Makalah
PENCEMARAN CO2 di UDARA
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penyehatan
Udara
Disusun Oleh :
1. Astari Juwita Ningtyas NIM : P07133110045
2. Dwi Midaningsih NIM : P07133110053
3. Hajar Khoirinnisak NIM : P07133110061
4. Hesti Palupi H. S NIM : P07133110062
5. Moh. Okta Vauzan NIM : P07133110075
6. Nopianto NIM : P07133110078
7. Selvi Sulistya Ningrum NIM : P07133110088
8. Yelli Atiefsa Narmala NIM : P07133110095
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Pencemaran CO2 di Udara” untuk
memenuhi tugas Penyehatan Udara.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bimbingan, pengarahan,
dan dukungan dari berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per
satu, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. Hj. Lucky Herawati, SKM, Msc, selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Yogyakarta.
2. Tuntas Bagyono, SKM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan Politeknik Kesehatan Yogyakarta.
3. Sigid Sudaryanto, SKM, M. Pd, selaku dosen pengampu mata
kuliah Penyehatan Udara Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Yogyakarta.
4. Sri Muryani,SKM, M.Kes, selaku dosen pengampu mata kuliah
Penyehatan Udara Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik
Kesehatan Yogyakarta.
5. Bapak, ibu, kakak, adik, dan semua keluarga tercinta yang telah
membantu baik moril, materil serta doa dalam penyusunan
makalah ini.
6. Teman – teman senasib seperjuangan yang ada di kelas non
regular angkatan 2010 Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik
Kesehatan Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak
kekurangan dan ketidaksempurnaan, sehingga kritik dan saran yang
bersifat membangun senantiasa penulis harapkan.
Yogyakarta, September 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................
B. Tujuan.....................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sumber Pencemaran CO2......................................
B. Penyebaran CO2 di Udara......................................
C. Dampak CO2...........................................................
D. Cara Pengendalian.................................................
BAB III KASUS
A. Kasus .....................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................
B. Saran......................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada
lapisan yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut
tidak selalu konstan. Komponen yang konsentrasinya paling
bervariasai adalah air dalam bentuk uap H2O dan karbondioksiada
(CO2). Jumlah uap air yang terdapat dalam udara bervariasi
tergantung dari cuaca dan suhu.
Pencemaran udara didefinisikan sebagai campuran dari satu
atau lebih bahan pencemaran baik berupa padat, cair, ataupun gas
yang masuk ke udara, baik secara alamiah atau akibat perbuatan
manusia, yang dalam jumlah dan waktu tertentu dapat atau
cenderung mengganggu peruntukannya.
Yang dimasudkan dengan pencemaran udara adalah
terdapatanya segala sesuatu yang sifatnya membahayakan
kelangsungan hidup manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, serta hal-
hal yang berhubungan dengan itu pada udara yang berada di luar
rumah, sebagai akibat tingkah laku manusia (umumnya karena
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi) ataupun yang terjadi
secara alamiah.
Pencemaran udara akan terjadi jika ke dalam udara masuk
sejumlah bahan pencemar seperti, asap, gas, debu, dan
sebagainya, dalam jumlah dan bentuk tertentu yang dapat
menimbulkan gangguan terhadap kehidupan. Udara yang tercemar
pada mulanya akan mengganggu saluran pernafasan, namun ada
pula yang menyebabkan kematian.
Bahan penting yang mencemari udara, antara lain: senyawa
yang mengandung sulfur (SO2, SO3, H2S) yang berasal dari
pembangkit tenaga listrik, industri, pembakaran kayu, batu bara,
dan produk-produk minyak bumi, Nitrogen Oksida (NO2) yang
berasal dari kendaraan bermontor dan industri, karbon monoksida
(CO) terutama yang dikeluarkan kendaraan bermontor.
Manusia mudah terserang pusing, sakit kepala, daya
tangkap melemah ( akibat CO2), radang saluran pernafasan (akibat
SO2), iritasi mata, malfungsi pada paru-paru (akibat NO2) dan
berbagai penyakit lain dari buangan yang beredar di atas udaranya.
Pollutan adalah zat atau bahan yang dapat mengakibatkan
pencemaran terhadap lingkungan baik (pencemaran uadar, tanah,
air dan sebagainya). Polusi atau pencemaran lingkungan adalah
proses masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat energi,
dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya
tataan lingkungan oleh kegiatan manusia oleh proses alam
sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sebagai mana mestinya.
