Volume 2 Nomor 1, April 2006
PERANCANGAN AWAL PEMECAH GELOMBANGSEBAGAI PELINDUNG PANTAI KAMPUNG MELAYU AMPENAN
KOTA MADYA MATARAMPreliminary Design Of Breakwater As Shore Protection At Kampung
Melayu Beach, Ampenan, Kodya Mataram
Bambang Harianto *, Eko Pradjoko ", Robiyanto Suryantoro **
ABSTRAK
Pantai Kampung Melayu merupakan daerah pemukiman yang-emanfaatkan daerah pesislr pantai sebagai sarana pemukiman dengan:gkat kepadatan penduduk 1552 jiwa. Peslslr pantai Kampung Melayusenng mengalami bencana erosi yang mengakibatkan kerusakan saranaremukiman penduduk itu sendiri sehingga mengalami kerugian yang cukup:esar. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian terhadap pelindung pantaiserta studi perencanaan bangunan pelindung pantai untuk mengatasi:e r m a sal a h a n te rse but.
Analisa data yang neliputi data topografi, bathymeti, gelombang,.'Js. angin dan pasang surut merupakan langkah awa! untuk mengetahui
"sndisi pantai. Setelah analisa data angin kemudian dilakukan analisa;e'cnbang untuk mendapatkan informasi gelombang signifikan dengan kala, ang tertentu. Program perhitungan garis pantai Metode Genesis' dibuat-':uk memprediksi daerah yang mengalami erosi dan akresi. Erosi danz'resi terjadi karena adanya transportasi sedimen yang disebabkan olehs-iut antara datang gelombang dan garis pantai.
Untuk mengatasi permasalahan erosi pantai Kampung Melayu ini: akukan pemilihan alternatif pelindung pantai yang meliputi, alternatif tata
=:ak bangunan pelindung pantai (Breakwater), alternatif penggunaan:anan-bahan penyusun Breakwater. Selanjutnya dengan pertimbangan-a:ematis dan teknis maka alternatif pelindung pantai Kampung Melayu,z,ng dipilih'adalah alternatif 11 dimana menggunakan 2 buah Breakwater:2.gan panjang masing-masing 40 m dan spasi antar Breakwater adalah' jC m. Posrsr Breakwater terletak pada posisi grid 5 sampai grid 7 dan grid'2 sampai grid 14 dengan kedalaman -4 m. Dari hasil perencanaan awal:emecah gelombang (Breakwater ) memiliki lebar puncak 4 m ; elevasi:,"cak +6 m ;tebal lapis lindung 2,5 m ; berat tetrapod 4 ton dan berat:e:,injung kaki 0,172 ton.
/a:a Kunci : Pemeeah gelombang, Breakwater
PENDAHULUAN
Pemanfaatan daerah pantai oleh manusia sebagai sarana:e*ukiman, rekreasi, industri dan sebagainya telah banyak dilakukan saat- sejalan dengan meningkatnya kebutuhan manusia terhadap ruang;e-aknya. Pemanfaatan tersebut tentunya harus memperhatikan kondisi
' - 3:Tbang Harianto, MT.; Pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universrtas Mataram" :-': r:aCjoko, ST, MEng.; Pengajar pada Jurusan Tekqik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram- ;:c"yanto Suryantoro, ST .; Alumni pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Toknik Universitas Mataram
Volume 2 Nomor 1, April 2006
daerah pantai yang memiliki fenomena alam yang jelas terlihat adalahgelombang laut karena dapat menyebabkan erosi di daerah pantai.
Daerah kampung Melayu Kelurahan Ampenan Tengah merupakansalah satu daerah yang memanfatkan daerah pesisir pantai sebagai saranapemukiman dengan tingkat kepadatan penduduk 1552 jiwa. Pesisir pantaidaerah kampung Melayu sering mengalami bencana erosi yangmengakibatkan kerusakan sarana pemukiman penduduk itu sendirisehingga penduduk mengalami kerugian yang cukup besar diantaranya 24rumah roboh/rusakdengan jumlah jiwa178 orang (Data Kelurahan,2000 ).
