MAKALAH
TIPOLOGI GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK
Disusun untuk memenuhi tugas Psikologi Pendidikan dengan dosen pengampuh
Ruma Mubarak,M.Pd.I
Disusun oleh :
Siti Zulaicha (16110003)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2016
i
MAKALAH
TIPOLOGI GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK
Disusun untuk memenuhi tugas Psikologi Pendidikan dengan dosen pengampuh
Ruma Mubarak,M.Pd.I
Disusun oleh :
Siti Zulaicha (16110003)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2016
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-
Nya lah kai dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula kami
kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Beserta
keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh ummatnya yang senantiasa istiqomah
hngga akhir zaman.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Psikologi Pendidikan yang berjudul “Tipologi Gaya
BelajarPesertaDididk”. Dalam makalah ini kami menguraikan mengenai siapa
saja ilmuwan ilmuwan muslim beserta karya-karyanya yang akan selalu dikenang
dan digunakan penemuannya hingga kapanpun.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami dapatkan bantuan serta bimbingan
dari beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kami haturkan terima
kasih kepada :
1. RumaMubarak,M.Pd.IdosenpendampingmatakuliahPsikologiPendidika
n.
2. Orang tua kami yang banyak memberikan dukungan baik moril
maupun materil.
3. Semua pihak yang tidak dapat kami rinci satu persatu, yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Akhirul kalam. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif demi
perbaikan makalah di masa mendatang. Harapan kami semoga makalah ini
bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak.
Malang, 14 Oktober2016
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER ............................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang .................................................................... 1
1.2 RumusanMasalah ............................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................ 2
1.4 Manfaat .............................................................................. 2
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 PengertianTipologiatau Gaya Belajar ................................ 3
2.1.1 Tipologi ............................................................. 3
2.1.2 Gaya Belajar ........................................................ 3
2.2 PengertianBelajar ............................................................... 3
2.2.1 Definisi Belajar .................................................... 3
2.2.2 Faktor-FaktorKesulitanBelajar ............................ 5
2.3 PengertianPesertaDidik ...................................................... 6
2.4 Macam-macam Gaya Belajar ............................................. 6
2.5 Ciri-ciriTiap Gaya Belajar ................................................. 11
2.6 Metode- Metode Pembelajaran .......................................... 13
BAB III KESIMPULAN ....................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang
diorganisasikan. Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kegiatan terarah sesuai
dengan tujuan pendidikan. Belajar juga merupakan suatu proses perubahan, yaitu
perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar juga berarti suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Kecenderungan setiap individu untuk belajar sangatlah beragam dan
dipengaruhi oleh beberapa hal. Cara seseorang menyerap informasi, mengolahnya
serta memanifestasikan dalam wujud nyata prilaku hidupnya itulah yang disebut
dengan gaya atau tipe belajar. Gaya belajar merupakan cara termudah yang
dimiliki oleh individu dalam menyerap, mengatur, dan mengolah informasi yang
diterimanya. Gaya belajar yang sesuai adalah kunci keberhasilah peserta didik
dalam belajar. Dengan menyadari hal ini, peserta didik dapat menyerap informasi
dan menjadikan belajar lebih mudah dengan gaya belajar peserta didik sendiri.
Penggunaan gaya belajar yang dibatasi hanya dalam satu bentuk, terutama yang
bersifat verbal atau monoton, tentunya dapat menyebabkan adanya ketimpangan
dalam menyerap informasi. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar peserta didik
perlu dibantu dan diarahkan untuk mengenali gaya belajar yang sesuai dengan
dirinya sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.
Dapat dipahami bahwa untuk menjadikan kegiatan belajar mengajar menjadi
menyenangkan dan tidak ada kesulitan dalam kegiatan belajar, terlebih dahulu
peserta didik mesti mengetahui tipologi apa yang dimiliki oleh mereka, karena
tidak sedikit orang yang tidak tahu bagaimana tipologi belajar mereka itu sendiri.
Setelah mengetahui tipologi belajarnya barulah mereka menyesuaikan dengan
lingkungan sekitarnya, alat, cara dan ruang serta lokasi belajar dengan tipologi
belajar mereka itu.
