7/21/2019 Referat Cedera Kepala Ferji 10-010
1/24
BAB I
PENDAHULUAN
Trauma kepala didefinisikan sebagai trauma non degeneratif ataupun non kongenital
yang terjadi akibat ruda paksa mekanis eksternal yang menyebabkan kepala mengalami
gangguan kognitif, fisik, dan psikososial baik sementara atau permanen. Perdarahan
intrakranial didefinisikan sebagai akumulasi darah patologis di dalam rongga kepala, baik di
dalam parenkim otak maupun di sekeliling ruang meningen. Perdarahan yang mungkin
terjadi di dalam ruang meningen ataupun ruang potensial adalah perdarahan epidural (EDH),
perdarahan subdural (SDH), dan perdarahan subarahnoid. Perdarahan yang terjadi di dalam
parenkim otak disebut perdarahan intraparenkim, sedangkan perluasan perdarahan dari
parenkim ke dalam !entrikel disebut perdarahan intra!entrikel.",#
Diperlukan penegakkan diagnosis sedini mungkin agar tindakan terapi dapat segera
dilakukan untuk menghasilkan prognosis yang baik. Dalam suatu penelitian menunjukkan
bah$a tindakan operasi pada trauma kepala dalam $aktu kurang dari % jam pertama setelah
kejadian memberikan prognosis yang baik sekitar &''*, sedangkan penanganan lebih dari
% jam pertama setelah kejadian dapat menyebabkan tingkat kematian melebihi +'*. Hal inidapat dilakukan setelah adanya penegakan diagnosa dengan pemeriksaan klinis a$al yang
ditunjang dengan diagnosa penitraan seperti computed tomography(T). Pemeriksaan T
mutlak pada kasus trauma kepala untuk menentukan adanya kelainan intrakranial. Saat ini,
alat T telah banyak tersedia dan dapat dilakukan dengan epat. T telah banyak membantu
dalam penatalaksanaan pasien seara epat pada kasus trauma.-
dapun tujuan penulisan tinjauan pustaka ini adalah untuk memahami prinsip dasar
teknik pemeriksaan radiologi kon!ensional dan T scan pada kasus trauma kepala dan
interpretasinya.
7/21/2019 Referat Cedera Kepala Ferji 10-010
2/24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
#." /T012 3EP4
Tulang kepala berjumlah ## tulang yang dapat dibagi menjadi dua bagian, tulang5
tulang neuralatau kranial dan tulang5tulang fasial atau $ajah. Tulang kranial dibentuk oleh &
jenis tulang, yaitu frontal, parietal, temporal, oksipital, sfenoid, dan ethmoid. Tulang $ajah
dibentuk oleh 6 jenis tulang, yaitu mandibula, maksila, palatina, 7ygoma, nasal, lakrimal,
!omer, dan konka nasi inferior. Dasar dari rongga kepala (basis cranii) dapat dibagi menjadi
- bagian, yaitu anterior (terisi oleh lobus frontalis dari serebrum), medial (lobus temporalis
dari serebrum), dan posterior (batang otak ba$ah dan serebelum).%,8
Pada anak5anak, sumsum tulang bersifat merah dan aktif dalam produksi darah.
Tulang kranial menyatu pada berbagai maam sutura yang mengandung jaringan ikat padat.
Sutura sagitalis menyatukan # tulang parietal pada garis tengah dan sutura koronalis
menghubungkan kedua tulang parietal dengan tulang frontal. Pada bayi, terdapat defek
antara tulang frontal dan parietal pada sambungan sutura koronalis dan sagitalis. 9ontanel
anterior atau bregma ini menutup pada tahun kedua. Sutura lambdoidalis memisahkan tulang
parietal dan oksipital. 3li!us terbentuk di bagian anterior dari bagian basal tulang sfenoid,
dan di bagian posterior dari tulang oksipital.8,&
:ambar ". Tulang tengkorak tampak samping.
