah
satu lembaga pendidikan tinggi yang sedang berupaya menfaatkan tekonologi informasi ini dalam
kegiatan belajar mengajarnya, model pembelajaran e-learning mulai diaplikasikan sejak awal
perkuliahan dengan harapan dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar yang pada akhirnya
dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.
B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1) Menerapkan pembelajaran e-learning sebagai
pendukung proses pembelajaran konvensional pada Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Semarang, (2) meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih optimal dengan
menerapkan e-learning di Fakultas Kedokteran Unimus, dan (3) mahasiswa FK Unimus mampu
meningkatkan potensi diri dalam proses pembelajaran melalui e-learning.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah: (1) memberikan
deskripsi model pembelajaran e-learning yang efektif untuk dikembangkan pada FK Unimus,
yang dapat dijadikan sebagai masukan untuk upaya-upaya peningkatan kualitas pembelajaran, (2)
emberikan masukan terhadap FK Unimus tentang pemanfaatan e-learning oleh dosen dan
mahasiswa dalam aktivitas belajar mengajar, (3) Memberikan masukan terhadap universitas
sehingga dapat mendukung aktivitas pembelajaran dengan model e-learning, (4) meningkatkan
kultur akademik yang tinggi pada FK Unimus dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
3
Manfaat bagi ipteks: (1) Pengembangan teknologi pembelajaran yang didukung pemanfaatan
teknologi informasi; (2) rekomendasi pengembangan perangkat lunak e-learning yang lebih
efektif dan efisien pada fakultas kedokteran.
D. KAJIAN PUSTAKA
E-learning merupakan pembelajaran yang memerlukan alat bantu elektronika. Bisa
berupa technology base learning seperti audio dan video atau web-base learning (dengan bantuan
perangkat komputer dan internet).
1. Pengetian e-learning
Soekartawi (2008) menyebutkan bahwa e-learning atau electronic learning kini semakin
dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju
maupun di negara yang sedang berkembang. Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda-
beda dengan e-learning, namun pada prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang
menggunakan jasa elektronika sebagai alat bantunya.
e-learning terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronica’
dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan
menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Jadi dalam pelaksanaannya e-learning
menggunakan jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya.
2. Arsitektur Teknologi Pembelajaran e-learning
Arsiteknur teknologi sistem pembelajaran sampai saat ini yang banyak digunakan pada
adalah Learning Technology Systems Architecture (LTSA). LTSA dipandang sebagai sistem yang
relatif lengkap untuk pengembangan teknologi pembelajaran. Hal ini sejalan dengan yang
dipaparkan oleh Kridanto Surendro (2005) bahwa LTSA merupakan hasil penelitian yang
dilakukan oleh divisi edutool dari Farance Incorporation yang dikembangkan berdasarkan IEEE
1484. LTSA adalah arsitektur yang menggambarkan rancangan sistem level tinggi beserta
komponen-komponennya. LTSA mencakup sistem yang banyak dikembangkan dan dikenal
sebagailearning technology, education and training technology, computer-based training,
computer assisted instruction, intelligent tutoring, metadata, dan sebagainya. Arsitektur ini
bersifat netral terhadap aspek pedagogi, isi, budaya, dan platform dari suatu sistem pengajaran.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa LTSA terdiri dari lima lapis arsitektur yang dapat dilihat
pada gambar 1. Setiap layer menggambarkan sebuah sistem padalevel yang berbeda. Layer yang
lebih tinggi memiliki prioritas yang lebih besar dan berpengaruh dalam analisis dan perancangan
sistem. Dengan kata lain, layer yang lebih tinggi merupakan abstraksi darilayeryang di bawahnya,
sedangkan layeryang lebih rendah merupakan implementasi dari layer yang di atasnya.
4
Gambar 1. Lapis Arsitektur LTSA
Adapun layer-layer di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.
Layer 1: Learner and Environment Interactions, lapisan ini berfokus pada akuisisi, transfer,
pertukaran, formulasi, dan penemuan dari siswa terhadap pengetahuan dan/atau informasi melalui
interaksi dengan lingkungannya.
Layer 2: Learner-Related Design Features, lapisan ini berfokus pada pengaruh atau efek yang
dimiliki siswa pada perancangan dari sistem pembelajaran.
Layer 3: System Components, lapisan ini mendeskripsikan komponen dasar arsitektur yang
diidentifikasi pada lapis ke-2.
Layer 4: Implementation Perspectives and Priorities, lapisan ini mendeskripsikan sistem
pembelajaran dari berbagai perspektif dengan mengacu padalapis ke-3. LTSA telah
memformulasikan lebih dari 120stakeholder perspective. Setiap stakeholder memiliki perspektif
yang berbeda terhadap sistem pembelajaran.