Melihat keadaan tersebut diatas maka perlu dilakukan upaya untukmelindungi pantai dari serangan angin, gelombng dan arus yangmenyebabkan sedimentasi dan erosi pantai dengan pembuatan salah satujenis bangunan pelindung pantai yaitu pemecah gelombang (BreakWater)
Tujuan utama penulisan karya ilmiah ini adalah untuk melakukananalisa dan perancangan awal bangunan pemecah gelombang gunamenanggulangi permasalah'bn erosi pada daerah pantai tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Breakwater adalah struktur yang dibangun di posisi lepas pantai danmemanjang sejajar dengan garis pantai. Struktur ini berfungsi meredamenergi gelombang yang menuju pantai sehingga daerah di belakang strukturmenjadi tenang. Dengan berkurangnya energi gelombang maka kapasitastranspor sedimen pun menjadi berkurang dan sedimen bisa mengendap dibelakang struktur. Apabila endapan ini belum menyambung dengan strukturbreakwater dinamakan salient dan jika sudah menyambung disebut tombolo.Struktur bisa dibuat miring dengan tumpukan batu atau tegak denganmenggunakan blok beton. Batu yang digunakan untuk breakwater sisi mirrngbisa menggunakan batu alam atau batu buatan dari beton. Sedangkanbreakwater sisi tegak biasa digunakan jika kedalaman laut di lokasi cukupbesar. Konsep struktur breakwater bisa dilihat pada Gambar 1.
ff_k
rc
Gambar 1. Struktur Breakwater (CEM, 2001)
Struktur pemecah gelombang secara umum tersusun atas tigalapisan. Lapisan terdalam atau inti (core),lapisan terluar atau lapis lindung(armor layer) dan diantara lapisan tersebut yaitu penyaring (f/fer). Adabeberapa macam material penyusun lapisan luar pemecah gelombang
40
1.
2.
4.
Volume 2 Nomor 1, April 2006
misalnya tumpukan batu, tetrapod, gamapod maupun campuran antaragamapod dan batu pecah'(rubble) yang berfungsi menahan gaya-gayayang bekerja pada gelombang
Stabilitas penyusun lapis lindung tergantung dari beberapaparameter yaitu berat material (tebal lapis lindung), ukuran material bentukdan kekasaran butir, cara perletakan material serta kemiringan sisibangunan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini diuraikan dalam tahapan sebagai berikut :
Analisis data bathymetri, angin, gelombang, arus, dan pasang surut.
Analisis masalah erosi pantai.Alternatif penanggulangan masalah.Dalam perencanaan bangunan pelindung pantai diperlukan beberapaalternatif lay out dilihat dari segi lokasi, bentuk dan dimensi.Penentuan lay out terpilih didasarkan pada perbandingan data darimasing-masing alternatif dan pertimbangan secara ieknis.Perancangan awal bangunan dari lay out yang terpilih dengan bahanlapis lindung menggunakan batu pecah dan tetrapod.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa Data Pasang Surut
Gerakan pasang surut diramalkan terhadap suatu muka surutanyang letaknya 1 10 cm di bawah MSL dan menggunakan konstanta pasangsurut untuk pantai Ampenan yang bersumber dari Dinas Oseanografi TNI-AL
Tabel '1 : Konstanta Pasang Surut
nff:i#"t Mz sz Nz Kz Kr or Pr Ma MS+ LAmplitudo (cm) 27 16 36 24 13
(Sumber ; TNI-AL OSEANOGRAFI )
Hasil perhitungan diperoleh jenis pasang campuran condong kepasang ganda dengan kondisi :
a. Pasarrg purnama rerata ( Mean high water spring ) : MHWS = 1,53 m
b. Surut purnama rerata ( Mean low water spring ) '. MLWS = 0.67 mc. Pasang tertinggi (Highest Astronomical Tide) : HAT = 2.13 m
d. Surut terendah (Lowest Astrtonomical Tide) . LAT = 0.13 rn
Analisa Angin
Data angin diperoleh dari Badan Meterologi dan Geofisika berupadata kecepatan angin harian rata-rata dan kecepatan maksimum harian
Cacah angin dihitung untuk semua data (12 tahun), kemudianditransfer dalam persentase kejadian berdasarkan arah dan kecepatanterbesar dan rata-rata harian seperti terlihat pada tabel 2 dan 3.
