Perobekan (Mutilation) Bahan Pustaka
disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Konservasi dan preservasi
Yang dibina oleh Bapak Agung Suprapto, S.SOS., MSI
Oleh
Sheila Prasasti 1250307001110
Diyah Septa 125030700111039
Nivia Illiyati Tsani 125030706111004
Hesty Fajarwati 12503070711100
Danang Hadi Asy’ari 125030707111014
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015
KATA PENGANTAR
Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas salah satu
mata kuliah prodi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Brawijaya dalam
rangka mengembangkan keilmuan dan pengetahuan mengenai Perobekan
(Mutilation) bahan pustaka sesuai dengan disiplin ilmu mengenai Preservasi dan
Konservasi.
Makalah yang tersaji ini adalah hasil dari kerja keras dari kelompok kami
yang terdiri dari 4 anggota, antara lain: Hesty Fajarwati, Sheila Prasasti, Nivia Illiyati
Tsani, Dyah, dan Danang. Isinya didapat dari beberapa journal online, hasil diskusi
kami, dan website terpercaya.
Akhir kata, kami berharap hasil diskusi yang kami tuangkan ke dalam tulisan
dan makalah ini mampu memberikan manfaat bagi teman-teman Prodi Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Universitas Brawijaya pada umumnya serta kelompok
kami khususnya.
2
ABSTRAK
Perpustakaan sebagai salah satu pusat informasi, bertugas mengumpulkan,
mengolah dan menyajikan bahan pustaka untuk dapat dimanfaatkan oleh pengguna
secara efektif dan efisien. Agar bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan dapat
digunakan dalam jangka waktu yang relative lama, perlu suatu penanganan agar
bahan pustaka terhindar dari kerusakan atau setidaknya diperlambat proses
kerusakanya dan memepertahankan kandungan informasi disebut sebagai pelestarian
bahan pustaka.
Koleksi perpustakaan dapat mengalami kerusakan karena factor alam dan
factor manusia. Manusia dalam hal ini adalah pengguna perpustakaan yang dapat
menyebabkan kerusakan fisik pada koleksi perpustakaan. Kerusakan tersebut dapat
berupa dokumen kotor, goresan pada foto atau rekaman, pencurian, dan perobekan
(Multilation) pada bahan pustaka.
Mutilasi (Multilation) adalah tindakan perobekan, pemotongan, penghilangan
artikel ilustrasi dari journal, majalah, buku, ensiklopedia, dan lain-lain tanpa atau
dengan menggunakan alat. Seseorang yang melakukan tindakan mutilasi pada buku
karena suatu alasan disebut Bibliocast.
Kata Kunci : Perobekan Bahan Pustaka, Multilation
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
ABSTRAK.....................................................................................................................3
DAFTAR ISI.................................................................................................................4
BAB I.............................................................................................................................5
PENDAHULUAN.........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang................................................................................................5
1.2 Permasalahan..................................................................................................7
1.3 Manfaat Penulisan...........................................................................................7
BAB II...........................................................................................................................8
TINJAUAN LITERATUR............................................................................................8
2.1 Pelestarian Koleksi Bahan Pustaka.................................................................8
2.2 Perobekan Bahan Pustaka (Mutilation)..........................................................9
2.3 Kiat Mengurangi Tindakan Mutilasi.............................................................11
2.4 Akibat Perobekan Bahan Pustaka.................................................................12
2.5 Pencegahan Penyalahgunaan Koleksi...........................................................12
BAB III........................................................................................................................13
PENUTUP...................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan...................................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................................13
3.3 Lampiran.......................................................................................................14
DAFTAR ISI...............................................................................................................17
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perpustakaan memiliki pengertian yang luas, termasuk pengertian
bahwa perpustakaan sebagai pusat media, pusat belajar, pusat sumber
pendidikan, pusat informasi, pusat dokumentasi, dan pusat rujukan (The
American Library Association). Preseiden RI juga membuat keputusan
mengenai perpustakaan yang tertuang dalam KEPRES No. 11, disana
disebutkan bahwa perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian
bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber
informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional.
