1
Keutamaan bulan Rajab ( kitab Al‐Ghunayah li Thalibi Thariq al‐Haqq fi al‐Akhlaq wa at‐Tashawwuf wa al‐Adab al‐Islamiyah, buah karya Sulthonul Awliya Syeikh Abdul Qadir al Jailani ��� Rasulullah , pernah bersabda dalam khutbahnya pada waktu menunaikan Haji Wada’ : “Sesungguhnya jumlah bulan adalah dua belas bulan didalam kitab Allah ( Lauh al‐Mahfudz ) pada hari penciptaan langit dan bumi. Empat diantarannya adalah haram. Tiga diantaranya berturut‐turut, yaitu Dzul Qo’adah, Dzulhijjah dan Muharram, sedangkan yang satu lagi sendirian, yaitu bulan Rajab Mudhirr yang terdapat diantara Jumada ats‐Tsaniyah dan Sya’ban. Dari akrimah, dari Ibn ‘Abbas, dari Nabi , beliau bersabda : “Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban bulanku dan Ramadhan adalah bulan umatku.” Dari Musa bin Imran, dia bercerita, aku pernah mendengar Anas bin Malik , dia bercerita, Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya didalam syurga ada sebuah sungai bernama Rajab, sungai itu lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu. Barangsiapa berpuasa satu hari pada bulan Rajab, maka Allah akan memberinya minum dari sungai itu.” Dari Anas bin Malik dia berkata, “Sesungguhnya didalam syurga ada sebuah istana yang hanya dimasuki oleh orang‐orang yang berpuasa pada bulan Rajab.” Dari Abu Hurairah , dia bercerita, “Rasulullah tidak berpuasa satu bulan penuh setelah bulan Ramadhan kecuali pada bulan Rajab dan Sya’ban.”
Rajab adalah bulan tobat, Sya’ban bulan mahabbah dan Ramadhan merupakan bulan pendekatan ( taqarrub )
Rajab merupakan bulan kemuliaan, Sya’ban bulan pengabdian dan Ramadhan bulan kenikmatan.
Rajab merupakan bulan ibadah, Sya’ban bulan zuhud dan Ramadhan bulan penambahan
Rajab merupakan bulan dimana Allah melipatgandakan kebaikan, Sya’ban merupakan bulan penghapusan segala kejahatan dan Ramadhan merupakan bulan penungguan kemuliaan.
Syeikh Dzunnun al Mishri mengungkapkan, “Rajab merupakan bulan untuk meninggalkan segala pelanggaran, Sya’ban adalah bulan untuk berbuat ketaatan dan Ramadhan adalah bulan untuk menunggu kemuliaan. Barangsiapa yang tidak meninggalkan pelanggaran, tidak berbuaat taat, serta tidak menuju kemuliaan maka dia termasuk orang‐orang yang merugi. Dia menambahkan, “Rajab merupakan bulan tanam, Sya’ban bulan penyiraman dan Ramadhan bulan panen. Setiap orang akan menuai apa yang dia tanam dan diberi balasan atas apa yang dia perbuat. Barangsiapa yang menyia‐nyiakan tanaman, maka dia akan menyesal pada hari panennya.”
2
Dari Salman al Farisi di bercerita, aku pernah mendengar Rasulullah bersabda : “Barangsiapa berpuasa satu hari pada bulan Rajab, maka seolah‐olah dia telah berpuasa seribu tahun, dan seakan dia telah memerdekakan seribu budak. Dan barangsiapa bersedekah pada bulan itu, maka seolah‐olah dia bersedekah seribu dinar. Dan ditetapkan dari setiap rambut yang ada pada tubuhnya dengan seribu kebaikan dan diangkat seribu derajat, dihapuskan darinya seribu keburukan dan ditetapkan baginya pada setiap hari yang dia gunakan untuk berpuasa dan bersedekah itu dengan seribu haji dan seribu umrah serta dibangunkan baginya seribu rumah, seribu istana dan seribu kamar.”
Imam Hibatullah bin Mubarak as‐Suqthi menceritakan dari Anas bin Malik di bercerita, jika datang bulan Rajab, Rasulullah mengucapakan, “Ya Allah, berkahilah kami dibulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan.” Syeikh Imam Hibatullah juga memberitahu kami dari Maimun bin Mahran, dari Abu Dzar r.a dari Nabi , beliau bersabda: “Barangsiapa berpuasa pada hari pertama bulan Rajab, maka pahalanya sama dengan puasa satu bulan penuh. Dan barangsiapa berpuasa tujuh hari pada bulan itu maka ketujuh pintu neraka jahanam akan ditutup baginya. Barangsiapa berpuasa delapan hari pada bulan itu maka akan dibukakan baginya delapan pintu syurga baginya. Barangsiapa berpuasa sepuluh hari pada bulan itu, maka Allah akan mengganti berbagai kejahatannya dengan kebaikan. Barangsiapa berpuasa delapan belas hari pada bulan itu, maka penyeru dari langit akan berseru, “Allah telah mengampunimu, maka manfaatkanlah amal perbuaatan yang masih tersisa.” Syeikh Imam Hibatullah bin Mubarak as‐Suqthi dari Hasan bin Ahmad bin Abdullah al‐Maqari dengan sanad dari Harun bin Antarah dari ayahnya, dari Ali bin Abi Thalib
, dia bercerita, Rasulullah bersabda: Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan agung, barangsiapa berpuasa satu hari pada bulan itu, maka Allah akan menetapkan baginya puasa seribu tahun. Barangsiapa yang berpuasa dua hari pada bulan itu, maka Allah akan menetapkan baginya puasa dua tahun. Barangsiapa yang berpuasa tiga hari pada bulan itu, maka Allah akan menetapkan baginya puasa tiga tahun. Barangsiapa berpuasa tujuh hari pada bulan itu, maka akan ditutupkan baginya pintu‐pintu neraka jahanam Barangsiapa berpuasa delapan hari pada bulan itu, maka akan dibukakan baginya pintu‐pintu syurga yang berjumlah delapan buah dan dia boleh masuk kedalamnya dari pintu mana saja yang dia kehendaki. Barangsiapa berpuasa lima belas hari pada bulan itu, maka semua keburukannya akan diganti dengan kebaikan dan akan diseru oleh penyeru langit “Allah telah memberikan ampunan kepadamu, maka manfaatkanlah amal yang masih tersisa” Dan barang siapa yang menambah, maka Allah pun akan memberikan tambahan kepadanya.
3
Shalat Sunnat di Bulan Rajab ( Masih didalam kitab Al‐Ghunayah li Thalibi Thariq al‐Haqq )
Salman al Farisi bercerita, aku pernah bertanya kepada Rasulullah tentang waktu untuk mengerjakan sholat itu, beliau menjawab, “Wahai Salman, kerjakanlah shalat pada awal bulan sepuluh raka’at, dan bacalah pada setiap raka’atnya surah al‐Fatihah satu kali, surah al‐Ikhlash tiga kali, surat al‐Kafirun tiga kali, jika sudah selesai, angkatlah kedua tanganmu dan ucapkanlah :
له كريالش ه دحإال اهللا و ال إله , تومال ي يح وهو تيميي وحي دمالح لهو لكالم له ري ء قديلى كل شع وهوريالخ ه دبي ,تعنا ممل يطعال م و تطيا اعمل ا نعال م مالله
دالج كنم دذا الج فعنال يو Laa ilaaha illallaah wahdahuu laa syariika lah lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa hayyu la yamutu biyadihil khair wa huwa ‘alaa kulli syay‐in qadiir. Allaahumma la maani’a limaa a’tayta wa laa mu’tiya limaa mana'ta wa laa raadda limaa qadayta, wa laa yanfau' dzal Jaddi minkal Jaddu. (“Tidak ada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, yang tiada sekutu bagi‐Nya, miliknya kerajaan dan pujian. Dia yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Hidup dan tidak akan pernah mati. Di tangan‐Nya segala kebaikan berada, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat menghalangi apa yang Engkau berikan, dan tidak ada pula yang dapat memberi apa yang Engkau halangi”.) Kemudian usaplah wajahmu dengan kedua tanganmu itu, selanjutnya, Shalat 10 rakaat di pertengahan bulan Rajab. bacalah pada setiap raka’atnya surah al‐Fatihah satu kali, surah al‐Ikhlash tiga kali, surat al‐Kafirun tiga kali, jika sudah selesai, angkatlah kedua tanganmu dan ucapkanlah :
له الملك وله الحمد يحي ويميت وهو حي ال يموت , وحد ه الشريك له اهللاال إله إال ري ء قديلى كل شع وهوريالخ ه دبي ,احذ صختي ا لمرا وتدا فردما صدا احدا حا وله ا هب
و ال ولد ا
Laa ilaaha illallaah wahdahuu laa syariika lah lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa hayyu la yamutu biyadihil khair wa huwa ‘alaa kulli syay‐in qadiir. Illaahan waahidan ahadan shamadan fardan witran lam yattakhiza shahibatan wa laa walada. (“Tidak ada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, yang tiada sekutu bagi‐Nya, miliknya kerajaan dan pujian. Dia yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Hidup dan tidak akan pernah mati. Di tangan‐Nya segala kebaikan berada, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu., Tuhan yang Maha Esa, Tunggal, bergantung pada diri sendiri dan ganjil, tidak mengambil teman juga anak”.) Lalu shalat 10 rakaat di sepuluh hari terakhir di bulan Rajab. Dalam setiap rakaat dibaca Surat Fatihah sekali, disusul dengan Surat al‐Ikhlash 3 kali dan Surat al‐
4
Kafiruun 3 kali. Setelah selesai 10 rakaat, tangan diangkat menghadap Allah dan membaca do’a sebagai berikut,
له كريالش ه دحإال اهللا و ال إله ,ي وحي دمالح لهو لكالم له تومال ي يح وهو تيمي ري ء قديلى كل شع وهوريالخ ه دبي , نريالطاه هلى العو دمحا من ديلى سع لى اللهصو
لووم الحيظي العلالباهللا العة ا ال قو و
Laa ilaaha illallaah wahdahuu laa syariika lah lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa hayyu la yamutu biyadihil khair wa huwa ‘alaa kulli syay‐in qadiir. wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihit thahirina wa laa hawla wa laa quwwata illa billah. (“Tidak ada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, yang tiada sekutu bagi‐Nya, miliknya kerajaan dan pujian. Dia yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Hidup dan tidak akan pernah mati. Di tangan‐Nya segala kebaikan berada, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Limpahkanlah kesejahteraan kepada Muhammad dan keluarganya yang suci, Tidak ada daya dan upaya melainkan hanya milik Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung”.) Lalu mintalah segala yang kau butuhkan, niscaya do’amu akan dikabulkan, dan Allah akan membuatkan tujuh puluh parit yang memisahkan antara dirimu dengan jahanam. Setiap parit berjarak seperti langit dan bumi. Dan akan ditetapkan bagimu untuk setiap raka’at pahala satu juta raka’at, dan ditetapkan pula bagimu kebebasan dari neraka serta kemudahan menyeberangi shirath. Salman bercerita, “Setelah Rasulullah selesai menyampaikan pembicaraannya, aku langsung menjatuhkan diri bersujud seraya menangis sebagai ungkapan syukur kepada Allah atas apa yang aku dengar”. Dari sebagian kitab Durratun Nasihin hasil karya dari Syeikh Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy‐Syaakir Alkhaubawiyyi � “Barangsiapa menghidupkan malam pertama bulan Rajab / berjaga malam dengan ibadah, maka hatinya tidak mati dimana hati orang‐orang lain sama mati dan Allah melimpahkan kebaikan yang banyak dari arah kepalanya, bahkan menjadi bersih dari dosa, sebagaimana waktu dia dilahirkan oleh ibunya dan dia bisa memberikan pertolongan / syafa’at terhadap tujuh puluh ribu orang yang berdosa yang seharusnya masuk neraka.” ( Demikian di “Lubbih Albaabi oelh Al Maulaa Taajul Arifin” – A’rajiyyah ) “Pada malam mi’raj, saya melihat sebuah sungai yang airnya lebih manis dari pada madu, lebih sejuk dari pada es dan lebih harum dari pada minyak misik, maka saja bertanya kepada Jabrail” “Untuk siapakah sungai ini ?’’ Dia menjawab: “ini untuk orang yang membaca shalawat untuk engkau dibulan Rajab” Muqatil ra meriwayatkan “Bahwa sesungguhnya dibelakang gunung Qaf terdapat sebuah bumi berwarna putih, yang debunya seperti perak, luasnya tujuh kali dunia ini dan penuh dengan para malaikat, yang kalau sekiranya sebatang jarum jatuh
5
niscaya mengenai mereka. Dan masing‐masing malaikat memegang sebuah bendera yang bertuliskan “Laa ilaaha illallahu MuhammadurRasuulullaah”. Mereka berkumpul pada tiap‐tiap malam jum’at dibulan Rajab disekitar gunung Qaf, serta bertawadhu’ tunduk dengan memohonkan keselamatan bagi umat Nabi Muhammad seraya berdo’a : “Rabbanaar ham ummata Muhammadin wa laa tu’adzdzibhum” Ya Tuhan kami, belas kasihanilah umat Muhammad dan jangan Engkau Siksa. Dan mereka para malaikat, memohonkan ampunan dan tadharru’ merendahkan diri kepada Allah sampai waktu shubuh. Maka Allah berfirman: “Yaa Malaaikatii wa ‘izzatii wa jalaalii qad ghafartu lahum” “Hai para malaikatKu, demi keperkasaanKu dan ketinggianKu, sungguh mereka telah Aku ampuni ( Majaalisl Abraari ) Dihikayatkan, bahwa ada seorang perempuan, ahli ibadah bertempat tinggal di Baitil Maqdis; bila datang bulan Rajab maka tiap‐tiap hari dia membaca “Qul huwallahu ahad” dua belas ribu kali, sebagai penghormatan kepada bulan Rajab itu dan dia menaggalkan pakaian kebesarannya dan mengenakan pakaian biasa. Pada suatu bulan Rajab orang perempuan itu menderita sakit sehingga terpaksa berwasiyat kepada anaknya agar supaya nantinya dia dikebumikan beserta pakaian biasannya. Ketika meninggal dunia ternyata mayatnya dikafani oleh anaknya dengan kain baik yang tinggi harganya, karena riyaa kepada manusia / agar mendapat pujian dari manusia. Pada suatu malam anaknya bermimpi berjumpa ibunya yang belum lama dikebumikan. Ibunya berkata kepadanya; “Hai anakku, mengapa engkau tidak melaksanakan wasiyatku, sungguh aku tidak rela kepadamu’. Seketika terbangunlah dia dengan terkejut lagi ketakutan. Pagi harinya dia menggali kubur ibunya, ternyata tidak dia dapatkan ibunya didalam kubur itu, maka binggunglah dia sambil ragu dan menangis keras sekali. Kemudian dia mendengar suara mengundang; “Hai, tahukah engkau, barangsiapa yang mengagungkan bulanKu, bulan Rajab, Aku tidak meninggalkan dia sendirian didalam kubur”. ( Zubdatul Waa’izdiina )
Abu Bakar berkata : “Apabila telah lewat sepertiga malam jum’at dari bulan Rajab, maka semua malaikat dilangit dan dibumi berkumpul di ka’bah. Maka Allah melihat mereka dan berkata : “Hai para malaikatku, mintalah kamu sekalian apa
apa yang kamu kehendaki, mereka menjawab “Tuhan kami, hajat kami ialah agar supaya Engkau berkenan memberi ampunan kepada siapa saja yang berpuasa dibulan Rajab” Allah berfirman: “Sungguh mereka telah kuampuni” Dari Aisyah berkata, Nabi bersabda : “Semua manusia dalam keadaan lapar dihari qiyamat kecuali para Nabi, para keluarganya dan orang yang berpuasa pada bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan, maka sungguh mereka kenyang serta tidak ada rasa lapar dan haus bagi mereka” ( Zubdztul Waa’izdiina )
6
“Apabila telah datang hari Qiyamat, maka ada suara memanggil: “Dimana para ahli Rajab ( yang berpuasa, sholat malam, yang bershalawat dan yang memperbanyak ibadah ) ?, maka memancarlah sinar, kemudian diikuti oleh Jibrail dan mikail, dan diikuti pula oleh para ahli Rajab. Dan mereka semua melewati jembatan ( Shirathal Mustaqim ) laksana halilintar yang menyambar. Kemudian mereka sujud kepada Allah untuk bersyukur karena mereka sudah bisa melewati jembatan tadi. Maka Allah berfirman : “Hai para ahli Rajab, angkatlah kepalamu pada hari ini, sebab kamu sekalian telah bersujud didunia dibulan Rajab‐Ku dan pergilah ketempatmu masing‐masing”. Tsauban bercerita: “Kami bersama‐sama Rasulullah berjalan melewati sebuah kubur, maka Nabi berhenti kemudian menangis sampai keras sekali, lalu berdo’a kepada Allah, maka saya bertanya kepadanya : “mengapa engkau menangis wahai Rasulullah ? Beliau menjawab: “Hai Tsauban, mereka itu sama disiksa dikubur mereka ini dan saya berdo’a kepada Allah , maka Dia ( Allah ) meringankan siksa mereka. Kemudian Rasulullah bersabda: “Hai Tsauban, kalau sekiranya mereka mau berpuasa satu hari saja dibulan Rajab dan mau tidak tidur semalam saja dibulan Rajab, niscaya mereka tidak disiksa dikubur mereka”. Saya bertanya: “Ya Rasulullah, apakah hanya berpuasa satu hari dan tidak tidur / sholat semalam saja bisa menolak siksa kubur ?” Nabi bersabda: “Hai Tsauban, demi Allah Dzat yang telah mengutus saya sebagai Nabi, tidak seorang muslim laki‐laki dan perempuan yang berpuasa satu hari dan mengerjakan sholat malam sekali dibulan Rajab dengan niyat karena Allah , kecuali Allah mencatat baginya seperti berpuasa satu tahun dan mengerjakan sholat malam satu tahun”. ( “Selamat datang bulan Rajab, kami sudah menantimu …..berikan senyumanmu kepada kami … Oh Rajab …. Sambutlah kami yang selalu menantikanmu …. Sampaikan kerinduan kami kepada Allah dan seluruh para Nabi dan Awliya …… Bukalah rahasiamu kepada kami …agar kami dapat memandang Allah dan Rasul‐Nya …..Amiiin.”) Banyak diantara kaum Thariqah sudah mempersiapkan diri dengan berpuasa 1 bulan penuh dibulan Rajab , 1 bulan berikutnya pada bulan Sya’ban ….. saatnya memetik buah / panen 1 bulan penuh pada bulan Ramadhan ….dilanjutkan dengan 6 hari pada bulan Syawal. Insya Allah awal bulan Rajab jatuh pada tanggal 15 July 2007 hari minggu, bagi yang ingin menghidupkan malam awal bulan Rajab insya Allah jatuh pada hari sabtu malam minggu setelah sholat maghrib sampai dengan shubuh Bagi yang berminat silahkan berpuasa dan sholat….mudah‐mudahan tulisan kecil ini ada manfaatnya.
