Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah Vol 4 No 1, Januari 2021
E-ISSN : 2599-3410 | P-ISSN : 2614-3259
DOI : https://doi.org/10.36778/jesya.v4i1.337
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-Washliyah Sibolga 387
Pengaruh Customer Satisfaction dan Religiusitas sebagai Variabel
Moderasi Atas Penggunaan Islamic Branding terhadap Purchase
Intention
Taufiq Risal
Universitas Potensi Utama
Mirawati
Universitas Potensi Utama
Reza Prabudi
Universitas Potensi Utama
Abstrak Untuk membangkitkan minat nasabah, Islamic Branding dalam industri
perbankan syariah perlu memberikan sejumlah besar manfaat yang
dapat diperoleh nasabah, untuk dapat memaksimalkan Customer
Satisfaction sehingga dapat menghasilkan Purchase Intention yang
tinggi. Tingkat Religiusitas nasabah terbukti turut memegang peranan
penting dalam memilih lembaga perbankan yang menggunakan Islamic
Branding. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari adalah pengaruh
kepribadian Islamic Branding terhadap Purchase Intention
menggunakan jasa perbankan syariah dengan Customer Satisfaction
sebagai variable intervening dan Tingkat Religiusitas Pelanggan sebagai
variable moderator. Prosedur pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah teknik non-probability sampling. Metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan SEM (Structural
Equation Modeling) dengan aplikasi PLS (Partial Least Squares). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Islamic Branding mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Customer Satisfaction, tetapi tidak
berpengaruh signifikan terhadap Purchase Intention, dan tidak secara
tidak langsung akan tidak signifikan mempengaruhi Customer
Satisfaction sebagai variabel intervening. Serta Tingkat Religiusitas
sebagai variabel moderator tidak terbukti berpengaruh signifikan atas
pengaruh Islamic Branding terhadap Customer Satisfaction dan
Purchase Intention nasabah BMT Kampoeng Syariah Medan.
Kata Kunci Islamic Branding, Purchase Intention, Customer Satisfaction dan
Tingkat Religiusitas
I. PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara dengan populasi beragama Islam terbesar di dunia merupakan
pasar potensial bagi para produsen yang menyasar pada konsumen muslim. Hasil pra
survei yang dilakukan peneliti dengan beberapa mahasiswa calon nasabah pada bulan
Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah Vol 4 No 1, Januari 2021
E-ISSN : 2599-3410 | P-ISSN : 2614-3259
DOI : https://doi.org/10.36778/jesya.v4i1.337
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-Washliyah Sibolga 388
Juni 2018 menunjukkan bahwa banyak mahasiswa sebagai nasabah masih ragu untuk
menabung di bank syariah karena kurang mengetahui informasi tentang bank syariah, dan
tidak memahami sistem bagi hasil diperbankan syariah. Kondisi ini memberikan
gambaran bahwa bank syariah memiliki peluang sangat besar sekaligus tantangan untuk
dapat meraih pangsa pasar perbankan nasional di masa mendatang (T Risal & Alexander,
2019).
Ternyata besarnya populasi ummat Muslim di Indonesia saat ini tidak otomatis
menjadikan bank syariah sebagai pemenang pasar. Seperti halnya yang terjadi pada BMT
Kampoeng Syariah Medan. Jumlah debitur (nasabah) kredit koperasi simpan pinjam
BMT setiap tahunnya terkadang mengalami kenaikan jumlah nasabah dan begitu juga
sebaliknya. Pertumbuhannya masih jauh dari yang diharapkan. Ditingkat nasional,
menurut OJK, pangsa pasar perbankan syariah masih bertahan di 5,7 persen per Agustus
2018. Oleh karena itu apabila ingin memperbesar pangsa pasar perbankan Syariah maka
menjadi suatu keharusan untuk mengkaji kembali faktor-faktor yang mempengaruhi
purchase intention, sehingga dapat dijadikan dasar untuk membuat strategi yang dapat
meningkatkan Purchase Intention tersebut. Strategi pemasaran yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan mengedepankan lagi
penggunaan simbolisasi Islam dengan mengedepankan keunggulan atas penerapan nilai-nilai
syariah sebagai nilai jual utama (foreground) diikuti penggunaan kualitas layanan sebagai syarat
wajib (necessary condition) pada background. Dengan ini harus dikedepankan aplikasi nilai-nilai
yang benar-benar sesuai syariah pada produk perbankan syariah (Taufiq Risal, 2019b).
Strategi yang banyak dilakukan dengan melihat data tersebut adalah Islamic Branding.
Yaitu menggunakan identitas Islam (dengan kata Islam, Syariah, nama-nama Islam, label
halal) dalam pemasaran produk. Islamic branding pada perbankan syariah dapat
menciptakan persepsi bahwa produk jasa yang ditawarkannya bebas dari unsur- unsur
yang dilarang oleh agama, khususnya bagi masyarakat muslim. Hal ini mengindikasikan
terdapat pengaruh tingkat religiusitas sebagai mediator terhadap hubungan branding dan
purchase intention.
