perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG
JARING-JARING BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN
REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION PADA SISWA KELAS IV SD
NEGERI 01 SISWODIPURAN KECAMATAN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
SKRIPSI
Oleh :
VERA YULI NUGROHO
K7108248
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Vera Yuli Nugroho
NIM : K7108248
Jurusan/Program Studi : FKIP/PGSD
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING BANGUN
RUANG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS
EDUCATION PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 SISWODIPURAN
KECAMATAN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012” ini benar-
benar merupakan hasil karya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip
dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar
pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Vera Yuli Nugroho
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG
JARING-JARING BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN
REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION PADA SISWA KELAS IV SD
NEGERI 01 SISWODIPURAN KECAMATAN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
Oleh :
VERA YULI NUGROHO
K7108248
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Drs.Ngadino.Y,M.Pd
NIP.194910091979031001
iv
PERSETUJUAN
elah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Juli 2012
NIP.194910091979031001
Dra. Noer Hidayah, M.Pd
NIP.194910151983012001
elah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Selasa
Tanggal : 31 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang
Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd
Sekertaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd
Anggota I : Drs.Ngadino.Y,M.
Anggota II : Dra. Noer Hidayah, M.Pd
Disahkan oleh
Fakutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Nama Terang
Drs. Hadi Mulyono, M.Pd
Drs. Hasan Mahfud, M.Pd
rs.Ngadino.Y,M.Pd
Dra. Noer Hidayah, M.Pd
Tanda Tangan
Fakutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Vera Yuli Nugroho. PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 SISWODIPURAN KECAMATAN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2012.
Tujuan penelitian melalui pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) ini, antara lain: (1) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-jaring bangun ruang melalui pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Siswodipuran Kecamatan Boyolali tahun pelajaran 2011/2012, (2) Mendeskripsikan hambatan dan solusi selama penerapan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-jaring bangun ruang pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Siswodipuran Kecamatan Boyolali tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Subyek penelitian ini seluruh siswa kelas IV SD Negeri 01 Siswodipuran Kecamatan Boyolali tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 39 siswa. Tehnik pengumpulan data menggunakan tehnik wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah validitas triangulasi sumber dan metode. Tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata hasil evaluasi matematika siswa sebelum tindakan yaitu 58,70 dengan ketuntasan klasikal 28,20%. Pada siklus I nilai rata-rata dari pertemuan I, II, dan III yaitu 72,05 dengan ketuntasan klasikal 79,48%. Sedangkan pada siklus II pertemuan I, II, dan III yaitu 82,05 dengan ketuntasan klasikal 89,74%.
Berdasarkan data dan perincian di atas, jumlah siswa yang tuntas dari pra tindakan, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan sesuai indikator keberhasilan yang sudah ditentukan yaitu >80% dari jumlah keseluruhan 39 siswa mendapat nilai di atas KKM (70). Hal ini menunjukkan bahwa upaya peningkatan kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-jaring bangun ruang dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dinyatakan berhasil.
Kata kunci: pendekatan Realistic Mathematics Education (RME), kemampuan pemecahan masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Vera Yuli Nugroho.Increased capacity problem-solving about nets up space through realistic approach mathematics education in elementary graders iv siswodipuran boyolali sub-district land 01/ 20211 lesson year 2012. A thesis. Surakarta: education and science faculty keguruan eleven march university Surakarta. 2012.
Realistic research purposes through learning mathematics education (rme) among others: (1) upgrading problem-solving nets up space through learning about mathematics education realistic (rme) in fourth grade of elementary school students siswodipuran boyolali sub-district 01/ 2012, the year 2011 (2) described resistance and realistic solutions for the application of learning mathematics education (rme) in upgrading problem-solving about nets up space at graders iv elementary siswodipuran boyolali sub-district land 01 / 18-23 lesson year 2012.
This research is research class action (ptk) consisting of two cycles. All students respondent iv grade of elementary siswodipuran sub-districts boyolali / 01 / 2012 39-- 18-23 lesson for students. Data technique using interviews, technique observation, test, and documentation. Validity of data used is validity triangulation sources and methods. Analysis of data used technique is descriptive analysis interactive.
Based on research results obtained average value math students valuation before the act of venerating 58,70 with ketuntasan klasikal 28,20 %. On the average values of cycle i first meeting ii and iii namely. 72,05 with ketuntasan klasikal 79,48 %. While in cycles ameeting i, ii ii and iii namely. 82,05 with ketuntasan klasikal 89,74 %.
Based on data and details on number of students completed action, of preëmption. I, cycle and increased congrue ii cycle indicators defined success: 80 % of total of 39 student gets values above kkm (70). It showed that the increase problem-solving abilities of nets up space by using realistic approach mathematics education ( rme ) declared successful.
Key word: Realistic research purposes through learning mathematics education (rme).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
“Maka sesungguhnya di samping ada kesukaran terdapat pula kemudahan.
Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan”
(Q. S. Al Insyirah: 5-6)
“Saya mendengar maka saya lupa, saya melihat maka saya tahu, saya berbuat
maka saya mengerti ”
(Pepatah Cina)
“Berpura-pura tidak akan gagal ternyata memperbesar kemungkinan kita untuk
berhasil”
(Mario Teguh)
“Kecantikan itu datang dari dalam ketika hati kita lapang, bebas dari iri dan
dengki, sabar dan selalu bertawakal kepada Allah niscaya cahaya kecantikan
akan terpancar di wajah kita”
(Kota Santri)
“Kesuksesan buah dari keteguhan dan kesabaran”
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:
Ayahku (Drs. Darmawan, M.Pd)
yang sangat aku sayangi,
Terimakasih atas doa serta dorongan motivasi dan materiil yang selalu diberikan
kepadaku hingga saat ini.
Adikku tersayang (Septi Media Nugrahani, Wildan Rakai Fajar Dewantara,
Arkadio Bhara Bintang Dewantara)
Terimakasih atas doa serta motivasi dan semangat yang diberikan hingga saat
ini.
(Mas Alfan Nahareko)
Terima kasih atas doa serta senantiasa selalu memberikan semangat, dukungan
dan motivasi yang diberikan hingga saat ini.
Sahabatku tersayang (Titania Dewi. P, Vita Nurmalita, Tri Handayani)
Terima kasih atas doa dan dukungannya, serta selalu setia menemaniku dalam
suka dan duka kita selalu bersama.
Teman-temanku (kelas 7F)
Terima kasih atas kerjasamanya selama dalam kebersamaan yang indah.
Keluarga Besar PGSD FKIP UNS dan Almamaterku
yang aku banggakan,
Terima kasih telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman hingga saat ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas Rahmat,
hidayah serta inayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan.
Skripsi yang berjudul Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Tentang Jaring-jaring Bangun Ruang Melalui Pendekatan Realistic
Mathematics Education Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Siswodipuran
Kecamatan Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi, Surakarta, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret 2012
ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penelitian tindakan kelas ini tidak akan berhasil
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada
semua pihak, khususnya kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Ngadino. Y, M.Pd Pembimbing I yang mengarahkan dan membimbing
dengan sabar hingga selesainya skripsi ini.
5. Dra. Noer Hidayah, M.Pd selaku pembimbing II yang membimbing hingga
selesainya skripsi ini.
6. Dra. Rini Aryati selaku Kepala Sekolah SD N 1 Siswodipuran.
7. Bapak Ibu guru beserta staf karyawan SD N 1 Siswodipuran.
8. Siswa-siswi kelas IV SD N 1 Siswodipuran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
9. Semua pihak yang telah memberi bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Harapan
penulis semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada penulis khususnya dan
para pembaca umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. vi
HALAMAN MOTTO.. .................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN. ..................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL... ......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR. ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN............. ....................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 6
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 6
1. Hakikat Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Tentang Jaring-jaring Bangun Ruang .................................... 6
a. Pengertian Kemampuan .................................................. 8
b. Pengertian Pemecahan Masalah ...................................... 7
c. Hakekat Jaring-jaring Bangun Ruang ............................. 8
2. Hakikat Pembelajaran Realistic Mathematics Education
(RME) ................................................................................... 13
a. Pengertian Pembelajaran ................................................. 13
b. Pengertian Matematika ................................................... 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
c. Fungsi Pembelajaran Matematika ................................... 15
d. Tujuan Pembelajaran Matematika .................................. 15
e. Evaluasi Pembelajaran Matematika ............................... 16
f. Hakekat Pendekatan Realistic Mathematics Education
(RME) ............................................................................. 17
g. Karakteristik dan Prinsip RME ....................................... 18
h. Kelebihan dan Kelemahan RME .................................... 20
i. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik .. 21
B. Penelitian yang Relevan ................................................................. 22
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 24
D. Hipotesis Tindakan ........................................................................ 26
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 27
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 27
1. Setting Penelitian ................................................................... 27
2. Jadwal Penelitian.................................................................... 27
B. Subjek Penelitian............................................................................ 27
C. Bentuk dan Strategi Penelitian ....................................................... 28
D. Variabel data .................................................................................. 30
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 30
F. Validitas Data ................................................................................. 31
G. Teknik Analisis Data ...................................................................... 32
H. Indikator Kinerja ............................................................................ 34
I. Prosedur Penelitian ........................................................................ 35
1. Siklus I ................................................................................... 37
2. Siklus II .................................................................................. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 43
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .......................................................... 43
B. Deskripsi Pra Tindakan ................................................................ 44
C. Deskripsi Hasil Tindakan ............................................................. 45
1. Tindakan Siklus I .................................................................. 45
a. Tahap Perencanaan ........................................................ 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
b. Pelaksanaan Tindakan .................................................... 46
c. Observasi ........................................................................ 48
d. Analisis dan Refreksi ..................................................... 54
2. Tindakan Siklus II ................................................................. 55
a. Tahap Perencanaan ........................................................ 55
b. Pelaksanaan Tindakan .................................................... 57
c. Observasi ........................................................................ 62
d. Analisis dan Refreksi ..................................................... 64
3. Perbandingan Antar Siklus .................................................... 66
D. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 71
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................................... 76
A. Simpulan ......................................................................................... 76
B. Implikasi ......................................................................................... 77
1. Implikasi Teoritis ........................................................................ 77
2. Implikasi Praktis ......................................................................... 77
C. Saran .............................................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA. ..................................................................................... 80
LAMPIRAN. .................................................................................................... 83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Distribusi Prosentase Nilai Tes Kemampuan Awal......................... 43
2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I...... 50
3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Siklus I....... 51
4 Hasil Belajar Matematika Siklus I................................................... 53
5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam PembelajaranSiklus I...... 61
6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Siklus II...... 62
7 Hasil Belajar Matematika Siklus II.................................................. 63
8 Rangkuman Hasil Observasi Kemampuan Belajar Siswa............... 68
9 Nilai Matematika Kemampuan Awal dan Hasil Tes Tiap Siklus.... 69
10 Perbandingan Antar Daftar Frekuensi Nilai Kemampuan Pra
Tindakan, Siklus I, dan Siklus II....................................................
71
11 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Tentang Jaring-
jaring Bangun Ruang Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus
II.....................................................................................................
73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kubus........................................................................................... 9
2 Contoh Benda Berbentuk Kubus................................................. 10
3 Jaring-jaring Kubus..................................................................... 11
4 Balok............................................................................................ 11
5 Contoh Benda Berbentuk Balok................................................. 13
6 Jaring-jaring Balok...................................................................... 13
7 Skema Kerangka Berfikir............................................................ 25
8 Komponen Analisis Data............................................................ `33
9 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas........................................... 35
10 Grafik Nilai Siswa Kelas IV....................................................... 44
11 Grafik Data Hasil Belajar Siswa Siklus I................................... 54
12 Grafik Data Hasil Belajar Siswa Siklus II.................................. 64
13 Grafik Perkembangan Nilai Rata-rata Hasil Belajar
Matematika.................................................................................
69
14 Grafik Perbandingan Dafar Nilai Kemampuan Pra Tindakan,
Siklus I, dan Siklus II.................................................................
71
15 Grafik Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Pra
Tindakan, Siklus I, dan Siklus II..............................................
73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................ 83
2. Silabus ............................................................................................ 84
3. RPP Siklus I ................................................................................... 86
4. RPP Siklus II .................................................................................. 98
5. Soal Pre Test .................................................................................. 110
6. Soal Siklus I Pertemuan I ............................................................... 114
7. Soal Siklus I Pertemuan II ............................................................. 116
8. Soal Siklus I Pertemuan III ............................................................ 119
9. Soal Siklus II Pertemuan I ............................................................. 122
10. Soal Siklus II Pertemuan II .......................................................... 125
11. Soal Siklus II Pertemuan III ......................................................... 128
12. Lembar Diskusi Sikuls I Pertemuan III........................................ 131
13. Lembar Diskusi Siklus II Pertemuan II........................................ 133
14. Lembar Diskusi Siklus II Pertemuan III ...................................... 135
15. Daftar Nilai Pra Tindakan ............................................................ 137
16. Daftar nilai Siklus I ...................................................................... 139
17. Daftar Nilai Siklus II .................................................................... 141
18. Daftar Siswa ................................................................................. 143
19. Instrumen Wawancara .................................................................. 144
20. Foto Pembelajaran........................................................................ 147
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pendidikan nasional adalah terwujudnya masyarakat Indonesia
yang damai, demokratis, berkeahlian, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia
Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah
air, berdasarkan hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi serta disiplin, Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional (2003). Hal tersebut ditegaskan pada pembukaan UUD 1945
alinea keempat bahwa pendidikan di Indonesia berfungsi untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Oleh sebab itu, upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di
kelas merupakan amalan mulia yang dimiliki guru karena memberikan kontribusi
dalam mengisi kemerdekaan Indonesia. Hal tersebut harus didukung dengan
keprofesionalan dan kompetensi yang dimiliki guru. Dengan penguasaan materi,
penggunaan pendekatan, strategi, metode, media pembelajaran dan keterkaitan
dengan kehidupan sehari-hari atau dunia nyata siswa diharapkan tujuan
pendidikan dapat tercapai.
Inti pokok dalam pembelajaran adalah peserta didik yang belajar. Belajar
dalam arti adanya perubahan, Perubahan dari yang sebelumnya belum tahu
menjadi tahu, yang sebelumnya tidak memiliki keterampilan kemudian memiliki
keterampilan. Ranah yang menjadi muara dari suatu pendidikan adalah adanya
peningkatan pada aspek kognitif atau pengetahuan, afektif atau sikap, dan
psikomotor atau keterampilan yang semakin optimal setelah siswa memperoleh
pendidikan. Penguasaan terhadap ketiga ranah tersebut mendasari perkembangan
berbagai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang saat ini semakin
berkembang pesat. Menurut Herman Hudojo (2005: 37), dengan perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat, pelaksanaan
pendidikan tentunya perlu mendapat porsi yang cukup agar diperoleh out put yang
unggul. Penanaman pendidikan diharuskan mengacu pada arah perbaikan,
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
khususnya adalah peningkatan kemampuan akademis. Salah satu kemampuan
akademis yang harus dikuasai siswa adalah matematika.
Menurut Herman Hudojo (2005: 37) berpendapat bahwa matematika
merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai
peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia.
Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan
penguasaan matematika sejak dini. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika
merupakan mata pelajaran yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan dari
mulai pendidikan dasar. Salah satu mata pelajaran yang mempunyai nilai hasil belajar
rendah di sekolah dasar adalah matematika. Matematika termasuk mata pelajaran
yang disegani siswa, karena untuk dapat memahami konsep yang terkandung
didalamnya perlu adanya kejelian berpikir, ketelitian mengerjakan, dan waktu yang
cukup untuk mengadakan latihan-latihan baik pada jam pelajaran maupun di luar jam
pelajaran. Padahal konsep yang ada di dalam matematika berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari siswa, tetapi dalam pembelajaran siswa kurang memahami konsep
matematika serta mengaplikasikan pembelajaran matematika secara real. Hal ini yang
mengakibatkan siswa mengalami kesulitan belajar matematika di kelas.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan dengan
guru kelas IV SD Negeri 01 Siswodipuran, Kecamatan Boyolali Tahun Pelajaran
2011/ 2012. Menurut Trijoko Listianto, pada pelajaran matematika yang perlu
mendapat perhatian khusus adalah materi jaring-jaring bangun ruang. Siswa
belum mampu untuk dalam memahami konsep yang diajarkan guru, sehingga
hasil belajar siswa masih kurang optimal. Penyebab dari permasalahan tersebut
adalah kurang tepatnya metode dan media pembelajaran yang dipilih guru. Guru
belum menggunakan multimetode dan media pembelajaran yang tepat dalam
pembelajaran, yang akibatnya menjadikan kelas terasa monoton dan
membosankan. Selain itu, guru dalam pelaksanaanya tidak dapat menyampaikan
konsep-konsep jaring-jaring bangun ruang dengan menarik dan menyenangkan,
karena guru hanya berpedoman pada buku materi yang dimiliki siswa yaitu paket
dan LKS saja. Sehingga guru di dalam menyampaikan materi juga hanya dengan
ceramah dan siswa diminta memperhatikan materi yang ada dalam buku tersebut,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
tanpa diimbangi siswa diajak aktif berkreasi untuk mempraktekkan materi
tersebut. Akibatnya hasil belajar siswa di sekolah tersebut juga masih kurang
optimal. (Dapat dilihat pada lampiran 19).
