perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH MEDIA VCD DONGENG ANAK DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TERHADAP
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA
ANAK BERKESULITAN BELAJAR KELAS 4
DI SDN PETORAN SURAKARTA
TAHUN AJARAN
2010/2011
Skripsi
Oleh :
RAKHMATIKA WIJAYANTI
K5107033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGARUH MEDIA VDC DONGENG ANAK DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TERHADAP
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA
ANAK BERKESULITAN BELAJAR KELAS 4
DI SDN PETORAN SURAKARTA
TAHUN AJARAN
2010/2011
Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi
Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Khusus
Oleh :
RAKHMATIKA WIJAYANTI
K5107033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Rakhmatika Wijayanti. PENGARUH MEDIA VCD DONGENG ANAK
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TERHADAP
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA ANAK
BERKESULITAN BELAJAR KELAS 4 DI SDN PETORAN SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media VCD
dongeng anak terhadap peningkatan kemampuan menyimak cerita anak
berkesulitan belajar kelas 4 di SDN Petoran Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011
Variabel bebas adalah media VCD Dongeng Anak, variabel terikat
adalah kemampuan menyimak cerita.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain One
group pre test- post test design, yang mana sekelompok subyek dikenai perlakuan
untuk jangka waktu tertentu, dan pengaruh perlakuan diukur dari perbedaan antara
pengukuran awal (pre test) dan pengukuan akhir (post test). Populasinya adalah
anak berkesulitan belajar kelas 4b di SDN Petoran Surakarta Tahun Ajaran
2010/2011 yang berjumlah 7 siswa. Try out dilakukan terhadap siswa kelas 4a di
SDN Petoran Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011 diluar sampel, dengan hasil 30
item soal valid dan semua soal yang valid adalah reliabel. Teknik pengumpulan
data menggunakan tes, yaitu tes objektif berbentuk pilihan ganda.
Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik non- parametrik,
yaitu Wilcoxon Signed Rank Test (Tes Ranking Bertanda Wilcoxon) dengan
bantuan SPSS release 15. Hasil analisis data penelitian menunjukkan Z hitung
sebesar -2,410 dengan P= 0, 016 pada taraf signifikansi (α) 5%, yang berarti Ho
ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat diketahui dari hasil post test sebasar 22,00
lebih besar daripada hasil pre test sebesar 16,14.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media VCD
Dongeng Anak berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan menyimak anak
berkesulitan belajar di SDN Petoran Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Rakhmatika Wijayanti. THE EFFECT OF CHILDREN FAIRY TALE VCD
ON THE STORY SCRUTINIZING COMPETENCY IN THE LEARNING
DISABLED 4TH
GRADER IN SDN PETORAN SURAKARTA IN THE
SCHOOL YEAR OF 2010/2011. Thesis, Surakarta: Teacher Training and
Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, March 2011.
The objective of research is to find out the effect of children fairy tale
VCD on the capability of story scrutinizing competency in the learning disabled
4th
grader in SDN Petoran Surakarta in the school year of 2010/2011.
The independent variable was Children Fairy Tale VCD, while the
dependent one was story scrutinizing competency.
This research employed an experimental method with One group pre-test
and post-test design, in which a group of subject was treated for a certain period
of time, and the effect of treatment was measured from the difference of pretest
and posttest. The population was the learning disabled 4th
grader in SDN Petoran
Surakarta in the school year of 2010/2011, consisting of 7 students. Try out was
carried out to the 4a grader in SDN Petoran Surakarta in the school year of
2010/2011 outside the sample, indication that 30 items of question were valid and
all valid questions were reliable. Technique of collecting data used was multiple-
choice objective test.
Technique of analyzing data used was non-parametrical statistic, namely
Wilcoxon Signed Rank Test with SPSS release 15 help.
The result of this research can be concluded that the use of Children Fairy
Tale VCD media affects the improvement of story scrutinizing competency in
learning disabled 4th
grader in SDN Petoran Surakarta in the school year of
2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu
nikmat yang banyak
(Terjemahan QS Al-Kawsar Ayat 1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
Bapak dan Ibu, atas kasih sayang,
kepercayaan dan didikan tulus yang
kalian berikan.
Kakakku atas nasihat dan dorongan yang
telah memberiku semangat
Mas Nita Adi Wibowo Tersayang.
Sahabat-sahabat terbaikku Ifa, Ita, Nana,
Winda, Dita atas dorongan dan
semangatnya
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
berkah, rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk
memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program
Studi Pendidikan Khusus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian
skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang
timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan
terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
izin penyusunan skripsi.
2. Drs. R. Indianto, M.Pd, selaku ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta atas
pemberian izin penyusunan skripsi.
3. Drs. A Salim Choiri, M.Kes selaku ketua Program Studi Pendidikan Khusus
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
atas pemberian izin penyusunan skripsi.
4. Drs. Rachmad Djatun, M.Pd selaku Pembimbing I atas perhatian, bimbingan,
kritik, saran, dan nasehat yang diberikan sampai selesainya skripsi ini.
5. Drs. Hermawan, M.Si, selaku Pembimbing II atas perhatian, ketulusan
nasihat, saran dan perbaikan-perbaikan yang bersifat membangun hingga
terselesaikannya skripsi ini.
6. Drs. Sudakiem M.Pd selaku Pembimbing Akademis terimakasih atas
perhatian, bimbingan dan nasehat yang diberikan selama ini.
7. Suwarno,S.Pd, MM, selaku Kepala Sekolah SDN Petoran Surakarta yang
telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan try out dan melakukan
penelitian guna memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi
ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
8. Dwi Marsiyanti, S.Pd, selaku guru kelas 4A SDN Petoran Jebres Surakarta
yang telah memberikan izin untuk melaksanakan try out.
9. Joko Riyanto, selaku guru kelas 4B SDN Petoran Jebres Surakarta yang telah
memberikan izin untuk penelitian.
10. Ibu dan Bapak tercinta atas kasih sayang, do’a dan dukungan materi untukku.
11. Mas Adi Tercinta yang selalu menemaniku setiap waktu dan selalu
memberiku semangat untuk tidak mudah putus asa.
12. Teman-teman PKH angkatan 07
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga amal kebaikan
semua pihak tersebut mendapat balasan dari Alloh SWT.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun selalu peneliti harapkan. Akhirnya
peneliti berharap semoga skripsi ini membawa manfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya di bidang pendidikan khusus.
Surakarta, 27 Maret 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
HALAMAN PENGAJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK ........................................................................... v
HALAMAN ASTRAK INGGRIS ............................................................. vi
HALAMAN MOTTO................................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................ ix
DAFTAR ISI............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………. 1
B. Identifikasi Masalah………………………………………….. 3
C. Pembatasan Masalah.................................................................. 4
D. Perumusan Masalah................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian....................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Pustaka……………………………………………….. 6
1. KajianTentang Anak Berkesulitan
Belajar………………………............................................. 6
2. Kajian Tentang Keterampilan
menyimak……………………………................................ 21
3. Kajian Tentang Media Pembelajaran …………………… 26
4. Kajian Tentang Penggunaan VCD dalam Pembelajaran… 32
B. Penelitian Yang Relevan……………………………………… 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
C. Kerangka Berfikir…………………………………………….. 35
D. Perumusan Hipotesis ................................................................ 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian........................................................................ 37
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................... 37
C. Penetapan Populasi dan Sampel ……………………………… 39
D. Teknik Pengumpulan Data……………………………………. 40
E. Validitas dan Reliabilitas............................................................. 42
F. Teknik Analisis Data.................................................................. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Data............................................................................ 45
B. Pengujian hipotesis…………………………………………… 50
C. Rangkuman Pembuktian Hipotesis…………………………… 51
D. Pembahasan Hasil penelitian…………………………………. 52
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan Penelitian………………………………………… 55
B. Implikasi Hasil Penelitian.......................................................... 55
C. Saran.......................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 56
LAMPIRAN………………………………………………………………. 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Jadwal dan Waktu Penelitian .........……………………………. 37
Tabel 4.1. Daftar Identitas ABB Kelas 4b SDN Petoran
Surakarta ...................................................................................... 45
Tabel 4.2. Daftar Nilai Pretest Kemampuan Menyimak................................ 47
Tabel 4.3. Dftar Nilai Posttest Kemampuan Menyimak................................ 43
Tabel 4.4. Daftar Nilai Pretest-Posttest Kemampuan Menyinak................... 44
Tabel 4.5. Perhitungan Analisis Data dan Kemampuan sebelum dengan
sesudah perlakuan......................................................................... 50
Tabel 4.6. Hasl Tes Statistik kemampuan Menyimak................................... 50
Tabel 4.7. Kesimpulan Hasil Penelitian......................................................... 51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.i. Histogram Kemampuan Menyimak (pretest)………….... 47
Grafik 4.2. Histogram Kemampuan Menyimak (posttest)………...... 48
Grafik 4.3. Histogram Kemampuan Menyimak (pretest-posttest)...... 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kisi- kisi Soal Try Out ………………………………..... 59
Lampiran 2. Soal Try Out…………………………………………...... 60
Lampiran 3. Kunci Jawaban Try Out……………………………......... 69
Lampiran 4. Kisi- Kisi Pretest post tes…………………………........... 70
Lampiran 5. Soal Pretest-postest ........................................................... 71
Lampiran 5. Kunci Jawaban …………………………………….......... 75
Lampiran 6. Perhitungan Validitas ……………………………….... 93
Lampiran 7. Perhitungan Reabilitas …………………………………... 97
Lampiran 10. Data Nilai Pretes ……………………………………...... 105
Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Nilai Tempat Bilangan ...................................................... 106
Lampiran 12. Hasil Anasilis Data dengan Wilcoxon Signes
Test Menggunakan Program SPSS 15 ............................... 126
Lampiran 13. Surat Ijin Menyusun Skripsi .................................................. 137
Lampiran 14. Surat Mengadakan Reseach/Try Out ……………………… 139
Lampiran 15. Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian …………… 141
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan ilmu pemgetahuan dan teknologi di Indonesia dan negara-
negara lain pada umumnya mendukung untuk mengembangkan diri. Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknolodi, saat ini teknologi
komunikasi mengalami kemajuan sangat pesat, diantaranya satelit, internet, TV,
Video, Laptop dan sebagainya memberi arti tersendiri bagi proses komunikasi.
Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan serta kemajuan
IPTEK membuat pendidikan tidak mungkin lagi dikelola melalui pola tradisional.
Saat ini, pembelajaran di sekolah dinilai belum menunjukkan hasil optimal
yang diharapkan. Proses pembelajarannya berlangsung tisak kondusif, seadanya,
tanpa bobot, dan monoton sehingga peserta didik berada dalam proses
pembelajaran yang tidak nyaman dan membosankan. Dalam pelajaran Bahasa
Indonesia keadaan yang tidak efektif akan memberikan pengaruh negatif dalam
pencapaian hasil belajar. Karena dalam pembelajaran yang tidak menyenagkan
dalam pelajaran Bahasa Indinesia akan menyebabkan anak tidak lancar dalam
membaca, tidak dapat mengembangkan ide, tidak mampu mengungkapkan
gagasan dan pikirannya secara logis, runtut, dan mudah dipahami. Pembelajaran
Bahasa Indonesia yang tidak nyaman mengharuskan kita untuk melakukan
pembenahan, yaitu dengan menghidupkan dan menggairahkan bagi siswa yang
mengikuti pembelajaran.
Dalam pelajaran Bahasa Indonesia di kenal dengan materi menyimak
cerita, yang diberikan mulai dari pendidikan dasar dengan menggunakan cerita-
cerita pendek secara lisan dan dengan menggunakan cerita bergambar dan cerita
dongeng.
