PERBANKAN SYARIAH
ISLAMISLAM
AQIDAHAQIDAH SHARIAHSHARIAH AKHLAQAKHLAQ
MUAMALAHMUAMALAH IBADAH MAHDLAHIBADAH MAHDLAH
SPECIAL RIGHTSSPECIAL RIGHTS PUBLIC RIGHTSPUBLIC RIGHTS
CIVIL LAWSCIVIL LAWS CRIMINAL LAWSCRIMINAL LAWS INTERIOR AFFAIRSINTERIOR AFFAIRS EXTERIOR AFFAIRSEXTERIOR AFFAIRS
INT RELATIONINT RELATION
POLITICSPOLITICS
FINANCEFINANCE
SOCIALSOCIAL
LEASINGLEASING INSURANCEINSURANCE BANKINGBANKING MORTGAGEMORTGAGE VENTURE CAPITALVENTURE CAPITAL
ISLAM: PANDANGAN HIDUP KOMPREHENSIF
ECONOMICSECONOMICS CULTURECULTURE ETCETC
• Al-Qashash: 77. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan
Hadist Turmidzi 2341 dan Darimi 536
ARTINYA:
• Dari Abu Barzah Al-Aslami berkata: bahwasanya Rasulullah SAW telah berkata: “Pada hari kiamat kelak seorang hamba tidak akan melangkahkan kakinya kecuali akan ditanya tentang empat perkara; tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya sejauhmana ia mengamalkannya, tentang hartanya darimana ia mendapatkannya dan untuk apa ia pergunakan, serta tentang semua anggota tubuhnya apa yang ia perbuat dengannya.”
• QS. At-Taghabun 15: Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan/fitnah (bagimu), dan di sisi Allahlah pahala yang besar, dan QS Al-’Anfaal: 28 (dan ketahuilah …)
• Harta sebagai fitnah, Fitanah=– ‘Azab (Adz-Dzaariyaat: 14)– Cobaan (Thaahaa: 40)– Keberpalingan dari ibadah kepada Allah SWT (at-Taghaabun: 15)– Pemaksaan untuk tidak kembali kepada agama (al-Buruuj: 10)– Kesesatan (al-Muddatstsir: 31)– Kekufuran (al_baqarah: 19)– Dosa (at-Taubah: 49)
PROSES PENGELOLAAN HARTA
HARTA YANG
DIMILIKI
BAGAIMANA CARA MENDAPATKAN
DIGUNAKAN UNTUK APA
a. HARAM ZATNYA
b. HARAM BUKAN ZATNYA
c. TIDAK SYAH AKADNYA
a. ZISb. BAYAR
KEWAJIBANc. INVESTASI/
TABUNGANd. KONSUMSI
Sistem Produksi dalam Islam
INPUT PROSES OUTPUTHalal Halal HalalHalal Haram Haram
Haram Halal HaramHaram Haram Haram
APA CONTOHNYA?:1.2.3.4.
ISLAM DAN PERBANKAN
KAIDAH USHUL FIQH:
Maa laa yatim al-wajib illa bihi fa huwa wajib
Sesuatu yang harus ada untuk mempurnakan yang wajib, maka ia wajib diadakan.
Hadits:
Antum a’lamu bi umuri al-dunyakum? (kalian lebih mengetahui tentang urusan dunia kalian)
Masalah ekonomi dan perbankan adalah bab muamalah, maka selama ia memberikan perbaikan kehidupan umat manusia maka wajib dijalankan dengan sesuai kaidah Islam
ALASAN PERLUNYA BANK SYARI’AH
Secara praktis, sistem perbankan berbasis bunga atau konvensional mengandung beberapa kelemahan, sebagai berikut :
Transaksi berbasis bunga melanggar keadilan atau kewajaran bisnis.
Tidak fleksibelnya sistem transaksi berbasis bunga menyebabkan kebangkrutan.
Komitmen bank untuk menjaga keamanan uang deposan berikut bunganya membuat bank cemas untuk mengembalikan pokok dan bunganya.
Sistem transaksi berbasis bunga menghalangi munculnya inovasi oleh usaha kecil.
Dalam sistem bunga, bank tidak akan tertarik dalam kemitraan usaha kecuali bila ada jaminan kepastian pengembalian modal dan pendapatan bunga mereka.
Al-Qur’an memberikan nilai-nilai dalam menjalankan aktivitas perbankan syari’ah
Pada masa Rasulullah telah didirikan lembaga keuangan : Baitul Mal; Wilayatul Hisbah;
Pengembangan etika bisnis
Para khulafa’urrasyidin melanjutkan mengembangkan baitul mal
Pada masa dinasti Islam, baitul mal terus dikembangkan dan mulai adanya pemikiran
tentang ekonomi
Pada masa modern telah berdiri local saving bank, Islamic Development Bank, Bank Syari’ah,
dan lembaga keuangan non bank lainnya
Islam dan Perbankan Syari’ahIslam dan Perbankan Syari’ah
PRAKTEK PERBANKAN DI ZAMAN NABI
Bank : lembaga yang melaksanakan 3 fungsi utama:
• Menerima simpanan uang
• Meminjamkan uang
• Memberikan jasa pengiriman uangContoh yang dilakukan Nabi:
Rasulullah saw dikenal sebagai al-amin, dipercaya masyarakat Mekah menerima simpanan harta, sehingga pada saat terakhir sebelum Rasul hijrah ke Madinah, beliau meminta Sayidina Ali ra. untuk mengembalikan semua titipan itu kepada yang memilikinya
Sahabat Rasul Zubair bin al-Awwam lebih suka menerima uang dalam bentuk pinjaman
PRAKTEK PERBANKAN DI ZAMAN BANI UMAYYAH DAN BANI ABASIAH
Mulai ada orang yang memiliki keahlian di bidang keuangan, yang disebut dengan jihbiz :
Jihbiz vs Bank: Persamaan dan Perbedaannya:
Persamaannya:
Jihbiz dan Bank sama-sama melakukan fungsi berikut:
•To accept deposits
•To channel financing
•To tranfer money
Perbedaannya:
•Jihbiz dikelola oleh individu
•Bank dikelola oleh institusi
EVOLUSI KEGIATAN PERBANKAN DALAM MASYARAKAT ISLAM
1. Individu (Nabi/sahabat melakukan suatu fungsi perbakan
2. Jihbiz (seorang melakukan suatu fungsi perbakan
3. Bank (sebuah institusi melakukan ketiga fungsi perbankan) diadopsi oleh masyarakat Eropa abad
pertengahan, namun kegiatannya mulai dilakukan dengan basis bunga
4. Bank syari’ah modern (sebuah institusi melakukan kegitiga fungsi perbankan dengan berlandaskan syari’ah
Islam)
Perkembangan Bank Syari’ah di Luar Negeri
Mit Ghamr Bank dirintis pada tahun 1960-an sebagai rural-social bank, berdiri di sekitar sungai Nil, didirikan oleh Prof. Dr. Ahmad Najjar
Islamic development Bank, dirintis pada sidang Menlu Negara OKI di Karachi Pakistan Desember 1970.
Islamic Research and Training Institute lembaga milik IDB yang bertugas membantu melakukan riset dan pelatihan untuk pengembangan ekonomi/bank syari’ah
Pembantukan bank-bank syari’ah di luar negeri :
Kategori I bank komersial
Kategori II lembaga investasi dalam bentuk international holding companies
Perkembangan Landasan Hukum
UU No 7/92 tentang Perbankan
PP No 72/92 tentang Bank Berdasarkan Bagi
Hasil
UU No 10/98 tentang perubahan UU 7/92
Dicabut dg PP 30/99
BANK SYARIAH
UU No 21/08 tentang perubahan UU 10/98
Definisi Bank dan Perbankan Syariah menurut UU No. 21 tahun 2008
• Bank adalah badan usaha yang menghimpun d ana dari masyarakat dalam bentuk Simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuklainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
• Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya
Bank Syariah
• Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
• Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
• Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariahyang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalamlalu lintas pembayaran
Fungsi dan Peran
Lembaga intermediari. Agen investasi /manager
investasi. Investor Penyedian jasa lalu lintas
pembayaran (tidak bertentangan syariah).
Pengelola dana kebajikan, ZIS, (fungsi sosial)
Hubungan dengan nasabah adalah hubungan kemitraan (investor timbal balik pengelola investasi)
Lembaga intermediari
Penghimpun dana masyarkat dan meminjamkan kembali kepada masyarakat dalam kredit dengan imbalan bunga.
Penyedia jasa / lalu lintas pembayaran
Hubungan bank dengan nasabah adalah hubungan debitur kreditur
Landasan operassional
Berdasarkan prinsip syariah Islam
Uang sebagai alat tukar bukan komoditi.
Bunga dalam berbagai bentuknya dilarang
Menggunakan prinsip bagi hasil dan keuntungan atas transaksi riel
Berdasarkan prinsip dan nilai materialistis
Uang sebagai komditi yang diperdagangkan.
Bunga sebagai instrumen imbalan terhadap pemilik uang yang ditetapkan dimuka
Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional
Permasalahan
Bank Syariah Bank Konvensional
Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Permasalahan
Bank Syariah Bank Konvensional
Sistem Pengawasan
Adanya dewan pengawas syariah untuk memastikan operasional bank tidak menyimpang dari syariah disamping tuntutan moralitas pengelola bank dan nasabah sesuai dengan akhlakul kharimah
Aspek moralitas sering kali terlanggar karena tidak adanya nilai-nilai religius yang mendasari operasional.
Risiko Usaha Dihadapi bersama antara bank dengan nasabah dengan prinsip keadilan dan kejujuran.
Tidak mengenal kemungkinan terjadinya selisih negatif (negatif spread) karena sistem yang digunakan.
Risiko bank tidak terkait langsung dengan debitur , risiko debitur tidak terkait langsung dengan bank.
Kemungkinan terjadi selisih negatif antara pendapatan bunga dan beban bunga
PERBEDAAN BUNGA DENGAN BAGI HASIL
BUNGA BAGI HASIL Dihitung dari pokok
(uang yg dipinjamkan) Berubah sesuai kondisi
(bunga) pasar Nominal tetap sesuai
suku bunga Diragukan
Dihitungan dari keuntungan
Nisbah tetap sesuai akad
Nominal berubah sesuai kondisi usaha
Tidak ada keraguan
Karakteristik Bank Syariah• Berdasarkan prinsip syariah• Implementasi prinsip ekonomi Islam dg ciri:
– pelarangan riba dalam berbagai bentuknya– Tidak mengenal konsep “time-value of money”– Uang sebagai alat tukar bukan komoditi yg diperdagangkan.
• Beroperasi atas dasar bagi hasil• Kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa• Tidak menggunakan “bunga” sebagai alat untuk memperoleh pendapatan • Azas utama => kemitraan, keadilan, transparansi dan universal• Tidak membedakan secara tegas sektor moneter dan sektor riil=> dapat
melakukan transaksi-2 sektor riil
Syarat transaksi sesuai syariah a.l : (pr 7)
• Tidak mengandung unsur kedzaliman• Bukan riba• Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain.• Tidak ada penipuan (gharar)• Tidak mengandung materi-materi yg diharamkan• Tidak mengandung unsur judi (maisyir)
FIQH MUAMALAH UNTUK PERBANKAN
PRINSIP-PRINSIP MUAMALAH ISLAM
Bidang yang diperbolehkan syari’ah
Bidang yang dilarang syari’ah
Tadlis
RibaTaghrir
Persaingan tidak sempurna
Ikhtikar & bai’ najasy
PENYEBAB TRANSAKSI DILARANG
Penyebab dilarangnya transaksi
Haram zatnya Tidak sah akadnya
1. Tadlis
2. Ikhtikar
3. Bai’ Najasy
4. Taghrir (Gharar)
5. Riba
6. Risywah
1. Rukunnya tidak terpenuhi
2. Syarat tidak terpenuhi
3. Terjadi Ta’alluq
4. Terjadi “2 in 1”
Haram selain zatnya
1. Darah
2. Bangkai (kecuali ikan & belalang)
3. Daging babi
4. Binatang yang disembelih tidak menyebut asma Allah
5. Khamer (minuman keras)
HARAM ZATNYA
Transaksi dilarang karena obyek yang ditransaksikan juga dilarang
Misalnya: minuman keras, bangkai (kecuali ikan dan belalang), babi
Transaksi barang atau jasa yang demikian ini tetap haram walaupun akad jual-belinya sah.
Contoh:
Pembelian minuman keras dengan akad murabahah melalui Bank Syari’ah.
(Zat barangnya haram, namun akadnya sah)
HARAM SELAIN ZATNYA
1. Tadlis (melanggar prinsip “an taraddin minkum”
Setiap transaksi dalam Islam harus dilandasi pada prinsip kerelaan kedua pihak yang bertransaksi
Mereka harus memiliki informasi yang sama tentang barang/jasa yang diperjual belikan, sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan
Unknown to one party dalam bahasa fiqh disebut tadlis.
Tadlis terjadi karena empat hal:
a. Kuantitas pengurangan timbangan
b. Kualitas penyembunyian kecacatan obyek
c. Harga memanfaatkan ketidaktahuan harga pasar
d. Waktu penyerahan penjual tidak mengetahui secara pasti barang akan diserahkan kepada pembeli
HARAM SELAIN ZATNYA
b. Taghrir (Gharar)
Gharar adalah situasi dimana terjadi incomplete information karena adanya ketidakpastian dari kedua belah pihak yang bertransaksi.
Taghrir terjadi bila kita merubah sesuatu yang seharusnya bersifat pasti menjadi tidak pasti.
Gharar/taghrir terjadi karena empat hal, yaitu:
1) Kuantitas kasus ijon
2) Kualitas menjual sapi masih dalam perut induknya
3) Harga pengambilan margin 20% untuk 1 tahun atau 40% untuk 2 tahun
4) Waktu penyerahan menjual barang hilang seharga Rp. X dan disetujui oleh pembelinya
HARAM SELAIN ZATNYA
2. Melanggar prinsip “la tazhlimuna wa la tuzhlamun”
Jangan menzalimi dan jangan dizalimi
Praktek yang melanggar prinsip ini adalah:
a. Rekayasa pasar dalam Supply (Ikhtikar)
- Mengupayakan adanya kelangkaan barang dengan menimbun atau entry barier
- Menjual harga lebih tinggi dibandingkan harga sebelum munculnya kelangkaan
- Mengambil keuntungan lebih dibandingkan keuntungan sebelum kejadian I dan II
S1
D
S2
P’
P”
Q2 Q1
HARAM SELAIN ZATNYAb. Rekayasa Pasar dalam demand (Bai’ Najasy)
Rekayasa pasar dalam demand terjadi bila seorang produsen/ pembeli menciptakan permintaan palsu, seolah-olah ada banyak permintaan terhadap suatu produk sehingga harga jual produk akan naik.
