Download - Laporan Praktikum Geologi

Transcript
  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    1/32

    Laporan Praktikum Geologi

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 PENGERTIAN GEOLOGIGeologi (berasal dari bahasa Yunani - (geos-,bumi) dan (logos,

    pengetahuan) adalah Ilmu (sains yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat

    fisik, sejarah, dan proses yang membentuknya Seperti kita ketahui, minyak bumi, gas dan

    sumber energi pada umumnya berasal dari alam. Dan sebagian besar berada di dalam permukaan

    bumi. Bidang cakupan geologi meliputi beberapa cabang ilmu geologi :

    1.2 RUANG LINGKUP GEOLOGI

    Mineralogi, ilmu yang mempelajari sifat fisik dan kimia mineral cara terjadinya dan kegunaanya.Paleontologi, cabang ilmu geologi yang mempelajari kehidupan masa lalu yang didasarkan atas

    fosil baik tumbuhan maupun hewan.

    Petrologi, cabang ilmu geologi yang mempelajari batuan sebagai pembentuk kerak bumi.

    Stratigrafi, cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang urutan pelapisan batuan.

    Geologi struktur, cabang ilmu geologi yang mempelajari struktur geologi yang tertentu akibat

    gaya tektonik.

    Geomorfologi,cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang relief (bentuk-bentuk permukaan)

    bumi.

    BAB II

    MINERAL

    2.1 Tujuan Percobaan

    Tujuan percobaan analisa mineral adalah untuk mengetahui dari mana saja mineral tersebut

    berasal.

    2.2 Dasar Teori

    Mineral adalah zat yang homogen yang terjadi dialam, terjadi secara alamiah dengan

    suatu komposisi kimia tertentu dan memiliki susunan atom yang teratur, biasanya terbentuk

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    2/32

    secara proses Anorganik. Sifat fisik mineral ditentukan oleh struktur Kristal dan kompopsisi

    kimianya.

    2.2.1 Sifat-sifat fisik mineral

    Penentuan nama mineral dapat dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat fisik mineral

    antara mineral yang satu dengan mineral yang lainnya. Sifat-sifat fisik mineral tersebut

    meliputi: Warna, Kilap (luster), Kekerasan (hardness), Cerat (streak), Belahan (cleavage),

    Pecahan (fracture), Bentuk Kristal, Sifat dalam (tenacity).

    a. Warna

    Warna adalah kesan mineral jika terkena cahaya. Warna mineral dibedakan menjadi dua,

    yaitu:

    Idiokromatik, apabila warna mineral selalu tetap, umumnya dijumpai pada mineral-mineral yang

    tidak tembus cahaya(opak) seperti galena, magnetit, dan pirit

    Alokromatik, bila warna mineral tidak tetap, tergantung dari material pengotornya. Umumnya

    terdapat pada mineral-mineral yang tembus cahaya seperti kuarsa dan kalsit.

    b. Kilap (luster)

    Kilap adalah kesan mineral akibat pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilap di bedakan

    menjadi dua yaitu kilap logam dan kilap non logam.

    1. Kilap logam

    Kilap ini memberikan kesan seperti logam bila terkena cahaya. Kilap ini biasanya

    dijumpai pada mineral-mineral yang mengandung logam atau mineral biji seperti: emas, galena,

    pirit dan kalkopirit.

    2.

    Kilap non logamKilap ini tidak memberikan kesan seperti logam jika terkena cahaya. Kilap non logam

    biasanya berwarna terang atau transparan.(kecuali bila tebal).Kilap jenis ini dapat dibedakan

    menjadi:

    kilap kaca (vitreous luster), memberikan kesan seperti kaca bila terkena cahaya. Contoh: kalsit,

    kuarsa, halit.

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    3/32

    kilap intan (adamantine luster), memberikan kesan cemerlang seperti intan. Contoh: intan.

    kilap sutera (silky luster), member kesan seperti sutera. Umunya terdapat pada mineral yang

    mempunyai struktur serat. Contoh: asbes, aktinolit, gypsum.

    Kilap dammar (resinous luster),member kesan seperti dammar. Contoh: sfalerit dan resin.

    kilap mutiara (pearly luster),memberi kesan seperti mutiara atau seperti bagian dalam dari kulit

    kerang. Contoh: talk, dolomite, muskovit, dan tremolit.

    kilap lemak (greasy luster),menyerupai lemak atau sabun. Contoh:talk dan serpentin.

    kilap tanah, kenampakannya buram seperti tanah. Contoh: kaolin, limonit dan bentonit.

    3. kekerasan(hardness)

    Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Secara relatif sifat fisik ini

    di tentukan menggunakan skala mosh. Berikut urutan kekerasan berdasarkan skala mosh:

    1= talk

    2= gypsum

    3= kalsit

    4= fluorit

    5= apatit

    6= feldspar

    7= kuarsa

    8= topaz

    9= korundum

    10= intan

    Sedangkan alat yang digunakan sebagai sebagai alat penentu kekerasan adalah:

    Kuku jari memiliki nilai H sekitar 2,5.

    Uang logam memiliki nilai H = 3,0

    Baja pada pisau lipat memiliki nilai H =>3,0

    Kaca jendela memiliki nilai H = 5,5

    Jarum baja memiliki nilai H = 6,5

    d. Cerat(steak)

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    4/32

    Cerat adalah warna mineral yang bebrbentuk bubuk halus. Meskipun warna mineral mungkin

    saja bervariasi tetapi gores umurnya tetap. Gores didapat dengan menggoreskan mineral pada

    suatu permukaan porselen( H=7)

    e. Belahan(cleavage)

    Suatu mineral dikatakan memiliki belahan apabila mineral tersebut memiliki kecendrungan

    untuk pecah melalui bidang tertentu. Belahan sangat membantu dalam mendeskripsikan mineral

    dan kualitasnya. Belahan sendiri dinyatakan dengan istilah: sempurna, baik, jelas, dan tidak jelas.

    f. Pecahan(fracture)

    Suatu mineral akan pecah bila tidak mengikuti bidang belahnya. Pecahan sendiri dibagi

    menjadi enam yaitu:

    Konkoidal, pecahannya seperti cangkang kerang atau pecahan botol. Contoh: beril, kuarsa dan

    leucite.

    Hackly, pecahannya bergerigi dan berujung runcing serta kasar, tekstur permukaan pecahannya

    sangat tidak rata. Contoh: mineral penyusun logam murni.

    Even, Pecahan ini adalah pecahan mineral dengan permukaan bidang pecah kecil-kecil dengan

    ujung pecahan masih mendekati bidang datar sehingga mempunyai penampakan agak teratur.