4apisan jaringan lunak yang menyelubungi kepala (scalp) terdiri dari kulit, jaringan
subkutan,galea aponeurotica, jaringan subaponeurotika, dan perikranium. 3ulit membentuk
7/21/2019 Referat Cedera Kepala Ferji 10-010
3/24
lapisan yang memberikan perlindungan terhadap jaringan di ba$ahnya dari kerusakan akibat
7at kimia, bakteri, dan benturan fisik. Dengan akti!itas kelenjar keringat dan pembuluh
darah, kulit membantu menjaga temperatur tubuh. Seara umum kulit terdiri dari lapisan luar
yang disebut epidermis, dan lapisan dalam yang disebut dermis. 4apisan terluar dari
epidermis, disebut sebagai stratum korneum, terbentuk dari sel5sel mati, sementara dermis
terbentuk dari jaringan fibrosis dengan !askularisasi. ;aringan subkutan, yang terletak di
ba$ah kulit, terutama terbentuk oleh jaringan adiposa (lemak).%
:ambar #. Potongan kulit kepala dan jaringan di ba$ahnya.%
Sistem saraf manusia tersusun atas sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak dan saraf
spinal, dan sistem saraf perifer. 0tak merupakan rangkaian saraf yang tidak dapat diperbarui,
halus dan lunak, dan terlindung oleh kulit, tulang kepala, meningen dan airan serebrospinal.8
0tak terdiri dari serebrum, serebelum, dan batang otak. Seara embriologi, otak terbentuk
dari hind-brain(uadrigemina, dan a>uaduktus serebri. Sementara fore-brain
akan berkembang menjadi Dienephalon (thalamus, metathalamus, epithalamus, pars
mamillaris hypothalami, dan bagian posterior dari !entrikel 222) dan Telenephalon (bagian
7/21/2019 Referat Cedera Kepala Ferji 10-010
4/24
Gambar 3. Potongan sagital otak. 4
anterior dari !entrikel 222,pars optica hypothalami, !entrikel lateral, foramen inter!entrikuler,
danhemisfer serebri. Hemisfer serebri merupakan bagian terbesar dari otak, dan oleh fissura
dan sulkus terbagi menjadi beberapa lobus, yaitu lobus frontalis, temporal, parietal, oksipital,
limbik, dan insula.-,6
1eningen berfungsi melindungi sistem saraf pusat dan pembuluh darah, menyelubungi sinus
!enosus, mempertahankan airan serebrospinal, dan sebagai partisi dari bagian5bagian otak.
1eningen merupakan membran jaringan yang dari luar ke dalam terdiri dari duramater,
arahnoid, dan piamater, yang menyelubungi otak dan saraf spina
Duramater terbentuk oleh jaringan fibrosis dan serat elastis, yang terbagi oleh rongga lakunar
dan pembuluh darah menjadi lapisan endosteal dan lapisan meningeal. Sebagian lapisan
meningeal dari duramater masuk ke dalam rongga kepala dan membentuk falk serebri,
tentorium serebelli, fal? serebelli, dan diafragma sella. Piamater merupakan membran
!askular yang melapisi seluruh bagian otak, dan membentuk pleksus koroidalis di !entrikel
otak, sedangkan arahnoid merupakan lapisan tipis di antara duramater dan piamater yang
terbentuk oleh ampuran jaringan fibrosis dan serat elastis, dan di dalamnya terdapat
sejumlah pembuluh darah dan saraf.
7/21/2019 Referat Cedera Kepala Ferji 10-010
5/24
Gambar 5. Cairan serebrospinal. 4
piamater, dan di dalamnya terdapat saluran yang saling terhubung yang terisi oleh airan
serebrospinal.6,+
:ambar %. 4apisan 1eningen. "'
airan serebrospinal merupakan airan yang mempunyai komposisi yang mirip dengan
plasma darah, dan berfungsi untuk mempertahankan dan memberikan bantalan bagi otak dan
membantu memberikan nutrisi kepada otak. airan serebrospinal dibentuk di ple?us
horoidalis, bersirkulasi melalui !entrikel ke dalam rongga subarahnoid, kemudian kembali
ke dalam sinus !enosus melalui !illi arahnoid.+
Pendarahan otak didapat dari arteri karotis interna dan arteri !ertebralis yang
membentuk anastomosis yang disebut sirkulus @illisi (arterial circle of Willis). Aagian
depan dibentuk oleh arteri serebri anterior, abang dari
arteri karotis interna, yang dihubungkan oleh arteri komunikans anterior, sedangkan bagian
belakang dibentuk oleh arteri serebri posterior, abang dari arteri basilaris, yang pada kedua
sisi dihubungkan dengan arteri karotis interna oleh arteri kommunikans posterior. Dari
7/21/2019 Referat Cedera Kepala Ferji 10-010
6/24
sirkulus @illis ini terbentuk # sistem pendarahan, yaitu sistem ganglion yang mendarahi
korpus striata dan thalamus, dan sistem kortikal yang berabang5abang di piamater yang
memperdarahi korteks dan substansi otak di ba$ahnya. 3edua sistem ini bersifat independen
dan tidak saling berhubungan pada distribusi perifernya.6
Sistem !ena otak terdiri dari # kelompok, serebral dan serebellar. =ena serebral terbagi
lagi menjadi kelompok eksterna (terdiri dari !ena serebralis superior, media, dan inferior) dan
kelompok interna (terdiri dari !ena terminalis dan !ena koroidalis). =ena dari otak ini akan
menembus membran arahnoid dan lapisan meningeal dari duramater, lalu mengalir menuju
sinus !enosus kranial. Sinus duramater merupakan sistem !ena yang mengalirkan darah dari
otak yang terletak di antara # lapisan dura, dan dapat dibagi menjadi # kelompok, postero5
superior dan antero5inferior. 3elompok postero5superior terdapat pada bagian atas sampai
belakang otak, dan terdiri dari sinus sagitalis superior, sinus sagitalis inferior, sinus rektus,
sinus trans!ersus, dan sinus oksipitalis.6
:ambar &. Sirkulus @illis.%
MEKANISME PENYEBAB
3edua mekanisme dasar penyebab edera kepala yaitu kontak bentur(terjadi bila kepala
membentur atau menabrak sesuatu obyek atau sebaliknya) dan guncangan lanjutyang sering kali
7/21/2019 Referat Cedera Kepala Ferji 10-010
7/24
dikenal sebagai cedera akelera! (merupakan akibat peristi$a gunangan kepala yang hebat, baik
yang disebabkan oleh pukulan maupun yang bukan karena pukulan).
