ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. R DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL MENARIK DIRI DI RUANG P. 11 RSJP PROF. Dr.
SOEROYO MAGELANG
Di susun oleh:
Hadi purnomo
Hasan adi muyasa
Lhena nurjanah
M. tri subekti
Nurul wulani
Siska trioktaviani
2A
AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH CIREBON
2011
1.1. Pengkajian Ruang rawat : P. 11Tanggal masuk : 28 maret 2011
I. Identitas klien :Nama : Tn. R Umur : 28 tahunInforman :Tanggal pengkajian : 01 april 2011 No. RM : 67.95
II. Penanggung jawab :Nama : Tn. GAlamat : Ds. Pangwangunan, no. 234 cirebonPekerjaan : buruhHubungan dengan klien : ayah
III. Faktor predisposisia. Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya sejak 1 tahun yang lalu dan
di rawat di RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang yang pertama pada tanggal 12 juni 2009 dikarenakan klien apatis, diam di kamar (mengurung diri), menolak berhubungan dengan orang lain.
b. Klien tidak minum obat secara teratur sehingga pengobatan kurang berhasilc. Klien tidak pernah mengalami penganiayaan fisik, seksual dan tindakan kriminal
dan klien tidak pernah melakukan penganiayaan.d. Keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa seperti yang dialami
oleh klien.e. Klien mengatakan punya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan.
Klien mengatakan saya dulu pernah dikucilkan oleh teman- teman saya waktu SMA.
f. Klien mengatakan malu karena sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan.
IV. Pemeriksaan fisika. Tanda- tanda vital
TD : 120/ 80 mmHgN : 86 X/ mntS : 37,4° CP : 20 X/ mnt
b. UkurTB : 160 cmBB : 50 kg
c. Keluhan fisikDari hasil pengkajian didapatkan klien tidak mengeluh terhadap keadaan fisiknya dan pada tubuh klien tidak menunjukkan adanya kelainan ataupun gangguan fisik lainnya
V. Psikososial
a. Genogram
Ket:
: yang meninggal
: laki- laki
: perempuan
: klien
Klien belum menikah dan klien tinggal bersama ayah, ibu dan kedua adiknya,serta kakaknya. pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah, yang dipimpin oleh ayahnya. Pola asuh klien diperlakukan lembut penuh kasih sayang, klien tidak pernah mengalami kekerasan dari lingkungannya.
b. Konsep diri Citra tubuh
Klien mengatakan: menyukai seluruh bagian tubuhnya.Tidak ada kecacatan anggota tubuh dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Identitas diriKlien berjenis kelamin laki- laki, berusia 28 tahun, belum menikah, klien anak ke 2 dari 4 bersaudara. Di rumah klien berperan sebagai seorang anak dan seorang kakak, klien belum memiliki pekerjaan. Jenjang pendidikan terakhir klien adalah SMP.
PeranKlien berperan sebagai anak dan kakak, yang harus berbakti dan menuntun adik- adik. Klien belum mendapatkan pekerjaan.
Ideal diri Klien mengatakan: ingin segera bekerja untuk membantu kedua orang tuanya, dan ingin membina rumah tangga, serta ingin cepat sembuh dari penyakitnya.
Harga diriKlien mengatakan: malu apabila bergaul dengan teman dan orang- orang sekitar, karena belum bekerja.
c. Hubungan sosial Orang terdekat
Klien mengatakan: tidak memiliki orang yang berarti dalam hidup, bila punya masalah,hanya memendam masalah sendiri.
Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakatKlien mengatakan:belum pernah mengikuti kegiatan apapun di masyarakat, selama di RSJ lebih banyak menyendiri, tiduran dan jarang mengikuti kegiatan kelompok.”