Layer 5: Operational Components and Interoperability, lapisan ini mendeskripsikan komponen
dan antarmuka yang bersifat generik dari arsitektur pembelajaran berbasis teknologi informasi
seperti yang diidentifikasi pada lapis ke-4. Dengan mengetahui standar interoperabilitas(codings,
APIs, protocols) yang digunakan maka dapat ditingkatkan pemahaman terhadap sistem dan dapat
diketahui interoperabilitas potensialnya.
Adapun komponen-komponen sistem LTSA pada leyer 3 sebagai layer inti sistem
pembelajaran dapat digambarkan seperti pada gambar berikut.
5
Delivery Evaluation
SystemCoach
KnowledgeLibrary
Content Index(metadata)
Query Index
LearningContent
Performance (new)
Multimedia Behavior
LearningPrefs
RecordsDatabase
Learning Content
Performance (current)Performance
(history)
LearnerEntity
Gambar 2. komponen-komponen sistem LTSA
Gambar di atas menunjukkan, hal-hal sebagai berikut.
a. Proses, yang meliputi entitas siswa (learner entity), evaluasi (evaluation), pelatih (System
coach), dan pengiriman (delivery). Proses dideskripsikan dengan batasan, input, proses
(fungsionalitas), dan output.
b. Penyimpanan data, yang meliputi rapor siswa (raport record) dan sumber daya pembelajaran
(knowledge library). Penyimpanan data dideskripsikan dengan tipe dari informasi yang
disimpan dan dengan metode search, retrieval, dan update.
Aliran data, yang meliputi perilaku, penilaian, informasi siswa, query, info katalog,
lokator, materi pembelajaran, multimedia, konteks interaksi, dan preferensi pembelajaran. Aliran
data dideskripsikan dengan konektivitas (one-way, two-way, static connections, dynamic
connections,dan sebagainya) dan tipe informasi yang dialirkan.
Komponen–komponen tersebut dikelompokkan menjadi tiga bagian:
a. Proses, yang meliputi entitas siswa, evaluasi, pelatih, dan pengiriman.
Proses dideskripsikan dengan batasan, input, proses (fungsionalitas), dan output.
b. Penyimpanan data, yang meliputi rapor siswa dan sumber pembelajaran. Penyimpanan data
dideskripsikan berdasarkan tipe dari informasi yang disimpan serta metode search, retrieval,
dan update.
c. Aliran data, yang meliputi preferensi pembelajaran, perilaku, informasi penilaian, informasi
pembelajar, query, info katalog, lokator, konten pembelajaran, multimedia, konteks interaksi.
Aliran data dideskripsikan berdasarkan konektivitas (one-way,two-way,static connections,
dynamic connections, dan sebagainya) dan tipe informasi yang dialirkan.
2. Kerangka Berpikir
Bahwa dalam pengembangan model pembelajaran e-learning, merupakan hal yang
penting untuk dikembangkan khususnya pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
6
Semarang. E-learning dapat dikembangkan jika perangkat pendukung e-learning diantaranya
adalah ketersediaan infrastruktur e-learning berupa perangkat keras dan lunak teknologi
informasi, kemampuan dosen dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk pengembangan e-
learning, disain model pembelajaran melalui e-learning, keaktifan mahasiswa memanfaatkan e-
learning,yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi yang positif yang berpengaruh
terhadap peningkatan kualitas pembelajaran Mahasiswa FK Unimus.
Selanjutnya kerangka berpikir ini digambarkan ebagai berikut.
Gambar 2.9. Kerangka Berpikir Penelitian
E. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and
Development). Hal ini berkaitan dengan tujuan utama penelitian yakni untuk mengetahui: (1)
seperti apa model pengembangan pembelajaran e-learning yang dapat dikembangkan pada
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang; (2) potensi pendukung yang dapat
diupayakan untuk mengembangkan model pembelajaran e-learning di fakultas Kedokteran
Unimus; (3) mendapatkan model pembelajaran e-learning yang efektif untuk dapat meningkatkan
hasil belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. Seperti
dijelaskan oleh Borg & Gall (1983:772) “Educational research and development (R & D) is a
process used to develop and validate educational products”. Maksud penggunaan istilah produk
pendidikan (educational products) dijelaskan lebih jauh, tidak hanya mencakup wujud material
seperti buku-buku teks, film-film pembelajaran dsb; tetapi juga berhubungan dengan
Peningkatan Kualitas
Pembelajaran FK Unimus
Faktor Pendukung E-
learing
Ketersediaan
Perangkat TI
Kemampuan Dosen
Memanfaatkan TI
Keaktifan Mahasiswa
Menaftaatkan e-learing
Model Pembelajaran e-learing yang
Berpengaruh terhadap Hasil Belajar
Mahasiswa FK Unimus
Disain model
pembelajaran e-
learning
7
pengembangan proses dan prosedur, seperti pengembangan metoda atau model. Dengan dasar
tersebut, maka pendekatan penelitian dan pengembangan dipandang memiliki relevansi yang
tinggi untuk mengembangkan model pemerataan dan perluasan akses pendidikan bermutu
berbasis potensi daerah dan standar nasional pendidikan.
