7/22/2019 KSI + KIFOSIS
1/20
1
LAPORAN KASUS
ODS Katarak Senilis Immatur (H.25.0) dengan Kifosis
Dibacakan oleh : dr. Indrianingrum
Pembimbing : dr. Suwido Magnadi, SpM (K)
dr. Wisnu Sadasih, SpM
I. PENDAHULUANKatarak adalah kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi lensa,
denaturasi protein lensa atau akibat kedua-duanya.1
Pengobatan katarak dengan menggunakan obat-obatan yang ada saat ini hanya
bertujuan untuk memperlambat penebalan katarak. Upaya penyembuhan katarak yang
paling efektif adalah dengan operasi. Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan
sudah menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari.2,3
Laporan kasus kali ini menyajikan seorang perempuan usia 81 tahun dengan
ODS Katarak Senilis Immature dengan kifosis.
II. IDENTITAS PENDERITANama : Ny. Khoe Lian Nio
Umur : 81 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Brotojoyo IIISemarang Utara
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No.CM : C307054
MRS : 15 Febuari 2013
KRS : 2 Maret 2013
III. ANAMNESISAutoanamnesis tanggal 15 Febuari 2013
Keluhan Utama : Penglihatan kedua mata kabur
7/22/2019 KSI + KIFOSIS
2/20
2
Riwayat Penyakit Sekarang :
Sejak 1 tahun yang lalu, pasien mengeluh pandangan kedua mata kabur, kabur
seperti tertutup kabut, kabur dirasakan menetap, tidak berkurang sama sekali. Keluhan
lain seperti mata merah(-), cekot-cekot(-). Pasien datang ke poli mata RSDK dan
dikatakan menderita katarak.
1 bulan yang lalu pasien mengeluh penglihatan semakin kaburs sehingga
menganggu aktivitas sehari-hari, kemudian pasien periksa ke RSDK, dikatakan
menderita katarak dan disarankan untuk operasi
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat Hipertensi (-) Riwayat Diabetes Mellitus (-) Riwayat menggunakan mata kacamata sebelumnya (-) Riwayat operasi mata sebelumnya (-)Riwayat Sosial Ekonomi :
Penderita tidak bekerja, biaya operasi ditanggung jamkeskot. Kesan sosial,ekonomi kurang.
IV. PEMERIKSAANStatus Presen (15 Febuari 2013)
Keadaan umum : compos mentis
Tanda-tanda Vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80X/menit, reguler
Respirasi : 20X/menit
Suhu : 36,5
Status Generalisata( 15 Febuari 2013)
Kepala : mesosefal
Thoraks : tidak didapatkan kelainan
Abdomen : tidak didapatkan kelainan
Ekstremitas atas : Kifosis
Ekstremitas bawah : tidak didapatkan kelainan
7/22/2019 KSI + KIFOSIS
3/20
3
Status Oftalmologi (15 Febuari 2013)
OD OS
Visus 2/60 6/12 NC
Visus koreksi S3.00 5/60 NBC -
Bulbus Oculi Hirscberg Test
Gerak Bola Mata Bebas ke segala arah Bebas ke segala arah
Palpebra Edema(-), Spasme(-), Edema(-), Spasme(-)
Sklera sclerectasi(-) sclerectasi(-)
Konjungtiva Khemosis(-), Hiperemis(-) Khemosis(-),hiperemis(-)
Kornea Jernih Jernih
COA Cukup, VH grade IV Cukup, VH grade IV
Iris Kripte(+), oedem(-), sinekia(-) Kripte(+), oedem(-), sinekia(-)
Pupil bulat,sentral,reguler,3mm, RP+N Bulat, sentral, reguler, 3mm,
RP+N
Lensa Keruh tak rata (K1N2SKP2) Keruh tak rata (K1N2SKP1)
CV Turbidity (-) Turbidity(-)
Fundus Refleks (+) kurang cemerlang (+) kurang cemerlang
TIO 12,2 mmHg 12,2 mmHg
Pemeriksaan Funduskopi :
OD :
Papil Nervus Optikus : Bulat, batas tegas, CDR 0,3, kuning kemerahan.
Vena dan Arteri : AVR 2/3, perjalanan vasa dalam batas normal.