"edera Kontak#Bentur
Bmumnya merupakan akibat dari adanya suatu tenaga benturan yang mengenai kepala, dan
jejas yang terjadi hanya disebabkan oleh fenomena kontak saja dan sama sekali tidak berkaitan
dengan gunangan atau akselerasi kepala.
Suatu benturan pada kepala dapat mengakibatkan dua maam jejasC
". ;ejas benturan lokal
1enakupC fraktur linier dan depresi tulang tengkorak, hematom epidural, kontusi kup
(coup contussion) dan beberapa fraktur basis kranii.
#. ;ejas benturan di tempat lain
9enomena kontak dapat menimbulkan jejas bukan di lokasi benturan melalui dua mekanismeC
distorsi otak dan gelombang renjatan (shock waves). 3edua hal inilah yang menyebabnya
fraktur tengkorak di tempat yang jauh dari lokasi benturan, fraktur basis kranii serta kontusi
kontra kup dan intermediate coup.
"edera Akelera!
:unangan pada kepala, baik yang disebabkan oleh benturan ataupun bukan, akan
menyebabkan gerakan yang epat dari kepala, dan edera yang terjadi tergantung dari bagaimana
gerakan kepala tersebut. Peristi$a ini dikenal dengan sebutan edera akselerasi5deselerasi, mengingat
akan kepentingan faktor akselerasi yang merupakan ukuran beban fisik di samping faktor5faktor lain
yang tidak kalah pentingnya seperti keepatan gerakan kepala.
:erakan kepala yang dimanifestasikan sebagai edera kompresi, regangan dan robekan,
mengakibatkan kerusakan strukturil melalui satu dari dua mekanisme. 1ekanisme pertama adalah
akibat adanya perbedaan relatif arah gerakan antara otak terhadap fenomena yang didasari oleh
keadaan5keadaanC
0tak dapat bergerak bebas dalam batas5batas tertentu di dalam rongga tengkorak
Pada saat mulai gerakan (sesaat mulainya akselerasi), otak tertinggal di belakang gerakan
tengkorak untuk beberapa $aktu yang singkat.
7/21/2019 Referat Cedera Kepala Ferji 10-010
8/24
Sehingga akibatnya otak akan relatif bergeser terhadap tulang dan duramater, kemudian
terjadi edera pada permukaannya, terutama pada bridging veins. 1ekanisme ini merupakan salah
satu penyebab terjadinya hematom subdural. Selanjutnya pergeseran tadi juga menimbulkan daerah5
daerah yang bertekanan rendah (edera regangan) yang bila hebat sekali dapat menyebabkan kontusi
kontra5kup.
1ekanisme edera akselerasi yang kedua adalah jejas yang terjadi dalam otak yaitu edera
otak difus (sindrom konkusi dan edera aksonal difusa), perdarahan jaringan akibat robekan, dan
sebagian besar kontusi intermediate coup. 3erusakan yang terjadi tergantung dari tipe dan jumlah
beban serta durasi akselerasi yang berlangsung.
KLASI$IKASI "EDE%A KEPALA
edera kepala pada praktik klinis sehari5hari dikelompokkan atas patofisiologi, lokasi lesi dan
klinis. 3lasifikasi patologis sampai saat ini tetap dipakai untuk penatatan dan pelaporan standar
internasional (2D). 1eskipun demikian, lebih mudah dan lebih baik menggunakan klasifikasi klinis
karena menggunakan :S untuk penilaian penurunan kesadaran.
3lasifikasi tersebut adalahC
&' Pato(!!olog!) edera 3epala Primer
3erusakan 0tak Sekunder
Edema Serebral
Pergeseran 0tak (Brain Shift)5 Herniasi 0tak
*' Loka! le!