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lainKlien mengatakan: di rumah klien termasuk orang yang pendiam.Klien mengatakan: malas bicara dengan orang lain, tidak ada teman dekat dengan klien dan klien tidak nyaman di lingkungan banyak orang dan ramai.
d. Spiritual Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam dan yakin adanya ALLAH, klien pasrah dengan keadaannya mungkin sudah ditakdirkan ole allah.
Kegiatan ibadahKlien mengatakan: selama berada di RSJ tidak pernah menjalankan ibadah shalat 5 waktu, klien hanya berdoa dan yakin akan kesembuhan.
VI. Status mental1. Penampilan
Klien tampak tidak rapi,baju tidak rapi, kuku klien tampak panjang, rambut acak- acakan.
2. PembicaraanKontak mata kurang selama komunikasi, berbicara seperlunya, klien tampak tidak mampu memulai pembicaraan,cenderung menolak untuk diajak berkomunikasi.
3. Aktivitas motorikKlien terlihat lesu, lebih banyak duduk menyendiri dan tiduran daripada beraktivitas, klien mau beraktivitas apabila dimotivasi.
4. Alam perasaanKlien tampak sedih.
5. Afektidak ada perubahan roman muka pada saat diceritakan cerita lucu yang membuat tertawa,klien tampak biasa saja.hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat (afek tumpul).
6. Interaksi selama wawancaraKlien lebih banyak diem, kontak mata pada saat wawancara kurang, klien lebih sering menunduk.
7. Persepsi halusinasiKlien mengatakan:klien suka mendengar bisikan seperti suara teman nya menyuruh pergi, biasanya bisikan itu datang pada saat klien melamun.
8. Proses pikirPembicaraan klien secukupnya,bahkan sampai memutuskan pembicaraan atau pergi saat diajak bercakap- cakap.
9. Isi pikirSelama wawancara, klien mengalami depersonalisasi (perasaan klien yang asing terhadp diri- sendiri, orang atau lingkungan), Sehingga klien menolak untuk berhubungan dengan orang lain dan tampak memisahkan diri dari orang lain.
10. Tingkat kesadaranKlien sadar sepenuhnya ditandai klien tidak tampak bingung klien bisa menyebutkan namanya dengan benar, juga bisa membedakan waktu pagi, siang dan malam serta dapat menyebutkan tempat di mana klien berada
11. MemoriKlien mampu mengingat dengan baik kejadian jangka panjang, dan jangka pendek dan kejadian saat ini.a. Jangka panjang
Klien mampu mengingat tanggal masuk ke RSJP magelang dan kegiatan yang suka dilakukan di rumah
b. Jangka pendekKlien mampu mengingat apa yang terjadi pada minggu ini.
c. Memori saat iniklien dapat mengingat apa yang dilakukan tadi sebelum melakukan interaksi.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitungKlien mampu berhitung sederhana, klien mampu menyebutkan angka, klien juga mampu menjawab 3 dikurangi 1, klien menjawab 2
13. Kemampuan penilaianKlien mampu mengambil keputusan yang ringan misalnya klien memilih mandi dulu sebelum makan
14. Daya tilik diriKlien menyadari bahwa dirinya berada di RSJ dan menyadari dirinya sakit
VII. Kebutuhan persiapan pulanga. Makan
Klien makan 3X sehari, mampu menghabiskan 1 porsi makan dengan menu seimbang yang sudah disiapkan dari instalasi gizi (nasi, lauk, sayur, buah- buahan), klien makan pagi pukul 07.00 WIB, makan siang pukul 12.00 WIB, makan malam jam pukul 19.00 WIB, setelah makan klien merapikannya sendiri
b. BAB/ BAK
Bila klien ingin BAB/ BAK pergi ke WC tanpa bantuan orang lain, BAK ± 3X sehari dan BAB ± 1X sehari.
