LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
DISUSUN OLEH
NAMA :NIP :
i
LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
DISUSUN OLEH
NAMA :NIP :
i
KOP SEKOLAH
PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala TK/SD ............ menerangkan bahwa:
Nama : .......................................
NIP : ........................................
Jabatan : ........................................
Memang benar yang tersebut di atas telah melakukan penelitian dengan
judul: .........................................................................................................................
.....
Mengetahui ......................, ......................Kepala Dinas Pendidikan Kab. .......... Kepala TK/SD..............
................................................... ......................................... NIP. NIP.
ii
KOP SEKOLAH
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini Pengelola Perpustakaan TK/SD ............
menyatakan bahwa:
Nama : ................................
NIP : ................................
Jabatan : .................................
Memang benar yang tersebut di atas telah mempublikasikan Penelitian Tindakan
Kelas dengan judul.............................................. di sekolah kami dan menaruh 1
(satu) buah karyanya di perpustakaan TK/SD ..........................
Demikian pernyataan ini dibuat agar dapat dipergunakan dimana mestinya.
Mengetahui ......................, ......................Kepala TK/SD .......... Pengelola Perpustakaan
TK/SD..................
................................................... ......................................... NIP. NIP.
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini asli dan tidak berisi material-
material yang telah dipublikasikan di tempat lain, terkecuali yang dikutip sebagai
sumber referensi dan digunakan dalam teks tulisan ini, yang sumbernya sudah
dinyatakan. Karya Tulis Ilmiah ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh
derajat kesarjanaan atau diploma pada institusi tertentu, begitu juga tidak ada
kolaborasi yang telah dibuat dengan orang lain.
Penulis
......................................
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena berkat rahmatNya penulis mendapat kekuatan, semangat, pikiran yang kuat
sehingga karya tulis yang berjudul “.......................................................................”,
dapat terselesaikan sesuai jadwal waktu yang telah direncanakan.
Karya ini penulis kerjakan dengan sekuat tenaga, dengan pengorbanan
material dan pemikiran untuk dapat memperoleh angka kredit pengembangan
profesi sebagai syarat bagi seorang guru untuk bisa naik ke jenjang kepangkatan
setingkat lebih tinggi dengan kewajiban mengumpulkan angka kredit minimal 12
poin.
Rasa terimakasih perlu penulis sampaikan kepada Bapak-bapak, Ibu-ibu
yang telah membantu sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Untuk itu
terimakasih yang sebanyak-banyaknya penulis lanjut sampaikan kepada:
1. Bapak Kepala Sekolah TK/SD ................................
2. Para siswa dan siswi, yang telah menunjukkan objektivitas yang tinggi
sehingga data-data hasil penelitian ini benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan.
Demikian secara singkat pengantar yang dapat penulis sampaikan, semoga
karya ini bermanfaat dalam meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar di
TK/SD ...........................
......................, ......................
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
PENGESAHAN KEPALA SEKOLAH...................................................... ii
PERNYATAAN PERPUSTAKAAN.......................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................... iv
KATA PENGANTAR................................................................................. v
DAFTAR ISI................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL........................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xi
ABSTRAK................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................. 4
C. Tujuan Penelitian................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian.............................................................. 5
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Nama-nama Siswa Kelas ....................................................... 12
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Wawancara..............................................
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Observasi Proses Pembelajaran..............
Tabel 4. Instrumen Wawancara.............................................................
Tabel 5. Instrumen Observasi Proses Pembelajaran.............................
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Rancangan Penelitian.............................................................. 5
Gambar 2.
viii
DAFTAR LAMPIRAN
HalamanLampiran 1. Tes Prestasi Belajar ............... (tes yang digunakan untuk
mencari data awal penelitian) .............................................
Lampiran 2. Lembar Observasi Penilaian Kesesuaian Belajar Tematik sebagai Upaya Validasi Data...............................................
Lampiran 3. RPP Siklus I ........................................................................
Lampiran 4. Hasil-hasil Ulangan Siswa Siklus I......................................
Lampiran 5. Nilai/Prestasi Belajar Siklus I .............................................
Lampiran 6. Penilaian Kebenaran Siswa Melakukan Pembelajaran Tematik Siklus I oleh Salah Seorang Siswa Pandai di Kelas ini sebagai Upaya Validasi Data ...............................
Lampiran 7. Bukti Pemanggilan Siswa yang Lemah sebagai Upaya Validasi Data Siklus I .........................................................
Lampiran 8. Bukti Pengamatan Teman Sejawat terhadap Kesuesuaian/ Ketepatan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Tematik Siklus I sebagai Upaya Trianggulasi terhadap Pelaksanaan Penelitian .............................................................................
Lampiran 9. RPP Siklus II .......................................................................
Lampiran 10. Penilaian Kesesuaian Belajar Tematik Siklus II oleh Salah Seorang Siswa Pandai di Kelas ini.......................................
Lampiran 11. Hasil-hasil Ulangan Siswa pada Siklus II............................
Lampiran 12. Prestasi Belajar Siswa Siklus II ..........................................
Lampiran 13. Bukti Pengamatan Teman Sejawat terhadap Kesesuaian/Ketepatan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Tematik Siklus II..................................................................
ix
ABSTRAK
BPMRC (acuan Abstrak). Backgroud/latar, Purpose/Tujuan, Metodology, Result/Hasil, Conslusion/Simpulan.
Penelitian ini dilaksanakan di TK/SD ......................... di Kelas ........ yang kemampuan siswanya untuk materi .................. cukup rendah.
Tujuan penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran Tematik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Metode pengumpulan datanya adalah observasi dan tes prestasi belajar. Metode analisis datanya adalah deskriptif baik untuk data kualitatif maupun untuk data kuantitatif.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Tematik dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Ini terbukti dari hasil yang diperoleh pada Siklus I meningkat ........% untuk keaktifan belajar siswa dan .....% untuk prestasi belajar. Dari Siklus I ke Siklus II naik .......% untuk aktivitas belajar dan ....... untuk prestasi belajar.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah model pembelajaran Tematik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas ...... TK/SD..........
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengajaran di TK dan SK Kelas I, II dan III bertumpu pada pemberian
rangsangan-rangsangan untuk dapat membantu mereka lebih siap dalam
memasuki pendidikan yang lebih tinggi. Untuk mencapai hal ini maka
pembelajaran yang disiapkan adalah pembelajaran dengan menggabungkan
beberapa bidang studi yang diajarkan melalui tema-tema tertentu yang bisa
merancang tingkat kemampuan, keterampilan siswa yang lebih tinggi.
Pembelajaran di kelas akan sangat efektif apabila guru melaksanakannya
dengan memahami peran, fungsi dan kegunaan dari masing-masing mata
pelajaran yang diajarnya. Di samping pemahaman akan hal-hal tersebut
keefektipan itu juga ditentukan oleh kemampuan guru untuk merubah model
pengajaran menjadi model pembelajaran sesuai yang diharapkan oleh Permen
No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses.
Beberapa mata pelajaran perlu digabung untuk pengembangan intelektual,
sosial dan emosional siswa serta berperan sebagai kunci penentu menuju
keberhasilan para siswa. Fungsi beberapa mata pelajaran perlu untuk dipahami
oleh pendidik pada usia siswa yang masih muda untuk mempersiapkan siswa
mampu merefleksikan pengalamannya sendiri dan pengalaman orang lain,
mengungkapkan gagasan-gagasan dan perasaan serta memahami beragam
nuansa makna, sedang kegunaan beberapa mata pelajaran yang digabung
adalah untuk membantu siswa mengenal dirinya, budayanya, budaya orang
lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat,
membuat keputusan yang bertanggung jawab pada tingkat pribadi, sosial,
menemukan serta menggunakan kemampuan analitik dan imajinatif yang ada
dalam dirinya. Di samping mengetahui peran, fungsi dan kegunaan beberapa
mata pelajaran yang digabung sebagai seorang guru juga diperlukan untuk
mampu menerapkan beberapa metode ajar sehingga paradigma pengajaran
dapat dirubah menjadi paradigma pembelajaran sebagai tuntutan peraturan
1
yang disampaikan pemerintah (Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar
Proses, Permen No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Guru).
Kelemahan-kelemahan yang sering terjadi di lapangan selama proses
pembelajaran yang dilakukan selama ini yang menyebabkan rendahnya
prestasi belajar siswa tidak sepenuhnya disebabkan oleh faktor luar seperti
kesibukan guru, keadaan rumah tangga, lingkungan dan lain-lain. Kelemahan-
kelemahan yang ada tentu banyak pula dipengaruhi oleh faktor dari dalam
guru itu sendiri seperti kemauan menyiapkan bahan yang lebih baik, kemauan
menyiapkan media-media pembelajaran yang menarik, kemauan guru itu
sendiri untuk menerapkan metode-metode ajar yang telah didapat di bangku
kuliah serta teori-teori yang telah berkembang begitu pesat yang mesti
dipahami guru-guru. Selain itu guru juga kurang mampu untuk dapat
mengembangkan keterampilan mengajar yang dapat menarik perhatian siswa
dan merangsang siswa untuk belajar. Keterampilan yang mesti dikuasai guru
dalam melaksanakan pembelajaran ada 7, yaitu: 1) keterampilan bertanya, 2)
keterampilan memberi penguatan, 3) keterampilan mengadakan variasi, 4)
keterampilan menjelaskan, 5) keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
6) keterampilan membimbing diskusi, 7) keterampilan mengelola kelas.
Keterampilan-keterampilan ini berhubung dengan kemampuan guru untuk
menguasai dasar-dasar pengetahuan yang berhubungan dengan persiapan dan
pelaksanaan proses pembelajaran yang akan memberikan dukungan terhadap
cara berpikir siswa yang kreatif dan imajinatif. Hal inilah yang menunjukkan
profesionalisme guru (I G. A. K. Wardani dan Siti Julaeha, Modul IDIK 4307:
1-30).
Model-model pembelajaran juga merupakan hal yang sangat penting
dalam penerapannya di lapangan, seperti model pembelajaran Tematik yang
dijadikan objek penelitian sebagai upaya untuk memajukan suatu bidang
tertentu. Model sangat berkaitan dengan teori. Model merupakan suatu analog
konseptual yang digunakan untuk menyarankan bagaimana meneruskan
penelitian empiris sebaiknya tentang suatu masalah. Jadi model merupakan
suatu struktur konseptual yang telah berhasil dikembangkan dalam suatu
bidang dan sekarang diterapkan, terutama untuk membimbing penelitian dan
2
berpikir dalam bidang lain, biasanya dalam bidang yang belum begitu
berkembang (Mark 1976 dalam Ratna Wilis Dahar, 1989: 5).
Cuplikan di atas menunjukkan betapa pentingnya model untuk diterapkan
dalam mencapai suatu keberhasilan, begitu pula terhadap kegunaan model-
model pembelajaran. Sebelum ada model, dikembangkan terlebih dahulu teori
yang mendasari model tersebut, sehingga boleh dikatakan bahwa teori lebih
luas daripada model. Model-model, baik model fisika, model-model
komputer, model-model matematika, semua mempunyai sifat “jika – maka”,
dan model-model ini terkait sekali pada teori (Shelbeeker, 1974 dalam Ratna
Wilis Dahar, 1989: 5).
Semua uraian di atas menunjukkan hal-hal yang perlu dalam upaya
meningkatkan keseuaian pembelajaran Tematik yang akan dilakukan dalam
menopang prestasi belajar siswa seperti penguasaan metode-metode ajar;
penguasaan model-model pembelajaran; penguasaan teori-teori belajar;
penguasaan teknik-teknik tertentu; penguasaan peran, fungsi serta kegunaan
mata pelajaran. Apabila betul-betul guru menguasai dan mengerti tentang hal-
hal tersebut dapat diyakini bahwa prestasi belajar peserta didik pada beberapa
mata pelajaran yang digabung tidak akan rendah. Namun kenyataannya
prestasi belajar siswa kelas....................... di semester ........... tahun
ajaran ................... baru mencapai nilai rata-rata......