Gambar 4. Desain Model Penelitian
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa:
a. Research and information collecting; termasuk dalam langkah ini antara lain studi literatur
yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, dan persiapan untuk merumuskan kerangka
kerja penelitian;
b. Planning; termasuk dalam langkah ini merumuskan kecakapan dan keahlian yang berkaitan
dengan permasalahan, menentukan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan, dan jika
diperlukan melaksanakan studi kelayakan secara terbatas;
c. Develop preliminary form of product, yaitu mengembangkan bentuk permulaan dari produk
yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini adalah persiapan komponen pendukung,
menyiapkan pedoman dan buku petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap keyakan alat-alat
pendukung;
d. Preliminary field testing, yaitu melakukan ujicoba lapangan awal dalam skala terbatas,
dengan melibatkan 1 sampai dengan 3 sekolah, dengan jumlah 6 – 12 subjek. Pada langkah
ini pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi atau
angket;
e. Main product revision, yaitu melakukan perbaikan terhadap produk awal yang dihasilkan
berdasarkan hasil ujicoba awal. Perbaikan ini sangat mungkin dilakukan lebih dari satu kali,
sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam ujicoba terbatas, sehingga diperoleh draft produk
(model) utama yang siap diujicoba lebih luas;
Research and
information
collecting
Planning Develop primary
form of product
Preliminary
field testing
Main Product
Revision
Main field
testing Operational
product revision
Operational
field testing
Final product
revision
Dissemination and
implementation
1 2 3 4
5 6 7 8
9 10
Tahap I
Tahap II Ket:
1- 5 :Tahap I
6 – 10 : Tahap II
8
f. Main field testing, biasanya disebut ujicoba utama yang melibatkan seluruh dosen dan
mahasiswa FK Unimus.
g. Operational product revision, yaitu melakukan perbaikan/penyempur-naan terhadap hasil
ujicoba lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah merupakan desain model
operasional yang siap divalidasi;
h. Operational field testing, yaitu langkah uji validasi terhadap model operasional yang telah
dihasilkan;
i. Final product revision, yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap model yang dikembangkan
guna menghasilkan produk akhir (final);
j. Dissemination and implementation, yaitu langkah menyebarluaskan produk/model yang
dikembangkan pada Fakultas Kedokteran Unimus.
2. Populasi dan sampel penelitian
Populasi penelitian ini adalah dosen dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Semarang yang terdaftar pada tahun akademik 2008/2009. Sedangkan sampel
penelitian ini adalah dosen dan mahasiswa FKUnimus angkatan I Tahun Akademik 2008/2009.
2. Teknik Pengmpulan Data
Sesuai dengan langkah penelitian di atas selanjutnya data yang berupa data kuantitatif
dan data kualitatif, data kuantitatif berupa penilaian /pendapat responden tentang variabel
penelitian (1) ketersediaan perangkat teknologi informasi, (2) kemampuan dosen memanfaatkan
teknologi informasi, (3) disain pembelajaran e-learning, dan (4) keaktifan mahasiswa
memanfaatkan e-learning, diambil menggunakan instrumen berupa angket, sedangkan nilai
prestasi belajar mahasiswa diambil dari data dokumentasi hasil tes akhir ujian mata kuliah / blok
pada mata kuliah yang memanfaatkan teknologi pembelajaran e-learing. Sedangkan data
kualitatif pengembangan model pembelajaran e-learning dan data pendukung lainnya didapatkan
dari hasil Focus Group Discussion dengan dosen, tim teknologi informasi dan mahasiswa FK
Unimus, workshop pengembangan pembelajaran dengan dosen, dan wawancara mendalam
(indepth interview) terhadap dosen dan mahasiswa FK Unimus.
3. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan karakteristik penelitian yang dilakukan, data yang dihasilkan dari
kuesioner dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif untuk melihat kecenderungan-
kecenderungan yang terjadi. Sedangkan data yang bersifat kualitatif yang diperoleh dari hasil
wawancara, FGD, worshop, dan studi dokumen dianalisis dengan teknik analisis data kualitatif
9
model interaktif yang secara simultan terdiri dari tahapan: (1) pengumpulan data, (2) Reduksi
data, (3) penyajian data, dan (4) penarikan kesimpulan/verifikasi.
Untuk uji model pengembangan pembelajaran e-learning dan pengaruh terhadap prestasi
belajar mahasiswa universitas Muhammadiyah Semarang, menggunakan model regresi.
F. HASIL PENELITIAN
1. Ketersediaan Perangkat Teknologi Informasi FK Unimus
a. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana teknologi informasi pada FK Unimus merupakan bagian
tergintegrasi dari sarana dan prasarana secara umum pada Unimus.
