OPTIMASI TWEEN 80 DAN GLISERIN PADA FORMULA
MOUTHWASH EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera L.)
DAN UJI ANTIBIOFILM TERHADAP Streptococcus mutans
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Debby Nataya Furi
NIM : 148114034
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
OPTIMASI TWEEN 80 DAN GLISERIN PADA FORMULA
MOUTHWASH EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera L.)
DAN UJI ANTIBIOFILM TERHADAP Streptococcus mutans
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Debby Nataya Furi
NIM : 148114034
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk Tuhan Yesus yang selalu membimbing saya
entah bagaimanapun keadaannya.
Mama sang pahlawan dan alasan utama saya bisa ada di titik ini
Papa atas dukungan dan kasih sayangnya
Sahabat-sahabat yang selalu memberi secercah semangat
Almamater yang kubanggakan Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yesus atas terselesaikannya
skripsi berjudul “OPTIMASI TWEEN 80 DAN GLISERIN PADA FORMULA
MOUTHWASH EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera L.) DAN UJI
ANTIBIOFILM TERHADAP Streptococcus mutans” sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) program studi Farmasi. Skripsi ini
merupakan bagian dari penelitian paying dosen yang berjudul “Optimasi Formula
Mouthwash Ekstrak Daun Kelor sebagai Antibiofilm” dengan nomor kontrak
penelitian No. 015a/LPPM USD/III/2017.
Dalam proses perkuliahan selama 7 semester dan penyelesaian skripsi ini,
penulis menerima banyak dukungan dari berbagai pihak, sehingga penulis hendak
menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Orang tua penulis, Endang Jatmiati dan Djoenaedi yang telah membimbing,
mendukung secara moral maupun material, dan mencintai sepenuh hati,
serta menjadi sumber semangat di kala putus asa.
2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Wahyuning Setyani, M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing, memberi saran dan masukan dalam segala proses penelitian.
4. Ibu Agatha Budi Susiana Lestari, M.Si., Apt. dan Ibu Beti Pudyastuti,
M.Sc., Apt. selaku dosen penguji yang telah membimbing dan memberi
saran membangun dalam penelitian ini
5. Laboran laboratorium, terutama bapak Wagiran, bapak Musrifin, mbak Ela,
pak Agung dan pak Bimo yang telah menyediakan fasilitas dan membantu
dalam proses penelitian.
6. Dosen Fakultas Farmasi yang telah memberi bekal pengetahuan selama
semester 1 – 7, sehingga melancarkan penyusunan proposal, proses
penelitian, dan penyusunan naskah.
7. Rekan seperjuangan skripsi formulasi, Tiffany Gunawan, Luh Jenny
Wahyuni, Karmelia Intany Doko, dan Benedicta Jati Ayuningtyas atas
bantuannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
8. Seluruh teman FSM A 2014 atas kebersamaannya baik senang maupun
sedih selama 3,5 tahun ini.
9. Sahabat-sahabat yang selalu memberi semangat, Veronica Erlinda
Kristyowati, Thomas Aji Puspito, Olga Ellenia dan Brigitta Viona G. C. A.
10. Bernardus Leonard Thio, seseorang yang selalu menyemangati, menerima
keluh kesah dan membagi kebahagiaan di setiap keadaan.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis tulis satu persatu yang telah
memberikan doa dan dukungan.
Besar harapan penulis jika skripsi ini dapat memberi sumbangsih dalam ilmu
pengetahuan terutama bidang formulasi, walaupun karya ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu penulis sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak.
Yogyakarta, 14 Desember 2017
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................ vi
PRAKATA ................................................................................................…….. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................…… ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii
ABSTRAK .................................................................................................……. xiv
ABSTRACT ..............................................................................................……… xv
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
METODE PENELITIAN ..................................................................................... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 9
KESIMPULAN ................................................................................................… 27
SARAN ................................................................................................………… 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 28
LAMPIRAN .................................................................................................…… 32
BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR TABEL
Tabel I. Formula Modifikasi Mouthwash Ekstrak Etanol Daun Kelor .......... 6
Tabel II. % Penghambatan Biofilm Ekstrak Daun Kelor …………………… 10
Tabel III. Sifat Fisik Sediaan Mouthwash dengan Variasi Volume Tween 80
Sebesar 0,5 mL – 7,5 mL ………………………………………..... 12
Tabel IV. Sifat Fisik Sediaan Mouthwash dengan Variasi Volume Tween 80
Sebesar 0,5 mL – 3 mL ……………………………….…………… 13
Tabel V. Sifat Fisik Sediaan Mouthwash dengan Variasi Volume Gliserin
Sebesar 2,5 mL – 10 mL ……………………………….……….... 14
Tabel VI. Sifat Fisik Sediaan Mouthwash dengan Variasi Volume Gliserin
Sebesar 2,5 mL - 5 mL …………………………………………… 15
Tabel VII. Uji Organoleptis Sediaan Mouthwash ……………………………. 16
Tabel VIII. Uji Massa Jenis () dan Viskositas (Ƞ) Sediaan Mouthwash …..… 17
Tabel IX. Nilai Efek Tween 80, Gliserin dan Interaksinya terhadap Viskositas
…………………………………………………………………….. 17
Tabel X. Nilai Efek Tween 80, Gliserin dan Interaksinya terhadap Massa Jenis
…………………………………………………………………….. 20
Tabel XI. Hasil Validasi Contour Plot Superimposed ..…………………….. 23
Tabel XII. % Penghambatan Biofilm Mouthwash Ekstrak Daun Kelor ……… 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Grafik % Penghambatan Biofilm Vs % Ekstrak Daun Kelor …… 11
Gambar 2. Grafik Optimasi Pengaruh Variasi Komposisi Tween 80 terhadap
Viskositas ………………………………………………………… 13
Gambar 3. Grafik Optimasi Pengaruh Variasi Komposisi Tween 80 terhadap
Massa Jenis ………………………….…………………………… 14
Gambar 4. Grafik Optimasi Pengaruh Variasi Komposisi Gliserin terhadap
Viskositas ………………………………………………………… 15
Gambar 5. Grafik Optimasi Pengaruh Variasi Komposisi Gliserin terhadap
Massa Jenis ….……………………………………………………. 16
Gambar 6. Grafik Hubungan Tween 80 terhadap Respon Viskositas ………... 19
Gambar 7. Grafik Hubungan Gliserin terhadap Respon Viskositas ………….. 19
Gambar 8. Contour Plot Respon Viskositas ………………………………….. 19
Gambar 9. Grafik Hubungan Tween 80 terhadap Respon Massa Jenis ….…... 21
Gambar 10. Grafik Hubungan Gliserin terhadap Respon Massa Jenis ….…….. 21
Gambar 11. Contour Plot Massa Jenis …………………………………………. 22
Gambar 12. Contour Plot Superimposed dari Respon Viskositas dan Massa Jenis
………………………………..…………………………………… 22
Gambar 13. Penghambatan Mouthwash Ekstrak Daun Kelor ……………….… 24
Gambar 14. Grafik Perubahan Viskositas Siklus Freeze Thaw ……………….. 25
Gambar 15. Grafik Perubahan Massa Jenis Siklus Freeze Thaw …..………...... 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Daun Kelor (Moringa oleifera L.)
……………………………………………………………...…… 33
Lampiran 2. Surat Keterangan Identifikasi Bakteri Streptococcus mutans ….. 34
Lampiran 3. Surat Legalitas Penggunaan Aplikasi SPSS Untuk Pengujian Data
Secara Statistik …………………………………………....…..… 35
Lampiran 4. Data Bobot Tetap Ekstrak Etanol Daun Kelor ……...…………… 36
Lampiran 5. Persen Penghambatan Biofilm Ekstrak Daun Kelor (Moringa
oleifera L.) ….……………………………………………...…… 37
Lampiran 6. Persen Penghambatan Mouthwash Ekstrak Daun Kelor (Moringa
oleifera L.) ….……………………………………………...…… 37
Lampiran 7. Data Organoleptis Mouthwash Ekstrak Daun Kelor ……...……. 38
Lampiran 8. Data pH Mouthwash Ekstrak Daun Kelor ………………...……. 41
Lampiran 9. Data Massa Jenis dan Viskositas Mouthwash Ekstrak Daun Kelor
……………………………………………………………...…… 42
Lampiran 10. Analisis Statistik Pengaruh Faktor pada Sediaan Mouthwash
terhadap Respon dengan Software Design Expert 11 dan Pengujian
Formula Optimum ……………………………………..…...…... 46
Lampiran 11. Validasi Respon pada Area Optimum …………………...……... 50
Lampiran 12. Data Massa Jenis dan Viskositas Mouthwash Ekstrak Daun Kelor
Siklus Freeze Thaw……………………………………..…...…... 51
Lampiran 13. Analisis Statistik Pengaruh Freeze thaw pada Viskositas, Massa
Jenis dan pH Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun Kelor
………………………………………………..…...…... …….… 64
Lampiran 14. Dokumentasi Ekstraksi Daun Kelor (Moringa oleifera L.) .…… 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
Lampiran 15. Dokumentasi Uji Tabung ………………………….…..…...…... 78
Lampiran 16. Dokumentasi Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun Kelor …...…... 79
Lampiran 17. Dokumentasi Pengujian Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun Kelor
(Moringa oleifera L.) ……………………………….....…...…... 82
Lampiran 18. Dokumentasi Uji Antibiofilm …………………….....…...…...... 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRAK
Karies gigi merupakan penyakit yang disebabkan oleh pembentukan biofilm
(plak) oleh bakteri kariogenik S. mutans pada gigi. Konstituen pada ekstrak etanol
daun kelor diketahui memiliki efek antibakteri terhadap S. mutans, sehingga
diharapkan memiliki efek antibiofilm terhadap S. mutans. Ekstrak etanol daun kelor
diformulasikan dalam bentuk mouthwash. Penelitian ini bertujuan untuk
membuktikan aktivitas antibiofilm pada ekstrak etanol daun kelor (Moringa
oleifera L.) dan mouthwash ekstrak etanol daun kelor terhadap bakteri S. mutans,
serta memperoleh area komposisi optimum Tween 80 dan gliserin yang
menghasilkan sediaan mouthwash dengan sifat fisik dan stabilitas yang baik.
Penelitian ini adalah rancangan eksperimental menggunakan desain faktorial
dua faktor dua level. Faktor yang digunakan yaitu Tween 80 (0,75 mL dan 2 mL)
dan gliserin (3,5 mL dan 5 mL). Parameter fisik dan stabilitas yang diamati adalah
organoleptis (warna, rasa, bau), pH, massa jenis dan viskositas. Untuk mencari
faktor dominan dan area optimum formula sediaan mouthwash, data viskositas dan
massa jenis dianalisis menggunakan Design Expert 11, serta stabilitas mouthwash
dianalisis dengan SPSS 22.
Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat aktivitas antibiofilm oleh ekstrak
etanol daun kelor (penghambatan 44,741±2,534%) dan mouthwash ekstrak etanol
daun kelor (penghambatan formula 1 40,282±3,289%; formula a 35,170±4,065%;
formula b 42,785±12,0270%; dan formula ab 45,290±8,661%). Tween 80
merupakan faktor dominan dalam memberi efek menaikkan respon viskositas
sedangkan gliserin merupakan faktor dominan dalam memberi efek menaikkan
respon massa jenis. Mouthwash dinyatakan stabil setelah menjalani 3 siklus freeze
thaw. Formula 1, a, b dan ab berada dalam area komposisi optimum yang
menghasilkan sediaan mouthwash dengan sifat fisik dan stabilitas yang baik.
Kata kunci: Antibiofilm, Daun Kelor (Moringa oleifera L.,), Desain Faktorial,
Tween 80, Gliserin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
Dental caries is a disease caused by the formation of biofilms (plaque) by
cariogenic bacteria S. mutans on the teeth. Constituents of Moringa oleifera L.
ethanol extract are known to have antibacterial effect on S. mutans, so it is expected
to have antibiofilm effect on S. mutans. Moringa oleifera L. ethanol extract is
formulated in the form of mouthwash. This study aims to prove an antibiofilm
activity of Moringa oleifera L. ethanol extract and mouthwash on S. mutans
bacteria, and to obtain the optimum composition area of Tween 80 and glycerin
which produce mouthwash formula with good physical properties and stability.
This study is an experimental design using two factor and two level of factorial
design. The factors that used were Tween 80 (0,75 mL and 2 mL) and glycerin (3.5
mL and 5 mL). The physical parameters and stability that observed were
organoleptic, pH, density and viscosity. To find the dominant factor and optimum
area of mouthwash formula, pH, density and viscosity data were analyzed using
Design Expert 11, and the stability of mouthwash were analyzed using SPSS 22
software.
