Download - Pedoman ian Penyakit Asma

Transcript
  • 5/14/2018 Pedoman ian Penyakit Asma

    1/44

    661.238Indk

  • 5/14/2018 Pedoman ian Penyakit Asma

    2/44

    Katalog Dalam Terbilan. Departemen Kesehatan RI661.238IndK Indonesia, Departemen Kesehatan ..Direklorat Jenderal PengendalianPenyakit dan Penyehatan Lingkungan

    Kepulusan Menteri Kesehatan RI Nomor:1023/MENKES/SKlXI1200B len tang pedoman pengendalianpenyakit asma -Jakarta:Departemen Kesehatan RI,. 2009.

    1. Judul 1. ASTHMA ~GUIDELINES

  • 5/14/2018 Pedoman ian Penyakit Asma

    3/44

    MENTER I K ESEHATANR E PU B LIK I NO O N E S IA ,

    KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 1023/MEN KES/SKlXI/200BTENTANG

    PEDOMAN PENGENDALIAN PENYAKIT ASMAMENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

    ;:::;..-mbang a, bahwa untuk menghadapi masalah penyakit asma akiba!terjadinya transisiepidemiologi yang dapat berpengarun terhadapkualilas hidup dan produktifitas masyarakar, perlu dilakukanpeningkatan upaya pengendalian penyakit asma denganmenyusun kebijaksanaan teknis, standarisasi, bimbingan teknispemanlauan, dan evaluasi di bidang penyakil asma;b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana huruf a, perluditetapkan Pedoman Pengendalian Penyakit Asma denganKepulusan Menteri Kesehatan;

    . engingat 1, Undang-Un dang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan(Lernbaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, TambahanLembaran Negara Nomor 3495):2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 lenlang PraktikKedokteran (Lembaga Negara Tahun 2004 Nomor 116Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431);3 Undanq-Undanq Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerinlahDaerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, TambahanLembaran Negara Nomor 4437) sebagai mana diubah lerakhirdengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentangPerubahan kedua Alas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004lentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844)4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tenlangTenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);5. Peraluran Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 lentangPembagian Urusan Pemerintah Antara PemerintahanPemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerinlaan DaerahKabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82Tambahan Lembaran Negara Nomor 8737);6. Peraturan Pemerintahan Nomor 7 Tahun 2005 lentang rencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 - 2009

    PEDOM AN PENGENDALLAN ASM A --.----------------"---"-------------------------------" {

  • 5/14/2018 Pedoman ian Penyakit Asma

    4/44

    MenetapkanKesatuKeduaKetiga

    Keempat

    Kelima

    7. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang KedudukanTugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata KerjKementerian Negara Republik Indonesia;8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1116IMenkes/SKNIIII2003 Tentang Pedoman Penyelengaraan Sistem SurveilansEpidemiologi Kesehatan;9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1479/Menkes/SKIXI2003tentang Pedoman Penyelengaraan Sistem SurveilansEpidemiologl Penyakit Menular dan Penyakit Tidak MenulaTerpadu;10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575IMenkeslPerIXII2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja DepartemenKesehatan sebagaimana telah diubah dengan PeraturanMenteri Kesehatan Nomor 1295/Menkes/PerlXlll2007;

    MEMUTUSKAN

    KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEDOMANPENGENDALIAN PENYAKIT ASMA.Pedoman Pengendalian Penyakit Asma sebagaimana tercantumdalam Lampiran Keputusan ini.Pedoman sebagaiman dimaksud dalm Diktum Kedua digunakansebagai acuan dalam pengelolahan dan pelaksanaan programpengendalian penyakit Asma bagi petugas Kesehatan di DinaKesehatan Provinsi, Dinas Kabupaten/Kota, Pukesmas, dan UnPelayanan Kesehatan Lainnya.Pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pedomanini dilaksanakan oleh Menteri Kesehatan, Dinas KesehalanPropinsi/KabupatenlKota dengan melibatkan organisasi prafestsrkalt sesuai dengan lugas dan fungsi masing-masing.Keputusan ini mulal bertaku pada tanggal ditetapkan.

