TESIS
KONTRIBUSI SUPERVISI AKADEMIK OLEH PENGAWAS DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI
DI KECAMATAN KOTO XI TARUSAN
Oleh :
DESWATI ILYAS NIM. 51352
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Magister Pendidikan
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011
TESIS
KONTRIBUSI SUPERVISI AKADEMIK OLEH PENGAWAS DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI
DI KECAMATAN KOTO XI TARUSAN
Oleh :
DESWATI ILYAS NIM. 51352
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
Prof. Dr. H, SUFYARMA MARSIDIN Prof. Dr. Kasman Rukun. M.Pd
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011
i
ABSTRACT
Deswati Ilyas, 2011. The Contribution of the Academic Supervision and Work Discipline toward Elementary School Teachers Performance in Kecamatan Koto XI Tarusan. Thesis. Padang. Graduate Program Padang State University
Based on a pre-observation on the elementary school teachers Kecamatan Koto XI Tarusan, it was found that the teachers performance was not as expected. It was presumably caused by many factors, such as, the lack of academic supervision and the work discipline. This research was aimed at disclosing the contribution of academic supervision and the work discipline toward the teachers performance. Three hypotheses were proposed to be tested: (a) there is an contribution of academic supervision and the elementary school teachers’ performance. (b) there is a contribution of the work discipline on the elelementary school teachers performance. (c) simultaneously, there is a contribution of the academic supervision and the work discipline on the elementary school teachers performance in Kecamatan Koto XI Tarusan.
The sample of this research were 136 teachers which were randomly selected from a population of 330 elementary teachers. Data were collected by using a questionnaire which has been developed where validity and reliability have been tested. The data were analyzed by correlational and regression teachniques.
Based on the data analysis, it was found that: (1) there is a contribution (13.9%) of academic supervision on the teachers performance. (2) there is an contribution (12.9%) of the work discipline on the teachers performance. (3) simultaneously, there is an contribution (22.3%) of academic supervision and work discipline toward the teachers performance. The conclusion of this research is that the teachers’ performance can be enhanced through academic supervision and the work discipline beside some other factors which did not include in this study. This research implies that a series of activity should be developed to improve the teachers’performance through improving the academic supervision and the work discipline in order to improve the elementary school teachers performance in Kecamatan Koto XI Tarusan. It was also can be suggested that further research will be conducted to find other factors which contribute on the teachers performance.
ii
ABSTRAK
Deswati Ilyas.2011.Kontribusi Supervisi Akademik Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru SD Negeri Di Kecamatan Koto XI Tarusan Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang
Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini terlihat bahwa ada
sebagian guru belum menggunakan perangkat mengajar yang baik dalam proses belajar mengajar, masih ada sebagian guru yang kurang disiplin dalam proses belajar mengajar sehingga berdampak negatif terhadap menurunya produktifitas atau kinerja guru. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Kontribusi supervisi akademik oleh pengawas terhadap kinerja guru SD Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan, mendeskripsikan Kontribusi disiplin kerja terhadap kinerja guru SD Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan, mendeskripiskan Kontribusi supervisi akademik oleh pengawas dan Disiplin Kerja secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja guru SD Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah supervisi akademik oleh pengawsas berkontribusi terhadap kinerja guru, disiplin kerja berkontribusi terhadap kinerja guru dan supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja guru. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metoda kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Populasi penelitian adalah 330 orang guru Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan. Sampel 136 orang guru yang terpilih melalui teknik stratified proportional random sampling. Penelitian analisis model skala Likert yang telah diuji validitas dan realibilitasnya. Data ini dianalisis secara statistik menggunakan teknik korelasi dan regresi menggunakan program SPSS Versi 17
Hasil analisis data menunjukan bahwa (1) supervisi akademik oleh pengawas berkontribusi terhadap kinerja guru besar 13,9% (2) disiplin kerja berkotribusi terhadap kinerja guru sebesar 12,9%, (3) supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja guru sebesar 22,3%. Hasil analisis deskriptif mengungkapkan bahwa supervisi akademik oleh pengawas berada pada kategori cukup, sedangkan disiplin kerja dan kinerja guru sama-sama berada pada kategori cukup. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja berkontribusi terhadap kinerja guru.
iii
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:
1. Kaya tulis berjudul “ Kontribusi Supervisi Akademik Oleh Pengawas
Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru SD Negeri DI Kecamatan
Koto XI Tarusan” ini asli dan belum pernah diajukan untuk mendapat
gelar akademik di Universitas Negeri Padang maupun perguruan tinggi
lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, penilaian dan rumusan saya sendiri, tanpa
bantuan tidak sah dari pihak lain , kecuali arahan dari dosen pembimbing.
3. Karya tulis ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali dikutip secara tertulis dengan jelas
dan dicantumkan sebagai acuan didalam naskah saya dengan disebutkan
nama pengarangnya dan dicantumkan pula pada daftar rujukan.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dari pernyataan ini, saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
saya peroleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan
norma dan ketentuan hukum yang berlaku.
Padang, Agusutus 2011 Saya yang menyatakan
Deswati Ilyas
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT sebagai
ungkapan syukur atas berkah, rahmah dan karuniaNya yang telah dilimpahkan
kepada penulis sehingga Tesis berjudul “Kontribusi Supervisi Akademik Oleh
Pengawas Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru SD Negeri DI
Kecamatan Koto XI Tarusan” ini dapat diselesaikan sebagaimana adanya.
Tesis ini ditulis untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Magister pada
Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
Penulis menyadari tanpa bantuan moril dan materil dari berbagai pihak
penulisan tesis ini tidak akan terwujud. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang setulus-tulusnya, dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada :
1. Prof. Dr. H, Sufyarma Marsidin, M.Pd sebagai pembimbing I, dan Prof. Dr.
Kasman Rukun, M.Pd. sebagai pembimbing II, yang telah ikhlas membimbing
dan memberikan sumbangan pemikiran, pengetahuan, saran, kritikan, dan
arahan dalam penyelesaian tesis ini.
2. Nurhizrah Gistituati, M.Ed. Ed.D, Dr. Yahya, M. Pd, dan Prof. Dr. Eddy
Marheni, M.Pd, sebagai kontributor yang telah memberikan sumbangan,
kritik, ide dan saran demi sempurnanya penelitian ini
3. Pimpinan program Pascasarjana Universitas Negeri Padang yang telah
memberikan kemudahan dan fasilitas selama penyelesaian penelitian ini..
4. Para Dosen Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang yang telah
membimbing penulis selama masa perkuliahan serta segenap karyawan
v
program pasca sarjana Universitas Negeri Padang yang telah memberikan
pelayanan terbaik kepada penulis.
5. Kepala Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan, Pengawas Sekolah,
Kepala Sekolah dan Guru-guru SD Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan atas
izin dan keikutsertaannya dalam penelitian ini.
6. Rekan-rekan mahasiswa program Pascasarjana Universitas Negeri Padang
yang telah banyak membantu menyelesaikan penelitian ini.
Tiada harapan penulis, kecuali Allah SWT membalasi semua bantuan,
dorongan, dan kemudahan yang telah diberikan sebagai suatu amal dan ilmu yang
bermanfaat yang bernilai ibadah dengan pahala yang setimpal. Amin Ya Rabbal
Allamin.
Penulis
Deswati Ilyas
vi
DAFTAR ISI
ABSTRACT ......................................................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 6
C. Pembatasan masalah................................................................. 13
D. Rumusan Masalah .................................................................... 13
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 14
F. Kegunaan Penelitian ................................................................ 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ......................................................................... 16
1. Kinerja Guru ...................................................................... 16
2. Supervisi Akademik oleh Pengawas .................................. 25
3. Disiplin Kerja ..................................................................... 38
4. Kontribusi Supervisi Akademik Oleh pengawas dan
Disiplin kerja guru dengan kinerja guru ............................ 45
B. Kerangka Pemikiran ................................................................. 46
C. Hipotesis ................................................................................... 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 50
B. Populasi dan Sampel ................................................................ 50
vii
C. Defenisi Operasional ................................................................ 56
D. Instrumen Penelitian ................................................................ 57
E. Uji coba Instrumen ................................................................... 60
F. Pengumpulan Data ................................................................... 62
G. Teknik Analisis Data ................................................................ 63
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data .......................................................................... 66
B. Pengujian Persyaratan Analisis ................................................ 73
C. Pengujian Hipotesis .................................................................. 77
D. Pembahasan .............................................................................. 86
E. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 93
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 94
B. Implikasi Hasil Penelitian ........................................................ 95
C. Saran ......................................................................................... 97
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
1. Data Guru Strata, Masa Kerja Sekolah Dasar Kecamatan Koto XI Tarusan
Populasi Kecamatan Koto XI Tarusan ............................................................ 51
2. Penyebaran Sampel Penelitian Pada SD Kecamatan Koto XI Tarusan .......... 55
3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ......................................................................... 59
4. Kisi-kisi Instrumen Setelah Uji Coba ............................................................. 61
5. Rangkuman Hasil Analisis Keandalan Instrumen ........................................... 62
6. Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru (Y) ................................................... 66
7. Tingkat Pencapaian Respon Setiap Indikator Kinerja Guru ........................... 67
8. Distribusi Frekuensi Skor Supervisi Akademik Oleh Pengawas (X1) ........... 69
9. Tingkat Pencapaian Respon setiap Indikator Supervisi Akademik Oleh
Pengawas ......................................................................................................... 70
10. Distribusi Frekuensi Skor Disiplin Kerja Guru (X2) ...................................... 71
11. Tingkat Pencapaian Respon setiap Indikator Disiplin Kerja .......................... 72
12. Hasil Uji Normalitas Variabel X1, X2, dan Y dengan tes
Kolmogrov Smirnov ........................................................................................ 73
13. Homogenitas Variabel Supervisi Akademik oleh Pengawas (X1), disiplin
Kerja (X2) dan Kinerja Guru (Y) .................................................................... 74
14. Hasil Uji Linearitas Variabel X1 terhadap Variabel Y ................................... 75
15. Hasil Uji Linearitas Variabel X2 terhadap Variabel Y ................................... 76
16. Hasil Analisis Independensi Variabel X1 dan X2........................................... 76
17. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Supervisi Akademik Oleh Pengawas
(X1) terhadap Kinerja Guru (Y) ...................................................................... 77
18. Rangkuman Hasil Analisis Uji Keberartian Persamaan Regresi X1, terhadap
Kinerja Guru (Y) ............................................................................................. 78
19. Pengujian Keberartian Koofesien Regresi X1 terhadap Y .............................. 78
20. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Variabel Disiplin Kerja (X1) terhadap
Variabel Kinerja Guru (Y) .............................................................................. 80
21. Rangkuman Hasil Analisis Uji Keberartian Persamaan Regresi X2 terhadap
Kinerja Guru ................................................................................................... 81
ix
22. Uji Keberartian Koofisien X2 terhadap Y ...................................................... 82
23. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Supervisi Akademik Oleh Pengawas
(X1) dan Disiplin Kerja (X2) terhadap Kinerja Guru ..................................... 83
24. Rangkuman Hasil Analisis Uji Coba Keberartian Persamaan Regresi
Supervisi Akademik oleh Pengawas (X1) dan Disiplin Kerja (X2) terhadap
Kinerja Guru (Y) ............................................................................................. 83
25. Komposisi Kontribusi Variabel Bebas (X1) dan (X2) Terhadap Variabel y .. 84
26. Rangkuman Analisis Korelasi Parsial ............................................................. 85
x
DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 49
2. Histogram Kinerja Guru .................................................................................. 67
3. Supervisi Akademik Oleh Pengawas .............................................................. 69
4. Histogram Disiplin Kerja Guru ....................................................................... 71
5. Garis Regresi Linear Supervisi Akademik Oleh Pengawas ............................ 79
6. Garis Regresi Linear Disiplin Kerja Guru ...................................................... 81
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuisioner Uji Coba Instrumen ...................................................................... 102
2. Tabulasi Uji Coba Instrumen ........................................................................ 114
3. Out Put Uji Coba Instrumen Penelitian ......................................................... 117
4. Kuisioner Penelitian ...................................................................................... 127
5. Tabulasi Instrumen ........................................................................................ 139
6. Out Put Deskripsi Data ................................................................................. 151
7. Out Put Persyaratan Analisis ......................................................................... 157
8. Out Put Uji Hipotesis .................................................................................... 162
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah sebagai pendidikan formal bertujuan membentuk manusia
yang berkepribadian, dalam mengembangkan intelektual peserta didik dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurut UU No.20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana, untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya sendiri,
masyarakat, Bangsa dan Negara.
Dalam pasal 39 (1) dan (2) dinyatakan bahwa pelaksanaan fungsi dan tugasnya guru sebagai profesi menyandang persyaratan tertentu sebagaimana tertuang di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dinyatakan bahwa: Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan,
melaksanakan proses pembelajaran dan menilai hasil pembelajaran,
melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik di perguruan tinggi.
Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab diatas, seorang guru
dituntut memiliki beberapa ke32mampuan dan keterampilan tertentu.
1
2
Kemampuan dan ketrampilan tersebut sebagai bagian dari kompetensi
profesionalisme guru. Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak
dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan
baik. Kompetensi guru terdiri dari (1) kompetensi kepribadian, (2) kompetensi
profesional, (3) kompetensi pedagogik, (4) kompetensi sosial.
Tugas guru ini erat kaitannya dengan peningkatan kualitas sumber
daya manusia melalui sektor pendidikan, oleh karena itu perlu upaya-upaya
untuk meningkatkan mutu guru agar menjadi tenaga profesional. Peningkatan
mutu pendidikan dapat berhasil. Sebagaimana dikemukakan oleh Tilaar
(1999:104) peningkatan kualitas pendidikan tergantung banyak hal, terutama
mutu gurunya dan mutu guru tersebut erat kaitannya dengan kinerja.
Untuk menjadikan guru sebagai tenaga professional maka perlu
diadakan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan, dan
menjadikan guru sebagai tenaga profesional perlu diperhatikan, dihargai dan
diakui keprofesionalannya. Untuk membuat mereka menjadi professional
tidak semata-mata hanya meningkatkan kompetensinya, baik melalui
pemberian penataran, pelatihan maupun memperoleh kesempatan untuk
belajar lagi namun perlu juga memperhatikan guru dari segi yang lain seperti
meningkatkan disiplin, pemberian bimbingan melalui pengawas dan kepala
sekolah, pemberian motivasi, pemberian bimbingan melalui supervisi,
pemberian insentif, gaji yang layak dengan keprofesionalnya sehingga
memungkinkan guru termotivasi meningkatkan kinerjanya.
3
Kinerja guru merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang
dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, berdasarkan
kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan bekerja tepat waktu (Hasibuan,
2001:94). Kinerja guru akan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur yang
terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar,
menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam
mengajar dan tugas lainnya, kreatif dalam melaksanakan pengajaran, dapat
bekerjasama dengan semua warga sekolah.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap beberapa orang
kepala sekolah di Kecamatan Koto XI Tarusan tanggal 6 Desember 2010 di
saat pelaksanaan Kelompok Kerja Guru (KKG) di SDN di SDN 26 Nanggalo,
terkesan supervisi yang dilaksanakan oleh pengawas terhadap guru SDN
Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan sudah terlaksana dengan baik seperti
pelaksanaan supervisi akademik, supervisi klinis, supervisi administrasi
sekolah, supervisi yang dilaksanakan oleh pengawas kesekolah masih ada
diantara guru yang masih cemas, keberadaan supervisi dari pengawas cukup
disegani oleh guru, masih ada diantara guru yang merasa takut karena
sebagian guru masih ada yang belum melengkapi perangkat pembelajaran.
Karena itu kepala sekolah merasa terbantu atas adanya supervisi yang
dilaksanakan oleh pengawas diantaranya supervisi akademik. Pengawas ada
memberikan bantuan arahan berupa pembinaan kepada guru agar dapat
melengkapi perangkat pembelajaran dan alat mengajar yang belum siap
dikerjakan. Dilihat dari tenaga pengajar sebagian guru masih ada yang
4
menggunakan metode ceramah saja. Sebagian guru terlihat jarang
menggunakan alat peraga atau media pembelajaran yang memadai. sebagian
besar masih ada guru yang berstatus honorer. Selain itu masih ada guru kurang
berpengalaman dalam menyiapkan perangkat mengajar berbasis KTSP, seperti
membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
menggunakan media pembelajaran karena guru masih kurang mendapatkan
pelatihan, untuk meningkatkan kinerja dalam merancang pembelajaran
berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP), guru kurang
memahami cara pelaksanaan pembelajaran sehingga program pembelajaran,
belum terlaksana dengan baik, disinilah peran pengawas dibutuhkan untuk
memberikan bimbingan dan arahan dalam merancang dan mendisain media
pembelajaran
Dalam hal ini pengawas secara akademik perlu memperhatikan guru
pada sekolah yang ada dalam pengawasannya, seperti memberikan
pembinaan dan arahan kepada guru dengan kesadaran dari dalam diri agar
mau menegakkan, mematuhi peraturan yang berlaku secara rutin melalui
pelaksanaan supervisi akademik dan meningkatkan disiplin kerja agar kinerja
guru dapat meningkat. Pra survey memperlihatkan masih ada guru yang
cenderung menunggu perintah dari kepala sekolah dan pengawas dalam
membuat RPP dan media pembelajaran, masih terlihat guru yang kurang
kreatif dalam melaksanakan pembelajaran.
Proses Belajar Mengajar (PBM), sebagian guru suka menumpuk
pekerjaan yang semestinya dapat diselesaikan di sekolah. Padahal seharusnya
5
guru bekerja menurut Job Discription yang telah ditentukan pembagian
tugasnya bersama kepala sekolah selaku atasan. Sebelum awal tahun
pelajaran, kepala sekolah bersama guru mengadakan rapat rencana kerja
semester dan tahunan, pembagian tugas masing-masing guru, agar tercipta
rasa tanggung jawab dan kreativitas kearah yang lebih baik dalam
menciptakan situasi yang kondusif dalam proses pembelajaran baik guru kelas
maupun guru bidang studi.
Hal ini berdampak negatif terhadap menurunnya produktivitas kinerja
guru, terkesan guru masih belum terbiasa untuk mematuhi aturan-aturan yang
berlaku di sekolah, terlihat guru masih melakukan pelanggaran terhadap
peraturan seperti terlambat datang ke sekolah. Namun, guru masih meminta
toleransi atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukannya. Hal ini
mengakibatkan lemahnya penegakkan disiplin di sekolah tersebut.