Cara ini dapat dilakukan dengan cara:
1) Penyerbaran isu
2) Melakukan order pembelian
3) Pembelian pancingan sehingga tercipta sentimen pasar, bila harga sudah naik sampai level yang diinginkan, maka yang bersangkutan akan melakukan aksi ambil untung dengan melepas kembali obyek yang sudah dibeli
S1
D1
P’
P”
Q2Q1
D2
HARAM SELAIN ZATNYAd. Riba
Dalam ilmu fiqh dikenal jenis riba:
1) Fadl (riba buyu’) riba karena pertukaran barang sejenis yang tidak memenuhi kriteria sama kualitasnya (mistlan bi mistlin), sama kuantitasnya (sawa-an bi sawa-in) dan sama waktu penyerahannya (yadan bi yadin).
2) Nasi’ah (riba duyun) riba yang timbul akibat hutang-piutang yang tidak memenuhi kriteria untuk muncul renturn bersama risiko (al ghunmu bil ghurmi) dan hasil usaha muncul bersama biaya (al kharaj bi la dhaman). Transaksi semisal ini mengandung pertukaran kewajiban menanggung beban, hanya berjalannya waktu. Nasi’ah adalah memastikan sesuatu yang tidak pasti menjadi pasti
3) Qard dan Jahiliyah hutang yang dibayar melebihi dari pokok pinjaman, karena si peminjam tidak mampu mengembalikan dana pinjaman pada waktu yang ditetapkan.
RINGKASAN MENGENAI RIBATipe Riba Faktor penyebab Cara Menghilangkan Faktor Penyebab
Riba Fadl Gharar (uncertain to both parties)
Kedua belah pihak harus memastikan faktor berikut: 1) Kuantitas; 2) Kualitas; 3) Harga; 4) Waktu penyerahan
Riba Nasi’ah Return tanpa risiko, pendapatan tanpa biaya
Kedua belah pihak membuat kontrak yang merinci hak dan kewajiban masing-masing untuk menjamin tidak adanya pihak manapun yang mendapatkan return tanpa menanggung risiko, atau menikmati pendapatan tanpa menanggung biaya
Riba Jahiliyah Memberi pinjaman sukarela secara komersiil, karena setiap pinjaman yang mengambil manfaat adalah riba
Jangan mengambil manfaat apapun dari akad kebaikan (tabarru)
Kalaupun ingin mengambil manfaat maka gunakan akad bisnis (tijarah), bukan akad kebaikan (tabarru)
HARAM SELAIN ZATNYA
e. Risywah
Menyuap orang lain untuk meloloskan atau memudahkan urusan yang bersangkutan
TIDAK SAH/LENGKAP AKADNYA
Suatu transaksi yang tidak termasuk dalam kategori haram li dzatihi maupun haram li ghairihi, belum tentu serta merta menjadi halal.
Sesuatu tersebut menjadi haram bila akad atas transaksi itu tidak sah atau tidak lengkap.
Suatu transaksi dikatakan tidak sah atau tidak lengkap akadnya bila terjadi salah satu atau lebih faktor berikut:
1) Rukun dan syarat tidak terpenuhi Rukun jual beli meliputi: (a) Pelaku; (b) Obyek; © Ijab-qabul. Syarat jual beli, tidak: (a) Menghalalkan yang haram; (b) Mengharamkan yang halal; © Menggugurkan rukun; (d) Bertentangan dengan rukun; (e) Mencegah berlakunya rukun
2) Terjadi Ta’alluq Terjadi bila kita dihadapkan pada dua akad yang saling dikaitkan. Dengan maksud, berlakunya akad 1 tergantung pada akad ke 2. Dalam terminologi fiqh disebut bai’ al-’inah.
3) Terjadi two in one Satu transaksi mewadahi dua akad sekaligus, sehingga terjadi ketidakpastian. Dalam terminologi fiqh disebut: shafqatain fi al-shafqah. Two in one terjadi karena: (a) obyek sama; (b) pelaku sama; © jangka waktu sama. Bila salah satu dari faktor tersebut tidak ada maka tidak terjadi two in one
WA’AD DAN AQAD
ANTARA WA’AD DENGAN AQAD
• Ada perbedaan antara wa’ad dengan aqad• Wa’ad
– Wa’ad= janji (promis) antara satu pihak kepada pihak lainnya (hanya mengikat satu pihak = one way)
– Terms and condition-nya tidak well-defined– Belum ada kewajiban yang ditunaikan oleh pihak manapun,
walaupun term & condition-nya sudah well-defined• Aqad
– Aqad mengingat kedua belah pihak yang saling bersepakat– Term & condition sudah ditetapkan secara rinci dan spesifik– Ada sanksi bagi pihak yang tidak memenuhi kewajiban yang
disepakati
ANTARA TABARRU’ DENGAN TIJARAH
• Tabarru’ berasal dari kata birr = kebaikan• Tabarru’ = segala macam perjanjian yang
menyangkut transaksi nirlaba (not for profit transaction)
• Tabarru’ merupakan transaksi yang dilakukan dengan tujuan tolong menolong dalam rangka berbuat kebaikan
• Contoh: qard, rahn, hiwalah, wakalah, kafalah, hibah, wakaf, shadaqah, hadiah
AQAD TABARRU’Lending $
QardLending $
RahnLending $ + Collateral
HiwalahLending $ to take over loan from other party
Lending yourself
WakalahLending yourself now to do something on behalf of other
Wadi’ahWakalah, by specifying the job
HiwalahContingent wakalah, I.e preparing yourself to do something if something happens
Giving something Hibah, shadaqah, waqf
ANTARA TABARRU’ DENGAN TIJARAH
• Tijarah = perdagangan = comersiil• Tijarah = segala macam perjanjian yang
menyangkut transaksi yang mendatangkan keuntungan (for profit transaction)
• Contoh: akad investasi, jual beli, sewa-menyewa, dll.
• Aqad Tijarah dilihat dari kepastian hasil yang diperoleh:– Natural Uncertainty Contract– Natural Certainty Contract
AQAD TIJARAHNatural Certainty Contract
Murabahah
Salam
Natural Uncertainty Contract
Musyarakah: Wujuh, ‘inan, abdan, mufawadah)Muzara’ah
Musaqah
Istishna’
Ijarah
Teori Pertukaran
Mukhabarah
Teori Percampuran
TEORI PERTUKARAN & PERCAMPURAN
Berdasarkan tingkat kepastian hasil yang diperoleh, kontrak bisnis dapat dibedakan menjadi
1. Natural Certainty Contracts (Teori Pertukaran)
2. Natural Uncertainty Contracts (Teori Percampuran)
TEORI PERTUKARAN DALAM ISLAM
Natural Certainty Contracts/teori pertukaran, adalah kontrak dalam bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah maupun waktu. Dalam bentuk ini:
Cash-flownya pasti atau sudah disepakati di awal kontrak
Obyek pertukarannya juga pasti secara jumlah, mutu, waktu maupun harganya
TEORI PERTUKARAN
OBYEK PERTUKARAN
‘AYN (aset riil) BI ‘AYN (aset riil)
‘AYN (aset riil) BI DAYN (aset keuangan)
DAYN (aset keuangan) BI DAYN (aset keuangan)
WAKTU PERTUKARAN
NAQDAN (Sekarang/Tunai)
GHAIRU NAQDAN (Masa YAD)
TEORI PERTUKARAN
‘AYN BI ‘AYN
JENIS BEDA
JENIS SAMA
Kasat Mata Kualitas dapat dibedakan
Kasat Mata Kualitas tidak dapat dibedakan
upah tenaga kerja yang dibayar dengan sejumlah beras
real asset (‘ayn) dengan real asset (‘ayn)
Jika tidak dapat dibedakan mutunya, pertukaran dibolehkan, jika:
Sawa-an bi sawa-in (sama jumlahnya)Mistlan bi mistlin (sama mutunya)
Yadan bi yadin (sama waktu penyerahannya)
Pertukaran kuda dengan kuda
TEORI PERTUKARAN
‘AYN BI DAYN
Barang
Al-Bai’
Jasa
Al-Ijarah
Ijarah
Ju’alah
Naqdan
Order
Mu’ajjal
Salam
Istishna’
real asset (‘ayn) dengan financial
asset (dayn)
TEORI PERTUKARAN
DAYN BI DAYN
Uang
Non-Uang
Surat berharga
Jenis sama
Jenis Beda
Pertukaran financial asset (dayn) dengan financial
asset (dayn)
Sawa-an bi sawa-in (sama jumlahnya)Yadan bi yadin (diserahkan saat itu juga)
Yadan bi yadin (diserahkan saat itu juga)
TEORI PERCAMPURAN DALAM ISLAM
Natural Uncertainty Contracts/teori percampuran adalah kontrak dalam bisnis yang tidak memberikan kepastian pendapatan, baik dari segi jumlah maupun waktunya. Tingkat returnnya bisa positif, negatif maupun nol.Kontrak-kontrak investasi ini secara sunatullah tidak menawarkan :
Return yang tetap dan pasti. ` Sifatnya tidak fixed dan predetermined.
Dalam kontrak jenis ini, pihak-pihak yang bertransaksi saling mencampurkan asetnya (baik real asset maupun financial assets) menjadi satu kesatuan, dan kemudian menanggung risiko bersama-sama untuk mendapatkan keuntungan. Dalam kontrak demikian ini, keuntungan dan kerugian ditanggung bersama.
TEORI PERCAMPURAN
OBYEK PERCAMPURAN
‘AYN BI ‘AYN
‘AYN BI DAYN
DAYN BI DAYN
WAKTU PERCAMPURAN
NAQDAN
GHAIRU NAQDAN
‘AYN BI ‘AYN
TEORI PERCAMPURANTEORI PERCAMPURAN
Menyumbangkan keahlian Syirkah
‘Abdan
Jasa/keahlian (real asset) dicampur dengan uang (financial asset) Bentuk percampuran ini disebut syirkah mudharabahSeorang penyandang dana
memberikan dana dan yang lain memberikan reputasinya
Bentuk percampuran ini disebut syirkah wujuh
‘AYN BI DAYN
Percampuran financial asset (dayn) dengan financial asset
(dayn)Jika percampuran antara uang dengan uang dengan jumlah
sama disebut syirkah mufawadah; atau jumlah uang
yang dipercampurkan jumlahnya berbeda disebut
syirkah ‘inan.
DAYN BI DAYN
53
BANK SYARIAH
PENGHIMPUNAN DANA PENYALURAN DANA JASA
PRINSIP WADIAH- Giro - Tabungan
PRINSIP MUDHARABAH-Giro-Tabungan - Deposito
PRINSIP JUALBELI- Murabahah- Istishna- Salam- Ijarah
PRINSIP BAGIHASIL- Mudharabah- Musyarakah
- Wakalah- Kafalah- Sharf- Rahn- Hiwalah
APLIKASI AKAD DALAM PRODUK – PRODUK BANK SYARIAH
54
55
PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:GIRO SYARIAH
GIROWADIAH
GIROSYARIAH
GIRO MUDHARABAH
Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul Mal Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha, asal
tidak melanggar prinsip syariah Dana giro harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan
nasabah tanpa persetujuan nasabah
Bersifat titipan On call Keuntungan dan kerugian dari
penyaluran dana wadiah menjadi hak milik atau ditanggung bank.
Tidak ada imbalan (bonus) yang dipersyaratkan
LANDASAN HUKUM:Fatwa DSN – MUI No.01/DSN-MUI/IV/2000, Tanggal 1 April 2000.
56
PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:GIRO SYARIAH (Lanjutan...)
Bank Syariah
Nasabah Pembyn A
Nasabah Pembyn B
Nasabah Pembyn C
Nasabah Giro Wadi’ah
1
2
54
67
Akad Wadi’ah
Setoran awal
Pooling Fund Penyaluran pembiayaan
Pendapatan bank
3 Mutasi giro
Dapat diberikan imbalan atau bonus namun tidak boleh diperjanjikan
SKEMA GIRO WADIAH
57
Bank Syariah
Nasabah Pembyn A
Nasabah Pembyn B
Nasabah Pembyn C
Nasabah Giro Mudharabah
1
2
54
67
Akad Mudharabah
Setoran awal
Pooling Fund Penyaluran pembiayaan
Pendapatan yang akan dibagikan
Distribusi Bagihasil sesuai nisbah yang disepakati
3 Mutasi giro
SKEMA GIRO MUDHARABAH
PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:GIRO SYARIAH (Lanjutan...)
58
PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:TABUNGAN SYARIAH
TABUNGANWADIAH
TABUNGANSYARIAH
TABUNGANMUDHARABAH
Bersifat titipan On call Keuntungan dan kerugian dari
penyaluran dana wadiah menjadi hak milik atau ditanggung bank.
Tidak ada imbalan (bonus) yang dipersyaratkan
Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul Maal Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha, asal tidak
melanggar prinsip syariah Dana tabungan harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah
tanpa persetujuan nasabah
LANDASAN HUKUM:Fatwa DSN – MUI No.02/DSN-MUI/IV/2000, Tanggal 1 April 2000.
59
Bank Syariah
Nasabah Pembyn A
Nasabah Pembyn B
Nasabah Pembyn C
1
2
54
67
Akad Wadi'ah
Setoran awal
Pooling Fund Penyaluran pembiayaan
Pendapatan Bank
3 Setoran tabungan
Dapat diberikan imbalan atau bonus namun tidak boleh diperjanjikan
Penarikan tabungan8Nasabah Pemilik Dana
Tabungan Wadiah
PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:TABUNGAN SYARIAH (Lanjutan...)
SKEMA TABUNGAN WADIAH
60
Bank Syariah
Nasabah Pembyn A
Nasabah Pembyn B
Nasabah Pembyn C
1
2
3
5
Nasabah Pemilik DanaTabungan Mudharabah
4
67
Akad Mudharabah
Setoran awal
Mutasi tabungan
Pooling Fund
Pendapatan yang akan dibagikan
Distribusi Bagihasil sesuai nisbah yang disepakati
Penyaluran pembiayaan
PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:TABUNGAN SYARIAH (Lanjutan...)
