LINES PLAN, HIDROSTATIC & BONJEAN CURVE
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jurusan Teknik Perkapalan (Naval Architecture and Ship building Engineering)
merupakan disiplin ilmu yang menitikberatkan pada dua hal pokok yaitu perancangan
kapal dan pembangunan kapal. Dalam kaitannya dengan perancangan kapal maka
mahasiswa Teknik Perkapalan perlu untuk mengerti dasar-dasar dan karakteristik kapal.
Dalam merencanakan kapal, pertama kali yang harus diperhatikan adalah membuat
perencanaan garis (Lines Plan) terlebih dahulu, lalu membuat kurva hidrostatik
(Hydrostatic Curves). Dalam Tugas Rencana Garis ini hal yang dipermasalahkan meliputi
perhitungan besaran-besaran dalam kapal, yang mana data-data utama didapatkan dari
hasil Prarancangan kapal dengan metode kapal pembanding.
1.2. Maksud dan Tujuan
1.2.1. Maksud
Tugas mata kuliah “Hidrostatika” ini dimaksudkan agar mahasiswa mengetahui dan
mampu merencanakan lines plan yang mempengaruhi bentuk kapal, stabilitas dan
volume ruang muat suatu kapal. Dari lines plan dibuat garis hidrostatik dan bonjean
sebagai acuan dan pedoman dalam perancangan, pembuatan dan operasional kapal.
1.2.2. Tujuan
Adapun tujuan dari tugas ini yaitu :
a. Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar perencanaan dalam pembuatan
kapal
b. Mahasiswa mampu menguasai fungsi lengkungan hisrostatik dan kurva
bonjean
Page 1D31114503 |ANDI ANA HUMAERAH AMRAN
LINES PLAN, HIDROSTATIC & BONJEAN CURVE
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Ukuran Utama Kapal
2.1.1. Panjang Kapal
a. LOA ( Length Over All ) adalah panjang kapal keseluruhan yang dikukur dari
ujung buritan sampai ujung haluan.
b. LBP ( Length Between Prependiculars ) adalah panjang antara kedua garis tegak
buritan dan garis tegak haluan yang di ukur pada garis air muat.
c. LWL ( Length of Water Line ) adalah jarak mendatar antara ujung garis muat
( garis air ) yang diukur dari titik potong dengan linggi buritan sampai titik
potongnya dengan linggi buritan dan linggi haluan.
d. AP ( After Prependicular ) garis tegak buritan yang letaknya pada linggi kemudi
bagian belakang atau pada sumbu poros kemudi.
e. FP ( Fore Prependicular ) garis tegak haluan yang letaknya perpotongan antara
linggi haluan dengan garis air muat.
2.1.2. Lebar Kapal
Page 2D31114503 |ANDI ANA HUMAERAH AMRAN
LINES PLAN, HIDROSTATIC & BONJEAN CURVE
a. B(Breadth ) : Lebar yang direncanakan. Jarak mendatar dari gading tengah yang
diukur pada bagian luar gading. ( tidak termasuk tebal pelat lambung )
b. H ( Depth ) : Tinggi terendah dari geladak. Jarak tegak dari garis dasar
sampai garis geladak terendah, umumnya diukur di tengah-tengah kapal.
c. T ( Draft ): Sarat yang direncanakan. Jarak tegak dari garis dasar sampai pada
garis air muat.
2.2. Koefisien-koefisien Bentuk Kapal
2.2.1. Koefisien Blok ( Cb )
Koefisien blok merupakan perbandingan antara isi karene dengan isi suatu balok
dengan panjang = LWL, Lebar = B dan tinggi = T. Dari harga Cb dapat dilihat apakah badan
kapal mempunyai bentukyang gemuk atau ramping.Pada umumnya kapal cepat mempunyai
harga Cb yang kecil dansebaliknya kapal – kapal lambat mempunyai harga Cb yang besar.