4esi difus
4esi kerusakan !askular otak
4esi fokalC
". 3ontusio dan laserasi serebri
#. Hematoma intrakranialC
a. hematoma ekstraduralFepiduralFEDH
b. hematoma subduralFSDH
. hematoma intraduralC
hematoma subaraknoidFSH
hematoma intraserebral
7/21/2019 Referat Cedera Kepala Ferji 10-010
9/24
hematoma intrasereberal
+' Kl!n! , Derajat Keadaran , Skala Ko-a .lago/
Kategor! SK. .a-baran Kl!n!k Sken!ng otak
3
7/21/2019 Referat Cedera Kepala Ferji 10-010
10/24
2nsufisiensi pernapasan dapat menimbulkan edera otak sekunder melalui hipoksia dan
hiperkarbia yang menyebabkan dilatasi serebro!askuler dan akhirnya terjadi peningkatan T23 serta
eksaserbasi efek massa.
Hipotensi pada penderita edera kepala biasanya hanya sesaat setelah konkusi ataumerupakan tahap akhir kegagalan meduler yang berkaitan dengan herniasi serebral. Tekanan darah
yang rendah jarang diakibatkan oleh edera kepalanya sendiri (syok pada penderita edera kepala
perlu diperiksa dengan ermat adanya perdarahan yang bukan dari kepala).
Ede-a Serebral
Edema otak merupakan gejala patologis, radiologis maupun tampilan intra5operatif yang
sering dijumpai pada penderita edera kepala, yang mempunyai peranan sangat bermakna pada
kejadian pergeseran otak (brain shift)dan peningkatan T23.
Tipa edema otakC
Ede-a 3aogen!k disebabkan oleh adanya peningkatan permeabilitas kapiler sa$ar
darah otak akibat penimbunan airan plasma ekstraseluler terutama di massa putih otak.
Pada T San otak tampil sebagai daerah hipodens, sedang pada pemeriksaan histologis
tampa pelebaran rongga ekstraseluler.
Ede-a !ke-!k merupakan penimbunan airan intraseluler akibat adnya kegagalan
metabolisme energi seluler sehingga sel tidak dapat mempertahankan keseimbangan
airannya. Pada T San otak tampak massa putih dan massa kelabu yang hipodens.
Pemeriksaan histologis menunjukkan !akuolisasi dan nekrosis iskemik sel5sel massa kelabu,
mielin yang berkurang dan pelebaran rongga ekstraseluler massa putih otak.
Edema otak menapai maksimal pada hari ketiga pasaedera dan dapat menimbulkan suatu
efek massa yang bermakna. ;uga dapat terjadi tanpa tampilan suatu kontusi atau perdarahan
intraserebral, yang merupakan akibat gangguan sekunder hipotensi sistemik dan hipoksia, edera
arterial atau hipertensi intrakranial. :angguan aliran darah serebral traumatika yang menimbulkan
anoksia jaringan tampil sebagai daerah Js$ellingJ hipodens difus.
Pergeeran 2tak (Brain Shift)# Hern!a! Serebral
Semua massa yang bekembang membesar (hematom, abses atau pembengkakan otak) di
semua lokasi dalam ka!itas intrakranial biasanya akan menyebabkan pergeseran dan distorsi otak,
yang bersamaan dengan peningkatan T23 akan mengarah ke herniasi otak, keluar dari kompartemen
intrakranial di mana massa tersebut berada. Seara umum, makin epat ekspansi, peningkatan T23
relatif lebih tinggi terhadap derajat distorsi otak yang ditimbulkannya.
7/21/2019 Referat Cedera Kepala Ferji 10-010
11/24
3ebanyakan gejala neurologis yang tampil pada lesi5lesi massa yang berukuran besar,
enderung merupakan manifestasi pergeseran otak.
Le! $okal1 Loka! S0e!(!k Dan .ejala Kl!n!kn4a
Le! (okal Loka! .ejala kl!n!
3ontusio korteks
fokal
Polar frontal dan
orbitofrontal
:angguan afek dan beha!ior (apatis dan disinhibisi),
gangguan kemampuan intelektual tingkat tinggi (proses,
fungsi eksekutif, kesadaran diri)
nterior5inferio
temporal
:angguan afek dan beha!ior, defisit yang berhubungan
dengan auditori (misal afasia), defisit yang berhubungan
dengan !isual (misal agnosia)
Perdarahan letak
dalam
rea basal
ganglia
Hemiparesis, diskoordinasi, hipertonus, gangguan gerak,
afasia (kiri), neglet, problem !isuospasial (kanan)
Hipoksia fokal,
iskemia, infark
Serebri posterior Aelahan kiri (hemianopia, anmesia, afasia, anomia dan
aleksia), belahan kanan (hemispasial neglet, disorientasi
topografi, prosopagnosia)
He-ato-a e0!dural 5EDH6
Perdarahan epidural merupakan salah satu perdarahan intrakranial yang sering ditemukan, ditandai
dengan adanya darah di antara bagian dalam kranium dan duramater, akibat robeknya a.meningea
media dan umumnya berkaitan dengan adanya fraktur di daerah temporal.