c. MandiKlien mandi di kamar mandi 2X sehari tanpa bantuan orang lain dan tidak lupa menggosok gigi, mencuci rambut 1 minggu sekali
d. Berpakaian/ berhiasKlien mengganti pakaian 1X sehari dilakukan sendiri walaupaun kurang rapi
e. Istirahat dan tidurKlien tidur siang pukul 11.00- 12.00 WIB dan tidur malam pukul 20.00- 05.00 WIB, aktivitas sebelum tidur klien adalah melamun dan diam , tapi tidak lupa untuk membaca doa sebelum tidur. Setelah bangun klien langsung cuci muka dan mandi.
f. Penggunaan obatKlien mengatakan: minum obat 2X sehari dengan bantuan dari perawat, setelah minum obat merasa ngantuk dan lemas
g. Pemeliharaan kesehatanKlien masih perlu perawatan karena klien masih suka menyendiri. Adapun sistem pendukung yang dimiliki klien adalah keluarga.
h. Aktivitas di dalam rumahKlien mengatakan: ketika di rumah klien tidak suka melakukan kegiatan apapun,seperti kegiatan rumah tangga sehari- hari.Klien tidak ikut dalam mengatur keuangan untuk kebutuhan seharinya.
i. Aktivitas di luar rumahKlien mengatakan:jarang keluar rumah, tidak suka berbelanja atau melakukan perjalanan.”
VIII. Mekanisme kopinga. Mal adaptif: klien mengatakan jika ia mempunyai masalah, klien senang
memendamnya dan tidak mau menceritakannya kepada orang lain
IX. Masalah psikososial dan lingkunganKlien mengatakan: tidak mengenal semua teman dan jarang berinteraksi dengan lingkungan.”
X. Pengetahuan Keluarga klien mengerti bahwa klien mengalami gangguan jiwa, oleh sebab itu beliau membawanya ke RSJ.
XI. Aspek medikTerapi medis:a). clarpramazine(cpz)
-warna obat orange-dosis yg diberikan 10 mg/hari-indikasi:
Untuk penanganan psikotik seperti skizopenia bisa menimbulkan efek seperti:ansietas dan agitasi,cegukkan yang sulit diatasi .anak hiperaktif yang menunjukkan aktifitas motorik yang berlebihan,masalah perilaku berat pada anak yang dikaitkan dengan perilaku hiperaktif lagi atau menyerang mual dan muntah berat.-mekanisme kerja:
Mekanisme kerja antipsikatik yang tepat belum dipahami sebelumnya namun mungkin berhubungan dengan antiodapaminergik.antipsikotik dapat menyeliat reseptor domain post maps pada ganglia basal,hipotalamus,sistem umbila batang ptak dan medula.-efek samping
Seperti sedasi,sakit kepala, kejang, insomnia, pusing, keletihan, penglihatan kabur, kegelisahan, ansietas dan depresi-kontra indikasi
Penyakit hati,penyakit ginjal,kelainan jantung,ketergantungan obat,penyakit ssp,gangguan kesadaran disebabkan oleh depresi ssp-manfaat
Memberikan pikiran tenang,perilaku jadi lebih adaktif.
b). Haloperidol (HPD)- warna obat pink- dosis yang diberikan 3- 5 mg/ hari- indikasi:
Penatalaksanaan psikopsus kronik dan akut, pengendalian TIK dan pengucapan vokal pada gangguan jiwa . penanggulangan dimensia pada lansia, pengendalian hiperaktivitas dan masalah perilaku berat pada anak- anak
- Kontra indikasi:Penyakit hati, penyakit darah tinggi, epilepsi, kelainan jantung,
ketergantungan obat, gangguan kesadaran, penyakit sindrom saraf pusat
- Efek samping:Mengantuk, penglihatan kabur, mulut kering, kelemahan otot,
konstipasi- Manfaat:
Memberikan pikiran tenang, perilaku menjadi lebih adaftif.
c). Trihexypenidil (THP)- warna obatnya putih- dosis yang diberikan 2 mg/ hari- indikasi:
Segala jenis penyakit parkinson, gejala ekstra piramida, berkaitan dengan obat- obat psikotik
- Kontra indikasi:Hipersensitivitas terhadap obat ini atau pada anti polinergik lain
glaukoma sudut tertutup- Efek samping:
Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, bingung, agitasi, konstipasi, dilatasi ginjal, retensi urin
- Manfaat:Anti depresi, menetralkan dan menghilangkan efek samping
dari anti spikasi seperti mual.