SKEMA TABUNGAN MUDHARABAH
61
PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:DEPOSITO SYARIAH
Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul Maal
Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha, asal tidak melanggar prinsip syariah
Dana deposito harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang
Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah
Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah
DEPOSITO MUDHARABAH
MUTLAQAH
DEPOSITOSYARIAH
DEPOSITO MUDHARABAH MUQAYYADAH
Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul Maal
Mudharib hanya boleh melakukan usaha yang dipersyaratkan oleh nasabah
Dana deposito harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang
Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah
Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah
LANDASAN HUKUM:Fatwa DSN – MUI No.03/DSN-MUI/IV/2000, Tanggal 1 April 2000.
62
Bank Syariah
Nasabah Pembyn A
Nasabah Pembyn B
Nasabah Pembyn C
1
2
43
56
Akad Mudharabah
Setoran Deposito
Pooling Fund Penyaluran pembiayaan
Pendapatan yangakan dibagikan
Distribusi Bagihasil sesuai nisbah yang disepakati
7 Pencairan Deposito
Nasabah pemilik dana Deposito Mudharabah
Muthlaqah
PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:DEPOSITO SYARIAH (Lanjutan...)
SKEMA DEPOSITO MUDHARABAH MUTHLAQAH
63
PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:DEPOSITO SYARIAH (Lanjutan...)
SKEMA DEPOSITO MUDHARABAH MUQAYYADAH
Bank Syariah
Nasabah Pembyn A
Nasabah Pembyn B
Nasabah Pembyn C
1
2
3
45
Akad Mudharabah Muqayyadah
Setoran Deposito
Penyaluran pembiayaan sesuai dengan persyaratan
nasabah deposan
Pendapatan yangakan dibagikan
Distribusi Bagihasil sesuai nisbah yang disepakati
6 Pencairan Deposito
Nasabah pemilik dana Deposito Mudharabah
Muqayyadah
64
PEMBIAYAAN MURABAHAH
DEFINISIMurabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.(Fatwa DSN-MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000)
LANDASAN HUKUMa. No. 04/DSN-MUI/IV/2000, Tanggal 1 April 2000, tentang Murabahah;
b. No. 13/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Uang Muka Dalam Murabahah;
c. No. 16/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Diskon dalam Murabahah;
d. No. 17/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Sanksi atas Nasabah Mampu yang Menunda-nunda Pembayaran;
e. No.43/DSN-MUI/VIII/2004, Tanggal 11 Agustus 2004, tentang Ganti Rugi (Ta’widh).
65
1. PELAKU BANK membeli barang yang diperlukan NASABAH atas nama BANK sendiri dan pembelian ini harus sah dan bebas riba (Ps 1: 4)
BANK kemudian menjual barang tersebut kepada NASABAH (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya (Ps 1: 6)
2. OBJEK Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syari’ah Islam (Ps 1: 2)
3. HARGA HARGA BELI
… Dalam kaitan ini Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan (Ps 1: 6)
HARGA JUAL
BANK kemudian menjual barang tersebut kepada NASABAH (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya (Ps 1: 6)
Fatwa DSN No.16/IX/2000:
Harga dalam jualbeli murabahah adalah harga beli dan biaya yang diperlukan ditambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan
(Ps.1:1)
POKOK-POKOK ATURAN MURABAHAHFATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000
66
4. AKAD Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank. (Ps. 1:9)
Jika Bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang.
Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus menerimanya (membelinya) sesuai dengan perjanjian yang disepakati, karena secara hukum perjanjian tersebut mengikat: kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli (Ps 2: 2,3)
5. UANG MUKA Dalam jualbeli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menadatangani kesepakatan awal pemesanan (Ps. 2 : 4)
6. JAMINAN Jaminan dalam murabahah dibolehkan agar nasabah serius dengan pesanannya (Ps.3:1)
7. DISCOUNT Jika dalam jualbeli murabahah LKS mendapat diskon dari supplier, harga sebenarnya adalah harga setelah diskon; karena itu diskon adalah hak nasabah
Jika pemberian diskon terjadi setelah akad, pembagian diskon tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian (persetujuan) yang dimuat dalam akad. (Ps 1:3-4, Fatwa No. 16/2000)
POKOK-POKOK ATURAN MURABAHAHFATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000 (Lanjutan...)
67
POKOK-POKOK ATURAN MURABAHAHFATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000 (Lanjutan...)
8. PELUNASAN DINI Jika nasabah dalam transaksi murabahah melakukan pelunasan pembayaran tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang telah disepakati, LKS boleh memberikan potongan dari kewajiban pembayaran tersebut, dengan syarat tidak diperjanjikan dalam akad.
Besar potongan sebagaimana dimaksud diatas diserahkan pada kebijakan dan pertimbangan LKS (Ps.1:1-2, Fatwa No.23/2002)
9. DENDA / SANKSI Nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran dan/atau tidak mempunyai kemauan dan itikad baik untuk membayar hutangnya boleh dikenakan sanksi.
Sanksi didasarkan pada prinsip ta’zir yaitu bertujuan agar nasabah lebih disiplin dalam melaksanakan kewajibannya
Sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat akad ditandatangani
Dana yang berasal dari denda diperuntukan sebagai dana sosial
(Ps.1:3-6, Fatwa No.17/2000)
6. TA’WIDH (Fatwa No.43/2004)• Sengaja atau lalai menyimpang dari akad dan menimbulkan kerugian• Kerugian riil adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka
penagihan hak yang seharusnya diterima• Real Lost not Opportunity Lost• Besarnya gantirugi tidak boleh dicantumkan dalam akad
68
APLIKASI PERBANKANJENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)
KPR SYARIAH
PEMBIAYAANKENDARAAN BERMOTOR
KOMBINASI AKAD :-LINE FACILITY
- 2 STEP FINANCING-JOINT FINANCING
- TAKEOVER-Dll
PEMBIAYAANINVESTASI
PEMBIAYAANMODAL KERJA
PEMBIAYAANMULTIGUNA
MURABAHAH
69
SKEMA MURABAHAHUNTUK PEMBIAYAAN KENDARAAN BERMOTOR
Bank Syariah
Negosiasi dan Persyaratan(nasabah butuh beli mobil )
Mobil dikirimlangsung olehdealer atauBank Syariah
DEALER
Bank Syariahbayar pembelian
mobil
Wa’ad beli
1
2
5
NASABAH
8
Bayar angsuran atau tempo9
7
Akad Murabahah
Penandatanganan akad jual beli6
Bank Syariahmewakilkan ke Dealer untuk serahkan mobil keNasabah
Nasabah sebagaiwakilBank Syariah , belimobil ke Dealer
4
3Bank Syariah mewakilkanke Nasabah untuk beli mobil keDealer
NasabahNasabah
70
SKEMA MURABAHAHUNTUK PEMBIAYAAN RUMAH
NasabahBank Syariah
Developer
1. Permohonan dan pemenuhan persyaratan
2. Wa’ad beli
4. Akad Murabahah
7. Bayar angsuran atau tempo
Akad Murabahah
71
SKEMA MURABAHAHUNTUK PEMBIAYAAN MULTIGUNA
NasabahBank Syariah
Supplier
1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (mis : pembelian komputer)
2. Wa’ad beli
4. Pelaksanaan akad Murabahah
7. Bayar angsuran atau tempo
5. Bank Syariah mewakilkan kesupplier untuk serahkan komputer
kepada Nasabah.
Akad Murabahah
72
SKEMA MURABAHAH DENGAN WAKALAHUNTUK PEMBIAYAAN MULTIGUNA
KETERANGAN:Dalam prakteknya, alur nomor 4 menjadi nomor 5 dan nomor 5 menjadi nomor 4.
Nasabah
Bank Syariah
Supplier
1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan(mis : pembelian komputer)
2. Wa’ad beli
5. Pelaksanaan akad Murabahah
8. Bayar angsuran atau tempo
6. Bank Syariah mewakilkan kesupplier untuk serahkan komputer keNasabah.
Akad Murabahah
3. Bank Syariah mewakilkan ke Nasabah untuk melakukantransaksi dengan supplier
73
SKEMA MURABAHAHUNTUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA
Nasabah
Supplier
1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan(Misal pembelian barang dagangan untuk stock penjualan)
2. Wa’ad beli
4. Pelaksanaan akad Murabahah
7. Bayar angsuran atau tempo
Akad Murabahah
Bank Syariah
74
SKEMA MURABAHAH DENGAN WAKALAHUNTUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA
KETERANGAN:Dalam prakteknya, alur nomor 4 menjadi nomor 5 dan nomor 5 menjadi nomor 4.
Nasabah
Supplier
1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (misalPembelian barang dagangan untuk stock penjualan)
2. Wa’ad beli
5. Pelaksanaan akad Murabahah
8. Bayar angsuran atau tempo
6. Bank Syariah mewakilkan kesupplier untuk serahkan barang
kepada Nasabah.
Akad Murabahah
3. Bank Syariah mewakilkan kepada Nasabah untuk melakukantransaksi dengan supplier
Bank Syariah
75
SKEMA MURABAHAHUNTUK PEMBIAYAAN INVESTASI
Nasabah
Supplier
1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (misal Nasabah butuh sarana penunjang usaha berupa fork lif t)
2. Wa’ad beli
4. Pelaksanaan akad Murabahah
7. Bayar angsuran atau tempo
5. Bank Syariah mewakilkan kesupplier untuk serahkan fork lif t ke
Nasabah.
Akad Murabahah
Bank Syariah
76
SKEMA MURABAHAH DENGAN WAKALAHUNTUK PEMBIAYAAN INVESTASI
KETERANGAN:Dalam prakteknya, alur nomor 4 menjadi nomor 5 dan nomor 5 menjadi nomor 4.
Nasabah
Supplier
1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (misal Nasabah butuh sarana penunjang usaha berupa fork lif t)
2. Wa’ad beli
5. Pelaksanaan akad Murabahah
8. Bayar angsuran atau tempo
Akad Murabahah
3. Bank Syariah mewakilkan kepada Nasabah untukmelakukan transaksi dengan supplier
Bank Syariah
77
Istishna’ adalah jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli, mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’). (Fatwa DSN No. 06/DSN-MUI/IV/2000)
PEMBIAYAAN ISTISHNA’
78
1. PELAKU Jika LKS melakukan transaksi Istishna untuk memenuhi kewajibannya kepada NASABAH ia dapat melakukan istishna lagi dengan PIHAK LAIN pada objek yang sama, dengan syarat istishna pertama tidak bergantung (mu’allaq) pada istishna kedua (Ps 1;1, Fatwa No. 22/2002)
2. OBJEK Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang. Harus dapat dijelaskan spesifikasinya. Penyerahan dilakukan kemudian. Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan
kesepakatan Pembeli (mustashni) tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya.
(Ps.2:1-5, fatwa No.06/2000)
3. HARGA LKS selaku mustashni tidak diperkenankan untuk memungut MDC (margin during construction) dari nasabah (shani) karena hal ini tidak sesuai dengan prinsip syariah (Ps.1:2, Fatwa No.22/2002)
4. PEMBATALAN
PESANAN
Jika semua atau sebagian barang tidak tersedia pada waktu penyerahan, atau kualitasnya lebih rendah dan pembeli tidak rela menerimanya, maka ia memiliki dua pilihan :
a. Membatalkan kontrak dan meminta kembali uangnya.
b. Menunggu sampai barang tersedia.
(Fatwa No..05/2000, Ps. 4:5)
POKOK-POKOK ATURAN ISTISHNA
79
BankSyariah
Negosiasi dan Persyaratan(nasabah butuh renovasi rumahyang dikerjakan oleh kontraktor)
Penandatanganan Akad Istishna’
1
2
NASABAH
Bayar secara cicilan (taqsith) atautangguh (muajjal)8
Bayar secaratermin
Akad Istishna’ 2
KONTRAKTOR
Penyerahan rumah yang telah direnovasi olehKontraktor atau Bank Syariah
7
Akad Istishna’ 1
5 Form Wakalah ke Kontraktoruntuk serahkan rumahyang telah direnovasi ke Nasabah
63
Form Wakalah ke Nasabah untuknegosiasi dengan kontraktor
Nasabah sebagaiwakil Bank Syariah, renovasi rumah keKontraktor
4
MEKANISME PEMBIAYAAN ISTISHNA
80
APLIKASI PERBANKAN:JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)
KPR SYARIAHSIAP BANGUN
PEMBIAYAAN INVESTASI
PROJECT FINANCING
PEMBIAYAANMODAL KERJA
PEMBIAYAANRENOVASI
RUMAH
ISTISHNA
81
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.(Fatwa DSN – MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000)
PEMBIAYAAN IJARAH
82
1. PELAKU Pihak-pihak yang berakad (berkontrak) terdiri atas pemberi sewa (lessor, pemilik asset, LKS) dan penyewa (lessee, pihak yang mengambil manfaat dari penggunaan aset, nasabah)
2. OBJEK Objek kontrak : pembayaran (sewa) dan manfaat dari penggunaan aset (Ps 1: 2)
3. HARGA Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa dalam Ijarah (Ps 2: 8)
Ketentuan (flexibility) dalam menetukan sewa dapat diwujudkan dalam ukuran, waktu tempat dan jarak (Ps. 2:9)
4. AKAD Sighat Ijarah adalah berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang berkontrak, baik secara verbal atau dalam bentuk lain yang equivalent, dengan cara penawaran dari pemilik asset (LKS) dan penerimaan yang diyatakan oleh penyewa (nasabah) (Ps:1:5)
5. PEMELIHARAAN
ASET
Kewajiban LKS sebagai pemberi sewa :b. Menanggung biaya pemeliharaan asset
Kewajiban nasabah sebagai penyewa : a. Membayar sewa dan bertanggungjawab untuk menjaga keutuhan asset yang disewa serta menggunakannya sesuai kontrak b. Menanggung biaya pemeliharaan asset yang sifatnya ringan
POKOK-POKOK ATURAN IJARAHFATWA DSN – MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000
83
• Pembiayaan Multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan menggunakan akad Ijarah atau Kafalah.
• Dalam hal LKS menggunakan akad ijarah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Ijarah.
• Dalam hal LKS menggunakan akad Kafalah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Kafalah.
• Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee.
• Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk prosentase.
