Metode Pelaksanaan PT. ARONY DUTA INDOTAMA _______________________________________________ 1
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN :
Metode Pelaksanaan PT. ARONY DUTA INDOTAMA _______________________________________________ 2
PASAL 1 : PERATURAN DAN PERSYARATAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, berlaku peraturan-peraturan, persyaratan-persyaratan dan
ketentuan-ketentuan sebagaimana yang tercantum dalam :
1.1. AV.41 yang mana telah disetujui dengan Surat Pemerintah tanggal 28 Mei 1941, No : 9 dan
Lampiran Lembaran Negara Nomor : 14571 harus ditaati.
1.2. Untuk pemeriksaan bahan / material jalan berlaku buku manual pemeriksaan Bina Marga
Departemen Pekerjaan Umum.
1.3. Untuk konstruksi kayu berlaku PKKI 1971.
1.4. Untuk konstruksi beton berlaku SNI 1971.
1.5. Standar Nasional Indonesia ( SNI ) mengenai material, tata cara dan spesifikasi dibidang
pekerjaan umum yang dikeluarkan oleh Departemen PU.
1.6. Syarat – syarat teknis, gambar – gambar serta besteknya.
PASAL 2 : LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
“PEMBANGUNAN JALAN dan PENATAAN SEL
DI LINGKUNGAN TPA “
PASAL 3 : URAIAN PEKERJAAN
3.1. Pekerjaan Persiapan
3.1.1. Pembersihan Lokasi
- Selama pelaksanaan pekerjaan, lokasi pekerjaan harus diperkirakan bebas dari
timbunan material sisa, sampah dan kotoran lainnya yang akan mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
Tempat penumpukan material untuk menunjang pelaksanaan kegiatan harus
ditempatkan pada lokasi yang diperkirakan tidak akan mengganggu arus lalu lintas
dan harus seizin Direksi Proyek.
- Pada tahap penyelesaian pekerjaan, semua material / bahan harus diangkut dari
lokasi pekerjaan tersebut hingga benar – benar bersih, baik material sisa, bekas
galian maupun bekas bongkaran.
Apabila pekerjaan pembersihan ini tidak dilakukan maka pekerjaan pada ruas
jalan tersebut belum dapat dianggap selesai 100 %.
3.1.2. Pengukuran dan Pematokan.
Sebelum pelaksanaan dimulai, pelaksana / kontraktor wajib melakukan pekerjaan
pengukuran dan pematokan dilapangan. Pengukuran dan pematokan harus
Metode Pelaksanaan PT. ARONY DUTA INDOTAMA _______________________________________________ 3
dilaksanakan oleh pelaksana bersama – sama dengan pihak Direksi yaitu Pimpro,
Pengawas dan Konsultan ( bila ada ) dan dibuatkan Berita Acara bersama.
Patok – patok yang dibuat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Patok – patok dibuat dari kayu reng uk. 4 x 6 panjang 80 cm dan pada bagian atas
diberi cat warna merah.
b. Patok – patok tersebut harus cukup masuk kedalam tanah sehingga tidak mudah
dicabut dan minimal harus muncul dipermukaan setinggi ± 20 cm dari peil as jalan.
c. Patok harus ditempatkan pada sisi jalan yang aman dari kendaraan dan tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
d. Pada patok – patok harus tercantum hal – hal sebagai berikut :
- Tanda STA
- Tanda peil rencana jalan.
e. Pihak pelaksana harus menjaga keberadaan patok – patok tersebut selama
berlangsungnya kegiatan, sehingga apabila patok tersebut hilang maka harus
segera diganti.
f. Apabila pada STA dimaksud tidak memungkinkan untuk ditancap patok kayu (
beton atau aspal ) maka tanda STA dapat diganti dengan melakukan pengecatan
pada permukaan jalan tersebut.
