7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1
1/23
PRODUKSI PROTEIN SEL TUNGGAL (PST) DARI
KULIT NENAS
Oleh kelompok 1:
DEIS ROSTIYANTI (F1C1 09 033)SUSANTI (F1C109 008)
RISKA NUR (F1C1 09 015)
MAYA SUSANTI (F1C109 028)
HANAS (F1C1 09 051)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1
2/23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagian besar negara berkembang di dunia menghadapi masalah kekurangan
gizi. Defisiensi protein pada makanan manusia dan hewan diketahui disebabkan oleh
laju pertumbuhan penduduk. Dilaporkan di Paksitan bahwa kekurangan protein akan
terus berlanjut meskipun kecuali direncanakan suatu tindakan yang dapat mengatasi
situasi tersebut. Oleh karena itu, sangat penting untuk meningkatkan produksi protein
dengan menggunakan semua jalan dan tujuan yang sesuai. Peningkatan kebutuhan
dunia akan makanan dan asupan protein memacu upaya pencarian sumber protein
non-konvensional sebagai bahan makanan untuk menambah sumber protein ,yang
ada. Sebuah upaya yang amat baik yang menguntungkan telah difokuskan pada
pemanfaatan limbah pertanian dalam menghasilkan protein sel tunggal. Beberapa
penelitian telah melibatkan berbagai jenis spesis fungi dalam memproduksi protein
sel tunggal dari limbah selulosa dan biomassa miselium fungi adalah sumber yang
dapat diterima yang dapat dimakan
Di Indonesia banyak ditanam pohon buah nanas, tanaman ini dapat
menghasilkan buah nanas dan buah nanas yang sudah masak dapat dikonsumsi
langsung sebagai buah segar . Buah nanas biasanya dikonsumsi orang adalah pada
bagian dagingnya saja , sedangkan bagian kulit dan bonggolnya hanya dibuang begitu
saja sehingga hal ini jika dibiarkan akan semakin menumpuk dan menjadi limbah
yang dapat mengganggu lingkungan. Untuk itu limbah nanas ini perlu dimanfaatkan
7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1
3/23
lebih lanjut. Limbah nenas banyak mengandung sukrosa, glukosa dan nutrisi-nutrisi
lainnya, limbah nenas tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbon pada
proses fermentasi yang dapat menghasilkan Protein Sel Tunggal.
Ampas kulit nenas merupakan bahan organik dengan kadar serat tinggi.
Bahan tersebut memiliki potensi besar untuk diolah menjadi berbagai macam produk,
misalnya sebagai bahan pakan ternak, bahan baku pupuk hayati, medium
pertumbuhan mikroba, bahkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan pengisi
untuk pembuatan makanan ringan. Salah satu pemanfaatan yang sangat potensial
adalah sebagai bahan baku pakan ternak ruminansia, namun hal tersebut terkendala
dengan kandungan protein ampas kulit nenas yang rendah, sehingga kebutuhan
nutrisi ternak tidak tercukupi. Oleh karena itu dibutuhkan suatu usaha meningkatkan
kualitas ampas kulit nenas, khususnya pada upaya peningkatan kadar protein bahan.
Salah satu jalan untuk memperkaya kadar protein bahan adalah dengan
membudidayakan sel mikroba pada ampas kulit nenas sebagai sumber protein atau
disebut juga protein sel tunggal (PST). PST didefinisikan sebagai sumber protein
yang berasal dari mikroba seperti khamir, kapang, bakteri, dan alga.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini adalah bagaimana proses produksi
protein sel tunggal (PST) dari kulit nenas dan menentukan kadar protein sel tunggal
yang dihasilkan dengan metode Kjehdal?
C. Tujuan
7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1
4/23
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui proses produksi protein
sel tunggal (PST) dari kulit nenas dan menentukan kadar protein sel tunggal yang
dihasilkan dengan metode Kjehdal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1
5/23
Fermentasi mempunyai pengertian aplikasi metabolisme mikroba untuk
mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai lebih tinggi, seperti asam-asam
organik, protein sel tunggal, antibiotika dan biopolimer. Fermentasi merupakan
proses yang relatif murah yang pada hakekatnya telah lama dilakukan oleh nenek
moyang kita secara tradisional dengan produk-produknya yang sudah biasa dimakan
orang sampai sekarang, seperti tempe, oncom, tape, dan lain-lain. Proses fermentasi
dengan teknologi yang sesuai dapat menghasilkan produk protein. Protein mikroba
sebagai sumber pangan untuk manusia mulai dikembangkan pada awal tahun 1900.