Pembenahan dalam pembelajaran matematika perlu dilakukan menurut
Ariyadi Wijaya (2012: 46) antara lain dengan pemilihan pendekatan yang
merupakan dasar teoritis untuk suatu metode, metode mencakup pemilihan
penentuan bahan ajar, tehnik yang merupakan cara guru menyampaikan bahan
ajar yang sudah dianut. Disamping itu pengembangan model pembelajaran yang
tepat juga sangat diperlukan di dalam pembenahan pembelajaran matematika.
Menurut Ariyadi Wijaya (2012: 47) model yang merupakan suatu bentuk
representasi matematis dari suatu masalah Pembenahan dalam pembelajaran
matematika salah satunya dengan model “pemecahan masalah” menurut Steve
Kneeland (2001: 1) pemecahan masalah tidak berhubungan dengan kecerdasan,
pemecahan masalah berhubungan dengan berpikir langsung dan berhubungan
dengan penggunaan proses secara benar. Dengan demikian, pengajaran berbasis
masalah melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang
memungkinkan siswa menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia
nyata dan membangun pengetahuannya tentang fenomena tersebut.
Salah satu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang tepat
digunakan untuk model tersebut yaitu Realistic Mathematics Education. Menurut
(Nyimas Aisyah dkk, 2007: 7-14) Pendekatan Matematika Realistik memandang
matematika sebagai kegiatan manusia dan harus dikaitkan dengan realitas yaitu
matematika harus dekat dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Melalui
penggunaan pendekatan Realistic Mathematics Education siswa dapat
menerapkan pembelajaran lebih bermakna sehingga siswa mampu untuk
memahami konsep yang terkandung di dalam materi tentang jaring-jaring bangun
ruang.
Berdasarkan paparan dari permasalahan tersebut di atas, maka peneliti
perlu dan tertarik untuk melaksanakan suatu penelitian dengan judul “Peningkatan
Kemampuan Pemecahan Masalah Tentang Jaring-jaring Bangun Ruang Melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Pendekatan Realistic Mathematics Education Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01
Siswodipuran Kecamatan Boyolali Tahun Pelajaran 20011/2012”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah pendekatan Realistic
Mathematics Education dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah tentang jaring-jaring bangun ruang pada siswa kelas IV SD
Negeri 01 Siswodipuran, Kecamatan Boyolali tahun pelajaran 2011/2012?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah “untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah tentang jaring-jaring bangun
ruang melalui pendekatan Realistic Mathematics Education pada siswa kelas IV
SD Negeri 01 Siswodipuran, Kecamatan Boyolali tahun pelajaran 2011/2012.”
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoretis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
masukan inovatif dalam pembelajaran matematika khususnya dalam materi
tentang jaring-jaring bangun rudi sekolah dasar yang sangat penting demi
kemajuan siswa. Selain itu hasil penelitian juga dapat digunakan
sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan
pendekatan Realistic Mathematics Education di dalam kegiatan belajar
mengajar, khususnya dalam hal pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak, khususnya
yang terkait dalam bidang pendidikan dan pembelajaran. Pihak-pihak tersebut
adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
a. Bagi Siswa
Dapat meningkatkan kemampuan siswa di dalam mempelajari pelajaran
matematika di Sekolah Dasar.
b. Bagi Guru
Dapat meningkatkan wawasan pembelajaran matematika, sehingga siswa
dengan mudah mampu memahami konsep matematika dari materi yang
diterimanya.
b. Bagi Sekolah
1) Memberikan alternatif pilihan penerapan pendekatan Realistic
Mathematics Education yang efektif untuk kegiatan belajar mengajar
di sekolah dasar.
2) Meningkatnya kualitas pembelajaran di sekolah sehingga dapat
tercipta iklim pembelajaran yang kondusif.
c. Bagi Peneliti
1) Mengembangkan wawasan mengenai penggunaan pendekatan yang
tepat dalam proses pembelajaran.
2) Untuk mengukur sejauh mana prestasi yang dicapai siswa dalam
pembelajaran matematika, khususnya kemampuan memecahkan
masalah jaring-jaring bangun ruang dengan menggunakan Pendekatan
Realistic Mathematics Education (RME).
3) Memperoleh bukti bahwa menerapkan Pendekatan Realistic
Mathematics Education (RME) dalam pembelajaran matematika dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah jaring-jaring bangun
ruang pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Siswodipuran Kecamatan
Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Tentang Jaring-
jaring Bangun Ruang
a. Pengertian Kemampuan
Menurut Sumiyati dan Asra (2008: 132), kemampuan berfikir siswa
berdasarkan tingkatannya adalah memahami dan menerapkan konsep yang ada
dalam suatu mata pelajaran. Kategori yang rendah adalah memahami,
sedangkan yang tinggi adalah menerapkan dalam berbagai situasi. Untuk
mencapai kemampuan yang lebih tinggi siswa harus melalui tingkat berfikir di
bawahnya terlebih dahulu.
Menurut Woordworth dan Marquis “Ability (kemampuan) mempunyai
tiga arti yaitu : (1) Achievement yang merupakan actual ability, yang dapat
diukur langsung dengan alat atau tes tertentu. (2) Capacity yang merupakan
potential ability, yang dapat diukur secara tidak langsung melalui pengukuran
terhadap kecakapan individu. (3) Aptitude yaitu kulitas yang hanya dapat
diungkap atau diukur dengan tes khusus yang sengaja dibuat untuk itu”
(Suryabrata, 1993:169). Sedangkan menurut Desmita (2008: 257), ability
(kemampuan, kacakapan). Suatu istilah umum yang berkenaan dengan potensi
untuk menguasai suatu ketrampilan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
kemampuan adalah ukuran potensi seseorang di dalam memahami suatu
konsep. Setiap individu itu berbeda satu sama lain dalam hal kemampuan atau
intelegensi. Kenyataan menunjukkan ada orang yang di karuniai kemampuan
tinggi, sehingga mudah mempelajari sesuatu, demikian sebaliknya ada orang
yang mempunyai kemampuan kurang atau pas-pasan sehingga lebih sulit untuk
memahami sesuatu. Oleh sebab itu kemampuan merupakan faktor yang penting
dalam mempelajari sesuatu.
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
b. Pengertian Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah dalam pengertiannya di dalam pembelajaran
hampir sama dengan model Problem Solving, yaitu pembelajaran yang
melibatkan peserta didik secara langsung dalam suatu mata pelajaran yang
memerlukan praktek.
Menurut Herman Hudoyo (2005: 129) pemecahan masalah, secara
sederhana, merupakan proses penerimaan masalah sebagai tantangan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Mengajarkan pemecahan masalah kepada
siswa merupakan kegiatan dari seorang guru di mana guru itu membangkitkan
siswa-siswanya agar menerima dan merespon pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan olehnya dan kemudian ia membimbing siswa-siswanya untuk sampai
kepada penyelesaian masalah.
Menurut Aryadi Wijaya (2012: 58) pemecahan masalah (problem
solving) tidak bisa lepas dari dua jenis, yaitu masalah rutin (routine problem)
dan masalah tidak rutin (non-routine-problem). Masalah rutin (routine
problem) adalah masalah yang cenderung melibatkan hafalan serta pemahaman
alogaritma dan prosedur sehingga masalah rutin sering dianggap sebagai soal
level rendah. Masalah rutin (routine problem) biasanya merujuk pada sal satu
atau dua tahap (one or two-step problem) yang hanya membutuhkan proses
reproduksi (mengulang suatu prosedur) dan menerapkan suatu konsep dan
prosedur yang sudah pasti. Sebaliknya, masalah tidak rutin dikategorikan
sebagai soal level tinggi karena membutuhkan penguasaan ide konseptual yang
rumit dan tidak menitikberatkan pada alogaritma. Masalah tidak rutin (non-
routine problem) membutuhkan pemikiran kreatif dan produktif serta cara
penyelesaian yang kompleks.
Menurut Steve Kneeland (2001: 1) pemecahan masalah tidak
berhubungan dengan kecerdasan, pemecahan masalah berhubungan dengan
berpikir langsung dan berhubungan dengan penggunaan proses secara benar.
Dengan demikian, pengajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam
penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan siswa menginterpretasikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pengetahuannya
tentang fenomena tersebut.
Menurut Endang Setyo dan Sri Harmini (2011: 121) suatu strategi
yang disusun terlebih dahulu bagaimana cara mengerjakannya dan bagaimana
menentukan jawab dari persoalan tersebut, maka latihan yang dimaksud
merupakan suatu pemecahan masalah.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemecahan
masalah merupakan suatu proses pembelajaran yang melibatkan siswa dengan
masalah nyata yang sesuai minat dan perhatiannya, sehingga motivasi dan rasa
ingin tahu menjadi meningkat. Dengan demikian siswa diharapkan dapat
mengembangkan cara berfikir dan ketrampilan yang lebih tinggi.
c. Hakikat Jaring-jaring Bangun Ruang
1. Pengertian Bangun Ruang
Menurut Indras P dan Oktavia (2012: 47) bangun ruang adalah
bangun yang mempunyai isi atau volume. Sedangkan menurut Dwi Sunar
Prasetyo (2009: 99) bangun ruang merupakan bangun yang tergolong toga
dimensi dan memiliki volume tertentu. Kemudian menurut Burhan
Mustaqim dan Ary Astuty (2008: 207) berpendapat bahwa bangun ruang
adalah bangun yang mempunyai sisi, rusuk, dan titik sudut. Selaras dengan
hal beberapa pendapat tersebut, Evawati Alisah dan M.Idris (2009: 247)
juga berpendapat bahwa bangun ruang adalah suatu yang dibatasi oleh
beberapa sisi yang berupa bidang.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bangun ruang
adalah suatu bangun yang dibatasi oleh suatu bidang yang mempunyai
unsur-unsur sisi, rusuk, titik sudut, dan volume.
2. Macam-macam Bangun Ruang
Menurut Dwi Sunar Prasetyo (2009: 99) macam-macam bangun
ruang antara lain kubus, balok, prisma, tabung, limas, kerucut, bola. Dari
berbagai bangun ruang tersebut masing-masing mempunyai unsur sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
- Sisi adalah bidang datar/lengkung yang membatasi bagian dalam bangun
ruang.
- Rusuk adalah garis yang merupakan pertemuan (perpotongan) sisi-sisi
bangun ruang.
- Titik sudut adalah titik potong dari beberapa rusuk.
Namun pada penelitian ini yang akan kita bahas lebih lanjut khususnya
adalah jaring-jaring bangun ruang kubus dan balok.
3. Pengertian Jaring-jaring
Menurut M.Cholik dan Sugijono (2007: 96) jika suatu bangun
ruang diiris pada beberapa rusuknya, kemudian direbahkan sehingga terjadi
bangun datar, maka bangun datar tersebut disebut jaring-jaring. Sedangkan
menurut M.Idris dkk (2008: 50) jaring-jaring merupakan sebutan untuk
bidang yang dapat disusun menjadi sebuah bangun.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, yang dimaksud dengan
jaring-jaring adalah suatu irisan rusuk susunan bangun ruang yang
kemudian direbahkan menjadi sebuah bangun datar, yang jika disusun
kembali akan menjadi bentuk bangun ruang seperti semula.
4. Materi Jaring-jaring Bangun Ruang
a) Kubus
1) Sifat-sifat Kubus
Gambar 1. Kubus
Kubus terdiri dari :
· 6 bidang sisi, yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
- Sisi bawah ABCD
- Sisi atas EFGH
- Sisi kiri ADHE
- Sisi kanan BFGC
- Sisi depan ABFE
- Sisi belakang DCGH
· 8 titik sudut, yaitu
- Titik sudut A,B,C,D,E,F,G,H
· 12 rusuk, yaitu
- AB, BC, CD, DA, AE, BF, EF, FG, GH, HE, DH, CG
Setelah bagian-bagian dari kubus dipahami sekarang kita
perhatikan sifat-sifat kubus.
· Terdapat enam sisi yang sama luasnya, yaitu:
Sisi ABCD, AFGH, ABFE, ADHE, BFGC, CDGH
· Terdapat 3 pasang sisi yang sejajar (//),
Artinya jika dua sisi diperpanjang tidak akan berpotongan, yaitu:
- Sisi bawah ABCD // sisi atas EFGH
- Sisi kiri ADHE // sisi kanan BFGC
- Sisi depan ABFE // sisi belakang DCGH
· Terdapat 3 pasang rusuk yang sejajar (//),
Artinya jika dua rusuk diperpanjang tidak akan berpotongan, yaitu:
- Rusuk AB//EF//HG//DC
- Rusuk AE//BF//CG//DH
- Rusuk AD//EH//FG//BC
· Terdapat 12 rusuk yang sama panjang, yaitu:
Rusuk AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, DH, CG
2) Benda-benda berbentuk kubus yang dapat kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari
Beberapa benda berbentuk kubus antara lain: dadu, rubicupe,
kado, dll. Dapat dilihat pada gambar berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Gambar 2. Contoh benda berbentuk kubus
3) Jaring-jaring kubus
Menurut Indras P dan Oktavia (2012: 51) jaring-jaring kubus
adalah gabungan dari beberapa persegi yang membentuk kubus.
Sedangkan menurut Burhan Mustaqim dan Ary Astuty (2008: 214)
jaring-jaring kubus adalah gabungan dari beberapa persegi yang
membentuk kubus.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, yang dimaksud
dengan jaring-jaring kubus adalah gabungan dari beberapa persegi
yang jika saling dihubungkan akan membentuk sebuah bangun kubus.
Contoh jaring-jaring kubus
Gambar 3. Jaring-jaring kubus
b) Balok
1) Sifat-sifat Balok
Gambar 4. Balok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Balok terdiri dari:
· 6 bidang sisi, yaitu
- Sisi bawah ABCD
- Sisi atas EFGH
- Sisi kiri ADHE
- Sisi kanan BCGF
- Sisi depan ABFE
- Sisi belakang DCGH
· 8 titik sudut, yaitu
Titik sudut A,B,C,D,E,F,G,H
· 12 rusuk, yaitu
Rusuk AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, DH, CG
Setelah bagian-bagian dari balok dipahami sekarang kita
perhatikan sifat-sifat balok.
· Terdapat 3 pasang sisi yang sama luasnya, yaitu:
- Sisi bawah ABCD = sisi atas EFGH
- Sisi kiri ADHE = sisi kanan BCGF
- Sisi depan ABFE = sisi belakang DCGH
· Terdapat 3 pasang sisi yang sejajar (//), yaitu:
- Sisi bawah ABCD // sisi atas EFGH
- Sisi kiri ADHE // sisi kanan BCGF
- Sisi depan ABFE // sisi belakang DCGH
· Terdapat 3 pasang rusuk yang sama panjang, yaitu:
- Rusuk AB = DC = EF = HG
- Rusuk AE = BF = CG = DH
- Rusuk AD = BC = FG =EH
· Terdapat 3 pasang rusuk yang sejajar (//), yaitu:
- Rusuk AB // DC // EF // HG
- Rusuk AE // BF // CG // DH
- Rusuk AD // BC // FG // EH
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2) Benda berbentuk balok yang dapat kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari adalah bis, brankas besi, kotak speaker, almari kaca..
Gambar 5.Contoh benda berbentuk balok
3) Jaring-jaring balok
Menurut Indras P dan Oktavia (2012:51) jaring-jaring kubus
adalah gabungan dari beberapa persegi yang membentuk kubus.
Sedangkan menurut Burhan Mustaqim dan Ary Astuty (2008:214)
jaring-jaring kubus adalah gabungan dari beberapa persegi yang
membentuk kubus.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, yang dimaksud
dengan jaring-jaring balok adalah gabungan dari beberapa persegi
panjang yang jika saling dihubungkan akan membentuk sebuah
bangun balok.
Contoh jaring-jaring balok
Gambar 6. Jaring-jaring balok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2. Hakikat Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME)
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran menurut tim dosen strategi belajar mengajar (MG.
Dwijiastuti, Usada dan Sri Anitah, 2005: 6) adalah membelajarkan siswa
menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama
keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunkasi dua arah,
mengajar dilakukan pihak guru sebaga pendidik, sedangkan belajar dilakukan
oleh siswa.