2
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari tipologi belajar?
b. Apa saja kesulitan-kesulitan peserta didik dalam belajar?
c. Apakah gaya belajar peserta didik berbeda-beda?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui perbedaan-perbedaan cara belajar peserta didik.
b. Untuk dapat menerapkan cara belajar sesui dengan tipe belajar
peserta didik.
c. Untuk dapat mengambil metode belajar yang tepat untuk tipe-tipe
yang berbeda agar peserta didik tidak mengalami kesulitan belajar.
1.4 Manfaat
a. Agar mempermudah memahami pelajaran dengan cara yang tepat sesui
dengan gaya belajar.
b. Menjadikan peserta didik mudah menyerap pelajaran yang disampaikan
oleh pengajar.
c. Membantu pengajar untuk metode yang sesuai dengan tipe belajar peserta
didik.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Tipologi dan Gaya Belajar
2.1.1 Tipologi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Tipologi
adalah ilmu watak tentang bagian manusia dalam golongan-
golongan menurut corak watak masing-masing.1
2.1.2 Gaya Belajar
Ialah cara peserta didik bereaksi dan menggunakan
perangsang-perangsang diterimanya dalam belajar atau proses
belajar mengajar. Menurut S.Nasution, gaya belajar adalah cara
yang konsisten yang dilakukan oleh seorang peserta didik dalam
menagkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir dan
memecahkan masalah.2
2.2 Pengertian Belajar
2.2.1 Definisi Belajar
a) Menurut Skinner yang dikutip oleh Barlow (1985) dalam bukunya
Educational Psychology: The Teaching-Learning Proces,
berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
b) Chaplin dalam bukunya Dictionary of Psychologi membatasi
belajar dengan dua macam rumusan.
a. Rumusan pertama berbunyi: Belajar adalah perolehan
perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat
latihan dan pengalaman.
1J.P Caplin. PenerjemahKartiniKartono.KamusLengkapPsikologi.(Jakarta: PT Raja GrafindoPersada. 2006).
hal 521
2 M.Alisuf Sabri.Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah(Jakarta:Pedoman Ilmu Jaya.1996) hal 101
4
b. Rumusan kedua berbunyi : Belajar ialah proses
memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan
khusus.
c) Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learningand Memory
berpendapat belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri
organisme (manusia dan hewan) disebabkan oleh pengalaman yang
dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.
d) Wittig dalam bukunya Psycology of Learning mendefinisikan
belajar sebagai perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam
segala macam atau keseluruhan tingkah laku sebagai hasil
pengalaman.
e) Reber dalam kamus susunannya Dictionary of Psycology
membatasi belajar dengan dua definisi. Pertama, belajar adalah
proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah suatu
perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil
latihan yang diperkuat.
f) Biggs dalam bukunya Teaching for Learning mendefinisikan
belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu :
1. Rumusan Kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah),belajar
berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan
kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya.
2. Rumusan Institusional (ditinjau kelembagaan), belajar sebagai
proses “validasi” atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa
atas materi-materi yang telah ia pelajari. Ukurannya, semakin
baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula mutu
perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor.
3. Rumusan Kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh
arti dan pemahaman serta cara menafsirkan dunia disekeliling
siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada
tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk
5
memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi
siswa.3
2.2.2 Faktor-Faktor Kesulitan Belajar
Fenomena kesulitan belajar seorang peserta didik biasanya
tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi
belajarnya. Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya
kesulitan belajar terdiri atas dua macam yaitu faktor umum dan
faktor khusus.
Faktor Umum dibagi menjadi dua macam.
1. Faktor Intern, yakni hal-hal yang muncul dari dalam diri
peserta didik sendiri. Meliputi gangguan dan kekurang
mampuan psiko-fisik peserta didik, yakni :
a. Bersifat kognitif, seperti rendahnya kapasitas
intelektual/inteligensi
b. Bersifat afektif, seperti labilnya emosi dan sikap
c. Bersifat psikomotor, seperti terganggunya alat-alat indera
penglihatan dan pendengaran.4
2. Faktor Ekstern
Ialah semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak
mendukung aktivitas belajar peserta didik. Faktor ini dapat
dibagi menjadi tiga macam.
a. Lingkungan keluarga, contohnya ketidak harmonisan
hubungan antara anggota keluarga dan rendahnya tingkat
ekonomi keluarga.
b. Lingkungan masyarakat, contohnya wilayah perkampungan
kumuh dan teman sepermainan yang nakal.
c. Lingkungan sekolah, contohnya kondisi dan letak gedung
sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta
alat-alat belajar yang berkualitas rendah.