Protein mikroba ini kemudian dikenal dengan sebutan Single Cell Protein (SCP) atau
Protein Sel Tunggal. Menurut Tannembaum (1971), Protein Sel Tunggal adalah
istilah yang digunakan untuk protein kasar atau murni yang berasal dari
mikroorganisme, seperti bakteri, khamir, kapang, ganggang dan protozoa. Sebenarnya
ada dua istilah yang digunakan untuk produk mikroba ini, yaitu PST (Protein Sel
Tunggal) dan Microbial Biomass Product (MBP) atau Produk Biomassa Mikrobial
(PBM). Bila mikroba yang digunakan tetap berada dan bercampur dengan masa
substratnya maka seluruhnya dinamakan PBM. Bila mikrobanya dipisahkan dari
substratnya maka hasil panennya merupakan PST (Muhiddin, dkk., 2001).
Fermentasi adalah peruraian senyawa organik menjadi senyawa sederhana
dengan bantuan mikroorganisme sehingga menghasilkan energi. Kebanyakan
fermentasi etanol skala komersial dilakukan oleh khamir, salah satunya
Saccharomyces cerevisiae yang menghasilkan etanol. Bahan baku untuk produksi
bioetanol cukup melimpah, bisa didapatkan dari berbagai tanaman yang mengandung
7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1
6/23
karbohidrat, baik tanaman tingkat tinggi seperti tebu (sugarcane), gandum manis
(sweet sorghum), jagung (corn), singkong (cassava) dan gandum (grain sorghum)
atau tanaman tingkat rendah seperti makroalga (Banati, 2007).
Secara umum, protein sel tungal (PST) dapat didefinisikan sebagai sumber
protein yang berasal dari mikroba seperti yeast, bakteri, fungi, dan alga. Sampai saat
ini penggunaan PST sebagai sumber protein utama manusia masih sulit karena
beberapa hal seperti rasa, aroma, sampai pada kandungan ribo nucleic acid (RNA)
pada PST yang terlalu tinggi. Tetapi PST lebih berkembang dalam usaha pencapaian
kebutuhan nutrisi untuk ternak (biasanya butuh 10%-30%-berat protein). Jika
dibandingkan dengan sumber protein lainnya, PST memiliki beberapa kelebihan,
yaitu mikroorganisme relative mampu tumbuh lebih cepat, kandungan protein yang
tinggi (30%-80%-berat kering mikroba), mampu untuk menggunakan substrat yang
beragam (bahkan banyak yang berupa limbah), bibit yang unggul dapat dengan
mudah diproduksi, tidak membutuhkan tempat produksi yang besar dan tidak
tergantung pada musim dan variasi iklim, kecuali PST yang berasal dari alga (Abidin,
2009).
Ptotein Sel Tunggal (PST) berkenan dengan sel kering dari suatu
mikroorrganisme. PST digunakan sebagai sumber protein bagi makanan manusia dan
hewan. Banyak material metah yang dipperlakukan sebagai sumber karbon dan energi
pada produksi PST. Pada banyak kasus, material mentah ini dihidrolisis dengan
metode fisika, kimia, dan enzimatik sebelum digunakan (Basaran, 2000).
7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1
7/23
Protein Sel tunggal adalah istilah yang digunakan untuk protein kasar atau
murni yang berasal dari mikroorganisme bersel satu atau banyak yang sederhana ,
seperti bakteri, khamir (yeast) , jamur , ganggang dan protozoa (Tannenbaum, 1971).