Pembelajaran menurut Oemar Hamalik (2009: 77) berpendapat
pembelajaran merupakan suatu sistem, artinya pembelajaran merupakan
kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen yang berinterelasi dan
berinteraksi antara satu dengan lainnya dan keseluruhan itu sendiri untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah diterapkan sebelumnya. Adapun
komponen-komponen itu adalah tujuan pendidikan dan pengajaran, peserta
didik atau siswa, tenaga kependidikan, perencanaan pembelajaran sebagai
suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media pembelajaran, dan
evaluasi pembelajaran.
Pembelajaran menurut Ruminiati (2007: 15) merupakan suatu
kegiatan yang dirancang guru untuk membantu, membimbing, dan memotivasi
siswa mempelajari suatu informasi tertentu dalam suatu proses yang telah
dirancang secara masak mencakup segala kemungkinan yang terjadi.
Sedangkan pembelajaran menurut Abdul Majid (2009: 111) merupakan suatu
proses penyelenggaraan interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dengan siswa atau
sumber belajar untuk saling memberi dan menerima informasi sehingga
menghasilkan perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik dan
menghasilkan perubahan yang relatif tetap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
b. Pengertian Matematika
Menurut Ariyadi Wijaya (2008: 41-42) berpendapat bahwa,
matematika berasal dari bahasa latin mathematisation atau mathemetization.
Kata mathematisation maupun mathematization merupakan kata benda dari
kata kerja mathematise atau mathematize yang artinya adalah
mematematikakan suatu fenomena. Mematematikakan bias diartikan sebagai
memodelkan suatu fenomena secara matematis (dalam arti mencari matematika
yang relevan terhadap suatu fenomena) ataupun membangun suatu konsep
matematika dari suatu fenomena.
Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi (2000: 11) yaitu
memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang
deduktif. Soejadi (2000: 13) mengemukakan tentang karakteristik matematika
yaitu; (1) memiliki obejek kajian abstrak; (2) bertumpu pada kesepakatan; (3)
berpola pikir deduktif; (4) memiliki symbol yang kosong dari arti; (5)
memperhatikan semesta pembicaraan; dan (5) konsisten dalam sistemnya.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian matematika yang
telah di kemukakan para ahli di atas, dapat di simpulkan bahwa matematika
adalah ilmu universal yang mengkaji benda-benda abstrak, disusun dengan
menggunakan bahasa simbol untuk mengekspresikan hubungan kuantitatif dan
keruangan yang mendasari perkembangan kemajuan teknologi modern dan
memajukan daya pikir manusia, serta berguna untuk memacahkan masalah-
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
c. Fungsi Pembelajaran Matematika
Cornelius dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 253) matematika
perlu disampaikan kepada siswa karena matematika : 1) Sarana belajar yang
jelas dan logis, 3) Sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari, 2) Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman 4)
Sarana untuk mengembankan kreatifitas, dan 5) Sebagai sarana untuk
meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Asep Jihad (2008: 153) berpendapat bahwa matematika memiliki 2
fungsi utama, yaitu : 1) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
menggunakan bilangan dan simbol, dan 2) Mengembangkan ketajaman
penalaran yang dapat memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bertolak dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
fungsi matematika sangat besar dalam kehidupan sehari-hari, yaitu : dapat
memberikan bekal kepada peserta didik untuk berfikir logis, analisis, kritis,
mengembangkan kreatifitas, dan dapat meningkatkan kemampuan dalam usaha
memecahkan masalah yang menantang.
d. Tujuan Pembelajaran Matematika
Banyak manfaat yang diperoleh ketika siswa mempelajari matematika.
Berikut ini disampaikan beberapa tujuan dari pembelajaran matematika
menurut para ahli.
Asep Jihad (2008: 153) mengemukakan bahwa matematika memiliki
beberapa tujuan, di antaranya : 1) Menggunakan algoritma atau prosedur
pekerjaan, 2) Melakukan manipulasi secara matematika, (3) Mengorganisasi
data, 4) Memanfaatkan simbol, tabel, diagram dan grafik, 5) Mengenal dan
menemukan pola, 6) Menarik keimpulan, 7) Membuat kalimat atau model
matematika, 8) Membuat interpretasi bangun dalam bidang dan ruang, 9)
Mamahami pengukuran dan satuan-satuannya, dan 10) Menggunakan alat
hitung dan alat bantu matematika.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa tujuan dari pembelajaran
matematika akan nampak pada kemampuan berpikir yang matematis dalam diri
siswa, yang bermuara pada kemampuan menggunakan matematika sebagai
bahasa dan alat dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
e. Evaluasi Pembelajaran Matematika
Menurut Abdul Majid (2009: 185) avaluasi merupakan pengukuran
ketercapaian program pendidikan, perencanaan hasil belajar siswa selama dan
setelah kegiatan belajar mengajar. Sependapat dengan pernyataan tersebut
Daryanto (1999: 6) mengemukakan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan
menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Menurut Ruminiati (2003: 3-1) evaluasi merupakan suatu kegiatan
penilaian memiliki tujuan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran,
sehingga bermanfaat bagi siswa untuk mengukur sejauh mana siswa mampu
menyerap materi yang telah disampaikan. Sependapat dengan hal tersebut
Sarwiji Suwandi (2009: 8) mengemukakan bahwa evaluasi adalah penilaian
keseluruhan program pendidikan termasuk perencanaan suatu program
substansi pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian (assessment) dan
pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, pengelolaan
(management) pendidikan, dan reformasin pendidikan secara keseluruhan.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa
evaluasi matematika merupakan suatu sarana untuk mengukur suatu
ketercapaian hasil belajar matematika, untuk mengukur sejauh mana siswa
mampu menyerap materi yang disampaiki bangun ruang. Dalam penelitian ini
yang digunakan untuk evaluasi khususnya pada materi bangun ruang.
Evaluasi terhadap proses dan hasil belajar, secara umum ada dua
macam yaitu teknik tes dan non tes. Dalam penelitian ini yang digunakan untuk
evaluasi khususnya pada materi bangun ruang adalah dengan kedua teknik
tersebut. Pada tes peneliti menggunakan soal-soal obyektif maupun uraian,
sedangkan pada non tes siswa melakukan observasi pembuktian mengenai
materi yang telah disampaikan.
f. Hakekat Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME)
Menurut Ariyadi Wijaya (2012: 21) suatu masalah disebut “realistik”
jika masalah tersebut dapat dibayangkan (imagineable) atau nyata (real) dalam
pikiran siswa. Pada pengetahuan informal (informal knowledge) dan
pengetahuan awal (pre knowledge) yang dimiliki siswa menjadi hal yang
sangat mendasar dalam mengembangkan permasalahan yang realistik.
Pengetahuan informal siswa dapat berkembang menjadi pengetahuan formal
(matematika) melalui proses permodelan. Secara umum, dalam Pendidikan
Matematika realistik dikenal dua macam model, yaitu “model of” dan “model
for”. Ketika bekerja dalam permasalahan realistik, siswa akan alat dan
pemahaman matematika (mathematical tools and understanding). Pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
siswa akan mengembangkan alat dan pemahaman matematika (mathematical
tools) yang masih memiliki keterkaitan dengan konteks masalah. Alat
matematis (mathematicals tools) tersebut bisa berupa strategi atau prosedur
penyelesaian. Pemahaman matematis (mathematical understanding) terbentuk
ketika suatu strategi bersifat general dan tidak terkait pada konteks situasi
masalah realistik.
Menurut pandangan matematika realistik dalam Asep Jihad (2008:
149), matematika merupakan lawan dari matematika mekanistik di Belanda,
suatu proses kegiatan manusia yang aktif atau a human activity dan bukan
merupakan teori pendidikan matematika yang statis dan sudah selesai serta
berkaitan dengan dunia siswa atau realita, menekankan siswa melakukan
reinvention, melalui penyajian situasi masalah dalam konteks. Istilah realistik
tidak selalu terkait dengan dunia nyata, tetapi penyajian masalah dalam konteks
yang dapat dijangkau siswa; konteks dapat dunia nyata, dunia fantasi, atau
dunia matematika formal asalkan nyata dalam alam fikiran siswa (dalam Asep
Jihad, 2008: 149).
Menurut Yenni B. Widjaja dan Andre Heck (2003: 2) In the concept
of RME, mathematic is a human activity connected with reality. Bahwa dalam
konsep RME matematika adalah aktivitas manusia berhubungan dengan
realitas.
Menurut David C. Webb, Henk van der Kooij dan Monica R. Geist
(2011 : 47) In many mathematics classes, particulary in postsecondary
developmental mathematics courses, teachers believe that students need to be
hold how to solve a problem, instead of motivating students to think for
themselves. Bahwa dalam beberapa pengklasifikasian mata pelajaran
matematika, siswa dihadapkan pada suatu masalah yang dapat memotivasi
siswa untuk menemukan pemecahannya untuk menambah pengetahuan atau
pemahaman mereka sendiri.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa Realistic Mathematics Education (RME) adalah
pembelajaran yang memandang matematika sebagai kegiatan manusia dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
harus dikaitkan dengan relitas sehingga siswa dapat melakukan proses
penemuan kembali yang terbimbing. Dengan demikian siswa dapat mengalami
proses yang sama dengan proses penemuan ide dan konsep matematika. Proses
ini dilakukan melalui matematisasi horizontal dan vertikal. Matematisasi
horizontal bergerak dari dunia nyata ke dalam dunia simbol sedangkan
matematisasi vertikal bergerak di dalam dunia simbol.
g. Karakteristik dan Prinsip RME
1) Karakteristik RME
Menurut Treffers (1987) merumuskan lima karakteristik
Pendidikan Matematika Realistik, yaitu :
a) Penggunaan konteks, permasalahan realistik yang digunakan sebagai
titik awal pembelajaran matematika.
b) Penggunaan model untuk matematisasi, sebagai jembatan (bridge) dari
pengetahuan dan matematika tingkat konkrit menuju pengetahuan
matematika tingkat formal.
c) Pemanfaatan hasil konstruksi siswa, bermanfaat dalam membantu siswa
memahami konsep matematika.
d) Interaktivitas, bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan kognitif
dan afektif siswa secara simultan.
e) Keterkaitan, pembelajaran matematika diharapkan bias mengenalkan
dan membangun lebih dari satu konsep matematika secara bersamaan
(walau ada konsep yang dominan). (Ariyadi Wijaya 2012: 21-23).
Dari karakteristik pendekatan matematika realistik di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran matematika realistik adalah sebagai
berikut :
a) merupakan “cara belajar siswa aktif” sebab pembelajaran matematika
dilakukan melalui “belajar dengan mengerjakan”,
b) merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa karena mereka
memecahkan masalah dari dunia mereka sesuai dengan potensi yang
mereka miliki, sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
c) termasuk pembelajaran dengan penemuan kembali konsep dan prinsip
matematika,
d) termasuk pembelajaran kontekstual karena pembelajaran maematika
dimulai dari masalah kontekstual, yaitu masalah yang diambil dari dunia
siswa,
e) termasuk pembelajaran konstruktivisme karena siswa diarahkan untuk
menemukan sendiri pengetahuan matematika mereka dengan
memecahka masalah dan diskusi.
Pembelajaran yang berbasis pada pembelajaran matematika
realistik adalah siswa secara aktif mengkontruksi sendiri pengetahuan
matematika kemudian siswa dapat menerapkan konsep-konsep matematika
tersebut dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Materi pelajaran
dalam pembelajaran matematika realistik dikembangkan dari situasi
kehidupan sehari-hari yaitu dari apa yang telah didengar, dilihat, atau
dialami oleh siswa. Oleh karena itu, dalam memberikan pengalaman belajar
kepada siswa hendaknya menggunakansesuatu yang real atau nyata bagi
siswa.
2) Prinsip-prinsip RME
Menurut Marpaung prinsip-prinsip pokok pembelajaran
matematika secara PMR (Muhamad Toyib, 2009: 20), yaitu:
a) Prinsip aktivitas menyatakan bahwa matematika adalah aktivitas
manusia. Matematika paling baik dipelajari dengan melakukannya
sendiri.
b) Prinsip realitas menyatakan bahwa pembelajaran matematika dimulai
dari masalah-masalah dunia nyata yang dekat dengan pengalaman siswa
atau masalah yang realistis bagi siswa tetapi diartikan tidak selalu
berkaitan dengan dunia nyata, bisa juga dari dunia lain tetapi dapat
dibayangkan oleh siswa.
c) Prinsip penjenjangan menyatakan bahwa pemahaman siswa terhadap
perolehan insight dan penyelesaian secara formal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
d) Prinsip jalinan menyatakan bahwa materi matematika di sekolah tidak
dipecah-pecah menjadi aspek-aspek (learning strands) yang diajarkan
terpisah-pisah.
e) Prinsip interaksi menyatakan bahwa belajar matematika dapat dipandang
sebagai aktivitas sosial dan individu.
f) Prinsip bimbingan menyatakan bahwa siswa perlu mendapat bimbingan
dalam menemukan kembali (reinvent) matematika. (Muhamad Toyib,
2009: 20).
Menurut Asep Jihad (2008: 150), pelaksanaan pembelajaran
matematika realistik menganut lima prinsip utama yaitu:
a) Penggunaan konteks sebagai sumber belajar dalam menemukan kembali
(reinvention) idea matematika dan secara bersamaan menerapkan idea
tersebut.
b) Menggunakan model produksi dan konstruksi siswa.
c) Menolak proses yang mekanistik, saling terlepas dan tak bermakna,
prosedur rutin, dan sering bekerja individual.
d) Siswa bukan penerima informasi, tetapi subjek aktif dalam reinvention.
e) Menggunakan berbagai teori belajar yang relevan dan saling terkait.
h. Kelebihan dan Kelemahan RME
1) Kelebihan RME
Menurut Asep Jihad (2008: 150), keuntungan Pembelajaran
Matematika Realistik (PMR) antara lain sebagai berikut:
a) Pemahaman tentang RME dan pengimplementasian RME membutuhkan
paradigma, yaitu perubahan pandangan yang sangat mendasar mengenai
berbagai hal. Perubahan paradigma ini ini mudah untuk dipraktekkan
karena paradigma lama sudah begitu kuat dan lama mengakar.
b) Pencarian soal-soal yang kontekstual tidak selalu mudah untuk setiap
topik matematika yang perlu dipelajari siswa.
c) Adanya tantangan dalam mendorong siswa untuk menemukan cara
penyaleseian tiap soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
d) Proses pengembangan kemampuan berfikir siswa dengan memulai soal-
soal kontekstual, proses matematisasi horizontal dan proses matematisasi
vertikal juga bukan merupakan sesuatu yang sederhana sehingga
kecermatan guru yang sangat diperlukan.
e) Perlunya kecermatan dalam memilih alat peraga yang dapat membantu
proses berpikir siswa.
f) Penilaian (assessment) dalam RME lebih rumit daripada dalam
pembelajaran konvensional.
g) Kepadatan materi pembelajaran dalam kurikulum perlu dikurangi secara
substansial, agar proses pembelajaran siswa bisa berlangsung sesuai
dengan prinsip-prinsip RME.
i. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik
Menurut Yusuf Hartono langkah-langkah pembelajaran matematika
realistic (Nyimas Aisyah, dkk. 2007: 7-27) adalah sebagai berikut :
1) Persiapan
a) Menentukan masalah kontekstual yang sesuai dengan pokok bahasan
yang akan diajarkan.
b) Mempersiapkan model atau alat peraga yang dibutuhkan.
2) Pembukaan
a) Memperkenalkan masalah kontekstaul kepada siswa.
b) Meminta siswa menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri.
3) Proses Pembelajaaran
a) Memperhatikan kegiatan siswa baik secara individu maupun kelompok.
b) Memberi bantuan jika diperlukan.
c) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menyajikan hasil kerja mereka
dan mengomentari hasil kerja temannya.
d) Mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik untuk
menyelesaikan masalah.
e) Mengarahkan siswa untuk menemukan aturan atau prinsip yang bersifat
umum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
4) Penutup
a) Mengajak siswa menarik kesimpulan tentang apa yang telah mereka
lakukan dan pelajari.
b) Memberi evaluasi berupa soal matematika dan pekerjaan rumah.
B. Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian ini penulis mengacu pada penelitian terdahulu yang
relevan dilaksanakan saat ini.