Syarat-syarat pollutan:
1. Jumlahnya melebihan jumlah normal
2. Berada pada waktu yang tidak tepat
3. Berada pada tempat yang tidak tepat
Sifat dari Pollutan:
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat
lingkungan tidak merusak lagi.
2. Merusak dalam jangka waktu lama, contoh :Pb tidak merusak
bila konsentrasinya rendah, akan tetapi dalam jangka waktu
yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh dalam tingkat
yang merusak.
Dewasa ini banyak pencemaran udara terjadi akibat CO2,
yang akan dikupas melalui makalah ini.
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sumer-sumber polutan CO2
2. Untuk mengetahui dampak dari polutan CO2
3. Untuk mengetahui cara pengendalian polutan CO2
4. Untuk mengetahui kasus-kasus akibat polutan CO2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sumber Pencemaran CO2
Secara umum sumber pencenaran udara dapat terjadi
karena faktor alamiah, yaitu peristiwa yang terkena alam sehingga
menimbulkan yang dapat menggangu manusia, hewan, dan
tumbuhan (letusan gunung, dan peristiwa didesa Bekucuk), atau
terjadi karena buatan manusia( limbah industri, pemukiman, dll).
Transportasi menghasilkan CO paling banyak diantara
sumber-sumber CO lainnya, terutama dari kendaran-kendaraan
yang mengunakan bensin sebagai bahan bakar. Sumber CO yang
kedua adalah pembakaran hasil-hasil pertanian seperti sampah,
sisa kayu dihutan, dan sisa tanaman diperkebunan.sumber CO
yang ketiga setelah transportasi dan pembakaran adalah proses-
proses industri.
Dua industri yang merupakan sumber CO terbesar yaitu industri
besi dan baja.
B. Penyebaran Karbon Dioksiada di Udara.
Meskipun tanah dengan mikoorganisme di dalamnya dapat
berfungsi dalam pembersihan CO di atmoser, tetepi kenaikan
konsentrasi CO di udara masih terjadi. Hal ini di sebabkan tanah
yang tersedia tidak tersebar rata, bahkan didaerah- daerah dimana
produksi CO sangat tinggi kadang-kadang persedian tanah sangat
terbatas.
Karena kedaraan bermotor merupakan sumber polutan CO
yang utama maka daerah-daerah yang berpenduduk padat dengan
lalulintas yang ramai memperlihatkan tingkat polusi CO yang tinggi.
Kosentrasi CO di udara di pengaruhi oleh:
1. Kesibukan atau aktifitas kendaran bermotor yang ada
2. Kecepatan emisi CO di udara
3. Kecepatan dispersi dan pembersishan CO dari udara, kecepatan
dispersi di pengaruhi oleh meteorologi seperti kecepatan dan
arah angin ,turbulensi udara, dan stabilisasi atmosfer.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pencemaran
udara:
1. Kecepatan angin: Semakin cepat angin, semakin cepat pula
perluasan derajat pencemaran(meski disisi lain dihadapkan
terjadi penepisan derajat konsentrasi yang lebih cepat pula).
2. Kemampuan atmosfer untuk meningkatkan dan menekan
gerakan udara secara vertikal(stabilitas udara) dapat
memperluas atau mempertipis volume pencemaran.
3. Inversi dan turunnya hujan dapat pula menipiskan pencemaran
udara. Namun dampak negatif yang mungkin ditimbulkan adalah
terbawanya polutan oleh hujan yang dapat menimbulkan
pencemaran air dan tanah
C. Dampak CO2
Konsentrasi CO2 di udara sekitar 1860 sebelum efek
industrialisasi terasa, diasumsikan memiliki sekitar 290 bagian per
juta (ppm). Dalam ratus tahun dan lebih sejak itu, konsentrasi telah
meningkat sekitar 30-35 ppm yaitu dengan 10%. ( breuer 67 )
industri negara 65% dari emisi CO2 dengan AS dan Uni Soviet
bertanggung jawab atas 50%. Kurang negara-negara maju (LDCs),
dengan 80% dari orang-orang dunia, yang bertanggung jawab atas
35% dari emisi CO2 akan tetapi dapat memberikan konstribusi 50%
pada tahun 2020. Emisi Karbondioksida meningkat sebesar 4
sebuah persen tahun. (Miller 450). Pada tahun 1975, 18000 juta ton
karbondioksida ( serata dengan 5000 juta ton karbon) dilepaskan
ke atmosfir, tapi suasananya menunjukkan peningkatan hanya 8
milyar ton (serata menjadi 2,2 milyar ton karbon).(Breuer 70)
perairan laut yang mengandung lebih 60 kali tentang CO2 dari
atmosfir. Jika keseimbangan terganggu oleh eksternal peningkatan
konsentrasi CO2 di udara, maka lautan akan menyerap lebih
banyak CO2. Jika lautan tidak bisa lagi mengimbangi, maka CO2
lebih akan tetap ke atmosfir. Seperti air hangat, kemampuannya
untuk menyerap CO2 akan berkurang.
