PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP MITIGASI BENCANA GEMPA
BUMI DI DESA SENGON KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN
KLATEN
ARTIKEL PUBLIKASI
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
Disusun Oleh:
MUHAMMAD ANWAR SYAMSUL HADI
A 610 090 021
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
Muhammad Anwar Syamsul Hadi, Pendidikan Geografi 2013, FKIP-UMS
PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI DESA SENGON KECAMATAN PARAMBANAN
KABUPATREN KLATEN
MUHAMMAD ANWAR SYAMSUL HADI
A 610 090 021
Abstrak
Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dan
memahami bentuk partisipasi masyarakat Desa Sengon Kecamatan Prambanan
Kabupaten Klaten. Menggunakan metode survey lapangan. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data primer
di buktikan dengan perolehan data langsung dari lapangan dan data sekunder di
buktikan dengan perolehan data dari pustaka. Teknik analisa yang digunakan
adalah model Miles dan Huberman, Pengumpulan data, Display data, Reduksi
data dan Kesimpulan. Berdasarkan analisa data adanya tingkat dan bentuk
partisipasi terhadap mitigasi bencana gempa bumi di Desa Sengon Kecamatan
Prambanan Kabupaten Klaten. Tingkat partisipasi tersebut di ditandai dari adanya
kerjasama antara masyarakat, LSM dan Pemeritah yang berupa ide atau usulan
dan tenaga dari masyarakat Desa Sengon kepada LSM dan Pemerintah setempat,
sedangkan bantuan berupa materi dari LSM dan Pemerintah kepada masyarakat
Desa Sengon Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.
Kata kunci: Partisipasi, Mitigasi Bencana, Gempa bumi.
Muhammad Anwar Syamsul Hadi, Pendidikan Geografi 2013, FKIP-UMS 1
Partisipasi Masyarakat Dalam Mitigasi Bencana Gempa Bumi Di Desa Sengon Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten
PENDAHULUAN
Menurut Sastropoetro
(1986) Partisipasi adalah
keterlibatan yang bersifat spontan
yang disertai kesadaran dan
tanggungjawab terhadap
kepentingan kelompok untuk
mencapai tujuan bersama. Siti Irene
Astuti D (2011) menjelaskan
Partisipasi masyarakat menekankan
pada “partisipasi” langsung warga
dalam pengambilan keputusan pada
lembaga dan proses
kepemerintahan.
Menurut BMKG Gempa
bumi adalah peristiwa bergetarnya
bumi akibat pelepasan energi di
dalam bumi secara tiba-tiba yang
ditandai dengan patahnya lapisan
batuan pada kerak bumi.
Mitigasi bencana merupakan
serangkaian upaya untuk
mengurangi resiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun
penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman
bencana (UU No.24 Tahun 2007).
Bencana alam seperti gempa
bumi, tsunami, banjir, longsor,
letusan gunung api dan lain-lain.
Wilayah Indonesia, merupakan
Negara kepulauan yang terletak
pada pertemuan tiga lempeng
tektonik dunia yaitu: lempeng
Hindia-Australia di sebelah selatan,
lempeng Eurasia di sebelah barat
dan lempeng Pasifik di sebelah
timur (BNPB).
Indonesia merupakan negara
yang memiliki tingkat kerawanan
bencana alam tinggi, seperti letusan
gunungapi, gempabumi, tsunami,
banjir, tanah longsor, dan lain
sebagainya. Tercatat setidaknya 257
kejadian bencana terjadi di
Indonesia dari keseluruhan 2.866
kejadian bencana alam di Asia
selama periode tersebut. Data
menunjukkan bahwa Indonesia
merupakan salah satu negara yang
memiliki tingkat kegempaan yang
tinggi di dunia, lebih dari 10 kali
lipat tingkat kegempaan di Amerika
Serikat. Gempa bumi yang
disebabkan oleh interaksi lempeng
tektonik dapat menimbulkan
gelombang pasang apabila terjadi di
samudera. Selama kurun waktu
1600 – 2000, tercatat 105 kejadian
tsunami yang 90 persen diantaranya
disebabkan oleh gempa tektonik,
1
Muhammad Anwar Syamsul Hadi, Pendidikan Geografi 2013, FKIP-UMS 1
Partisipasi Masyarakat Dalam Mitigasi Bencana Gempa Bumi Di Desa Sengon Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten
9 persen oleh letusan gunung api,
dan 1 persen oleh tanah longsor
(Sumber: Pusat Mitigasi Bencana,
ITB. 2008).