    Dltetapkan di JakartaPada tanggal 3 Nopember 2008~ = = , . . . _ KESEHATAN,

    I FADILAH SUPARI, Sp. JP(K

    4 }-------------------------------------------------------PEDOMAN PENGENDAUAN ASHA

  • 5/14/2018 Pedoman ian Penyakit Asma

    5/44

    I PENDAHULUANLatar BelakangAsma merupakan penyakit infiamasi (peradangan) kronik saluran napas yang

    ta dai adanya mengi episodik, batuk, dan rasa sesak di dada akibat penyumbatansal Tan napas, termasuk dalam kelompok penyakit saluran pernapasan kronikalaupun mempunyai tingkat fatalitas yang rendah namun jumlah kasusnya cukup

    oanyak ditemukan dalam masyarakat. Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan00-150 juta penduduk dunia menderita asrna, Bahkan, jumlah ini diperkirakanakanerus bertambah hingga mencapai 180.000 orang setiap tahun. Sumber lainenyebutkan bahwa pasien asma sudah mencapai 300 juta orang di seluruh dunia

    aan lerus meningkat selama 20 tahun belakangan ini. Apabila tidak di cegah dandrtangani dengan baik, maka diperkirakan akan terjadi peningkatan prevalensl yanglebih tinggi lagi pada masa yang akan da!ang serta mengganggu proses tumbuhembang anak dan kualitas hidup pasien.

    Berdasarkan hasil suatu penelilian di Amerika Serikat hanya 60% dokter ahparu dan alergi yang memahami panduan tentang asma dengan baik, sedangkandokter lainnya 20%-40%. Tidak mengherankan bila tatalaksana asma belum sesuaengan yang diharapkan. Oi lapangan masih banyak dijumpai pemakaian obat antasrna yang kurang tepat dan masih tingginya kunjungan pasien ke unit gawat darurat,perawatan inap, bahkan perawatan intensif.

    Studi di Asia Pasifik baru-baru ini menunjukkan bahwa lingkat tidak masuk kerjaa iba! asma jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di Amerika Serikat dan EropahHampir separuh dan seluruh pasien asma pernah dirawat di rumah saki! danmelakukan kunjungan ke bagian gawat darurat setiap tahunnya. Hal ini disebabkanmanajemen dan pengcbatan asma yang masih jauh dari pedoman yangdirekomendasikan G/oba/lnitiative for Asthma (GINA).

    Dengan melihat kondisi dan kecenderungan asma secara global, GINA padakong res asma sedunia di Barcelona tahun 1998 menetapkan tanggal 7 Mei 1998sebagai "Hari Asma Sedunia" untuk pertama kalinya.

    Oi Indonesia prevalensi asma belum diketahui secara pasti, namun hasipenelitian pada anak sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan kuesionerISAAC (/nternationla Study on Asthma and Allergy in Children) tahun 1995 prevalensi

    PEDOHAN PENGENDAUAN ASJIfA ---------------------------------------------------{

  • 5/14/2018 Pedoman ian Penyakit Asma

    6/44

    ME N TE R I K E SE H AT A NR EP U BlI I( I NO O NS SI ,l

    asma masih 2.1%, sedangkan pada tahun 2003 meningkat menjadi 5.2%. Hasil survasma pada anak sekolah di beberapa kota di Indonesia (Medan. Palembang, JakartaBandung, Semarang, Yogyakarta, Malang dan Denpasar) menunjukkan prevalensasma pada anak SO (6 sampai 12 tahun) berkisar antara 3,7%-6.4%, sedangkan padanak SMP di Jakarta Pusat sebesar 5,8% tahun 1995 dan tahun 2001 di Jakarta Timsebesar 8,6%. Berdasarkan gambaran tersebut di atas, terlihat bahwa asma telamenjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian secara seriu