1.2. Pohon masalah
Perubahan sensori persepsi:halusinasi
Isolasi sosial:menarik diri
Ganguan konsep diri: HDR
Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas:1. Isolasi sosial:menarik diri2. Gangguan konsep diri:HDR
3. Gangguan sensori persepsi: halusinasi
1.3. Analisa data
No Data Masalah1
2.
3.
Ds:-klien mengatakan malas-klien merasa orang lain tidak selevel-klien merasa tidak berguna
Do:-klien merasa terlihat menyendiri-klien malas bercakap cakap dengan orang lain
Ds:-klien mengatakan tidak bisa apa apa-klien merasa dirinya tidak berguna-klien mengatakan hidupnya tidak berguna
Do:-kontak mata kurang-tampak malas malaasan -tampak mudah tersinggung
Ds:klien mengatakan mendengar suara bisikan-klien mengatakan melihat bayangan bayangan
Do:-bicara sendiri-tertawa sendiri-tidak bisa berkonsentrasi saat diajak bicara
Isolasi sosial: menarik diri
Gangguan konsep diri: HDR
Gangguan sensori persepsi: halusinasi
1.4. Rencana asuhan keperawatan
tgl No.
Dx
Dx. Keperawatan
PerencanaanTujuan Kriteria evaluasi Intervensi
Isolasi sosial( menarik diri)
TUM : klien dapat berinteraksi dengan orang lain TUK :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
1. Klien menunjukkan tanda- tanda percaya kepada/
1.1. Bina hubungan saling percaya dengan:
- Beri salam setiap
terhadap perawat:
- Wajah cerah, tersenyum
- Mau berkenalan
- Ada kontak mata
- Bersedia menceritakan perasaan
- Bersedia mengungkapkan masalahn ya
interaksi- Perkenalkan
nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan
- Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
- Tunjukkan sikap jujur dan memenepati janji setiap kali berinteraksi
- Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
- Buat kontrak interaksi yang jelas
- Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien
2. Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
2. Klien dapat menyebutkan minimal 1 penhyebab menarik diri dari :
- diri- sendiri- Orang lain- Lingkungan
2.1. Tanyakan pada klien tentang:
- Orang yang tinggal serumah/ tema sekamar klien
- Orang yang paling dekat dengan klien di rumah/ di ruang perawatan
- sApa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut
- Orang yang tidak dekat dengan klien di rumah/ di ruang perawatan
- Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut
- Upaya yang sudah
dilakukan agar dekat dengan orang lain
2.2. Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak
2.3. Beri pujian terhadaf kemampuan klien mengungkapkan perasaanya
3. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan sosial, misalnya:
- Banyak teman- Tidak kesepian- Bisa diskusi- Saling
menolong Dan kerugian
menarik diri, misalnya:- Sendiri- Kesepian- Tidak bisa
diskusi
3.1. Tanyakan kepada klien tentang:
- Manfaat hubungan sosial
- Kerugian menarik diri
3.2. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan sosial dan kerugian menarik diri
3.3. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaanya
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan:
- Perawat- Perawat lain- Klien lain- Kelompok
4.1. observasi perilaku klien saat berhubungan sosial
4.2. beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan / berkomunikasi dengan:
- Perawat lain- Klien lain- kelompok4.3. libatkan klien
dalam Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
4.4. diskusikan jadwal harian
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan klien bersosialisasi
4.5. beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat
4.6. beri pujian terhadap kemampuan klien memperluas pergaulannya melalui aktivitas yang dilaksanakan
5. klien mampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial
5. Klien dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial dengan:
- orang lain- kelompok
1.1 Diskusikan dengan kluen tentang perasaannya setelah berhubungan sosial dengan:- orang lain- kelompok
5.2. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan sosial
6. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubunga sosial
6. Keluarga dapat menjelaskan tentang:
- Pengertian menarik diri
- Tanda/ gejala menarik diri
- Penyebab dan akibat menarik diri
- Cara merawat klien menarik diri
6.2. Keluarga dapat mempraktekkan cara merawat klien menarik diri
6.1. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi perilaku menarik diri
6.2 Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku menarik diri
6.3 Jelaskan pada keluarga tentang:
- Pengertian menarik diri
- Tanda/ gejala menarik diri
- Penyebab dan akibat menarik diri
- Cara merawat
klien menarik diri
6.4 Latih keluarga cara merawat klien menarik diri
6.5 Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan
6.6 Beri motivasi keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasi
6.7 Beri pujian kepada keluarga atas keterlibatannya merawat klien di rumah sakit
7. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
7.1. Klien dapat menyebutkan:
- Manfaat munum obat
- Kerugian tidak minum obat
- Nama, warna, dosis, efek terapi dan efek samping obat
7.2. Klien mendemonstrasikan penggunaan obat yang benar
7.3. Klien menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter
7.1 Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis,cara , efek terapi dan efek samping penggunaan obat
7.2 Pantau klien saat penggunaan obat
7.3 Beri pujian jika klien menggunakan obat yang benar
7.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter
7.5 Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/ perawat jika terjadi hal- hal yang tidak diinginkan
Dx keperawatan
PerencanaanTujuan Kriteria evaluasi Intervensi
Gangguan konsep diri: harga diri rendah
TUM: klien memiliki konsep diri yang positif
TUK: 1. Klien dapat
membina hubungan saling
1. Setelah 3X interaksi, klien menunjukkan ekspresi wajah bersahabat, rasa senang, ada kontak mata, mau
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik:
- Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
percaya dengan perawat
berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat dan mau mengutarakan masalah yang dihadapi.
- Perkenalkan diri dengan sopan
- Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien
- Jelaskan tujuan pertemuan
- Jujur dan menepati janji- Tunjukkan sikap empati
dan menerima klien apa adanya
- Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki
2. Klien menyebutkan :- Aspek positif
dan kemampuan yang dimiliki klien
- Aspek positif keluarga
- Aspek positif lingkungan klien
2.1. Diskusikan dengan klien tentang:- Aspek positif yang
dimiliki klien, keluarga, lingkungan
- Kemampuan yang dimiliki klien
2.2. Bersama klien buat daftar tentang:- Aspek positif klien,
keluarga, lingkungan- Kemampuan yang
dimiliki klien2.3. Beri pujian yang
realistis, hindarkan memberi penilaian negatif
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
3. Klien mampu menyebutkan kemampuan yang dapat dilaksanakan
3.1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan
3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya
4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
4. Klien dapat membuat kegiatan harian
4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan sesuai kemampuan klien :a. Kegiatan mandirib. Kegiatan dengan bantuan
4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan kondisi klien
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan
5. Klien dapat melakukan
5. Klien dapat melakukan
5.1. Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang
kegiatan sesuai rencana yang dibuat
kegiatan sesuai jadwal yang dibuat
telah direncanakan5.2. Pantau kegiatan yang
dilaksanakan klien5.3. Beri pujian atas usaha
yang dilakukan klien5.4. Diskusikan
kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
6. Klien mampu memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga
6.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah
6.2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien di rawat
6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
Dx keperawata
n
PerencanaanTujuan Kriteria evaluasi Intervensi
Gangguan sensori persepsi: halusinasi
TUM: klien dapat mengontrol halusinas yang dialaminyaTUK 1: Klien dapat membina hubunga saling percaya
1. Klien menunjukkan tanda- tanda percaya kepada perawat:- Ekspresi wajah
bersahabat- Menunjukkan rasa
senang- Ada kontak mata- Mau berjabat
tangan- Mau menyebutkan
nama- Mau menjawab
salam- Mau duduk
berdampingan dengan perawat
- Bersedia mengungkapkan masalah yang dihadapi
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik:- Sapa klien dengan ramah baik
verbal maupun non verbal- Perkenalkan nama, nama
panggilan dan tujuan perawat berkenalan
- Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien
- Buat kontrak yang jelas- Tunjukkan sikap jujur dan
menepati janji setiap kali interaksi
- Tunjukkan sikap empati dan menerima apa adanya
- Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
- Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
- Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien
2. Klien dapat 2.1. Klien mampu 2.1. Adakan kontak sering dan singkat
mengenai halusinasinya
menyebutkan :- Isi- Waktu- Frekuensi- Situasi dan
kondisi yang menimbulkan halusinasi
2.2. Klien mampu menyatakan perasaan dan responnya saat mengalami halusinasi:- Marah- Takut- Sedih- Senang- Cemas- Jengkel
secara bertahap2.2 Observasi tingkah laku klien terkait
dengan halusinasinya, jika menemukan klien yang sedang halusinasi:
- Tanyakan apakah klien mengetahui sesuatu
- Jika klien menjawab ya, tanyakan aaaaapa yang sedang dialaminya
- Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut, namun perawat sendiri tidak mengalaminya (dengan nada bersahabat tanpa menuduh atau mrnghakimi)
- Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang sama
- Katakan bahwa perawat akan membantu klien
Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya pengalama halusinasi, diskusikan dengan klien:
- Isi, waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore, malam atau sering dan kadang- kadang)
- Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi
2.3. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
2.4. Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaan tersebut
2.5. Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya apabila klien menikmati halusinasinya
3. Klien dapat mengontrol halusinasinya
3.1. Klien mampu menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya
3.2. Klien mampu menyebutkan cara baru mengontrol halusinasi
3.3. Klien mampu
3.1. Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri, dll)
3.2. Diskusikan cara yang digunakan klien:
- Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian
- Jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan kerugian
dapat memilih dan memperagakan cara mengatasi halusinasi
3.4. Klien mampu melaksanakan cara yang telahdipilih untuk mengendalikan halusinasinya
3.5. Klien mampu mengikuti terapi aktivitas kelompok
cara tersebut3.3. Diskusikan cara baru untuk
memutus/ mengontrol timbulnya halusinasi:
- Katakan pada diri- sendiri bahwa ini tidak nyata (“saya tidak mau lihat pada saat halusinasi itu terjadi)
- Menemui orang lain ( perawat/ teman/ anggota keluarga) untuk menceritakan tentang halusinasinya
- Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari- hari yang telah di susun
- Memninta keluarga/ teman/ perawat menyapa jika sedang berhalusinasi
3.4. Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanhya
3.5. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih
3.6. Pantau pelaksanaan yang telah dipilih atau dilatih, jika berhasil beri pujian
3.7. Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi
4. Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
4.1. Keluarga menyatakan setuju untuk mengikuti pertemuan dengan perawat