2.3. Carena, Displacement dan Sectional Area Curve ( SAC )
2.3.1. Carena
Carena adalah bentuk badan kapal yang ada di bawah permukaan air.Dengan catatan
bahwa tebal kulit,tebal lunas sayap,tebal daun kemudi,propeller dan perlengkapan
lainnya kapal yang terendam di bawah permukaan air tidak termasuk Carena.Isi Carena
Page 3D31114503 |ANDI ANA HUMAERAH AMRAN
LINES PLAN, HIDROSTATIC & BONJEAN CURVE
adalah volume badan kapal yang ada di bawah permukaan air (tidak termasuk kulit)
dapat dirumuskan sebagai berikut:
V = L x B x T x Cb
Dimana :
V = isi karena
L = panjang karena
B = lebar karena
T = sarat kapal
Cb = koefisien blok
2.3.2. Displacement
Displacement adalah berat zat cair yang didesak atau yang dipindahkan oleh badan kapal
secara keseluruhan dan dapat dirumuskan sebagai berikut:
∆ = V x γ
Δ = L x B x T x Cb x γ x C
Dimana:
γ = massa jenis air laut (1,025)
C = koefisien berat tambahan (1,00675-1,0075)
2.3.3. Sectional Area Curve ( SAC )
S A C adalah curva yang menggambarkan luasan gading-gading untuk masing-masing
section.Pada dasarnya sectional itu adalah sebuah gading semu.Dari kurva SAC ini dapat
dilihat dari banyaknya gading semu yang bentuk dan luasannya semu.Fungsi dari SAC
adalah untuk mengetahui bentuk dan luasan gading-gading juga digunakan untuk
menghitung volume kapal,luasan garis air melalui metode simpson dan metode lain
dengan koreksi maksimal 0,05 %.
2.4. Rencana Garis Air
Rencana garis air (lines plan) adalah gambar rencana garis dari bentuk sebuah kapal.
Dengan gambar ini kita dapat mengetahui bentuk kapal yang direncanakan. Lines plan atau
rencana garis merupakan langkah selanjutnya dalam proses merancang suatu kapal dengan
berdasar pada data kapal yang diperoleh dari perancangan.
Sebelum mulai menggambar rencana garis harus mengetahui lebih dahulu ukuran
besar kecilnya kapal, seperti panjang, lebar maupun tinggi badan kapal. Ukuran kapal
tersebut menggunakan singkatan – singkatan yang mempunyai arti tertentu walaupun dalam
istilah bahasa inggris dan penggunaannya sudah standart. Apabila seseorang hendak
Page 4D31114503 |ANDI ANA HUMAERAH AMRAN
LINES PLAN, HIDROSTATIC & BONJEAN CURVE
membuat suatu kapal digalangan, maka pertama–tama yang harus dikerjakan adalah
pemindahan gambar rencana garis dari kertas gambar kelantai (mould loft) dengan ukuran
yang sebenarnya atau skala 1 : 1 karena dari gambar rencana garis inilah kita dapat
membentuk kapal yang akan dibangun.
Dalam gambar rencana garis ini ada beberapa istilah atau pengertian yang harus
diketahui seperti yang diuraikan dibawah ini :
a. Garis Geladak Tepi ( Sheer Line )
Dalam gambar rencana garis, garis geladak tepi adalah garis lengkung dari tepi geladak
yang di tarik melalui ujung atas dari balok geladak. Kalau kita melihat garis geladak tepi
dari gambar diatas, maka terlihat bahwa jalannya garis sisi tersebut adalah menanjak naik
dihaluan maupun di buritan.
1) Pembagian panjang kapal tersebut masing – masing : 1/6L dariAP, 1/3 L dari
AP, midship, 1/3 L dari FP dan 1/6 L dari FP.
2) Selanjutnya pada midship ukurkan tinggi kapal ( H ).
3) Kemudian pada ketinggian H ditarik garis datar sejajar dengangaris dasar
( base line ), sedemikian rupa sehingga memotong garis tegak yang ditarik
melalui titik AP, 1/6 L dari AP, 1/3 Ldari AP midship, 1/3 L dari FP, 1/6 L
dari FP dan FP
4) Dari perpotongan antara garis datar yang ditarik sejajar dengan base line
setinggi H pada midship tadi dengan garis tegak yang ditarik melalui titik-titik
AP, diukurkan tinggi sheer standart sebagai berikut ( dalam mm ) :
AP = 25 (L/3 + 10)
1/6 L dari AP = 11,1 (L/3 + 10)
1/3 L dari AP = 2,8 (L/3 + 10)
Miship = 0
AP = 5,6 (L/3 + 10)
1/6 L dari AP = 22,2 (L/3 + 10)
1/3 L dari AP = 50 (L/3 + 10)
5) Kemudian dari titik-titik tersebut diatas dibentuk garis yang stream line,
menanjak naik kedepan dan kebelakang, perhatikan gambar dibawah ini.