11011
Volume 2 Nomor 1, April 2006
Tabel 2: Distribusi Kejadian Angin MaksimumTahun 1988-1999
Cacah Keiadian Anein (knots) TotalNo Arah 0*5 6-10 11-15 16-20 >2Q Cacah
oh
1 Barat 92 1000 203 94 21 1410 32.16
2 Barat laut 25 482 121 13 687 15.67
3 Barat Daya 6 174 24 20 227 5.18
4 Utara '19 233 142 80 ol 535 12.20
5 Timur Laut 47 21 77 1.76
6 Timur 15 90 14 128 2.92
7 Tenooara 17 327 22 521 11.88
I Selatan 19 533 158 73 .,t n 18.09
196 2886 782 375 139 4378 99.89
adian Tak n 0.11
Total 4383 100.00
(Sumber : Hasil Perhitungan )
Tabel 3 : Distribusi Kejadian Data Angin Rata-rata Tahun 1988-1999
ARAH Cacah Kejadian Angin (knots) Total
0-5 6-10 11*15 16-20 >20 o/o
Baral 1 165 291 1465 33.425
Barat Laut 90 367 8.373
Barat Daya 51 to 68 1.552
Jumlah keiadian berangin = 1900 43.35
Analisa angin diatas menunjukkan di sisi Barat Pulau Lombokkejadian angin dominan pertamq berasal dari arah Barat, kedua dari BaratLaut, dan ketiga dari Barat Daya.
Analisa Gelombang
Peramalan gelombang berdasarkan data kecepatan angin, jarak
seret (fefch) serta durasi hembus angin dsngan metode SMB (Svedrup -Munk - Bretschneider). Panjang fetch efektif yang diperlukan diambil daritiga arah (Barat, Barat Daya, Barat Laut) dengan panjang sebagai berikut :
Barat = 5B.7km, Baratlaut = 67.1km, BaratDaya = 39,1 km
Hasil peramalan gelombang dengan metode SMB selama 12 tahun .
Tabel 4 : Persentase Distribusi Kejadian Gelombang Maksimum 1988-1999
ArahTinggi Gelombang(%) Total
0,0-0,5(m) 0,5-1,0(m) 1,0-1,5(m) 1,5-2,0(m) >2,0(m) %
1 Barat 16,70 12,23 2,35 0,41 .0,48 32,17
Barat laut 7,23 o,z5 1.5'l 0,41 0,30 15r
Barat Dava 4.11 0,55 0,43 0,02 0,07 5,18
Kejadian Tak Berangin : 0,1 1
Total : 53,14(Sumber : Hasil Perhitungan )
42
Volume 2 Nomor 1, April 2006
Tabel 5 : Persentase Distribusi Kejadian Gelombang Rata-rata '1988-1999
TinggiGelombang (%) Cacah
0,0-0,4 (m) 0,4-0,8 (m) 0,8-1,2 (m) 1,2*1,6 (m) 1,6*2'0 (m) ok
Barat 32,855 0 0,046 33,449
Barat Laut 8,327 0,1 37 U 8,464
Barat Daya 1,483 0,068 1,551
43,35
Hasil analisa kala ulang dari data gelombang dengan metode
Gumbell adalah sebagai berikut:
Tabel 6 : Perhitungan gelombang signifikan untuk kala ulang tertentu.
Hr rata-rata(m)
Masa Ulang(Tahun)
Hst(m)
Ynoh
2.O7 o.713 0.98 0.3665 0.503 1.972
2.07 0.713 0.98 1.4999 0.503 2.796
2.07 0.713 0.98 2.25Q2 0.503 3.341
2.07 25 0.713 0.98 3.1 985 0.503 4.031
2.07 0.713 0.98 3.9019 0.503 4.542
2.07 100 0.713 0.98 4.6001 0.503 5.050
2.07 1 000 0,713 0.98 6.9073 0.503 6.728
(Sumber: Hasil )
Perhitungan kondisi gelombang pecah dapat dllihat pada tabel T .