3Muhibbin Syah,PsikologiPendidikanSuatuPendekatanBaru(Bandung: RemajaRosdakarya.1995)hal.88 4M.Alisuf Sabri,Psikologi PendidikanBerdasarkanKurikulum Nasional IAIN FakultasTarbiyah
(Jakarta:PedomanIlmu Jaya. 1996) hal 89
6
Faktor Khusus ialah sindrom psikologis berupa learning disability
(ketidakmampuan belajar) yaitu,
a) Disleksia (dyslexia), yakni ketidakmampuan belajar membaca
b) Disgrafia (dysgraphia), yakni ketidakmampuan belajar menulis
c) Diskalkulia (dyscalculia), yakni ketidakmampuan belajar
matematika.5
2.3 Pengertian Peserta Didik
Secara etimologi peserta didik dalam bahasa arab disebut dengan
Tilmidz jamaknya Talamidz, yang artinya murid maksudnya adalah orang-
orang yang menginginkan pendidikan. Dalam bahasa arab juga dikenal
dengan Thalibbentuk jamaknya adalah Tullab yang artinya orang yang
mencari maksudnya orang-orang yang mencari ilmu.6 Sedangkan menurut
Undang- Undang Republik Indonesia peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur,jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.7
2.4 Macam-Macam Gaya Belajar
Menurut Hamzah B. Uno membagi Tipe belajar tersebut kepada tujuh
bagian yaitu :
1. Belajar dengan kata, yaitu tipe belajar seperti ini siswa bisa mulai
dengan mengajak seorang teman yang senang bermain dengan
bahasa, seperti bercerita, membaca, serta menulis.
2. Belajar dengan pertanyaan, yaitu ada sebagian siswa yang suka
belajar itu dengan cara belajar pertanyaan. Misalnya, memancing
keingintahuan dengan berbagai pertanyaan, Setiap kali muncul
jawaban, kejar dengan pertanyaan, sehingga mendapatkan hasil yang
paling akhir atau kesimpulan.
5Muhibbin Syah,PsikologiPendidikanSuatuPendekatanBaru(Bandung: RemajaRosdakarya.1995) hal 173 6 Syarif Al Qusyairi,Kamus Akbar Arab(Surabaya:Giri Utama.2009).hal 68 7 Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Bab I pasal 1 No 4
7
3. Belajar dengan gambar, yaitu ada sebagian siswa yang lebih belajar
dengan membuat gambar, merancang, melihat gambar, slide, video,
atau film.
4. Belajar dengan musik, yaitu ada sebagian siswa yang berusaha
mendapatkan informasi itu dengan cara mendengarkan music.
5. Belajar dengan bergerak, yaitu menyentuh sambil berbicara dan
menggunakan tubuh untuk mengekspresikan gagasan adalah cara
belajar yang menyenagkan bagi siswa.
6. Belajar dengan bersosialisasi, yaitu bergabung dan menbaur dengan
orang lain adalah cara terbaik untuk mendapatkan informasi dan
belajar secara cepat.
7. Belajar dengan kesendirian, yaitu ada sebagian orang yang gemar
belajar dengan menyepi atau menyendiri.8
Sedang menurut Syaiful Bahri Djamarah membagi tipe belajar tersebut
kepada sepuluh bagian yakni:
a. Mendengarkan, yaitu ketika sesorang guru menjelaskan metari
dengan menggunakan metode ceramah, maka siswa diharuskan
mendengarkan apa yang telah disampaikan oleh guru.
b. Memandang, yaitu mengarahkan penglihatan ke suatu objek.
Memandang disini berhubungan erat dengan mata.
c. Menulis atau mencatat, yaitu menulis dan mencatat disinni
merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari aktivitas belajar.
d. Membaca yaitu aktivitas yang paling banyak dilakukan selama
belajar di sekolah atau perguruan tinggi.
e. Mebuat ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi, yaitu ikhtisar
atau ringkasan ini memang data membantu dalam hal mengingat atau
mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang kan
dating.