Page 5D31114503 |ANDI ANA HUMAERAH AMRAN
LINES PLAN, HIDROSTATIC & BONJEAN CURVE
b. Garis Geladak Tengah ( Camber )
Tinggi 1/50 B dari garis geladak tepi diukur pada centre line dari kapal disebut camber.
Lengkungan dari camber kesisi kiri kanan lambung kapal dan berhenti pada titik garis
geladak tepi disebut garis lengkung geladak.
Pertama – tama kita menggambar garis geladak tepi sesuai dengan
petunjuk diatas.
Kemudian dari masing – masing titik pada garis geladak tepi sesuai
dengan pembagian AP, 1/6 L dari AP, 1/3 L dari AP dan seterusnya kita
ukurkan keatas harga – harga dari 1/50 B ( B =adalah lebar kapal setempat
pada potongan AP, 1/6 L dari AP,1/3 L dari AP dan seterusnya).
Titik tersebut kita hubungkan satu sama lain sehingga terbentuk gambar
garis geladak tengah seperti pada gambar dibawah ini.
c. Potongan memanjang kapal secara horizontal yang disebut Water Line.
Misalkan suatu kapal dipotong secara memanjang dengan arah mendatar atau horizontal.
Pada potongan ini terlihat dua dimensi yaitu dimensi panjang (L) dan dimensi lebar (B)
d. Garis Tegak Potongan Memanjang ( Buttock Line ).
Diumpamakan suatu kapal dipotong – potong tegak memanjang kapal. Penampang kapal
yang terjadi karena pemotongan ini disebut bidang garis tegak potongan memanjang.
e. Garis Tegak Potongan Melintang ( Station Atau Ordinat )
Garis tegak potongan melintang adalah garis kalau diumpamakan suatu kapal dipotong-
potong tegak melintang. Penampang kapal yang terjadi karena pemotongan ini disebut
bidang garis tegak melintang.
Gading Ukur ( Ordinat atau Station )
Page 6D31114503 |ANDI ANA HUMAERAH AMRAN
LINES PLAN, HIDROSTATIC & BONJEAN CURVE
Pada umumnya pada saat merencanakan kapal, panjang kapal dibagi 10 atau
20 bagian yang sama dimana garis tegak yang membatasi bagian ini disebut gading
ukur atau station. Gading ukur diberi nomor 1 sampai 10 atau 1 sampai 20 dimulai
dari kiri Gading ukur dengan nomor 0 atau AP adalah tepat pada garis tegak belakang
atau after perpendicular ( AP ) sedangkan gading ukur dengan nomor 10 atau 20
adalah tepat pada garis tegak haluan atau fore prependicular ( FP ). Jumlah bagian
dari gading ukur genap agar mempermudah dalam perhitungan. Dalam proses
pembuatannya pembagian 0 sampai 10 bagian ini umumnya masing-masing bagian
masih dibagi lagi menjadi bagian kecil. Terutama hal ini dilakukan pada ujung haluan
dan bentuk belakang kapal mengingat bahwa bagian ini garis air kapal melengkung.
Sehingga untuk membuat lengkungan tersebut cukup selaras diperlukan beberapa titik
yang cukup berdekatan.
Gading nyata
Gading nyata diperoleh dengan mengukur dari rencana garis yang dibentuk
melalui gading ukur. Dalam proses pembuatannya biasanya gading nyata diukur pada
gambar rencana garis lalu hasilnya pengukuran digambar langsung pada lantai gambar
( Mould loft) dengan skala satu-satu ( 1 : 1 ). Dari gambar dengan skala 1 : 1 ini dapat
dibuat mal dari masing-masing gading untuk kemudian dengan mal tersebut dapat
membentuk gading gading nyata dari kapal digalangan. Pada mould loft semua
potongan gading harus digambarkan yaitu sesuai dengan banyaknya gading yang akan
dipasang ada kapal tersebut. Semua dari potongan gading nyata ini harus dibuatkan
malnya untuk dikerjakan.
f. Garis Sent ( Diagonal )
Garis sent adalah garis yang ditarik pada salah satu atau beberapa titik yang ada pada
garis tengah ( centre line ) membuat sudut dengan garis tengah. Adapun kegunaan dari
garis senta dalah utuk mengetahui kebenaran dari bentuk gading ukur yang masih kurang
baik atau kurang streamline, maka bentuk dari garissent ini juga kurang streamline.
g. Sheer Plan ( Pandangan Samping )
Sheer plan merupakan penampakan bentuk kapal jika kapal dipotong kearah tegak
sepanjang badan kapal. Pada kurva ini diperlihatkan bentuk haluan dan buritan kapal,
kanaikan deck dan pagar. Garis tegak yang memotong kapal dapat diketahui apakah garis
air yang direncanakan sudah cukup baik atau tidak.