Pelestarian bahan pustaka atau koleksi adalah suatu upaya
perpustakaan dalam menjaga dan mengawetkan informasi sesuai dengan
undang-undang dan keputusan presiden RI. Esensinya pengguna dan
pengelola perpustakaan akan lebih mementingkan dan mencurahkan
perhatianya pada pengelolaan serta pengamanan koleksi perpustakaan yang
menjadi kebutuhan actual. Koleksi perpustakaan dapat dibangun dan
dipelihara dengan baik melalui kegiatan pengembangan koleksi yang
terencana dan sistematis.
Koleksi perpustakaan dapat mengalami kerusakan karena factor alam
dan factor manusia. Manusia dalam hal ini adalah pengguna perpustakaan
yang dapat menyebabkan kerusakan fisik pada koleksi perpustakaan.
Kerusakan tersebut dapat berupa dokumen kotor, goresan pada foto atau
rekaman, halaman sobek, pencurian, dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan
Soetminah dalam Akhmad Syaikhu (2011) menyatakan bahwa manusia yang
tidak bertanggung jawab merupakan perusak yang paling hebat karena tidak
hanya menyebabkan kerusakan tetapi juga hilangnya bahan pustaka.
5
Penyalahgunaan koleksi perpustakaan dapat mengakibatkan kerugian
yang sangat besar bagi perpustakaan. Kerugian tersebut mencakup kerugian
financial dan social. Kerugian financial adalah kerugian yang dirasakan oleh
perpustakaan dalam hal dana yang harus dikeluarkan untuk menganti dan
membenahi koleksi yang rusak. The University of California San Diego
Libraries menyatakan telah memperbaiki koleksi lebih dari 1.000 halaman
setiap bulan, dan sebagian besar koleksi perpustakaan dirusak secara sengaja
atau akibat tindakan mutilasi (Fitrihana dalam Akhmad Syaikhu 2011).
Kerugian social yang dialami perpustakaan karena adanya koleksi yang rusak
antara lain adalah berkurangnya kepercayaan pengguna atau menurunya citra
perpustakaan sebagai gudang informasi. Tindakan penyobekan atau
Mutilation dapat menimbulkanrasa marah dan frustasi pada pengguna yang
menginginkan suatu artikel pada suatu majalah yang ternyata tidak tersedia
karena disobek pengguna lain. Pengguna terkadang harus menunggu beberapa
hari untuk memperoleh artikel yang diinginkan setelah diperbaiki oleh
pustakawan (Constantinuo dalam Akhmad Syaikhu 2011). Factor pendorong
penyalahgunaan koleksi di perpustakaan mencakup beberapa hal, antara lain:
kumudahan akses, koleksi yang diminati, usia pemustaka, jam buka
operasional, kurangnya pengamanan, kurangnya pelatihan staf dalam
mencegah kejahatan, tidak ada fasilitas fotokopi, desain gedung dan ruang,
dan peraturan perpustakaan (Listyani dalam Adrimon Tustiver 2013).
Tulisan ini bertujuan untuk memberi gambaran mengenai kerusakan
pada koleksi perpustakaan, penyebab kerusakan dan berbagai upaya
pengamanan koleksi perpustakaan. Pemanfaatan teknologi yang berkembang
saat ini penting untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan koleksi
perpustakaan.
6
1.2 Permasalahan
Banyaknya bahan pustaka yang mengalami kerusakan dalam hal
perobekan atau mutilation di lingkungan perpustakaan baik perpustakaan
khusus dan perpustakaan umum mengakibatkan kerugian dan pemborosan
waktu, biaya, serta tenaga yang tidak sedikit. Maka sebaiknya permasalahan
ini di analisis untuk dapat diperbaiki sehingga timbulah upaya pencegahan
pihak perpustakaan terhadap penyalahgunaan koleksi.
1.3 Manfaat Penulisan
Secara umum penulisan mengenai tindakan merusak yang dilakukan
oleh pemustaka dan pengguna perpustakaan lain dalam hal perobekan atau
mutilation bertujuan untuk:
a. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi membaca tulisan ini
b. Menambah keilmuan bagi anggota kelompok dalam hal pelestarian bahan
pustaka dan tindakan perobekan.
c. Memenuhi syarat dan tugas dalam pencapaian nilai mata kuliah Preservasi
dan Konservasi
d. Mengetahui tindakan dan upaya dalam mencegah perilaku merusak bahan
pustaka.