Menyimak cerita merupakan kegiatan yang cukup sulit akibat kesukaran
dalam memahami isi cerita dan memahami watak tokoh yang ada di dalam cerita.
Menyimak cerita di sekolah merupakan kegiatan yang sangat sulit akibat
kesukarannya dalam menjawab soal/ pertanyaan yang berhubungan dengan cerita
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
yang disediakan, kesukaran dalam memahami isi cerita , kesukaran dalam
menghafal tokoh pemeran cerita, kesukaran dalam memahami latar dan alur yang
ada dalam cerita. Bagi anak berkesulitan belajar menyimak cerita merupakan hal
yang sangat sulit dikarenakan pada anak berkesulitan belajar sangatlah sulit dalam
memahami isi cerita melalui membaca cerita bahkan pada anak berkesulitan
belajar masih mengalami kesulitan dalam membaca teks dalam cerita.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru kelas yang
dilakukan oleh peneliti, pendahnya kemampuan menyimak cerita dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor 1) siswa kurang
minat untuk membaca bacaan dan memahami isi bacaan melalui teks tertulis, 2)
guru kesulitan untuk membangkitkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran
menyimak. Selain itu juga adanya faktor guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran yang monoton, guru tidak memanfaatkan media pembelajaran, guru
masih mengandalkan buku teks, dan kondisi kelas yang ramai karena kebosanan
anak dalam mengikuti pelajaran.
Untuk lebih mempermudah dalam kegiatan menyimak cerita diperlukan
bantuan berupa bentuk visual dan audiovisual, karena setiap bentuk penyaluran
ekspresi atau gagasan merupakan kelengkapan dari kecerdasan. Kemampuan
memahami dan menghafal sangat membantu dalam menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan certita. Memvisualkan sebuah cerita salah satunya dengan
menggunakan VCD dongeng anak. VCD dongeng anak dapat digunakan untuk
membantu membangun konteks yang berfungsi untuk meningkatkan pemahaman
dan perluasan pengetahuan pada anak dalam menjawab pertanyaan/ soal pada
pelajaran menyimak cerita.
Anak-anak dalam usia antara 7-10 tahun berada pada tahap operasinoal
konkret, dimana pada tahap ini cara berfikir anak masih didasarkan pada bantuan
benda (obyek) atau peristiwa yang langsung dilihat (Azhar Arsyad, 2005: 9).
Salah satu media yang berupa obyek yang dapat dilihat tersebut adalah gambar.
Sedangkan untuk dapat memberi motovasi dalam memperkaya perbendaharaan
kata serta mudah didapatkan anak yaitu melalui cerita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Dari pendapat diatas maka media kreatif yang dapat dipilih dalam
pembelajaran menyimak cerita adalah media VCD dongeng anak. VCD dongeng
anak merupakan salah satu media yang yang dapat menghasilkan sebuah karya
khususnya dalam hal ini adalah cerita. Penggunaan media VCD Dongeng Anak
dalam pelajaran menyimak cerita diharapkan akan menumbuhkan motivasi belajar
siswa, hal ini dikarenakan siswa dapat mendengar, sekaligus melihat gambaran
tokoh yang divisualisasikan melalui gambar-gambar animasi yang bergerak yang
sesuai dengan usia anak. Adapun secara rinci alasan pemilihan media VCD
dongeng anak dengan pertimbangan :
1. Media VCD dongeng anak akan menumbuhkan motivasi bagi anak
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran karena sesuai dengan umur.
2. Media VCD dongeng anak mudah didapatkan.
3. Perhatian siswa yang pada awalnya tertuju pada temanya maka akan
dapat dialihkan pada media VCD dongeng anak untuk mendapatkan
pemahaman tentang isi cerita.
4. Dalam VCD dongeng anak tidak hanya terdapat tulisan saja tetapi
terdapat gambar bergerak dan suara yang dapat menarik minat siswa
untuk menyimaknya.
Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis ingin mengetahui bagaimana
sebuah cerita dapat ditransformasikan kedalam tulisan yaitu melalui media VCD
dongeng anak yang dapat mempengaruhi keterampilan menyimak cerita.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka dapat penulis
identifikasikan :
1. Menyimak cerita merupakan kegiatan yang sulit akibat kesukaran anak
pada saat memahami isi cerita.
2. Kemampuan menyimak cerita siswa berkesulitan belajar masih sangat
rendah, dikarenakan rendahnya kemampuan dalam memahami cerita,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
sehingga pada anak berkesulitan belajar mengalami kesulitan dalam
menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan cerita.
3. Siswa berkesulitan belajar kurang antusias didalam mengikuti
pembelajaran menyimak cerita.
4. Kesulitan guru dalam memberikan dan menerapkan media yang tepat
dan dapat menarik minat siswa didalam mengikuti pembelajaran
menyimak cerita.
C. PEMBATASAN MASALAH
Untuk memulai langkah dalam merumuskan pengaruh media VCD
dongeng anak terhadap peningkatan keterampilan menyimak cerita, pembatasan
masalah akan memberikan arah penelitian secara sistematis dan terhindar dari
pemikiran yang keluar dari sasaran penelitian. Untuk memperjelas pembatasan
masalah, penulis mengemukakan definisi operasional variabel sebagai berikut :
1. Obyek Penelitian
Sesuai dengan judul yang dikemukakan diatas, maka objek penelitian
meliputi media VCD dongeng anak dan keterampilan menyimak cerita yang akan
dibatasi permasalahannya yang akan diuraikan definisi operasional dan
pembatasan masalah sebagai berikut:
1. VCD dongeng anak dalam penelitian ini adalah cerirta yang disajikan
dalam bentuk film dongeng anak-anak yang disaksikan anak melalui
tampilan VCD.
2. Menyimak cerita dalam penelitian ini adalah kegiatan menyimak cerita
yang disajikan lewat tampilan film dongeng anak melalui pemutaran
VCD kemudian dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan cerita film yang telah disaksikan anak.
2. Subyek Penelitian
Yang menjadi subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4
yang berkesulitan belajar di SDN INKLUSI PETORAN NO 154 SURAKARTA
yang berjumlah 7 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. RUMUSAN MASALAH
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai arah penelitian,
dibawah ini disajikan rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini
yaitu:
Apakah penggunaan media VCD dongeng anak dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan menyimak
cerita siswa berkesulitan belajar kelas 4 SDN Inklusi Petoran No 154 Surakarta
rahun 2010/2011?.
E. TUJUAN PENELITIAN
Bertolak dari rumusan penelitian diatas, tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui pengaruh media VCD dongeng anak dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia terhadap peningkatan keterampilan menyimak
cerita siswa berkesulitan belajar kelas 4 di SDN Inklusi Petoran No 154 Surakarta
tahun 2010/2011.
F. MANFAAT PENELITAIAN
Hasil penelitaian ini dihjarapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Memperkaya media pembelajaran berupa media VCD Dongeng anak yang
bisa digunakan dalam proses belajar mengajar Bahasa Indonesia dalam
materi menyimak.
2. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh penggunaan
media VCD Dongeng Anak terhadap peningkatan kemampuan menyimak
cerita pada anak berkesulitan belajar melalui penelitian yang dilakukan.
3. Bagi Guru
Memberi wacana dan memperkaya variasi media pembelajaran yang
digunakan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di kelasnya
dalam hal ini adalah VCD Donngeng Anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KEJIAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Kajian Tentang Anak Berkesulitan Belajar (ABB)
a. Pengertian Anak Berkesulitan Belajar
Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris
learning disability yang artian sebenarnya adalah ketidakmampuan belajar.
Definisi kesulitan belajar pertama kali dikemukakan oleh the United States
Office of Education pada tahun 1977 (Mulyono Abdurrahman, 2003: 6).
Menurut definisi yang dikemukakan oleh The Natoinal Advisory
Comittee of Handicap Children pada tahun 1967 yang dikutip oleh
Moelyono Abdurrahman (2003: 14). Adalah sebagai berikut:
Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau
lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan
penggunaan bagasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin
menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berpikir
bergicara, membaca, menulis, mengeja atau berhitung.batasan tersebut
mencakup kondisi-kondisi seperti gangguan perspektual, luka pada otak,
disleksia, dan afasia pertkembangan. Batasan tersebut tidak mencakup
anak-anak yang memiliki problema belajar yang penyebab utamanya
berasal dari adanya hambatan dalam penglihatan ,pendengaran,atau
motorik, hambatan karena tuna grahita, karena gangguan emosional, atau
karena kemiskinan lingkungan, budaya dan emosi.
Menurut Lovit yang dikutip oleh Mulyono Abdurrahman dalam
buku Pendidikan Anak Berkesulitan belajar (2003: 8). Adalah sebagai
berikut:
Kesulitan belajar khusus adalah suatu kondisi kronis yang diduga
bersumber neurologis yang secara selektif menganggu perkembangan,
integrasi, dan/atau kemampuan verbal atau non verbal.
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Balitbang Dikbud dalam, Munawir Yusuf (2005: 59)
mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik khusus maupun umum,
baik disebabkan oleh adanya disfungsi neurologis, proses psikologis dasar
maupun sebab-sebab lain sehingga prestasi belajarnya rendah dan anak
Menurut Ahmadi (2004: 77) menjelaskan bahwa Anak
Berkesulitan Belajar adalah anak yang memiliki perbedaan tingkah laku
belajar dikalangan anak didik sehinggan menyebabkan anak memiliki
perbedaan dengan peserta didik lainnya dan tidak dapat belajar
sebagaimana mestinya.
Menurut Sunardi (2000: 70) bahwa kesulitan belajar merupakan
istilah umum yang menunjuk kepada kelompok kelainan heterogen, yang
ditandai dengan kesulitan penguasaan dan penggunaan kemampuan
mendengar, berbicara, membaca, menulis, bernalar, dan berhitung.
Sedangkan Mulyadi (2010: 6) mendefinisikan Anak Berkesulitan
Belajar sebagai berikut:
Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam
suatu proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan
tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan ini mungkin
disadari atau mungkin tidak disadari oleh orang yang mengalaminya, dan
dapat bersifat sosialogis, psikologis, ataupun fisiologis dalam keseluruhan
Public Law, the Education for All Handicapped Children Act of
1975, provides the most widely used definition of a learning disability.
Within this law, a learning disability is defined as the disorder in one or
more of the basic psycological processes involed in understanding or in
using spoken or writen lenguage. The disorder result in problems in such
skoll and abilities as listening, thinking, speaking, reading, writing,
spelling, or doing mathemat
Yang diterjemahkan Kedalam Bahasa Indonesia: Public law
mendefinisikan kesulitan belajar (learning disabilities),sebagai gangguan
dalam suatu atau lebih dari proses psikologis dasar yang terlibat dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
memahami atau menggunakan bahasa lisan atau tertulis. Hasil gangguan
tersebut dalam masalah dalam keterampilan tersebut dan kemampuan
seperti mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, ejaan, atau
melakukan perhitungan matematis.
Menurut Mulyadi (2010: 6) mendefinisikan kesulitan belajar secara
luas, yang terdiri dari:
1) Learning Disorder (keterganggunan belajar)
Suatu keadaan yang dialami seseorang saat proses belajar mengajar,
timbul gangguan karena respon yang bertentangan. Akibat dari
gangguan tersebut adalah hasil belajar yang dicapai lebih rendah dari
potensi yang dimiliki sehingga terganggunya prestasi belajar.
2) Learning Disabilities (ketidakmampuan belajar)
Suatu keadaan yang dialami seorang siswa menunjukkan
ketidakmampuan dalam belajar bahkan menghindari belajar, sehingga
hasil belajarnya di bawah potensi intelektualnya.
