UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR
MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
TUNAGRAHITA C (RINGAN) KELAS IV DI SEKOLAH
LUAR BIASA PROF.DR.SRI SOEDEWI
MASJCHUN SOFWAN,SH
KOTA JAMBI
SKRIPSI
VELA MOLIDINA
NIM. TPG.161982
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
i
UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR
MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
TUNAGRAHITA C (RINGAN) KELAS IV DI SEKOLAH
LUAR BIASA PROF.DR.SRI SOEDEWI
MASJCHUN SOFWAN,SH
KOTA JAMBI
SKRIPSI
Di ajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Strata satu (S1)
VELA MOLIDINA
NIM. TPG.161982
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’Alamin…
Alhamdulillahirabbil’Alamin…
Sujud syukurku kusembahkan kepada Allah SWT yang maha pengasih dan maha
penyayang, atas takdirmu yang telah kau jadikan aku manusia senantiasa berfikir,
berilmu, beriman dan bersabar dalam perjuangan ku ini. Semoga keberhasilan ini
menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.
Latunan Al-fatihah beriring Shalawat dalam silahku merintih, menadahkan doa
dalam syukur tiada terkira atas nikmat yang telah diberikan.
Terimakasihku untukmu ayahanda dan ibunda serta adikku yang tak pernah lelah
berhenti mendoakanku di setiap sujudnya, memberikan semangat, nasehat ,
pengorbanan dan kasih sayang yang tak tergantikan hingga diri ini kuat menjalani
setiap perjuangan yang harus dilalui.
Kupersembahkan, skripsi ini untuk kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda
Hadiwijaya dan ibunda Juhairiah, terimalah karya kecilku ini sebagai hadiah
keseriusanku ini untuk membalas pengorbananmu selama ini. Serta ku
persembahakan buat adikku tercinta Arya Jaya Arrasid.
Tak lupa pula rasa terimakasih ku juga ucapkan kepada dosen pembimbing skripsi
yang selama ini telah membimbing sampai saya sampai saat ini, dan untuk teman-
temanku seperjuangan khususnya Saiful anwar, Saskia Tasya Mamela, Zul fitrah
akbar, dan Sisca Yolanda yang telah memberikan semangat dalam penulisan
skripsi ini.
Semoga keikhlasan mereka dan dukungan mereka menumbuhkan semangatku
untuk terus maju
xii
MOTTO
ن فى أحسن تقويم نس لقد خلقنا ٱلSesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya (QS.At-tin ayat 4)
xiii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maham „Alim
yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas iradahnya hingga
skripsi ini dapat dirampungkan. Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW
pembawa risalah pencerahan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapat gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa penyelasaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah memberikan
motivasi, baik moril maupun materil. Untuk itu, melalui kolom ini Penulis ingin
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H Su‟aidi Asy‟ari, MA, Ph.D Selaku Rektor UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE, M.EI, Bapak Dr. As‟ad Isma, M.Pd dan Bapak
Dr. Bahrul Ulum, MA selaku Wakil Rektor 1, 2, dan 3 UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi
3. Ibu Dr. Hj. Fadlila, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Dr. Risnita, M.Pd, Bapak Dr. Najmul Hayat, M.Pd.I dan Ibu Dr.Yusria,
M.Ag selaku Dekan 1, 2, dan 3 UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Ibu Ikhtiati, M.Pd.I selaku ketua program studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah dan Ibu Nasyariah Siregar, M.Pd selaku sekretaris program studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak Dr. Mahluddin, M.Pd.I selaku pembimbing skripsi I yang telah banyak
meluangkan waktu untuk membimbing dan memotivasi saya dalam
penyelesaian skripsi ini.
7. Ibu Kiki Fatmawati M.Pd selaku pembimbing skripsi II yang telah banyak
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan masukan kepada saya
dalam penyelesaian skripsi ini.
xiv
8. Segenap Dosen dan karyawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
9. Bapak Triyono, S.Pd, M.Ed selaku Kepala Sekolah di Sekolah Luar Biasa
Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,SH Kota Jambi yang memberikan izin
kepada Penulis dalam menguji coba yang Penulis hasilkan dalam skripsi ini.
10. Murniati S.Pd selaku Guru kelas IV Tunagrahita C (ringan) di Sekolah Luar
Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,SH Kota Jambi yang
memberikan izin kepada Penulis dalam menguji coba yang Penulis hasilkan
dalam skripsi ini.
11. Majelis guru dan karyawan serta para siswa kelas IV Tunagrahita C di
Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,SH Kota Jambi
12. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi yang tiada henti-
hentinya hingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam penyelesaian
Skripsi ini.
13. Sahabat-sahabat seangkatan dan senasib seperjuangan dengan peneliti,
semangat dan motivasi dari kalian semua sangat membantu penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini banyak
terdapat kelemahan dan kekurangan, oleh karna itu penulis berharap kepada
semua pihak untuk kiranya memberikan sumbang saran demi kesempurnaan karya
ilmiah ini.
Jambi, 16 Maret 2020
Penulis
Vela Molidina
TPG.161982
xv
ABSTRAK
Nama : Vela Molidina
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : Upaya Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika Pada
Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita C (Ringan) Kelas IV di
Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,SH
Kota Jambi
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini membahas
tentang Upaya Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika Pada Anak
Berkebutuhan Khusus Tunagrahita C (Ringan) Kelas IV di Sekolah Luar Biasa
Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,SH Kota Jambi. Tujuan penelitian ini
adalah mendeskripsikan Proses belajar matematika pada anak berkebutuhan
khusus Tunagrahita C kelas IV, mendeskripsikan kesulitan belajar matematika
yang dialami anak Tunagrahita C (ringan) ,dan upaya guru dalam mengatasi
kesulitan belajar matematika pada anak Tunagrahita C ( ringan ) kelas IV.
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun
Sofwan,SH Kota Jambi. Teknik pengumpulan data yang digunakan Observasi,
wawancara, dokumentasi dan jenis penelitian ini adalah studi kasus.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut 1) Dalam Proses belajar
matematika pada anak berkebutuhan khusus tunagrahita C kelas IV di Sekolah
Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,Sh Kota Jambi menggunakan
pendekatan individual atau layanan individual. 2) Kesulitan belajar matematika
pada anak Tunagrahita C (ringan) yaitu lambatnya pemahaman dalam bernalar
dan berfikir dalam belajar serta cepat lupa kurangnya perhatian orang tua di
rumah untuk meningkatkan kemampuan anaknya dan kurangnya media
pembelajaran matematika yang kongkrit dan menarik.3) Upaya guru dalam
mengatasi kesulitan belajar matematika pada anak berkebutuhan khusus
tunagrahita C kelas IV yaitu Berusaha memberikan kesadaran kepada wali murid
untuk membimbing lagi anak-anaknya belajar dirumah, berupaya memberikan
pelayanan untuk memenuhi kebutuhan siswa serta adanya kerja sama antara wali
murid dan guru untuk melakukan les tambahan.
Kata Kunci: Kesulitan Belajar, Matematika, Tunagrahita
xvi
ABSTRACT
Name : Vela Molidina
Department : Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education
Title : Teacher's Efforts in Overcoming Mathematics Learning
Difficulties in Children with Special Needs Classroom Impaired C
(Light) Class IV in Extraordinary Schools Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH Jambi City
This research is a qualitative research. This study discusses the Teacher's
Efforts in Overcoming Learning Difficulties in Mathematics in Children with
Special Needs Classroom Impaired C (Light) Class IV at the Extraordinary
School Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Jambi City. The purpose of
this research is to describe the process of learning mathematics in children with
special needs Tunagrahita C class IV, describe the learning difficulties of
mathematics experienced by children with intellectual disabilities (mild), and the
efforts of teachers in overcoming the difficulties of learning mathematics in
children with intellectual disabilities Class IV (mild). The research was conducted
at the Extraordinary School of Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH of the
City of Jambi. Data collection techniques used Observation, interviews,
documentation and this type of research is a case study.
The results of this study are as follows 1) In the process of learning
mathematics in children with special needs mentally disabled C class IV at the
Extraordinary School of Prof. Dr. Soedewi Masjchun Sofwan, Sh Jambi City
using an individual approach or individual service. 2) Difficulty learning
mathematics in children with intellectual disabilities (mild), namely the slow
understanding of reasoning and thinking in learning and quickly forgetting the
lack of attention of parents at home to improve their children's abilities and the
lack of concrete learning media that is concrete and interesting. difficulty learning
mathematics in children with special needs mentally disabled C class IV namely
Trying to provide awareness to guardians of students to guide their children to
study at home, trying to provide services to meet the needs of students and the
cooperation between guardians of students and teachers to do additional tutoring.
Keywords : Learning Difficulties, Mathematics, Developmental Education
xvii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
NOTA DINAS ........................................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. vi
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ....................................................... x
PERSEMBAHAN ................................................................................................. xi
MOTTO ............................................................................................................... xii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ xiv
ABTRAK ............................................................................................................... xv
ABSTRACT ........................................................................................................ xvi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xx
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xxi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xxii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Fokus Penelitian ........................................................................................... 6
C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
E. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik ........................................................................................... 8
1. Guru ....................................................................................................... 8
2. Belajar .................................................................................................. 14
3. Kesulitan Belajar .................................................................................. 16
4. Anak Berkebutuhan Khusus ................................................................. 24
5. Tunagrahita .......................................................................................... 30
B. Studi Relevan ............................................................................................ 33
xviii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Dan Metode Penelitian ........................................................... 35
B. Setting dan Subjek ..................................................................................... 35
C. Jenis dan Sumber Data Penelitian .............................................................. 36
D. Tehnik Pengumpulan Data ......................................................................... 38
E. Tehnik Análisis Data .................................................................................. 40
F. Pengecekan Keabsahan Data...................................................................... 41
G. Jadwal Penelitian ........................................................................................ 44
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum ......................................................................................... 46
1. Lokasi Penelitian .................................................................................. 46
2. Identitas Sekolah .................................................................................. 47
3. Visi dan Misi ........................................................................................ 47
4. Struktur Organisasi Sekolah ................................................................. 49
5. Data Guru ............................................................................................. 50
6. Data Siswa ............................................................................................ 60
7. Data Siswa Tunagrahita C Kelas IV .................................................... 62
8. Sarana dan Prasarana............................................................................ 64
9. Kegiatan Ektrakurikuler ....................................................................... 66
10. Kurikulum Sekolah .............................................................................. 67
B. Temuan Khusus Dan Pembahasan ......................................................... 68
1. Temuan Khusus .................................................................................. 68
a. Proses pembelajaran matematika pada anak berkebutuhan khusus
Tunagrahita C kelas IV .................................................................. 68
b. Kesulitan belajar matematika yang dialami pada anak
berkebutuhan khusus Tunagrahita C kelas IV ............................... 71
c. Upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar matematika pada
anak berkebutuhan khusus tunagrahita C kelas IV ........................ 75
2. Pembahasan ........................................................................................ 77
xix
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 83
B. Saran ........................................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xx
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ............................................................................... 44
Tabel 4.1 Data Guru Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun
Sofwan,SH Kota Jambi ..................................................................... 50
Tabel 4.2 Data Siswa Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun
Sofwan,SH Kota Jambi ..................................................................... 60
Tabel 4.3 Data Siswa Tunagrahita C Kelas IV Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri
Soedewi Masjchun Sofwan,SH Kota Jambi ..................................... 62
Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi
Masjchun Sofwan,SH Kota Jambi .................................................... 64
xxi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi
Masjchun Sofwan,SH Kota Jambi ................................................ 49
Gambar 4.2 Piala Lomba Ektrakurikuler .......................................................... 67
Gambar 4.3 Halaman Depan SLBN
Prof. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH ..................................... 67
Gambar 4.4 Proses pembelajaran matematika
anak Tunagrahita C kelas IV ......................................................... 70
Gambar 4.5 Peneliti ikut serta dalam membimbing siswa tunagrahita belajar
matematika .................................................................................... 71
Gambar 4.6 Peneliti Mewawancari ibu Murniati selaku guru kelas IV
Tunagrahita C ................................................................................ 72
Gambar 4.7 Peneliti wawancarai Syadad siswa kelas IV tunagrahita C ........... 73
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 From Surat Pernyataan Responden
Lampiran 2 Instrumen Pengumpulan Data (IPD)
Lampiran 3 Hasil Wawancara Kepala Sekolah
Lampiran 4 Hasil Wawancara Guru Tunagrahita C kelas IV
Lampiran 5 Hasil Wawancara Siswa Tunagrahita C kelas IV
Lampiran 6 RPP Tunagrahita C
Lampiran 7 Program Tahunan (PROTA)
Lampiran 8 Silabus
Lampuran 9 Daftar Informan
Lampiran 10 Dokumentasi Foto Penelitian
Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu hak asasi manusia yang paling
fundamental yang dilindungi dan dijamin oleh berbagai instrumen hukum
internasional maupun nasional. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka
mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap
lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam
dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi dalam kehidupan masyarakat
(Oemar Hamalik, 2001, hal.79). Salah satu definisi pendidikan menurut para
ahli yaitu menurut Dewantara bahwa pendidikan menuntutun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan sebagai
anggota masyarakat dapat keselamatan dan kebahagia setinggi-tingginya
(Made Pirdarta, 2007, hal.10)
Di dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab III tentang Hak Warga Negara Untuk Memperoleh
Pendidikan, Pasal 5 menyatakan bahwa “setiap warga Negara mempunyai hak
yang sama untuk memperoleh pendidikan”.Bahkan dalam pasal 7 mengenai
hak tersebut ditegaskan sebagai berikut “penerimaan seorang peserta didik
dalam suatu satuan pendidikan diselenggarakan tidak membedakan jenis
kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial, dan tingkat kemampuan ekonomi,
dan dengan tetap mengindahkan kekhususan suatu pendidikan yang
bersangkutan” (Umar Tirtaraharja, 2012, hal.230).