1) Rameli dalam skripsinya berjudul Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Melalui Pendekatan Realistic Mathematics Education Pada Siswa Kelas III
Tahun 2009/2010. Penelitian Tindakan Kelas Di SD Negeri 1 Pelem
Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali. Memperoleh hasil penelitian bahwa
hasil belajar matematika setelah menggunakan pendekatan Realistic
Mathematics Education mengalami peningkatan. Dengan rincian
pembuktian peningkatan pembelajaran matematika yaitu pertemuan ke-I
nilai rata-rata 76,67 dengan prosentase siswa yang memperoleh nilai di atas
70 mencapai 100% sedangkan pada pertemuan ke-II nilai rata-rata 83,33
dengan prosentase siswa yang mendapat nilai di atas 70 mencapai 100%.
Nilai rata-rata dari hasil ulangan I dan ke-II diperoleh nilai 80,00 seluruh
siswa mendapat nilai di atas KKM (100%). Dari keseluruhan siklus yang
dilakukan, dengan menggunakan Pendekatan Realistic Mathematics
Education, disimpulkan bahwa guru telah mampu meningkatkan hasil
belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 1 Pelem Kecamatan Simo
Kabupaten Boyolali, Tahun Pelajaran 2009/2010.
2) Rina Natalia dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan Pemahaman
Konsep Jaring-jaring Bangun Ruang Melalui Pembelajaran Realistic
Mathematics Education (RME) Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01
Malangjiwan Colomadu Karanganyar Tahun Ajaran 2009/2010.
Memperoleh hasil penelitian bahwa, nilai rata-rata hasil evaluasi
matematika siswa sebelum tindakan yaitu 69,89 dan ketuntasan klasikal
63,04%. Pada siklus I pertemuan I nilai rata-rata yaitu 74,13 dan ketuntasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
klasikal 71,73%, sedangkan pertemuan II nilai rata-rata yaitu 80 dan
ketuntasan klasikal 78,26%. Nilai rata-rata hasil evaluasi siklus I pertemuan
I dan II yaitu 77,17 dan ketuntasan klasikal 78,26%. Pada siklus II
pertemuan I nilai rata-rata yaitu 83,66 dan ketuntasan klasikal 84,78%,
sedangkan pertemuan II nilai rata-rata yaitu 85,87 dengan ketuntasan
klasikal 89,13%. Nilai rata-rata dari hasil evaluasi siklus II pertemuan I dan
II yaitu 84,78 dengan ketuntasan klasikal 86,96%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran matematika melalui Realistic
Mathematics Education (RME) dapat meningkatkan pemahaman konsep
jaring-jaring bangun ruang pada siswa kelas V SD Negeri 01 Malangjiwan
Colomadu Karanganyar tahun ajaran 2009/2010.
3) Ratnasari Yulianti dalam skripsinya yang berjudul Upaya Penguasaan
Unggah-ungguh Basa Dalam Pembelajaran Bahasa Jawa Melalui Model
Problem Based Learning Siswa Kelas VA SDN I Pracimantoro Semester II
Tahun Ajaran 2010/2011. Memperoleh hasil penelitian bahwa penguasaan
unggah-ungguh basa dalam pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
siswa kelas VA SDN 1 Pracimantoro semester II tahun ajaran 2010/2011
meningkat. Hal ini dapat ditunjukkan data-data sebagai berikut: pada pra
tindakan hanya 17,14% siswa yang mendapat nilai 70, pada siklus I 42,86%
siswa telah mendapat nilai 70 dan pada siklus II 74,29% siswa telah
mendapat nilai lebih dari 70. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa
penggunaan melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
sangat berguna untuk membantu peningkatan penguasaan unggah-ungguh
basa siswa dalam pembelajaran bahasa Jawa.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori di atas dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai
berikut:
Pada kondisi awal guru belum menerapkan Realistic Mathematics
Education (RME). Pembelajaran matematika di SD Negeri 01 Siswodipuran
masih didominasi oleh pembelajaran konvensional. Siswa diposisikan sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
obyek yang dianggap tidak tahu apa-apa, sementara guru memposisikan diri
sebagai yang mempunyai pengetahuan. Siswa menjadi pasif, mereka tidak
memiliki kesempatan untuk mengembangkan ide atau gagasan dan selama
pembelajaran kurang adanya interaksi antara guru dengan siswa maupun antar
siswa sehingga membuat pemahaman siswa terhadap konsep jaring-jaring bangun
ruang masih rendah.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru menerapkan Realistic
Mathematics Education (RME) yaitu suatu pembelajaran yang memandang
matematika sebagai kegiatan manusia dan harus dikaitkan dengan realitas
sehingga siswa dapat mengalami proses penemuan kembali yang terbimbing.
Penerapan RME dapat membangkitkan kemampuan berpikir dan berargumentasi
dalam menyelesaikan masalah dengan berbagai ide atau gagasan. Melalui ide
yang dimiliki siswa akan memudahkan dalam memahami konsep matematika
yang sedang mereka pelajari.
Setelah guru menerapkan Realistic Mathematics Education (RME), siswa
menjadi lebih aktif, terjalin interaksi antara guru dengan siswa maupun antar
siswa, selain itu siswa mampu menyelesaikan masalah dengan berbagai ide atau
gagasan yang mereka miliki. Pada kondisi akhir pemahaman siswa terhadap
konsep jaring-jaring bangun ruang meningkat.
Bertolak dari pemikiran tersebut, maka penerapan pembelajaran Realistic
Mathematics Education (RME) dapat meningkatkan kemampuan siswa ternhadap
konsep jaring-jaring bangun ruang.
Dari pemikiran di atas, dapat dilihat kerangka pemikiran pada gambar
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Gambar 7. Skema Kerangka Berfikir
Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa dengan penggunaan
pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran matematika, sehingga dapat meningkatkan kemapuan siswa
di dalam memecahakan permasalahan yang kaitannya tentang jaring-jaring
bangun ruang pada siswa SD Negeri 01 Siswodipuran Kecamatan Boyolali Tahun
Pelajaran 2011/2012.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan.
Hipotesis Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai berikut :
“Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME), dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-jaring bangun
ruang pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Siswodipuran Kecamatan Boyolali
Tahun Pelajaran 2011/2012 ”.
Siklus II
Kondisi awal
Tindakan
Kondisi akhir
ü Guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional
ü Guru belum menerapkan RME
Pembelajaran menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME)
Pendekatan Realistic Mathematics Education dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah jaring-jaring bangun ruang pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Siswodipuran Kecamatan Boyolali tahun pelajaran 2011/2012.
Kemampuan siswa tentang jaring- jaring bangun ruang yang masih rendah.
Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di SD Negeri 01 Siswodipuran semester
II (genap) tahun pelajaran 2011/2012. Tempat tersebut dipilih dengan beberapa
pertimbangan, diantaranya memang di sekolah tersebut terdapat suatu
permasalahan dalam bidang akademik terutama pada mata pelajaran matematika
tentang materi Bangun Ruang. Selain itu waktu, biaya, dan keberadaan subjek
untuk memudahkan peneliti memperoleh data. Disamping itu lokasinya mudah
dijangkau oleh peneliti, dan tidak mengganggu proses belajar mengajar di sekolah
tempat peneliti melakukan penelitian.
2. Jadwal Penelitian
Peneliti telah merencanakan waktu penelitian selama 6 bulan yaitu mulai
bulan Januari 2012 sampai Juli 2012. (Waktu penelitian dapat dilihat pada
lampiran 1)
B. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian adalah sesuatu baik orang benda ataupun lembaga
(organisasi) yang sifat keadaannya akan diteliti (Amirin, 2009). Dalam penelitian
ini subyek penelitiannya adalah siswa kelas IV SD N 1 Siswodipuran, Kecamatan
Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012. Kelas IV erjumlah 39 siswa terdiri dari 21
siswa laki – laki dan 18 siswa perempuan. Menurut Amirin Obyek penelitian
adalah sifat keadaan dari suatu benda, orang atau keadaan, yang menjadi pusat
perhatian atau sasaran penelitian (2009). Obyek atau sasaran dalam penelitian ini
adalah kemampuan pemecahan masalah tentang jaring – jaring bangun ruang.
Dari subyek dan obyek penelitian tersebut dapat diketahui variabel
penelitian. Variabel penelitian adalah suatu akibat, nilai, atau sifat dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 38). Dalam
penelitian ini terdapat variabel (pendekatan Realistic Mathemathic Education).
Menurut Sugiyono variabel bebas (x) adalah merupakan yang mempengaruhi atay
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Sedangkan variabel terikat (y) maupun variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (2010). Seperti yang dijelaskan
dalam bab II yang dimaksud pendekatan Realistic Mathemathic Education adalah
suatu pembelajaran yang memandang matematika sebagai kegiatan manusia dan
harus dikaitkan dengan realitas sehingga siswa dapat mengalami proses penemuan
kembali yang terbimbing.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi Arikunto, 2008: 3).
Tindakan itu dilakukan di dalam kelas yang diberikan kepada siswa oleh seorang
guru. Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang
bertahap dan berkelanjutan sampai memperoleh hasil yang ditetapkan/
ditargetkan.
2. Strategi Penelitian
Strategi tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
siklus. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Suhardjono dalam Suharsimi
Arikunto (2008: 73), bahwa PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang
di dalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu (a) perencanaan; (b)
tindakan; (c) pengamatan; dan (d) refleksi.
Adapun perincian dari keempat tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
1) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang terjadi di dalam kelas
saat pembelajaran Matematika.
2) Menetapkan alasan dilakukan penelitian tersebut.
3) Merumuskan permasalahan sesuai materi yang akan digunakan dalam
penelitian.
4) Menetapkan cara pemecahan masalah dengan pendekatan Realistic
Mathematics Education.
5) Menentukan indikator kinerja.
6) Merancang tindakan kelas secara rinci dan menyusun instrumen penelitian.
b. Tahap Tindakan
Tahap tindakan merupakan tahap pelaksanaan dari rancangan dan instrumen
penelitian yang telah disusun yang diterapkan pada proses pembelajaran.
Kegiatan pelaksanaan tindakan selalu diamati dan direfleksikan.
c. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini dilakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi saat
penerapan tindakan yang sudah direncanakan pada pembelajaran yang
sesungguhnya.
d. Tahap Refleksi
Tahap refleksi diawali dengan menganalisis dan mengkaji secara menyeluruh
dari hasil pengamatan sehingga diperoleh simpulan tentang bagian yang telah
mencapai tujuan penelitian dan bagian yang masih perlu perbaikan. Dari hasil
penarikan kesimpulan tersebut, dapat diketahui apakah tindakan ini dapat
mencapai keberhasilan dengan adanya peningkatan penguasaan konsep atau
tidak. Supardi dalam Suharsimi Arikunto (2008: 133) menjelaskan bahwa
reflection adalah kegiatan mengulas secara kritis (reflective) tentang perubahan
yang terjadi (a) pada siswa, (b) suasana kelas, dan (c) guru. Berdasarkan hasil
refleksi peneliti dapat mengetahui seberapa jauh keberhasilan dan kekurangan
dari pembelajaran yang telah dilakukan. Kekurangan tersebut berusaha diatasi
dengan melaksanakan tindakan atau melaksanakan siklus selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
D. Variabel Data
Variabel penelitian adalah suatu akibat, nilai, atau sifat dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 38). Data yang
sudah digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam kegiatan penelitian harus
dimantapkan kebenarannya. Oleh Karen itu, penulis harus memilih dan
menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang
sudah diperolehnya. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah pendekatan
Realistic Mathematics Education sebagai variabel bebas (X) dan peningkatan
kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-jaring bangun ruang sebagai
variabel terikat (Y). Sedangkan data yang dikumpulkan adalah :
1. Konsep materi tentang pemecahan masalah jaring-jaring bangun ruang.
2. Kemampuan memahami materi tentang jaring-jaring bangun ruang.
3. Semangat dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Matematika.
4. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran.
5. Ketepatan guru dalam memilih model pembelajaran.
E. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk penelitian dan sumber data yang dimanfaatkan,
maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Observasi (Pengamatan)
Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan peniliti dengan
cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.
Observasi ini dilakukan secara formal di dalam ruang kelas pada saat
pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengetahui
perkembangan siswa dan guru kelas IV SD Negeri 01 Siswodipuran selama
proses pembelajaran sesuai dengan siklus yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang bersumber dari dokumen dan arsip.
Dokumen berupa daftar nilai, daftar hadir siswa dan arsip-arsip lain yang
dimiliki guru kelas IV SD Negeri 01 Siswodipuran.
3. Tes
Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur kemampuan tentang
pemecahan masalah yang melibatkan uang yang diperoleh siswa setelah
kegiatan pembelajaran Matematika dengan menggunakan pendekatan Realistic
Mathematics Education. Tes ini diberikan pada awal penelitian untuk
mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan siswa dalam pembelajaran.
Selain itu tes ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran untuk mengetahui
peningkatan kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 01 Siswodipuran.
4. Wawancara
Menurut Sugiyono (2009: 317) wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Wawancara
dilakukan dengan guru kelas V SD Negeri 1 Siswodipuran dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi dan memperoleh data yang berkaitan dengan
pembelajaran matematika sebelum dan sesudah penerapan realistic
mathematics education di SD Negeri 1 Siswodipuran.
F. Validitas Data
Data penelitian perlu diperiksa validitasnya agar data tersebut bisa
dipertanggungjawabkan. Menurut Sarwiji Suwandi (2009: 60) mengemukakan
bahwa “Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa
validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat
dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik simpulan.” Teknik yang
digunakan untuk menjaga kevalidan data dalam penelitian digunakan teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
triangulasi. Menurut Moleong (2009: 330) “Teknik triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding data.” Berikut teknik
triangulasi yang digunakan untuk menguji validitas data dalam penelitian ini:
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda
dalam penelitian kualitatif (Patton, 1987: 331) dalam Lexy J. Moleong (2009:
330). Dari teknik ini diharapkan dapat memberi informasi yang tepat sesuai
keadaan siswa maupun guru. Dalam tahap triangulasi sumber, peneliti
membandingkan data dari berbagai sumber baik siswa maupun guru.
2. Triangulasi Metode
Triangulasi metode dilakukan peneliti dengan mengumpulkan data
sejenis dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda
(Sutopo: 2002: 80). Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek
dengan observasi dan dokumentasi. Apabila hasil data yang diperoleh dengan tiga
teknik tersebut berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada
sumber data yang bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap
benar. Dari beberapa data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data yang
berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan agar
diperoleh data yang lebih kuat validitasnya.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model analisis interaktif. Cara analisisnya mengikuti pola pemikiran yang
kongkret kualitatif artinya suatu analisis yang kajiannya didasarkan pada
kenyataan-kenyataan empirik dan unsur-unsur terkecil dari pendekatan secara
mikro ke makro untuk unit kasus tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Model analisis interaktif mempunyai tiga komponen yaitu: (1) Reduksi
Data (Data Reduction), (2) Penyajian Data (Data Display), (3) Penarikan
Kesimpulan (Verification). Miles dan Huberman (2009: 19) mengemukakan
bahwa tiga komponen tersebut sebagai sesuatu yang jalin menjalin pada saat
sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar,
untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan
sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Berikut
penjelasan alur kegiatan analisis interaktif menurut Miles dan Huberman (2009:
15-21)
1. Reduksi Data
Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Data-data penelitian yang telah dikumpulkan
selanjutnya direduksi yaitu mempertegas, menggolongkan, memfokuskan,
membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data sedemikian rupa
sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Proses reduksi ini berlangsung terus
selama pelaksanaan penelitian.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan data/ informasi yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian
data yang digunakan dapat berupa: berbagai jenis matriks, grafik, jaringan, dan
bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam
suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, dengan demikian penganalisis dapat
melihat apa yang sedang terjadi, dapat menarik suatu kesimpulan, dan
menentukan tindakan yang harus dilakukan.
3. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat
berupa hubungan kausal (interaktif), hipotesis atau teori.
Ketiga komponen analisis data saling berhubungan dan dapat digambarkan
pada skema berikut:
Gambar 8. Komponen-komponen Analisis Data
(Sumber : Miles dan Huberman, 2009: 20)
Dari bagan diatas, langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini
adalah:
a. Melakukan analisis awal, dengan cara mengumpulkan dokumen yang ada.
Dokumen tersebut antara lain silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), dan daftar perolehan nilai penguasaan konsep keputusan bersama pada
siswa kelas IV SD Negeri 01 Siswodipuran.
b. Pemilihan dan penyederhanaan data kasar yang muncul selama proses
pembelajaran Matematika berlangsung.
c. Mengembangkan bentuk sajian data yaitu menyusun sekumpulan informasi
yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan.
d. Melakukan analisis data.
e. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.