    Contoh: plagioclase dan mineral lempung.

    Uneven, salah satu jenis pecahan yang tekstur pecahannya mempunyai bidang pecahan yang

    kasar dan tidak teratur. Contoh: Garnet, Nepheline, Augite dan Ortoclase.

    Splintery,Jenis pecahan ini mempunyai bentuk yang hancur menjadi pecahan yang kecil-kecil

    seperti benang atau serabut. Contoh: Asbes dan Augite.

    Earthy, adalah jenis pecahan yang hasil pecahannya hancur seperti tanah. Contoh: mineral

    lempung.

    g. Bentuk kristal

    Bentuk Kristal dapat dikatakan kristalin, bila mineral tersebut mempunyai bidang kristalin

    yang jelas. Bidang Kristal dikatakan amorf, bila bila tidak memiliki batas-batas Kristal yangjelas. Mineral dialam jarang di jumpai dalam bentuk amorf yang ideal, karena kondisi

    pertumbuhan yang biasanya terganggu oleh proses-proses yang lain.

    h. Sifat dalam(tenacity)

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    5/32

    Sifat dalam atau yang disebut juga ketahanan adalah ketahanan mineral terhadap pemataan,

    penggerusan, pembongkaran atau pengirisan. Istilah berikut dipergunakan untuk menyatakan

    katahanan:

    Rapuh(brittle), bila mineral mudah pecah menjadi bubuk

    Dapat ditempa(malleable), bila mineral dapat ditempa atau dipukul.

    Dapat diiris(sectile), bila mineral dapat diiris tipis-tipis.

    Dapat dipintal(ductile), bila mineral dapat dibentuk seperti kawat.

    Fleksibel, bila mineral dapat di bengkokkan tapi tidak dapat kembali semula.

    Lentur(elastic), bila mineral dapat dibengkokkan dan kembali seperti semula.

    2.2.2 Mineral pembentuk batuan

    Mineral pembentuk batuan dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :

    Mineral Utama (essential minerals)

    Mineral ikutan/ tambahan (accessory minerals)

    Mineral sekunder (secondary minerals)

    Mineral utama

    Pada dasarnya sebagian besar (99%) batuan beku hanya terdiri dari unsur utama yaitu

    oksigen, silikon, alumunium, besi, kalsium, sodium, potasium, dan magnesium, unsur ini

    membentuk mineral yang tergolong mineral utama yaitu:

    Kuarsa

    plagioklas

    ortoklas

    olivin

    piroksin

    amfibol

    mikafelpatora

    Mineral ikutan / tambahan

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    6/32

    Mineral tambahan merupakan mineral hasil kristalisasi magma, namun jumlahnya relatif

    kecil (kurang dari 5 %) sehingga tidak menentukan nama atau sifat batuan. Mineral ikutan atau

    tambahan antara lain zirkon, apatit, magnetit, hematit, trutil.

    Mineral sekunderMineral sekunder adalah mineral yang merupakan hasi ubahan dari mineral primer,

    terjadi sebagai akibat dari proses pelapukan, sirkulasi larutan sisa magma (hidrotermal),

    koolinisasi serpentinisasi atau karena metamorfisma.

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    7/32

    BAB III

    BATUAN

    3.1 Dasar teori

    Batuan adalah kumpulan dari satu mineral atau lebih yang mengendap dan bersatu. Adapun

    yang kita kenal dengan istilah mineral. Di dalam batuan disusun oleh satu atau beberapa mineral.

    Mineral adalah unsur anorganik pembentuk batu-batuan. Ada berbagai jenis mineral,

    pembedanya berdasarkan belahan, pecahan, kekerasan, ketahanan, kilap, warna, gores/cerat.

    Sebagian besar batuan mengandung dua atau tiga mineral, tetapi beberapa hanya mengandung

    beberapa macam saja. Nama dan sifat kelompok dari batuan ditentukan oleh kandungan dan

    proposi mineralnya. Karena setiap kelompok mineral berkaitan dengan jenis khusus batuan,

    maka sifat ini sangat memudahkan ahli geologi dalam mengenali batuan.3.2 Penyebaran Batuan di Muka Bumi

    Menurut asal usulnya, batu-batuan dapat dibagi ke dalam tiga kelompok utama yaitu

    batuan beku (igneous rocks), batuan sedimen (sedimentary rocks) dan batuan metamorf/malihan

    (metamorphic rocks). Bakuan beku terbentuk oleh lava yang mencapai permukaan selama

    letusan gunung berapi lalu menjadi dingin. Batuan sedimen berunsurkan butir-butir batu dari

    batuan yang sudah ada, kemudian diangkut dan diendapkan oleh angin, sungai, gletser atau es,

    dan unsur samudra. Batuan metamorf/malihan berasal dari batuan beku atau batuan sedimen itu

    sendiri yang berubah susunan dan rupanya akibat tekanan dan temperatur. Tekanan dan

    temperatur yang mempengaruhi pembentukan batuan ini sangat tinggi dari pada pembentukan

    batuan beku dan sedimen sehingga mengubah mineral asal menjadi mineral lain.

    Gambar 3.1Rock cycle

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    8/32

    BAB IV

    BATUAN BEKU

    4.1 Tujuan percobaan

    Tujuan analisa batuan beku adalah untuk mengetahui mineral apa saja yang terkandung

    dalam batuan beku serta proses terjadinya. Selain itu, kita juga dapat mengetahui bagaimana

    proses terbentuknya batuan beku.

    4.2 Dasar teori

    Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, api) adalah jenis batuan

    yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi,

    baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai

    batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan

    yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh

    salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan

    komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar

    terbentuk di bawah permukaan kerak bumi. Batuan beku yang terjadi dibangun oleh mineral

    mineral tertentu ataupun oleh suatu matrik dari silika. Mineral tersebut ukurannya berbeda beda

    tergantung dari kecepatan pembekuannya. Mineral tertentu akan mengkristal pada temperatur

    tertentu juga. Urutan kristalisasi tersebut seperti diganbarkan dalam Bowen Reaction Series.

    Gambar 4.1Bowen reaction ser ies

    4.3 Struktur Batuan Beku

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    9/32

    Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan beku

    extrusive dan intrusive. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan pada tekstur masing

    masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang tersingkap merupakan hal pertama

    yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah yang disebut sebagai struktur batuan beku

    4.3.1 Struktur batuan beku ekstrusif

    Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung

    dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagia struktur yang

    memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini

    diantaranya:

    Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam.

    Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.

    Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang

    pensil.

    Pillow lava,yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini diakibatkan

    proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.

    Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini

    terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.

    Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit,

    kuarsa atau zeolitg. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran

    mineral pada arah tertentu akibat aliran.

    Autobrecia, stuktur yang terdapat pada lava yang memperlihatkan fregmen dari lava-lava itu

    sendiri.

    Xenolith, struktur yang memperlihatkan adanya fregmen batuan yang masuk atau tertanam

    kedalam batuan beku. Struktur ini terbentuk akibat peleburan tidak sempurna dari batuan

    samping didalam magma yang menerobos.

    Vesikulermerupakan yang ditandai adanya lubanglubang gas dengan arah tertentu.

    Skoriaseperti vesikuler tetapi tidak menunjukan arah yang teratur.

    4.3.2 Struktur Batuan Beku Intrusif

    Intrusive Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya

    berlangsung dibawah permukaan bumi. Berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    10/32

    yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan

    diskordan.

    Gambar 3.2Proses in trusif

    Konkordan

    Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenisjenis dari tubuh

    batuan ini yaitu :

    Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan disekitarnya.

    Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana perlapisan batuan yang

    asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan ini, sedangkan bagiandasarnya tetap datar. Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan

    meter.

    Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu bentuk tubuh

    batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter yang lebih besar dari laccolith,

    yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.

    Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah terbentuk

    sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan kilometer.

    Diskordan

    Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya. Jenis-jenis

    tubuh batuan ini yaitu:

    Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki bentuk tabular

    atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai puluhan kilometer dengan

    panjang ratusan meter.

    Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu > 100 km2 dan

    membeku pada kedalaman yang besar.

    Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih kecil

    4.4 Tekstur Batuan

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    11/32

    Tekstur adalah istilah untuk menyatakan ciri fisik batuan yang berkaitan dengan:

    derajat kehabluran (degree of cristalinity)

    ukuran butir atau granularitas (glanularity)

    bentuk dan kemas (fabric) atau susunan dan distribusi mineral dalam batuan.

    Ciri khas yang dinyatakan oleh tekstur memberikan gambaran kondisi terbentuknya batuan

    beku dari pembekuan magma, induknya yang diatur oleh laju dan urutan kristalisasi yang

    bergantung pada suhu komposisi, kandungan gas pada awalnya dan kekentalan magma serta

    tekanan saat membeku.

    a. Derajat kehabluran (degree of cristalinity)

    Bergantungan pada kondisi pembekuan magma, batuan beku dapat seluruhnya terdiri dari

    kristal, atau kaca atau campuran dari keduanya. Derajat kehabluran (degree of cristalinity)

    terdiri atas:

    Holokristalinbila massa batuanseluruhnya terdiri dari kristal.

    Hipokristalin / merokristalin bila massa batuan terdiri dari kristal dan bahan amorf.

    Holohialinbila massa batuan seluruhnya terdiri dari bahan amorf atau kaca.

    b. Granularitas (granularity)

    Berdasarkan kekompakan ynamo dalam batuan secara megaskopi maka batuan bekudapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :

    Faneritik fanerokristalin bila ynamo dalam batuan dapat dilihat dengan mata telanjang. Ukuran

    ynamo butiran halus (30 mm).

    Afanitikbila kristal dalam batuan sangat halus yang hanya teramati dengan mikroskop

    c. Bentuk kristal

    Ketika pembekuan magma, mineral-mineral yang terbentuk pertama kali biasanya

    berbentuk sempurna sedangkan yang terbentuk terakhir biasanya mengisi ruang yang ada

    sehingga bentuknya tidak sempurna. Bentuk mineral yang terlihat melalui pengamatan

    mikroskop yaitu:

    Euhedral,yaitu bentuk kristal yang sempurna

    Subhedral,yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    12/32

    Anhedral,yaitu bentuk kristal yang tidak sempurna.

    Batuan beku

    Berdasarkan kombinasi bentuk kristalnya, batuan beku dibagi menjadi:

    Unidomorphic granular bila seluruhnya terdiri dari kristal euhedral

    Hypidiomorphic granular bila terdiri dari kristal subhedral

    Allotriomorphyc granular bila terdiri dari kristal anhedral

    Berdasarkan keseragaman antar butirnya,batuan beku dibagi menjadi:

    Equigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya hampir sama

    Inequigranular,yaitu ukuran butir penyusun batuannya tidak sama

    Berdasarkan kriteria ini tekstur batuan beku dapat dibedakan sebagai berikut:

    Tekstur berbutir (granular texture)

    Tekstur fanerik (phaneritik texture)

    Tekstur afanitik (aphanitic texture)

    Teklstur kaca (glassy/vitric texture)

    Teksture porfiritik (porphyritik texture)

    Tekstur piroklas (pyroclastik texture)

    Tekstur berbutir

    Tekstur ini mencerminkan proses pendinginan magma secara perlahan sehingga memberi

    kesempatan kristal mineral berkembang sebagai butiran. Contoh batuan bertekstur berbutir

    antara lain adalah: granit, pegmatii, syenit.

    Tekstur fenerikBatuan bertekstur fenerik berbutir kasar yang dapat dilihat dengan mata telanjang juga

    mencerminkan proses pendinginan magma yang berlangsung sangat lambat.

    Tekstur afanitik

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    13/32

    Batuan bertekstur afanitik berbutir halus sebagai akibat prose pendinginan yang cepat. Butir

    kristal terlalu kecil untuk pemeriksaan mata telanjang. Bila kristal batuan kecil sekali dengan

    yang dengan mikroskop yang juga tidak dapat dibedakan disebut kriptokristalin.

    Tekstur kacaTekstur ini terjadi akibat proses pendinginan yang terlalu cepat sehingga tidak sempat terjadi

    penghabluran (kristalisasi), misalnya terjadi bila magma tersembur atau meleleh keluar dari

    gunungapi dan terkena udara.

    Tekstur forfiritik

    Tekstur ini mencerminkan terjadinya pendinginan dalam 2 tahap yang ditunjukan oleh

    ynamo yang lebih besar tertanam dalam massa dasar (matrix) yang berbutir halus. Kristal yang

    lebih besar disebut fenokris.

    Tekstur piroklastik

    Tekstur piroklastik terdapat dalam batuan gunung api butiranbutiran berupa fregmen

    fregmen batuan akibat letusan.

    BAB V

    BATUAN SEDIMEN

    5.1 Tujuan percobaan

    Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat lithifikasi bahan rombakan batuan

    asal, maupun hasil denudasi atau dari hasil reaksi kimia maupun hasil kegiatan organisme.