Dalam sistem pendidikan nasional UU RI No. 2 Tahun 1989 di
kemukakan, bahwa sistem pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertakwa terhadap tuhan yang maha esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, dan mandiri serta tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Depdikbud, 1989).
2
Pendidikan adalah suatu proses dimana tempat peserta didik untuk
menumbuh kembangkan potensi-potensi ataupun kemampuan secara individual
(Umar Tirtaraharja, 2012, hal.1). Pendidikan menurut sifatnya ada tiga yaitu :
Pendidikan Informal yaitu pendidikan yang diperoleh seseorang dari
pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar sepang hayat.
Pendidikan Formal yaitu pendidikan yang berlangsung secara teratur,
bertingkat dan mengikuti syarat-syarat tertentu secara ketat non formal.
Pendidik Non formal yaitu pendidikan yang dilaksanakan secara tertentu dan
sadar tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan ketat (Abu Ahmad, 2003, hal.97)
Di dalam UU RI No. 2 Tahun 1989 Sistem Pendidikan Nasional , pasal 8
ayat 1 juga menyatakan bahwa “warga Negara yang memiliki kelainan fisik
dan atau mental berhak memperoleh pendidikan luar biasa”. Dan ayat 2
menyatakan bahwa warga Negara yang memilki kemampuan dan kecerdasan
luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus” (Umar Tirtaraharja, 2012,
hal.230), Seperti halnya pada anak-anak berkebutuhan khusus, mereka juga
harus memperoleh pendidikan yang membuat akan dirinya lebih yakin bahwa
setiap orang memliki kelebihan dan kekurangan masing-masing serta
kemampuan yang di miliki oleh setiap individual.
Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang memerlukan pendidikan
yang sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Klasifikasi anak
berkebutuhan dikelompokan ke dalam kelainan fisik, kelainan mental, dan
kelainan karakteristik sosial (Mohammad Efendi, 2006, hal.4). Anak
berkebutuhan khusus biasanya di sebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor
internal, faktor eksternal dan gangguan otak dan metabolisme. Faktor internal
bisa di sebabkan oleh faktor genetik (keturunan), sedangkan faktor eksternal
bisa di sebabkan dari pengaruh ataupun gangguan dari luar dan gangguan otak
bisa terjadi karena trauma lahir atau hipoksia, yang berdampak cedera pada
lobus frontalis di otak (Sutrisno,2018, hal.9)
Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang
berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada
ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Anak berkebutuhan khusus
3
didefinisikan sebagai anak yang memelukan suatu pendidikan serta layanan
khusus untuk mengembangan potensi dan kemampuannya secara sempurna
(Abdul Hadis, 2006, hal. 5). Dalam pendidikan luar biasa atau pendidikan
khusus anak berkelainan, istilah penyimpangan secara eskplisit ditujukan
kepada anak yang dianggap memiliki kelainan penyimpangan dari kondisi rat-
rata anak normal umumnya, dalam hal fisik, mental, maupun karateristik
perilaku sosialnnya (Mohammad Efendi, 2006, hal.2). Untuk memahami anak
berkebutuhan khusus sangat diperlukan adanya pemahaman mengenai jenis-
jenis kecatatan dan akibat terjadi penderita.
Anak berkebutuhan khusus di sebut anak cacat dikarenakan termasuk
anak yang pertumbuhan dan perkembanganya mengalami penyimpangan atau
kelainan baik dari segi mental, fisik, emosi, serta sosialnya bila dibandingkan
dengan anak biasa. Dalam UU pasal 31 ayat 1 menyatakan bahwa setiap warga
negara berhak mendapatkan pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi anak
berkebutuhah khusus karena anak berkebutuhan khusus membutuhakan
perhatian yang lebih khusus, hal tersebut juga di jelaskan pada UU No.2 pasal
aya 1 dan 2. Anak berkebutuhan khusus terbagi atas tunanetra, tunarugu,
tunawicara, tunadaksa, tunagrahita, tunawisma.
Menurut Kaufirman dan Hallahan (1986), anak berkebutuhan khusus
didefinisikan sebagai anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus
untuk mengembangkan potensi kemanusiaan mereka secara sempurna.
Penyebutan sebagai anak berkebutuhan khusus, dikarenakan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, anak berkebutuhan khsusus ini membutuhkan bantuan
layanan pendidikan, layanan sosial, layanan bimbingan dan kongseling serta
berbagai layanan lainnya yang bersifat khusus.
Pendidikan untuk anak yang berkebutuhan khusus telah dicantumkan
dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasiaonal Pasal 32 disebutkan bahwa”pendidikan khusus (pendidikan luar
biasa) merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional, mental dan sosial”( Mohammad Efendi, 2008, hal.1). Dalam hal ini
4
anak berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama sperti anak normal lain
yang membutuhkan pendidikan dan belaian, pelukan diajak bicara meski reaksi
yang ditunjukan sangat sedikit.
Pada dasarnya setiap anak berkebutuhan khusus dalam proses belajarnya
juga mengalami berbagai kesulitan dalam memahami suatu pembelajaran.
Dalam suatu pembelajaran tentu ada kendala atau pun kesulitan dalam proses
belajar mengajar. Anak berkebutuhan khusus yang mengalami masalah belajar
ini memerlukan perhatian yang khusus pula dari guru maupun tanda pendidik
yang lain, Seperti halnya pada anak tunagrahita yang tentu sulit untuk
memahami berbagai pelajaran disekolahnya, mereka membutuhkan waktu yang
lama dalam memahami pelajaran itu karena anak tunagrahita tersebut memiliki
intelegensi dibawah rata-rata normal.
Tunagrahita merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus, yaitu
individu yang memilki kecerdasan mental dibawah normal. Anak yang
memiliki kecerdasan dibawah rata-rata normal atau tunagrahita menunjukan
kecendrungan rendah pada fungsi umum kecerdasannya, sehingga banyak hal
menurut presepsi orang normal dianggap wajar terjadi akibat dari suatu proses
tertentu (Mohammad Efendi, 2006, hal.96).
Edgar Doll berpendapat seseorang dikatakan tunagrahita jika : secara
sosial tidak cakap, secara mental dibawah normal, kecerdasannya terhambat
sejak lahir atau pada usia muda dan kematangannya terhambat.Tunagrahita ini
terjadi disebabkan radang pada otak, gangguan fisikologis, faktor hereditas dan
pengaruh kebudayaan. Maka dari itu, untuk memahami suatu pelajaran anak
tunagrahita memang membutuhkan waktu yang lama, karena perkembangan
kognitifnya terhambat oleh karena itu anak tunagrahita mengalami kesulitan
dalam belajar dan memahami pelajaran.
Dalam kondisi seperti inilah yang dirasakan perlunya ada bimbingan
belajar dan pelayanan yang memfokuskan kegiatan dalam membantu para
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Bimbingan belajar adalah
proses bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dapat
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam belajar sehingga setelah
5
melalui proses perbuatan belajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang
optimal sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya (Erni
Liana, 2017, hal.2)
Hal ini disampaikan pada salah satu guru kelas IV tunagrahita C pada anak
tunagrahita C di Sekolah Luar Biasa (SLB). Kesulitan yang anak tunagrahita
alami yaitu kesulitan belajar pada mata pelajaran matematika. Dalam proses
pembelajaran matematika pada anak tunagrahita ini mengalami beberapa
kesulitan yaitu sulit menanggap pelajaran matematika dan pemahamannya
lemah, kesulitan dalam menerima dan mengolah informasi yang bersifat
abstrak, kurangnya media pembelajran yang memadai, lemahnya kemampuan
akademis yang dimiliki anak tunagrahita dibawah rata-rata, kurang minat
dalam belajar dan sering kesulitan dalam memperhatikan tugas-tugas, selain itu
yang membuat mereka kesulitan dalam belajar matematika ini ialah lambatnya
pemahaman mereka karena anak tunagrahita ini kecedasan intelektualnya
dibawah rata-rata normal dan tidak hanya itu saja mereka kurang bersosialisasi
dalam kehidupan sehari-harinya. Anak berkebutuhan khusus tunagrahita ini
sangat memerlukan perhatian dan bantuan yang khsus bagi gurunya serta
berbeda-beda dalam pemahaman belajarnya.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah
penelitian tentang kesulitan belajar matematika yang dialami anak
berkebutuhan khsus tunagrahita. Peneliti memilih kelas ini karena ingin
mengatahui bagaimana cara guru dalam mengatasi kesulitan belajar
matematika bagi anak berkebutuhan khusus tunagrahita. Maka, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “ Upaya Guru Dalam Mengatasi
Kesulitan Belajar Matematika Pada Anak Berkebutuhan Khusus
Tunagrahita C (Ringan) Kelas IV Di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri
Soedewi Masjchun Sofwan,Sh Kota Jambi ”
6
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan diatas maka
untuk memudahkan peneliti lebih lanjut akan memfokuskan penelitiannya
sebagai berikut:
1. Proses belajar matematika pada anak berkebutuhan khusus tunagrahita C
kelas IV di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,Sh
Kota Jambi.
2. Kesulitan belajar matematika yang dialami pada anak berkebutuhan
khusus tunagrahita C kelas IV di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi
Masjchun Sofwan,Sh Kota Jambi.
3. upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar matematika pada anak
berkebutuhan khusus tunagrahita C kelas IV di Sekolah Luar Biasa
Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,Sh Kota Jambi.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses belajar matematika pada anak berkebutuhan khusus
tunagrahita C kelas IV di Sekolah Luar Biasa Kota Jambi?
2. Apa saja kesulitan yang dialami siswa dalam proses belajar matematika
pada anak berkebutuhan khusus tunagrahita C Kelas IV di Sekolah Luar
Biasa Kota Jambi?
3. Bagimana upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar matematika pada
anak berkebutuhan khusus tunagrahita C kelas IV di Sekolah Luar Biasa
Kota Jambi?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui proses belajar matematika pada anak berkebutuhan
khusus tunagrahita C kelas IV di Sekolah Luar Biasa Kota Jambi.
2. Untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam proses belajar
matematika pada anak berkebutuhan khusus tunagrahita C kelas IV di
Sekolah Luar Biasa Kota Jambi.
7
3. Untuk mengetahui cara guru dalam mengatasi kesulitan belajar
matematika pada anak berkebutuhan khusus tunagrahita C kelas IV di
Sekolah Luar Biasa Kota Jambi.
E. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan ilmu, pengetahuan,dan pengalaman tentang hal-hal
yang berkaitan dengan peranan guru dalam mendidik anak berkebutuhan
khusus.
2. Maaf Praktis
a) Bagi lembaga (Sekolah)
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengasuh, membina,
mengarahkan membimbing, anak berkebutuhan khusus dan sebagai
informasi untuk mendorong civitas akademik menerapkan manajemen
guru dan sekolah sebaik-baiknya.
b) Bagi Pendidik
Dapat dijadikan acuan dan masukkan serta kritikkonstruktif terutama
dalam mendidik dan membimbing anak berkebutuhan khusus.
c) Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk mengintegrasikan keterampilan dan
pengetahuan, serta untuk mencapai gelar sarjana strata satu (S1)
dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di Fakultas
Tarbiyah dan keguruan UIN STS JAMBI.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Guru
a. Pengertian Guru
Guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada jalur pendidik formal (Supriyadi,M.Pd, 2015, hal.11).