The results showed that there were antibiofilm activity by Moringa oleifera L.
ethanol extract (inhibition 44,741±2,534%) and mouthwash (inhibition of
penghambatan formula 1 40,282±3,289%; formula a 35,170±4,065%; formula b
42,785±12,0270%; and formula ab 45,290±8,661%). Tween 80 is the dominant
factor on increasing viscosity while glycerin is the dominant factor on increasing
the density. Mouthwash was declared stable after 3 cycles of freeze thaw. Formula
1, a, b and ab are in the optimum composition area which produces a mouthwash
with good physical and stability properties.
Keywords: Antibiofilm, Moringa Leaf (Moringa oleifera L.,), Factorial Design,
Tween 80, Glycerin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Penyakit mulut dan gigi yang paling umum dihadapi oleh banyak individu
adalah karies gigi dan penyakit periodontal (Banu dan Gayathri, 2016). Permukaan
gigi ditutupi dengan biofilm (plak), yaitu lapisan lendir yang terdiri dari jutaan sel
bakteri, polimer ludah, dan sisa-sisa makanan yang menyebabkan karies gigi
(Forssten, Bjorklund dan Ouwehdan, 2010). Pada penelitian ini, digunakan
Streptococcus mutans (S. mutans) yang merupakan salah satu bakteri penyebab
pembentukan biofilm gigi dengan cara memetabolisme sejumlah gula seperti
fruktosa dan sukrosa (Karpinski dan Szkaradkiewicz, 2013).
Menurut Riskesdas tahun 2013, prevalensi nasional massalah gigi dan
mulut di Indonesia adalah 25,9% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI, 2013). Hal ini tentu saja cukup memprihatinkan sebab
permassalahan infeksi pada gigi dan mulut dapat mempengaruhi patogenesis
sejumlah penyakit sistemik, seperti penyakit kardiovaskular dan pneumonia bakteri
(Li et al., 2000). Alternatif yang dapat dilakukan untuk mencegah massalah gigi
dan mulut, yaitu mouthwash.
Mouthwash tidak hanya mengurangi plak, tetapi juga menjangkau daerah-
daerah yang sulit untuk diakses atau sangat rentan terhadap akumulasi plak
dibandingkan dengan menyikat gigi (Claffey, 2003). Salah satu bahan aktif dari
mouthwash adalah Chlorhexidine, yang berfungsi sebagai antiplak. Namun
Chlorhexidine memiliki efek samping yaitu perubahan warna gigi, peningkatan
pembentukan karang pada gigi, sariawan, bercak putih atau luka di dalam mulut
atau di bibir, pembengkakan kelenjar ludah, tanda-tanda reaksi alergi (Prasanna dan
Lakshmanan, 2016). Bahan lain dalam mouthwash kimiawi adalah alkohol yang
berfungsi sebagai antimikroba tetapi memiliki efek samping berbahaya. Paparan
alkohol berkepanjangan dapat menghancurkan jaringan saraf dengan mengekstrak
kolesterol dan lipid melalui presipitasi protein. Alkohol dapat teroksidasi yang
melukai DNA secara langsung dan meningkatkan penetrasi karsinogen melintasi
mukosa oral sehingga dapat terjadi resiko kanker mulut (Satpathy et al., 2013).
Melihat potensi efek samping dari mouthwash berbahan kimiawi, obat
herbal kini banyak dicari untuk menggantikannya sebab belum dilaporkan adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
efek samping dalam penggunaan obat herbal sampai saat ini. Mouthwash herbal
tidak mengandung alkohol yang umum ditemukan di produk mouthwash kimiawi
(Nagappan dan John, 2012). Formulasi sediaan dalam penelitian ini tidak
menggunakan alkohol dengan tujuan mengurangi efek samping dari mouthwash.
Formulasi mouthwash komersial biasanya terdiri atas bahan aktif, surfaktan,
humektan, alkohol, perasa dan pewarna (Abate dan Abel, 2006). Variasi
konsentrasi surfaktan dan humektan yang akan dilakukan bertujuan untuk
mendapatkan formula mouthwash optimum yang memiliki sifat fisik dan stabilitas
yang baik. Parameter sifat fisik yang baik adalah : organoleptis yaitu warna hijau
jernih, rasa manis khas menthol, dan bau mint; viskositas, massa jenis dan pH
berada pada rentang mouthwash di pasaran, yaitu viskositas sebesar 1,3529 - 2,6340
cP, massa jenis sebesar 0,9963 – 1,0554 mg/mL, dan pH sebesar 5 – 6,5. Stabilitas
yang baik yaitu tidak terjadi perubahan pH, massa jenis dan viskositas saat
dilakukan uji stabilitas freeze thaw.
Gliserin dipilih sebagai humektan karena memiliki kesetimbangan
higroskopisitas yang baik dan tidak toksik kecuali pada konsentrasi yang tinggi
(Schueller dan Romanowski, 1999). Tween 80 dipilih sebagai surfaktan karena
memiliki toksisitas rendah sehingga banyak digunakan dalam industri makanan,
kosmetik dan formula obat oral (Rowe, Sheskey dan Quinn, 2009). Tween 80 juga
memiliki sinergis dengan gliserin karena dapat menurunkan tegangan permukaan
senyawa nonpolar sehingga mudah terdispersi (Saberi dan McClements, 2013).
Salah satu bahan herbal yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri S.
mutans adalah daun kelor (Moringa oleifera L.). Daun kelor mengandung berbagai
senyawa fitokimia seperti alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid dan tanin.
Penelitian yang dilakukan oleh Amabye dan Tadesse (2016) menginformasikan
bahwa terdapat aktivitas antibakteri oleh daun kelor (Moringa oleifera L.) terhadap
berbagai bakteri, termasuk S. mutans. Penelitian mengenai aktivitas antibiofilm
pada kulit biji kelor telah dilakukan oleh Onsare dan Arora (2014) menunjukkan
bahwa komponen bioaktif dari kulit biji kelor dapat menghambat potensi
pembentukan biofilm dari organisme gram positif, gram negatif dan jamur.
Berlandaskan fakta-fakta tersebut, peneliti ingin mengetahui adanya aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
antibiofilm oleh ekstrak etanol daun kelor maupun sediaan mouthwash daun kelor
(Moringa oleifera L.) terhadap bakteri S. mutans.
Studi yang dilakukan oleh Dodiya dan Amin (2015) mengungkapkan
bahwa ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.) memiliki konstituen
fitokimia yang lebih banyak daripada bagian tumbuhan kelor yang lain.
Berdasarkan hal tersebut, maka digunakan ekstrak etanol daun kelor (Moringa
oleifera L.) sebagai bahan aktif dalam optimasi humektan dan surfaktan formulasi
mouthwash herbal yang akan dilakukan. Pada penelitian ini digunakan desain
faktorial sebagai metode optimasi karena memiliki banyak keuntungan yaitu : 1.)
jika tidak ada interaksi, desain faktorial memiliki efisiensi maksimum dalam
memperkirakan efek utama; 2.) jika terjadi interaksi, desain faktorial diperlukan
untuk mengidentifikasi interaksi tersebut; 3.) efek berlaku untuk berbagai kondisi
karena dapat diukur pada berbagai tingkat faktor-faktor lain (Bolton dan Bon,
2010).
METODE PENELITIAN
Jenis rancangan penelitian ini adalah eksperimental dengan metode desain
factorial dengan melihat perbandingan komposisi Tween 80 dan gliserin untuk
memperoleh area komposisi optimum sediaan mouthwash. Penelitian ini dilakukan
di Laboratorium Teknologi dan Formulasi Padat, Laboratorium Farmakognosi-
Fitokimia, Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, dan Laboratorium Parasitologi Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah neraca analitik (Nagata), mikropipet,
microplate flexible U-bottom PVC 96-well, microplate reader, jarum ose, autoklaf
(Model KT-40, ALP Co, Ltd, Hamurashi, Tokyo, Japan), viscometer oswaltd,
piknometer, botol mouthwash, freezer (Sharp), oven, rotary evaporator, kertas
saring Whatman No 1, tabung reaksi, alat-alat gelas lainnya.
Bahan yang digunakan adalah serbuk daun kelor (Moringa oleifera L.),
kultur bakteri S. mutans yang telah diisolasi, dan diidentifikasi di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, pereaksi NaOH 10%,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pereaksi FeCl3, kloroform, anhidrida asetat, H2SO4 pekat, media brain heart broth,
larutan standar Mc Farland V, sukrosa 2%, etanol absolut, kristal violet 1%, Tween
80, gliserin, metil paraben, propilen glikol, natrium sakarin, menthol, pewarna
hijau, dan air murni.
Determinasi Daun Kelor (Moringa oleifera L.)
Determinasi daun kelor dari PT Moringa Organik Indonesia, Blora, Jawa
Tengah dilakukan di Laboratorium Sistematika Tumbuhan, Fakultas Biologi,
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Pembuatan Ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.)
Sebanyak 50 gram serbuk daun kelor ditimbang lalu dicampur dengan 500
mL etanol 70% dan dimaserasi menggunakan shaker sebesar 200 rpm selama 24
jam. Filtrat diperoleh dengan menyaring campuran tersebut dua kali dengan kertas
saring Whatman no 1 menggunakan corong Buchner. Filtrat dikondensasikan
menggunakan evaporator vakum putar pada suhu 50° C selama sekitar 45 menit.
Setelah itu dilakukan penimbangan bobot tetap untuk memastikan bahwa ekstrak
yang didapat telah bebas pelarut etanol. Menurut Farmakope Indonesia V
(Kementerian Kesehatan RI, 2014), jika ekstrak telah bebas dari pelarut, maka pada
dua kali penimbangan berturut-turut, perbedaan penimbangan tidak lebih dari 0,50
mg tiap g zat yang digunakan. Jika masih terjadi perbedaan maka ekstrak
dikeringkan dalam oven hingga dicapai bobot tetap.
Skrining fitokimia
a. Pemeriksaan Flavonoid (Pereaksi NaOH 10%)
Satu mL ekstrak ditambah beberapa tetes pereaksi NaOH 10%, reaksi positif
jika terjadi perubahan warna orentang/jingga (Ikalinus, Widyastuti dan
Setiasih, 2015).
b. Pemeriksaan Tanin (Pereaksi FeCl3)
Sampel dididihkan dengan 20 mL air lalu disaring. Beberapa tetes FeCl3
ditambahkan dan terbentuknya warna coklat kehijauan atau biru kehitaman
menunjukkan adanya tanin (Vinoth, Manivasagaperumal, dan Balamurugan,
2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
c. Pemeriksaan Saponin
Sampel dididihkan dengan 20 mL air dalam penangas air. Filtrat dikocok dan
didiamkan selama 15 menit. Terbentuknya busa yang stabil berarti positif
terdapat saponin (Ikalinus, Widyastuti dan Setiasih, 2015).
d. Pemeriksaan Terpenoid
Ekstrak dilarutkan pada 0,5 mL kloroform, kemudian ditambahkan 0,5 mL
anhidrida asetat dan campuran ditetesi dengan 2 mL H2SO4 pekat melalui
dinding tabung. Perubahan warna menjadi merah keunguan menunjukkan
adanya terpenoid (Vinoth, Manivasagaperumal, dan Balamurugan, 2012).
Uji Aktivitas Antibiofilm Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.)
Pengujian dilakukan dengan menggunakan microplate flexible U-bottom
PVC 96-well. Suspensi S. mutans dibandingkan dengan Standar Mc Farland V.
Sebelumnya dibuat 10 seri konsentrasi ekstrak terlebih dahulu dengan melarutkan
ekstrak etanol daun kelor dengan pelarut air murni, yaitu seri 1%, 2%, 3% 4%, 5%,
6%, 7%, 8%, 9%, dan 10%.
Ke dalam masing-masing sumuran dimasukkan sebanyak 5 μL larutan
ekstrak etanol daun kelor (konsentrasi 1%, 2%, 3% 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9%, dan
10%), 85 μL media BHIB + sukrosa 2%, serta 10 μL suspensi bakteri lalu
microplate diinkubasi pada 37°C selama 24 jam. Microplate dicuci dengan air
mengalir. Ditambahkan 125 μL kristal violet 1%, diinkubasi pada suhu ruang
selama 15 menit. Microplate dicuci dengan air mengalir. Etanol absolut 200 μL
ditambahkan dan diinkubasi pada suhu ruang selama 15 menit. Sebanyak 150 μL
larutan ditransfer ke microplate U-bottom polystyrene 96 wells, dilakukan replikasi
sebanyak 3 kali. Pengamatan dilakukan dengan microplate reader pada panjang
gelombang 595 nm (Yosephine et al, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Formulasi Mouthwash Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.)