Melihat kesenjangan antara harapan-harapan yang telah disampaikan
dengan kenyataan lapangan sangat jauh berbeda, dalam upaya memperbaiki
mutu pendidikan utamanya pada beberapa mata pelajaran yang digabung
sangat perlu kiranya dilakukan perbaikan cara pembelajaran. Salah satunya
adalah perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Tematik. Oleh karenanya penelitian ini sangat penting untuk dilaksanakan.
B. Rumusan Masalah dan Cara Pemecahannya
1. Rumusan Masalah
Melihat adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang
ada di lapangan seperti yang sudah dipaparkan pada latar belakang
masalah, maka rumusan penelitian ini dapat disampaikan sebagai berikut:
3
Apakah model pembelajaran Tematik dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas……. TK/SD………………..
2. Cara Pemecahan Masalah
Model pembelajaran Tematik merupakan salah satu dari banyak
cara yang bisa dilakukan guru dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran. Model ini mempunyai langkah-langkah yang mendorong
keaktifan siswa dalam belajar dengan cara memberikan kesempatan bagi
siswa untuk lebih banyak mengamati objek atau materi pelajaran, berlatih
sendiri, riang, gembira, menemukan sendiri hal-hal yang perlu mengatakan
sendiri sesuatu yang ditemukan, baik menyangkut materi, meneliti,
mengintrogasi, memeriksa materi, melihat sendiri keadaan lapangan,
sehingga siswa-siswa akan dapat mengalami sendiri. Hal itu memerlukan
persiapan pemikiran yang matang. Untuk persiapan yang matang ini, guru
semestinya memberikan kesempatan yang sebanyak-banyaknya bagi siswa
untuk melakukannya, menyiapkan sebaik-baiknya apa yang akan
ditampilkan dihadapan siswa-siswa. Model Pembelajaran Tematik ini
mampu merangsang siswa untuk dapat bertanggung jawab terhadap
pekerjaannya, menuntut persiapan yang sangat matang, menuntut
kemampuan yang matang dalam kegiatan intelektual, menutut semangat
yang tinggi untuk mengikuti pelajaran agar dapat memproduksi apa yang
diharapkan, menuntut mereka lebih berpikir kritis. Contoh kemampuan
berpikir kritis adalah, apabila siswa giat mengikuti pelajaran, akibatnya
adalah mampu memecahkan masalah yang diharapkan. Siswa akan
menjadi aktif akibat diberikan kesempatan untuk menyiapkan materi lewat
penemuannya sendiri, yang sudah pasti akan membuktikan tuntutan-
tuntutan kemampuan yang tinggi baik dalam penampilan maupun
keilmuan. Tanpa pengalaman yang cukup yang mencukupi tidak akan
mungkin tampilannya akan memuaskan, dalam hal ini siswa diajak untuk
menikmati pelajaran bersama-sama, mereka harus betul-betul mampu
menyimpulkan, dan memberi makna terhadap apa yang dipelajari.
Tuntunan langkah-langkah analisis, pikiran intelektual, pemahaman
4
konsep, bakat akademik yang dilakukan dengan motivasi, interpretasi yang
inovatif dipihak guru akan menentukan keberhasilan pelaksanaan model
ini.
Berdasar uraian singkat ini jelas bahwa model pembelajaran
Tematik menuntut kemampuan siswa untuk giat mempelajari apa yang
disampaikan guru, mampu menampilkan dirinya sebagai pemikir di depan
siswa-siswa yang lain. Dipihak lain, untuk dapat menyelesaikan tuntutan
tersebut, inovasi yang dilakukan guru akan sangat menentukan. Inovasi
tersebut berupa tuntunan-tuntunan, motivasi-motivasi, interpretasi serta
kemampuan belajar tanpa hafalan. Oleh karenanya langkah-langkah ini
diharapkan akan dapat digunakan sebagai cara pemecahan masalah yang
sedang diteliti.
C. Tujuan Penelitian
Berdasar rumusan masalah yang telah disampaikan, rumusan masalah
yang dapat disampaikan adalah:
Untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan prestasi belajar siswa
setelah diterapkan model pembelajaran Tematik dalam pembelajaran.
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai
acuan dalam memperkaya teori dalam rangka peningkatan kompetensi guru.
Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sekolah,
khususnya TK/SD ........ dalam rangka meningkatkan prestasi
belajar ................... Di samping itu, penelitian ini juga diharapkan bermanfaat
sebagai informasi yang berharga bagi teman-teman guru, kepala sekolah di
sekolahnya masing-masing.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Tematik
Sebelum sampai pada pengertian pembelajaran tematik, perlu dipahami
terlebih dahulu dasar-dasar keperibadian anak didik yang akan diberikan
pembelajaran dengan model tersebut. Salah satunya bahwa pengembangan
potensi peserta didik sangat penting dalam upaya untuk dapat memajukan
bangsa. Kemajuan bangsa Indonesia tentu banyak ditentukan oleh pendidikan
yang mampu mengembangkan potensi siswa. Pengembangan potensi peserta
didik yang dimaksud tujuan agar kelak para siswa mampu menghadapi dan
memecahkan problema-problema kehidupan yang dihadapinya. Upaya-upaya
yang bisa dilakukan untuk mencapai pemenuhan hal-hal di atas tidaklah
gampang karena hal tersebut mesti dimulai sejak anak-anak berusia dini baik
pada saat mereka masih di Taman Kanak-Kanak maupun pada saat mereka
belajar di Sekolah Dasar. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang
pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya
pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada
jalur formal, nonformal dan informal (Depdiknas, 2006: 2). Anak-anak usia
dini masih melihat sesuatu sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik). Peserta
didik yang berada pada Sekolah Dasar kelas satu, dua dan tiga berada pada
rentangan usia dini (Depdiknas, 2006: 3).
Aktivitas anak usia 2-10 tahun adalah:
a. Anak belajar memerankan perasaan/nurani dalam pergaulan. Dimana
perasaan/nurani merupakan pola tingkah laku yang kompleks yang tidak
dipelajari melainkan diperoleh dari kelahiran dan dapat terlihat pada
seseorang.
b. Refleks-refleks dan aktivitas tubuh. Tujuan gerakan refleksionis adalah
melindungi dari kemungkinan-kemungkinan menerima rangsangan baik
6
dari luar maupun dari dalam yang menimbulkan kerugian, misal: batuk,
tangan, bersin, kedipan mata, dll.
c. Interaksi dan sosialisasi. Dimana pada masa ini anak mulai membentuk
sikap terhadap kelompok dan lembaga sosial, belajar bergaul khususnya
bagi anak usia 6-10 tahun.
d. Kebutuhan dan keinginan. Dimana pada masa ini anak mulai membentuk
sikap terhadap kelompok dan lembaga sosial, belajar bergaul khususnya
bagi anak usia 6-10 tahun.
e. Kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan dan keinginan anak pada usia
seperti ini sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak.
Kebutuhan dan keinginan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan
fisiologis-fisiologis (makanan, air dan oksigen) dan kebutuhan psikis.
Kebutuhan psikis anak diantaranya adalah: kebutuhan akan kasih sayang,
kebutuhan akan rasa aman, terlindung jauh dari perasaan takut, cemas.
f. Kebutuhan akan kebebasan menyatakan diri.
g. Kebutuhan mengadakan hubungan dengan sesama atau bersosialisasi.
h. Kebutuhan akan rasa harga diri (Hawadi, 2001 dalam Trianto, 2010: 29).
Dari karakter belajar anak usia dini yang disampaikan di atas, dapat dicatat
beberapa hal seperti: anak-anak masih ingin memerankan perasaan/nurani
dalam pergaulan, melakukan sesuatu dengan reflek kelompok-kelompok
belajar, kebutuhan dan keinginan mereka sangat tinggi, masih keras keinginan
mereka untuk menyatakan diri, senang berhubungan dan bersosialisasi dan
rasa harga diri yang tinggi. Kecenderungan belajar anak usia dini adalah dari
hal-hal yang konkrit yaitu yang dapat dilihat, dapat diraba, didengar, dibaui,
diotak-atik dengan titik tekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar (Depdiknas, 2006: 3).
Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa
kecemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia, yang
akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Masa ini merupakan masa
yang tepat untuk meletakan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik,
bahasa, sosial-emosional, konsep diri, seni, moral dan nilai-nilai agama.
Sehingga upaya pengembangan seluruh potensi anak usia dini harus dimulai
7
agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal (H.
Martinis Yamon dan Jamilah Sabri Sanan, 2010: 5-6). Selanjutkan dikatakan
bahwa orang tua pada periode ini harus sering bicara dengan anak,
menanyakan pendapat anak, menciptakan suasana yang berwarna-warni,
mengarahkan dengan tidak langsung. Pada saat ini yang dia pelajari bukanlah
mengikat tali dengan benar, tapi bahwa diri dihargai karena punya inisiatif
untuk melakukan sesuatu yang baru, on her/his own.
Untuk mengetahui perkembangan daya pikir siswa usia dini, berikut
ditampilkan tahap-tahap perkembangan kognitif anak dari Piaget.
Tabel …..: Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Piaget
Tahapan Perkiraan Usia Kemampuan-kemampuan UtamaSensori Motorik Lahir – 2 tahun Terbentuknya konsep “kepermanenan
objek” dan kemajuan gradual dari perilaku reflektif ke perilaku yang mengarah kepada tujuan
Praoperasional 2 – 7 tahun Perkembangan kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan objek-objek dunia. Pemikiran masih egosentris dan sentrasi
Operasi Konkrit 7 – 11 tahun Perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis. Kemampuan-kemampuan baru termasuk penggunaan operasi-operasi yang dapat balik. Pemikiran tidak lagi sentralis tetapi desentralis, dan pemecahan masalah tidak begitu dibatasi oleh keegosentrisan
Operasi Formal 11 tahun – dewasa
Pemikiran abstrak dan murni simbolis mungkin dilakukan. Masalah-masalah dapat dipecahkan melalui penggunaan experimentasi sistematis
Diadopsi dari Trianto (2010: 15)
Dari beberapa pendapat di atas dapat dipetik hal-hal penting seperti: anak-
anak pada usia dini masih senang bermain sehingga guru sudah sepantasnya
mampu menyediakan suasana belajar yang berisi kesenangan dan kenyamanan
sambil menyiapkan beberapa model permainan seperti media, strategi yang
mendukung emosi mereka. Siswa pada usia dini mempunyai sifat kemandirian
8
yang tinggi sehingga sering ngomong sendiri pada saat teman-temannya
sedang ngomong, juga memiliki kebutuhan dan keinginan yang sangat tinggi.
Dalam upaya ini guru sudah semestinya dapat mengerti bahwa siswa-siswa
pada usia dini rasa ingin tahunya sangat tinggi dan rasa kemandirian yang
tinggi sehingga pengajaran mesti dilakukan dengan menjalin kerjasama yang
baik, memberi jawaban-jawaban yang memuaskan, pembelajaran yang
bermakna serta kreatif meningkatkan kemandirian bagi siswanya.
Pengembangan pembelajaran sudah sepertinya dilakukan agar menarik
perhatian, mampu menjelaskan konsep yang benar, persiapan bahan/materi
yang dapat merangsang emosi siswa, mampu memberi bimbingan dan
penghargaan terhadap kemajuan siswa.
Hunts, 1999 (dalam H. Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, 2011:
37) menyatakan bahwa pembelajaran di kelas anak usia dini dapat dilakukan
oleh guru dengan review yaitu langkah yang dilakukan guru dalam melihat
dan mengukur kesiapan anak mempelajari materi pelajaran hari ini dengan
melihat penguasaan materi sebelumnya yang sudah mereka pelajari sebagai
dasar untuk memahami pelajaran tersebut. Guru bisa menyampaikan review
selama lebih kurang limat menit. Tahap kedua adalah overview yaitu guru
menyampaikan program pembelajaran yang akan dijelaskan hari ini dengan
menyampaikan isi secara singkat dan guru mempersilahkan anak untuk
menyampaikan usul, saran mereka dalam proses pembelajaran agar anak tidak
merasa tertekan selama proses pembelajaran dan anak merasa dihargai
sehingga anak merasa senang dengan proses pembelajaran yang
dikembangkannya itu. Tahap yang ketiga adalah presentasi adalah tahap guru
melakukan proses menceritakan, menunjukkan dan proses mengerjakan.