Pada robekan arteri, darah akan berkumpul dengan epat dan kondisi pasien akan segera
memburuk. 0leh karena itu, istilah yang dipakai untuk pasien adalah talk and die. 0perasi untuk
e!akuasi darah dilakukan bila massa darah banyak -'5%' .
:ejala dan tanda klinis adalah inter!al lusid, yaitu suatu kondisi kesadaran baik ke kesadaran
menurun, atau kesadaran menurun sedikit menjadi lebih berat, pupil anisokor akibat herniasi unkus
dengan diameter pupil yang lebih lebar sesisi lesi, hemiparesis kontralateral lesi, dan refleks Aabinski
kontralateral lesi yang positif. :ambaran skening otak seperti lensa embung (lenticular shaped clot
over cereblral conveity)
He-ato-a ubdural akut dan kron!k 5SDH6
Aerdasarkan $aktu lamanya terjadi perdarahan, maka SDH dibagi dalam akut bilaperdarahan terjadi dalam kurun $aktu - hari, ubakutbila antara - hari sampai - minggu dan kron!k
7/21/2019 Referat Cedera Kepala Ferji 10-010
12/24
bila perdarahan terjadi dalam kurun $aktu - minggu. sal darah biasanya dari robekan bridging
!eins. Darah terkumpul di ruang subdural yaitu ruang antara duramater dan arakhnoid. Tanda dan
gejala terlihat bila massa darah membesar berupa sakit kepala, kesadaran menurun, tampak bingung
dan hemiparesis. danya darah di ruang subdural ini diketahui dari pemeriksaan skening otak dengan
gambaran seperti bulan sabit.
He-ato-a !ntraerebral 5I"H6
Dinamakan juga hematoma intraparenkimal, dan umumnya lebih sering ditemukan pada luka
tembus dibandingkan luka tumpul. Tanda, gejala dan tatalaksana tergantung dari besar, lokasi lesi
serta kondisi pasien saat edera tersebut terjadi.
PEME%IKSAAN KLINIS "EDE%A KEPALA
Pemeriksaan klinis merupakan pemeriksaan yang paling komprehensif dalam e!aluasi
diagnostik penderita edera kepala, yaitu dengan pemeriksaan5pemeriksaan serial yang epat, tepat
dan nonin!asif diharapkan dapat menunjukkan progresi!itas atau kemunduran proses penyakit atau
gangguan tersebut.
Pemeriksaan korban edera kepala yang kesadarannya baik menakup pemeriksaan
neurologis yang lengkap, sedangkan pada penderita yang kesadarannya menurun pemeriksaan yang
diutamakan adalah yang dapat memberikan pedoman dalam penanganan di B:D, yaituC
Tingkat kesadaran
3ekuatan fungsi motorik
Bkuran pupil dan responsnya terhadap ahaya
:erakan bola mata (refleks okulo5sefalik dan !estibuler)
T!ngkat keadarandinilai dengan dua ara, yaitu kualitatif (dengan urutan komposmentis,
apatis, somnolen, delirium, sopor, soporo5koma dan koma) dan kuantitatif, yaitu dengan skala
:lasgo$ (:S). Skala ini merupakan gradasi sederhana dari arousal dan kapasitas fungsionil
korteks serebral berdasarkan respons !erbal, motorik dan mata penderita. Sedangkan fungsionil
batang otak (komponen kesadaran lainnya) dinilai dari respons pupil dan gerakan bola mata.
:S untuk de$asaC
7/21/2019 Referat Cedera Kepala Ferji 10-010
13/24
7/21/2019 Referat Cedera Kepala Ferji 10-010
14/24
ke medula spinalis.$upil "orner unilateralkadang5kadang tampak pada kasus dengan lesi di batang
otak, tetapi pada kasus5kasus trauma perlu dipikirkan tentang kemungkinan putusnya jaras simpatis
eferen pada daerah apeks paru, leher bagian ba$ah atau carotid sheath ipsilateral. %edera saraf
okulomotor traumatika adalah suatu diagnosis menetapnya dilatasi pupil pada penderita edera
kepala, $alaupun kesadarannya sudah pulih. $upil yang midriasis (K& mm) kadang dapat terjadi
akibat trauma langsung pada mata, biasanya unilateral dan tidak disertai paresis okuler. $upil yang
dilatasi bilateral dan fiedpada penderita edera kepala merupakan akibat dari perfusi serebral yang
tidak adekuat seperti hipotensi akibat kehilangan darah, atau gangguan aliran darah serebral karena
peningkatan T23.