    Batuan sedimen hanya merupakan 5% dari seluruh batu-batuan yang terdapat di kerak bumi.

    Dari jumlah 5% ini, batulempung adalah 80% , batupasir 5%, dan gamping 5%.

    5.2 Dasar teori

    5.2.1 Klasifikasi

    Batuan sedimen dapat digolongkan menjadi:

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    14/32

    Batuan sedimen detritius klastik

    Batuan ini di endapkan dengan pross mekanisme, terbagi dalam dua golongan besar dan

    pembagian ini berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat maupun

    dilingkungan air laut.

    Batuan sedimen evaporit

    Proses terbentuknya adalah pada air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Pada

    umumnya trbentuk di danau dan larutan tertutup.

    Batuan sedimen organic

    Batuan ini terbentuk dari unsur unsur yaitu tumbuh-tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan

    tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh lapisan yang tebal diatasnya sehingga tidak

    memungkinkan terjadinya pelapukan

    Batuan sedimen silica

    Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara proses organic seperti radiolaria atau

    diatom dan proses kimiawi untuk lebih menyempurnakannya

    Batuan sedimen karbonat

    Batuan ini umum sekali terbentuknya dari kumpulan cangkang moluska alga, foraminifera atau

    lainnya yang bercangkang kapur. Atau proses pengendapan yang merupakan rombakan batuan

    yang terbentuk lebih dulu dan diendapkan disuatu tempat.

    5.2.2 Penggolongan dan penamaan

    Berdasarkan genetisnya batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi dua

    golongan(Pettijhon, 1975 dan W.T. Huang, 1962) yaitu:

    Batuan sedimen klastik.

    Batuan sedimen non klastik.

    5.2.2.1 Batuan sedimen klastik

    Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal.

    Batuan asal dapat berupa batuan beku metamorf dan sedimen. Fragmentasi dimulai daripelapukan mekanis maupun secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu

    cekungan pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung, sedimen mulai mengalami

    diagenesa,yakni proses perubahan yang berlangsung dalam tempratur rendah di dalam suatu

    sedimen, selama dan sesudah lithifikasi terjadi. Proses diagenesa antara lain:

    Kompaksi sedimen

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    15/32

    Sementasi

    Rekritalisasi

    1. Pemerian batuan sedimen klastik

    Pemerian batuan sedimen klastik terutama didasarkan pada tekstur, struktur, dan

    komposisi mineral.

    i. Tekstur

    Tekstur adalah suatu kenampakan yang berhubungan dengan ukuran dan bentuk butir serta

    susunannya. Pembahasan tekstur meliputi:

    Pemilahan

    ukuran butir

    kebundaran

    kemas

    ii. Pemilahan

    Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen, artinya

    semakin seragam ukuran dan besar butirnya maka pemilahan semakin baik. Dalam pemilahan

    dipakai batasan-batasan sebagai berikut:

    pemilahan baik (well sorted)

    pemilahan sedang (moderate sorted)

    pemilahan buruk (poorly sorted)

    Gambar 5.1Jenis Pemilahan

    iii. Ukuran butir

    Pemerian ukuran butir didasarkan pada skala Wintworth, 1922 adalah sebagai berikut:

    Tabel 5.1Skala Winworth

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    16/32

    Nama butir Besar butir(mm)

    Bongkah (boulder) >256Brangkal (couble) 25664

    Kerakal (pebble) 644

    Kerikil (granule) 42

    Pasir sangat kasar (very coarse sand) 21

    Pasir kasar (coarse sand) 1

    Pasir sedang (medium sand)

    Pasir halus (fine sand) 1/8

    Pasir sangat halus (very fine sand) 1/81/16

    Lanau (silt) 1/161/256

    Lempung(clay) < 1/256

    iv. Kebundaran

    Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya butiran dimana sifat ini hanya bisa

    diamati pada batuan sedimen klastik kasar. Kebundaran dapat dilihat dari bentuk batuan yangtrdapat dalam batuan tersebut. Tentunya terdapat banyak sekali variasi dari bentuk batuan, akan

    tetapi untuk mudahnya dipakai perbandingan sebagai berikut:

    sangat membundar (wellrounded)

    membundar (rounded)

    membundar tanggung (subrounded)

    menyudut tanggung (subangular)

    menyudut (angular)

    v. Kemas

    Didalam batuan sedimen dikenal dua macam kemas, yaitu:

    kemas terbuka, apabila butiran tidak saling bersentuhan

    kemas tertutup, apabila butiran saling bersentuhan

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    17/32

    Gambar 5.2Tipe kemas

    vi. Stuktur

    Struktur batuan sedimen diantaranya adalah pelapisan. Macam-macam pelapisan antara lain:

    Massif, bila menunjukkan struktur dalam

    Sejajar, bila lapisan seling sejajar

    Laminasi, pelapisan sejajar yang ukurannya lebih tipis dari lem

    Philihan, bila pelapisan disusun oleh butiran yang berubah dari kasar ke halus kearah vertical

    Silang siur, pelapisan yang membentuk sudut terhadap bidang pelapisan.

    vii. Komposisi mineral

    Komposisi mineral dari batuan sedimen klastik adalah sebagai berikut:

    Fragmen, adalah butiran yangberukuran paling besar. Dapat berupa pecahan batuan, mineral dan

    cangkang fosil.

    Matrik, butirannya lebih kecil dari fragmen dan terletak diantara fragmen sebagai maa dasar.

    Matrik juga berupa batuan, mineral dan fosil.

    Semen, adalah bahan pengikut antar butiran\ fragmen dan matrik, bahan yang umum adalah:

    a) Semen karbonat(berwarna putih dan tidak bereaksi dengan HCL)

    b) Semen semen silica(berwarna putih dan bereaksi dengan HCL dengan mengeluarkan busa)

    c) Semen oksida besi(bereaksi dengan HCL dengan berubah warna menjadi merah)

    5.2.2.2 Batuan sedimen non klastik

    Batuan sedimen non-klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari proses kimiawi,

    seperti batu halit yang berasal dari hasil evaporasi dan batuan rijang sebagai proses kimiawi.

    Batuan sedimen non-klastik dapat juga terbentuk sebagai hasil proses organik, seperti batu

    gamping terumbu yang berasal dari organisme yang telah mati atau batubara yang berasal dari

    sisa tumbuhan yang terubah. Batuan ini terbentuk sebagai proses kimiawi, yaitu material kimiawi

    yang larut dalam air (terutamanya air laut). Material ini terendapkan karena proses kimiawi

    seperti proses penguapan membentuk kristal garam, atau dengan bantuan proses biologi (seperti

    membesarnya cangkang oleh organisme yang mengambil bahan kimia yang ada dalam air).