Retina : perdarahan (-), eksudat (-), edema(-), ablasio (-)
Makula : refleks fovea (+) cemerlang
7/22/2019 KSI + KIFOSIS
4/20
4
OS :
Papil Nervus Optikus : Bulat, batas tegas, CDR 0,3, kuning kemerahan.
Vena dan Arteri : AVR 2/3, perjalanan vasa dalam batas normal.
Retina : perdarahan (-), eksudat (-), edema(-), ablasio (-)
Makula : refleks fovea (+) cemerlang
Pemeriksaan Penunjang
USG:
Hasil Pembacaan USG:OD : OS :
Lensa: echospike (+) Lensa: echospike (+)
CV: turbidity (-) CV: turbidity (-)
Retina: ablatio (-) Retina: ablatio (-)
Keratometri OD : Ks : 45.44 Kf : 44.10
OS : Ks : 43.52 Kf : 41.40
7/22/2019 KSI + KIFOSIS
5/20
5
Axial length OD : 22.39 mm
OS : 22.70 mm
Power IOL OD : 23.00 D
OS : 24.00 D
Retinometri : OD : 0.50
OS : 0.50
7/22/2019 KSI + KIFOSIS
6/20
6
7/22/2019 KSI + KIFOSIS
7/20
7
Pemeriksaan Penunjang untuk persiapan operasi.
Pemeriksaan Mikrobiologi
Pengecatan Sekret Mata OD (16 Febuari 2013)
Pengecatan gram
Tidak ditemukan kuman
Pengecatan Jamur
Jamur (-)/negatif
Laboratorium (16 Febuari 2013)
Hematologi
Hematologi
Hasil Nilai Normal
Hemoglobin : 10.10 gr%
Hematokrit : 32,5 %
Eritrosit : 3.75 juta/mmk
Lekosit: : 9.5ribu/mmk
Trombosit : 344 ribu/mmk
12.00-15.00 ()
35.00-47. ()
3.90-5.60 ()
4.00-11.00
150.0-400.0
Kimia Darah
GDS : 105 m/dl 74-106
V. RESUMESeorang perempuan 81 tahun dengan kifosis datang ke poli mata RSDK dengan
keluhan sejak 1 tahun yang lalu, mata kanan pasien kabur, semakin lama semakin
kabur. Kabur seperti tertutup kabut, kabur dirasakan menetap, tidak berkurang sama
sekali. Keluhan lain seperti mata hiperemis(-),cekot-cekot(-).
Pemeriksaan
Status Praesen : dalam batas normal Status Generalisata : kifosis
7/22/2019 KSI + KIFOSIS
8/20
8
Status OftalmologiOD OS
Visus 2/60 6/12 NC
Koreksi S3.00 5/60 NBC -
Palpebra Oedem(-),spasme(-) Oedem(-),spasme(-)
Konjungtiva Khemosis(-), Hiperemis(-) Khemosis(-), Hiperemis(-)
Kornea Jernih Jernih
COA Cukup, VH grade IV Cukup, VH grade IV
Iris Kripte(+), sinekia(-) Kripte(+), sinekia(-)
Pupil bulat,sentral,reguler,3mm, RP+N bulat,sentral,reguler,3mm, RP+N
Lensa Keruh tidak merata (K1N2SKP2) Keruh tidak merata (K1N2SKP1)
Fundus Refleks (+) kurang cemerlang (+) kurang cemerlang
TIO 12,2 mmHg 12,2 mmHg
Pemeriksaan FunduscopyFunduskopi ODS : dalam batas normal
Pemeriksaan PenunjangHasil Pembacaan USG ODS : dalam batas normal
Pemeriksaan Penunjang Persiapan Operasi:
Pengecatan sekret : 16 Febuari 2013
Tidak ditemukan kuman dan jamur
Laboratorium (16 Febuari 2013) : dalam batas normal
VI. DIAGNOSIS KERJA
ODS Katarak Senilis Immature
7/22/2019 KSI + KIFOSIS
9/20
9
VII. DIAGNOSIS TAMBAHAN
Kifosis
VIII.TATA LAKSANA/TINDAKAN
OD EKEK+IOL/dr. Suwido Magnadi, SpM(K)/dr.