Protein Sel Tunggal dapat digunakan sebagai tambahan protein pada pangan ,
pelengkap protein untuk ternak dan ramuan pangan yang berfungsi sebagai
pembentuk cita rasa . Menurut Muljono, 1992, produk ini memiliki prospek yang
cukup baik dikembangkan lebih lanjut . karena untuk memproduksinya tidak
diperlukan areal yang luas, tidak menimbulkan limbah, dan proses produksinya
cepat , reproduksi mikroorganisme seperti bakteri dan khamir dapat memberikan hasil
yang lebih besar setiap jam , sedangkan ganggang memerlukan waktu kurang dari
satu hari (Pawignya, 2011).
Protein sel tunggal, diperoleh dari proses fermentasi dengan bahan dasar yang
berbeda-beda. Bahan dasar sebagai sumber kerangka karbon dan energi yang
digunakan diantaranya pati, limbah cairan jeruk, limbah cairan sulfite, molasses,
manur, dadih dan lainnya.PST sebagai sumber protein bagi manusia masih sulit untuk
diterima karena bau, rasa dan warna yang belum sesuai dengan selera, kandungan
asam nukleatnya cukup tinggi dan dinding selnya keras. Untuk itu maka lebih tepat
apabila aplikasinya sebagai sumber protein bagi makanan ternak . Protein sel tunggal
ini memiliki kelemahan, yaitu defisiensi asam amino bersulfur (metionin dan sistein)
tetapi keunggulannya tinggi pada kandungan lisin (Sutanto, 2012)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1
8/23
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Haluoleo. Waktu praktikum ini
dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 30 April 2012 lalu difermentasi selama 7 hari
dan penelitian dilanjutkan pada hari rabu tanggal 7 Mei 2012.
B. Alat dan Bahan
1.Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah alat destilasi, labu Kjehdal,
buret, statif, klem, erlenmeyer, corong, lampu spritus, autoclave, lemari asam,
timbangan analitik, spatula dan elektromantel.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kulit nenas, ragi roti, H 2SO4
pekat, kjedal, NaOH 45%, HCl 0,1 N, indikator fenolftalin, dan NaOH 0,1 N.
C. Prosedur Kerja
1. Fermentasi kulit nenas
Sampel kulit nenas yang telah
dirajang
7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1
9/23
7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1
10/23
- ditambahkan 20 mL H2SO4 pekat pada
masing-masing labu
- didekstruksi sampai cairan berwarna hijau
jernih
- dipindahkan setelah dingin ke labu
destilasi
-ditambahkan NaOH 45 %
- didestilasi sampai semua amonia
menguap
- Ditambahkan indikator fenolftalein
- dititrasi dengan larutan NaOH standar
- dihitung kadar protein
- Kadar protein kulit nenas sebelum Fermentasi:
13,12%
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1
11/23
No. Perlakuan Keterangan
1.
2.
Fermentasi kulit
nenas
Analisis
kandunganprote in
Proses
dekstruksi
Prosesdestilasi
Proses titrasi
Perhitungan
Fermentasi dilakukan secara anaerob selama 7 hari
dengan menggunakan ragi roti sebagai sumbermikroba
mL NaOH blanko : 12 mL (b)
mL NaOH sampel sebelum fermentasi : 9 mL (a)
mL NaOH Sampel fermentasi : 7,5 mL
Berat sampel : 2 g = 200 mg
M NaOH : 0,1 M
Kadar Protein (%)sebelum fermentasi:
100%xw
6,25x14NaOHMxmLa)-b(
= 100%xmg200
6,25x14xM0,1xmL9)-12(
Kadar protein = 13,12 %
elektromantel
BlankoSampel sebelum
fermentasiSampel
fermentasi
elektromantel
Labu alas
bulat/Wadah sampel
Adaptor
Statif]
f
klem
kondensor
l
Erlenmeyer/wadah
destilat
Konektor
7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1
12/23
B. Pembahasan
Kekurangan protein merupakan masalah yang belum terpecahkan bagi
sebagian besar negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu cara yang
dianggap mempunyai potensi besar adalah memanfaatkan mikroorganisme sebagai
sumber protein, yang lazim disebut protein sel tunggal (Single Cell Protein).