Langkah Awal
Page 7D31114503 |ANDI ANA HUMAERAH AMRAN
LINES PLAN, HIDROSTATIC & BONJEAN CURVE
1) Membuat garis dasar ( base line ) sepanjang kapal.
2) Membagi panjang kapal ( LPP ) menjadi station-station AP, ¼,½ , ¾ , 1…9 ¾,
FP
3) Membuat garis air ( WL 0, WL 1, WL 3 dan seterusnya )
4) Menentukan tinggi geladak ( D )
5) Membagi panjang kapal ( LPP ) menjadi 6 bagian sama panjang mulai dari AP
Sampai FP
6) Menentukan kelengkungan sheer berdasarkan rumus sheer standar
Pada daerah haluan
1) Menentukan garis forecastle deck diatas upper side line dengan ketinggian
sesuai ukuran yang telah ditentukan
2) Menentukan bulwark sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan
3) Membuat kemiringan linggi haluan
4) Menentukan garis tengah geladak ( tinggi camber ) sesuairumus yang telah
ditentukan
Pada daerah buritan
1) Menentukan poop deck side line ( garis geladak timbul ) sesuai dengan
ketentuan yang telah diberikan.
2) Membuat bentuk linggi sesuai ukuran
3) Menentukan garis tengah geladak ( tinggi camber ) pada upperdeck dan poop
deck sesuai rumus.
Menggambar garis potongan memanjang ( buttock line )
Dengan memperhatikan potongan buttock line dengan gading ukur ( Station )
pada body plan dan potongan buttock line dengan waterline pada gambar
pandangan atas.
h. Body Plan ( Pandangan depan dan Belakang )
Body plan merupakan bagian dari rencana garis yang mempelihatkan bentuk kapal
jika kapal dipotong tegak melintang. Dari gambar terlihat kelengkungan gading-gading
(station-station). Kurva ini digambar satu sisi yang biasanya sisi kiri dari kapal tersebut.
Bagian belakang dari midship digambar di sisi kiri dari centre line, bagian depan di
sebelah kanan
Page 8D31114503 |ANDI ANA HUMAERAH AMRAN
LINES PLAN, HIDROSTATIC & BONJEAN CURVE
Langkah pengerjaan :
1) Gambar body plan diletakan ditengah-tengah ( Midship ).
2) Membuat garis-garis WL sesuai kebutuhan
3) Menentukan lebar kapal sesuai ukuran utama kapal
4) Menentukan rise of floor ( Kemiringan dasar kapal )
5) Membuat garis BL ( Buttock Line )
6) Menggambar bentuk gading ukur ( Station ) sesuai tabel yang diberikan.
i. Half Breadth Plan ( Pandangan Atas )
Half breadth plan atau rencana dari setengah lebar bagian yang ditinjau dari kapal,
ini diperoleh jika kapal dipotong kearah mendatar sepanjang badan kapal, dan gambar ini
akan memperlihatkan bentuk garis air untuk setiap kenaikan dari dasar (terutama
kenaikan setiap sarat).
Langkah Pengerjaan :
1) Membuat garis centre line
2) Menentukan garis pembagian gading ukur ( Station )
3) Membuat buttock line dengan jarak tertentu
4) Membuat garis air ( Water Line ) di pandang dari atas dengan cara pemindahan
ukuran ukurannya dari body plan
5) Mengecek bentuk – bentuk gading ukur dengan membuat garis sent ( garis
diagonal )
j. Radius Bilga
Bilga adalah kelengkungan pada sisi kapal terhadap base line.Radius bilga adalah jari-jari
pada bilga. Radius bilga tanpa rise of floor dapat dihitung dengan rumus:
R = {B x T x (1 – Cm)/0,4292}1/2.