4.2. Keluarga mampu menyebutkan pengertian, gejala, proses terjadinya halusinasi dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi
4.1 buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan (waktu, tempat dan topik)
4.2 diskusikan dengan keluarga (pada saat pertemuan keluarga/ kunjungan rumah)
- pengertian halusinasi- tanda dan gejala halusinasi- proses terjadinya halusinasi- cara yang dapat dilakukan klien
dan keluarga untuk memutus halusinasi
- obat- obatan halusinasi- cara merawat anggota keluarga
yang halusinasi di rumah (bderi kegiatan, jangan biarka sendiri, makan bersama, bepergian bersama, memantau obat- obatan dan cara pemberiannya untuk mengatasi halusinasi)
- beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan bagaimana cara
mencari bantuan jika halusinasi tidak dapat diatasi di rumah
5 klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
5.1 Klien mampu menyebutkan:
- Manfaat minum obat
- Kerugian tidak minum obat
- Nama, warna, dosis, efek terapi dan efek samping obat
5.2 Klien mampu mendemonstrasikan penggunaan obat yang benar
5.3 Klien mampu menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter
5.1. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat
5.2. Pantau klien saat penggunaan obat
5.3. Beri pujian jika klien menggunakan obat tanpa konsultasi dengan dokter
5.4. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/ perawat jika terjadi hal- hal yang tidak diinginkan
SP
Isolasi sosial Pasien
SP I p1.Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
2. Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain
3. Mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4. Melatih pasien berkenalan dengan 1 orang
5. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP II p1. Memvalidasi masalah dan
latihan sebelumnya
Keluarga
SP I k1. Mendiskusikan masalah
yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda/ gejala isolasi sosial yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara- cara merawat pasien isolasi sosial
SP II k1. Melatih keluarga
mempraktekkan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
2. Melatih keluarga melakukan
2. Melatih pasien berkenalan dengan 2 orang atau lebih
3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP III p1. Memvalidasi masalah dan
latihan sebelumnya2. Melatih pasien berinteraksi
dalam kelompok3. Membimbing pasien
memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
cara merawat langsung kepada pasien isolasi sosial
SP III k1. Membantu keluarga
membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge planning)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
1.5. Implementasi dan evaluasi
Waktu
Dx keperawatan
Implementasi Evaluasi
1 SP I:1. Mengidentifikasi penyebab
isolasi sosial pasien2. Mengidentifikasi keuntungan
berinteraksi dengan orang lain3. Mengidentifikasi kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain4. Melatih pasien berkenalan
dengan 1 orang5. Membimbing pasien
memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
S:- mengucapkan selamat pagi- Klien mengatakan namanya
bapak “R”- Klien mengatakan malu
berhubungan dengan orang lain- Klien mengatakan saya dulu
pernah dikucilkan oleh teman- teman saya waktu SMA
O:- Klien dapat menyebutkan
penyebab menarik diri- Klien mampu menjawab
pertanyan dengan singkat- Klien mengulurkan tangan
sambil menyebutkan namanya- Klien masih terlihat penolakan
saat berinteraksi dengan perawat
- Kontak mata kurangA: SP I belum tercapai
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Klien belum mampu menyebutkan keuntungan
berhubungan sosial dan kerugian menarik diri
- Klien belum mampu berinteraksi dengan orang lain
Pp:- Lanjutkan SP I
Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain
Mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
Melatih pasien berkenalan dengan 1 orang
Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Pk:- Menganjurkan klien untuk
berinteraksi dengan orang lain.