Wisnu Sadasih, SpM/ IN/ IK
Senin, 25 Febuari 2013/ 08.00-09.00/LA/OK III
TERAPI POST OP:C. Xitrol ED 6 dd gtt I (OD)
Cipfrofloxacin tab 500 mg 2 dd I
Dexamethason 5 mg 3 dd I
Asam Mefenamat tab 500 mg 3 dd I
IX.PROGNOSIS
OD OS
Quo Ad Visam ad bonam dubia
Quo Ad Sanam ad bonam ad bonam
Quo ad Vitam ad bonam
Quo ad Cosmeticam ad bonam
X. EDUKASI
1. Menjelaskan kepada penderita dan keluarga bahwa pada mata kanan penderitakekeruhan lensa, sehingga mengganggu penglihatan penderita
2. Menjelaskan kepada penderita dan keluarganya rencana pemeriksaan sebelumdilakukan operasi katarak, yaitu pemeriksaan USG untuk melihat keadaan bola
matanya, pengukuran panjang bola mata dan pemeriksaan untuk dilakukannya
pemasangan lensa tanam.
7/22/2019 KSI + KIFOSIS
10/20
10
3. Menjelaskan kepada penderita dan keluarga bahwa pemasangan lensa tanam biasanyadilakukan pada pasien yang menjalani operasi katarak, tetapi tidak menutup
kemungkinan lensa tanam tidak dipasangkan, bila didapatkan komplikasi saat operasi.
4. Menjelaskan kepada penderita dan keluarga nantinya akan dilakukan operasi yangkedua untuk pengambilan lensa mata yang keruh pada mata kiri bila kekeruhan sudah
cukup untuk bisa dilakukan operasi.
5. Menjelaskan pada penderita, untuk penglihatan setelah operasi, membutuhkanevaluasi.
XI.DISKUSI
Katarak adalah kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi lensa,
denaturasi protein lensa atau akibat kedua-duanya. 1
Klasifikasi katarak : 1
Berdasarkan usia katarak dapat diklasifikasikan menjadi
1. Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun2. Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun3. Katarak senilis, katarak setelah usia 50 tahunKatarak senilis secara klinis dikenal dalam 4 stadium yaitu : 1
a. Insipienb. Immaturc. Maturd. Hipermatur
a. Katarak InsipienPada stadium ini akan terlihat kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeurji
menuju korteks anterior dan posterior
b. Katarak ImmaturSebagian lensa keruh atau katarak. Katarak yang belum mengenai seluruh lapis
lensa. Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat
meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif.
7/22/2019 KSI + KIFOSIS
11/20
11
c. Katarak MaturPada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh lensa.
d. Katarak HipermaturKatarak hipermatur adalah katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut,
dapat menjadi keras atau lembek dan mencair.
Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa
sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari. Tujuan utama yang ingin dicapai baik oleh
dokter maupun pasien adalah visus pasca operasi yang optimal yang dipengaruhi olehpersiapan operasi yang baik, kemampuan operator, teknik operasi yang digunakan serta
pengawasan pasca operasi yang baik.2,3
BEDAH KATARAK
a. Ekstraksi Katarak Intrakapsular ( EKIK)1,4-51) Indikasi
Ekstraksi katarak intrakapsular merupakan tindakan pembedahan metode
lama dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul.
Kontraindikasi
Kontraindikasi absolute EKIK meliputi katarak pada anak-anak dan
dewasa muda serta pada kasus rupture kapsula traumatic. Sedangkan
kontraindikasi relative meliputi myopia tinggi, sindoma marfan, katarak
morgagni dan adanya korpus vitreum di Camera okuli anterior (COA)
2) KeuntunganMemiliki teknik yang mudah dan peralatan yang relatif tidak mahal serta
tidak akan menimbulkan posterior capsul opacity (PCO).
3) KerugianSering terjadi komplikasi karena vitreus, ablation retina, dan edema macular
kistoid.
b. Ekstraksi Katarak Ekstrakapsular2-6Ekstraksi katarak ekstrakapsular (EKEK) adalah tehnik operasi katarak
dengan cara mengeluarkan nukleus dan korteks melalui kapsul anterior yang dirobek
7/22/2019 KSI + KIFOSIS
12/20
12
dengan meninggalkan kapsul posterior, sebagian kapsul anterior dan zonula yang
masih intak.