Pengaruh CO Terhadap Tanaman
Beberapa peneliti yang menunjukkan bahwa pemberian CO
selam 1-3 minggu pada konsentrasi sampai 100 ppm tidak
memberikan pengaruh yang nyata terhadap tanam-tanaman tingkat
tinggi. Akan tetapi kemampuan untuk fiksasi nitrogen oleh bakteri
bebas akan terhambat dengan pemberian CO selama 35 jam pada
konsentrasi 2000 ppm. Demikian pula kemampuan untuk fiksasi
nitrogen oleh bakteri yang terdapat pada akar tanaman juga
terhambat dengan pemberian CO sebesar 1000 ppm selama 1
bulan. Karena konsentrasi CO di udara jarang mencapai 100 ppm,
meskipun dalam waktu sebentar, maka pengaruuh CO terhadap
tanaman biasanya tidak terlihat secara nyata.
Pengaruh CO Terhadap Manusia
Telah lama diketahui bahwa kontak antara manusia dengan
CO pada konsentrasi tinggi dapat menyebabakan kematian. Tetapi
ternyata kontak dengan CO pada konsentrasi yang relatif (100 ppm
atau kurang) juga dapat mengganggu kesehatan. Hal ini penting
untuk di ketahui terutama dalam hubungannya dengan masalah
lingkungan karena konsentrasi CO di udara pada umumnya kurang
dari 100 ppm.
Pengaruh beracun CO terhadap tubuh terutama disebabkan
oleh reaksi antara CO dengan hemoglobin (Hb) di dalam darah.
Hemoglobin di dalam darah secara normal berfungsi dalam sistem
transport untuk membawa oksigen dalam bentuk oksihemoglobin
(O2Hb) dari paru-paru ke sel – sel tubuh, dan membawa CO2 dalam
bentuk CO2Hb dalam sel-sel tubuh ke paru-paru. Dengan adanya
CO, hemoglobin dapat membentuk karboksihemoglobin. Jika reaksi
demikian terjadi, maka kemampuan darah untuk mentransport
oksigen menjadi berkurang. Afinitas CO terhadap hemoglobin
adalah 200 kali lebih tinggi daripada afinitas O2 terhadap
hemoglobin, akibatnya jika CO dan O2 terdapat bersama – sama di
udara akan terbentuk COHb dalam jumlah jauh lebih banyak
daripada O2Hb. Faktor penting yang menentukan pengaruh CO
terhadap tubuh manusia adalah konsentrasi COHb yang terdapat di
dalam darah dimana semakin tinggi persentasi hemoglobin yang
terikat dalam bentuk COHb, semakin parah pengaruhnya terhadap
kesehatan manusia.
D. Cara pengendalian
Pengendalian CO secara mekanisme alami melalui
beberapa proses, sebagai berikut :
1. Reaksi atmosfir yang berjalan sangat lambat sehingga jumah
CO yang hilang sangat sedikit.
2. Aktifitas mikroorganisme yang terdapat dalam tanah dapat
menghilangkan CO dengan kecepatan relatif tinggi dari udara.
Mengontrol emisi CO dari kendaraan bermotor dengan cara:
1. Modifikasi mesin pembakar untuk mengurangi jumlah polutan
yang terbentuk selama pembakaran
2. Pengembangan reaktor sistem ekshaust sehingga proses
pembakaran berlangsung sempurna dan polutan yang
berbahaya diubah menjadi polutan yang lebih aman.
3. Pengembangan substitusi bahan bakar untuk bensin sehingga
menghasilkan polutan dengan konsentrasi rendah selama
pembakaran.
4. Pengembangan sumber tenaga yang rendah polusi untuk
menggantikan mesin pembakaran yang ada.