Tabel I. Formula Modifikasi Mouthwash Ekstrak Etanol Daun Kelor
Bahan Formula
(1) (mL)
Formula
(a) (mL)
Formula
(b) (mL)
Formula
(ab) (mL)
Ekstrak daun kelor 0,5 0,5 0,5 0,5
Tween 80 0,75 2 0,75 2
Gliserin 3,5 3,5 5 5
Menthol 0,5 0,5 0,5 0,5
Metil paraben +
propilen glikol 10% 0,1 0,1 0,1 0,1
Natrium sakarin 0,3 0,3 0,3 0,3
Pewarna hijau q.s. q.s. q.s. q.s.
Air murni ad. 50 50 50 50
Metode untuk pembuatan komposisi mouthwash non-alkohol menurut
United States Pharmacopeia (1995) adalah sebagai berikut :
a. Mencampur bahan yang tidak larut air (Tween 80, metilparaben + propilen
glikol, menthol, natrium sakarin, pewarna hijau) membentuk campuran fase
minyak.
b. Menambahkan gliserin ke campuran tersebut untuk membentuk fase pertama.
c. Mencampur ekstrak etanol daun kelor ke dalam air murni untuk membentuk
fase kedua, dan
d. Mencampur fase pertama ke fase kedua dengan cara yang lambat dan
terkendali sehingga mencegah fase pertama menggumpal di dalam fase kedua.
Dari setiap formula dilakukan 3 kali replikasi. Selanjutnya dilakukan uji aktivitas
antibiofilm, uji sifat fisik, dan stabilitas ke empat formula mouthwash tersebut.
Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Mouthwash Ekstrak Daun Kelor
Uji sifat fisik yaitu dengan pengamatan organoleptis (warna, rasa, dan
bau), uji pH, massa jenis, serta viskositas relatif terhadap air. Uji pH dilakukan
dengan mencelupkan kertas pH pada sediaan lalu diamati pada indikator. Uji massa
jenis menggunakan piknometer. Uji viskositas menggunakan viskometer Ostwald:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
tabung viskometer diisi dengan sampel, meniskus cairan dalam tabung kapiler
diatur hingga garis graduasi teratas dengan bantuan tekanan atau pengisapan ball
filler. Ball filler dilepaskan dari tabung pengisi agar cairan dapat mengalir bebas ke
dalam wadah, dicatat waktu dalam detik yang diperlukan cairan untuk mengalir dari
batas atas hingga batas bawah dalam tabung kapiler (Departemen Kesehatan RI,
1995).
Sebelum melakukan pengujian viskositas, massa jenis dan pH pada
sediaan, terlebih dahulu dilakukan pengukuran viskositas, massa jenis dan pH pada
6 mouthwash pasaran sebagai parameter sifat fisik mouthwash yang baik. Parameter
sifat fisik yang baik adalah : organoleptis yaitu warna hijau jernih, rasa manis khas
menthol, dan bau mint; viskositas, massa jenis dan pH berada pada rentang
mouthwash di pasaran, yaitu viskositas sebesar 1,3529 - 2,6340 cP, massa jenis
sebesar 0,9963 – 1,0554 mg/mL, dan pH sebesar 5 – 6,5.
Uji Aktivitas Antibiofilm Mouthwash Ekstrak Daun Kelor
Pengujian dilakukan dengan menggunakan microplate flexible flatbottom
PVC 96-well. Suspensi S. mutans dibandingkan dengan Standar Mc Farland V. Ke
dalam masing-masing sumuran dimasukkan sebanyak 5 μL sediaan mouthwash
(formula 1, formula a, formula b, atau formula ab), 85 μL media BHIB + sukrosa
2%, serta 10 μL suspensi bakteri lalu microplate diinkubasi pada 37°C selama 24
jam. Microplate dicuci dengan air mengalir. Kristal violet 1% sebanyak 125 μL
ditambahkan dan diinkubasi pada suhu ruang selama 15 menit. Microplate dicuci
dengan air mengalir. Etanol absolut sebanyak 200 μL ditambahkan dan diinkubasi
pada suhu ruang selama 15 menit. Sebanyak 150 μL larutan ditransfer ke microplate
flatbottom polystyrene 96 wells. Dilakukan replikasi 3 kali. Pengamatan dilakukan
dengan microplate reader pada panjang gelombang 595 nm (Yosephine et al,
2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Analisis Hasil
Persentase penghambatan pembentukan biofilm ekstrak etanol daun kelor
(Moringa oleifera L.) dan mouthwash ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera
L.) diuji dihitung menggunakan rumus:
% penghambatan = OD kontrol−OD perlakuan
OD kontrol x 100
(Ceylan et al, 2014) (Namasivayam et al, 2013)
Keterangan :
OD (Optical Density) kontrol = absorbansi media BHIB + sukrosa 2% +
suspensi bakteri S. mutans.
OD (Optical Density) perlakuan = absorbansi media BHIB + sukrosa 2% +
suspensi bakteri S. mutans + ekstrak etanol
daun kelor (Moringa oleifera L.)/mouthwash
ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera
L.).
Pada penelitian ini, optimasi dilakukan dengan metode desain faktorial.
Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah data perbandingan komposisi
Tween 80 dan gliserin untuk memperoleh formula optimum dalam pembuatan
sediaan mouthwash. Untuk analisis data sifat fisik (viskositas dan massa jenis)
menggunakan Design Expert 11 sehingga didapatkan interaksi dari kedua faktor
pada dua level untuk masing-masing respon melalui persamaan dan countour plot.
Area optimum diperoleh dengan cara superimposed countour plot.
Data stabilitas fisik melalui uji freeze thaw berupa perubahan pH, massa
jenis dan viskositas. Untuk menentukan normalitas distribusi data menggunakan
Shapiro-Wilk. Jika p-value > 0,05 maka data terdistribusi normal dan jika p-value
< 0,05 maka data tidak terdistribusi normal. Dilakukan uji Levene’s Test dengan
taraf kepercayaan 95% dan jika p-value > 0,05 maka data homogen. Jika tidak
terdistribusi normal, data diuji menggunakan uji Kruskall Wallis. Untuk data yang
terdistribusi normal dilanjutkan menggunakan one way anova dengan tingkat
kepercayaan 95%. Nilai p-value < 0,05 menunjukkan adanya perbedaan signifikan
antar formula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Determinasi Daun Kelor (Moringa oleifera L.)
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk daun kelor yang
diperoleh dari PT Moringa Organik Indonesia, Blora, Jawa Tengah. Sebelumnya,
dilakukan determinasi daun kelor di Laboratorium Sistematika Tumbuhan, Fakultas
Biologi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Berdasarkan hasil, terbukti bahwa
daun yang diuji adalah daun kelor (Moringa oleifera L.) sehingga dapat dipastikan
serbuk tersebut merupakan serbuk daun kelor, sertifikat tercantum pada Lampiran
1.
Hasil Skrining fitokimia
a. Pemeriksaan Flavonoid (Pereaksi NaOH 10%)
Terjadi perubahan warna orentang/jingga, terdapat flavonoid, hal ini sudah
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Makanjuola, Dada dan Ekundayo
(2013); Rajamanickam dan Sudha (2013); Patel et al. (2014); Nepolean,
Anitha, dan Renitha (2009); Vinoth, Manivasagaperumal, dan Balamurugan
(2012); dan Putra, Dharmayudha, dan Sudimartini (2010) yang menyatakan
bahwa ekstrak etanol daun kelor mengandung senyawa flavonoid.
b. Pemeriksaan Tanin (Pereaksi FeCl3)
Terbentuk warna coklat kehijauan, terdapat tanin, hal ini sudah sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Makanjuola, Dada dan Ekundayo (2013);
Rajamanickam dan Sudha (2013); Patel et al. (2014); Nepolean, Anitha, dan
Renitha (2009); Vinoth, Manivasagaperumal, dan Balamurugan (2012); dan
Putra, Dharmayudha, dan Sudimartini (2010) yang menyatakan bahwa ekstrak
etanol daun kelor mengandung senyawa tanin.
c. Pemeriksaan Saponin
Terbentuk busa yang stabil, terdapat saponin. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Makanjuola, Dada dan Ekundayo (2013); Rajamanickam
dan Sudha (2013); dan Patel et al. (2014) bahwa ekstrak etanol daun kelor
mengandung saponin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
d. Pemeriksaan Terpenoid
Terbentuk warna merah keunguan, terdapat terpenoid. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nepolean, Anitha, dan Renitha (2009); Vinoth,
Manivasagaperumal, dan Balamurugan (2012); dan Putra, Dharmayudha, dan
Sudimartini (2010) bahwa ekstrak etanol daun kelor memiliki senyawa
terpenoid.
Uji Aktivitas Antibiofilm Ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.)
Tabel II. % Penghambatan Biofilm Ekstrak Daun Kelor
% ekstrak % penghambatan
1% 44,741±2,534
2% 46,379±3,009
3% 45,175±3,419
4% 46,571±1,313
5% 47,246±2,256
6% 48,932±0,858
7% 49,655±1,453
8% 49,318±0,812
9% 50,570±1,509
10% 52,738±2,994
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Gambar 1. Grafik % Penghambatan Biofilm vs % Ekstrak Daun Kelor
Dari uji yang dilakukan menggunakan metode mikrodilusi, didapatkan
hasil seperti tertera pada Tabel II. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun kelor
(Moringa oleifera L.) memiliki aktivitas antibiofilm, sesuai dengan kulit biji kelor
pada penelitian Onsare dan Arora (2014). Hal ini juga menunjukkan bahwa selain
memiliki efek aktivitas antibakteri, ekstrak etanol daun kelor juga memiliki
aktivitas antibiofilm. Data yang didapatkan tidak linear, ditunjukkan pada Gambar
1, R grafik yang didapatkan adalah 0,9607.
Konsentrasi ekstrak 1% merupakan kadar hambat minimum, yaitu
konsentrasi terkecil yang telah memiliki aktivitas penghambatan biofilm. menurut
uji statistik one way anova terhadap masing-masing konsentrasi ekstrak, didapatkan
p-value>0,05, artinya perbedaan antar konsentrasi ekstrak tidak signifikan sehingga
digunakan konsentrasi 1% untuk diformulasikan.
Formulasi Mouthwash Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.)
Formula yang dibuat dimodifikasi dari formula acuan (Yosephine et al.,
2013). Formula terlebih dahulu dibentuk 2 fase yaitu fase yang larut minyak (Tween
80, menthol, metil paraben + propilen glikol, gliserin) dan fase larut air (air murni,
natrium sakarin, dan ekstrak daun kelor). Lalu kedua fase dicampurkan dan diaduk
dengan batang pengaduk.
y = 805.76x + 43709R² = 0.9227
44,000
46,000
48,000
50,000
52,000
54,000
0 5 10 15
% p
engh
amb
atan
%ekstrak daun kelor
%penghambatan biofilm vs %ekstrak daun kelor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Optimasi Formula Mouthwash Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera
L.)
Optimasi formula dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan sifat fisik
yang optimum dengan cara memilih komposisi komponen kritis (Tween 80 dan
gliserin) yang menghasilkan viskositas, massa jenis, dan pH yang sesuai. Menurut
Collins, (2009), konsentrasi gliserin sebagai humektan adalah 5-20% yaitu 2,5-10
mL. Menurut Mahmood dan Al-Koofee (2013), konsentrasi Tween 80 untuk
mouthwash adalah 1-15%, yaitu 0,5 mL-7,5mL. Konsentrasi yang dipilih adalah
konsentrasi yang menghasilkan sifat fisik yaitu viskositas sebesar 1,3529 - 2,6340
cP, massa jenis sebesar 0,9963 – 1,0554 mg/mL, dan pH sebesar 5 – 6,5. Sifat fisik
sediaan mouthwash dengan gliserin 4 mL dan variasi komposisi Tween 80 disajikan
pada Tabel III.