Menurut Bafadal (2003:15) menyatakan bahwa disiplin kerja yang
tinggi akan meningkatkan produktifitas kerja seorang pegawai yang memiliki
disiplin kerja yang tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa disiplin
merupakan suatu sikap yang terwujud dalam bentuk semangat seseorang
dalam bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku. Sehubungan dengan kinerja
guru ini, perlu dilakukan kajian berdasarkan penelitian tentang kontribusi
pelaksanaan supervisi akademis oleh pengawas dan disiplin kerja terhadap
kinerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan Koto XI Tarusan.
6
B. Identifikasi Masalah
Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan
beragam tugas di sekolah, sebagai pelaksana kunci dalam pendidikan, guru
merupakan faktor yang diperkirakan paling besar pengaruhnya terhadap hasil
pendidikan. Menurut Tilaar (1998) pekerjaan guru merupakan pekerjaan
profesional, profesi guru adalah profesi kompetitif, artinya profesi guru
mempunyai karakteristik profesional. Demikian guru hendaknya memiliki
kinerja yang baik sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih maksimal
dalam proses pembelajaran.
Menurut Anoraga (1992), yang mempengaruhi kinerja adalah daya
tarik pekerjaan, insentif/ gaji, keamanan dan perlindungan kerja, pengetahuan
manajemen kelas, lingkungan dan suasana kerja, harapan pengembangan karir,
keterlibatan dalam pengembangan organisasi, perhatian dan kepemimpinan
atasan. Selanjutnya Keenan (1996) menyatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah, kecakapan, disiplin, standar kerja, manajemen
organisasi, dan masalah pribadi. Sedangkan menurut Sentoso (1999) bahwa
faktor yang mempengaruhi kinerja mencakup efektifitas dan efisiensi
organisasi, otoritas, tanggungjawab, disiplin, serta inisiatif, kinerja
dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang berasal dari faktor internal
maupun eksternal.
Kontribusi pelaksanaan Supervisi akademik oleh pengawas dan
disiplin kerja terhadap kinerja guru merupakan pembinaan yang dilakukan
terhadap guru dalam peningkatan kemampuannya dalam bekerja, adanya
kontribusi pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja
terhadap kinerja guru. Pengawas sekolah adalah tenaga kependidikan
7
profesional yang diangkat dan diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang
oleh pemerintah untuk melaksanakan pengawasan akademik dan menajerial.
Pelaksanan supervisi tersebut adalah aspek-aspek supervisi, teknik-teknik
supervisi dan proses supervisi. Memberikan motivasi dan cara pelaksanaan
disiplin kerja guru meliputi: adanya perencanaan pengajaran, penyajian
pelajaran, dan evaluasi hasil belajar siswa terhadap kinerja, sehingga guru
dapat meningkatkan aktifitas dan kualitas hasil pembelajaran yang diberikan
kepada siswanya, sesuai yang diharapkan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja guru adalah: 1) Insentif, 2) komitmen, 3) supervisi 4)
motivasi, 5) disiplin, 6) iklim kerjasama, 7) kemampuan, 8), Iklim
Komunikasi
Gambar I Faktor-Faktor yang mempengaruhi kinerja guru
Gambar di atas menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang
diduga ikut berkontribusi terhadap kinerja guru yang masing-masingnya dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Menurut Timpe (1993:66) insentif yang diberikan akan dapat
memotivasi seseorang dalam bekerja. Apabila insentif yang diterima seorang
Kinerja Guru
Disiplin
Motivasi
Iklim komunikasi
Komitmen Insentif
Kemampuan
Supervisi
Iklim Kerjasama
8
pekerja sesuiai dengan jenis pekerjaan yang diembannya, maka hal ini akan
mendorong nya untuk bekerja lebih baik. Begitu juga halnya dengan guru di
sekolah. Apabila gaji atau insentif yang diterimanya sesuai dengan beban
pekerjaan yang dilakukannya dan gaji tersebut dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya, maka hal itu akan mendorongnya untuk bekerja dengan baik. Kalau
guru sudah bekerja dengan baik tentu prestasi kerjanya akan mencapai hasil
yang diharapkan. Realitanya yang ada memperlihatkan bahwa insentif yang
diberikan terhadap guru-guru yang mempunyai kreatifitas masih kurang, baik
dari pemerintah maupun dari lingkungan kerja. Faktor ini juga mempengaruhi
kinerja guru di SD Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan. Guru kurang
memiliki buku referensi. Inisentif yang diterima tidak mencukupi untuk
membeli buku, pada hal guru harus memiliki banyak referensi.
Menurut Piet A Sahertian (1994:44) komitmen merupakan
kecenderungan dalam diri seseorang untuk merasa aktif dengan penuh rasa
tanggung jawab. Guru yang mempunyai komitmen yang tinggi akan disenangi
oleh murid-muridnya dan juga akan berakibat terhadap motivasi belajarnya.
Sebaliknya guru yang tidak mempunyai komitmen, mengaggap mengajar
hanya sebagai tugas rutin yang harus dilaksanakan. Seseorang yang memiliki
komitmen diyakini akan dapat meningkatkan kinerjanya. Semakin tinggi
komitmen seseorang diduga semakin baik pula kinerja yang dilakukan.
Fenomena yang ditemui bahwa guru di SD di Kecamatan Koto XI Tarusan,
komitmen guru belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Ini terlihat dari,
tidak lengkapnya perangkat pembelajaran yang dimiliki guru. Sebagaian guru
9
sering meningalkan siswa di kelas pada saat pembelajaran, sebagian guru
sering terlambat datang ke sekolah, sebagian guru tidak tepat waktu masuk
dan keluar kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Menurut Made Pidarta (1992:43) supervisi adalah suatu aktivitas
pengarahan langsung terhadap aktivitas-aktivitas bawahan. Pengarahan
aktivitas dilakukan terhadap proses belajar mengajar supaya proses belajar
mengajar berlangsung dengan baik. Supervisi pada hakikatnya adalah suatu
proses pembimbingan dari pihak atasan terhadap guru-guru untuk
memperbaiki dan mempunyai perubahan dalam situasi pembelajaran, agar
para siswa dapat belajar secara efektif dengan prestasi belajar yang semakin
meningkat. Apabila supervisi dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan
aturan-aturan yang ada, diduga akan meningkatkan kinerja guru dalam
pembelajaran. Kenyataan yang dilihat di lapangan guru-guru enggan
disupervisi. Guru beranggapan supervisi hanya untuk mencari kesalahan,
dalam melaksanakan tugas. Pengawas dalam melaksanakan supervisi
diantaranya adanya yang kurang terampil membangun hubungan sosial, iklim
sekolah kurang kondusif. Sehingga tidak terjalin hubungan yang harmonis
antara guru dengan supervisor. Supervisi akademik pengawas sebaiknya
melakukan supervisi akademik oleh pengawas yang efektif ditujukan terutama
untuk membantu dan membimbing guru dan membina guru dalam proses
pembelajaran serta dapat mengatasi persoalan pendidikan lainnya. Sikap
merupakan pola tingkah laku yang dapat mempengaruhi seseorang dalam
bertindak dengan cara-cara tertentu terhadap orang atau objek
10
(Mouly,1997:22). Orang yang mempunyai sikap positif terhadap suatu
pekerjaan tertentu akan memperoleh hasil yang lebih baik bila dibandingkan
dengan orang yang mempunyai sikap negatif terhadap pekerjaan tersebut.
gejala yang ditemui masih kurangnya sikap positif yang dimiliki oleh guru-
guru, sering terlihat adanya kecurigaan-kecurigaan diantara sesama guru dan
kepala sekolah, hal ini akan mempengaruhi kinerja guru
Motivasi adalah keadaan dalam diri yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Motivasi kerja merupakan dorongan yang kuat dari dalam diri seseorang, yang
dapat membangkitkan semangat dan gairah untuk berprestasi lebih baik.
Dengan motivasi kerja yang dimiliki oleh guru diharapkan tingkat
pelaksanaan tugas dan kewajiban sebagai pengajar dan pendidik dapat lebih
ditingkatkan. Fenomena yang terlihat bahwa banyak dari Guru di Kecamatan
Koto XI Tarusan kurangnya motivasi untuk mengembangkan karir untuk
berprestasi, guru kurang bersemangat dalam melaksanakan tugas, yang
penting baginya semua materi yang sudah diprogramkan selesai diajarkan,
tanpa memperhatikan pemahaman dari siswa terlihat dari hasil nilai siswa
yang cenderung rendah.
Disiplin kerja adalah suasana kerja yang terjadi dalam suatu organisasi
berdasarkan pada sebuah aturan kerja. Semua yang terlibat dalam dunia
pendidikan dituntut untuk memenuhi aturan kerja agar tercipta sebuah disiplin
kerja. Tujuan disiplin kerja adalah agar semua aktivitas yang dilakukan dalam
organisasi pendidikan dapat berjalan secara continue dan teratur, fenomena
11
yang terlihat bahwa guru SD Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan disiplin
kerja guru rendah, guru sering tidak hadir pada saat proses belajar mengajar
belangsung, ada sebagian guru yang sering meninggalkan kelas pada saat
proses belajar berlangsung hanya memberikan tugas kepada anak, guru tidak
tepat waktu dalam proses pembelajaran, pembuatan rencana pelaksanaan
pembelajaran tidak tepat waktu atau tidak sesuai dengan waktu yang diajarkan
sehingga pelaksanaan pembelajaran tidak tuntas sesuai dengan program yang
dibuat, rencana pelaksanaan pembelajaran yang diberikan tidak sesuai dengan
jadwal yang telah diajarkan, waktu yang tersedia tidak cukup untuk
mengevaluasi dan mengajarkan pelajaran yang lain, sehingga penilaian
evaluasi tidak diberikan penilaian.
Iklim kerjasama yang harmonis antara individu sangat berkontribusi
terhadap prestasi kerja individu dalam organisasi, begitu juga halnya dengan
guru yang melaksanakan tugas di sekolah. Dengan adanya iklim kerjasama
yang hormonis dan kondusif akan mempengaruhi perilaku guru dalam
melaksnakan tugas dan tanggungjawabnya serta memberikan dorongan
kepada guru untuk bekerja lebih baik. Kenyataan di lapangan masih ada
terdapat kurangya iklim kerjama antara sesama guru dan antara guru dengan
kepala sekolah. Hal ini terlihat dari masih adanya kelompok guru senior dan
yunior, kepala sekolah menggangap guru sebagai bawahan bukan sebagai
rekan kerja akibatnya antara guru dan kepala sekolah terdapat kesenjangan
yang membuat tidak terjalinnya keakraban di antara guru-guru dan kepala
sekolah.
12
Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk
melakukan berbagai aktivitas mental berpikir, menalar, dan memecahkan
masalah. Individu dalam sebagian besar pimpinan menempatkan kecerdasan,
dan untuk alasan yang tepat, pada nilai yang tinggi individu yang cerdas juga
lebih mungkin menjadi pemimpin dalam suatu kelompok. Dalam hal ini jika
supervisor mempunyai kemampuan yang baik dalam memberikan bimbingan
dan arahan kepada guru maka kinerja guru dapat ditingkatkan.
Dengan adanya iklim komunikasi yang kondusif guru diberi
kesempatan untuk berprestasi dalam pengambilan keputusan, memahami
dengan jelas apa yang harus dikerjakan dan apa yang didapatkan dari
pekerjaan, baik berupa sanksi atas kesalahan atau berupa pengahargaan atas
prestasi, sehingga guru merasa dikut sertakan dan merasa bertanggungjawab
terhadap pekerjaannya.
Melihat dari gejala-gejala yang ada dilapangan, maka diduga masalah
yang perlu mendapat perhatian untuk meningkatkan kinerja guru adalah
masalah supervisi akademik oleh Pengawas dan disiplin kerja di SD
Kecamatan Koto XI Tarusan. Untuk itu perlu adanya kajian mendalam tentang
kontribusi supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja terhadap
kinerja guru SD Negeri di kecamatan Koto XI Tarusan
13
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, terdapat berbagai faktor yang
mempengaruhi kinerja guru di SD Negeri di Kecamatan Koto XI Tarusan.
Mengingat keterbatasan peneliti dari segi kemampuan akademik, biaya, waktu
dan tenaga, dan banyak fenomena permasalahan, maka penelitian ini dibatasi
hanya pada dua faktor yaitu 1) supervisi akadenik oleh pengawas sebagai
variabel X1, 2) disiplin kerja sebagai variabel X2.
Penelitian ini akan mengkaji tentang kinerja guru sebagai variabel
terikat (Y). Namun penelitian ini hanya membahas tentang kontribusi
supervisi oleh pengawas terhadap kinerja guru dan kontribusi disiplin kerja
terhadap kinerja guru serta kontribusi supervisi akademik oleh pengawas dan
disiplin kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru di SD Negeri
Kecamatan Koto XI Tarusan
D. Rumusan Masalah
Ada beberapa hal yang menyebabkan kurang meningkatnya kinerja
guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah kontribusi pelaksanaan
supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja terhadap kinerja guru
SDN Kecamatan Koto XI Tarusan yang diberikan oleh pengawas akademik
(X1) dan disiplin kerja guru (X2) terhadap kinerja guru (Y). Supervisi dalam
hal ini adalah tanggapan guru terhadap pelaksanaan pembinaan dan bimbingan
yang diberikan oleh pengawas yang nantinya berdampak kepada disiplin
kerjas terhadap kinerja guru yaitu kualitas pengajaran dan mendidiknya lebih
14
baik. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas
maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas berkontribusi
terhadap kinerja guru SD di Kecamatan Koto XI Tarusan?
2. Apakah disiplin kerja berkontribusi terhadap kinerja guru SD di
Kecamatan Koto XI Tarusan?
3. Apakah pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja
secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja guru SD di
Kecamatan Kota XI Tarusan?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis:
1. Kontribusi pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas terhadap
kinerja guru SD di Kecamatan Koto XI Tarusan
2. Kontribusi disiplin kerja terhadap kinerja guru SD di Kecamatan Koto XI
Tarusan
3. Kontribusi pelaksanaan supervisi dan disiplin kerja secara bersama-sama
terhadap kinerja guru SD di Kecamatan Kota XI Tarusan
F. Kegunaan Penelitian
1. Teoritis
Secara teoritis manfaat penelitian ini berupa pengembangan disiplin ilmu
pengetahuan yang relevan dengan penelitian ini juga diharapkan dapat
memperkuat teori-teori yang telah banyak dikemukakan oleh para ahli.
15
2. Praktis
Secara praktis, penelitian ini berguna untuk :
a. Pengawas
Selaku supervisor dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai pembimbing dan pembina dalam meningkatkan disiplin dan
kinerja guru di sekolah binaanya
b. Kepala Sekolah
Sebagai bahan masukan atau input bagi SD Negeri Kecamatan Koto
XI Tarusan, agar mampu mengambil langkah-langkah tepat dalam
upaya meningkatkan kinerja guru melalui supervisi akademik oleh
pengawas dan disiplin kerja guru
c. Guru
Memberi dorongan para guru untuk meningkatkan kinerjanya melalui
supervisi akademik oleh pengawas sehingga nantinya dapat
meningkatkan mutu pendidikan.
d. Kepala Dinas Pendidikan
Sebagai bahan masukkan dalam mengambil keputusan dan
mengeluarkan kebijakan mengenai peningkatan kedisiplinan dan
kinerja guru.
e. Peneliti Selanjutnya
Sebagai masukan atau sumber teori serta memberikan pedoman dalam
penelitian yang relevan.
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kinerja Guru
a. Pengertian Kinerja
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud 1990:503)
kinerja berarti sesuatu yang dicapai, prestasi diperlihatkan atau
kemampuan kerja. Menurut Simamora (1997:327) kinerja adalah
tingkat pencapaian standar pekerjaan. Sementara Nawawi (1997:235)
menegaskan bahwa kinerja yang diistilahkan sebagai karya adalah
hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik fisik/material maupun non
material.
Menurut Anwar (1986:86) memberikan pengertian kinerja sama
dengan performance yang esensinya adalah berapa besar dan berapa
jauh tugas-tugas yang telah dijabarkan telah dapat diwujudkan atau
dilaksanakan yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab
yang menggambarkan pola perilaku sebagai aktualisasi dan
kompetensi yang dimiliki. Dalam kajian yang berkenaan dengan
profesi guru, Anwar (1986: 22) memberikan pengertian kinerja sebagai
seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan oleh seorang guru pada
waktu memberikan pelajaran kepada siswanya. Kinerja guru dapat
dilihat saat dia melaksanakan interaksi belajar-mengajar dikelas
16
17
termasuk persiapannya baik dalam benmtuk program semester maupun
persiapan mengajar.
Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat dan teori kinerja guru
di atas, bahwa kinerja guru adalah persiapan, pelaksanaan, dan pencapaian
guru dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar dikelas.
b. Unsur Kinerja
Menurut Bejo Siswanto (1987:21) kinerja mengandung 3 (tiga)
unsur, yaitu: unsur waktu, unsur hasil dan unsur metode yang dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1) Unsur waktu, dalam arti hasil-hasil yang dicapai oleh usaha-usaha
tertentu, dinilai dalam satu putaran waktu atau sering disebut periode.
Ukuran periode dapat menggunakan satuan jam, hari, bulan maupun
tahun.
2) Unsur hasil, dalam arti hasil-hasil tersebut merupakan hasil rata-rata
pada akhir periode tersebut. Hal ini tidak berarti mutlak setengah
periode harus memberikan hasil setengah dari keseluruhan.
3) Unsur metode, dalam arti seorang pegawai harus menguasai betul dan
bersedia mengikuti pedoman yang telah ditentukan, yaitu metode kerja
yang efektif dan efisien, ditambahkan pula dalam bekerjanya pegawai
tersebut harus bekerja dengan penuh gairah dan tekun serta bukan
berarti harus bekerja berlebihan.