Istilah PST digunakan untuk menunjukkan Protein Sel Tunggal yaitu
biomassa mikroba yang digunakan sebagai makanan dan tambahan makanan. Baik
yang diisolasi dari sel protein maupun dari material sel total, keduanya disebut
protein sel tunggal. Ada beberapa keuntungan memproduksi PST, di antaranya adalah
Mikroorganisme memiliki waktu generasi yang singkat, dan hal tersebut memberikan
suatu peningkatan jumlah massa sel, Mikroorganisme dapat dengan mudah
dimodifikasi secara genetik untuk menghasilkan sel yang memberikan hasil sesuai
dengan keinginan, Kandungan proteinnya sangat tinggi, Produksi PST dapat
didasarkan pada material mentah yang sesuai pada jumlah yang banyak
Pada percobaan ini dilakukan produksi PST dengan memanfaatkan limbah pertanian
seperti nenas, Tumbuhan Nanas termasuk family Bromeliaceae, spesies Annas
Comosus, tanaman nanas berbentuk semak dan hidupnya bersifat tahunan. Tumbuhan
7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1
13/23
buah nanas terdiri dari bagian utama meliputi : akar, batang, daun, bunga, buah, dan
tunas-tunas. Buah nanas mengandung gizi yang cukup tinggi seperti terlihat pada
table 1 berikut :
Dari Tabel 1 diatas , buah nanas yang dapat dimakan hanya 53 % sehingga
ada 47 % yang dibuang sebagai limbah, limbah nanas banyak mengandung sukrosa ,
glukosa dan nutrisi-nutrisi lainnya sehingga limbah nanas tersebut sangat potensial
dimanfaatkan sebagai substrat (sumber karbon) untuk produksi Protein Sel Tunggal.
Secara umum proses produksi PST meliputi penyediaan bahan dasar (starter),
fermentasi, pemanenan hasil, dan pengeringan.
7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1
14/23
Setiap mikroorganisme yang mampu tumbuh menggunakan selulosa sebagai
sumber karbon, dapat digunakan untuk membuat Protein Sel Tunggal. Bahan lain
yang dapat digunakan adalah bahan yang mengandung gula, dan mikroorganisme
yang digunakan adalah yeast.. Pemilihan yeast yang dapat digunakan untuk
pembuatan Protein Sel Tunggal dilakukan berdasarkan laju pertumbuhan, kemudahan
pemeliharaan kultur, kesederhanaan medis, dan kandungan protein serta kualitas
gizinya, hal ini dimaksudkan karena Protein Sel Tunggal digunakan sebagai sumber
protein disamping berperan sebagai sumber vitamin B dan mineral.
Pada penelitian ini digunakan yeast Saccharomyces cereviceae, keuntungan
yeast ini adalah toleran terhadap lingkungan yang lebih asam dengan pH antara 3,5
sampai 5,5 mempunyai suhu pertumbuhan 25oC 30 oC. Keuntungan lain yeast
mempunyai diameter sel sekitar 0,0005 cm, dengan diameter sebesar ini yeast mudah
dipisahkan dengan cara sentrifugal, tanpa memerlukan tahap penggumpalan.(Jean L.
Mark, 1991). Saccharomyces cereviceae dapat hidup pada lingkungan yang lebih
asam dan mempunyai kondisi untuk pertumbuhan pada suhu kamar yaitu 25 30 oC.
Substrat disiapkan dengan pencucian kulit nenas dan perajangannya,
kemudian dilakukan sterilisasi 50 g yang telah disimpan dalam Erlenmeyer,sterilisasi
substrat ini dengan menggunakan autoklaf. Selanjutnya proses fermentasi dilakukan
dengan menggunakan khamir dari ragi roti yang diinokulasikan pada substrat steril.
Proses fermentasi dilakukan secara anaerob selama 7 hari, yaitu tanpa menggunakan
oksigen. Fermentasi merupakan proses pemecahan senyawa organik menjadi senyawa
sederhana yang melibatkan mikroorganisme, menghasilkan alkohol atau asam
7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1
15/23
organik, misalnya terjadi pada bahan yang mengandung karbohidrat yaitu pada
percobaan ini digunakan substrat kulit nenas.