3.1.3. Rambu Pengaman.
Selama pelaksanaan kegiatan dilapangan pihak pelaksana wajib mengadakan rambu
pengamanan lalu lintas, adapun pemasangan rambu – rambu tersebut harus
memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
a. Bentuk dan ukuran rambu pengaman harus sesuai dengan standar yang
dikeluarkan Binkot Departemen Pekerjaan Umum yang mengacu Kep Men Hub
No. KM. 61 Tahun 1993 atau sesuai petunjuk direksi.
b. Rambu pengaman lalu lintas harus diberi cat sehingga mudah terlihat bagi
pengendara kendaraan lalu lintas baik siang maupun malam hari.
c. Rambu pengaman lalu lintas harus diletakkan pada lokasi pekerjaan dan harus
bebas dari tumpukan – tumpukan material sehingga tidak mengganggu
kelancaran lalu lintas disekitar lokasi pekerjaan selama pekerjaan dilaksanakan.
3.1.4. Papan Pengenal Kegiatan.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dilapangan dimulai, pihak pelaksana wajib membuat
Papan Pengenal Proyek.
Papan Pengenal Proyek dibuat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Papan Pengenal Proyek dibuat dengan rapi dari bahan triplek atau sejenisnya uk.
80 x 120 cm, pada bagian depan harus dicat dan diberi keterangan tentang
pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan kontrak.
Metode Pelaksanaan PT. ARONY DUTA INDOTAMA _______________________________________________ 4
b. Papan Pengenal Proyek harus diberi 2 (dua) buah tiang uk. 4 x 6 cm dengan
panjang disesuaikan dilokasi atau petunjuk direksi, tiang – tiang tersebut harus
cukup masuk kedalam tanah sehingga tidak mudah dicabut.
c. Papan Pengenal Proyek harus ditempatkan pada sisi jalan yang ama dari
kendaraan, tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan dan mudah dilihat oleh
mata.
d. Pihak Pelaksana harus menjaga keberadaan papan pengenal proyek tersebut
selama berlangsungnya kegiatan pelaksanaan pekerjaan, sehingga apabila papan
pengenal proyek tersebut hilang harus segera diganti.
3.1.5. Utilitas
Sebelum pekerjaan dilaksanakan pihak pelaksana wajib mendata semua sarana
utilitas yang ada dilokasi pekerjaan baik itu sarana PLN, PDAM maupun Telkom.
Apabila utilitas – utilitas tersebut mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan
dilapangan, maka pihak pelaksana harus secepatnya melaporkan secara tertulis
kepada pihak direksi untuk diambil langkah penanganannya.
Laporan tersebut harus berisi tentang :
a. Jenis sarana utilitas dan pemilik dari sarana tersebut.
b. Kuantitas / jumlah dari sarana utilitas.
c. Rencana kerja penanggulangan yang dapat dilakukan.
Apabila terjadi kecelakaan / gangguan terhadap sarana utilitas tersebut akibat tidak
dilaksanakannya koordinasi atau kecelakaan / gangguan yang timbul akibat kelalaian
dari pelaksanaan dilapangan maka akan menjadi tanggung jawab dari pelaksana itu
sendiri dan wajib mengganti klaim yang diajukan oleh pemilik sarana utilitas tersebut.
Metode Pelaksanaan PT. ARONY DUTA INDOTAMA _______________________________________________ 5
3.2. Pekerjaan – pekerjaan yang dilaksanakan :
1. Galian untuk selokan drainase dan Saluran
Pelaksanaan pekerjaan penggalian dilakukan dengan menggunakan Exavator
pada lokasi yang telah ditentukan, selanjutnya Excavator menuangkan material
hasil galian kedalam dump truk untuk selanjutnya membuang material hasil
galian keluar lokasi dan selanjutnya sekelompok pekerja akan merapikan hasil
galian tersebut. LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini mencakup pembuatan
selokan baru menggunakan alat berat (cara mekanik), pembuangan hasil galian
dengan dump truck, sekaligus perapihan hasil galian oleh pekerja. TAHAPAN
DAN CARA PELAKSANAAN ANALISA PENGERAHAN ALAT & MATERIAL
2. Pekerjaan Box Culvert Beton bertulang Uk. 100-100 cm
Pembersihan Lokasi.