Salah satunya adalah jaringan komputer Unimus adalah sebagai salah satu penopang utama untuk
menghubungkan beberapa kampus yang tersebar pada berbagai lokasi kampus, kampus Pusat
Kedungmundu, Kampus Wonodri, Kampus Kasipah, Kampus PPNI, dan Kampus Ngaliyan,
Kampus FK terpusat di Kampus Wonodri. Arsitektur jaringan komputer Unimus seperti
digambarkan di bawah ini
Jaringan komputer menggunakan jaringan kabel dan jaringan nirkabel (wireless), jaringan
kabel digunakan untuk menghubungkan komputer di dalam satu ruang/gedung, sedangkan
jaringan nir kabel digunakan untuk jaringan antar kampus, antar gedung, dan hotspot untuk akses
PC mobile.
Pemanfaatan Jaringan terutama untuk Sistem perpustakaan On-line yang berada di setiap
kampus (Kampus Pusat, Kampus Wonodri FK, Wonodri Fikkes, dan Kampus Kasipah), Sistem e-
learning (Learning managemen System Unimus, sistem administrasi, akses INHERENT dan
internet.
FK Unimus menyediakan terminal akses untuk mahasiswa yaitu berupa PC-PC Desktop
(meja baca) di setiap kampus dan lokasi-lokasi strategis dan nyaman untuk ruang belajar
mahasiswa, di loby setiap gedung dan perpustakaan. Perangkat keras yang digunakan minimal
processor Pentium DualCore. Di samping itu juga semua komputer yang berada di ruang prodi,
ruang dosen, semuanya telah terhubung jaringan dan juga sebagai terminal akses internet,
inherent, maupun intranet.
Untuk akses komputer mobile (Laptop, notebook, ebook, PCPhone) di setiap kampus
disediakan Acces Point, sehingga di setiap lokasi/ruang/tempat di kampus dapat memungkinkan
mahasiswa / dosen dapat mengakses jaringan komputer FK Unimus.
Selain itu juga pada setiap ruang kelas/ruang pembelajaran/ruang tutorial, disediakan,
Perangkat Videconference, PC Desktop multi media, dan LCD Proyektor untuk pendukung
pembelajaran.
10
Menurut data TIK Unimus, perangkat lunak yang digunakan di Unimus di antaranya:
Linux server UBUNTU 9.04, Window Server 2003/2008, Mikrotic Router by Linux, ddrwt
Router by Linux, di samping itu juga masih digunakan sistem operasi Windows XP / Vista untuk
PC Terminal Akses.
Sofware Aplikasi yang digunakan di antaranya adalah Laser Digital Library (Library
Automation Servis = Laser), Sistem Informasi Akademik berbasis PBL, dan perangkat untuk e-
learning yaitu Moodle, PHP 5.2, MySQL, Standard MS Office/ Open Office, perangkat lunak
multimedia, dan lain sebagainya.
b. Pandangan Responden Mengenai Ketersediaan Perangkat Teknologi Informasi
Pandangan responden mengenai ketersediaan perangkat teknologi informasi di FK
Unimus bahwa menurut responden seperti gambar berikut
Gambar 5. Keadaan Ketersediaan Fasilitas TI Unimus
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa menurut penilaian responden ketersediaan
fasilitas TI di FK Unimus adalah cukup memadai, karena penilianan responden secara umum
adalah baik dan sangat baik, responden yang menilai kurang dan tidak baik relatif lebih kecil.
2. Kemampuan Dosen FK Unimus Memanfaatkan Teknologi Informasi
Kemampuan dosen FK Unimus menurut pendapat responden adalah seperti disajikan
pada gambar berikut.
Gambar 6. Kemampuan dosen memanfaatkan TI
11
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa kemampuan dosen memanfatkan TI mendapat
penilaian responden cukup baik dan bahkan kurang baik, yang menilai baik dan sangat baik relatif
kecil. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlu ada upaya peningkatan kemampuan dosen dalam
memanfatkan teknologi informasi.
3. Disain Model Pembelajaran E-Learning
Model pembelajaran e-learning yang dikembangkan pada FK Unimus adalah dengan
beberapa bentuk yang di antaranya adalah.
• Penelurusan Referensi, Penelusuran rerensi yang disarankan bagi mahasiswa adalah dengan
menggunakan mesin pencari (search enggine) misalnya www.google.co.id, di samping
penelusuran menggunakan mesin pencari umum, juga disarankan kepada mahasiswa untuk
memanfaatkan portal ensiklopedi misalnya ensiklopedia bebas.
• E-Book, e-book adalah buku elektronik yang tersedia di internet, baik yang bebas maupun
yang berbayar, direkomendasikan kepad mahasiswa untuk dapat mendownload buku-buku
elektronik sesuai dengan materi-materi perkuliahan.