7
Bulan Suci Rajab Kendalikan Egomu Maulana Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani � dalam Mercy Oceans Secrets of the Heart Jika seseorang selalu mendapat dukungan, dia akan selalu berhasil. Semua yang hadir di sini memperoleh dukungan itu. Jika tidak, kalian tidak mungkin berada dalam asosiasi ini. Mengapa kalian datang? Kalian mungkin akan pergi seperti yang lain karena merasa senang dengan kehidupan materialistik dan berbagai kesenangan lainnya. Tetapi cahaya dalam hati membimbing kalian untuk datang ke sini. Jika tidak ada yang mendukung, tidak ada gunanya kita berpakaian merah dan hitam dan mengenakan turban siang dan malam. Hal yang paling penting adalah ‘inayatullah’, dukungan Allah. Jika kita tidak memilikinya, kita tidak akan bisa meraih sesuatu. Sebentar lagi akan datang satu bulan yang sangat penting dalam kalender Islam, yaitu bulan Rajab al‐Haram yang keramat. Rajab terpisah dengan ketiga bulan lainnya yang dikategorikan haram oleh Allah, yaitu: Dzul Qaidah, Dzul Hijjah dan Muharram. Dia juga membuka rentetan tiga bulan suci yang klimaksnya terjadi di bulan Ramadhan, yaitu: Rajab, Sya’ban dan Ramadhan. Selama tiga bulan ini setiap orang harus mempersiapkan diri dan menjaga dirinya sebaik‐baiknya, menjauhkan diri dari perilaku buruk dan segala dosa. Rasulullah bersabda, “Rajab syahrullah wa sya’banu syahri wa ramadhaanu syahru ummati.” “Rajab adalah bulan Allah , Sya’ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan ummatku.” Allah memberi kalian 12 bulan dalam setahun, 11 bulan milikmu dan 1 bulan lagi milik Allah . Pahala apa yang akan diberikan Allah kepada hamba‐hamba‐Nya di bulan ini? Tidak ada yang mengetahuinya, bahkan seluruh Rasul pun tidak. Pekerjaan Rasul dan seluruh malaikat berhenti di bulan Rajab. Mereka tidak diperkenankan untuk mengetahui apa yang akan diberikan Allah kepada ummat mereka. Semuanya berada di bawah Kekuasaan Allah . Di bulan kedua, Sya’ban, tidak ada yang diperkenankan untuk mengetahui ganjaran yang akan diberikan oleh Rasulullah kepada ummatnya kecuali Allah dan Rasulullah sendiri. Apa yang terakumulasi di bulan Rajab dan Sya’ban akan dituliskan untuk kalian dan setiap orang akan mengetahuinya di bulan Ramadhan, itulah sebabnya mengapa Ramadhan disebut bulan ummat. Oleh karenanya dalam thariqat, ketiga bulan ini merupakan bulan yang sangat penting. Di bulan Rajab, Rasulullah mengalami peristiwa Isra’ Mi’raj. Setiap orang harus menjaga dirinya di bulan ini. Hindari segala perilaku dan sikap yang buruk. Hari yang paling penting dalam setahun adalah hari pertama di bulan Allah . Semua khalwat dimulai di awal bulan ini. Khalwat terpenting yang dilakukan oleh seorang Guru Sufi dalam hidupnya selalu dilaksanakan di bulan ini. Ini adalah bulan yang suci. Jika kalian melakukan sesuatu yang lebih (untuk Allah ) di bulan ini, kalian akan dibalas dengan pahala yang tidak diketahui seorang pun. Di bulan itu, Samudra Rahmat Ilahi, Samudra Cinta, dan Pahala‐Nya akan dibukakan untuk
8
seluruh ummat dan hamba‐Nya. Seluruh Awliya menanti apa pahala yang akan diberikan Allah kepada ummat manusia di tahun ini. Seluruh Awliya di planet ini, dari Timur ke Barat, dan Utara ke Selatan berharap dapat menyaksikan apa yang terjadi di dunia selama ketiga bulan ini. Oleh sebab itu setiap orang harus mengisi bulan ini dengan sebaik‐baiknya. Perhatikanlah rahmat Allah yang turun di bulan ini. Jika kalian melakukan kesalahan, jangan melarikan diri, tetapi datanglah kepada Tuhanmu karena Dia akan mengampunimu. Ini sangat penting karena tidak seorang pun yang tahu apa yang akan diberikan Allah kepada hamba‐Nya—bahkan kedua malaikat yang ditugaskan untuk mencatat seluruh amal perbuatan di pundak manusia juga tidak mengetahuinya. Di bulan ini segalanya berasal dari Allah dan tidak ada yang tahu balasan Allah atas setiap perbuatan terkecil dalam rangka ibadah kepada‐Nya.Di masa Rasulullah , hidup seseorang perampok jalanan yang bernama Qowd [?] al‐‘Abbas [?]. Di malam hari dia pergi ke jalan dan bila menemukan seseorang yang berjalan sendirian, dia akan menangkap dan merampoknya, kadang‐kadang dia melukai dan membunuhnya, setelah itu dia kembali lagi ke rumahnya. Tidak seorang pun sanggup menangkapnya. Rasulullah pernah mengutuk orang ini dengan mengatakan bahwa dia adalah orang yang sangat jahat, sehingga bila dia meninggal, beliau tidak akan menshalatkan dan menguburkannya di pemakaman Muslim. Beberapa tahun kemudian orang itu meninggal dunia. Dia mempunyai seorang anak perempuan tetapi tidak ada orang lain yang bisa mengurus jasadnya. Karena Rasulullah telah mengutuknya, maka anak itu membawa tubuh ayahnya di sepanjang jalan di Madinah dan melemparkannya ke dalam sumur yang kering. Beberapa saat kemudian Allah berfirman kepada Rasulullah , “Ya Habibi ya Muhammad! Wahai Rasulku yang tercinta, hari ini salah satu waliku meninggal dunia. Engkau harus pergi memandikan dan membersihkannya, lalu mengkafani, menshalatkan dan menguburkannya. Rasulullah menjadi heran karena selama hidupnya orang itu telah dikutuknya, tetapi sekarang ketika dia meninggal, Allah mengatakan bahwa dia adalah seorang Wali. Bagaimana mungkin? Tetapi tak seorang pun yang bisa menggugat Pengetahuan Allah , bahkan Rasulullah pun tidak. Jika Allah ingin menjadikan seorang perampok sebagai Wali, tak ada yang bisa mengatakan ‘mengapa?’ Semua harus menerimanya. Itulah sebabnya, menurut ajaran Sufi dan ajaran thariqat Naqsybandi, kalian harus memandang orang lain lebih baik dari dirimu. Kalian tidak akan tahu bila Allah akan menaikkan derajat seseorang lebih tinggi daripada derajat kalian—siapa yang tahu? Tak seorang pun yang tahu, oleh sebab itu tidak seorang pun yang bisa ikut campur. Jangan memandang rendah kepada seseorang seolah‐olah kalian lebih superior dibandingkan mereka. Kalian tidak tahu apakah orang itu dalam pandangan Allah adalah seorang Wali atau bukan. Siapa tahu? Tempatkanlah selalu orang lain di tingkat yang lebih tinggi, tunjukkan rasa hormat kepada mereka dan bersikaplah rendah hati kepada mereka. Jangan tunjukkan ego dan membanggakan diri.
9
Rahmat Ilahi begitu besar sehingga kalian dilarang untuk melihat apa pun yang dilakukan oleh orang di luar sana dan menyebut mereka gila, atau mengkritik perilaku buruk mereka. Biarkanlah mereka, Allah yang akan menilai tindakan mereka. Lihatlah dirimu sendiri, berlakulah dengan baik, jangat turut campur dalam urusan orang lain. Itu bukan urusanmu. Tugas kalian adalah mengurus diri kalian sendiri. Perbaiki diri kalian, tinggalkan orang lain kepada Tuhannya. Biarkan mereka melakukan apa yang mereka suka. Ini adalah suatu pemahaman dan ajaran yang benar dalam Sufisme, yaitu meninggalkan setiap orang kepada Tuhannya, dan hanya berurusan dengan dirimu sendiri. Jika kalian mengajari ego kalian agar tidak mencampuri urusan orang lain, maka kalian akan merasakan hidup dalam kebahagiaan, karena ketika kalian melihat orang lain, kalian hanya melihatnya sebagai hamba dari Tuhan yang sama dengan kalian, oleh sebab itu kadang‐kadang Tuhan akan mengampuni apa yang mereka lakukan. Jangan berkata, “Hei, kalian melakukan perbuatan yang buruk, minum‐minum, bermain wanita, mengerjakan ini itu…. Biarkan orang itu berurusan dengan Tuhannya. Ajarilah orang‐orang secara umum. Jangan memojokkan seseorang dan jadilah lebih spesifik. Allah berfirman kepada Rasulullah , “Ya Rasulullah, pergilah, dan bersihkan dirinya.” Dengan segera Rasulullah memanggil Sayyidina Abu Bakar ash‐Shiddiq dan berkata, “Wahai Abu Bakar , kita harus segera pergi dan menjemput orang itu.” Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah , engkau pernah berkata bahwa engkau tidak akan menguburkannya di pemakaman Muslim karena dia bukan seorang Muslim!” Rasulullah bersabda, “Tidak! Dia bukan Muslim yang biasa. Allah berfirman kepadaku bahwa dia adalah seorang Wali!” Apa yang dilakukan perampok itu selama hidupnya sehingga dia menjadi seorang Wali? Padahal selama hidupnya pekerjaannya adalah membunuh, merampok, dan mencuri. Rasulullah pergi menuju sumur itu dan dengan tangannya sendiri, beliau mengeluarkan tubuh orang itu, kemudian membawanya ke rumahnya bersama para sahabat. Beliau membersihkan tubuhnya, memandikan dan mengkafaninya, kemudian menshalatkan dan membawanya dari Masjid Rasulullah ke Jannat ul‐Baqi’ yang berjarak sekitar 15 menit bila berjalan kaki. Namun pada saat itu dibutuhkan waktu lebih dari dua jam untuk memindahkan tubuhnya ke sana. Seluruh sahabat merasa heran melihat cara Rasulullah berjalan. Dengan tangannya sendiri Rasulullah telah membersihkan, memandikan dan menshalatkannya, dan sekarang beliau membawa orang itu ke kuburnya dengan kaki yang berjingkat. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah! Mengapa engkau berjalan dengan kaki berjingkat?” Beliau menjawab, “Allah telah memerintahkan seluruh Wali dari Timur ke Barat, dan seluruh malaikat dari ketujuh surga, serta semua makhluk spiritual untuk hadir di sini dan mengikuti Wali itu sehingga jalan dipenuhi mereka dan sulit bagiku untuk mencari tempat untuk menginjakkan kakiku. Dalam hidupku, tidak pernah Aku sekaget ini.” Setelah mereka menguburkannya, Rasulullah tidak berbicara lagi kepada orang‐orang melainkan langsung pulang ke rumahnya dengan tubuh yang gemetar dan menggigil. Di rumahnya beliau duduk bersama Sayyidina Abu Bakar ash‐Shiddiq
10
, bertanya kepada dirinya sendiri apa yang telah dilakukan Wali itu, selama hidupnya dia adalah seorang perampok, namun ketika meninggal dia mendapat kemuliaan sangat tinggi dari Allah . Sayyidina Abu Bakar berkata, “Ya Rasulullah , Aku merasa malu untuk bertanya tentang apa yang Aku saksikan pada hari ini, sungguh membingungkan.” Rasulullah menjawab, “Ya Abu Bakar, Aku bahkan lebih kaget daripada engkau, dan
sekarang Aku menunggu kedatangan Jibril untuk memberi keterangan tentang kejadian ini.” Ketika Jibril datang, Rasulullah berkata, “Ya Jibril, ada apa?” Jibril menjawab, “Wahai Rasulullah jangan bertanya kepadaku. Aku sendiri bingung! Namun demikian tidak perlu bingung, Allah dapat melakukan apa saja yang dikehendaki‐Nya dan Dia memerintahkan engkau untuk bertanya kepada anak perempuannya.” Bersama Sayyidina Abu Bakar ash‐Shiddiq , Rasulullah segera mendatangi rumah perampok itu. Dewasa ini para menteri dan sekretarisnya—tidak, bahkan seorang manager di sebuah perusahaan pun memperlakukan seseorang seolah‐olah mereka pengemis di depan pintu rumahnya. Mereka tidak menunjukkan rasa hormat atau kerendahan hati. Rasulullah tanpa mempedulikan kekuatan dan statusnya sebagai orang yang sempurna, kekasih Allah, dengan rendah hati pergi ke rumah Wali itu dan bertanya kepada anak perempuannya apa yang dilakukan ayahnya selama hidupnya, “Wahai anakku, tolong ceritakan bagaimana ayahmu menjalani hidupnya.” Dia menjawab, “Ya Rasulullah , Aku sangat malu kepadamu, apa yang akan kuceritakan kepadamu? Dia adalah seorang pembunuh dan perampok. Aku tidak pernah melihatnya melakukan suatu kebajikan. Dia merampok dan mencuri siang dan malam, kecuali dalam satu bulan. Ketika bulan itu datang dia akan berkata, ‘Ini adalah bulannya Allah ,’ karena dia pernah mendengar engkau bersabda, ‘Rajab adalah bulan Allah , Sya’ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan ummat.’ Dia berkata, ‘Aku tidak peduli dengan bulan Rasulullah atau pun bulan ummat, Aku hanya peduli pada bulan Tuhanku. Oleh sebab itu Aku akan duduk di kamarku, menutupnya, dan melakukan khalwat di bulan ini.’” Rasulullah bertanya kepadanya, “Khalwat macam apa yang dia lakukan?” Dia berkata kepadanya, “Wahai Rasulullah, suatu hari dia sedang berada di jalan untuk mencari orang yang akan dirampok dan dia menemukan seorang yang berusia 70 atau 80 tahun. Dia memukulnya sehingga orang itu tidak sadarkan diri, dan merampoknya, dia menemukan segulungan kertas kecil dari orang itu. Dia membukanya dan menemukan sebuah do’a di dalamnya, dia sangat senang dengan do’a itu. Setiap tahun ketika bulan Rajab tiba, bulannya Allah, ayahku duduk dan membaca do’a itu sepanjang siang dan malam, sambil menangis dia membaca do’a itu, kecuali ketika dia mau makan atau berwudhu. Setelah bulan itu berlalu, dia bangkit lagi dan berkata, ‘Bulan Allah telah berakhir sekarang giliran kesenanganku.’ Dia kembali merampok dan membunuh selama 11 bulan kemudian.”