    Pengamatan di 5 propinsi di Indonesia (Sumatra Utara, Jawa Tengah, JawTimur, Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan) yang dilaksanakan oleh SubdPenyakit Kronik dan Degeneratif Lain pada bulan April tahun 2007, menunjukkanbahwa pada umumnya upaya pengendalian asma belum terlaksana dengan baik damasih sangat minimnya ketersediaan peralatan yang diperlukan untuk diagnosis datatalaksana pasien asma difasilitas kesehatan.B. Tujuan

    Tujuan penyusunan buku inl adalah sebagai pedoman dalam melaksanakanprogram pengendalian asma terutama bagi pengelola program penyakit tidak menuladi Dinas Kesehatan Propinsi, Kabupaten/Kota, Puskesmas, RS, BP4 dan unpelayanan kesehatan lainnya.C. Manfaat

    Buku pedoman pengendalian asma ini diharapkan bermanfaat bagi semupihak terutama pengelola program penyaklt tidak menular di Dinas KesehatanPropinsi, Kabupaten/Kota termasuk puskesmas dalam:1. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat2. Melakukan upaya pencegahan dan penaggulangan asma3. Mengendalikan faktor risiko asma4. Memberikan pelayanan yang optimal bagi pasien asma5. Membuat perencanaan, pelaksanaan dan penilaian upaya pengendalian asma6. Meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat sebagai salah sat

    upaya penting dalam mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehakhususnya dalam pencegahan asma.

    7. Mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja secara multidisiplin dan lintasektor.

    6 }---------------------------------------------------------- PEDOMAN PENGENDAUAN ASMA

  • 5/14/2018 Pedoman ian Penyakit Asma

    7/44

    1 IEN1B !1 KES fHATA JiRE l'U B LJ K I NDONES IA

    ASMA DAN FAKTOR RISIKODefinisi Asma

    Asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik saluranoa.nas yang menyebabkan hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan-a 9 ditandai dengan gejala episodik berulang berupa mengi, batuk, sesak napasca rasa berat di dada terutama pada malam dan atau dini hari yang umumnya.JefSifat reversibel baik dengan atau tanpa pengobatan.

    Asma bersifat fluktuatif (hilang timbul) artinya dapat tenang tanpa gejala tidak'Tlengganggu aktifitas tetapi dapat eksaserbasi dengan gejala ringan sampai berattlahkan dapat menimbulkan kematian.B. Patofisiologi dan Mekanisme terjadinya Asma

    Gejala asma, yaitu batuk seseak dengan mengi merupakan akibat dari obstruksibronkus yang didasari oleh inflamasi kronik dan hiperaktivitas bronkus.Faktorrisiko Faktorrisiko

    Inflamasi

    Hipereaktifrtasbronkus --------;r-------_,..~bstruksiB Rraktorrisiko Gejala

    Hiperaktivitas bronkus merupakan ciri khas asma, besarnya hipereaktivitasbronkus ini dapat diukur secara tidak langsung. Pengukuran ini merupakan parameterobjektif untuk menentukan beratnya hiperaktivitas bronkus yang ada pada seseorangpasien. Berbagai cara digunakan untuk mengukur hipereaktivitas bronkus ini, antaralain dengan uji provokasi beban kerja, inhalasi udara dingin, inhalasi antigen maupunlnhalasi zat nonspesifik.

    PEDOMAN PENGENDAUAN ASMA -------------------------------------------------------{ 7

  • 5/14/2018 Pedoman ian Penyakit Asma

    8/44

    ~_'AN'~",00ftUIAPencetus serangan asrna dapat disebabkan oleh sejumlah faktor antara lain

    alergen, virus, dan iritan yang dapat meng.induksi respon inflamasi akut yang terdiratas reaksi asma dini (e arly a sthma re actio n = EAR) dan reaksi asma lambat (lateasthma reac tion = LAR). Setelah reaksi asma awal dan reaksi asma lambat, prosesdapat terus berlanjut menjadi reaksi inflamasi sub-akut atau kronik. Pada keadaan interjadiinflamasi di bronkus dan se-kitarnya, berupa infiltrasi sel-sel inflamasi terutamaeosinofil dan monosit dalam jumlah besar ke dinding dan lumen bronkus.