• e-Jurnal, Jurnal elektronik sangat banyak yang telah dipublikasikan baik itu jurnal lokal,
jurnal regional, jurnal nasional, maupun jurnal internasional. Jurnal-jurnal tersebut ada yang
bebas dan ada pula yang berbayar, Jurnal bebas dapat didownload langsung oleh mahasiswa,
sedangkanyang berbayar Unimus bekerjasama dengan Ditjen Dikti Depdiknas telah
berlangganan Jurnal Internasional yang diantaranya adalah ProQuest, Cengage (Gale),
EBSCO, dan jurnaljurnal lain yang memuat referensi kedokteran.
4. Penyajian Materi Pembelajaran dalam Portal E-learning Unimus
Portal e-learning Universitas Muhammadiyah Semarang telah disiapkan sebagai acuan
dasar belajar pada setiap matakuliah yang ada, dan telah disiapkan oleh dosen. Portal ini
menyediakan fasilitas pengelolaan perkuliahan. Dosen dapat mengembangkan konten-
konten/materi pembelajaran berbasis web, membuat tugas, kuis, soal ujian dan sebagainya yang
dapat dikomunikasikan langsung dengan mahasiswa. Adapun portal e-learning yang dapat
digunakan adalah.
12
Gambar 7. Penyajian Materi Kuliah parasitologi dalam portal e-learning Unimus
Dalam penyajian materi perkuliahaan, dosen menyajikan materi dengan berbagai bentuk
file sajian baik yang berbentuk text dokumen, gambar-gambar, maupun audio video, yang dibuat
sesuai dengan materi pembelejaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
5. Interaksi Dosen dan Mahasiswa (Tatap Muka Online)
Untuk tatap muka online digunakan fasilitas Chatting, forum diskusi, dan video
conference.
6. Model Evaluasi Hasil Belajar
Dalam model pembelajaran dilakukan evaluasi melalui berbagai cara di antaranya adalah
tugas-tugas mahasiswa yang dapat diupload ke portal e-learning Unimus dan kuis, di samping itu
untuk pengujian secara formal tetap dilakukan ujian tertulis dan ujian praktik.
Gambar 8. Contoh Kuis
Penilaian terhadap tugas dan kuis, dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara pemberian nilai
langsung oleh dosen untuk penilaian tugas dan penilaian kuis berbentuk essay, dan ada yang
otomasis sesuai dengan skor yang telah ditentukan untuk kuis-kuis berbentuk benar salah, pilihan
ganda, dan mencocokkan.
13
7. Pandangan Reseponden Mengenai Desain Model e-learning
Desain model pembelajaran e-learning FK Unimus menurut responden bahwa pada
pernyataan model pembelajaran di FK Unimus berbasis teknologi informasi seperti digambarkan
pada grafik berikut.
Gambar 4.5. Persentase Kriteria Disain Model Pembelajaran E-learing
8. Keaktifan Mahasiswa FK Unimus Memanfaatkan Teknologi Informasi
Keaktifan mahasiswa FK Unimus dalam memanfaatkan teknologi informasi bahwa
keaktifan mahasiswa FK Unimus memanfaatkan teknologi informasi secara umum mahasiswa FK
Unimus selalu memanfaatkan komputer untuk mengakses bahan-bahan yang sedang dipelajarinya
(e-book, e-jurnal ilmiah, content e-learning, dll. Secara umum keaktifan mahasiswa
memanfaatkan internet yang didukung oleh kemudahan akses internet di unimus adalah seperti
digambarkan pada grafik berikut.
Gambar 4.5. Persentase Kriteraia Keaktifan Mahasiswa
9. Prestasi Belajar Mahasiswa FK Unimus
Prestasi belajar mahasiswa fakultas kedokteran pada mata kuliah Parasitologi adalah
memiliki rata-rata nilai 71,1 (Baik), standar deviasnya 10,5. Nilai tertinggi yang diperoleh
mahasiswa sebesar 95 (Amat Baik), dan nilai terendahnya adalah 60 (Cukup).
14
Hasil tersebut menunjukkan bahwa prestasibelajar mahasiswa FK Unimus pada mata
kuliah parasitologi relatif baik.
10. Pengaruh Pengembangan Model Pembelajaran E-learing terhadap Prestasi Belajar
Mahasiswa FK Unimus
Untuk mengetahui pengaruh Model pembelajaran e-learning terhadap prestasi belajar
mahasiswa FK Unimus dilakukan analisis regresi dengan hasil persamaan regresinya adalah
sebagai berikut.
