Om Swastyastu
SMA NEGERI 4 SINGARAJA
DESAK MADE DWI AGUSTINIMADE YULIARTA SARINI MADE SRI LAKSMIPT KIKY RIZKY PUTRI
KADEK NIA DANIARTHAPUTU EVIYANI
PRESENTASI SEJARAHPERKEMBANGAN
KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
by
XI IA 2
KERAJAAN SAMUDERA PASAI
LETAK GEOGRAFIS
Berdasarkan berita Marcopolo (th 1292) dan Ibnu Batutah (abad 13). Pada tahun 1267 telah berdiri kerajaan Islam pertama di
Indonesia, yaitu kerajaan Samudra Pasai. Hal ini juga dibuktikan dengan adanya Batu nisan makam Sultan Malik Al Saleh (th 1297)
Raja pertama Samudra Pasai.
KEHIDUPAN POLITIK
Kesultanan Samudera Pasai, juga dikenal dengan Samudera, Pasai, atau Samudera Darussalam, adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera, kurang lebih di sekitar Kota Lhokseumawe, Aceh Utara sekarang. Kerajaan Samudra Pasai berdiri sekitar abad 13 oleh Nazimuddin Al Kamil, seorang laksamana laut Mesir
Marah Silu menjadi Raja Pasai pertama dengan gelar Sultan Malik Al Saleh (1285 – 1297). Samudera Pasai (atau Pase jika mengikuti sebutan masyarakat setempat) bukan hanya tercatat sebagai kerajaan yang sangat berpengaruh dalam pengembangan Islam di Nusantara. Pada masa pemerintahan Sultan Malikul Dhahir, Samudera Pasai berkembang menjadi pusat perdagangan internasional. Pelabuhannya diramaikan oleh pedagang-pedagang dari Asia, Afrika, Cina, dan Eropa.
Kejayaan Samudera Pasai yang berada di daerah Samudera Geudong, Aceh Utara, diawali dengan penyatuan sejumlah kerajaan kecil di daerah Peurelak, seperti Rimba Jreum dan Seumerlang. Sultan Malikussaleh adalah salah seorang keturunan kerajaan itu yang menaklukkan beberapa kerajaan kecil dan mendirikan Kerajaan Samudera pada tahun 1270 Masehi.Makam Abdullah ibnu Muhammad ibnu Abdul Kadir.
PETA PUSAT PERDAGANGAN INTERNASIONAL SAMUDERA PASAI
KEHIDUPAN MASYARAKAT
Kehidupan masyarakat Samudera Pasai diwarnai oleh agama dan kebudayaan Islam.
Pemerintahnya bersifat Theokrasi (berdasarkan ajaran Islam) rakyatnya sebagian besar memeluk
agama Islam. Masyarakatnya banyak berprofesi sebagai
pedagang karena letak kerajaan Samudera Pasai sangat strategis berada di tengah-tengah lintas
perdagangan internasional.
FAKTOR-FAKTOR KEMUNDURAN KERAJAAN SAMUDERA PASAI
Kerajaan Majapahit berambisi menyatukan Nusantara yaitu pada tahun 1339 M Gajah Mada menyerang Samudera Pasai namun belum berhasil
Berdirinya Bandar Malaka yang letaknya lebih strategis
Setelah Sultan Malik ath-Thahir meninggal, tidak ada penggantinya yang cakap dan terkenal, sehingga peran penyebaran agama Islam diambil alih oleh Kerajaan Aceh
KERAJAAN ACEH
A.Letak GeografisSultan Alaidin Ali Mughaiyat Syah adalah pendiri dan sultan
pertama Kesultanan Aceh, bertahta dari tahun 1514 sampai meninggal tahun 1530. Tahun 1520, Beliau memulai kampanye militernya untuk menguasai bagian utara Sumatera. Kampanye pertamanya adalah Daya, di sebelah barat laut, yang menurut Tomé Pires belum mengenal Islam. Selanjutnya melebarkan sampai ke pantai timur yang terkenal kaya akan rempah-rempah dan emas. Untuk memperkuat perekonomian rakyat dan kekuatan militer laut didirikanlah banyak pelabuhan.
Secara geografis letak kerajaan Aceh sangat strategis yaitu di Pulau Sumatera bagian utara dan dekat dengan jalur pelayaran perdagangan internasional pada masa itu, yaitu di sekitar Selat Malaka.
