Makalah Tutorial Pemberian Jarak Pada Peta Menggunakan
MapInfo Profesional 11.0 Dan Prinsip Menggunakan Water Pass
Diajukan Guna Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Pemetaan Sumber Daya Lahan
Dan Sistem Informasi Geografis
Oleh :
M. Yuwan Kilmi 131710201007
Kelas TEP - A
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB I
Pendahulaun
1.1 Latar Belakang
Peta merupakan aplikasi perwujudan dari bentuk muka bumi yang
diproyeksikan atau ditransformasikan dari bentuk tiga dimensi yaitu bola bumi
menjadi bentuk dua dimensi yaitu peta. Dalam sebuah peta pasti terdapat garis
yang dijadikan sebagai jarak. Peta yang kita peroleh dari aplikasi “Easy Google
Maps Downloder”, tidak ada gambar garis sebagai jaraknya sehingga kita perlu
membuat garis itu sendiri sebagai jarak tersebut menggunakan aplikasi “MapInfo
Professional 11.0”.
Disamping itu, untuk mengukur beda ketinggian antara satu titik acuan
terhadap titik acuan berikutnya kita biasanya menggunakan alat ukur berupa water
pass. Dalam penggunaan water pass, terdapat beberapa langkah yang harus kita
perhatikan agar hasil data yang kita ukur nantinya dapat akurat.
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dari pembuatan makalah
ini adalah sebagai berikut.
1) Untuk mengetahui cara pembuatan jarak pada peta menggunakan aplikasi
MapInfo Professional 11.0.
2) Untuk mengetahui prinsip kerja menggunakan water pass.
3) Untuk mengetahui beberapa kesalahan yang mungkin terjadi ketika proses
pengukuran berlangsung.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh adalah untuk menambah wawasan
pengetahuan tentang proses pembuatan jarak pada peta menggunakan aplikasi
MapInfo Professional 11.0 dan prinsip kerja menggunakan water pass.
BAB II
Pemberian Jarak Pada Peta Menggunakan MapInfo
Sebelum kita menggunakan aplikasi MapInfo, maka terlebih dahulu kita
buat gambar peta yang akan diberi jarak menggunakan aplikasi MapInfo. Gambar
peta, kita buat melalui aplikasi “Easy Google Maps Downloader”. Kita klik
aplikasi tersebut sehingga akan nampak tampilan dari program aplikasi itu seperti
gambar dibawah ini.
Lalu kita masukkan data besar longitude dan latitude kedalam kotak yang
telah disediakan. Untuk maps type nya kita pilih yang satelite sedangkan untuk
zoom levelnya kita setting 18. Setelah itu kita klik start dan tunggu data log yang
tertera pada kotak window sebelah kanan selesai menampilkan semua data yang
kita butuhkan. Kemudian klik tool dan pilih map combiner.
Setelah selesai kita klik open dan kita cari data “newtask. Egmd” yang
terdapat pada folder getallmaps di local disk C. Lalu klik combine dan tunggu
sampai data yang diproses selesai. Maka peta pun siap digunakan untuk
ditambahkan jarak menggunakan MapInfo.
Langkah pertama untuk menmbahkan jarak pada peta, kita aktifkan dahulu
program aplikasi MapInfo Professional 11.0 seperti gambar dibawah ini.
Kemudian membuat layer baru dengan cara klik file new table dan
klik create. Maka akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini. Isi id pada kotak
dialog name dengan type integer lalu klik add field beri nama X sebagai sumbu X
dengan type float. Klik add field lagi untuk menambahkan Y sebagai sumbu Y
dengan type float. Untuk semua projection bagi id, sumbu X, dan sumbu Y
menggunakan UTM 84. Dan bagian bawahnya kita pilih 49 southern UTM 84.
Setelah itu klik OK dan simpan data tersebut pada folder tersendi pada
local disk D. Tujuannya agar ketika komputer kita, diinstal ulang maka data
tersebut tidak hilang. Lalu klik save maka akan muncul lembar kerja baru yang
terdapat pada layer tersebut. Langkah selanjutnya kita membuat gambar kotak
pada lembar kerja tersebut seperti gambar berikut.
Klik dua kali pada bagian tengah kotak. Maka akan muncul kotak dialog
untuk menentukan besar titik koordinat yang diinginkan. Titik koordinat tersebut
diperoleh dari data log yang terdapat pada peta tersebut. Klik style pattern.
Klik dan pilih none lalu Ok.
Setelah selesai klik Ok maka akan mucul lembar kerja kosong berwarna
putih. Untuk menampilkan persegi panjang tadi, klik kanan view entire layer
dan Ok. Lalu klin open pada tool bar, cari gambar peta kemudian open
dan klik register. Kemudian klik add field lalu klik bagian pojok sisi peta dan Ok.