11
Do’a yang biasa dibaca oleh orang itu adalah do’a yang sangat penting dan setiap orang dianjurkan untuk membacanya sebanyak 3 kali sehari selama bulan Rajab. Maulana Syaikh Nazhim berkata bahwa do’a ini akan membersihkan dirimu dari seluruh dosa dan menjadikan kalian sebagai orang yang suci bagaikan bayi yang baru dilahirkan. Do’a itu adalah do’a yang sangat populer di kalangan Sufi. Ketika Rasulullah meminta anak itu membawakan kertas yang berisi do’a itu, beliau menciumnya dan menggosokkannya ke tubuhnya. Jangan tinggalkan do’a itu tetapi bacalah selalu di bulan yang akan datang ini, insya Allah, Allah akan memberimu, tergantung pada niatmu. Allah berfirman kepada Rasulullah , “Wahai Rasul‐Ku yang tercinta, orang itu datang dan bertaubat kepada‐Ku di bulan yang paling penting dalam setahun. Untuk itu, karena dia telah mengorbankan satu bulan untuk‐Ku, maka Aku mengampuni semua kesalahannya dan Aku ubah semua dosanya menjadi amal baik. Karena dia mempunyai dosa yang begitu banyak, maka sekarang dia mempunyai amal yang banyak sekali, bahkan terlalu banyak sehingga menjadikannya seorang Wali besar.” Karena satu do’a, Allah membuat seseorang yang tidak pernah beribadah selama hidupnya menjadi seorang Wali. Bagaimana dengan kalian, orang‐orang yang berperilaku baik, yang beribadah kepada Tuhan sebagaimana layaknya, datang ke dalam suatu majelis untuk mendengar (ceramah)? Kalian mempunyai Tuhan Yang Maha Pemurah, Tuhan Yang penuh Cinta, bagaimana menurut kalian, Apa yang akan Dia berikan sebagai ganjaran kepadamu? Apakah kalian pikir Dia akan meninggalkanmu? Untuk setiap langkah yang kalian gunakan menuju suatu majelis, Allah akan menghapus satu dosa dan memberi 10 pahala. Siapa pun yang datang dari jarak 2 jam perjalanan, hitunglah berapa banyak langkahnya menuju ke sini. Jangan tinggalkan asosiasi semacam ini, sebab kalian tidak akan mendapat ganjaran semacam itu ketika kalian beribadah, shalat 5 waktu adalah kewajibanmu, tetapi asosiasi semacam ini bukanlah kewajiban, tetapi sukarela. Oleh sebab itu jika kalian datang, kalian akan diberi ganjaran yang melimpah. Itulah sebabnya asosiasi ini sangat penting. Asosiasi ini bisa menunjukkan kalian jalan singkat menuju Kehadirat Ilahi, dan jalan terpendek meraih realitas kalian. Dengan sedikit latihan membaca apa yang biasa dibaca oleh para Wali, kalian akan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Jangan datang ke Sisi‐Nya dengan mengendarai keledai. Datanglah dengan roket, kalian akan mencapainya dengan cepat. Ego kalian adalah keledai. Jangan ikuti ego kalian. Tinggalkan dia, karena dia tidak akan membawamu ke mana‐mana melainkan dalam gerakan lambat. Roh akan bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi. Mengapa? Karena roh adalah sesuatu yang berhubungan dengan Allah . Cahaya itu berasal dari Allah . Perhatikan kecepatan cahaya yang mencapai 300.000 kilometer per detik. Menurut kalian apakah kecepatan roh lebih lambat atau lebih cepat daripada cahaya? Jelas dia lebih cepat. Kalian menggunakan akal kalian dengan kecepatan yang sangat tinggi, bagaimana dengan hati kalian? Sekarang orang berusaha agar sampai lebih cepat di segala
12
tempat di muka bumi dengan menggunakan pesawat. Bagaimana dengan pesawat dalam hati kalian? Apa pun tempat yang kalian pikirkan, kalian akan tiba di sana dalam sekejap bila kalian mengetahui cara menggunakan kekuatan spiritual. Para Wali dapat berada di mana saja dalam waktu yang mereka inginkan. Mereka dapat berada di sini, dan dalam beberapa detik mereka sudah berada di China, Rusia, atau di bulan atau di matahari atau di surga yang pertama, dengan menggunakan kekuatan roh. Jangan meremehkan apa yang telah diciptakan oleh Tuhan dalam dirimu dan dalam diri setiap manusia. Tidak ada yang dapat mengerti bagaimana mekanisme roh bekerja. Mengapa orang meninggal dunia seketika pada saat seseorang menembakkan peluru kepadanya? Siapa yang membawa pergi rahasia itu? Mengapa orang meninggal dunia bila sakitnya sangat parah? Roh selalu berusaha untuk melarikan diri dan membebaskan diri dari sangkar tubuhnya. Bila dia menemukan jalan, dia akan melarikan diri dan kembali ke asalnya. Bila kalian dengan kekuatan kalian dapat mengendalikan ego dan membebaskan rohmu, pada saat itu kalian akan bisa mengontrol kekuatan roh sehingga dia tidak dapat melarikan diri. Pada saat itu kalian dapat melakukan suatu keajaiban dengan roh kalian. Beberapa waktu yang lalu, di mana‐mana kalian dapat menemukan para Wali yang menggunakan kekuatan spiritualnya yang tidak bisa ditiru di masa sekarang. Ada Wali yang dapat menggunakan sabuknya untuk memanggil orang yang tinggal sangat jauh darinya, dan dia dapat melakukannya di depan ratusan orang yang duduk di sekitarnya. Bagaimana dia mengirim pesan kepada seseorang yang berjarak 3 atau 4 jam perjalanan dengan mobil? Wali itu cukup mengangkat sabuknya, meletakkannya di dekat telinganya dan berkata, “Hallo? Bapak Anu dan Anu dan seterusnya, datanglah, kami menanti kedatanganmu!” Setelah tiga atau empat jam kemudian, mereka mengetuk pintu lalu masuk dan berkata kepada orang‐orang bahwa dia telah menerima panggilan dari Syaikh agar datang ke tempat itu. Banyak sekali hal yang dapat dilakukan para Wali, sebab ego mereka berada dalam kendali mereka. Bila roh bisa mengontrol ego, kalian dapat melakukan apa saja, tetapi sebaliknya bila ego yang menguasai roh, kalian tidak bisa melakukan apa‐apa. Kalian harus selalu menjadi tempat sampah bagi ummat manusia. Jangan takut untuk menanggung beban mereka. Ambil dan lakukanlah. Jika kalian mengambilnya, Allah akan memberimu kekuatan yang lebih banyak. Jika kalian tidak mau menanggung beban mereka, kalian tidak akan mempunyai cahaya dalam hati. Kalian harus menjadi orang yang mau menanggung beban. Ada seorang Wali yang berdo’a kepada Tuhannya, “Wahai Tuhanku! Jadikanlah tubuhku seluas neraka‐Mu, dan masukkan diriku sendiri ke dalamnya, dan biarkan semua orang berada di luar. Aku mengorbankan diriku untuk keuntungan hamba‐hamba‐Mu yang tidak bersalah. Mereka tidak bersalah sebab mereka mempunyai ego yang membebani mereka. Jika mereka tidak mempunyai ego, mereka semua akan seperti malaikat. Setiap orang mempunyai ego. Egolah yang mengendalikan dirimu dan membuatmu berkelakuan buruk.
13
Kalian semua harus menjadi contoh bagi masyarakat luar agar orang‐orang berdatangan ke dalam asosiasi kita setelah mereka melihatmu dan menghargai sikap dan tingkah lakumu yang baik. Bila mereka melihat kalian bersikap buruk, bagaimana mereka akan datang ke dalam asosiasi ini? Mereka tidak akan datang. Bagaimana mendapatkan perilaku yang baik? Yaitu dengan meninggalkan perangai buruk dan amarah. Jangan tunjukkan kemarahanmu, baik di rumah maupun di luar rumahmu. Jangan hiraukan bila istrimu berteriak kepadamu. Biarkan dia teriak, apa yang akan terjadi? Pada akhirnya, dia akan kelelahan dan berhenti sendiri. Begitu dengan pria—untuk mereka kita harus menggunakan ekspresi yang lain daripada ‘teriak’, karena mereka kan laki‐laki! Kalian akan menggonggong dan istrimu tidak menghiraukanmu, sehingga kalian akan merasa muak dan berhenti sendiri. Tetapi setan tidak pernah membiarkan orang marah kecuali yang lain juga marah, sehingga mereka saling berkelahi. Oleh karena itu bila salah seorang berteriak, maka yang lain tidak perlu mendengarkan. Ini juga harus diterapkan di masyarakat luas. Berusahalah untuk meredam kemarahanmu. Suatu hari Saya bersama Maulana Syaikh Nazhim � di Madinah. Di masa itu, Maulana Syaikh Nazhim � biasa membawa rombongan haji dari Siprus. Beliau mengajak mereka ke pasar untuk membeli tasbih. Setelah mereka membeli tasbih, Maulana juga meminta sebuah tasbih untuk dirinya sendiri. Pedagang itu menunjukkan beberapa tasbih kepadanya, lalu Maulana berkata, “Lupakan saja, kamu bisa memberi potongan harga untuk Saya.” Pedagang itu tidak mengeluarkan satu umpatan pun kepada Maulana, Maulana bahkan tidak membuka mulutnya. Beliau menjaga agar amarahnya tidak keluar. Kemudian setelah beliau pergi ke jalan, kami melihat seseorang mendatangi Syaikh dengan tasbih yang identik di tangannya. Dia memberikannya kepada Syaikh dengan mengatakan, “Ini hadiah dari Saya,” tak seorang pun yang tahu siapa dia dan dari mana asalnya, dia lalu menghilang secepat dia muncul. Bila kalian menjaga amarahmu, Allah akan memberi pahala kepadamu. Jangan mencoba mendapatkan hakmu dengan cara memaksa. Allah berfirman dalam al‐Qur’an, “Fa man ‘afa wa aslaha, fa ajruhu ‘alallaah” (as‐Syura 40), “Barang siapa yang memaafkan dan berbuat baik maka dia akan mendapat pahala dari Allah .” Ini lebih baik daripada kalian mengambil hakmu dengan tanganmu sendiri—lewat pengadilan, misalnya. Persiapkan dirimu, ini adalah bulan Rajab, jangan meninggalkan satu shalat pun. Jika kalian melewati shalat di siang hari usahakan untuk mengerjakannya di malam hari ketika kalian sudah tiba di rumah sebelum tidur. Cobalah untuk mengucapkan “Allah” dalam hatimu 1.500 kali sehari. Jika kalian lebih suka mengucapkannya dengan lidah, lakukanlah dengan cara itu. Ucapkan juga “Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadiw wa ‘alaa aali Muhammadiw wa sallim” 100 kali sehari. Insya Allah ini akan memberimu kekuatan di bulan Rajab dan mempersiapkan dirimu di bulan Sya’ban, di mana ada tugas lain yang akan kita bahas di kemudian hari, insya Allah. Seluruh Wali menunggu kedatangan Imam Mahdi dan Nabi ‘Isa di bulan ini. Seluruh Wali menanti untuk mengetahuinya, dan sebagian besar pengikut mereka
14
akan diberitahu mengenai hal ini pada tanggal 15 Sya’ban. Setiap orang harus mempersiapkan diri mereka untuk peristiwa besar di dunia ini. Komunisme sudah berakhir, setiap orang berpihak kepada Amerika. Mereka berpikir bahwa tidak akan ada lagi perang di dunia ini, perdamaian akan terjadi di mana‐mana. Tiba‐tiba seseorang yang gila datang dan menekan tombol, lalu dimulailah Perang Dunia Ketiga. Segera setelah peristiwa ini terjadi, Imam Mahdi akan datang, kemudian Nabi ‘Isa turun dari surga. Ibadah Haji pada tahun terakhir ini adalah salah satu ibadah haji terbesar yang dilaksanakan di abad ini. Imam Mahdi berada di sana, begitu pula dengan 124.000 Wali dan 124.000 Rasul di berkumpul di Padang ‘Arafah. Oleh sebab itu persiapkan dirimu untuk suatu peristiwa besar yang akan segera muncul di permukaan bumi. Jangan berpikir bahwa dunia ini akan berlangsung lama dan kita masih memiliki tahun‐tahun yang panjang di depan kita. Kita sudah sangat dekat dengan akhir dunia ini dan segera menuju ke Akhirat. Kita tidak akan memandang ibadah orang lain dengan sikap tidak setuju, kita hanyalah sebuah kelompok yang mengharapkan kedatangan Imam Mahdi dan Nabi ‘Isa dengan segera. Kita berada di jalur yang benar. Kita telah bertemu mereka. Kita telah mengambil bay’at dari mereka dan menerima mereka baik secara fisik maupun spiritual melalui kekuatan Grandsyaikh. Apa yang Saya katakan kepada kalian adalah menurut pandangan spiritual yang nyata, tidak samar atau berbayangan. Imam Mahdi dan Nabi ‘Isa berada di antara kalian. Setiap asosiasi, baik di sini maupun di Chicago atau Montreal, New York dan New Meksiko, diselenggarakan atas nama Guru kita yang berhubungan langsung dengan Imam Mahdi dan Nabi ‘Isa . Imam Mahdi dan Nabi ‘Isa pasti hadir dalam semua pertemuan itu, paling tidak untuk melihat kalian, kemudian pergi. Kadang‐kadang mereka ikut duduk, kadang‐kadang mereka hanya melihat lalu pergi, dan kadang mereka melihat dari tempat di mana mereka berada. Asosiasi ini adalah satu‐satunya asosiasi di dunia yang didukung oleh Imam Mahdi
dan Nabi ‘Isa , tidak hanya di Amerika tetapi di semua tempat di mana asosiasi ini diselenggarakan atas nama mereka. Tempat‐tempat lain di mana orang berkumpul bersama—baik di sinagoga, gereja, atau kelompok Sufi yang lain—tidak dapat memperoleh cahaya seperti yang kalian dapatkan dalam asosiasi ini. Kalian akan melihat diri kalian dalam jumlah yang kecil karena bintang yang bersinar tidak banyak jumlahnya, dan kalian akan menjadi bintang dalam kegelapan malam bagi ummat manusia. Itulah sebabnya Maulana Syaikh Nazhim ��mempersiapkan dirimu dan itulah sebabnya beliau mengirim kita ke abad ini, yaitu untuk membangunkan orang‐orang di abad ini dan memperingatkan mereka untuk melihat ke depan kepada Imam Mahdi dan Nabi ‘Isa . Insya Allah, beberapa di antara kalian akan menerima bay’at dari mereka berdua di dalam mimpimu. Hal ini memerlukan beberapa kemajuan dalam dirimu, yaitu dalam membaca wirid yang diberikan oleh Maulana Syaikh Nazhim ��tanpa meninggalkannya satu malam pun. Setelah itu insya Allah, kalian akan bertemu dengan mereka secara fisik, dan kita memohon kepada Allah agar hal itu akan segera terjadi. Wa min Allah at taufiq bi hurmat al‐Faatiha.