Guru adalah seseorang yang diserahi tanggung jawab sebagai pendidik
dilingkungan sekolah (Purwanto,1997,hal.138). Secara umum, guru adalah
seorang pendidik dan guru di sekolah-sekolah pendidikan anak usia dini
atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Menjadi seorang pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompentensi sebagai agenda pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidik nasional
(E.Musyasa,2003,hal.53).
Guru disebut juga pendidik dan pengajar, tetapi kita tahu tidak semua
pendidik adalah guru, sebab guru adalah suatu jabatan profesional yang
pada hakikatnya memerlukan persyaratan keterampilan teknis dan sikap
kepribadian tentu yang semuanya itu dapat diperoleh melalui proses
belajar mengajar dan latihan, sebagai mana pendapat mengatakan bahwaa :
“Seorang pendidik profesional adalah seseorang yang memiliki
pengetahuan, keterampilan dan sikap professional yang mampu dan setia
mengembangkan profesinya, menjadi anggota organisasi professional
pendidikan memegang teguh kode etika profesinya, ikut serta dalam
mengkomunikasikan usaha pengembangan profesi bekerja sama dengan
profesi yang lain”(Roestiyah NK, 2006, hal.175).
Dapat disimpulkan guru adalah seorang pendidik atau pengajar di
sekolah pendidikan anak usia dini, pendidikan formal, pendidikan dasar
dan pendidikan menengah yang harus memiliki kemapuan akademik
9
ataupun nonakademik serta memiliki kompentensi untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
b. Kompetensi Guru
Berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pada
pasal 10 ayat 1 menyatakan bahwa “ kompetensi guru sebagaimana
dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dam kompetensi professional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi” (Anggota IKAP, 2011, hal.8)
Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang
dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas
SD/MI, dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, dan SMK/MAK.
Ada empat kompetensi guru sebagai berikut :
1) Kompentesi pedagogik, yaitu : kemampuan pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan, dan pelaksaan pembelajaran, evalusai
hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya.
2) Kompetensi kepribadian, yaitu : kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berahlak mulia.
3) Kompetensi professional, yauitu : penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang
menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan
metodologi keilmuannya.
4) Kompetensi Sosial, yaitu : kemampuan gruru untuk berkomunikasi
dan begaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
10
c. Fungsi dan Peranan Guru
Guru dalam menjalankan profesionalitasnya memiliki tugas
kemanuasiaan, artinya guru harus mampu menanamkan nilai-nilai
kemanusian kepada peserta didik seperti dijelaskan oleh Usman (1997;
Abu Bakar,dkk.,2009), bahwa tugas kemanusiaan guru meliputi
penanaman nilai moral kepada anak didik, dan menjadi orang tua kedua
siswa dan siswinya. Menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak
didik seperti ahlak, budi pekerti, dan sikap kesetiakawanan sosial dan
menempatkan diri sebagai orangtua kedua berarti memahami jiwa dan
watak anak didik (Jejen Musfah, 2015, hal.52)
Dalam konteks proses pendidikan di sekolah guru memiliki tugas
untuk mendidik, mengajar, dan melatih. Usman (1997; Abu Bakar,
dkk.,2009) menjelaskan tugas guru tersebut:
1) Mendidik berarti menanamkan, meneruskan, dan mengembangkan
nilai-nalai hidup kepada anak didik (nilai-nilai agama dan budaya)
2) Melatih berarti membekali anak didik agar memiliki keterampilan
sebagai bekal dalam kehidupannya.
3) Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Masih ada sementara orang yang bepandangan, bahwa peranan guru
hanya mendidik dan mengajar saja. Padangan modern yang dikemukakan
oleh Adams & Dickey bahwa peran guru sangat luas, meliputi (Oemar
Hamalik, 2014, hal.123) :
a) Guru Sebagai Pengajar (teacher as instructor)
Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam sekolah (kelas). Ia
menyampaikan pelajaran agar murid memahami dengan baik semua
pengetahuan yang telah disampaikan itu. Selain itu juga berusaha agar
terjadi perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial,
apersiasi,dan sebagainya melalui pengajaran yang diberikannya.
11
b) Guru Sebagai Pembimbing (teacher as counsellor)
Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada murid agar
mereka mampu menemukan masalah sendiri, memecahkan
masalahnya sendiri, mengenal diri sendiri, dan menyesuaikan diri
dengan lingkunganya. Murid-murid membutuhkan bantuan guru dalam
hal mengatasi kseulitan-kesulitan pribadi, kesulitan pendidikan,
kesulitan memilih pekerjaan, kesulitan dalam hubungan sosial dan
interpersonal.
c) Guru Sebagai Ilmuwan (teacher as scientist)
Guru dipandang sebagai orang yang paling berpengetahuan. Dia
bukan hanya berkewajiban menyampaikan pengetahuan yang
dimilikinya kepada murid, tetapi juga berkewajiban mengembangkan
pengetahuan itu dan terus-menerus memupuk pengetahuan yang telah
dimilikinya.
d) Guru Sebagai Pribadi (teacher as person)
Sebagai pribadi setiap guru harus memiliki siafat-sifat yang
disenangi oleh murid-muridnya, oleh orang tua, dan oleh masyarakat.
Sifat-sifat itu sangat diperlukan agar dia dapat melaksanakan
pengajaran secara efektif. Karena itu guru wajib berusaha memupuk
sifat-sifat pribadinya sendiri (intern) dan mengembangkan sifat-sifat
pribadi yang disenangi oleh pihak luar (ekstren).
d. Tanggung Jawab Guru
Berdasarkan peranan profesional guru maka tentu menimbulkan atau
menambah tanggung jawab ataupun tugas guru menjadi besar (Oemar
Hamalik, 2014, hal.127-133). Tanggung jawab guru sebagai berikut:
1) Guru Harus Menuntut Murid-Murid Belajar
Tanggung jawab guru yang terpenting ialah merencanakan dan
menuntut murid-murid melakukan kegiatan-kegiatan belajar guna
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diingikan. Guru harus
membimbing murid agar mereka memperoleh keterampilan-
12
keterampilan, pengalaman, perkembangan berbagai kemampuan,
kebiasaan yang baik, dan perkembangan sikap yang serasi.
2) Turut Serta Membina Kurikulum Sekolah
Sesungguhnya guru merupakan seorang key person yang paling
mengetahui tentang kebutuhan kurikulum yang sesuai dengan tingkat
perkembangan murid. Dalam hal ini guru dapat melakukan banyak
hal,antara lain : menyarankan ukuran-ukuran yang mungkin dapat
digunakan dalam memilih bahan-bahan kurikulum, berusaha
menemukan minat, kebutuhan dan kesanggupan murid, berusaha
menemukan cara-cara yang tepat agar antar sekolah dan masyarakat
terjalin hubungan kerja sama yang seimbang, mempelajari isi dan
bahan pelajaran pada setiap kelas dan meninjaunya dalam hubungan
dengan praktek sehari-hari.
3) Melakukan Pembinaan terhadap Diri siswa ( kepribadian, watak
dan jasmani)
Memompakan pengetahuan kepada murid kiranya bukan pekerjaan
yang sulit. Tetapi membina siswa agar menjadi manusia yang berwata
(berkarakter) sudah pasti bukan pekerjaan yang mudah.
Mengembangkan watak dan kepribadian, sehingga mereka memiliki
kebebasan, sikap, cita-cita, berfikir dan berbuat, berani bertanggung
jawab, Ramah dan mau bekerja sama.bertindak astas dasar nilai-nilai
moral yang tinggi semua menjadi tangung jawab guru.
4) Memberikan Bimbingan Kepada Siswa
Guru haruslah memberikan bimbingan kepada anak siswa agar
mereka mampu mengenal dirinya sendiri, memecah masalahnya
sendiri, mampu menghadapi kenyataan dan memiliki stamina
emosional yang baik, sangat di perlukan. Mereka perlu di bombing
kearah terciptanya hubungan pribadi yang baik dengan temannya
dimana perbuatan dan perkataan guru menjadi contoh yang baik.
13
5) Melakukan Diagnosis Atas Kesulitan-Kesulitan Belajar Dan
Mengadakan Penilaian Atas Kemajuan Belajar
Guru bertanggung jawab menyesuaikan semua situasi belajar
dengan minat, latar belakang, dan kematangan siswa. Juga
bertanggung jawab mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar dan
kemajuan belajar serta melakukan diagnosis dengan cermat terhadap
kesulitan dan kebutuhan siswa.
6) Menyelenggarakan Penelitian
Sebagai seorang guru yang bergerak dalam bidang keilmuan
(scientist) bidang pendidikan maka ia haru senantiasa memperbaiki
cara bekerjanya. Tidak cukup hanya sekedar melaksanaan pekerjaan
rutin saja, melainkan harus juga berusaha menghimpun banyak data
melalui penelitian yang kontinu dan intensi.
7) Mengenal Masyarakat dan Ikut Serta Aktif
Guru tak mungkin melaksanakan pekerjaannya secara efektif,
jikalau ia tidak mengenal masyarakat sutuhnya dan secara lengkap.
Harus dipahami dengan baik tentang pola kehidupan, kebudayaan,
minat, aspirasi anak sangat banyak dipengaruhi oleh masyarakat
sekitarnya. Ini berarti bahwa dengan mengenal masyarakat, guru dapat
mengenal siswa dan menyesuaikan pelajarannya secara efektif.
8) Menghayati, Mengamalkan, dan Mengamankan Pancasila
Pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia pancasila sejati,
yang berarti melalui pendidikan diantaranya sekolah, kita berusaha
semaksimal mungkin agar tujuan itu tercapai. Untuk manusia seperti
yang kita itu maka sudah barang tentu suasana belajar diorganisasi
sedemikain rupa sehingga memungkinkan siswa, mengembangakan
sikap, watak, moral, dan prilaku yang pancasila. Dalam hal ini
kepribadian guru adalah menjadi contoh atau model bagi siswa.
14
9) Turut Serta Membantu Terciptanya Kesatuan Dan Persatuan
Bangsa Dan Perdamaian Dunia
Guru bertanggung jwab untuk mempersiapkan siswa menjadi
warga Negara yang baik. Pengertian yang baik ialah antara lain
memiliki rasa persatuan dan kesatuan sebagai bangsa. Perasaan
demikian dapat tercipta apabila para siswa didik saling menghargai,
mengenal daerah, masyarakat, adat istiadat, seni budaya, sikap,
hubungan-hubungan sosial, keyakinan, kepercayaan, peninggalan-
peninggalan historis setempat, keinginan dan minat dari daerah lainnya
di seluruh nusantara.
10) Turut Serta Menyukseskan Pembangunan
Turut serta dalam kegiatan-kegiatan pembangunan yang sedang
berlangsung didalam masyarakat termasuk tangung jawab guru yang
efektif. Dengan berpartisipasi dalam pembangunan itu, dengan segala
bentuk yang mungkin di kerjakan, baik dalam hal yang bersifat
sederhana maupun yang bersifat kompleks.
11) Tanggung Jawab Meningkatkan Peranan Professional Guru
Guru sangat perlu meningkatkan peranan dan kemampuan
profesionalnya, peningkatan kemampuan itu meliputi kemampuan
untuk melaksanakan tanggung jawab dala melaksanakan tugas-tugas
didalam sekolah dan kemampuan yang diperlukan untuk
merealisasikan tanggung jawab diluar sekolah. Kemampuan-
kemampuan itu harus dipupuk dalam diri pribadi guru sejak ia
mengikuti pendidikan guru sampai ian bekerja.
2. Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) belajar adalah
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah
laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar juga bisa
didefinisikan sebagai sebuah proses perubahan di dalam kepribadian
15
manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengentahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya piker,dan
kemampuan-kemampuan lain (https://www.zonareferensi.com/pengertian-
belajar/diakses pada tanggal 14 April 2019 pukul 14:37)
Belajar merupakan suatu proses ataupun suatu kegiatan dan bukan
suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih
luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil
latihan melainkan perubahan tingkah laku.
Belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan ataupun
pemahaman dengan melakukan latihan-latihan untuk membentuk
kebiasaan yang merubah tingkah laku secara otomatis dan seterusnya
(Oemar Hamalik, 2014, hal.28)
b. Prinsip-prinsip Belajar
Menurut Wiliam Burton tentang beberapa prinsip-prinsip belajar
sebagai berikut:
1) Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui
(under going)
2) Proses melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata
pelajaran yang berpusat pada suatu tujuan tertentu
3) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan siswa
4) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan siswa sendiri
yang mendorong motivasi yang kotiniu
5) Proses belajar dan hasil belajar di syarati oleh hereditas dan
lingkungan
6) Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh
perbedaan-perbedaan individual dikalangan siswa-siswa
7) Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman dan hasil
belajar yang di inginkan sesuai dengan kematangan siswa.
16
8) Proses belajar yang baik apabila siswa mengetahui status dan
kemajuan
9) Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur
10) Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang
merangasang dan membimbing tanpa ada tekanan dan paksaan
c. Faktor-faktor yang pengaruhi hasil belajar
Faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar seorang siswa ada dua
yaitu :
1) Faktor internal, yaitu : faktor dari dalam diri siswa itu sendiri seperti
faktor kesehatan, cacat tubuh, faktor psikologis, kemampuan siswa.
2) Faktor eksternal, yaitu : faktor yang dipengaruhi oleh lingkungan
sosial sekitarnya seperti teman, faktor keluarga, tetangga, masyarakat
dsb (https://wawasanpendidikan.com/2015/09/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-belajar/diakses tanggal 18, pukul 21:50).
Ada pun faktor lainnya seperti motivasi belajar, minat dan perhatian,
sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi dsb (Nana
Sudjana, 2009, hal.39).
3. Kesulitan Belajar
a. Pengertian Kesulitan Belajar
Kesulitan bealajar merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris
learning disability. Learning artinya belajar dan disability artinya
ketidakmampuan, jadi dapat artikan kesulitan belajar adalah
ketidakmampuan belajar Mulyono Abdurrahman, 2019, hal.1)
Kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari
proses psikologi dasar mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa
uajaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam
bentuk kesulitan mendengar, berfikir, berbicara, membaca, menulis,
mengeja, atau berhitung (Mulyono Abdurrahman, 2019, hal.2).
17
Menurut Sunarta, kesulitan belajar adalah kesulitan yang dialami oleh
peserta didik dalam kegiatan belajarnya, sehingga berakibat prestasi
belajarnya rendah dan perubahan tingkah laku yang terjadi tidak sesuai
dengan partisipasi yang diperoleh sebagaimana teman-temannya kelasnya.
Kesuliatan belajar tampil sebagai suatu kondisi ketidakmampuan yang
nyata pada orang-orang yang memliki inteligensi rata-rata hingga superior,
yang memiliki system sensoris yang cukup, dan kesempatan belajar yang
cukup pula. Berbagai kondisi tersebut bervariasi dala perwujudan dan
drajatnya. Kondisi tersebut dapat berpengaruh terhadap harga diri,
pendidikan, pekerjaan, sosialisasi,dan atau aktivitas kehidupan sehari-
harinya.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kesulitan
belajar adalah sesuatu keadaan dalam proses belajar mengajar dimana
peserta didik tidak dapat belajar sebgaimana mestinya.
b. Klasifikasi Kesulitan Belajar
Secara garis besar kesulitan belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua
kelompok yaitu :
1) Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan
(development learning disabilities)
Kesulitan belajar seperti ini mencakup gangguan motorik dan
persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan
belajar dalam penyesuaian prilaku sosial.
Gangguan Motorik adalah gangguan dalam bentuk adanya gerakan
melimpah, kurangnya koordinasi dalam aktivitas motorik, kesulitan
dalam Koordinasi motorik halus, kurang dalam penghayatan tubuh,
kurang dalam pemahaman dalam hubungan keruangan atau arah dan
bingung lateraslitas ((Mulyono Abdurrahman, 2019, hal.105)
Lerner (1981:189) gangguan perkembangan motorik tersebut
sering dengan mudah dapat di kenali pada saat anak berolahraga,
menari atau belajar menulis.
18
Gangguan perkembangan persepsi adalah gangguan pada proses
memahami dan menginterprestasi informasi sensoris, atau kemampuan
intelek untuk mencari makna dari data yang diterima berbagai indra.
Lener (1988:282) Persepsi merupakan suatu keterampilan yang
dipelajari makan proses pengajaran dapat memberi dampak langsung
terhadap kecakapan perseptual.
Gangguan perkembangan kemampuan bahasa adalah gangguan
keterlambatan dalam bidang bahasa. Keterlambatan pada bidang
akademik pada umumnya juga bersumber dari keterlambatan bahasa.
Gangguan perkembangan kemampuan sosial adalah suatu
hambatan ketidakmampuan anak dalam memahami kode atau aturan
yang terdapat di sekolah, keluarga maupun masyarakat.
2) Kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities)
Kesulitan belajar akademik menunjuk pada adanya kegagalan-
kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai kapasitas yang
diharapkan. Kegagalan-kegagalan tersebut mencakup penguasaan
keterampilan dalam membaca, menulis dan matematika (Mulyono
Abdurrahman, 2019, hal.6-7). Kesulitan belajar akademik yaitu
kesulitan belajar Perkembangan Kemampuan Kognitif atau gangguan
perkembangan kognitif.
Gangguan perkembangan kemampuan kognitif adalah salah satu
bentuk kesulitan belajara yang bersifat perkembangan (developmental
learning) atau kesulitan belajar preakademik (preacademic learning
disabilities). Kesulitan belajar jenis ini perlu mendapat perhatian
karena sebgaian besar dari belajar akademik terkait dengan ranah
kognitif. Anak berkesulitan belajar sering tidak mampu menyelesaikan
tugas-tugas kognitif yang di tuntut oleh sekolah (Mulyono
Abdurrahman, 2019, hal.131). Anak-anak yang terbelakang mental
pada umumnya memiliki keterlambatan dalam bidang kognitf.
Blackman dan Goldstain (1985 : 85) mengemukakan bahwah gaya
kognitif terkait dengan bagaimana seseorang berfikir (how of thinking).
19
Mereka berpandangan bahwa setiap orang memiliki gaya kognitif
(cognitive style) yang berbeda-beda dalam menghadapi tugas-tugas
pemecahan masalah.
c. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Penyebab utama kesulitan belajar (learning disabilities) adalah faktor
internal dan faktor eksternal (Mulyono Abdurrahman, 2019, hal.8). Faktor-
faktor tersebut dijelas sebagai berikut :
1) Faktor internal, yaitu suatu kesulitan belajar yang di akibatkan adanya
disfungsi neurologis. Seperti : faktor genetik, luka pada otak karena
trauma fisik atau karena kekurangan oksigen, biokimia yang hilang (
misalnya biokimia yang diperlukan untuk memfungsikan saraf pusat,
biokimia yang dapat merusak otak, gizi yang tidak memadai.
2) Faktor eksternal, yaitu suatu kesulitan belajar yang di akibatkan
adanya pengaruh dari luar atau kesalahan dalam penyampaian
pelajaran. Seperti: berupa strategi pembelajaran yang keliru,
pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi
belajar anak, dan pemberian ulangan, serta penguatan yang tidak tepat
serta pengaruh-pengaruh lingkungan sekitar atau sosial yang
merugikan perkembangan anak.
Adapun menurut Muhibbin Syah yaitu terjadinya kesulitan belajar
karena adanya faktor faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar
meliputi gangguan atau kekurangan psiko-fisik anak didik yaitu sebagai
berikut :
a) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya
kapasitas intelektual/intelegensi anak didik.
b) Yang berifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi
dan sikap.
c) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), anatara lain seperti
terganggunya alat-alat indera penglihatan (mata) dan pendengaran
(mata)
20
d. Macam-macam Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar yang bersifat perkembangan(Mulyono Abdurrahman,
2019, hal.107-135) yaitu :
1) Kesulitan Belajar pada Gangguan Perkembangan motorik, yaitu
gangguan yang sering diperlihatkan dalam bentuk adanya gerakan
melimpah, seperti ketika anak ingin menggerakkan tangan kanan
tangan kiri ikut gerak tanpa sengaja, kurang koordinasi dalam aktivitas
motorik, kesulitan dalam koordinasi motorik halus, kuarang dalam
penghayatan tubuh, kurang pemahaman dalam hubungan keruangan
atau arah dan bingung letaralitas (Lener, 1981:189).
Berbagai gejala gangguan motorik tersebut sering dengan mudah
dapat di kenali pada saat anak berolahraga, menari atau belajar
menulis. Gangguan pekembangan motorik dapat menyebabkan
kesulitan belajar (Mulyono Abdurrahman, 2019, hal.107).
2) Kesulitan Belajar pada Gangguan Perkembangan Presepsi, yaitu
perkembangan prsepsi yang berkaitan dengan kesulitan belajar, konsep
tersebut didasarkan pada premis anak-anak belajar dengan cara atau
presepsi yang berbeda-beda. Ada yang lebih menyukai belajar melalui
pendengaran, ada yang lebih suka melalui penglihatan, ada yang suka
belajar melalui perabaan da nada juga yang suka melalui gerak.
3) Kesulitan Belajar pada Kognitif, yaitu bentuk kesulitan belajar yang
bersifat perkembangan atau kesuliatan belajar preakademik. Kesulitan
ini perlu mendapatkan perhatian Karena sebagian besar dari belajar
akademik terkait dengan ranah kognitif.
e. Kesulitan Belajar Matematika
1. Pengertian Matematika
Menurut Johnson dan Myklebust (1967: 244) matematika adalah
bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan
hubungan kuantitatif dan keruangan, sedangkan fungsi teoritisnya
adalah untuk memudahkan berfikir.
21
Meurut Paling (1982: 1) mengatakan bahwa matematika hanya
perhitungan yang mencakup tambahan, kurang, kali dan bagi tetapi ada
pula yang melibatkan topik aljabar, geometri, dan trigonometri yang
mencakup segala seuatu yang berkaitan dengan berfikir logis
(Mulyono Abdurrahman, 2019, hal.203).
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa matematika adalah suatu
ilmu tentang kuantitas atau ilmu tentang ukuran diskrit dan berlanjut
yang telah di tinggalkan yang mencakup pertambahan,pengurangan,
perkalian dan pembagian serta termasuk topik aljabar, geometrid an
trigonometri.
Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua
siswa dari SD hingga SLTA dan bahkan perguruan tinggi. Cornelus
(1982:38) mengemukaan lima alasan belajar matematika yaitu :
a) Sarana berfikir jelas dan logis
b) Sarana memecahkan masalah kehidupan sehari-hari
c) Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman
d) Sarana untuk mengembangkan kreativitas
e) Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan
budaya
2. Karakteristik Anak Berkesulitan Belajar matematika
Kesulitan belajar matematika disebut juga diskalkulia
(dyscalculis). Istilah diskalkula memiliki konotasi medis, yang
memandang adanya katerkaitan dengan gangguan system saraf pusat.
Krik (1962: 10) Keuslitan belajar maematika berat disebut akalkualia
(acalcualia) (Mulyono Abdurrahman, 2019, hal.210-213).
Menurut Lerner (1981: 357) ada beberapa karakteristik anak
berkesuliatan belajar matematika yaitu :
a) Adanya gangguan dalam hungungan keruangan
Konsep hubungan keruangan seperti atas-bawah, puncak-dasar,
jauh-dekat, tinggi-rendah, depan-belakang, dan awal-akhir.
22
Umumnya Pada kesulitan ini anak-anak sering mengalami
kesuliatan dalam bekomunikasi dengan lingkungan sosial juga
sering tidak mendukung terselenggaranya suatu situasi yang
kondusif bagi terjadinya konunikasi antar mereka.
b) Abnormalitas presepsi visual
Anak berkesulitan belajar matematika sering mengalami
kesulitan untuk melihat sebagai objek dalam hubungannya dengan
kelompok atau aset. Anak mengalami kesulitan ini ketika mereka
diminta untuk menjumlahkan dua kelompok benda yang masing-
masing terdiri dari lima atau empat anggota. Kesulitan semacam itu
merupakan salah satu gejala adanya abnormalitas presepsi visual.
c) Asosiasi visual-motor
Anak berkesulitan belajar matematika seperti ini sering tidak
dapat menghitung benda-benda secara berurutan sambil menyebut
bilangannya “ satu, dua, tiga dan seterusnya”
d) Perseverasi
Ada anak yang perhatiannya melekat pada suatu objek saja
dalam jangka waktu yang relative lama. Gangguan semacam ini
disebut perseverasi.
e) Kesuliatan mengenal dan memahami symbol
Kesulitan semacam ini disebabkan karena adanya gangguan
memori tetapi juga dapat disebabkan oleh adanya gangguan
presepsi visual.
f) Gangguan penghayatan tubuh
Anak sulit untuk memahami hubungan bagian-bagian tubuhnya
sediri. Misalnya mereka mengambar bagian tubuhnya yang tidak
lengkap atau leher tidak Nampak, dsb. Itu lah yang disebut
gangguan penghayatan tubuh.
g) Kesulitan dalam bahasa dan membaca
Kesulitan ini akan membuat siswa sulit dalam memahami atau
memecahakan soal matematika dalam bentuk cerita tertulis.