3) Learning Disfunction (ketidakfungsian belajar)
Suatu keadaan siswa yang menunjukkan gejala tidak berfungsinya
proses belajar dengan baik meskipun pada dasarnya tidak ada tanda-
tanda subnormalitas mental, gangguan alat indera, atau gangguan-
gangguan psikologis lainnya.
4) Under Achiever (pencapaian rendah)
Suatu keadaan siswa yang memiliki tingkat potensi intelektual di atas
normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
5) Slow Learner (lambat belajar)
Suatu keadaan siswa yang lambat dalam proses belajarnya sehingga
membutuhkan waktu dibandingkan dengan murid yang lain yang
memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
Definisi kesulitan belajar yang disetujui oleh pemerintah federasi
dalam Smith (2006: 75) adalah kesulitan belajar khusus (spesific learning
disability) berarti suatu gangguan pada satu atau lebih proses psikologi
dasar yang meliputi pemahaman atau penggunaan bahasa, lisan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
tulisan, yang dapat diwujudkan dengan kemampuan yang tidak sempurna
dalam mendengar, berfikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau
melakukan perhitungan matematis.
Dari beberapa pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa
pengertian anak kesulitan belajar adalah anak yang memiliki kelainan
berupa disfungsi otak sehingga menyebabkan timbulnya kesulitan dalam
tugas-tugas akademik,sehingga prestasi belajar yang rendah jauh di bawah
kapasitas intelegensi yang dimiliki dan tidak memasukkan sebab-sebab
lain seperti karena tunagrahita, gangguan emosional, hambatan sensoris,
ketidaktepatan pembelajaran, atau karena kemiskinan budaya.
b. Klasifikasi Anak Berkesulitan Belajar.
Menurut Mulyono Abdurahman (2003: 11) Klasifikasi kesulitan
belajar secara umum adalah :
1. Kesulitan perseptual yang meliputi kesulitan perseptual visual, visual
motor, taktual, dan kinestik.
2. Kesulitan dalam bidang
3. Kesulitan dalam gahasa ujaran.
4. Kesulitan belajar bahasa
5. Kesulitan belajar matematika
6. Kesulitan belajar mengeja dan menulis.
Munawir Yusuf (2005: 58) mengelompokkan Anak Berkesulitan
Belajar menjadi 4 jenis diantaranya:
1) Anak yang sebenarnya IQ nya rata-rata atau di atas rata-rata tetapi
hasil belajarnya rendah karena faktor eksternal, disebut sebagai anak
yang mengalami hambatan belajar
2) Anak yang sebenarnya IQ nya rata-rata atau di atas rata-rata tetapi
mengalami kesulitan dalam bidang akademik tertentu (misal:
membaca, menulis, berhitung) tidak seluruh mata pelajaran, diduga
karena faktor neurologis, disebut sebagai anak yang mengalami
kesulitan belajar spesifik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
3) Anak yang prestasi belajarnya rendah tetapi IQ nya sedikit di bawah
rata-rata disebut dengan anak lamban belajar
4) Anak yang prestasi belajarnya rendah disertai adanya hambatan-
hambatan komunikasi sosial, sedangkan IQ nya jauh di bawah rata-rata
disebut retardasi mental atau tunagrahita.
Sedangkan menurut Munawir Yusuf (2005: 60-66) klasifikasi
Anak Berkesulitan Belajar secara garis besar dapat diklasifikasikan
kedalam dua kelompok yaitu:
1) Kesulitan Belajar Praakademik
Kesulitan belajar Praakademik juga disebut dengan kesulitan belajar
developmental. Kesulitan praakademik dibedakan menjadi beberapa
macam, yaitu:
a) Gangguan motorik dan presepsi
b) Kesulitan belajar kognitif
c) Gangguan perkembangan bahasa (disfasia)
d) Kesulitan dalam penyesuaian prilaku sosial
2) Kesulitan Belajar Akademik
Kesulitan belajar akademik sangat berkaitan dengan masalah pada
kesulitan dalam memahami mata pelajaran di sekolah. Kesulitan
belajar akademik dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a) Kesulitan belajar membaca (Disleksia)
b) Kesulitan belajar menulis (Disgrafia)
c) Kesulitan belajar menghitung (Diskalkulia)
Berdasarkan sebab-sebab kesulitan belajar T Sujiahati Soemantri
(2007: 202-205) mengklasifikasikan anak berkesulita belajar menjadi 4
macam, yaitu:
1) Minimal Brain Dysfunction (ketidakfungsian minimal otak)
Ketidakfungsian minimal otak adalah kondisi dimana anak mengalami
kesulitan dalam persepsi, konseptualisasi, bahasa, memori,
pengendalian perhatian, impulsive, fungsi motorik. Sehingga dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
kondisi yang dialami anak tersebut menyebabkan anak mengalami
kesulitan belajar.
2) Aphasia
Aphasia merupakan kondisi dimana anak mengalami gagal menguasai
ucapan-ucapan bahasa yang bermakna pada usia sekitar 3 tahun.
Kegagalan tersebut dapat disebabkan karena anak mengalami ketulian,
keterbelakangan mental, gangguan organ bicara, dan faktor
lingkungan. Sehingga dengan kondisi itu anak mengalami kesulitan
belajar.
3) Dysleksia
Dysleksia merupakan kondisi dimana anak mengalami kesulitan
dalam kecakapan membaca. Sehingga anak mengalami kesulitan
belajar.
4) Kelemahan perspektual/ perspektual motorik
Merupakan kondisi anak yang mengalami kesulitan dalam
menyatakan ide.
Sedangkan Ahmadi (2004: 78) mengklasifikasikan anak
berkesulitan belajar menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut:
1) Dilihat dari jenis kesulitan belajar
a) Berat
b) Sedang
2) Dilihat dari bidang studi yang dipelajari
a) Sebagian bidang studi
b) Seluruh bidang studi
3) Dilihat dari sifat kesulitannya
a) Bersifat permanen
b) Bersifat sementara
4) Dilihat dari segi faktor penyebabnya
a) Faktor intelegensi
b) Faktor non intelegensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpuklan bahwa secara
garis besar kesulitan belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua
jenis,yaitu:
(1) Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan
(development learning disabilities) dan (2) kesulitan belajar akademik
(academic learning disabilities). Kesulitan belajar yang berhubungan
dengan perkembangan mencakup gangguan motorik dan persepsi,kesulitan
belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar dalam penyesuaian
perilaku sosial.kesulitan belajar akademik menunjuk pada adanya
kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan
kapasitas yang diharapkan. Kegagalan-kegagalan tersebut mencakup
penguasaan keterampilan dalam membaca, menulis, dan/atau matematika.
c. Karakteristik Anak Berkesulitan Belajar
Menurut Munawir Yusuf (2005: 43) beberapa klasifikasi Anak
Berkesulitan Belajar dilihat dari gejala yang tampak sebagai berikut:
1) Tidak dapat mengikuti proses pembelajaran seperti teman yang lain
2) Sering terlambat bahkan tidak mau menyelesaikan tugas
3) Menghindarintugas-tugas yabg agak berat
4) Ceroboh dan kurang teliti dalam menyelesaikan tugas khususnya
5) Acuh tak acuh atau masa bodoh
6) Menampakkan semangat belajar rendah
7) Tidak mampu berkonsentrasi
8) Perhatian terhadap suatu objek singkat
9) Suka menyendiri, sulit menyesuaikan diri
10) Murung
11) Suka memberontak, agresif
12) Hasil belajar rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Menurut T Sujihati Soemantri (2007: 200-201) anak berkesu;itan
belajar dapat dilkasifikasikan berdasarkan aspek perkembangannya, yaitu:
1) Aspek kognitif
Masalah-masalah kemampuan bicara, membaca, menulis,
mendengarkan, berpikir, dan matematis semuanya penekanan terhadap
aspek akademik atau kognitif. Tidak jarang anak yang mengalami
kesulitan membaca menunjukan kemampuan berhitung yang tinggi.
Hal tersebut membuktikan bahwa anak berkesulitan belajar memiliki
kemampuan kognitif yang normal, akan tetapi kemampuan tersebut
tidak berfungsi secara optimal sehingga terjadi keterbelakangan
akademik yakni terjadinya kesenjangan antara apa yang mestinya
dilakukan anak dengan apa yang dicapainya secara nyata.
2) Aspek bahasa
Masalah bahasa anak berkesulitan belajar menyangkut bahasa
respektif maupun bahasa ekspresif. Bahasa reseptif adalah kecakapan
menerima dan memahami bahasa. Sedangkan bahasa ekspresif adalah
kemampuan mengekspresikan diri secara verbal. Di dalam proses
belajar kemampuan berbahasa merupakan alatnuntuk memahami dan
menyatakan pikiran.
3) Aspek motorik
Masalah motorik anak berkesulitan belajar biasanya menyangkut
keterampilan motorik perseptual yang diperlukan untuk
mengembangkan keterampilan meniru pola. Kemampuan ini sangat
deperlukan untuk menggambar, menulis atau menggunakan gunting.
Keterampilan tersebut sangat memerlukan koordinasi yang baik antara
tangan dan mata yang dalam banyak hal koordinasi tersebut tidak
dimiliki anak berkesulitan belajar.
4) Aspek sosial dan emosi
Terdapat dua karakteristik sosial-emosi anak berkesulitan belajar,
yaitu: kelabilan emosi dan keimplusifan. Kelebihan emosional
ditunjukkan oleh sering berubahnya suasana hati dan temperamen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Keimplusifan menunjuk kepada lemahnya pengendalian terhadap
dorongan-dorongan untuk berbuat sesuatu.
Taylor et. al (2009: 90) menyebutkan bahwa ada 10 karakteristik
umum yang tampak dari seseorang anak berkesulitan belajar, yaitu:
1) Hiperaktif (hyperactivity).
2) Gangguan persepsi motorik (perceptual-motor impairement)
3) Emosi labil (emotional lability).
4) Lemah dalam mengordinasi secra umum (general coordination
deficits).
5) Ganguuan pemusatan perhatian (disorders of attention).
6) Implusif (impulsivity).
7) Gangguan berfikir dan mengingat (disorders of memory and
thinking).
8) Kesulitan belajar spesifik (spesific learning disabilities).
9) Gangguan wicara dan pendengaran (disorders or speech and
hearing).
10) Tanda neurologi tampak samar (equivical neurological sign).
Menurut Anton Sukarno (2006: 75) menyatakan bahwa kesulitan
belajar tampak pada beberapa symtom diantaranya sebagai berikut:
1) Gangguan perhatian : hiperaktif dan mudah beralih perhatian.
2) Ketidak mampuan menemukan strategi untuk belajar dan
megkoordinasika belajar.
3) Lemah dalam kemampuan gerak: antara koordinasi gerakan
baik kasar serta persoalan spasial.
4) Permasalahan persepsi: perbedaan stimulus pendengaran,
penglihatan, serta pendengaran dan penglihatan.
5) Kesulitan bahasa lisan, pendengaran dan kemampuan linguistik.
6) Kesulitan membaca: pengkodean, keterampilan dasar membaca
dan membaca komprehensip.
7) Kesulitan menulis, mengeja, dan mengarang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
8) Kesulitan matematika dalam berhitung dan menentukan wakyu
dan ruang.
9) Tingkah laku sosial yang kurang pantas, seperti: persepsi soaial
dan tingkah laku emosi.
Dari beberapa pendapat diatas maka penilis dapat menyimpulkan
bahwa karakteristik umum anak berkesulitan belajar adalah anak
mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran dan menerima/ menyerap
materi pelajaran dalam proses belajar yang dikarenakan oleh beberapa
faktor sehingga menyebabkan anak mengalami keterlambatan dalam
menerima pelajaran anak lainnya dan mengalami keterbelakangan dalam
pencapaian hasil belajar.
d. Penyebab Timbulnya Kesulitan Belajar
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kesulitab belajar. Faktor-
faktor yang sama yang dapat menyebabkan kesulitan belajar, dapat pula
menyebabkan kondisi-kondisi ketidakmampuan yang lain, seperti retardasi
mental, dan gangguan emosional.