BAB III
KASUS-KASUS
A. 10 Negara dengan Tingkat CO2 Terburuk
Salah satu penyebab global warming adalah emisi karbon
dioksida yang sangat tinggi. Emisi ini dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar fosil. Menurut struktur kimianya, bahan bakar yang
juga disebut hidrokarbon terdiri dari rantai atom karbon dan
hidrogen. Jika hidrokarbon ini dibakar dengan oksigen, maka akan
menghasilkan karbon dioksida dan uap air. Tetapi jika
pembakarannya tidak sempurna maka akan dihasilkan juga karbon
monoksida yang sangat beracun.
Sumber utama penghasil emisi karbondioksida secara global
ada 2 macam. Pertama, pembangkit listrik bertenaga batubara.
Pembangkit listrik ini membuang energi 2 kali lipat dari energi yang
dihasilkan. Misal, energi yang digunakan 100 unit, sementara
energi yang dihasilkan 35 unit. Maka, energi yang terbuang adalah
65 unit. Setiap 1000 megawatt yang dihasilkan dari pembangkit
listrik bertenaga batubara akan mengemisikan 5,6 juta ton karbon
dioksida per tahun. Kedua, pembakaran kendaraan bermotor.
Kendaraan yang mengonsumsi bahan bakar sebanyak 7,8 liter per
100 km dan menempuh jarak 16 ribu km, maka setiap tahunnya
akan mengemisikan 3 ton karbon dioksida ke udara
Meningkatnya kadar karbondioksida diudara merupakan
permasalahan yang sangat serius dan mesti diperhatikan sejak dari
sekarang. Jika hal ini dibiarkan berlarut, justru akan mengancam
kehidupan makhluk hidup. Meningkatnya kadar karbon dioksida di
atmosfer dapat menyebabkan terjadinya efek rumah kaca (green
house effect) atau lebih dikenal dengan pemanasan global suhu
bumi.
Pada dasarnya, karbondioksida tidak berbahaya bagi
manusia. Namun, kenaikan kadar karbon dioksida di udara dapat
mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi. Efek rumah
kaca terjadi dikarenakan karbon dioksida yang ada di atmosfer
melebihi ambang batas. Gas karbon dioksida dapat dilewati oleh
semua sinar/cahaya yang dipancarkan oleh matahari. Akan tetapi
ketika memantul dipermukaan bumi dan kembali keatmosfer, sinar
tertentu akan tertahan dan terperangkap kemudian dipantulkan lagi
ke bumi. Fenomena ini persis seperti sebuah rumah yang terbuat
dari kaca, dimana suhu di dalamnya sangat panas.
Dampak yang ditimbulkan
Efek rumah kaca dapat mengakibatkan mencairnya gunung-
gunung es di daerah kutub. Hal ini akan berakibat naiknya
permukaan laut yang dapat mengancam pemukiman penduduk
disepanjang pantai. Naiknya permukaan air laut dapat
mengakibatkan erosi disekitar wilayah pesisir pantai, kerusakan
hutan bakau dan terumbu karang, berkurangnya intensitas cahaya
di dasar laut, serta naiknya tinggi gelombang air laut.
Disamping itu efek rumahkaca mengakibatkan terganggunya
keseimbangan biologis di laut sehingga dapat meningkatkan jumlah
ganggang di lautan. Beberapa jenis ganggang ini ada yang dapat
mengeluarkan racun yang membahayakan kehidupan laut dan
meracuni manusia yang memakan hasil laut.
Efek rumah kaca juga akan meningkatkan suhu bumi sekitar
1o - 5 o C. Hal ini akan mengganggu ekosistem dan lingkungan.
Terkait dengan Earth Hour pada tanggal 26 Maret (kemarin), mari
kita lihat negara-negara yang memiliki tingkat karbon dioksida
terburuk. Apakah Indonesia termasuk dalam list ini? (Data yang
ada didasarkan pada data dari Energy Information Agency (bagian
dari Departemen Energi Amerika Serikat) dan ditampilkan oleh
Union of Concerned Scientists. Angka yang ada didasarkan pada
data dari tahun 2008.)
1. China
Seberapa parah? 6.534 juta ton metrik karbon dioksida.
2. Amerika Serikat
Seberapa parah? 6.534 juta ton metrik karbon dioksida.
3. Rusia
Seberapa parah? 1.729 juta ton metrik karbon dioksida.