Pada percobaan ini juga dilakukan analisis kuantitatif kandungan protein
pada substrat kulit ubi kayu sebelum dan sesudah fermentasi dengan menggunakan
metode Kjehdahl yaitu dengan menghitung kadar nitrogen total dalam bahan. Secara
umum, proses penentuan kadar protein dengan metode Kjehdahl meliputi 3 tahap
yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi.
Setelah proses fermentasi selama 7 hari, Selanjutnya dilakukan pengujian
kadar protein sel tunggal yang dihasilkan. Metode yang digunakan adalah metode
Kjehdal. Pada metode ini, atom gugus NH 3 yang terdapat pada asam amino dalam
protein diubah menjadi NH4 dengan penambahan asam sulfat pekat dan kjehdal. Pada
tahap destruksi, sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi
penguraian sampel menjadi unsur-unsurnya yaitu unsur-unsur C, H, O, N, S, dan P.
Unsur N dalam protein ini dipakai untuk menentukan kandungan protein dalam suatu
bahan. Katalisator berfungsi untuk mempercepat proses destruksi dengan menaikkan
titik didih asam sulfat saat dilakukan penambahan H2SO4 pekat serta mempercepat
kenaikan suhu asam sulfat, sehingga destruksi berjalan lebih cepat. Katalisator N
yaitu kjehdal dengan perbandingan 1:1. Karena titik didih tinggi maka asam sulfat
akan membutuhkan waktu yang lama untuk menguap. Karena hal ini kontak asam
sulfat dengan sampel akan lebih lama sehingga proses destruksi akan berjalan lebih
efektif.
Persamaan reaksinya adalah :
7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1
16/23
Norganik + H2SO4 (NH4)2SO4
Setelah proses destruksi selesai yang ditandai dengan perubahan warna
cairan menjadi hijau. Larutan yang berwarna hijau menunjukkan bahwa semua
partikel padat bahan telah terdestruksi menjadi bentuk partikel yang larut tanpa ada
partikel padat yang tersisa. Larutan yang telah mengandung senyawa (NH4)2SO4 ini
kemudian didinginkan supaya suhu sampel sama dengan suhu luar sehingga
penambahan perlakuan lain pada proses berikutnya dapat memperoleh hasil yang
diinginkan karena reaksi yang sebelumnya sudah selesai.
Setelah itu dilakukan tahap destilasi dengan penambahan larutan NaOH
45%. Pada dasarnya tujuan destilasi adalah memisahkan zat yang diinginkan, yaitu
dengan memecah amonium sulfat menjadi amonia (NH3) dengan menambah larutan
NaOH kemudian dipanaskan dengan tujuan agar ammonia menguap. Prinsip destilasi
adalah memisahkan cairan atau larutan berdasarkan perbedaan titik didih. Fungsi
penambahan NaOH adalah untuk memberikan suasana basa karena reaksi tidak dapat
berlangsung dalam keadaan asam. Ammonia yang dibebaskan selanjutnya akan
ditangkap oleh larutan asam standar. Asam standar yang dipakai dalam percobaan ini
adalah asam klorida dalam jumlah yang berlebihan serta ditambahkan beberapa tetes
indikator fenolftalin.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
(NH4)2SO 4 + NaOH Na2SO4 + 2 NH4OH
2NH4OH 2NH3 + 2H 2O
NH 3 + HCl NH 4Cl
7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1
17/23
Tahap terakhir yaitu titrasi menggunakan titran NaOH. Titrasi dilakukan
triplo untuk masing-masing sampel yaitu sampel sebelum fermentasi, sesudah
fermentasi, dan blanko. Larutan NaOH yang digunakan akan menetralkan kelebihan
asam yaitu HCl yang ditambahkan pada tahap destilasi. Titik akhir titrasi ditunjukkan
dengan perubahan warna larutan menjadi merah muda. Reaksi yang terjadi pada
tahap ini yaitu:
NaOH + HCl NaCl + H2O
Untuk mengetahui kandungan protein dalam sampel, ditentukan dengan
menghitung persentase nitrogennya dan dikalikan dengan faktor koreksi. Berdasarkan
hasil perhitungan, diperoleh kadar protein sebelum fermentasi 13,12% sedangkan
sesudah fermentasi diperoleh 19,68%.