Menurut Muhibbin Syah (2009: 184-185) menyatakan bahwa anak
yang mengalaminkesulitan belajar berawal dari keterabaiannya anak/anak
kurang perhatian pada anak yang berada diluar rata-rata. Hal tersebut
dikarenakan penyelenggaraan pendidikan sekolah pada umumnya hanya
ditujukan kepada para siswa yang berkemampuan rata-rata, sehingga pada
anak yang berkemampuan diluar rata-rata mengalami kesulitan dalam
mengikuti pembelajaran disekolah,sehingga menyenabkan anak
mengalami kesilitan belajar.
Menurut Mulyono Abdurrahman (2003:11) faktor yang
menyebabkan kesulitan belajar adalah:
1) Faktor genetik
2) Luka pada otak (brain injuri) yang disebabkan oleh trauma fisik atau
kekurangan oksigen sebelum atau sesudah kelahiran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
3) Biokimia yang hilang, misalnya kimia yang diperlukan untuk
memfungsikan sistem saraf pusat.
4) Biokimia yang diberikan kepada anak.
5) Pencemaran lingkungan, misalnya pencemaran timah hitam
6) Pengaruh-pengaruh psikologis dan sosial, misalnya perbedaan latar
belakang budaya, pembelajaran yang tidak tepat, kemiskinan orang
tua.
Secara umum Munawir Yusuf (2005: 44-51) menjelaskan sebagai
berikut: (digolongkan mejadi faktor perbedaan individual)
1) Perbedaan tingkat kecerdasan
Perbedaan tingkat kecerdasan yang dapat dilihat dari IQ dengan
standart pengukuran dan alat ukur tertentu
2) Perbedaan kreativitas
Seperti halnya kecerdasan (IQ), kreativitas juga dapat diukur dengan
menggunakan tes tertentu
3) Perbedaan kelainan atau cacat fisik
Kelainan atau cacat fisik dapat menyebabkan anak menjadi kesulitan
belajar.
4) Perbedaan kebutuhan khusus
Setiap anak yang memiliki kebutuhan khusus sering kali juga
mengalami kesulitan dalam belajar.
5) Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan kognisi
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan kognisi dapat dilihat dari
hasil belajar siswa.
6) Perbedaan ekonomi dan budaya
Perbedaan ekonomi dan budaya seseorang dapat menyebabkan anak
mengalami kesulitan belajar.
Menurut Tylor et. al (2009: 98) penyebab yang paling sering
dikenal dan diteliti saat ini untuk mengetahui penyebab anak berkesulitan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
belajar dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu: neurologi, genetik, dan
faktor penyebab lingkungan.
Lask dan Reber dalam Muhibbin Syah (2009: 186) menyebutkan
bahwa jesulitan belajar siswa tidak hanya disebabkan oleh minimal brain
dysfungsi, yaitu gangguan ringan pada otak melainkan masih banyak
penyebab lainnya.
Menurut Ahmadi (2004: 77) menyebutkan bahwa kesulitan belajar
tidak selalu disebabkan oleh faktor intelegensi yang rendah akan tetapi
dapat juga disebabkan oleh faltor-faktor non-intelegensi dengan kata lain
bahwa anak yang memilii IQ tinggi belum tentu menjamin dalam
keberhasilan belajar.
Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2009: 184-186) menyebutkan
bahwa faktor-faktor yang menjadi penyebab anak berkesulitan belajar
adalah:
1) Faktor Intern Siswa
Faktor Intern Siswa adalah faktor yang muncul dari dalam diri
siswa sendiri yang meliputi :
a) Bersifat kognitif (ranah cipta) antara lain seperti rendahnya
kapasitas intelektual/ intelegensi siswa.
b) Bersifat afektif (ranah rasa) antara lain seperti labilnaya emosi
dan sikap.
c) Bersifat psiko motor (ranah karsa) antara lain seperti
tergangguna alat indra penglihat dan pendengar.
2) Faktot Ekstern Siswa
Faktor eksteren siswa adalah faktor yang datang dari luar diri
siswa yang meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar
yang tidak mendukung aktivitas belajar, yaitu meliputi:
a) Lingkungan keluarga, contohnya ketidak harmonisan
hubungan antara ayah dan ibu dan rendahnya kehidupan
ekonomi keluarga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b) Lingkungan masyarakat,contohnya wilayah perkampungan
kumuh dan teman bermain yang nakal.
c) Lingkungan sekolah, contohnya kondisi letak sekolah yang
burk (dekat pasar) dan kondisi guru serta alat-alat belajar yang
berkualitas rendah.
Ahmadi (2004: 78-79) juga mengemukakan faktor penyebab
kesulitan belajar yang terdiri dari 2 faktor yaitu faktor eksternal dan faktor
internal.
1) Faktor Intern adalah faktor yang muncul dari dalam diri
manusia itu sendiri yang meliputi:
a) Faktor fisiologis yang disebabkan oleh kondisi fisik seperti:
sakit dan cacat tubuh.
b) Faktor psikologis yang disebabkan karena rohani seseorang
seperti: intelegensi, bakat, minat, mitivasi, kesehatan
mental, dan tipe khusus siswa.
2) Faktor ekstern adalah faktor yang muncul dari luar diri manusia
yang meliputi:
a) Faktor non-sosial
(1) Keluarga
(a) Orang tua: cara mendidik anak, hubungan anak
dengan orang tua, bimbingan dan contoh badi
orang tua.
(b) Suasana rumah
(c) Ekonomi keluarga
(2) Sekolah
(a) Guru: dalam pemilihan strategi pembelajaran dan
pemilihan metode pembelajaran
(b) Fasilitas sekolah
(c) Kondisi dedung sekolah
(d) Kurukulum
(e) Waktu dan tingkat kedisiplinan sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
b) Faktor sosial
(1) Mass Media: bioskop, internet, TV, majalah, Surat
kabar,dll.
(2) Lingkungan sosial: pemilihan teman bergaul, tetangga
dan aktifitas masyarakat.
Sedangkan menurut Mulyono Abdurrahman (2003:13) faktor
penyebab kesulitan belajar yang terdiri dari faktor internal dan faktor
eksternal meliputi:
1) Faktor internal yaitu kemungkinan adanya disfungsi neurologis
2) Faktor eksternal meliputi:
a) Kekeliruan/ ketidak tepatan guru dalam pemilihan strategi
pembelajaran.
b) Pengelolaan kegiatan belajar yang tidak emmbangkitkan
motivasi belajar siswa.
c) Pemberian penguatan (reinfircement) yang tidak tepat.
Menurut Anton Sukarno (2006: 85-87) menyebutkan bahwa ada
empat faktor yang menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar,yaitu:
1) Neurologis
Bermacam-macam faktor yang dapat menyebabkan kerusakan
syaraf sehingga menimbulkan kesukitan belajar. Kerusakan
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya: posisi janin yang
tidak normal, anoxia/kekurangan oksigen, infeksi dan luka
diotak.
2) Kemasakan Terhambat (maturation delay)
3) Genetik
Abnormalisasi genetik diwariskan oleh orang tua kepada anak
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kesulitan
belajar.
4) Lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Sedangkan menurut Raber dalam Muhibbin Syah (2009: 186)
faktor khusus yang menyebabkan kesulitan belajar adalah berupa sindrom
psikologis learning disability (ketidakmampuan belajar). Sindrom yang
berarti satuan gejala yang muncul sebagai indikator adanya keabnormalan
psikis yang menimbulkan kesulitan belajar disleksia, disgrafia, dan
diskalkulia.
Dapat disimpulkan bahwa penyebab utama kesulitan belajar
(learning disability) adalah faktor internal yang berasal dari dalam diri
siswa, yaitu kemungkian adanya disfungsi neurologis, dan faktor eksternal
yang berasal dari luar diri siswa yang berupa strategi pembelajaran yang
keliru dan lingkunagan sosial anak.
e. Hambatan Anak Berkesulitan Belajar
Menurut Mulyadi (2010: 8) menyebutkan hambatan pada anak
berkesulitan belajar dapat dilihat dan ditunjukkan dari tingkah laku. Ciri-
ciri tingkah laku yang merupakan pernyataan manifestasi gejala kesulitan
belajar antara lain:
1) Menunjukkan hasil belajar rendah dibawah rata-rata nilai yang
dicapai oleh kelompoknya atau dibawah potensi yang dimiliki.
2) Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah
dilakukan. Mungkin ada nurid yang sudah berusaha untuk
belajar dengan giat, tetapi nilai yang dicapainya selalu rendah.
3) Lambat dalam melakukan tgas-tugas kegiatan belajar. Selalu
tertinggal dari teman-temannya dalam menyelesaikan tugas
sesuai dengan waktu yang ditentukan.
4) Menunjukkan sikap yang kurang wajar seperti: acuh tak acuh,
menentang, brpura-pura, dll.
5) Menunjukkan tingkah laku yang kurang wajar seperti:
membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan PR,
menganggu kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak tertib
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
dalam kegiatan belajar mengajar, mengasingkan diri, tidak mau
bekerja sama.
6) Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar seperti:
pemurung, mudah tersinggung, pemarah, kurang gembira, tidak
sedih dan menyesal dalam menghadapi nilai rendah.
Smith (2006: 80) menyebutkan masalah-masalah yang ditemukan
pada anak berkesulitan belajar adalah sebagai berikut:
1) Masalah bahasa (langguage problem)
2) Masalah perhatian dan aktifitas(attention and activity problem)
3) Masalah ingatan (memory problem)
4) Masalah kognitif (cognitive problem)
5) Masalah sosial emosi (social and emotional problem)
Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa hambatan
yang dimiliki oleh anak berkesulitan belajar dapat ditunjukkan melalui
tingkah laku anak sehingga mmengakibatkan ketidak mampuan anak
dalam mengikuti pelajaran atau materi yang disampaikan disekolah,
sehingga mengakibatkan hasil belajar dibawah rata-rata.
2. Kajian Tentang Keterampilan Keterampilan Menyimak
a. Pengertian Keterampilan
Menurut Alwi Hasan (2007: 935) bahwa keterampilan adalah
kecakapan untuk menyelasaikan tugas. Seseorang dapat dikatan terampil
apabila sudah cekatan dalam melakukan sesuatu dengan baik dan cermat.
Setiap orang mempunyai keterampilan yang berbeda-beda. Hal ini akan
mempengaruhi hasil tugas yang telah dikerjakan.
Berdasarkan devinisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
yang dimaksud dengan keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan
sesuatu yang diperoleh dengan latihan secara berkesinambungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
b. Pengertian Menyimak
Henry Guntur Tarigan (2008: 28) menyatakan menyimak adalah
suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan
penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran
atau bahasa lisan.
St. Y. Slamet (2009: 6) bahwa menyimak adalah suatu proses yang
mencakup kegiatan mendengarkan, mengidentifikasi, menginterpretasi
bunyi bahasa, kemudian menilai hasil interpretasi makna dan menanggapi
pesan tersirat di dalam wahana bahasa tersebut.
Menurut Rusel dalam Tarigan (2008: 28) berpendapat bahwa
menyimak merupakan upaya untuk memahami bahasa yang dituturkan
pembicara melalui sarana komunikasi lisan. Olehkarena itu menyimak
bersifat reseptif. Bertolak dari itu, kita harus bisa mendengarkan dengan
penuh perhatian dan pemahaman serta interprestasi.