Aspek yang terdapat dalam Brand, ternyata juga merupakan hal yang sangat diperhatikan
konsumen muslim, apabila dilakukan branding terhadap konsumen muslim. Ternyata
konsumen muslim bisa jadi sangat sensitif terhadap tindakan yang dilakukan oleh
produsen maupun oleh negara produsen. Konsumen muslim tidak jarang akan memboikot
sebuah produk dari negara tertentu jika negara tersebut dinilai menghina atau melecehkan
Islam (Alserhan, 2010). Hal ini menggambarkan bahwa religiusitas berpengaruh besar
dalam perilaku konsumsi konsumen berkaitan dengan penggunaan Islamic Branding.
Penelitian terhadap 100 mahasiswa di Pakistan tentang Islamic Branding, menyatakan
bahwa religiusitas mempunyai pengaruh terhadap Islamic Branding, walaupun persepsi
sebagai variabel moderating lebih berpengaruh terhadap Islamic Branding daripada
tingkat religiusitas mereka. Artinya bahwa mahasiswa memilih sebuah produk (Islamic
Brand) berdasarkan persepsi mereka terhadap produk tersebut dibandingkan dengan
tingkat ketauhidannya (Jumani, Zulfikar Ali; Siddiqui, 2012).
Pada hasil penelitian lain juga terlihat bahwa religiusitas juga mempunyai pengaruh
terhadap perilaku konsumsi (makanan, pakaian dan mobil) masyarakat berpenghasilan
menengah ke atas di wilayah Shah Alam dan Bangi, Malaysia. Penelitian ini
menggunakan variabel religiusitas sebagai variabel moderating untuk memperkuat atau
memperlemah hubungan antara faktor-faktor konsumsi (tren, kualitas, merk, dan lain-
lain) dan perilaku konsumen (Alam & Sayuti, 2011).
BMT Kampoeng Syariah Medan dalam implementasinya ternyata telah menerapkannya
dengan menggunakan Islamic Branding dalam pelayanan jasa perbankan yang
Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah Vol 4 No 1, Januari 2021
E-ISSN : 2599-3410 | P-ISSN : 2614-3259
DOI : https://doi.org/10.36778/jesya.v4i1.337
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-Washliyah Sibolga 389
dilayaninya. Sesuai dengan penelitian-penelitian tentang Islamic Branding dan
Religiusitas diatas, maka seharusnya penggunaan Islamic Branding dipadu dengan
Tingkat Religiusitas nasabah akan berpengaruh meningkatkan Customer Satisfaction
yang pada akhirnya akan meningkatkan Purchase Intention.
Namun dalam penelitian sebelum diperoleh fakta bahwa bila Kualitas Pelayanan yang
diberikan ternyata tidak dapat menghasilkan Customer Satisfaction yang memuaskan
sesuai harapan nasabah (Risal, 2019a). Kondisi inilah yang diprediksi membuat Purchase
Intention nasabah tidak sesuai harapan manajemen BMT.
Penelusuran lebih jauh juga menunjukkan perlunya pembuktian bahwa kepercayaan
merek sebagai variabel yang memediasi pengaruh religiusitas terhadap perilaku
konsumen, sehingga dirasa perlu untuk mengakaji hubungan kausal antara religiusitas,
dengan kepercayaan merek dan perilaku pembelian terutama dalam usaha jasa perbankan Syariah
(Rinuastuti et al., 2018).
Maka menarik untuk diteliti, apakah belum maksimalnya Customer Satisfaction
dipengaruhi juga oleh penggunaan Islamic Branding? Juga apakah ada pengaruh dari
Tingkat Religiusitas nasabah terhadap Purchase Intention layanan jasa perbankan syariah
BMT Kampoeng Syariah Medan?
II. LANDASAN TEORI
1. Islamic Branding
Sebuah produk dapat menarik konsumen jika mempunyai merk (brand). Branding
memiliki tempat di benak konsumen, bukan di dunia nyata. Branding bukanlah
pertarungan untuk menentukan siapa yang dapat membuat produk lebih baik, akan tetapi
siapa yang dapat menciptakan persepsi lebih baik. Islamic Branding dapat dimaknai
sebagai penggunaan nama-nama yang berkaitan dengan Islam atau menunjukkan
identitas halal untuk sebuah produk. Sebagai contoh: hotel syariah, rumah sakit Islam,
Wardah, KFC, dan lain-lain. Islamic branding diklasifikasikan dalam tiga bentuk
(Alserhan, 2010): (a) Islamic brand by complience Islamic brand harus menunjukkan dan
memiliki daya tarik yang kuat pada konsumen dengan cara patuh dan taat kepada syariah
Islam (Jumani, et. al, 2012). Brand yang masuk dalam kategori ini adalah produknya
halal, diproduksi oleh negara Islam, dan ditujukan untuk konsumen muslim. (b) Islamic
brand by origin. Pengguanaan brand tanpa harus menunjukkan kehalalan produknya
karena produk berasal negara asal produk tersebut sudah dikenal sebagai negara Islam.
(c) Islamic brand by customer. Branding ini berasal dari negara non muslim tetapi
produknya dinikmati oleh konsumen muslim. Branding ini biasanya menyertakan label
halal pada produknya agar dapat menarik konsumen muslim.
