MATA MERAH
KELOMPOK B.13Ketua: Muhammad Al Faatih 1102009178
Sekretaris: Tutut Nurjanah 1102009287
Radi Tri Hadrian 1102009232
Riani Putri 1102009243
Pritta Devika 1102009221
Primarini Kusuma D.A 1102009218
Sandri 1102009258
Ridnia Nur Istiqamah 1102009245
Nurul Fitri Rizkya 1102009213
Pradea Ramadhan 1102008298
MATA MERAH
Ahmad, 37 tahun seorang petani salak di Jogjakarta mengeluh mata kanannya merah sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan di rasakan semakin hebat dan muncul bercak-bercak putih di bagian kornea mata, gejala ini bermula setelah Ahmad panen salak dan terkena pucuk batang salak.
Pemeriksaan oftalmoskopi;• VOD: 6/60 dengan pinhole tidak ada peebaikan. VOS: 6/6
Segmen anterior COD:• Hiperemis (+)• Sekret (+)• Lakrimalis (+)• Fotophobia (+)
Ahmad sudah mencoba mengobati dengan obat warung tapi tidak ada perubahan. Setelah mendapatkan terapi pasien diminta untuk kontrol rutin dan menjaga serta memelihara kesehatan mata sesuai tuntutan ajaran islam.
ANATOMI MATA
ANATOMI MAKROSKOPIK• Struktur sekitar bola mata
Rongga orbita
Palpebra
Sistem lakrimal• Bola mata
Kornea
Sklera
Camera Oculi Anterior
Iris
Pupil
Camera Oculi Posterior
Lensa
Lig. Suspensorium
Corpus Vitreum
Retina
Choroid• Otot Penggerak Bola Mata dan Nervus
Rongga Orbita
• Foramen optikum
• Fisura orbitalis superior
• Fisura orbitalis inferior
• Supercillia• Cillia• Palpebra Superior• Palpebra Inferior• Comissura Palpebra
Lateral• Comissura Palpebra
Medial
• Konjungtiva Palpebra Superior
• Konjungtiva Palpebra Inferior
• Bulbar Konjungtiva
• Glandula Lacrimalis• Punctum Lacrimalle
Superior• Punctum Lacrimale
Inferior• Ductus Nasolacrimal
Obliquus superior
obliquus inferior
Otot – otot penggerak bola mata
Right Left
Rectus Medial
Rectus Medial Rectus Lateral Rectus Lateral
Rectus Inferior Rectus Inferior
Rectus SuperiorRectus Superior
ANATOMI MIKROSKOPIK
• Pembungkus bola mata : Kapsula Tenon.• Diameter A-P 24,5mm.• Tdd atas 3 lapisan:
1. Sklera dan Kornea (Tunika Fibrosa)
2. Uvea (Tunika Vaskulosa) : iris, corpus siliaris, koroid
3. Retina (Tunika Nervosa)
SKLERA
• Tersusun atas jaringan ikat padat kolagen yg membentuk anyaman yg sangat kuat dan terdapat sel-sel fibroblas.
• Tdd rd 3 jar ikat vaskular, sedikit memiliki serat saraf.
• Di anterior terdapat batas Sklera- Kornea yang disebut Limbus.
KORNEA• Cornum ( spt tanduk),
selaput bening mata, tembung cahaya, tdd 5 lapis :
1.Epitel
2.Membran Bowman
3.Stroma
4.Membran Descemet
5.Endotel
IRIS• Bagian uvea paling anterior,
epitelnya selapis gepeng
• Tdd : Stroma jaringan ikat dengan banyak sel pigmen, pembuluh darah dan otot polos.
• Memisahkan KOA dgn KOP, dengan lubang ditengahnya yang disebut Pupil.
• Membentuk diafragma
• Warna : bervariasi, tergantung jumlah pigmen & tebalnya stroma.
RETINA
Mengandung reseptor penerima rangsang cahaya
CORPUS CILLIARIS• Terdiri dari 2 bagian :
– Pars plikata (Proc. Siliaris) : bagian ant, bergerigi, dimana prosesus siliaris berasal
– Pars plana : berupa bagian mendatar di post.
• Prosesus siliaris & lapisan epitel siliaris cairan akuos.
• Serat sirkular utk kontraksi & relaksasi zonula Zinn perubahan tegangan kapsul lensa lebih atau kurang cembung.