    Penyemp,itan saluran napas yang terjadi pada asma merupakan suatu hal yangkompleks. Hal ini terjadi karena lepasnya mediator dari sel mast yang banyakditemukan di permukaan mukosa bronkus, lumen jalan napas dan di bawah membranbasal. Berbagai faktor pencetus dapat mengaktivasi sal mast. Selain sel mast , sel lainyang juga dapat melepaskan mediator adalah sel makrofag alveolar, eosinofi'l, seepitel jalan napas, netrofil, platelet, limfosit dan monosit.

    Inhalasi alergen akan mengaktifkan sel mast intralumen, makrofag alveolar,nervus vagus dan mungkinjuga epitel saluran napas. Peregangan vagamenyebabkan refleks bronkus, sedangkan mediator inflamasi, yang dilepaskan olehsel mast dan makrofag akan membuat epitel jalan napas lebih permeabel danmemudahkan alergen masuk ke dalam submukosa, sehingga memperbesar reaksyang teriadl.

    Mediator inflamasi secara langsung maupun tidak langsung menyebabkanserangan asrna, melalui sel efektor sekunder seperti eosinofil, netrofil, platelet danlimfosit. Sel-sel inflamasi ini juga mengeluarkan mediator yang kuat seperti lekotriens.Tromboksan, PAF dan protein sitotoksis yang memperkuat reaksi asrna. Keadaaninimenyebabkan inflamasi yang akhirnya menirnbulkan hipereaktivitas bronkus.

    UntUk menjadi pasien asma, ada 2 faktor yang berperan yaitu faktor genelik danfaktor lingkungan. Ada beberapa proses yang terjadi sebelum pasien menJadi asma:1. Sensitisasi, yaitu seseorang dengan risikogenetik dan Hngkungan apabila

    terpajan dengan pemicu (;nducer/sensifisizer) rnaka akan timbul sensitisasi padadirinya.

    2.. Seseorang yang lelah mengalami sensitisas.i maka belum tentu menjadi asmaApabila seseorang yang telah mengalami sensitisasi terpajan dengan pemacu(enhancer) maka te~adi prosesinflamasi padasaluran napasnya. Proses

    8 }~-------------.---------------,--------------------------EOONAN PENGENDALlAN ASMA

  • 5/14/2018 Pedoman ian Penyakit Asma

    9/44

    1EfTERI __'!t!JUUC_

    ;"';amasi yang berlangsung lama atau proses inflamasinya berat secara klinis:P-fhubungan dengan hiperreaktivitas bronkus.S6elah mengalami inflamasi maka bila seseorang lerpajan oleh pencetus (trigger'"'"Iakaakan terjadi serangan asrna (mengi)

    - :;or-faklor tersebut:Pemicu: Alergen dalam ruangan: tungau debu ruman, binatang. berbulu (anjingucing, tikus), alergenkecoak, jamur, kapang, ragi serta pajanan asap rokokPemacu: Rinovirus, ozon, pemakaian b2agonis

    Pencetus: Semua faktor pemi.cu dan pemacu ditambah dengan aktivit.as fisikudara dingin, histamm dan metakolln

    5ecara skematis mekanisme terjadinyaasma digambarkan sebagai berikut:Hipereaktifitas bronkus obstruksi

    Faktor genetik 7 0 % predikslfnilai

    PuJang P engob ala n dilanJutkan{ lengan inha las i agonis be ta -2 Membu luhkan kor ti koster oidoral E dullasl p a s i , , "- Memakai obal yang bsnar- I lr u tJ rencana penijObatans.elanJutnya

    1PulangB Ha AP E> 6 0% pre dlksll te rbalk. T elapberil lan p.engoba!an o ra l a la u inha le si