23
h) Performance IQ jauh lebih Rendah dari pada Skor Verbal IQ
Hasil tes intelegensi dengan menggunakan WISC (Wechsler
Intelligence Scale For Children) menunjukan anak berkesulitan
dalam belajar matematika. Rendahnnya skor PIQ pada anak
berkesulitan belajar matematika tampak terkait dengan kesulitan
memahami konsep dari matematika.
3. Pendekatan dalam Pengajaran Matematika
Ada empat pendekatan dalam pengajaran matematika (Muliyono
Abdulrahman, 2019, hal.206-209) yaitu :
a) Pendekatan urutan belajar yang bersifat perkembangan
Pendekatan ini menekankan pada pengukuran kesiapan belajar
siswa, penyediaan pengalaman dasar, dan pengajaran keterampilan
matematika prasyarat.
b) Pendekatan Belajar Tuntas
Pendekatan ini menekankan pada pengajaran matematika
melalui peembelajaran langsung dan terstruktur. Langkah-langkah
pendekatan belajar tuntas :
1) Menentukan sasaran atau tujuan pembelajaran khusus.
2) Mengurangi langkah-langkah yang di perlukan untuk mencapai
tujuan
3) Menentukan langkah-langkah yang di pahami atau kuasai oleh
siswa.
4) Mengurutkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan
c) Pendekatan Strategi belajar
Pendekatan ini membantu siswa untuk mengembangkan
strategi belajar metakognitif yang mengarahkan proses mereka
dalam belajar matematika.
d) Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan ini ditekankn pada pengajaran untuk berfikir
tentang cara memecah masalah dan pemerosesan informasi
24
matematika. Dalam menghadapi masalah matematika khusus soal
cerita, siswa harus melakukan analisis dan interpretasi sebagai
landasan untuk pilihan dan keputusan.
4. Anak Berkebutuhan Khusus
a. Pengertian anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khsus
yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada
ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Anak berkebutuhan khusus
didefinisikan sebagai anak yang memelukan suatu pendidikan serta
layanan khusus untuk mengembangan potensi dan kemampuannya secara
sempurna (Abdul Hadis, 2006, hal. 5).
Kirk dan Gallagher serta Smith dan Ruth dalam Edi Puranta
mendefenisikan anak luar biasa sebagai anak yang berberbeda dari anak-
anak normal, dalam beberapa hal : ciri-ciri mental, kemampuan panca
indra, kemampuan komunikasi, perilaku sosial, atau sifat-sifat fisiknya.
Sesuai dengan kecacatannya, sehingga membutuhkan praktik pendidikan
yang dimodifikasikan atau pelayanan pendidikan khusus untuk
mengembangkan kemampuan khusus yang di miliki.
Menurut Santrock dalam buku Individu berkebutuhan khusus dan
Pendidikan Inklusi mengatakan bahwa individu berkebutuhan khusus
adalah fungsi kognitif, fisik maupun emeosi yang menghalangi
kemampuan individu untuk berkembang baik terklasifikasi dalam
kesulitan belajar, retarnasi mental, gangguan fisik, sensoris, gangguan
bicara dan bahasa, autism, maupun gangguan emosi dan prilaku
(Nimahtuzahro, 2016, hal.1).
Menurut Heward, anak berkebutuhan khusus adalah individu/anak
dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan individu/anak pada
umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi
atau fisik. Anak dengan berkebutuhan khusus adalah anak yang secara
siginifikan mengalami kelainan/penyimangan (fisik, mental-intelektual,
25
sosial, dan emosional) dalam proses pertumbuh kembangannya
dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia sehingga memerlukan
pelayanan pendidikan khusus (Tjahjanto Pudji Juwono, 2018, hal.1)
Hewrd dan Orlansky juga membagi anak berkebutuhan khsusus
tersebut menjadi delapan kategori, yaitu : retadasi mental, kesulitan
belajar, gangguan emosi, gangguan komunikasi (bahasa dan pengucapan),
tunarungu (gangguann pendengaran), tunanetra (gangguan penglihatan),
tunadaksa (gangguan fisik atau gangguan kesehatan lainnya), tunaganda
(memiliki lebih dari satu gangguan atau ketunaan yang cukup
berat)(Tjahjanto Pudji Juwono, 2018, hal.2).
Jadi dapat disimpulkan anak berkebutuhan khusus adalah anak yang
dalam proses pertumnuhan dan perkembangannya mengalami kelainan
atau penyimpangan fisik, mental, intelektual, sosial, emosional, sehingga
memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
b. Kategori Anak Berkebutuhan Khusus
Kategori anak berkebutuhan khusus ada dua yaitu anak berkebutuhan
khusus bersifat sementara (Temporer) dan anak berkebutuhan khusus
bersifat tetap (permanen) (Jati Rinakri Atmaja, 2018, hal.11).
Anak Berkebutuhan Khusus Bersifat Sementara (Temporer) memiliki
ciri-ciri :
1) Anak mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri akibat sering
menerima kekerasan dalam rumah tangga.
2) Mengalami kesulitan konsentrasi karena sering diperlakukan kasar
oleh orang tuannya
3) Mengalami kesulitan komulatif dalam membaca dan berhitung
akibat kekeliruan guru dalam mengajar
4) Anak mengalami trauma akibat dari bencana alam yang mereka
alami
26
Adapun Anak Berkebutuhan Khusus Bersifat Tetap (Permanen) ciri-
cirinya yaitu mengalami hambatan dalam belajar dan hambatan yang
bersifat internal akibat langsung dari kondisi kecacatan seperti kehilangan
fungsi penglihatan, pendengaran, gangguan perkembangan kecerdasan dan
kognisi, gangguan gerak (motorik), gangguan interaksi komunikasi,
gangguan emosi sosial dan tingkah laku (Jati Rinakri Atmaja, 2018,
hal.13)
c. Faktor Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus biasanya di sebabkan oleh tiga faktor yaitu
faktor internal, faktor eksternal dan gangguan otak dan metabolisme.
Faktor internal bisa di sebabkan oleh faktor genetik (keturunan),
sedangkan faktor eksternal bisa di sebabkan dari pengaruh ataupun
gangguan dari luar dan gangguan otak bisa terjadi karena trauma lahir
atau hipoksia, yang berdampak cedera pada lobus frontalis di otak
(Sutrisno,2018, hal.9)
Menurut Suparno dkk (2007) beberapa faktor penyebab untuk anak
berkebutuhan khusus anatara lain :
1) Faktor heriditer
Terjadi karena kelebihan kromosom yang dilakukan oleh kesamaan
gen pada pasangan suami istri. Selain itu usia ibu waktu hamil juga
sangant berpengaruh dengan kelainan anak. Usia ibu hamil di atas 35
tahun memiliki resiko yang cukup tinggi untuk melahirkan anak
berkebutuhan khusus.
2) Faktor infeksi
Karena adanya berbagai serangan penyakit infeksi yang dapat
menyebabkan baik langsung maupun tidak langsung terjadinya
kelainan seperti TORCH (Toksoplasma,Rubella, Cytomegalo virus,
Herves, Polio, Menginitis)
3) Faktor keracunan
Kerancunan dapat secara langsung pada anak, maupun melalui ibu
hamil. Munculnya FAS (Fetal Alcobal Syndrom) adalah keracunan
27
janin yang disebabkan ibu mengkonsumsi alcohol yang berlebihan,
kebiasaan mengkonsumsi obat bebas tanpa pengawasaan dokter
merupakan potensi keracunan.
4) Trauma
Kejadian yang tidak terduga yang berlangsung pada anak seperti
proses kelahiran yang sulit hingga memerlukan pertolongan yang
mengandung resiko tinggi mengakibatkan kekurangan oksigen pada
otak. Bencana alam yang juga bisa menyebabkan anak memiliki
berkebutuhan khusus. Seperti cacat fisik dan gangguan mental.
5) Kekurangan Gizi
Masa tumbuh kembang sangat berpengaruh pada tingakat
kecerdasan anak terutama pada dua tahun peratama kehidupan,
kekurangan gizi dapat terajadi karena adanya kelainan metabolism
maupun penyakit pada anak seperti cacinga.
d. Klasifikasi dan Jenis Anak Berkebutuhan Khusus
Menurut klasifikasi dan jenis kelainan, anak berkebutuhan khusus
dikelompokan ke dalam kelainan fisik, kelainan mental, dan kelainan
karakteristik sosial (Mohammad Effendi, 2006, hal.4). Diantaranya dapat
di jelaskan sbb:
1) Kelainan Fisik
Kelainan fisik adalah kelainan yang terjadi pada satu atau lebih
organ tubuh tertentu. Akibatnya kelainan tersebut timbul suatu
keadaan pada fungsi tubuhnya tidak dapat menjalankan tugasnya
secara normal. contoh: alat fisik indra yaitu kelainan pada indra
pendengaran (tunarungu), kelainan pada indra penglihatan (tunanetra),
kelainan pada fungsi organ bicara (tunawicara), alat motoric tubuh
yaitu kelainan otot dan tulang, kelaiana pada system saraf otak.
2) Kelainan Mental
Anak berkelainan dalam aspek mental adalah anak yang memilki
penyimpangan kemampuan berfikir secara kritis, logis dalam
28
menanggapi dunia sekitarnya. Kelainan aspek ini dapat menyebar
kedua arah, yaitu kelainan mental dalam arti lebih (supernormal) dan
kelaianan mental dalam arti kurang (subnormal). Menurut
tingkatannya dikelompokkan mejadi : anak yang mampu belajar
dengan cepat (rapid learner), anak berbakat (gifted), dan anak genius
(extremely gifted).
3) Kelaianan Prilaku Sosial
Kelaianan prilaku atau tunlarasa sosial adalah mereka yang
mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan,
tata tertib, norma sosial dan lain-lain. Klasifikasi anak yang termasuk
dalam kategori mengalami kelainan prilaku sosisal di antaranya anak
psycbotic dan neurotic, anak dengan gangguan emosi dan anak nakal
(elinguent).
Pengklasifikasian anak berkebutuhan sebagaimana yang dijelaskan
diatas, jika dikaitkan dengan kepentingan pendidikannya khususnya di
Indonesia maka bentuk kelainan diatas dapat disederhanakan
(Mohammad Efendi, 2016, hal.11)sebagai berikut :
a) Bagian A adalah sebutan untuk kelompok anak tunanetra.
b) Bagian B adalah sebutan untuk kelompok anak tunarungu
c) Bagian C adalah sebutan untuk kelompok anak tunagrahita
d) Bagian D adalah sebutan untuk kelompok anak tunadaksa
e) Bagian E adalah sebutan untuk kelompok anak tunalarasa
f) Bagian F adalah sebutan untuk kelompok anak dengan kemampuan
di atas rata-rata/superior
g) Bagian G adalah sebutan untuk kelompok anak tunaganda
e. Jenis-Jenis Anak Berkebutuhan khusus (ABK)
Jenis Anak Berkebutuhan Khusus dapat dikelompokan (Erni Liana,
2017, hal.12-15) menjadi sebagai berikut :
29
1) Anak Lamban Belajar (slow leaner)
Anak Lamban Belajar (slowl leaner) adalah anak yang memiliki
potensi intelektual sedikit dibawah normal tetapi belum termasuk
tunagrahita. Dalam beberapa hal mereka mengalami hambatan atau
keterlambatan berfikir, merespon rangsangan dan adaptasi sosial,
tetapi masih jauh lebih baik disbanding dengan tunagrahita, lebih
lamban disbanding dengan anak normal.