Tabel III. Sifat Fisik Sediaan Mouthwash dengan Variasi Volume Tween 80
Sebesar 0,5 mL – 7,5 mL
Volume Tween 80 (mL) (mg/mL) Ƞ (cP)
0,5 1,0183 1,5247
3 1,0268 2,6327
5,5 1,0373 3,8459
7,5 1,0446 4,8430
Volume Tween 80 yang memenuhi rentang viskositas mouthwash pasaran
adalah 0,5 mL hingga 3 mL. Untuk melihat linearitas dari rentang volume 0,5 mL
hingga 3 mL, dilakukan pembuatan dan pengujian dengan rentang variasi
konsentrasi Tween 80 yang lebih kecil. Data hasil pengujian terdapat pada Tabel
IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Tabel IV. Sifat Fisik Sediaan Mouthwash dengan Variasi Volume Tween 80
Sebesar 0,5 mL – 3 mL
Volume Tween 80 (mL) (mg/mL) Ƞ (cP)
0,5 1,0173 1,4954
0,75 1,0203 1,6884
1 1,0211 1,7994
1,25 1,0219 1,9101
1,5 1,0227 2,0207
1,75 1,0235 2,1311
2 1,0244 2,2410
2,25 1,0249 2,2725
2,5 1,0262 2,3014
2,75 1,0281 2,3765
3 1,0284 2,4378
Gambar 2. Grafik Optimasi Pengaruh Variasi Komposisi Tween 80 terhadap
Viskositas
1.4500
1.6500
1.8500
2.0500
2.2500
2.4500
0.25 0.75 1.25 1.75 2.25 2.75 3.25
visk
osi
tas
(cP
)
volume Tween 80 (mL)
Volume Tween 80 vs Viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Gambar 3. Grafik Optimasi Pengaruh Variasi Komposisi Tween 80
terhadap Massa Jenis
Menurut Gambar 2, R yang didapat pengaruh variasi komposisi Tween 80
terhadap viskositas dari volume 0,75 mL hingga 2 mL adalah 0,9995. Menurut
Gambar 3, R yang didapat pengaruh variasi komposisi Tween 80 terhadap massa
jenis dari volume 0,75 mL hingga 2 mL adalah 0,9998. Kedua R tersebut
mengGambarkan garis paling linear, sehingga digunakan volume Tween 80 level
rendah 0,75 mL dan level tinggi 2 mL yang ditunjukkan oleh lingkaran merah pada
masing-masing grafik.
Sifat fisik sediaan mouthwash dengan variasi komposisi gliserin disajikan
pada Tabel V :
Tabel V. Sifat Fisik Sediaan Mouthwash dengan Variasi Volume Gliserin
Sebesar 2,5 mL – 10 mL
Volume gliserin (mL) (mg/mL) Ƞ (cP)
2,5 1,0134 2,2528
5 1,0134 2,3792
7,5 1,0277 2,6976
10 1,0353 2,9907
1.017
1.019
1.021
1.023
1.025
1.027
1.029
0.25 1.25 2.25 3.25
mas
sa je
nis
(m
g/m
L)
volume Tween 80 (mL)
Volume Tween 80 vs Massa Jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Volume gliserin yang memenuhi rentang massa jenis mouthwash pasaran
adalah 2,5 mL hingga 5 mL. Untuk melihat linearitas dari rentang volume 2,5 mL
hingga 5 mL, dilakukan pembuatan dan pengujian dengan rentang variasi
konsentrasi gliserin yang lebih kecil sehingga didapatkan rentang volume gliserin
yang linear. Data hasil pengujian terdapat pada Tabel VI.
Tabel VI. Sifat Fisik Sediaan Mouthwash dengan Variasi Volume Gliserin
Sebesar 2,5 mL - 5 mL
Volume gliserin (mL) (mg/mL) Ƞ (cP)
2,5 1,0135 2,2511
3 1,0143 2,2579
3,5 1,0180 2,3007
4 1,0201 2,3262
4,5 1,0223 2,3509
5 1,0241 2,3779
Gambar 4. Grafik Optimasi Pengaruh Variasi Komposisi Gliserin terhadap
Viskositas
1.012
1.014
1.016
1.018
1.02
1.022
1.024
1.026
2 3 4 5 6
mas
sa je
nis
(m
g/m
L)
volume gliserin (mL)
Volume Gliserin vs Massa Jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Gambar 5. Grafik Optimasi Pengaruh Variasi Komposisi Gliserin terhadap Massa
Jenis
Menurut Gambar 4, R yang didapat pengaruh variasi komposisi gliserin
terhadap viskositas dari volume 3,5 mL hingga 5 mL adalah 0,9936. Menurut
Gambar 5, R yang didapat pengaruh variasi komposisi gliserin terhadap massa jenis
dari volume 3,5 mL hingga 5 mL adalah 0,9897. Kedua R tersebut mengGambarkan
garis paling linear, sehingga digunakan volume gliserin level rendah 3,5 mL dan
level tinggi 5 mL yang ditunjukkan oleh lingkaran merah pada masing-masing
grafik.
Uji Organoleptis, pH, Viskositas dan Massa Jenis Formula Sediaan
Mouthwash
Tabel VII. Uji Organoleptis Sediaan Mouthwash
Formula Warna Rasa Bau pH
1 Hijau keruh Manis, khas menthol Mint 5,5
a Hijau jernih Manis, khas menthol Mint 5,5
b Hijau keruh Manis, khas menthol Mint 5,5
ab Hijau jernih Manis, khas menthol Mint 5,5
2.24002.26002.28002.30002.32002.34002.36002.38002.4000
2 3 4 5 6
visk
osi
tas
(cP
)
volume gliserin (mL)
Volume Gliserin vs Viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Tabel VIII. Uji Massa Jenis () dan Viskositas (Ƞ) Sediaan Mouthwash
Formula (g/mL) Ƞ (cP)
1 1,0114±0,0007 1,4568±0,0073
a 1,0123±0,0005 1,5841±0,0059
b 1,0236±0,0005 1,4903±0,0027
ab 1,0256±0,0003 1,6127±0,0023
Data di atas menunjukkan bahwa viskositas, massa jenis dan pH sediaan
mouthwash sudah berada dalam rentang viskositas, massa jenis, dan pH mouthwash
yang ditetapkan yaitu rentang viskositas = 1,3529 – 2,6340 cP; rentang massa jenis
= 0,9963 - 1,0554; rentang pH = 5-6,5, sehingga dapat disimpulkan formula yang
dibuat memenuhi syarat sebagai formula yang dapat diterima konsumen.
Desain Faktorial
1. Respon Viskositas
Respon viskositas dihasilkan dari dua faktor yaitu Tween 80 dan gliserin,
serta interaksinya terhadap respon viskositas diuji menggunakan software Design
Expert 11. Persamaan desain faktorial untuk viskositas adalah
Y = 1,29568 + 0,110898(X1) + 0,024236(X2) – 0,002596(X1)(X2) ….. (1)
Dengan Y sebagai respon viskositas, X1 sebagai Tween 80, X2 sebagai gliserin dan
X1X2 sebagai interaksi antara Tween 80 dan gliserin.
Efek adalah perubahan respon yang disebabkan karena adanya variasi dari
level faktor dari Tween 80 dan gliserin. Nilai efek Tween 80, gliserin dan
interaksinya dalam menentukan respon viskositas dapat dilihat pada Tabel IX.
Tabel IX. Nilai Efek Tween 80, Gliserin dan Interaksinya terhadap Viskositas
Faktor Efek p-value p-value persamaan
Tween 80 0,124833 <0,0001 <0,0001
Gliserin 0,031 0,0003
Interaksi -0,00243333 0,6409
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Tween 80 dan gliserin memiliki efek dengan nilai positif, artinya Tween
80 dan gliserin memiliki efek menaikkan viskositas sediaan mouthwash ekstrak
daun kelor. Interaksi Tween 80 dan gliserin memiliki efek dengan nilai negatif,
artinya gabungan antara kedua faktor tersebut dapat menurunkan viskositas sediaan
mouthwash ekstrak daun kelor. Tween 80 merupakan efek dominan dalam respon
viskositas karena memiliki p value < 0,0001, sedangkan gliserin tidak memiliki efek
signifikan terhadap respon viskositas karena p value > 0,0001. Viskositas akan naik
seiring dengan penambahan Tween 80. Hal tersebut sesuai dengan jurnal oleh
Kennedy dan Kennedy (2007) bahwa penambahan surfaktan nonionik (Tween 80)
menaikkan viskositas plastis. Penggunaan surfaktan akan membuat media dispersi
menjadi lebih rigid sehingga viskositas lebih tinggi (Elfiyani, Amalaia, dan
Pratama, 2017).
Pada Gambar 6 dan Gambar 7, garis hitam menunjukkan faktor pada level
rendah, sedangkan garis merah menunjukkan faktor pada level tinggi. Berdasarkan
Gambar 6, penambahan volume Tween 80 dapat menaikkan respon viskositas pada
gliserin level rendah maupun level tinggi. Berdasarkan Gambar 7, peningkatan
volume gliserin dapat menaikkan respon viskositas pada Tween 80 level rendah
maupun level tinggi.
Garis yang dihasilkan pada Gambar 6 tampak curam dibandingkan dengan
garis yang dihasilkan pada Gambar 7 sehingga dapat disimpulkan penambahan
Tween 80 memiliki efek yang lebih signifikan terhadap kenaikan respon viskositas
dibandingkan dengan gliserin, sesuai dengan p value Tween 80 < 0,0001. Contour
plot untuk respon viskositas dapat diperoleh berdasarkan persamaan 1 dan disajikan
pada Gambar 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Gambar 6. Grafik Hubungan Tween 80 terhadap Respon Viskositas
Gambar 7. Grafik Hubungan Gliserin terhadap Respon Viskositas
Gambar 8. Contour Plot Respon Viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Contour plot viskositas menunjukkan semakin banyak penggunaan Tween
80 dan gliserin, respon viskositas semakin meningkat. Daerah contour plot yang
berwarna biru hingga jingga menunjukkan nilai viskositas dari yang rendah hingga
nilai viskositas yang makin tinggi.
2. Respon Massa Jenis
Persamaan desain faktorial untuk massa jenis adalah
Y = 0,984000 +0,001422 (XI)+ 0,007680 (X2)+ 0,000604 (X1)(X2) ….. (2)
Dengan Y sebagai respon massa jenis, X1 sebagai Tween 80, X2 sebagai
gliserin dan X1X2 sebagai interaksi antara Tween 80 dan gliserin.
Efek adalah perubahan respon yang disebabkan karena adanya variasi oleh
level faktor dari Tween 80 dan gliserin. Nilai efek Tween 80, gliserin dan
interaksinya dalam menentukan respon massa jenis dapat dilihat pada Tabel X.
Tabel X. Nilai Efek Tween 80, Gliserin dan Interaksinya terhadap Massa
Jenis
Faktor Efek p-value p-value persamaan
Tween 80 0,000006163 0,0213 <0,0001
Gliserin 0,0005 <0,0001
Interaksi 0,0000009633 0,2916
Tween 80, gliserin, dan interaksi keduanya memiliki efek dengan nilai
positif, artinya Tween 80 gliserin dan gabungan keduanya memiliki efek menaikkan
massa jenis sediaan mouthwash ekstrak daun kelor. Gliserin merupakan efek
dominan dalam respon massa jenis karena memiliki p value < 0,0001, sedangkan
Tween 80 tidak memiliki efek signifikan terhadap respon massa jenis karena p value
> 0,0001. Massa jenis akan naik seiring dengan penambahan gliserin. Hal ini sesuai
dengan jurnal dari Cristancho et al. (2011), dimana penambahan gliserin
mengakibatkan peningkatan massa jenis.
Pada Gambar 9 dan Gambar 10, garis hitam menunjukkan faktor pada level
rendah, sedangkan garis merah menunjukkan faktor pada level tinggi. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Gambar 9, penambahan volume Tween 80 dapat menaikkan respon viskositas pada
gliserin level rendah maupun level tinggi. Berdasarkan Gambar 10, peningkatan
volume gliserin dapat menaikkan respon viskositas pada Tween 80 level rendah
maupun level tinggi.
Garis yang dihasilkan pada grafik Gambar 10 (Hubungan Gliserin
terhadap Respon Massa Jenis) tampak lebih curam dibandingkan dengan garis yang
dihasilkan pada grafik Gambar 9 (Hubungan Tween 80 terhadap Respon Massa
Jenis) sehingga dapat disimpulkan penambahan gliserin memiliki efek yang lebih
signifikan terhadap kenaikan respon massa jenis dibandingkan denga Tween 80,
sesuai dengan p value gliserin < 0,0001. Contour plot untuk respon viskositas dapat
diperoleh berdasarkan persamaan 2 dan disajikan pada Gambar 11.
Gambar 9. Grafik Hubungan Tween 80 terhadap Respon Massa Jenis
Gambar 10. Grafik Hubungan Gliserin terhadap Respon Massa Jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Gambar 11. Contour Plot Massa Jenis
Contour plot massa jenis menunjukkan semakin banyak penggunaan
Tween 80 dan gliserin, respon massa jenis semakin meningkat. Daerah contour plot
yang berwarna biru hingga jingga menunjukkan nilai massa jenis dari yang rendah
hingga nilai massa jenis yang makin tinggi.
3. Contour Plot Superimposed
Contour plot superimposed adalah gabungan antara grafik contour plot dari
respon viskositas dan massa jenis untuk memperoleh area komposisi optimum.