Tabel 7. Tranformasi gelombang laut dalam menuju pantai dari arah Barat
Ho iot Hot/gT' Hu/l'lol Hu Hb/gT2 du/Hu do
s z,ttz o,ooqa t,ooo z,llz2]e6 1 Z -,Oq+z t,zso s,+gs o,oosg t 'o1o s'oss
re5q r,reo s,gzo o,oooz t,ooo +,?tsffi,oooe 1,12s 4,535 0,0076 1_:=:_r_----:--------=:4.542 1. 4 oozs 1,100 4,9e6 0,0084 1,1?9 llgqm o,ooes 1,080 5,454 o,oo92 I
ffi 6,ott.o t,oto o,zgs o,oltz t,tso z'aez
(Sumber : Hasil Perhitungan)
Analisa Erosi Pantai
Dalam menganalisa penyebab timbulnya erosi dan bentukperlindungan pantai, dalam hal ini pemecah gelcmbang, yang sesuar
digunakan program GENESIS sebagai alat bantu simulasi. Program
GENESIS merupakan program model satu garis pantai (one line modeiiyang mensimulasikan maju mundurnya garis parxai berdasarkan adanya
inglutan sedimen sejajar garis pantai, Program iri dapat mensimuiasikanpengaruh dari bentuk pantai sendiri, adanya bangunan di pantai (ietty, groin.
breikwater), dan muara sungai terhadap garis pantai. Data utama yang
Kr
Volume 2 Nomor 1, April 2006
diperlukan program ini adalah data posisi garis pantai dan data gelombang.
Pantai Kampung Melayu dimodelkan dengan batas selatan berjarak 80 m
dari Jetty yang telah ada (pias ke-S) dan batas utara berjarak 200 m daribekas dermaga (pias ke-21). Daerah model dibagi menjadi 30 sel (pias)
dengan panjang tiap pias (Ax) adalah 20 m.
Faktor yang berpengaruh pada perubahan garis pantai adalah aruslaut. Arus laut inilah yang akan mengikis dan membawa sedimen di
sepanjang pantai. Arus ini disebabkan adanya gelombang pecah yang' terjadi di perairan dangkal yang datang dari arah Barat Daya, Barat dan
Barat Laut. Gelombang pecah inr akan menimbulkan energi yang cukupbesar yang dapat menyebabkan terkikisnya pantai.
Gambar 2. Grafik garis pantai sebelum ada bangunan
Gambar 2, merupakan hasil simulasi besarnya kemunduran garispantai pada tiap-tiap pias. Kemunduran garis pantai selama hasil simulasi 7(tujuh) tahun terjadi pada pias ke-2 sampai ke-14 dengan nilai rata-ratasebesar 5,063 m, hal ini terjadi karena lokasi pantai tersebut memberikanperbedaan sudut yang relatif besar antara sudut yang dibentuk garis pantaidengan sudut gelornbang datang sehingga terjadi angkutan sedimen sejajarpantai (longshore transport). Bentuk garis pantai pada pias ke-2 sampai ke-14 ini terlihat labil yaitu merupakan lokasi yang menyempit ke arah lautsehingga jika diterjang gelombang akan memudahkan terjadinya pengikisan.Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya struktur pantai yang melindungipantai tesebut. Sebaliknya untuk pias ke-15 sampai ke-31 memberikankemajuan garis pantai yang terbesar dari lokasi pantai yang lain, hal initerjadi karena lokasi pantai tersebut memberikan perbedaan sudut yangrelatif kecil antara sudut yang dibentuk garis pantai dengan sudutgelombang datang dar, bentuk garis pantai pada lokasi tersebut merupakanlokasi yang menjorok ke daratan sehingga memudahkan untuk menangkapsedimen transport sehingga terjadi akresi. Pada kenyatannya di lapanganbahwa pias ke-15 sarpai ke-31 tidak terjadi akresi, hal ini disebabkankarena pada pias ke-21 terdapat bekas dermaga Ampenan, yang tidaktermodelkan dalarh program, yang dapat menghambat gerak sedimen. Erosi
44
Initial Shorellne;t'-e.e-. calculated Shorel rne
'hl -e
iitl-
}'' ' -_,{
'+- {
sats
=
510152O25306LOI'IGSHORE CaIOBDIHATE (cel t spacing = ZO n)
Volume 2 Nomor 1, April 2006
:an sedimentasi terjadi akibat dari ada tidaknya supplay sedimen daris.ngai atau dari pantai tersebut. Apabila supplay pasir di suatu tempat lebih.ecil dari kapasitas angkutnya maka akan terjadi erosi.