Semakin bervariasi guru membelajarkan semakin anak menjadi senang,
nyaman dalam belajar. Tahap keempat adalah exercise yaitu tahap dimana
guru memberikan kesempatan pada anak untuk melatih apa yang telah mereka
peroleh dari guru sesuai dengan pemahaman mereka selama proses
pembelajaran berlangsung. Sedangkan pada tahap kelima summary adalah
tahap dimana guru meringkaskan dari hasil belajar. Hal ini paling sering
dilupakan oleh guru karena kebanyakan guru lebih terfokus pada presentasi,
9
sehingga tidak punya waktu untuk melakukan summary, padahal ini sangat
bagus untuk memperkuat pemahaman yang telah diperoleh anak.
Dengan memahami semua pengertian tentang anak usia dini dan
kebutuhan-kebutuhan mereka, maka model yang perlu dirancang untuk
mereka salah satunya adalah model pembelajaran Tematik mengingat model
ini adalah model yang menggabungkan beberapa materi menjadi satu kesatuan
ajar sesuai alur pikiran anak yang masih holistik.
Depdiknas, 2006 (dalam Trianto, 2010: 78-79) tentang pembelajaran
Tematik disampaikan bahwa pembelajaran Tematik sebagai model
pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis daripada model pembelajaran-
model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna
kepada siswa. Penjelasan Trianto selanjutnya tentang hakekat model
pembelajaran Tematik menyatakan bahwa pembelajaran Tematik dimaknai
sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam
pembahasannya, tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Sebagai
contoh, tema “air” dapat ditinjau dari mata pelajaran Fisika, Biologi, Kimia
dan Matematika. Lebih luas lagi, tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain,
seperti IPS, Bahasa, dan Seni. Pembelajaran Tematik menyediakan keluasan
dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang
sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan.
Unit yang Tematik adalah opitome dari seluruh bahasa pembelajaran yang
memfasilitasi siswa untuk secara produktif menjawab pertanyaan yang
dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa ingin tahu dengan penghayatan
secara alamiah tentang dunia disekitar mereka.
Menurut Prabowo, 2000 (dalam Trianto, 2010: 95) sintaks pembelajaran
terpadu secara khusus dapat dibuat tersendiri berupa langkah-langkah baru
dengan ada sedikit perbedaan yakni sebagai berikut: Pertama, tahap
perencanaan. Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan antara lain: 1) menentukan
kompetensi dasar dan 2) menentukan indikator dan hasil belajar. Kedua, tahap
pelaksanaan yang meliputi sub-tahap: I) Proses pembelajaran oleh guru.
Adapun langkah yang ditempuh guru, antara lain: 1) menyampaikan konsep
10
pendukung yang harus dikuasai siswa; 2) menyampaikan konsep-konsep
pokok yang akan dikuasai oleh siswa; 3) menyampaikan keterampilan, proses
yang akan dikembangkan; 4) menyampaikan alat dan bahan yang dibutuhkan
dan 5) menyampaikan pertanyaan kunci. II) Tahap manajemen, yang meliputi
langkah-langkah: 1) pengelolaan kelas, dimana kelas dibagi dalam beberapa
kelompok; 2) kegiatan proses; 3) kegiatan pencatatan data; dan 4) diskusi.
Ketiga, evaluasi yang meliputi: 1) Evaluasi proses. Adapun hal-hal yang
menjadi perhatian dalam evaluasi proses terdiri dari: (a) ketepatan hasil
pengamatan, (b) ketepatan penyusunan alat dan bahan dan (c) ketepatan
menganalisa data. 2) Evaluasi hasil yaitu penguasaan konsep-konsep sesuai
indikator yang telah ditetapkan. 3) Evaluasi psikomotorik, yaitu penguasaan
penggunaan alat ukur. Sedangkan Hadisubroto, 2000 (dalam Trianto, 2010:
95) menyatakan bahwa dalam merancang pembelajaran terpadu sedikitnya ada
empat hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut: (1) menentukan tujuan, (2)
menentukan materi/media, (3) menyusun skenario KBM, (4) menentukan
evaluasi.
B. Prestasi Belajar
Prestai belajar dimulai dengan pengertian tentang aktivitas, berlanjut
dengan pengertian tentang belajar dan terakhir baru prestasi belajar.
1. Aktivitas
Kata “Aktivitas” berasal dari Bahasa Inggris ‘activity’ yang artinya
‘state of action, lireliness or ingorous mation’ (Webster’ New American
Dictionary: 12). Apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia kata ini berarti
kebenaran dari perlakuan, kegiatan yang aktif, kegiatan yang aktual atau
giat dalam melakukan gerak-gerik, usul. Dalam bahasa Indonesia aktif
berarti giat belajar, giat berusaha, dinamis, mampu berkreasi dan beraksi
(Kamus Besar Bahasa Indonesia: 32).
Aktivitas merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa, baik
dalam aktivitas jasmani maupun dalam aktivitas rohani. Aktivitas ini jelas
merupakan ciri bahwa siswa berkeinginan untuk mengikuti proses. Siswa
11
dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemui ciri-ciri seperti berikut (Tim
Instruktur PKG, 1992: 2):
1. Antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran
2. Terjadi interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa
3. Siswa terlibat dan bekerjasama dalam diskusi kelompok
4. Terjadi aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
5. Siswa berpartisipasi dalam menyimpulkan materi.
Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari
(Nana Sudjana, 2000: http://www.scribd.com/doc/90372008):
1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
2. Terlibat dalam pemecahan masalah
3. Bertanya pada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya
4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
memecahkan masalah
5. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru
6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya
7. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis
8. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperolehnya
dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
2. Belajar
Belajar dalam Bahasa Inggris adalah “Study” yang artinya ‘The act
of using the mind to require knowledge’ (Webster’ New American
Dictionary: 1993). Apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia, belajar
adalah perbuatan menggunakan ingatan/pikiran untuk mendapatkan/
memperoleh pengetahuan. Belajar artinya berusaha untuk memperoleh
ilmu atau menguasai suatu keterampilan; juga berarti berlatih (Kamus
Besar Bahasa Indonesia: 27). Selanjutnya belajar juga berarti perubahan
yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi seseorang sebagai akibat
pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dari praktek yang
dilakukannya (Glosarium Standar Proses, Permen Diknas No. 41 tahun
12
2007). Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah penggunaan pikiran untuk memperoleh ilmu. Ini berarti bahwa
belajar adalah perbuatan yang dilakukan dari tahap belum tahu ke tahap
mengetahui sesuatu yang baru.
Prinsip belajar yang dapat menunjang tumbuhnya cara belajar
siswa aktif adalah: stimulus, perhatian dan motivasi, respon, penguatan
dan umpan balik (Sriyono, 1992: http://www.scribd.com/doc/90372081).
Juga dikatakan bahwa ativitas belajar berupa keaktifan jasmani dan rohani
yang meliputi keaktifan panca indra, keaktifan akal, keaktifan ingatan dan
keaktifan emosi. Pendapat lain menyatakan bahwa aktivitas belajar
dilakukan dalam bentuk interaksi antara guru dengan siswa dan antara
siswa siswa dengan siswa lain (Abdul, 2002 dalam
http://www.scribd.com/doc/90372081/).
Dari kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa belajar
sebenarnya merupakan cara yang membuat siswa aktif, baik dengan
penggunaan cara simulasi, respon, motivasi, penguatan, umpan balik yang
dapat membangkitkan keaktifan jasmani dan rohani siswa sehingga
muncul interaksi antar siswa dengan guru begitu juga interaksi antara
siswa yang satu dengan siswa lainnya.
Dengan menggabungkan semua pendapat yang telah disampaikan
serta pengertian-pengertian tentang belajar dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah penggunaan ingatan atau pikiran untuk memperoleh
pengetahuan baru yang belum diketahui sebelumnya dengan penggunaan
cara-cara tertentu seperti Tematik, simulasi, respon, motivasi, penguatan,
umpan balik yang dapat membangkitkan keaktifan siswa baik jasmani
maupun rohani yang dapat membangun interaksi positif bagi para siswa.
3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar siswa dan
sebagaimana biasa dilaporkan pada wali kelas, murid dan orang tua siswa
setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran.
13
Prestasi belajar mempunyai arti dan manfaat yang sangat penting bagi
anak didik, pendidik, orang tua/wali murid dan sekolah, karena nilai atau
angka yang diberikan merupakan manifestasi dari prestasi belajar siswa
dan berguna dalam pengambilan keputusan atau kebijakan terhadap siswa
yang bersangkutan maupun sekolah. Prestasi belajar merupakan
kemampuan siswa yang dapat diukur, berupa pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang dicapai siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Djamarah (1994:23) mendefinisikan prestasi belajar sebagai hasil yang
diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri
individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Kalau perubahan
tingkah laku adalah tujuan yang mau dicapai dari aktivitas belajar, maka
perubahan tingkah laku itulah salah satu indikator yang dijadikan pedoman
untuk mengetahui kemajuan individu dalam segala hal yang diperolehnya
di sekolah. Dengan kata lain prestasi belajar merupakan kemampuan-
kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebagai akibat perbuatan belajar
atau setelah menerima pengalaman belajar, yang dapat dikatagorikan
menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dengan mengkaji hal tersebut di atas, maka faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar menurut Purwanto (2000: 102) antara lain:
(1) faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang dapat disebut
faktor individual, seperti kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan,
motivasi, dan faktor pribadi, (2) faktor yang ada diluar individu yang
disebut faktor sosial., seperti faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru
dan cara mengajamya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-
mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.
Dalam penelitian ini factor ke 2 yaitu factor yang dari luar seperti guru dan
cara mengajarnya yang akan menentukan prestasi belajar siswa. Guru
dalam hal ini adalah kemampuan atau kompetensi guru, pendidikan dan
lain-lain. Cara mengajarnya itu merupakan factor kebiasaan guru itu atau
pembawaan guru itu dalam memberikan pelajaran. Juga dikatakan oleh
Slamet (2003: 54-70) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja,
14
yaitu faktor intern dan faktor ekstem. Faktor intern diklasifikasi menjadi
tiga faktor yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
Faktor jasmaniah antara lain: kesehatan, cacat tubuh. Faktor psikologis
antara lain: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
kesiapan. Faktor kelelahan antara lain: kelelahan jasmani dan rohani.
Sedangkan faktor ekstern digolongkan menjadi tiga faktor yaitu: faktor
keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat. Faktor keluarga antara lain:
cara orang tua mendidik, relasi antara keluarga, suasana rumah tangga dan
keadaan ekonomi keluarga. Faktor sekolah antara lain: metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung,
metode belajar dan tugas rumah. Faktor masyarakat antara lain: kegiatan
siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan
masyarakat. Peningkatan prestasi belajar yang penulis teliti dalam hal ini
dipengaruhi oleh factor ekstern yaitu metode mengajar guru.
Sardiman (1988: 25) menyatakan prestasi belajar sangat vital dalam
dunia pendidikan, mengingat prestasi belajar itu dapat berperan sebagai
hasil penilaian dan sebagai alat motivasi. Adapun peran sebagai hasil
penilaian dan sebagai alat motivasi diuraikan seperti berikut.
Dalam pembahasan sebelumnya telah dibicarakan bahwa prestasi
belajar adalah hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan prestasi siswa
setelah melakukan aktivitas belajar. Ini berarti prestasi belajar tidak akan
bisa diketahui tanpa dilakukan penilaian atas hasil aktivitas belajar siswa.