Islamic brand yang memenuhi ketentuan syariah menjadi merek tersendiri. Hal ini
memberikan peluang bagi penjual muslim untuk mempromosikan produknya dan
menjunjung tinggi nilai- nilai syariah (Fatema et al., 2013).
2. Purchase Intention
Skala yang digunakan untuk mengukur variabel Purchase Intention dalam penelitian ini
adalah skala yang dikembangkan oleh Ferdinand (2006), yaitu:
1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
2. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk
kepada orang lain.
3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang
memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti
jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.
Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah Vol 4 No 1, Januari 2021
E-ISSN : 2599-3410 | P-ISSN : 2614-3259
DOI : https://doi.org/10.36778/jesya.v4i1.337
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-Washliyah Sibolga 390
4. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari
informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk
mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut
3. Customer Satisfaction
Menurut Tjiptono (2014:368-369) konsep inti mengenai objek pengukuran Customer
Satisfaction, antara lain:
1. Kepuasan Pelanggan Keseluruhan (Overall Customer Satisfaction). Ada dua bagian
dalam proses pengukurannya. Pertama, mengukur tingkat kepuasan pelanggan
terhadap produk atau jasa perusahaan bersangkutan. Kedua, menilai dan
membandingkannya dengan tingkat kepuasan pelanggan secara keseluruhan
terhadap produk atau jasa pesaing.
2. Kesesuaian harapan (Conformance of Expectation). Dalam konsep ini, kepuasan
disimpulkan berdasarkan kesesuaian antara harapan pelanggan dengan kinerja actual
produk perusahaan pada sejumlah atribut penting.
3. Minat Pembelian Ulang (Repurchase Intent). Kepuasan pelanggan diukur secara
behavioral dengan jalan menanyakan apakah pelanggan akan berbelanja atau
menggunakan jasa perusahaan lagi.
4. Kesediaan untuk merekomendasi (Willingness to Recommend) Dalam kasus produk
yang pembelian ulangnya relative lama atau bahkan hanya terjadi satu kali
pembelian, kesediaan pelanggan untuk merekomendasikan kepada teman atau
keluarganya menjadi ukuran yang penting untuk ditindak lanjuti.
4. Religiusitas
Tingkat Religiusitas sesorang bagian dari faktor budaya yang berkaitan dengan agama
dalam subkultur tersebut dapat dikatakan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen. Terlihat dari ketaatan seseorang kepada Tuhannya
bahwa jika keyakinan agamanya baik, tercermin dari perilakunya dengan menjalankan
segala sesuatu yang diperintahkan Tuhan dan menjauhi segala yang dilarangnya. (Isa et
al., 2020).
Delener (1990) menyatakan bahwa religiusitas adalah salah satu faktor pendorong
penting dan dapat berpengaruh terhadap perilaku konsumen (Essoo & Dibb, 2004). Hal
ini didasari atas keputusan konsumen untuk membeli produk tergantung kadar keimanan
mereka. Skala yang digunakan untuk mengukur tingkat religiusitas dalam penelitian ini
adalah lima dimensi religiusitas muslim (El-Menouar, 2014) sebagai berikut:
1) Basic Religiosity. Dimensi pertama ini berisi semua item kepercayaan agama dan
praktik renungan. Ini berarti bahwa keyakinan agama tidak dapat diamati secara
independen dari praktik. Keyakinan diikuti oleh minimal praktik keagamaan renungan
seperti doa pribadi di luar ritual yang diformalkan. Selain itu, tampaknya beberapa
jenis pengalaman keagamaan diperlukan untuk mengkonfirmasi kepercayaan Islam.
Keyakinan disertai dengan perasaan mahatawa Allah, yang didukung oleh item
"merasakan kehadiran Allah" memuat pada komponen yang sama. Item ini terkait
dengan dimensi pengalaman keagamaan secara teoritis; namun jelas itu mengukur
aspek yang berbeda dari religiositas Muslim. Dimensi ini disebut religiositas dasar
karena merupakan prasyuga untuk dimensi lain. Di sisi lain, dimensi lain tidak dapat
diurai darinya. Untuk alasan ini, religiositas dasar harus diletakkan.
2) Central Religious Duties. Dimensi kedua mengekspresikan atas kewajiban utama
dalam agama. Hal ini terdiri dari lima pondasi dalam islam dan norma-norma dasar
Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah Vol 4 No 1, Januari 2021
E-ISSN : 2599-3410 | P-ISSN : 2614-3259
DOI : https://doi.org/10.36778/jesya.v4i1.337
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-Washliyah Sibolga 391
tambahan seperti ibadah ritual (shalat), puasa bulan Ramadhan, berhaji ke Makkah,
serta aturan dalam makanan dan minuman.
3) Religious Experience. Dimensi ini berhubungan dengan perasaan atau pengalaman
keagamaan yang sifatnya responsif seperti perasaan atas kehadiranAllah, perasaan
memperoleh berkat dan pahala, serta perasaan memperoleh musibah dan dosa.