Pengumpulan Data
(Data Collection)
Reduksi Data
(Data Reduction)
Penyajian Data
(Data Display)
Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
H. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
atau tolok ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Pada
penelitian ini, indikator yang menjadi pedoman keberhasilan adalah meningkatnya
pemahaman konsep pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Siswodipuran,
Kecamatan Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011 melalui pengoptimalan
penerapan pendekatan Realistic Mathematics Education. Indikator penelitian
bersumber dari kurikulum dan silabus KTSP matematika kelas IV serta Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh kepala sekolah dan guru
mata pelajaran matematika, yaitu 70.
Pada siklus I pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil tes evaluasi
siswa mencapai rata-rata kelas 70 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 70
mencapai 70 % . Pada siklus II pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil
evaluasi siswa mencapai rata-rata kelas 80 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 80
mencapai 80 %.
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal
hingga akhir. Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 20) ada empat tahapan penting
dalam penelitian tindakan yaitu: (1) perencanaan (planning); (2) penerapan
tindakan (action); (3) mengobservasi (observation); dan (4) melakukan refleksi
(reflecting). Setiap pelaksanaan siklus pada penelitian tindakan kelas harus
mencakup 4 tahapan di atas.
Untuk lebih jelasnya rangkaian tahapan dalam penelitian tindakan kelas
dapat dilihat sebagai berikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Gambar 9. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto dkk,
2008: 16)
Berdasarkan bagan di atas, dapat dijelaskan bahwa keempat tahap dalam
penelitian tindakan tersebut adalah unsur yang dapat membentuk sebuah siklus.
Siklus pertama diawali dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, kemudian
refleksi. Jika pada siklus yang pertama, setelah direfleksi ternyata belum cukup
menghasilkan apa yang ingin dicapai maka setelah tahap tersebut dilakukan
perencanaan untuk siklus kedua kemudian pelaksanaan, pengamatan sampai
direfleksi kembali sampai apa yang ditargetkan peneliti sudah tercapai. Dalam
penelitian ini akan diadakan dua kali siklus pembelajaran matematika dengan
menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME). Adapun
prosedur tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Adapun tahapan pada masing-masing siklus adalah sebagai berikut :
Perencanaan
Pelaksanaan Siklus I Refleksi
Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Siklus II
?
Pelaksanaan
Pengamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
1. Rancangan Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti telah menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan, mempersiapkan
materi yang akan disampaikan, mempersiapkan media yang akan dipakai
dalam pembelajaran, dan sumber belajar yang diperlukan..
b. Penerapan Tindakan
Penerapan tindakan merupakan pelaksanaan dari rencana
pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan. Secara garis besar pelaksanaan
tindakan pelaksanaan pembelajaran matematika dengan pendekatan Realistic
Mathematics Education (RME) adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal termasuk tahap persiapan dalam pendekatan Realistic
Mathematics Education (RME). Sebelum menyampaikan materi, guru
memberikan apersepsi yang terkait dengan materi yang akan dipelajari
yaitu bangun ruang, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai, serta memotivasi siswa untuk memperhatikan pelajaran.
2) Kegiatan Inti
Pada pembelajaran ini, kegiatan inti termasuk dalam tahap penyampaian
dan tahap pelatihan. Kegiatan inti terbagi menjadi tiga tahap yaitu
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
a) Eksplorasi
Dalam kegiatan ini, guru menggali informasi sebanyak-banyaknya
tentang kemampuan yang dimiliki oleh siswa, berkaitan dengan materi
yang akan diajarkan. Dalam hal ini guru menggali penguasaan konsep
siswa tentang bangun ruang, khususnya sifat dan jaring-jaring bangun
ruang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
b) Elaborasi
Dalam elaborasi, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME).
Adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:
1) Guru memberikan sedikit ulasan tentang bangun ruang, emudian
guru mengkhususkan materi balok dan kubus yang akan dipelajari.
2) Guru memaparkan contoh benda berbentuk balok dan kubus, dan
semua siswa diminta untuk mengamati.
3) Siswa diminta untuk menyebutkan contoh benda berbentuk balok
dan kubus yang ada di lingkungan sekitar mereka.
4) Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan tentang sifat-sifat
yang dimiliki bangun ruang balok dan kubus.
5) Guru memberikan contoh cara pembuatan jaring-jaring balok dan
kubus, dan semua siswa mengamati.
6) Kemudian guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari 5 anak.
7) Salah satu perwakilan dari siswa maju ke depan menyebutkan sifat-
sifat balok dan kubus, ada juga perwakilan dari salah satu siswa yang
membuat jaring-jaring balok dan kubus sesuai bimbingan guru tadi.
8) Guru memberikan lembaran soal-soal evaluasi tentang sifat maupun
jaring-jaring bangun ruang balok dan kubus, untuk didiskusikan dan
dikerjakan masing-masing kelompok maupun individu, sesuai
dengan materi yang telah dipelajari bersama.
9) Setelah selesai, perwakilan siswa dari masing-masing kelompok
diminta maju ke depan untuk membacakan hasil pekerjaan mereka.
10) Kelompok yang lain memperhatikan, mencatat hal penting dan
saling memberi masukkan.
c) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi ini, kegiatan yang akan dilakukan guru
yaitu membenarkan atau meluruskan jawaban siswa yang sekiranya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
kurang tepat sehingga tidak terjadi kesalahan konsep dan pemantapan
materi bangun ruang balok dan kubus yang telah dipelajari. Sehingga
kemampuan siswa untuk memecahkan masalah yang berkaian dengan
hal tersebut juga dapat meningkat
3) Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir pembelajaran menggunakan RME, kegiatan yang
dilakukan berupa:
a) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran.
b) Siswa mengerjakan soal evaluasi.
c) Guru memberikan penilaian dan penguatan.
c. Observasi
Observasi adalah mengamati tingkah laku siswa dan guru selama
kegiatan pembelajaran berlangsung untuk penelitian. Dalam melakukan
observasi, peneliti dibantu oleh guru kelas. Sasaran yang diamati adalah
aktivitas siswa kemudian juga aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME).
d. Refleksi
Refleksi dilakukan setiap akhir pembelajaran. Refleksi dilaksanakan
untuk mengetahui bagian yang sudah sesuai dengan tujuan penelitian, masalah-
masalah yang muncul saat pembelajaran, dan bagian yang masih perlu
diperbaiki. Refleksi pada siklus ini memperoleh hasil prosentase ketuntasan
79,48 % yang masih kurang dari indikator ketercapaian yang diharapkan yaitu
>80%. Dengan demikian, masih ada bagian yang masih perlu diperbaiki maka
peneliti dan observer berdiskusi untuk menyusun rencana perbaikan tindakan
dan mempertahankan bagian yang sudah sesuai dengan tujuan penelitian yang
akan diterapkan pada siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2. Rancangan Siklus II
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus II merupakan hasil refleksi siklus I yang
meliputi rencana perbaikan dan penyempurnaan penggunaan pendekatan
Realistic Mathematics Education (RME) dalam pembelajaran ini. Materi yang
diajarkan masih sama dengan materi pada siklus I. Segala sesuatu yang
dipersiapkan pada siklus II, masih sama seperti siklus I. Hanya saja,
perencanaan siklus II lebih dipersiapkan lagi untuk memperbaiki kekurangan/
kelemahan pada siklus I, berdasarkan hasil analisis dan pembahasan siklus I.
b. Tindakan
Tindakan yang dilaksanakan pada siklus II sesuai dengan RPP siklus
II yang telah disusun. Pada tahap ini guru mengoptimalkan penggunaan
pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) untuk memperbaiki
kekurangan dan masalah yang muncul pada siklus I. Penggunaan pendekatan
ini dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran untuk
meningkatkan kemapuan siswa di dalam memahami materi guna meningkatkan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah atau soal matematika yang
berkaitan dengan bangun ruang balok dan kubus. Dalam kegiatan ini langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal termasuk tahap persiapan dalam penggunaan pendekatan
Realistic Mathematics Education (RME). Sebelum menyampaikan materi,
guru memberikan apersepsi yang terkait dengan materi yang akan
dipelajari, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, serta memotivasi siswa untuk memperhatikan pelajaran.
2. Kegiatan Inti
Padapembelajaran ini, kegiatan inti termasuk dalam tahap penyampaian
dan tahap pelatihan. Kegiatan inti terbagi menjadi tiga tahap yaitu
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan ini, guru menggali informasi sebanyak-banyaknya
tentang kemampuan yang dimiliki oleh siswa, berkaitan dengan materi
yang akan diajarkan. Dalam hal ini guru menggali penguasaan konsep
siswa tentang bangun ruang, khususnya sifat dan jaring-jaring bangun
ruang.
2. Elaborasi
Dalam elaborasi, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME).
Adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:
1) Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri
dari 5 anak.
2) Siswa diminta mencari benda di sekitar mereka yang berbentuk
balok dan kubus.
3) Masing-masing kelompok tersedia berbagai macam contoh benda
yang berbentuk balok dan kubus sesuai yang mereka cari.
4) Semua siswa diminta unuk mengamati benda yang ada di depan
mereka, kemudian diminta untuk mengidentifikasi sesuai sifat-sifat
balok dan kubus yang telah mereka pelajari.
5) Siswa masing-masing kelompok, semua anggota kelompok diminta
membuat jaring-jaring balok dan kubus.
6) Setelah semua paham mengenai cara-cara pembuatan jaring-jaring
balok dan kubus, kemudian diminta untuk membuktikannya dengan
cara menggabungkan jaring-jaring tadi menjadi sebuah benda
berbentuk balok maupuan berbentuk kubus.
7) Setelah selesai, perwakilan siswa dari masing-masing kelompok
diminta maju ke depan untuk membacakan dan memaparkan hasil
pekerjaan mereka.
8) Kelompok yang lain memperhatikan, mencatat hal penting dan
saling memberi masukkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
d) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi ini, guru membenarkan jawaban siswa yang
sekiranya kurang tepat sehingga tidak terjadi kesalahan konsep dan
pemantapan materi yang telah dipelajari. Sehingga peningkatan
kemampuan siswa, dalam penyimpulan atau pemecahan masalah
mengenai materi bangun ruang balok dan kubus dapat terjawab dengan
jelas begitu juga dengan konsep materinya.
3. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir terdapat tahap penampilan hasil sebagai tahap akhir
dalam penggunaan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) .
Kegiatan yang dilakukan berupa:
1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran dan
pemantapan materi.
2. Guru melakukan evaluasi tertulis
3. Guru memberi tugas
4. Guru menyampaikan pesan moral dan menutup pembelajaran.
c. Observasi
Observasi dilakukan selama pembelajaran matematika berlangsung.
Observasi yang dilakukan pada siklus II juga masih sama dengan observasi
pada siklus I, yaitu mengobservasi aktivitas siswa dan kinerja guru dalam
pembelajaran menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education
(RME).
d. Refleksi
Setelah pembelajaran siklus II berakhir, maka diadakan analisis semua
data yang diperoleh melalui proses observasi, wawancara, dan nilai hasil
evaluasi penguasaan konsep. Pada siklus ini diperoleh hasil prosentase
ketuntasan sebesar 89,74%. Dengan demikian indikator ketercapaian >80%
sudah tercapai, maka penelitian tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Siswodipuran
Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali. Pendirian sekolah ini adalah agar
tgerwujudnya atau terbentuknya siswa yang cerdas, berbudi pekerti luhur,
terampil, sehat jasmani dan rohani. Lokasi Sekolah Dasar Negeri 1 Siswodipuran
tepatnya di Jalan Nanas Kelurahan Siswodipuran Kecamatan Boyolali, Kabupaten
Boyolali.
Bangunan sekolah ini terdiri dari enam ruang kelas, satu ruang guru yang
menjadi satu dengan ruang kepala sekolah, selain itu juga ada mushola, UKS, dan
perpustakaan. Halaman di sekolah ini juga cukup luas dan biasa digunakan untuk
upacara dan olahraga.
Ruang kelas yang terdiri dari enam ruangan ini cukup untuk proses belajar
mengajar siswa dan kondisinya cukup baik. Kelas merupakan tempat utama
belajar siswa SD Negeri 1 Siswodipuran. Siswa yang belajar di sekolah ini berasal
dari masyarakat sekitar sekolah.
Dalam pembelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri 1 Siswodipuran,
guru sudah cukup inovatif dalam menyampaikan materi kepada siswa, namun
belum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan teknik maupun metode
lain khususnya untuk pembelajaran Matematika pada materi sifat-sifat bangun
ruang dan jaring-jaring bangun ruang pada khususnya, sehingga pemahaman
konsep siswa dalam pembelajaran masih sangat rendah. Untuk mengatasi hal
tersebut peneliti mengadakan penelitian di kelas IV, maka peneliti menggunakan
pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dalam pembelajaran yang
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan materi bangun ruang
dan jaring-jaring bangun ruang.
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
B. Deskripsi Pra Tindakan
Nilai tes kemampuan awal belajar matematika mempunyai rentangan 30-
92 dengan rata-rata 58,7 tabel 1 menyajikan diskripsi data nilai tes mata pelajaran
matematika.
Tabel 1. Distribusi Presentasi Nilai Tes Kemampuan Awal
No Interval
Nilai
Frekuens
i (fi)
Nilai
Tengah (xi)
Fi.xi Prosentase
(%)
Keterangan
1 30-38 3 34 102 7,69 Tidak tuntas
2 39-47 6 43 258 15,83 Tidak tuntas
3 48-56 9 52 468 23.07 Tidak tuntas
4 57-65 10 61 610 25,64 Tidak tuntas
5 66-74 4 70 280 10,25 Tuntas
6 75-83 5 79 395 12,82 Tuntas
7 84-92 2 88 176 5,12 Tuntas
Jumlah 39 2289 100
Nilai rata-rata = 2289 : 39 = 58.7
Ketuntasan klasikal = (11:39) x 100% = 28,20 %
Nilai Di bawah KKM = (28 :39) x 100% = 71,79 %
Nilai tertinggi = 90
Nilai terendah = 30
Berdasarkan tabel diatas, jika disajikan dalam bentuk grafik maka akan
tampak seperti dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 10 . Grafik Nilai Siswa kelas IV SDN Siswodipuran tahun
2011/2012
1. Tindakan Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Tiap
pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit ) yaitu dilaksanakan pada
tanggal . Adapun tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai beri
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 April 2012 di ruang
guru SDN 1 Siswodipuran. Peneliti dan guru kelas IV mendiskusikan rancangan
tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Akhir diskusi diperoleh
kesepakatan bahwa pelaksa
Senin, Kamis dan Sabtu, tanggal 16, 19 dan 21 April 2012. Pelaksanaan siklus I
pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 16 April 2012 selama dua jam
pelajaran (2 x 35 menit) yaitu jam ke
08.10 WIB). Pelaksanaan siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 19 April 2012 selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yaitu jam ke
0
2
4
6
8
10
12JU
MLA
H S
ISW
A
Gambar 10 . Grafik Nilai Siswa kelas IV SDN Siswodipuran tahun
C. Deskripsi Hasil Tindakan
Tindakan siklus I dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Tiap
pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit ) yaitu dilaksanakan pada
tanggal . Adapun tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 April 2012 di ruang
guru SDN 1 Siswodipuran. Peneliti dan guru kelas IV mendiskusikan rancangan
tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Akhir diskusi diperoleh
kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan siklus I akan dilaksanakan pada hari
Senin, Kamis dan Sabtu, tanggal 16, 19 dan 21 April 2012. Pelaksanaan siklus I
pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 16 April 2012 selama dua jam
pelajaran (2 x 35 menit) yaitu jam ke-1 dan jam ke-2 (pukul 07.00 WIB s/d pukul
08.10 WIB). Pelaksanaan siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 19 April 2012 selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yaitu jam ke
30-38 39-47 48-56 57-65 66-74 75-83
INTERVAL NILAI
45
Gambar 10 . Grafik Nilai Siswa kelas IV SDN Siswodipuran tahun
Tindakan siklus I dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Tiap-tiap
pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit ) yaitu dilaksanakan pada
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 April 2012 di ruang
guru SDN 1 Siswodipuran. Peneliti dan guru kelas IV mendiskusikan rancangan
tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Akhir diskusi diperoleh
akan dilaksanakan pada hari
Senin, Kamis dan Sabtu, tanggal 16, 19 dan 21 April 2012. Pelaksanaan siklus I
pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 16 April 2012 selama dua jam
2 (pukul 07.00 WIB s/d pukul
08.10 WIB). Pelaksanaan siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 19 April 2012 selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yaitu jam ke-1 dan
84-92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
jam ke-2 (pukul 07.00 WIB s/d pukul 08.10 WIB). Pelaksanaan siklus I
pertemuan III dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 April 2012 selama dua jam
pelajaran (2 x 35 menit) yaitu jam ke-1 dan jam ke-2 (pukul 07.00 WIB s/d pukul
08.10 WIB).
Guru kelas IV dan peneliti menyamakan persepsi tentang Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam RPP yang telah disusun, setiap pertemuan waktu selama 70
menit digunakan untuk kegiatan awal pembelajaran selama 10 menit, kegiatan
inti yang terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (EEK) selama 45 menit,
dan kegiatan akhir selama 15 menit.