Fungsi prestasi belajar bukan saja untuk mengetahui sejauhmana kemajuan
siswa setelah menyelesaikan suatu aktivitas, tetapi yang lebih penting
adalah sebagai alat untuk memotivasi setiap siswa agar lebih giat belajar,
baik secara individu maupun kelompok. Dalam pembahasan ini akan
dibicarakan mengenai prestasi belajar sebagai hasil penilaian dan pada
pembahasan berikutnya akan dibicarakan pula prestasi belajar sebagai alat
motivasi. Prestasi belajar sebagai hasil penilaian sudah dipahami. Namun
demikian untuk mendapatkan pemahaman, perlu juga diketahui, bahwa
15
penilaian adalah sebagai aktivitas dalam menentukan rendahnya prestasi
belajar itu sendiri.
Abdullah (dalam Mamik Suratmi, 1994: 22), mengatakan bahwa
fungsi prestasi belajar adalah: (a) sebagai indikator dan kuantitas
pengetahuan yang telah dimiliki oleh pelajar, (b) sebagai lambang
pemenuhan keingintahuan, (c) informasi tentang prestasi belajar dapat
menjadi perangsang untuk peningkatan ilmu pengetahuan dan (d) sebagai
indikator daya serap dan kecerdasan murid.
Mohammad Surya (1979), mengatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dapat dilihat dari berbagai sudut pandang,
antara lain dari sudut si pebelajar, proses belajar dan dapat pula dari sudut
situasi belajar.
Bila kita coba lihat lebih dalam dari pendapat di atas, maka prestasi belajar
dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor dari si pebelajar sendiri atau
faktor dalam diri siswa dan faktor luar. Faktor dalam diri siswa seperti IQ,
motivasi, etos belajar, bakat, keuletan, dan lain-lain sangat berpengaruh
pada prestasi belajar siswa.
Penjelasan Surya selanjutnya adalah: dari sudut si pembelajar (siswa),
prestasi belajar seseorang dipengaruhi antara lain oleh kondisi kesehatan
jasmani siswa, kecerdasan, bakat, minat, motivasi, penyesuaian diri dan
kemampuan berinteraksi siswa. Sedangkan yang bersumber dari proses
belajar, maka kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran
sangat menentukan prestasi belajar siswa. Guru yang menguasai materi
pelajaran dengan baik, menggunakan metode dan media pembelajaran
yang tepat, mampu mengelola kelas dengan baik dan memiliki
kemampuan untuk menumbuhkembangkan motivasi belajar siswa untuk
belajar, akan memberi pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar
siswa. Sedangkan situasi belajar siswa, meliputi situasi lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah
hasil yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar yang
berbentuk angka sebagai simbol dari ketuntasan belajar bidang studi
16
sejarah. Prestasi belajar ini sangat dipengaruhi oleh factor luar yaitu guru
dan metode. Hal inilah yang menjadi titik perhatian peneliti di lapangan.
Terkait dengan penelitian ini, untuk mengukur prestasi
belajar ................... digunakan tes hasil belajar, dengan mengacu pada
materi pelajaran .................. pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang berlaku di sekolah ini.
C. Kerangka Berpikir
Model pembelajaran Tematik memiliki langkah-langkah mengutamakan
siswa dapat bermain, bersenang-senang, mengutamakan kebutuhan siswa,
keinginan siswa, kerjasama, memberi jawaban yang memuaskan kepada
siswa, menarik perhatian, mampu menjelaskan konsep-konsep penting,
mampu merangsang emosi siswa, mampu memberi bimbingan dan
penghargaan bagi siswa yang berhasil. Guru dalam hal ini mesti giat
memotivasi siswa dan memfasilitasi siswa belajar dengan berbagai media
pembelajaran. Model ini menuntut kegiatan intelektual yang tinggi,
memproses apa yang mereka telah dapatkan dalam pikirannya untuk menjadi
sesuatu yang bermakna. Mereka diupayakan untuk lebih produktif, mampu
membuat analisa membiasakan mereka brpikir kritis, dapat mengingat lebih
lama, materi yang telah mereka pelajari. Model ini juga bisa diupayakan untuk
pengembangan kemampuan akademik, menghindarkan siswa belajar dengan
hapalan, dapat memberikan tambahan kemampuan untuk dapat
mengasimilasikan dan mengakomodasikan informasi, serta menuntut latihan-
latihan khusus untuk mempertinggi daya ingat dengan berlatih untuk dapat
menemukan sendiri sesuatu yang penting dalam materi yang diberikan.
Dengan cara kerja yang sedemikian rupa sudah dapat diyakini bahwa model
pembelajaran Tematik dapat digunakan sebagai pemecah masalah penelitian.
17
D. Hipotesis Tindakan
Dengan semua paparan di atas, dapat disampaikan hipotesis atau dugaan
sementara yang bunyinya:
Langkah-langkah Model Pembelajaran Tematik dapat Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Kelas...... Semester....... Tahun Ajaran ...............
pada SD...........................
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian tindakan. Oleh karenanya,
rancangan yang khusus untuk sebuah penelitian tindakan sangat diperlukan.
Penelitian tindakan didasarkan pada filosofi bahwa setiap manusia tidak suka
atas hal-hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik.
Peningkatan diri untuk hal yang lebih baik ini dilakukan terus menerus sampai
tujuan tercapai (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 67).
Dalam melaksanakan penelitian, rancangan merupakan hal yang sangat
penting untuk disampaikan. Tanpa rancangan, bisa saja alur penelitian akan
ngawur dalam pelaksanaannya.
Untuk penelitian ini penulis memilih rancangan penelitian tindakan yang
disampaikan oleh ........................ seperti terlihat pada gambar berikut.
19
IDE AWAL
Temuan dan Analisa
Rencana UmumLangkah Tind. 1
Langkah Tind. 2
Langkah Tind. 3
ImplementasiLangkah Tindk. 1
Minitor Implementasi dan Efeknya
Penjelasan kegagalan untuk implementasi Revisi rencana umum
Rencana diperbaiki
Langkah Tind. 1
Langkah Tind. 2
Langkah Tind. 3
Implementasi langkah berikut
Monitor implementasi dan efek
Jelaskan setiap implementasi dan efekRevisi ide umum
Rencana diperbaiki
Langkah Tind. 1
Langkah Tind. 2
Langkah Tind. 3
Implementasi langkah berikut
Monitor implementasi dan efek
DAUR
1
DAUR
2
DAUR
3
Model No. 1 (Model Ebbut) (Desain 1)
Model Ebbut merupakan salah satu model PTK yang dikembangkan oleh
Dave Ebbut.
Gambar 1
Penelitian Tindakan Model Ebbut (1985)
20
REFLECT
TA
Plan
Plan
Plan
Plan
REFLECT
TA
1
2
5
6
4
3
8
7
Model No. 2 (Kemmis dan Mc. Taggart) (Desain 2)
Gambar 2
Penelitian Tindakan Model Spiral (Kemmis & Mc Taggart, 1988)
Sebagai alur PTK, Kemmis dan Mc. Taggart memberi contoh sebagai
berikut:
1. Siswa mengira bahwa sain sekedar mengingat fakta dan bukan proses
inkuiri. Bagaimana saya dapat merangsang inkuiri pada siswa? Apakah
dengan mengubah teknik bertanya? Teknik bertanya yang sama?
Menukar strategi bertanya agar siswa dapat menggali jawaban atas
pertanyaan sendiri.
21
Ide Umum
Reconnaissance
Rencana Menyeluruh
Memperbaiki/ Mengubah
Tindakan 2 dst Tindakan 1 Tindakan 3 dst
Tindakan 2 dst
atauMonitor dan
reconnaissance
Pengintaian/ Peninjauan
Rencana Menyeluruh
Rencana Menyeluruh
atau
atau
Model No. 3 (Elliot) (Desain 3)
Gambar 3
Penelitian Tindakan Model Elliot (1991)
Ada hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam memahami langkah-
langkah yang ada di dalam model PTK yang dikembangkan oleh Ebbut, Elliot,
dan Kemmis. Bila guru akan menerapkan atau mengadopsi untuk penelitian
tindakan kelas.
22
TINDAKAN DAUR ITindakan perlu perbaikan DAUR 2
Penerapan Definisi masalah
Evaluasi tindakan Need assessement
Implementasi tindakan Hipotesis ide
Develop action plan T 1
Penerapan Redefine problem
Evaluate action Need assessement
Impl. Revise plan New hypothesis
Revise action plan T 2
dst
Model No. 4 (Mc. Kernan) (Design 4)
Gambar 4
Penelitian Tindakan Model Mc. Kernan ((1991)
Diadopsi dari (Sukidin, Basrowi, Suranto, 2002: 46 – 54)
Perlu diketahui bahwa sebenarnya model-model ini lebih memberikan
gambaran garis besar proses daripada suatu teknologi. Urutan langkah-langkah
memang diperlihatkan, tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal
‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara langkah-langkah ini. Tidak mengherankan
kalau model-model ini dapat membingungkan para praktisi. Bahkan Ebbut
sendiri mengakui bahwa gambar Elliot cenderung sulit untuk dimengerti.
23
Model No. 5
Gambar 5. Rancangan Penelitian
Diadopsi dari Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi (2006: 67)
24
Permasalahan
Siklus I
Perencanaan
Tindakan I
Pelaksanaan
Tindakan I
Refleksi
I
Pengamatan/ Pengumpulan Data
I
Perencanaan
Tindakan II
Pelaksanaan
Tindakan II
Refleksi
II
Pengamatan/ Pengumpulan Data
II
Permasalahan baru
hasil refleksi
Dilanjutkan ke siklus
berikutnya
Apabila
permasalahan belum
terselesaikan
Siklus II
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas.........
TK/SD .......................... Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 01. Nama-nama siswa Kelas ..... TK/SD ..........................
No Nama Siswa1 Abdurrahman2 Saleh3456789101112131415161718192021222324252627282930
2. Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar
siswa kelas ....... TK/SD ......................... setelah diterapkan model Tematik
dalam proses pembelajaran.
25
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan .................... sampai
bulan ...................... Sebagai gambaran dari pelaksanaan penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut:
26
Tabel 02. Jadwal Penelitian
No Kegiatan1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan proposal dan
perencanaan tindakan I
2. Pelaksanaan tindakan I
3. Pengamatan/pengumpulan data I
4. Refleksi I
5. Perencanaan tindakan II
6. Pelaksanaan tindakan II
7. Pengamatan/ pengumpulan data II
8. Refleksi II
9. Penulisan laporan/ penjilidan
27
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data penelitian ini digunakan observasi dan tes
prestasi belajar.
E. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian ini
adalah metode deskriptif baik untuk data kualitatif maupun untuk data
kuantitatif. Untuk data kualitatif dianalisis dengan memberi pertimbangan-
pertimbangan, memberi komentar-komentar, mengklasifikasikan data,
mencocokan dengan validitas internal dan validitas eksternal, mencari
hubungan-hubungan, mencari perbandingan-perbandingan, mengkategorikan
data dan selanjutnya membuat kesimpulan refleksi dengan mencari makna dari
kesimpulan hubungan antarkategori.
Sebelum melakukan analisis kualitatif sebaiknya kita mencoba melihat
pendapat para ahli analisis. Menurut Matthew B. Miles dan A. Michael
Hubberman (1992: 390), dalam penelitian kualitatif cendrung diabaikan. Ini
terjadi karena inti penelitian kualitatif adalah menjangkau sesuatu yang lebih
dari sekedar, yang dapat dikatakan kepada kita akan pentingnya kualitas
tersebut. Selanjutnya dikatakan, akan tetapi sebagaimana yang kita perhatikan
sebelumnya, terjadi banyak perhitungan pada saat penentuan kualitas dibuat.
Jadi dalam penelitian kualitatif perlu diketahui, yang pertama-tama adalah
bahwa kita juga menghitung.