Sedangkan Djago Tarigan (1986: 24) menyatakan bahwa kegiatan
menyimak memang selalu dimulai bunyi gahasa baik secara langsung atau
tidak langsung maupun melalui rekaman disertai kegiatan pemusatan
perhatian. Setelah diikuti kegiatan identifikasi bunyi bahasa tersebut yaitu
mengenal, mengelompokkan menjadi suku kata, kata, frase, kalimat, dan
wacana. Lagu dan intonasi pun tak lepas dari perhatian penyimak.
Langkah berikutnya, penyimak menginterpretasi, memahami makna ujaran
yang diterima. Akhirnya penyimak mengkaji, menelaah, dan menguji
makna tersebut baru memutuskan untuk menerima atau menolaknya. Oleh
karena itu menyimak dapat dikatakan juga sebagai proses kegiatan
mendengarkan bahasa lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, interpretasi, reaksi dan evaluasi.
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa menyimak
merupakan upaya untuk memahami bahasa yang dituturkan pembicara
melalui sarana komunikasimlisan guna memperoleh informasi untuk dikaji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
dan ditelaah dan dipahami isi dari informasi yang diperoleh dari kegiatan
menyimak. Oleh karena itu, menyimak bersifat reseptif (menerima).
c. Tahapan Menyimak
Tahapan kegiatan menyimak menurut Henry Guntur Tarigan (2008:
24) terdiri dari :
1) Mendengarkan bunyi bahasa disertai pemusatan perhatian.
2) Mengidentifikasi bunyi bahasa dengan cara mengenali,
mengelompokkan menjadi suku kata, kata, frase, kalimat, dan
wacana yang memperhatikan lagu dan intonasi, memahami,
dan mengapresiasi.
3) Mengintepretasi dan memahami makna ujaran yang diterima.
4) Mengaji, menelaah, dan menguji makna tersebut (reaksi).
5) Memutuskan untuk menerima atau menolaknya (evaluasi).
Sedangkan menurut Djago tarigan (1986: 15) menyimak
merupakan adalah suatu proses. Adapun tahap-tahap dalam keterampilan
menyimak antara lain:
1) Tahap mendengar: penyimak berusaha menangkap pesan
pembicara yang sudah diterjemahkan dalam bentuk bunyi
bahasa. Untuk menangkap bunyi bahasa diperlukan telinga
yang peka dan perhatian terpusat.
2) Tahap mengidentifikasi: bunyi yang sudah ditangkap perlu
diidentifikasi, dikenali dan dikelaompokkan menjadi suku kata,
kelompok kata, semakin sempurna apabila penyimak memiliki
kemampuan linguistik.
3) Tahap menginterpretasi: bunyi bahasa itu perlu untuk
menginterpretasikannya. Perlu diupayakan agar interpretsi ini
sesuai atau mendekati makna yang dimaksud oleh pembicara.
4) Tahap memahami: setelah proses penginterpretasian maka
selesai, maka penyimak dituntut untuk memahami atau
menghayati makna itu. Hal ini sangat perlu untuk langkah
berikutnya, yaitu penilaian.
5) Tahap menilai: makna pesan yang sudah dipahami kemidian
ditelaah, dikaji, dipertimbangkan, dikaitkan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
pengalaman, dan pengetahuan penyimak. Kualitas hasil
penilaian hasil menyimak sangat tergantung kepada kualitas
pengalaman dan pengetahuan penyimak.
6) Tahap menghadapi: tahap akhir dari proses menyimak adalah
menanggapi makna pesan yang telah selesai dinilai. Tanggapan
atau reaksi penyimak terhadap pesan yang telah selesai dinilai.
Tanggapan atau reaksi penyimak terhadap pesan yang
diterimanya dapat berwujud berbagai bentuk
sepertimengangguk-angguk tanda setuju, menggeleng tanda
tidak setuju, mencibir atau mengerjakan sesuatu.
Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam
kegiatan menyimak terdapat tahapan yang harus dilalui oleh pemyimak,
tahapan dalam menyimak adalah: tahap mendengar, tahap
mengidentifikasi, tahap menginterpretasi, tahap menilai dan tahap
menaggapi.
d. Jenis-jenis Menyimak
Djago Tarigan (1986: 25) berdasarkan taraf hasil simakan dikenal
sembilan jenis menyimak :
1) Menyimak tanpa mereaksi: penyimak mendengar sesuaru
tanpa suara atau teriakan, namun yang bersangkutan tidak
memberikan reaksi apa-apa. Suara masuk ketelinga kiri
keluar ketelinga kanan.
2) Menyimak terputus-putus: penyimak sebemtar menyimak
sebentar tidak menyimak, kemudian meneruskan menyimak
lagi dan seterusnta. Pikiran penyimak bercabang, tidak
terpusat pada bahan simakan.
3) Menyimak terpusat: pikiran penyimak terpusat pada
sesuatu, misalnya pada aba-aba, untuk mengetahui apabila
saatnya mengerjakan sesuatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
4) Menyimak pasif: menyimak pasif hampir sama dengan
menyimak tanpa mereaksi, dalam emnyimak pasif sudah
ada reaksi walaupun hanya sedikit.
5) Menyimak dangkal: penyimak hanya menangkap sebagian
dari isi simakan, bagian-bagian yang tidak penting tidak
disimak, mungkin karena sudah tahu, menyetujui atau
menerima.
6) Menyimak untuk membandingkan: penyimak menyimak
sesuatu oesan, kemudian membandingkan isi pesan itu
dengan pengalaman dan pengetahuan penyimak yang
relevan.
7) Menyimak organisasi materi: penyimak berusaha
mengetahui orgaisasi materi yang disampaiakn, ide
pokoknya beserta detail penunjangnya.
8) Menyimak kritis: penyimak menganalisis secara detail
terhadap materi yang disampaiakn pembicara. Bila
siperlukan, pemnyimak meminta data atau keterangan
terhadap isi yang disampaikan.
9) Menyimak kreatif dan apresiasif: penyimak memberikan
respon mental dan fisik yang asli terhadap bahan simakan
yang diterima.
Sedangkan menurut Henry Guntur Tarigan (2008: 57) barpendapat
bahwa jenis-jenis menyimak adalah:
1) Menyimak untuk meyakinkan.
2) Menyimak untuk belajar.
3) Menyimak untuk menikmat.
4) Menyimak untuk megapresiasi.
5) Menyimak untuk membedakan bunyi.
6) Menyimak untuk memperbaiki kemampuan berbicara.
Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis
menyimak antara lain: menyimak memahami, menyimak terpusat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
menyimak pasif, menyimak untuk membandingkan, menyimak untuk
belajar, dan menyimak untuk menikmati.
3. Kajian Tentang Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan
i Wibawa dan Farida Mukti, 2001: 6).
Media dalam arti umum adalah segala bentuk peraturan yang
dipakai orang menyebabkan ide sehingga gagasan itu sampai pada
penerima (Wina Sanjaya:2002: 9).
Menurut Mulyasa (2009: 78) mengemukakan bahwa pengertian
media adalah :
medium merupakan istilah
dari bahasa latin yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar,
dapat pula diartikan sebagai alat, sarana, atau wahana. Media sering kali
ditemukan sebagai istilah dalam bidang komunikasi maupun transportasi
yang memiliki arti sebagai alat untuk berkomunikasi atau alat untuk
transportasi.dalam dunia pendidikan dan pengajaran, biasa disebut media
pe
Sedangkan menurut Oemar Hamalik dalam Mulyasa (2009: 78-79)
menyatakan bahwa media pendidikan atau media pembelajaran adalah
alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam
proses pendidikan dan pengajaran disekolah.
Menurut Assiciation of education and comunikation technology
(AECT) dalam Mulyasa (2009: 78) media adalah segala bentuk yang
digunakan untuk menyelurkan informasi. Media diartikan sebagai segala
benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau
dibicarakan, beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut.
Jekasnya media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
merangsang pikiran, perasaan dan kekauan siswa sehingga terdorong
terjadinya proses belajar pada dirinya.
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat penting.
Ketidak jelasan guru dalam menyampaikan bahan pengajaran dapat
terwakili dengan kehadiran media
Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan media
yang dapat digunakan dalam pembelajaran untuk menyampaikan materi
pelajaran.
Apabila tingkatan SD yang siswanya belum mampu berfikir
abstrak, masih berfikir kongrit. Keabstrakan bahan pelajaran dapat
dikongritkan dengan kehadiran media, sehinga anak didik lebih mudah
mencerna bahan pelajaran daripada tanpa bantuan media. Dalam
penggunaan media, perlu diperhatikan bahwa pemilihan media pengajaran
haruslah jelas dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan., apabila
diabadikan media pengajaran bukanya membantu proses belajar mengajar,
tapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan
efesien. Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, membantu
mempertegas bahan pelajaran, sehingaga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar.
b. Fungsi Dan Peranan Media Pembelajaran
Peranan media pembelajaran sangatlah penting dalam kegiatan
belajar mengajar. Sangatlah sulit materi pelajaran tersampaikan dengan
baik tanpa melalui media pembelajaranyang tepat. Oemar Malik dalam
Mulyasa (2009: 79-80) mengemukakan fungsi media pembelajaran secara
umumyang meliputi:
1) Meletakkan dasar-dasar berfikir konkret dan mengurangi
verbalisme.
2) Memperbesar perhatian siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
3) Meletakkan dasar-dasar penting untuk perkembangan belajar,
membuat pelajaran lebih mantap.
4) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat
menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa.
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur, terutama dalam gambar
hidup.
6) Membantu tunbuhnya pengertian atau perkembangan
kemampuan berbahas.
7) Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah
diperoleh dengan cara lain serta membantu perkembangnya
efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih
banyak dalam belajar
Fungsi media pengajaran sebagai sumber belajar. Maryati T
Permana, (2010: 16) merumuskan fungsi media sebagai berikut:
1) Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan
merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri
sebagai alat Bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar
yang efektif
2) Penggunana media pengajaran merupakan bagian yang integral
dari keseluruhan situasi mengajar.
3) Media pengajaran, penggunaannya dengan tujuan dari sisi
pelajaran .
4) Penggunaan media bukan semata mata alat hiburan, bukan
sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik
perhatian siswa.
5) Penggunaan media dalam pengajaran lebih dituangkan untuk
mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa
dalam menangkap perhatian yang diberikan guru.
6) Pengunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk
mempertinggi mutu belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Ketika fungsi fungsi media pengajaran itu diaplikasikan kedalam
proses belajar mengajar, maka penulis menyimpulkan bahwa fungsi media
adalah :
1) Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan
terhadap suatu bahan yang guru sampaikan.
2) Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih
lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya.
3) Media sebagai sumber belajar bagi siswa.
c. Kriteria Media Pembelajaran
Didalam pemilihan media pembelajaran harus sesuai dengan
kriteria, supaya dalam penggunaan media dapat sesuai dan dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Menurut Mulyasa (2009: 81)
menyatakan bahwa kriteria media pembelajaran harus memenuhi:
1) Tujuan
Media pembelajaran hendaknya sesuai dan menunjang
pencapaian tujuan pembelajaran.
2) Materi pembelajaran
Materi yang dipilih hendaknya relevan dan tidak out of date.
3) Metode atau pendekatan
Sebagai contoh,pemilihan metode demonstrasi akan lebih
banyak memerlukan media daripada metode ceramah
4) Evaluasi
Sebetulnya evaluasi mengukur keberhasilan tujuan. Oleh
karena itu media dipilih sekain mengacu pada tujuan terkait
juga pada evaluasi yang digunakan.
5) Siswa
Pemilihan media pembelajaran perlu disesuaikan dengan
perkembangan intelektual siswa, yaitu diseduaikan dengan
kemampuan siswa dalam hal membaca, mendengar dan
melihat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Maryati T Permana (2010: 18) mengemukakan beberapa kriteria
dalam memilih media pelajaran, sebagai berikut:
1) Ketepatan dengan tujuan pengajaran.
2) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran. Adanya media bahan
pelajaran lebih mudah dipahami siswa.
3) Media yang digunakan mudah diperoleh, mirah, sederhan dan
praktis penggunaannya.
4) Keterampilan guru dalam menggunakan media dalam proses
pengajaran.
5) Tersedia waktu untuk menggunakanya, sehinga media tersebut
dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
6) Sesuai dengan taraf berfikir siswa.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
menggunakan media pembelajaran harus memenuhi kriteria dalam
pemilihan media pembelajaran yang meliputi:
1) Media harus sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran
2) Media harus sesuai dengan siswa
3) Media mudah didapat dan digunakan
4) Media harus sesuai dengan keterampilan guru
5) Media yang digunakan murah dan dapat dijangkau
d. Prinsip Dalam Menggunakan Media Pembelajaran
Wina Sanjaya (2002: 158) mengungkapkan tentang beberapa
prinsip dalam menggunakan media pembelajaran sebagai berikut:
1) Media yang digunakan oleh guru harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan diarahkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
2) Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi
pembelajaran.
3) Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan
kondisi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
4) Media yang digunakan harus efektif dan efisien
Menurut Arief Sidharta dalam Mulyasa (2009: 80) mengemukakan
bahwa dalam menggunakan media harus memperhatikan prinsip-prinsip:
1) Access
Kemudahan skses menjadi pertimbangan pertama dalam
memilih media. Apakah media itu tersedia, mudah dan dapat
dimanfaatkan oleh siswa.
2) Cost
Biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak media yang
canggih tetapi mahal harganya. Kita harus mempertimbangkan
aspek manfaatnya nedia tersebut.
3) Technology
Mungkin kita tertarik pada suatu media tertentu, kita harus
memperhatikan apakah teknologinya tersedia dan mudah
menggunakannya. Misalnya kita akan menggunakan media
audoio visual, maka harus dipertimbangkan apakah fasilitas
listrik, tegangan listrik teredia atau sesuai.
4) Interactivity
Media yang kita kembangkan hendaknya dapat memunculkan
komunikasi dua arah antara guru dengan siswa
5) Organization
Perlu dipertimbangkan apakah pimpinan sekolah atau
pemimpin lembaga yayasan mendukung, bagaimana
pengorganisasiannya.
6) Novelty
Biasanya media yang baru lebih menarik bagi siswa sehingga
kebaruan suatu media hendaknya juga menjadi pertimbangan
pemilihan suatu media.
Dari pendapat diatas maka dalam memilih media pembelajaran
harus memenuhi prinsip kemudahan penggunaan media, prinsip biaya,
prinsip relevan terhadap materi yang akan dipelajari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
4. Kajian Tentang Penggunaan VCD Dalam Penbelajaran
a. Hakikat VCD
Media VCD (Video Compact Disk) adalah salah 1 jenis media
audio visual atau media yang berupa perpaduan gambar dan suara. Dengan
kata lain VCD (Video Compact Disk) merupakan rangkaian gambar
elektronik yang disertai dengan unsur audio.
Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2010: 72) mengemukakan
bahwa VCD (Video Compact Disk) merupakan media yang dapat
menampilkan pesan audio-visual-gerak. Seperti halnya film dan televisi
yang menyajikan hal-hal yang nyata maupun yang fiktif, juga pesan yang
disampaikan dapat berupa informatif, pendidikan dan pengajaran.
Suwarna (2005: 118). Mengemukakan bahwa media audiovisual
adalah media yang mempunyai unsur-unsur gambar. Jenis media ini
mempunyai kemampuan yang lebih baik karena me;iputi jenis media
auditif dan visual. Dia juga menambahkan media ini dibagi lagi menjadi 3
yaitu :
1) Audiovisual diam, yaiytu media yang menampilkan suara dan
gambar diam seperti film bingkai suara (sounds slides), film
rangkai suara, cetak suara.
2) Audiovisual gerak, yaitu media yang menampilkan unsur suara
dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video-cassete.
VCD (Video Compact Disk) sebagai media yang dapat
menampilkan efek suara dan gerak, tentunya memiliki kelebihan dan
keterbatasan.
Menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001: 72-73)
kelebihan dan kelemahan VCD adalah :
Kelebihan VCD
1) Penyajiannya tidak memerlukan ruang gelap.
2) Program dapat diputar berulang-ulang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
3) Program sajian rumit/ berbahaya dapat direkam sebelumnya
sehingga waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian
pada penyajiannya.
4) Mudah dikontrol oleh guru.
Kelemahan VCD
1) Daya jangkaunya terbatas.
2) Sifat komunikasinya satu arah.
3) Peralatannya cukup mahal.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat
disimpulkan bahwa VCD (Video Compact Disk) adalah proses teknologi
sinyal elektronik yang menunjukkan gambar bergerak.
b. Manfaat VCD Dalam Pembelajaran
VCD (Video Compact Disk) sebagai salah satu dari media audio
visual selain mempunyai fungsi sebagai alat bantu media juga sebagai
penyalur pesan atau informasi belajar. Media tersebut bukan hanya sebagai
alat bantu guru saja, melainkan juga sebagai alat penyakur pesan (Arif
Sadiman, dkk, 2007: 8).
Suwarna (2005: 135) Media VCD ini memiliki unsur gambar dan
unsur suara (tampak dengar) dalam hal ini biasanya menamoilkan beruoa
rekaman gambar disertai suara yang menjelaskan mengenai gambar yang
disajikan. sebagai komponen dari suatu sistem instruksiaonal, media
tersebut mempunyai nilai praktis berup kemampuan untuk :
1) Konkkritisasi konsep yang abstrak.
2) Menyajikan informasi belajas secara konsisten dan dapat
diulang maupun disimpan menurut kebutuhan.
3) Membangkitkan minat siswa.
4) Memungkinkan pengamatan dan presepsi siswa yang beragam
bagi pengalaman belajar siswa.
5) Memnungkinkan siswa untuk salaing berinteraksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Melihat adanya sebuah kelebihan dan kelemahan dari media
tampak dengar atau audio visual, ternyata benyak kelebihannya, maka
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media VCD
dapat memudahkan siswa dalam menyerap materi tang disampaikan oleh
guru.
B. Penelitian Yang Relevan
Ada penelitian yang dipandang relevan dengan penelitian ini yaitu :
Penelitian yang dilakukan oleh Tri Astuti (2007) dalam penelitian yang
Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan
Menggunakan Media VCD pada siswa SMP Islam Al-
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terjadi peningkatan konsentrasi dan
antusias siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indinesia dengan
menggunakan media VCD dengan ditunjukkan dengan meningkatnya nilai
Bahasa Indonesia Siswa.
Berdasarkan penelitian diatas pada umumnya siswa sangat tertarik dengan
media pembelajaran audiovisual yang menampilkan gambar bergerak dan suara,
oleh sebab itu penggunaan media audiovisual dapat digunakan dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan
pada siswa, oleh sebab itu peneliti menggunakan media VCD dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia untuk meningkatkan keterampilan Menyimak Cerita anak
berkesulitan belajar di SDN Inklusi Petoran Surakarta Tahun ajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
C. KERANGKA BERFIKIR
Untuk menjelaskan penelitian ini maka penulis membuat kerangka berfikir seperti
dibawah ini :
SKEMA 2.1. Kerangka berfikir
D. HIPOTESIS
Berdasarkan kejian teori dan kerangka berfikir tersebut diatas dapat
KONDISI AWAL :
1. Anak kurang mampu dalam memahami sebuah cerita dan
mengalami kesulitan menjawab soal yang berhubunagn
dengan suatu cerita
2. Nilai dalam pelajaran menyimak cerita pada siswa
Berkesulitan Belajar masih sangat rendah.
TINDAKAN Penggunaan media VCD Dongeng Anak dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi
menyimak cerita.
HASIL :
1. Siswa lebih mudah dalam memahami isi suatu cerita
sehingga dapat menjawab soal.
2. Nilai pelajaran menyimak cerita pada siswa Berkesulitan
Belajar meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
D. HIPOTESIS
Berdasarkan kejian teori dan kerangka berfikir tersebut diatas dapat
dinyatakan hipotesis yaitu dengan menggunakan media VCD Dongeng Anak
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan
menyimak cerita pada Anak Berkesulitan Belajar kelas 4 SDN Petoran Surakarta
tahun ajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah lokasi dimana penelitian dilakukan, sehingga
diperoleh sejumlah data yang dibutuhkan dari masalah yang diteliti. Penelitian ini
dilaksanakan di kelas 4 di SDN Petoran NO 154 Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan oleh penulis kurang lebih selama 5 bulan, yaitu
dilaksanakan pada bulan Desember 2010 sampai bulan April 2011. Apapun
rincian kegiatan penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1. Jadwal dan Waktu Penelitian
NO Keterangan
Waktu Penelitian Tahun 2010-2011
DES JAN FEB MAR APR
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan
Judul&
Proposal
2. Menyusun
BAB I-III
3. Pengumpul
an Data
4. Mengolah
Data
5. Menyusun
BAB IV-V
6. Laporan Hasil
Penelitian
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
B. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008: 2).
Metode dalam suatu penelitian memiliki peran yang sangat penting. Menutut
Suharsimi Arikunto (2006:
Sumardi Suryabrata (2004:
langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna
Berdasarkan uraian pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa metode
penelitian adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data untuk
mencari bukti-bukti/ kebenaran yang muncul dan dilakukan dengan menggunakan
metode ilmiah untuk mendapatkan pemecahan ilmiah.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian eksperimen.
Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 88) berpendapat bahwa :
yelidiki kemungkinan saling
hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan satu atau lebih kondisi
perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok
Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud
penelitian eksperimen adalah suatu metode penelitian yang dilakukan untuk
menguji hipotesis hubungan sebab akibat antara dua variabel yang dilakukan
secara berulang-ulang untuk mengetahui hubungan sebab-akibat. Adapun
variebelnya meliputi:
a. Variabel bebas atau variabel yang mempengaruhi adalah VCD
Dongeng Anak
b. Variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi adalah kemampuan
menyimak cerita Anak Berkesulitan Belajar kelas 4 SD Petoran
Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
Rancangan penelitian/ desain penelitian eksperimen yang digunaka
penelitian ini adalah one group pretest-posttest design, (Sumadi Suryabrata, 2004:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
117) yaitu sekelompok subjek dikenai perlakuan untuk jangka waktu tertentu,
pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan diberikan, dan pengaruh
perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal (T1) dan pengukuran
akhir (T2). Rancanagan dapat digambarkan sebagai berikut :
Pengukuran Perlakuan Pengukuran
( Pre Test) ( Treatment) ( Post Test )
T1 X T2
Skema 3.2. Rancangan Penelitian
Keterangan :
T1 : Tes yang diberikan sebelum diberi perlakuan/ Pre-Test
X : Perlakuan yang diberikan oleh peneliti
T2 : Tes yang diberikan sesudah diberi perlakuan/ Post-Test
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:
Berdasarkan pendapat tentang pengertian populasi diatas penulis
menyimpulkan bahwa populasi adalah kumpulan individu dengan kualitas dan
ciri-ciri yang ditetapkan sebagai subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa yang mengalami berkesulitan belajar kelas 4 SDN Petoran No 154
Surakarta tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 7 siswa, yang terdiri dari 5
siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan.
2. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:
Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud sampel
adalah bagian dari populasi yang menjadi wakil populasi sebagai subjek
penelitian. Penelitin ini tidak menggunakan sampel karena jumlah populasi kecil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
sehingga semua objek individu didalam populasi digunakan yaitu seluruh siswa
berkesulitan belajar kelas 4 di SDN Inklusi Petoran No 154 Surakarta tahun
ajaran 2010/2011 yang berjumlah 7 siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh data sebagai
sumber penelitian untuk memecahkan masalah yang diteliti. Dengan teknik
pengumpulan data yang tepat dalam suatu penelitian maka dapat diperoleh
pemecahan masalah secara valid dan reliabel. Didalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data berupa metode tes dan metode
dokumentasi.
Tes
Menurut Anas Sudijono (2008: 67) yang dimaksud dengan tes adalah cara
(yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka
pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas
atau serangkaian tugas (bai berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab),
atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga dapat
dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee).
Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 21) menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan tes adalah sebagai berikut:
-pernyataan yang harus dijawab dan atau perintah-
perintah yang harus dijalankan, yang berdasar atasbagaimana testee
menjawab pertanyaan-pertanyaan dan atau melakukan perintah-perintah
itu penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara menbandingkannya
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dendan tes
adalah cara atau prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian
dibidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas atau
perintah-perintah yang harus dikerjakan, sehingga atas dasar data yang diperoleh
dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai yang melambangkan
prestasi,nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Menurut Anas Sudijono (2008: 75) menyatakan bahwa ditinjau dari cara
mengajukan jawaban dan cara menjawabnya pada umumnya tes dapat dibedakan
menjadi dua golongan, yaitu:
a). Tes tertulis (pencil and paper test) yaitu jenis tes dimana tester dalam
mengajukan butir-butir soal dilakukan secara tertulis dan testee
memberikan jawaban secara tertulis pula.
b). Tes lisan (nonpencil and paper test) yaitu tes dimana tester didalam
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dilakukan secara lisan, dan testee
memberikan jawabannya secara lisan pula.
Menurut Anas Sudijono (2008: 99-107) menyatakan bahwa ditinjau dari
segi bentuk soal-soalnya, tes dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
a). Tes uraian (essay test) yaitu salah satu jenis test hasil belajar yang
berbentuk pertanyaan yang menuntut testee untuk memberikan
jawaban berupa penjelasan atau uraian dalam bentuk kalimat.
b). Tes obyektif (objektive test) yaitu salah satu jenis tes hasil belajar yang
terdiri dari butir-butir soal yang dapat dijawab oleh testee dengan jalan
memilih salah sati/ lebih diantara beberapa kemungkinan jawaban
yang telah dipasangkan pada masing-masing items.
Adapun jenis tes dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis. Sedangkan
bentuk tes adalah obyektif pilihan ganda, dengan menggunakan 4 pilihan.
Pedoman penilaian yang digunakn adalah : jika jawaban benar nilainya 1, jika
jawaban salah nilainya 0.
Persiapan dan pelaksanaan tes dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Persiapan meliputi penyusunan materi tes yang berupa item-item soal, dan
sebelumya telah membuat kerangka materi. Materi tes yang akan diberikan
menyesuaikan dengan kurikulum KTSP SD bidang studi Bahasa Indonesia kelas
IV dan dikonsultasikan dengan guru kelas.
Pelaksanaan tes dilakukan secara klasikal pada Anak Berkesulitan Belajar
yang ditetapkan sebagai subjek dalam penelitian. Pertama diberikan tes awal/pre-
test untuk mengetahui kemampuan awal dengan prestasi belajarnya. Setelah
mendapatkan perlakuan diadakan tes akhir/post-test untuk mengetahui prestasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
belajarnya yang menunjukkan kemampuan akhir. Soal tes yang digunakan antara
tes awal/pre-test dan tes akhir/post-test antara aspek dan hal yang diukur sama.
E. Validitas dan Reliabilitas
1). Validitas
Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengulur apa yang
hendak diukur, dalam arti memiliki keajegan antara hasil tes dengan yang hendak
diukur. Sebuah tes dikatakan valid isinya pabila isi test dapat mengukur tujuan
khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau bahan pengajaran yang diberikan.
Dalam penelitian ini validitas yang hendak diketahui adalah validitas isi atau
content validity. Untuk mencari validitas soal tes pada penelitian ini menggunakan
teknik korelasi product moment angka kasar dengan bantuan perhitungan
menggunakan komputer program SPSS 15.
Adapun rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang
digunakan menurut (Suharsimi Arikunto, 2006: 71) adalah:
rxy = 2222.
.
yyNxxN
yxxyN
keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan y.
x : Skor item
y : Skor item soal
N : Jumlah subjek
Untuk mengetahui apakah suatu instrumen dikatakan Valid apabila rxy
lebih besar dari pada r tabel, dimana r tabel bernilai 0.632 Sebaliknya jika rxy lebih
kecil dari r tabel maka item tersebut tidak valid sehingga tidak dapat digunakan
dalam pre-tes dan post-test. Dalam penelitian ini tes sudah di uji cobakan melalui
TryOut di kelas 4a SDN Petoran surakarta. Tes berjumlah 40 soal, ada 10 soal
yang tidak valid. Diantara 10 soal yang tidak valid adalah soal pada nomor 1, 5, 8,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
11,14,16,21,23,27,dan 33. Sehingga sisanta akan dijadikan soal yang akan
digunakan dalam pertest dan posttest berjumlah 30 soal.
2). Reliabilitas
Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 29) periabilitas adalah keajegan suatu
tes. Untuk mengetahui reliabilitas tes, pada penelitian ini peneliti menggunakan
pendekatan belah dua yang menbagi hasil try out menjadi 2 bagian, dengan
menbagi soal berdasarkan nomor ganjil dan nomor genap. Untuk menguji
reliabilitas tes peneliti menggunakan teknik belah dua dengan rumus Sperman-
Brown dengan bantuan perhitungan menggunakan komputer program SPSS 17.
Dikatan soal reliabel jika koefisien Sperman-Brown lebih besar dari rtabel.
Adapun rumus teknik belah dua Spernam Brown menurut Anas Sudijono
(2008: 216) adalah:
r11
= _ 2.r ½.½_____
(1 + r ½.½)
keterangan :
r11 = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan
r ½.½ = koefisien diantara skor-skor setiap belahan
F. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data merupakan teknik yang digunakan oleh penulis untuk
membuktikan kebenaran hipotesis yang telah diajukan oleh peneliti, setelah data
terkumpul diadakan pengolahan data sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang
penelitian yang diadakan.
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik analisi non parametik yaitu tes rangking bertanda (sign tes
bertanda Wilcoxon) yang diberi simbol T. Penelitian ini menggunakan one group
pretest-posttest desaign, yaitu sekelompok subjek dikenai perlakuan untuk jangka
waktu tertentu pengukuran diberikan sebelun dan sesudah perlakuan diberikan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
dan pengaruh perlakuan awal diukur dari perbedaan antara pengukuran awal (T1)
dan pengukuran akhir (T1).
Langkah-langkah Analisis Test Wilcoxon
1. Perumusan hipotesis:
Rumusan hipotesis pihak:
Ho : Tx = Ty (Tidak ada pengaruh penggunaan media VCD dongeng
anak terhadap kemampuan menyimak cerita).
pengaruh penggunaan media VCD dongeng
anak terhadap kemampuan menyimak cerita).
2. Menentukan taraf signifikansi
Sesuai dengan perumusan hipotesis tersebut diatas, maka taraf
3. Menentukan statistik uji
Statistik uji yang digunakan adalah sign test Wilcoxon yang diberi symbol
T.
4. Keputusan uji
Keputusan uji dalam penelitian ini adalah :
Jika To t maka Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dengan demikian
hipotesis dalam penelitian ini berbunyi : penggunaan media VCD dongeng
anak dalam pembelajaran tidak mampu meningkatkan kemampuan
menyimak cerita adalah tidak signifikansi.
Jika To t maka Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dengan demikian
hipotesis dalam penelitian ini berbunyi : penggunaan media VCD dongeng
anak dalam pembelajaran mampu meningkatkan kemampuan menyimak
cerita adalah signifikansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada Bab IV ini peneliti akan menjelaskan tentang pembahasan hasil
penelitian yang meliputi (1) Deskripsi Data, (2) Pengujian Hipotesis, (3)
Rangkuman Pembuktian Hipotesis, dan (4) Pembahasan Hasil Penelitian.
A. Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan VCD
dongeng anak terhadap kemampuan menyimak. Penelitian ini dilakukan pada
anak berkesulitan belajar di kelas 4b SDN Petoran Surakarta tahun ajaran
2010/2011 yang berjumlah 7 siswa. Adapaun daftar identitas sebagai berikut:
Tabel 4.1. Daftar Identitas Anak Berkesulitan Belajar Kelas 4b SDN Petoran
Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
NO INISIAL SISWA JENIS KELAMIN
1. AD LAKI-LAKI
2. LB LAKI-LAKI
3. IM LAKI-LAKI
4. SN LAKI-LAKI
5. IC LAKI-LAKI
6. ID PEREMPUAN
7. WS PEREMPUAN
Untuk mengetahui data keterampilan menyimak siswa digunakan metode
tes, yaitu dalam bentuk instrumen tes pilihan ganda (obyektif). Sebelum
dugunakan tes ini sudah di uji cobakan melalui kegiatan Try Out sehingga
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
diketahui soal yang valid yang bisa digunakan sebagai tes pada penelitian ini, dari
40 soal yang di ujikan ada 10 soal yang tidak valid, sehingga dapat diperoleh 30
soal valid yang digunakan dalam penelitian ini. Tes pilihan ganda berjumlah 30
soal dimana setiap 1 nomor soal bernilai 1. Sehingga apabila apabila semua
jawaban benar mendapat skor 30.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen karena dalam
penelitian ini penulis melakukan treatment terhadap siswa yang dijadikan
responden penelitian. Prosedur dalam penelitian ini adalah dengan memberikan
tes awal kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum
treatment (pretest), baru setelah treatment diberikan, siswa dites kembali untuk
mengetahui hasil akhir setelah treatment (post test). Hasil pre-test dan post-test
inilah yang digunakan dasar untuk mengetahui kemampuan siswa setelah
diberikan treatment. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 variabel,
variabel bebas yaitu VCD Dongeng Anak dan variabel terikat yaitu kemampuan
menyimak. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan statistik Non Parametik dengan analisis Uji Rangking Bertanda
Wilcoxson. Digunakan analisis jenis ini karena jumlah responden yang sedikit.
Sebelum diolah dengan menggunakan Uji Rangking Bertand Wilcoxson, terlebih
dahulu dijabarkan diskripsi data pretes dan posttest beserta grafik histogramnya.
1. Data Kemampuan Siswa Sebelum Perlakuan
Data nilai kemampuan menyimak Anak Berkesulitan Belajar kelas 4b
SDN Petoran Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011 sebelum perlakuan (pretest)
diperoleh dari hasil tes treatmen dalam eksperimen. Dari eksperimen tersebut
diperoleh data pretest sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Tabel 4.2. Data Nilai Pretest Kemampuan Menyimak
NO INISIAL SUBJEK NILAI PRETEST
1. AD 17
2. LB 18
3. IM 15
4. SN 18
5. IC 14
6. ID 15
7. WS 16
Dari data diatas setelah do\ihitung diperoleh hasil sebagai berikut: mean atau
rata-rata kemampuan menyimak siswa sebesar 16,14 dengan skor tertinggi 18 dan
skor terrendah 14, dengan simpangan baku arau standar deviasi sebesar 1,574.
