7/29/2019 Proposal Penyakit Demam Berdarah Dengue
1/7
HUBUNGAN PENGETAHUAAN MASYARAKAT TENTANG DEMAM
BERDARAH DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS DASAN CERMEN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat penting di Indonesia dan sering menimbulkan suatu letusan
Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan kematian yang besar. Di Indonesia nyamuk
penular (vektor ) penyakit DBD yang penting adalah Aedes aegypti, Aedes
albopictus, dan Aedes scutellaris, tetapi sampai saat ini yang menjadi vektor
utama dari penyakit DBD adalah Aedes aegypti. Penyakit DBD pertama kali
ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dengan kasus 58 orang anak, 24diantaranya meninggal dengan Case Fatality Rate (CFR) = 41,3%. Sejak itu
penyakit DBD menunjukkan kecenderungan peningkatan jumlah kasus dan luas
daerah terjangkit. Seluruh wilayah Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit
penyakit DBD , kecuali daerah yang memiliki ketinggian lebih dari 1000 meter di
atas permukaan laut. Penyakit DBD dipengaruhi oleh kondisi lingkungan,
mobilitas penduduk, kepadatan penduduk, adanya kontainer buatan ataupun alami
di tempat pembuangan akhir sampah (TPA) ataupun di tempat sampah lainnya,
penyuluhan dan perilaku masyarakat, antara lain : pengetahuan, sikap, kegiatan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN), fogging, abatisasi, dan pelaksanaan 3M
(menguras, menutup, dan mengubur).
Penyakit DBD adalah penyakit infeksi oleh virus Dengue yang ditularkan
melalui gigitan nyamukAedes, dengan ciri demam tinggi mendadak disertai
manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan renjatan (shock) dan
kematian (Ditjen PPM&PL, 2001). Sampai sekarang penyakit DBD belum
7/29/2019 Proposal Penyakit Demam Berdarah Dengue
2/7
ditemukan obat maupun vaksinnya, sehingga satu-satunya cara untuk mencegah
terjadinya penyakit ini dengan memutuskan rantai penularan yaitu dengan
pengendalian vektor. Vektor utama penyakit DBD di Indonesia adalah nyamuk
Aedes aegypti. Tempat yang disukai sebagai tempat perindukannya adalah
genangan air yang terdapat dalam wadah (kontainer) tempat penampungan air
artifisial misalnya drum, bak mandi, gentong, ember, dan sebagainya; tempat
penampungan air alamiah misalnya lubang pohon, daun pisang, pelepah daun ke
ladi, lubang batu; ataupun bukan tempat penampungan air misalnya vas bunga,
ban bekas, botol bekas, tempat minum burung dan sebagainya (Soegijanto, 2004).
Hasil survei Departemen Kesehatan RI di 9 kota besar di Indonesia pada tahun
1986-1987 menunjukkan bahwa satu diantara tiga rumah maupun tempat umum
ditempati jentik nyamukAedes. Disamping itu, pengetahuan, sikap, dan perilaku
masyarakat tentang pencegahan penyakit DBD pada umumnya sangat kurang
(Ditjen PPM&PL, 1992).
Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (SoekidjoNotoatmodjo, 2003: 12). Dari pengalaman bertahun-tahun pelaksanaan
pendidikan ini, baik di negara maju maupun negara berkembang mengalami
berbagai hambatan dalam rangka pencapaian tujuannya, yakni mewujudkan
perilaku hidup sehat bagi masyarakatnya. hambatan yang paling besar dirasakan
adalah faktor pendukungnya (enabling factor). dari penelitianpenelitian yang ada
terungkap, meskipun kesadaran dan pengetahuan masyarakat sudah tinggi tentang
kesehatan, namun praktek (practice) tentang kesehatan atau perilaku hidup sehat
masyarakat masih rendah (Soekidjo Notoatmodjo, 2003: 19).