2) Tunanetra
Tunanetra adalah anak yang mengalami kecatatan fisik pada mata
atau gangguan pada indra penglihatannya yaitu buta. Tunanetra terbagi
menjadi 2 kelompok :
a) Buta Total : Gangguan pada indra penglihatan yang tidak dapat
melihat dua jari di mukanya atau hanya melihat sinar atau cahaya
yang lumyan dapat dipergunakan untuk orientasi mobilitas.
b) Low Vision (kurang penglihatan) : Mereka yang bila harus melihat
sesuatu didekatkan atau dijauhkan oleh objek yang dilihatnya, atau
mereka yang memiliki pandangan kabur ketika melihat objek.
3) Tunarungu
Tunarungu yaitu digunakan untuk menyebut kondisi seseorang
yang mengalami gangguan dalam indra pendengaran. Ciri-cirinya
kemampuan bahasanya lambat, tidak bisa mendengar, lebih sering
menggunakan isyarat dalam berkomunikasi, ucap kata yang diucapkan
tidak begitu jelas.
4) Tunagrahita
Tunagrahita istilah yang digunakan untuk menyebut anak atau
orang yang memiliki kemampuan intelaktual dibawah rata-rata atau
bisa juga disebut juga retaldasi mental. Ciri-cirinya penampilan fisik
tidak seimbang, pada masa pertumbuhannya dia tidak mampu
mengurus dirinya, terlambat dalam perkembangan bicara dan bahasa,
cuek terhadap lingkungan.
30
5) Tunadaksa
Tunadaksa yaitu sebutan halus bagi orang-orang yang memiliki
ciri-ciri : anggota kelainan fisik khususnya anggota badan, gerak tubuh
tidak bisa digerakan/lemah/kaku/lumpuh, setiap bergerak mengalami
kesulitan, tidak memiliki anggota gerak lengkap, tidak dapat tenang,
terdapan anggota gerak yang tidak sama dengan keadaan normal pada
umumnya.
6) Tunalarasa
Tunalarasa sebutan individu yang mengalami hambatan klasifikasi
dalam mengendalikan emosi dan control sosial. Ciri-cirinya: emosi,
berani melanggar aturan yang berlaku, mudah emosi, suka melakukan
tindakan yang agresif.
7) Autis
Autis yaitu kondisi mengenai seseorang yang didapatkan sejak
lahir atau balita, yang membuat dirinya tidak dapat berhubungan sosial
atau berkomunikasi secara normal, neurologis atau berhubungan
dengan system pernapasan, autis dapat juga diartikan sebagai anak
yang mengalami hambatan perkembangan otak, terutama pada area
bahasa, sosial dan fantasi.
5. Tunagrahita
a. Pengertian Tunagrahita
Tunagrahita yaitu individu yang memilki kecerdasan mental dibawah
normal. Anak yang memiliki kecerdasan dibawah rata-rata normal atau
tunagrahita menunjukan kecendrungan rendah pada fungsi umum
kecerdasannya, sehingga banyak hal menurut presepsi orang normal
dianggap wajar terjadi akibat dari suatu proses tertentu (Mohammad
Efendi, 2008, hal.96). Dalam beberapa hal mereka mengalami hambatan
atau keterlambatan berfikir, merespon rangsangan dan adaptasi sosial.
Edgar Doll berpendapat seseorang dikatakan tunagrahita jika : secara
sosial tidak cakap, secara mental dibawah normal, kecerdasannya
31
terhambat sejak lahir atau pada usia muda dan kematangannya terhambat.
Tunagrahita ini terjadi disebabkan radang pada otak, gangguan fisikologis,
faktor hereditas dan pengaruh kebudayaan. Tunagrahita ditandai oleh ciri
utamanya adalah kelemahan dalam berpikir atau bernalar, akibat
kelemahan tersebut anak tunagrahita memiliki kemampuan belajar dan
beradaptasi sosial berada dibawah rata-rata normal (Tjahjanto Pudji
Juwono, 2018, hal. 9)
Dapat di katakana bahwa anak tunagrahita adalah suatu kondisi anak
yang kecerdasannya jauh dibawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan
intelegensi serta ketidakcakapan terhadap komunikasi sosial. Oleh karena
itu anak tunagrahita ini sangat membutuhkan pelayanan secara khusus,
yaitu dengan cara memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan
anak tersebut.
b. Faktor Penyebab Terjadinya Tunagrahita
Penyebab terjadinya tunagrahiata dapat di kelompokan menjadi dua
yaitu :
1) Faktor internal yaitu faktor yang terjadi dalam dirir individu itu
sendiri seperti keturunan ataupun bawaan sejak lahir.
2) Faktor ekternal yaitu faktor yang terjadi diluar dari diri individu
tersebut seperti infeksi dan virus menyerang otak, benturan, radiasi.,
dsb yang tidak diturunkan).
c. Karakteristik Anak Tunagrahita
Beberapa hambatan yang tampak pada anak tunagrahita dari segi
kognitif, dan sekaligus menjadi karakteristik anak tunagrahita
(Muhammad Efendi, 2008, hal.98) sebagai berikut:
1) Cenderung memiliki kemampuan berfikir konkret dan sukar
berfikir
2) Mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi
3) Kemampuan sosialitasnya terbatas
32
4) Tidak mampu menyimpan instruksi yang sulit
5) Kurang mampu menganalisis dan menilai kejadian yang dihadapi
6) Pada anak tunagrahita mampu didik, prestasi tertinggi bidang baca,
tulis, hitung tidak lebih dari anak normal kelas III – IV Sekolah
Dasar.
d. Klasifikasi Anak Tunagrahita
Menurut Hallahan dan Kauffman (1991) Berdasarkan kapabilitas
kemampuan yang bisa dirujuk sebagai dasar pengembangan potensi, anak
tunagrahita dapat diklasifikasikan menjadi :
1) Anak tunagrahita memiliki kemampuan untuk di didik dengan
rentang IQ 50-75
2) Anak tunagrahita memiliki kemampuan untuk dilatih dengan
rentang IQ 25-50
3) Anak tunagrahita memiliki kemampuan untuk di rawat dengan
rentang IQ 25-ke bawah
Seorang psikolog dalam mengklasifikasikan anak tunagrahita
mengarah kepada aspek indeks mental inteligensinya, indikasinya dapat
dilihat pada angka hasil tes kecerdasan, seperti IQ 0-25 dikategorikan
idiot, IQ 25-50 dikategorikan imbecil, dan IQ 50-75 debil atau moron (Jati
Rinakri Atmaja, 2018, hal.100-102).
Klasifikasi anak tunagrahita menurut Skala Binet dan Skala Weschler
ada tiga hal sebagai berikut :
a) Tunagrahita Ringan ( C )
Tunagrahita ringan disebut juga moron dan debil (IQ 50-75),
anak tunagrahita ini masih dapat belajar membaca, menulis dan
berhitung sederhana dengan bimbingan dari didikan yang baik.
Anak tunagrahita ringan akan dapat memperoleh penghasilan
untuk dirinya sendiri. Tunagrahita C ini masih dapat kita didik
akademiknya seperti membaca, menulis dan berhitung.
33
b) Tunagrahita Sedang ( C1 )
Tunagrahita sedang disebut juga imbecil (IQ 25-50), anak
tunagrahita sedang sangat sulit untuk belajar menulis, membaca,
dan berhitung walaupun mereka bisa belaja menulis secara sosial.
Tunagrahita ini hanya dapat kita latih skill atau keterampilannya.
c) Tunagrahita Berat
Tunagrahita berat disebut idiot (IQ 0-25), anak tunagrahita
berat memerlukan bantuan perawatan secara total, baik itu dalam
hal berkaitan, mandi ataupun makan. Bahkan, mereka memerlukan
perlindungan dari bahaya sepanjang hidupnya.
B. Studi Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:
1. Jurnal yang ditulis oleh Noor Hasanah 2016, IAIN Antasari di
Banjarmasin dengan judul “ Upaya guru dalam mengatasi siswa
berkesulitan belajar matematika di kelas IV SDIT UKHUWAH Banjar
masin”. Hasil dari penelitian ini yaitu kesulitan yang dialami siswa ialah
kesulitan dalam menyelasaikan soal yang berbeda dengan yang diberikan
oleh guru pada soal cerita, kesulitan dalam mengingat rumus dan kesulitan
dalam operasi perhitungan masalah perkalian dan pembagian. Persamaan
penelitian ini yaitu penelitian ini juga memberikan bimbingan belajar serta
motivasi dalam belajar dan juga memberikan variasi metode dalam
mengajarnya seperti menggunakan alat peraga. Perbedaannya dalam
penelitian ini dilakukan pada anak normal sedangkan penelitian yang
diteliti pada skripsi ini yaitu pada anak berkebutuhan khusus tunagrahita
kelas IV C. Metode penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif.
2. Jurnal yang ditulis oleh Hasmira 2016, UNM di Makasar dengan judul
“Analisis kesulitan belajar matematika pada anak berkebutuhan khusus
(ABK) Tunarungu kelas dasar III di SLB YPAC Makasar”. Hasil dari
penelitian ini anak memiliki kebiasaan belajar matematika yang kurang
dan motivasi dalam belajar matematikanya kurang, serta kurangnya
34
fasilitas dalam belajar matematika dan juga kurangnya perhatian dari
orang tua yang sibuk dalam berkerja. Persamaan penelitiannnya yaitu
penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif dan juga yang subyek
diteliti juga anak berkebutuhan khusus. Perbedaannya pada penelitian
yang di teliti pada skripsi ini yaitu pada anak tunagrahita sedang dalam
jurnal ini adalah pad anak tunarungu.
3. Skripsi yang ditulis oleh Erni Liana tahun 2017, UIN Mataram di Mataram
dengan judul “Upaya guru untuk mengatasi kesuliatan anak berkebutuhan
khusus di MI Islahul Muta‟allim Karang Genteng Pangutan Kota
mataram”. Hasil dari penelitian ini yaitu menangani bentuk- bentuk
kesulitan belajar yang dialami anak berkebutuhan khusus anatara lain
kesulitan membaca (disleksia) dan kesulitan berhitung (diskalkula), serta
memberikan layanan bimbingan belajar terhadap anak berkebutuhan
khusus. Persamaan yaitu penelitian ini dilakukan pada anak berkebutuhan
khusus, menggunakan bimbingan belajar atau layanan pendidikan pada
anak yang kesulitan belajar dalam berihitung (diskalkula) . Perbedaannya
yaitu dilakukan lebih kepada semua anak jenis anak berkebutuhan khusus
terutama pada anak yang kesulitan dalam membaca (disleksia) dan
kesulitan dalam berhitung (diskalkula), sedangkan pada penelitian ini lebih
memfokuskan pada anak tunagrahitanya dan strategi guru dalam belajar
matematika terutama berhitung (diskalkula).
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif ini bermaksud memahami fenomena apa yang
di alami oleh subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif karena melakukan tindakan kepada subjek penelitian yang sangat di
utama adalah mengungkapkan makna, yakni makna dan proses pembelajaran
sebagai upaya meningkatkan motivasi, kegairahan dan prestasi belajar melalui
tindakan dilakukan. Pendekatan ini juga digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,
tehnik pengumpulan dilakukan secara triangulasi ( gabungan ) analisis data
bersifat induktif/kualitatif , dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
pada makna pada generalisasi. ( Sugiono, 2009,hal.15 )
Metode yang digunakan oleh penelitian adalah metode studi kasus adalah
menelitian suatu kasus atau fenomena tertentu yang ada dalam masyarakat
yang dilakukan secara mendalam untuk mempelajari latar belakang, keadaan,
interaksi yang terjadi. Studi kasus lakuakan dilakukan pada suatu kesatuan
system yang bisa berupa program, kegiatan, peristiwa atau sekelompok
individu yang ada keadaan atau kondisi tertentu.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi : tempat penelitian dan waktu
penelitian sebagai berikut :
a. Tempat Penelitian
Penilitian kualitatif dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Prof.Dr.Sri
Soedewi Masjchun Sofwan,Sh Kota Jambi Mengenai kesulitan belajar
matematika pada anak berkebutuhan khusus tunagrahita C kelas IV.
Alasan saya memilih disini dikarenakan terdapat promblematika tentang
36
kesulitan belajar matematika pada anak berkebutuhan khusus tunagrahita
C.