1 SP I1. Mengidentifikasi keuntungan
berinteraksi dengan orang lain2. Mengidentifikasi kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain3. Melatih pasien berkenalan
dengan 1 orang4. Membimbing pasien
memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
S:- Mengucapkan selamat siang- Klien mengatakan namanya
bapak “R”- Klien mengatakan malu
bertemu dengan orang lain
O:- Kontak mata masih kurang- Klien lebih banyak menunduk- Klien mampu menyebutkan
penyebab menarik diri- Klien mampu menyebutkan
keuntungan dan kerugian dalam berinteraksi dengan orang lain
A:- SP I tercapai sebagian- Klien belum dapat berkenalan
dengan 1 orangPp:
- Lanjutkan SP I Melatih pasien
berkenalan dengan 1 orang
- Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap waktunya jam 09.00
tempatnya di ruangan Pk:
- Menganjurkan klien untuk berhubungan sosial dengan orang lain (misalnya bercakap- cakap dengan orang lain
1 SP I1. Melatih pasien berkenalan
dengan 1 orang2. Membimbing pasien
memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
S:- Klien menjawab wa’alaikum
salam- Klien mengatakan tidak
mempunyai teman- Klien mengatakan senang bisa
berinteraksi dengan orang lain- klien mengatakan sudah
mempunyai teman yaitu mas”w”
O:- Klien terlihat menunduk- Klien mampu menyebutkan
penyebab menarik diri- Klien mampu menyebutkan
keuntungan dan kerugian dalam berinteraksi dengan orang lain
- Klien mampu berkenalan dengan 1 orang
- Kontak mata masih kurangA: SP I tercapai
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
- Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri
- Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
Pp: lanjutkan ke SP II
- Klien menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial waktunya jam 09.00, tempatnya di ruang kamarnya
Pk:- anjurkan klien untuk banyak
bersosialisasi dengan orang lain1 Sp II
1. Memvalidasi masalah dan S:
- Klien mampu menyebutkan
latihan sebelumnya2. Melatih pasien berkenalan
dengan 2 orang atau lebih3. Membimbing pasien
memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
penyebab isolasi sosial- Klien mampu menyebutkan
keuntungan dan kerugian berhubungan sosial dengan orang lain
- klien mengatakan sudah mempunyai teman yaitu mas”w”
- klien mengatakan senang setelah berhubungan dengan orang lain
- klien mengatakan sudah mempunyai teman lagi yang bernama mas “ g”
O: - klien mampu
mendemontrasikan berkenalan dengan lebih dari satu orang
- klien tampak berinteraksi dengan mas “g”
- klien tampak senang berinteraksi dengan mas “g”
- klien mempunyai teman yaitu mas”w” dan mas “ g”
A: - Sp 2 tercapai
Pp: - lanjutkan ke Sp III- Klien dapat menjelaskan
perasaannya setelah berhubungan sosialdengan baik waktunya jam 09.00 tempatnya di ruangan.
Pk:- Anjurkan klien untuk banyak
berkenalan dengan orang lain dan memasukan kedalam jadwal kegiatan harian klien.
Sp III1. Memvalidasi masalah dan
latihan sebelumnya2. Melatih pasien berinteraksi
dalam kelompok3. Membimbing pasien
memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
S:- Klien mengatakan sudah
mempunyai teman mas “w” dan mas “A”
- klien mengatakan sekarang sudah tidak menyendiri lagi
- Klien menyatakan senang setelah berbincang- bincang dengan orang lain
- Klien mengatakan saya masih malu untuk berhubungan
dengan orang banyak.O:
- klien terlihat berbincang- bincang dengan temannya mas “w”
- Klien terlihat sangat ceria- Klien terlihat menolak untuk
berinteraksi secara berkelompok.
A:- SP III belum tercapai
Pp:- Lanjutkan SP III,
Melatih pasien berinteraksi dalam kelompok
Pk:- Anjurkan klien untuk
berkenalan dengan orang lain sesering mungkin
1 SP IIIMelatih pasien berinteraksi dalam kelompok
S: - Klien mengatakan masih suka
merasa malu saat berhubungan dengan orang lain
- Klien mengatakan masih suka tidak percaya diri ketika berhadapan dengan orang lain
- Klien mengatakan sudah mempunyai teman mas “w” dan mas “A”
- klien mengatakan sekarang sudah tidak menyendiri lagi
- Klien menyatakan senang setelah berbincang- bincang dengan orang lain
O:- Kontak mata kurang- Klien terlihat ragu- ragu dalam
berhubungan sosial- Klien mampu berinteraksi
dalam kelompok, meskipun masih ragu- ragu
A:- SP III tercapai
Pp:
- Lanjutkan diagnosa 2Pk:
- Anjurkan klien untuk lebih sering berbincang- bincang dengan orang lain.
Top Related