$ung! -otor!kbiasanya hanya merupakan pelengkap saja mengingat kadang sulit mendapat
penilaian akurat dari penderita5penderita dengan kesadaran yang menurun. 1asing5masing
ekstremitas digradasi kekuatannya dengan skala sebagai berikutC
Skor Kontrak! otot .erakan end!Mela/an ga4a
gra3!ta!
Jen! ta7anan
4ang da0at
d!la/an
8 (I) (I) (I) Penuh
% (I) (I) (I)
7/21/2019 Referat Cedera Kepala Ferji 10-010
15/24
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menge!aluasi penderita edera kepala. khir5akhir ini
menjadi kontro!ersial, mengingat bah$a hanya sedikit informasi yang didapat yang dapat mengubah
alternatif pengobatan yang diberikan. /amun di sisi lain tampaknya keterbatasan fasilitas
mengarahkan pemeriksaan ini sebagai suatu penunjang rutin pada kasus5kasus edera kepala ringan.
Dengan proyeksi rutin 5P dan lateral, diharapkan dapat diperoleh informasi tentang lokasi dan tipe
fraktur dan kadang juga terlihat pergeseran kelenjar pineal.
Ang!ogra(! erebral merupakan prosedur in!asif dan enderung lebih bermanfaat untuk
memperkirakan diagnosis adanya hematom intrakranial beserta penanganan, khususnya jika belum
tersedia sarana T San otak. Prinsipnya adalah menunjukkan adanya pergeseran pembuluh5
pembuluh darah serebral besar dan lokasi hematom. 1assa supratentorial biasanya menampilkan
pergeseran a.serebri anterior dan !.serebri interna. @alaupun pergeseran ini tidak dapat membedakan
edema atau hematom, namun dapat membantu menentukan lokasinya.
"T Scan otak
Pemeriksaan ini merupakan metode diagnostik standar terpilh bagi kasus5kasus edera kepala
mengingat tidak in!asif dan menampilkan seara jelas lokasi dan adanya perdarahan intrakranial,
edema, kontusi, udara, benda asing intrakranial serta pergeseran struktur tengkorak.
&dema tampak sebagai 7ona hipodens dibandingkan massa putih otak. 3adang dijumpai
adanya efek massa terhadap !entrikel yang berdekatan dan direfleksikan sebagai kompresi, distorsiatau pergeseran sistem !entrikel. Edema ini dapat berupa edema fokal, multifokal atau difus.
'ontusi serebri tampak sebagai area hiperdens nonhomogen berampur dengan hipodens.
Aatasnya biasanya tidak tegas dan bila ada efek massa biasanya minimal.
"ematom epiduralmempunyai iri gambaran khas berupa bentuk bikon!eks atau lentikular
(ada perlekatan erat antara dura dengan tabula interna tulang sehingga hematom ini menjadi terbatas).
"ematom subduralenderung lebih difus dibandingkan hematom epidural dan tampil dalam
batas konka! sesuai dengan permukaan otak.
"ematom intraserebral traumatika biasanya berlokasi di frontal dan lobus temporal anterior
(dapat juga terjadi di lokasi lain). 3ebanyakan hematom berkembang segera setelah edera, tetapi ada
juga yang baru timbul kemudian (sampai " minggu). Tampil sebagai lesi hiperdens dikelilingi oleh
7ona hipodens (edema).
$erdarahan intraventrikularsering kali dikaitkan dengan perdarahan parenkimal. Perderahan
ini relatif epat menjadi isodens dan kemudian menghilang dalam " minggu.
7/21/2019 Referat Cedera Kepala Ferji 10-010
16/24
"idrosefalus obstruktif dapat terjadi akibat hematom fosa posterior yang menimbulkan
obstruksi saluran !entrikel.
nfark iskhemik tampak sebagai daerah hipodens dan biasanya terdeteksi dalam #% jam
pertama setelah on7et.
TEKANAN TIN..I INT%A K%ANIAL 5TTIK6
Peninggian T23 terjadi akibat edema serebri atau hematoma intra kranial. Edema serebri yang
terjadi pada edera serebral adalah edema sitotoksik dan edema !asogenik.
Terapi yang diberikan untuk tetap menjaga tekanan perfusi otak (PPLerebral perfusion
pressure) adalah dengan menjaga mean arterial pressure (1P) tetap adekuat dan intra erebral
pressure (2PFT23) yang rendah. 3edua komponen ini baik 1P maupun 2P harus tetap
diperhatikan karena PP yang normal tergantung dari keduanya.
7/21/2019 Referat Cedera Kepala Ferji 10-010
17/24
Aagian kepala ditinggikan #'5-'odengan kepala dan dada pada satu bidang.
Aarbiturat
Seara teori pemberian barbiturat akan menurunkan metabolisme utilisasi oksigen yang
membuat otak tidur sementara. 0bat yang dipakai biasanya pentobarbital, dengan dosis tunggal
"' mgFkgAA atau -?8 mgFkgAA, dilanjutkan dosis pemeliharaan " mgFkgAA per infus.