Pembelajaran yang dilaksanakan adalah cara meningkatkan kemampuan
anak tentang pemecahan masalah berkaitan dengan bangun ruang balok dan
kubus, yang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan Realistic
Mathematics Education (RME). Mengingat bahwa Realistic Mathematics
Education (RME) adalah pembelajaran yang memandang matematika sebagai
kegiatan manusia dan harus dikaitkan dengan relitas sehingga siswa dapat
melakukan proses penemuan kembali yang terbimbing. Dengan demikian siswa
dapat mengalami proses yang sama dengan proses penemuan ide dan konsep
matematika.
Setelah RPP dibuat, peneliti mempersiapkan media dan sumber belajar.
Media yang akan digunakan adalah kertas karton, gunting, dan lem. Sedangkan
sumber belajar diambil dari buku paket dan LKS siswa. Selanjutnya peneliti
mempersiapkan lembar kerja kelompok, soal evaluasi individu, daftar nilai,
reward, lembar observasi guru mengajar dan lembar observasi aktivitas siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan I
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 16 April 2012. Tindakan dilaksanakan sesuai perencanaan selama
dua jam pelajaran (2x35menit) yaitu jam ke-1 dan jam ke-2 (pukul 07.00
WIB s/d pukul 08.10 WIB). Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
SD Negeri 1 Siswodipuran Boyolali. Urutan pelaksanaan tindakan siklus
pertama pertemuan pertama adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan awal
Guru memberikan salam pembuka lalu siswa berdoa bersama dan
melaksanakan absensi. Kegiatan dilanjutkan dengan bernyanyi bersama
untuk menumbuhkan semangat siswa dan melakukan tanya jawab untuk
menumbukan rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari.
Siswa dikondisikan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada
kegiatan ekplorasi terdiri dari langkah berikut:
(1) Guru bertanya dengan siswa, tentang apa itu bangun ruang, dan
macam-macam bangun ruang.
(2) Guru bertanya dengan siswa, contoh benda berbentuk kubus dan
balok yang ada di lingkungan sekitar mereka.
(3) Guru menggali pengetahuan siswa tentang unsur-unsur yang
dimiliki balok dan kubus sesuai yang mereka ketahui.
(4) Guru memberikan penjelasan tentang balok dan kubus.
Pada kegiatan elaborasi terdiri dari langkah berikut :
(1) Guru menunjuk salah satu siswa maju ke depan untuk menjelaskan
sifat-sifat kubus, sesuai contoh benda yang telah dipersiapkan oleh
guru.
(2) Siswa yang lain memperhatikan dan saling memberikan tanggapan
“benar / salah”.
(3) Guru menunjuk salah satu siswa maju ke depan untuk menjelaskan
sifat-sifat balok, sesuai contoh benda yang telah dipersiapkan oleh
guru.
(4) Siswa yang lain memperhatikan dan saling memberikan tanggapan
“benar / salah”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Pada kegiatan konfirmasi terdiri dari langkah berikut :
(1) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan.
(2) Guru mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sifat-sifat bangun
ruang, khususnya balok dan kubus.
c) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup siswa mengerjakan tes evaluasi individu, lalu
untuk memotivasi siswa, guru memberikan penghargaan kepada siswa
yang berprestasi. Untuk kegiatan tindak lanjut siswa mendapatkan
pekerjaan rumah (PR).
2) Pertemuan II
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 19 April 2012. Tindakan dilaksanakan sesuai perencanaan selama
dua jam pelajaran (2x35menit) yaitu jam ke-1 dan jam ke-2 (pukul 07.00
WIB s/d pukul 08.10 WIB). Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas IV
SD Negeri 1 Siswodipuran Boyolali. Urutan pelaksanaan tindakan siklus
pertama pertemuan pertama adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan awal
Guru memberikan salam pembuka lalu siswa berdoa bersama dan
melaksanakan absensi. Kegiatan dilanjutkan dengan bernyanyi bersama
untuk menumbuhkan semangat siswa dan melakukan tanya jawab untuk
menumbukan rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari.
Siswa dikondisikan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada
kegiatan ekplorasi terdiri dari langkah berikut:
(1) Guru menunjukkan kertas karton di depan kelas yang berisi gambar
model jaring-jaring kubus dan balok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
(2) Guru membimbing siswa mengidentifikasi gambar jaring-jaring
tersebut mana yang jaring-jaring kubus atau balok atau bukan
merupakan jaring-jaring kubus dan balok.
Pada kegiatan elaborasi terdiri dari langkah berikut :
(1) Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 5 siswa.
(2) Guru membagikan lembar kerja pada setiap siswa dalam masing-
masing kelompok.
(3) Siswa setiap kelompok memperhatikan gambar model jaring-jaring
kubus dan balok yang ditunjukkan oleh guru di depan kelas.
(4) Siswa tiap kelompok mengidentifikasikan gambar jaring-jaring
tersebut merupakan jaring-jaring kubus atau balok atau bukan
merupakan jaring-jaring kubus atau balok.
(5) Guru meminta siswa perwakilan setiap kelompok maju ke depan
membacakan hasil diskusinya.
(6) Siswa dari kelompok lain memperhatikan dan saling memberikan
masukkan.
Pada kegiatan eksplorasi terdiri dari lankah berikut :
(1) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan.
(2) Guru mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jaring-jaring
bangun ruang balok dan kubus.
(3) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup siswa mengerjakan tes evaluasi individu, lalu
untuk memotivasi siswa, guru memberikan penghargaan kepada siswa
yang berprestasi. Untuk kegiatan tindak lanjut siswa mendapatkan
pekerjaan rumah (PR).
3) Pertemuan III
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan III dilaksanakan pada hari Sabtu
tanggal 21 April 2012. Tindakan dilaksanakan sesuai perencanaan selama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
dua jam pelajaran (2x35menit) yaitu jam ke-1 dan jam ke-2 (pukul 07.00
WIB s/d pukul 08.10 WIB). Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas IV
SD Negeri 1 Siswodipuran Boyolali. Urutan pelaksanaan tindakan siklus
pertama pertemuan pertama adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan awal
Guru memberikan salam pembuka lalu siswa berdoa bersama dan
melaksanakan absensi. Kegiatan dilanjutkan dengan bernyanyi bersama
untuk menumbuhkan semangat siswa dan melakukan tanya jawab untuk
menumbukan rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari.
Siswa dikondisikan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada
kegiatan ekplorasi terdiri dari langkah berikut:
(1) Guru bertanya pada siswa tentang apa itu bangun ruang yang telah
mereka ketahui, dan apa saja macam-macam contoh bendanya ?
(2) Guru meminta siswa memberikan contoh benda berbentuk balok
dan kubus yang ada dilingkungan sekitarnya.
(3) Guru meminta perwakilan siswa maju ke depan mendeskripsikan
sifat-sifat kubus dan balok yang telah mereka ketahui.
Pada kegiatan elaborasi terdiri dari langkah berikut :
(1) Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, masing-masing siswa
terdiri dari 5 siswa.
(2) Guru membagikan lembar diskusi pada masing-masing kelompok.
(3) Siswa diminta untuk mendiskusikan tentang jaring-jaring kubus
dan balok.
(4) Guru meminta perwakilan siswa dari masing-masing kelompok
maju ke depan maju ke depan membacakan hasil diskusinya.
(5) Siswa dari kelompok lain memperhatikan, dan saling memberikan
masukkan.
Pada kegiatan eksplorasi terdiri dari lankah berikut :
(1) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
(2) Guru mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sifat-sifat bangun
ruang dan jaring-jaring bangun ruang, khususnya balok dan kubus.
(4) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup siswa mengerjakan tes evaluasi individu, lalu
untuk memotivasi siswa, guru memberikan penghargaan kepada siswa
yang berprestasi. Untuk kegiatan tindak lanjut siswa mendapatkan
pekerjaan rumah (PR).
c. Observasi
Tahap ini peneliti melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan
proses pembelajaran dengan penggunaan media realistik berupa jaring-jaring
bangun ruang sderhana. Dalam mengadakan pemantauan peneliti
menggunakan lembar observasi. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui
kemampuan dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan media realistik berupa jaring-jaring bangun ruang sederhana.
Tabel 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran siklus I
No Aspek Yang
Dinilai
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
A B C D A B C D A B C D
1 Aktif
mendengarkan
penjelasan guru
√ √ √
2 Aktif menjawab
pertanyaan guru
√ √ √
3 Keaktifan dan
inisiatif siswa
meningkat
√ √ √
4 Motivasi dan minat
untuk bertanya
√ √ √
5 Kesungguhan √ √ √
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
No Aspek Yang
Dinilai
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
A B C D A B C D A B C D
siswa
menyelesaikan
tugas
6 Kesungguhan
mengerjakan soal
tes
√ √ √
Keterangan :
A : Amat Baik, B : Baik, C : Cukup, D : Kurang
Observasi tersebut tidak hanya dilakukan pada aktivitas siswa, juga
ditunjukkan pada guru dalam proses pembelajaran. Adapun observasi untuk guru
dapat dijelaskan seperti:
Tabel 3. Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I
No Aspek Yang
Dinilai
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
A B C D A B C D A B C D
1 Memberi informasi
secara tepat
√ √ √
2 Menggunakan
berbagai sumber
√ √ √
3 Menggunakan
waktu sesuai
rencana
√ √ √
4 Penuh perhatian
pada siswa
√ √ √
5 Memotivasi
individu
√ √ √
6 Memotivasi
kelompok
√ √ √
7 Menggunakan √ √ √
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
No Aspek Yang
Dinilai
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
A B C D A B C D A B C D
multi metode
8 Menggunakan
media secara tepat
√ √ √
9 Melakukan
penilaian proses
√ √ √
10 Memberikan tindak
lanjut
√ √ √
Berdasarkan data-data tersebut diperoleh hasil observasi.
1) Kegiatan Siswa
a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru.
b) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru dengan baik.
c) Kreatifitas dan inisiatif siswa belum cukup meningkat.
d) Motivasi dan kemampuan siswa belum cukup meningkat karena belum
banyak siswa yang bertanya.
e) Siswa menunjukkan kesungguhan untuk menyelesaikan tugas guru.
2) Kegiatan Guru
a) Memberikan informasi secara tepat dengan baik.
b) Menggunakan berbagai sumber dengan baik.
c) Menggunakan waktu sesuai rencana dengan baik.
d) Penuh perhatian terhadap seluruh siswa dengan baik.
e) Memotivasi siswa secara individu dengan baik.
f) Memotivasi siswa secara kelompok dengan baik.
g) Telah menggunakan berbagai metode dengan baik.
h) Telah menggunakan media realita secara tepat dengan baik.
i) Telah melakukan penilaian proses dengan baik.
j) Telah memberikan tindak lanjut dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
d. Analisis dan Refleksi
Hasil penelitian siklus I, maka peneliti merenungkan bahwa masih ada
beberapa siswa yang belum menunjukkan kesungguhan dan masih ada siswa
yang belum tahu akan sifat bangun dan hubungan antar bangun. Demikian
dapat direnungkan bahwa penelitian pada siklus I belum menunjukkan
keberhasilan dalam proses pembelajaran sehingga merencanakan lagi untuk
siklus berikutnya. Adapun yang diperoleh siswa pada siklus I dapat dilihat pada
tabel grafik berikut :
Tabel 4. Data Hasil Belajar Matematika siklus I.
No Interval Nilai (x) Frekuensi fx
1 30-38 0 0 0
2 39-47 0 0 0
3 48-56 50 3 150
4 57-65 60 5 300
5 66-74 70 16 1120
6 75-83 80 11 880
7 84-92 90 4 360
Jumlah 39 2810
Nilai rata-rata 72
Berdasarkan data di atas, jika disajikan dalam bentuk grafik maka
akan tampak seperti berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 11. Grafik data hasil belajar matematika siklus I
Berdasarkan data dan hasil observasi tentang aktivitas dan hasil
belajar siswa, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada peningkatan suatu
proses pembelajaran yang berarti. Karena kreatifitas,
belum meningkat. Berkaitan dengan hal tersebut, maka peneliti mengadakan
tindakan untuk siklus berikutnya.
2. Tindakan Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Tiap
pertemuan terdiri dari dua jam
tanggal . Adapun tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 April 2012 di ruang
guru SDN 1 Siswodipuran. Peneliti dan guru kela
tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Akhir diskusi diperoleh
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18JU
MLA
H S
ISW
A
Gambar 11. Grafik data hasil belajar matematika siklus I
Berdasarkan data dan hasil observasi tentang aktivitas dan hasil
belajar siswa, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada peningkatan suatu
proses pembelajaran yang berarti. Karena kreatifitas, motivasi dan kemampuan
belum meningkat. Berkaitan dengan hal tersebut, maka peneliti mengadakan
tindakan untuk siklus berikutnya.
Tindakan siklus II dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Tiap
pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit ) yaitu dilaksanakan pada
tanggal . Adapun tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 April 2012 di ruang
guru SDN 1 Siswodipuran. Peneliti dan guru kelas IV mendiskusikan rancangan
tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Akhir diskusi diperoleh
30-38 39-47 48-56 57-65 66-74 75-83 84
INTERVAL NILAI
55
Berdasarkan data dan hasil observasi tentang aktivitas dan hasil
belajar siswa, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada peningkatan suatu
motivasi dan kemampuan
belum meningkat. Berkaitan dengan hal tersebut, maka peneliti mengadakan
Tindakan siklus II dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Tiap-tiap
pelajaran (2 x 35 menit ) yaitu dilaksanakan pada
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 April 2012 di ruang
s IV mendiskusikan rancangan
tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Akhir diskusi diperoleh
84-92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan siklus II akan dilaksanakan pada hari
Senin, Kamis dan Sabtu, tanggal 23, 26 dan 28 April 2012. Pelaksanaan siklus II
pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 April 2012 selama dua jam
pelajaran (2 x 35 menit) yaitu jam ke-1 dan jam ke-2 (pukul 07.00 WIB s/d pukul
08.10 WIB). Pelaksanaan siklus II pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 26 April 2012 selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yaitu jam ke-1 dan
jam ke-2 (pukul 07.00 WIB s/d pukul 08.10 WIB). Pelaksanaan siklus II
pertemuan III dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 28 April 2012 selama dua jam
pelajaran (2 x 35 menit) yaitu jam ke-1 dan jam ke-2 (pukul 07.00 WIB s/d pukul
08.10 WIB).
Guru kelas IV dan peneliti menyamakan persepsi tentang Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam RPP yang telah disusun, setiap pertemuan waktu selama 70
menit digunakan untuk kegiatan awal pembelajaran selama 10 menit, kegiatan
inti yang terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (EEK) selama 45 menit,
dan kegiatan akhir selama 15 menit.
Pembelajaran yang dilaksanakan adalah cara meningkatkan kemampuan
anak tentang pemecahan masalah berkaitan dengan bangun ruang balok dan
kubus, yang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan Realistic
Mathematics Education (RME). Mengingat bahwa Realistic Mathematics
Education (RME) adalah pembelajaran yang memandang matematika sebagai
kegiatan manusia dan harus dikaitkan dengan relitas sehingga siswa dapat
melakukan proses penemuan kembali yang terbimbing. Dengan demikian siswa
dapat mengalami proses yang sama dengan proses penemuan ide dan konsep
matematika.
Setelah RPP dibuat, peneliti mempersiapkan media dan sumber belajar.
Media yang akan digunakan adalah kertas karton, gunting, dan lem. Sedangkan
sumber belajar diambil dari buku paket dan LKS siswa. Selanjutnya peneliti
mempersiapkan lembar kerja kelompok, soal evaluasi individu, daftar nilai,
reward, lembar observasi guru mengajar dan lembar observasi aktivitas siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan I
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 23 April 2012. Tindakan dilaksanakan sesuai perencanaan selama
dua jam pelajaran (2x35menit) yaitu jam ke-1 dan jam ke-2 (pukul 07.00
WIB s/d pukul 08.10 WIB). Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas IV
SD Negeri 1 Siswodipuran Boyolali. Urutan pelaksanaan tindakan siklus
pertama pertemuan pertama adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan awal
Guru memberikan salam pembuka lalu siswa berdoa bersama dan
melaksanakan absensi. Kegiatan dilanjutkan dengan bernyanyi bersama
untuk menumbuhkan semangat siswa dan melakukan tanya jawab untuk
menumbukan rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari.