18
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang, baik yang
berasal dari dalam diri maupun yang berasal dari luar. Tiffin dan
McOrmick (1995: 79) menyatakan ada 3 (tiga) macam faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja seseorang yaitu faktor individual, faktor situasional
serta faktor fisik dan pekerjaan yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Faktor Individual
Yaitu faktor-faktor yang meliputi sikap, sifat-sifat kepribadian, sifat
fisik, keinginan atau motivasinya, umur, jenis kelamin,
pendidikan,pengalaman kerja, latar belakang budaya dan variabel-
variabel personal lainnya. Faktor-faktor tersebut mempunyai kadar
yang berbeda pada masing-masing individu sehingga menghasilkan
kinerja berbeda pula.
2) Faktor Situasional
Faktor situasional terdiri dari kondisi sosial dan organisasi meliputi:
kebijaksanaan organisasi, jenis latihan dan pengawasan, sistem upah
dan lingkungan sosial.
3) Faktor Fisik dan Pekerjaan
Meliputi : metode kerja, desain dan kondisi alat-alat kerja, penataan
ruang kerja dan lingkungan kerja (seperti penyinaran, kebisingan dan
fentilasi). Faktor ini merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi
kinerja secara langsung. Kinerja yang maksimal akan dihasilkan dari
metode kerja yang tepat, desain yang bagus, ditunjang oleh kondisi
19
alat-alat kerja yang memadai, penataan ruang kerja yang kondusif dan
lingkungan kerja yang mendukung.
d. Penilaian Kinerja
Tugas manajer (pengawas) terhadap guru salah satunya adalah
melakukan penilaian atas kinerjanya. Penilaian ini mutlak dilaksanakan
untuk mengetahui kinerja yang telah dicapai oleh guru. Apakah kinerja
yang dicapai setiap guru baik, sedang, atau kurang. Penilaian ini penting
bagi setiap guru dan berguna bagi sekolah dalam menetapkan
kegiatannya.Penilaian kinerja menurut Simamora (1997: 415) adalah alat
yang berfae dah tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari para karyawan,
tetapi juga untuk mengembangkan dan memotivasi kalangan karyawan.
Sejalan dengan pendapat Hasibuan (2000: 87) penilaian prestasi adalah
kegiatan manajer untuk mengevaluasi prestasi kerja karyawan serta
menetapkan kebijaksanaan selanjutnya. Sehubungan dengan hal di atas
maka penilaian kinerja guru berdasarkan Standar Kompetensi Guru.
Menurut Suparlan (2009:37) standar kompetensi guru dapat diartikan
sebagai ”suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan”. Lebih lanjut
dinyatakan bahwa Standar Kompetensi Guru adalah suatu ukuran yang
ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan
perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki
jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi dan jenjang
pendidikan. Berdasarkan pengertian tersebut, standar kompetensi guru
20
dibagi dalam tiga komponen yang saling mengait, yakni: 1.) pengelolaan
pembelajaran, 2.) pengembangan profesi, dan 3.) penguasaan akademik.
Menurut Undang-undang Guru dan Dosen No 14/ 2005 tentang
kompetensi guru yaitu 1) kompetensi pedagogik, 2) kompetensi
kepribadian, 3) kompetensi sosial, 4) kompetensi profesional sebagai
berikut:
1. Kompetensi Pedagogik
Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu agar
siswa melakukan kegiatan belajar. Kegiatan belajar terjadi pada diri
siswa sebagai akibat dari kegiatan membelajarkan. Pedagogik berasal
dari bahasa yunani yakni paedos yang artinya anak laki-laki, dan
agogos yang artinya mengatar, membimbing. Menurut Hoogeveld
(dalam Ali Indrus, 2009:31) pedagogik ialah ilmu yang mempelajari
masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya kelak
ia mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya. Dengan
pengertian itu maka pedagogik adalah sebuah pendekatan pendidikan
berdasarkan tinjauan psikologis anak. Berdasarkan pengertian seperti
tersebut di atas maka yang dimaksud dengan pedagogik adalah ilmu
tentang pendidikan anak yang ruang lingkupnya terbatas pada interaksi
edukatif antara pendidik dengan siswa.
2. Kompetensi Kepribadian
Kepribadian sebenarnya adalah satu masalah yang abstrak,
hanya dapat dilihat dari penampilan, tindakan, ucapan, cara
21
berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan. Kepribadian
adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan
fisik. Oleh karena itu masalah kepribadian adalah satu hal yang sangat
menentukan tinggi rendahnya kewibawaan seorang guru dalam
pandangan siswa atau masyarakat. Dengan kata lain, baik atau
tidaknya citra seorang guru ditentukan oleh kepribadian. Kepribadian
dapat menentukan apakah guru menjadi pendidik dan pembina yang
baik ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari dean
siswa terutama bagi siswa yang masih kecil dan mereka yang
mengalami kegoncangan jiwa.
Kepribadian adalah unsur yang menentukan interaksi guru
dengan siswa sebagai teladan, guru harus memiliki kepribadian yang
dapat dijadikan profil dan idola, seluruh kehidupan adalah figur yang
paripurna. Guru adalah spiritual father atau bapak rohani bagi seorang
siswa, karena ia yang memberikan santapan rohani dan pendidikan
akhlak, memberikan jalan kebenaran. Maka menghormati guru berarti
menghormati siswa, menghargai guru berarti penghargaan terhadap
anak-anak bangsa (Ali Idrus:2009:35)
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun
2005, pada pasal 28, ayat 3, ialah kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
22
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali, peserta didik dan masyarakat sekitanya
4. Kompetensi Profesional
Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang
dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran.
Kompetensi profesional merupakan salah satu kemampuan dasar yang
harus dimiliki seseorang guru. Dalam peraturan pemerintah Nomor 19
Tahun 2005, pada pasal 28, ayat 3 yang dimaksud dengan kompetensi
profesional ialah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik
memnuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar Nasional
Pendidikan. Oleh karena itu, guru dituntut memiliki kualifikasi
kemampuan yang lebih memadai.
Penilaian kinerja menurut Simamora (1997: 415) adalah alat yang
berfaedah tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari para karyawan,
tetapi juga untuk mengembangkan dan memotivasi kalangan karyawan.
Sejalan dengan pendapat Hasibuan (2000: 87) penilaian prestasi adalah
kegiatan manajer untuk mengevaluasi prestasi kerja karyawan serta
menetapkan kebijaksanaan selanjutnya.
Keempat kompetensi tersebut di atas dapat dijabarkan menjadi 5
(lima) kompetensi dasar, yaitu Penyusunan rencana pembelajaran,
Pelaksanaan interaksi belajar- mengajar, Penilaian prestasi belajar
peserta didik, Pelaksanaan tindak lanjut, Pelaksanaan remedial dan
23
pelaksanaan Pengayaaan. Kelima kompetensi dasar tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1. Penyusunan rencana pembelajaran
Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:
”Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”. Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD.
Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Langkah-langkah minimal dari Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dimulai dari mencantumkan Identitas
RPP, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Langkah-langkah
Kegiatan Pembelajaran, Sumber Belajar dan Penilaian. Setiap
komponen mempunyai arah pengembangan msing-masing, namun
semua merupakan suatu kesatuan.
24
2. Pelaksanaan interaksi belajar- mengajar
Kegiatan belajar mengajar (KBM) dirancang mengikuti prinsip-
prinsip belajar-mengajar. Belajar mengajar merupakan kegiatan aktif
siswa dalam membangun makna atau pemahaman. Dengan demikian,
guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan
otoritas atau haknya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab
belajar berada pada diri siswa, tetapi guru bertangung jawab untuk
menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung
jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat.
3. Penilaian prestasi belajar peserta didik
Terdapat banyak cara untuk melakukan penilaian terhadap
prestasi peserta didik. Beberapa diantaranya ialah dengan memberikan
kuisioner atau berupa tugas berstruktur pada siswa. Pemilihan cara
penilaian ini bergantung pada situasi dan kondisi yang sesuai menurut
guru.
4. Pelaksanaan Remedial
Kegiatan remedial adalah kegiatan yang ditujukan untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi
pelajaran. Sesuai dengan pengertiannya, tujuan kegiatan remedial
adalah membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dalam kurikulum yang berlaku.
25
5. Pelaksanaan Pengayaan
Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada
siswa kelompok cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya
secara optimal dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya.
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memperdalam pemahaman dan penguasaan konsep materi
pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang
dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan peserta didik
yang optimal.
Berdasarkan uraian beserta pendapat ahli di atas, dapat diketahui
bahwa kinerja guru adalah persiapan, pelaksanaan, dan pencapaian
guru dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar dikelas. Indikator
kinerja dalam penelitian ini adalah: 1) penyusunan rencana
pembelajaran, 2) pelaksanaan interaksi pembelajaran, 3) penilaian
prestasi belajar peserta didik, 4) pelaksanaan remedial, 5) pelaksanaan
pengayaan
2. Supervisi Akademis Oleh Pengawas
a. Pengertian Supervisi
Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan
untuk membantu para guru dalam melakukan pekerjaan secara efektif
(Purwanto,2003:32) Menurut Jones dalam Mulyasa (2003:155),
supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses
administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk
26
mengembangkan efektivitas kinerja personalia sekolah yang
berhubungan tugas-tugas utama pendidikan.
Menurut Carter (dalam Sahertian 2000:17), supervisi adalah usaha
dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-
petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk
menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan
guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran
dan metode serta evaluasi pengajaran (Sahertian, 2000:17)
Yahya (2010) menyimpulkan bahwa supervisi pengajaran adalah
suatu fungsi yang menitikberatkan pada perubahan yang berarti. Hal ini
merupakan ketetapan yang memungkinkan pelaksanaan supervisi
instruksional sebagai prilaku yang berbeda. Supervisi dilakukan dengan
memberikan stimulasi, koordinasi dan bimbingan secara
berkesinambungan untuk meningkatkan pertumbuhan jabatan guru
secara individual maupun kelompok sehingga ada perubahan secara
berarti dari kondisi tertentu kepada kondisi yang lebih baik (to help to
chage). Pandangan ini memberikan gambaran bahwa supervisi adalah
sebagai bantuan dan bimbingan atau tuntutan ke arah situasi pendidikan
yang lebih baik kepada guru-guru dalam melaksanakan tugas
profesionalnya di bidang instruksional sebagai bagian dari peningkatan
mutu pembelajaran. Menurut Alfonso (1981:1) menyatakan bahwa:
Moreover, the current specialized form of instructional supervision is more a function of its evolution than its nature or intention. Once these assertions are accepted as tenable, it is possible to examine instructional supervision as a distint behavior system.
27
Bentuk khusus dari supervisi pengajaran (supervise akademik)
lebih mutlak berdasarkan pada fungsi evolusinya sendiri yang secara
alami atau penuh pengertian dan pemahaman dalam memberikan
supervise akademik kepada guru-guru di sekolah
Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi/syarat-syarat yang
essensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
Dari definisi tersebut maka tugas pengawas sebagai supervisor berarti
bahwa dia hendaknya pandai meneliti, mencari, dan menentukan syarat-
syarat mana sajakah yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya
sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu semaksimal mungkin
dapat tercapai.
b. Supervisi Akademik Oleh Pengawas
Glickman (dalam Depdipnas, 2008:15), mendefinisikan “supervisi
akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi
pencapaian tujuan pembelajaran”. Supervisi akademik merupakan
upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai
tujuan pembelajaran. Dengan demikian, berarti, esensi supervisi
akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam
mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru
mengembangkan kemampuan profesionalismenya.
Mukhtar dan Iskandar (2009:94) menyatakan bahwa supervisi
akademik adalah supervisi yang menitikberatkan pengamatan pada
28
masa akademik yang langsung berada pada lingkup kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika
sedang dalam proses belajar. Meskipun demikian, supervisi akademik
tidak bisa terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola
pembelajaran. Apabila di atas dikatakan, bahwa supervisi akademik
merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran, maka penilaian kinerja
guru dalam mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu
kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya
Penilaian Kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran
sebagai suatu proses pemberian estimasi kualitas unjuk kerja guru
dalam mengelola proses pembelajaran, merupakan bagian integral dari
serangkaian kegiatan supervisi akademik. Apabila dikatakan bahwa
supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya, maka dalam pelaksanaannya terlebih
dahulu perlu diadakan penilaian kemampuan guru, sehingga bisa
ditetapkan aspek yang perlu dikembangkan dan cara
mengembangkannya. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi
praktis penilaian unjuk kerja guru dalam supervisi akademik adalah
melihat realita kondisi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan,
misalnya: Apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas?, Apa yang
sebenarnya dilakukan oleh guru dan murid-murid di dalam kelas?,
Aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu
29
yang berarti bagi guru dan murid? Apa yang telah dilakukan oleh guru
untuk mencapai tujuan akademik? Apa kelebihan dan kekurangan guru
dalam melaksanakan proses belajar mengajar dan bagaimana cara
mengembangkannya?
Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan
diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola
kegiatan pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini,
bahwa setelah melakukan penilaian unjuk kerja guru tidak berarti
selesailah tugas atau kegiatan supervisi akademik, melainkan harus
dilanjutkan dengan perancangan dan pelaksanaan pengembangan
kemampuannya. Dengan demikian, melalui supervisi akademik guru
akan semakin mampu memfasilitasi belajar bagi murid-muridnya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa supervisi
akademik oleh pengawas merupakan upaya seorang pengawas dalam
pembinaan guru agar guru dapat meningkatkan kualitas mengajarnya
dengan melalui langkah-langkah perencanaan, keterampilan mengajar
yang nyata serta mengadakan perubahan dengan cara yang rasional
dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Tujuan Supervisi
Menurut Djajadisastra (1993:76) tujuan supervisi bagi guru adalah
sebagai berikut :
30
1) Memperbaiki tujuan dalam perencanaan mengajar guru
2) Membantu memperbaiki materi atau bahan ajar dan kegiatan
pembelajaran
3) Membantu menemukan metode serta cara mengorganisasikan
kegiatan pembelajaran
4) Membantu memperbaiki penggunaan media pembelajaran
5) Membantu memperbaiki pelaksanaan penilaian proses dan hasil
pembelajaran
6) Membantu membimbing siswa yang mengalami kesulitan
belajar
7) Membantu memperbaiki guru dalam melaksanakan tugas
Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa tujuan supervisi
secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional
guru dalam melaksanakan proses dan hasil pembelajaran melalui
pemberian bantuan terutama dalam bentuk corak layanan
profesional kepada guru. Supervisi juga memiliki peranan yang
strategis dalam membantu memperbaiki proses pembelajaran
dengan sasaran pembinaan pada guru sebagai kontribusi bagi
pencapaian tujuan pendidikan.
d. Karakteristik supervisi
Menurut Mulyasa (2004:112) Salah satu supervisi akademik
yang populer adalah supervisi klinis, yang memiliki karakteristik
sebagai berikut:
31
1) Supervisi diberikan berupa bantuan (bukan perintah), sehingga
inisiatif tetap berada di tangan tenaga kependidikan.
2) Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama
kepala sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan.
3) Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru
dan kepala Sekolah.
4) Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan
mendahulukan interpretasi guru.
5) Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka, dan
supervisor lebih banyak mendengarkan serta menjawab pertanyaan
guru daripada memberi saran dan pengarahan.
6) Supervisi klinis sedikitnya memiliki tiga tahap, yaitu pertemuan
awal, pengamatan, dan umpan balik.
7) Adanya penguatan dan umpan balik dari kepala sekolah sebagai
supervisor terhadap perubahan perilaku guru yang positif sebagai
hasil pembinaan.
8) Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan
suatu keadaan dan memecahkan suatu masalah.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa karakteristik
supervisi akademik oleh pengawas dengan tujuan untuk memberikan
arahan dan bimbingan kepada guru dalam melaksanakan tugas dan
memberikan supervisi yang terbuka secara tatap muka dan
mendengarkan serta menjawab pertanyaan guru, dan supervisi
32
dilakukan secara berkelanjutan sehingga kinerja guru dapat berjalan
dengan baik.
e. Faktor yang Mempengarui Keberhasilan Supervisi
Menurut Purwanto (2004:118) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi atau cepat-lambatnya hasil
supervisi antara lain:
1) Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada. Apakah sekolah
itu di kota besar, di kota kecil, atau pelosok. Dilingkungan
masyarakat orang-orang kaya atau dilingkungan orang-orang yang
pada umumnya kurang mampu. Dilingkungan masyarakat intelek,
pedagang, atau petani dan lain-lain.
2) Besar-kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala
sekolah. Apakah sekolah itu merupakan kompleks sekolah yang
besar, banyak jumlah guru dan muridnya, memiliki halaman dan
tanah yang luas, atau sebaliknya.
3) Tingkatan dan jenis sekolah. Apakah sekolah yang di pimpin itu
SD atau sekolah lanjutan, SLTP, SMU atau SMK dan sebagainya
semuanya memerlukan sikap dan sifat supervisi tertentu.
4) Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia. Apakah guru-guru
di sekolah itu pada umumnya sudah berwenang, bagaimana
kehidupan sosial-ekonomi, hasrat kemampuannya, dan sebagainya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa faktor yang
mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi akademik oleh pengawas,
33
yaitu lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada, besar kecilnya
yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah, tingkat dan jenis
sekolah, keadan guru dan pegawai yang tersedia dan kecakapan dan
keahlian pengawas akademik itu sendiri dalam memberikan supervisi.
f. Teknik-teknik supervisi
Menurut Purwanto (2004:120-122), secara garis besar cara atau
teknik supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tehnik
perseorangan dan teknik kelompok.
1) Teknik perseorangan
Teknik perseorangan ialah supervisi yang dilakukan secara
perseorangan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain :
(1) mengadakan kunjungan kelas (classroom visition) yang
dimaksud dengan kunjungan kelas ialah kunjungan sewaktu-waktu
yang dilakukan oleh seorang supervisor (kepala sekolah) untuk
melihat atau mengamati seorang guru yang sedang mengajar.
Tujuannya untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar, apakah
sudah memenuhi syarat-syarat didaktis atau metodik yang sesuai.
Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan
yang sekiranya masih perlu diperbaiki, (2) mengadakan kunjungan
observasi (observation visits) Guru-guru dari suatu sekolah sengaja
ditugaskan untuk melihat/mengamati seorang guru yang sedang
mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran
tertentu. Misalnya cara menggunakan alat atau media yang baru,
34
seperti audio-visual aids, cara mengajar dengan metode tertentu,
seperti misalnya sosiodrama, problem solving, diskusi panel, fish
bowl, metode penemuan (discovery), dan sebagainya, (3)
membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi
siswa dan atau mengatasi problema yang dialami siswaBanyak
masalah yang dialami guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan
belajar siswa.