K2MPLIKASI DAN PENYE%TA LAIN PADA "EDE%A KEPALA
Higroma subdural
Pneumatokel traumatika
1eningokel traumatika spuriosa
Prolaps serebri
0stitis5osteomielitis
1eningitis5ensefalitis
bses subdural5abses otak
Epilepsi pasatraumatika (immediate delayed * late epilepsy)
Sindrom pasakonkusiFneurosa pasatraumaFneurosa renten
3.SanoC
o Tipe basal (psikoneurologi), terdiri dari keluhan nyeri kepala, !ertigo, tinitus, nausea,
gangguan tidur dan penurunan nafsu makan
o :angguan metabolismeC penurunan berat badan, anemia, dehidrasi, hipotensi
intrakranial
o nemia dengan manifestasi klinisC !ertigo, palpitasi
o :angguan endokrin (dalam tipe sindrom Simmond atau sindrom ddison)
o Tipe simpatiC berupa neurosa kardiak
o /eurosis (neurosa renten)
KE"A"ATAN PAS"A "EDE%A KEPALA
3eaatan pasa edera kepala yang sering ditemukan adalah gangguan kortikal luhur, sepertiC
mnesia anterograd
Disorientasi
Defisit memori
7/21/2019 Referat Cedera Kepala Ferji 10-010
18/24
:angguan kemampuan konstruksi
:angguan berbahasa, afasia motorik, sensorik, anomik maupun global
3eaatan lain adalahC
Paresis ner!i kranialis, seperti gangguan peniuman, diplopia, paresis saraf muka, dsb.
Paresis motorikC hemiparesis
:angguan A3, AA, pada lesi di daerah frontal tengah.
TATALAKSANA "EDE%A KEPALA
Penanganan kasus5kasus edera kepala di B:D didasarkan atas pemantauan dan penanganan terhadap
J8AJ yaituC
&' Breat7!ng
Diperhatikan frekuensi dan jenis pernapasan penderita. danya obstruksi jalan napas perlu
segera dibebaskan dengan tindakan5tindakan suction, intubasi, trakheostomi. 0ksigenasi yang
ukup atau hiper!entilasi bila perlu, merupakan tindakan yang berperan penting sehubungan
dengan edema serebri yang terjadi.
*' Blood
1enakup mengukuran tekanan darah dan pemeriksaan laboratorium darah (Hb, leukosit).
Peningkatan tekanan darah dan denyut nadi yang menurun menandakan suatu peninggian T23O
sebaliknya tekanan darah yang menurun dan epatnya denyut nadi menandakan syok hipo!olemik
akibat perdarahan (kebanyakan bukan dari kepalaFotak) dan memerlukan tindakan transfusi.
+' Bra!n
4angkah a$al penilaian keadaan otak ditekankan terhadap :S. Perubahan respon ini
merupakan gambaran perbaikanFperburukan edera kepala tersebut
8' Bladder
3andung kemih perlu selalu dikosongkan (pemasangan kateter) mengingat bah$a kandung
kemih yang penuh merupakan suatu rangsangan untuk mengedan sehingga T23 enderung lebih
meningkat.
9' Bo/el
Bsus yang penuh juga enderung meninggikan T23.
7/21/2019 Referat Cedera Kepala Ferji 10-010
19/24
SIMPLE HEAD INJU%Y DAN "K% 5K2M2SI26
Pa!en dala- keadaan adar 5."S : &96
&' S!-0le Head Injur4
1erupakan edera kepala tanpa defisit neurologi
Hanya dilakukan pera$atan luka
Pemeriksaan radiologik hanya atas indikasi
Pasien tanpa kesadaran menurun, umumnya tidak perlu dira$at, tapi obser!asi di
7/21/2019 Referat Cedera Kepala Ferji 10-010
20/24
Dilakukan pemeriksaan fisik
Dilakukan pera$atan luka
Dibuat foto kepala
2stirahat baring dengan mobilisasi bertahap sesuai dengan kondisi pasien
Terapi simtomatis
0bser!asi minimal #% jam di
7/21/2019 Referat Cedera Kepala Ferji 10-010
21/24
kelainan sentral disebabkan oleh depresi pernafasan yang ditandai dengan pola
pernafasan heyne stokes, hiper!entilasi neurogenik sentral atau ataksik
kelainan perifer disebabkan karena aspirasi, trauma dada, edema paru, emboli
paru atau infeksi.
Pantauan pernafasan selain frekuensi (untuk mengetahui keukupan pasokan oksigen)
juga polanya (untuk mengetahui lesi di pusat pernafasan).