1) IndikasiSemua katarak bila dilakukan manipulasi bedah, dilakukan implantasi
Intraocular lens pada bilik mata belakang dimana zonula zinii masih kuat.
2) KeuntunganMemiliki Implantasi IOL dapat dilakukan di bilik mata belakang, tidak
terjadi komplikasi herniasi vitreous ke bilik mata depan jika tehnik operasidilakukan secara benar, jarang terjadi ablasio dan edema macular kistoid
3) KerugianTidak dapat dilakukan pada penderita dengan zonula zinii yang tidak
intak.
c. Fakoemulsifikasi 3,5-6Merupakan operasi katarak dengan menggunakan energi ultrasound, sehingga
memungkinkan memgeluarkan lensa dengan insisi yang kecil (2-3mm).
Intraokular lens yang diinsersikan pun berbeda menjadi foldable IOL yang dapat
dimasukkan dengan insisi yang kecil. Hal tersebut bertujuan agar melalui operasi
katarak penderita dapat memperoleh tajam penglihatan yang baik tanpa koreksi
dengan cara membuatan insisi sekecil mungkin untuk mengurangi astimagtisma
pasca operasi
d. Implantasi Intraokuler Lens (IOL)Implantasi lensa di bilik mata belakang lebih disukai daripada implantasi di
bilik mata depan, karena penyulit yang mengancam tajam penglihatan, misalnya
hifema, glaucoma sekunder, edema makula, dan blok pupil, insidensinya kecil.
Implantasi IOL dibilik mata depan digunakan untuk penderita yang menjalani
bedah intrakapsular atau apabila kapsul posterior robek pada saat operasi. 2-4,6
Kifosis postural adalah keadaan patalogik tulang belakang di mana sebagian
atau seluruh kolumna spinalis tulang belakang hilang sehingga penderita
mengalami lordotik. Ini menyebabkan penderita bungkuk, mengalami kesulitan
7/22/2019 KSI + KIFOSIS
13/20
13
bernafasdan tidak nyaman. Pada kifosis postural memerlukan posisi pembedahan
yang berbeda dengan biasanya, terutama pada pasien-pasien dengan kifosis yang
sangat berat sehingga pasien tidak dapat terlentang secara lurus diatas meja
operasi.7
Insiden Cystoid Macular Edema (CME) pasca operasi katarak adalah 12-20 %
biasanya terjadi antara 3-12 minggu setelah operasi katarak. Gambaran fundus
CME memperlihatkan suatu kistik berwarna kuning di fovea dan gambaran FFA
terdapat leakage pada makula berbentuk petaloid. Dengan pemeriksaan OCT
(Optical Coherence Tomography) lebih jelas terlihat suatu cystoid formationdengan subretinal fluid pada makula. Biasanya pada CME visus menurun 20/40
atau lebih buruk dan terjadi kemunduran contrast sensitivity serta
metamorphopsia.7
Cystoid Macular Edema yang terjadi pasca operasi katarak diberikan tetes
mata non steroid anti inflammation drug (NSAID) dan/atau steroid untuk satu
bulan. Apabila tidak ada perbaikan bisa dilakukan injeksi subtenon triamcinolone
atau intravitreal triamcinolone atau injeksi intravitreal anti endothelial vascular
growth factors (EVGF) seperti avastin.7
Obat non steroid (NSAIDs) bekerja sebelum pelepasan prostaglandin, yang
bila sudah terjadi CME, cara kerja NSAIDs kurang maksimal. Sebaiknya diberikan
obat NSAIDs sebelum operasi katarak. Mc Colgin dan Raizman melaporkan bahwa
pemberian NSAIDs sebelum operasi katarak 100 % tidak terjadi CME, sedangkan
Donenfeld et al melaporkan pemberian tetes mata NSAIDs 1-3 hari pra operasi
dengan insiden CME dibandingkan 12 % CME pada group plasebo.7
Dasar diagnosis pada pasien ini adalah berdasarkan anamnesa, riwayat
penyakit dan pemeriksaan oftalmologis yang mendukung.