    1. Pemerian batuan sedimen non klastik

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    18/32

    Pemerian batuan sedimen non klastik terutama didasarkan pada tekstur, struktur, dan

    komposisi mineral.

    i. Tekstur

    Tekstur dibedakan menjadi;

    Kristalin,terdiri dari Kristal-kristak yang interlocking, Kristal saling mengunci satu sama lain.

    Amorf,terdiri dari mineral yang tidak mempunyai system Kristal.

    ii. Struktur

    Struktur yang penting antara lain:

    Fosiliferous, struktur yang ditunjukkan oleh fosil komposisi organic.

    Geode,rongga yang terisi Kristal dengan pertumbuhan konsentris

    Styloit,merupakan struktur bergerigi akibat pelarutan.

    iii. Komposisi

    Komposisi batuan sedimen non klastik umumnya menominera(satu macam mineral),contoh:

    batu gamping :kalsit

    chert :kalsedon

    gypsum :mineral gypsum.

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    19/32

    BAB VI

    BATUAN METAMORF

    6.1 Tujuan percobaan

    Batuan metamorfosa adalah proses rekristalisasi di kedalaman kerak bumi (3-20km) yang

    keseluruhannya / sebagian besar terjadi dalam keadaan padat / batu yang terbentuk oleh proses

    metamorfisme.

    Batuan metamorf dapat berasal dari batuan induk batuan beku sedimen atau metamorf sendiri.

    Menurut HGF. Winklers, 1967, Metamorfosa adalah Proses proses yang mengubah mineral

    suatu batuan pada fasa padat karena pengaruh atau response terhadap kondisi fisika dan kimia di

    dalam kerak bumi, dimana kondisi fisika dan kimia tersebut berbeda dengan kondisi sebelumnya.

    Proses tersebut tidak termasuk pelapukan dan diagenesa.

    6.2 Dasar teori

    6.2.1 Tipetipe metamorfosa

    6.2.1.1 Metamorfosa lokal

    1. Metamorfosa kontak/thermal disebabkan karena intrusi

    2. Metamorfosa kataklasik/dinamo disebabkan karena sesar

    6.2.1.2 Metamorfosa regional

    1.Metamorfosa regional/dinamo thermal pada zona tumbukan(subduction zone)

    2. Metamorfosa beban/burial akibat beban sedimen diatasnya6.2.2 Struktur batuan metamorf

    a. Struktur foliasi

    Slatycleavage, Merupakan peralihan dari batu lempung ke batuan metamorf phillitic. Penjajaran

    mineral mulai kasar daun mika dan klorit sudah cukup besar, berkilap sutra halus.

    Schistosy(skistosa),Mineral pipih (biotit) muskovit velspar lebih dominan dibandingkan mineral

    butiran.

    Gneissic(gneissic), Mineral granular lebih dominan dibandingkan mineral pipih.

    b. Struktur non foliasi

    Struktur hornfelsik, Dicirikan butiran yang seragam terbentuk pada bagian dalam daerah kontak

    sekitar batuan beku.

    Struktur milonit , Struktur yang berkembang oleh penghancuran batuan asal yang yang

    mengalami metamorfosa dinamo.

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    20/32

    Struktur kataklastik, Sama dengan milonit hanya butirannya lebih kasar,

    Struktur pilonitik, Menyerpai milonit tetapi butiranya kasar mendekati philit

    Struktur flaser, Seperti struktur katakklastik dimana struktur batuan asal berbentuk lensa yang

    tertanam pada massa dasar milonit.

    Stuktur augen, Seperti struktur flaser hanya terdiri dari bitir flaser dalam masa dasar lebih halus

    Struktur Granoulose, Hampir sama dengan hornfelsik, hanya butirannya mempunyai ukuran

    lebih besar.

    Struktur Liniasi, Struktur yang diperlihatkan oleh adanya kumpulan mineral seperti

    jarum(fibrous).

    6.2.3 Tekstur batuan metamorf

    Tekstur kristaloblastik

    Tekstur yang terbentuk dalam suasana padat (tekstur batuan asal tidak Nampak lagi) dan,

    bukan mengkristal dalam suasana cair. Karena itu Kristal yang terjadi disebut blastos.

    Lepidoblastik

    Tekstur batuan metamorf yang didominasi oleh mineral-mineral pipih yang memperlihatkan

    orientasi sejajar, seperti mineral biotit,muscovite dan sebagainya.

    Granoblastik

    Tekstur pada batuan metamorf yang terdiri dari mineral-mineral yang membentuk butiran-

    butiran yang seragam, seperti kuarsa, kalsit, garnet, dan lain-lain.

    Nematoblastik

    Terdiri dari mineral-mineral berbentuk prismatic menjarum yang memperlihatkan orentasi

    sejajar, seperti mineral amphibol, silimanit, piroksen, dan lainnya.

    Porfiroblastik

    Tekstur pada batuan metamorf dimana Kristal besar ( fenokris) tertanam didalam massa dasar

    yang relative halus.

    Xenoblastik

    Tekstur pada batuan metamorf dimana bentuk-bentuk mineral penyusunnya berbentuk euhedral.

    Tekstur palimpsest

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    21/32

    Merupakan tekstur sisa dari batuan asal yang dijumpai pada batuan metamorf. Tekstur ini

    meliputi:

    Balastoporfiritik

    suatu tekstur sisa dari batuan asal yang bertekstur porfiritik.

    Blastopsefit

    Suatu tekstur sisa dari batuan sedimen yang ukurannya lebih besar dari pasir.

    Blastopsamit

    Tekstur sisa dari batuan sedimen yang berukuran pasir.

    Blastopellite

    Tekstur sisa dari batuan sedimen yang berukuran lempung.