Pada dasarnya penempatan dipilih yang memiliki perubahan garis:antai yang menguntungkan (positif). Dalam menganalisa pemilihanei:ernatif yang terbaik perlu dilakukan beberapa tinjauan :
. Lokasi yang sama dengan panjang yang berbeda
. Panjang yang sama dengan lokasi yang berbeda
. Panjang yang sama dan jarak antar Breakwater berbedaSebelas alternatif layout tersebut terletak pada kedalaman -4 m
:eqgan kondisi sebagai berikut :
" Menggunakan satu Breakwater yang menutup semua daerah yangtererosi dengan panjang 320 m dari grid 5 sampai grid 21 dimana grid'13 digunakan sebagai titik tengah.
/- Menggunakan satu Breakwater dengan panjang 244 m mulai dari grid 7sampai grid 19 dimana grid 13 digunakan sebagai titik tengah.Menggunakan satu Breakwater dengan panjang 160 m mulai dari grid Isampai grid 17 dimana grid 13 digunakan sebagai titik tengah.Menggunakan satu Breakwater dengan panjang 160 m mulai grid 7sampai grid 15.Menggunakan satu Breakwater dengan panjang 160 m mulai grid 11
sampai grid 19.Menggunakan 2 buah Breakwater dengan panjang masing-masing 80 mdan spasi antar Breakwater adqlah 40 m. Posisi Breakwatqr terletakpada posisi grid 5 sampai grid 9 dan grid I 1 sampai grid 15.Menggunakan 2 buah Breakwater dengan panjang masing-masing B0m dan spasi antar Breakwater adalah 60 m. Posisi Breakwater terletakpada posisi grid 5 sampai grid 9 dan grid 12 sampai grid '16.
Menggunakan 2 buah Breakwater dengan panjang masing-masing B0m dan spasi antar Breakwater adalah 100 m. Posisi Breakwaterterletakpada posisigrid 5 sampaigrid 9 dan grid 14 sampaigrid 18.Menggunakan 2 buah Breakwater dengan panjang masing-masing 40rn dan spasi antar Breakwater adalah 40 m. Posisi Breakwater terletakpada posisi grid 5 sampai grid 7 dan grid 9 sampai grid 11.Menggunakan 2 buah Breakwater dengan panjang masing-masing 40m dan spasi antar Breakwater adalah 60 m. Posisi Break Water terletakpada posisi grid 5 sampai grid 7 dan grid 10 sampai grid 12.Menggunakan 2 buah Breakwater dengan panjang masing-masing 40 mdan spasi antar Breakwater adalah 100 m. Posisi Breakwater terletakpada posisi grid 5 sampai grid 7 dan grid 12 sampai grid 14
Dari beberapa alternatif di atas telah di seleksi menjadi 6 alternatif,E^am alternatif tersebut adalah sebagai berikut:a Alternatif 1dan2 memberikan perubahan garis pantaiyang cukup besar
namun pada kondisi tersebut Breakwater mempunyai panjang totaiterbesar sehingga dari segi biaya kurang efisien.
: Alternattf 6 ,7 dan B memberikan perubahan garis pantai yang cuKuonamun bentuk garis pantai akhir kurang bagus (membentuk tombololpanjang total Breakwater 160 m dan dikatagorikan tidak terlalu panjangdan tidak terlalu mahal dari segi blaya.
45
Volume 2 Nomor 1, April 2006
c. Alternatif 11 memberikan perubahan garis pantai yang relatif sedanEdan bentuk garis pantai akhir hampir menyerupai garis pantai awa
dengan panjang total Breakwater B0 m. Panjang total Breakwater irmerupakan yang terpendek dari keempat alternatif yang lainnya ce'dapat dipastikan dari segi biaya merupakan yang paling murah (efisien '
Berdasarkan uraian di atas maka alternatif tata letak ye^3disarankan adalah alternatif 11.