Tindakan tata laksanaC
0ksigen dosis tinggi ("'5"8 literFmenit) intermiten.
ari dan atasi faktor penyebab
3alau perlu pakai !entilator
c' !rkula! 5c!rculat!on6
Suatu hipotensi (tekanan darah sistolik G +' mmHg) dapat mengakibatkan kematian dan
keaatan. Bntuk mengidentifikasi seara dini agar tidak terjadi hipotensi adalah dengan
ara menari dan menghindari penyebabnya yang kebanyakan merupakan faktor
ekstrakranial, yaitu berupa hipo!olemi karena perdarahan luar atau ruptur alat dalam.
Tindakan tata laksanaC
hentikan sumber perdarahan
restorasi !olume darah dengan airan isotonik yaitu /al ',+* atau
7/21/2019 Referat Cedera Kepala Ferji 10-010
22/24
". Hb
#. 4eukosit
-. :DS
%. Breum, kreatinin
8. lbumin serum
&. :D
. Trombosit, PT, aPTT, fibrinogen
Tera0! 20era! 0ada "edera Ke0ala
3riteria sederhana sebagai patokan indikasi tindakan operasi adalahC
4esi massa intra atau ekstra5aksial yang menyebabkan pergeseran garis tengah (pembuluh
darah serebral anterior) yang melebihi 8 mm.
4esi massa ekstra5aksial yang tebalnya melebihi 8 mm dari tabula interna tengkorak dan
berkaitan dengan pergeseran a.serebri anterior atau media.
4esi massa ekstra5aksial bilateral dengan tebal melebihi 8 mm dari tabula eksterna (keuali
bila ada atrofi otak).
4esi massa intra5aksial lobus temporalis yang menyebabkan ele!asi hebat dari a.serebri media
atau menyebabkan pergeseran garis tengah.
Tera0! Med!ka-entoa 0ada "edera Ke0ala
Pengobatan yang la7im diberikan pada edera kepala adalah golongan deksametason (dengan
dosis a$al "' mg dan kemudian dilanjutkan % mg setiap & jam), mannitol #'* (dosis "5-
mgFkgAAFhari) yang bertujuan untuk mengatasi edema serebri yang terjadi.
9enitoin untuk antikejang sehubungan dengan insidens epilepsi pasatrauma, dalam hal ini
dianjurkan untuk terapi profilaksis dengan fenitoin sedini mungkin (#% jam pertama) untuk menegah
timbulnya fokus epileptogenikO dan untuk penggunaan jangka panjang dapat dilanjutkan dengan
karbama7epin.
TH1 (tris5hidroksi5metil5aminometana) merupakan suatu buffer yang dapat masuk ke SSP
dan seara teoritis lebih superior daripada natrium bikarbonat, karenanya dapat mengatasi T23 yang
meningkat.
Aarbiturat mempunyai efek protektif terhadap otak untuk proteksi terhadap anoksia dan
iskemia. Dosis terapi barbiturat yang biasa diterapkan adalah dia$ali dengan "' mgFkgAA dalam -'
7/21/2019 Referat Cedera Kepala Ferji 10-010
23/24
menit kemudian dilanjutkan dengan bolus 8 mgFkgAA tiap - jam serta drip " mgFkgAAFjam untuk
menapai kadar serum -5%mg*.
Daftar Pustaka
". 4iebeskind DS. Sa!er ;4. Tala!era 9, et al. ntracranial "emorrhage. Bpdated C ;an #-rd, #'"-.
diakses #6 ;anuari #'"-Q. Diunduh dari C httpCFFemediine.medsape.omFartileF""&-+5o!er!ie$
#. Herring @. +earning ,adiology ,ecogni.ing /he Basics. Second &dition. Philadelphia C
Else!ier Saunders O #'"#.
-. 3ornienko =/, Pronin 2/.#iagnostic 0euroradiology. 1oso$ C SpringerO#''+C6'5+"6
%. :ray H. 1natomy of the human body. Edisi #'. 2nternetQ. /e$ NorkC Aartleby.om, 2nO
#'''5#'"" diterbitkan 1ei #'''O diakses #'"- 9ebruari %Q. Diunduh dariC
httpCFF$$$.bartleby.omF"'
8. Shmidt 9E@. #evelopment of a time-resolved optical tomography system for neonatal brain
imagingThesis PhD dalam internetQ. 4ondonQC Bni!ersity of 4ondonO "+++. hapter #, Aasianatomy and physiology of the human brainO h. #85-# diakses #'"- ;anuary -'Q. Diunduh dariC
httpCFF$$$.medphys.ul.a.ukFresearhFborlFdosFfshmidt.pdf
&. :allui 1, apoia S, atalui . ,adiographic atlas of skull and brain anatomy2nternetQ.
AerlinC SpringerO #''. h. "5# diakses #'"- ;anuari -"Q. Diunduh dariC
httpCFF$$$.sribd.omFdoF"-&8--8F
7/21/2019 Referat Cedera Kepala Ferji 10-010
24/24