LENSA• Transparan, elastis,
bikonveks• Tidak mempunyai
pembuluh darah• Proses akomodasi lensa
untuk penglihatan adalah terjadi karena kontraksi atau relaksasi M. Cilliaris
• Lapisannya terdiri dari:
Capsula lensa
Epithelium subcapsular
Serat lensa
MATA MERAH
• Mata merah dengan visus normal• Mata merah tanpa penurunan visus dan
kotor• Mata merah dengan penurunan visus
MATA MERAH DENGAN VISUS NORMAL
• Pterygium• Pseudopterygium• Pinguekula• Hematoma subkonjungtiva• Episkleritis• Skleritis
MATA MERAH TANPA PENURUNAN VISUS DAN KOTOR
• Konjungtivitis
Virus Bakteri Alergi
Gatal Minimal Minimal Berat
Hiperemis Menyeluruh Menyeluruh Menyeluruh
Lakrimasi ++ + +
Sekret Minimal (serous, mukous)
Banyak (mukopurulen/purulen)
Minimal
Adenopati + Jarang -
Sel-sel Monosit PMN Eosinofil
MATA MERAH DENGAN VISUS MENURUN
• Uveitis• Glaukoma• Keratitis• Ulkus kornea• katarak
KERATITIS
DEFINISI
• Keratitis adalah infeksi pada kornea yang biasanya diklasifikasikan menurut lapisan kornea yang terkena yaitu keratitis superfisialis apabila mengenal lapisan epitel atau bowman dan keratitis profunda atau interstisialis (atau disebut juga keratitis parenkimatosa) yang mengenai lapisan stroma.
KLASIFIKASIBerdasarkan etiologi:
a. Keratitis Bakteri
b. Keratitis Virus
c. Keratitis Jamur
d. Keratitis Alergi terhadap :
e. Kerusakan N. V
- Keratitis neuroparalitik
Berdasarkan letak:
a. Keratitis superfisial
b. Keratitis profunda
Etiologi
• Bakteri• Virus (tersering virus herpes simplex tipe 1)• Jamur• Reaksi alergi
PATOFISIOLOGI• Peradangan -> sel dalam stroma datang ->
pembuluh darah dilatasi -> infiltrasi (PMN), sel mono nuclear -> timbul infiltrat (tampak seperti bercak kelabu).
• Karena kornea berfungsi sebagai jendela bagi mata dan untuk membiaskan cahaya, infiltrat akan mengaburkan penglihatan -> penurunan visus.
• Peradangan akan menimbulkan kontraksi pada iris -> Pupil dilatasi -> cahaya yg masuk berlebih -> fotophobia
MANIFESTASI KLINIS
• Ada infiltrat pada kornea• Penurunan visus• Fotofobia• Lakrimasi
DIAGNOSIS
• Anamnesis
Riwayat trauma
Riwayat pemakaian obat• Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan segmen anterior
Pemeriksaan segmen posterior
Pemeriksaan visusJika ditulis Visus 6/6, artinya angka 6 di atas (pembilang) menunjukkan kemampuan jarak baca penderita, sedangkan angka 6 di bawah menunjukkan kemampuan jarak baca orang normal
• Visus 6/60 artinya penderita hanya dapat menghitung jari pada jarak 6 meter, sedangkan pada orang normal bisa menghitung dalam jarak 60 meter, begitu juga penilaian visus 5/60, 4/6, 3/60, 2/60, 1/60.
• Jika orang yang diuji tidak mampu melihat jari tangan dengan jelas pada jarak 1 meter, pengujian penglihatan dilakukan dengan ayunan/lambaian tangan. Penglihatan orang normal masih mampu mengenal arah goyangan tangan pada jarak 300 meter. Jika orang yang diuji hanya mampu mengenal arah goyangan tangan dari jarak 4 meter, maka tajam penglihatannya dinotasikan 4/300
Pemeriksaan Visus (2)
• Pengujian dengan menggunakan sorotan cahaya lampu dilakukan jika orang yang diuji tidak mampu mengenal arah goyangan tangan dari jarak 1 meter. Jika orang yang diuji masih mampu merespon adanya cahaya yang diarahkan ke penglihatannya, maka tajam penglihatannya dinotasikan 1/~ atau LP (Light Perception).
• Jika tidak, maka dinotasikan nol atau NLP (No Light Perception).