4. India
Seberapa parah? 1.495 juta ton metrik karbon dioksida.
5. Jepang
Seberapa parah? 1.214 juta ton metrik karbon dioksida.
6. Jerman
Seberapa parah? 829 juta ton metrik karbon dioksida.
7. Kanada
Seberapa parah? 574 juta ton metrik karbon dioksida.
8. Inggris
Seberapa parah? 572 juta ton metrik karbon dioksida.
9. Korea Selatan
Seberapa parah? 542 juta ton metrik karbon dioksida.
10. Iran
Seberapa parah? 511 juta ton metrik karbon dioksida.
B. Polusi CO2 Tewaskan Ratusan Orang/Tahun
INILAH.com, Washington - Karbondioksida (CO2) yang
menjadi penyebab pemanasan global dan dikeluarkan oleh instalasi
listrik bertenaga batu-bara serta kendaraan berbahan bakar fosil,
telah mengakibatkan ratusan kematian pradini di AS tiap tahun
selama beberapa dasawarsa.
Kematian itu diakibatkan oleh penyakit jantung dan paru-
paru yang berkaitan dengan ozon dan partikel pencemar udara,
yang dipicu oleh CO2 akibat perbuatan manusia, kata penulis studi
itu, Mark Jacobson dari Standford University.
Saat planet menghangat akibat buangan CO2, angka
kematian tahunan di Amerika Serikat akibat CO2 dari ulah manusia
diperkirakan mencapai 1.000 orang per tahun, ketika temperatur
global telah naik sebesar 1 derajat Celsius.
Ketika temperatur planet sepanas itu, yang dapat terjadi
pada abad ini, angka kematian tahunan dunia diperkirakan akan
naik jadi 21.600, kata Jacobson, Jumat, dalam suatu wawancara
telepon.
Bumi telah menghangat sekitar 0,8 derajat Celsius dalam
150 tahun terakhir, dan kebanyakan terjadi dalam tiga dasawarsa
terakhir.
Jacobson mengatakan sebanyak 700-800 kematian per
tahun di AS dalam beberapa tahun paling akhir dapat dipicu oleh
buangan karbon akibat ulah manusia.
Polusi gas rumah kaca telah mendorong pemanasan global,
yang mengakibatkan peningkatan yang merugikan pada
permukaan air laut, kemarau dan kemungkinan makin banyak
topan dahsyat pada abad ini.
CO2 adalah salah satu gas rumah kaca yang dituduh
sebagai penyebab perubahan iklim, tapi adalah gas yang dapat
dikendalikan manusia melalui peraturan bertindak, yaitu
pembakaran bahan bakar fosil seperti batu-bara dan minyak. Gas
tersebut juga dikeluarkan oleh proses alam.
Dampak di Kalifornia.
Penggunaan contoh komputer yang rumit dan data
mengenai buangan dari Lembaga Perlindungan Lingkungan Hidup
AS, Jacobson mendapai bahwa dampaknya lebih buruk di berbagai
tempat yang berpenduduk padat dan tercemar.
"Dari kematian tambahan per tahun yang berhubungan
dengan ozon dan partikel, sebanyak 30% kematian terjadi di
Kalifornia, yang memiliki catatan 12 persen dari jumlah penduduk
(AS)," katanya.
Ia mengatakan Kalifornia memiliki enam dan 10 kota paling
tercemar di AS.
"Jadi sangat jelas bahwa perubahan iklim mempengaruhi
kesehatan warga Kalifornia secara tak berimbang dengan jumlah
penduduknya," kata Jacobson.
Apa yang terjadi di Kalifornia penting, karena negara bagian
berpenduduk padat itu telah lama menjadi lahan percobaan bagi
peraturan polusi AS.
Studi Jacobson, yang direncanakan disiarkan di Geophysical
Research Letter, disiarkan segera setelah Lembaga Perlindungan
Lingkungan Hidup AS (EPA) menolak upaya oleh Kalifornia dan 15
negara bagian lain untuk mengizinkan mereka menetapkan
standard lebih tinggi bagi buangan karbon dari mobil, truk dan SUV
dibandingkan dengan yang ditetapkan pemerintah federal.
Penelitian Jacobson tak disiarkan sebelum keputusan EPA
pada 19 Desember, tapi penolak EPA merujuk kepada apa yang
dikatakan Jacobson ditangani oleh studinya.
