Download - Laporan Mikro Fixed

Transcript

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI BLOK RESPIRASI

Kelompok: B-5Nabila(1102010197)Nabillah(1102010198)Muhammad Jihad B(1102012178)Muhammad Rafid Murfi (1102012179)Muhammad Rifki Faiz (1102012180)Muhammad Zulfikar Rahmandani(1102012182)Ranty Rizky Puspadewi(1102012226)Ratih Laura Sabrina(1102012227)Razwa Maghvira (1102012232)

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS YARSI2013/2014

PRAKTIKUM 1PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIK Streptococcus sp. DAN C.diphteriae

I. PENGAMBILAN SAMPEL USAP TENGGOROK DAN HIDUNGA. USAP TENGGOROKA.1. Alat dan bahan1. Swab steril2. Spatel lidah steril3. Senter 4. Plat agar darah5. BHI

A.2. Prosedur kerja1. Siapkan swab steril dan spatel lidah steril, kemudian jelaskan tujuan pengambilan sampel pada pasien.2. Pasien diminta untuk membuka mulut selebar mungkin dan mengucapkan kata Aaagh.. sambil menekan lidah dengan spatel hingga uvula dan tonsil terlihat jelas.3. Usapkan swab steril di bagian posterior faring dan bagian antara uvula dan tonsil.4. Usapkan swab tersebut dengan cara digulirkan diatas permukaan agar darah dan isolasi dengan metode streak menggunakan ose. Simpan di incubator. Swab yang telahdipakai lalu dimasukkan ke dalam BHI dan disimoan di incubator untuk dibiakkan.

A.3 HasilHasil pengamatan dari sampel usap tenggorok didapati pertumbuhan bakteri, dengan empat koloni yang berbeda.

No.

KoloniWarnaJumlahDiameterSifat

1

Tunggal Putih 12 mmBulatHalusHemolisis

2Tunggal Kuning14 mmBulatHalusHemolisis

3KelompokPutih151 mm

BulatHalusHemolisis

4KelompokKuning51 mmBulatHalusHemolisis

B. USAP HIDUNGB.1. Alat dan bahan1. Swab steril2. Senter 3. Plat agar darah4. BHI

B.2. Prosedur kerja1. Siapkan swab steril dan senter, kemudian jelaskan tujuan pengambilan sampel pada pasien.2. Pasien diminta untuk mengangkat sedikit kepalanya sehingga cavum nasi interna lebih terlihat jelas.3. Minta pasien untuk menahan nafas sebentar, lalu usapkan swab steril tersebut di daerah nasofaring.4. Usapkan swab tersebut dengan cara digulirkan diatas permukaan agar darah dan isolasi dengan metode streak menggunakan ose. Simpan di incubator. Swab yang telahdipakai lalu dimasukkan ke dalam BHI dan disimoan di incubator untuk dibiakkan.

B.3 Hasil Hasil pengamatan dari sampel usap hidung didapati pertumbuhan bakteri, dengan empat koloni yang berbeda.

No.

KoloniWarnaJumlahDiameterSifat

1

Tunggal Putih 22 mmBulatHalusHemolisis

2Tunggal Kuning11 mmBulatHalusHemolisis

3KelompokPutih112< 1mm BulatHalusHemolisis

4KelompokKuning51 mmBulatHalusHemolisis

KEKURANGAN PRAKTIKUM

1. Kekurang berhati hati dan terlatih dalam melakukan isolasi sampel dengan metode streak, sehingga dalam menginterpretasikan hasil terdapat kesulitan dan terdapat bakteri yang berkelompoknya bertumpuk tumpuk.2. Percobaan usap tenggorok dan hidung yang dilakukan hanya sampai tahap menentukan sifat-sifat koloninya saja, sehingga belum dapat diidentifikasikan spesies dan jenis bakterinya..

SARAN1. Dalam pengisolasian sampel harus lebih berhati-hati, sehingga dalam menginterpretasikan hasil dapat maksimal2. Melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui spesies bakterinya, seperti :a. Pewarnaan gramb. Pemeriksaan serologisc. Tes streptokinase atau fibrinolisin

II. FAMILI STREPTOCOCCACEAEBahan yang disediakan1. Biakan kuman a. S. pyogenesb. S. viridansc. S. pneumoniad. S. hemolyticus non-grup A2. Lempeng agar darah3. Cakram basitrasin dan Cakram optokin4. Kaldu BHI steril 4 tabung masing masing 0,5 ml5. Bahan untuk pewarnaan Gram6. Gelas alas7. Lidi kapas steril

2.1 Test basitracinCara kerja:1. Lempeng agar darah terbagi menjadi dua bagian dengan memberi tanda pada tutup piring petri dengan pencil glass2. Membuat suspensi kuman S. pyogenes pada kaldu BHI sampai diperoleh suspensi dengan standart Mc Farland 13. Lidi kapas steril dicelupkan dalam suspense kuman kemudian diusapkan secara merata pada setengah bagian lempeng agar darah4. melaakukan hal yang sama terhadap S. hemolyticus non grup A kemudian oleskan secara merata pada bagian lempeng agar darah yang belum diolesi kuman5. Meletakan cakram basitrasin di tengah tengah setiap bagian, kemudian di eramkan pada suhuh 37 derajat C selama 24 jam di dalam incubator.6. Melihat adakah zona hambatan di sekitar cakram.Hasil kerja:

2.2 Test OptokhinCara kerja : 1. Membuat suspense kuman S. pneumoniae dan S. viridans masing masing pada tabung BHI2. Mencelupkan lidi kapas steril pada masing masing tabung dna oleskan pada lempeng agar darah yang telah dibagi menjadi 2 bagian; bagian yang 1 diolesi dengan S. pneuminiae dan bagian 2 dengan S. viridans3. Meletakkan cakram optokhin pada tiap tiap bagian (ditengah), eram suhu 37 derajat C, 24 jam di dalam incubator4. Melihat hasilnya adakah zona hambatan di sekitar cakram

Hasil kerja : 1. Pada sediaan S.pneumoniae merupakan alfa hemolitik , dan terdapat hasil positif karena terdapat zona hamabatan (10mm) yang berarti S. pneumoniea sensitive terhadap optokin

2. Pada sediaan S.viridans merupakan alfa hemolitik , dan terdapat hasil negative karena tidak terdapat zona hamabatan yang berarti S. viridans tidak sensitive terhadap optokin