Pemeriksaan Segmen Anterior1) Palpelbra
• Penderita melihat lurus ke depan maka pinggir palpebra atas akan menutupi limbus atas (pinggir kornea) selebar 1 – 2 mm.2) Konjungtiva
• Normanya tidak berwarna dan tranparan3) Kornea
• Normalnya bening4) Bilik mata depan (BMD)
• Normalnya mata cukup dalam dan jernih.5) Iris dan pupil
• Normalnya pupil mata kiri dan kanan sama lebarnya dan letaknya simetris di tengah. Lebar pupil + 3 mm. Pemeriksaan ada 2 cara :LANGSUNG -> Disinari dengan sinar langsung, dan diamati mata yang disinariTIDAK LANGSUNG -> Disinari mata kanan, yang dilihat mata kiri. Pada orang buta tanpa kelainan syaraf, langsung -, tidak langsung + 6) Lensa mata
• Normalnya jernih. Kekeruhan lensa mata disebut katarak.
Penilaian Segmen Posterior
• Untuk melihat segmen posterior mata bisa memakai alat yang disebut Oftalmoskop
TATALAKSANAPrinsipnya, pasien keratitis ditangani dengan pemberian antibiotik,
siklopegik, dan air mata buatan.
• Keratitis bakteri, dapat diberikan Gentamisin 15 mg/ml, Tobramisin 15 mg/ml, atau Sefuroksim 50 mg/ml. Untuk hari-hari pertama diberikan setiap setengah jam kemudian diturunkan menjadi setiap jam sampai 2 jam bila membaik. Ganti obatnya bila resisten atau tidak terlihat membaik. Perlu diberikan Siklopegik untuk menghindari terbentuknya sineksia posterior dan mengurangi nyeri akibat spasme siliar.
• Keratitis Herpes Simpleks, diberikan obat topical antiretroviral seperti : IDU (idoxuridine), ada yang berbentuk larutan 1 % diberikan setiap jam, dan salep 0,5% setiap 4 jam. Bisa juga menggunakan Vibrabin dalam bentuk salep, Trifluridine, dalam bentuk tetes mata 1% setiap 2 jam, Asiklofir, dalem bentuk salep 3% tiap 4 jam.
• Keratitis Sika, diberikan air mata tiruan jika komponen air mata kurang, dan lensa kontak untuk komponen lemak yang kurang.
• Keratitis jamur, sebagai terapi awal diberikan Ekonazol 1% yang berspektrum luas, Natsamisin 5% setiap 1-2 jam saat bangun, Siklopegik, obat oral antiglaukoma jika TIO meningkat. Jika obat-obatan tidak berhasil dilakukan keratoplasti.
• Keratitis flikten, pengobatan dapat diberikan steroid topikal maupun sistemik.
• Keratitis interstisial (profunda) pengobatan dapat diberikan Sulfat atropin tetes mata, Kortikosteroid tetes mata, dan dianjurkan menggunakan kacamata hitam bila silau.
• Keratitis marginal dan ulkus marginal ( ulkus kataral) pengobatan dengan pemberian antibiotik, steroid lokal, dan dapat pula diberikan vitamin-vitamin terutama vitamin B dan C.
• Keratitis sklerotikans (sklerokeratitis, sklerosing keratitis) pengobatan dapat diberikan Kortikosteroid, Derivat fenilbutazon, dan dapat dilakukan keratoplasti ( suatu operasi untuk transplantasi sebagian kornea, dilakukan dalam kasus kebutaan yang disebabkan oleh kerusakan kornea).
PROGNOSIS
• Prognosis bergantung pada beberapa faktor: Virulensi organisme Lokasi dan perluasanDiagnosis awal dan terapi tepat dapat membantu mengurangi kejadian hilangnya penglihatan
PENCEGAHAN
• Antibiotic topical diberikan secara rutin setelah trauma kornea (juga pada tindakan bedah).Pencegahan kontaminasi perlu dilakukan terhadap penggunaan obat-obatan topical dan sterilitas penggunaan lensa kontak
MENJAGA PANDANGAN MENURUT ISLAM
• Mata sesungguhnya adalah gerbang maksiat, apabila tidak digunakan dengan baik sesuai tuntunan islam. Barang siapa yang tidak dapat menahan pandangan mata sangat mungkin akan menjerumuskan nya pada zina dan maksiat.
• Pandangan liar yang kita lakukan diluar dari ajaran islam sesungguhnya dapat mengikis dan mengurangi iman kita. Iman tidak runtuh secara langsung, namun perlahan-lahan tapi pasti.
• Maka hendaklah menundukan kepala kepada sesuatu yang akan membawa pada dosa.
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKAIlyas, Sidarta. 2006. Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3. Balai Penerbit FKUI Jakarta.Sheerwood. Fisiologi Kedokteran
http://www.kotakmedis.com/2011/10/keratitis-2/
http://journal/item/8/PEMERIKSAAN_MATA?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
Top Related