PEMBIAYAAN MULTIJASA IJARAHFATWA DSN NO.44/DSN/MUI
84
MEKANISME PEMBIAYAAN IJARAH
Bank Syariah
Negosiasi dan Persyaratan(nasabah butuh alat-alat berat)
PEMILIK OBJEK SEWA
Akad Ijarah
1
2
NASABAH
Bayar angsuran sewa 8
Transaksi Pembayaran
5
Akad Ijarah 1
Akad Ijarah 2
3Wakalah ke Nasabah untuk cari penyewaan alat2 berat
Nasabah sebagai wakil Bank Syariah, melakukan transaksi sewa
4
6Wakalah ke Pemilik
barang untuk serahkan barang sewa ke Nasabah
Barang diserahkan langsung oleh pemilik atau melalui Bank Syariah
7
85
APLIKASI PERBANKAN:JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)
PEMBIAYAANMODAL KERJA
PEMBIAYAANMULTIJASA
-Biaya pendidikan- Kesehatan- Wisata, dll
IJARAH
PEMBIAYAANMULTIGUNA MANFAAT
BARANG
KOMBINASI AKAD-SHARIA CARD
86
Ijarah Muntahia Bit Tamlik (IMBT) adalah perjanjian sewa-menyewa yang disertai dengan opsi pemindahan hak milik atau benda yang disewa, kepada penyewa setelah selesai masa sewa.(Fatwa DSN – MUI No. 27/DSN-MUI/III/2000).
PEMBIAYAAN IJARAH MUNTAHIA BIT TAMLIK (IMBT)
87
Semua rukun dan syarat yang berlaku dalam akad Ijarah (fatwa No.09/2000) berlaku pula dalam akad IMBT
(Ps. 1:1)
AKAD Pihak yang melakukan IMBT harus melaksanakan akad Ijarah terlebih dahulu. Akad pemindahan kepemilikan baik dengan jualbeli atau pemberian hanya dapat dilakukan setelah masa Ijarah selesai
Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di awal akad Ijarah adalah waad yang hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu ingin dilaksanakan maka harus ada pemindahan kepemilikan yang dilakukan setelah masa Ijarah selesai (Ps. 2: 1-2)
POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN IMBT FATWA DSN – MUI No. 27/DSN-MUI/III/2000
88
Review Ujrah boleh dilakukan antara para pihak yang melakukan akad Ijarah apabila memenuhi syarat-syarat sbb:
Terjadi perubahan periode akad Ijarah; Ada indikasi sangat kuat bahwa bila tidak dilakukan review, maka akan timbul
kerugian bagi salah satu pihak; Disepakati oleh kedua belah pihak.
Review atas besaran ujrah setelah periode tertentu : Ujrah yang telah disepakati untuk suatu periode akad Ijarah tidak boleh dinaikkan;
Besaran ujrah boleh ditinjau ulang untuk periode berikutnya dengan cara yang diketahui dengan jelas (formula tertentu) oleh kedua belah pihak;
Peninjauan kembali besaran ujrah setelah jangka waktu tertentu harus disepakati kedua pihak sebelumnya dan disebutkan dalam akad.
Dalam keadaan sewa yang berubah-ubah, sewa untuk periode akad pertama harus dijelaskan jumlahnya. Untuk periode akad berikutnya boleh berdasarkan rumusan yang jelas dengan ketentuan tidak menimbulkan perselisihan.
POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN IMBT FATWA DSN – MUI No. 56/DSN-MUI
89
MEKANISME PEMBIAYAAN IMBT
BankSyariah
Negosiasi dan persyaratan(nasabah butuh beli rumah)
Obyek sewa (rumah)Diserahkan olehDeveloper atau Bank Syariah
DEVELOPER
Beli dan bayar ke developeruntuk disewa oleh nasabah
Wa’ad IMBT
1
2
3
NASABAH
6
Bayar sewa bulanan7
5
Akad Ijarah
hibah rumah(pada akhir masa sewa)
8
Akad Hibah
Penandatanganan akad 4
wakalah ke developerUntuk serahkan rumah ke nasabah
5
90
APLIKASI PERBANKAN:JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)
PEMBIAYAANINVESTASI
(JangkaPanjang)
IMBT
KPR SYARIAH (Jangka Panjang)
91
Mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha antara dua piak dimana pihak pertama (malik, shahib al-mal, LKS) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak kedua (‘amil, mudharib, nasabah) bertindak selaku pengelola, dana keuntungan usaha bagi diantara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.(Fatwa DSN – MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000).
PEMBIAYAAN MUDHARABAH
92
1. PELAKU DAN MODAL LKS sebagai shahibul maal membiayai 100% kebutuhan suatu proyek, sedangkan pengusaha bertindak sebagai mudharib atau pengelola usaha (Ps.1:1)
Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai (Ps.2:3b) Modal tdk dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan kepada
Mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, (Ps.2:3c)
2. NISBAH Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk prosentasi (nisbah) dari keuntungan sesuai kesepakatan. Perurubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan. (Ps.2:4b)
3. KEUNTUNGAN Harus diperuntukkan bagi kedua belah pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya satu pihak saja (Ps.2:4a)
4. KERUGIAN Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah, kecuali diakibatkan kesalahan disengaja, kelalaian atau pelanggaran. (Ps.2:4c)
5. JAMINAN Pada prinsipnya dalam pembiayaan mudharabah tidak ada jaminan, namun agar mudharib tidak melakukan penyimpangan LKS dapat meminta jaminan dari mudharib atau pihak ke3. Jaminan hanya dapat dicairkan apabila mudharib terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah dispekati bersama (Ps.1: 7)
POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN MUDHARABAHFATWA DSN – MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000
93
6. MANAJEMEN …LKS tidak ikut serta dalam manajemen perusahaan atau proyek tetapi mempunyai hak untuk melakukan pembinaan d an pengawasan (Ps 1:4)
7. JANGKA WAKTU Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu (Ps 3:1)
POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN MUDHARABAHFATWA DSN – MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000
94
MEKANISME PEMBIAYAAN MUDHARABAH
Negosiasi dan Persyaratan(nasabah butuh modal kerja 75 unit mobil)
Akad Mudharabah
2
3
Kontrak Penyewaan Mobil
1
Tingkat Keuntungan
Modal
4
Menyerahkan modal
5
6
Pendistribusan Modal & Keuntungan
7 9 8Pengembalian Pokok
Nisbah Bank
Nisbah Nasabah
Perusahaan ABCMengelola
Bank Syariah
Nasabah
Usaha
bayar sewa
95
APLIKASI PERBANKAN: JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)
VARIASI MUDHARABAH:-LINE FACILITY
- 2 STEP FINANCING-JOINT FINANCING
-Dll
PEMBIAYAANMODAL KERJA
MUDHARABAH
96
Musyarakah adalah pembiayaan berdasarkan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.(Fatwa DSN – MUI No. 08/DSN-MUI/IV/2000).
PEMBIAYAAN MUSYARAKAH
97
1. PELAKU DAN MODAL Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan dan setiap mitra melaksanakan kerja sebagai wakil. (Ps.2b)
2. NISBAH Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara proporsional atas dasar seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang ditentukan di awal yang ditetapkan bagi seorang mitra (Ps.3c.3)
3. KEUNTUNGAN Harus diperuntukkan bagi kedua belah pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya satu pihak saja (Ps2:4a)
4. KERUGIAN Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional menurut saham masing-masing dalam modal (Ps3d)
5. JAMINAN Pada prinsipnya dalam pembiayaan musyarakah tidak ada jaminan, namun menghindari terjadinya penyimpangan LKS dapat meminta jaminan (Ps 3:a3)
6. MANAJEMEN Setiap mitra memiliki hak untuk mengelola asset musyarakah dalam proses bisnis normal (ps.2c)
POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAHFATWA DSN – MUI No. 08/DSN-MUI/IV/2000
98
99
WAKALAH
SHARF
KAFALAH
IJARAH & WADIAH
Kliring, Inkaso, Transfer
Transaksi Valas
Bank Garansi
Safe Deposit Box
PRODUK JASA PERBANKAN SYARIAH
AKAD PRODUK
QARDH & IJARAH (RAHN) Gadai
HIWALAH Anjak Piutang
100
SKEMA KAFALAH (BANK GARANSI)
PRODUK JASA PERBANKAN SYARIAH:KAFALAH – BANK GARANSI
NasabahBank Syariah
2. Negosiasi dan Persyaratan
3 . Akad Kafalah
5. Ujrah dan jaminan
Pemilik Proyek101
PRODUK JASA PERBANKAN SYARIAH:SAFE DEPOSIT BOX
SKEMA IJARAH/WADIAH (SAFE DEPOSIT BOX)
NasabahBank Syariah
1. Negosiasi dan Persyaratan
(Nasabah butuh Safe Deposit Box)
2 . Akad Ijarah
4. Bayar sewa Safe Deposit Box
3. Bank serahkan Safe Deposit Boxke nasabah untuk disewa
102
PRODUK JASA PERBANKAN SYARIAH:GADAI SYARIAH
SKEMA QARDH DAN IJARAH (RAHN)
NasabahBank Syariah
1. Negosiasi dan Persyaratan.
3 . Nasabah serahkan barang berupa emas (marhun)
4. Bank memberikan pinjaman dana
7. Bank mengembalikan marhun kepada nasabah
5. Nasabah bayar sewa penyimpanan barang (ujrah)
6. Setelah jatuh tempo, Nasabah mengembalikan dana pinjaman
2. Pelaksanaan Akad Qard dan Ijarah
103
SISTEM OPERASIONAL BANK SYARIAH
Konsep & Sistem PerbankanKonsep & Sistem Perbankan
Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada
masyarakat lain yang memerlukan
Masyarakat Pemilik Dana
Masyarakat Pengguna Dana
Proses Penghimpunan Dana
Proses Penyaluran Dana
Konsep & Sistem Bank Konvensional Konsep & Sistem
Bank Konvensional
Masyarakat Pemilik Dana
Masyarakat Pengguna Dana
Proses Penghimpunan Dana
Proses Penyaluran Dana
Penetapan Imbalan Penetapan Beban
Konsep & Sistem Perbankan SyariahKonsep & Sistem
Perbankan Syariah
Masyarakat Pemilik Dana
Masyarakat Pengguna Dana
Proses Penghimpunan Dana
Proses Penyaluran Dana
Konsep Penghimpunan Dana : 1. Al Wadiah 2. Mudharabah
Konsep Penyaluran Dana : 1. Bagi Hasil (Mudharabah &
Musyarakah) 2. Jual Beli (Murabahah, Istishna &
Salam)3. Ujroh (Ijarah & Ijarah Muntahiah
Bitamlik)
BAGI HASIL
BAGI HASIL
BankDeposan Nasabah debitur
Shahibul MaalShahibul maal
MudharibMudharib
BANK KONVENSIONAL
Menerima pendapatan
Tergantung pendapatan / hasil yg diterimaHanya dana mudharabah
Membayar bunga tetap Menerima bunga tetap
Pembayaran bagi hasil
Bagi hasil / Margin
Tidak ada pengaruh pendapatan yang diterima
Penyaluran danaPenghimpunan
dana
Bank Syariah
Alur Kerja
Annual ShareholdersMeeting
ShariaSupervisory Board
Board of Commissioners
President Director
Business
Units
Internal Audit Group
Assistant Director
Compliance &Corporate Support Director
Direktur Muda Financing
BusinessDirector
Financing Group
Corporate SupportGroup
Compliance Staff
Administration
Group
Business Development
Group
Struktur OrganisasiStruktur Organisasi
Contoh Bagan Organisasi Bank Umum Syariah
RUPS / Rapat Anggota
Dewan Komisaris Dewan Pengawas Syariah
Dewan Audit Dewan Direksi
Divisi / Urusan Divisi / Urusan Divisi / Urusan Divisi / Urusan
Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang
Struktur Organisasi BPRS
Financing
Rapat Umum Pemegang Saham
Dewan Komisaris
Dewan Pengawas Syariah
Funding
BidangMarketing
BidangOperasional
Customer Service
Teller
Accounting (Pembukuan)
Administrasi
Dewan Direksi
Internal Audit
BagianUmum
Sekretariat
Kerumahtanggaan
Job Description
• Tugas dan Kewajiban – Dewan Pengawas Syariah– Dewan Komisari– Dewan Direksi– Bagian Pemasaran– Bagian Operasional– Internal Audit
TEORI BAGI HASIL DAN PROFIT MARGIN
Konsep & Sistem PerbankanKonsep & Sistem Perbankan
Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat lain yang memerlukan
Masyarakat Pemilik Dana
Masyarakat Pengguna Dana
Proses Penghimpunan Dana
Proses Penyaluran Dana
Konsep & Sistem Bank Konvensional Konsep & Sistem
Bank Konvensional
Masyarakat Pemilik Dana
Masyarakat Pengguna Dana
Proses Penghimpunan Dana
Proses Penyaluran Dana
Penetapan Imbalan Penetapan Beban
Konsep & Sistem Perbankan SyariahKonsep & Sistem
Perbankan Syariah
Masyarakat Pemilik Dana
Masyarakat Pengguna Dana
Proses Penghimpunan Dana
Proses Penyaluran Dana
Konsep Penghimpunan Dana : 1. Al Wadiah 2. Mudharabah
Konsep Penyaluran Dana : 1. Bagi Hasil (Mudharabah &
Musyarakah) 2. Jual Beli (Murabahah, Istishna &
Salam)3. Ujroh (Ijarah & Ijarah Muntahiah
Bitamlik)
BAGI HASIL/Profit Margin/Pndpt Sewa
BAGI HASIL/Bonus
Alur Operasional Bank Syariah
Lainnya (modal dsb)
PO
OL I
NG
D
AN
A
Prinsip bagi hasil
Prinsip jual beli
Bagi hasil/laba
Margin
Penghimpunan dana Penyaluran dana Pendapatan
Laporan Laba Rugi
Pendapatan Mdh Mutlaqah(Investasi Tidak Terikat)
Pendapatan berbasis imbalan (fee base income)
Mudharabah Mutlaqah(Investasi Tdk Terikat)
Agen : Mdh Muqayyadah / investasi terikat
Jasa keuangan: wakalah, kafalah, sharf
Tabel
Wadiah yad dhamanah
Tabel Bagi hasil
Mudharib
Prinsip Ujroh Sewa
SISTEM DAN PERHITUNGAN BAGI HASIL
• Dari sudut pandang Nasabah sebagai Investor– Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet
(Chanelling)– Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet
(Executing)– Mudharabah Mutlaqah
• Dari sudut Pandangan Bank– Perhitungan Saldo Akhir Bulan– Perhitungan Saldo Rata-rata Harian
SKEMA-SKEMA MUDHARABAH
Satu Nasabah Investor
Bank Syari’ah
Satu Pelaksana Usaha
Skema Mudharabah Muqayyadah Off Balance Sheet (Channelling)
Satu Nasabah Investor
Pertanian
Skema Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet (executing) berdasar sektor
Bank Syari’ah Manufaktur
Jasa
Satu Nasabah Investor
Penjualan Cicilan
Skema Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet (executing) berdasar akad yg digunakan
Bank Syari’ah Penyewaan Cicilan
Kerjasama Usaha
SKEMA-SKEMA MUDHARABAH
Nasabah 1
Nasabah 2
Nasabah 3
.