Untuk data kuantitatif dianalisis dengan mencari mean, median, modus,
standar deviasi, membuat interval kelas dan melakukan penyajian dalam
bentuk tabel dan grafik.
28
F. Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian
Sebelum sampai pada instrumen penelitian, yang mesti dibuat terlebih
dahulu adalah kisi-kisi instrumen penelitian. Kisi-kisi ini sangat penting dibuat
untuk memberi arah terhadap hal-hal yang dipertanyakan dalam instrumen
penelitian. Tujuan penyusunan kisi-kisi instrumen adalah merencanakan
setepat mungkin ruang lingkup dan tekanan tes dan bagian-bagiannya,
sehingga perumusan tersebut dapat menjadi petunjuk yang efektif bagi
penyusunan tes, terlebih-lebih bagi penulis soal (Suryabrata, 2000: 60-61).
1. a. Kisi-kisi Instrumen Prestasi Belajar
Tabel 2. Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar
No Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Materi Indikator Bentuk Tes
29
b. Kisi-kisi Instrumen Observasi Belajar
Tabel 3. Kisi-kisi Observasi Kegiatan Belajar Tematik
No Nama SiswaMenunjukkan Kemampuan
AnalisisKritis Konsep
Diri
Kecepatan Menanggap
i
Peneloran Kesimpulan
JumlahNilai
30
2. Instrumen Penelitian
a. Instrumen Penilaian Prestasi Belajar Siswa
Instrumen yang digunakan untuk menilai prestasi belajar siswa
kelas......... adalah tes. Tes ini terdiri dari...... soal dengan bentuk tes
adalah......., seperti terlihat di bawah ini.
Tes Prestasi Belajar : .....................
Hari/Tanggal :
Petunjuk : Jawablah ................................
b. Instrumen Observasi Belajar Tematik
Instrumen ini disajikan dalam upaya mendapat bandingan terhadap
kebenaran data yang didapat. Instrumen ini sangat berguna untuk
mencek apakah kenaikan prestasi belajar itu disebabkan oleh pengaruh
model pembelajaran Tematik. Variabel ini termasuk variabel penyela
(intervening variable) yang kemungkinan berpengaruh terhadap
hubungan antara variabel bebas (model Tematik) dengan variabel
terikat (prestasi belajar).
31
Sebagai upaya Trianggulasi data, penulis mengupayakan model format
yang lain yang dipakai mengamati siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Tabel 4. Instrumen Observasi Kesesuaian Belajar Tematik
1. Keterangan Penilaian:
2. Sangat tidak sesuai dengan pembelajaran Tematik
3. Tidak sesuai dengan pembelajaran Tematik
4. Sesuai dengan pembelajaran Tematik
5. Sangat sesuai dengan pembelajaran Tematik
No Nama Siswa
Siswa Menunjukkan Kemampuan
Analisis
Siswa Kritis
Siswa Menunjukkan Konsep Diri
Siswa Menunjukkan
Kemampuan Lebih Memproses
Sesuatu yang Bermakna
Siswa Cepat Menanggapi
Tuntutan
Siswa Mampu Menelorkan Kesimpulan-kesimpulan
Skor 1-4
Jumlah Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
32
25
26
27
28
29
30
G. Indikator Keberhasilan Penelitian
Dalam penelitian ini diusulkan tingkat keberhasilan per siklus yaitu pada
prestasi belajar siswa diharapkan pada siklus I mencapai rata-rata 6,5 dan pada
siklus II mencapai nilai rata-rata 8,5.
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh secara rinci penulis paparkan
berdasarkan penelitian yang dilakukan di TK/SD .......................... Sebelum
pemaparan hasil-hasil penelitian ada baiknya dilihat dahulu pendapat para ahli
pendidikan berikut: dalam menyampaikan hasil penelitian dan pembahasan,
perlu menyajikan uraian masing-masing siklus dengan data lengkap mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang berisi penjelasan
tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi. Perlu ditambahkan hal
yang mendasar, yaitu hasil pembahasan (kemajuan) pada diri siswa,
lingkungan, guru, motivasi dan aktivits belajar, situasi kelas dan hasil belajar,
kemukakan grafik dan tabel hasil analisis data yang menunjukkan perubahan
yang terjadi disertai pembahasan secara sistimatis dan jelas (Suharsimi
Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 83).
Dari cuplikan di atas jelaslah apa yang harus dipaparkan dalam Bab ini
yaitu menulis lengkap mulai dari apa yang dibuat sesuai perencanaan, hasilnya
apa, bagaimana pelaksanaanya, apa yang telah dicapai, sampai pada refleksi.
Oleh karenanya pembicaraan pada bagian ini dimulai dengan apa yang
dilakukan pada bagian perencanaan, apa yang dilakukan pada pelaksanaan,
apa yang dilakukan pada pengamatan dan apa yang dilakukan pada refleksi.
1. Rencana Tindakan I
Hasil yang didapat dari kegiatan perencanaan meliputi:
a. Menyusun rencana tindakan selanjutnya lengkap dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dengan
metode Tematik sepeti terlihat pada lampiran 3. Berdasar hasil awal
kemampuan siswa kelas..... yang tertera pada latar belakang, peneliti
merencanakan kegiatan yang lebih intensif seperti berkonsultasi
dengan teman-teman guru dan kepala sekolah tentang persiapan
pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Tematik.
34
b. Menentukan waktu pelaksanaan, yang menyangkut hari, tanggal,
sesuai dengan jadwal penelitian yaitu pada minggu ke..... bulan....
c. Meminta teman-teman guru dan kepala sekolah sebagai mitra
kesejawatan dalam pelaksanaan pembelajaran Tematik yang sudah
direncanakan. Hasilnya adalah kesiapan teman-teman guru untuk ikut
melaksanakan supervisi kunjungan kelas dalam mengamati
kekurangan yang ada.
d. Menyusun format pengecekan yang berhubungan dengan pembelajaran
Tematik.
e. Teman guru yang diminta mengamati pembelajaran diupayakan
pembekalan tentang model pembelajaran ini dengan:
a) Teman yang sebagai supervisor diupayakan diberitahu model
pembelajaran Tematik dan kehadirannya di kelas bukan mencari
kesalahan, tetapi untuk kepentingan bersama yaitu memperbaiki
pembelajaran.
b) Supervisor telah diberitahu untuk lebih memahami tentang prinsip-
prinsip supervisi sehingga tidak lagi cenderung instruktif dan lebih
bersahabat dengan prinsip kesejawatan.
c) Dalam pelaksanaan supervisi, supervisor diharapkan menunjukkan
rasa kesejawatan yang akrab dan mau menilai kebenaran yang ada.
f. Peneliti memberikan penjelasan pada siswa bahwa kehadiran
supervisor ke kelas bukan untuk mencari kesalahan atau kelemahan
guru dalam pembelajaran, tapi untuk meningkatkan kemampuan siswa
menguasai ilmu.
g. Merencanakan bahan pelajaran dan merumuskan tujuan. Menentukan
bahan pelajaran, dengan cara menyesuaikan dengan silabus yang
berlaku dan penjabarannya dengan cukup baik.
h. Memilih dan mengorganisaasikan materi, media, dan sumber belajar.
Pada siklus pertama ini, peneliti mengorganisasikan materi
pembelajaran dengan baik. Urutan penyampaiannya dari yang mudah
ke yang sulit, cakupan materi cukup bermakna bagi siswa, menentukan
alat bantu mengajar. Sedangkan dalam penentuan sumber belajar sudah
35
disesuaikan dengan tujuan, materi pembelajaran dan tingkat
perkembangan peserta didik.
i. Merancang skenario pembelajaran.
Skenario pembelajaran disesuikan dengan tujuan, materi dan tingkat
perkembangan siswa, diupayakan variasi dalam penyampaian. Susunan
dan langkah-langkah pembelajaran sudah disesuaikan dengan tujuan,
materi, tingkat perkembangan siswa, waktu yang tersedia,
sistematiknya adalah menaruh siswa dalam posisi sentral, mengikuti
perubahan strategi pendidikan dari pengajaran ke pembelajaran sesuai
Permen Diknas No. 41 Tahun 2007 dan menyesuaikan dengan model
pembelajaran Tematik.
2. Pelaksanaan Tindakan I
a. Pengelolaan Kelas
Mengelola kelas dengan persiapan yang matang, mengajar materi
dengan benar sesuai model pembelajaran Tematik yang berpenekanan
pada model permainan, gembira, mengutamakan apa yang menjadi
kebutuhan para siswa, lebih menumbuhkan kemampuan siswa agar
kreatif, mengupayakan jawaban yang memuaskan para siswa tidak ke
kanan dan ke kiri, pembelajaran diupayakan agar menarik perhatian
siswa, mampu menjelaskan konsep-konsep penting, mampu
merangsang emosi siswa, selalu mengupayakan penghargaan bagi
siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
b. Alat Penilaian
Pembahasan dan jenis penilaian, terlampir di RPP berikut format
penilaian.
c. Penampilan
Penampilan secara umum, peneliti berpakaian rapi, menggunakan
bahasa yang santun, menuntun siswa semaksimal mungkin dengan
penggunaan metode Tematik, peneliti mengupayakan strategi agar
mudah mengamati siswa yang sedang belajar. Setelah pembelajaran
selesai dilakukan, dilanjutkan dengan mengadakan pertemuan dengan
36
guru yang mengawasi proses pembelajaran untuk mendiskusikan hasil
pengamatan yang dilakukan.
d. Dari diskusi dengan guru, terungkap bahwa:
1. Pembelajaran yang dilakukan belum maksimal, karena peneliti
baru pertamakali mencoba metode ini.
2. Siswa-siswa sudah terlihat lebih aktif menerima pelajaran dan
memberi tanggapan, ini sesuai dengan tujuan metode Tematik.
3. Peneliti mengusulkan agar guru yang mengamati mau kembali dan
bersedia mengamati kembali proses pembelajaran pada kesempatan
di siklus II.
4. Untuk sementara, peneliti belum yakin bahwa pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas akan membantu meningkatkan
kemampuan siswa, tetapi menurut pemikiran pengamat, cara yang
dilakukan peneliti cukup mampu mendorong meningkatkan
kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan
sekaligus akan dapat mendorong kreativitas dan prestasi belajar.
5. Penyampaian pengamat pada peneliti dapat disampaikan sebagai
berikut:
Perlu pengelolaan ruangan, waktu, dan fasilitas belajar yang lebih
baik.
Dalam mengelola ruang kelas, waktu serta fasilitas belajar, dapat
dipaparkan sebagai berikut:
1) Peneliti perlu menyediakan alat bantu/media pembelajaran
yang dapat menarik minat siswa.
2) Peneliti kurang memperhatikan kebersihan papan tulis,
kebersihan seragam siswa, dalam hal lain yang berguna untuk
menumbuhkan motivasi belajar dan disiplin siswa.
3) Peneliti belum begitu baik dalam mengelola waktu. Memulai
pelajaran tidak tepat waktu akibat hal-hal tertentu.
37
3. Observasi/Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan sangat bervariasi. Penulis menggunakan
guru teman sejawat untuk ikut masuk kelas mengamati kebenaran
pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan model Tematik. Data yang
diperoleh dari kegiatan observasi yang dilakukan guru akan sangat
berpengaruh terhadap kemajuan peneliti dalam menerapkan model
pembelajaran Tematik mengingat semua kelemahan peneliti akan teramati
dengan baik. Apabila peulis hubungkan dengan yang disebut variabel
penyela atau variabel intervening dimana ada hal-hal tertentu yang bisa
mempengaruhi hubungan antara variabel bebas yaitu model pembelajaran
Tematik dengan variabel terikat yaitu pretasi belajar. Hal tertentu yang
dibicarakan adalah kebenaran pelaksanaan model pembelajaran Tematik.
Apabila pelaksanaannya tidak benar sudah tentu akan berpengaruh
terhadap hasil belajar.