Meningkatnya angka kejadian DBD disebabkan beberapa Hal salah
satunya adalah faktor lingkungan yang dapat menyebabkan peningkatan jentik
nyamuk Aedes aegypti. Sehingga diperlukan penelitian tentang pengetahuan
masyrakat terhadap kejadian demam berdarah diwilayah mereka
7/29/2019 Proposal Penyakit Demam Berdarah Dengue
3/7
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana hubungan pengetahuan masyarakan tentang demam
berdarah dengan terjadinya demam berdarah dengue?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan perilaku masyarakat mengenai
penyakit demam berdarah dengan kejadian DBD di wilayah kerja
puskesmas dasan Cermen
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Adakah hubungan antara kebiasaan menguras tempatpenampungan air dengan kejadian Demam Berdarah
Dengue?
2. Adakah hubungan antara kebiasaan membersihkan tempatpenampungan air dengan kejadian Demam Berdarah
Dengue?
3. Adakah hubungan antara kebiasaan menutup tempatpenampungan air dengan kejadian Demam BerdarahDengue?
4. Adakah hubungan antara kebiasaan membuang sampahpada tempatnya dan membakarnya dengan kejadian Demam
Berdarah Dengue?
5. Adakah hubungan antara kebiasaan memakai kelambudengan kejadian Demam Berdarah Dengue?
7/29/2019 Proposal Penyakit Demam Berdarah Dengue
4/7
6. Adakah hubungan antara kebiasaan memakai lotion antinyamuk dengan kejadian Demam Berdarah Dengue?
7. Adakah hubungan antara kebiasaan menabur bubuk Abatepada tempat penampungan air dengan kejadian Demam
Berdarah Dengue?
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.4.1 Memberikan gambaran tentang pentingnya menjaga lingkungan
sekitar guna mencegah berkembangnya jentik nyamuk penyebab
demam berdarah
1.4.2 Memberikan pengetahuan tentang pencegahan penyakit demam
berdarah dengan cara menjaga lingkungan
1.4.3 Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang
adanya hubungan perilaku masyarakat mengenai demam berdarah
dengan kejadian DBD di wilayah kerja puskesmas dasan cermen
dan sebagai wacana ilmiah serta sebagai acuan untuk melaksanakan
penelitian selanjutnya
1.4.4 Memberikan masukan bagi tenaga pelayanan kesehatan terutama
yang memegang jabatan dibidang penyakit menular
1.4.5 Menambah wawasan dan pengalaman mengenai penelitian dan
dapat menerapkan ilmu selama kuliah terutama mgngenai perilaku
masyarakat megenai demam berdarah terhadap kejadian DBD
7/29/2019 Proposal Penyakit Demam Berdarah Dengue
5/7
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional.
Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan sesaat atau dalam satu periode
tertentu dan setiap subyek studi hanya dilakukan satu kali pengamatan selam
penelitian. Studi cross sectional bisa menjadi deskripsi dan bisa menjadi analitik
tergantung dari variabel yang akan di pakai (Sastroasmoro, 1995).
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelurahan Dasan Cermen wilayah kerja
Puskesmas Dasan Cermen.
3.3 Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan sekitar bulan Desember 2012 sampai dengan
bulan Januari 2013.
3.4 Subyek Penelitian
Populasi dari subyek yang diharapkan adalah masyarakat di lingkungandasan cermen yang terkena demam berdarah
7/29/2019 Proposal Penyakit Demam Berdarah Dengue
6/7
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2010). Buletin Jendela Epidimiologi, volume 2 . Jakarta : Ditjen PPM
dan PL Depkes RI.
Notoatmodjo S.Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Rineka Cipta; 1997.
Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue Di Indonesia.
Jakarta: Depkes RI; 2005.
Subdirektorat Arbovirosis, Tatalaksana Demam Berdarah Dengue Di Indonesia,
Ditjen PP&PL Departemen Kesehatan, 2006
7/29/2019 Proposal Penyakit Demam Berdarah Dengue
7/7
HUBUNGAN PENGETAHUAAN MASYARAKAT TENTANG DEMAM
BERDARAH DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS DASAN CERMEN PERIODE
DESEMBER 2012FEBRUARI 2013
Oleh :
I Putu Mirza Juanda
09.06.0053
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL AZHAR MATARAM
TAHUN AJARAN 2012/2013
Top Related