.
Nasabah n
Skema Mudharabah Mutlaqah On Balance Sheet
Jual
Bank Syari’ah
Sewa
Kerjasama Usaha
Penjualan 1
Penjualan 2
.
Penjualan n
Penyewaan 1
Penyewaan 2
.
Penyewaan n
Kerjasama 1
Kerjasama 2
.
Kerjasama n
KASUS MENGHITUNG BUNGA
KASUS:
Pada tanggal 1 Mei 2002, Bapak Johanes membuka deposito sebesar Rp. 10.000.000, jangka waktu satu bulan, dengan tingkat bunga 9% p.a. Berapa bunga yang diperoleh pada saat jatuh tempo?
JAWAB
Bunga yang diperoleh bapak Johanes adalah:
Rp. 10.000.000 x 31 hari x 9% / 365 hari = Rp. 76.438
KASUS BAGI HASIL DEPOSITOBapak Ahmad membuka deposito sebesar Rp. 10.000.000, jangka waktu satu bulan (tanggal 1 Mei s/d 1 Juni 2003), nisbah bagi hasil antara nasabah dan bank 57% : 43%. Jika keuntungan bank yang diperoleh untuk deposito satu bulan per 31 Mei 2003 adalah Rp. 20.000.000 dan total deposito jangka waktu satu bulan adanya Rp. 950.000.000, berapa keuntungan yang diperoleh bapak Ahmad?
JAWAB
Bagi hasil yang diperoleh bapak Ahmad adalah:
(Rp. 10 juta/Rp. 950 juta) x Rp. 20 juta x 57% = Rp. 120.000
JAWAB
Bunga yang diperoleh bapak Johanes adalah:
Rp. 10.000.000 x 31 hari x 9% / 365 hari = Rp. 76.438
KASUS MENGHITUNG BAGI HASIL FUNDING
TABEL DISTRIBUSI PENDAPATAN (BAGI HASIL)
Jenis Produk
Rata-rata Sebulan Saldo Harian
Bobot*
)
Saldo Rata-rata
Tertimbang**)
Distri-busi
Distribusi
Penyimpan Dana Bank
Porsi Pendapatan Porsi Pendapatan
(0) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
(A) (B) (A)x(B) = (C) (D) (E) (F)=(D)x(E) (G) (H)=(D)x(G)
Rekening Giro
10000000 0,700 7000000 D1 0,250 F1 0,750 H1
Rek. Tabungan
60000000 1,000 60000000 D2 0,550 F2 0,450 H2
Deposito Mudharabah
1 bulan
10000000 0,800 8000000 D3 0,570 F3 0,430 H3
3 bulan 20000000 0,850 17000000 D4 0,600 F4 0,400 H4
6 bulan 5000000 0,900 4500000 D5 0,580 F5 0,420 H5
12 bulan 10000000 1,000 10000000 D6 0,570 F6 0,430 H6
Grand Total
115000000 (B) 106500000 (D)
20000000
(F) (H)
Keterangan : D1=C1/Grand Total C x Grand Total D, dst
*) Bobot = 1 – (GWM + Excess Reserve + Floating)
**) Dalam bank konvensional dikenal dengan loanable funds
MENGHITUNG SALDO RATA-RATA HARIAN
• Saldo rata-rata harian untuk jenis produk funding di bank syari’ah ditentukan sebagai berikut:
1. Menentukan tanggal berapa keuntungan yang diperoleh dari penempatan dana akan dibagi-hasilkan. Misalnya setiap buLan ditentukan pada tanggal 25 bulan ybs, maka pendapatan yang akan dibagihasilkan kepada penyimpan dana adalah pendapatan yang diperoleh sejak tanggal 26 bulan sebelumnya sampai dengan tanggal 25 pada bulan di mana pendapatan tersebut dibagi hasilkan
2. Jumlah hari yang dihitung dalam satu bulan adalah sesuai dengan hitungan kalender. Oleh karena itu, saldo rata-rata harian per bulan dihitung sejak tanggal 26 sampai dengan tanggal 25 bulan berikutnya.
MENGHITUNG SALDO RATA-RATA HARIAN
• Contoh kasus :– Tuan Amir adalah nasabah Bank Syari’ah at-
Taqwa, berupa tabungan Mudharabah. Catatan kartu tabungannya menunjukkan transaksi sebagai berikut:
Tanggal Debet Kredit Saldo
26/6/02 575.000 575.000
02/7/02 125.000 450.000
10/7/02 250.000 700.000
15/7/02 100.000 600.000
21/7/02 400.000 1.000.000
MENGHITUNG SALDO RATA-RATA HARIAN
• Hitungan saldo rata-rata harian per bulan pada tanggal 25 Juli 2002, sebagai berikut:
1. Tgl. 26/6/02 s/d tgl. 1/7/02 = 6 hari x 575.000 = 34500002. Tgl. 02/7/02 s/d tgl. 9/7/02 = 8 hari x 450.000 = 36000003. Tgl. 10/7/02 s/d tgl. 14/7/02 = 5 hari x 700.000 = 35000004. Tgl. 15/7/02 s/d tgl. 20/7/02 = 6 hari x 600.000 = 36000005. Tgl. 21/7/02 s/d tgl. 25/7/02 = 5 hari x 1.000.000= 5000000
Jumlah = 30 hari= 19150000
Saldo rata-rata harian = 19.150.000/30 = 638.333
•Cara perhitungan di atas, juga digunakan untuk menghitung jenis simpanan yang lain.
•Jika terjadi penutupan rekening, maka saldo rata-rata yang dihitung adalah sejak tanggal 26 sampai tanggal penutupan rekening tersebut, kemudian dihitung berapa bagi hasilnya
PERHITUNGAN BAGI HASIL POLA BARU
Kelebihan cara ini:
Penyertaan dana shohibul maal dalam investasi dikoreksi dengan GWM
Bobot dihilangkan/diseragamkan = 1
Cara perhitungan relatif lebih mudah
Mempermudah perencanaan
Penggunaan ekuivalent rate hasil investasi per-Rp. 1000 dana nasabah
Penetapan Pendapatan yang
akan dibagihasikan: Jenis dan Jumlah
Perhitungan Hasil Investasi untuk
setiap rupiah 1000 dana nasabah
Distribusi ke tiap nasabah
CONTOH: Perhitungan Bagi Hasil Pola Baru
Apabila bank syari’ah mampu mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK) sebanyak Rp. 90.000.000. DPK yang dapat disalurkan pada pembiayaan sebanyak Rp. 85.500.000 (karena ada Giro Wajib Minumum sebesar 5%). Pembiayaan yang harus disalurkan ke masyarakat sebanyak Rp. 100.000.000. Dari pembiayaan Rp. 100.000.000 diperoleh pendapatan dari penyaluran pembiayaan sebesar Rp. 6.000.000. Nisbah bagi hasil 65% (nasabah): 35% (bank). Saldo rata-rata harian dana nasabah (Pak Amir) sebesar Rp. 1.000.000. (1) Berapa pendapatan bagi setiap Rp. 1000 dana nasabah? (2) Berapa pendapatan bagi hasil pak Amir?
CONTOH: Perhitungan Bagi Hasil Pola Baru
Dana Pihak Ketiga (DPK Mudharabah) A 90,000,000.00
DPK yang disalurkan untuk Pembiayaan B 85,500,000.00
(= DPK x (1 - GWM) --> GWM = 5%)
Pembiayaan Yang Disalurkan C 100,000,000.00
Dana Bank 14,500,000.00
Pendapatan dari Penyaluran Pembiayaan D 6,000,000.00
Pendapatan bagi setiap Rp. 1000 DPK E 57.00
E= B/C * D * 1/A * 1000
CONTOH: Perhitungan Bagi Hasil Pola Baru
Dari hasil perhitungan di atas, ditemukan pendapatan nasabah untuk bulan ini dengan dananya sebesar Rp. 1.000.000, bagi hasilnya sebesar Rp. 37,050.00
Pendapatan Investasi untuk setiap Rp. 1000 E 57.00
DPK Mudharabah
Saldo rata-rata Harian Nasabah F 1,000,000.00
Nisbah Bagi Hasil G 65
Porsi Bagi Hasil untuk Nasabah bulan ini H 37,050.00
H= E/1000 * F * G/100
PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL
Nisbah bagi hasil dihitung berdasarkan profit sharing dari usaha pengadaan kacang kedelai yang dibiayai dengan fasilitas Mudharabah Muqayyadah sebesar Rp. 125.000.000, dengan data sebagai berikut:
Harga Jual Kacang Kedelai = Rp. 2.150/kg
Harga jual kepada nasabah = setara 16% p.a
Volume Penjualan Kedelai per bulan = 65.000 kg
Nilai Penjualan (65.000 x Rp. 2.150) = Rp. 139.750.000
Harga Pokok Pembelian = Rp. 125.000.000
PENDAPATAN penjualan kedelai = Rp. 14.750.000
Berapa Nisbah bagi hasilnya?
PENENTUAN NISBAH PEMBIAYAAN
Perhitungan Nisbah:
Volume Penjualan = 65.000 kg
Profit Margin (Rp. 14.750.000/139.750.000)x 100% = 10,55%
Lama Piutang (data neraca 31-07-2003) = 65 hari
Lama persediaan (data neraca 31-08-2003) = 2 hari
Lama hutang dagang (pembayaran ke suplier & carry) = 0
Cash to cash periode = 360/(DI+DR-DP) = 5,4DI= Days Inventories; DR= Days Receivable; DP= Days Payable
Profit margin per tahun = 5,4 x 10,55 = 57%
Nisbah Bank Syari’ah: (16%)/(57%)x100% = 28%
Nisbah untuk Nasabah: 100% - 28% = 72%
CONTOH: Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan
Seorang nasabah mengajukan pembiayaan untuk modal kerja dagang sebesar Rp. 125.000.000 selama 1 tahun, dengan perbandingan bagi hasil antara nasabah dan bank 72 : 28 %. Bagaimana cara perhitungannya?
NISBAH BULAN PENDAPATAN BANK NASABAH CICILAN TOTAL
NASABAH 28% 72% POKOK ANGSURAN
1 6,000,000.00 1,680,000.00 4,320,000.00 1,680,000.00
2 5,000,000.00 1,400,000.00 3,600,000.00 1,400,000.00
3 7,000,000.00 1,960,000.00 5,040,000.00 1,960,000.00
4 4,000,000.00 1,120,000.00 2,880,000.00 1,120,000.00
5 2,500,000.00 700,000.00 1,800,000.00 700,000.00
6 3,000,000.00 840,000.00 2,160,000.00 840,000.00
7 3,500,000.00 980,000.00 2,520,000.00 980,000.00
8 6,500,000.00 1,820,000.00 4,680,000.00 1,820,000.00
9 5,500,000.00 1,540,000.00 3,960,000.00 1,540,000.00
10 4,250,000.00 1,190,000.00 3,060,000.00 1,190,000.00
11 4,500,000.00 1,260,000.00 3,240,000.00 1,260,000.00
12 4,575,000.00 1,281,000.00 3,294,000.00 125,000,000.00 126,281,000.00
Penyelesaian Pertama :
Kasus Perhitungan Bagi Hasil Mudharabah
NISBAH CICILAN SETORAN
BULAN PENDAPATAN PENDAPATAN YANG BANK NASABAH POKOK KE
USAHA DIBAGIHASILKAN 28% 72% BANK
1 6,000,000.00 6,000,000.00 1,680,000.00 4,320,000.00 5,000,000.00 6,680,000.00
2 5,000,000.00 4,800,000.00 1,344,000.00 3,456,000.00 5,000,000.00 6,344,000.00
3 7,000,000.00 6,440,000.00 1,803,200.00 4,636,800.00 5,000,000.00 6,803,200.00
4 4,000,000.00 3,520,000.00 985,600.00 2,534,400.00 5,000,000.00 5,985,600.00
5 2,500,000.00 2,100,000.00 588,000.00 1,512,000.00 5,000,000.00 5,588,000.00
6 3,000,000.00 2,400,000.00 672,000.00 1,728,000.00 5,000,000.00 5,672,000.00
7 3,500,000.00 2,660,000.00 744,800.00 1,915,200.00 5,000,000.00 5,744,800.00
8 6,500,000.00 4,680,000.00 1,310,400.00 3,369,600.00 5,000,000.00 6,310,400.00
9 5,500,000.00 3,740,000.00 1,047,200.00 2,692,800.00 5,000,000.00 6,047,200.00
10 4,250,000.00 2,720,000.00 761,600.00 1,958,400.00 5,000,000.00 5,761,600.00
11 4,500,000.00 2,700,000.00 756,000.00 1,944,000.00 5,000,000.00 5,756,000.00
12 4,575,000.00 2,562,000.00 717,360.00 1,844,640.00 70,000,000.00 70,717,360.00
Modal 125,000,000.00
Kasus Perhitungan Bagi Hasil Mudharabah Mutanaqisah
TEORI PRICING
PENENTUAN RETURN PEMBIAYAAN
• Mark-up Pricing Biaya produksi• Target-Return Pricing ROI (Return on
Investment)• Perceived-Value Pricing persepsi nasabah• Value Pricing ono rego ono rupo• Going Rate Pricing tingkat bunga yang
berlaku
Penentuan Harga dalam Pembiayaan Syari’ah
• Penentuan harga dalam pembiayaan di bank syari’ah dapat menggunakan salah satu di antara lima model tersebut di atas
• Namun yang lazim digunakan oleh bank syari’ah saat ini adalah dengan menggunakan metode going rate pricing, yaitu menggunakan tingkat suku bunga pasar sebagai rujukan (benchmark). Mengapa diterapkan? Karena bank syari’ah berkompetisi dengan bank konvensional. Di samping itu bank syari’ah juga berkeinginan untuk mendapatkan customer yang bersifat floating customer.