Misalnya siswa yang lamban dalam belajar, tidak dapat
memusatkan perhatian, siswa yang nakal, siswa yang mengalami
perasaan rendah diri dan kurang dapat bergaul dengan teman-
temannya. Masalah-masalah yang sering timbul di dalam kelas
yang disebabkan oleh siswa itu sendiri lebih baik dipecahkan atau
diatasi oleh guru kelas itu sendiri daripada diserahkan kepada guru
bimbingan atau konselor yang mungkin akan memakan waktu yang
lebih lama untuk mengatasinya, (3) membimbing guru-guru dalam
hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah.
Antara lain : (1) Menyusun program catur wulan atau program
semester, (2) Menyusun atau membuat program satuan pelajaran,
(3) Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan pengelolaan kelas, (4)
Melaksanakan teknik-teknik evaluasi pengajaran, (5)
Menggunakan media dan sumber dalam proses belajar-mengajar,
(6) Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam bidang
ekstrakurikuler, study tour, dan sebagainya.
35
2) Teknik kelompok ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain :
a) Mengadakan pertemuan atau rapat (meetings) seorang kepala
sekolah yang baik umumnya menjalankan tugasnya
berdasarkan rencana yang telah disusunnya. Termasuk didalam
perencanaan itu antara lain mengadakan rapat-rapat secara
periodik dengan guru-guru. untuk mengadakan
pertemuan/diskusi gunamembicarakan hal-hal yang
berhubungan dengan usaha pengembangan dan peranan proses
belajar-mengajar.
b) Mengadakan penataran-penataran (inservice-training) teknik
supervisi kelompok yang dilakukan melalui penataran-
penataran sudah banyak dilakukan. Misalnya penataran untuk
guru-guru bidang studi tertentu, penataran tentang metodologi
pengajaran, dan penataran tentang administrasi pendidikan.
Mengingat bahwa penataran-penataran tersebut pada umumnya
diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala
sekolah terutama adalah mengelola dan membimbing
pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran, agar
dapat dipraktekkan oleh guru-guru.
Menurut Gwynn, dalam Bafadal (2004 :48-50), teknik
supervisi digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu teknik
perorangan dan teknik kelompok. Teknik supervisi individual
36
meliputi : 1) kunjungan kelas, 2) percakapan pribadi, 3) kunjungan
antarkelas, 4) penilaian sendiri. Sedang teknik supervisi kelompok
meliputi : 1) kepanitiaan, 2) kursus, 3) laboratorium kelompok, 4)
bacaan terpimpin, 5) demonstrasi pembelajaran, 6) perjalanan staf,
7) diskusi panel, 8) perpustakaan profesional, 9) organisasi
profesional, 10) bulletin supervisi, 11) sertifikasi guru, 12) tugas
belajar, 13) pertemuan guru.
Menurut Mukhtar dkk (2009: 459), supervisi akademik
mempunyai beberapa kompetensi diantaranya :
1. Memahami konsep, teori dasar, karakteristik dan
kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan mata
pelajaran di SD
2. Memahami konsep, prinsip, teori/ teknologi, karakteristik dan
kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/ bimbingan
tiap mata pelajaran di SD.
3. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap mata pelajaran
di SD berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan
kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP
4. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/
metode pembelajaran
5. Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran untuk tiap pengimbangan mata Pelajaran di SD
37
6. Membimbing guru melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk
mengimbangkan potensi siswa pada tiap mata pelajaran di SD
7. Membimbing guru dalam mengelola, merawat,
mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan
fasilitas pembelajaran mata pelajaran di SD
8. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi
untuk pembelajaran tiap mata pelajaran di SD.
Beberapa pendapat dan uraian tersebut di atas diketahui,
bahwa supervisi akademik oleh pengawas adalah proses
pembinaan oleh pengawas kepada guru dalam rangka memperbaiki
proses belajar mengajar. Adapun teknik yang biasa digunakan
adalah kunjungan kelas, pertemuan baik formal maupun informal
serta melibatkan guru lain yang dianggap berhasil dalam proses
belajar mengajar. Ada beberapa teknik yang biasa digunakan
pengawas dalam mensupervisi gurunya, namun dalam penelitian
ini hanya indikator: kunjungan kelas, semangat kerja guru,
pemahaman tentang kurikulum, pengembangan metode dan
evaluasi, rapat-rapat pembinaan, dan kegiatan rutin diluar mengajar
yang kami teliti sedangkan indikator lain tidak kami teliti karena
kurang mengungkap masalah yang kami teliti individu. Kebutuhan
ini berlangsung terus-menerus terutama sejalan dengan
meningkatnya jenjang karier seorang individu.
38
Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa supervisi
akademik oleh pengawas merupakan upaya seorang pengawas
dalam pembinaan agar guru dapat meningkatkan kualitas dalam
pembelalaran melalui langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan
interaksi PBM yang nyata serta mengadakan perubahan dengan
cara rasional dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.
Kegiatan supervisi ini dapat dilihat dari pelaksanakan awal
supervisi pada guru, pelaksanakan penilaian kinerja guru, dan
pelaksanaan bimbingan kepada guru.
3. Disiplin Kerja
a. Pengertian Disiplin Kerja
Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar.
Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau
pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna
dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai
kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan
pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan
mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib. Dalam kamus besar
bahasa Indonesia (1995:206) dinyatakan bahwa disiplin adalah
ketaatan, kepatuhan kepada peraturan atau tatatertib: sedangkan T.
Hani Handoko (1996:208) menerangkan bahwa disiplin adalah
39
kegiatan managemen untuk menjalankan standar-standar
organisasional.
Disiplin merupakan suatu sikap yang mencerminkan ketaatan
terhadap peraturan dan motivasi kerja menyatakan bahwa “disiplin
adalah sikap mental yang mengandung kerelaan hati untuk mematuhi
semua ketentuan dan semua yang berlaku dalam menunaikan tugas dan
tanggung jawab”. Sedangkan Admosudirjo (1992:83) menyatakan
bahwa “disiplin adalah bentuk ketaatan dan pengendalian diri yang
rasional dengan sadar dan tidak emosional, disiplin mempunyai tiga
aspek yaitu: (1) suatu sikap mental tertentu yang merupakan sikap taat
dan tertib, (2) suatu pengetahuan tingkat tinggi tentang sistem perilaku
dan (3) sikap dan kelakuan yang menunjukkan kesungguhan hati untuk
mentaati segala hal secara cermat dan tertib.
Menurut pendapat Bafadal (2003:15) disiplin kerja yang tinggi
akan meningkatkan produktifitas kerja seorang pegawai yang memiliki
disiplin kerja yang tinggi. Selanjutnya disiplin merupakan suatu sikap
yang terwujud dalam bentuk semangat seseorang dalam bekerja sesuai
dengan aturan yang berlaku. Disiplin kerja tidak hanya dipandang
secara individu melainkan secara keseluruhan sebagai satu kesatuan
kegiatan kerja. Nasution (1986:60) menyatakan bahwa disiplin adalah
mentaati tata cara yang telah dituliskan, dalam melaksanakan tugas
bertanggung jawab yang diserahkan pada setiap guru dan pegawai
sehingga dapat dijalankan dengan penuh kesesuaian. Menurut
40
Siswanto (1987:89) “disiplin kerja merupakan suatu sikap menghargai,
menghormati, patuh, dan taat terhadap peraturan yang berlaku serta
sanggup menjalankannya dengan tidak menolak untuk menerima
sanksi-sanksi terhadap tugas dan wewenang yang diberikan
kepadanya”
Selanjutnya Niti Sunito (1982:42) menyatakan bahwa disiplin
kerja dipengaruhi oleh (1) kesejahteraan (2) kenyamanan kerja (3)
ketegasan (4) tujuan dan kemampuan personil (5) keteladanan
kepemimpinan. Faktor keteladanan kepemimpinan berawal dari sikap
dan kemampuan atasan dalam melaksanakan kepentingannya,
kemudian kinerja pemimpin itu sendiri, baik dari disiiplin waktu dan
disiplin tata aturan kerja. Kemampuan atasan yang sesuai dengan
kebutuhan tugas dan anggota maka terukir keteladanan yang akan
dicontoh dan dihargai oleh bawahan sehingga suasana kerja berjalan
dengan semangat.
Disamping itu disiplin kerja pegawai juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor berikut: (1) kompensasi, (2) keteladanan pemimpin, (3)
aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan, (4) keberanian pimpinan
dalam mengambil tindakan dan keputusan, (5) pangawasan terhadap
atasan. Dari beberapa pendapat diatas diketahui bahwa faktor-faktor
yang penting yang mempengaruhi disiplin kerja antara lain: (1)
motivasi, (2) keteladanan atasan, (3) kompensasi, (4) pengawasan dan
(5) hubungan kemanusiaan.
41
Sedangkan guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik dan mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah. Sementara pegawai dunia pendidikan merupakan bagian
dari tenaga kependidikan, yaitu anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan
pendidikan. Dalam informasi tentang wawasan Wiyatamandala,
kedisiplinan guru diartikan sebagai sikap mental yang mengandung
kerelaan mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma yang
berlaku dalam menunaikan tugas dan taggung jawab.
Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa kedisiplinan guru
dan pegawai adalah sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua
aturan dan norma yang ada dalam menjalankan tugasnya sebagai
bentuk tanggung jawabnya terhadap pendidikan anak didiknya. Karena
bagaimana pun seorang guru atau tenaga kependidikan (pegawai),
merupakan cermin bagi anak didiknya dalam sikap atau teladan, dan
sikap disiplin guru dan tenaga kependidikan (pegawai) akan
memberikan warna terhadap hasil pendidikan yang jauh lebih baik.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan guru
Menurut Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyam (2004:211) dalam
Bukunya kemampuan Dasar Guru Dalam Proses belajar Mengajar,
mengemukakan bahwa ada beberapa indikator agar disiplin dapat
42
membina dan dilaksanakan dalam proses pendidikan sehingga waktu
pendidikan dapat ditingkatkan yaitu sebagai berikut :
1) Melaksanakan tata tertib dengan baik, baik bagi guru maupun baik
bagi siswa, karena tata tetib yang berlaku merupakan aturan dalam
ketentuan yang harus ditaati oleh siapa pun demi kelancaran proses
pendidikan itu, yaitu:
a) Patuh terhadap aturan sekolah atau lembaga pendidikan.
b) Mengindahkan petunjuk-petunjuk yang berlaku disekolah atau
lembaga pendidikan tertentu. Contohnya menggunakan
kurikulum yang berlaku atau membuat satuan pelajaran.
c) Tidak membangkang pada peraturan yang berlaku, baik bagi
para pendidik maupun bagi peserta didik. Contohnya membuat
PR bagi peserta didik.
d) Tidak suka membohong.
e) Bertingkah laku yang menyenangkan.
f) Rajin dalam belajar mengajar.
g) Tidak suka malas dalam belajar mengajar.
h) Tidak menyuruh orang untuk bekerja demi sendiri.
i) Tepat waktu dalam belajar mengajar.
j) Tidak pernah keluar saat belajar mengajar.
k) Tidak pernah membolos saat belajar mengajar.
43
2) Patuh terhadap kebijakan dan kebijaksanaan yang berlaku, meliputi :
a) Menerima menganalisa dan mengkaji berbagai pembaruan
pendidik.
b) Berusaha menyesuaikan dengan situai dan kondisi pendidikan yang
ada.
c) Tidak membuat keributan didalam kelas.
d) Mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
e) Membantu kelancaran proses belajar mengajar.
f) Menguasai diri dan intropeksi.
Dengan melaksanakan indikator –indikator yang dikemukakan di atas
sudah barang tentu disiplin dalam proses pendidikan dapat telaksana dan
kedisiplinan dalam proses belajar mengajar dapat terlaksana dan
kedisiplinan guru dapat ditigkatkan. Selain beberapa indikator supaya
disiplin dapat terlaksana, adapun hal yang perlu diperhatikan yakni
langkah-langkah untuk menanamkan kedisiplinan guru disekolah yang
meliputi :
1) Pembiasaan guru untuk melakukan hal-hal dengan tertib, keluar dan
teratur. Kebiasaan-kebiasaan ini akan berpengaruh besar terhadap
ketertiban dan keteraturan dalam hal-hal lain
2) Dengan contoh dan teladan. Dalam hal ini guru, kepala sekolah beserta
staf maupun orang tua sekalipun harus menjadi contoh dan teladan
bagi anak-anaknya. Jangan membiasakan sesuatu kepada anak tetapi
dirinya sendiri tidak melaksanakan hal tersebut. Hal tersebut akan
44
menimbulkan rasa tidak adil dihati anak, rasa tidak senang dan tidak
ikhlas melakukan sesuatu yang dibiasakan, akan berakibat bawha
pembiasaan itu sebagai pembiasaan yang dipaksakan dan sulit sekali
menjadi disiplin yang tumbuh secara alami dari dalam diri atau dari
dalam lubuk hati nurani sebagai pembiasaan lingkunganya
3) Dengan Penyadaran
Guru pegawai (staf) harus diberikan penjelasan-penjelasan tentang
pentingnya nilai dan fungsi dari peraturan-peraturan itu dan apabila
kesadaran itu lebih timbul berarti pada guru telah timbul disiplin
4) Dengan Pengawasan
Pengawasan bertujuan untuk menjaga atau mencegah agar tidak terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan. Pengawasan harus terus-menerus
dilakukan, terlebih lagi dalam situasi-situasi yang sangat
memungkinkan bagi guru dan para staf untuk berbuat sesuatu yang
melanggar tata tertib sekolah.
Menurut Aim Abdul Karim dalam Buku PPKN 2 untuk SMU kelas 2
menyebutkan bahwa ada beberapa indikator untuk menanamkan Disiplin
dalam kehidupan yaitu (1) Pembiasaan, (2) Pengawasaan, (3) Perintah, (4)
Larangan, (5) Ganjaran hukuman
Langkah-langkah tersebut umumnya dilakukan untuk mencegah
terjadinya pelanggaran, lalu apa yang harus ditempuh untuk menanamkan
kedisiplinan guru jika guru telah ”Telanjur” melakukan pelanggaran (Titik
Disiplin). Sehubungan dengan itu dikemukakan alat pendidikan represif.
45
Alat pendidikan represif diadakan bila terjadi sesuatu perbuatan yang
dianggap bertentangan dengan peraturan-peraturan.
Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa Disiplin kerja
adalah suasana kerja yang terjadi dalam suatu organisasi berdasarkan pada
sebuah aturan kerja. Disiplin kerja dapat dilihat dari indikator berikut: 1)
Melaksanakan tata tertib dengan baik, 2) patuh terhadap kebijakan dan
kebijaksanaan yang berlaku, 3) kesadaran, 4) pengendalian diri
4. Hubungan Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja dengan Kinerja Guru
Menurut Mukhtar dkk, (2009: 48) Supervisi yang dilakukan oleh
pengawas sekolah kepada kepala sekolah dan guru-guru untuk
meningkatkan kinerja. Kegiatan supervisi ini dilakukan oleh pengawas
sekolah yang bertugas di suatu sekolah. Hal yang diamati oleh pengawas
sekolah dalam melaksanakan kegiatan supervisi untuk memantau kinerja
kepala sekolah dan guru, diantara administrasi sekolah yaitu bidang
supervisi akademik meliputi :
a. Menyusun program tahunan dan semester
b. Mengatur jadwal pelajaran
c. Meningkatkan perbaikan mengajar
d. Mengatur disiplin dan tata tertib
46
B. Kerangka Pemikiran
1. Kontribusi Supervisi Akademik oleh Pengawas terhadap Kinerja
Guru
Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan
tujuannya yakni kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas
organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas
pembelajaran. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka kinerja guru perlu
ditingkatkan. Oleh karena itu diperlukan peran dari pengawasa akademik
untuk mendorong bawahannya/guru-gurunya supaya berkinerja lebih
tinggi lagi.
Salah satu tugas pengawas akademik adalah sebagai supervisor,
yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan.
Jika pengawas akademik sebagai supervisor dapat melakukan tugas, fungsi
dan tanggung jawabanya dengan baik melaksanakan supervisi pendidikan
secara efektif dan profesional maka logikanya pemberian supervisi oleh
akademik oleh pengawas akan meningkatkan kinerja guru.
Baharuddin (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
supervisi akademik berkontribusi sebesar 31,5 % terhadap kinerja guru
SMP N di Kecamatan Simpang Alahan Mati. Kemudian Silendri (2010)
menyatakan bahwa supervisi berkontribusi terhadap kinerja guru sebesar
12,2%. Penelitian ini menunjukkan bahwa supervisi akademik
berkontribusi signifikan terhadap kinerja guru.
47
Berdasarkan pejelasan di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi
akademik berkaitan erat dengan kinerja guru dan supervisi akademik
diyakini berkontribusi yang positif terhadap kinerja guru. Apabila
supervisi akademik oleh pengawas berjalan dengan baik dengan sendirinya
kinerja guru juga akan baik dan sebaliknya jika tanpa supervisi akademik
oleh pengawas tidak sesuai dengan kebutuhan guru akan mengakibatkan
kinerja guru jadi rendah. Dengan demikian, diyakini supervisi akademik
oleh pengawas dapat memberikan kontribusi terhadap kinerja guru SD
Negeri di Kecamatan Koto XI Tarusan.
2. Kontribusi Disipin Kerja Terhadap Kinerja Guru
Disiplin kerja guru merupakan implementasi pengamalan dari
aturan baku yang telah ditetapkan. Guru yang disiplin dalam mengajar
terlihat dalam ketekunannya ketika melaksanakan tugas, ulet, minatnya
yang tinggi dalam memecahkan masalah, penuh kreatif dan sebagainya.
Penegakkan disiplin kerja yang baik akan mengarahkan guru
melaksanakan tugasnya dengan baik dan lancar sehingga mampu
menciptakan kinerja yang baik.
Minaldin (2006) menyatakan bahwa disiplin kerja berkontribusi
sebesar 19,5 % terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Kecamatan Sungai
Limau dan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman. Kemudian
Zulkarnaini (2005) melalui penelitiannya menyatakan bahwa disiplin kerja
berkontribusi signifikan terhadap kinerja guru sebesar 9,8%. Penelitian
48
tersebut menunjukkan bahwa disiplin kerja berkontribusi terhadap kinerja
guru.