Page 9D31114503 |ANDI ANA HUMAERAH AMRAN
LINES PLAN, HIDROSTATIC & BONJEAN CURVE
BAB III
PENYAJIAN DATA
3.1. Type dan Ukuran Utama Kapal
Type kapal : General Cargo
LWL ( Length Water Line ) : 93 m
LBP ( Length Between Prependicular ) : 90 m
B ( Breadth ) : 16 m
H ( Depth ) : 7 m
T ( Draft ) : 5.9 m
3.2. Koefisien-Koefisien Bentuk Kapal
Cb ( Coeficient block ) : 0.68
Cm ( Coeficient Midship ) : 0.98
Cwl ( coeficient water line ) : 0.80
Cph ( coeficient prismatic horizontal) : 0.69
Cpv ( coeficient prismatic vertical ) : 0.85
Page 10D31114503 |ANDI ANA HUMAERAH AMRAN
LINES PLAN, HIDROSTATIC & BONJEAN CURVE
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Lines Plan
1. Main Dimention
Main dimention atau ukuran utama kapal, berdasarkan pra rancangan kapal yaitu:
LOA : 97.8 m
LWL : 93 m
LBP : 90 m
B : 16 m
H : 7 m
T : 5.9 m
V : 14 knot
4.2. Form Coefficient
a. Coefficient Block (CB)
( Sabit Series 60 )
Cb = 1,173 - (( 0,368 x V(knot) ) / ( Lbp(m)0,5 ))
= 1,173 - (( 0,368 x 14) / (900,5 ))
= 0,68
b. Coefficient Midship (CM)
Dalam buku "Ship Design and Ship Theory" hal.52, untuk menentukan nilai CM
yaitu menggunakan persamaan sebagai berikut:
( Sabit Series 60 )
Cm = 0,93 + ( 0,08 x Cb )
= 0,93 + ( 0,08 x 0,68)
= 0,93 + 0,054
= 0,984
Page 11D31114503 |ANDI ANA HUMAERAH AMRAN
LINES PLAN, HIDROSTATIC & BONJEAN CURVE
c. Coefficien Waterline (CW)
Dalam buku "Ship Design and Ship Theory ",hal.37 :
Cw = 0,97 x ( Cb0,5 )
= 0,97 x (0,680,5)
= 0,80
d. Koefisien Prismatik
Koefisien Prismatik Horizontal (Cph)
Dalam buku "Element of Ship Design" hal.53 :
Cph = Cb / Cm
= 0,68/0,98
= 0,69
Koefisien Prismatik Vertical (Cpv)
Cpv = Cb / Cw
= 0,64/0,80
= 0,85
4.3. Penampang Tengah Memanjang Kapal
Longitudinal Centre Plan atau penampang tengah memanjang kapal:
a. Stern Line
Stern line merupakan perencanaan buruitan kapal:
( Dari buku ”Ship Design for Eficiency and Economy” hal.83 )
1) Diameter Propeller ( Dp )
Diameter Propeller = 2/3 x T
= 2/3 x 5,9
= 3,54 m
2) Diameter Boss Propeller
Diameter Boss = 1/6 x Diameter Propeller
= 1/6 x 3.54
= 0.59 m
3) Perhitungan Kemudi ( A )
Luas Daun Kemudi = ((T x Lbp)/100) + (1+25(B/Lbp))
= ((5,9 x 90)/100) + (1+25(16/90))
= 9,574 m2
Page 12D31114503 |ANDI ANA HUMAERAH AMRAN
LINES PLAN, HIDROSTATIC & BONJEAN CURVE
Tinggi Maksimum Daun Kemudi ( hmaks )
= 2/3 x T
= 2/3 x 5,9
= 3,933 m
Lebar Daun Kemudi = A / h
= 9,574/ 3,933
= 2,480 m
4) Perhitungan Jarak Minimum antara Propeller dengan Tinggi Buritan
a = 0.01 x Dp
= 0.01 x 3,54
= 0.035 m
b = 0.09 x Dp
= 0.09 x 3,54
= 0.319 m
c = 0.17 x Dp
= 0.17 x 3,54
= 0.531 m
d = 0.15 x Dp
= 0.15 x 3,54
= 0,531 m
e = 0.18 x Dp
= 0.18 x 3,54
= 0,6372 m
f = 0.4 x Dp
= 0.4 x 3,54
= 1,416 m