Penerapan Mark-up Pricing dalam Pembiayaan Syari’ah
• Mark-up pricing hanya tepat jika digunakan untuk pembiayaan yang sumber dananya dari Restricted Investment Account (RIA) atau Mudharabah Muqayyadah.
Penerapan Target-Return Pricing dalam Pembiayaan Syari’ah
• Bank syari’ah beroperasi dengan tidak menggunakan bunga, di dalamnya juga diklasifikasikan akad yang menghasilkan keuntungan secara pasti, disebut natural certainty contract, dan akad yang menghasilkan keuntungan yang tidak pasti, disebut natural uncertainty contract.
• Jika pembiayaan dilakukan dengan akad natural certainty contract, maka metode yang digunakan adalah required profit rate (rpr) – rpr = n. v (n = tingkat keuntungan dalam transaksi tunai; v = jumlah
transaksi dalam satu periode• Jika pembiayaan dilakukan dengan akad natural uncertainty contract, maka
metode yang digunakan adalah expected profit rate (epr)– epr diperoleh berdasarkan: (1) tingkat keuntungan rata-rata pada
industri sejenis; (2) pertumbuhan ekonomi; (3) dihitung dari nilai rpr yang berlaku di bank yang bersangkutan;
– Perhitungannya:• Nisbah bank = epr/actual return bisnis yang dibiayai * 100%• Aktual return bank = nsibah bank + aktual return bisnis
275. Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
Letak haramnya Riba…
…Adalah disebabkan mereka berkata sesungguhnya jual beli sama dengan riba, padahal ALLAH telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. QS 2 : 275
Riba Jual Beli
Kelebihan Ada - bunga Ada – laba
Ditetapkan dimuka Dibelakang
Unsur Pemastian Ada Tidak ada
Efek Ekonomi Menurunkan agregat supply
Meningkatkan agregat
supply
3. HARGA HARGA BELI
… Dalam kaitan ini Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan (Ps 1: 6)
HARGA JUAL
BANK kemudian menjual barang tersebut kepada NASABAH (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya (Ps 1: 6)
Fatwa DSN No.16/IX/2000:
Harga dalam jualbeli murabahah adalah harga beli dan biaya yang diperlukan ditambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan
(Ps.1:1)
POKOK-POKOK ATURAN MURABAHAHFATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000
144
Menentukan Harga Jual
1. Harga Jual Bank = Harga Beli + (Harga beli * % * Waktu) Gharar= 150000000 + (150jt* 10%* 2 th)= 180000000
2. Harga Jual Bank = Harga Beli Bank + (waktu * Cost Recovery) + Keuntungan
Cost Recovery = (Pemby MRB/Estimasi Tot Pemby)
x Estimasi Biaya Ops 1 Tahun
Mark Up/Profit Margin = Persentase x Pembiayaan
Cost Recovery + keuntunganMargin dalam % = ----------------------------------------- x 100%
Harga Barang di Toko
Menentukan Harga Jual
Data pembiayaanEstimasi Tot Pembiayaan = 5 milyarRequired Profit Rate = 10% (Pricing)Estimasi biaya operasi 1 th = 200.000.000Masa pembiayaan = 2 tahunHarga Pokok Mobil = 150.000.000Uang Muka = 30.000.000Kekurangan Bank = 120.000.000Cost Recovery = 120 jt/5 mil x 200 jt = 4.800.000Profit Margin = 10% x 120 jt = 12.000.000Harga jual = 120 juta + (1 x 4.800.000) + 12 jt
= 136.800.000Jika menggunakan waktu 2 tahun, maka:Harga jual = 120 juta + (2 x 4.800.000) + 12 jt
= 141.600.000
Menentukan Profit Margin Cost Recovery + keuntungan
Margin dalam % = -------------------------------- x 100% Harga Beli Barang di Dealer
4.800.000 + 12.000.000
Margin dalam % = ---------------------------------- x 100%150.000.000
= 11,2%Margin per bulan= 11,2%/12
= 0,933
Menentukan Harga Jual
1. Harga Jual Bank = Harga Beli + (Harga beli * % * Waktu) Gharar = 150000000 + (150jt* 10%* 2 th)
= 180000000
2. Harga Jual Bank = Harga Beli Bank + (waktu * Cost Recovery) + Keuntungan
Cost Recovery = (Pemby MRB/Estimasi Tot Pemby) x Estimasi Biaya Ops 1 Tahun
Mark Up/Profit Margin = Persentase x Pembiayaan
Cost Recovery + keuntunganMargin dalam % = ----------------------------------------- x 100%
Harga Barang di Toko
Menentukan Harga Jual
Data pembiayaanEstimasi Tot Pembiayaan = 5 milyarRequired Profit Rate = 10% (Pricing)Estimasi biaya operasi 1 th = 200.000.000Masa pembiayaan = 2 tahunHarga Pokok Mobil = 150.000.000Uang Muka = 30.000.000Kekurangan Bank = 120.000.000Cost Recovery = 120 jt/5 mil x 200 jt = 4.800.000Profit Margin = 10% x 120 jt = 12.000.000Harga jual = 120 juta + (1 x 4.800.000) + 12 jt
= 136.800.000Jika menggunakan waktu 2 tahun, maka:Harga jual = 120 juta + (2 x 4.800.000) + 12 jt
= 141.600.000
Menentukan Profit Margin
Cost Recovery + keuntunganMargin dalam % = -------------------------------- x 100%
Harga Beli Barang di Dealer
4.800.000 + 12.000.000Margin dalam % = ---------------------------------- x 100%
150.000.000 = 11,2%
Margin per bulan= 11,2%/12 = 0,933
MANAJEMEN DANA DAN MODAL BANK SYARIAH
SUMBER DANA BANK SYARI’AH
MODAL
TITIPAN WADI’AH
INVESTASI MUDHARABAH
INVESTASI KHUSUS ( MUDHARABAH MUQAYYADAH)
BANK SYARI’AH
SISTEM & MEKANISME PENGGUNAAN DANA DI BANK SYARI’AH
• Tujuan pengalokasian dana di bank syari’ah:– Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat
risiko yang rendah– Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan
menjaga agar posisi likuiditas tetap aman
• Alokasi penggunaan dana dibagi dalam:– Aktiva yang menghasilkan (Earning Assets)– Aktiva yang tidak menghasilkan (Non Earning Assets)
SISTEM & MEKANISME PENGGUNAAN DANA DI BANK SYARI’AH (Cont’d …)
• Earning Asset, meliputi:– Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah)– Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan (Musyarakah)– Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli (al-Bai’u)– Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa (Ijarah & Ijarah
Muntahia Bittamalik)– Surat berharga syari’ah dan investasi lainnya
• Non Earning Assets, meliputi:– Aktiva tunai (cash assets)– Pinjaman (Qard)– Penanaman dalam aktiva tetap
SISTEM & MEKANISME PENGGUNAAN DANA DI BANK SYARI’AH (Cont’d …)
• Pendekatan penggunaan dana di bank syari’ah– Pusat Pengumpulan Dana (Pool of Funds)– Alokasi Aktiva (Assets Allocation Approach)
• Sumber dan alokasi pendapatan di bank syari’ah– Sumber Pendapatan
• Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan musyarakah• Keuntungan atas kontrak jual beli (al-bai’u)• Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah muntahia bittamlik• Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya
– Pembagian keuntungan , dapat dilakukan:• Revenue sharing• Profit sharing
PENGGUNAAN DANA POOL OF FUND APPROACHSumber Dana
WADIAH
MUDHARABAH MUTLAQAH
MUSYARAKAH
MUDHARABAH MUQAYYADAH
DANA POOL
PRIMARY RESERVE
SECONDARY RESERVE
QARD
MUSYARAKAH
MUDHARABAH
MURABAHAH
BAI AS-SALAM
BAI ISTISHNA’
IJARAH/IMBTAKTIVA TETAP
Penggunaan Dana
SPECIAL PROJECT
PENGGUNAAN DANA ASSET ALLOCATION APPROACHSumber Dana
WADIAH
MUDHARABAH MUTLAQAH
MUSYARAKAH
MUDHARABAH MUQAYYADAH
PRIMARY RESERVE
SECONDARY RESERVE
QARD
MUSYARAKAH
MUDHARABAH
MURABAHAH
BAI AS-SALAM
BAI ISTISHNA’
IJARAH
AKTIVA TETAP
Penggunaan Dana
SOURCES AND APPLICATION OF FUNDS AND PROFIT DISTRIBUTION
SOURCES OF FUNDS
APPLICATION OF FUNDS
POOL OF PROFIT
PROFIT DISTRIBUTION
PAYMENT OF PROFIT TO
DEPOSITORS
Current Accounts
Savings Accounts
General Investment Accounts
Shareholders’ fund
Special Investment Accounts
Statutory Reserve
Liquidity Requirement
Financing
Trade Financing
Investment
Pool of fund Managed by
Treasury
Liquidity Requirement
Statutory Reserve
Customers’ Deposit
Shareholders’ funds
Special Investment Accounts
Customers’ Deposits By
Type
BANK
Special Customers’
Deposits
Pay to Customers on Maturity based on current monthly
rates of profit
Bank Profit before Zakat &
Taxes
Pay to Customers on
Maturity
Less
Operating
Expenses
Bank
MANAJEMEN MODAL BANK SYARI’AH
• Modal merupakan aspek penting dalam pendirian bank syari’ah
• Modal = sesuatu yang mewakili kepentingan pemilik dalam suatu perusahaan
• Fungsi modal– Penyangga untuk menyerap kerugian operasional dan
kerugian lainnya;– Dasar menetapan batas minimum pemberian pembiayaan
(BMPP)– Dasar pertimbangan bagi para partisipasi pasar untuk
mengevaluasi tingkat kemampuan bank secara relatif untuk menghasilkan keuntungan
MANAJEMEN MODAL BANK SYARI’AH
• Sumber modal:– Modal inti (core capital)
• Saham• Cadangan• Laba ditahan
– Kuasi ekuitas• Dana-dana yang tercatat dalam rekening bagi hasil
– Fungsi Modal inti penyangga dan penyerap kerugian bank dan melindungi kepentingan para pemegang rekening wadi’ah atau qard
– Fungsi Kuasi Equitas penyangga kerugian akibat dana rekening mudarabah
Kecukupan Modal Bank Syari’ah
• Kecukupan Modal Bank Syari’ah merupakan indikator sehat-tidaknya bank syari’ah
• Kecukupan modal diukur:– Membandingkan modal dengan dana pihak ketiga, dihitung
dengan:• Modal & Cadangan/Giro+Tabungan+Deposito = 10%
– Membandingkan modal dengan aktiva berisiko• Kesepakatan BIS (Bank for International Settlements), dihitung
dari: Modal/Aktiva Berisiko = 8%
• Ketentuan perhitungan CAR sebagai aturan main dalam kompetisi yang fair di pasar keuangan global
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
• ATMR dihitung dengan pertimbangan aktiva bank syari’ah:– Aktiva yang dibiayai dengan modal sendiri dan/atau
kewajiban (wadi’ah & qard)– Aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil: mudharabah
mutlaqah maupun muqayyadah• Pendanaannya:
– Aktiva yang dibiayai dengan modal sendiri dan/atau kewajiban (wadi’ah & qard) modal sendiri
– Aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil: mudharabah mutlaqah maupun muqayyadah rekening bagi hasi
KualitasAktiva Produktif• Keunikan bank syari’ah, karena mekanisme:
– Jual beli– Dana untuk investasi
• Aktiva Produktif Bank Syari’ah:– Piutang Penjualan Murabahah dan Ijarah – Investasi, pada:
• Musyarakah• Mudharabah• Salam• Istishna’• Persediaan• Aktiva yang disewakan
MANAJEMEN PEMBIAYAAN
PENGERTIAN PEMBIAYAAN• Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berupa:– transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan
musyarakah; – transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli
dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; – transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam,
dan istishna’; – transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan – transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk
transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil
PERANAN PEMBIAYAANDLM SISTEM PERBANKAN
SYARIAH• Fungsi pembiayaan sebagai “penyumbang”
pendapatan terbesar bagi bank syariah.• Besar-kecilnya pendapatan dari pembiayaan akan
menentukan besar-kecilnya bagi hasil untuk nasabah dana.
• Tingkat kesehatan pembiayaan (NPF) ikut mempengaruhi pencapaian laba bank.
• FDR (Financing to Deposit Ratio) Bank Syariah > LDR (Loan to Deposit Ratio) Bank Konvensional.
PROSES PEMBIAYAAN
Proses Pembiayaan
inisiasi dokumentasi monitoring
solisitasi
evaluasi
approval
Pre-signing
Pre-disbursement
Regular
Restrukturisasi
INISIASI
• Adalah proses awal menetapkan kriteria nasabah pembiayaan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan Bank Muamalat, kemudian melakukan evaluasi, serta memberikan keputusan hasil evaluasi.
• Proses inisiasi terdiri dari 3 hal1. Solisitasi2. Evaluasi3. Approval
SOLISITASI
• Adalah proses mencari nasabah sesuai kriteria yang telah ditetapkan Bank Muamalat
• Tahapan solisitasi :1. Penetapan target market, misal sektor
industri2. Penetapan sektor bisnis, misal
industri bidang semen.3. Penetapan risk acceptance assets
criteria (RAAC), misal resiko dibidang semen beserta turunannya.
4. Penetapan nasabah yang dibiayai, misal PT. Semen Gresik, Semen Padang.
EVALUASI
1. Kunjungan ke nasabah, dengan laporan kunjungan nasabah (call report) :
TujuanHasil Kunjungan Rencana Tindak lanjut.
2. Pengumpulan data-data :Surat permohonan nasabahData legalitasData Keuangan nasabahData JaminanProposal proyek yang dibiayaiProyeksi cashflow proyek.
EVALUASI
3. Data dimasukkan ke dalam financing file :Persetujuan Keterangan Ringkas Nasabah Kolektibilitas Laporan kunjunganPermintaan informasi Korespondensi internPenyidikan Korespondensi externPenilaian jaminan Permanen
4. Tahapan evaluasi :Evaluasi kelayakan usaha yang akan dibiayai.Evaluasi dokumentasi legalitas, taksasi jaminan, checking (BI,Trade, Personal)
EVALUASI
6. Evaluasi data disajikan kedalam USULAN PEMBIAYAAN (UP), dgn outline sbb :
TujuanLatarbelakang Nasabah (legalitas, kepemilikan, kepengurusan, track record, dll).Hubungan perbankan nasabahUsaha Nasabah (sarana, proses produksi, supplier, konsumen, industri nasabah).Deskripsi Proyek yang dibiayaiAnalisa Cashflow, dan penentuan plafond pembiayaan.