    6.2.4 Komposisi batuan metamorf

    Pada hakekatnya komposisi batuan metamorf dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:

    a. Mineral stress

    Adalah mineral yang stabil dalam kondisi tekanan dimana mineral ini dapat berbentuk pipih atau

    tabular, prismatic, maka mineral tersebut akan tumbuh tegak lurus terhadap arah gaya, sebagai

    contoh:

    Mika zeolit

    Tremolit-actinolit glaukopan

    Serpentin klorit

    Selemanit staurolit

    Kyanit antopolit

    b. Mineral anti stress

    Adalah mineral yang terbentuk bukan dalam kondisi tekanan dimana biasanya berbentuk

    equidimensional. Sebagai contoh:

    Kwarsa kalsit

    Feldspar koordierit

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    22/32

    6.2.5 Penamaan batuan metamorf

    Berdasarkan strukturTabel 6.1

    Penamaan batuan metamorBerdasarkan struktur

    Struktur Nama batuan

    Slatycleavage Slate

    Philitic Philit

    Schistosity Skis

    Gneissic Gneiss

    Apabila terdapat mineral tertentu dalam jumblah yang banyak maka dapat diberi namagabungan. Contoh:

    Skiss..skis mica

    Untuk struktur non foliasi, komposisi mineral memegang peranan penting dalampenamaan batuan. Contoh:

    Bila dominan kwarsanama batuan kwarsit

    Bila dominan kalsit...nama batuan marmerBila dominan serpentin.namabatuan serpentinit

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    23/32

    BAB VII

    KOLOM STRATIGRAFI

    7.1 Tujuan praktikumTujuan dari praktikum kolom stratigrafi adalah pada dasarnya untuk mengetahui

    bagaimana lapisan - lapisan batuan itu mengalami penyebaran dan mempunyai derajat

    kemiringan serta arah penyebaran lapisan. Serta mengetahui bahwa di setiap lapisan tidak selalu

    mempunyai struktur lapisan yang sama. Dan hal itu menunjukkan adanya proses perlapisan

    (sedimentasi).

    7.2 Dasar teoriStratigrafi adalah cabang ilmu geologi. Dalam arti sempit stratigrafi berasal dari kata

    :Stratum : Perlapisan dan Grafis : Menggambarkan/pemerian

    Jadi stratigrafi adalah ilmu pemerian strata/lapisan batuan. Dalam arti luas, stratigrafi ialah ilmuyang membahas semua batuan baik batuan sedimen, beku dan metamorfosa. Dalam hal genesa,

    hubungan, kejadian serta sifat sejarahnya dalam ruang dan waktu geologi.Dengan mempelajari aspek biostratigrafi dan Lithostratigrafi, maka kita akan dapat menyusun

    sejarah geologi suatu daerah yang kita pelajari/selidiki.Sehingga dalam mempelajari stratigrafi erat sekali kaitannya dengan sedimentologi (ilmu yang

    mempelajari genesa,sifat-sifat dan klasifikasi batuan sedimen). Begitu pula dengan hubungannya

    yang erat dengan ilmu Paleontology (ilmu yang mempelajari tentang masa lampau, dengankajian adalah fosil).Fosil adalah sisa, atau jejak ataupun organisme itu sendiri yang telah

    terawetkan dalam batuan sedimen, yang berumur dalam skala waktu geologi.

    HukumHukum Stratigrafi

    Hukum Stenoa. Hukum Super posisi

    Hukum ini dikemukakan oleh steno, 1969, kemudian Lehman,1759. Hukum tersebut mengatakanbahwa lapisan yang berada diatas adalah lebih muda daripada lapisan yang beradadibawahnya,dalam urut-urutan normal.

    Hukum ini kemudian dperhalus oleh Anthony,1955yang berbunyi, lapisan yang termuda

    terletak dipuncak,dalam urut-urutan yang tidak terganggu.Jika lapisan A,B,C berturut-turut diendapkan dari bawah maka berdasarkan hukum tersebut

    lapisan A lebih tua daripada lapisan B, sedangkan lapisan B lebih tua dari lapisan C.Gambar 7.1

    Hukum superposisi

    Dalil yang di turunkan : Bidang perlapisan adalah bidang kesamaan waktu.Bidang perlapisan adalah permukaan pengendapan atau dipositional interface.

    b. Hukum kesinambungan lateral (lateral continuity)Lapisan sedimen menerus secara lateral (dan akan membaji ditepi cekungan)Dalil yang diturunkan : penerusan atau penyusunan bidang perlapisan merupakan dasar dari

    prinsip korelasi stratigrafi.

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    24/32

    Penghentian kesinambungan lapisan,terjadi oleh :

    1. pembajian

    2. Perubahan fasies3. Pemancungan karena erosi, dibawah ketidakselarasan

    4. Dislokasi karena sesar.

    Gambar 7.2Hukum kesinambungan lateral

    c. Hukum asal horizontalLapisan pada mulanya diendapkan dalam keadaan mendatar.

    Menurut pendapat Woodford1935: lapisanlapisan sedimen diendapkan secara hampirhorizontal dan tidak pasti sejajar dengan permukaan dimana sedimen tersebut diendapkan.

    Dalil yang dapat diturunkan : Akumulasi pengendapan secara vertikal (principle of vertical

    acumulation).Gambar 7.3

    Hukum horizontalitas

    Pengecualian : Pada keadaan tertentu (pada lingkungan delta, terumbu, dan tseterusnya)disini

    saat terjadi dibawah permukaan pengendapannya miring yang disebut kemiringan asli (original

    dip) atau clinoform.Turunan pengecualian : akumulasi pengendapan dalam keadaan tertentu, dapat terjadi secara

    lateral karena progadasi (lateral accumulatio though progadation)

    Hukum Ketidakselarasan (James Hutton 1775)Dalam suatu urutan suatu lapisan sedimen, kadang-kadang ditemukan bidang pemisah,

    dimana lapisan-lapisan yang berada dibawahnya adalah merupakan hasil daur geologi yang lebihtua dari urutan lapisan yang berada diatasnya. Setiap daur geologi terdiri dari peristiwa

    permulaan dan akhir suatu pengendapan yang ditandai atau dipisahkan oleh suatu bidang yang

    mewakili periode tidak adanya pengendapan yang disebabkan oleh adanya pengangkatan dengantanda kemiringan perlipatan ataupun yang disertai intrusi batuan beku, serta metamorfosa yang

    kemudian diikuti oleh adanya erosi. Bidang ini disebut KETIDAKSELARASAN.

    Bidang ketidakselarasan ini terbagi atas beberapa macam yaitu:

    1. Bidang ketidakselarasan sejajar (disconformaty)Jika periode ini diwakili oleh pengangkatan satu erosi saja. (epirogenesa)

    Pengamatan stratigrafi :

    Lapisan yang berada diatas bidang ketidakselarasan adalah sejajar dengan lapisan dibawahnya.

    2. Bidang ketidakselarasan bersudut (angular unconformity)Jika dalam periode ini diwakili oleh kemiringan atau perlipatan serta pengangkatan dan erosi.

    (orogenesa)

    Pengamatan stratigrafi :

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    25/32

    Lapisan yang berada dibawah bidang ketidakselarasan membuat sudut terhadap lapisan yang

    berada diatasnya.