Sebelum pekerjaan akan dimulai terlebih dahulu lokasi dibersihkan dari segala
sesuatu yang dapat mengganggu jalannya pekerjaan. Sampah hasil pembersihan
lokasi tersebut akan dibuang ditempat yang telah ditentukan.
Galian Tanah.
Pekerjaan galian tanah akan dilaksanakan secara manual dengan menggunakan
tenaga manusia dan menggunakan alat excavator. Mengenai dimensi dan lubang
galian akan disesuaikan dengan gambar pelaksanaan pekerjaan.
Pekerjaan Bekisting.
Metode Pelaksanaan PT. ARONY DUTA INDOTAMA _______________________________________________ 6
Pekerjaan bekesting dilakukan setelah pekerjaan pemasangan keep dan gelegar
selesai dilaksanakan. Bekesting menggunakan kayu kelas II berbentuk papan
dengan permukaan yang rata, dengan ukuran tinggi sesuai dengan gambar
rencana. Bekesting dipasang pada bagian atas jembatan yang akan dicor dengan
beton.
Pekerjaan Besi Beton.
Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang diperlukan
kemudian batang tulangan dipasang / disusun sesuai dengan gambar
pelaksanaan dan persilangannya diikat dengan kawat.
Pekerjaan Beton K. 300. ( Beton Box culvert )
Pengadukan, pengangkutan dan pengecoran beton dilaksanakan pada cuaca
yang baik. Dengan menggunakan beton ready mix dengan JMF K. 300
3. Mengurug badan jalan dengan LPA
Mengurug badan jalan dengan LPA dengan ketebalan padat 20 cm selebar
badan jalan dengan peil yang telah ditentukan, pasir dipadatkan dengan cara
menyiram / menyemprotkan air sampai tersebut jenuh air. Lokasi dan letak
urugan pasir sesuai petunjuk direksi.
4. Pekerjaan Tulangan U.24
Mengerjakan Besi Tulangan dengan dimensi, ukuran dan bentuk dipasang sesuai
gambar atau sesuai petunjuk dari direksi.
5. Beton K.125 dan K.350
Mengerjakan campuran beton karakteristik K.125 Sebagai Lantai kerja, Dan
K.350 Sebagai Struktur Badan Jalan dengan Concrate Ready Mix, pekerjaan
campuran beton ini harus menggunakan beton Produksi Batching Plan yang
diangkut menggunakan Truck Mixer, tidak diperkenankan mencampur dengan
cara manual dengan menggunakan Molen. Pekerjaan pengecoran akan
dihentikan apabila pencampuran beton ini dilakukan dengan menggunakan molen
cara manual. Sebelum dilakukan pengecoran pihak pelaksana wajib meberitahu
pihak direksi tentang rencana tersebut dan dilanjutkan dengan memeriksa
terhadap bahan-bahan yang akan dipergunakan.
Material yang didatangkan atau yang digunakan harus sesuai spesifikasi yang
telah ditentukan, jika material yang didatangkan tidak sesuai harus segera diganti
dan segera disingkirkan dari lokasi proyek.
Pelaksana wajib menyerahkan Job Mix Formula (JMF) tentang rencana
komposisi campuran yang akan dilaksanakan.
3.1. Lapis Bawah Pondasi Aggregat Kelas A/B
Setelah pekerjaan penyiapan badan jalan selesai, pekerjaan lapis pondasi aggregat kelas B siap dilaksanakan.
3.1.1. Persiapan Sebelum dimulai pekerjaan aggregat kelas B, permukaan yang akan digelar harus dibersihkan dari
debu dan kotoran dan telah mendapat persetujuan dari direksi.
