Download - Sistem Transportasi Oksigen IBD

Transcript
Page 1: Sistem Transportasi Oksigen IBD

Oleh Amalia Azhari Jannah, 1506726845FKM - Kesehatan Masyarakat

Sistem Transportasi Oksigen

Page 2: Sistem Transportasi Oksigen IBD

Proses Inspirasi dan Ekspirasi

Page 3: Sistem Transportasi Oksigen IBD

Struktur yang dilalui oleh Udara Pernafasan Ketika Masuk ke Paru-Paru

Nasal Passages (Hidung)

Faring Laring

TrakeaBronkiBronkioli

Alveoli

Page 4: Sistem Transportasi Oksigen IBD

Fungsi Lain Struktur Saluran PernafasanHidung : menghangatkan, melembabkan, dan menyaring

udara yang masuk; mendeteksi stimulus olfaktori (penciuman); mengubah vibrasi suara

Faring : jalan terusan untuk makanan, menyediakan resonating chamber untuk suara bicara, rumah bagi tonsil

Laring : memberi pengaruh terhadap vocal folds, mengandung epiglotis yakni katup antara tenggorokan dan kerongkongan

Trakea : mempertahankan aliran udara yang efisienBronki : menghubungkan trakea dan bronkioli, sebagai

percabangan dari trakeaBronkioli : memperluas saluran/ jalan udaraAlveoli : tempat difusi CO2 dan O2 (pertukaran gas CO2 dan

O2)

Page 5: Sistem Transportasi Oksigen IBD

Ventilasi ParuMekanisme pertukaran udara antara

udara luar dengan udara yang ada di paru-paru

Terjadi karena adanya perbedaan tekanan di dalam dan luar paru-paru

Page 6: Sistem Transportasi Oksigen IBD

Volume Paru

Page 7: Sistem Transportasi Oksigen IBD

Volume ParuVolume paru ada 4 yaitu: 1) Tidal Volume,

2) Inspiratory Reseve Volume, 3) Expiratory Reserve Volume, dan 4) Residual Volume

Page 8: Sistem Transportasi Oksigen IBD

Forced Expiratory Volume 1 Minute (FEV1)FEV atau Volume Ekspirasi Paksa adalah

volume udara yang dapat diekspirasi keluar paru dengan hembusan napas yang kuat, cepat dan tuntas setelah melakukan inspirasi sedalam-dalamnya. FEV1 adalah volume ekspirasi paksa selama 1 menit

Sering digunakan untuk menentukan keparahan gangguan paru obstruktif dan membedakan antara gangguan paru restriktif dan obstruktif

Page 9: Sistem Transportasi Oksigen IBD

Komponen Udara Pernafasan

Page 10: Sistem Transportasi Oksigen IBD

Difusi O2 dan CO2 dari Alveoli ke Darah Kapiler dan Sebaliknya

Page 11: Sistem Transportasi Oksigen IBD

Komponen Darah yang Berperan dalam Pengangkutan O2

Masing-masing hemoglobin mengandung protein globin dan 4 gugus heme

Hemoglobin

Berperan dalam mengikat dan mengangkut

Oksigen

Setiap gugus hemememiliki ion Fe yang

mengikat 1 oksigen

Page 12: Sistem Transportasi Oksigen IBD

Faktor yang Mempengaruhi Jumlah O2 yang Diangkut oleh Darah (Afinitas Hemoglobin)Asiditas (Ph) Suhu

Peningkatan keasaman memicu pelepasan oksigen dari hemoglobin

Pergeseran grafiknya dikenal dengan nama Bohr’s effect

Peningkatan suhu menurunkan afinitas hemoglobin

Naiknya suhu aktivitas sel tinggi perlu oksigen

Page 13: Sistem Transportasi Oksigen IBD

Faktor yang Mempengaruhi Jumlah O2 yang Diangkut oleh Darah (Afinitas Hemoglobin)