Y’ = 27,994 + 6,437 X1 + 4,433 X2 + 2,182 X3+ 3,619 X3
Untuk uji signifikansi persamaan model regresi tersebut dapat dilihat dengan Uji F
regresi sebesar 242.283 dengan signifikansi 0,000, angka tersebut menunjukkan bahwa model
persamaan regresi di atas adalah signifikan karena signifikansi 0,000 jauh lebih kecil
dibandingkan dengan taraf signifikansi 0,05.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan ketersediaan
fasilitas TI, kemampuan dosen memanfaatkan TI, model pembelajaran e-learning, dan keaktifan
mahasiswa memanfatkan TI terhadap prestasi belajar mahasiswa FK Unimus. Adapun koefisien
korelasi gandanya adalah seperti padatabel berikut.
Koefisien korelasi ganda dari model regresi ini adalah 0,978, dan koefisien determinasinya
sebesar 0,957 (95,7%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengaruh ketersediaan fasilitas TI,
kermampuan dosen memanfaatkan TI, modelpembelajran e-learning, dan keaktifan mahasiswa
memanfaatkan TI memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap prestasi belajar mahasiswa
FK Unimus pada mata kuliah Parasitologi.
Secara parsial, setiap variabel memberikan pengaruh yang relatif berbeda antara variabel
satu dan lainnya terhadap prestasi belajar mahasiswa hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel ketersediaan fasilitas TI memiliki koefisien
korelasi parsial sebesar 0,811, kemampuan dosen sebesar 0,602, Disain modelpembelajaran e-
learning 0,326, dan keaktifan mahasiswa sebesar 0,647, hasil ini menunjukkan bahwa yang
memberikan kontribusi terbesar terhadap prestasi belajar adalah ketersediaan fasilitas teknologi
informasi kemudian keaktifan mahasiswa dalam memanfaatkannya, selanjutnya kemampuan
dosen memanfaatkan teknologi informasi, dan terakhir adanya desain model pembelajaran e-
learning yang memadai.
11. Pembahasan
Dari data di atas dapat di lihat bahwa secara umum faktor pendukung pengembangan
model pembelajaran e-learning adalah ketersediaan fasilitas teknologi informasi, kemampuan
dosen memanfaatkan teknologi informasi, disain model pembelajaran e-leaning dan keaktifan
15
mahasiswa memanfaatkan teknologi informasi pada FK Unimus telah cukup memadai, namun
yang perlu diperhatikan adalah keterbatasan bandwidh yang masih disoroti oleh responden belum
mendukung kecepatan akses data pembelajaran yang dibutuhkan, kemampuan dosen belum
sepenuhnya mendapat dukungan positif dari responden, dan disain model pembelajaran e-learning
masih relatif perlu pengembangan, hal ini dapat dipahami karena masih banyak dosen yang
memberikan kuliah secara konvensional, yang belum memanfaatkan teknologi informasi sebagai
sarana mahasiswa untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya, terlebih lebih dosen yang relatif
“sepuh”, yang masih belum dapat maksimal memanfaatkan teknologi informasi.
Diakui pula oleh responden bahwa komputer terminal akses bagi mahasiswa yang tidak
membawa notebook computer masih relatif terbatas, sehingga mahasiswa hanya mengandalkan
komputer notebook yang dimilikinya.
Dari hasil pengujian pengaruh faktor-faktor pembelajaran e-learning terhadap prestasi
belajar mahasiswa diperoleh pengaruh yang signifikan ketersediaan perangkat teknologi
informasi, kemampuan dosen, disain model pembelajaran e-learing, dan keaktifan mahasiswa
dalam memanfaatkan teknologi informasi terhadap prestasi belajar mahasiswa FK Unimus. Hasil
tersebut membuktikan hawa jika fasilitas teknologi informasi semakin memadai, dan kemampuan
dosen semakin meningkat, baiknya sistem/disain model pembejalaran e-learing serta mahasiswa
semakin aktif memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran, maka prestasi belajar
mahasiswa akan semakin baik, dan sebaliknya jika fasilitas teknologi informasi semakin kurang
memadai, kemampuan dosen lemah dalam memanfaatkan teknologi informasi, disain model
pembelajarannya elearningnya kurang baik dan mahasiswa kurang memanfaatkan teknologi
informasi, maka prestasi belajar mahasiswa FK juga akan rendah.
Pengaruh yang paling besar dari ketiga faktor di atas adalah ketersediaan fasilitas
teknologi informasi dan keaktifan mahasiswa, hasil tersebut menunjukkan bahwa jika teknologi
informasi memadai dan mahasiswa aktif memanfaatkannya, maka segala sumber belajar yang ada
dalam dunia internet akan dengan mudah didapatkan oleh mahasiswa yang akan mendukung
proses belajarnya, di samping itu peran dosen mengarahkan mahasiswa mempelajari pokok-
pokok bahasan menjadi hal yang sangat urgen untuk perhatikan. Jika mahasiwa tidak terarah
dalam penelurusan data dan bahan kuliah di internet, keberhasilan belajar mahasiswa juga akan
tidak terarah dan kurang berhasil. Selain itu disain model pembelajaran e-learing juga
mementukan prestasi belajar mahasiswa. Dengan demikian keempat faktor pengembangan model
pembelajaran elearning adalah merupakan faktor utama yang senantiasa perlu diperhatikan, yaitu
ketersediaan fasilitas teknologi nformasi, kemampuan dosen memanfaatkan teknologi informasi,
disain model pembelajaran e-learning, dan keaktifan mahasiswa memanfaatkan teknologi
informasi merupakan hal yang harus seiring dan sejalan dalam mendukung proses belajar
mengajar di FK Unimus.