Berdasarkan data dan hasil penelitian dari peneliti lain di atas,
diyakini bahwa disiplin kerja guru memberikan kontribusi terhadap kinerja
guru SD Negeri di Kecamatan Koto XI Tarusan, yang artinya semakin
tinggi tingkat kedisiplinan kerja guru maka akan semakin baik pula
kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar demikian
pula sebaliknya.
3. Kontribusi supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja
terhadap kinerja guru
Kinerja guru akan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur yang
terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar,
menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam
mengajar dan tugas lainnya, kreatif dalam melaksanakan pengajaran, dapat
bekerjasama dengan semua warga sekolah
Yusmanda (2000) menyatakan bahwa disiplin Kerja dan supervisi
secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja guru sebesar 62,51%.
Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang sangat signifikan bahwa
penegakkan disiplin kerja dan pelaksanaan supervisi akan membantu
meningkatkan kinerja guru secara signifikan dan sebaliknya.
Berdasarkan uraian dan hasil penelitian di atas, diyakini bahwa
supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin guru secara bersama-sama
49
berkontribusi terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Koto XI
Tarusan.
Kerangka pemikiran diatas dapat digambarkan dalam bagan di bawah
ini:
Gambar 2 Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Supervisi akademik oleh pengawas berkontribusi terhadap kinerja guru
2. Disiplin kerja berkontribusi terhadap kinerja guru
3. Supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja secara bersama-
sama berkontribusi terhadap kinerja guru
Supervisi Akademik Oleh Pengawas
(X1)
Disiplin Kerja Guru (X2)
Kinerja Guru (Y)
50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini diadakan dengan menggunakan metode kuantitatif
Korelasional, Agus Irianto (2004:133) menyatakan bahwa metode penelitian
korelasional digunakan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel
dengan variabel yang lainnya. Sedangan untuk mengetahui besarnya
kontribusi variabel bebas dengan variabel terikat diperlukan perhitungan
dalam bentuk koefisien korelasi
Data penelitian dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Analisis
diskriptif dimaksudkan untuk mengambarkan kondisi variabel sebagaimana
adanya tanpa memberikan perlakuan dan meneraik generalisasi dari sampel
terhadap populasi. Inferensial digunakan untuk mengungkapkan kontribusi
variabel bebas (independen variabel) terhadap variabel terikat (independent
variabel)
B. Populasi dan sampel
1. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh guru Sekolah Dasar yang
yang PNS di Kecamatan Koto XI Tarusan yang berjumlah 330 orang.
Diperoleh keadaan populasi sebagai berikut:
50
51
Tabel 1 Data Guru Strata, Masa Kerja Sekolah Dasar Kecamatan Koto XI Tarusan`
Populasi Kecamatan Koto XI Tarusan
No Nama SD
Strata S1 Strata S0 Jumlah Guru
Masa Kerja Masa Kerja S1 S0 IML
< 15 ≥ 15 < 15 ≥ 15
1 SDN 01 Barung-Barung Belantai 2 - - 5 2 5 7
2 SDN 02 Gurun Panjang 1 2 2 3 3 5 8
3 SDN 03 Simpang 2 1 1 3 3 4 7
4 SDN 04 Nanggalo 2 2 2 3 4 5 9
5 SDN 05 Nanggalo 1 2 2 1 4 5
6 SDN 06 Kampung Pansur 2 4 2 2 6 8
7 SDN 07 Sungai Tawar 3 1 1 1 4 2 6
8 SDN 08 Mandeh 4 3 7 7
9 SDN 09 Koto Kulai 2 3 2 2 5 7
10 SDN 10 Sungai Lundang 2 4 2 2 6 8
11 SDN 11 Kampung Tarandam 3 3 2 3 5 8
12 SDN 12 Dusun 2 2 4 2 6 8
13 SDN 13 Sugai Pinang - 6 4 10 10
14 SDN 14 Siguntur Tua 1 3 2 1 5 6
15 SDN 15 Sungai Nyalo 5 3 8 8
16 SDN 16 Pulau Karam 2 3 2 2 5 7
17 SDN 17 Cumateh 2 4 3 2 7 9
18 SDN 18 Kampung Pansur 1 4 3 1 7 8
19 SDN 19 Sungai Talang 2 4 1 2 5 7
20 SDN 20 Koto Kulai 2 1 1 2 2 4
21 SDN 21 Kapuh 1 3 3 1 6 7
22 SDN 22 Duku 3 11 3 11 14
23 SDN 23 Sawah Liat 7 4 11 11
24 SDN 24 Barung-Barung Belantai 3 3 2 3 5 8
52
25 SDN 25 Cerocok Anau 4 5 9 9
26 SDN 26 Nanggalo 2 3 2 2 5 7
27 SDN 27 Koto Batuhampar 1 4 2 1 6 7
28 SDN 28 Simpang 4 2 6 6
29 SDN 29 Siguntur 3 2 1 3 3 6
30 SDN 30 Desa Baru 1 3 3 1 6 7
31 SDN 31 Kampung Tanjung 4 2 6 6
32 SDN 32 Taluak Raya 4 1 5 5
33 SDN 33 Gurun Panjang 1 5 3 1 8 9
34 SDN 34 Siguntur Tua 1 4 1 1 5 6
35 SDN 35 Kampung Sawah 3 1 3 2 4 5 9
36 SDN 36 Dusun 1 1 2 4 2 6 8
37 SDN 37 Koto Pulai 2 3 5 5
38 SDN 38 Cumateh 2 2 4 4
39 SDN 39 Kampun Pansur 1 1 4 2 2 6 8
40 SDN 40 Koto Panjang 2 2 1 1 4 2 6
41 SDN 41 Kapuh 2 2 1 1 4 2 6
42 SDN 42 Talawi 1 1 1 2 2 2 4
43 SDN 43 Siguntur Muda 3 3 1 6 1 7
44 SDN 44 Taratak 4 3 7 7
45 SDN 45 Muaro 2 3 4 2 5 6 11
Jumlah 62 21 143 105 83 247 330
Populasi diambil PNS :
P1 = (Strata S1) = (62 + 21) = 83
25,0251,033083P1 ===
P = (S0) = 75,0330247
=
53
1. Jenjang pendidikan
25,033083
populasiJumlah S1Jumlah P1 ===
748,0330247
(N) populasiJumlah S0Jumlah Q1 ===
t = 1,96
d = 10 % = 0,1
P = 0,251
Q = 0,748
N = 330
Maka,
01,020952.72,0
01,0748,0.251,0.84,3
)1,0(748,0.251,0.)96,1(
d)(..tN0 2
2
2
2
1 ====QP
2,7201,0
20,72,0N01 ==
N1NO
1
NON
1
11 −
+=
38,592157,1
2,722157,012,72
3302,711
2,72
33012,721
2,72N1 ==+
=+
=−
+=
54
2. Masa Dinas
621,0330205
(N) populasiJumlah 15S1S0Jumlah P2 ==
<=
381,0330126
(N) populasiJumlah 15S1S0Jumlah Q2 =
≥=
t = 1,96
d = 10 % = 0,1
P = 0,621
Q = 0,381
N = 330
Maka,
01,0908,0
01,0381,0.621,0.84,3
)1,0(381,0.621,0.)96,1(
d)(..t
N0 2
2
222
2
2 ====QP = 90,8
275,18,90
275,018,90
3308,901
8,90
33018,901
8,90
N1NO
1
NON
2
22 =
+=
+=
−+
=−
+=
2,71N 2 =
N1 = 59,38
N2 = 71,2 yang diambil
Maka,
% 21,5%330712 % 100 x
33071,2 % 100 x
NN2 ===
55
Tabel 2: Penyebaran Sampel Penelitian Pada SD Kecamatan Koto XI Tarusan
SD
Sampel Strata Sampel Strata S0 21,5 %
Pembulatan S1
Pembulatan SO Jumlah
Sampel S1 21,5%
Masa Kerja Masa Kerja Masa Kerja Masa Kerja < 15 ≥ 51 < 15 ≥ 51 < 15 ≥ 51 < 15 ≥ 51
1 0,43 1,075 1 1 2 2 0,215 0,43 0,43 0,645 1 1 1 1 4 3 0,43 0,215 0,215 0,645 1 1 1 1 4 4 0,43 0,43 0,43 0,645 1 1 1 1 4 5 0 0,215 0,43 0,43 1 1 1 3 6 0,43 0 0,86 0,43 1 1 1 3 7 0,645 0,215 0,215 0,215 1 1 1 1 4 8 0 0 0,86 0,645 1 1 2 9 0,43 0 0,645 0,43 1 1 1 3 10 0,43 0 0,86 0,43 1 1 1 3 11 0,645 0 0,645 0,43 1 1 1 3 12 0,43 0 0,43 0,86 1 1 1 3 13 0 1,29 0,86 1 1 2 14 0,215 0 0,645 0,43 1 1 1 3 15 0 0 1,075 0,645 1 1 2 16 0,43 0 0,645 0,43 1 1 1 3 17 0,43 0 0,86 0,645 1 1 1 3 18 0,215 0 0,86 0,645 1 1 1 3 19 0,43 0 0,86 0,215 1 1 1 3 20 0,43 0 0,215 0,215 1 1 1 3 21 0,215 0 0,645 0,645 1 1 1 3 22 0,645 0 2,365 0 1 3 4 23 0 0 1,505 0,86 2 1 3 24 0,645 0 0,645 0,43 1 1 1 3 25 0 0 0,86 1,075 1 1 2 26 0,43 0 0,645 0,43 1 1 1 3 27 0,215 0 0,86 0,43 1 1 1 3 28 0 0 0,86 0,43 1 1 2 29 0,645 0 0,43 0,215 1 1 1 3 30 0,215 0 0,645 0,645 1 1 1 3 31 0 0 0,86 0,43 1 1 2
56
32 0 0 0,86 0,215 1 1 2 33 0,215 0 1,075 0,645 1 1 1 3 34 0,215 0 0,86 0,215 1 1 1 3 35 0,645 0,215 0,645 0,43 1 1 1 1 4 36 0,215 0,215 0,43 0,86 1 1 1 1 4 37 0 0 0,43 0,645 1 1 2 38 0 0 0,43 0,43 1 1 2 39 0,215 0,215 0,86 0,43 1 1 1 1 4 40 0,43 0,43 0,215 0,215 1 1 1 1 4 41 0,43 0,43 0,215 0,215 1 1 1 1 4 42 0,215 0,215 0,215 0,43 1 1 1 1 4 43 0,645 0,645 0 0,215 1 1 1 3 44 0 0 0,86 0,645 1 1 2 45 0,43 0,645 0,86 0,43 1 1 1 1 4
Jumlah 33 13 46 44 136
C. Defenisi Operasional
Variabel bebas (independen variable) penelitian ini adalah supervisi akademik
oleh pengawas dan disiplin kerja guru, sedangkan variabel terikat kinerja guru
masing – masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kinerja Guru
Kinerja guru adalah persiapan, pelaksanaan, dan pencapaian guru dalam
melaksanakan interaksi belajar mengajar dikelas. Indikator kinerja dalam
penelitian ini adalah: 1) penyusunan rencana pembelajaran, 2) pelaksanaan
proses pembelajaran, 3) penilaian prestasi belajar peserta didik, 4)
penilaian prestasi peserta belajar peserta, 5) pelaksanaan remedial, 6)
pelaksanaan pengayaan.
57
2. Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Pengawas
Supervisi akademik oleh pengawas merupakan upaya seorang pengawas
dalam pembinaan guru agar guru dapat meningkatkan kualitas
mengajarnya dengan melalui langkah-langkah perencanaan, penampilan
mengajar yang nyata serta mengadakan perubahan dengan cara yang
rasional dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa. Indikator dalam
penelitian ini adalah 1) Melaksanakan Pembinaan pada Guru, 2)
Melaksanakan Penilaian Kinerja Guru,3) Pelaksanaan Bimbingan Kepada
Guru.
3. Disiplin Kerja Guru
Disiplin kerja adalah suasana kerja yang terjadi dalam suatu organisasi
berdasarkan pada sebuah aturan kerja. Disiplin kerja dapat dilihat dari
indikator berikut: 1) Melaksanakan tata tertib dengan baik, 2) patuh
terhadap kebijakan yang berlaku, 3) kesadaran, 4) pengendalian diri
D. Instrumen Penelitian
1. Jenis Instrumen
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
komunikasi tidak langsung. Dalam hal ini alat yang digunakan adalah
kuisioner (angket) yang dibagikan pada responden. Kemudian diisi
langsung oleh responden yang bersangkutan, tiap pilihan yang telah
disediakan untuk setiap pernyataan.
58
2. Skala Pengukuran Data
Instrumen adalah suatu alat untuk mengumpulkan data. Adapun
bentuk instrumen pengumpulan data primer adalah dengan menggunakan
kuisioner. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini disusun dengan
menggunakan skala tingkat (Likert). Metode skala Likert yaitu metode
perskala. Pertanyaan sikap yang menggunakan distribusi respon sebagai
dasar penentuan nilai skalanya. Teknik pengukuran yang diterapkan
adalah berdasarkan rangkaian atau peringkat atau atribut yang dinyatakan,
dimana responden hanya memilih satu dari lima alternative yang
disediakan.
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian ini
adalah berupa kuesioner dengan menyediakan alternatif jawaban dan skor
sebagai berikut : Untuk mengetahui Supervisi akademik oleh pengawas
dan disiplin kerja guru, dan kinerja guru dapat diukur dengan
menggunakan skala likert dengan kategori pengukuran yaitu :
1) Selalu (SL); dengan kategori nilai : 5
2) Sering (SR); dengan kategori nilai : 4
3) Kadang-Kadang (KK); dengan kategori nilai : 3
4) Jarang (JR); dengan kategori nilai : 2
5) Tidak Pernah (TP); dengan kategori nilai : 1 (Yusuf, 2007 :303)
59
3. Penyusunan Instrumen
Penyusunan Instrumen dalam penelitian ini berdasarkan pada
indikator variabel. Penentuan indikator-indikator berdasarkan pada teori
yang telah diuraikan sebelumnya. Tahap penyusunan instrumen dilakukan
dengan langkah sebagai berikut:
a Pembuatan kisi-kisi berdasarkan indikator variabel
b Penyusunan butir-butir pertanyaan yang sesuai dengan kisi-kisi yang
telah dibuat
c Pembuatan butir-butir item dalam bentuk pernyataan berdasarkan
indikator variabel
Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No
Variabel
Penelitian
Indikator
No. Item
1 Y Kinerja Guru
1. Penyusunan rencana pembelajaran 2. Pelaksanaan proses pembelajaran 3. Penilaian prestasi belajar peserta didik 4. Pelaksanaan Remedial 5. Pelaksanaan Pengayaan
12 10 6 8 4
2 X1 Supervisi
Akademik oleh pengawas
1. Melaksanakan Pembinaan pada guru 2. Melaksanakan Penilaian Kinerja guru 3. Melaksanakan pembimbingan dan
pelatihan profesionalitas tenaga kependidikan lainnya.
11 6
19
3 X2 Disiplin Kerja
1. Melaksanakan tata tertib dengan baik 2. Patuh terhadap kebijakan yang berlaku 3. Kesadaran dari dalam diri 4. Pengendalian Diri tehadap peraturan
10 10 10 10
60
E. Uji Coba Instrumen
Instrumen yang telah disusun sebelum digunakan terlebih dahulu
diujicobakan untuk mengetahui keandalan dan kesahihannya. Uji coba
instrumen dilaksanakan pada tanggal 24-25 Mei 2011 terhadap 30 orang guru
dari populasi yang sama, diluar sampel penelitian ini yang dipilih secara acak
dengan mempertimbangkan proporsi masing-masing strata yang terdapat
dalam populasi. Ujicoba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
validitas dan reallibilitas instrumen yang akan digunakan dalam penelitian
sesungguhnya.
Untuk mengetahui validitas butir dilakukan analisis butir dengan
menggunakan rumus korelasi Product Moment. Kriteria yang digunakan untuk
menguji validitas instrumen adalah bila koefisien korelasi (rxy) dengan nilai
probabilitas kekeliruan (p) lebih kecil dari taraf signifikansi alpha 0,05, maka
butir pernyataan itu dinyatakan valid dan sahih. Sedangkan untuk mengetahui
reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach. Kriteria yang
digunakan untuk menguji realiabilitas (rtt) adalah apabila rtt lebih besar dari r
tabel dalam taraf signifikan alpha 0,05, maka instrumen penelitian dinyatakan
reliabel atau handal.
Data hasil ujicoba dianalisis dengan menggunakan alat bantu
komputer SPSS versi 17 yang menyajikan analisis kesahihan butir dan uji
keandalan instrumen. Hasil analisis kesahihan butir dimuat pada lampiran 2, 3
dan 4 rangkumanya disajikan dalam Tabel 4
61
Tabel 4 Kisi-Kisi Instrumen Setelah Uji Coba
No Variabel Indikator Butir Ujicoba
Butir Gugur
Butir Sahih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Kinerja Guru
(Y) 1. Penyusunan rencana
pembelajaran 2. Pelaksanaan Kegiatan
Pembelajaran 3. Penilaian prestasi belajar
peserta didik 4. Pelaksanaan Remedial 5. Pelaksanaan Pengayaan
12
10 6 8 4
1 1 - 1 -
11 9 6 7
JUMLAH 40 3 37 2 Supervisi
akademik oleh pengawas (X1)
1. Melaksanakan Pembinaan pada guru
2. Melaksanakan Penilaian Kinerja guru
3. Pelaksanaan Bimbingan pada guru
11
6
19
-
1
-
1
11
5
7
18
JUMLAH 36 2 34
3 Disiplin Kerja (X2)
1. Melaksanakan tata tertib degan baik
2. Patuh terhadap kebijakan yang berlaku
3. Kesadaran dari dalam diri 4. Pengendalian Diri tehadap
peraturan
10
10
10 10
- - 2 1
10
10
8 9
JUMLAH 40 3 37 Jumlah Butir Angket Secara Keseluruhan 116 8 108
Tabel di atas memperlihatkan bahwa banyak butir angket kinerja
guru dirancang 40 butir gugur 3 butir dan yang valid adalah 37 butir,
angket supervisi akademik oleh pengawas dirancang 36 butir dan gugur 2
sehingga valid 34, disiplin kerja dirancang 40 butir, gugur 3 butir dan valid
62
37 butir. Jumlah butir angket yang sahih atau handal ketiga variabel 108
butir.