15
Laylat ar‐Ragha’ib, Malam Permintaan yang Keramat/ Sufisme yang Sejati/ Kebersihan dan Kesederhanaan Maulana Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani � dalam Mercy Oceans Secrets of the Heart Kita memohon dukungan dari guru kita Syaikh Muhammad Nazhim al‐Haqqani � dan kita memohon pula dukungan dari Allah dan Rasulullah . Malam ini adalah malam yang sangat berharga. Laylat al‐Ragha’ib, “Malam Permintaan yang Keramat,” yang merupakan salah satu malam yang paling penting dalam sejarah Islam dan bagi seluruh ummat manusia. Ini adalah malam di mana Rasulullah di transfer dari ayahnya kepada rahim ibunya dan jatuh pada hari Jum’at pertama di bulan Rajab. Semua yang kalian minta di malam ini akan dikabulkan oleh Allah demi kemuliaan Nabi Muhammad . Bangsa Arab dan negri‐negri Islam lainnya merayakan malam ini dengan memanjatkan segala do’a kepada Rasulullah , mengingat kembali riwayat hidup beliau dan mengingat Allah dalam hati, dengan mengunjungi masjid dan tinggal di sana sampai terbit fajar. Mereka tidak tidur. Sayangnya, di negara ini, tidak ada yang tahu—khususnya para Muslim—bahwa malam yang paling berharga ini telah tiba. Bagaimana Allah mendukungmu di negara ini, bagaimana Islam akan tersebar di negara ini, jika bahkan para Muslimnya saja tidak mengetahui kapan jatuhnya malam yang sangat berharga ini? Ini adalah malam di mana kalian harus mengisinya dengan membaca al‐Qur’an, mengucapkan Nama‐Nama Allah , membaca riwayat hidup Nabi Muhammad , bershalawat kepadanya, dan bermunajat kepada Allah . Tiada yang mengetahuinya. Lihatlah semua masjid, bahkan tidak ada yang berbicara mengenai malam ini. Bahkan tidak ada pula yang mengatakan bahwa ini adalah bulan Rajab dan kalian harus berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Siapa yang berpuasa? Sangat sedikit orang yang berpuasa dan mengingatnya. Di antara mayoritas Muslim, tidak ada yang berpikir, tetapi tetap saja mereka ingin menyebarkan Islam di mana‐mana. Bagaimana ini akan terjadi bila kita, ummat Muslim tidak memulainya dengan diri kita sendiri sebelum berpaling kepada orang lain. Kita memohon kepada Allah agar mengubah hati ummat Muslim yang mengabaikan puasa di bulan Rajab dan membuat mereka menghargai bulan ini sebagaimana layaknya. Di negara kami, dengan seizin Syaikh, kita tidak tidur di bulan ini. Tadi malam Maulana Syaikh Nazhim ��merayakan malam ini di Nikosia bersama 500 orang, dengan melakukan shalat, dzikir, memberi ceramah, lalu menyuruh orang‐orang agar pulang ke rumahnya masing‐masing untuk melakukan segala macam shalat dan berdo’a hingga fajar. Di sini, bahkan tidak ada orang yang berpikir bahwa malam ini berbeda dengan malam‐malam lainnya. Sesungguhnya jika bukan karena malam ini, Islam tidak akan pernah ada. Cahaya yang telah diciptakan Allah dalam diri Sayyidina Adam terletak di dahi, dan Adam bertanya kepada Tuhannya, ketika Dia menciptakannya dan menempatkan ruh ke
16
dalam tubuhnya, “Wahai Tuhanku, lampu apa ini, cahayanya selalu bersinar di dahiku?” Dia berkata, “Wahai Adam , cahaya itu adalah cahaya Nabi dan Rasul‐Ku yang tercinta, cahaya hamba‐Ku Muhammad . Dari cahaya itu Aku telah menciptakan kamu. Aku telah menciptakan dia lebih dahulu sebelum Aku menciptakan kamu, dan Aku tempatkan cahaya itu di kepalamu. Cahaya itu diteruskan kepada Nuh , dari Nuh kepada Ibrahim , dan dari Ibrahim kepada Isma’il , dan seterusnya sampai pada Rasulullah . Jika bukan untuk Rasulullah , Allah tidak akan menciptakan seluruh alam semesta ini. Ketika Dia memerintahkan kalam untuk menulis, LA ILAHA ILLALLAH, tidak ada Tuhan selain Allah , kalam itu menulis selama 70.000 tahun dalam ukuran Allah . Wa ‘inna yawman ‘inda rabbika ka’alfi sanatin mimma ta’uddun,” “Sehari di sisi Tuhanmu adalah 1.000 tahun menurut perhitunganmu” (al‐Hajj 47). Bayangkan rentang waktu selama 70.000 tahun surgawi, akan setara dengan 25.550.000.000 tahun menurut perhitungan manusia, jadi selama itu kalam menulis. Ketika kalam selesai menulis, dia berhenti. Allah berkata kepada kalam itu, “Wahai kalam, tulislah Muhammadun rasulullah.” Kemudian kalam itu menulis lagi selama 70.000 tahun. Lalu kalam itu bertanya, “Wahai Tuhanku, siapakah orang yang terhormat ini, Muhammad yang Engkau tempatkan Namamu bersama namanya?” Dan Allah berfirman, “Ikhsa’ ya qalam, lawla Muhammadun ma khalaqtu ahadan min khalqi,” “Diam, wahai kalam! Jika bukan untuk Muhammad , Aku tidak akan menciptakan seorang pun.” Tidak ada yang mengetahui kapan kalam itu mulai menulis kalimat LA ILAHA ILLALLAH, dan tidak ada yang mengetahui kapan kalam itu mulai menulis MUHAMMADUN RASULULLAH. Masa itu disebut “azal” dalam bahasa Arab, berarti pra‐keabadian, suatu masa yang tidak diketahui oleh siapa pun kecuali Allah . Nama Rasulullah sudah ada pada saat itu. Dan jika nama itu berada di sana, apakah kamu pikir dia tidak berada di sana? Bila kamu memberi nama kepada seseorang, maka orang itu harus ada, paling tidak secara spiritual. Oleh sebab itu, apa pun sanjungan yang kamu berikan kepada Rasulullah , apa pun pujian yang kamu berikan, kalian masih tetap menganggapnya remeh. Salah satu Wali besar berkata, “Berikan kemuliaan kepada Rasulullah dan pujilah dia, tetapi jangan katakan kepadanya sebagaimana orang Kristen berkata tentang Rasul mereka.” Hal ini berarti jangan katakan bahwa beliau adalah Tuhan. Hanya Allah Tuhan kita, yang lain adalah budak. Ini adalah keyakinan para Sufi. Pengikut Sufi percaya bahwa Allah Maha Esa, dan segala sesuatu adalah hamba‐Nya. Jangan berpikir bahwa para Sufi sejati mempunyai iman yang berbeda. Sufi sejati mengetahui bahwa hamba adalah hamba dan Allah adalah Tuhan. Para pembaharu memproklamasikan dirinya sebagai Sufi, namun mereka meninggalkan toilet tanpa mengetahui bagaimana cara membersihkan diri mereka! Ini tidak bisa dianggap sebagai Sufi sejati, mereka tidak bisa dianggap apapun! Para pengikut Sufi harus menjaga syari’at Rasulullah, mereka harus tetap menjaga seluruh kondisi dan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah kepada kita, mereka percaya bahwa Allah Maha Penyayang kepada setiap
17
orang. Ini adalah Rahmat dari Allah. Tetapi walaupun Allah Maha Penyayang, kita harus menunjukkan rasa terima kasih kita, dengan menyembah‐Nya dan bersyukur atas segala nikmat yang diberikan‐Nya kepada kita. Itulah alasan mengapa Allah menuntut penyembahan kita. Atau apakah kamu pikir bahwa alasan kita menyembah‐Nya adalah untuk menambah Kebesaran‐Nya? Ibadah kita murni merupakan ukuran rasa terima kasih karena Allah telah menciptakan kita dan memberi kita kemuliaan semacam itu. Jangan berpikir bahwa para Sufi dapat menerima pandangan yang mengatakan bahwa Sufisme bertentangan dengan syari’at? Ini tidak pernah menjadi masalah, dan tidak akan menjadi masalah. Dari Rasulullah , Sayyidina Abu Bakar ash‐Shiddiq , Sayyidina ‘Ali dan seluruh guru Sufi, semuanya menghormati dan menjaga syari’at sepenuhnya. Yang kami maksud adalah guru Sufi sejati, bukan anak‐anak yang memproklamirkan dirinya sebagai guru Sufi dan membawa seluruh khuza’balat, ide‐ide bodoh dan omong kosong diberikan kepada sufisme. Apakah Sufisme seperti ini? Sufisme berarti bahwa kalian tidak mengangkat kepalamu dari posisi sujud. Kalian lihat, mereka tidak memelihara janggut, tidak memakai turban, tidak memperhatikan sunnah Rasulullah , dan tetap mengaku sebagai guru Sufi dan berbicara mengenai Jalaluddin ar‐Rumi � atau Muhyiddin ibnu al‐‘Arabi �, atau Abu Yazid al‐Bistami �. Abu Yazid al‐Bistami �, Muhyiddin ibnu al‐‘Arabi � dan Jalaluddin ar‐Rumi � menyangkal mereka! Para Awliya ini tidak menerima mereka karena mereka akan bertentangan dengan syari’at. Guru Sufi yang palsu bahkan mengaku bahwa kita tidak perlu berwudhu. Bagaimana mungkin wudhu tidak diperlukan? Salah satu Nama Rasulullah adalah Nabi dari “orang‐orang yang bercahaya", al‐ghurr al‐mujjalin. “Orang pertama yang akan kupanggil menghadapku untuk masuk ke dalam surga dan bertemu dengan Allah di surga dan tetap bersamaku adalah mereka yang anggota tubuhnya bercahaya seperti cahaya matahari karena dibasuh dengan wudhu” (Bukhari‐Muslim). Setiap orang di antara kalian yang selalu menjaga wudhunya akan termasuk orang‐orang yang beruntung itu. Ketika Abu Huraira y ditanya mengapa beliau membasuh anggota tubuhnya dengan air melebihi yang diperlukan, beliau menjawab bahwa beliau ingin seluruh anggota tubuhnya bersinar pada hari itu. Lalu bagaimana mungkin—orang yang mengaku Sufi—berkata bahwa wudhu tidak diperlukan? Mereka mengaku bahwa mereka melakukan wudhu dengan cara menghirup, lalu mengeluarkan semua kotoran mereka. Ini lebih baik dilakukan di kamar mandi, bukan di masjid. Kalian hanya bisa masuk ke masjid setelah melakukan wudhu! Tidak ada satu pun yang dapat membersihkan kalian kecuali dengan wudhu. Kami membantah apa yang mereka katakan. Mereka yang mengaku Sufi itu bukan Sufi sejati tetapi sesungguhnya menentang sufisme, dan merekalah yang memberi citra buruk kepada sufisme. Rasulullah bertanya kepada Sayyidina Bilal , “Wahai Bilal, Aku mendengar langkahmu di surga. Apa yang kamu lakukan (untuk mendapat penghargaan semacam ini)?” Bilal menjawab, “Wahai Rasulku tercinta, setiap kali aku berwudhu baik di siang hari maupun ketika aku bangun di tengah malam untuk berwudhu (setelah pergi ke kamar kecil), aku melakukan shalat wudhu minimal dua
18
rakaat “ (Bukhari‐Muslim). Kita tidak meringankan tubuh kita seperti halnya binatang, tanpa membersihkan diri, kemudian kita melangkah ke dalam masjid dan berkata bahwa kita akan melakukan shalat. Kita tidak mengatakan hal ini kepada Muslim yang baru, tetapi kepada Muslim yang telah lama. Kita mendiskusikan hal ini dengan terbuka karena, “la haya’a fid din,” “tidak perlu malu dalam urusan agama” (hadits). Rasulullah bersabda, “Aku takut ummatku nanti akan melakukan shalat tanpa membersihkan diri setelah mereka membuang urin.” (hadits, Rasulullah suatu ketika melewati dua kuburan, kedua orang yang dimakamkan di sana telah disiksa. Beliau bersabda…’Salah satu di antara mereka tidak pernah melakukan tindakan untuk mencegah dirinya dikubur dengan urinnya sendiri’ dan seterusnya.” Bukhari, Jana’iz ch.80). Banyak orang di sini yang pergi ke kamar kecil dan keluar tanpa membersihkan diri mereka, kemudian melakukan wudhu dan shalat, hal ini tidak dapat diterima. Dalam kasus ini shalatnya tidak diterima. Kalian harus menyiram dan membersihkan dirimu ketika kamu membuang urin. Jika kalian tidak membersihkan dirimu, kalian tidak bisa melakukan shalat. Saya ulangi bahwa ini adalah untuk orang yang sudah lama menjadi Muslim, bukan untuk yang baru menjadi Muslim. Kalian harus membersihkan diri sebelum kalian melakukan shalat. Bagaimana kalian akan berdiri (dalam shalat) menghadap Allah dan berharap agar shalatmu diterima? Shalatmu tidak akan diterima, meskipun itu lebih baik daripada tidak—di bandingkan dengan orang yang tidak shalat sama sekali. Setiap orang harus membersihkan dirinya baik secara fisik maupun spiritual. Tidak cukup hanya dengan mengatakan, “Aku telah membersihkan diriku secara spiritual.” Untuk para pemula, lupakan, tetapi bagi kita, kita harus datang untuk shalat dalam keadaan bersih, baik di masjid maupun di rumah. Kalian harus sangat berhati‐hati dalam masalah ini. Jangan membuang urin sembarangan sebagaimana yang dilakukan oleh anjing, keledai, atau monyet, tanpa merasa malu karena Syaikh tidak melihatmu. Jika Syaikh tidak melihatmu, kedua malaikat di pundakmu bisa melihatmu. Jika mereka pun tidak melihatmu, Allah melihatmu. Tidakkah kalian merasa malu terhadap hal ini? Pergilah ke kamar kecil di bandara atau di pom bensin di Amerika, di sana, tidak ada orang yang merasa malu berpakaian tidak selayaknya, berdiri dan membuang air seperti anjing… apakah ini yang dinamakan hormat dan adab? Kalian harus berada dalam ruangan tersendiri agar tidak ada orang yang bisa melihatmu. Itulah adab yang diajarkan oleh Islam. Islam mengajarkan kalian untuk selalu menghormati orang, termasuk dirimu sendiri. Sayyidina ‘Ali , semoga Allah mengangkat derajatnya, tidak pernah selama hidupnya melihat bagian‐bagian tubuhnya yang sifatnya pribadi. Itulah sebabnya beliau menerima kehormatan yang begitu tinggi, penghargaan yang kita ucapkan setelah menyebutkan namanya, “karramallahu wajhahu”, yang secara harfiah berarti, “Semoga Allah memuliakan wajahnya.” Beliau tidak pernah membiarkan matanya melihat bagian tubuh pribadinya. Bagaimana dengan kita dewasa ini? Kita meninggalkan bagian tubuh pribadi kita, lalu mencari kepunyaan orang lain dan bahkan menggambarkannya! Di televisi, mereka mengajarkan setiap orang termasuk anak‐anak bagaimana cara berkencan dan bagaimana cara melihat bagian