Tekanan parsial karbon dioksidaPeningkatan karbon dioksida terikat memicu

pelepasan oksigen dari hemoglobin

2,3-bifosfogliserat (BPG)Substansi dalam RBC yang menurunkan afinitas Hb

terhadap oksigenLevel BPG tinggi pada orang yang tinggal di daerah

tinggi

Page 14: Sistem Transportasi Oksigen IBD

Transpor Oksigen dan Karbon Dioksida antara Sel danKapiler Darah

Page 15: Sistem Transportasi Oksigen IBD

SIRKULASI PULMONER

VENTRIKEL DEXTER

ARTERI PULMONALI

S

PULMOVENA

PULMONALIS

ATRIUM SINISTER

VENTRIKEL

SINISTER

AORTA

SELURUH

TUBUH VENA CAVA

ARIUM DEXTER

SIRKULASI SISTEMIK

Fungsi:Mengalirkan darah ke paru-paru seekaligus; menghantarkan oksigen ke dalam paru-paru

Fungsi:Sebagai sumber tekanan yang tinggi dan membawa oksigen ke jaringan yang membutuhkan

Page 16: Sistem Transportasi Oksigen IBD

(Martini FH et al., 2012)

BAGIANJANTUNG

Page 17: Sistem Transportasi Oksigen IBD

LAPISAN JANTUNG

Menutupi bagian luar jantungBagian dalam

jantung, termasuk katup-katup jantung.

Membentuk atrium dan ventrikel.

Terdiri dari sel otot jantung.

Page 18: Sistem Transportasi Oksigen IBD
Page 19: Sistem Transportasi Oksigen IBD

Sistem Konduksi Listrik JantungSA Node ( Sino-Atrial Node )Terletak dibatas atrium kanan (RA) dan vena cava superior (VCS). Sel-sel dalam SA Node ini bereaksi secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls (rangsangan listrik) dengan frekuensi 60 - 100 kali permenit kemudian menjalar ke atrium, sehingga menyebabkan seluruh atrium terangsang.

AV Node (Atrio-Ventricular Node)Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan, diatas katup trikuspid. Sel-sel dalam AV Node dapat juga mengeluar¬kan impuls dengan frekuensi lebih rendah dan pada SA Node yaitu : 40 - 60 kali permenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh SA Node yang mempunyai impuls lebih tinggi. Bila SA Node rusak, maka impuls akan dikeluarkan oleh AV Node.

Page 20: Sistem Transportasi Oksigen IBD

Sistem Konduksi Listrik JantungBerkas HisTerletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu :1. Cabang berkas kiri ( Left Bundle Branch)2. Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch )Setelah melewati kedua cabang ini, impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih kecil yaitu serabut purkinye.

Serabut PurkinyeSerabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan dirangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara otomatis engeluarkan impuls dengan frekuensi 20 - 40 kali permenit.

Page 21: Sistem Transportasi Oksigen IBD

KONDUKSI IMPULS PADA JANTUNG

1. Cabang berkas kanan: memanjang disisi dalam ventrikel kanan. Serabut bercabang menjadi serabut Purkinje kecil yang menyatu dalam serabut otot jantung untuk memperpanjang impuls.

2. Cabang berkas kiri: memanjang di sisi dalam ventrikel kiri dan bercabang ke dalam serabut otot jantung kiri.

Serat-serat halus terminal yang menjulur dari berkas His dan menyebar keseluruh miokardium

ventrikel seperti ranting kecil pada pohon.

Page 22: Sistem Transportasi Oksigen IBD

(Sherwood L, 2010)

PENGARUH SARAF SIMPATIS DAN PARASIMPATIS

Page 23: Sistem Transportasi Oksigen IBD
Page 24: Sistem Transportasi Oksigen IBD

EKG(Elektrokardiogram)Elektro = listrik Kardio = jantungGrafi = gambar

Alat untuk merekam sinyal elektrik pada jantung.

(Tortora GJ, et al., 2009)

Page 25: Sistem Transportasi Oksigen IBD

EKGFungsi pencatatan EKG adalah untuk mengukur

biopotensial jantung; mereka informasi kondisi jantung pasien

Gelombang-gelombang pada EKG:1. Gelombang P, terjadi akibat kontraksi otot atrium,

gelombang ini relatif kecil karena otot atrium yang relatif tipis.