KEHIDUPAN POLITIK
RAJA-RAJA YANG PERNAH MEMERINTAH KERAJAAN ACEH :
1. Sultan Iskandar Muda th 1514-1528 M. 2. Sultan Salahuddin th 1529 – 1536 M3. Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar th
1537-1568 M. 4. Sultan Ali Maghayat Syah th 1590-16365. Sultan Iskandar Thani th 1636-1641 M
1. Sultan Ali Mughayat Syah adalah raja pertama Kerajaan Aceh.Kerajaan Aceh melakukan perluasan ke beberapa daerah yang berada di wilayah Sumatera Utara seperti daerah Daya dan Pasai. Bahkan melakukan serangan terhadap kedudukan bangsa Portugis di Malaka dan juga menyerang Kerajaan Aru.
2. Setelah Sultan Ali Mughayat Syah wafat, pemerintahan beralih kepada putranya yang bergelar Sultan Salahuddin.Selama menduduki tahta Kerajaan Aceh, ia ternyata tidak mempedulikan pemerintahan kerajaannya. Oleh karena itu, keadaan kerajaan mulai goyah dan mengalami kemerosotan yang tajam
3. Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar memerintah Aceh dari tahun 1537-1568 M. Ia melaksanakan berbagai bentuk perubahan dan perbaikan dalam segala bentuk pemerintahan Kerajaan Aceh. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Aceh melakukan perluasan wilayah kekuasaannya (tetapi gagal). Daerah Kerajaan Aru berhasil diduduki. Setelah pemerintahan Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar berakhir, Kerajaan Aceh mengalami masa suram.
4. Sultan Iskandar Muda Dalam sejarahnya, Aceh Darussalam mencapai masa kejayaan di masa Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam (1590-1636). Ketika Iskandar Muda mulai berkuasa pada tahun 1607, ia segera melakukan ekspedisi angkatan laut yang menyebabkan ia mendapatkan kontrol yang efektif di daerah barat laut Indonesia. Pada masa itu, Aceh merupakan salah satu pusat perdagangan yang sangat ramai di Asia Tenggara. di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh memiliki kekuasaan yang sangat luas.
Sultan Iskandar Muda kemudian menikah dengan seorang Putri dari Kesultanan Pahang. Konon, karena terlalu cintanya sang Sultan dengan istrinya, Sultan memerintahkan pembangunan Gunongan di tengah Medan Khayali (Taman Istana) sebagai tanda cintanya. Setelah Sultan Iskandar Muda wafat, Beliau digantikan oleh menantunya yang bergelar Sultan Iskandar Thani
5. Sultan Iskandar Thani memerintah Aceh tahun 1636-1641 M. Dalam menjalankan pemerintahan, ia melanjutkan tradisi kekuasaan Sultan Iskandar Muda. Di masa kekuasaan Iskandar Thani, Aceh masih berhasil mempertahankan masa kejayaannya. Setelah ia wafat, tahta kerajaan dipegang oleh permaisurinya (putri Iskandar Muda) dengan gelar Putri Sri Alam Permaisuri (1641-1675 M).
SULTAN ALAUDINSULTAN ALAUDIN SULTAN ALI MANGHAYATSULTAN ALI MANGHAYAT
LAMPIRAN GAMBAR RAJA-RAJA KERAJAAN ACEH
SULTAN ISKANDAR
SULTAN ISKANDAR
SULTAN SALAHUDDIN
SULTAN SALAHUDDIN
KEHIDUPAN EKONOMI
Dalam masa kejayaannya, perekonomian Aceh berkembang pesat.
Daerahnya yang subur banyak menghasilkan lada. Kekuasaan Aceh
atas daerah-daerah pantai Timur dan Barat Sumatera menambah
jumlah ekspor ladanya. Penguasaan Aceh atas beberapa daerah di
Semenanjung Malaka menyebabkan bertambahnya bahan ekspor
penting seperti timah dan lada yang dihasilkan di daerah itu.