Inltt!l Shorcl tnE,: ---+ Calcutatcd Shoreline
€oo
?50
Brca*uatcr
.\
?oo-
650
sroa5zoz530ALOHffiH0RE COTInDIHATE (cBlI spacing = zo m)
Gambar 3. Hasil simulasi garis pantai altematif 11
Perancangan Bangunan
Elevasi Muka Air Rencana ( Design Water Level )Elevasi muka air rencana hanya didasarkan pada pasang s---:
wave setup dan pemanasan global.a, Pasang surut, didapat beberapa elevasi muka air yaitu MHWL : '' 5i
m; MSL: +1,10 m; MLWL: 0,67 m.
b. Wave setup, didapat nilai H6 = 4,535 m; dan didapat Sw = 0,65 mc. Kenaikan muka air karena pemanasan global, diperkirakan 0,20 m
Elevasi muka air rencana (desrgn water level, DWL) diletac'a'berdasarkan ketiga faktor tersebut, sehingga diperoleh :
a. DWL = MHWL+Sr+SLR = +1,53+0,65+0,20=+2,38mb. DWL = LWL + S* = + 0,67 + 0,65 = 1,320 m
Kedalaman air di lokasi bangunan berdasarkan HWL dan LWL adalahdHwr = 2,38- (4) = 6,38 m
drwr = 1,32- (-4) = 5,32 m
dn4wr = 1,95 - (4) = 5,95 m
Penentuan Gelombang Rencana ( He )
Lo = 1,5672 = 1,56 * 7,82 = 96,l3lm - *= ffi= 0.05ii
46
Volume 2 Nomor 1, APril 2006
{ = 0,10724 dan K, = 0'988L
H, = K,KrHo ) 11, = 0'988*1*4,031= 3'983
Daritabel 7 bahwa gelombang pecah akan terjadi pada kedalaman 4,943 m'
Karena do(dr-(d,*, berarti di lokasi bangunan gelombang tidak pecah.
Penentuan elevasi puncak pemecah gelombang
Elevasi puncak pemecah gelombang dihitung berdasarkan tinggi runup.
Kemiringan sisi pemecah gelombang ditetapkan 1:2
Tinggi gelombang di laut dalam :
Lo = !,5672 = 1,56 x'/,82 = 96,I3Im
Bilangan lrribaren :
r: tge = t',
. =)4<6": {r-Y- (rrs\ -^-)"[" r,,J ( e6,l3l,
Untuk lapis lindung dari batu pecah (quarry stone) :
b = r,r-+ 4, = l,1x 3,983 = 4,3|rm
Elevasi puncak pemecah gelombang dengan memperhitungkan
tinggi kebebasan 0,5 m :
Elp"*.c,r = HWL + R, + tinggi kebebasan
= 2,38 + 4,381 + 0,5 = 7,261 m = 7,5 m
Untuk lapis lindung dari tetraPod :
D
?=0,77 +{, =0,77 x3,983 =3,067rnH
Elp"*.ca = 2,38+ 3,067 + 0,5 = 5,947 m !6 m
Tinggi pemecah gelombang
H p"..cet = Elt,"..G"t - El Drr.Lor,
H p,,,.G,t = 7,261- (-4) = ll'261m (batu) t 1 1'5 m
H t,-.G"r = 5,947 - (-4) = 9,947m (tetrapod) - 10 m
Volume 2 Nornor 1, April 2006
Berat butir lapis lindung
Untuk lapis lindung dari batu (Ko = 4) :
IIr^= ,T,Hl.. -2'65x3'983r =5-347 r5.5ton" B Kr(s, - 1)'cotd 4(z.q _ rl zI l,o3 )
Untuk lapis lindung daritetrapod (Ko = 8) :
gr- - 2'40x3'9833 =4,090=4ton' (lan Y
8l ':]Y -tl z[ 1,03 )
sehingga digunakan lapis lindung dari tetrapod dengan berat 4 ton.