Lalu klik juga bagian pojok sisi dari persegi panjang tersebut, kita sama kan
bagian pojok peta dengan bagian pojok persegi panjang lalu Ok. Begitu
seterusnya sampai keempat sisi pojok antara peta dan persegi panjang tersebut
terpenuhi dan Ok. Maka akan muncul layer seperti gambar berikut.
Langkah berikutnya adalah membuat layer baru dengan diberi nama patok.
Cara membuatnya sama seperti membuat layer sebelumnya. Kemudian kita save
pada folder yang telah dibuat di local disk D.
Maka akan muncul seperti gambar dibwah ini. Setelah itu kita drag atau
kita geser patok tersebut ke dalam layer yang pertama
Untuk membuat patok pada setiap titik koordinat, kita klik symbol style
pada tool bar. Kemudian klik symbol, color dan ukuran sesuai keinginan agar
patok tersebut mudah dilihat dan terbaca oleh orang lain yang melihatnya.
Kita klik gambar seperti pin pada tool bar, untuk membuat patok. Klik
patok tersebut sebanyak 6 di tempat yang berlainan. Lalu klik patok tersebut satu
persatu untuk memunculkan kotak dialog lokasi titik koordinat. Setelah itu kita
masukkan titik koordinat yang telah kita ukur menggunakan GPS kedalam kotak
dialog tersebut dan terakhir klik Ok. Ketika semua patok telah kita masukkan titik
koordinatnya, maka akan tampak seperti gambar berikut.
Kita buat layer baru dengan nama jarak, caranya sama seperti kita
membuat layer sebelumnya. Perbedaannya terletak pada type dan jumlah add field
yang ditambahkan. Untuk layer jarak ini, hanya menggunakan id dengan type
integer dan menambahkan field baru dengan nama jarak. Untuk jenis type nya
menggunakan type character dengan width sebesar 25 lalu klik Ok dan simpan di
folder yang telah dibuat tadi yang terletak di local disk D.
Setelah itu klik Ok maka akan muncul layer jarak tersebut seperti gambar
berikut. Untuk membuat jarak pada peta, kita drag atau kita geser jarak tersebut
pada layer yang pertama. Lalu klik line style pada tool box, klik besar pixel;
warna; dan style pada kotak dialog tersebut dan pilih sesuai keinginan kita agar
dapat dengan mudah terbaca oleh orang lain.
Klik tool line pada tool box, lalu tekan tombol “S” pada keyboard. Sambil
menekan tombol “S” arahkan kusor pada patok yang telah kita buat tadi sampai
muncul garis bayang – bayang dan klik. Lalu hubungkan garis tersebut ke patok
yang lain sampai setiap patok tersebut terhubung oleh garis. Untuk lebih jelasnya
lihat gambar dibawah ini.
Untuk memasukkan data yang telah kita hitung menggunakan excel,
terlebih dahulu kita buka data tersebut.
Kita copy data untuk interpretasi UTM X dan Y pada lembar kerja excel
baru. Klik kanan pilih paste special dan pilih values lalu Ok. Kemudian simpan
data excel tersebut.
Kita aktifkan kembali MapInfo Professional 11.0 yang terdapat gambar
peta yang telah kita buat tadi. Klik open pada MapInfo, kita buka data excel yang
telah kita simpan tadi. Lalu akan muncul kotak dialog excel information, kita
centang “use row above selected range for coloum title” dan klik Ok.
Maka akan muncul kotak dialog set field properties dan tekan Ok. Setelah
itu akan muncul nilai titik koordinat yang terdapat pada excel tadi.
Kemudian klik table pilih create point, lalu centang “Display Non
Numeric Field”. Untuk create point for table , kita pilih data excel yang telah kita
masukkan tadi. Kita gunakan simbol lain untuk membedakan antara simbol patok
dengan simbol yang baru. Lalu projection nya kita pilih UTM 84. Untuk lebih
jelasnya perhatikan gambar berikut.
Setelah itu klik tool new mapper yang terdapat di tool box, lalu kita pilih
data excel yang telah kita buat tadi. Kemudian klik gambar panah yang terdapat
pada kotak dialog tersebut dan Ok.
BAB III
Prinsip Menggunakan Water Pass
Water pass merupakan alat untuk mengukur beda ketinggian dari satu titik
acuan ke titik acuan berikutnya. Adapun prinsip dari peggunaan water pass adalah
sebagai berikut :
a. Sebelum kita melakukan pengukuran, terlebih dahulu kita siapkan beberapa
alat yang dibutuhkan seperti water pass, trifood statis, strat pot (patok kayu
yang telah diberi paku payung), meteran, target root, dll.
b. Kita pasang trifood statis (kaki 3) dengan tinggi, kira – kira setinggi
pengamat. Kita usahakan agar trifood statis tersebut sejajar dan seimbang
antara ketiga kakinya. Tujuannya adalah untuk mempermudah pengamat
untuk meletakkan gelembung nivo tepat pada titik keseimbangan disamping
itu juga agar ketika water pass diputar arahnya, gelembung nivo tersebut tetap
pada posisi setimbang.