Page 13D31114503 |ANDI ANA HUMAERAH AMRAN
LINES PLAN, HIDROSTATIC & BONJEAN CURVE
4.4. Perhitungan Kenaikan Sheer dan Chamber
Berdasarkan konvensi Lambung Timbul International ( ILLC ) tahun 1966, halaman 103 diberikan
peraturan sebagai berikut:
Buritan Haluan
Ap 13 Ap
16 Ap 0
16 Fp
13 Fp FP
Buritan kapal
Ap = 25 (Lbp/3 + 10)
= 25 (90/3 + 10)
= 1000 mm = 1,00 m
1/3 Ap = 11,1 (Lbp/3 + 10)
= 11,1 (90/3 + 10)
= 444 mm = 0,444 m
1/6 Ap = 2,8 ( Lbp/3 + 10)
= 2,8 (90/3 + 10)
= 112 mm = 0,112 m
haluan kapal
Fp = 50 (Lbp/3 + 10)
= 50 (90/3 + 10)
= 2000 mm = 2,00 m
1/3 Fp = 22,2 (Lbp/3 + 10)
= 22,2 (90/3 + 10)
= 888 mm = 0,888 m
1/6 Fp = 5,6 (Lbp/3 + 10)
= 5,6 (90/3 + 10)
= 224 mm = 0,224 m
Page 14D31114503 |ANDI ANA HUMAERAH AMRAN
LINES PLAN, HIDROSTATIC & BONJEAN CURVE
Chamber
Chamber dapat diperoleh dengan menggunakan rumus empiris sebagai berikut :
Chamber = 1/50 × B
= 1/50 × 16 m
= 0,32 m
4.5. Body Plan
Penampang Tengah Kapal
Am ( luas Midship )
Berdasarkan buku “Indra Kusna Jaya 2008, Teknik Konstruksi Kapal, halaman 15”,
luas garis air dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Am = B × T × Cm
Am = B x T x Cm
= 16 x 5.9 x 0,98
= 92,50 m2
Perhitungan Radius Bilga
Cara 1 ( Rumus Empiris )
Berdasarkan buku “Indra Kusna Jaya 2008, Teknik Konstruksi Kapal, halaman 24”,
radius bilga dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
R = √ B ×T ×(1−Cm)0,4292
Dimana :
B = Lebar kapal yaitu 16 m
T = Sarat kapal yaitu 5.9 m
Cm = Koefisien midship yaitu 0,98
Sehingga :
R = √ B ×T ×(1−Cm)0,4292
= √ 16 m ×5,9 m× (1−0,98 )0,4292
= 2,10m
Page 15D31114503 |ANDI ANA HUMAERAH AMRAN
LINES PLAN, HIDROSTATIC & BONJEAN CURVE
Koreksi Radius Bilga Pada Gambar
GADING SARAT ORDINAT FS HASIL KALII II III IV III*IV = V
10
0 5.903 0.5 2.9510.24 6.648 2 13.2960.5 7.248 1 7.248
0.72 7.609 2 15.2180.96 7.812 1.5 11.7181.3 7.950 4 31.800
1.719 7.993 2 15.9862.43 8.000 4 32.000
3 8.000 2 16.0003.5 8.000 4 32.0004 8.000 2 16.000
4.5 8.000 4 32.000
5 8.000 2 16.000
5.5 8.000 4 32.0006 8.000 1 8.000
Σ= 282.2173244
Koreksi Radius Bilga
A10SAC = AmRancangan = 50,935 m2
A10GD = 2/3 × T/12 ×
× 4,72/12 × 194,45
= 50,936 m2
Koreksi = (A10SAC - A10GD / A10SAC) × 100 % < ± 0.05 %
= (50,935 – 50,936 / 50,935) × 100 % < ± 0.05 %
= 0,001 % < ± 0.05 % (memenuhi)
Page 16D31114503 |ANDI ANA HUMAERAH AMRAN
LINES PLAN, HIDROSTATIC & BONJEAN CURVE
Gambar Radius Bilga
0
1
2
3
4
5
6
7
0.000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000
4.6. Perhitungan Luasan gading
a. Afte Body
SECTION 1
NOORDINAT SIMPSON H.KALI
0 0.200 1 0.2
1 0.677 4 2.708
2 0.804 2 1.608
3 0.980 4 3.92
4 1.250 2 2.5
5 2.200 4 8.86 4.790 1 4.79
24.526
SECTION 2NO ORDINAT SIMPSON H.KALI0 1.270 1 1.27
1 2.158 4 8.632
2 2.541 2 5.082