Lebar puncak pemecah gelombang
Lebar puncak pemecah gelombang untuk n = 3 (minimum)
B, = nk^lL) ' = r. i,o+[$)L = z,tosm t 4,0 m-1 lY, ) L2'4a )
Tebal lapis lindung
fwl\ l- 411t, = nkLl -l = 2x|,04l=+ I = 2,472m * 2,5 mI -lv,l '
12,40 J
Jumlah batu pelindung
Jumlah butir batu pelindung tiap satuan luas (10 m';adalah :
i/_ Ank^[, #] l#1"1/
N1 = 10x 2x1,04[t-*l lry]" =7,364=Bbutir- '- L roo_J l4 J
Pelindung Kaki ( toe protection I
untuk menghindari kerusakan/keruntuhan bangunan akibat gerusan
oleh serangan gelombang-gelombang besar perlu dilengkapi konstruksipelindung kaki (foe protection). Berat batu pelindung kaki diperoleh hasil0,172hon.
48
Volume 2 Nomor 1, April 2006
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat diambil kesimpulan antara lain :
1, Faktor yang sangat berperan dalam perubahan garis pantai adalah arus
laut. Arus laut ini akan, mengikis dan membawa sedimen sepanjangpantai sehingga nantinya akan terjadi perubahan garis pantai. Arus laut
ini disebabkan oleh adanya gelombang pecah yang terjadi di perairan
dangkal, gelombang pecah ini akan menghasilkan gelombang yang
cukup besar yang dapat menyebabkan terkikisnya pantai Kampung
Melayu. Berdasarkan hasil simulasi program erosi terbesar terjadi pada
pias ke-S sampai pias ke-14 hal initerjadi karena lokasi pantaitersebutmerupakan lokasi yang menyempit ke arah laut sehingga jika diterjanggelombang akan memudahkan terjadinya pengikisan pantai. sedangkanpada pias ke-15 sampai pias ke*31 memberikan kemajuan garis pantai
yang paling besar karena lokasi ini menjorok ke daratan sehingga
memudahkan mendapat sedimen transport sehingga terjadi akresi.
2. Dalam menentukan tata letak dan jenis bahan penyusun Breakwaierdipilih alternatif 11 yaitu menggunakan 2 buah Breakwater denganpanjang masing-masing 40 m dan spasi antar Breakwater adalah 100 m.poslsi Breakwater tertetak pada posisi grid 5 sampai grid 7 dan grid 12
sampai grid 14.
3. Porencanaan awal pemecah gelombang (Breakwater ) pada kedalaman
-4 m dengan lebar puncak 4 m ; elevasi puncak +6 m ; tebal lapis
lindung 2,5 m; berat tetrapod 4 ton dan berat pelindung kaki 0,172 ton
Saran
Untuk memperoleh hasil yang mendekati ideal perlu
dipertimbangkan saran - saran berikut ini :
1. Dalam analisa refraksi gelombang masih menggunakan asumsi konturdasar laut berbentuk pararel dan masih ada kemungkinan untukdikembangkan dengan menggunakan kontur dasar laut sesuai dengankondisi pantai Kampung MelaYu.
2. Model yang dibuat untuk menghitung perubahan garis pantai merupakanmodel yang sederhana dengan berbagai keterbatasan yaitu perhitungan
crosshore dan tongshore transport tidak dapat dijalankan secarabersamaan, untuk itu masih dimungkinkan suatu pengembangan
terhadap model perubahan garis pantai yang lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAK,A
Bambang Triatmodjo, 1996, Pelabuhan, Bela Offset, Yogyakarta.Bambang Triatmodjo, 1999, Teknik Pantai, Beta Offset YogyakarlaNur.Yuwono, 1592, Dasar - dasar Perencanaan Bangunan Pantai.
Vol 2, Laboratorium Hidraulika dan Hidrologi, PAU - lT - UGM' YogyakartaMark B. Gravehs, Nicholas C. Kraus, Han Hanson, 199'1, Genesis.
Generalized Modet For Simulatirtg Shoreline Change, Report 2, Deparlemen
Of The Army US Army Corps Of Engineers, Washingtcn D.C.
Top Related