Metode Pelaksanaan PT. ARONY DUTA INDOTAMA _______________________________________________ 7
3.1.2. Pengangkutan Bahan aggregat kelas B yang telah disetujui direksi (sesuai hasil pengetesan laboratorium yang
ditunjuk) dibawa ke lapangan menggunakan dump truk dan ditimbun sesuai dengan lokasi dan jarak tumpukan sesuai rencana dan kebutuhan lapangan. Penumpukan material diatur sedemikian
rupa, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit dan dilaksanakan merata sehingga mempermudah dalam penghamparan nanti.
3.1.3. Penghamparan Aggregat kelas B dihampar menggunakan motor grader atau menggunakan tenaga manusia
dengan pengki dan cangkul sesuai ketebalan yang disyaratkan dalam spesifikasi sambil dijaga agar tidak terjadi pemisahan antara partikel-partikel aggregat halus dan kasar.
3.1.4. Pemadatan Segera setelah penghamparan akhir terbentuk maka setiap lapisan harus dipadatkan memakai
Vibrator Roller 8-10 ton dan tire roller sambil dimonitoring elevasi dan kemiringan perkerasan. Pekerjaan pemadatan dimulai dari sepanjang tepi jalan dan dilanjutkan secara lambat menuju
sumbu jalan, dalam arah memanjang dan diusahakan terus berlangsung tanpa berhenti sampai seluruh permukaan selesai digilas. Pada bagian-bagian yang diberi super elevasi, penggilasan
dimulai dari bagian yang paling rendah dan dilanjutkan kearah bagian sisi yang tinggi. Bila suatu
tempat, karena sesuatu hal belum rata maka segera ditambah material dengan cara ditebar saja dengan pengki sampai permukaan rata sesuai dengan rencana.
Pada daerah-daerah yang tidak bisa dipadatkan dengan Vibrator Roller 8-10 ton dan tire roller, dipadatkan dengan alat pemadat tangan (stamper) /Baby Vibrating Roller secara bertahap
dengan ketebalan lapisan maksimum 8-10 cm. Secara visual pemadatan dianggap cukup apabila
aggregate base B sudah tidak bergerak lagi dan apabila diberikan butir aggregate base baru diatasnya, butiran tersebut menjadi pecah atau tidak terbenam sewaktu digilas.
Metode Pelaksanaan PT. ARONY DUTA INDOTAMA _______________________________________________ 8
3.1.5. Flow Chart – Proses Pelaksanaan Pekerjaan Aggregat Klas A/B
Menguji Gradasi dan Kompaksi Material
Mendirikan Stone Crusher Plant di Quarry
Percobaan Penghamparan
Test Sand Cone di Site & Pengukuran
Tidak
Ya
Survey Lokasi dan Pengujian Material di Quarry
Produksi Batu Pecah u/
Agregat Klas A /B di Quarry
Test Gradasi
Penghamparan
Pemadatan
MULAI
SELESAI
Metode Pelaksanaan PT. ARONY DUTA INDOTAMA _______________________________________________ 9
3.1.7. Gambar – Proses Pelaksanaan Pekerjaan Aggregat Klas A/B
Proses Blending dengan menggunakan Excavator / Wheel Loader
Wheel Loader memuat material ke Dump Truck
Dump Truck Mengangkut material ke lokasi penghamparan
Pelaksanaan Penghamparan dengan Motor Grader dan pekerjaan Pemadatan menggunakan Vibratory Roller.
Motor Grader
Vibrator Roller/Pneumatic Tire Roller
Dump Truck
menumpahkan material di
Job site
Material yang siap
dihampar
Metode Pelaksanaan PT. ARONY DUTA INDOTAMA _______________________________________________ 10
1. PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL
2.1. Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) atau Lapis Perekat (Tack Coat)
Pekerjaan Lapis perekat/Tack Coat dihampar diatas permukaan yang beraspal dan Prime Coat
diaplikasikan untuk permukaan yang belum beraspal seperti Lapis Pondasi Agregat Atas (Base Course), Soil Cement.