16
G. Kesimpulan
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
1. Dengan menerapkan e-learning pada Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Semarang, sebagai alternatif pendukung pembelajaran konvensional
untuk media dalam proses pembelajaran.
2. Faktor pendukung pengembangan pembelajaran elearning di FK Unimus yaitu (a)
kemampuan dosen dalam memanfatkan teknologi informasi dinilai oleh responden
masih relatif kurang baik, bahwa belum semua dosen memanfaatkan teknologi
informasi dalam pengelolaan pembelajarannya, (b) disain model pembelajaran e-
learning, dinilai responden masih belum begitu baik, terutama berkenaan dengan
banyaknya konten pembelajaran dan model evaluasinya. Dan (c) mahasiswa pada
umumnya telah cukup aktif memanfaatkan teknologi informasi dalam
pembelajarannya.
3. Ada pengaruh yang signifikan ketersediaan fasilitas teknologi informasi, kemampuan
dosen memanfaatkan teknologi informasi, disain model pembelajaran e-learing, dan
keaktifan mahasiswa memanfaatkan teknologi informasi terhadap prestasi belajar
mahasiswa FK Unimus, yang sebelumnya dalam pembelajaran konvensional hasil
belajar mahasiswa masih relatif rendah, sedangkan setelah menerapkan e-learning
prestasi belajar mahasiswa menjadi lebih meningkat.
H. Rekomendasi
Dari hasil penelitian di atas penulis mengajukan rekomendasi sebagai berikut.
1. Kepada pimpinan FK Unimus diharapkan dapat meningkatkan fasilitas teknologi informasi,
baik perangkat keras, perangkat lunak, maupun kapasitas bandwidth internet yang cukup
untuk kelancaran proses belajar mengajar.
2. Perlu ada peningkatan kemampuan dosen untuk pemanfaatan teknologi informasi sehingga
dapat mengelola pembelajaran dengan baik melalui portal e-learningyangtelah disediakan.
17
3. Dosen perlu mengarahkan mahasiswa secara jelas tentang bahan-bahan perkuliahan yang
dapat diakses melalui jaringan komputer (internet/intranet).
4. Diperlukan adanya sinergi antara pimpinan FK Unimus, pengelola pembelajaran, pengelola
teknologi informasi FK Unimus, sehingga diperoleh disain model pembelajaran yang dapat
meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.
5. Diperlukan evaluasi lebih lanjut tentang pemanfaatan teknologi informasi dalam
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwijaya, Z.A. (2009). Paradigma Baru Perguruan Tinggi. (http://aa-
kbk.blogspot.com/2009/04/paradigma-baru-perguruan-tinggi.html).
Aldhafeeri, Fayiz and Almulla, M. (2006). Teachers' Expectations Of The Impact Of E-Learning
On Kuwait's Public Education System, Bandar Alraqas. Social Behavior and Personality.
Palmerston North: 2006. Vol. 34, No. 6, pp. 711-728.
Barba, B. E, And McNeill, C. (2008). Creating Elearning Assignments That "Ignite The Fire"
For Geriatric Education. The Gerontologist.: 61st Annual Scientific Meeting
"Resilience in an Aging... SPECIAL ISSUE III Washington:Oct 2008. Vol. 48, pp. 284.
Cook, D. A, Furman, S M. (2008). E-LEARNING: is there anything special about the "e"?
Perspectives in Biology and Medicine. Chicago:Winter 2008. Vol. 51, No. 1, pp. 5-21.
Dikti. (2010). Standar Kualitas Akademik. http://dikti.go.id
Effendi, Rusdi dan Megasari. 2005. E-Learning: Kesiapan Sistem Dalam Mendukung Program
“Bengkulu Kota Pelajar“. Yogyakarta:UII (http://journal.uii.ac.id/).
Frank Farance. (1998). Learning Technology Systems Architecture (LTSA) 5.00. edutool.com, a
division of Farance Inc. Slides and Document: http://edutool.com/ltsa +1 212 486 4700.
Hadiana, A. dan Djaelani, E. (2008). Sistem Pendukung e-Learning di Web. Jakarta: Peneliti
Puslit Informatika, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Hartoyo, A. (2008). Rancang Bangun Aplikasi Learning Content Management System Yang
Mendukung Peningkatan Efektifitas Proses Belajar Jarak Jauh Design And
Implementation Of Learning Content Management System Application To Increase The
Effectivity Of Long Distance Learning. Surabaya: STIKOM.