3 2.817 4 11.268
Page 17D31114503 |ANDI ANA HUMAERAH AMRAN
LINES PLAN, HIDROSTATIC & BONJEAN CURVE
4 3.190 2 6.38
5 4.130 4 16.52
6 6.240 1 6.2455.392
SECTION 3NO ORDINAT SIMPSON H.KALI0 2.430 1 2.43
1 3.726 4 14.904
2 4.274 2 8.548
3 4.648 4 18.592
4 5.086 2 10.172
5 5.800 4 23.2
6 7.170 1 7.1785.016
SECTION 4NO ORDINAT SIMPSON H.KALI0 3.580 1 3.58
1 5.181 4 20.724
2 5.764 2 11.528
3 6.142 4 24.568
4 6.456 2 12.912
5 6.912 4 27.648
6 7.683 1 7.683108.643
SECTION 5NO ORDINAT SIMPSON H.KALI0 4.500 1 4.5
1 6.320 4 25.28
2 6.833 2 13.666
3 7.071 4 28.284
4 7.319 2 14.638
5 7.634 4 30.536
6 7.923 1 7.923124.827
SECTION 6NO ORDINAT SIMPSON H.KALI
Page 18D31114503 |ANDI ANA HUMAERAH AMRAN
LINES PLAN, HIDROSTATIC & BONJEAN CURVE
0 5.260 1 5.26
1 7.182 4 28.728
2 7.512 2 15.024
3 7.626 4 30.504
4 7.730 2 15.46
5 7.860 4 31.44
6 7.960 1 7.96134.376
SECTION 7NO ORDINAT SIMPSON H.KALI0 5.700 1 5.7
1 7.650 4 30.6
2 7.897 2 15.794
3 7.911 4 31.644
4 7.923 2 15.846
5 7.962 4 31.848
6 7.9800 1 7.98139.412
SECTION 8 – 12NO ORDINAT SIMPSON H.KALI0 5.903 1 5.903
1 7.812 4 31.248
2 7.993 2 15.986
3 8.000 4 32
4 8.000 2 16
5 8.000 4 32
6 8.000 1 8141.137
SECTION 13NO ORDINAT
SIMPSON H.KALI
0 5.680 1 5.68
1 7.670 4 30.68
2 7.875 2 15.75
3 7.900 4 31.6
4 7.920 2 15.84
5 7.950 4 31.8
6 7.977 1 7.977
Page 19D31114503 |ANDI ANA HUMAERAH AMRAN
LINES PLAN, HIDROSTATIC & BONJEAN CURVE
139.327
SECTION 14
NO ORDINATSIMPSO
N H.KALI
0 5.200 1 5.2
1 7.236 4 28.944
2 7.699 2 15.398
3 7.760 4 31.04
4 7.826 2 15.652
5 7.880 4 31.52
6 7.940 1 7.94135.694
SECTION 15NO ORDINAT
SIMPSON H.KALI
0 4.360 1 4.36
1 6.115 4 24.46
2 6.749 2 13.498
3 7.018 4 28.072
4 7.226 2 14.452
5 7.415 4 29.66
6 7.6200 1 7.62122.12
2
SECTION 16NO ORDINAT
SIMPSON H.KALI
0 3.28 1 3.28
1 4.67 4 18.68
2 5.253 2 10.506
3 5.61 4 22.432
4 5.917 2 11.834
5 6.177 4 24.708
6 6.4700 1 6.4797.91
SECTION 18NO ORDINAT SIMPSON H.KALI
Page 20D31114503 |ANDI ANA HUMAERAH AMRAN
LINES PLAN, HIDROSTATIC & BONJEAN CURVE
0 1.07 1 1.07
1 2.3 4 9.2
2 2.667 2 5.334
3 2.8 4 11.2
4 2.87 2 5.74
5 2.986 4 11.9446 3.2000 1 3.2
47.688
SECTION 19NO ORDINAT
SIMPSON H.KALI
0 0.3 1 0.3
1 1.301 4 5.204
2 1.497 2 2.994
3 1.524 4 6.096
4 1.497 2 2.994
5 1.497 4 5.9886 1.5790 1 1.579
25.155
SECTION 20NO ORDINAT SIMPSON H.KALI
0 0.000 1 0
1 0.810 4 3.24
2 0.960 2 1.92
3 0.800 4 3.2
4 0.460 2 0.92
5 0.151 4 0.6046 0.0000 1 0
9.884
Page 21D31114503 |ANDI ANA HUMAERAH AMRAN
LINES PLAN, HIDROSTATIC & BONJEAN CURVE
Perhitungan Sectional Area Curve ( SAC )
LINES PLAN SHEET : REV. :
LOA = m. CB = 0.68
DESIGN
BY
LWL = 93.00 m. CM = 0.98
DATE
LBP = 90.00 m. CW = 0.80
SIGN
B = 16.00 m. CPL = 0.69
CHECK
BY
H = 7.00 m. CPV = 0.85
DATE
T = 5.90 m. CPF = - SIGNCPA = -
APP.