4) Religious Knowledge. Dimensi ini berhubungan dengan kemampuan kognisi dalam
mengetahui dan memahami ajaran agama dasar, seperti mengetahui rukun iman,
rukun islam, mampu membaca alQur’an, serta mengetahui sirah atau kehidupan nabi
5) Orthopraxis. Tingkat yang dimana Islam mengatur kehidupan setiap hari penganutnya
diluar daripada ritual keagamaan yang ditetapkan memberikan pengertian yang
berbeda-beda tentang konsep keshalihan dalam komunitas muslim. Dalam aspek ini
serupa dengan konsep ortodoks dalam ajaran Kristen, dimana dalam islam terdapat
penganut ajaran fundamentalis yang memiliki perspektif berbeda dengan ajaran
mainstream, hal ini bisa diidentifikasi dengan indikator seperti hubungan antar
gender, status keharaman musik, serta cara berpakaian.
III. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu menguraikan data yang diolah
menjadi informasi dan membuktikan teori, sehingga dapat memberikan bahan yang
berharga untuk pengambilan keputusan. Dengan menggunakan analisis jalur (path
analysis), penelitian ini untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu Islamic
Branding (X) terhadap variabel dependen yaitu Purchase Intention (Y), melalui variabel
intervening yaitu Customer Satifaction (V), dengan variable moderasi yaitu Religiusitas
(M). Sumber data berupa sumber data drimer yang diperoleh berdasarkan jawaban
kuisioner yang dibagikan kepada nasabah representatif. Penelitian dilakukan dengan
menemui dan memberikan kuisioner kepada nasabah BMT secara langsung. Prosedur
penarikan sampel dengan teknik sampling non-probabilitas, dengan jumlah sampel yang
diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 orang.
Variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi 4 variabel yaitu Islamic Branding
sebagai variabel independen, Purchase Intention sebagai variable dependen, Customer
Satisfaction sebagai variable intervening dan Religiusitas sebagai variabel moderator.
Data analisis dengan menggunakan SEM (Structural Equation Modelling) dengan
program PLS (Partial Least Square) yang memberikan gambaran jelas berhubungan
antara konstruk penelitian.Pengujian hipotesis mediasi dilakukan dengan uji Sobel (Sobel
test). Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka kita perlu menghitung
nilai t. Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t table. Jika nilai t hitung lebih besar
dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh mediasi. Tahapan penelitian
dapat diuraikan sebagai berikut:
- Tahap pertama dilakukan pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner kepada
responden nasabah BMT dengan target responden dari penelitian 100 responden.
- Tahap kedua data yang berhasil didapatkan kemudian dieleminasi dengan
mengeluarkan indikator-indikator yang tidak valid dan reliabel yaitu memiliki nilai
loading factor di bawah 0,50, sebelum diolah menggunakan model penelitian dengan
bantuan SmartPLS menggunakan pendekatan SEM-PLS.
- Tahap selanjutnya adalah interpretasi hasil pengolahan statistik sebelum ditarik
kesimpulan bagaimana hasil analisis faktor Purchase Intention pada BMT berdasarkan
pengaruh variabel Islamic Branding dengan adanya variabel intervening Customer
Satisfaction dan variabel Moderator Religiusitas terhadap peningkatan Purchase
Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah Vol 4 No 1, Januari 2021
E-ISSN : 2599-3410 | P-ISSN : 2614-3259
DOI : https://doi.org/10.36778/jesya.v4i1.337
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-Washliyah Sibolga 392
Intention. Untuk melakukan pemrosesan data, pemodelan faktor yang digunakan dapat
dilihat pada Gambar 3.1. berikut.
Gambar 3.1. Model penelitian
IV. HASIL PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan SmartPLS untuk mendukung analisis data dan mendapatkan
hasil penelitian. Hasil penelitian diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian untuk
memahami implikasi hipotesis. Untuk mendapatkan nilai-nilai uji untuk model struktural
(inner model) atau model yang menghubungkan antar konstruk (variabel laten) yang
dibangun maka model selanjutnya dianalisis dengan program SmartPLS 3.0
menggunakan fasilitas bootstrapping. Hasil bootsrapping model struktural (inner model)
dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Dalam PLS pengujian secara statistik setiap hubungan yang dihipotesiskan dilakukan
dengan menggunakan simulasi.Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat nilai t, jika
t-value lebih besar dibanding t-tabel (alpha 5% = 1,96) maka hipotesis (Ha) diterima dan
H0 ditolak, dan sebaliknya. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode resampling
Bootsrap yang dikembangkan oleh Geisser & Stone. Pengujian hipotesis ini dilihat dari
hasil t-value dari struktur hasil uji path dan dibandingkan dengan T-tabel (1,96).
Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah Vol 4 No 1, Januari 2021
E-ISSN : 2599-3410 | P-ISSN : 2614-3259
DOI : https://doi.org/10.36778/jesya.v4i1.337
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-Washliyah Sibolga 393
Gambar 4.1. Hasil Output Bootstrapping
Jika t-value lebih besar daripada ttabel maka keputusannya adalah menolak H0 dan
menerima Ha (alternatif). Secara umum, model struktural berdasar nilai t-value pada
Gambar 4.2 dan berdasarkan nilai-nilai dari koefisien jalur (path coefficient) seperti
terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)
Original
Sample (O)
Sample
Mean (M)
Standard
Deviation (STDEV)
Standar
Error (STERR)
T-
Statistics
IB -> PI 0.2217 0.1729 0.1826 0.1826 1.2070
IB -> CS -0.2014 -0.1694 0.0869 0.0869 2.3040
IB* TR -> CS 0.0102 -0.0014 0.0397 0.0397 0.5013
IB * TR -> PI 0.2818 0.2517 0.3248 0.3248 0.8641
CS -> PI 0.2623 0.1575 0.5622 0.5622 0.4655
TR -> PI -0.2545 -0.1297 0.6134 0.6134 0.4130
TR -> CS 1.0470 1.0467 0.0564 0.0564 18.5494
Hipotesis 1: konstruk Islamic Branding (IB) dengan Customer Satisfaction (CS), terlihat
konstruk Islamic Branding (IB) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konstruk
Customer Satisfaction (CS), karena masing-masing nilai t-nya (t-IB-CS) lebih besar dari
nilai yang disarankan (2,3040 > 1,96). Sehingga dapat dikatakan hipotesis diterima,
dimana konstruk Islamic Branding (IB) secara signifikan berpengaruh terhadap Customer
Satisfaction (CS) nasabah menggunakan jasa perbankan syariah di BMT Kampoeng
Syariah.
Hipotesis 2: konstruk Islamic Branding (IB) terhadap Purchase Intention (PI), dapat
dikatakan hubungan konstruk Islamic Branding (IB) tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap konstruk Purchase Intention (PI) karena nilai t-nya (t-IB-PI) lebih
kecil dari nilai t-tabel (1,2070 ˂ 1,96), sehingga hipotesis ditolak, dan dapat dinyatakan
Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah Vol 4 No 1, Januari 2021
E-ISSN : 2599-3410 | P-ISSN : 2614-3259
DOI : https://doi.org/10.36778/jesya.v4i1.337
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-Washliyah Sibolga 394
konstruk Islamic Branding (IB) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
konstruk Purchase Intention (PI) untuk menggunakan jasa perbankan syariah di BMT
Kampoeng Syariah Medan.
Hipotesis 3: konstruk Customer Satisfaction (CS) terhadap Purchase Intention (PI), dapat
dilihat hubungan konstruk Customer Satisfaction (CS) tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap konstruk Purchase Intention (PI) karena nilai t-nya (t-CS-PI) lebih
kecil dari nilai t-tabel (0,4655 ˂ 1,96); sehingga hipotesis ditolak, dan dapat dinyatakan
konstruk Customer Satisfaction (CS) tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap konstruk Purchase Intention (PI) untuk menggunakan jasa perbankan syariah di
BMT Kampoeng Syariah Medan.
Hipotesis 4: konstruk Islamic Branding (IB) terhadap Purchase Intention (PI) dengan
konstruk Customer Satisfaction (CS) sebagai variabel intervening, disini hubungan antara
konstruk Islamic Branding (IB) terhadap konstruk Purchase Intention (PI) menggunakan
jasa perbankan Syariah dengan konstruk Customer Satisfaction (CS) sebagai variabel
intervening merupakan pengaruh tidak langsung variabel Islamic Branding (IB) terhadap
Purchase Intention (PI) melalui Customer Satisfaction (CS) nasabah. Pengujian pengaruh
mediasi ini dilakukan dengan menggunakan rumus Sobel.
Besarnya koefisien tidak langsung Islamic Branding (IB) terhadap Purchase Intention
(PI) merupakan perkalian dari pengaruh variabel Islamic Branding (IB) terhadap variabel
Customer Satisfaction (CS) nasabah dengan variabel Customer Satisfaction (CS) nasabah
terhadap Purchase Intention (PI) nasabah, sehingga didapatkan nilai t-hitung (t-IB*CS-
PI) sebesar 0,4103. Karena nilai t-nya lebih kecil dari nilai t-tabel (0,4103 ˂ 1,96), berarti
parameter mediasi tersebut tidak signifikan. Maka dengan demikian model pengaruh
tidak langsung dari variable Islamic Branding (IB) terhadap Purchase Intention (PI)
melalui Customer Satisfaction (CS) nasabah ditolak. Oleh karena itu, Islamic Branding
(IB) tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Purchase Intention (PI)
menggunakan jasa perbankan Syariah di BMT Kampoeng Syariah Medan dengan melalui
Customer Satisfaction (CS) nasabah sebagai variabel intervening.