EVALUASI
Analisa JaminanAspek syariahKesimpulanRekomendasi Struktur Fasilitas.
APPROVAL
A/M mempresentasikan UP di depan komite pembiayaan (minimal 3 orang, yg salah satunya mempunyai limit approval).
Keputusan Komite Pembiayaan :DITOLAK, seluruh dokumen nasabah dikembalikan disertai surat penolakanDISETUJUI, A/M membuat Offering letter (OL)/surat persetujuan prinsip pembiayaan yg ditanda tangani oleh Direksi/Pemimpin Cabang/Kepala DivisiOL adalah dokumentasi legal berisi komitmen bank utk membiayai usaha nasabah.
DOKUMENTASI
1. Pre-sign Documentation OFFERING LETTERAkad PembiayaanAkad dan dokumen JaminanDokumen Pendukung : kontrak kerja, asuransi, dll
2. Pre-disbursement DocumentationSurat permohonan realisasi Pembiayaan. (SPRP)Tanda Terima BarangSurat perintah transfer danaDokumen pendukung lainnya yang disyaratkan dalam OL.
MONITORING
1. REGULAR MONITORINGMonitoring Aktif, yaitu mengunjungi nasabah secara reguler dan memberikan laporan kunjungan nasabah/ call report kepada komite pembiayaan/ supervisor A/MMonitoring pasif, yaitu memonitoring pembayaran kewajiban nasabah kepada bank setiap akhir bulan.
2. Restrukturisasi PembiayaanRestrukturisasi, Rekondisi, Reschedule.Penjualan Jaminan (sukarela atau litigasi)
ANALISA PEMBIAYAAN
PEMBIAYAAN YANG DIHINDARI :
1. TIDAK SESUAI SYARI’AH 2. BERSIFAT GHARAR (SPEKULASI) 3. TANPA INFORMASI KEUANGAN 4. BIDANG YANG TIDAK DIKUASAI 5. NASABAH BERMASALAH (BLACK LIST) 6. TIDAK MEMADAI (JAHALAH)
ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN
1. CHARACTER (KARAKTER)2. CONDITION (KONDISI UMUM)3. CAPABILITY (KEMAMPUAN)4. CAPITAL (MODAL)5. COLLATERAL (JAMINAN)
Prinsip ini secara umum
masih digunakanoleh Perbankan
1. PEOPLE (KARAKTER) 2. PURPOSE (TUJUAN)3. PROSPECT (PROSPEK BISNIS)4. PAYMENT (KEMAMPUAN MEMBAYAR)
Prinsip lain mulai diterapkanoleh Perbankan
1. SHIDIK (BENAR/JUJUR)• AMANAH (DIPERCAYA/TRANSPARAN)• FATHONAH (PANDAI)• TABLIGH (KOMUNIKASI)
Prinsip tambahan yang Diterapkan oleh
bank syariah
1. CHARACTER (KARAKTER)“Tabiat dan kemauan si pemohon pembiayaan untuk memenuhi kewajiban-keawajiban yang telah dijanjikan”
2. CONDITION (KONDISI UMUM)“Keadaan umum bisnis yang diajukan si pemohon pembiayaan untuk dibiayai bank”
3. CAPABILITY (KEMAMPUAN)“Kesanggupan si pemohon pembiayaan untuk mengembalikanPembiayaan dan kewajiban lainnya”
4. CAPITAL (MODAL)“Kondisi permodalan usaha si pemohon pembiayaan, yang akan menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan besar pembiayaan yang dapat diberikan”
5. COLLATERAL (JAMINAN)“Jaminan berupa cash, fixed asset atau bentuk lainnya yang dapat diberikan oleh si pemohon pembiayaan untuk menjamin pembiayaan yang diberikan oleh bank”
I. ANALISA KARAKTER (Character)
1. BI Checking “Pengecekan melalui BI mengenai kondisi pembiayaan yang sedang diterima melalui bank lain”
2. Bank Checking “Pengecekan ke bank lain dimana si pemohon mempunyai rekening maupun pembiayaan”
3. Trade Checking “Pengecekan kepada rekanan bisnis si pemohon pembiayaan mengenai hubungannya dengan rekanan terutama terhadap ketepatan pemenuhan kewajiban”
4. Personal Checking “Pengecekan informasi kepada saudara, kawan atau rekanan bisnis si pemohon pembiayaan mengenai karakternya termasuk moralitasnya”
Jujur nggak ya...??.
II. ANALISA KONDISI MAKRO & INTERNAL BANK (Condition)
1. Penyesuaian dengan target market bank “Bisnis yang akan dibiayai apakah masuk ke dalam target market yang sudah ditetapkan atau tidak”
2. Pengecekan dengan negative list business “Umumnya bank mempunyai daftar bisnis yang masuk daftar hitam, baik karena kondisi umum ataupun kebijakan internal bank”
3. Penggunaan data eksternal mengenai prospek bisnis “Bank dapat menggunakan data eksternal, misalnya data statistik atau data bisnis untuk mengetahui kondisi umum terhadap sektor bisnis tertentu”
4. Meminimalisir pemusatan resiko “Umumnya bank meminimalisir pemusatan resiko dengan memberikan kredit yang tidak terpusat pada sektor bisnis tertentu
Lihat nih...
III. ANALISA KEMAMPUAN USAHA (Capability)
1. Pengalaman usaha “Bank akan menilai pengalaman usaha si pemohon pembiayaan baik mengenai lama pengalaman dan hasil yang dicapai (melalui analisa keuangan yg akan dibahas lebih lanjut)
2. Kemampuan menyajikan laporan/dokumentasi usaha “Semakian tertib administrasi dokumentasi usaha, maka indikasi bisnis yang dikelola semakin baik
3. Kemampuan memberikan keterangan bisnisnya yang wajar “Pelaku bisnis yang kompeten akan mampu memberikan keterangan mengenai bisnis yang dikelola secara wajar
4. Kemampuan membuat perencanaan bisnis “Hal ini dapat dilihat dari cara penyajian proposal pembiayaan atau penyampainan keterangan mengenai rencana bisnisnya”
Oke deh pokoknya...
IV. ANALISA PERMODALAN (Capital)
1. Melakukan analisa keuangan “Analisa keuangan dilakukan untuk melihat struktur permodalan, alokasi modal dan kemampuan permodalan untuk mem - back up – pembiayaan yang diberikan”
V. ANALISA JAMINAN (Collateral)
1. Melakukan penelitian aspek legal jaminan “untuk mengetahui status hukum sebuah jaminan”
2. Melakukan penelitian aspek ekonomis & nilai likuidasi jaminan “Untuk mengetahui nilai pasar & nilai likuidasi jaminan”
3. Memilih jenis jaminan “Asset yang dapat dijaminkan a.l. uang tunai, logam mulia, surat berharga, fixed asset, kendaraan, persediaan barang, jaminan asuransi pembiayaan, LC
Modal saya dengkul, maklum penjahit...
Jaminan saya.. Bis tingkat...
KERANGKA KERJA ANALISA PEMBIAYAAN
Meliputi Kegiatan :• Kunjungan Ketempat Nasabah,
dengan berbincang-bincang dgn nasabah shg mengetahui apa yang dibutuhkan nasabah.
Yaitu suatu kegiatan :Mengumpulkan data-data dari nasabah yang meliputi :# Data Keuangan# Data Legalitas# Data Jaminan# Data Pendukung lainnya
AnalisaJaminan
(2)
AnalisaKeuangan
(3)Analisa
Pasar & Pesaing(4)
AnalisaYuridis
(1)
Analisa Resiko
(5)
-Analisa Yuridis-Analisa Keuangan-Analisa Jaminan
-Laporan Neraca-Laporan Rugi Laba
Spreadsheet
Perhitungan CashflowPerhitungan IRR
Ratio-ratio-Likuiditas-Solvabilitas-Rentabilitas
PROSES ANALISISANALISIS KUALITATIF :
• ASPEK SYARI’AH• PROFIL USAHA• HUBUNGAN PERBANKAN• ASPEK MANAJEMEN• ASPEK PEMASARAN• ASPEK PENGADAAN BARANG• ASPEK TEKNIS DAN PRODUKSI• ANALISA PROYEKSI USAHA• ASPEK RISIKO• ASPEK LEGALITAS
ANALISIS KUANTITATIF :
a. PROFITABILITAS USAHA (Profit Margin, ROI, ROE)b. STRUKTUR PENDANAAN (LEVERAGE)c. LIKUIDITAS KEUANGAN JK PENDEK (Current Ratio, Quick Ratio)d. EFISIENSI PENGELOLAAN HARTA (Days Receivable, Days Inventory, Days Payable)e. ANALISA LAPORAN KEUANGANf. CASH FLOW (ARUS KAS)g. ACCOUNT PROFITABILITY RATIO (APR)h. ANALISA KEBUTUHAN DANA
• Mengkaji/membandingkan kelengkapan dokumen dengan peraturan yang berlaku.
• Melakukan Analisa siapa yang berwenang dan bertindak atas nama Perusahaan (Badan Hukum/Badan Usaha)
• Mengkaji dan menganalisa apakah jaminan yang akan diberikan ke Bank layak secara hukum dan memberikan nilai sebagai pedoman Bank.
• Menganalisa apakah jaminan yg akan disimpan Bank mempunyai kekuatan hukum sebagai jaminan
• Menganalisa dan membandingkan kondisi keuangan antara tahun berjalan dengan tahun sebelumnya.
• Menganlisa kemampuan pembayaran angsuran berdasarkan pendapatan yg diperoleh.
•Tujuan Pembiayaan•Latar Belakang Nasabah•Kondisi Usaha Nasabah•Analisa Keuangan•Permasalahan•Analisa Pengembalian Pembiayaan•Analisa Agunan•Analisa Resiko•Kesimpulan•Rekomendasi
AnalisaYuridis
AnalisaPasar
AnlisaJaminan
AnalisaKeuangan
&Cashflow
Analisa Resiko
Merupakan persetujuan prinsip yang pada dasarnya permohonan pembiayaan dari nasabah disetujui oleh pihak Bank, yang
meliputi :
# Jenis Fasilitas# Jangka Waktu
# Kegunaan# Harga Jual & Beli
# Jaminan# Persyaratan
Adalah perjanjian antara pihak nasabah dengan pihak Bank biasanya dilakukan dihadapan Notaris.
Isi Akad bersumber dari isi Offering Letter
“Hai orang-orang beriman penuhilah akad Perjanjian itu (Surat Al-Maidah ayat 1) Perjanjiian Pembiayaan MurabahahNomor :………...
CONTOH :
Dropping pembiayaan dilakukan setelah nasabah melengkapi semua persyaratan yang
tertuang di Offering Letter (OL)
Adapun dokumen yang harus dilengkapin sebelum dilakukan dropping, adalah :
1. Surat Permohonan Realisasi Pembiayaan (SPRP)2. Tanda terima barang (TTB)3. Surat Sanggup4. Dokumen Pendukung Lainnya.
MemantauPesaing
MemantauKebutuhan
MenambahFasilitas
Jatuh Tempo
Tanggal &Sistem
angsuran MonitoringPembiayaan
PEMBIAYAAN BERMASALAHPENYEBAB & CARA
PENANGGULANGANNYA
PEMBIAYAAN BERMASALAH
Basic Approach
Tidak mungkin terjadi suatu pembiayaan turun
mutunya secara tiba - tiba, akan tetapi selalu
memberikan “ WARNING SIGN “ atau faktor -
faktor penyebab terlebih dahulu dalam
perjalanan pembiayaan tersebut.
I. PENGERTIAN
Atau dengan kata lain, pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang berada pada Collectibility : Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet.
Pembiayaan Bermasalah adalah “ Suatu kondisi Pembiayaan, dimana ada suatu penyimpangan utama dalam pembayaran kembali pembiayaan yang menyebabkan kelambatan dalam pengembalian , atau diperlukan tindakan yuridis dalam pengembalian atau kemungkinan potensial loss “ .
II. FAKTOR PENYEBAB PEMBIAYAAN BERMASALAH
Cuplikan Menurut Para Ahli Robert H.Behrens,Commercial Problem Loan Bankers Publishing Company,Boston Page 46
1. ADVERSITY
3. FRAUD
2. MISMANAGEMENT
Perubahan dari siklus usaha ( Business Cycle ) diluar kontrol BANK dan Nasabah, seperti : Bencana Alam,sakit dan kematian
Ketidakmampuan Nasabah mengelola kegiatan usahanya dan menjaga kondisi keuangan sesuai dengan cara-cara kegiatan usaha yang sehat dari hari-hari .