BAB V
KESIMPULAN
7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1
18/23
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa proses
fermentasi protein sel tunggal dari kulit nenas dapat dilakukan dengan metode
Kjehdahl. Banyaknya biomassa protein sel tunggal yang dihasilkan dari proses
fermentasi sel khamir selama 7 hari adalah kadar protein sebelum fermentasi 13,12%
dan kadar protein setelah fermentasi adalah sebesar 19,68%.
7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1
19/23
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Zaenal. 2009, Peningkatan Kadar Protein Ampas Tapioka Dengan TeknikFermentasi Media Padat, Seminar Nasional Tehnik Kimia.
Banati Fathia Shafa, Enny Zulaika, Tutik Nurhidayati, 2012, Pengaruh PenambahanEnzim -Amilase Pada Fermentasi Karbohidrat EkstrakUlva Fasciata Dari
Balekambang, Malang Menggunakan Ragi Roti Fermipan, Program Studi
Biologi FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Basaran, E., 2000. Production of Single cell Protein from Ram horn Hydrosilate.
Turk J Biol. Vol. 25:371-377.
Muhiddin Nurhayani, H., Nuryati Julidan I Nyoman P. Aryantha, 2001, PeningkatanKandungan Protein Kulit Umbi Ubi Kayu Melalui Proses Fermentasi,
Departemen Biologi Fak. MIPA Institut Teknologi Bandung, Bandung, JMSVol. 6 No. 1, hal. 1 12.
Najih Lugman, Wikanastri, Didik Sumanto, 2010, Pengaruh Lama Simpan Pada SuhuRuang Terhadap Kadar Protein Dodol Tape Kulit Umbi Ubi Kayu, Jurnal
Pangan dan Gizi, Vol 1 (1).
Pawingnya Harsa, 2011, Pembuatan Protein Sel Tunggal dari Limbah Nanas denganProses Fermentasi, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia, ISSN 1693 4393.
Sutanto Saiman, P Natsir La Teng, 2012, Pemanfaatan Ampas Sagu Sebagai Bahan
Baku Produksi Protein Sel Tunggal (PST), Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Universitas 45, Jl. Urip Sumoharjo Makassar 90231.
LAPORAN SEMENTARA
7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1
20/23
KELOMPOK 1
Judul : Protein Sel Tunggal dari Kulit nenas
Hari/Tanggal : senin, 30 April 2012 dan dilanjutkan 7- 8 mei
DATA PENGAMATAN
a) mL NaOH blanko : 12 mL (b)
b) mL NaOH sampel sebelum fermentasi : 9 mL (a)
c) mL NaOH Sampel fermentasi : 7,5 mL (c)
Berat sampel : 2 g = 200 mgM NaOH : 0,1 M
Kadar Protein (%)sebelum fermentasi:
100%xw
6,25x14NaOHMxmLa)-b(
= 100%xmg200
6,25x14xM0,1xmL9)-12(
Kadar protein = 13,12%
Kadar Protein sampel fermentasi:
100%xw
6,25x14NaOHMxmLc)-b(
= 100%xmg200
6,25x14xM0,1xmL7,5)-12(
Kadar protein = 19,68%
NAMA KELOMPOK 1 KENDARI 10 APRIL 2012-05-10
1. DEIS ROSTIYANTI ASISTEN PEMBIMBING
2. SUSANTI
3. RISKA NUR
4. MAYA SUSANTI5. HANAS
GAYUH AGASTIA S.Si
DOKOMENTASI KERJA
7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1
21/23
PROSES DESTRUKSI
PROSES DESTILASI
Proses destruksi Hasil destruksi
Proses destilasi blanko
Hasil fermentasi Tidak fermentasi
7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1
22/23
PROSES TITRASI
Psoses pembuatanlaruatn HCL dan NaOH
Ran kaian titrasi
Proses titrasi
Penambahan reagen Sebelum titrasi
7/22/2019 Laporan Projek (PST) KLMPK 1
23/23
Hasil titrasi Hasil titrasi setelah
Hasil titrasi tidak Hasil titrasi
Top Related