Hipotesis 5: konstruk Islamic Branding (IB) terhadap Customer Satisfaction (CS) dengan
konstruk Tingkat Religiusitas (TR) sebagai variabel moderator. Hubungan konstruk
Islamic Branding (IB) terhadap Customer Satisfaction (CS) dengan Tingkat Religiusitas
sebagai variabel moderator merupakan hubungan dengan pengaruh mediasi yakni
perkalian antara variabel moderator Tingkat Religiusitas dengan variabel predictor
Islamic Branding terhadap Customer Satisfaction (CS). Hasil pengolahan data hubungan
Islamic Branding (IB) terhadap Customer Satisfaction (CS) dengan Tingkat Religiusitas
sebagai variabel moderator (M) adalah tidak signifikan. Berdasarkan tabel di atas
diperoleh t-hitung (t-IB*TR-CS) sebesar 0,5013. Karena t-hitung lebih kecil dari t-tabel
(0,5013 ˂ 1,96), maka hipotesis ditolak. Oleh karena itu, Islamic Branding (IB) tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap Customer Satisfaction (CS) dengan Tingkat
Religiusitas sebagai variabel moderator (M1) dalam menggunakan jasa perbankan
syariah di BMT Kampoeng Syariah Medan.
Hipotesis 6: Konstruk Islamic Branding (IB) terhadap Purchase Intention (PI) dengan
konstruk Tingkat Religiusitas (TR) sebagai variabel moderator. Hubungan Islamic
Branding (IB) terhadap Purchase Intention (PI) dengan Tingkat Religiusitas (TR) sebagai
variabel moderator merupakan hubungan dengan pengaruh mediasi (moderating effect)
yakni perkalian antara variabel moderator Tingkat Religiusitas dengan variabel prediktor
Islamic Branding (IB) terhadap Purchase Intention (PI). Hasil pengolahan data hubungan
Islamic Branding (IB) terhadap Purchase Intention (PI) dengan Tingkat Religiusitas (TR)
Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah Vol 4 No 1, Januari 2021
E-ISSN : 2599-3410 | P-ISSN : 2614-3259
DOI : https://doi.org/10.36778/jesya.v4i1.337
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-Washliyah Sibolga 395
sebagai variabel moderator adalah tidak signifikan. Berdasarkan tabel di atas diperoleh t-
hitung (tIB*TR-PI) sebesar 0,8641. Karena t-hitung lebih kecil dari t-tabel (0,8641 ˂
1,96), maka hipotesis ditolak. Oleh karena itu, Islamic Branding (IB) tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap Purchase Intention (PI) dengan Tingkat Religiusitas (TR)
sebagai variabel moderator dalam menggunakan jasa perbankan syariah di BMT
Kampoeng Syariah Medan.
Untuk pengaruh positif dan negatif antar konstruk dapat dilihat berdasarkan nilai-nilai
dari koefisien jalur (path coefficient) seperti terlihat pada Tabel 1.
Koefisien parameter untuk variabel konstruk Islamic Branding (IB) pada original sample
adalah sebesar 0,2217. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh positif pada variabel
konstruk Purchase Intention (PI) namun tidak terlihat berpengaruh secara nyata karena
nilai t-statistik sebesar 1,2070 atau lebih kecil dari t-tabel (1,2070 < 1,96). Hal ini juga
bisa dijelaskan bahwa sebenarnya penggunaan Islamic Branding berpengaruh terhadap
Purchase Intention nasabah namun tidak dapat berpengaruh signifikan karena terdapat
variable lain yang lebih besar pengaruhnya, sehingga membuat pengaruh positif Islamic
Branding terhadap Purchase Intention menjadi tidak terlihat dimata nasabah.
Koefisien parameter untuk variabel konstruk Islamic Branding (IB) pada original sample
adalah sebesar -0,2014. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh negatif pada
variabel konstruk Customer Satisfaction (CS) dan terlihat berpengaruh secara nyata
karena nilai t-statistik sebesar 2,3040 atau lebih besar dari t-tabel (2,3040>1,96). Hal ini
juga bisa dijelaskan jika terdapat kekecewaan nasabah mengenai harapan mereka dengan
penggunaan Islamic Branding, seperti keraguan terhadap kepatuhan atas ketentuan
syariah dalam layanan perbankan yang ditawarkan. Keraguan atau belum yakinnya
nasabah atas kepatuhan terhadap aturan syariah ini tentunya akan menurunkan Customer
Satisfaction.
Koefisien parameter untuk variabel konstruk Islamic Branding (IB) pada original sample
adalah sebesar 0,0102. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh positif pada variabel
konstruk Customer Satisfaction (CS) dengan adanya variable moderator Tingkat
Religiusitas, namun tidak berpengaruh secara nyata karena nilai t-statistik sebesar 0,5013
atau lebih kecil dari t-tabel (0,5013<1,96). Keberadaan variabel moderator meningkatkan
pengaruh Islamic Branding terhadap konstruk Customer Satisfaction dari negative
menjadi positif, namun juga membuat pengaruhnya Islamic Branding menjadi tidak
signifikan lagi berpengaruh terhadap Customer Satisfaction. Hal ini dapat diartikan
pengaruh positif Tingkat Religiusitas nasabah membuat nasabah lebih bisa menerima
dan lebih netral sehinggaun Customer Satisfaction yang dirasakan dari pengaruh Islamic
Branding semakin kecil dibanding pengaruh variable lainnya.