19
tubuh pribadi masing‐masing. Peradaban macam apa ini? Ini adalah suatu kebodohan. Kehidupan binatang lebih baik daripada seperti ini. Kita terlalu banyak melakukan dosa. Kita memerlukan jalan yang aman dan cepat untuk mencapai Tuhan kita. Kita harus mengetahui bahwa Malam Permintaan Yang Keramat ini adalah salah satu jalan untuk mendekati‐Nya. Ke mana pun kita memandang, kita temukan diri kita dalam keadaan berdosa, itulah sebabnya kalian harus mencari tempat di mana orang‐orang membuat suatu pertemuan demi Allah, mereka mengingat Allah dan mengingat Rasulullah, sehingga kalian dapat mendekati‐Nya dengan cepat. Oleh sebab itu jangan melewatkan pertemuan semacam itu. Wa min Allah at‐tawfiq bi hurmat al‐Faatiha
20
Rajab, Tingkatan Para Wali Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani Rajab adalah bulannya Allah swt, Sya'ban bulan Nabi Muhammad dan Ramadan adalah bulan umatku, demikian dikatakan Nabi . Bulan Rajab adalah salah satu bulan haram, dimana Allah melarang hambaNya berperang, berkelahi, atau membunuh apapun. Rajab adalah bulan dimana Allah swt memanggil Nabi kehadiratNya. Oleh karena bulan Rajab adalah demikian penting, dimana Allah menurunkan RahmatNya pada kita semua. Allah adalah Al‐Rahman, Allah Yang Maha Pengasih. Al‐Rahman adalah juga bermakna bahwa segala sesuatu di alam semesta tercipta dari NamaNya Al‐Rahman . Ketahuilah dari sifat al‐Rahman tersebut, Allah menciptakan semua makhluk , surga dan dunia, untuk seluruh manusia. Kuciptakan semua ini untuk hambaNYA dan seluruh ciptaannya dibawah kontrol manusia. Dari sifat ar Rahman Allah memanggil Nabi kehadiratNya dan menghisasi dengan namaNya yang Indah dan mengirimkan kembali Rasulullah ke dunia untuk membimbing umatnya. Inilah tanda bahwa Allah mencintai kita semua. Ketika Nabi melaksanakan perjalanan ke Allah , ia telah meliputi beliau dengan namaNya. Hanya Allah yang mengetahui berapa lama Nabi berada di hadiratNya. Ketika Isra Miraj tersebut kita mengetahui bahwa Nabi hanya berjarak dua tangan dihadapan Allah , dan ketika Allah mengirimkan kembali Nabi kedunia Allah menghiasinya dengan Nama al‐Rauf, Yang Maha Pengasih. Sebagaimana sabda Nabi , “aku adalah Qasim aku adalah Mahi, ini adalah atribut‐atribut beliau sebagaimana Allah memberikan atribut tersebut kepada kekasihNya. Oleh karenanya Nabi memiliki sifat menyayangi dan memaafkan. Nama al Qasim hanya untuk Nabi , tak seorangpun boleh memakai nama tersebut. Al Qasim sebagaimana atribut Allah yang diberikan kepada Nabi , dan hanya Nabi yang memiliki otoritas untuk memakai nama itu, dimana dengan nama itu Rasulullah menjalankan otoritasnya untuk membagi rahmahNya kepada alam semesta. Seperti kita saat ini menjalankan aktifitas adalah semata‐mata berasal dari rahmah Allah yang dibagikan oleh Nabi . Al Mahi, Yang Maha Menghapus, Allah memberikan dari sifat tersebut kepada Rasulullah untuk menghapuskan dosa‐dosa kita melalui syafaat yang diberikan Allah kepada Nabi . Beliau mengambil dosa kita, seperti Allah juga juga merubah kita dari sakit menjadi sembuh. Saya adalah Taa Haa,” Kami tidak menurunkan Qur’an kepadamu agar menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut kepadaKu” . “Taahaa maa anzalnaa alaikal Qur’ana li tasiqaa”. Ya Muhammad apa arti dibalik nama Taa dan haa. Hanya Allah dan Muhammad yang mengetahuinya, kalau Nabi tahu maka awliya juga diberikan Nabi
21
pengetahuan tentangnya. Kami telah menurunkan Al – Qur’an bukan untuk menjadi beban atau memberikan kesulitan kepadamu tetapi untuk mengingatKu, untuk menjadi hambaKu, untuk berdoa kepadaKu, untuk membersihkan hambaKu dan sebagai Cahaya dalam hati mereka. Allah swt mengirimkan Qur’an untuk menyiapkan umat, kenapa Allah memanggil Nabi pada tanggal 27 Rajab, untuk Isra Miraj dan Allah menurunkan Lailatul Qadar, 27 Ramadhan, ada rahasia dibalik tanggal tersebut. Kenapa tidak diturunkan pada tgl 25 atau 23 ? Lailatul Qadr 27 Ramadan, tetapi Isra Miraj 27 Rajab adalah sesuatu yg tetap. Kita berpuasa pada 27 Rajab . Setiap kita melewati 27 Rajab atau 27 Ramadan hati kita senang tetapi kita tak pernah bertanya?. Awliya bertanya mengapa Ya Allah apa Rahasia dibalik tgl 27 tersebut. Dan Allah memberi jawaban kepada malaikat melalui Nabi saw. “Setelah 27 adalah 28, dan alpabet islam total berjumlah 28 huruf, dimana huruf ke 28 adalah Ya”. Artinya malam 27 Allah membawa Nabi untuk Isra Miraj dan untuk memempersiapkan beliau untuk malam 28. Huruf ke 28 adalah huruf terakhir, yaitu Ya berasal dari nama Nabi Yasin, atributnya yang paling istimewa. Alif huruf pertama dalam abjad merupakan symbol awal, Nama Allah diawali alif, dari Alif hingga Ya, Aku siapkan engkau Nabi , untuk ke ‐ 28 samudera ilmu Pengetahuan Allah . Allah memakaikan baju Ilmu Allah kepada Nabi saw. Sesuatu yang berasal dari akhirat dimulai Alif, Islam dimulai dari huruf alif, Ihsan diawali alif, Iman diawali alif. Sedangkan Muhammad maka huruf pertama adalah mim. Islam diawali alif menjadi Muslim yang diawali mim, Iman diawali alif menjadi Mukmin diawali mim, maka antara alif dan mim adalah transisi area dimana Allah mempersiapkan Nabi saw. Huruf terakhir Ya adalah nama awal Nabi Yasin. Yasin adakah kalbu Quran artinya Intisari Qur’an , ketika manusia mati mereka membacakan surah Yasin (akhir huruf dalam abjad islam dan akhir kehidupan dibacakan Yasin). Allah berikan rahasia setiap huruf dari surat Yasin tersebut, didalam setiap huruf Quran berarti lebih dari 500 000 makna. Setiap alif bisa berarti berbagai macam makna sesuai tempatnya. Setiap huruf didalmnya mempunyai arti‐arti sendiri, setiap huruf seperti cahaya ilmu pengetahuan. Tak semua hambaNya mengetahui rahasia ilmu tersebut, seperti perumpamaan bahwa Ilmu Nabi tak setetespun dari Samudera Ilmu Pengetahuan Allah , dan ilmu Sahabat dibanding Nabi seperti setetes dari samudera ilmu Nabi dan ilmu Awliya dibanding sahabah seperti setetes dari ilmu sahabah, demikian pula ilmu ulama dibanding ilmu Awliya seperti setetes dari samudera ilmu Awliya Allah. Kita mengetahui bahwa ilmu kita sangatlah sedikit, kita tak mengetahui hal itu semua, tetapi tetap saja kita arogan bahwa kita orang yang berilmu, congkak. Kita merasa diri kita orang penting, kita ingin orang mengetahui kita orang yang berilmu. Lebih baik bagimu, kau duduk disudut menghinakan diri dan merasa tak mengetahui apapun. Jangan membanggakan dirimu dihadapan orang lain, karena
22
ketika kau banggakan dirimu, maka iblis segera masuk kedalam dirimu. Nabi adalah manusia yang sangat merendahkan dan menghinakan diri dihadapan Allah
, hingga Allah mengangkat derajat Nabi saw. Jika kita rendah hati maka Allah akan kirimkan kepada orang tersebut hamba‐hamba nya yang terbaik para wali Allah untuk membimbingnya. Tetapi kepada hambanya yang arogan, takabur Allah pun mengirimkan orang‐orangnya juga, banyak dari segi kwantitas , tetapi ini hanyalah jumlah bukan hambaNya yang memiliki kwalitas terbaik, para Wali‐waliNya. Kita boleh berbangga karena kita mencintai Rasulullah , kita boleh bangga karena kita Islam, tapi kita tidak boleh berbangga karena amal kita. Amal yang kita banggakan akan kembali kepada kita bila kita menyombongkan amal dihadapan orang lain atau dihadapNya. Seperti juga kita tahu nama‐nama hewan , seperti keledai atau singa. Maka seperti Singa, ia memiliki ribuan nama yang sama, di Inggris disebut Lion, di Perancis Leon, ada berapa banyak bahasa didunia ini?, bila di Cina saja ada ribuan bahasa. Maka singapun memiliki begitu banyak nama. Begitu pula siapa namamu??!!, ketika orang menanyakan nama kita kita membuka KTP, Kartu nama, Oo..Sunarto, Suharto, Bambang. Kita bahkan kadang tak tahu siapa yang memberikan nama kita, siapa yang memberikan namamu, kita tak tahu nama kita sesungguhnya, hanya Allah yang tahu nama kita sebenarnya. Allah memberikan nama hanya kepada Muhammad dan Nabi‐Nabi yang tercantum didalam Al‐Quran. Tetapi kita tak punya nama dan identitas itu. Nama kita hanya berasal dari orang tua kita. Kita tak memiliki kejelasan status kita didunia ini, kita tak memiliki nama, kita nothing, tetapi tetap saja sombong dan membanggakan diri dihadapan mahluk maupun dihadapanNya. “Siapa yang mengetahui dirinya mengetahui Tuhannya”, bahkan saat inipun kita tak tahu apa nama kita. Mereka pikir diri mereka ulama, suyukh, politisi. Wahai manusia letakkan dirimu serendah mungkin, janganlah sombong dihadapan mahlukNya bahkan dihadapan Allah . Bila kita meletakkan diri kita serendah mungkin maka Allah akan mengangkat derajat kita. Ketika Allah membuka hati hamba tersebut, maka hamba tersebut menjadi Awliya Allah, maka pada saat itu Allah memberikan rahmatNya pada para waliNya. WaliNya tak pernah bersedih hati. Jika kita berniat mencari wali Allah, maka kita pasti akan menemukan mereka. Mereka bisa datang melalui mimpi, atau melalui berbagai cara lain, tetapi kita harus mulai dengan niat untuk menemui mereka, dan ketika Awliya berada dihadapan kita jangan lepaskan kesempatan itu. Saya hanya seperti kalian, saya bukan wali, sayapun mencari wali, saya tak pernah mengatakan diri saya seorang wali “hasha!”. Saya memang berada dipintu seorang wali, Mawlana Syaikh Nazim �. Saya nothing, selama 55 tahun saya mengikuti seorang wali besar, Sulthanul Awliya Shaykh Nazim �, beliaulah yang membawa kita semua kepada hadirat Nabi . Ilmu yang saya berikan kepada kalian, berasal dari beliau. Mata tak mungkin berada diatas alis, tak pernah!!. Dialah Shaykh Nazim ��pembimbing kita semua, Shaykh kita semua, Sulthan untuk kita semua.