    3. Bidang Bukan keselarasan (non conformity)Jika periode pemisah ini diwakili oleh gejala-gejala intrusi atau metamorfosa regional serta

    pengangkatan yang diikuti oleh erosi, sehingga menyingkapkan batuan kristalin ini. (beku atau

    metamorfosa) sebelum lapisan diatasnya diendapkan.Pengendapan stratigrafi :Batuan yang terletak dibawah bidang bukan keselarasan adalah beku plutonik atau metamorfosa

    atau batuan kristalin.

    4. Bidang ketidakselarasanMerupakan dasar untuk pengendapan sedimen non daur geologi yang berada diatasnya.

    Dalil yang diturunkan : lapisan yang berada diatas bidang ketidakselarasan selalu dalam keadaan

    paralel atau sub paralel terhadap bidang ketidakselarasan..

    PrinsipPrinsip Intrusi, James Hutton, 1795

    Hukum penerobosan (The law of intrusio)Batuan intrusi (magmatik) selalu mengintrusi batuan yang lebih tua.

    1. Tubuh batuan intrusi dapat bersifat (terhadap batuan yang diintrusi)

    Konkordan (batas intrusi sejajar dengan perlapisan batuan)

    a. Sill, bentuknya pipih dan sejajar lapisan.b. Lakolit, bentuk lensa cembung.

    c. Lapolit, bentuk lensa cekung

    Diskordan (batas intrusi memotong lapisan batuan yang diintrusi)d. Dike, bentuk pipih seperti lapisan dan tegak lurus

    e. Stock, bentuknya seperti pipa

    f. Boss, bentuknya seperti kuba

    g.

    Batholit,bentuk tak menentu dan besarnya juga tak menentu, bisa sampai ratusan kilometertanpa diketahui dasarnya.

    2. Perbatasan antara batuan intrusi dengan batuan yang diintrusi.

    Jalur pendinginan pada batuan yang mengintrusi, penghalusan kristal brangsur kearah batasintrusi. Basin depan (basic front) pada batuan yang mengintrusi, peningkatan mineralmineral

    mafic (mineral hitam) kearah batas intrusi, terutama pada batuan plutonik/batolit. Efek

    pembakaran (baking effect) pada batuan sedimen yang diintrusi, seperti batu tanduk (hornstone)merupakan bentuk pegerasan pada sedimen-sedimen lempung.

    Jalur ubahan pada batuan yang diintrusiJalur metamorfosa termal (contact metamorfosa) pada sedimen yang diintrusi, seperti

    batu tanduk, rekristalisai, pembentukan mineralmineral khusus seperti, wallastonit,granit,dan

    kyanit.Hukum UniformitarismProsesproses geologi yang berlaku sekarang juga terjadi pada masa yang lampau dan

    hukum ini tidak berlaku untuk kehidupan fauna.

    Hukum Uruturutan Fauna (The low of fauna succession), Abde Giroud Soulbie,1777).Jenisjenis fosil itu berbedabeda sesuai dengan umurnya. Fosil yang berada formasi

    yang terbawah, tidak serupa dengan apa yang ada pada formasi yang lebih tinggi, Anthony 1955

    Strata dikenal oleh kandungan fosilnya, Smith 1816

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    26/32

    Lapisan batuan dibedakan dari kandungan fosilnya yang khas, Woodford 1935.

    7.3 Alat dan bahan1. Palu geologi

    2. Kompas geologi

    3. Meteran4. Busur

    5. Alat tulis

    6. Plastik saampel

    7. Pensil warna kuning dan hijau8. Papan skener

    7.4 Prosedur percobaan

    Mempersiapkan alat Mengukur ketebalan total seluruh lapisan

    Mengukur ketebalan tiap tiap perlapisan.

    Mengambil fotofoto sample dan foto lapisan.

    Masukkan sampel tiap lapisan ke dalam kantong sampel.

    Menentukan arah dan penyebaran lapisan dengan menggunakan kompas geologi (papan skener

    ditempelkan pada lapisan kemudian menggunakan kompas geologi untuk menentukan arah dan

    penyaebaran lapisan). Mencatat semua data hasil pengamatan dalam format pengamatan praktikum lapangan serta

    mengambil gambar perlapisan dan sampel.

    7.5 Hasil pengamatan

    KOLOM STRATIGRAFI

    Perumahan Bukit Damai Sentosa IITAHUN 2010

    Nama/ NIM :Wanda Prayoga/1001057 Strike/Dip : N 10E / 5Kelas : S1 Tek. Perminyakan A Institusi : STT MIGAS Balikpapan

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    27/32

    Nama Kelompok : II A Skala : 1 : 15SEK

    OLA

    H

    TIN

    GGI

    TEK

    NOL

    OGI

    MIN

    YA

    K

    BU

    MI

    DAN

    GAS

    BAL

    IKP

    APA

    N

    IDE

    NTI

    FIK

    ASI

    BAT

    UAN SEDIMEN

    NAMA : Wanda Prayoga

    KELOMPOK : 2

    JENIS BATUAN : Sedimen klastik

    WARNA : coklat muda

    Keabu - abuan

    UMUR

    FORMASI

    SATUANBATUAN

    TE

    BAL(m)

    ST

    RUKTUR

    SEDIMEN

    SIMBOL LITOLOGI

    DIAMETER BUTIR

    C L FS MS CS G PEMERIANKANDUNGAN

    FOSIL

    LINGKUNGAN

    PENGE

    NDAPAN

    PERUMAHANBUKITDAMAISENTOSAII

    SauanBatupasir

    SatuanBatuLempung

    SatuanBatuPasir

    SatuanBatuLempung . . . .

    . . . .

    . . . .

    . . . .

    . . . .

    . . . .

    . . . .

    . .

    . . . .

    . . . .

    . . . .

    . . . .

    . . . .

    . . . .

    . . . .

    . . . .

    . . . .

    . . . .

    . . . .

    . . .