Ketidakjujuran debitur dalam memberikan informasi dan laporan -laporannya tentang kegiatan usahanya, posisi keuangan ,hutang,piutang,persediaan dll
Moh.Tjoekam,LPPI
1. MANAJEMEN :
2. INDUSTRY : Mudah dimasuki oleh pengusaha lain, Muncul pesaing baru, Raw Material terbatas, Tehnologi ketinggalan, Market Share menurun
3. PRODUK : Permintaan menurun, Mutu tidak stabil, Pelanggan Utama menurun, Tidak dapat bersaing baik kwalitas/kwantitas
4. EKONOMI : Lesu kehidupan perekonomian, Pasar lokal/International turun, Kebijakan uang ketat, Pertumbuhan ekonomi rendah
Tidak Kompeten, Keterbatasan pengetahuan atas usaha, Waktu yang diberikan tidak cukup, Penyertaan pada perusahaan lain, Sering terjadi wan prestasi Serakah / tamak
III. GEJALA DINI PEMBIAYAAN BERMASALAH
A. KELAINAN MANAGEMENT
o Perubahan Kebiasaan Pemegang Peran di Perusahaano Persoalan Rumah Tangga Pemegang Peran di
Perusahaano Tidak Lagi Kooperatif dengan Banko Meninggalnya Pemegang Kunci Perusahaano Perubahan Dalam Manajemen, Kepemilikano Masalah Buruh / Karyawano Kontinuitas Manajemen Tidak Jelaso One-Man Showo Ketidakmampuan Memenuhi Kewajiban Komitmen
Pribadio Lamban Bereaksi Terhadap Kelesuan Pasar atau
Ekonomio Bersikeras Mengambil Resiko Business yang Kurang
Wajaro Tidak Mampu Menyusun Rencana Usahao Kegiatan Produk-Produk yang Menguntungkan Terhentio Pengawasan & Penyusunan Laporan keuangan Lemaho Perubahan Kegiatan Usahao Lain-Lain
B. HUBUNGAN PERBANKAN & KELAINAN KEGIATAN OPERASIONIL DEBITUR
• Evergreen Loans• Penurunan Kontinyu Saldo di Bank• Ketergantungan yang Berat Pada Hutang Jangka Pendek• Peningkatan Jumlah & Frekwensi Permintaan Kredit• Perubahan Timing untuk Seasonal Loans• Supplier (Baru) Minta Informasi untuk Pemberian Kredit Pada
Debitur• Suppliers (Existing) Minta Informasi untuk Peningkatan• Pemberian Kredit Pada Debitur• Penerbitan Cek-Cek Kosong (Terhadap Tagihan)• Pengadaan Persediaan dengan Unsur Spekulatip• Kehilangan Langganan-Langganan Utama• Fasilitas Produksi Tidak Terawat Baik• Penangguhan Penggantian Fasilitas Produksi yang Sudah
Ketinggalan Zaman• Kehilangan Supply Bahan Baku• Produk-Produk Utama, Hak Distribusi, DLL• Kenaikan Menyolok Volume Order yang Dapat Mengakibatkan
Ketidakseimbangan dengan Kemampuan Produksi
C. KELAINAN POSISI KEUANGAN
Penyerahan Laporan Keuangan Tidak Reguler Piutang Dagang membengkak Tagihan Makin Lamban Persediaan Membengkak Perputaran Persediaan Makin Lamban Penurunan Aktiva Lancar Secara % Terhadap Total Aktiva
(Negative Working Capital) Peningkatan Passiva Lancar yang Tidak Proporsionil Peningkatan Leverage Peningkatan Mencolok Hutang Jangka Panjang Perubahan Praktek-Praktek Akuntansi Penurunan Omzet Konsistent Peningkatan Omzet Sangat Cepat Omzet Naik, Untung Turun Peningkatan Mencolok Biaya-Biaya Kenaikan Tingkat Piutang Macet Meningkatnya Total Aktiva Terhadap Omzet/Laba Rugi Operasional
IV. DAMPAK PEMBIAYAAN BERMASALAH 1. Rentabilitas & Solvabilitas
a. Collectibility dan Perhitungan Bad Debt menjadi naik
b. PPAP semakin meningkat % Tase Perhitungan Bed Debt & PPAP ( Sesuai SE BI )
Collectibity
% Tase Perhitungan
Bad Debt
% Tase Perhitungan
PPAP 12345
0 %25 %50 %75 %
100 %
1%
5%
15%
50%
100%
c. Kerugian semakin besar atau laba menurun.d. Modal semakin turun
e. Pelampauan Pembiayaan BMPK menjadi semakin bertambah, yang berakibat kepada :
- Adanya kewajiban membuat Action Plan sekaligus melaporkan Perkembangan ke BI - Keterlambatan Pelaporan ke BI, Bank dikenakan denda
Rp 1 Juta. 23
f. CAR dan TINGKAT KESEHATAN PEMBIAYAAN semakin turun dan memburuk g. Bank dapat dilikuidasi / TAKE OVER
2. Peningkatan Biaya- Pengacara- Personalia
3. Lainnya
4. Aspek Moral
- Hilangnya kesempatan Usaha ( tidak bisa melakukan Expansi )- Reputasi Bank Semakin buruk yang berakibat- Berkurangnya/ pindahnya Investor dana- Investor lain tidak berminat menanamkan modalnya
Bank Telah BERTINDAK ZALIM kepada Investor dana karena tidak prudentialnya Aparat Bank didalam menyalurkan pembiayaan, sehingga Bank tidak memberikan bagi hasil yang baik kepada Investor Dana.
V.PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH
Lakukan evaluasi ulang pembiayaan yang menyangkut : Aspek Management Aspek Pemasaran Aspek Produksi Aspek Keuangan Aspek Yuridis Aspek Jaminan Aspek Nilai Jaminan (Retaksasi)
Khusus untuk aspek Yuridis dan Jaminan mintakan Opini Legal, untuk penyempurnaan kelemahan-kelemahan yang mungkin ada dalam pengikatan pembiayaan maupun jaminan, agar tidak terdapat peluang bagi nasabah dan pihak ketiga untuk melakukan usaha-usaha yang dapat menimbulkan kerugian bagi bank.
Non Litigasi
PengadilanOff-Set
Evaluasi Ulang Pembiayaan Oleh Account Manager
•Aspek Management•Aspek Pemasaran•Aspek Produksi•Aspek Keuangan•Aspek Yuridis•Aspek Jaminan
REVITALISASI•Restructuring•Rescheduling•Reconditioning•Bantuan Management
PENYELESAIANMELALUIJAMINAN
COLLECTIONAGENT
WRITE OFFFINAL
Write OffSementara
BASYARNAS BASYARNAS
Pengadilan Gugat PidanaEksekusi Kepailitan
LelangCash/HEJP
Litigasi
PEMBIAYAAN BERMASALAH
CARA PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH
LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH
PENDAHULUAN
• Gambaran kinerja suatu bank baik umum maupun syariah biasanya tercermin dalam laporan keuangannya.
• Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak – pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi
Pihak Pengguna LK BS• Pemilik dana/ shahibul maal• Pihak-pihak yang memanfaatkan dan
menerima penyaluran dana• Pembayar zakat, infak dan shadaqah• Pemegang saham• Otoritas pengawasan• Bank Indonesia• Pemerintah• Lembaga penjamin simpanan• Masyarakat
Karakteristik Bank Syariah
• Kegiatan bank syariah, antara lain, sebagai:– manajer investasi; – investor; – penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran; dan– pengemban fungsi sosial.
• Pemakai dan Kebutuhan Informasi– sama seperti dinyatakan KDPPLK umum: investor;
karyawan; kreditur; pemasok; pelanggan; pemerintah; masyarakat ditambah, antara lain:
– pemilik dana investasi; – pembayar zakat, infaq dan shadaqah;– dewan pengawas syariah.
July 4th 2003
Karakteristik Bank Syariah
• PENGHIMPUNAN DANA– Simpanan Masyarakat
• wadiah• mudharabah
– Prinsip lainnya sesuai syariah
• PENYALURAN DANA– Investasi (pembiayaan)
• musyarakah• mudharabah
– Jual beli• murabahah• salam• istishna
– Sewa-menyewa• ijarah• ijarah muntahiyyah bittamlik
– prinsip lainnya sesuai syariah
Laporan Keuangan Bank Syariah
• Neraca• Laporan Laba Rugi• Laporan Perubahan Ekuitas• Laporan Arus Kas
• Laporan Perubahan Investasi Terikat
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana ZIS
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan
Bank Syariah:InvestorManajer Investasi
Bank Syariah:Agen Investasi
Bank Syariah:Pengemban Fungsi Sosial
Catatan atas Laporan Keuangan
Tujuan Akuntansi Keuangan Bank Syariah
• menentukan hak dan kewajiban pihak terkait, sesuai prinsip syariah: kejujuran, kebajikan, dan kepatuhan terhadap nilai-nilai bisnis yang Islami;
• menyediakan informasi keuangan bagi para pemakai laporan dalam pengambilan keputusan; dan
• meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha.
Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah
- menyediakan informasi keuangan yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi;
- menunjukan apa yang telah dilakukan oleh manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya;
Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah
Khusus bank syariah, perlu ditambah poin tujuan sbb:- informasi kepatuhan bank terhadap prinsip syariah;- informasi pendapatan dan beban tidak sesuai prinsip syariah
dan cara memperoleh serta menggunakannya;- informasi untuk mengevaluasi pemenuhan bank terhadap:
• tanggung jawab amanah mengamankan dana;• menginvestasikan pada tingkat keuntungan rasional;
serta • informasi tingkat keuntungan investasi yang diperoleh
pemilik dan pemilik dana investasi terikat; dan- informasi pemenuhan fungsi sosial bank, termasuk
pengelolaan dan penyaluran zakat.
Keterbatasan –Keterbatasan Laporan Keuangan
• Pengambilan keputusan ekonomi tidak dapat semata-mata didasarkan atas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena laporan keuangan memiliki keterbatasan, antara lain:– Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa
yang telah lampau.– Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat
bagi pihak pengguna.– Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian .
Apabila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.
Keterbatasan ……….• Lebih menekankan pada penyajian suatu peristiwa
atau transaksi sesuai substansinya dan realitas ekonomi daripada bentuk hukumnya.(formalitas)
• Disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis akuntansi dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
• Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran.
• Hanya melaporkan informasi yang material.• Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat
digunakan sehingga menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis dan tingkat kesuksesan antar bank.
• Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikualifikasikan umumnya diabaikan
Asumsi Dasar Konsep Akuntansi Bank Syariah
• Dasar Akrual Pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat
kejadian dan diungkapkan dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan
• Kelangsungan Usaha (going concern)kelangsungan usaha entitas dipandang akan berlansung
terus di masa datang, karena itu entitas dipandang tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Relevan
Bernilai balikan
Tepat waktu
TerujiBernilai prediktif
Terandalkan
Netral
Tepat menyimbolkan
Kebermanfaatan dalam keputusan
Keterbandingan
Ketelitian Bentuk Tempat
Karakterisktik Kualitatif Laporan Keuangan
• Dapat dipahami Pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan
yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar
• Relevan– Bernilai prediktif– Bernilai balikan– Tepat Waktu
Karakterisktik Kualitatif Laporan Keuangan
• Keandalan–Teruji (reliable)–Netral–Tepat Menyimbolkan (faithfulness
representation)• Dapat Diperbandingkan
July 4th 2003
Karakterisktik Kualitatif Laporan Keuangan
• Materialitas• Ketelitian (Prudent)• Substansi Menggungguli Bentuk (substance
over form)• Kelengkapan
Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah
• Tanggung jawab atas LK Manajemen bank syariah
• Komponen LK lihat slide sebelumnya• Bahasa LK
– Bahasa Indonesia– Bahasa selain Bahasa Indonesia memuat informasi
yg sama dan waktu yg sama, dan diterbitkan dalam waktu yg sama seperti LK dlm Bahasa Indonesia
• Mata Uang Pelaporan– Dalam satuan rupiah– Selain satuan rupiah maka harus dijabarkan dalam
satuan rupiah dengan menggunakan kurs BI
Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah
Penyajian• Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar
posisi keuangan; kinerja keuangan; perubahan ekuitas; arus kas; perubahan investasi terikat; sumber dan penggunaan dana zis; sumber dan penggunaan dana qardhul hasan disertai pengungkapan yang diharuskan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah
• Aktiva disajikan berdasarkan karakteristiknya menurut urutan likuiditas, kewajiban diurutkan menurut urutan jatuh temponya, dan investasi tidak terikat disajikan dalam unsur sendiri
• Saldo transaksi sehubungan dengan kegiatan operasi normal bank disajikan dan diungkapkan secara terpisah antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa
Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah
• Laporan Lab Rugi menggambarkan pendapatan dan beban menurut karakteristiknya yang dikelompokkan secara berjenjang (multiple steps) dari kegiatan utama bank dan lainnya
• Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis dengan urutan penyajian sesuai dengan komponen utamanya
Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah
• Informasi yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, antara lain, mengenai:– Gambaran umum bank syariah– Ikhtisar kebijakan akuntasi yang digunakan dalam
penyusunan LK– Penjelasan atas pos-pos yang terdapat dalam
setiap komponen LK– Pengungkapan hal-hal penting lainnya yang
berguna untuk pengambilan keputusan
Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah
• Perubahan akuntansi wajib memperhatikan hal-hal berikut:– Perubahan estimasi akuntansi– Perubahan kebijakan akuntansi– Terdapat kesalahan mendasar
• Pada setiap elemen LK harus diberi pernyataan bahwa: “catatan atas LK merupakan bagian tak terpisahkan dari LK”
Rasio–Rasio Keuangan Bank Syariah di Indonesia
• Hingga saat ini analisis rasio keungan bank syariah masih menggunakan aturan yang berlaku di bank konvensional.
• Jenis analisis rasio keuangan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu:– Perbandingan internal. Analisis dengan membandingkan
rasio periode sekarang dengan periode yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama.
– Perbandingan esternal. Analisis dilakukan dengan membandingkan rasio perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis dengan rata-rataindustri pada suatu titik yang sama
Jenis – jenis Rasio Keuangan Bank• Rasio Likuiditas, adalah ukuran kemampuan bank
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, meliputi :– Rasio Lancar (current ratio), adalah kemampuan bank
untuk membayar utang dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.
• Rasio lancar = Kas + Penempatan / Utang lancar
– Rasio Cepat (quick ratio), adalah ukuran untuk mengetahui kemampuan bank dalam utang jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang lebih likuid
• Rasio cepat = Kas / Utang lancar
– Rasio Pembiayaan terhadap Dana Pihak Ketiga (financiang Deposit Ratio), menunjukkan kesehatan bank dalam memberikan pembiayaan
• Rasio Pembiayaan Terhadap Pihak Ketiga = Total Pembiayaan / Total DPK
• Rasio Aktivitas, adalah ukuran untuk menilai tingkat efesiensi bank dalam memanfaatkan sumber dana yang dimilikinya, rasio ini meliputi :– Perputaran Aktiva Tetap, adalah kemampuan aktivitas
(efesiensi) dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva tetap bank dalam suatu periode tertentu dengan jumlah keseluruhan aktiva.
• Perputaran aktiva tetap = Aktiva tetap / Total aktiva
– Perputaran Aktiva Total, adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan bank dalam mengelola sumberdana dalam menghasilkan pendapatan.
• Perputaran aktiva total = Pendapatan operasional / Total aktiva
• Rasio Profitabilitas, adalah rasio yang menunjukkan tingkat efektivitas yang dicapai melalui usaha operasional bank, yang meliputi:– Margin laba (profit margin), adalah gambaran
efesiensi suatu bank dalam menghasilkan laba.• Margin laba = Laba / Total pendapatan
– Pengembalian atas aktiva (return on asset), adalah rasio yang menggarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan keuntungan.
• Pengembalian atas aktiva = Laba / total aktiva
• Rasio Biaya, adalah menunjukkan tingkat efesiensi kinerja operasional bank.
• Penentuan besarnya rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut:– Rasio biaya = Biaya opersional / Pendapatan
operasional
Top Related