Berdasarkan catatan sejarah
di Daerah Jawa Tengah sudah sering
mengalami gempa, yakni gempa
tektonik yang berkekuatan di atas 6
Slaka Richter (SR), bahkan ada
yang mencapai lebih dari 7 SR, yang
terjadi pada tahun 1867, 1943, 1981,
2001 dan yang terakhir terjadi pada
hari Sabtu tanggal 27 Mei 2006
pagi, Pukul 05.59, dengan durasi 59
detik (Winardi A, 2006: 46).
Kabupaten Klaten terletak di
antara gunung Merapi dan
pegunungan Seribu dengan
ketinggian antara 75-160 meter
diatas permukaan laut yang terbagi
menjadi wilayah lereng Gunung
Merapi di bagian utara areal miring,
wilayah datar dan wilayah berbukit
di bagian selatan. Ditinjau dari
ketinggiannya, wilayah Kabupaten
Klaten terdiri dari dataran dan
pegunungan, dan berada dalam
ketinggian yang bervariasi, yaitu
9,72% terletak di ketinggian 0-100
meter dari permukaan air laut.
77,52% terletak di ketinggian 100-
500 meter dari permukaan air laut
dan 12,76% terletak di ketinggian
500-1000 meter dari permukaan air
laut. Keadaan iklim Kabupaten
Klaten termasuk iklim tropis dengan
musim hujan dan kemarau silih
berganti sepanjang tahun,
temperatur udara rata-rata 28°-30°
Celsius dengan kecepatan angin
rata-rata sekitar 153 mm setiap
bulannya dengan curah hujan
tertinggi bulan Januari (350mm) dan
curah hujan terrendah bulan Juli
(8mm) Sebagian besar wilayah
kabupaten ini adalah dataran rendah
dan tanah bergelombang. Bagian
barat laut merupakan pegunungan,
bagian dari sistem Gunung Merapi
dan Kabupaten Klaten terletak di
antara 110°30'-110°45' Bujur Timur
dan 7°30'-7°45' Lintang Selatan.
Luas wilayah Kabupaten Klaten
mencapai 665,56 km2. Di sebelah
timur berbatasan dengan kabupaten
Sukoharjo. Di sebelah selatan
berbatasan dengan kabupaten
Gunungkidul (Daerah Istimewa
Yogyakarta). Di sebelah barat
berbatasan dengan kabupaten
Sleman (Daerah Istimewa
Yogyakarta) dan di sebelah utara
2
Muhammad Anwar Syamsul Hadi, Pendidikan Geografi 2013, FKIP-UMS 1
Partisipasi Masyarakat Dalam Mitigasi Bencana Gempa Bumi Di Desa Sengon Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten
berbatasan dengan kabupaten
Boyolali. Kabupaten Klaten terdiri
atas 26 kecamatan dan 401
kelurahan/ desa, diantara 26
kecamatan di klaten salah satunya
Kecamatan Prambanan Kabupaten
Klaten terkena bencana gempa bumi
(Sumber:id.wikipeda.org/wiki/kabu
paten_klaten).
Gempa bumi Yogyakarta 27
Mei 2006 adalah sebuah gempa
bumi tektonik kuat. Pusat gempa
(episenter) menurut Badan Geologi
Departemen Energi dan Sumber
Daya Mineral Republik Indonesia
terjadi di koordinat 8o 00‘ 7’’ LS
dan 110o 28‘ 6’’ BT pada
kedalaman 17,1 km, sedangkan
menurut Badan Meterologi dan
Geofisika (BMG), posisi episentrum
gempa terletak di koordinat 8o 26’
LS dan 110o 31’ BT pada
kedalaman hiposentrum 33 km di
dasar laut. Daerah Istimewa
Yogyakarta dan sekitarnya terletak
pada garis patahan yang memang
rawan terjadinya gempa. Dua daerah
yang paling parah menderita akibat
gempa tanggal 27 Mei 2006, yakni
Kabupaten Bantul di Yogyakarta
dan Kabupaten Klaten Jawa Tengah
(Badan Meterologi dan Geofisika,
2006).