Permukaan yang akan di Tack Coat /Prime Coat dibersihkan dari kotoran menggunakan compressor.
Permukaaan jalan yang sudah bersih diberi lapisan Tack Coat/ Prime Coat sesuai spesifikasi dengan
Asphalt Sprayer sampai rata. Dalm penyemprotan harus memperhatikan beberapa hal seperti : suhu penyemprotan, kecepatan
pompa, kecepatan kendaraan, ketinggian batang semprot dan penempatan nozel harus dipasang
sesuai ketentuan, sebelum dan selama penyemprotan. Lebar penyemprotan Tack coat /Prime Coat harus menutup batas pelaksanaan hot mix yang akan
digelar.
4.1.1. Flow Chart – Proses Pekerjaan Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) atau Lapis Perekat (Tack
Coat) :
Pembersihan Permukaan Jalan yang akan dilapis
Pengujian Material aspal, minyak tanah dan Mix Design Test sesuai Spesifikasi
Penyemprotan Prime Coat / Tack Coat di lapangan
Periksa suhu & ketebalan coating /
pelapisan
Tidak
Ya
MULAI
SELESAI
Metode Pelaksanaan PT. ARONY DUTA INDOTAMA _______________________________________________ 11
4.1.2. Gambart – Proses Pekerjaan Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) atau Lapis Perekat (Tack Coat)
:
Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang akan dilapis
Metode Pelaksanaan PT. ARONY DUTA INDOTAMA _______________________________________________ 12
4.2. HRS Base Secara umum metode untuk pekerjaan hotmix adalah serupa. Adapun metode pelaksanaan dari
pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
4.2.1. Persiapan
Sebelum dimulai permukaan jalan yang akan di layer harus dibersihkan terlebih dulu
dengan compressor agar bersih dari debu dan kotoran / benda benda asing. Kotoran yang belum terangkat dapat dibersihkan dengan alat bantu.
Kesiapan alat-alat paving dan alat Bantu diperiksa kembali
Lokasi penghamparan di marking terlebih dahulu dengan bantuan tali tambang dan cat.
Sebelumnya diukur dan diketahui serta disetujui oleh direksi
Hotmix yang dipakai adalah campuran aspal beton yang terdiri dari aggregate kasar,
aggregate halus dan filler serta aspal.
Aggregate yang terdiri dari beberapa fraksi harus dicampur dengan perbandingan yang
sesuai sehingga didapat gradasi campuran yang diisyaratkan dalam spesifikasi/dokumen. Mengenai syarat-syarat campuran ini terdapat dalam spesifikasi.
4.2.2. Pengangkutan Hotmix diangkut dengan Dump Truck ke lapangan.
Bak Dump Truck yang digunakan untuk mengangkut campuran harus rapat, bersih, dan
terbuat dari metal yang telah disemprot dengan air sabun, fluel oil atau larutan kapur
untuk mencegah melekatnya aspal dengan alas bak. Tiap dump truck harus dilengkapi dengan tutup terpal untuk melindungi campuran dari
pengaruh cuaca, karena temperatur Hotmix (HRS-WC/HRS– Base) ini harus tetap
terjaga.
4.2.3. Penghamparan
Setelah sampai dilapangan, temperatur harus berkisar anatar 120oc - 135oC
Hotmix dituang ke dalam Hoper Asphalt Finisher dengan cara : dump truck dalam posisi
mundur berhenti + 15 cm di depan Asphalt Finisher, kemudian Asphalt Finisher menuju tempat dimana roller bar menyentuh roda dump truk. Setelah itu dump truk mulai
didorong oleh mesin penghampar dan bergerak bersama sama sambil menuang campuran ke dalam Hoper dan dibentuk sesuai dengan kemiringan penampang
melintang sesuai gambar.