8Hamzah B.Uno. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran: Cet ke-1. (Jakarta: Bumi
Aksara. 2006.) hal 183
8
f. Mengamati table-tabel, diagram dan bagan, yaitu materi non verbal
semacam ini sangat berguna bagi sesorang dalam mempelajari yang
relevan.
g. Menyusun paper atau kertas kerja, yaitu menyusun paper disini
berhungan erat dengan tulis menulis.
h. Mengingat, yaitu perbuatan mengingat di sini dilakukan bila siswa
sedang belajar dengan cara mengingat apa yang telah di pelajarinya.
i. Berpikir, yaitu berpikir di sini adalah termasuk aktivitas belajar,
dengan berpikir maka siswa akan memperoleh penemuan baru, dan
akan menjadi tahu tenntang hubungan sesuatu.
j. Latihan atau praktek, yaitu konsep belajar yang menghendaki adanya
penyatuan usaha mendapatkan kesan-kesan dengan cara berbuat.9
Dapat disimpulkan dari berbagai pemikiran para ahli lebih jelasnya
secara garis besar penulis memaparkan macam-macam tipe belajar siswa
ke dalam 3 (tiga) bagian yaitu Visual, Auditorial, dan kinestetik yang biasa
disingkat menjadi V-A-K.
1. Visual
Secara etimologi visual berarti “penglihatan” atau “daya lihat”.Dari
arti bahasa kita bias memahami bahwa tipe belajar ini menggunakan
penglihatannya untuk membantu belajarnya (visual learner).10 Adapun
secara terminology, seperti yang dijelaskan oleh Bobbi dePorter & Mike
Hernacki anak didik yang memiliki tipe belajar visual lebih senang belajar
dengan cara melihat, mengikuti ilustrasi, membaca instruksi (bukan
bacaan) dan mengingat informasi dengan asosiasi visual.11Dan dijelaskan
juga dalam buku M. Joko Susilo, tipe belajar visual adlah “tipe belajar
yang merasa mudah untuk belajar bila dengan cara melihat atau membaca
bahan pelajaran”. Definisi ini diperjelas lagi bahwa orang visual “harus
melihat dulu buktinya untuk kemudian biasa
9Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar. Cet ke-1. (Jakarta: Rineka Cipta. 2002). hal 38-45. 10J.P Caplin. KamusLengkapPsikologi.(Jakarta: PT Raja GrafindoPersada. 2006). hal 531 11Bobbi DePorter & Mike Hernacki. Penerjemah Alwiayah Abdurahman. Quantum Learning
Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. (Bandung. Kaifa.2005) hal 113- 115
9
mempercayainya”.12Sedangkan dalam bukunya Hamzah B. Uno, tipe
belajarVisual adalah “ harus melihat dulu buktinya untuk kemudian bias
mempercayainya”.13
Dari beberapa definisi di atas kita bisa menyimpulkan bahwa siswa yang
mempunyai tipe belajar akan mudah dan senang dalam memahami/menyerap
informasi apabila disajikan dalam bentuk visual, karena penglihatan
danpengamatan merupakan cara yang utama bagi mereka untuk
mengolahinformasi yang ada di sekeliling mereka.
2. Auditorial.
Asal kata dari “oditor” da “aural”, oditor bersifat pendengaran,
sedangkan aural bersifat telinga.14 Adapun secara istilah tipe belajar
auditorial menurut M. Joko Susilo adalah tipe belajar yang mengandalkan
pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya.15 Artinya anak
didik yang memiliki tipe belajar auditorial lebih mudah memahami dan
mengolah informasi dengan cara mendengarkan atau meminta orang lain
untuk membacakan instruksi, belajar dengan mendengarkan dan mengingat
apa yang didiskusikan pada apa yang dilihat, suka berdiskusi dan
menjelaskan sesuatu panjang lebar.
Menurut Melvin L. Siberman tipe belajar auditorial adala
“mengandalkan mendengar untuk mengingat, selama pelajaran berlangsung,
mereka mungkin banyak berbicara dan mudah teralihkan perhatiannya oleh
suara atau kebisingan”.16 Dan menurut Bobbi dePorter & Mike Hernacki
juga mengatakan bahwa tipe belajar auditorial adalah belajar melalui apa
yang mereka dengar.17Sedangkan dalam bukunya Hamzah B. Uno
mengatakan bahwa tipe belajar auditorial adalah belajar yang mengandalkan
12M. Joko Susilo. Gaya Belajar Menjadi Makin Pintar.( Yogyakarta: Pinus. 2006). hal. 100 dan 149 13Hamzah B. Uno. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran: Cet ke-1. (Jakarta: Bumi
Aksara. 2006). hl.181. 14J.P Caplin. Op.cit. hal 45. 15M. Joko Susilo. Op.cit. hal. 100 16Melvin L. Siberman. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa aktif. Cet-III edisi revisi.