Dari tabel diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
AD LB IM SN IC ID WS
PRETEST
NILAI
Grafik 4.1. Histogram Kemampuan Menyimak (pretest)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
2. Data Kemampuan Siswa Sesudah Perlakuan
Setelah data hasil pretest, kemudian diberikan perlakuan (treatment)
dengan menggunakan media VCD Dongeng Anak. Data nilai kemampuan
menyimak sesudah perlakuan (posttest) diperoleh data hasil nilai sebagai berikut:
Tabel 4.3. Data Nilai Posttest Kemampuan menyimak
NO INISIAL SUBJEK NILAI POSTTEST
1. AD 22
2. LB 23
3. IM 20
4. SN 23
5. IC 21
6. ID 22
7. WS 23
Data diatas setelah dihitung diperoleh hasil sebagai berikut: rata-rata atau
mean kemampuan menyimak siswa sebesar 22,00 dengan skor tertinggi 23 dan
terrendah 20. Sedangkan simpangan baku atau standar deviasi sebesar 1,156.
Dari tabel diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:
Grafik 4.2. Histogram Kemampuan Menyimak (posttest)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Dari data nilai pretest dan posttest diatas, dapat disajikan data dalam
bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.4. Data nilai Pretest dan Posttest Kemampuan Menyimak
NO INISIAL
SUBYEK
NILAI PRETEST NILAI POSTTEST
1. AD 17 22
2. LB 18 23
3. IM 15 20
4. SN 18 23
5. IC 14 21
6. ID 15 22
7. WS 16 23
Dari tabel diatas dapat disajikan grafik histogram sebagai berikut:
0
5
10
15
20
25
AD LB IM SN IC ID WS
PRETEST DAN POSTTEST
PRETEST
POSTEST
Grafik 4.3. Histogram Kemampuan menyimak Pretest Dan Posttest
Berdasarkan deskripsi data tersebut diatas. Diketahui bahwa nilai rata-rata
atau mean kemampuan menyimak pada pretest diperoleh nilai 16,14 dan nilai
rata-rata kemampuan menyimak pada posttest diperoleh nilai 22,00 sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
dapat diketahui bahwa antara nilai rata-rata pretest dan posttest terdapat
perbedaan yang signifikan.
B. Pengujian Hipotesis
Untuk menbuktikan hipotesis bahwa ada pengaruh positif penggunaan
media VCD Dondeng Anak terhadap peningkatan kemampuan menyimak cerita
anak berkesulitan belajar kelas 4b di SDN Petoran Surakarta Tahun Ajaran
2010/2011, maka digunakan analisis Uji Rangking Bertanda Wilcoxson. Hasil
perhitungan SPSS release 15 analisis Uji Rangking Bertanda Wilcoxson adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.5. Perhitungan Analisis Data Kemampuan Menyimak Sebelum Dengan
Sesudah Perlakuan.
Descriptive Statistics
7 16.14 1.574 14 18
7 22.00 1.155 20 23
Pretest
Postest
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
0a .00 .00
7b 4.00 28.00
0c
7
Negative Ranks
Positive Ranks
Ties
Total
Postes t - Pretes t
N Mean Rank Sum of Ranks
Postes t < Pretesta.
Postes t > Pretestb.
Postes t = Pretestc.
Tabel 4.6. Hasil Tes Statistik Kemampuan Menyimak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Tes t Statisticsb
-2.410a
.016
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Postest -
Pretest
Based on negative ranks.a.
Wilcoxon Signed Ranks Testb.
Hasil uji hipotesis pada perhitungan nilai pretest dan posttest tentang
keterampilan menyimak dihasilkan Z hitung -2,410 dengan P = 0,016. Maka
dapat disimpulkan bahwa media VCD Dongeng Anak dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia berpengaruh positif terhadap kemampuan menyimak cerita
pada Anak Berkesulitan Belajar kelas 4b di SDN Petoran Surakarta Tahun Ajaran
2010/2011.
C. Rangkuman Pembuktian Hipotesis
Berdasarkan analisis di atas diperoleh nilai Z adalah -2,410 dan P adalah
0,016. Maka Ho ditolak dan Ha diterima, seperti tampak dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.7. Kesimpulan Hasil Penelitian
Hipotesis Asymp.Sig
(2-tailed)
Taraf Signifikansi
Kesimpulan
Hipotesis nihil:
Tidak ada pengaruh
penggunaan media VCD
Dongeng Anak terhadap
peningkatan kemampuan
menyimak cerita Anak
Berkesulitan Belajar kelas 4
di SDN Petoran Surakarta
Tahun Ajaran 2010/2011.
Hipotesis Alternatif:
Ada pengaruh penggunaan
media VCD Dongeng Anak
terhadap peningkatan
kemampuan menyimak
0,016 0.05 Hipotesis
dotolak
Hipotesis
diterima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
cerita Anak Berkesulitan
Belajat kelas 4 di SDN
Petoran Surakarta Tahun
Ajaran 2010/2011.
Berdasarkan hasil analisis data diatas maka Ha yang berbunyi media VCD
Dongeng Anak berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan menyimak cerita
Anak Berkesulitan Belajar kelas 4 di SDN Petoran Surakarta Tahun Ajaran
2010/2011 dapat diterima kebenarannya. Dari analisis deskriptif diketahui mean
setelah perlakuan mempunyai nilai yang lebih besar daripada nilai mean sebelum
perlakuan, yaitu mean setelah perlakuan 22,00 dan mean sebelum perlakuan
16,14.
Dengan demikian, dari perbandingan data diatas dapat disimpulkan bahwa
media VCD Domgeng Anak berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan
menyimak cerita Anak Berkesulitan Belajar kelas 4 di SDN Petoran Surakarta
Tahun Ajaran 2010/201.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan dari hasil penelitian yang sudah diolah, maka dapat dikaji
pembahasan hasil penelitian sebagai berikut: berdasarkan hasil analisis data maka
dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan pada nilai rata-rata
kemampuan menyimak yang diperoleh antara tes awal sebelum mendapat
treatment (pretest) dimana nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 16,14 sedangkan
nilai rata-rata kemampuan menyimak yang diperoleh sesudah mendapat treatment
(posttest) diperoleh nilai rata-rata sebesar 22,00. Sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa siswa yang sudah diberikan treatment melalui penggunaan
media VCD Dongeng Anak memiliki hasil nilai kemampuan menyimak yang
lebih tinggi dibandingkan nilai yang diperoleh sebelum mendaparkan treatment.
Pengujian hipotesis yang diperoleh dari hasil uji tes rangking bertanda
Wilcoxson yang dioleh menggunakan prosram komputer SPSS 15 diperoleh hasil
nilai Z hitung = -2,410 dengan probabilitas < 0,o16. Dengan demikian nilai P
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
hitung lebih kecil dari probabilitas prevalue maha diperoleh
hipotesis yang berbunyi ada pengaruh positif penggunaan media VCD Dongeng
Anak terhadap peningkatan kemampuan menyimak cerita anak berkesulitan
belajar kelas 4 di SDN Petoran Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011 dapat diterima
kebenarannya.
Dalam pelaksanan penelitian ini terdapat kelemahan yang berupa
hambatan dalam pelaksanaan penelitian yang disebabkan karena masalah waktu
yang akan bertepatan dengan waktu Ujian Tengah Semester sehingga penelitian
diajukan, dalam hal persiapan media pembelajaran kurang matang sehingga
sedikit menhhambat jalannya penelitian, dalam hal kesiapan subjek penelitian
kurang terkoordinir, dan dalam masalah tempat penelitian yang kurang
memadahi.sehingga untuk lebih memaksimalkan hasil pada penelitian ini peneliti
memerlukan persiapan yang matang untuk menghindari hambatan-hambatan
dalam pelaksanaan jalannya penelitian.
Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang
memegang peran penting bagi siswa didalam mencapai hasil prestasi belajar,
pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang wajib ditempuh dari
pendidikan dasar sampai pendidikan menengah, dan merupakan mata pelajaran
wajib dalam ujian nasional. Sehingga siswa dituntut untuk benar-benar menguasai
pelajaran Bahasa Indonesia.
Pada anak berkesulitan belajar yang mengalami kesulitan dalam menerima
pelajaran Bahasa Indonesia yang disebabkan karena kesulitan anak dalam
memahami konsep sehingga anak tidak mampu mengembangkan konsep yang
dimiliki, kesulitan anak dalam memahami bacaan yang tersedia dalam soal dan
kesulitan anak dalam menuangkan pikiran kedalam tulisan. Sehingga daat
menyebabkan rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia yang dicapai bahkan
menyebabkan anak tertinggal dengan teman yang lainnya.
Sistem pendidikan di Sekolah Dasar dapat meningkatkan kemampuan
Bahasa Indonesia terutama dalam meningkatkan kemampuan menyimak cerita
bagi murid-murid khususnya siswa Anak Berkesulitan Belajar dengan cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
mengembangkan kualitas media pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia.
Pengajaran menyimak cerita pada biasanya hanya dilakukan dengan
membaca sebuah cerita kemudian menjawab pertanyaan yang berhubungan
dengan cerita yang disajikan, sehingga pada anak berkesulitan belajar mengalami
kesulitan dalam memahami isi cerita dan mengalami kebosanan dalam mengikuti
pembelajaran menyimak, sehingga diperlukan kreatifitas guru dalam memilih
media pembelajaran yang tepat dan menarik minat siswa yang digunakan untuk
pelajaran menyimak cerita.
Salah satu media yang dapat digunakan dalam meningkatkan
kemampuan menyimak cerita adalah dengan menggunakan VCD Dongeng Anak.
(Grace,2009, dalam Journal of Media ) berpendapat bahwa ilmu pengetahuan
dapat ditransfer dari radio, film, TV, Video kedalam pikiran murid. Menutut
Mulyasa (2009:78-79) berpendapat:
bahasa latin yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar, dapat pula
diartikan sebagai alat, sarana, atau wahana. Media seringkali ditemukan sebagai
istilah dalam bidang komunikasi maupun transportasi yang memiliki arti sebagai
alat untuk berkomunikasi. Dalam dunia pendidikan dan pengajaran biasa disebut
media pendidikan atau media pengajaran.
Media VCD Dongeng Anak juga dapat membantu mengurangi kebosanan
siswa karena dalam VCD Dongeng Anak disajikan gambar animasi yang sangat
disukai anak sehingga mainat siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian bahwa
antara antara karakteristik anaka berkesulitan belajar yang mempuanyai
kemampuan menyimak cerita rendah dengan media VCD Dongeng Anak saling
berhubungan. Sehingga berpengaruh terhadap kemampuan menyimak cerita anak
berkesulitan belajar kelas 4 di SDN Petoran Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
Dengan demikian penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dalam hal ini, VCD Dongeng Anak
merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan
menyimak cerita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat
disimpulkan bahwa : Media VCD Dongeng Anak dalam pembelajaran Bahasa
Indoneisa berpengaruh terhadap peningkatan hasil nilai kemampuan menyimak
anak berkesulitan belajar kelas 4 di SDN Petoran Surakarta Tahun Ajaran
2010/2011.
B. Implikasi
Dengan penelitian ini diketahui bahwa ada pengaruh penggunaan media
VCD Dongeng Anak dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terhadap
peningkatan kemampuan menyimak cerita anak kesulitan belajar kelas 4 di SDN
Petoran Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011 maka implikasi yang diambil adalah:
Untuk meningkatkan kemampuan menyimak cerita pada anak berkesulitan
belajar dapat menggunakan VCD Dongeng Anak.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, penulis memberikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Diharapkan bagi guru untuk menggunakan media VCD Dongeng Anak dalam
pembelajaran menyimak untuk menarik minat siswa untuk mengikuti
pembelajaran menyimak dan dapat meningkatkan nilai kemampuan
menyimak pada anak berkesulitan belajar.
2. Diharapkan bagi peneliti untuk lebih matang dalam mempersiapkan
penelitian dan mengkoordinasi waktu dengan baik dengan jadwal di sekolah.
55
Top Related