Gambar 12. Contour Plot Superimposed dari Respon Viskositas dan Massa
Jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Area komposisi optimum untuk mendapat mouthwash dengan sifat fisik
yang sesuai dengan yang diinginkan yaitu rentang viskositas 1,3529 – 2,6340 cP
dan massa jenis 0,9963 - 1,0554 mg/mL. Dapat dilihat pada Gambar 12, seluruh
daerah terarsir warna kuning, artinya seluruh formula masuk ke dalam area formula
optimum dengan rentang viskositas yang didapatkan 1,4568 cP – 1,6127 cP dan
rentang massa jenis 1,0114 mg/mL – 0,0256 mg/mL.
Validasi Respon Pada Area Optimum
Tabel XI. Hasil Validasi Contour Plot Superimposed
Parameter Teoritis Hasil Validasi p-value
Viskositas 1,5841 cP 1,5807±0,0017 cP 0,078
Massa jenis 1,0123 mg/mL 1,0128±0,0007
mg/mL 0,378
Validasi respon pada area optimum dilakukan untuk memastikan bahwa
daerah yang diarsir kuning dengan jumlah Tween 80 dan gliserin yang tertera
(Tween 80 sebanyak 2 mL dan gliserin sebanyak 3,5 mL) dapat memberi nilai
viskositas dan massa jenis yang telah ditentukan yaitu nilai viskositas 1,5841 cP
dan nilai massa jenis 1,0123 mg/mL. Hasil ditunjukkan pada Tabel XI, didapat hasil
validasi nilai viskositas rata rata sebesar 1,5807±0,0017 cP dan nilai massa jenis
1,0128±0,0007 mg/mL, dimana hasil tersebut masuk ke dalam ketentuan yang
diinginkan. Selain itu, validitas sediaan mouthwash ekstrak daun kelor ini juga
dilihat dari p-value. Berdasarkan hasil yang didapat pada Tabel XI, nilai viskositas
dan massa jenis memiliki p-value > 0,05, sehingga antara teoritis dan hasil validasi
berbeda tidak bermakna sehingga dapat dinyatakan komposisi sediaan mouthwash
ekstrak daun kelor tersebut valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Uji Aktivitas Antibiofilm Mouthwash Daun Kelor (Moringa oleifera L.)
Tabel XII. % Penghambatan Biofilm Mouthwash Ekstrak Daun Kelor
Formula % penghambatan
1 40,282±3,289
a 35,170±4,065
b 42,785±12,0270
ab 45,290±8,661
Gambar 13. % Penghambatan Biofilm Mouthwash Ekstrak Daun Kelor
Data di atas adalah data formula mouthwash dengan penambahan ekstrak
serta data formula tanpa ekstrak (plasebo). Dari uji yang dilakukan menggunakan
metode mikrodilusi, dapat disimpulkan bahwa mouthwash ekstrak daun kelor
(Moringa oleifera L.) memiliki aktivitas antibiofilm, hasil dapat dilihat pada Tabel
XII. P-value uji statistic one way anova yang dihasilkan oleh penghambatan biofilm
mouthwash ekstrak daun kelor ini >0,05, artinya masing-masing formula berbeda
namun tidak signifikan.
Uji Stabilitas Mouthwash Ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.)
Parameter stabilitas yang diamati adalah organoleptis, pH, massa jenis dan
viskositas. Sediaan mouthwash memiliki stabilitas yang baik jika tidak terjadi
0.000
20.000
40.000
60.000
1 a b ab
% p
engh
amb
atan
formula
% penghambatan biofilm mouthwash daun kelor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
perubahan organoleptis, pH, massa jenis, dan viskositas setelah melalui siklus
freeze thaw.
Setelah dilakukan freeze thaw, tidak terdapat perubahan organoleptis dan
pH yang artinya sediaan mouthwash stabil secara organoleptis dan pH. Hasil
viskositas sediaan mouthwash ekstrak daun kelor menunjukkan adanya penurunan
viskositas untuk formula b dan ab, lalu terjadi penurunan dan kenaikan pada
formula 1 dan formula a. menurut hasil statistik menggunakan one way anova,
kenaikan maupun penurunan ini berbeda tidak bermakna (p-value > 0,05), grafik
perubahan viskositas dapat dilihat pada Gambar 14.
Hasil massa jenis sediaan mouthwash pada formula b data tidak
terdistribusi normal, sehingga dilanjutkan dengan uji Kruskal walis, untuk formula
1, a, ab semua data normal sehingga diuji dengan one way anova. Seluruhnya
memiliki p>0,05 sehingga dapat dinyatakan nilai massa jenis antar siklus berbeda
tidak bermakna, grafik perubahan massa jenis dapat dilihat pada Gambar 15. Hal
ini menunjukkan penggunaan Tween 80 dan gliserin serta eksipien mampu
menghasilkan sediaan dengan organoleptis, pH, viskositas dan massa jenis yang
stabil.
Gambar 14. Grafik Perubahan Viskositas Siklus Freeze Thaw
1.4568 1.4631 1.4513 1.45051.4903 1.4788 1.4837
1.4642
1.5841 1.5738 1.5689 1.5646
1.6127 1.6079 1.6032 1.5953
1.3500
1.4000
1.4500
1.5000
1.5500
1.6000
1.6500
siklus 0 siklus 1 siklus 2 siklus 3
VIS
KO
SITA
S (C
P)
SIKLUS
Perubahan Viskositas siklus Freeze Thaw
f1 fb fa fab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gambar 15. Grafik Perubahan Massa Jenis Siklus Freeze Thaw
1.0114 1.0116 1.0106 1.0116
1.0236 1.0238 1.02431.0221
1.01231.0105 1.0111 1.0111
1.0256
1.0201
1.0240 1.0237
1.0000
1.0050
1.0100
1.0150
1.0200
1.0250
1.0300
siklus 0 siklus 1 siklus 2 siklus 3
mas
a je
nis
(m
g/m
L)
SIKLUS
Perubahan massa jenis siklus FREEZE THAW
f1 fb fa fab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
KESIMPULAN
Ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.) memiliki aktivitas
antibiofilm terhadap bakteri S. mutans yaitu pada konsentrasi ekstrak 1 % mampu
menghambat 44,741±2,534% pembentukan biofilm.
Area komposisi optimum dari Tween 80 dan gliserin yang didapatkan pada
volume Tween 80 sebesar 0,75 mL – 2 mL dan volume gliserin sebesar 3,5 mL - 5
mL, memiliki rentang massa jenis 1,0114 mg/mL – 0,0256 mg/mL dan rentang
viskositas 1,4568 cP – 1,6127 cP.
Sediaan mouthwash ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.)
memiliki aktivitas antibiofilm terhadap bakteri S. mutans. Mouthwash ekstrak
etanol daun kelor (Moringa oleifera L.) memiliki aktivitas antibiofilm terhadap
bakteri S. mutans yaitu formula 1 40,282±3,289%, formula a 35,170±4,065%;
formula b 42,785±12,0270% dan formula ab 45,290±8,661%.
SARAN
1. Perlu dilakukan pengujian aktivitas antibiofilm terhadap eksipien (Tween
80, gliserin, menthol, metilparaben, propilen glikol).
2. Perlu dilakukan pengujian subjective assessment kepada responden agar
diketahui Gambaran penerimaan sediaan mouthwash ekstrak daun kelor
pada masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
DAFTAR PUSTAKA
Abate, M., dan Abel, S. K., 2006. Remington: The Science and Practice of
Pharmacy. 21st Ed. University of Sciences, Philadelphia: Lippincott
Williams and Wilkins. 751.
Amabye, T. G., dan Tadesse, F. M., 2016. Phytochemical dan Antibacterial
Activity of Moringa oleifera Available in the Market of Makelle. Journal
of Analytical & Pharmaceutical Research., 2(1). 2-3.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI,
2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Bakti Husada, 110 – 111.
Banu, J. N., dan Gayathri, V., 2016. Preparation of Antibacterial Herbal
Mouthwash against Oral Pathogens. International Journal of Current
Microbiology dan Applied Sciences., 5(11). 206.
Bolton, S., dan Bon, C., 2010. Pharmaceutical Statistic Practical and Clinical
Application. 5th edition. New York: Marcel Dekker Inc. 222-225.
Ceylan, O., Ugur, A., and Sarac, N., 2014. In Vitro Antimicrobial, Antioxidant,
Antibiofilm and Quorum Sensing Inhibitory Activities of Bellis perennis L..
Journal of Bio-Sci and Biotech., 35-42.
Claffey, N., 2003. Essential Oil Mouthwashes: A Key Component in Oral Health
Management. J Clin Periodontol 2003., 30(5). 24.
Collins, F. M., 2009. Reflections on Dentifrice Ingredients, Benefts and
recommendations. Chesterland: Pennwell. 6.
Cristancho, D. M., Delgado, D. R., Martinez, F., Fakhree, M. A. A., Jouyban, A.,
2011. Volumetric Properties Of Glycerol + Water Mixtures At Several
Temperatures And Correlation With The Jouyban-Acree Model. Rev.
Colomb. Cienc. Quím. Farm., 40 (1). 94.
Departemen Kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia Edisi Ke Empat. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan
RI. 1038.
Dodiya, B., dan Amin, B., 2015. Antibacterial Activity dan Phytochemical
Screening of Different Parts of Moringa oleifera Against Selected Gram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Positive dan Gram Negative Bacteria. Journal of Pharmaceutical,
Chemical dan Biological Sciences., 3(3). 424.
Elfiyani, R., Amalia, A., Pratama, S. Y., 2017. Effect of Using the Combination of
Tween 80 and Ethanol on the Forming and Physical Stability of
Microemulsion of Eucalyptus Oil as Antibacterial. Journal of Young
Pharmacists., 9(1). 52.
Forssten, S. D., Bjorklund, M., dan Ouwehdan, C., 2010. Streptococcus mutans,
Caries and Simulation Models. Nutrients. 2. 290.
Ikalinus, R., Widyastuti, S. K., dan Setiasih N. L. E., 2015. Skrining Fitokimia
Ekstrak Etanol Kulit Batang Kelor (Moringa oleifera). Indonesia Medicus
Veterinus., 4(1). 73-74.
Karicheri, R., dan Antony, B., 2016. Antibacterial And Antibiofilm Activities Of
Peppermint (Mentha Piperita Linn) And Menthol Mint (Mentha Arvensis
Linn) Essential Oils On Aggregatibacter Actinomycetemcomitans Isolated
From Orodental Infections. European Journal Of Pharmaceutical And
Medical Research. 3(7). 580.
Karpinski, T. M., dan Szkaradkiewicz, A. K., 2013. Microbiology of Dental
Caries. Journal of Biology dan Earth Sciences., 3(1). 23.
Kennedy, R. A., dan Kennedy, M. L., 2007. Effect of Selected Non-Ionic
Surfactants on the Flow Behavior of Aqueous Veegum Suspensions. AAPS
PharmSciTech., 8 (1). 4-6.
Li, X., Kolltveit, K. M., Tronstad, L., and Olsen, I., 2000. Systemic Disease
Caused by Oral Infection. Clinical Microbiology Review., 13(4). 555.
Ma, Y., dan Marquis, R. E., 2008. Irreversible Paraben Inhibition of Glycolysis by
Streptococcus mutans GS-5. Letter in Applied Microbiology., 25(5).
Mahmood, M. E., dan Al-Koofee, D. A. F., 2013. Effect of Temperature Changes
on Critical Micelle Concentration for Tween Series Surfactant. Global
Journal of Science Frontier Research Chemistry., 13(1). 1.
Makanjuola, O. O., Dada, E. O., dan Ekundayo, F. O., 2013. Antibacterial
Activities of Moringa oleifera (Lam) On Coliforms Isolated from Some
Surface Waters in Akure, Nigeria. FUTA Journal Research in Science.
9(1). 67.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Nagappan, N., dan John, J., 2012. Antimicrobial Efficacy of Herbal and
Chlorhexidine Mouth Rinse – A systematic Review. Journal of Dental and
Medical Science., 2(4). 5.
Namasivayam, S.K.R., Christo, B.B., Arasu, S., Kumar, K., Deepak, K., 2013.
Anti Biofilm Effect of Biogenic Silver Nanoparticles Coated Medical
Devices against Biofilm of Clinical Isolate of Staphylococcus Aureus.
Global Journal of Medical Research Pharma, Drug Discovery, Toxicology
and Medicine., 13 (3).
Nepolean, P., Anitha, J., dan Renitha, R. R., 2009. Isolation, Analysis and
Identification of Phytochemicals of Antimicrobial Activity of Moringa
oleifera Lam.. Current Biotica. 35.
Nielsen, C. K., Kjems, J., Mygind, T., Snabe, T., and Meyer, R. L., 2016. Effects
of Tween 80 on Growth and Biofilm Formation in Laboratory Media.
Frontiers in Microbiology., 4-7.