7
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2.1 Pelestarian Koleksi Bahan Pustaka
Perpustakaan sebagai salah satu pusat informasi, bertugas
mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan pustaka untuk dapat
dimanfaatkan oleh pengguna secara efektif dan efisien. Agar bahan pustaka
yang dimiliki perpustakaan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relative
lama, perlu suatu penanganan agar bahan pustaka terhindar dari kerusakan
atau setidaknya diperlambat proses kerusakanya dan memepertahankan
kandungan informasi disebut sebagai pelestarian bahan pustaka.
Indonesia sebagai daerah tropis memiliki berbagai musuk buku seperti
alam (cuaca/bencana), manusai dan hewan. Manusia yakni pengunjung bisa
menjadi musuh buku bilamana dia memeperlakukan buku dengan kasar yang
dapat mengakibatkan kerusakan fisik buku seperti sobek, tercoreh, dan
tergunting. Sedangkan hewan yang bisa mengakibatkan kerusakan buku yaitu
mikro-organisme, tikus, rayap, kecoa, kumbang, kutu buku, dan ngengat.
Dalam hal ini pengawasan perlu dilakukan terhadap lingkungan dan fisik
gedung perpustakaan. Untuk melakukan konservasi bahan pustaka juga
dibutuhkan ruangan pemeliharaan dan melestarikan bahan pustaka bukan
hanya ruangan penjilidan. Ruang pelestarian tersebut dapat berupa ruang
fumigasi, digitalisasi, dan lain-lain.
Tujuan pelestarian bahan pustaka adalah melestarikan kandungan
informasi yang direkam dalam bentuk fisiknya atau dialihkan pada media lain
agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan.
\
8
2.2 Perobekan Bahan Pustaka (Mutilation)
Mutilasi adalah tindakan perobekan, pemotongan, penghilangan artikel
ilustrasi dari journal, majalah, buku, ensiklopedia, dan lain-lain tanpa atau
dengan menggunakan alat. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh
Obiagwu (dalam Listyani 2010) dalam artikelnya yang berjudul Library
Abuse in Academic Institutions yaitu : “Mutilation is the excision of articles
and illustration from journal, books, encyclopedias, etc”. Sedangkan orang
yang melakukan tindakan mutilasi disebut Bibliocast. Menurut Dictionary for
Library and Information Science, bibliocast is a person who destroy or
mutilation books for one reason or another… (Reitz dalam Listyani 2010).
Dari definisi tersebut maka dapat diketahui bahwa bibliocast adalah
seseorang yang melakukan tindakan mutilasi pada buku karena suatu alasan
atau beberapa alasan lain. Seperti yang diungkapkan Raabe (dalam Listyani
2010) bahwa “jika seseorang meminjam buku dari perpustakaan kemudian
membaca atau melihat halaman yang menarik kamudian tidak tahan untuk
memilikinya hingga merobek dan mengoyaknya, maka dia sudah jadi
bibliocast atau sang penghancur buku”.
Pustakawan seringkali menemukan koleksi yang pada halaman
tertentu sudah tidak lengkap lagi karena di robek. Buku sebagai salah satu
sumber informasi, kalau sudah dirobek berarti kandungan informasinya sudah
tidak lagi lengkap. Oleh karena itu, menurut bahan pustaka yang seperti ini
harus disiangi (weeding).