(Bandung: Nusamedia & Nuansa. 2006). hal. 28. 17Bobbi DePorter & Mike Hernacki. Op.cit. hal 112.
10
pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingat pelajaran.18Dari
definisi di atas sudah jelas bahwa kunci keberhasilan tipe belajar auditorial
terletak pada pendengaran.
3. Kinestetik.
Kinestetik asal kata dari “kinestesis” yang artinya perasaan atau
penghayatan pada otot-otot atau urat-urat daging dan tulang-tulang
sendi.19Sedangkan secara istilah seperti yang dijelaskan oleh Bobbi
DePorter & Mike Hernacki tipe belajar kinestetik dengan cara bergerak,
bekerja dan menyentuh.20
Dalam bukunya Melvin L. Siberman juga menjelaskan “tipe belajar
Kinestetik adalah belajar terutama dengan terlibat langsung dalam kegiatan.
Mereka cenderung impulsif, semau gue, dan kurang sabar, selama pelajaran
mereka mungkin saja gelisah bila tidak leluasabergerak dan mengerjakan
sesuatu”.21 Sedangkan dalam bukunya Hamzah B. Uno menjelaskan bahwa
tipe belajar Kinestetik adalah belajarnya harus menyentuh sesuatu yang
memberikan informasi tertentu agar kita bisa mengingatnya.22 Tipe belajar
kinestetik adalah tipe belajar yang ,mengakses segala jenis gerak dan
emosiciptakanmaupun diingat. Gerakan, koodinasi, tanggapan emosional,
dan kenyamanan fisik menonjol di sini.23
18Hamzah B. Uno. Op.cit.hal 185 19J.P Caplin. Op.cit. hl 267. 20Bobbi DePorter & Mike Hernacki. Op.cit. hl 113 dan 115. 21Melvin L. Siberman. OP. Cit. hal. 28. 22Hamzah B. Uno. Op.cit. hl. 182. 23Bobbi DePorter Dkk. Quantum Teaching: Orchestrating Student Succes. Quantum Learning:
Memperaktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung: Kaifa.2007. hal. 85.
11
2.5 Ciri-ciri Tiap Gaya Belajar
1. Tipe Belajar Visual
Dalam buku Quantum Learning Bobbi DePorter & Mike Hernacki,
terdapatbeberapa ciri tipe belajar Visual yaitu:
a. Berbicara dengan cepat, yaitu reaktif dalam suara.
b. Belajar dengan cara melihat.
c. Mengingat apa yang dilihat dari pada apa yang didengar.
d. Suka menulis.
e. Biasanya tidak terganggu oleh keributan, yaitu ketika belajar tidak
peduli dengan keributan.
f. Pembaca cepat dan tekun.
g. Lebih suka membaca dari pada dibacakan, yaitu sulit untuk
mengikuti pelajaran yang terbentuk lisan.
h. Lebih suka seni dari pada musik.
i. Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebernya
dalam pikiran mereka.
j. Kurang bisa mengingat informasi yang diberikan secara lisan.
k. Suka menggunakan gambar sebagai alat bantu belajar.
l. Kurang suka mendengarkan orang berbicara.24
2. Tipe Belajar Auditorial
Bobbi DePorter & Mike Hernacki mengemukakan ciri-ciri tipe
belajar Auditorial sebagai berikut:
a. Mudah terganggu oleh keributan
b. Belajar dengan cara mendengarkan
c. Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika
membaca
d. Mengingat apa yang didengarkan dari pada apa yang dilihat.
e. Lebih suka mendengarkan dari pada membacakannya sendiri, yaitu
semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran.
f. Suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar.
g. Berbicara tidak terlalu cepat (sedang-sedang saja).
24M.Joko Susilo. Op.cit. hl. 111.