BY
BHP = 3,554 HP DATE
V = 14.00 Knot SIGN
SECTIONS AREA, VOLUME AND LONGITUDINAL CENTRE OF BUOYANCY
AM = B . T . CM
= 92.512 m2
l = 4.500 m. la' = 1.500 m. la" = 2.250 m.
l''' = 1.080 m. <-- (LPR / 2)
lf = - m. NO. SECT
RA AMS A.MS FM SMA
( % ) ( m2 )
(1) (2)(3) =
(4)(5) =
(6)(7) =
(2)/100.AM (3).(4) (5).(6)-0.80 0.0 0.000 0.333 0.000 -10.667 0.000-0.40 0.4 0.400 1.333 0.533 -10.333 -5.511
0 2.5 2.297 0.833 1.914 -10.000 -19.1420.5 6.4 5.929 2.000 11.857 -9.500 -112.642
1 17.5 16.156 1.000 16.156 -9.000 -145.4071.5 28.2 26.120 2.000 52.239 -8.500 -444.034
2 39.4 36.455 1.500 54.682 -8.000 -437.4573 60.1 55.613 4.000 222.451 -7.000 -1557.1574 76.8 71.049 2.000 142.097 -6.000 -852.5835 88.4 81.759 4.000 327.037 -5.000 -1635.1856 95.1 87.986 2.000 175.971 -4.000 -703.8867 98.8 91.405 4.000 365.622 -3.000 -1096.8658 100.0 92.505 2.000 185.009 -2.000 -370.0189 100.0 92.505 4.000 370.018 -1.000 -370.018
Page 22D31114503 |ANDI ANA HUMAERAH AMRAN
LINES PLAN, HIDROSTATIC & BONJEAN CURVE
10 100.0 92.505 2.000 185.009 0.000 0.00011 100.0 92.505 4.000 370.018 1.000 370.01812 100.0 92.505 2.000 185.009 2.000 370.01813 98.6 91.214 4.000 364.856 3.000 1094.56814 96.2 88.962 2.000 177.923 4.000 711.69215 86.5 79.987 4.000 319.948 5.000 1599.74216 69.4 64.165 2.000 128.330 6.000 769.97817 51.2 47.362 4.000 189.450 7.000 1326.14818 33.7 31.203 1.500 46.804 8.000 374.434
18.5 25.3 23.381 2.000 46.762 8.500 397.47819 17.9 16.522 1.000 16.522 9.000 148.699
19.5 12.3 11.403 2.000 22.806 9.500 216.66120 7.0 6.475 0.740 4.792 10.000 47.917
20.240 3.5 3.238 0.960 3.108 10.240 31.83120.480 0.0 0.000 0.240 0.000 10.480 0.000
3986.926 -290.722
V1 = LWL . B. T. CB + Vbulbous = 5981.8 m3
V2 = 1/3 . l . 1 = 5980.4 m3 Vd = {(V2 - V1) / V1}.100% = -0.0235 % < 0,05% ; Ok ! LCB = l . 2 / 1 = -0.328 m. = -0.365% LBP; Ok!
SECTIONAL AREA CURVE
0.000
10.000
20.000
30.000
40.00050.000
60.000
70.000
80.000
90.000
100.000
-1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00
Section Number
Secti
on A
rea
V1 = LWL x B x T x Cb + Vbulbous
= (90 x 1,96 x 5 x 0,68 + 5981.8
= 2139,163 m3
V2 = 1/3 . l . 1
= 1/3 x 4,5 x 3986.926
= 5980.4 m3
Page 23D31114503 |ANDI ANA HUMAERAH AMRAN
LINES PLAN, HIDROSTATIC & BONJEAN CURVE
Vd = {( V2 – V1 / V1 } x 100 %
= -0.0235% < 0.05 %
LCB = I x Σ2 / Σ1
= 4,5 m x -290.722/ 3986.926
= -0.328 m = -0.365 % LBP
Page 24D31114503 |ANDI ANA HUMAERAH AMRAN
Top Related