Onsare, J.G., dan Arora, D.S., 2014. Antibiofilm Potential Of Flavonoids Extracted
From Moringa oleifera Seed Coat Against Staphylococcus aureus,
Pseudomonas aeruginosa and Candida albicans. Journal of Applied
Microbiology., 1
Patel N., Patel, P., Patel, D., Desai, S., and Meshram, D., 2014. Phytochemical
Analysis and Antibacterial Activity of Moringa Oleifera. International
Journal of Medicine and Pharmaceutical Science. 4(2). 30.
Pometto, A. L., dan Demirci, A., 2015. Biofilm in the Food Environment. IFT Press.
Prasanna, S. G. V., dan Lakshmanan, R., 2016. Characteristics, Uses dan Side
Effect of Chlorhexidine, A Review. Journal of Dental and Medical
Science., 15(6). 58.
Putra, I. W. D. P., Dharmayudha, A. A. G. O., dan Sudimartini, L. M., 2010.
Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera
L) di Bali, Indonesian Veterinus. 5(5). 468.
Rajamanickam, K., dan Sudha, S. S., 2013. In-Vitro Antimicrobial Activity And
In-Vivo Toxicity of Moringa oleifera and Allamanda cathartica Against
Multiple Drug Resistant Clinical Pathogens. International Journal of
Pharma and Bio Science. 4(1). 772.
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., and Quinn, M. E., 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipient. USA: Pharmaceutical Press. 283, 443, 549-550, 608, 627-628.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Saberi, F., dan McClements, 2013. Effect of Glycerol on Formation, Stability, and
Properties of Vitamin E Enriched Nanoemulsions Produced Using
Spontaneous Emulsification. Journal of Colloid and Interface Science.,
Valhalla. 37.
Satpathy, A., Ravindra, S., Porwal, A., Das, A. C., Kumar, M., and
Mukhopadhyay, I., 2013. Effect of Alcohol Consumption Status and
Alcohol Concentration on Oral Pain Induced by Alcohol-Containing
Mouthwash. Journal of Oral Science., 55 (2). 103.
Schueller, R., dan Romanowski, P., 1999. Conditioning Agents for Hair and Skin.
Volume 21. Marcel Dekker, Inc. New York. 101.
Vinoth, B., Manivasagaperumal, R., dan Balamurugan, S., 2012. Phytochemical
Analysis And Antibacterial Activity Of Moringa Oleifera Lam..
International Journal of Research in Biological Science., 2(3). 99-100.
Yosephine, A. D., Wulanjati, M. P., Saifullah, T. N., Astuti, P., 2013. Mouthwash
Formulation Of Basil Oil (Ocimum basilicum L.) and In Vitro
Antibakterial And Antibiofilm Activities Against Streptococcus mutans.
Traditional Medicine Journal., 18 (2). 95-102.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Daun Kelor (Moringa oleifera
L.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lampiran 2. Surat Keterangan Identifikasi Bakteri Streptococcus mutans
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Lampiran 3. Surat Legalitas Penggunaan Aplikasi SPSS Untuk Pengujian
Data Secara Statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Lampiran 4. Data Bobot Tetap Ekstrak Etanol Daun Kelor
Cawan kosong = 61,3448 g
X = 0,0005 x ((berat cawan+isi)-berat cawan kosong)
Selisih penimbangan sebelumnya dan penimbangan setelahnya tidak boleh lebih
dari X
6 September 2017
Waktu Bobot cawan + isi X Selisih
12.00 66,9368 0,002794
13.00 66,8902 0,002771 0,0466
17.00 66,8056 0,002728 0,0846
17.30 66,7964 0,002724 0,0092
18.00 66,7902 0,002721 0,0062
18.30 66,7856 0,002718 0,0046
19.00 66,7833 0,002717 0,0023
Replikasi
1
Replikasi
2
Replikasi
3
Rata-
rata
%
penghambatan
Kontrol
bakteri 0,668 0,748 0,659 0,692
1 0,366 0,401 0,380 0,382 44,741±2,534
2 0,357 0,361 0,395 0,371 46,379±3,009
3 0,352 0,391 0,395 0,379 45,175±3,419
4 0,371 0,360 0,378 0,370 46,571±1,313
5 0,380 0,349 0,366 0,365 47,246±2,256
6 0,347 0,354 0,359 0,353 48,932±0,858
7 0,347 0,339 0,359 0,348 49,655±1,453
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Lampiran 5. Persen Penghambatan Biofilm Ekstrak Daun Kelor (Moringa
oleifera L.)
Lampiran 6. Persen Penghambatan Mouthwash Ekstrak Daun Kelor
(Moringa oleifera L.)
Replikasi
1
Replikasi
2
Replikasi
3
Rata-
rata
%
penghambatan
Kontrol bakteri 0,689 0,636 0,593 0,639
formula 1 0,361 0,403 0,381 0,382 40,282±3,289
formula a 0,396 0,444 0,403 0,414 35,170±4,065
formula b 0,302 0,451 0,344 0,366 42,785±12,0270
formula ab 0,376 0,286 0,387 0,350 45,290±8,661
y = 805.76x + 43709R² = 0.9227
44,000
45,000
46,000
47,000
48,000
49,000
50,000
51,000
52,000
53,000
54,000
0 2 4 6 8 10 12
% p
engh
amb
atan
%ekstrak daun kelor
%penghambatan biofilm vs %ekstrak daun kelor
8 0,346 0,349 0,357 0,351 49,318±0,812
9 0,348 0,330 0,348 0,342 50,570±1,509
10 0,318 0,322 0,341 0,327 52,738±2,994
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Lampiran 7. Data Organoleptis Mouthwash Ekstrak Daun Kelor
Optimasi Tween 80 1-15% (0,5 mL-7,5mL) gliserin 4 mL
Jumlah tween (mL) Warna Rasa Bau
0,5 Hijau keruh Manis, khas menthol Mint
0,75 Hijau keruh Manis, khas menthol Mint
1 Hijau keruh Manis, khas menthol Mint
1,25 Hijau keruh Manis, khas menthol Mint
1,5 Hijau jernih Manis, khas menthol Mint
1,75 Hijau jernih Manis, khas menthol Mint
2 Hijau jernih Manis, khas menthol Mint
2,25 Hijau jernih Manis, khas menthol Mint
2,5 Hijau jernih Manis, khas menthol Mint
2,75 Hijau jernih Manis, khas menthol Mint
3 Hijau jernih Manis, khas menthol Mint
5,5 Hijau jernih Manis, khas menthol Mint
7,5 Hijau jernih Manis, khas menthol Mint
0.000
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
1 a b ab
% p
engh
amb
atan
formula
% penghambatan biofilm mouthwash daun kelor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Optimasi gliserin 5-20% (2,5-10 mL) Tween 80 4 mL
Jumlah gliserin (mL) Warna Rasa Bau
2,5 Hijau jernih Manis, khas menthol Mint
3 Hijau jernih Manis, khas menthol Mint
3,5 Hijau jernih Manis, khas menthol Mint
4 Hijau jernih Manis, khas menthol Mint
4,5 Hijau jernih Manis, khas menthol Mint
5 Hijau jernih Manis, khas menthol Mint
8 Hijau jernih Manis, khas menthol Mint
10 Hijau jernih Manis, khas menthol Mint
Uji organoleptis freeze thaw siklus 0
Formula Warna Rasa Bau Pemisahan fase
1 Hijau keruh Manis, khas menthol Mint -
a Hijau keruh Manis, khas menthol Mint -
b Hijau jernih Manis, khas menthol Mint -
ab Hijau jernih Manis, khas menthol Mint -
Uji organoleptis freeze thaw siklus 1
Formula Warna Rasa Bau Pemisahan fase
1 Hijau keruh Manis, khas menthol Mint -
a Hijau keruh Manis, khas menthol Mint -
b Hijau jernih Manis, khas menthol Mint -
ab Hijau jernih Manis, khas menthol Mint -
Uji organoleptis freeze thaw siklus 2
Formula Warna Rasa Bau Pemisahan fase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
1 Hijau keruh Manis, khas menthol Mint -
a Hijau keruh Manis, khas menthol Mint -
b Hijau jernih Manis, khas menthol Mint -
ab Hijau jernih Manis, khas menthol Mint -
Uji organoleptis freeze thaw siklus 3
Formula Warna Rasa Bau Pemisahan fase
1 Hijau keruh Manis, khas menthol Mint -
a Hijau keruh Manis, khas menthol Mint -
b Hijau jernih Manis, khas menthol Mint -
ab Hijau jernih Manis, khas menthol Mint -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Lampiran 8. Data pH Mouthwash Ekstrak Daun Kelor
Optimasi Tween 80 1-15% (0,5 mL-7,5mL)
Optimasi gliserin 5-20% (2,5-10 mL)
Optimasi gliserin 5-20% (2,5-10 mL) tween 4 mL
Jumlah gliserin (mL) pH
2,5 5,5
3 5,5
3,5 5,5
4 5,5
4,5 5,5
5 5,5
8 5,5
10 5,5
Optimasi Tween 80 1-15% (0,5 mL-7,5mL) gliserin 4 mL
Jumlah tween (mL) pH
0,5 5,5
0,75 5,5
1 5,5
1,25 5,5
1,5 5,5
1,75 5,5
2 5,5
2,25 5,5
2,5 5,5
2,75 5,5
3 5,5
5,5 5,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
7,5 5,5
Uji organoleptis freeze thaw
Formula pH Siklus 0 pH Siklus 1 pH Siklus 2 pH Siklus 3
1 5,5 5,5 5,5 5,5
a 5,5 5,5 5,5 5,5
b 5,5 5,5 5,5 5,5
ab 5,5 5,5 5,5 5,5
Lampiran 9. Data Massa Jenis dan Viskositas Mouthwash Ekstrak Daun
Kelor
Rumus viskositas
η0
η1 =
ρ0 × t0
ρ1 × t1
0,89
η1 =
0,9934 ×23,27
×
η0 = viskositas cairan pembanding
η1 = viskositas cairan sampel
0 = massa jenis cairan pembanding
1 = massa jenis cairan sampel
t0 = waktu aliran cairan pembanding
t1 = waktu aliran cairan sampel
Viskositas Air = 0,89 cP (Rowe, Sheskey dan Quinn, )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
VISKOSITAS DAN MASSA JENIS MOUTHWASH PASARAN
MERK T
(detik)
Pikno + isi
(gram)
Pikno kosong
(gram)
Ƞ (cP)
Freeza 40,17 33,699 23,878 0,9821 1,5189
Listerin 67,45 34,021 23,878 1,0143 2,6340
Systema 37,21 33,841 23,878 0,9963 1,4273
total care 35,75 34,042 23,878 1,0164 1,3990
cengkeh 34,87 33,955 23,878 1,0077 1,3529
sensodyne 46,78 34,432 23,878 1,0554 1,9008
Rentang viskositas = 1,3529 – 2,6340 cP
Rentang massa jenis = 0,9963 - 1,0554 mg/mL
OPTIMASI GLISERIN (Tween 80 4 mL)
Volume t Pikno + isi ƞ Rentang
2,5 57,74 34,012 1,0134 2,2528 V
5 60.13 34.155 1.0134 2.3792 V
7.5 65.97 34.499 1.0277 2.6976 -
10 72.26 34.628 1.0353 2.9907 -
Volume t Pikno + isi ƞ
2.5 57.69 34.013 1.0135 2.2511
3 57.82 34.021 1.0143 2.2579
3.5 58.7 34.0582 1.0180 2.3007
4 59.23 34.079 1.0201 2.3262
4.5 59.73 34.101 1.0223 2.3509
5 60.31 34.119 1.0241 2.3779
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gliserin = 3,5 – 5 mL
OPTIMASI TWEEN 80 (gliserin 4 mL)
Volume t Pikno + isi ƞ Rentang
0,5 38.89 34.061 1.0183 1.5247 V
3 66.595 34.146 1.0268 2.6327 V
5,5 96.3 34.251 1.0373 3.8459 -
7,5 120.42 34.324 1.0446 4.8430 -
Volume t Pikno + isi ƞ
0.5 38.18 34.051 1.0173 1.4954
0.75 42.98 34.081 1.0203 1.6884
2.2000
2.2500
2.3000
2.3500
2.4000
2 3 4 5 6
visk
osi
tas
(cP
)
volume gliserin (mL)
volume gliserin vs viskositas
1.0121.0141.0161.018
1.021.0221.0241.026
2 3 4 5 6mas
sa je
nis
(m
g/m
L)
volume gliserin (mL)
volume gliserin vs massa jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
1 45.77 34.089 1.0211 1.7994
1.25 48.55 34.097 1.0219 1.9101
1.5 51.32 34.105 1.0227 2.0207
1.75 54.08 34.113 1.0235 2.1311
2 56.82 34.122 1.0244 2.2410
2.25 57.59 34.127 1.0249 2.2725
2.5 58.25 34.14 1.0262 2.3014
2.75 60.04 34.159 1.0281 2.3765
3 61.57 34.162 1.0284 2.4378
Rentang Tween 80 = 0,75 mL-2 mL
1.017
1.019
1.021
1.023
1.025
1.027
1.029
0.25 1.25 2.25 3.25mas
sa je
nis
(m
g/m
L)
volume tween 80 (mL)
volume tween vs massa jenis
1.4500
1.6500
1.8500
2.0500
2.2500
2.4500
0.25 1.25 2.25 3.25
visk
osi
tas
(cP
)
volume tween 80 (mL)
volume tween vs viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Lampiran 10. Analisis Statistik Pengaruh Faktor pada Sediaan Mouthwash
terhadap Respon dengan Software Design Expert 11 dan Pengujian Formula
Optimum
a. Respon Viskositas
1. Normalitas data
Keterangan : data terdistribusi normal (good shape)
2. Efek Tween 80, gliserin dan interaksinya terhadap viskositas
Keterangan : Tween 80 dan Gliserin memiliki efek menaikkan viskositas.