Dilakukan pemeriksaan USG B-scan, biometri dan retinometri, selain sebagai
penunjang diagnosa, juga untuk mengetahui ukuran lensa tanam yang akan dipakai
oleh penderita. Tujuan dari tatalaksana pada pasien ini adalah untuk perbaikan
visus.
Terapi post op pada pasien ini diberikan C. Xitrol 6x1 (OD), Ciprofloxacin 2 x
500 mg, Asam mefenamat 500 mg 3x1, dexamethason 5 mg 3x1. Pasien
7/22/2019 KSI + KIFOSIS
14/20
14
diobservasi selama dua hari post op setelah itu pasien diperbolehkan pulang dan
disarankan kontrol 1 minggu kemudian.
7/22/2019 KSI + KIFOSIS
15/20
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S. Penglihatan turun perlahan tanpa mata merah. Ilmu penyakit mata. Edisikeempat. Jakarta: balai penerbit FKUI; 2011 Hal 204-215.
2. Cassel GH, Billig MD, Randall HG. The eye book. A complete Guide to EyeDisorders and Health. The Johns Hopkins University Press ; 2000 : 191-243
3.Soekardi I, Hutauruk JA, Transisi menuju Fakoelmusifikasi. Edisi pertama. Jakarta2004 : Hal 3-14, 223-260
4.Liesegang TJ, Skuta GL, Cantor LB. Basic and Clinical Science Course. Lens and
cataract. Section 11. San Francisco : The Foundation of the American Academy of
Ophthalmology ; 2010: 5-11, 91-162, 163-198
5.Garg A, Fry LL, Carmona FJG, Tabin G, Pandey SK. Clinical practice in small incisioncataract surgery. Taylor & Francis United Kingdom. 2004. 85-145, 705-758
6.Boyd BF. The art and the science of cataract surgery. Highlights of ophthalmologyinternational south America. 2001. 5-10, 249-268
7.Hutauruk JA et al. A sampai Z Seputar Fakoemulsifikasi. Jakarta Eye Center. 2010.239, 281-282
7/22/2019 KSI + KIFOSIS
16/20
16
Follow up post operasi
Tanggal OD OS
26
Febuari
2013
Visus 6/40 PH 6/24 6/12 NC
Stq
Terapi post operasi :
- C. Xitrol ED 6x gtt1(OD)
- Ciprofloxacin 5mm mg 2dd I
- Dexamethason 5 mg 3 ddI
- Asam mefenamat tab 5003 dd I
Diagnosis =
OD Pseudofaki
OS KSI
Palpebra Edema (-),spasme (-)
Konjungtiva Sub konjungtiva bleeding (+).
sekret (-), jahitan rapat (+)
Kornea Edema (+) minimal
COA kedalaman cukup, Tyndal Efek
(+), cell (+) grade 1, flare (+)
grade 1, sisa kortek (+) inferior
Iris Kripte (+) normal
Pupil Bulat, sentral, regular, 3 mm,
refleks pupil (+) normal
Lensa IOL di tempat
Fundus reflex (+) kurang cemerlang
7/22/2019 KSI + KIFOSIS
17/20
17
Tanggal OD OS
26
Febuari
2013
Visus 6/40 PH 6/24 6/12 NC
Stq
ACC pulang
Terapi pulang :
- C. Xitrol ED 6x gtt1(OD)
- Ciprofloxacin 500 mg 2dd I
- Dexamethason 5 mg 3 ddI
- Asam mefenamat 500 mg3 dd I
Diagnosis =
OD Pseudofaki
OS KSI
Palpebra Edema (-),spasme (-)
Konjungtiva Sub konjungtiva bleeding (+).
sekret (-), jahitan rapat (+)
Kornea Edema (+) minimal
COA kedalaman cukup, Tyndal Efek
(+), cell (+) grade 1, flare (+)
grade !