Selanjutnya, hasil analisis keterandalan instrumen (realibilitas)
dirangkum pada Tabel 5
Tabel 5. Rangkuman Hasil Analisis Keandalan Instrumen
Variabel Nama variabel Banyak
Butir
Koefisien
Keterandalan
r tabel Keterangan
Y Kinerja Guru 37 0,954 0,361 Handal
X1 Supervisi akademik oleh pengawas
34 0,953 0,361 Handal
X2 Disiplin Kerja 37 0,953 0,361 Handal
Hasil analisis pada Tabel 6 di atas menginformasikan bahwa koefisien
keterandalan (rtt) ketiga variabel yaitu kinerja guru (Y), dengan tingkat
keterhandalan 0,954, supervisi akademik oleh pengawas (X1) tingkat
keterhandalan 0,953 dan disiplin kerja (X2) tingkat keterhandalan 0,953,
berarti ketiga indikator ini lebih besar r tabel jadi dapat dinyatakan bahwa
instrumen yang digunakan adalah handal.
F. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan tanggal 18-19 Juni 2011 dengan cara
menyebarkan langsung angket kepada responden yang menjadi sampel
penelitian di sekolah masing-masing. Penyebaran dan pengumpulan angket
dibantu oleh guru yang ada dilokasi penelitian. Semua guru-guru sebagai
responden diundang untuk hadir pada suatu ruangan Aula, diberi penjelasan
63
secukupnya, kemudian instrumen diisi oleh responden dan bila selesai,
instrument dikumpulkan kembali oleh peneliti.
G. Teknik Analisis Data
1. Deskripsi Data
Data ketiga variable , disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.
Berdasarkan data frekuensi tersebut didapatkan skor mean, (nilai rata)
modus (nilai yang sering muncul), median ( nilai tengah), dan standar
deviasi. Untuk mengetahui tingkat pencapaian responden pada setiap
variable digunakan rumus:
DP = %1001
xinggixskalatertnx
XΣ
Σ
Keterangan:
DP = Derajat/ tingkat pencapaian
xΣ = Skor rata-rata
iNxΣ = Jumlah item instrument
Skala tertinggi = 5
Untuk menentukan kategori tingkat pencapaian responden
digunakan klasifikasi yang dikemungkakan Sudjana (1982:206), seperti
beriku ini:
64
Persentase Interpretasi
90%-100% Sangat Baik/ Sangat tinggi
80%-89% Baik / Tinggi
65%-79% Cukup/ Sedang
55%-64% Kurang Baik/Kurang
0%-54% Tidak Baik/ Rendah
2. Uji Persyaratan
Sebelum analisis data dilakukan, terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan terhadap persyaratan analisis, Sudjana (1982) mengemuka-
kan persyaratan tersebut sebagai berikut:
a) Pemeriksaan Normalitas data
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normalitas sebaran ketiga
variable penelitian. Untuk itu uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan uji kolmogorov-smirnov test (pengujian K-S)
b) Pemeriksaan Homogenitas populasi
Pemeriksaan homogenitas populasi dilakukan dengan menggunakan
tekinik levene statistic Test ( uji L-S), untuk melihat apakah data yang
diperoleh berasal dari varinsi kelompok yang homogeny atau tidak
c) Pemeriksaan Linearitas garis regresi
Pemeriksaan linearitas garis regresi dilakukan dengan teknik regresi
sederhana. Pemerikasaan ini bertujuan untuk menentukan kelinearan
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
65
d) Pemeriksaan independensi variabel bebas
Pemeriksaan independent antar variabel bebas dilakukan dengan
menggunakan rumus korelasi Product moment. Pemeriksaan ini
bertujuan apakah data kedua variabel bebas tidak mempunyai
hubungan yang berarti.
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi
sederhana dan regrasi berganda dibantu dengan program SPSS versi 17.00
a. Hipotesis pertama dan kedua di uji dengan menggunakan teknik
korelasi dan regresi sederhana. Besarnya koefisien korelasi r dihitung
dengan menggunakan rumus product moment regresi sederhana untuk
supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja terhadap kinerja
guru yang dihitung dengan model persamaan Y = a + bx
b. Hipotesis ketiga diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi
berganda. Koefisien korelasi berganda (R) digunakan untuk
mengetahui hubungan dan kontribusi dari kedua variabel secara
bersama-sama terhadap pelaksanaan kinerja guru. Analisis regresi
ganda digunakan untuk memprediksi bagaimana pengaruh variabel
terikat bila variabel bebas sebagai faktor prediktor. Persamaan regresi
ganda untuk dua prediktor adalah Y= a+ b1X1 + b2 X2
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Data penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu data variabel kinerja
guru, supervisi akademik oleh pengawas, variabel disiplin kerja. Data tersebut
dideskripsikan sebagai berikut:
1. Kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Koto IX Tarusan
Angket variabel kinerja guru terdiri dari 37 butir. Maka skor
minimum 37 dan skor maksimum 185. Dari jawaban responden, diperoleh
skor terendah 85 dan skor tertinggi 161. Hasil pengolahan data diperoleh
skor rata-rata (mean) sebesar 125,9, modus (mode) sebesar 100,0, median
sebesar 125,0 dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 15,67.
harga skor rata-rata, modus dan median tidak jauh berbeda dan tidak
melebih satu simpangan baku, ini berarti bahwa distribusi kinerja guru
cenderung normal. Gambaran distribusi frekuensi skor kinerja guru, dapat
dilihat padang Tabel 6 dan grafik histogramnya 2
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru (Y)
Kelas Interval Fo % fo Fk %fk 151-161 7 5,15 7 5,15 140-150 25 18,38 32 23,53 129-139 26 19,12 58 42,65 118-128 39 28,68 97 71,32 107-117 20 14,71 117 86,03 96-106 16 11,76 133 97,79 85-95 3 2,21 136 100,00
Jumlah 136 100,00
66
67
Gambar 2 Histogram Kinerja Guru
Pada Tabel 6 Kelihatan bahwa 28,68% dari skor kinerja guru berada
pada kelas interval skor rata-rata 42,65% skor kinerja guru di atas kelas
interval skor rata-rata dan 28,68% berada di bawah kelas interval skor
rata-rata. Ini berarti bahwa sebagian besar skor kinerja guru berada di atas
kelas interval skor rata-rata.
Selanjutnya hasil analisis tingkat capaian responden setiap indikator
kinerja guru disajikan pada Tabel 7
Tabel 7. Tingkat Pencapaian Responden setiap Indikator Kinerja Guru
Indikator Skor Ideal
Rata-rata
% Tingkat Pencapaian
Kategori
Penyusunan Rencana Pembelajaran 55 34,57 68,2% Cukup Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran 45 34,0 69,2% Cukup Penilaian Prestasi Belajar Peserta didik
30 29,2 66,3% Cukup
Pelaksanaan Remedial 35 32,2 68,8% Cukup Pelaksanaan Pengayaan 20 13,1 65,5% Cukup Keseluruhan Skor Pelaksanaan Tugas guru
185 125,9 68,0% Cukup
3
16
39
26 25
7
20
05
1015202530354045
1 90 101 112 123 134 145 156 Skor Tengah Kelas Interval
68
Secara umum tingkat capaian skor kinerja guru SD Negeri Kecamatan
Koto XI Tarusan Kecamatan Pesisir Selatan (68,0%) dari skor ideal. Pada
Tabel 7 kelihatan bahwa tingkat pencapaian indikator yang tinggi (69,2%)
cukup pada indikator pelaksanaan kegiatan pembelajaran, indikator kedua
tingkat capaian (68,8%) cukup pada indikator pelaksanaan remedial,
indikator ketiga dengan tingkat capaian (68,2%) cukup pada indikator
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, selanjutnya tingkat
capaian (66,3%) cukup pada indikator penilaian prestasi belajar peserta
didik selanjutnya tingkat capaian (65,5%) cukup pada indikator
pelaksanaan pengayaan termasuk kategori terendah.
2. Supervisi Akademik Oleh Pengawas SD Negeri di Kecamatan Koto XI Tarusan
Angket variabel kinerja guru terdiri dari 34 butir. Maka skor
minimum 34 dan skor maksimum 170. Dari jawaban responden, diperoleh
skor terendah 80 dan skor tertinggi 152. Hasil pengolahan data diperoleh
skor rata-rata (mean) sebesar 118,0, modus (mode) sebesar 108,0, median
sebesar 119,0 dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 17,07.
harga skor rata-rata, modus dan median tidak jauh berbeda dan tidak
melebih satu simpangan baku, ini berarti bahwa distribusi kinerja guru
cenderung normal. Gambaran distribusi frekuensi skor kinerja guru, dapat
dilihat padang Tabel 8 dan grafik histogramnya pada Gambar 3
69
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Skor Supervisi Akademik Oleh Pengawas (X1)
Kelas Interval Fo % fo Fk %fk
146-156 6 4,41 6 4,41 135-145 22 16,18 28 20,59 124-134 26 19,12 54 39,71 113-123 27 19,85 81 59,56 102-112 30 22,06 111 81,62 91-101 15 11,03 126 92,65 80-90 10 7,35 136 100,00
Jumlah 136 100,00
Gambar 3. Supervisi Akademik Oleh Pengawas
Pada Tabel 8 Kelihatan bahwa 19,8% dari skor supervisi akademik
oleh pengawas berada pada kelas interval skor rata-rata 39,71% skor
supervisi akademik oleh pengawas kelas interval skor rata-rata 40,44%
berada di bawah kelas interval skor rata-rata. Ini berarti bahwa sebagian
besar skor supervisi akademik oleh pengawas di bawah kelas interval skor
rata-rata.
10
15
27 26
22
6
30
0
5
10
15
20
25
30
35
1 85 96 107 118 129 140 151 Skor Tengah Kelas Interval
70
Selanjutnya hasil analisis tingkat capaian responden setiap
indikator supervisi akademik oleh pengawas dapat disajikan pada Tabel 9
Tabel 9. Tingkat Pencapaian Respon setiap Indikator Supervisi Akademik Oleh Pengawas
Indikator Skor
Ideal
Rata-
rata
% Tingkat
Pencapaian
Kategori
Pelaksanaan Pembinaan Pada Guru 50 35,3 70,5 Cukup
Pelaksanaan Penilaian Kinerja 25 17,6 70,2 Cukup
Pelaksanaan Bimbingan pada Guru 90 60,0 67,0 Cukup
Jumlah Skor Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Pengawas
185 125,9 68,0 Cukup
Pada Tabel 9 kelihatan bahwa tingkat capaian skor supervisi akademik
oleh pengawas SD Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir
Selatan 68,0% dari skor ideal. Analisis tertinggi berada pada indikator
pelaksanaan pembinaan pada guru 70,5% dengan kategori cukup dan
indikator kedua adalah pelaksanaan penilaian kinerja dengan tingkat
pencapaiannya 70,2% dengan kategori cukup, indikator ketiga pelaksanaan
bimbingan pada guru dengan tingkat capaian 67,0% dengan kategori
cukup
Hal ini menunjukkan bahwa supervisi akademik oleh pengawas SD
Negeri Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan dalam pelaksanaan
pembinaan pada guru dengan kategori cukup, pelaksanaan penilaian
kinerja dengan kategori cukup, pelaksanaan bimbingan dengan kepada
guru dengan kategori cukup.
71
3. Disiplin Kerja Guru SD Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan Pesisir Selatan
Angket variabel disiplin kerja guru terdiri dari 37 butir. Maka skor
minimum 30 dan skor maksimum 185. Dari jawaban responden, diperoleh
skor terendah 70 dan skor tertinggi 175. Hasil pengolahan data diperoleh
skor rata-rata (mean) sebesar 120,2, modus (mode) sebesar 119 median
sebesar 120,0 dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 17,7. harga
skor rata-rata, modus dan median tidak jauh berbeda dan tidak melebih
satu simpangan baku, ini berarti bahwa distribusi motivasi kerja cenderung
normal. Gambaran distribusi frekuensi skor disiplin kerja guru, dapat
dilihat padang Tabel 10 dan grafik histogramnya 4
Tabel 10 Distribusi Frekuensi Skor Disiplin Kerja Guru (X2)
Kelas Interval Fo % fo fk %fk 160-174 2 1,47 2 1,47 145-159 9 6,62 11 8,09 130-144 25 18.38 36 26,47 115-129 60 44.12 96 70.59 100-114 22 16.18 118 86.76 85-99 12 8.82 130 95,59 70-84 4 2.94 134 98.53
Jumlah 136 100,00
Gambar 4 Histogram Disiplin Kerja Guru
412
60
25
92
22
0
10
20
30
40
50
60
70
1 77 92 107 122 137 152 167
72
Pada Tabel 10 kelihatan bahwa 44,12% dari skor disiplin kerja berada
di atas kelas interval skor rata-rata, 26,47% skor disiplin kerja di atas
klas interval skor rata-rata dan 27,94% berada di bawah kelas interval skor
rata-rata. Ini berarti bahwa sebagian besar skor disiplin kerja berada di
bawah kelas interval skor rata-rata.
Selanjutnya hasil analisis tingkat capaian responden setiap indikator
motivasi kerja guru disajikan pada Tabel 11
Tabel 11. Tingkat Pencapaian Respon setiap Indikator Disiplin Kerja
Indikator Skor Ideal
Rata-rata
% Tingkat Pencapaian
Kategori
Melaksanakan tata tertib dengan baik
50 34,5 69,1 Cukup
Patuh terhadap Kebijakan yang Berlaku
50 34,0 68,0 Cukup
Kesadaran dari dalam diri 40 29,2 73,1 Cukup
Mengendalikan diri terhadap peraturan
45 32,2 71,5 Cukup
Keseluruhan Skor Pelaksanaan Tugas Guru
185 119,7 64,7 Cukup
Secara umum tingkat capaian skor disiplin kerja guru SD Negeri
Koto IX Tarusan Kecamatan Pesisir Selatan 64,7% dari skor ideal. Pada
Tabel 12 kelihatan bahwa indikator kesadaran dari dalam diri tingkat
capaian tinggi (73,1%) dengan kategori cukup, indikator kedua
mengendalikan diri terhadap peraturan (71,5%) dengan kategori cukup,
indikator ketiga pelaksanaan tata tertib (69,1%) dengan kategori cukup,
indikator terendah patuh terhadap kebijakan yang berlaku (68%) dengan
73
kategori cukup. Ternyata dari keempat indikator disiplin kerja guru
ditemukan indikator sudah mencapai kategori cukup.
Hal ini menunjukkan bahwa disiplin kerja guru SD Negeri
Kecamatan Koto XI dilihat dari aspek ketekunan, semangat, kegairahan,
tanggung jawab berada pada kategori cukup.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan karena merupakan persyaratan
penting dalam analisis data berikutnya. Pengujian kenormalan data
dimaksudkan untuk menguji asumsi bahwa rata-rata sampel mendekati
kenormalan populasi, kegunaannya untuk mengetahui dan memberikan
keyakinan apakah data dapat diolah dengan teknik regresi analisis.
Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan tes
Kolmogrof Smirnov (Tes K-S), dengan menetapkan taraf signifikasn 5%
atau α = 0,05 (Sudjana, 1982:280). Data dapat dikatakan berdistribusi
normal jika taraf signifikan (Asymp.Sig) > 0,05 maka data berdistribusi
normal, hasil pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel 12 di bawah ini:
Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Variabal X1, X2 dan Y dengan tes Kolmogrov Smirnov
Variabel KS Asymp Sig Pengujian Keterangan
Supervisi Akademik
Oleh Pengawas (X1)
0,837 0,486 0,05 Normal
Disiplin Kerja (X2) 1,037 0,232 0,05 Normal
Kinerja Guru (Y) 0,630 0,822 0,05 Normal
74
Hasil perhitungan normalitas variabel supervisi akademik oleh
pengawas (X1) dan disiplin kerja (X2) terhadap kinerja guru (Y) dapat
disimpulkan:
a. Data supervisi akademik oleh pengawas (X1) memiliki nilai Asymp
Sig 0,486 karena signifikansi lebih dari 0,05 jadi data dinyatakan
berdistribusi normal
b. Data disiplin kerja (X2) memiliki nilai Asymp Sig 0,232 karena
signifikansi lebih dari 0,05 jadi data dinyatakan berdistribusi normal
c. Data pelaksanaan tugas guru (X1) memiliki nilai Asymp Sig 0,822
karena signifikansi lebih dari 0,05 jadi data dinyatakan berdistribusi
normal
2. Uji Homogenitas Data
Pengujian homogenitas data dilakukan untuk mengetahui apakah
sampel penelitian berasal dari popluasi yang homogen. Untuk menguji
homogenitas dilakukan dengan analisis Levene Statistic. Analisis
homogenitas varian dilakukan untuk mengetahui apakah asumsi bahwa
ketiga variabel yang mempunyai varian yang sama (homogen). Hasil dari
homogenitas dapat dilihat pada Tabel 13
Tabel 13 Homogeitas variabel supervisi akademik oleh pengawas (X1), disiplin kerja (X2) dan kinerja guru (Y)
Levene Statistic Df1 df2 Sig. Supervisi Akademik Oleh Pengawas 0,299 2 133 0,742
Disiplin Keja Guru 0,462 2 133 0,631Kinerja Guru 1,465 2 133 0,235
75
Tabel 13 dapat dilihat bahwa besarnya Levene Statistic supervisi
akademik oleh pengawas (X1) adalah 0,299 sedangkan probabilitas atau
signifikasinya adalah 0,742, disiplin kerja (X2) adalah 0,462 sedangkan
probabilitasnya 0,631 yang berarti lebih besar dari 0,05, kinerja guru (Y)
adalah 1,465 dengan probabilitasnya 0,235 demikian hipotesis nol (Ho)
diterima yang berarti asumsi bahwa varians populasi adalah indentik
(homogen) dapat diterima.
3. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak signifikan dan juga sebagai
persyaratan dalam analisis korelasi atau regresi, apabila taraf signifikan
antara dua variabel kurang dari 0,05 maka dikatakan mempunyai
hubungan yang linear.