    R e sp on s T Id a k S e m p u r n a I : l e s ik o tinggi { j i s t r e s s

    Pem .fisi! j): gejala r i n g a n - s e d a n gAPE " 50% ! e ra p ' . .: '7 0S a l u r a s i Q 2 U aa k p e r b ~ i k a n

    +

    Res pon s bu ru k dalarn 1 jam Resiko linggi distress Pem .fisis : beret, gelisah dankesadaran m e n u r u n APE c 30% PaC02 - c 45 mmHg+D ir a w a l d i le uI n ll_ l a s i a g ( )J l ls 0 0 1 a 2 + a n t i k o l in e r g i ks te r o id I VPertimblmgkan agonls b e ta .2 in je k S i S C / lM / IVA m l o o r. i in d r ipMung~inpe~u in!ubasidan ventlasi mekanlk

    + + tTidak Perbaikan It- __ 0 O ir a w a ! d i le u

    Bila l idak perbaikan dalam 6-12 jam

    Sumber : Perhimpunan Ookter Paru Indonesia, Asma Pedoman &Penatalaksanaan Oi Indonesia, , 2004.PEDOMAN PENGENDAUAN ASMA --------------------------------------------------------{ 3

  • 5/14/2018 Pedoman ian Penyakit Asma

    40/44

    Bagan 3Alur Tatalaksana Serangan Asma pada Anak.

    Klinik I IGDNil ai de ra ja l s erangan (l )

    (s esua i l abe l 3 )1

    htillak.anllW1.1 neb ~ Jl-agonis 1-3x. seleng 20 m o o i t !') nebuisasi k e 1 i g a + a n t i k o l i n e r g i k j i k a sersngoo txm. nebliisasi. 1x (-+antikoinergik)T. - +

    Serangln rtlgII1 Senlngan ledlng Senmgln bent(neb~ 13x . respons blik . gejaa (nebuli sas i 1 -3) (, (noouijsasi 3)( ,hiarlg) respons plnial) mspons buna)

    brian o k s i g e n PI oojak I I W B I berikan 0 2 saa! I e li lUll" n - e b u l f s a s i o bs erv es i 2 ia n riai kllm ba li dnjsl & e r 8 n g B l 1 , pke pasang j""" Pl l "1 lnlml i j i I Y l efek be't I lhan, bo le h pulang _uti d o g " W I I f1 9 8 ' I S < l d a n g . n ila i u le ng ld inis ny a. jl:.a 6 &Su ai ,iK e ge jals lim bli lagi. peria

  • 5/14/2018 Pedoman ian Penyakit Asma

    41/44

    ..nR_t ...---agan 4Alur Tatalaksana Asma Anak jangka PanjangAsma episodik jarang

    Asma episodik sering

    Asma persisten

    Obalpenda: P - e g Q ! is a t a u !!olin( h l " u p l l l l ataIImilbiIa p e r 1 u

    3-4 minggu, abatdosis I minggu > 3x

    +T

    ~3xt

    (+)t

    T tmbatj(an oba t p e n g e . n d l l l i ;K o r tI < o s If ! to id ~ d o s i s r n . n d R '! ,

    '") Ketotifen dapat digunakan pada pasien balita danfatau asrna tips rinitis

    + t6-8 minggu, respons: (-)

    +~ ~ pensrbaIm'saI51 S I I l u o o a :I i> ~ kerja~ ( lABA)Ii > toofjin """8S~Ii > B n I i I e o k o I r i e nIi > aIaJ d o s i s k o r l i k o s t e r i d dti~ (medum)

    6-8 minggu, respans:

    PENGHINoARAN

    Kdostllftlid do9s medium~ stIah S8 I I i o IIa tl >~r . i> ; k f l < j a p l l l l i s o l ll> ldinIIlpas t tmIlatl> a n t i l e U k o l r i e nl> ataij do!iskriosterQid dti~ (tirwl

    PEDOHAN PENGENOALIAN ASMA - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - . - - - - - 0 { 4

    6-8 minggu, respons:

  • 5/14/2018 Pedoman ian Penyakit Asma

    42/44

    P U S K E S M A S

    K L i N I KS W A S T A

    ME H lE R I K E SE H AT A NR E PU 8 L IK I NDO N E SlA

    Bagan 5STRATEGI PR IMARY HEALTH CAREOALAM PENGENOALIAN ASMAMELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

    P A S I E NA S M A&

    K E L U A R G A( K L l E N )

    KUNJUNGANRUMAH

    PENGORGANIS .AS IANMASYARAKATILS?LP?LSM(Y AI, Y AP NAS , dll)

    STRATEG I PRIMARY HEALTH CAREOALAM PENGENOALIAN ASMA M ELALUI PEM BEROAYAAN HARUS O lOUKUNG OlEHB INA SU ASAN A & AD VO KASI

    Drg.ProfesiLSM

    M edia M asaPKM

    Dinkes Kab/Kota

    PKMTOMALS M

    M e d ia M a s a

    PengambllkeputusanJpem iIik

    dana

    DokterPerawatBidanSani tarian, d ll

    Dukungan/Bantuan

    S u a s a n a Kondu s if

    42 }----------------------------------------------------------PEDOMAN PENGENDAUAN ASMA

    ADVOKAS I

    Puskesmas Tanaga PKM

    BINA SUASANA

  • 5/14/2018 Pedoman ian Penyakit Asma

    43/44

    MENTER l K ESEH ,A TA' "R E PUB LI K INDONE SIA

    Bagan 6Pelangi Asma

    Pelangi asrna, monitoring asrna secara mandiri

    Kuning Berarti hati-hati, asma tidak terkontrol, dapat terjadi serangan akut I

    eksaserbasi Dengan gejala asma (asma malam, aktivitas terhambat, batuk, mengi,

    dada terasa berat, baik saat aktivitas maupun istirahat) dan atau APE 60-80 % dengan prediksi I nilai terbaik.

    Membutuhkan peningkatan dosis medikasi atau perubahan medikasi

    Sumber: POPf, Asma Pedoman & Penafafaksanaan Oi Indonesia, 2004.

    PEOOMAN PENGENOAUA.N ASMA --------------------------------------------------------{ 4

  • 5/14/2018 Pedoman ian Penyakit Asma

    44/44

    IIE NnR J K fS EH A TN A .REPUBUK I NOOEHSI A

    Bagan 7SENAM ASMA IN DONESIA

    Senam Asma Indonesia merupakan salah satu penunjang pengobatan asma.Tujuan1. Melatih cara bernapas yang benar2. Melenturkan dan memperkuat otot pemapasan3. Melatih ekspektorasi yang efektif4. Meningkatk.an sirkulasi5. Mempercepat asma yang terkontrol6. Mempertahankan asma yang terkontrol7. Kualitas hidup lebih baik.Syarat-syarat mengikuti senam asma :o Tidak dalam serangan asmao Tidak dalam serangan jantungo Tidak dalam stamina menurun (flu, kurang tidur, baru sembuh)"Senam asma Indonesia tidak boleh dilakukan bila pasien masih dalam seranganasma atau mengalami sesak dan batuk."Cara senam yang efektif :1. Dilakukan rutin 3-4 kali seminggu2. Setiap kali senam 30 menit3. Senam akan memberikan hasil bila dilakukan 6 - 8 mingguRangkaian senam asma pada prinsipnya untuk melatih memperkuat otot-ototpemapasan dan ekspektorasi. Pemanasan Latihan inti A; Bertujuan untuk melatih cara bernafas yang efektif bagi paseien

    asma. Dengan cara menarik napas dan mengeluarkan napas. Prosespengeluaran napas lebih lama 2 hitungan.

    tatlhan inti B : Bertujuan untuk melepaskan otot-otot pernapasan. Dengan iramayang. ritmis, otot-otot akan menjadi santai, sehingga mempermudah pernapasandan ekspektorasi.

    Aerobik Pendinginan

    44 }--------------------------------------------------- PEDONAN PENGENDALIAN ASHA