23
Kita semua adalah murid beliau. Jika dia inginkan membuka hati kita untuk berbicara maka beliau akan memberikan otoritasnya kepada hati kita dan kita bisa berbicara. Setiap orang senang mendapat buah‐buahan yang segar mereka tak suka buah yang busuk, buah yang tak segar. Awliya Allah selalu mendapatkan buah yang segar untuk kalian, karena hati awliya selalu tersambung kepada para sahabat, Abu Bakar as Sidiq , Ali bin abi Thalib , dan mereka mendapatkannya dari kalbu Rasulullah . Dengan kerendah hatian para Awliya, maka Allah memberikan mereka ilmu untuk membimbing dan mengoreksi umat. Mereka tak perlu mempersiapkan makalah untuk berbicara dihadapan orang‐orang, makalah untuk orang biasa, sedang ilmu awliya berasal langsung dari Nabi saw. Makalah ulama, profesor tidaklah seperti buah yang segar tidak baru, sedangkan yang disampaikan awliya adalah informasi yang masih segar yang berasal dari Shaykhnya dan itu semua berasal dari kalbu Rasululah . Dengan jalan itu mereka selalu menerima informasi yang segar yang disampaikan kepada kita, informasi yang berguna untuk memenuhi kebutuhan saat itu juga. Shaykh kita begitu banyak mempunyai wakil‐wakil yang diberikan otoritas untuk menyampaikan hal tsb. Allah memiliki 124 000 wali, setiap Wali memiliki level yang berbeda, dari terendah hingga tertinggi. Semua wali dari yang terendah hingga tertinggi mampu melihat cahaya Rasulullah , Cahaya itu bersinar begitu terangnya. Cahaya itu selalu kontinyu mengalir ke kalbu awliya seperti air terjun. Jangan engkau bayangkan warna cahaya hanya 20 warna saja, tetapi bisa berjuta‐juta warna. Setiap wali melihat cahaya warna yang berbeda sesuai levelnya masing‐masing. Kadang ada wali yang tingkatan terendah hanya bisa menangkap dua warna biru dan merah saja, sementara yang lain hanya kuning dan hijau saja. Tetapi sebenarnya diantara dua cahaya tersebut ada berjuta‐juta warna lainnya. Awliya, ketika melihat hati Nabi mereka melihat cahaya. Tetapi the Highest level Awliya, Wali yang memiliki tingkatan tertinggi dapat melihat jutaan cahaya, tetapi Iapun sangat redah hatinya. Karena kerendah hatiannya itu ia tak mengatakan jutaan warna, jutaan informasi yang ia dapatkan dari kalbu Rasulullah . Dia bisa melihat dan menyampaikan, dia bisa mengambil ilmu tersembunyi dari hati Nabi . Disetiap jutaan waktu akan terjadi jutaan cahaya yang berbeda, begitu pula jutaan informasi yang berbeda. Setiap wali diberi anugerah yang berbeda‐beda, setiap dari mereka meskipun levelnya berbeda tetapi memiliki penampilan yang sama. Sehingga kadang mereka yang dilevel terendah menyangka dirinya sama. Wali dilevel tertinggi atau terendah bisa menyerap informasi dari kalbu Rasulullah untuk disampaikan kepada kita semua. Dari wali tertinggi yang memiliki jutaan cahaya, maupun yang yang terendah yang hanya mampu menangkap satu atau 2 warna, penampilan mereka sama. Setiapa wali bisa saja punya 1000 wakil untuk menyampaikan informasi dari kalbu Nabi . Meskipun demikian setiap wali memiliki cahaya berbeda‐beda, bisa
24
saja wali di area ini hanya lihat warna merah, yang lain biru dll. Tetapi mereka kelihatan sama tapi sebenanrnya mereka berbeda. Mereka mengira dirinya sama dengan wali yang lain, tetapi wali yang lebih tinggi diatas mereka dapat mengetahui posisi mereka dimana. Setiap wali mempunyai kemampuan yang berbeda, untuk menyampaikan. Meskipun demikian dihadapan Shaykh Nazim ��mereka tampak sama, tetapi Shaykh mengetahui kemampuan mereka, jadi jangan kita mencampurkan mereka seolah sama padahal mereka memiliki kemampuan yang berbeda satu sama lain sesuai level masing‐masing. Kemampuan ilmu itu berasal dari Kalbu Mawlana Shaykh Nazim �, Sulthan kita. Mawlana Syaikh mengatakan bahwa 27 Rajab akan ada pembukaan yang besar datang kepada umat. Setiap Tirani , penguasa yang dzalim akan kalah. Bukan hanya Tiran dari non muslim tetapi dari seluruh mahlukNya non muslim maupun tiran muslim akan kalah, akan musnah, dan orang yang diberi ampunan akan menggantikan tempat mereka. Pembukaan ini dimulai pada 27 Rajab, dan pada 15 Syaban seluruh umat akan mengetahui informasi ini. Siapapun yang menggunakan Islam untuk keuntungan mereka, akan dibersihkan satu persatu untuk kemunculan Sayyidina Imam Mahdi
, tidak akan ada penundaan lagi . Penderitaan umat telah sangat berat. Dari informasi melalui kalbu Shaykh Nazim �, maka bulan Rajab ini adalah waktu yang sangat penting, Awliya Allah menerima informasi bahwa 27 rajab akan dimulai penghancuran terhadap tirani tersebut. Bisa saja ada kejadian‐kejadian yang sangat luar biasa besar dihadapan kita, kejadian yang tak pernah diperkirakan kita semua. Dan pada 15 Syaban umat akan menerima informasi apa yang sedang terjadi. Era ini adalah era Imam Mahdi , banyak ulama yang mengatas namakan agama untuk kepentingan politik mereka akan dihancurkan satu persatu, setahap demi setahap. Bulan Rajab adalah pembalasan kepada tirani tersebut. Berbahagialah khususnya mereka yang telah melaksanakan khalwat. Mereka seperti bintang yang bersinar, dan menjadi yang baik diantara kita, peganglah tangan mereka. Wa min Allah at Taufiq
25
Rajab tara al‐‘ajab Syaykh Muhammad Hisham Kabbani � Sohbet, 22 September 2001 Kamu merencanakan sesuatu dan Allah merencanakan sesuatu yang lain pula. Hua Muqallib al‐qulub, hua Allah, Hati manusia berada dalam genggaman Allah. Dia mengubahnya sesuai keinginan‐Nya. Allah adalah al‐Mudabbir, Dialah sang Perencana. Apa yang Allah rencanakan akan terjadi. Oleh sebab itu lakukanlah tahmid (alhamdulillah), tahlil (la ilaha illa‐Allah) dan istighfar (astaghfirullah) sebanyak‐banyaknya. Apa yang akan terjadi sangat dahsyat sehingga para wali berusaha untuk menyembunyikan diri mereka di belakang (atau di bawah) tirai yang besar dan di tempat perlindungan. Naungan surgawi. Mereka bertanya‐tanya hukuman macam apa yang akan dijatuh kan kepada dunia ini, disebabkan oleh ketidakpatuhan dan dosa‐dosa serta tindakan dan prilaku yang buruk dari umat manusia. Tidak ada lagi adab, hormat kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Korupsi di mana‐mana. Muslim tidak mengetahui jati dirinya. Muslim berusaha untuk mengikuti jejak menirukan apa yang disebut dengan peradaban. Dengan dalih peradaban itu muslim kehilangan identitasnya. Mereka menjadi (tenggelam) dalam dunia materialisme, tidak ada lagi cinta terhadap Tuhan mereka kecuali hanya di lidah saja. Tidak ada lagi hati nurani. Tidak ada cinta di hati mereka. Beberapa di antara mereka bertindak dengan perilaku yang buruk menjadi liar, membunuh orang‐orang tak berdosa, di mana‐mana. Yang lainnya begitu kebingungan dengan pemahaman mereka akan Islam dan tiada lagi yang tersisa dari Islam bagi mereka kecuali dasi dan jaket atau janggut kecil seperti Iblis di bagian tengah dagu mereka, atau janggut tipis di seputar dagu naik dan turun dari tiap sisinya. Mereka lebih suka memakai topi lusuh di kepala dari pada meletakkan mahkota Islam, yang merupakan tanda keislaman, yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah saw, yaitu turban. Seolah‐olah mereka tidak mewakili Islam. Ketika kalian melihat mereka duduk di samping para pendeta Yahudi dan Kristen, yaitu rabbi dan pendeta, kalian lihat mereka mengenakan jubah yang lengkap. Tetapi Muslim tampak seperti yang kehilangan cahaya di raut mukanya, dari cara mereka berpakaian, dari cara mereka mewakili Islam di mata masyarakat. Jika Islam berada di tangan mereka maka Islam tidak berdosa. Para wali menghindari pembalasan Allah sebagaimana sabda Rasulullah , “Para wali berada di dalam kubahku.” Hadits ini merujuk kepada hari kiamat, ketika para wali berlari menuju kubah spiritual untuk melindungi diri mereka dan para pengikutnya. Bulan ini adalah Rajab dan para wali tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mereka hanya mengisi waktunya dengan shalat dan berdo’a memohon kepada Allah agar dimudahkan dan hukuman‐Nya diringankan bagi umat manusia. Ramadhan, bulan yang penuh rahmat dan ibadah akan datang.
26
Cahaya yang timbul dari pembacaan (kalimat‐kalimat dzikir) malam ini, terutama bila kita menyebut Rasulullah , berasal dari Haqiqat an‐Nabi , hakikat dari Nabi Muhammad dalam Hadirat Ilahi, dari hati Nabi Muhammad saw yang dilukiskan sebagai Yaa Siin yang pada hakikatnya adalah Yaa dan Siin, yang merupakan jantungnya Al‐Quran. Dari realitas itu maka terbukalah hati orang‐orang yang berdzikir yang semuanya merupakan pengikut setia dari Sayyidina Muhammad . Semoga Allah mengampuni kita dan menjaga kita tetap berada dalam rambu‐rambu Islam dan Sunnah dan semoga Allah melindungi kita dan orang‐orang yang tulus dari apa yang akan datang. Sebagaimana yang telah dilukiskan bahwa seorang anak berusia 7 tahun akan menjadi putih dari apa yang akan datang ke hadapan kita. Semoga Allah melindungi kita. Demi Rasulullah yang tercinta. Sekarang adalah bulan Rajab. Bulan ini dimulai dari hari selasa yang lalu dan telah disebutkan dalam banyak tradisi bahwa di bulan Rajab, kalian akan melihat banyak hal‐hal yang mengagumkan (Rajab tara al‐‘ajab); sebaliknya di bulan Syawwal kalian akan melihat hal‐hal yang mengerikan. (Syawwal tara al‐ahwaal). Di bulan Rajab kalian akan melihat hal yang paling aneh—yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Seluruh wali menanti‐nanti apa yang akan terjadi pada masa itu. Rajab adalah salah satu bulan untuk melakukan khalwat. Para Wali melakukan khalwat sejak awal Rajab hingga hari ke‐15 di bulan Sya’ban. Secara spiritual mereka dalam keadaan menyepi meskipun kalian dapat melihatnya ikut serta dalam kehidupan sehari‐hari sebagaimana biasanya. Mereka telah menanti selama beribu‐ribu tahun (untuk peristiwa Hari Kiamat). Selalu dikatakan bahwa Ramadan adalah bulan yang penuh kedamaian sebab Ramadan adalah bulannya ibadah. Kemudian di bulan Syawwal kalian akan melihat bencana dan kesengsaraan. Para Wali menunggu apakah tahun ini merupakan tahun yang dimaksud sebelum munculnya Imam Mahdi . Memang belum ada tanda bagi kemunculan Imam Mahdi , namun hal ini sudah sangat dekat. Sudah waktunya untuk berdagang dan jika waktu untuk berdagang ini lewat begitu saja tanpa melakukan perdagangan maka kita akan rugi. Di bulan ini Allah telah membuka tajalli (manifestasi, perwujudan) dari (Asma Allah) al Qahhaar, Yang Maha Menguasai. Kita mengharapkan sesuatu dari tajalli ini. Allah swt yuhmil wa laa yuhmil, Dia menahan Pembalasan Ilahiah tetapi Allah tidak pernah meninggalkan sesuatu yang pantas dihukum tanpa akhirnya memberlakukan Keadilan Ilahiah. Dunia ini berada di hari‐hari terakhirnya. Kini pembunuhan terjadi di mana‐mana, kebohongan merajalela, penyimpangan seksual di mana‐mana, riba di mana‐mana, korupsi di mana‐mana. Tiada satu tempat pun di dunia ini yang bersih. Jadi waktunya telah tiba. Intidhar al faraji ‘ibada. Menunggu sebuah pembukaan dari Allah adalah ibadah. Karena kita menunggu dibukakannya pintu rahmat, maka itu dianggap sebagai
27
suatu ibadah. Jadi tunggulah untuk suatu pembukaan dengan tetap menjalankan ibadah. Jalan satu‐satunya untuk menyelamatkan diri kita dari kesulitan yang dahsyat yang diharapkan akan segera muncul, sebelum kedatangan Imam Mahdi