Siswa dikondisikan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada
kegiatan ekplorasi terdiri dari langkah berikut:
(1) Guru bertanya pada siswa tentang apa itu bangun raung, macam-
macam bangun ruang, dan contoh bangun ruang yang ada di
lingkungan sekitar.
(2) Guru meminta siswa mencari contoh benda berbentuk kubus yang
ada di lingkungan sekitar.
(3) Guru meminta siswa mencari contoh benda berbentuk balok yangb
ada di lingkungan sekitar.
Pada kegiatan elaborasi terdiri dari langkah berikut :
(1) Guru menunjuk perwakilan siswa maju ke depan kelas untuk
menjelaskan sifat-sifat kubus, sesuai dengan contoh benda yang
telah mereka cari.
(2) Siswa yang lain memperhatikan, dan saling memberikan tanggapan
“benar / salah”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
(3) Guru menunjuk perwakilan siswa maju ke depan kelas untuk
menjelaskan sifat-sifat balok, sesuai dengan contoh benda yang
telah mereka cari.
(4) Siswa yang lain memperhatikan, dan saling memberikan tanggapan
“benar / salah”.
Pada kegiatan konfirmasi terdiri dari langkah berikut :
(1) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan.
(2) Guru mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sifat-sifat bangun
ruang, khususnya balok dan kubus.
c) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup siswa mengerjakan tes evaluasi individu, lalu
untuk memotivasi siswa, guru memberikan penghargaan kepada siswa
yang berprestasi. Untuk kegiatan tindak lanjut siswa mendapatkan
pekerjaan rumah (PR).
2) Pertemuan II
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 26 April 2012. Tindakan dilaksanakan sesuai perencanaan selama
dua jam pelajaran (2x35menit) yaitu jam ke-1 dan jam ke-2 (pukul 07.00
WIB s/d pukul 08.10 WIB). Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas IV
SD Negeri 1 Siswodipuran Boyolali. Urutan pelaksanaan tindakan siklus
pertama pertemuan pertama adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan awal
Guru memberikan salam pembuka lalu siswa berdoa bersama dan
melaksanakan absensi. Kegiatan dilanjutkan dengan bernyanyi bersama
untuk menumbuhkan semangat siswa dan melakukan tanya jawab untuk
menumbukan rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari.
Siswa dikondisikan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada
kegiatan ekplorasi terdiri dari langkah berikut:
(1) Guru meminta siswa menyiapkan dan menunjukkan contoh benda-
benda berbentuk kubus yang telah mereka cari dan mereka bawa
dari rumah.
(2) Guru menunjuk siswa untuk maju ke depan kelas untuk
menjelaskan sifat-sifat kubus yang telah mereka pelajari
sebelumnya, sesuai contoh benda yang telah mereka persiapkan.
(3) Guru meminta siswa memberikan contoh membuat jaring-jaring
kubus dari contoh benda tersebut, sesuai cara yang pernah di
berikan guru pada pertemuan lalu.
Pada kegiatan elaborasi terdiri dari langkah berikut :
(1) Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 5 siswa.
(2) Guru meminta semua siswa pada masing-masing kelompok untuk
memperhatikan contoh benda berbentuk kubus yang ada di depan
mereka.
(3) Siswa tiap kelompok mempraktekkan cara membuat jaring-jaring
kubus.
(4) Guru membagikan lembar kerja pada masing-masing kelompok
untuk didiskusikan.
(5) Setelah selesai dikerjakan, lembar kerja diminta untuk
dikumpulkan di depan kelas (meja guru).
Pada kegiatan eksplorasi terdiri dari langkah berikut :
(1) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan.
(2) Guru mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jaring-jaring
bangun ruang kubus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
c) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup siswa mengerjakan tes evaluasi individu, lalu
untuk memotivasi siswa, guru memberikan penghargaan kepada siswa
yang berprestasi. Untuk kegiatan tindak lanjut siswa mendapatkan
pekerjaan rumah (PR).
3) Pertemuan III
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan III dilaksanakan pada hari Sabtu
tanggal 28 April 2012. Tindakan dilaksanakan sesuai perencanaan selama
dua jam pelajaran (2x35menit) yaitu jam ke-1 dan jam ke-2 (pukul 07.00
WIB s/d pukul 08.10 WIB). Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas IV
SD Negeri 1 Siswodipuran Boyolali. Urutan pelaksanaan tindakan siklus
pertama pertemuan pertama adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan awal
Guru memberikan salam pembuka lalu siswa berdoa bersama dan
melaksanakan absensi. Kegiatan dilanjutkan dengan bernyanyi bersama
untuk menumbuhkan semangat siswa dan melakukan tanya jawab untuk
menumbukan rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari.
Siswa dikondisikan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada
kegiatan ekplorasi terdiri dari langkah berikut:
(1) Guru meminta siswa menyiapkan dan menunjukkan contoh benda-
benda berbentuk balok yang telah mereka cari dan mereka bawa
dari rumah.
(2) Guru menunjuk siswa untuk maju ke depan kelas untuk
menjelaskan sifat-sifat balok yang telah mereka pelajari
sebelumnya, sesuai contoh benda yang telah mereka persiapkan.
(3) Guru meminta siswa memberikan contoh membuat jaring-jaring
kubus dari contoh benda tersebut, sesuai cara yang pernah di
berikan guru pada pertemuan lalu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Pada kegiatan elaborasi terdiri dari langkah berikut :
(1) Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 5 siswa.
(2) Guru meminta semua siswa pada masing-masing kelompok untuk
memperhatikan contoh benda berbentuk kubus yang ada di depan
mereka.
(3) Siswa tiap kelompok mempraktekkan cara membuat jaring-jaring
balok.
(4) Guru membagikan lembar kerja pada masing-masing kelompok
untuk didiskusikan.
(5) Setelah selesai dikerjakan, lembar kerja diminta untuk
dikumpulkan di depan kelas.
Pada kegiatan konfirmasi terdiri dari langkah berikut :
(1) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan.
(2) Guru mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sifat-sifat dan
jaring-jaring bangun ruang balok.
c) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup siswa mengerjakan tes evaluasi individu, lalu
untuk memotivasi siswa, guru memberikan penghargaan kepada siswa
yang berprestasi. Untuk kegiatan tindak lanjut siswa mendapatkan
pekerjaan rumah (PR).
c. Observasi
Tahap ini peneliti mengadakan pengamatan terhadap meningkatkan
kemampuan belajar matematika dengan menggunakan konsep bangun ruang
dengan menggunakan media realita. Pengamatan tersebut dilakukan pada saat
proses pembelajaran berlangsung. Maksud dari pengamatan tersebut adalah
untuk mengetahui peningkatan, keaktifan dan partisipasi siswa selama proses
pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dalam lembar observasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Tabel 5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa siklus II
No Aspek Yang
Dinilai
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
A B C D A B C D A B C D
1 Aktif
mendengarkan
penjelasan guru
√ √ √
2 Aktif menjawab
pertanyaan guru
√ √ √
3 Keaktifan dan
inisiatif siswa
meningkat
√ √ √
4 Motivasi dan minat
untuk bertanya
√ √ √
5 Kesungguhan
siswa
menyelesaikan
tugas
√ √ √
6 Kesungguhan
mengerjakan soal
tes
√ √ √
Keterangan :
A : Amat Baik, B : Baik, C : Cukup, D : Kurang
Observasi tersebut tidak hanya dilakukan pada aktivitas siswa, juga
ditunjukkan pada guru dalam proses pembelajaran. Adapun observasi untuk guru
dapat dijelaskan seperti berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel 6. Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I
No Aspek Yang
Dinilai
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
A B C D A B C D A B C D
1 Memberi informasi
secara tepat
√ √ √
2 Menggunakan
berbagai sumber
√ √ √
3 Menggunakan
waktu sesuai
rencana
√ √ √
4 Penuh perhatian
pada siswa
√ √ √
5 Memotivasi
individu
√ √ √
6 Memotivasi
kelompok
√ √ √
7 Menggunakan
multi metode
√ √ √
8 Menggunakan
media secara tepat
√ √ √
9 Melakukan
penilaian proses
√ √ √
10 Memberikan tindak
lanjut
√ √ √
Dari data-data tersebut diperoleh hasil observasi.
1) Kegiatan Siswa
a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru.
b) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru dengan baik.
c) Kreatifitas dan inisiatif siswa belum cukup meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
d) Motivasi dan kemampuan siswa belum cukup meningkat karena belum
banyak siswa yang bertanya.
e) Siswa menunjukkan kesungguhan untuk menyelesaikan tugas guru.
2) Kegiatan Guru
a) Memberikan informasi secara tepat dengan amat baik.
b) Menggunakan berbagai sumber dengan amat baik.
c) Menggunakan waktu sesuai rencana dengan amat baik.
d) Penuh perhatian terhadap seluruh siswa dengan amat baik.
e) Memotivasi siswa secara individu dengan amat baik.
f) Memotivasi siswa secara kelompok dengan amat baik.
g) Telah menggunakan berbagai metode dengan amat baik.
h) Telah menggunakan media realita secara tepat dengan amat baik.
i) Telah melakukan penilaian proses dengan amat baik.
j) Telah memberikan tindak lanjut dengan amat baik.
e. Analisis dan Refleksi
Hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I dan II peneliti
menyimpulkan bahwa ada peningkatan suatu proses pembelajaran matematika
konsep bangun ruang dengan penggunaan media realistik. Hal ini dapat dilihat
adanya peningkatan kemampuan belajar matematika konsep bangun ruang.
Terlibat juga adanya peningkatan kemampuan belajar siswa dalam
pembelajaran konsep bangun ruang matematika pada siklus ke II dapat dilihat
pada tabel dan grafik.
Tabel 7. Data Hasil Belajar Matematika siklus II.
No Interval Nilai (x) Frekuensi Fx
1 30-38 0 0 0
2 39-47 0 0 0
3 48-56 50 0 0
4 57-65 60 0 0
5 66-74 70 4 280
6 75-83 80 23 1840
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
No Interval
7 84-92
Jumlah
Nilai rata
Jika disajikan dalam bentuk grafik maka akan tampak seperti :
Gambar 12. Grafik
Berdasarkan data hasil observasi tentang aktifitas dan kemampuan
belajar konsep bangun ruang, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada
peningkatan suatu proses pembelajaran matematika konsep bangun ruang.
3. Perbandingan Antar Siklus
Setelah melakukan dan menyelesaikan tindakan pada setiap siklus,
diperoleh peningkatan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran konsep
bangun ruang memahami sifat
menggunakan media realistik berupa jaring
0
5
10
15
20
25
JUM
LAH
SIS
WA
Nilai (x) Frekuensi Fx
90 12 1080
Jumlah 39 3200
Nilai rata-rata 82
Jika disajikan dalam bentuk grafik maka akan tampak seperti :
Gambar 12. Grafik data hasil belajar matematika siklus II
Berdasarkan data hasil observasi tentang aktifitas dan kemampuan
belajar konsep bangun ruang, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada
peningkatan suatu proses pembelajaran matematika konsep bangun ruang.
Antar Siklus
Setelah melakukan dan menyelesaikan tindakan pada setiap siklus,
diperoleh peningkatan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran konsep
bangun ruang memahami sifat-sifat bangun ruang sederhana dengan
menggunakan media realistik berupa jaring-jaring bangun ruang sederhana.
30-38 39-47 48-56 57-65 66-74 75-83 84
INTERVAL NILAI
65
Jika disajikan dalam bentuk grafik maka akan tampak seperti :
Berdasarkan data hasil observasi tentang aktifitas dan kemampuan
belajar konsep bangun ruang, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada
peningkatan suatu proses pembelajaran matematika konsep bangun ruang.
Setelah melakukan dan menyelesaikan tindakan pada setiap siklus,
diperoleh peningkatan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran konsep
sifat bangun ruang sederhana dengan
aring bangun ruang sederhana.
84-92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
a) Proses Pembelajaran Siklus I
Pada siklus I disampaikan kompeensi dasar mengenal bangun ruang
sederhana dan sifatnya. Proses pembelajaran matematika menggunakan media
realistik berupa jaring-jaring bangun ruang sederhana secara individu maka ada
juga kendala karena siswa telah mendapatkan pengalaman dari orang tua atau
boleh juga dari taman kanak-kanak, diantaranya siswa dapat mengenal sifat
bangun ruang.
Sebelum pembelajaran berakhir, maka siswa diberi tugas yang berkaitan
dengan sifat bangun ruang berupa balok dan kubus. Untuk ini siswa memahami
betul materi yang telah diberikan baik teori maupun praktek yang dapat digunakan
sebagai acuan serta media realistik menyeleseikan tugas dan tes yang diberikan.
Hasil observasi siklus ke I ditemukan hal-hal sebagai berikut :
a. Suasana kelas tertib sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik.
b. Pada umumnya siswa memperhatikan penjelasan guru meskipun ada beberapa
siswa yang belum memperhatikan dengan sungguh-sungguh.
c. Siswa masih ada yang belum berani bertanya, guru telah memberi umpan pada
siswa dan memberi kesempatan untuk bertanya.
d. Siswa aktif dalam proses pembelajaran dengan mau membuat gambar balok.
e. Selama mengerjakan tes, siswa mengerjakan dengan tertib dan tenang.
Hasil refleksi pelaksanaan siklus I disampaikan sebagai berikut :
a. Suasana kelas tertib.
b. Siswa sedikit demi sedikit mulai aktif dalam proses pembelajaran.
c. Guru menjelaskan dengan jelas serta memberi kesempatan bertanya.
d. Ketrampilan bertanya masih kurang.
e. Minat dan Motivasi siswa masih kurang.
f. Sebagian siswa masih kurang terampil dalam menyelesaikan tugas dan soal.
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada siklus ke I maka dipandang
perlu diadakan siklus ke II. Pada siklus ke II ini yang dibahas adalah kompetensi
dasar membuat jaring-jaring bangun ruang sederhana yaitu balok dan kubus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Maka materi ini juga tidak mengalami hambatan dan kesulitan. Karena cara
penyampaian materi didahului prasarat teori-teori yang ada hubungannya dengan
sifat-sifat bangun ruang tersebut serta ditunjang pemanfaatan media realistik
berupa jaring-jaring bangun ruang sederhana secara individu dan kelompok,yang
mempermudah pemahaman konsep yang disampaikan oleh guru.
Ada beberapa siswa yang belum memahami konsep sifat bangun ruang
sederhana. Untuk itu guru memberikan bimbingan secara khusus bagi mereka.
Sehingga sedikit demi sedikit anak mengikuti proses pembelajaran sama dengan
teman yang lain.
Pendapat Edgar Dele dalam SBM II yang diikuti tim pengembang PGSD
(1988:16) menyatakan bahwa “bila siswa mengambil manfaat dari kegiatan
pembelajaran yang mempunyai nilai relevansi dengan pengalaman langsung, akan
memberi makna embelajaran yang diikutinya”. Hal ini ditandai dengan semakin
besar peningkatan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dengan
dioptimalkan pnggunaan media.
Dari hasil observasi siklus ke II ditemukan hal-hal sebagai berikut :
a. Keberanian siswa untuk mencoba semakin tumbuh.
b. Suasana kelas tertib dan teratur maka proes pembelajaran dapat berjalan lancar.
c. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik
d. Siswa aktif dalam proses pembelajaran, kini ditandai dengan adanya kegiatan
siswa untuk mencoba me,buat sendiri jaring jaring bangun ruang sederhana.
e. Minat dan motivasi semakain meningkat.derhana dengan baik, tertib, dan
tenang.
f. Selama siswa mengerjakan tes, siswa membuat sendiri jaring-jaring bangun
ruang sederhana dengan baik, tertib, dan tenang.
Hasil refleksi dari pelaksanaan siklus II disampaikan sebagai berikut :
a. Siswa aktif dalam pembelajaran.
b. Guru menyampaikan materi dengan jelas dan megoptimalkan penggunaan
media realistik berupa jaring-jaring bangun ruang sederhana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
c. Siswa sudah terampil dalam menyelesaikan tugas.
d. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.
e. Siswa sudah terampil membuat jaring-jaring bangun ruang sederhana, siswa
sudah terampil menyelesaikan tugas.
f. Siswa sudah terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Tabel 8. Rangkuman Hasil Observasi Kemampuan Belajar Siswa.