Gempa tektonik yang terjadi
akibat tumbukan 2 lempeng tektonik
lempeng samudra Hindia-Australia
dengan lempeng Benua Eurasia,
sehingga terjadinya penekanan dan
pergeseran. Sehingga sulit untuk
mengetahui kapan terjadinya
bencana gempa bumi oleh karena itu
perlu disiapkan tanda-tanda jika
sewaktu-waktu terjadi gempa bumi.
Maka dari itu diperlukan partisipasi
masyarakat tentang perlunya
tindakan pengurangan resiko
bencana ketika terjadi bencana.
Gempa bumi yang terjadi di
Kabupaten Klaten sehingga banyak
mengakibatkan korban harta benda
dan korban jiwa. Dari peristiwa
yang sudah terjadi partisipasi
masyarakat terhadap mitigasi
brncana di Desa Sengon Kecamatan
Prambanan Kabupaten Klaten dapat
terbentuk.
Penelitian ini mengambil di
Desa Sengon Kecamatan
Prambanan, Kabupaten Klaten
karena Desa Sengon terkena
bencana gempa bumi 27 Mei 2006
3
Muhammad Anwar Syamsul Hadi, Pendidikan Geografi 2013, FKIP-UMS 1
Partisipasi Masyarakat Dalam Mitigasi Bencana Gempa Bumi Di Desa Sengon Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten
yang terparah di Kecamatan
Prambanan Kabupaten Klaten, serta
memiliki tingkat kepadatan
penduduk yang cukup tinggi. Dalam
penelitian ini sasaran utama yang
akan diteliti adalah masyarakat.
Sehingga ketika terjadi gempa bumi,
masyarakat dapat mengurangi resiko
bencana. Penelitian ini bermaksud
ingin mengetahui tingkat dan bentuk
partisipasi masyarakat terhadap
mitigasi bencana gempa bumi.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini
menggunakan metode Fenomologi
dengan teknik pengambilan data
menggunakan snowboll sampling
yang berupa wawancara, observasi,
dan dokumentasi.
Subyek penelitian ini
mencangkup masyarakat Desa
Sengon Kecamatan Patambanan
Kabupaten Klaten.
Objek penelitian ini adalah
Desa Sengon Kecamatan Prambanan
Kabupaten Klaten dan derah paska
bencana gempa bumi.
Sumber data primer yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer dan data
sekunder.
Teknik pengumpulan data
berupa teknik wawancara, observasi,
dan dokumentasi.
Keabsahan data yang di
gunakan dalam penelitian kualitatif
adalah validasi dan rehabilitas.
Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan
pengumpulan data, display data,
reduksi data dan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan tentang tingkat
partisipasi dan bentuk partisipasi
masyarakat Desa Sengon
Kecamatan Prambanan Kabupaten
Klaten. Berikut penjabaran hasil
analisis Tingkat dan bentuk
Patisipasi Masyarakat Terhadap
Mitigasi Bencana Gempa Bumi di
Desa Sengon Kecamatan Prambanan
Kabupaten Klaten. Dapat ditempuh
menggunakan wawancara, observasi
dan dokumentasi dengan cara
mendatangi masyarakat. wawancara
dapat dilaksanakan dengan langkah-
4
Muhammad Anwar Syamsul Hadi, Pendidikan Geografi 2013, FKIP-UMS 1
Partisipasi Masyarakat Dalam Mitigasi Bencana Gempa Bumi Di Desa Sengon Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten
langkah sebagai berikut: (1).
Penyusunan pertanyaan. Merupakan
proses persiapan peneliti dengan
menyusun pertanyaan, dalam
pertanyaan tersebut berisikan bentuk
partisipasi masyarakat terhadap
mitigasi bencana gempa bumi. (2).
Penyiapan alat pendukung
wawancara. Tahap ini dilakukan
sebelum pemberian tindakan
dilaksanakan, peralatan yang
diperlukan dalam penyampaian
pertanyaan adalah buku tilis, alat
tulis dan lembar pertanyaan. (3).
Pengisian lembar pertanyaan.
Tahap ini dilakukan agar peneliti
mengetahui sejauhmana tingkat
partisipasi masyarakat terhadap
mitigasi bencana gempa bumi
dengan berdiskusi kemampuan
masyarakat dalam menjawab
keseluruhan soal yang diberikan.