Iris Kripte (+) normal
Pupil Bulat, sentral, regular, 3 mm,
refleks pupil (+) normal
Lensa IOL di tempat
Fundus reflex (+) kurang cemerlang
7/22/2019 KSI + KIFOSIS
18/20
18
Tanggal OD OS
7 Maret
2013
Visus 2/60 S3.00 4/60 NBC 6/12 NC
Stq
Terapi :
- C. Xitrol ED 6x gtt1(OD)
- Ciprofloxacin 500 mg 2dd I
- Dexamethason 5 mg 3 ddI
- Asam mefenamat 500 mg3 dd I
- pro OCT MakulaDiagnosis =
OD Pseudofaki + susp CME
OS KSI
Palpebra Edema (-),spasme (-)
Konjungtiva Sub konjungtiva bleeding (+).
sekret (-), jahitan rapat (+)
Kornea Edema (+) minimal
COA kedalaman cukup, Tyndal Efek
(-)
Iris Kripte (+) normal
Pupil Bulat, sentral, regular, 3 mm,
refleks pupil (+) normal
Lensa IOL di tempat
Fundus reflex (+) kurang cemerlang
Funduskopi
OD :
Papil Nervus Optikus : Bulat, batas tegas, CDR 0,3, kuning kemerahan.
Vena dan Arteri : AVR 2/3, perjalanan vasa dalam batas normal.
Retina : perdarahan (-), eksudat (-), edema(-), ablasio (-)
Makula : refleks fovea (+) kurang cemerlang
OS :
Papil Nervus Optikus : Bulat, batas tegas, CDR 0,3, kuning kemerahan.
Vena dan Arteri : AVR 2/3, perjalanan vasa dalam batas normal.
Retina : perdarahan (-), eksudat (-), edema(-), ablasio (-)
Makula : refleks fovea (+) cemerlang
7/22/2019 KSI + KIFOSIS
19/20
19
Tanggal OD OS
9 Maret
2013
Visus 2/60 S3.00 4/60 NBC 6/12 NC
Stq
Terapi :
- C. Xitrol ED 6x gtt1(OD)
- Ciprofloxacin 500 mg 2dd I
- Dexamethason 5 mg 3 ddI
- Asam mefenamat 500 mg3 dd I
- OCT CME- konsul Sub bagian
vitreoretina
Advis =
noncort ED 4 ggt 1
(OD)
Diagnosis =
OD Pseudofaki + CME
OS KSI
Palpebra Edema (-),spasme (-)
Konjungtiva Sub konjungtiva bleeding (+).
sekret (-), jahitan rapat (+)
Kornea Edema (+) minimal
COA kedalaman cukup, Tyndal Efek
(-)
Iris Kripte (+) normal
Pupil Bulat, sentral, regular, 3 mm,
refleks pupil (+) normal
Lensa IOL di tempat, PCO (+)
Fundus reflex (+) kurang cemerlang
Funduskopi
OD :
Papil Nervus Optikus : Bulat, batas tegas, CDR 0,3, kuning kemerahan.
Vena dan Arteri : AVR 2/3, perjalanan vasa dalam batas normal.
Retina : perdarahan (-), eksudat (-), edema(-), ablasio (-)
Makula : refleks fovea (+) kurang cemerlang
OS :
Papil Nervus Optikus : Bulat, batas tegas, CDR 0,3, kuning kemerahan.
Vena dan Arteri : AVR 2/3, perjalanan vasa dalam batas normal.
Retina : perdarahan (-), eksudat (-), edema(-), ablasio (-)
Makula : refleks fovea (+) cemerlang
7/22/2019 KSI + KIFOSIS
20/20
20
Tanggal OD OS
9 April
2013
Visus 2/60 S3.00 4/60 NBC 6/12 NC
Stq
Terapi :
- C. Xitrol ED 6x gtt1(OD)
- Ciprofloxacin 500 mg 2dd I
- Dexamethason 5 mg 3 ddI
- Asam mefenamat 500 mg3 dd I
- noncort ED 4 ggt 1 (OD)Diagnosis =
OD Pseudofaki + CME
OS KSI
Advis Sub Bagian
Vitreoretina =
Inj. Triamcinolone sub tenon
(OD) tunggu ACC
Jamkeskot
Palpebra Edema (-),spasme (-)
Konjungtiva Sub konjungtiva bleeding (+).
sekret (-), jahitan rapat (+)
Kornea Edema (+) minimal
COA kedalaman cukup, Tyndal Efek
(-)
Iris Kripte (+) normal
Pupil Bulat, sentral, regular, 3 mm,
refleks pupil (+) normal
Lensa IOL di tempat, PCO (+)
Fundus reflex (+) kurang cemerlang
Top Related