Tabel 14. Hasil Uji Linearitas Variabel X1 terhadap Variabel Y
Sum of
Squares df Mean
Square F Sig. Linearity 4606,570 1 4606,570 21,962 0,000 Deviation
from Linearity
10934,823 50 218,696 1,043 0,426
Within Groups 17619,246 84 209,753 Total 33160,640 135
Tabel 14 dapat dijelaskan bahwa nilai signifikasn pada Linearity
X1 terhadap Y sebesar 0,000. karena signifikansiya kurang dari 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa antara variabel supervisi akademik oleh
pengawas (X1) terhadap kinerja guru (Y) terdapat hubungan linear
76
Uji linearitas variabel disiplin kerja (X2) terhadap variabel kinerja
guru (Y) dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 15. Hasil Uji Linearitas Variabel X2 terhadap Variabel Y
Sum of
Squares df Mean
Square F Sig. Linearity 4291,129 1 4291,129 24,661 0,000 Deviation
from Linearity 15645,278 58 269,746 1,550 0,037
Within Groups 13224,233 76 174,003 Total 33160,640 135
Dari Tabel 15 dapat dijelaskan bahwa nilai signifikan pada
Linearity X2 terhadap Y sebesar 0,000. karena signifikansiya kurang dari
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel disiplin kerja (X2)
terhadap kinerja guru (Y) terdapat hubungan linear
4. Uji Indepedensi Variabel antar variabel bebas
Pengujian independensi variabel dilakukan untuk mengetahui apakah
masing-masing variabel bebas tidak tidak terkontaminasi variabel lainnya
(independen). Hasil independen variabel dapat dilihat pada tabel 16
Tabel 16. Hasil Analisis Independensi Variabel X1 dan X2
Korelasi R1.2 ρ Keterangan
X1 dengan X2 0,000 0,328 Independen
Hasil perhitungan pada Tabel 16 menunjukkan bahwa koefisien
korelasi variabel X1 dengan X2 (r1.2) adalah sebesar 0,000 dengan p=
0,319>α = 0,05 ini berarti bahwa variabel supervisi akademik oleh
pengawas tidak berkorelasi secara signifikan dengan variabel disiplin kerja
77
atau dengan kata lain kedua variabel saling independen. Dengan demikian
persyaratan independen variabel sudah terpenuhi
C. Pengujian Hipotesis
1. Kontribusi supervisi akademik oleh pengawas (X1) terhadap kinerja guru
(Y) dilakukan analisis korelasi sederhana dengan uji t.
Hipotesis pertama yang diuji dalam penelitian ini adalah supervisi
akademik oleh pengawas berkontribusi terhadap kinerja guru, untuk
menguji hipotesis ini dilakukan analisis korelasi dapat dilihat pada Tabel
17
Tabel 17 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi supervisi akademik oleh pengawas (X1) terhadap kinerja Guru (Y)
Korelasi Koefisien Korelas
(r) Koefisien Determinasi
Ρ
(ryl) 0,373 0,139 0,000
Hasil perhitungan pada Tabel 17 menunjukkan bahwa koefisien
korelasi antara supervisi akademik oleh pengawas dengan pelaksanaan
tugas guru adalah sebesar = 0,373 dengan p<α(0,03). Berdasarkan hasil
perhitungan ini dapat dijelaskan bahwa supervisi akademik oleh pengawas
berkontribusi terhadap kinerja guru, dan bentuk hubungannya positif
dengan koefisien determinasi = 0,139.
Selanjutnya, untuk mengetahui bentuk hubungan supervisi akademik
oleh pengawas (X1) terhadap kinerja guru (Y), apakah hubungan itu besifat
prediktif atau tidak, maka dilakukan analisis regresi sederhana. Dari hasil
78
analisis diperoleh persamaan regresi Ŷ=85,541+0,342X1. Kemudian
persamaan ini diuji keberartian dan kelinierannya dengan uji F melalui
Anova Regresi.
Rangkuman hasil analisis uji keberartian persamaan disajikan
dalam Tabel 18
Tabel 18 Rangkuman Hasil Analisis Uji Keberartian Persamaan Regresi X1 terhadap kinerja guru (Y)
Sumber Jumlah Kuadrat Df
Rata-rata Kuadrat F Sig.
Regresi Linear 4606,570 1 4606,57021,618 0,000Residu Linear 28554,070 134 213,090
Total 33160,640 135
Pada Tabel 18 kelihatan bahwa harga Fhitung sebesar 21,618 dengan
nilai ρ = 0,000<α 0,05. ini berarti bahwa persamaan regresi
Ŷ=85,541+0,342X1 adalah linear dan sangat signifikan. Selanjutnya
dilakukan uji keberartian koefisien regresi. Rangkuman hasil analisis dapat
dilihat pada Tabel 19
Tabel 19 Pengujian keberartian Koefisien Rengresi X1 terhadap Y
Sumber Koefisien T Sig. Konstanta 85,541 9,742 0,000 Supervisi Akademik oleh pengawas 0,342 4,650 0,000
Pada Tabel 19 kelihatan bahwa harga t koefisien regresi 4,650 dan
taraf signifikan 0,000. Ini berarti bahwa koefisien regresi = 0,342 sangat
signifikan dan dapat digunakan untuk memprediksi kinerja guru. Model
regresi di atas menjelaskan bahwa setiap peningkatan supervisi akademik
79
80.00
100.00
120.00
140.00
160.00
80.00 100.00 120.00 140.00 160.00
ObservedLinear
oleh pengawas 1 skala akan berkontribusi terhadap kinerja guru sebesar
0,342 skala, dan skala tugas guru sudah ada sebesar 85,541. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 5 Garis regresi linear Supervisi Akademik Oleh Pengawas
Berdasarkan hasil pengujian di atas semuannya signifikan maka
hipotesis yang menyatakan bahwa supervisi akdemik oleh pengawas
berkontribusi terhadap kinerja guru dapat diterima dalam taraf
kepercayaan 95% dan besar kontribusi 13,9%
80
2. Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua yang diuji dalam penelitian ini adalah disiplin
kerja berkontribusi terhadap kinerja guru, untuk menguji hipotesis ini
dilakukan analisis korelasi dapat dilihat pada Tabel 20
Tabel 20 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Variabel Disiplin Kerja (X2) terhadap Variabel Kinerja Guru (Y)
Korelasi Koefisien Korelasi
(r) Koefisien Determinasi
Ρ
(ryl) 0,360 0,129 0,000
Hasil perhitungan pada Tabel 20 menunjukkan bahwa koefisien
korelasi antara disiplin kerja dengan kinerja guru adalah sebesar = 0,360
dengan p<α(0,05). Berdasarkan hasil perhitungan ini dapat dijelaskan
bahwa disiplin kerja berkorelasi sangat signifikan terhadap kinerja guru,
dan bentuk hubungannya positif dengan koefisien determinasi = 0,129
Selanjutnya, untuk mengetahui bentuk hubungan disiplin kerja (X2)
terhadap kinerja guru (Y), apakah besifat prediktif atau tidak, maka
dilakukan analisis regresi sederhana. Dari hasil analisis diperoleh
persamaan regresi Ŷ=164,164+ 0,318X2. Kemudian persamaan ini diuji
keberartian dan kelinierannya dengan uji F melalui Anova Regresi.
Rangkuman hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 21
Rangkuman hasil analisis uji keberartian persamaan regresi
disajikan dalam Tabel 21
81
Tabel 21 Rangkuman Hasil Analisis Uji Keberartian Persamaan Regresi X2 terhadap Kinerja guru (Y)
Sumber Jumlah Kuadrat Df
Rata-rata Kuadrat F Sig.
Regresi 4291,129 1 4291,12919,918 0,000Residu 28869,511 134 215,444
Total 33160,640 135
Pada Tabel 21 kelihatan bahwa harga Fhitung sebesar 19,918 dengan
nilai ρ=0,000<α 0,05. ini berarti bahwa persamaan regresi yang diperoleh
Ŷ=164,164+0,318X2. adalah linear dan signifikan. Selanjutnya dilakukan
uji keberartian koefisien regresi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Gambar 6 Garis Regresi Linear Disiplin Kerja Guru
80.00
100.00
120.00
140.00
160.00
60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 180.00
Observed Linear
82
Rangkuman hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 22
Tabel 22 Uji Keberartian Koefisien X2 terhadap Y
Sumber Koefisien t Sig. Konstanta 164,164 18,968 0,000 Disiplin Kerja 0,318 4,463 0,000
Pada Tabel 22 kelihatan bahwa harga t koefisien regresi 4,463 dan
taraf signifikan 0,000. ini berarti bahwa koefisien regresi = 0,318 sangat
signifikan dan dapat digunakan untuk memprediksi kinerja guru. Model
regresi di atas menjelaskan bahwa setiap peningkatan disiplin kerja 1 skala
akan berkontribusi terhadap kinerja guru sebesar 0,318 skala, dan skala
pelaksanaan tugas guru sudah ada sebesar 164,164. Untuk lebih jelanya
dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Berdasarkan hasil pengujian di atas semuannya signifikan maka
hipotesis yang menyatakan bahwa disiplin kerja berkontribusi terhadap
kinerja guru dapat diterima dalam taraf kepercayaan 95% dan besar
kontribusi 12,6%
3. Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga yang diuji dalam penelitian ini adalah bahwa
supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja secara Bersama-
Sama Berkontribusi Terhadap kinerja Guru. untuk menguji hipotesis ini
dilakukan analisis korelasi ganda. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 23
83
Tabel 23 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Supervisi Akademik Oleh Pengawas (X1) dan Disiplin Kerja (X2) terhadap Kinerja Guru (Y)
Korelasi Koefisien Korelas (R) Koefisien
Determinasi (R2) Ρ
(ryl2) 0,472 0,223 0,000
Hasil perhitungan pada Tabel 23 menunjukkan bahwa harga
koefisien korelasi ganda supervisi akademik oleh pengawas dan motivasi
kerja secara bersama-sama dengan variabel kinerja guru (R2y12) adalah
sebesar 0,472 dengan ρ= 0,000< α = 0,01 dan koefisien determinasi (R2y12)
sebesar 0,223. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa supervisi
akademik oleh pengawas dan disiplin kerja secara bersama-sama
berkontribusi secara sangat signifikan terhadap kinerja guru.
Untuk mengetahui besar hubungan supervisi akademik oleh
pengawas (X1) dan disiplin kerja (X2) terhadap kinerja guru (Y), apakah
hubungan itu besifat prediktif atau tidak, maka dilakukan analisis regresi
ganda. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh persamaan regresi
Ŷ=123,533+0,287X1+0,261X2 .Persamaan ini kemudian diuji keberartian
dengan uji F. Rangkuman hasil pengujian keberartian persamaan dapat
dilihat pada Tabel 24
Tabel 24 Rangkuman Hasil Analisis Uji Keberartian Persamaan Regresi supervisi akademik oleh pengawas (X1) dan disiplin kerja (X2) terhadap kinerja guru (Y)
Sumber Jumlah Kuadrat Df
Rata-rata Kuadrat F Sig.
Regresi 7387,574 2 3693,787 19,062
0,000
Residu 25773,065 133 193,782
Total 33160,640 135
84
Pada Tabel 24 kelihatan bahwa harga Fhitung sebesar 9,147 dengan
nilai ρ=0,000<α=0,01. Persamaan ini berarti bahwa persamaan regresi
Ŷ=123,533+0,287X1+0,261X2 adalah sangat signifikan dan dapat
digunakan untuk memprediksi kinerja guru. Untuk lebih jelanya dapat
dilihat pada grafik di bawah ini:
Berdasarkan hasil pengujian yang semuanya sangat signifikan
maka hipotesis yang menyatakan bahwa “supervisi akademik oleh
pengawas dan disiplin kerja secara bersama-sama berkontribusi terhadap
kinerja guru dapat diterima dalam taraf kepercayaan 95% dan besar
kontribusi sebesar 22,3%. Komposisi besarnya kontribusi relatif dan
efektif dari kedua prediktor terhadap pelaksanaan tugas guru dapat dilihat
pada Tabel 25
Tabel 25. Komposisi Kotribusi Variabel Bebas (X1) dan (X2) Terhadap Variabel Y
Variabel (X) Kotribusi
Relatif (KR) % Kontribusi Efektif
(KE) % Supervisi akademik oleh pengawas
46.318 10.668
Disiplin kerja 53.682 12.364 Total 100.000 23.032
Berdasarkan tabel 25 dapat dijelaskan bahwa kontribusi relatif
supervisi akademik oleh pengawas (X1) terhadap kinerja guru sebesar
46,318%. Sedangkan kontribusi efektif sebesar 10.668%. disiplin kerja
(X2) berkontribusi secara relatif sebesar 53.682%, sedangkan kontribusi
efektif 12.032%. Dengan mempertimbangkan kemungkinan kontribusi
85
lain. Maka kontribusi efektif kedua variabel bebas tersebut lebih kurang
23,0%, sedangkan sisanya 77,0% diperkirakan berasal dari variabel-
variabel lain yang tidak diukur melalui penelitian ini.
Selanjutnya untuk mengetahui besaran kontribusi kedua variabel
bebas terhadap kinerja guru secara kondisional, digunakan teknik korelasi
parsial. Hasil analisis korelasi parsial dapat dilihat pada Tabel 26 berikut
ini:
Tabel 26. Rangkuman Analisis Korelasi Parsial
Korelasi R r2 ρ
r 1, y-2 0,314 0,099 0,000
r 2, y-1 0,340 0,116 0,000
Korelasi parsial antara supervisi akademik oleh pengawas (X1)
terhadap kinerja guru (Y), apabila disiplin kerja (X2) dalam keadaan
konstan adalah 0,314 dan determinasi 0,099 dengan p < α (0,00). Ini
berarti bahwa supervisi akademik oleh pengawas berkontribusi sangat
signifikan terhadap kinerja guru 0,099%.
Selanjutnya disiplin kerja (X2) tetap. Selanjutnya disiplin kerja
(X2) terhadap kinerja guru (Y). Apabila supervisi akademik oleh pengawas
(X1) dalam keadaan konstan sebesar 0,340 dan determinasi 0,116 dengan p
< α (0,000). Hal ini berarti bahwa disiplin kerja (X2) berkontribusi sangat
signifikan terhadap kinerja guru sebesar 11,6% bila supervisi akademik
oleh pengawas dalam keadaan tetap.
86
Seterusnya untuk mengetahui besarnya kontaminasi yang terjadi
antara prediktor pada kontribusi supervisi akademik oleh pengawas,
disiplin kerja dengan kinerja guru dilakukan proses perhitungan selisih
antara kontribusi efektif masing-masing prediktor dengan kotribusi parsial
D. Pembahasan
1. Hipotesis Pertama supervisi akademik oleh pengawas berkontribusi terhadap kinerja guru
Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan bahwa supervisi
akademik oleh pengawas berkontribusi sebesar 13,9% terhadap kinerja
guru. Dari hasil perhitungan besaran kontribusi terlihat bahwa supervisi
akademik oleh pengawas memberikan kontribusi yang lebih besar
dibandingkan disiplin kerja guru.
Hasil analisis deskripsi yang telah dilakukan bahwa dilihat dari
variabel supervisi akademik oleh pengawas dengan kategori tingkat
capaian responden termasuk kategori cukup, dilihat dari indikator tingkat
capaian bahwa pelaksanaan bimbingan pada guru tingkat capaian terendah,
dari hasil penyebaran kuisioner didapatkan bahwa pelaksanaan bimbingan
pada guru yang kurang yaitu pengawas kurang membimbing guru dalam
pengembangan teknologi informasi dalam pembelajaran, dalam arti kata
bahwa pengawas kurang mengajarkan guru dalam penggunaan teknologi
informasi terutama dalam merancang dan menciptkan media pembelajaran
yang bervariasi, pengawas kurang melakukan bimbingan dalam menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran, selanjutnya pengawas kurang
87
mengarahkan guru agar professional dalam membimbing dengan tujuan
untuk mengarahkan siswa dalam belajar, hal ini rata-rata jawaban
renponden banyak yang menyatakan kadang-kadang dalam hal ini
pelaksanaan supervise akademik oleh pengawas kadang-kadang
dilaksanakan oleh pengawas kadang-kadang tidak, sehingga guru dalam
membuat dan merancang media pembelajaran ada sebagaian yang kurang
mengerti dan memberikan bimbingan kepada anak kurang berjalan dengan
baik, sehingga hasil penelitian mengambarkan bahwa pelaksanaan
supervisi akdemik oleh pengawas termasuk kategori cukup
Hasil analisis korelasi bahwa hipotesis pertama yang diajukan
terdapat supervisi akademik oleh pengawas berkontribusi terhadap kinerja
guru dalam hal ini bahwa supervise akademik yang dilakukan oleh
pengawas memberikan sumbangan terhadap kinerja guru. Hal ini sejalan
dengan pendapat (Sergiovanni, 1987) supervisi akademik tidak bisa
terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran, bahwa
supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran, maka
menilai kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran merupakan
salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa supervisi akademik oleh
pengawas memiliki hubungan yang signifikan dan memberikan kontribusi
yang berarti untuk kinerja guru. Besarnya kontribusi supervisi akademik
oleh pengawas terhadap kinerja guru 13,9%. Kontribusi pelaksanaan
88
Supervisi akademik oleh pengawas merupakan pembinaan yang
dilakukan terhadap guru dalam peningkatan kemampuannya dalam
bekerja, pengawas sekolah adalah tenaga kependidikan profesional yang
diangkat dan diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang oleh pemerintah
untuk melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial. Pelaksanan
supervisi tersebut adalah aspek-aspek supervisi, teknik-teknik supervisi
dan proses supervisi. Hasil analisis deskripsi data dan tingkat pencapaian
respon oleh guru di atas, maka dapat dijelaskan bahwa tingkat pencapaian
responden tentang Supervisi akademik oleh pengawas cukup namun
demikian faktor dominan yang harus diperbaiki adalah pelaksanaan
bimbingan pada guru secara berkesinambungan, sehingga guru
mempunyai kualitas mengajar yang optimal, jika pelaksanaan supervise
akademik oleh pengawas diperbaiki dengan sendirinya kinerja guru juga
akan meningkat dengan baik
2. Hipotesis Kedua Disiplin kerja berkontribusi terhadap kinerja guru
Disiplin kerja berkontribusi sebesar 12,9% terhadap kinerja guru,
Analisis deskriptif menunjukkan bahwa disiplin kerja SD Negeri Koto IX
Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan termasuk kategori cukup dengan skor
rata-rata 65,0% dari skor ideal. Disiplin kerja pada pada penelitian ini juga
memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru.