Menurut Wahyudiati dalam Listyani (2010), ada dua tipe mutilasi
yaitu yang pertama meliputi perobekan halaman yang sebagian besar terdiri
dari ilustrasi dan fotografi dan kedua adalah mutilasi yang berupa perobekan
informasi dalam bentuk teks dan tulisan. Tindakan mutilasi dapat berbentuk
berbagai macam, antara lain adalah:
a. Perobekan halaman sampu/cover bahan pustaka
b. Perobekan satu halaman bahan pustaka
c. Perobekan beberapa halaman daru suatu bahan pustaka
9
Suatu penelitian yang dilakukan di University of Nigeria mengungkapkan
bahwa bahan-bahan yang paling rentan terhadap mutilasi adalah buku-buku
referensi, diikuti dengan buku-buku yang paling diminati di perpustakaan itu
sendiri. Koleksi Terbitan Berkala seperti majalah menyumbang sekitar 10%
masing-masing bahan pustaka yang terpotong (Lukas dalam Listyani 2010,
p.32). Selanjutnya Weiss dalm Listyani, 2010, p.33) menyebutkan bahwa
tekanan akademik merupakan motivasi siswa melakukan tindakan mutilasi
terhadap buku dan journal. Selain itu pelayanan perpustakaan yang tidak
memuaskan pengguna juga merupakan salah satu factor yang menyebabkan
seseorang melakukan tindakanmutilasi. Hendrick dan Murfin menyatakan
bahwa layanan perpustakaan yang kurang memuaskan dapat mempengaruhi
kondisi psikologis seseorang untuk melakukan tindakan kejahatan terhadap
koleksi perpustakaan. Penelitian yang dilakukan oleh Hendrik dan Murfin
juga menunjukan bahwa rusaknya mesin fotokopi, kondisi seseorang yang
sedang mengalami frustasu terhadap pelayanan perpustakaan, kurangnya jam
buka operasional perpustakaan, dan kondisi sekitar perpustakaan, merupakan
beberapa factor yang mendorong seseorang melakukan tindakan mutilasi pada
koleksi perpustakaan.
Hal tersebut juga diutarakan oleh (Bello dalam Listyani 2010, p.33)
yang menyebutkan bahwa beberapa alasan yang mendorong seseorang
melakukan tindakan mutilasi yakni:
a. Harga fotokopi yang mahal
b. Mesin fotokopi yang sering rusak
c. Jumlah mesin fotokopi yang tidak memadai
d. Adanya akses tertutup
e. Ketamakan seseorang
f. Tidak adanya rasa tanggung jawab pengguna perpusatakaan dalam
memanfaatkan koleksi.
10
2.3 Kiat Mengurangi Tindakan Mutilasi
Untuk mengurangi tindakan mutilasi pada koleksi perpustakaan ada
beberapa kiat yang dapat dilakukan oleh perpustakaan diantaranya:
a) Secara kontinyu dapat melakukan pengamatan terhadap buku-buku yang
Laris. Sehingga perbandingan kebutuhan pengguna dan ketersediaan
jumlah koleksi dapat seimbang.
b) Untuk buku-buku tertentu yang disertai dengan compact disc (CD).
Perpustakaan dapat memberikan layanan kopi CD sehingga pengunjung
dapat memiliki kopian CD.
c) Koleksi-koleksi seperti skripsi dan karya ilmiah dapat dialihkan kedalam
bentuk disket atau CD sehingga peluang untuk melakukan penyobekan
halaman tidak terjadi, dan bagi pengunjung yang ingin melihatnya cukup
melalui sebuah layar computer. Dengan cara seperti ini selain menghindari
penyobekan juga dapat menghemat penempatan koleksi.
d) Perlunya petugas untuk lebih meningkatkan intensitas mengelilingi
segenap ruangan di perpustakaan dan tidak hanya berada dimeja layanan
sirkulasi. Dengan demikian petugas dapat memeperhatikan gerak gerik
pengunjung.
e) Perlu adanya pemahaman kepada setiap pengunjung perpustakaan bahwa
koleksi perpustakaan bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi banyak
yang membutuhkan sehingga apabila melakukan penyobekan maka tidak
hanya merugikan perpustakaan namun juga anggota lain. Akibatnya
beberapa informasi yang hilang yang dapat mengakibatkan transfer of
knowledge menjadi terhambat.
f) Adanya denda yang tegas kepada pengguna yang tertangkap basah
melakukan penyobekan dan tindakan ini dapat dikategorikan sebagao
tindakan criminal. Informasi ini dapat dipampangkan pada segala sudut
perpustakaan. Misalnya seperti “jangan korbankan harga diri untuk
robekan kertas”. Hal-hal seperti itu dapat memberikan efek psikologis
bagi pengunjung untuk tidak melakukan tindakan mutilation.