Hidayati, H. ( 2004). Elearning Management System Design Based On Learning Technology
System Architecture In Universities. Bandung: ITB.
Mayer, Richard E. (2009). Multimedia Learning Prinsip-Prinsip dan Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar; Surabaya: ITS Press.
Miles, Matthew B dan A. Michael Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif. Terjemahan
Tjetjep R Rohidi. Jakarta: UI Press.
Moodle. (2010). Developer Documentation. (http://www.moodle.org.)
18
Nation Master. (2010). Internet Statistics > Broadband access (most recent) by country.
(http://www.nationmaster.com).
Permana, W. (2007). Pemanfaatan e-learning Sebagai Pendukung Kegiatan Belajar-Mengajar
Universitas Terbuka di Indonesia: Studi Perangkat Lunak. Yogyakarta: FMIPA UGM.
Purbo, Onno W. dan Antonius AH. (2002). Teknologi e-Learning Berbasis PHP dan MySQL:
Merencanakan dan Mengimplementasikan Sistem e-Learning. Jakarta: Gramedia.
Riyanto, Bambang. (2006). Perancangan Aplikasi M-Learning Berbasis Java. Bandung: STEI-
ITB.
Rusman & Ruhimat, Toto. (2009). Layanan Pembelajaran Berbasis E-Learning Untuk
Pemerataan Akses dan Peningkatan Mutu Pendidikan.
Rusman, dan Ruhimat, T. (2010). Layanan Pembelajaran Berbasis E-Learning Untuk
Pemerataan Akses Dan Peningkatan Mutu Pendidikan (http://www.ilmupendidikan.net).
Setiono, Lilik. (2009). Thursday, April 07, 2011 Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
Komputer. (http://ilmukomputer.org).
Slagter, F. (2007). Knowledge Management among the older workforce. Journal of Knowledge
Management. Vol. 1, No. 4, Emerald Group Publishing Limited, ISSN 1367-32.70.
Soekartawi. (2002). e-Learning: Konsep dan Aplikasinya. Bahan-Ceramah/Makalah
disampaikan pada Seminar yang diselenggarakan oleh Balitbang Depdiknas, Jakarta, 18
Desember 2002.
Stefanus, St. (2008). Learning Technology Systems Architecture (LTSA). Semarang: UDINUS.
Surendro, Kridanto. (2005). Pengembangan Learning Content Management System yang
Mendukung Peningkatan Efektifitas Proses Belajar Jarak Jauh. Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas Teknologi Industri – Universitas Kristen Petra.
http://puslit.petra.ac.id/journals/electrical/).
Sutrisno, Joko. (2008). Prinsip-prinsip dalam E-learning Menyangkut Elemen Media yang
Dipilih. http://joko.tblog.com /post/1970035346
The Internet Coaching Library. (2010). Asia Marketing Research, Internet Usage, Population
Statistics and Facebook Information. (http://www.internetworldstats.com/asia.htm#id).
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan – FIP UP I. (2007). lmu Pendidikan dan Aplikasi Pendidikan
(Bagian 4 Pendidikan Lintas Bidang). Edisi Pertama Cetakan Kedua. Bandung: PT.
Imperial Bhakti Utama.
Triyono, Lovi. 2009. Urgensi Penggunaan dan Pengembangan Teknologi Informasi Dalam
Pendidikan (e-Learning). Bandung: UPI
Utarini, A. (1997). Process Evaluation of an Internet-Based Education on Hospital and Health
Service Management at Gadjah Mada University. Paper presented at the International
Symposium on Distance Education and Open Learning organized by MONE Indonesia,
IDLN, SEAMOLEC, ICDE, UNDP and UNESCO, Tuban, Bali, Indonesia, 17-20
November 1997.
19
Uwes, A. C. (2008). e-Learning dan Teori Belajar. (http://fakultasluarkampus.net).
Wahono, R.S. (2008). Archive for the ‘eLearning’ Category. (http://romisatriawahono.net).
Wiki, (2009), Parasitologi. (http://id.wikipedia.org/wiki/).
Yanping, L and Wang, H. (2009). A Comparative Study on E-learning Technologies and
Products: from the East to the West. School of Economics and Management, Beijing
Jiaotong University, Beijing 100044, China 2 Department of Business Administration,
School of Business and Economics, North Carolina A&T State University, Greensboro,
NC 27411, USA.
Zakaria Marzuki. (2009). E-Learning Sebagai Model Pembelajaran Mandiri dengan Pendekatan
Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Lulusan Perguruan
Tinggi, Penelitian Hibah Bersaing, Yogyakarta: UNY.
Zulharman. (2007). Perancangan Makro Kurikulum Berbasis Kompetensi Di Fakultas
Kedokteran. http://zulharman79.wordpress.com).
Top Related