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada tahun ajaran 2019, yaitu dimulai dari bulan
desember 2019 sampai dengan bulan maret 2020 dan waktu penelitian
mengacu pada kalender akademik sekolah.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitan adalah seseorang atau lapangan yang akan dijadikan
penelitian atau sumber yang dapat di teliti dengan metode dialog sekaligus
menjadikan data dalam penelitan. Subjek penelitian ini yang domainan adalah
guru pengajar di kelas IV tunagrahita C dan siswa. Namun untuk memperoleh
data yang akurat maka di perlukan juga adanya diskusian dengan subjek yang
lain seperti guru kelas, kepala sekolah. Dalam pengambilan subjek, penelitian
ini menggunakan cara purposive sampling. Purposive sampling adalah
pengambilan sample subjektif peneliti berdasarkan pada karakteristik tertentu
yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik tertentu, missal
tentang pendidikan, maka peneliti harus mencari sampel para ahli dalam
pendidikan. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau
penelitianpenelitian yang tidak melakukan generalisasi (Sugiono, 2009, hal 9).
Berdasarkan pada pandangan di atas, maka pada dasarnya kehadiran
penelitian di sini di samping sebagai instrumen juga menjadi faktor penting
dalam seluruh kegiatan penelitian ini.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan sesuai dengan
tujuan penelitian yang kami lakukan dalam mengumpulkan data yang berkaitan
dengan kelengkapan data yang ingin diteliti, maka diperlukan dua jenis data
yaitu:
37
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya,
diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Penelitian berhubungan
langsung dengan penelitian yang bersangkutan dengan peneliti yang
bersangkutan (Yamin, 2009, hal.87). Data primer yang diperoleh oleh
peneliti adalah:
1) Hasil wawancara dengan kepala sekolah , tentang Upaya Guru
mengatasi keulitan belajar matematika pada anak berkebutuhan khusus
tunagrahita Sekolah Luar Biasa Kota Jambi.
2) Hasil wawancara dengan guru matematika kelas IV tunagrahita C,
tentang Upaya Guru dalam mengatasi kesulitan belajar matematika pada
anak berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa Kota Jambi.
3) Hasil wawancara dengan siswa tunagrahita C kelas IV di Sekolah Luar
Biasa Kota Jambi
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang bukan di usahakan sendiri
pengumpulannya oleh peniliti tetapi data yang sudah jadi di tuangkan
dalam lapangan penelitian, misalnya data dari biro statistik, majalah,
koran, keterangan-keterangan atau piblikasi lainnya(Yamin,2009, hal.87).
1) Sejarah dan georafis sekolah luar biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun
Sofwan,SH kota jambi
2) Sarana dan prasarana yang menunjang dalam proses pembelajaran
3) Keadaan sekolah kepala sekolah, guru dan siswa sekolah luar biasa
Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,SH Kota Jambi.
2. Sumber Data Penelitian
Sumber data dalam penelitian adalah subjek penelitian dari mana data
yang di peroleh, sedangkan menurut Suharsini Arikunto yang dimaksud sumber
data adalah subjek darimana data-data di peroleh. Sumber data yaitu berbentuk
perkataan maupun tindakan, yang dapat melalui wawancara sumber data
peristiwa ( situasi ) yang dapat melalui observasi. Dan sumber data dari
38
dokumen di dapat dari instansi terkait.” Menurut Lofland sumber data utama
dalam penelitian kualitatif seperti dokumen dan lain-lain ( Jama‟an Satori, Aan
komariah, 2009. Hal.105). Sumber data disini merupakan subjek dari mana
data yang diproleh yaitu :
a. Sumber data berupa manusia , yakni kepala sekolah , guru, dan siswa.
b. Sumber data berupa suasana dan kondisi proses pembelajaran
matematika
c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan arsip
dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberadaan sekolah baik
jumlah siswa dan sistem pembelajaran di sekolah.
D. Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian ini kami menggunakan tiga macam teknik pengumpulan
data yaitu:
1. Observasi
Dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Yamin (2009) menyatakan bahwa “dalam observasi partisipatif peneliti
mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka
ucapkan, dan berpartisipasi aktif dalam aktifitas mereka” (hal. 79). Penelitian
partisipatif ini kemudian di khususkan lagi menjadi partisipatif pasif artinya
peneliti datang ketempat kegiatan yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam
kegiatan tersebut.
Obsevasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung
terhadap objek penelitian, yaitu mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh guru dalam proses pembelajaran matematika dan juga mengamati
kesulitan-kesulitan siswa dalam belajar matematika pada anak berekbutuhan
khusus tunagrahita di Sekolah Luar Biasa (SLB) kota Jambi.
39
Obseravasi yang dilakukan penulis dalam proposal ini terhadap subyek
menggunakan pedoman observasi yang disusun sebagai berikut :
a. Mencatat kesan umum subyek : penampilan, pakaian, tingkah laku, cara
berfikir
b. Sosial dan tempat lingkungan
c. Ekspresi saat wawancara
d. Bahasa tubuh saat wawancara
2. Wawancara
Umar menngatakan wawancara adalah pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat di
konstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara yang digunakan
dalam penelitian ini adalah wawancara semi struktur (semistructure interview)
dimana pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara
terstruktur. Wawancara terstruktur yaitu bila peneliti atau pengumpulan data
telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan di peroleh
(Umar, 2011, hal.51).
Wawancara ini dilakukan pada guru kelas tunagrahita yaitu untuk
mengetahui apa saja kesulitan-kesulitan siswa dalam proses belajar
matematika dan untuk mengetahui upaya guru dalam mengatasi kesulitan
belajar pada siswanya. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode
wawancara yang di lakukan kepada subjek dengan menggunakan dokumentasi
catatan lapangan. Adapun pedoman wawancara yang telah disusun sebagai
brikut:
a. Latar belakang, lingkungan dan aktifitas pembelajaran pada anak
berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota Jambi.
b. Berlangsungnya proses pelaksanaan pembelajaran matematika pada anak
berkebutuhan khusus tunagrahita C kelas IV di Sekolah Luar Biasa (SLB)
Kota Jambi.
40
c. Solusi dalam menghadapi kesulitan belajar matematika pada anak
berkebutuhan khusus tunagragita C kelas IV di Sekolah Luar Biasa (SLB)
Kota Jambi.
3. Dokumentasi
Analisi dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber
dari arsip dan dokumen baik yang berada di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota
Jambi. yang ada hubungnnya dengan penelitian tersebut. Dokumentasi adalah
mengumpulkan data dengan cara mengalir atau mengambil data-data dari
catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti.
Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau
arsip-arsip dari lembaga yang diteliti. Adapun didalam skripsi ini penulis
mengumpulkan data visi dan misi, tujuan, keadaan guru dan keadaan siswa,
keadaan sarana dan prasarana, prestasi akademik dan non akademik struktur
organisasi. Foto atau gambar, penggunaan foto dalam penelitian ini, adalah
untuk memperoleh data yang tidak dapat ditemukan secara tertulis sekaligus
menjadi pelengkap serta bukti penelitian. Foto-foto yang digunakan adalah
foto yang di hasilkan oleh peneliti di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota Jambi.
E. Teknik analisis Data
Menurut iskandar menganalisis data adalah suatu peroses mengolah
mengintrprestasi data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi
sesuai denagan fungsinnya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai
denagan tujuan penelitian.dalam menganalilis data peneliti menggunakan
tehnik :
1. Reduksi data
Reduksi data,diartikan sebagai proses pemilihan,pemusatan perhatian
pada penyerdehanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis dilapangan.reduksi dilakukan sejak pengumpulan
data dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusuri
tema,membuat gugus,menulis memo dan sebagainnya dengan maksut
41
meyisikan data dengan informasi yang tidak relevan.adapun data yang di
reduksi akan memberikan gambaran yang jelas,dan mempermudah penulis
untuk melekukan pengumpulan data selanjutnya,dan mencarinya bila di
perlukan.dalam penelitian ini,data yang di peroleh melalui catatan
lapangan dan wawancara,kemudian data tersebut dirangkum,dan di seleksi
sehingga akan memberi gambaran yang jelas kepada penulis.
2. Peyajian data
Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah display atau
meyajikan data. Peyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks
naratif. Peyajiannya juga dapat berbentuk matrik,diagram,tabel dan bagan.
Yang sering digunakan untuk meyajikan data dalam penelitian kualitatif
adalah dara teks yang bersipat naratif. Dalam penulisan kualitatif,peyajian
data bisa dilakukan denagn bentuk uraian singkat,bagan,hubungan antar
kategori dan sejenisnya,tetapi yang paling sering digunakan adalah teks
yang bersifat naratif Ini dan didalamnya skripsi ini peneliti menggunakan
teks yang bersiafat naratif Penyajian data dilakukan dengan penglompokan
data sesuai dengan sub babnya masing masing. Data yang didapatkan dari
hasil wawancara dari sumber tulisan maupun dari sumber data.
3. Kesimpulan/ verifikasi
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisi data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
(Sugiyono,2009,hal.252). Kesimpulan dalam penulisan kualitatif
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan
dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya
kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.
F. Pengecekan keabsahan data
Keabsahan temuan merupakan konsep penting yang diperbarui dari konsep
keshahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas) menurut vesri “passitivisme”
42
dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria, dan paradigmanya
sendiri. Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu.
Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu. Kriteria itu terdiri
atas derajat kepercayaan (kredibilitas), keteralihan, kebergantungan dan
kepastian. Masing-masing kriteria tersebut menggunakan tehnik pemeriksaan
sendiri-sendiri kriteria derajat.
Kepercayaan (Yamin, 2009, hal. 91). Dalam peneliti ini peneliti mengecek
keabsahan data menggunakan teknik:
1. Meningkatkan Ketekunan
Teknik ini dimaksudkan untuk melakukan pengamatan secara lebih
cermat, penguji kredilitas dengan meningkatkan ketekunan ini dilakukan
dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil peneliti dengan cermat
(Sugiyono,2016,hal.371).
Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan dengan
membaca berbagai referensi buku maupun hasil peneliti atau dokumentasi
yang terkait dengan upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar
matematika pada anak berkebutuhan khusus tunagrahita C kelas IV .
2. Kecukupan Referensi
Dalam kecukupan referensi peneliti menggunakan alat bantu perekam,
kamera atau video. Kecukupan referensi membantu peneliti dalam
wawancara kepada informasi dan mengamati fenomena yang terjadi di
lapangan sesuai dengan
Fokus peneliti dengan mengambil gambar atau vidio. Dengan data dan
informasi yang diperoleh dapat di gunakan sebagai dasar untuk menguji
data ketika diadakan analisis data dan penafsiran sehingga peneliti tidak
lagi mengalami kesulitan ketika menyusun laporan dari peneliti tersebut.
3. Triangulasi
Triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan
atau sebagai perbandingan terhadap data itu. Triangulasi ini ialah
gabungan dari tiga tenik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara,
43
dan dokumentasi. Tehnik triangulasi yang banyak digunakan ialah
pemeriksaan melalui sumber lainnya kepada orang lain mengumpulkan
data, maka kesimpulan yang di kemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel (Sugiono,2010, hal.334). Teknik triangulasi yang digunkana
dalam penelitian ini yaitu:
a. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang
telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono,2016,hal.373).
Dalam hal ini peneliti berusaha membandingkan data dari hasil
wawancara guru, kepala sekolah dan siswa tunagrahita kelas IV C.
b. Triangulasi Teknik dilakukan untuk menguji kredilitas data yang
dilakukan dengan teknik yang berbeda (Sugiyon,2016,hal,373).
Dalam hal ini penelitian ini berusaha membuktikan data hasil
observasi, wawancara dan dokumentasi.
44
Tabel 3.7 Jadwal Penelitian JADWAL PENELITIAN
No
Kegiatan
BULAN
April
2019
Mei
2019
Juni
2019
Agustus
2019
Septem
ber 2019
Oktober
2019
Novem
ber 2019
Desem
ber 2019
Januari
2020
Febuari
2020
Maret
2020
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
Pengajuan Judul
dan Pengesahan
Judul
√
2. Penyusunan
Proposal
√
3. Pengajuan Dosen
Pembimbing
√
4. Bimbingan
Proposal
√ √ √
4. Seminar Proposal √
5. Perbaikan Proposal √ √
6. Pengurusan Izin
Riset
√
7. Pelaksanaan Riset √ √ √
8. Penyusunan Data √
9. Penulisan Skripsi √ √
45
10. Konsultasi Dosen
Pembimbing
√ √ √
11. ACC Skripsi √
12. Ujian Munaqosah
13. Perbaikan
46
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SLB Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun
Sofwan, SH. Sekolah Luar Biasa (SLB) ini berdiri sejak tahun 1982 atas
prakarsa Ketua Dharma wanita Provinsi Jambi, Ibu Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan SH. Beliau adalah seorang guru besar Universitas Gajah
Mada dan juga seorang istri dari Gubernur Jambi 2 periode tahun 1970
sampai dengan 1989. SLB ini diresmikan langsung oleh ibu Tien Soeharto
pada tanggal 4 april 1984.