, adalah dengan mengisi waktu kita dengan ibadah. Bihurmatil habib. Al‐ Fatiha Dzikir di Bulan Rajab Syaykh Muhammad Hisham Kabbani (q) Sohbet 4 Oktober 2001 Rasulullah saw telah menyebutkan segala hal yang akan terjadi. Beliau telah menyebutkan semua tanda yang akan muncul sebelum kiamat. Beliau berkata kepada para sahabat, “Aku melihat kesengsaraan datang sebagai suatu malam yang gelap...1 Pada saat itu orang yang duduk lebih baik dari pada orang yang berdiri, dan orang yang berdiri lebih baik dari pada orang yang berjalan. Orang yang berjalan lebih baik dari pada orang yang mengendarai kendaraan.” Maksud hadits di atas berarti tinggal di rumah dan tidak pergi ke manapun. Jangan pergi ke warung kopi atau ke pusat perbelanjaan. Tidak masalah bila kalian harus pergi bekerja, tetapi kalian harus berangkat dari rumah ke tempat kerja kemudian dari tempat kerja langsung kembali ke rumah—tidak pergi ke mana‐mana lagi. Dalam hadits tersebut kita mendengar sebuah gambaran mengenai apa yang akan terjadi. Siapa yang berada di dalam rumah akan selamat. Siapa yang berkeliaran di luar akan berada dalam kesulitan. Siapa yang duduk akan lebih aman. Dan siapa yang mengendarai kendaraannya akan berada dalam situasi yang paling buruk. Setiap hari setiap murid harus melakukan dzikir: 700 kali astagfirullah wa atubu ilayh, 700 kali la hawla wa laa quwatta illa‐billah il‐‘aliiy il‐‘adziim 700 kali hasbunallah wa ni’mal‐wakiil 700 kali bismillahir rahmaanir rahiim 700 kali Ya Wadud 5000 kali Allah, Allah dengan lidah 5000 kali Allah, Allah dalam hati 2000 kali salawat 100 kali Surat al‐Ikhlas Jika kalian tidak sanggup melakukannya, paling tidak lakukan shalat hifz (maksudnya shalat memohon perlindungan) sebanyak 2 rakaat agar kita terlindung dari penderitaan yang datang dari atas maupun dari bawah. (Shalat ini dilakukan setelah ‘Isya, rakaat pertama setelah al‐Fatiha dibaca al‐Ikhlash 2 kali dan rakaat kedua al‐Ikhlas 1 kali) Bagi Orang yang menjaga adabnya di bulan Rajab, telah dijamin sebuah kunci untuk menerima inspirasi dan informasi surgawi. Jika kalian melakukan awrad (latihan
28
spiritual) dengan baik maka kalian akan mendapatkan kunci itu. Kunci tersebut akan membuka hati kalian untuk bisa melihat dan mendengarkan apa yang sebelumnya tidak kalian perkirakan. Semoga Allah memafkan dan mendukung kita. Rasulullah saw bersabda, “Sawfa tud’iiu narin min ardi Najd yasyraibu laha ‘anaq al‐ibli bi Basra”—“Hari Akhir tidak akan datang sampai ada api yang dipancarkan dari Hijaz yang akan menerangi leher unta‐unta di Basra.”(2). Kita berfikir hal ini terjadi dengan adanya perang antara Kuwait dan Irak, tetapi ternyata terjadi sekarang. Panas dari api itu akan mencapai daerah antara Basra dan Najd atau Hijaz. Saat itu tidak ada tempat yang aman di bumi ini, kecuali di Mekkah, Madinah, dan Syam (Damaskus). Tetapi jika Allah menghendaki, tak ada yang dapat melukai kalian. Bahkan jika sebuah bom atom jatuh tepat di samping kalian, kalian tidak akan terluka. Ada 7 kelompok orang‐orang suci, Budala, Nujaba, Nuqaba, Awtad, Akhyar, Jinn yang akan melindungi orang‐orang yang telah ditakdirkan untuk tetap hidup. Jika kalian tewas, maka kalian mendapat predikat syahid—dan akan masuk surga. Tetapi jika kalian hidup, kalian akan tinggal bersama Imam Mahdi as, dan juga akan masuk surga. Ini lebih baik. Kalian harus selalu melawan ego kalian, khususnya di bulan ini. Jika ego mengatakan pergi ke kiri, maka pergilah ke kanan, jika dia berkata “makan”, jangan makan; jika dia bilang “pergi belanja”, tinggallah di rumah. Sekarang akan turun suatu tajalli yang kuat, yang merupakan manifestasi dari Kekuatan Ilahi. Jangan pergi keluar—ke mall, tempat hiburan, ke pizza, menghabiskan waktu berjalan‐jalan. Tinggallah di rumah, lakukan dzikir dan baca al‐Quran. Bagi wanita yang suka berjalan‐jalan, sebaiknya sekarang tinggal di rumah. Sebab di bulan ini ada bahaya. Siapa yang tertangkap melakukan suatu kesalahan maka tajalli dari Jalal (Kekuatan Ilahi) akan menghukumnya. Jadi berhati‐hatilah. Jangan membuat kesalahan. 1. Abu Musa al‐Asy’arimeriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sebelum jam‐jam terakhir akan ada suatu huru‐hara seperti suatu malam yang gelap di mana seseorang yang taat di pagi hari akan menjadi orang yang tidak loyal di malam harinya, atau sebaliknya seorang yang taat di malam hari akan menjadi tidak patuh di pagi harinya. Pada masa itu siapa yang duduk akan lebih baik dari pada yang berdiri dan siapa yang berjalan akan lebih baik dari pada yang berlari. Jadi marilah kita tundukkan diri kita untuk berdo’a. Jika ada orang yang datang kepada salah seorang di antara kamu, biarkan dia menjadi seperti lebih baik dari kedua anak Adam. (Sunan Abu Dawud, buku ke‐35 “Kitab Al‐Fitan Wa Al‐Malahim” Nomor 4246)
29
2. Abu Huraira ra melaporkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Hari Kiamat tidak akan datang sampai terdapat api yang berpijar di bumi Hijaz yang akan menerangi leher unta‐unta di Basra. (Sahih Muslim, Buku ke‐041, Nomor 6935) Bihurmatil habib. Al‐ Fatiha A D A B B U L A N R A J A B Marhaban ya syahru‐l‐Lah, Marhaban ya syahru‐l‐Rajab,Marhaban ahlan wa sahlan, Rangkaian Shalat Malam : 1. Bangun 2 jam sebelum subuh 2. Niat : Nawaitul Arbain, Nawaitul Itikaf, Nawaitul Khalwa, Nawaitul ‘Uzla, Nawaitur Riadha, Nawaitus Suluk, Nawaitu Siam, Lillahi Ta’ala al Azhiim fi hadzal masjid (atau fi hadzal jami’) 3. 2 rakaat shalat sunnat wudhu 4. 100 kali ‘Ya Halim’ (untuk menghilangkan kemarahan) 100 kali ‘Ya Hafiz’ (untuk menghilangkan kesulitan dan kesengsaraan) (Bayangkan diri anda berada di Taman yang diberkati di depan makam Rasulullah saw di al‐ Rawda menghadap Rasulullah saw dan ucapkan 100 kali “Allahumma shalli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammadin wa sallim.” Miliki niat bahwa Allah swt akan mempertemukan kita dengan Rasulullah saw, Imam Mahdi as dan Maulana Syaikh . 5. Doa ‐ “Ya Rabbi ‘izzati wal ‘azamati wal Jabbarut.” ‐ Bergerak 3 langkah ke depan, diawali dengan kaki kanan, sambil menghadap kiblat dan berdo’a, “Ya Rabbi, aku melangkah ke depan untuk meraih Maqam al‐Fana filLah, Ya Allah Subhanahu wa Ta’ala, Aku memohon kepada‐Mu untuk melenyapkan diriku dalam Kehadirat‐Mu, Ya Rabbi, Aku bergerak menuju Samudra Ke‐Esa‐an, Samudra Wahdaniyyah, Ya Rabbi janganlah Engkau menolakku hingga aku mencapai Maqam al‐Fardani yang unik.” “Ya Rabbi, karena bulan ini adalah bulan‐Mu‐‐Rajabun SyahrulLah—aku datang kepada‐Mu sebagai tamu yang lemah dan berniat untuk beribadah kepada‐Mu tanpa meminta apapun sebagai balasannya. Maksud dan tujuanku hanyalah Engkau semata dan itulah sebabnya aku datang, aku mohon janganlah Engkau menolakku.” “Ya Rabbi, seluruh hidupku telah kuhabiskan dalam kekafiran, syirik dan berprilaku buruk. 100% kunyatakan bahwa aku tidak pernah melakukan satu amalan pun yang
30
Engkau terima. Engkau adalah Allah I, Anta Allah, Yang tidak pernah mengusir orang yang datang ke pintu‐Mu. Anta Allah, tiada seorang pun yang datang ke pintu‐Mu dengan amalannya, melainkan dengan bantuan dan rahmat‐Mu. “Ya Rabbi, aku datang ke pintu‐Mu, aku datang kepada‐Mu untuk menyatakan dan mengakui bahwa aku salah dan aku ingin menyatakan dan mengumumkan keislamanku bagaikan baru masuk Islam. Ya Rabbi, aku telah menyerahkan segalanya ke dalam genggaman‐Mu—kehidupanku, kematianku, kehidupanku di hari kemudian, Hari Kiamat dan seluruh hartaku telah kupersembahkan kepada‐Mu dan Engkaulah yang mengawasiku.” “Ya Rabbi, aku tidak memiliki sesuatu selain ego dan jiwaku. Aku tidak bisa mendatangkan kebaikan atau keburukan kepada diriku, serta hidup atau kematian kepada diriku, semuanya telah kuserahkan kepada‐Mu. Seluruh penilaian‐Mu terhadapku dan semua pertanyaan‐Mu kepadaku serta seluruh jawabanku telah kuserahkan kepada‐Mu. Apapun yang ingin Kau lakukan terhadapku, Engkau melakukannya. Leherku ada di genggaman‐Mu, aku tidak berdaya dalam menjawab pertanyaan‐Mu, bahkan jawaban terkecil pun aku tidak bisa menjawabnya. Dengan segala kelemahan dan ketidakberdayaan serta tidak adanya harapan ini aku datang ke pintu‐Mu.” “Ya Rabbi, jika Engkau mempunyai 2 pintu bagi hamba‐Mu untuk memasukinya, satu untuk semua hamba‐Mu yang beriman dan satunya lagi untuk hamba‐Mu yang kafir. Aku datang kepada‐Mu melalui pintu yang digunakan oleh orang kafir dan aku percaya bahwa inilah satu‐satunya pintu masuk untukku. Aku menyatakan kepada‐Mu bahwa aku harus memperbarui Iman dan Syahadat serta amalanku. Dan Syahadat ini adalah amal pertama bagiku setelah aku mengucapkan Syahadat dan masuk Islam dan Engkaulah yang menjadi Wakil bagiku. a) “Ya Wakil, Hasbun Allah wa Ni’mal Wakil. Wa laa hawla wa laa quwwata illa bil Lahil ‘Aliyyil ‘Azhim.” b) “Syahadat 3 kali (dengan mengacungkan jari telunjuk) “Ya Rabbi, sebagaimana Grandsyaikh Syaikh ‘Abdullah al‐Faiz ad‐Daghestani k dan Syaikhku Maulana Syaikh Nazhim al‐Qubrusi al‐Haqqani k yang melakukan khalwat di bulan ini, maka apapun niat yang mereka miliki, Ya Allah, jadikanlah aku menyatu dengan niat mereka, sebab lidahku tidak dapat mengucapkan apa yang perlu diucapkan, jadi aku mohon agar niatku dapat menyatu dengan niat mereka. Dengan niat ini aku datang ke pintu‐Mu.” “Ya Rabbi, sejak hari Alastu bi Rabbikum, Qaalu bala—apapun janjiku kepada‐Mu, aku menerimanya dan aku berjanji untuk melaksanakan semuanya. Ya Allah, Ya Tuhanku, sejak hari di mana Engkau menciptakan atomku, Zarrahku, dan sejak hari di mana Engkau meniupkan rohku, dan sejak hari di mana jiwaku muncul dari tempat yang benar‐benar abstrak menjadi nyata, hingga kini, berapa banyak ketidakpatuhan telah kulakukan, dari Zarrahku, jiwaku dan tubuhku baik secara fisik maupun spiritual‐‐Zahiran wal Baathinan. Aku menyesali semuanya dan aku
31
menyesali apa yang telah kukerjakan dan aku kembali kepada‐Mu untuk memohon ampunan dan penyesalan.” “Ya Rabbi, aku masuk dan bergerak ke dalam Samudra Berkah dari bulan‐Mu yang penuh pujian. Ya Rabbi, janganlah Engkau menolakku dari pintu‐Mu dan janganlah Engkau meninggalkan diriku kepada egoku walau hanya dalam sekejap mata dan aku memohon ampunan dengan mengucapkan…” (Astaghfirullah 70 kali). Kemudian duduk kembali. a) Tutupi diri anda dengan kain putih yang tipis. b) Terangi dengan cahaya lilin 1. Fatiha—(dengan niat telah disandangkan dengan tajalli yang turun ke Mekkah) 2. Amanar Rasul 3. Alam Nasyrah 7 kali 4. Al‐ Ikhlash 11 kali 5. Al‐ Falaq 1 kali 6. An‐ Nas 1 kali 7. La ilaha ‘illah Lah 10 kali 8. Shalawat 10 kali 9. Doa “Ila Syarafin Nabiyyi saw wa ‘alihi wa sahbihil kiram, wa ila masyayyikhina fit thariqatin Naqsybandiyyatil ‘Aliyyah, khaassatan ila ruhi imamit thariqa wa Ghawtsil khaliqa Syah Bahauddin Naqsyband Muhammadinil Uwaysil Bukhari, Wa ‘ila Maulana Sulthanil Awliya Syaykh ‘Abdullah al‐Faiz ad‐Daghestani, wa Syaykhina Maulana Syaykh Sulthanul Awaliya Syaykh Muhammad Nazhim al‐Haqqani” 10. Fatiha (dengan niat telah disandangkan dengan tajalli yang turun ke Madinah) 11. Ya Allah 5000 kali (dalam hati) 12. Ya Allah 5000 kali (dengan suara keras) 13. Shalatul Najat 2 rakaat 14. Shalatul Syukur 2 rakaat 15. Shalatul Tasbih 4 rakaat 16. Shalatul Tahajjud 8 rakaat 17. Shalawat 1000 kali 18. Al‐Ikhlash 100 kali (dengan niat mengganti 1 juz al‐Quran) 19. Shalawat 100 kali (mengganti Dala’il al‐Khayrat) 20. Ya Shamad 500 kali (dengan niat membunuh ego) 21. Astaghfirullah 500 kali (dengan niat sejak diciptakannya jiwa kita sampai hari ini Allah akan mengampuni dosa‐dosa kita) 22. Astaghfirullah 500 kali (dengan niat sejak hari ini sampai hari terakhir di bumi Allah akan melindungi kita dari dosa) 23. Alhamdulillah 500 kali (sebab Allah swt tidak menciptakan kita menjadi ummat nabi‐ nabi yang lain) 24. Alhamdulillah 500 kali (sebab Allah telah menciptakan kita sebagai ummat
32