4.2.3. Pemadatan
Setelah campuran Hotmix digelar sesuai dengan ketebalan yang diinginkan, permukaan
harus segera diperiksa untuk mengawasi kerataan, bentuk serta ketebalannya. Apabila tidak sesuai maka harus segera diperbaiki.
Pemadatan dapat dilaksanakan apabila hamparan benar-benar dalam kondisi yang
dikehendaki serta disetujui oleh Direksi.
Pemadatan awal dengan tandem roller 6-8 ton yang bekerja dibelakang alat
penghampar sebanyak + 4 lintasan dengan kecepatan 3-4 km / jam. Setelah pemadatan awal selesai, maka dilakukan pemadatan antara (intermediate
rolling) dengan mesin gilas roda karet (Pneumatic Tire Roller).
Pemadatan akhir (Finishing Rolling) dikerjakan dengan mesin gilas Tandem Roller 8-10
ton, kecepatan antar 5-8 km/jam.
Pemadatan finishing ini berakhir sampai alur-alur roda bekas Tire Roller rata/hilang.
Pemadatan ini dimulai dari tepi dan berangsur-angsur bergeser ke tengah dengan
sejajar as jalan yang dijejak roda dan harus saling menutup pada lebar yang cukup. Untuk mencegah butir-butir campuran melekat pada roda mesin gilas maka roda
tersebut harus selalu dibasahi dengan air.
Pemadatan ini harus kontinyu sampai batas temperatur yang diisyaratkan oleh
Spesifikasi. Permukaan lapisan harus halus dan rata berbentuk sesuai dengan kemiringan yang
diisyaratkan.
Apabila jalur yang sebelah sudah selesai maka pengerjaannya dipindah ke jalur yang
bersisian.
Metode Pelaksanaan PT. ARONY DUTA INDOTAMA _______________________________________________ 13
4.2.5. Flow Chart - Proses Pekerjaan Asphalt Hotmix (HRS-WC / HRS-Base)
Pembersihan Pavement
Test Material (Aggregat & Aspal and Trial Mix
Hampar Material HRS Base/HRS WC
Periksa Hasil
Pemadatan
Tidak
Ya
AMP Proses Pemanasan dan Mixing Material HRS
Base/HRS WC
HRS Base/HRS WC ke lokasi pekerjaan
Pemadatan
Check Temperatur
Hot Mix Disposal
Penyemprotan Prime Coat / Tack Coat pada Permukaan
yang akan dilapis
Tidak
Ya
MULAI
SELESAI
Metode Pelaksanaan PT. ARONY DUTA INDOTAMA _______________________________________________ 14
4.2.6. Gambar : Proses Pekerjaan HRS-Base
Dari AMP Dump Truck mengangkut material Hot Mix kelokasi pekerjaan. Selama dalam perjalanan Hot Mix ditutup dengan
terpal agar temperatur tetap terjaga
Dump Truck menumpahkan / Dump campuran
panas HRS ke Finisher untuk selanjutnya dihampar
Campuran HRS dipadatkan dengan Tandem Roller sesuai prosedur
penggilasa
Campuran panas HRS dihampar Finisher
Campuran HRS dipadatkan dengan Pneumatic Tyre Roller
Metode Pelaksanaan PT. ARONY DUTA INDOTAMA _______________________________________________ 15
PASAL 4 : P E N U T U P
4.1 Semua ketentuan yang belum tercantum didalam persyaratan ini akan dijelaskan kemudian.
4.2 Bahan-bahan yang dipergunakan harus berkualitas baik sesuai dengan persyaratan ini.
Demikian Syarat – syarat teknis / bestek pekerjaan ini dibuat untuk diketahui dan dilaksanakan
sebagaimana mestinya dengan penuh rasa tanggung jawab.
Top Related