Interaksi kedua faktor menurunkan viskositas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
3. Uji Anova
Keterangan : Tween 80 merupakan faktor yang dominan terhadap respon
viskositas. Ditunjukkan dengan p<0,0001.
4. Persamaan viskositas
Y = 1,54+0,0624(XI)+0,0155(X2)-0,0012(X1)(X2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
b. Respon Massa Jenis
1. Normalitas data
Keterangan : data terdistribusi normal (good shape)
2. Efek Tween 80, gliserin dan interaksinya terhadap massa jenis
Keterangan : Tween 80 dan Gliserin memiliki efek menaikkan viskositas.
Interaksi kedua faktor menaikkan massa jenis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3. Uji Anova
Keterangan : gliserin merupakan faktor yang dominan terhadap respon
viskositas. Ditunjukkan dengan p<0,0001.
4. Persamaan viskositas
Y = 1,02+0,0007(XI)+0,0064(X2)+0,0003(X1)(X2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Lampiran 11. Validasi Respon pada Area Optimum
Tabel hasil validasi contour plot superimposed (tween 2, gliserin 3,5)
Perhitungan Teoritis t P+i Hasil
validasi Rata-rata p-value
Viskositas 1,58413
40.58
40.45
40.49
34.013
34.006
33.998
1.5823
1.5807 0,078 1.5789
1.5811
Massa jenis 1.01227
1.0135
1.0128 0,378 1.0128
1.012
pH 5,5
5,5
5,5 - 5,5
5,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Lampiran 12. Data Massa Jenis dan Viskositas Mouthwash Ekstrak Daun Kelor Siklus Freeze Thaw
Siklus 0
Formula ƞ
1 1.0114±0,0007 1,4568±0,0073
a 1,0123±0,0005 1,5841±0,0059
b 1,0236±0,0005 1,4903±0,0027
ab 1.0256±0,0003 1,6127±0,0023
Formula t Pikno + isi Pikno
kosong
Rata-rata
replikasi Rata-rata total ƞ
Rata-rata
replikasi ƞ Rata-rata total ƞ
1.0.1
36,74 33,975 23,878 1,0097
1,0105
1.0114±0,0007
1,4282
1,4423
1,4568±0,0073
37,20 33,983 23,878 1,0105 1,4473
37,28 33,990 23,878 1,0112 1,4514
1.0.2
37,22 33,997 23,878 1,0119
1,0127
1,4501
1,4638 37,69 34,008 23,878 1,0130 1,4700
37,72 34,009 23,878 1,0131 1,4713
1.0.3 37,20 33,986 23,878 1,0108
1,0110 1,4477
1,4645 37,80 33,988 23,878 1,0110 1,4713
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
37,87 33,990 23,878 1,0112 1,4744
b.0.1
37,59 34,112 23,878 1,0234
1,0236
1,0236±0,0005
1,4811
1,4942
1,4903±0,0027
37,66 34,113 23,878 1,0235 1,4840
38,49 34,118 23,878 1,0240 1,5175
b.0.2
37,57 34,104 23,878 1,0226
1,0228
1,4792
1,4852 37,68 34,105 23,878 1,0227 1,4836
37,90 34,108 23,878 1,0230 1,4927
b.0.3
37,69 34,115 23,878 1,0237
1,0244
1,4855
1,4915 37,83 34,121 23,878 1,0243 1,4919
37,93 34,130 23,878 1,0252 1,4971
a.0.1
40,32 33,987 23,878 1,0109 1,0121
1,0123±0,0005
1,5693
1,5725
1,5841±0,0059
40,36 33,992 23,878 1,0114 1,5716
40,39 34,017 23,878 1,0139 1,5767
a.0.2
40,65 33,997 23,878 1,0119
1,0132
1,5837
1,5879 40,69 34,009 23,878 1,0131 1,5871
40,77 34,025 23,878 1,0147 1,5928
a.0.3 40,67 33,976 23,878 1,0098 1,0115 1,5812 1,5920
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
40,88 34,001 23,878 1,0123 1,5933
41,09 34,002 23,878 1,0124 1,6016
ab.0.1
40,19 34,127 23,878 1,0249
1,0251
1.0256±0,0003
1,5859
1,6162
1,6127±0,0023
40,98 34,128 23,878 1,0250 1,6172
41,68 34,132 23,878 1,0254 1,6455
ab.0.2
40,79 34,130 23,878 1,0252
1,0255
1,6100
1,6136 40,83 34,131 23,878 1,0253 1,6118
40,99 34,137 23,878 1,0259 1,6190
ab.0.3
40,55 34,139 23,878 1,0261
1,0262
1,6020
1,6083 40,73 34,140 23,878 1,0262 1,6092
40,84 34,141 23,878 1,0263 1,6137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Siklus 1
Formula ƞ
1 1,0116 ±0,0002 1.4631±0,0091
a 1,0105±0,0008 1,5738±0,0038
b 1,0238±0,0007 1,4788±0,0041
ab 1,0201±0,0001 1,6079±0,0015
Formula t Pikno + isi Pikno
kosong
Rata-rata
replikasi Rata-rata total ƞ
Rata-rata
replikasi ƞ Rata-rata total ƞ
1.1.1
36.92 33.983 23,878 1.0105 1,0110
1,0116 ±0,0002
1,4364
1.4496
1.4631±0,0091
37.38 33.985 23,878 1.0107 1,4546
37.55 33.997 23,878 1.0119 1,4629
1.1.2
37.94 33.991 23,878 1.0113 1,0118
1,4772
1.4804
37.74 33.998 23,878 1.012 1,4705
38.07 34 23,878 1.0122 1,4836
1.1.3
37.31 33.992 23,878 1.0114
1,0119
1,4528
1.4593
37.64 33.997 23,878 1.0119 1,4664
37.61 34 23,878 1.0122 1,4657
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
b.1.1
37,1 34,093 23,878 1,0215
1,0225
1,0238±0,0007
1,4591
1,4712
1,4788±0,0041
37,47 34,107 23,878 1,0229 1,4757
37,55 34,108 23,878 1,0230 1,4790
b.1.2
37,02 34,116 23,878 1,0238
1,0241
1,4592
1,4801
37,59 34,118 23,878 1,0240 1,4820
38,00 34,124 23,878 1,0246 1,4990
b.1.3
37,59 34,118 23,878 1,0240
1,0248
1,4820
1,4851
37,64 34,127 23,878 1,0249 1,4853
37,69 34,132 23,878 1,0254 1,4880
a.1.1
40,26 33,983 23,878 1,0105
1,0121
1,0105±0,0008
1,5663
1,5685
1,5738±0,0038
40,29 34,004 23,878 1,0126 1,5707
40,31 34,010 23,878 1,0132 1,5725
a.1.2
40,81 33,945 23,878 1,0067
1,0098
1,5817
1,5812
40,59 33,993 23,878 1,0115 1,5807
40,69 33,990 23,878 1,0112 1,5841
a.1.3 40,31 33,953 23,878 1,0075
1,0095 1,5636
1,5716 40,62 33,978 23,878 1,010 1,5795
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
40,87 33,989 23,878 1,0111 1,5910
ab.1.1
40,92 34,077 23,878 1,0199
1,0201
1,0201±0,0001
1,6068
1,6065
1,6079±0,0015
40,86 34,087 23,878 1,0209 1,6060
40,93 34,074 23,878 1,0196 1,6067
ab.1.2
41,09 34,079 23,878 1,0201
1,0203
1,6138
1,6110
41,02 34,081 23,878 1,0203 1,6114
40,92 34,083 23,878 1,0205 1,6077
ab.1.3
41,04 34,073 23,878 1,0195
1,0199
1,6109
1,6062
40,84 34,076 23,878 1,0198 1,6035
40,83 34,083 23,878 1,0205 1,6042
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Siklus 2
Formula ƞ
1 1,0106±0,0004 1,4513±0,0035
a 1,0111±0,0004 1,5689±0,0059
b 1,0243±0,0004 1,4837±0,0021
ab 1,0240±0,0011 1,6032±0,0097
Formula t Pikno + isi Pikno
kosong
Rata-rata
replikasi Rata-rata total ƞ
Rata-rata
replikasi ƞ Rata-rata total ƞ
1.2.1
36,94 33,958 23,878 1,0080
1,0098
1,0106±0,0004
1,4336
1,4468
1,4513±0,0035
37,19 33,984 23,878 1,0106 1,4470
37,51 33,986 23,878 1,0108 1,4598
1.2.2
37,29 33,979 23,878 1,0101
1,0110
1,4502
1,4582
37,50 33,989 23,878 1,0111 1,4598
37,6 33,996 23,878 1,0118 1,4647
1.2.3 37,18 33,988 23,878 1,0110
1,0111 1,4472
1,4488 37,20 33,989 23,878 1,0111 1,4481
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
37,27 33,990 23,878 1,0112 1,4510
b.2.1
37,34 34,110 23,878 1,0232
1,0238
1,0243±0,0004
1,4710
1,4795
1,4837±0,0021
37,44 34,116 23,878 1,0238 1,4758
37,82 34,122 23,878 1,0244 1,4916
b.2.2
37,55 34,127 23,878 1,0249
1,0252
1,4817
1,4854
37,57 34,130 23,878 1,0252 1,4829
37,78 34,133 23,878 1,0255 1,4917
b.2.3
37,50 34,109 23,878 1,0231
1,0239
1,4771
1,4861
37,63 34,119 23,878 1,0241 1,4837
37,96 34,124 23,878 1,0246 1,4974
a.2.1
39,93 33,963 23,878 1,0085
1,0115
1,0111±0,0004
1,5504
1,5572
1,5689±0,0059
39,83 34,001 23,878 1,0123 1,5523
40,19 34,016 23,878 1,0138 1,5687
a.2.2
40,40 33,971 23,878 1,0093
1,0103
1,5699
1,5755
40,52 33,981 23,878 1,0103 1,5761
40,59 33,991 23,878 1,0113 1,5804
a.2.3 40,21 33,980 23,878 1,0102 1,0114 1,5639 1,5742
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
40,43 33,994 23,878 1,0116 1,5746
40,64 34,001 23,878 1,0123 1,5839
ab.2.1
40,50 34,120 23,878 1,0242
1,0253
1,0240±0,0011
1,5970
1,6223
1,6032±0,0097
41,29 34,136 23,878 1,0258 1,6307
41,50 34,137 23,878 1,0259 1,6392
ab.2.2
40,23 34,091 23,878 1,0213
1,0217
1,5819
1,5903
40,49 34,094 23,878 1,0216 1,5926
40,57 34,099 23,878 1,0221 1,5965
ab.2.3
40,17 34,121 23,878 1,0243
1,0250
1,5842
1,5969
40,58 34,129 23,878 1,0251 1,6016
40,65 34,133 23,878 1,0255 1,6050
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Siklus 3
Formula ƞ
1 1,0116±0,0003 1,4505±0,0045
a 1,0111±0,0005 1,5646+0,0047
b 1,0221±0,0028 1,4642±0,0152
ab 1,0237±0,0011 1,5963±0,0081
Formula t Pikno + isi Pikno
kosong
Rata-rata
replikasi Rata-rata total ƞ
Rata-rata
replikasi ƞ Rata-rata total ƞ
1.3.1
36,87 33,985 23,878 1,0107
1,0110
1,0116±0,0003
1,4347
1,4437
1,4505±0,0045
37,09 33,987 23,878 1,0109 1,4436
37,31 33,991 23,878 1,0113 1,4527
1.3.2
37,27 33,995 23,878 1,0117
1,0122
1,4517
1,4590
37,51 33,998 23,878 1,0120 1,4615
37,54 34,006 23,878 1,0128 1,4638
1.3.3 36,96 33,992 23,878 1,0114
1,0116 1,4392
1,4489 37,08 33,994 23,878 1,0116 1,4442
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
37,57 33,995 23,878 1,0117 1,4634
b.3.1
37,43 34,118 23,878 1,0240 1,0248
1,0221±0,0028
1,4757
1,4819
1,4642±0,0152
37,49 34,129 23,878 1,0251 1,4796
37,75 34,132 23,878 1,0254 1,4903
b.3.2
36,46 34,039 23,878 1,0161
1,0165
1,4263
1,4340
36,61 34,044 23,878 1,0166 1,4329
36,85 34,047 23,878 1,0169 1,4427
b.3.3
37,84 34,123 23,878 1,0245
1,0250
1,4926
1,4767
37,01 34,128 23,878 1,0250 1,4605
37,41 34,133 23,878 1,0255 1,4770
a.3.1
39,91 33,967 23,878 1,0089 1,0119
1,0111±0,0005
1,5502
1,5547
1,5646+0,0047
39,80 34,010 23,878 1,0132 1,5526
40,01 34,013 23,878 1,0135 1,5612
a.3.2
40,37 33,975 23,878 1,0097 1,0101
1,5694
1,5703
40,40 33,979 23,878 1,0101 1,5711
40,36 33,984 23,878 1,0106 1,5704
a.3.3 40,09 33,988 23,878 1,0110 1,0112 1,5605 1,5688
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
40,35 33,986 23,878 1,0108 1,5703
40,44 33,997 23,878 1,0119 1,5755
ab.3.1
40,48 34,119 23,878 1,0241 1,0251
1,0237±0,0011
1,5961
1,6124
1,5963±0,0081
40,74 34,133 23,878 1,0255 1,6085
41,25 34,134 23,878 1,0256 1,6288
ab.3.2
40,20 34,089 23,878 1,0211