Saat menampik permintaan negara-negara bagian, EPA
beralasan bahwa Kalifornia tak memiliki kondisi khusus yang
menjadi perubahan itu, bahwa tak ada studi yang mengucilkan
dampak CO2 dan tak satu pun memperhatikan dampak kesehatan.
"Itu sebenarnya terjadi sekarang, itu telah terjadi selama 20-
30 tahun terakhir," kata Jacobson mengenai kematian yang
berkaitan langsung dengan buangan CO2 akibat ulah manusia.
Namun ia menyatakan kematian akibat CO2 hanya satu
bagian kecil dari kematian pradini tahunan akibat polusi udara
secara keseluruhan; sebanyak 50.000 hingga 100.000 orang di
Amerika Serikat dan antara 1,5 juta dan dua juta orang di seluruh
dunia. [Ant/L1]
C. Pencemaran CO2 di Udara Cetak Rekor Tertinggi pada 2010
Cancun, Meksiko, Peringatan bahwa temperatur Bumi akan
semakin panas bukan isapan jempol, sebab pencemaran CO2 terus
meningkat belakangan ini. Bahkan pada tahun 2010, emisi gas
pemicu efek rumah kaca ini mencapai rekor tertinggi yakni 30,6
Gigaton.
Data ini terungkap dalam pertemuan International Energy
Agency (IEA) yang berlangsung pada November-Desember 2010 di
Cancun, Meksiko. Dalam pertemuan tersebut, para peserta yang
merupakan perwakilan berbagai negara sepakat membatasi
peningkatan suhu Bumi maksimal 2'C.
Emisi gas karbondioksida (CO2) sebesar 30,6 Gigaton (Gt)
merupakan rekor tertinggi selama ini, 5 persen lebih tinggi dari
rekor tahun 2008 yakni 29,3 Gt. Padahal menurut IAE, emisi gas
CO2 sempat turun pada 2009 menyusul krisis minyak di banyak
negara.
Sisa pembakaran minyak memang memberikan kontribusi
cukup besar pada pencemaran CO2 di udara, yakni sebesar 36
persen. Namun penyumbang terbesar emisi CO2 adalah sisa
pembakaran batubara, yakni 44 persen sementara dari
pembakaran bahan bakar gas hanya 20 persen.
Berdsasarkan perbandingan jumlah partikelnya, emisi CO2
pada tahun 2010 adalah 450 part per million (ppm). Angka ini juga
mengalami peningkatan sebesar 5 persen dibandingkan data yang
dirilis tahun tahun 2000, yang masih tercatat sekitar 430 ppm.
"Sulit dipercaya, dunia telah mengalami tingkat pencemaran
yang luar biasa dan tidak seharusnya terjadi sebelum tahun 2020,"
ungkap salah satu juru bicara IAE, Faith Britol seperti dikutip dari
Medicalnewstoday, Rabu (1/6/2011).
Emisi gas CO2 sering disebut sebagai gas rumah kaca
karena sifatnya mampu menahan pelepasan panas dari permukaan
bumi. Akibatnya adalah pemanasan global atau peningkatan suhu
di seluruh permukaan Bumi, seperti sedang berada di sebuah
rumah kaca.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan :
1. Sumber Pollutan CO2 yang paling besar disumbangkan oleh
transportasi.
2. CO2 sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia, tumbuhan,
dan lingkungan.
3. Pengendalian pollutan CO2 dengan mengantur emisi kendaraan
bermontor.
B. Saran- saran
Untuk memperoleh lingkungan yang bebas dari pollutan CO2,
penulis memiliki saran, yaitu:
1. Mengurangi menggunakan alat transportasi pribadi
2. Kendaraan yang menyebabkan polusi yang banyak untuk
dihentikan masa penggunaannya
3. Pemerintah untuk selalu rajin mengadakan test uji emisi
DAFTAR PUSTAKA
Sastrawijaya, Tresna. 1991. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka
Cipta
Daryanto. 1995. Masalah Pencemaran. Bandung:Penerbit Tarsito
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_Udara
http://www.inilah.com/read/detail/6458/
Polusi_CO2_Tewaskan_Ratusan_Orang/Tahun
http://id.msn.com/
http://www.ayocintabumi.110mb.com/emisi.html
http://www.chem-istry.org/artikel_kimia/kimia_lingkungan/mewaspadai-
bahaya-%E2%80%98efek-rumah-kaca%E2%80%99/