11
2.4 Akibat Perobekan Bahan Pustaka
Menurut Wahyudiati dalam Listyani (2010, p.35) tindakan mutilasi
pada koleksi perpustakaan dapat mengakibatkan beberapa hal yang signifikan
dalam memberikan pengaruh negative pada perpustakaan dan pengguna
informasi lainya. Hal-hal tersebut antara lain:
a) menghalangi dan bahkan menghentikan proses transfer informasi, ilmu
pengetahuan serta kemajuannya dan peradapan manusia umumnya kepada
generasi penerus.
b) Mengganggu iklim pendidikan
c) Biaya preservasi bahan pustaka yang tinggi
d) Mengurangi bahkan menghilangkan keindahan koleksi
e) Berdampak social pada lingkungan dan diri objek misalnya menularnya
kebiasaan melakukan tindakan mutilasi kepada orang lain.
2.5 Pencegahan Penyalahgunaan Koleksi
Untuk mengurangi risiko tindakan penyalahgunaan koleksi
perpustakaan, perlu diperhatikan tiga aspek, yaitu:
a) keamanan fisik perpustakaan, yang mencakup arsitektur, staf keamanan,
dan perangkat keras. Seperti, perlindungan pada pintu dan jendela (trails)
untuk menghindari pencurian, masuk dan keluar area penyimpanan
koleksi secara illegal, dan sejenisnya.
b) Penggunaan teknologi keamanan barcode, radio frequency identification,
microdots, dan closed cicuit television.
c) Kebijakan keamanan, prosedur, dan rencana.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa perobekan bahan
pustaka (Multilation) adalah tindakan perobekan, pemotongan, penghilangan
artikel ilustrasi dari journal, majalah, buku, ensiklopedia, dan lain-lain tanpa
atau dengan menggunakan alat.
Tindakan mutilasi pada koleksi perpustakaan dapat mengakibatkan
beberapa hal yang signifikan dalam memberikan pengaruh negative pada
perpustakaan dan pengguna informasi lainya. Tindakan mutilasi dapat
berbentuk berbagai macam, seperti perobekan halaman sampu/cover,
perobekan satu halaman, dan perobekan beberapa halaman dari suatu bahan
pustaka. Tindakan Seseorang yang melakukan tindakan mutilasi pada buku
karena suatu alasan disebut Bibliocast atau sang penghancur buku.
3.2 Saran
Akibat banyaknya bahan pustaka yang mengalami kerusakan dalam
hal perobekan atau mutilation di lingkungan perpustakaan baik perpustakaan
khusus dan perpustakaan umum mengakibatkan kerugian dan pemborosan
waktu, biaya, serta tenaga yang tidak sedikit. Oleh sebab itu perlunya
pencegahan penyalahgunaan koleksi perpustakaan yaitu dengan membangun
keamanan fisik perpustakaan, mengunakan teknologi keamanan seperti
barcode, radio frequency identification, microdots, closed cicuit television,
dan yang terakhir kebijakan keamanan, prosedur, dan rencana yang telah
ditetapkan.
13
3.3 Lampiran
Gambar salah satu bahan pustaka yang robek dan rusak karena terlalu sering
digunakan dan tindakan mutilation pada pemakainya.
14
Gambar-gambar di atas merupakan koleksi pustaka yang mengalami
perobekan atau mutilation oleh pengguna yang tidak bertanggung jawab.
15
Gambar system manajemen di Perpustakaan dengan menggunakan Radio
Frequency Information (RFID).
Gambar cara kerja RFID melalui frekuensi radio
16
DAFTAR ISI
Ade Dharma Putra dan Marlini. (2013). Preservasi dan Konservasi Pustaka diPerpustakaan Proklomator Bung Hatta. FBS Universitas Negeri Padang : Padang
Akhmad Syaikhu. (2011). Journal Keaman Koleksi Perpustakaan. Institut TeknologiBandung: Bandung
Subhana Nurhidayat (2008). Pelestarian Koleksi Perpustakaan. FIB Universitas Indonesia: Depok
17
Top Related