KEHIDUPAN BUDAYA
a. AgamaDalam sejarah nasional Indonesia, Aceh sering disebut
sebagai Negeri Serambi Mekah, karena Islam masuk pertama kali ke Indonesia melalui kawasan paling barat pulau Sumatera ini. Sesuai dengan namanya, Serambi Mekah, orang Aceh mayoritas beragama Islam dan kehidupan mereka sehari-hari sangat dipengaruhi oleh ajaran Islam.
b. Struktur sosialLapisan sosial masyarakat Aceh berbasis pada jabatan
struktural, kualitas keagamaan dan kepemilikan harta benda. Mereka yang menduduki jabatan struktural di kerajaan menduduki lapisan sosial tersendiri, lapisan teratasnya adalah sultan, dibawahnya ada para penguasa daerah. Sedangkan lapisan berbasis keagamaan merupakan lapisan yang merujuk pada status dan peran yang dimainkan oleh seseorang dalam kehidupan keagamaan.
Keruntuhan Kerajaan Aceh terjadi setelah meninggalnya Sultan Iskandar Thani.
a.Timbulnya pertikaian yang terus-menerus di Aceh antara golongan bangsawan (teuku) dengan golongan ulama (teungku) yang mengakibatkan melemahnya
Kerajaan Aceh.
b.Daerah-daerah kekuasaannya banyak yang melepaskan diri seperti Johor, Pahang, Perak, Minangkabau dan Siak.
c.Kekalahan perang antara Aceh melawan Portugis di Malaka pada tahun 1629 M.
KERAJAAN DEMAK
PETA KERAJAAN DEMAK
Letak KerajaanKerajaan Demak merupakan kerajaan Islam
pertama di Pulau Jawa. Secara geografis kerajaan Demak terletak di kabupaten Demak propinsi Jawa Tengah. Pada awalnya daerah Demak dikenal dengan sebutan Bintoro atau disebut juga Glagah Wangi, yang merupakan kerajaan bawahan Majapahit.
Demak adalah kesultanan atau kerajaan islam pertama di pulau jawa. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah pada tahun 1478, Raden patah adalah bangsawan kerajaan Majapahit yang menjabat sebagai adipati kadipaten Bintara, Demak. Pamor kesultanan ini didapatkan dari Walisanga, yang terdiri atas sembilan orang ulama besar, pendakwah islam paling awal di pulau jawa.
Kehidupan Politik
Lokasi kerajaan Demak yang strategis untuk perdagangan nasional, karena menghubungkan perdagangan antara Indonesia bagian Barat dengan Indonesia bagian Timur, serta keadaan Majapahit yang sudah hancur, maka Demak berkembang sebagai kerajaan besar di pulau Jawa, dengan rajanya yang pertama yaitu Raden Patah. Ia bergelar Sultan Alam Akbar al-Fatah.
1) Raden Patah ( 1500 – 1518 )
Nama kecilnya terkenal dengan
sebutan Pangeran Jimbun, dan setelah
menjadi raja bergelar Sultan Alam Akbar
al Fatah. Pada masa pemerintahan Raden
Patah, kerajaan Demak menjadi kerajaan
besar dan menjadi pusat penyebaran
agama Islam yang penting. Untuk itu,
dibangunlah Masjid Agung Demak.
Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis, di satu sisi membuat kedudukan Demak semakin penting arti dan peranannya sebagai pusat penyebaran agama Islam. Namun, di sisi lain hal itu juga merupakan ancaman bagi kekuasaan Demak. Oleh karena itu, pada tahun 1513, Demak mengirim armadanya untuk menyerang Portugis di Malaka dibawah pimpinan Pati Unus, putra Raden Patah. Serangan yang dibantu oleh Aceh dan Palembang itu gagal karena kualitas persenjataan yang kurang memadai.
2) Pemerintahan Pati Unus ( 1518 – 1521 )
Pada tahun 1518 Raden Patah wafat kemudian digantikan putranya yaitu Pati Unus. Pati Unus terkenal sebagai panglima perang yang gagah berani dan pernah memimpin perlawanan terhadap Portugis di Malaka. Karena keberaniannya itulah ia mendapatkan julukan Pangeran Sabrang lor. Ia juga mengirim Katir untuk mengadakan blokade terhadap Portugis di Malaka, sehingga mengakibatkan Portugis kekurangan bahan makanan.
3) Pemerintahan Sultan Trenggono ( 1521 – 1546 )
Pati Unus tidak memiliki putra. Ketika wafat , tahta kerajaan diganti oleh adiknya yang bernama Raden Trenggono. Di bawah pemerintahan Sultan Trenggono, Demak mencapai masa kejayaan. Ia dikenal sebagai raja yang bijaksana dan gagah berani. Wilayah kekuasaannya sangat luas yaitu meliputi Jawa Timur dan Jawa Barat.