Adapun penjelasannya adalah
dibawah ini:
Berdasarkan Wawancara
yang di lakukan masyarakat dapat di
kelompokkan menjadi 5 kelompok
yaitu kelompok karangtaruna,
kelompok guru, kelompok PKK,
kelompok tani dan kelompok arisan.
Berdasarkan hasil observasi
telah di temukan sebuah bangunan
yang bernama monumen lindu
gedhe, pembangunan pusat
informasi dan pembelajaran (Pijar),
lokasi tersebut selain dibangun
tower juga dibangun gedung
pertemuan museum kebencanaan
fasilitas pelatihan mitigasi bencana
dan lainnya. Dikatakan
pembangunan kompleks pijar itu
sangat penting untuk memberikan
pemahaman berbagai bencana dan
bagaimana meminimalisasi korban.
Penelitian yang bertujuan
ingin mengetahui tingkat dan bentuk
Partisipasi Masyarakat Terhadap
Mitigasi Bencana Gempa Bumi Di
Desa Sengon Kecamatan Prambanan
Kabupaten Klaten. Telah di
laksanakan di bulan maret 2013.
Hasil penelitian dan
pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa Partisipasi
Masyarakat Terhadap Mitigasi
Gempa Bumi Di Desa Sengon
Kecamatan Prambanan Kabupaten
Klaten telah berhasil dan ternyata
tingakat partisipasi masyarakat
tinggi. Hal ini dapat dibuktikan
dengan perolehan data dari
5
Muhammad Anwar Syamsul Hadi, Pendidikan Geografi 2013, FKIP-UMS 1
Partisipasi Masyarakat Dalam Mitigasi Bencana Gempa Bumi Di Desa Sengon Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten
wawancara, observasi dan data
dokumentasi.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat partisipasi masyarakat
Desa Sengon Kecamatan
Prambanan Kabupaten Klaten
ialah tinggi, hal tersebut di
dukung dari temuan studi telah
terjadi koordinasi antara
masyarakat, LSM dan
Pemerintah.
2. Bentuk partisipasi masyarakat
terhadap mitigasi bencana gempa
bumi menggunakan pendekatan
pendekatan top down dan battom
up antara lain:
• Bentuk ide atau usulan,
usulan yang di ajukan
masyarakat kepada
pemerintah, membuat
keterampilan untuk
kesejahteraan sosialnya.
• Bentuk uang, uang dari
pemerintah yang di berikan
kepada masyarakat untuk
membangun rumah yang
roboh.
• Bentuk tenaga, tenaga yang
di berikan masyarakat
bekerjasama dalam
pembanguanan fasilitas-
fasilitas yang di berikan oleh
pemerintah atau dari pihak
swasta.
6
Muhammad Anwar Syamsul Hadi, Pendidikan Geografi 2013, FKIP-UMS 1
Partisipasi Masyarakat Dalam Mitigasi Bencana Gempa Bumi Di Desa Sengon Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten
DAFTAR PUSTAKA
BNPB. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. (https://www.google.com). Diakses Januari 2013
Badan Meteorologi, Klimatologi Dan Geofisika (BMKG).
(www.google.com/BMKG). Diakses Febuari 2013
Bungain, B. 2005. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofi dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Dr. Krishna S. Pribadi, DEA dan Ayu Krishna Yuliawati,S.Sos.,MM. (2008). Pendidikan Siaga Bencana Gempa Bumi Sebagai Upaya Meningkatkan Keselamatan Siswa (Studi Kasus Pada SDN Cirateun dan SDN Padasuka 2 Kabupaten Bandung).(Sumber: Pusat Mitigasi Bencana-ITB, 2008). Bandung.
Kabupaten Klaten. (https://www.google.com). Diakses Januari 2013
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ndraha. (1990). Pembangunan Masyarakat, Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas.
Sastropoetro, Santoso. R.A. 1986. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan disiplin dalam Pembangunan Nasional. Bandung : Alumni.
Siti Irene Astuti Dwiningrum, DR. 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan. Penerbit Pelajar Yogyakarta. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Winardi, A. dkk. (2006). Gempa Jogja, Indonesia dan Dunia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
7
Top Related