1,0215
1,5804
1,5872
40,30 34,093 23,878 1,0215 1,5849
40,52 34,096 23,878 1,0218 1,5941
ab.3.3
40,07 34,119 23,878 1,0241
1,0246
1,5799
1,5891
40,29 34,121 23,878 1,0243 1,5889
40,49 34,131 23,878 1,0253 1,5983
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Kurva Viskositas Dan Massa Jenis Sediaan Mouthwash Pada Siklus Freeze Thaw
1.4568 1.4631 1.4513 1.45051.4903 1.4788 1.4837 1.4642
1.5841 1.5738 1.5689 1.56461.6127 1.6079 1.6032 1.5953
1.3000
1.4000
1.5000
1.6000
1.7000
siklus 0 siklus 1 siklus 2 siklus 3
VIS
KO
SITA
S (C
P)
SIKLUS
Perubahan Viskositas siklus Freeze Thaw
f1 fb fa fab
1.0114 1.0116 1.0106 1.0116
1.0236 1.0238 1.02431.0221
1.01231.0105 1.0111 1.0111
1.0256
1.02011.0240 1.0237
1.0000
1.0050
1.0100
1.0150
1.0200
1.0250
1.0300
siklus 0 siklus 1 siklus 2 siklus 3
mas
a je
nis
(m
g/m
L)
SIKLUS
Perubahan massa jenis siklus FREEZE THAW
f1 fb fa fab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 13. Analisis Statistik Pengaruh Freeze thaw pada Viskositas,
Massa Jenis dan pH Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun Kelor
Respon Viskositas Formula 1
1. Uji normalitas
p>0,05 artinya data terdistribusi normal
2. Uji homogenitas
p>0,05 artinya data homogen
3. Uji one way anova
p>0,05 artinya viskositas antara siklus 0, 1, 2 dan 3 tidak berbeda signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
4. Uji post-hoc bonferroni
p>0,05 artinya viskositas antara siklus 0, 1, 2 dan 3 data berbeda tidak bermakna
Respon Viskositas Formula B
1. Uji normalitas
p>0,05 artinya data terdistribusi normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2. Uji homogenitas
p>0,005 artinya data homogen
3. Uji one way anova
p>0,05 artinya viskositas antara siklus 0, 1, 2 dan 3 tidak berbeda signifikan
4. Uji post hoc Bonferroni
p>0,05 artinya viskositas antara siklus 0, 1, 2 dan 3 data berbeda tidak bermakna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Respon Viskositas Formula A
1. Uji normalitas
p>0,05 artinya data terdistribusi normal
2. Uji homogenitas
p>0,05 artinya data homogen
3. Uji one way anova
p>0,05 artinya viskositas antara siklus 0, 1, 2 dan 3 tidak berbeda signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
4. Uji post hoc Bonferroni
p>0,05 artinya viskositas antara siklus 0, 1, 2 dan 3 data berbeda tidak bermakna
Respon Viskositas Formula Ab
1. Uji normalitas
p>0,05 artinya data terdistribusi normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
2. Uji homogenitas
P<0,05 artinya data tidak homogen
3. Uji one way anova
p>0,05 artinya viskositas antara siklus 0, 1, 2 dan 3 tidak berbeda signifikan
4. Uji post hoc Bonferroni
p>0,05 artinya viskositas antara siklus 0, 1, 2 dan 3 data berbeda tidak bermakna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Respon Massa Jenis Formula 1
1. Uji normalitas
p>0,05 artinya data terdistribusi normal
2. Uji homogenitas
p>0,05 artinya data homogen
3. Uji one way anova
p>0,05 artinya massa jenis antara siklus 0, 1, 2 dan 3 tidak berbeda signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
4. Uji post hoc Bonferroni
p>0,05 artinya massa jenis antara siklus 0, 1, 2 dan 3 data berbeda tidak bermakna
Respon Massa Jenis Formula B
1. Uji normalitas
P<0,05 artinya data tidak terdistribusi normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
2. Uji homogenitas
p>0,05 artinya data homogen
3. Uji Kruskal Wallis
- Siklus 0-1
p> 0,05 artinya nilai massa jenis antara siklus 0-1 berbeda tidak
bermakna
- Siklus 0-2
p> 0,05 artinya nilai massa jenis antara siklus 0-2 berbeda tidak
bermakna
- Siklus 0-3
p> 0,05 artinya nilai massa jenis antara siklus 0-3 berbeda tidak
bermakna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
- Siklus 1-2
p> 0,05 artinya nilai massa jenis antara siklus 1-2 berbeda tidak
bermakna
- Siklus 1-3
p> 0,05 artinya nilai massa jenis antara siklus 1-3 berbeda tidak
bermakna
- Siklus 2-3
p> 0,05 artinya nilai massa jenis antara siklus 2-3 berbeda tidak
bermakna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Respon Massa Jenis Formula A
1. Uji normalitas
p>0,05 artinya data terdistribusi normal
2. Uji homogenitas
p>0,05 artinya data homogen
3. Uji one way anova
p>0,05 artinya massa jenis antara siklus 0, 1, 2 dan 3 tidak berbeda signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
4. Uji post hoc Bonferroni
p>0,05 artinya massa jenis antara siklus 0, 1, 2 dan 3 data berbeda tidak
bermakna
Respon Massa Jenis Formula Ab
1. Uji normalitas
p>0,05 artinya data terdistribusi normal
2. Uji homogenitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
p>0,05 artinya data homogeny
3. Uji one way anova
p>0,05 artinya massa jenis antara siklus 0, 1, 2 dan 3 tidak berbeda
signifikan
4. Uji post hoc Bonferroni
p>0,05 artinya massa jenis antara siklus 0, 1, 2 dan 3 data berbeda tidak bermakna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 14. Dokumentasi Ekstraksi Daun Kelor (Moringa oleifera L.)
a. Serbuk daun kelor (Moringa oleifera L.)
b. Proses maserasi Moringa oleifera L.
Penyaringan
ekstrak cair Penguapan pelarut menggunakan rotary evaporator
Ekstrak etanol daun
kelor kental
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 15. Dokumentasi Uji Tabung
1. Uji flavonoid
2. Uji terpenoid
3. Uji tanin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
4. Uji saponin
Lampiran 16. Dokumentasi Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun Kelor
a. Pembuatan
1. Formula 1 dan formula b
2. Formula a dan Formula ab
1.0.1 1.0.2 1.0.3
ab.0.1 ab.0.2 ab.0.3
b.0.1 b.0.2 b.0.3
a.0.1 a.0.2 a.0.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
b. Siklus freeze thaw
1. Siklus 1
Formula 1 dan formula b
Formula a dan formula ab
2. Siklus 2
Formula 1 dan Formula b
a.1.1 a.1.2 a.1.3 ab.1.1 ab.1.2 ab.1.3
1.1.1 1.1.2 1.1.3 b.1.1 b.1.2 b.1.3
1.2.1 1.2.2 1.2.3 b.2.1 b.2.2 b.2.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Formula a dan Formula ab
3. Siklus 3
Formula 1 dan Formula b
Formula a dan Formula ab
1.3.1 1.3.2 1.3.3 b.3.1 b.3.2 b.3.3
a.3.1 a.3.2 a.3.3
ab.3.1 ab.3.2 ab.3.3
a.2.1 a.2.2 a.2.3 ab.2.1 ab.2.2 ab.2.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
c. Validasi
Lampiran 17. Dokumentasi Pengujian Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun
Kelor (Moringa oleifera L.)
Validasi
replikasi 1 Validasi
replikasi 2 Validasi
replikasi 3
Pengukuran
pH
menggunakan
kertas pH
Pengukuran
viskositas
menggunakan
viscometer
Ostwald
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 18. Dokumentasi Uji Antibiofilm
1. Variasi konsentrasi ekstrak daun kelor
2. Formula mouthwash dengan ekstrak daun kelor dan formula
mouthwash tanpa ekstrak daun kelor (plasebo)
Formula 1
plasebo
Formula b
plasebo
Formula a
plasebo Formula
ab plasebo
Formula 1
+ ekstrak
Formula b
+ ekstrak
Formula a
+ ekstrak
Formula ab
+ ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
3. Penyetaraan suspensi bakteri dengan standard Mc. Farland V
4. Inkubasi aktivitas antibiofilm ekstrak etanol daun kelor pada
microplate
5. Inkubasi aktivitas antibiofilm moutwash ekstrak etanol daun kelor
pada microplate
Suspensi
bakteri
Mc.
Farland V
Inkubasi
hari 1
Penambah
an Kristal
violet
Penambah
an etanol
p.a.
Inkubasi
hari 1
Penambah
an Kristal
violet
Penambah
an etanol
p.a.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
6. Pembacaan hasil inkubas i pada alat eliza
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
BIOGRAFI PENULIS
Skripsi berjudul “OPTIMASI TWEEN 80 DAN
GLISERIN PADA FORMULA MOUTHWASH
EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera L.) DAN
UJI ANTIBIOFILM TERHADAP Streptococcus
mutans” ini ditulis oleh Debby Nataya Furi, yang lahir
dari pasangan Endang Jatmiati dan Djoenaedi tanggal 15
Desember 1995 di Blora, Jawa Tengah. Penulis
mengawali massa studinya di SD Negeri 1 Kunduran
(2001-2004), SD Kartini Blora (2004-2008), SMP
Katolik Adisucipto Blora (2008-2011), SMA Katolik Wijayakusuma Blora (2011-
2014). Penulis melanjutkan studi di Program Studi S1 Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2014. Selama menempuh pendidikan S1,
penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan kampus, antara lain anggota seksi acara
KPU gubernur BEMF dan ketua DPMF Farmasi periode 2015/2016, anggota seksi
kesekretariatan panitia Pelepasan Wisuda 2015, anggota seksi kesekretariatan
panitia Seminar Nasional JMKI “Interprofessional Health Care” 2015, koordinator
seksi acara panitia KPU gubernur BEMF dan ketua DPMF Farmasi periode
2016/2017, koordinator seksi kesekretariatan panitia Pelepasan Wisuda 2016,
sekretaris panitia Donor Darah JMKI 2016, Ketua Seminar Nasional JMKI 2016
“3GB, Good Team, Good Work, Good Result for the Better Future”, dan Wakil
ketua panitia KPU gubernur BEMF dan ketua DPMF Farmasi periode 2017/2018.
Selain aktif dalam kegiataan kepanitiaan, penulis juga menjadi asisten dosen
Formulasi dan Teknologi Sediaan Farmasi 2017, menjalani Praktek Kerja
Lapangan di Instalasi Farmasi RS Panti Wiloso “Dr. Cipto” Semarang periode 3-
14 Juli 2017 dan merupakan anggota aktif student club “Herbal Garden Team”
2015/2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related