Hasil analisis tentang disiplin kerja guru berdasarkan analisis
deskriptif termasuk kategori cukup, disiplin kerja guru dengan kategori
cukup dilihat dari 4 indikator yaitu pelaksanaan tata tertib dengan kategori
89
cukup, mematuhi kebijakan yang berlaku termasuk kategori cukup,
mengendalikan diri dengan kategori cukup dan kesadaran dari dalam diri
dengan kategori cukup, dari keempat indikator ini yang paling rendah
memberikan sumbangan terhadap peningkatan kinerja guru adalah guru
kurang mematuhi kebijakan yang diberlakukan oleh pimpinan dengan
senang hati indicator ini yang jwaban responden banyak yang menyatakan
kadang-kadang berarti guru kadang-kadang mematuhi peraturan yang
ditetapkan oleh kepala sekolah kadang-kadang tidak, guru tidak mau
membantu teman untuk menyelesaikan tugas sekolah yang mendesak,
guru kurang mematuhi kebijakan yang berlaku di sekolah dan guru kurang
mematuhi aturan-aturan dalam melaksanakan tugas dengan baik, faktor ini
yang paling dominan kenapa disiplin kerja guru di SD Negeri Kecamatan
Koto XI Tarusan termasuk kategori cukup, untuk meningkatkan kinerja
guru keempat aspek ini harus diperbaiki sehingga dapat menciptakan dan
meningkatkan kinerja guru.
Hal ini sesuai dengan pendapat Siswanto (1987:89) “disiplin kerja
merupakan suatu sikap menghargai, menghormati, patuh, dan taat terhadap
peraturan yang berlaku serta sanggup menjalankannya dengan tidak
menolak untuk menerima sanksi-sanksi terhadap tugas dan wewenang
yang diberikan kepadanya dengan demikian kinerja guru dapat meningkat
secara optimal
Demikian pula kinerja guru SD Negeri Kecamatan Koto XI
Tarusan termasuk kategori cukup 68,5% dari skor ideal. Supervisi
90
akademik oleh pengawas dan disiplin kerja secara bersama-sama
berkontribusi terhadap kinerja guru jika supervisi akademik oleh pengawas
berjalan dengan baik dan disiplin kerja yang kondusif anak meningkatkan
kinerja guru secara optimal
Indikator kinerja guru juga termasuk kategori cukup. Temuan ini
sama dari dugaan awal yang berdasarkan pengamatan pra-survei dikatakan
bahwa Kinerja guru masih rendah karena hasil penelitian mengambarkan
berdasarkan analisis deskriptif bahwa tingkat capaian dari lima indikator
termasuk kategori cukup, baik dari aspek pelaksanaan pengayaan,
penilaian prestasi peserta didik, pelaksanaan remedial, pelaksanaan
kegiatan pembelajaran dan penyusunan rencana pelaksanaan, indicator
yang paling berpengaruh kenapa kinerja guru cukup adalah penilaian
prestasi peserta didik karena guru tidak memanfaatkan waktu semaksimal
mungkun dalam bekerja, dalam melaksanakan tugas dikelas guru kurang
memahami kondisi siswa, guru kurang memberikan pemahaman kepada
siswa tentang kesadaran dalam belajar, tanpa ada rasa paksanaan, guru
kurang iklas jika melakukan suatu tugas yang diberikan oleh pimpinan,
yang paling dominan yang menyebabkan kinerja guru rendah adalah
pelaksanaan pengayaan yang dilakukan oleh guru kepada siswa, sehingga
siswa yang mempunyai kemampuan lebih tidak bisa berkembang. Untuk
meningkatkan kinerja guru pengayaan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru harus ditingktakan kearah yang lebih baik sehingga kinerja guru juga
akan meningkat secara optimal.
91
Disiplin merupakan suatu sikap yang mencerminkan ketaatan
terhadap peraturan dan motivasi kerja menyatakan bahwa “disiplin adalah
sikap mental yang mengandung kerelaan hati untuk mematuhi semua
ketentuan dan semua yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung
jawab”. Sedangkan Admosudirjo (1992:83) menyatakan bahwa “disiplin
adalah bentuk ketaatan dan pengendalian diri yang rasional dengan sadar
dan tidak emosional, disiplin mempunyai tiga aspek yaitu: (1) suatu sikap
mental tertentu yang merupakan sikap taat dan tertib, (2) suatu
pengetahuan tingkat tinggi tentang sistem perilaku dan (3) sikap dan
kelakuan yang menunjukkan kesungguhan hati untuk mentaati segala hal
secara cermat dan tertib.
Pada dasarnya setiap aktivitas manusia mempunyai suatu tujuan
tertentu yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam diri
manusia terdapat kekuatan yang dapat menimbulkan ransangsan untuk
berperilaku yaitu disiplin khususnya disiplin kerja. Guru yang mempunyai
disiplin kerja akan terlihat dari kegigihannya dalam bekerja, semangat
kerja yang tinggi, medisiplikan diri, bersungguh-sungguh dalam pekerjaan
yang diembanya. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat Menurut pendapat
Bafadal (2003:15) disiplin kerja yang tinggi akan meningkatkan
produktifitas kerja seorang pegawai yang memiliki disiplin kerja yang
tinggi. Selanjutnya disiplin merupakan suatu sikap yang terwujud dalam
bentuk semangat seseorang dalam bekerja sesuai dengan aturan yang
92
berlaku, disiplin kerja tidak hanya dipandang secara individu melainkan
secara keseluruhan sebagai satu kesatuan kegiatan kerja.
3. Hipotesis Ketiga Supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja berkontribusi terhadap kinerja guru
Supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja secara bersama-
sama berkontribusi sebesar 22,3% terhadap kinerja guru, secara
keseluruhan dilaksanan bahwa supervisi akademik dan disiplin kerja
berkontribusi terhadap kinerja guru, kedua indikator di atas sama-sama
memberikan sumbangan terhadap kinerja guru untuk itu supervisi akdemik
yang masih rendah harus seperti memberikan pembinaan kepada guru,
membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksaaan pembelajaran
sedangkan disiplin kerja harus ditingkatkan bagi guru yang tidak disiplin
diberikan teguran, sangsi dan bagi guru yang disiplinya baik diberika
rewart sehingga kinerja guru meningkat
Diperbaiki supervisi akdemik oleh pengawas baik dalam menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran, melaksanakan penilaian kinerja guru
dan melaksanakan bimbingan kepada guru bagi indikator yang terendah
diperbaiki agar kinerja guru dapat ditingkatkan, selanjutnya disiplin kerja
guru diperbaik terutama dalam, melaksanakan tata tertib degan baik, patuh
terhadap kebijakan yang berlaku, kesadaran dari dalam diri, pengendalian
Diri tehadap peraturan yang ada disekolah.
93
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan dengan cermat berdasarkan metode dan
prosedur yang sesuai dengan jenis penelitian ini. Namun kesempurnaan hasil
merupakan hal yang sesuai dengan jenis penelitian ini. Namun kesempurnaan
hasil merupakan hal yang tidak mudah untuk menwujudkan. Inilah hasil
terbaik saat ini, walaupun dengan keterbatasan dan kelemahan yang ditemui
selama proses penelitian.
Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan dan kelemahan yang tidak
bisa dihindari walaupun instrumen telah dirancang dan telah diuji validitas dan
realibilitasnya. Namun kesungguhan dan kebenaran respon yang diberikan
oleh responden sulit dikontrol oleh peneliti. Terutama aspek kejujuran dan
kesungguhan dalam mengisi instrumen. Sebab bisa saja respon yang diberikan
terhadap butir-butir angket yang diajukan tidak sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya, dikarenakan adanya kecemasan responden bahwa pengisian
instrumen penelitian akan berpengaruh terhadap kondisi mereka jika
menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Meskipun dari awal
peneliti telah menginformasikan bahwa data yang diberikan benar-benar
hanya akan digunakan untuk penelitian ini dan tidak akan berpengaruh sama
sekali pada kondisi mereka. Oleh karena itu peneliti perlu mendapatkan
asumsi bahwa respon yang diberikan terhadap butir-butir pernyataan
instrumen sudah dapat memberikan sumbangan gambaran yang sebenarnya
sesuai dengan apa yang hendak diungkapkan melalui instrumen penelitian.
94
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pada Bab IV maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Supervisi akademik oleh pengawas berkontribusi terhadap kinerja guru SD
Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan dengan
besaran kontribusi sebesar 13,9%, ini berarti bahwa supervisi akademik
yang cukup yaitu adanya pelaksanaan pembinaan pada guru, pelaksanaan
penilaian kinerja, pelaksanaan supervisi akademik serta pelaksanaan
bimbingan kepada guru yang harus ditingkatkan sehingga kinerja guru
juga dapat meningkatkan secara optimal
2. Disiplin kerja berkotribusi terhadap kinerja guru SD Kecamatan Kota XI
Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan dengan besaran sebesar 12,9%. Dengan
demikian, disiplin kerja berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja
guru. Ini berarti semakin baik disiplin kerja maka semakin baik pula
kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya, dan begitu juga sebaliknya,
untuk meningkatkan disiplin kerja guru, guru harus disiplin dari segala
bidang, jika disiplin telah tertanam dari dari maka kinerja juga akan
meningkat
3. Supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja secara bersama-sama
berkontribusi terhadap kinerja guru sebesar 22,3%. Hal ini menjelaskan
94
95
bahwa untuk meningkatkan kinerja guru yang baik dan ideal sebaiknya
dilakukan melalui peningkatan disiplin kerja dan pelaksanaan supervisi
akademik yang sistematis dan tepat sasaran.
B. Implikasi Hasil Penelitian
Hasil analisis data dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa
supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja secara bersama-sama
maupun secara parsial ternyata berkontribusi terhadap kinerja guru SD Negeri
Kecamatan Koto XI Kabupaten Pesisir Selatan. Jika supervisi akademik oleh
pengawas dan disiplin kerja tidak ditingkatkan maka akan berpengaruh
terhadap kinerja guru dan akan berdampak kepada mutu pendidikan,
seterusnya dapat dikatakan bahwa penyusunan rencana pembelajaran,
pelaksanaan kegiatan pembelajaran, penilaian prestasi belajar peserta didik,
pelaksanaan remedial dan pelaksanaan pengayaan.
Kinerja guru hendaknya dapat berjalan dengan baik dan dapat
ditingkatkan kepala sekolah dengan meningkatkan disiplin kerja guru dan
memperbaiki sarana dan prasana pembelajaran, sehingga guru dapat
meningkatkan kinerja dengan baik. Jika tidak demikian maka dikawatirkan
mutu dan kualitas pendidikan di sekolah menjadi menurun.
Sebagai salah satu unsur yang ada disekolah, guru berada di bawah
mengawasan kepada sekolah sebagai pimpinan tertinggi. Kepala sekolah harus
terus berupaya meningkatkan tugas guru supaya lebih baik serta disiplin kerja
guru, antara lain dengan memberikan penghargaan kepada guru terhadap
96
sekecil apapun prestasi yang dibuat oleh guru. Penghargaan itu bisa dalam
bentuk materi seperti pemberian insenif ana non materia berupa penghargaan
atau pujian
Sebagai seorang pendidik, guru harus menyadari tugas pokok dan
fungsinya yang diembannya dalam melaksanakan proses pembelajaran
disekolah. Perlu disadari bahwa sesuai dengan profesinya, guru mempunyai
tugas pokok untuk melaksanakan pembelajaran, mendidik, melatih dan
membimbing siswa serta fungsi guru sebagai fasilitator, motivator, inovator.
Dengan menyadari tugas pokok dan fungsinya ini diharapkan guru dapat
meningkatkan disiplin diri dan kreatif untuk bisa melaskanakan proses belajar
mengajar dengan baik. Hal ini menjadi semua tanggung jawab serta menjadi
komitmen dengan yang tinggi agar tugas yang diembanya bisa dilaksanakan
dengan baik
Diantara kedua faktor prediktor tersebut supervisi akademik oleh
pengawas memberikan sumbangan yang sangat besar memberikan kontribusi
terhadap kinerja guru dibandingkan dengan disiplin kerja. Berikut ini akan
dikemukakan beberapa implikasi hasil penelitian tersebut kedalam konsep-
konsep hubungan masing-masing prediktor dengan kinerja guru dalam
kaintanya dengan upaya-upaya pencapaian tujuan atas kinerja guru.
Bagi setiap guru tanamkan didalam dari dalam diri disiplin yang tinggi
dalam menjalankan tugas, pembelajaran yang dilakukan tanpa disiplin kerja
yang ada akan membuat seorang menjadi orang yang pemalas, kesuksesan
akan mengalami hambatan, sumbernya ada yang berasal dari dalam diri guru
97
itu sendiri, jadi palaksanaan pembelajaran suatu cara untuk mencapai tujuan
pendidikan.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, penulis menyarankan kepada:
1. Pengawas, agar melaksanakan supervisi akademik yang sistematis untuk
meningkatkan kinerja guru melalui pelaksanaan supervisi secara berkala
dan melalui bimbingan-bimbingan dari pengawas
2. Disiplin kerja guru agar ditingkat dengan mematuhi kebijakan yang
berlaku disekolah, dan mentaati semua peraturan yang ada, melaksanakan
aturan-aturan yang ada dengan baik dengan demikian kinerja guru dapat
ditingkatkan secara optimal.
3. Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi diharapkan untuk selalu
berusaha meningkatkan kinerja tugas guru. Hal ini dapat dilakukan dengan
jalan memberikan perhatian dan kebutuhan guru-guru dalam pelaksanaan
pembelajaran, dengan memotivasi guru-guru dalam melaksanakan
pembelajaran, memberikan semangat dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran di sekolah serta menciptakan lingkungan sekolah yang
kondusif, bagi guru yang melanggar diberikan teguran atau sangsi dan bagi
guru yang mematuhi aturan diberikan penghargaan
4. Kebijakan Dinas Pendidikan dalam hal penyelenggaraan pembelajaran
disekolah hendaklah terkait dengan peningkatan supervisi akademik oleh
pengawas dan disiplin kerja yang intensif bagi guru-guru, serta pelatihan
98
dan seminar-seminar. Serta kebijakan-kebijakan dan pemberian insenif
bagi pengawas untuk melaksanakan supervisi kesekolah. Hal ini dapat
dilakukan dengan membuat kebijakan-kebijakan dan aturan-aturan yang
lebih jelas dan pasti.
5. Peneliti selanjutnya agar lebih meneliti faktor-faktor lain yang diduga ikut
mempengaruhi kinerja guru, selain supervisi akademik oleh pengawas dan
disiplin kerja. Dengan demikian akan dapat diperoleh gambaran
menyeluruh tentang berbagai faktor yang diduga mempengaruhi
terwujudnya kinerja guru dengan baik.
99
DAFTAR RUJUKAN Ali Idrus. 2002.DasarDasar Kependidikan. Bandung :Penerbit Angkasa Anoraga, P. 1992. Psikologi Kerja. Edisi Baru. Jakarta : PT. Rineka Cipta Anwar, M 1986. Adminisrtasi Pendidikan dan Manajemen Biaya. Jakarta: Rineka Cipta Bafadal, I. 2003. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara Bafadal. 2004. Dasar-Dasar Manajemen dan Supervisi. Jakarta: Bumi Aksara. Bejo Siswanto. 1987. Manajemen Tenaga Kerja. Bandung: Sinar Baru Cece Wijaya A Tabrani Rusyan.2004. Kemampuan Dasar Mengajar Guru Dalam Proses
Pengajaran Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdikbud. 1990. Pedoman Proses Belajar-Mengajar di Sekolah Dasar.
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Depdikbud. 1990. Pedoman Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar. Direktorat
Pendidikan Dasar dan Menengah Idris Husni. 2008. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Berbantuan Komputer.
Jakarta: Rineka Cipta Malayu Hasibuan, SP. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Bumi
Aksara. ____________, SP. 2005. Organisasi dan Motivasi : Dasar Peningkatan Produktivitas.
Jakarta : Bumi Aksara. Made Pidarta. 1992. Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta McCormick, E.J. & Tiffin, J. 1975. Industrial Psychology. Englewood Cliffs: Prentice-
Hall, Inc. Mouly, George, J. 1997. Psychologt for Effective Teaching. USA: Holt, Rineharat nd
Winston. Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
100
Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep Karakteristik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
________, 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Implementasi,
dan Evaluasi, Bandung, PT Remaja Rasdakarya. Mukhtar, dkk.2009.Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Nawawi, Hadari. 1997. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press Nasution, S, 1986. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: bumi
aksara Niti Sumito, S. 1996. Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia Purwanto. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi Jakarta: PT. Bumi
Aksara __________. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Prawiro Sentono .1999. Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja. Jakarta:
Rineka Cipta Simamora, H.1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Bagian Penerbitan
STIE YKPN. Sahertian. 1994. Profil Pendidik Profesional. Yogyakarta: Andi Offset Sahertian, Piet A. 1994. Dimensi Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional Siswanto, Bejo. 1987. Manajemen Tenaga Kerja Ancaman dalam pendayagunaan dan
pengembangan unsur tenaga kerja. Bandung: Sinar Baru Sergiovanni. TJ. 1987. The Principalship A Reflective Practice Perspective London:
Allyn and Bacon. Sudjana. 1982. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka
Cipta Tilaar, H.A.R. 1998. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional dalam
Perspektif Abad 21, Magelang: Tera Indonesia.
101
Timpe, A. 1992. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia Memotivasi Pegawai. Jakarta : PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia.
____________. 1999. Pendidikan Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia.
Bandung: Remaja Rosda Karya. Timpe, A Dale .1993. Kinerja Seri Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama T. Hani Andoko.1996. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia.Yogyakarta:FE
UGM Undang-undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005. 2008. Jakarta: Visimedia Yahya. 2010. Supervisi Pendidikan Matamorphosa Kepemimpinan (to help to chage).
Padang: Program Pascarsarjana UNP. Zulkarnaini. 2005. Kontribusi Kerja dan Iklim Kerjasama Terhadap Kinerja Guru MAN
Kabupaten Pasaman. Padang: UNP, tidak diterbitkan
Top Related