    -STA 1Termasuk batu lempung, denganwarna keabu-abuan, diameter

    butirannya

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    28/32

    TEKSTUR :

    DIAMETER BUTIRAN : < 1/256

    DERAJAT PEMBUNDARAN : Menyudut tangguang

    PEMILAHAN / KESERAGAMAN BUTIRAN : Pemilahan Sedang

    KEMAS : Kemas tertutup

    KOMPOSISI :

    FRAGMEN : -

    GROUNDMASS ( MASA DASAR ) : -

    SEMEN : -

    MATRIX : -

    STRUKTUR : Masif

    CIRRI KHUSUS : -

    NAMA BATUAN : Batu Lempung

    GENESA : -

    Gambar 7.4 Lempung

    SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK BUMI DAN GAS

    BALIKPAPAN

    IDENTIFIKASI BATUAN SEDIMEN

    NAMA : Wanda Prayoga

    KELOMPOK : 2

    JENIS BATUAN : Batu Pasir

    WARNA : Kuning

    TEKSTUR :

    DIAMETER BUTIRAN : - 1/8

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    29/32

    DERAJAT PEMBUNDARAN : Membundar

    PEMILAHAN / KESERAGAMAN BUTIRAN : Sedang

    KEMAS : Kemas Terbuka

    KOMPOSISI :

    FRAGMEN : -

    GROUNDMASS ( MASA DASAR ) : Ada

    SEMEN : -

    MATRIX : -

    STRUKTUR : Styloit

    CIRRI KHUSUS : -

    NAMA BATUAN :Batu Pasir Halus

    GENESA : -

    Gambar 7.5 Batu Pasir

    7.5.1 Deskripsi lapisan

    Deskripsi lapisan adalah pendataan dari suatu lapisan dimana kita telah mengklasifikasikan

    jenis, warna, ketebalan dan telah mengukur arah penyebarannya dengan menentukan strike dan

    dip lapisan yang di teliti. Berikut pendeskripsian lapisan yang telah kami teliti :

    Strike dan Dip Keseluruh lapisan : 10 E / 5

    Lapisan 1 :

    Jenis : Lempung

    Warna : Cokelat Muda Keabu-abuan

    Ketebalan : 73 cm

    Lapisan 2 :

    Jenis : Pasir

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    30/32

    Warna : Kuning

    Ketebalan : 130 cm

    Lapisan 3 :

    Jenis : Lempung

    Warna : Krem

    Ketebalan : 20 cm

    Lapisan 4 :

    Jenis : Pasir

    Warna : Kuning kejinggaan

    Ketebalan : 42 cm

    7.5.2 Gambar / Foto Lapisan

    STA 1 :

    Gambar 7.6 STA 1

    STA 2 :

    Gambar 7.7 STA 2

    STA 3 :

    Gambar 7.8 STA 3

    Gambar 7.9 STA 4STA 4 :

    7.5.3 Gambar / Foto Singkapan

    Gambar 7.10Singkapan

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    31/32

    BAB VIIIKESIMPULAN UMUM

    Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi beserta isinya. Dan ruang lingkup geologi

    itu sangat luas cabang cabang ilmunya meliputi mineralogy, paleontology, lithostratigrafi,

    petrologi, stratigrafi, geologi struktur dan geomorfologi.

    Mineral adalah zat yang homogen yang terjadi dialam, terjadi secara alamiah dengan suatu

    komposisi kimia tertentu dan memiliki susunan atom yang teratur, biasanya terbentuk secara

    proses Anorganik. Sifat fisik mineral ditentukan oleh struktur Kristal dan kompopsisi

    kimianya.

    Batuan adalah kumpulan dari satu mineral atau lebih yang mengendap dan bersatu. Nama dan

    sifat kelompok dari batuan ditentukan oleh kandungan dan proposi mineralnya. Menurut asal

    usulnya, batu-batuan dapat dibagi ke dalam tiga kelompok utama yaitu batuan beku (igneous

    rocks), batuan sedimen (sedimentary rocks) dan batuan metamorf/malihan (metamorphicrocks).

    Batuan Beku adalah batuan yang terbentuk dari hasil pengendapan magma yang keluar dari

    perut bumi yang mengalami pendinginan dan pengerasan tanpa proses kristalisasi baik di dalam

    ataupun di luar permukaan.

    Magma adalah campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat serta sangat panas yang berada

    dalam perut bumi. Aktifitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas

    yang terkandung di dalamnya sehingga dapat terjadi retakan-retakan dan pergeseran lempeng

    kulit bumi. Magma dapat berbentuk gas padat dan cair.

    Batuan Sedimen adalah batuan yang tebentuk akibat proses semenisasi atau perlapisan sehingga

    mengalami perubahan bentuk akibat adanya perlapisanperlapisan.

    Batuan metamorfosa adalah proses rekristalisasi di kedalaman kerak bumi ( 3 - 20 km ) yang

    keseluruhannya / sebagian besar terjadi dalam keadaan padat / batu yang terbentuk oleh proses

    metamorfisme.

  • 5/24/2018 Laporan Praktikum Geologi

    32/32

    Praktikum kolom stratigrafi adalah pada dasarnya untuk mengetahui bagaimana lapisan - lapisan

    batuan itu mengalami penyebaran dan mempunyai derajat kemiringanserta serta arah penyebaran

    lapisan. Serta mengetahui bahwa di setiap lapisan tidak selalu mempunya struktur lapisan yang

    sama. Dan hal itu menunjukkan adanya proses perlapisan (sedimentasi).

    Stratigrafi adalah ilmu pemerian strata/lapisan batuan. Dalam arti luas, stratigrafi ialah ilmu

    yang membahas semua batuan baik batuan sedimen, beku dan metamorfosa. Dalam hal genesa,

    hubungan, kejadian serta sifat sejarahnya dalam ruang dan waktu geologi.

    Hukum Steno menjadi acuan utama dalam ilmu stratigrafi dimana hukum ini menyebutkan

    bahwa semakin dalam suatu lapisan maka usia lapisan tersebut semakin tua.

    Kompas Geologi dan Palu Geologi sangatlah penting untuk diketahui cara penggunaannya

    dengan baik dan benar karena menjadi alat di lapangan terutama dalam ilmu stratigrafi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Adriany, Norma, Ir.2010, Petunjuk Praktikum Batuan. Balikpapan.

    Bp, 1. 13/12/2010. geologi-struktur,http://1.bp.blogspot.comDenny, Maulani Septian.2008. STT MIGAS Balikpapan

    Fahmi, Ali. 13/12/22010. Geologi-struktur,http://alifahmi.wordpress.com

    http://wingmanarrows.files.wordpress.com/2010/07/clip_image011_thumb.jp/13/12/2010

    http://www.washington.edu/uwired/outreach/teched/projects/web/rockteam/WebSite/rcycle.gif/13/12/2010

    http://en.wikibooks.org/wiki/High_School_Earth_Science/Relative_Ages_of_Rocks/13/12/2010

    www.museum.bgl.esdm.go.id/12/12/2010

    http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1354504382631037719http://en.wikibooks.org/wiki/High_School_Earth_Science/Relative_Ages_of_Rocks/13/12/2010http://www.museum.bgl.esdm.go.id/http://www.museum.bgl.esdm.go.id/http://en.wikibooks.org/wiki/High_School_Earth_Science/Relative_Ages_of_Rocks/13/12/2010http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1354504382631037719