Rasulullah saw Dan mendapat kehormatan dari Sayyidina Abu Bakar ash‐Shiddiq, Abdul Khaliq al‐Ghujdawani k, Syaikh Sayyid Syarafuddin ad‐Dagesthani k, dan mendapat kehormatan melalui Grandsyaikh Syaikh ‘Abdullah al‐Faiz ad‐Daghestani k dan kita mendapat kehormatan dengan menjadi pengikut Maulana Syaikh Muhammad Nazhim al‐Haqqani k. Awrad Dzikir Tambahan Sebagai tambahan terhadap awrad yang telah diselesaikan tadi, Maulana Syaikh Nazhim k meminta murid‐muridnya untuk menambahkannya dengan awrad berikut: Astaghfirullah 'azhiim wa atuubu ilayh 700 kali Bismillahir Rahmaanir Rahiim 100 – 1000 kali Ya Wadud 100 – 1000 kali Hasbun Allahu wa Ni'amal Wakiil 100 – 1000 kali la hawla wa la quwatta illa billah il‐`aliiyyi il‐`azhiim 100 – 1000 kali La ilaha illAllah 1000 kali Qul hu Allahu Ahad (surat al‐Ikhlash) 100 – 1000 kali Pesan Internet dari Naqshbandi.net pada tanggal 6 September 2002/28 Jumadil Akhir 1423 mengenai awrad tambahan yang dibaca sejak awal Rajab hingga akhir Ramadhan: Hasbun Allahu wa Ni'amal Wakiil 700 kali Ya Sayyid, Ya Shahib, Ya Shiddiq, Ya Rasul, Ya Allah 300 kali Ya Wadud 300 kali Astaghfirullah 'azhiim wa atuubu ilayh 700 kali Selain itu, porsi harian dari buku do’a Hizbul `Azham dari Sayyidina ‘Ali ra (karamAllahu wajha) sebaiknya dibaca dan pada hari jumat Hizbul wikayya juga dibaca. Hizbul wikayya Allahumma Yaa Hayyu Yaa Qayyuumu bika tahash‐shantu fahminii bihimaayati kifaayati wiqaayati haqiqati burhaani hirzi amaani bismillaah. Wa‐adkhilnii Yaa Awwalu Yaa Akhiru maknuuna ghaybi sirridaa irati kanzimaasyaa Allahu laa quwwata illaa billaah Wa‐asbil ‘alayya Yaa Haliimu Yaa Sattaaru kanafa sitri hijaa bishiyaanati najaati wa’tashimuu bihablillaah. Wabni Yaa Muhiithu yaa Qaadiru ‘alayya suura amaani ihaathati majdi suraadiqi ‘izzi ‘azhamati dzaalika khayrun dzalika min aayaatillaah Wa‐a’idznii Yaa Raqiibu Yaa Mujiibu wahrusnii fii nafsii wa diinii wa ahlii wa maalii wa waladii bikalaa ati‐i‐ghaatsati i‐‘aadzati wa maa hum bidhaarriina bihii min ahadin illaa bi‐idznillaah. Waqinii Yaa Maani’u Yaa Naafi’u bi‐aayaatika wa asmaa‐
33
ika wakalimaatika syarrasy‐syaythaani fain baghaa ‘alayya akhadzatbu ghaasyiyatum min ‘adzaabillaah Wanajjinii Yaa Mudzillu Yaa Muntaqimu min ‘abiidika zhaalimiinal baaghiina ‘alayya wa‐a’waanihim fain hammalii ahadun minhum bisuu’in khadzalahullaah. Wakhatama ‘alaa sam‐‘ihii wa qalbihii wa ja’ala ‘alaa basharihii ghisyaawatan famay yahdiihi mim ba’dillaah Wa‐akfinii Yaa Qaabidhu Yaa Qahhaaru khadii’ata makrihim wardudhum ‘atii madzumiina madhuuriina binakhsiiri taghyiiri tadmiiri famaa kaana lahu min fiatin yanshuruunahu min duunillaah. Wa‐adziqnii Yaa Subbuuhu Yaa Quddusu ladzata munaajaati aqbil walaa takhap innaka minal aaminiina bifadlillaah. Wa‐adziqhum Yaa Dharru Yaa Mumiitu nakaala wabaalizawaali faquthi’a daabirul qawmil‐ladziina zhalamuu walhamdulillaah Wa‐aaminnii Yaa Salaamu Yaa Mu’minu shawlata jawlati dawlatil a’daa‐i bighaayati bidaayati lahumul busyraa filhayaatid‐dunya wafil akhirati laa tabdiila likalimaatillaah. Watawwijnii Yaa Azhiimu Yaa Mu’izzu bitaaji mahaabati kibri Yaa‐i‐Jalaali sulthaani malakuuti ‘inni ‘azhamati walaa yahzunka qawluhum innal ‘izzatalillaah. Wa‐albisnii Yaa Jaliilu Yaa Kabiru khil’ata jalaali jamaali iqmaali iqbaali falammaa ra‐aynahu akbarnahu waqatha’na aydiyahunna waqulna haasyalillaah. Wa‐alqi Yaa ‘Aziizu Yaa Waduudu ‘alayya mahabattam minka fatanqadaa watakhdha’alii bihaa quluubu ‘ibadika bilmahabbati walmu’azzati wal mawaddati min ta’thiifi ta’liifi yuhibbu nahum kahubbillahi walladziina aamanuu asyaddu hubbalillaah Wa‐azh‐hir ‘alayya Yaa Zhaahiru Yaa Baathinu atsaara asraari anwaari yuhibbuhum wa yuhibbunahu adzillatin ‘alal mu’miniina a’izzatin ‘alaal kaafiriina yujaahiduuna fii sabiilillaah. Wawajjihil‐laahumma Yaa Shamadu Yaa Nuuru wajhi bishafaa‐i jamaali unsi isyraaqi fain haajjuuka faqul aslamtu wajhiyalillaah. Wajammilnii Yaa Badii’as‐samaawaati wal ardhi Yaa Dzal jalaali wal ikraami bil fashaahati wal balaaghati wal baraa’ati wahlul ‘uqdatam mil lisaanii yafqahuu qawlii biriffati ra’fati rahmati tsumma takiinu juluuduhum waqulubuhum ilaa dzikrillaah. Waqallidnii Yaa Syadiidal bathsyi Yaa Jabbaaru Yaa Qahhaaru sayfal habati wasy‐syiddati wal quwwati wal man’ati min ba’si jabaruuti ‘izzati wa maannashru illaa min ‘indillaah Wa‐adim ‘alayya Yaa Baasithu Yaa Fattahu balijata masarrati rabisy rahlii shadrii wa yassirlii amrii bilathaa‐i fi ‘awaathifi alam nasyrah laka shadraka wa bi‐asyaa‐iri yawma‐idziy yafrahul mu’minuuna binashrillaah. Wa‐anzilillaahumma Yaa Lathiifu Yaa Ra‐u‐fu biqalbil iimaana wal ithmi’naana was‐sakinata li‐akuuna minal‐ladziina aamanuu watathma‐innu qulubuhum bidzikrillaah. Wa‐afrigh ‘alayya Yaa Shabuuru Yaa Syakuuru shabral‐ladziina tadarra’uu bitsabaati yaqiini kam min fi‐atin qaliilatin ghalabat fi‐atan katsiiratan bi‐idznillaah. Wahfazhnii Yaa Hafiizhu Yaa Wakiilu mim bayni yadayya wa min khalfii wa ‘ay‐yamiinii wa ‘an‐syimaalii wa min fawqii wa min tahtii biwujuudi syuhuudi junuudilahu mu’aqqibaatu mim bayni yadayhi wa min khalfihii yahfazhu nahu min amrillaah
34
Watsabbitil‐laahumma Yaa Qaa‐imu Yaa Daa‐i‐mu qadamayya kamaa tsabattal laqaa‐ila wa kayfa akhaafu maa asyraktum wa laa takhaafuuna annakum asyraktum billaah. Wanshurnii Yaa Ni’mal maulaa wa Yaa Ni’man‐nashiiru ‘alaa a’daa‐i nashral‐ladzii qiilalahuu atat‐takhidzunaa huzuwan qaala a’udzu billaah. Wa‐abidnii Yaa Thaaliba Yaa ‘Adla bita’biidi nabiyyika Muhammadin shallallaahu ‘alayhi wa sallamal muayyadi bita’ziizi tawqiiri innaa arsalnaaka syaahidaw‐wamubasy‐syiran wanadziiran lita’minuu billaah. Wakfinii Yaa Khaafii Yaa Syaafil a’daa‐a wal aswaa‐a bi’awa‐idi fawaa‐idi lawanzalnaa hadzal qur‐aana ‘alaa jabalil‐lara‐aytahu khasyi’am‐min khasy‐yatillaah Wamnun ‘alayya Yaa Wahhaab Yaa Razzaaqu bihushuuli wushuuli qabuuli taysiiri taskhiri kuluu wasyrabuu mir‐rizqillaah. Watawallanii Yaa Waliyyu Yaa ‘Aliyyu bil wilaayati wal’inaayati warri’aayati wassalaamati bimariidi iraadi is’aadi imdaadi dzalika min fadhilillaah. Wa‐akrimnii Yaa Ghaniyyu Yaa Kariimu bissa’adati karaamati wal maghfirati kamaa akramtal‐ladziina yaghudh‐dhuuna ashwaatahum ‘inda rasuulillaah. Watub’alayya Yaa Tawwaabu Yaa Hakiimu tawbatan nashuuhan li‐akuuna minal‐ladziina idza fa’aluu fahisyatan awzhalamu anfusahum dzakarullaha fastaghfaruu lidzunuubihim wamay‐yaghfiru dzunuuba illallaah. Wa‐alzimnii Yaa Waahidu Yaa Ahadu kalimatat‐taqwa kamaa alzamta habiibaka Muhammadan shallallahu ‘alayhi wasallama haytsu‐qulta fa’lam annahu laa ilaaha illallaah Wakhtimlii Yaa Rahmaanu Yaa Rahiimu bihusni khatimatin‐naajiina war‐rajiina qul yaa ‘ibaadiyal‐ladziina asrafu ‘alaa anfusihim laa taqnathuu mir‐rahmatillaah. Wa‐askinnii Yaa Samii’u Yaa Qariibu jannatan u‐‘iddat lilmuttaqiina da’waahum fiihaa subhaanakal‐laahumma watahiy‐yatuhum fiihaa salaamuw‐wa‐akhiru da’waahum anilhamdulillaah . Yaa Allahu Yaa Allahu Yaa Allahu Yaa Allahu Yaa Rabbi Yaa Naafi’u Yaa Rahmaanu Yaa Rahiim. As‐aluka bihurmati haadzihil asmaa‐i wal‐aayaati wal kalimaati sulthaanan‐nashiiraw wa rizqan katsiiraw wa qalban qariiraw wa qabram muniraw wa hisaabay yasiraw wa ajran kabiiran Washallallaahu ‘alaa Sayyidinaa Muhammadiw wa ‘alaa aalihii washahbihi wasallama tasliiman kabiiran Laylatu l‐‘Israa’ ( Malam 27 Rajab ) Mawlana Syaikh Nazhim Adil al Qubrusi al Haqqani � Malam 27 Rajab adalah Malam Kenaikan Rasulullah saw. Antara Maghrib dan ‘Isya dianjurkan untuk melakukan ibadah sebagai berikut: a. Shalat 20 rakaat, 2‐2 atau 4‐4, setiap rakaat dibaca surat al‐Ikhlash 20 kali. b. Setelah selesai melaksanakan 20 rakaat, bacalah istighfar 100 kali dengan suara keras. c. Dilanjutkan dengan shalawat 100 kali dengan suara keras. Untuk memperingati peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah saw, setelah shalat ‘Isya dianjurkan untuk melakukan ibadah sebagai berikut:
35
a. Shalat syukur. b. Shalat tasbih. c. Shalat untuk memohon fadhilah Isra’ Mi’raj, 2 rakaat dengan qunut. bihurmati habib, fatihah Do’a selama bulan Rajab Ini adalah do’a untuk bulan suci Rajab, dibaca 3 kali sehari sebagaimana yang diwasiatkan oleh Maulana Syaikh Muhammad Nazhim ��dan deputinya Syaikh Hisyam al‐Kabbani � .
هـيف تدع ثم كلـيا لـه تبا تكل م نم كرفغتاس إني مكل , اللـه نم كرفغتاس وو استغفرك النعم التي , ضاك ما عارضت به وجهك و خالطني فـيه ما ليس فـيه ر
كتيصعلى ما عبه تيقوا, تهليع عطلالي و كرا غيهلمعال ي يوب التالذ ن نم كرفغتاس و ـاحد اكوس ,ا اهنم جينال تو كتمحال را اهعسال يو كلمحو كت رفغال م , ال إلـهنت سبحا نك إني كنت من الظالمـين ا إال
( “Ya Allah. Aku memohon ampun kepada‐Mu atas segala kesalahan yang telah kulakukan. Dan aku mohon ampun kepada‐Mu atas segala hal diriku yang tidak Kau sukai dan segala hal yang berhubungan denganku yang tidak Engkau ridhai. Dan aku memohon ampun kepada‐Mu atas nikmat yang telah kugunakan untuk menambah ketidakpatuhanku terhadap‐Mu. Dan aku memohon ampun atas segala dosa yang tiada seorangpun tahu kecuali Engkau dan tiada seorangpun yang melihat kecuali Engkau dan tiada yang mencukupi kecuali rahmat‐Mu dan tiada yang mengantarkan kecuali ampunan‐Mu dan rahmat‐Mu. Tidak ada Tuhan melainkan Engkau. Maha Suci Engkau, dan sesungguhnya aku termasuk orang‐orang yang dzalim” )
ك ادبع بـه تظلم ظلم نم كرفغتاس إني ماللـه , ةأم او كدـبع نم دـبا عمفـأ ي, تنقس من إما عك ظلمت في بد نه اوعرضه او مالـه فـآته من خزا عنك التي ال
و ال تهيـنني بعذا بك و تا , واسـأ لك ان تكر مني برحمتك التي وسعت كل شيء ني فـأ أ لكا اسم نييتح قـيق , نـيمحالر محا اري كتمحلى , برلى اهللا عصو
ندـيسماج بهحصو ـهلى الع و ـد و ال قو ة اال با اهللا العـلي الحولعـين و ا محم العظـيم
(“Ya Allah, aku memohon ampun kepada‐Mu atas ketidakadilan yang kulakukan terhadap hamba‐hamba‐Mu baik laki‐laki maupun perempuan yang telah kusakiti baik fisiknya maupun martabatnya atau dalam kepunyaan mereka yang telah Kau berikan dengan karunia‐Mu yang tak kurang sedikitpun. Aku memohon kepada‐Mu, anugerahkanlah aku dengan rahmat‐Mu yang mencakup segalanya. Janganlah Engkau rendahkan aku dengan hukuman‐Mu, tetapi berilah apa yang kuminta kepada‐Mu, sebab aku sangat memerlukan rahmat‐Mu, Ya Allah, Engkau Maha Penyayang di antara semua penyayang, semoga Allah melimpahkan berkah kepada Nabi Muhammad dan seluruh pengikutnya. Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung”)
36
Adapun Sholat Rajab, maka telah diriwayatkan dengan sanad dari Rasulullah, bahwa beliau bersabda: “Tiada seorang yang puasa dihari kamis pertama bulan Rajab kemudian ia sholat antara waktu isya dan sepertiga malam terakhir 12 roka’at, setiap 2 raka’at 1 kali salam, setiap raka’at membaca Al‐Fatihah 1x, Al‐Qadr 3x dan Al‐Ikhlas 12x, melainkan Allah akan mengampuni seluruh dosanya sebanyak busa dilautan, sejumlah pasir, seberat gunung‐gunung dan sebanyak dedaunan didunia ini dan ia akan memberi syafa’at di hari kiamat kepada 700 keluarganya yang telah ditetapkan masuk neraka”.kemudian membaca shalawat kepada Nabi Muhammad 70x dengan duduk santai, seperti duduk tasyadud awal.
ملسو بهحصو هلى الع ي وبي االمالن دمحا منـيدلى سل عص ماللـه
(“Ya Allah, limpahkanlah limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan kepada Nabi Muhammad, seorang Nabi yang ummi beserta seluruh keluarga dan sahabatnya”) Ba’da shalawat terus sujud sambil membaca 70x
سـبوح قـدوس ربـناورب المـالئكة والروح
(“Maha Suci, Maha Qudus, Tuhan kami dan Tuhan semua malaikat dan ruh”) Bangkit dari sujud, duduk lagi, bacalah 70x
و رب اغفظـمراال ع زيزالع تا ن كن فا لـمعا تمع زا وجتو محار
(“Tuhanku, ampunilah dan sayangilah aku, serta lupakanlah (dosa‐dosaku) yang Engkau ketahui, karena sesungguhnya Engkau Maha Mulia lagi Maha Agung”) Kemudian sujud lagi sambil membaca do’a sama dengan sujud yang pertama :
سـبوح قـدوس ربـناورب المـالئكة والروح
Masih posisi sujud kemudian memohon ampun kepada Allah atas segala dosa, memohon ditetapkan Iman Islam dan memohon apa yang dikehendaki untuk kebaikan di dunia dan akhirat. (“Sholat sunnah diambil dari kitab Al‐Ghunayah li Thalibi al‐Haqq fi al‐Akhlaq wa at‐Tashawwuf wa al‐Adab al‐Islamiyah buah karya Sulthonul Awliya syeikh Abdul Qadir al‐Jaelani � “) Tasbih dibulan Rajab : Tgl 1 s/d 10 pujinya adalah :
سـبحا ن اهللا الحى القـيـوم
( “Maha Suci Allah, Yang Maha Hidup dan berdiri sendiri “ ) 100x Tgl 11 s/d 20 pujinya adalah :
مدـصلا دـح ألا سـبحا ن اهللا
( “ Maha Suci Allah, Yang Maha Esa dan tempat meminta’ ) 100x Tgl 21 s/d 30 pujinya adalah :
ؤ فالرسـبحا ن اهللا
( “Maha Suci Allah, Yang Maha Belas Kasih” ) 100x
Top Related