Pada tahun 1522 Sultan Trenggono mengirim tentaranya ke Sunda kelapa dibawah pimpinan Fatahillah. Pengiriman pasukan Demak ke Jawa Barat bertujuan untuk mengusir bangsa Portugis. Tahun 1527 Fatahillah beserta para pengikutnya berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Sejak itulah, Sunda Kelapa diganti namanya menjadi Jayakarta yang artinya kemenangan yang sempurna ( kini dikenal dengan Jakarta ).
Sultan Trenggono bercita-cita menyatukan pulau Jawa di bawah kekuasaan Demak. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut Sultan Trenggono mengambil langkah sebagai berikut :
Menyerang Jawa Barat ( Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon ) dipimpin Fatahillah.
Menyerang daerah Pasuruan di Jawa Timur ( kerajaan Hindu Supit Urang ) dipimpin Sultan Trenggono sendiri, serangan ke Pasuruan tidak membawa hasil karena Sultan Trenggono meninggal
Mengadakan perkawinan politik. Misalnya :- Fatahillah dijodohkan dengan adiknya- Pangeran Hadiri dijodohkan dengan puterinya (Adipati Jepara )- Joko Tingkir dijodohkan dengan puterinya (Adipati Pajang)- Pangeran Pasarehan dijodohkan dengan puterinya (menjadi Raja Cirebon ).
Kehidupan Sosial Ekonomi
Letak kerajaan Demak yang strategis , sangat membantu Demak sebagai kerajaan Maritim. Dalam kegiatan perdagangan, Demak berperan sebagai penghubung antara daerah penghasil rempah di Indonesia bagian Timur dan penghasil rempah-rempah Indonesia bagian barat. Dan hal ini juga didukung oleh penguasaan Demak terhadap pelabuhan-pelabuhan di daerah pesisir pantai pulau Jawa.
Sebagai kerajaan Islam yang memiliki wilayah di pedalaman, maka Demak juga memperhatikan masalah pertanian, sehingga beras merupakan salah satu hasil pertanian yang menjadi komoditi dagang. Dengan demikian kegiatan perdagangannya ditunjang oleh hasil pertanian,
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah diatur sesuai dengan ajaran islam, tetapi ada pula masyarakat yang masih menjalankan tradisi lama.
Kehidupan BudayaKehidupan sosial dan budaya masyarakat Demak
lebih berdasarkan pada agama dan budaya Islam karena pada dasarnya Demak adalah pusat penyebaran Islam di pulau Jawa. Sebagai pusat penyebaran Islam Demak menjadi tempat berkumpulnya para wali seperti Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kudus dan Sunan Bonar.
Salah satu peninggalan berharga kerajaan Demak adalah bangunan Masjid Demak yang terletak di sebelah barat alun-alun Demak. Masjid Agung Demak memiliki ciri khas yakni salah satu tiang utamanya terbuat dari tatal (potongan kayu), atap tumpang, dan di belakngnya terdapat makam raja-raja Demak.
Kejayaan KerajaanDemak
Kerajaan Demak mencapai masa kejayaan
pada saat pemerintahan Sultan Trenggana (1521-
1546). Sultan Trenggana berusaha memperluas
daerah kekuasaannya hingga ke daerah Jawa Barat.
Daerah yang berhasil dikuasinya antara lain Banten,
Sunda Kelapa dan Cirebon. Penguasaan daerah ini
bertujuan untuk menggagalkan hubungan antara
Portugis dan Kerajaan Pajajaran.
Runtuhnya Kerajaan Demak
Sepeninggal Sultan Trenggono, di Demak terjadi pertikaian antar keluarga. Pangeran Sekar Sedo Lepen yang seharusnya menggantikan Sultan Trenggono dibunuh oleh Sunan Prawoto dengan harapan ia dapat mewarisi tahta kerajaan. Putra Pangeran Sedo Lepen yang bernama Arya Penangsang berhasil membunuh Sunan Prawoto dan beberapa pendukungnya.
Naiknya Arya Penangsang ke tahta kerajaan tidak disenangi oleh Pangeran Adiwijoyo atau Joko Tingkir , menantu Sultan Trenggono. Arya Penangsang dapat dikalahkan oleh Jaoko Tingkir yang selanjutnya memindahkan pusat kerajaan ke Pajang. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan kerajaan Demak pada tahun 1568.
Top Related