Pengamatan oleh teman sejawat seperti yang dipaparkan di atas sangat
perlu dilakukan demi keberhasilan peningkatan mutu dan kebenaran
pembelajaran model Tematik. Hal tersebut penulis lakukan demi adanya
upaya inovasi agar tulisan ilmiah ini lebih berdaya guna dan berhasil guna.
Selain pengmatan yang dilakukan oleh teman sejawat, upaya lain yang
penulis lakukan adalah meminta kepada sekolah untuk ikut mengamati
proses pembelajaran. Baik guru yang mengamati, maupun kepala sekolah
yang disuruh mengamati sudah diberi penjelasan tentang kebenaran
pelaksanaan pembelajaran Tematik yang menuntut kreativitas;
kemampuan analisis, kemampuan menjawab pertanyaan; penekanan pada
kegiatan intelektual; memproses pengalaman belajar menjadi sesuatu yang
bermakna dalam kehidupan nyata; membiasakan siswa lebih produktif,
analitis, kritis; penggunaan metode, teknik, dan strategi yang
memungkinkan siswa mencari dan menemukan jawaban sendiri secara
optimal. Selain itu, model ini menuntut kemampuan pemecahan masalah
untuk peningkatan kepuasan intelektual, mempertajam proses ingatan
untuk penguasan lebih lama, pembelajaran lebih terpusat pada siswa,
pengembangan konsep diri dan bakat akademik, menghindarkan diri dari
38
belajar dengan hafalan, menumbuhkan kemampuan mengasimilasi dan
mengakomodasi informasi. Langkah-langkah pembelajarannya adalah: a)
merumuskan pertanyaan untuk dapat melakukan proses yang baik, b)
mencek apakah hasil pengamatan dapat membuat siswa mampu menjawab
pertanyaan-pertanyaan, c) pengumpulan data/informasi, d) mengnalisis
informasi, e) membuat simpulan-simpulan berdasar hasil analisis
informasi. Dari semua pengertian di atas, penulis sudah menyiapkan
instrumen untuk ketepatan pelaksanaan yang dibawa oleh guru.
4. Refleksi Siklus I
Sebelum memulai refleksi, ada baiknya melihat pendapat para pakar
pendidikan tentang apa yang dimaksud dengan refleksi. Pendapat ini akan
merupakan panduan terhadap cara atau hal-hal yang perlu dalam menulis
refleksi. Refleksi merupakan kajian secara menyeluruh tindakan yang telah
dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan
evaluasi guna menyempurnakan tindakan. Refleksi menyangkut analisis,
sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang
dilakukan (Hopkin, 1993 dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi,
2006: 80).
1) Analisis kuantitatif prestasi belajar siswa siklus I
Sesuai data pada lampiran 4.
1. Rata-rata (mean) yang diperoleh adalah....................................
2. Median (titik tengahnya) adalah ...............................................
3. Modus (angka yang paling banyak/paling sering muncul) .........
4. Standar deviasi dihitung dengan rumus:
SD = √∑ (X i−x)2
N−1
SD = √ …..(…… .. x …….)2
N−1
SD = ..............
39
No Nama Siswa Nilai(X)
(X-x) (X-x)2
123456789101112131415161718192021222324252627282930
X X - x (X−x)2
5. Untuk persiapan penyajian dalam bentuk grafik maka hal-hal
berikut dihitung terlebih dahulu.
1. Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 x Log (N) = ........
2. Rentang kelas (r) = skor maksimum – skor minimum
3. Panjang kelas interval (i) = rK
=………
40
4. Tabel data kelas intervalNo
Urut Interval NilaiTengah
FrekuensiAbsolut
FrekuensiRelatif
123456
Total ...........
Frekuensi Relatif = nilai F absolut
jumlahnilai f absolut x 100
5. Penyajian dalam bentuk grafik/histogram
Contoh Histrogram
Grafik 01. .......................................................
Untuk rekapitulasi hasil penelitian ini akan disampaikan
sekaligus pada akhir analisis refleksi siklus II. Untuk hasil
analisis pengamatan guru dan pengamatan siswa terhadap
kebenaran pelaksanaan pembelajaran Tematik dapat dilihat
pada lampiran 6 dan lampiran 8. Untuk kedua hasil pengataman 41
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0 4 5 6 7 8
tersebut dapat disampaikan sebagai berikut: 1) pengamatan
oleh guru berupa catatan kesalahan peneliti pada saat
melaksanakan proses pembelajaran Tematik, hal ini menjadi
masukan yang sangat berharga untuk perbaikan pada siklus
selanjutnya, untuk hal ini lebih lengkapnya dapat dilihat pada
pembahasan. 2) untuk pengamatan yang dilakukan oleh kepala
sekolah yang ada pada lampiran 6, sudah terlihat banyaknya
siswa yang benar melakukan sesuai harapan pembelajaran
Tematik, sudah jelas menunjukkan keaktifan, keuletan,
kreativitas, mencari hal-hal penting yang ditugaskan,
menunjukkan kemampuan aktivitas, kritis, betul siswa yang
giat belajar dan bukan guru yang giat mengajar, kemampuan
menunjukkan konsep diri, kecepatan menanggapi tuntutan,
kemampuan menelorkan kesimpulan-kesimpulan. Jumlah
semua skor siswa adalah melakukan ….. dengan baik, …..
siswa melakukan ….., ….. siswa melakukan ….., siswa
melakukan …., …. Siswa melakukan ….. seperti terlihat lebh
lengkapnya pada lampiran 6. Dari hasil yang didapat, dapat
diambil simpulan bahwa kegiatan pelaksanaan proses
pembelajaran Tematik belum menunjukkan keberhasilan
pembelajaran yang diharapkan.
2. Siklus II
1. Perencanaan
Melihat semua hasil yang didapat pada siklus I, untuk perencanaan
pelaksanaan penelitian di siklus II ini ada beberapa hal yang perlu
dilakukan yaitu:
a. Peneliti merencanakan kembali jadwal untuk melakukan
pembelajaran di kelas dengan melihat jadwal penelitian pada Bab
III dan waktu dalam kalender pendidikan. Hasil dari refleksi siklus
I merupakan dasar dari pembuatan perencanaan di siklus II ini.
42
b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang baik yang
mengikuti model Tematik serta membuat instrumen pengumpulan
data yaitu tes prestasi belajar.
c. Merencanakan kunjungan kelas bersama-sama teman sejawat
sebagai upaya inovasi. Untuk ini peneliti berkonsultasi dengan
teman sejawat dan minta kesediaannya untuk ikut dalam proses
pembelajaran yang dilakukan. Inovasi ini dilakukan agar peneliti
dapat berupaya lebih maksimal untuk melaksanakan pembelajaran
yang lebih baik dan lebih berkualitas. Hasil konsultasi dengan
teman sejawat adalah adanya kesiapan untuk ikut melakukan
supervisi kunjungan kelas. Guru yang akan mengobservasi
diberitahu bahwa penulis sudah sempat berkonsultasi dengan
kepala sekolah dan beliau akan ikut berpartisipasi, masuk ke
ruangan untuk bersama-sama melakukan supervisi. Hal ini
diberitahukan pada guru dengan harapan agar guru yang akan
mengobservasi bisa lebih siap lagi untuk melakukan supervisi yang
lebih berkualitas, ini juga penulis lakukan sebagai tambahan
inovasi.
d. Bersama guru merancang skenario penerapan pembelajaran dengan
melihat kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I dengan
mengidentifikasi hal-hal yang bisa dilakukan untuk peningkatan
pembelajaran. Untuk hal ini, semua catatan tentang kekurangan
yang ada di siklus I yang merupakan hasil refleksi disampaikan
pada guru untuk dipelajari. Memberitahu guru apa-apa yang perlu
dilaksanakan, apa saja yang siswa mesti kerjakan, cara penerapan
metode Tematik yang benar sesuai kebenaran teori yang
disampaikan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini disampaikan sebagai
berikut:
43
a. Pada hari yang sudah ditentukan sesuai jadwal, peneliti memulai
tahap pelaksanaan tindakan dengan membawa semua persiapan
yang sudah dibuat, meminta guru dan keplaa sekolah untuk ikut
mengamati pembelajaran, membagikan instrumen pengamatan. Hal
ini dilakukan dengan harapan peneliti akan lebih bersemangat
untuk dapat melaksanakan pembelajaran lebih serius. Dengan
kepala sekolah ikut mengamati berarti ada orang lain yang mesti
dilihat oleh siswa yang akan menimbulkan keseriusan mereka yang
lebih dari biasanya. Peneliti membawa instrumen pengamatan
observasi dan instrumen tes prestasi belajar. Setelah masuk kelas
bersama guru yang akan mengamati proses pembelajaran, peneliti
memulai aktivitas pembelajaran sambil mempersilahkan kepala
sekolah dan guru yang mengamati duduk di bangku paling
belakang yang sudah disediakan. Setelah pelaksanaan
pembelajaran berjalan, tiba-tiba kepala sekolah dicari oleh
pegawainya karena ada urusan kantor, sehingga pengamatan
melaksanakan pembelajaran hanya dilanjutkan oleh guru yang
penulis minta untuk mengobservasi proses selanjutnya. Terlihat
sepintas guru yang mengamati proses pembelajaran sangat aktif
menulis hal-hal yang terjadi di kelas untuk memberi penilaian
terhadap kemampuan dan profesionalisme guru sedangkan di
depan kelas peneliti sibuk dengan pelaksanaan pembelajaran yang
dilaksanakan di kelas. Pada pembelajaran inti peneliti
melaksanakan explorasi, elaborasi dan konfirmasi dan terakhir
peneliti melaksanakan penutupan pembelajaran. Untuk
pelaksanaan explorasi, elaborasi dan konfirmasi bagian-bagiannya
cukup banyak dan penulis tidak paparkan panjang lebar karena
kegiatan yang mesti dilakukan seperti diskusi, presentasi dan lain-
lain sudah bisa dibaca pada instrumen rencana pelaksanaan
pembelajaran yang dilampirkan di lampiran 9.
3. Observasi/Penilaian
44
Penilaian terhadap kebenaran pelaksanaan pembelajaran Tematik
didahului dengan menctat hal-hal penting seperti aktivitas belajar yang
dilakukan pada saat peneliti melakukan tindakan. Dari catatan-catatan
yang cepat tersebut penulis mengetahui bagian mana yang mesti
diperbaiki, dibagian mana diperlukan penekanan-penekanan, dibagian
mananya perlu diberi saran-saran serta penguatan-penguatan. Di
samping itu adanya guru yang mengamati proses pembelajaran akan
sangat membantu untuk mengetahui lebih jelas kesalahan-kesalahan
yang dilakukan selama pross pembelajaran. Guru yang mengamati
mencatat juga kreativitas siswa, kemauan siswa untuk ikut
berpartisipasi dalam pembelajaran, kontribusi diantara para siswa.
Semua ini sudah terlaksana dengan baik. Pelaksanaan tes prestasi
belajar akhirnya dilanjutkan minggu depannya karena setelah guru
melakukan proses pembelajaran, waktu untuk memberikan tes tidak
mencukupi sehingga dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya. Hasil
tes prestasi belajar siswa siklus II akan dibahas pada refleksi II.
4. Refleksi Siklus II
Analisis Kuantitatif untuk Perolehan Nilai Tes Prestasi Belajar Siklus
II
Sesuai data pada lampiran 12.
1. Rata-rata (mean) hasil tes prestasi belajar siswa adalah ............
2. Median (titik tengahnya) adalah ............................................
3. Modus (atau angka yang paling sering muncul) adalah.......
4. Standar deviasi √∑ (X i−x)2
N −1 = ............................
5. Untuk menyajikan data tersebut dalam bentuk grafik maka
dilakukan perhitungan-perhitungan sebagai berikut:
1) Banyak kelas dihitung dengan rumus STURGES:
K = 1 + 3,3 x log N
= .......................
= .......................
45
1009080706050403020100
100200300400500600700
= .......................
2) Rentangan dihitung dengan:
r = skor maksimum – skor minimum
= ................ - ................
= .............