No Kategori
Jumlah Jumlah
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Amat Baik
- - 4 6 9
1
0 0% 0%
10,
2%
15,
3%
23,
7%
25,
6%
2 Baik
1
2
1
5
1
7
1
9
1
8
1
5
30,7
%
38,
4%
43,
5%
48,
7%
46,
1%
38,
4%
3 Cukup
1
5
1
4
1
1 9 7
1
1
38,4
%
28,
2%
28,
2%
23,
7%
23,
1%
28,
2%
4 Kurang
1
2
1
0 7 5 5 3
30,7
%
25,
6%
17,
9%
12,
8%
12,
8%
7,6
9%
Dilihat dari beberapa faktor siswa dapat dikumpulkan hal-hal sebagai
berikut: (a) siswa belum berani bertanya meskipun belum jelas betul; (b) masih
ada beberapa siswa yang belum mampu bekerja sendiri; (c) motivasi siswa masih
kurang; (d) sebagian siswa masih kurang terampil menyelesaikan soal dan tugas.
Dilihat dari proses pembelajaran interaksi siswa dan guru kurang sehingga
suasana kelas kurang hidup. Kedua faktor tersebut masih ada beberapa faktor
yang harus ditingkatkan, sehingga hasil proses pembelajaran siklus ke II
meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
b) Peningkatan Proses Pembelajaran Siklus ke II
Setelah diadakan tes siklus ke II diperoleh rata-rata 82, jumlah siswa
yang nilainya kurang dari 80 menurun menjadi 4 siswa, berarti presentasi siswa
yang berhasil menguasai materi naik, dari 79% menjadi 89%. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan kemampuan belajar matematika yang cukup
berarti. Pada siklus ke II ternyata sudah menunjukkan teori belajar tuntas.
Keberhasilan tersebut dapat disebabkan oleh faktor siswa, guru dan proses
pembelajaran yang mengoptimalkan media realistik berupa jaring-jaring bangun
ruang kubus dan balok. Siswa telah berani bertanya, sudah mampu membuat
jaring-jaring bangun ruang sederhana dan memahami sifat-sifatnya, hubungan
guru dan peserta didik komunikatif, serta kemampuan guru meningkat.
Uraian tersebut di atas dapat dijelaskan melalui:
Tabel 9. Nilai Matematika Kemampuan Awal dan Hasil Tes Tiap Siklus
No Kemampuan Awal /
Siklus
Nilai rata-
rata
Jumlah siswa yang
mendapat hasil tes
tiap siklus
Presentase
(%)
1 Kemampuan Awal 5,87 18 47%
2 Siklus I 7,2 8 21%
3 Siklus II 8,2 4 13%
Berdasarkan data pada tabel di atas, maka nilai rata-rata hasil belajar
siswa dari tahap awal hingga tindakan pembelajaran siklus II dapat disajikan ke
dalam bentuk grafik:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Gambar 13. Grafik Perkembangan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Matematika
Setelah dikaji pelaksanaan siklus ke I dan II ternyata hasil yang diperoleh
sudah menunjukkan teori belajar tuntas, yaitu apabila kelas sudah dapat
menguasai materi pembelajaran matematika antara 70% - 80%, maka penelitian
tindakan kelas ini cukup dilaksanakan dua siklus.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa tabel di atas dapat diketahui
adanya peningkatan proses pembelajaran pada tiap-tiap siklus. Adapun gambaran
adanya peningkatan kemampuan belajar matematika kelas IV sekolah dasar, dapat
dilihat sebagai berikut:
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
Siklus I Siklus II
Pertemuan I
Pertemuan II
Rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Tabel 10. Perbandingan Daftar Frekuensi Nilai Kemampuan Pra
Tindakan, Siklus I, dan Siklus II.
No Interval
Nilai
Pra Tindakan Siklus I Siklus II
Freku
ensi
Prosentase
(%)
Freku
ensi
Prosentase
(%)
Frek
uensi
Prosentase
(%)
1 30-38 3 7,69 0 0 0 0
2 39-47 6 15,83 0 0 0 0
3 48-56 9 23,07 3 7,71 0 0
4 57-65 10 25,64 5 12,82 0 0
5 66-74 4 10,25 16 41,02 4 10,25
6 75-83 5 12,82 11 28,20 23 58,97
7 84-92 2 5,12 4 10,25 12 30,78
Jumlah 39 100 39 100 39 100
Perbandingan daftar frekuensi ketuntasan pada tabel di atas dapat
disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Gambar 14. Grafik Perbandingan Daftar Frekuensi Nilai Kemampuan Pra
Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
Berdasarkan tabel 10 dan gambar 14, terlihat perbandingan daftar
frekuensi nilai kemampuan pemecahan masalah bangun ruang dari pra tindakan,
siklus I, dan siklus II dalam interval nilai yang sama dengan penjelasan sebagai
berikut :
1. Terdapat 3 siswa pada pra tindakan dan tidak ada siswa pada siklus I yang
mendapat nilai antara 30-38. Sedangkan pada siklus II tidak ada siswa yang
mendapat nilai antara 30-38.
2. Terdapat 6 siswa pada pra tindakan dan 1 siswa pada siklus I yang mendapat
nilai antara 39-47. Sedangkan pada siklus II tidak ada siswa yang mendapat
nilai antara 39-47.
3. Terdapat 9 siswa pada pra tindakan dan tidak ada siswa pada siklus I ada 3
siswa yang mendapat nilai antara 48-56. Sedangkan pada siklus II tidak ada
siswa yang mendapat nilai antara 48-56.
4. Terdapat 10 siswa pada pra tindakan, 5 siswa pada siklus I, yang mendapat
nilai 57-65. Sedangakan pada siklus II tidak ada siswa yang mendapat nilai
antara 57-65.
0
5
10
15
20
25
Pra Tindakan Siklus I Siklus II
30-38
39-47
48-56
57-65
66-74
75-83
84-92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
5. Terdapat 4 siswa pada pra tindakan, 16 siswa pada siklus I, dan 4 siswa pada
siklus II yang mendapat nilai antara 66-74.
6. Pada pra tindakan terdapat 5 siswa yang nilainya antara 75-83. Sedangkan
pada siklus I terdapat 11 siswa dan pada siklus II terdapat 23 siswa yang
mendapat nilai antara 75-83.
7. Pada pra tindakan terdapat 2 siswa yang nilainya antara 84-92. Sedangkan
pada siklus I terdapat 4 siswa yang nilainya 84-92 dan pada siklus II terdapat
12 siswa yang nilainya 84-92.
Selain itu dari data yang diperoleh, terlihat pula peningkatan kemampuan
pemecahan masalah tentang jaring-jaring bangun ruang,untuk aspek nilai
terendah, nilai tertinggi, rata-rata klasikal, dan prosentase ketuntasan yang terlihat
meningkat dari pra tindakan, siklus I, dan siklus II. Hal ini dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 11. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-
jaring bangun ruang Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
NO KETERANGAN PRA
TINDAKAN
SIKLUS I SIKLUS II
1 Nilai terendah 30 40 60
2 Nilai tertinggi 90 90 90
3 Rata-rata Nilai Klasikal 58,7 72,05 82,05
4 Prosentase Ketuntasan 28,20% 79,48% 89,74%
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-jaring
bangun ruang pada tabel 11 di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik yang
dapat dilihat sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Gambar 15. Grafik Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Tentang Jaring-jaring Bangun Ruang Pra Tindakan, Siklus I,
dan Siklus II.
Berdasarkan Tabel 11 dan Gambar 15 terlihat peningkatan kemampuan
pemecahan masalah siswa tentang jaring-jaring bangun ruang dengan penjelasan
sebagai berikut:
1. Nilai terendah pada tes pra tindakan adalah 30, pada siklus I nilai terendah
meningkat menjadi 50, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 70.
2. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes pra tindakan adalah 90, pada
siklus I 90, dan pada siklus II juga 90.
3. Nilai rata-rata klasikal juga terjadi peningkatan yaitu pada tes pra tindakan
nilai rata-ratanya 58,70. Pada siklus I meningkat menjadi 72,05, dan pada
siklus II kembali meningkat menjadi 82,05.
4. Untuk siswa yang tuntas pada pra tindakan terdapat 11 siswa yang tuntas atau
28,20, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 31 siswa yang tuntas atau
79,48%, dan pada siklus II kembali meningkat menjadi 35 siswa yang tuntas
atau 89,74%. Namun masih terdapat 10,25% siswa yang belum tuntas karena
nilai hasil evaluasi yang masih dibawah KKM, dan memang siswa-siswa
tersebut adalah siswa yang tergolong lambat belajar dibandingkan dengan
siswa lainnya di kelas IV. Data tersebut diambil dari jumlah keseluruhan siswa
0102030405060708090
100
Pra Tindakan Siklus I Siklus II
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Rata-rata Klasikal
Prosentase Ketuntasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
yaitu 39 siswa. Sesuai data tersebut dapat dinyatakan bahwa dari pra tindakan
ke siklus I prosentase ketuntasan meningkat sebesar 51,28%, sedangkan dari
siklus I ke siklus II prosentase ketuntasan meningkat sebesar 10,26%.
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-jaring
bangun ruang dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) bila
dibandingkan, peningkatan prosentase ketuntasan dari pra tindakan ke siklus I
yaitu 51,28% lebih besar dibandingkan peningkatan prosentase ketuntasan dari
siklus I ke siklus II yaitu 10,26%. Hal tersebut disebabkan karena pada saat
dilakukan tindakan pada siklus I, pembelajaran dilaksanakan secara diskusi atau
berkelompok hanya untuk memperagakan dan memperhatikan saja sehingga siswa
lebih berani untuk bertukar pikiran dengan temannya pada saat siswa mengalami
kesulitan untuk memahami materi. Sedangkan pada tindakan siklus II siswa
dituntut untuk belajar mandiri, yaitu siswa diminta untuk mencari sendiri contoh-
contoh benda yang ada dilingkungan sekitar yang berhubungan dengan bangun
ruang balok dan kubus. Kemudian siswa diminta untuk mempraktekkan dan
mengidentifikasi sendiri tentang sifat bangun ruang balok dan kubus, khususnya
pada jaring-jaring dari bangun ruang tersebut. Hal tersebut menyebabkan
peningkatan prosentase ketuntasan dari pra tindakan ke siklus I lebih besar
dibandingkan peningkatan prosentase ketuntasan dari siklus I ke siklus II.
Berdasarkan data dan perincian di atas, jumlah siswa yang tuntas dari
pra tindakan, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan sesuai indikator
keberhasilan yang sudah ditentukan yaitu >80% dari jumlah keseluruhan 39
siswa mendapat nilai di atas KKM (70). Hal ini menunjukkan bahwa upaya
peningkatan kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-jaring bangun ruang
dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME)
dinyatakan berhasil.
Penelitian yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dapat disimpulkan
bahwa ada peningkatan kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-jaring
bangun ruang dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
(RME). Hal ini terjadi karena pendekatan Realistic Mathematics Education
(RME) adalah pembelajaran yang memandang matematika sebagai kegiatan
manusia dan harus dikaitkan dengan realitas sehingga siswa dapat melakukan
proses penemuan kembali yang terbimbing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan
dalam dua siklus dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics
Education dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
tentang jaring-jaring bangun ruang pada siswa kelas IV SD Negeri 1
Siswodipuran, Kecamatan Boyolali tahun pelajaran 2011/2012, ternyata hipotesis
yang dirumuskan telah terbukti, sehingga dapat dibuat kesimpulan sebagai
berikut:
Hasil belajar matematika setelah menggunakan pendekatan Realistic
Mathematics Education mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan pendekatan
Realistic Mathematics Education dilakukan secara efektif dan maksimal oleh
guru, yaitu dengan memperhatikan hambatan yang dialami selama pembelajaran
berlangsung.
Hasil tersebut diperoleh dari data penelitian tindakan pada pra siklus,
siklus I dan siklus II dapat dijabarkan sebagai berikut: pada kondisi awal sebelum
dilaksanakan tindakan nilai rerata hasil belajar matematika siswa 58,7 dengan
prosentase ketuntasan klasikal sebesar 28,20% dari 39 siswa. Siklus I nilai rerata
hasil belajar matematika siswa 72,0 dengan ketuntasan klasikal sebesar 79,48%
dari 39 siswa. Siklus II nilai rerata aktivitas belajar matematika siswa 82,0 dengan
ketuntasan klasikal sebesar 89,74% dari 39 siswa. Penerapan pendekatan
Realistic Mathematics Education dapat dilaksanakan untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-jaring bangun ruang pada siswa
kelas IV SD Negeri 1 Siswodipuran, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan
kuantitas pembelajaran matematika di kelas IV khususnya pada mata pelajaran
matematika.
77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan
pada pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Realistic Mathematics
Education dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-
jaring bangun ruang. Teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik
siklus. Prosedur penelitiannya terdiri dari 2 siklus. Siklus I dilaksanakan pada hari
Senin, Kamis dan Sabtu, tanggal 16, 19 dan 21 Apil 2012. Siklus II dilaksanakan
pada hari Senin, Kamis dan Sabtu tanggal 23, 26 dan 28 April 2012. Berdasarkan
hasil penelitian dapat dikemukakan implikasi teoritis dan implikasi praktis hasil
penelitian sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah bahwa penerapan
pendekatan Realistic Mathematics Education untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-jaring bangun ruang, dapat
dipertimbangkan untuk menambah teknik pembelajaran bagi guru dalam
memberikan materi pelajaran bagi siswa.
Pendekatan Realistic Mathematics Education ini sengaja dirancang
untuk memberikan peluang bagi siswa untuk melakukan eksplorasi
intelektual, meningkatkan keaktifan siswa dan mengasah keterampilan
sosialisasi siswa untuk dapat memecahkan masalah bersama-sama sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Siswa juga tertantang untuk membuat tambahan informasi dari
informasi yang tersediakan, sehingga melatih sikap kritis dan cara berfikir
divergen bagi siswa. Siswa akan lebih peka terhadap masalah yang timbul di
sekitarnya dan mampu memberikan penyelesaian yang cerdas.
2. Implikasi Praktis
Penelitian telah membuktikan bahwa pembelajaran Matematika dengan
pendekatan Realistic Mathematics Education dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah tentang jaring-jaring bangun ruang pada siswa kelas IV
SD Negeri 1 Siswodipuran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan
calon guru untuk meningkatkan keefektifan teknik pembelajaran guru dalam
mengajar dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran sehubungan dengan
keterampilan dan hasil belajar siswa yang akan dicapai. Berdasarkan kriteria
temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang telah diuraikan pada bab
IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk membantu dalam
menghadapi permasalahan yang sejenis. Pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan Realistic Mathematics Education pada hakikatnya dapat
digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi permasalahan
sejenis, terutama untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
tentang jaring-jaring bangun ruang. Adapun kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan penelitian ini harus diatasi semaksimal mungkin. Oleh karena itu
kreatifitas dan keaktifan guru sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas
dan kuantitas pembelajaran Matematika di kelas IV khususnya pada materi
jaring-jaring bangun ruang.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sebagai bahan uraian penutup
skripsi ini antara lain:
1. Bagi Sekolah
Hendaknya sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
mengupayakan pelatihan dan penggunaan model pembelajaran inovatif
khususnya untuk guru mata pelajaran matematika agar dapat menggunakan
pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.
2. Bagi Guru
a) Sebaiknya menerapkan pembelajaran yang kreatif dan inovatif seperti
model pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) sehingga siswa
menjadi lebih tertarik dalam pembelajaran dan menciptakan kondisi belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
yang lebih kondusif dan bermakna. Hal ini membuat siswa tidak jenuh dan
tetap termotivasi untuk mengikuti proses.
b) Guru dalam proses pembelajaran hendaknya berperan sebagai fasilitator dan
motivator dimana guru harus paham tentang model pendekatan Realistic
Mathematics Education (RME).
c) Guru hendaknya mengusahakan tindak lanjut terhadap pembelajaran dengan
dengan menggunakan model pendekatan Realistic Mathematics Education
(RME) pada pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pemanfaatan
pendekatan ini dapat memberikan manfaat bagi siswa untuk menghadapi
permasalahan global yang muncul akibat perkembangan jaman. Sehingga
menjadi pribadi yang tanggap keadaan di sekitar, berfikir kritis, dan percaya
diri untuk menggali pengetahuan lebih dalam lagi.
3. Bagi Siswa
Siswa harus lebih mengembangkan sifat aktif dan meningkatkan
keberanian menyampaikan pendapat dalam proses pembelajaran untuk
menambah pemahaman pengetahuan serta meningkatkan aktivitas belajar.
Selain itu, siswa juga diharapkan mampu memanfaatkan lingkungan di sekitar
dan semua hal yang ada di masyarakat untuk memperoleh informasi,
pengetahuan, atau pengalaman belajar, dan tidak tergantung pada guru saja.
4. Bagi Peneliti Yang Lain
Peneliti yang ingin membahas permasalahan yang sama hendaknya lebih
cermat dan lebih mengusahakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan
model pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dalam
pembelajaran untuk melengkapi kekurangan yang ada serta sebagai salah satu
alternatif dalam meningkatkan aktivitas belajar yang belum tercakup dalam
penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.
Top Related