12
h. Lebih suka musik dari pada seni.
i. Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita.
j. Lebih pandai mengeja dengan keras dari pada menuliskannya.25
k. Suka menggunakan kaset sebagai alat bantu belajar.
l. Kurang suka tugas membaca.26
3. Tipe Belajar Kinestetik
Dalam buku Quantum Learning Bobbi DePorter & Mike Hernacki
mengemukakan beberapa ciri-ciri tipe belajar kinestetik sebagai berikut:
a. Berbicara denga perlahan, yaitu tidak terlalu fasih dalam berbicara.
b. Belajar melalui manipulasi dan praktik, yaitu lebih suka belajar
yang langsung terjun kelapangan.
c. Menghafal dengan cara berjalan.
d. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca.
e. Belajar dengan cara bergerak.
f. Tidak terlalu menghiraukan keributan (biasa-biasa saja)
g. Lebih suka dalam aktivitas bergerak dan interaksi kelompok.
h. Menyukai segala sesuatu yang menyibukkan.34
i. Lebih suka tarian.
j. Sulit mempelajari hal-hal yang abstrak, seperti symbol, matematika
dan peta.
k. Suka menggunakan obyek yang nyata sebagai alat bantu belajar.
l. Tidak suka berdiam diri.27
Diperkuat oleh M. Joko Susilo mengatakan bahwa ciri-ciri tipe belajar
kinestetik adalah; “suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu
belajar, sulit mempelajari hal-hal yang abstrak, seperti symbol matematika atau
peta dan cenderung agak tertinggal dengan teman sekelasnya karena ada
ketidakcocokan antara tipe belajarnya dengan metode yang lazim digunakan”.28
25Bobbi DePorter & Mike Hernacki. Op.cit. hl. 118. 26M. Joko Susilo. Op.cit.hl. 112. 27M. Joko Susilo. Op.cit. hl.109 28Ibid. hl. 109.
13
2.6 Metode- Metode pembelajaran
1) Tipe belajar visual adalah :
a. Belajar dengan menggunakan modul.
b. Belajar dengan menggunakan media/alat peraga dalam
menyajikan materi, seperti buku/majalah, grafik, diagram, peta
pemikiran, OHP, poster.29
c. Menggunakan beragam bentuk grafis, perangkat grafis itu bisa
berupa film, slide, gambar ilustrasi, kartu bergambar, catatan
dan kartu-kartu gambar berseri yang bisa digunakan untuk
menjelaskan suatu informasi secara berurutan.30
d. Meberikan kesempatan untuk mengobservasikan media/alat
perga saat menyajikan pelajaran.
e. Membantunya untuk menuliskan hal-hal penting dalam materi
yang dipelajarinya.31
f. Berdiri tenang saat menyajikan segmen informasi, bergeraklah
di antara segmen. Sebab, pelajar Visual selalu melihat bibir guru
yang berbicara.
g. Membagi salinan garis besar pelajaran, dan sisakan ruang
kosong untuk catatan.
h. Menciptakan simbol visual atau ikon yang mewakili konsep
kunci.32
2) Tipe belajar auditorial
Menurut Hamzah B. Uno adalah belajar dengan cara diskusi, tanya
jawab, dan kerja kelompok.
a. Menggunakan tape perekam, membaca informasi kemudian
diringkas dalam bentuk lisan dan direkam untuk kemudian
didengarkan dan dipahami.
b. Melakukan revie secara verbal dengan teman atau juga guru.33
29Adi W. Gunawan. Born To Be a Genius. (Jakarta: Grameida Pustaka Utama. 2003). hal. 94. 30Hamzah B. Uno. Op.cit. hl. 181. 31M. Joko Susilo. Op. Cit, hl. 111. 32Bobbi DePorter & Mike Hernacki. Op.cit. hl. 120. 33Hamzah B. Uno. Op.cit. hl. 182.
14
Adapun metode yang cocok dengan tipe belajar auditorial menurut
M. Joko Susilo yaitu;
a. Diskusi dan tanya jawab.
b. Menugaskan siswa auditorial melakukan reviw secara verbal
dengan teman atau pelajar.
c. Bacakan informasi, kemudian ringkas dalam bentuk lisan bila
perlu direkam untuk kemudian didengarkan/dipahami dan atau
dihapal.
d. Perhatikan kondisi fisik sekitar, usahakan hindari kebisingan
atau suara-suara yang mengganggu.34
Sedangkan menurut Bobbi DePorter & Mike Hemacki metode
yang cocok unutk siswa Auditorial adalah;
a. Gunakan variasi vokal (perubahan nada, kecepatan, dan volume)
dalam presentasi.
b. Tambahlah penjelasan dengan contoh, anekdot, analogi.
c. Gunakan pengulangan meminta siswa menyebutkan kembali
konsep kunci dan petunjuk.