3) Panjang kelas interval dihitung dengan:
i =rK
=¿
i = ...................
4) Tabel data kelas interval disajikan sebagai berikut:
NoUrut
Interval NilaiTengah
FrekuensiAbsolut
FrekuensiRelatif
123456
Total ........... 100
6. Penyajian dalam bentuk grafik/histogram
Contoh Histrogram
Grafik 02. .......................................................
46
Tabel ....... Rekapitulasi Hasil Penelitian dari Siklus I sampai
Siklus II
Variabel Awal Siklus I Siklus IIPrestasi Belajar Perolehan
Skor Rata-rata
Perolehan Skor
Rata-rata
Prosentase Kenaikan
Perolehan Skor
Rata-rata
Prosentase Kenaikan
B. Pembahasan
1. Pembahasan Hasil yang Diperoleh dari Siklus I
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembahasan terhadap hasil
pengamatan guru sejawat tentang pembelajaran Tematik adalah:
kelemahan-kelemahan yang ada, kelebihan-kelebihan, perubahan-
perubahan, kemajuan-kemajuan, efketivitas waktu, keaktifan yang
dilakukan, konstruksi, kontribusi, diskripsi fakta, pengecekan validitas
internal dan validitas eksternal, identifikasi masalah, faktor-faktor yang
berpengaruh, cara-cara untuk memecahkan masalah, pertimbangan-
pertimbangan, perbandingan-perbandingan, komentar-komentar,
tanggapan-tanggapan, tambahan pengalaman, summary, pendapat-
47
pendapat, gambaran-gambaran, interpretasi/penafsiran-penafsiran, makna
di belakang perbuatan, trianggulasi, hubungan antaraspek, klasifikasi,
standar-standar penetapan nilai, alasan-alasan penggunan teknik tertentu,
alasan penggunaan langkah-langkah tertentu, penggolongan-
penggolongan, penggabungan-penggabungan, tabulasi, pemakaian,
kriteria-kriteria, katagorisasi, pengertian-pengertian, hubungan antar
kategori.
Dari hail pengamatan teman sejawat disampaikan bahwa ada
kelebihan-kelebihan yang disampaikan oleh pengamat yaitu bahwa peneliti
sudah berpakaian rapi, menggunakan bahasa yang santun, menuntun siswa
dengan baik. Hal ini menimbulkan nterpretasi bahwa perjalanan penelitian
sudah cukup baik. Kelemahan yang disampaikan perlu diberikan analisis
yaitu penggunaan waktu yang belum efektif, konstruksi, kontribusi siswa
belum maksimal, fakta ini akan dijadikan acuan kebenaran data, validasi,
internal yang diambil dari informan di pertanggungjawabkan, validitas
eksternal berupa acuan hukum digunakan teori-teori yang mendukung dan
reliabilitas data penelitian ini dapat penulis yakini karena hal itu
merupakan ketepatan peneliti memilih informan, yaitu teman sejawat.
Faktor-faktor yang berpengaruh belum maksimalnya pembelajaran
Tematik pada siklus I ini adalah karena peneliti baru satu kali mencoba
model ini. Cara pemecahan masalahnya adalah penyiapan RPP yang lebih
baik, lebih berkualitas. Hal-hal yang lain seperti komentar, tambahan
pengalaman, gambaran-gambaran keberhasilan penelitian akan terlihat
pada hasil siklus selanjutnya. Demiian sediit hasil kualitatif atau kualitas
dari pembelajaran dengan model Tematik.
Pembahasan hasil yang diperoleh dari tes prestasi belajar siklus I
Hasil tes prestasi belajar yang merupakan tes ....................... membuat
siswa untuk betul-betul dapat memahami apa yang sudah dipelajari. Nilai
rata-rata siswa di siklus I sebesar...... menunjukkan bahwa siswa setelah
menguasai materi yang diajarkan walaupun belum begitu sempurna. Hasil
ini menunjukkan peningkatan kemampuan siswa menguasai
48
pelajaran ..................... Apabila dibandingkan dengan nilai awal siswa
sesuai data yang sudah disampaikan dalam analisis sebelumnya.
Hasil tes prestasi belajar di siklus I telah menemukan efek utama
bahwa penggunaan metode tertentu akan berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa yang dalam hal ini adalah metode Tematik. Hal ini sesuai
dengan hasil meta analisis metode pembelajaran yang dilakukan oleh
Soedomo (dalam Puger, 1989/1990) yang menyatakan bahwa metode
pembelajaran yang diterapkan oleh seorang guru berpengaruh terhadap
prestasi belajarnya.
Seperti telah diketahui bersama bahwasannya pelajaran-
pelajaran ....., ....., ....., ....., menitikberatkan pembelajaran pada aspek
kognitif, .............., dan ....... sebagai pedoman prilaku kehidupan sehari-
hari siswa. Untuk penyelesaian kesulitan yang ada maka penggunaan
metode ini dapat membantu siswa untuk berkreasi, bertindak aktif,
bertukar pikiran, mengeluarkan pendapat, bertanya, berdiskusi,
berargumentasi, bertukar informasi dan memecahkan masalah yang ada
bersama dengan anggota kelompok diskusinya. Hal inilah yang membuat
siswa berpikir lebih tajam, lebih kreatif dan kritis sehingga mampu untuk
memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan efek selanjutnya adalah
para siswa akan dapat memahami dan meresapi pelajaran ....., ....., ....., .....,
....., ......
Kendala yang masih tersisa yang perlu dibahas adalah prestasi
belajar yang dicapai pada siklus I ini belum memenuhi harapan sesuai
dengan tuntutan KKM mata pelajaran............ di sekolah ini yaitu...... Oleh
karenanya upaya perbaikan lebih lanjut masih perlu diupayakan sehingga
perlu dilakukan perencanaan yang lebih matang untuk siklus selanjutnya.
2. Pembahasan Hasil yang Diperoleh dari Siklus II
Hasil yang diperoleh dari tes prestasi belajar di siklus II menunjukkan
bahwa kemampuan siswa dalam mengikuti pelajaran sudah cukup baik. Ini
terbukti dari rata-rata nilai siswa mencapai.......... Hasil ini menunjukkan
bahwa metode Tematik telah berhasil meningkatkan kemampuan siswa
49
menempa ilmu sesuai harapan. Tematik merupakan model yang cocok
bagi siswa apabila guru menginginkan mereka memiliki kemampuan
berkreasi, berargumentasi, mengeluarkan pendapat secara lugas, bertukar
pikiran, berargumentasi, mengingat penggunaan metode ini adalah untuk
memupuk kemampuan intelektual siswa, mendorong siswa untuk mampu
menemukan sendiri, menempatkan siswa pada posisi sentral dan
mengupayakan agar siswa tidak belajar dengan menghafal.
Hasil penelitian ini ternyata telah memberi efek utama bahwa
model yang diterapkan dalam proses pembelajaran berpengaruh secara
signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Temuan ini membuktikan
bahwa guru sudah tepat memilih metode dalam melaksanakan proses
pembelajaran karena pemilihan metode merupakan hal yang tidak boleh
dikesampingkan. Hal ini sejalan pula dengan temuan-temuan peneliti lain
seperti yang dilakukan oleh Inten (2004) dan Puger (2004) yang pada
dasarnya menyatakan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Mata pelajaran ......, mata pelajaran ......, mata pelajaran ......, mata
pelajaran ......, menitikberatkan kajiannya pada aspek kognitif, .............
sebagai pedoman atas kemampuan siswa baik pikiran, prilaku maupun
keterampilan yang dimiliki. Untuk semua bantuan terhadap hal ini, metode
Tematik menempati tempat yang penting karena dapat mengaktifkan
siswa secara maksimal. Dari nilai yang diperoleh siswa, lebih setengah
siswa mendapat nilai ........, ........ siswa memperoleh nilai menengah
dan ...... siswa memperoleh nilai rendah. Dari perbandingan nilai ini sudah
dapat diyakini bahwa prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan dengan
penggunaan metode Tematik.
Melihat perbandingan nilai awal, nilai siklus I dan nilai siklus II,
terjadi kenaikan yang signifikan, yaitu dari rata-rata nilai awal adalah .....
naik di siklus I menjadi........ dan di siklus II naik menjadi ....... Kenaikan
ini tidak bisa dipandang sebelah mata karena kenaikan nilai ini adalah dari
upaya-upaya yang maksimal yang dilaksanakan peneliti demi peningkatan
50
mutu pendidikan dan kemajuan pendidikan khususnya di
SMA................................
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dengan mengetahui bahwa pemicu rendahnya prestasi belajar ada pada
faktor-faktor seperti metode yang digunakan guru, sehingga penggunaan atau
penggantian metode konvensional menjadi metode-metode yang sifatnya
konstruktivis sangat diperlukan, akibatnya peneliti mencoba model
pembelajaran Tematik dalam upaya untuk dapat memecahkan permasalahan
yang ada di sekolah.
Berdasar pada rendahnya prestasi belajar siswa yang disampaikan pada
latar belakang masalah, penggunaan model pembelajaran Tematik diupayakan
untuk dapat menyelesaikan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar siswa. Seberapa besar peningkatan yang dicapai
sudah dipaparkan dengan jelas pada akhir analisis. Dari hasil penelitian yang
disampaikan di Bab IV dan semua data yang telah disampaikan tersebut,
tujuan penelitian yang disampaikan sudah dapat dicapai.
Untuk menjawab tujuan penelitian yaitu pencapaian kenaikan prestai belajar
siswa dapat dilihat bukti-bukti yang sudah disampaikan.
a. Dari data awal ada ..... siswa mendapat nilai di bawah ........ pada siklus I
menurun menjadi ...... siswa dan siklus II hanya ............ siswa mendapat
nilai .............
b. Dari rata-rata awal..... naik menjadi ...... pada siklus I dan pada siklus II
naik menjadi ..........
51
c. Dari data awal siswa yang tuntas hanya ..... orang sedangkan pada siklus I
menjadi lebih banyak yaitu ....... siswa dan pada siklus II menjadi cukup
banyak yaitu ...... siswa.
Dari semua data pendukung pembuktian pencapaian tujuan
pembelajaran dapat disampaikan bahwa model pembelajaranTematik
dapat memberi jawaban yang diharapkan sesuai tujuan penelitian ini.
Semua ini dapat dicapai adalah akibat kesiapan dan kerja keras peneliti
dari sejak pembuatan proposal, review hal-hal yang belum bagus bersama
teman-teman guru, penyusunan kisi-kisi dan instrumen penelitian,
penggunaan sarana trianggulasi data sampai pada pelaksanaan penelitian
yang maksimal.
B. Saran
Berdasarkan temuan yang sudah disimpulan dari hasil penelitian, dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran..............................., dapat disampaikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Apabila mau melaksanakan proses pembelajaran pada mata
pelajaran..............., penggunaan model pembelajaran Tematik semestinya
menjadi pilihan dari beberapa metode yang ada mengingat metode ini
telah terbukti dapat meningkatkan kerjasama, berkreasi, bertindak aktif,
bertukar informasi, mengeluarkan pendapat, bertanya, berargumentasi dan
lain-lain.
2. Walaupun penelitian ini sudah dapat membuktikan efek utama dari model
pembelajaran Tematik dalam meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar,
sudah pasti dalam penelitian ini masih ada hal-hal yang belum sempurna
dilakukan, oleh karenanya kepada peneliti lain yang berminat meneliti
topik yang sama untuk meneliti bagian-bagian yang tidak sempat diteliti.
3. Selanjutnya untuk adanya penguatan-penguatan, diharapkan bagi peneliti
lain untuk melakukan penelitian lanjutan guna verifikasi data hasil
penelitian ini.
52
53
DAFTAR PUSTAKA
Abdul. 2002. http://www.scribd.com/doc/9037208/
Anastasi, Anne. 1976. Psychological Testing. Fifth Edition. New York: Macmillan Publishing Co., Inc.
Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Azwar, Saifuddin. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007. Jakarta: BSNP.
Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Dimyati dan Mudjiono. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti.
Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 2009. Tematik. Jakarta: Depdiknas.
Djamarah, Syaful Bahri. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Fernandes, H.J.X. 1984. Testing and Measurement. Jakarta. National Education Planning, Evaluation and Curriculum Development.
Fraenkel, Jack R. and Norman E. Wallen. 1993. How to Design and Evaluate Research in Education. Second Edition. New York: McGraw-Hill, Inc.
Gagne, Robert M. 1977. The Conditions of Learning. Third Edition. New York: Holt, Reinhart and Winston.
Gay, L. R. 1987. Educational Research: Competencies for Analysis and Application. Seventh Edition. Columbus, Ohio: Merrill Publishing Company.
Good, Thomas L. & Jere E. Brophy. 1990. Educational Psychology, A Realistic Approach. New York: Longman.
Gregory, Robert J. 2000. Psychological Testing: History, Principles, and Applications. Boston: Allyn and Bacon.
Gronlund, Norman E. 1982. Constructing Achievement Tests. Third Edition. London: Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs.
54
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Herrhyanto, Nar dan Hamid, Akib. 2006. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hilke, Eileen Veronica. 1998. Fastback Cooperative Learning. New York: McGraw-Hill, Inc.
Inten, I Gede. 2004. Pengaruh Model Pembelajaran dan Pengetahuan Awal Siswa Terhadap Prestasi Belajar PKn dan Sejarah pada Siswa Kelas II di SMU Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. Tesis. Program Pascasarjana IKIP Negeri Singaraja.
Irianto, Agus. 1989. Bahan Ajaran Statistika Pendidikan (Buku Kedua). Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Johnson, David W. and Roger T. Johnson. 1984. Cooperation in the Classroom. Edina,Minnesota: A publication Interaction Book Company.
Johnson, David W. and Roger T. Johnson. 1987. Learning Together and Alone: Cooperation, Competition, and Individualistic Learning. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall.
Johnson, David W. and Roger T. Johnson.1984. Circles of Learning. Fairfax, Va.: Association for Supervision and Curriculum Development.
Lickona, Thomas. 1992. Educating For Character. How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books.
Maksum, Ahmad, 2006. Pengaruh Metode Pembelajaran Tematik terhadap Hasil Belajar Sejarah dan Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI TK/SD 1 Sukamulia, Lombok Timur, NTB. Tesis. Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha. Program Pascasarjana.
Miles, Matthew, B. Dan A. Michael Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjetjep Roheadi Rohidi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Modern Educators and Lexicographers. 1939. Webster’s New American Detionary. New York: 140 Broadway, Books, Inc.
Montgomery, Douglas C. 1991. Design and Analysis of Experiments. Third Edition. Canada: John Willy & Sons, Inc.
Murwansyah dan Mukaram. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pusat Penerbit Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung, Indonesia.
Nana Sudjana. 2000. http//www.scribd.com/doc/9037208/
55
Nasution, S. 1972. Didaktik Sekolah Pendidikan Guru: Asas-Asas Didaktik Metodologi Pengajaran dan Evaluasi. Depdikbud: Jakarta.
Nur, Mohamad et al. 2001. Teori Belajar. Surabaya: University Press.
Nurman, Muhammad, 2006. Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Tematik dan Expositori terhadap SIkap Politik Berdemokrasi dan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran PPKn di SMA (Tesis). Singaraja. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja, Program Pascasarjana.
Popham, W. James dan Eva L. Baker. 1984. Bagaimana Mengajar Secara Sistematis. Diterjemahkan Oleh R.H. Dj. Sinurat et al. Yogyakarta: Kanisius.
Puger, I Gusti Ngurah. 2004. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Silogisme Terhadap Prestasi Belajar Biologi pada Siswa Kelas III SMP Negeri Seririt (Eksperimen pada Pokok Bahasan Reproduksi Generatif Tumbuhan Angiospermae). Tesis. Program Pascasarjana IKIP Negeri Singaraja.
Puger, I Gusti Ngurah. 2004. Belajar Kooperatif. Diktat Perkuliahan Mahasiswa Unipas.
Purwanto, Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Putrayasa, Ida Bagus. 2005. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Tematik dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas, Kreativitas, dan Logikalitas. (Tesis). Singaraja. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja.
Sardiman, A.M. 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar Pedoman bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sax, Gilbert. 1979. Foundations of Educational Research. New Jersey: Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs.
Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpanbalik. Jakarta: PT Grasindo.
Slameto. 2000. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning : Theory, Research, and Practice. Boston: Allyn and Bacon.
Soedomo, M. 2001. Landasan Pendidikan. Malang: Penyelenggaraan Pendidikan Pascasarjana Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi.
56
Soemanto, Wasty. 2001. Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Sriyono. 1992. http://www.scribd.com/doc/9037208/
Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sukidin, Basrowi, Suranto. 2002. Menajemen Penelitian Tindakan Kelas. Penerbti: Insan Cendekia ISBN: 979 9048 33 4.
Supardi, 2005. Pengembangan Profesi dan Ruang Lingkup Karya Ilmiah. Jakarta: Depdiknas.
Suryabrata, Sumadi. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Syaodih Sukmadinata, Nana. 2007. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia Press.
Tim Redaksi Focus Media. 2006. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional. Bandung: Focus Media.
Tim Redaksi Fokus Media. 2006. Himpunan Perundang-Undangan dan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005. Bandung: Focus Media.
Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Tuckman, Bruce W. 1972. Conducting Educational Research. New York: Harcourt Brace Javonovich, Inc.
Uno, B. Hamzah, et. al. 2001. Pengembangan Instrumen Untuk Penelitian. Jakarta: Delima Press.
Wardani, I. G. A. K Siti Julaeha. Modul IDIK 4307. Pemantapan Kemampuan Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
57
Wojowasito. 1982. Kamus Umum Lengkap Inggris Indonesia – Indonesia Inggris. Malang: Delta Citra Grafindo.
Woolfolk, Anita E. 1993. Educational Psychology. Fifth Edition. Boston: Allyn and Bacon.
Yamin, H. Martinis dan Jamilah Sabri Sanan. 2010. Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press Jakarta.
58
Lampiran 1. Tes Prestasi Belajar............ (tes yang digunakan untuk mencari data awal penelitian)
59
Lampiran 2. Lembar Observasi Penilaian Kesesuaian Belajar Tematik sebagai Upaya Validasi Data
Keterangan Penilaian:1. Sangat tidak sesuai dengan pembelajaran Tematik2. Tidak sesuai dengan pembelajaran Tematik3. Sesuai dengan pembelajaran Tematik4. Sangat sesuai dengan pembelajaran Tematik
No Nama Siswa
Siswa Menunjukkan Kemampuan
Analisis
Siswa Kritis
Siswa Menunjukkan Konsep Diri
Siswa Menunjukkan Kemampuan
Lebih Memproses
Sesuatu yang Bermakna
Siswa Cepat Menanggapi
Tuntutan
Siswa Mampu Menelorkan Kesimpulan-kesimpulan
Skor 1-4
Jumlah Skor
123456789101112131415161718192021222324252627282930
60
Lampiran 3. RPP Siklus I
61
Lampiran 4. Hasil-hasil Ulangan Siswa Siklus INO SUBJEK PENELITIAN PEROLEHAN NILAI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
62
Lampiran 5. Nilai/Prestasi Belajar Siklus I
NO SUBJEK PENELITIAN NILAI1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
63
Lampiran 6. Penilaian Kebenaran Siswa Melakukan Pembelajaran Tematik Siklus I oelh Kepala Sekolah sebagai Upaya Trianggulasi Data
Keterangan Penilaian:1. Sangat tidak sesuai dengan pembelajaran Tematik2. Tidak sesuai dengan pembelajaran Tematik3. Sesuai dengan pembelajaran Tematik4. Sangat sesuai dengan pembelajaran Tematik
NoJumlah Siswa yang Benar
Melaksanakan
Siswa Menunjukkan Kemampuan
Analisis
Siswa Kritis
Pembelajaran Betul Berpusat Pada Diri Siswa
Siswa Menunjukkan Konsep Diri
Siswa Menunjukkan Kemampuan
Lebih Memproses
Sesuatu yang Bermakna
Siswa Cepat Menanggapi
Tuntutan
Siswa Mampu Menelorkan Kesimpulan-kesimpulan
64
Lampiran 7. Bukti Pemanggilan Siswa yang Lemah sebagai Upaya Inovasi
No Nama SiswaHasil Panggilan, Diskusi, Tanya
Jawab terhadap Siswa yang Lemah
Tanda Tangan Siswa
Lampiran 8. Bukti Pengamatan Teman Sejawat terhadap Kesesuaian/Ketepatan Pelaksanan Proses Pembelajaran Tematik Siklus I sebagai Upaya Trianggulasi terhadap Pelaksanaan Penelitian
Catatan-catatan masukan-masukan selama pelaksanaan proses pembelajaran
Tematik Siklus I di Kelas........... TK/SD..............................
1. Peneliti sudah berpakaian rapi, menggunakan bahasa yang santun,
menuntun siswa dengan baik.
2. Pembelajaran belum maksimal karena baru dilakukan 1 kali.
3. Siswa terlihat belum begitu aktif.
4. Alat bantu belajar belum maksimal.
5. Kebersihan papan tulis belum diperhatikan.
6. Penekanan pada kegiatan intelektual siswa terlihat belum maksimal karena
terlihat guru masih mendominasi waktu pembelajaran
7. Guru sulit memunculkan siswa untuk produktif, kritis, analitis.
Guru yang Mengamati
( )
NIP.
65
Lampiran 9. RPP Siklus II
66
Lampiran 10. Penilaian Kesesuaian Pembelajaran Tematik Siklus II oleh Guru dan Kepala Sekolah
Keterangan Penilaian:1. Sangat tidak sesuai dengan pembelajaran Tematik2. Tidak sesuai dengan pembelajaran Tematik3. Sesuai dengan pembelajaran Tematik4. Sangat sesuai dengan pembelajaran Tematik
NoJumlah Siswa yang Benar
Melaksanakan
Siswa Menunjukkan Kemampuan
Analisis
Siswa Kritis
Pembelajaran Betul Berpusat
Pada Diri Siswa
Siswa Menunjukkan Konsep Diri
Siswa Menunjukkan Kemampuan
Lebih Memproses
Sesuatu yang Bermakna
Siswa Cepat Menanggapi
Tuntutan
Siswa Mampu Menelorkan Kesimpulan-kesimpulan
67
Lampiran 11. Hasil-hasil Ulangan Siswa Siklus II
68
Lampiran 12. Prestasi Belajar Siswa Siklus II
NO SUBJEK PENELITIAN NILAI1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
69
Lampiran 13. Bukti Pengamatan Teman Sejawat terhadap Kesesuaian/Ketepatan Pelaksanan Proses Pembelajaran Tematik Siklus II
Catatan-catatan masukan-masukan selama pelaksanaan proses pembelajaran
Tematik Siklus II di Kelas........... TK/SD...............................
1. Waktu pembelajaran sudah dilakukan sesuai harapan.
2. Pembelajaran sudah dilakukan sesuai tuntutan pembelajaran Tematik
yaitu: menempatkan siswa dalam posisi sentral, mengutamakan intelektual
siswa salama pembelajaran, menyuruh siswa menemukan sesuai
pembelajaran Tematik.
3. Kreativitas siswa terlihat cukup baik, partisipasi siswa juga sudah baik,
kontribusi diantara siswa cukup mengesankan.
4. Kelemahan guru dalam melaksanakan pembelajaran hampir tidak terlihat
lagi karena guru telah menyiapkan pembelajaran ini dengan baik dan
sudah mendapat cukup pengalaman pada pelaksanaan siklus I.
5. Kelemahan yang lain, dapat dilihat yaitu: waktu pemberian tes terpaksa
tidak diberikan pada saat melaksanakan proses pembelajaran, namun akan
dilaksanakan seminggu setelahnya.
Guru yang Mengamati
( )
NIP.
70
Top Related