Koefisien parameter untuk variabel konstruk Islamic Branding (IB) pada original sample
adalah sebesar 0,2818. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh positif pada variabel
konstruk Purchase Intention (PI) dengan adanya variable moderator Tingkat Religiusitas,
namun tidak berpengaruh secara nyata karena nilai t-statistik sebesar 0,8641 atau lebih
kecil dari t-tabel (0,8641 < 1,96). Dapat dilihat disini dengan adanya variable maderator
Tingkat Religiusitas sedikit menambah pengaruh positif Islamic Branding terhadap
Purchase Intention. Sama halnya disini juga dapat diartikan pengaruh positif Tingkat
Religiusitas nasabah membuat nasabah lebih bisa menerima dan lebih netral sehingga
pengaruh untuk konstruk Purchase Intention (PI) dari penggunaan Islamic Branding (IB)
semakin kecil dibanding pengaruh variable lainnya.
Koefisien parameter untuk variabel konstruk Customer Satisfaction (CS) pada original
sample adalah sebesar 0,2623. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh positif pada
Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah Vol 4 No 1, Januari 2021
E-ISSN : 2599-3410 | P-ISSN : 2614-3259
DOI : https://doi.org/10.36778/jesya.v4i1.337
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-Washliyah Sibolga 396
variabel konstruk Purchase Intention (PI), namun tidak berpengaruh secara nyata karena
nilai t-statistik=0,4655 atau lebih kecil dari t-tabel (0,4655 < 1,96). Dapat dikatakan
konstruk Customer Satisfaction tidak menjadi variable yang berpengaruh nyata dalam
Purchase Intention nasabah, hal ini dapat dijelaskan bahwa nasabah BMT yang beragama
Islam tidak mendapatkan Customer Satisfaction yang dapat mempengaruhinya untuk
meningkatkan atau setidaknya memiliki Purchase Intention (PI).
Koefisien parameter untuk variabel konstruk Tingkat Religiusitas (TR) pada original
sample adalah sebesar -0,2545. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh negatif
pada variabel konstruk Purchase Intention (PI), namun tidak berpengaruh secara nyata
karena nilai t-statistik=0,4130 atau lebih kecil dari t-tabel (0,4130 < 1,96). Sama halnya
disini juga dapat diartikan walaupun mempunyai pengaruh negative, Tingkat Religiusitas
nasabah membuat nasabah lebih bisa menerima dan lebih netral sehingga pengaruh untuk
konstruk Purchase Intention (PI) kecil dianggap tidak berpengaruh secara nyata.
Koefisien parameter untuk variabel konstruk Tingkat Religiusitas (TR) pada original
sample adalah sebesar 1,0470. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh positif
terbesar (dari variable lain yang diteliti dalam penelitian ini) pada variabel konstruk
Customer Satisfaction (CS), dan berpengaruh secara nyata karena nilai t-
statistik=18,5494 atau lebih besar dari t-tabel (18,5494>1,96). Maka dapat disimpulkan
disini variable yang paling mempengaruhi Customer Satisfaction adalah variable Tingkat
Religiusitas. Hal ini dapat terjadi karena umumnya nasabah yang memiliki Tingkat
Religiusitas yang baik menginginkan mendapatkan Customer Satisfaction menjadi
nasabah perbankan syariah sesuai keyakinan dan kepatuhannya pada hukum syariah.
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka dapat dikatakan bahwa tidak ada variable
yang diteliti dalam penelitian ini yang signifikan berpengaruh terhadap Purchase
Intention. Tentu merupakan suatu ironi, karena variable-varibel yang diteliti dalam
penelitian ini sebenarnya diharapkan menjadi variabel yang dapat diandalkan
berpengaruh signifikan dalam meningkatkan Purchase Intention.
Untuk meningkatkan Purchase Intention (PI) maka perlu dibuat strategi agar variabel-
variabel tersebut dapat meningkat menjadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Purchase Intention. Pertama harus diperhatikan variable konstruk yang memiliki
pengaruh signifikan terbesar, yaitu dalam penelitian ini adalah variable Islamic Branding.
Variabel inilah yang paling berpengaruh walaupun belum signifikan terhadap Purchase
Intention. Harus dikaji faktor apa termasuk dalam variabel ini yang membuat variabel
Islamic Branding ini menjadi tidak bisa berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Purchase Intention.
Terlihat variabel Islamic Branding mempunyai pengaruh negative terbesar terhadap
Customer Satisfaction. Variabel Customer Satisfaction memiliki pengaruh positif
terbesar terhadap Purchase Intention. Dan variabel Customer Satisfaction mendapatkan
pengaruh positif paling besar dan signifikan dari variabel Tingkat Religiusitas.
Kita dapat mencari factor apa diantara tiga faktor Islamic branding (Alserhan, 2010);
yaitu Islamic brand by compliance, Islamic brand by origin dan Islamic brand by
customer; yang memiliki keterkaitan erat terhadap Customer satisfaction dan variabel
Tingkat Religiusitas. Faktor Islamic Brand by Compliance merupakan faktor yang
memiliki keterkaitan paling erat terhadap Customer satisfaction dan variabel Tingkat
Religiusitas.