2. Gelombang QRS, terjadi akibat kontraksi otot ventrikel yang tebal sehingga gelombang QRS cukup tinggi. Gelombang Q merupakan depleksi pertama kebawah. Selanjutnya depleksi ke atas adalah gelombang R. Depleksi ke bawah setelah gelombang R disebut gelombang S.

3. Gelombang T, terjadi akibat kembalinya otot ventrikel ke keadaan listrik istirahat (repolarisasi)

Page 26: Sistem Transportasi Oksigen IBD

EKGGelombang P di sebabkan oleh arus listrik

yang di bangkitkan sewaktu atrium mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi , dan kompleks QRS di sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan ketika ventrikel mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi. Oleh karna itu, gelombang P dan komponen komponen kompleks QRS adalah gelombang depolarisasi

Gelombang T di sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan sewaktu ventrikel kembali dari keadaan depolarisasi.

Page 27: Sistem Transportasi Oksigen IBD

Jenis Pembuluh Darah yang dilalui oleh Darah ke Jaringan

Page 28: Sistem Transportasi Oksigen IBD

Tekanan DarahDaya dorong darah ke semua arah pada

seluruh permukaan tubuhAsal: Aksi pemompaan jantung → perbedaan

tekanan antara atrium kanan dan ventrikel kiriKontriksi (penyempitan) pembuluh darah

arteri menyebabkan tekanan darah yang tinggi

Page 29: Sistem Transportasi Oksigen IBD

Pengaruh Viskositas (Kekentalan) Darah pada Tekanan Darah Tahanan yang diberikan oleh arteriole dari ukuran

tertentu bergantung pada viskositas darah. Darah yang merupakan cairan kental, lengket, yang memberikan tahanan dua sampai tiga kali lebih besar daripada air biasa atau larutan garam.

Viskositas darah bergantung sebagian pada plasma dan sebagian pada jumlah sel darah merah yang ada. Viskositas darah biasanya konstan, tetapi akan berkurang bila diberikan sejumlah besar larutan garam. Pengganti plasma seperti dextran merupakan cairan kental. Pengurangan dalam jumlah sel darah merah yang beredar sedikit berpengaruh pada viskositas, tetapi akan meningkat pada polisitemia

Viskositas darah yang rendah akan berhubungan dengan tekanan darah rendah dan darah berviskositas tinggi dengan tekanan darah tinggi

Page 30: Sistem Transportasi Oksigen IBD

Keadaan yang Mungkin Dapat Mempengaruhi Viskositas Darah

• bila kadarnya naik, maka viskositas naik.

Kadar protein plasma

• bila suhu tubuh naik, maka viskositas turun

Suhu tubuh

• bila kecepatan aliran darah turun, maka viskositas naik.

Kecepatan aliran darah

Page 31: Sistem Transportasi Oksigen IBD

Pengukuran Tekanan Darah Secara Tidak LangsungAdalah pengukuran dengan menggunakan

sfigmomanometer dan stetoskop. Sfigmomanometer tersusun atas manset yang dapat dikembungkan dan dipasang secara eksternal untuk mengukur tekanan. Alat ini dibuat sedemikian rupa sehingga tekanan yang terbaca pada manometer sesuai dengan tekanan dalam mm air raksa yang dihantarkan oleh arteri brakialis

Page 32: Sistem Transportasi Oksigen IBD

DAFTAR PUSTAKA1. Sherwood L. Human Physiology from Cells to Systems. 7th ed.

Belmont, USA: Brooks/Cole; 2010.2. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology. 13th

ed. New Jersey, USA: Wiley & Sons, Inc; 2012.3. Martini FH, Nath JL, Bartholomew EF. Fundamentals of Anatomy &

Physiology. 9th ed. San Francisco: Pearson Benjamin Cummings; 20124. Silverthorn DE. Human Physiology: an integrated approach. 5th ed. San

Francisco: Pearson Education, Inc; 20105. Marieb EN. Essentials of Human Anatomy and Physiology. 10th ed.

San Francisco: Pearson Education, Inc; 20126. Sundana K. Interpretasi EKG, Pedoman Untuk Perawat. Jakarta: EGC;

20087. Thaler MS. Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Edisi 2.

Jakarta: Hipokrates; 2000