3) Tipe belajar kinestetik adalah:
a. Metode demonstrasi, sosiodrama, dan karyawisata.
b. Menggunakan berbagai model atau peraga, bermain sambil
belajar.
c. Secara tetap membuat jeda di tengah waktu belajar.
d. Menjiplak gambar atau kata untuk belajar mengucapkannya atau
memahami fakta.
e. Penggunaan komputer.
f. Menguji memori ingatannya dengan cara melihat langsung fakta
di lapangan.
g. Menurut Adi W.Gunawan metode yang cocok untuk siswa
Kinestetik adalah;
h. Drama, yaitu mengubah bentuk materi pembelajaran menjadi
sebuah drama yang menjelaskan sebuah materi.
34M. Joko Susilo. Op.cit. hl. 112 dan 150.
15
i. Menciptakan sesuatu gerakan, bahasa tubuh atau mimik muka
saat menjelaskan.
j. Manipulasi atau permainan di kelas seperti menggunakan kartu
yang berisi materi pelajaran yang saling berhubungan.35
35Adi W. Gunawan. Op.cit. hl. 130.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tipologi belajar dapat dikatakan juga dengan tipe belajar juga
sering didefinisikan sebagai cara-cara yang digunakan
untukmempermudah proses belajar. Jadi, seorang anak atau peserta didik
akanmenggunakan cara-cara tertentu untuk membantunya menangkap dan
mengertisuatu materi pelajaran. Kita harus bisa memperhatikan bagaimana
tipe belajartersebut supaya kita bisa lebih mudah mengerti materi pelajaran
dan kita bisamengembangkan potensi belajar kita dengan lebih optimal
dalam suatu materipelajaran. Gaya belajar ialah cara peserta didik
bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang diterimanya dalam
belajar atau proses belajar mengajar.
Tipe belajar itu sebenarnya banyak, dan bahkan tidak sedikit orang
yang bisabelajar dengan semua tipe belajar tersebut. Bobbi De Porter dan
Mike Hemacki dalam bukuQuantum Learningnya membagi tipe belajar
tersebut kepada 3 macam yaitu:
a. Visual, yaitu belajar dengan cara melihat.
b. Auditorial, yaitu belajar dengan cara mendengar.
c. Kinestetik, yaitu belajar dengan cara bergerak
Jadi, setiap peserta didik memiliki cara belajar yang berbeda dan
cara pemahaman materi dengan berbeda pula, sesuai dengan kebiasaan
yang telah dilakukan dan kemudian dapat diklasifikasikan agar metode
pembelajaran yang digunakan untuk tiap-tiap peserta didik itu dapat
dirubah, sesuai dengan tipe belajar peserta didik agar kegiatan
pembelajaran dapat dilakukan secara efektif dan tepat sesuai dengan tipe-
tipe belajar peserta didik.
17
DAFTAR PUSTAKA
Syah, Muhibbin.1995.PsikologiPendidikanSuatuPendekatanBaru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Khodijah, Nyayu.2014.Psikologi Pendidikan.Jakarta:Rajawali Pers.
Sabri, M.Alisuf.1996.Psikologi PendidikanBerdasarkanKurikulum Nasional IAIN
FakultasTarbiyah.Jakarta:PedomanIlmu Jaya.
Caplin,J.P.PenerjemahKartiniKartono.2006. KamusLengkapPsikologi. Jakarta:
PT Raja GrafindoPersada.
De Porter Bobbi, Hermacki Mike.2005. Penerjemah Alwiayah Abdurahman.
Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan:
Cet ke-21. Bandung: Kaifa.
Susilo ,M. Joko.2006. Gaya Belajar Menjadi Makin Pintar. Yogyakarta: Pinus.
W. Gunawan, Adi.2003Born To Be a Genius. Jakarta: Grameida Pustaka Utama.
L. Siberman, Melvin.2006 Active Learning 101 Cara Belajar Siswa aktif. Cet-III
edisi revisi.Bandung: Nusamedia & Nuansa.
Djamarah ,Syaiful Bahri. 2002.Psikologi Belajar. Cet ke-1. Jakarta: Rineka Cipta.
B.Uno, Hamzah.2006.Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran: Cet ke-1.
Jakarta: BumiAksara.
Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Bab I pasal 1 No 4
Al Qusyairi ,Syarif.2009Kamus Akbar Arab.Surabaya:Giri Utama.
Top Related