Untuk membenahi factor Islamic Branding by Compliance, maka Islamic brand harus
menunjukkan dan memiliki daya tarik yang kuat pada konsumen dengan cara patuh dan
taat kepada syariah Islam (Jumani, et. al, 2012).
Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah Vol 4 No 1, Januari 2021
E-ISSN : 2599-3410 | P-ISSN : 2614-3259
DOI : https://doi.org/10.36778/jesya.v4i1.337
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-Washliyah Sibolga 397
Dengan kesungguhan menunjukkan dan memiliki daya tarik yang kuat pada konsumen
dengan cara patuh dan taat kepada syariah Islam, maka diharapkan pengaruh variabel
Tingkat Religiusitas akan semakin besar berpengaruh positif signifikan terhadap
Customer Satisfaction dan pengaruh Islamic Branding juga bisa menjadi positif dan
signifikan terhadap Customer Satisfaction. Kondisi inilah yang diharapkan dapat
meningkatkan Purchase Intention secara signifikan, mengingat variabel Customer
Satisfaction memiliki pengaruh positif terbesar terhadap Purchase Intention.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis pembahasan dari hasil penelitian yang telah diuraikan, dapat ditarik
kesimpulan dari penelitian, yaitu bahwa diantara variabel yang diteliti dalam penelitian
ini, hanya variabel Islamic Branding yang terbukti secara signifikan berpengaruh
terhadap Customer Satisfaction nasabah menggunakan jasa perbankan syariah di BMT
Kampoeng Syariah Medan. Untuk itu, dalam upaya untuk meningkatkan Purchase
Intention (PI) maka perlu dibuat strategi agar variabel-variabel tersebut dapat meningkat
menjadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Purchase Intention., yaitu dengan
membenahi faktor Islamic Branding by Compliance, dimana Islamic brand harus
menunjukkan dan memiliki daya tarik yang kuat pada konsumen dengan cara patuh dan
taat kepada syariah Islam.
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat
Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset Teknologi
dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (KEMENRISTEKDIKTI) yang telah
mendanai penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alserhan, B. A. (2010). On Islamic branding: Brands as good deeds. Journal of Islamic
Marketing, 1(2), 101–106.
El-Menouar, Y. (2014). The Five Dimensions of Muslim Religiosity . Results of an
Empirical Study. Method, Data, Analyses, 8(1), 53–78.
Essoo, N., & Dibb, S. (2004). Religious Influences on Shopping Behaviour: An
Exploratory Study. Journal of Marketing Management, 20(7–8), 683–712.
Fatema, M., Foyez Ahamd Bhuiyan, & Mostaq Ahmad Bhuiyan. (2013). Shari ’ a
Compliance in Building Identified Islamic Brands. Ejbm, 5(11).
Ferdinand. (2006), Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian untuk skripsi,
Tesis dan Disertai Ilmu Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro
Handayani Rinuastuti, B., Darwini, S., Agustiani, E., & Andilolo, I. R. (2018). Pengaruh
Religiusitas Terhadap Perilaku Memilih Bank Syariah Melalui Kepercayaan
Merek (Studi Pada Nasabah Bank Syariah di Kota Mataram). Distribusi - Journal
of Management and Business, 6(2), 47–60.
Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah Vol 4 No 1, Januari 2021
E-ISSN : 2599-3410 | P-ISSN : 2614-3259
DOI : https://doi.org/10.36778/jesya.v4i1.337
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-Washliyah Sibolga 398
Isa, M., Lubis, H. A., & Lubis, I. S. (2020). Pengaruh Religiusitas dan Lokasi Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Pada Rahmat Syariah Swalayan City Walk
Padangsidimpuan. Jesya (Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah), 3(1), 1–15.
Jumani, Zulfikar Ali; Siddiqui, K. (2012). Bases of Islamic Branding in Pakistan :
Perceptions or Believes. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in
Business, 3(9), 840–848.
Risal, T, & Alexander, A. (2019). Pengaruh Persepsi Bagi Hasil, Promosi dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Minat Penggunaan Jasa Perbankan Syariah Tabungan
Mudharabah Pada Mahasiswa Universitas Potensi Utama. Jurnal Samudra
Ekonomika, 3(2), 118–130.
Risal, Taufiq. (2019a). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah
Dengan Kepuasan Sebagai Variabel Intervening Pada Bmt Kampoeng Syariah.
JMB (Jurnal Manajemen Dan Bisnis), 1(1).
https://doi.org/10.30743/magister.v1i1.1607
Risal, Taufiq. (2019b). Peningkatan peran perbankan syariah dengan menggerakkan
sektor riil dalam pembangunan. Accumulated, 1(1), 36–47.
Shah Alam, S., & Mohamed Sayuti, N. (2011). Applying the Theory of Planned Behavior
(TPB) in halal food purchasing. International Journal of Commerce and
Management, 21(1), 8–20. https://doi.org/10.1108/10569211111111676
Tjiptono, Fandy. (2014), Pemasaran Jasa – Prinsip, Penerapan, dan Penelitian, Andi
Offset, Yogyakarta.
Top Related