c. Kita pasang unting – unting dengan cara mengaitkan ujung benang unting –
unting pada kait tripood statis. Kemudian kita letakkan posisi unting – unting
tepat lurus dengan posisi paku payung yang terdapat pada patok kayu.
d. Selanjutnya adalah memasang alat water pass. Water pass yang kita pasang
diusahakan sejajar, skrup yang terdapat pada bagian tengah trifood statis kita
pasangkan dengan lubang skrup yang terdapat pada bagian bawah water pass.
e. Setelah itu, kita mengatur posisi gelembung nivo agar posisinya tepat pada
titik keseimbangan. Caranya adalah meletakkan posisi water pass tepat berada
tengah pada posisi diantara ketiga skrup penyetel gelembung nivo tersebut.
f. Kemudian mengatur posisi gelembung nivo, dengan cara memutar kedua
skrup yang saling sejajar secara bersamaan arahnya. Lalu diikuti dengan
memutar skrup yang terakhir sampai gelembung nivo tersebut terletak tepat
berada tengah. Artinya jika gelembung nivo tersebut tepat berada pada posisi
tengah maka water pass tersebut sudah terletak pada titik keseimbangan dan
water pass siap untuk digunakan.
g. Mengatur titik fokus water pass tersebut. Tujuannya adalah untuk
memfokuskan water pass terhadap target yang akan dikehendaki. Caranya
adalah dengan memutar tombol fokus pada water pass sampai target yang
dikehendaki benar – benar dalam keadaan fokus atau jelas. Target yang
dimaksudkan adalah nilai – nilai angka yang terdapat pada rambu target root.
h. Membaca dan mencatat nilai BA, BT, dan BB pada rambu target root.
i. Mengukur jarak vertikal antara garis bidik dan sebuah titik tertentu yang
berada di atas atau di bawah garis bidik tadi menggunakan mistar ukur atau
meteran.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran menggunakan
water pass seperti mengusahan agar jarak antara titik dengan alat sama, membaca
rambu belakang terlebih dahulu baru kemudian membaca rambu bagian depan,
jatak alat ke rambu maksimum 75 M, dan lain sebagainya.
Dalam setiap pengukuran tidaklah terlepas dari adanya kesalahan
pembacaan angka, sehingga diperlukan adanya koreksi antara hasil yang didapat
di lapangan dengan hasil dari perhitungan. Dalam melakukan pengukuran
kemungkinan terjadi kesalahan pastilah ada dimana sumber kesalahan atau
permasalahan tersebut, antara lain :
a. Kesalahan yang bersumber dari pengukur
Kuranganya ketelitian mata dalam pembacaan alat water pass, yaitu
pembacaan benang atas, benang bawah, dan benang tengah. Adanya emosi dari
pengukur akibat rasa lapar, cuaca yang panas, dan penyebab emosi yang lainnya
sehingga tergesa – gesa dalam melakukan pengukuran dan akhirnya terjadi
kesalahan mencatat.
b. Kesalahan yang bersumber dari alat
Pita ukur yang sering dipakai mempunyai tendensi panjangnya akan
berubah, apabila jika kita menariknya terlalu kuat. Sehingga pita ukur tidak betul
atau tidak memenuhi standar lagi. Patahnya pita ukur akibat terlalu kencangnya
menarik pita ukur, sehingga panjang pita ukur bergeser (berkurang).
c. Kesalahan yang bersumber dari alam.
Adanya angin yang membuat rambu ukur terkena hembusan angin,
sehingga tidak dapat berdiri dengan tegak. Angin yang merupakan faktor alam,
membuat pita ukur menjadi susah diluruskan, sehingga jarak yang didapatkan
menjadi lebih panjang daripada jarak sebenarnya.
Rumus perhitungan untuk menentukan besar nilai C :
𝐶 = 𝑏1 − 𝑚1 − 𝑏2 − 𝑚2
𝑑𝑏1 − 𝑑𝑚1 − 𝑑𝑏2 − 𝑑𝑚2
BAB IV
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan
diantaranya sebagai berikut.
1) Cara pembuatan jarak menggunakan MapInfo Professional 11.0 harus
dilakukan secara runtut dan hati – hati agar jarak yang tergambar pada peta
nantinya dapat benar.
2) Prinsip kerja menggunakan water pass harus dilakukan dengan hati – hati
supaya data yang kita ukur nantinya dapat akurat.
3) Kesalahan yang mungkin dapat terjadi dibedakan menjadi 3 yaitu
kesalahan yang bersumber dari pengukur, kesalahan yang bersumber dari
alat, dan kesalahan yang bersumber dari alam.
Top Related