Pengelolaan dari segi lembaganya diserahkan kepada Dharma
Wanita Provinsi Jambi, sedangkan pengelolaan dari segi edukatifnya oleh
Dinas Pendidikan Provinsi Jambi dan dibantu oleh instansi-instansi
lainnya. Sekolah Luar Biasa (SLB) secara resmi dengan persetujuan
DPRD Provinsi Jambi tanggal 3 November 1982 No.14/kpst/Dprd/1982,
diberi nama “ Sekolah Luar Biasa ( SLB ) Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH”. Nama ini diberi nama dengan maksud untuk
menghormati jasa Almarhumah Ibu Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun
Sofwan, SH. atas jasa almarhumah yang telah memprakasai beridirinya
lembaga pendidikan bersifat kemanusiaan, juga untuk kemajuan di daerah
provinsi Jambi.
Awalnya, sejak beridiri sampai tahun 2004 SLB beralamat di Jl.
Letjen Suprapto no. 35 samping RS. Umum Raden Mattaher Jambi.
Namun sejalan perkembangan dan bertambahnya jumlah siswa, sejak
tanggal 29 November 2004 akhirnya pindah lokasi baru yang terletak di Jl.
Depati Parbo Telanaipura Kota Jambi.
47
2. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : Sekolah Luar Biasa (SLB) Prof. Dr. Sri
Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
NPSN : 10504944
Status Sekolah : Negeri
Akreditas : A
Bentuk Pendidikan : SLB
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
SK Pendirian sekolah : 122/110/fc-1994
Tanggal SK Pendirian : 26-03-1984
SK Izin Operasional : 112/110/F/FC-1994
Tanggal SK Izin Operasional : 09-02-1994
Bangunan Sendiri : Milik Sendiri
Alamat Sekolah : Jln. Depati Purbo, Rt.11, Kel. Pematang
Sulur, Kec. Telanaipura, Kab. Kota Jambi,
Prov. Jambi.
E-mail : [email protected]
Web : http://www.slbjambi.sch.id
Waktu Belajar : Pagi hari
Kebutuhan khusus Dilayani : Tunanetra (A), Tunarungu (B), Tunagrahita
(C, C1), Tunadaksa (D, D1), Autis (F)
3. Visi dan Misi Sekolah Luar Biasa (SLB) Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
a. Visi : Terwujudnya manusia yang bertaqwa, terampil, mandiri, dan
cinta lingkungan
b. Misi :
1) Menanam nilai keimanan melalui pendidikan moral dan agama
2) Mengoptimalkan kompetensi akademik sesuai dengan potensi
yang dimiliki
48
3) Mengembangkan berbagai keterampilan sesuai dengan bakat
dan minat peserta didik
4) Menerapkan kecakapan hidup untuk kemandirian di
masyarakat
5) Menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan sehingga
terwujudnya lingkungan yang bersih, indah dan nyaman.
49
4. Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI SLBN PROF. SRI SOEDEWI MASJCHUN
SOFWAN SH KOTA JAMBI
AHLI Kepala Sekolah
Triyono, S.Pd.M.Ed
KOMITE KOPERASI
SEKOLAH
Bendahara
Fitriani, S.Pd
Tata Usaha
Yeni Yurnita, S.Pd
Waka Kurikulum
Budi Surono, S.Pd
Sarpas
Suratman S.Pd
Waka Kesiswaan
Hj. Sri Suyati,
S.Pd.M.Pd
Sosial & Humas
Mukh Jumadi,
S.Pd
Ketua Kekhususan
Tunanetra
Tri Daswati,
S.Pd
Tunarungu
Andam Litasari, S.Pd
Tunagrhita
Supriyanto, S.Pd
Tunadaksa
Masnatita, S.Pd
Tunalarasa
- Autis
Tititn Yuniasih,
S.Pd
Korsatdik TKLB
-
Korsatdik SDLB
Sumarsih, S.Pd
Korsatdik SMPLB
Hendri Mariza, S.Pd
Korsatdik SMALB
Guru Kelas Guru Bidang Studi Guru Kelas/Wali Kelas/Guru Bidang Studi
Penjaga / Pelayana
50
5. Data Guru
TABEL 4.1
DATA GURU
SLBN PROF. DR. SRI SOEDEWI MS, SH JAMBI
TAHUN 2020
No Nama NIP L/P Tempat
Tgl Tmt
Gol Tmt.Gol
Ijazah
Jur
Thn
NUPTK Lahir
CPNS/
Bekerja Terakhir LLS
1
Triyono,S.Pd.M.E
d
19631001
198602 1 007 L Boyolali,
01
Oktober
1963
01/02/19
86 IV/a
01/10/20
03 S2 PLB 2008
3333-
7416-
4720-0003
2 Solbi, S.Pd, M.Pd
19691016
199702 1 002 L
Belitang
OKU,
16
Oktober
1969
01/02/19
97 IV/a
01/10/20
07 S2
Teknolo
gi
Pendidik
2011
1348-
7476-
4920-0013
4 Sumarsih,S.Pd
19630801
198603 2 002 P
Kulon
Progo,
01
Agustus
1963
3/1/1986 IV/a 01/04/20
04 S1 BK 2007
1133-
7416-
4230-0023
5
Sri
Mumpuni,S.Pd
19640128
198602 2 001 P Jakarta,
28
Januari
1964
2/1/1986 IV/a 01/04/20
02 S1 PLB 1984
7460-
7426-
4230-0002
6 Suratman,S.Pd
19620614
198503 1 007 L Sleman,
04 Juni
1962
01/03/19
85 IV/a
01/04/20
07 S1 OR 2004
2946-
7406-
4120-0012
7 Hj. Sri 1970 0228 P Jambi, 28 01/12/19 IV/a 01/04/20 S1 PLB 1993 3560-
51
Suryati,S.Pd.M.P
d
199412 2 003 Februari
1970
94 05 7486-
5030-0022
8
Yaomal
Basyar,S.Pd
19610601
198603 1 013 L Sumedang,
01 Juni
1961 3/1/1986 IV/a
01/10/20
03 S1 BK 2001
4933-
7396-
4020-0012
9
Sri
Handayani,S.Pd
19620626
199003 2 005 P Wonogiri,
28 Juni
1962
01/03/19
90 IV/a
01/10/20
05 S1 PLB 1986
0948-
7406-
4330-0012
10
Hj. Risa
Farida,S.Pd
19660214
199103 2 005 P
Majalengk
a,
14
Februari
1966
01/03/19
91 IV/a
01/10/20
07 S1 PGSD 2011
1546-
7446-
4630-0022
11 Tridaswati,S.Pd
19651003
199203 2 004 P Padang,
03
Oktober
1965
01/03/19
92 IV/a
01/10/20
07 S1
BK 2008
5435-
7436-
4630-0012
12
Andam
Litasari,S.Pd
19690902
199203 2 003 P Jambi,
02
Septembe
r 1969
3/1/1992 IV/a 01/10/20
07 S1 PGSD 2010
3234-
7476-
4930-0023
13 Budi Surono,S.Pd
19710329
199702 1 002 L Bandung,
29 Maret
1971
01/02/19
97 IV/a
01/04/20
08 S1 PLB 1995
5661-
7496-
5020-0002
14 Hardalena, S.Pd
19640208
199203 2 003 P Kumun,
08
Februari
1964
01/03/19
92 IV/a
01/10/20
07 S1 PGSD 1989
0504-
7426-
4330-0022
15
Mukh.Jumadi,S.P
d
19670916
199702 1 001 L Semarang,
16
Septembe
r 1967
01/02/19
97 IV/a
01/10/20
05 S1 PLB 1995
8248-
7456-
4920-0003
52
16 Suhaidi,S.Pd
19670410
199403 1 008 L Semurup,
10 April
1967
01/03/19
94 IV/a
01/04/20
10 S1 BK 2008
6742-
7456-
4820-0022
17 Sri Sadono,S.Pd
19650818
199501 1 001 L Sragen,
18
Agustus
1965
01/01/19
95 IV/a
01/10/20
08 S1 BK 2008
3150-
7436-
4430-0023
18
Evi Maidahlena,
S.Pd
19670507
199203 2 008 P Jambi,
07 Mei
1967
01/03/19
92 IV/a
01/10/20
06 S1 PGSD 1989
8839-
7456-
4830-0012
19 Yarnida, S.Pd
19670710
199203 2 006 P Kerinci
10 Juli
1967
01/03/19
92 IV/a
01/04/20
06 S1 PGSD 1990
5042-
7456-
4730-0033
20
Replianis,S.Pd,
M.PdI
19700402
200701 2 009 P Kemantan,
02 April
1970 1/1/2007 III/a
01/04/20
07 S2 PGSD 2013
6734-
7486-
5030-0022
21
Nyimas
Nilawati,S.Pd
19631226
200701 2 002 P Jambi,
26
Desembe
r 1963
1/1/2007 III/a 01/04/20
07 S1 PGSD 2011
8558-
7416-
4330-0013
22
Ina
Kesnaruta,S.Pd
19671008
200701 2 005 P Kerinci,
08
Oktober
1967
1/1/2007 III/a 01/04/20
09 S1 PGSD 2011
1340-
7456-
4730-0023
23 Murniati,S.Pd
19690901
201407 2 001 P
Sei
Geringgin
g,
01
Septembe
r 1969
4/5/2005
II/a 7/1/2014
S1 PGSD 2010
7233-
7476-
5030-0013
24 Ermanita, S.P - P Jambi
Friday,
May 30,
1980
01/01/20
06 - - S1
Pertania
n 2004
9862-
7586-
5930-0042
53
25 Masnarita,S.Pd
- P Jambi, 20 April
1969 7/1/2006
- -
S1 PGSD 2010
5752-
7476-
4930-0062
26 Verdiansyah,S.Pt
-
L Jambi,
07
Nopembe
r 1982
1/1/2008
- -
S1 Peternak
an 2007
0043-
7606-
6320-0023
27
Rts.
Fatmawati,S.Pd
-
P Jambi,
20 Mei
1988 2/1/2008
- - S1 PGSD 2013
6852-
7666-
6730-0010
28
Erry Zaidah
Luthfiyah,S.Hum
- P Lamongan
,
11
Septembe
r 1983
3/1/2008
- -
S1 Bhs &
Sastra 2005
6243-
7616-
6230-0073
29 Nurkhamid,S.Ag
-
L Jepara,
16
Februari
1969
3/1/2009
- -
S1
Syariah 1998
8548-
7476-
5120-0002
30 Supriyanto,S.Pd
-
L Purworejo,
30 Juni
1969 3/1/2009
- -
S1
BK 2009
7962-
7466-
4920-0012
31 Adi Kurniadi,SE
-
L
Jambi,
21
Nopembe
r 1977
4/1/2009
- -
S1 Ekonom
i 2003
2453-
7556-
5520-0003
32
Gustira
Mayasari,M.Pd
-
P
Jambi,
20
Agustus
1983
4/1/2009
- - S1
Tata
Boga 2006
0152-
7616-
6230-0073
33
Titin Yuniasih,
S.Pd
- P Cilacap, 06 Juni
1976 4/1/2009
- - S1
BK 2004
3938-
7546-
5623-0162
54
34
Ari
Kusumaratri,A.M
d.TW
-
P Jakarta,
20
Novembe
r 1971
7/1/2010
- - D3
Terapi
Wicara 1999
-
35
Hendri
Mariza,S.Pd
- L Solok, 07 Juli
1987 3/1/2010
- -
S1 PLB 2010
2039-
7656-
6613-0223
36
Lia Herliani,
S.Sos
-
P Sumedang,
20 Mei
1985
10/1/201
0 - -
S1
Sosial 2007
8852-
7636-
6423-0222
37 Nana Triana, S.Pd - P Jambi,
02 Mei
1990
22/01/20
11 - - S1 BK 2013
4834-
7686-
6923-0042
38
Endang Purwanti,
A.Md
-
P Jambi,
05 April
1977 3/1/2011
- - D3
Manaje
men &
info 1999
3737-
7556-
5630-0090
39
Rama Yulianti S,
S.Kom
-
P
Muara
Bungo,
03 Juli
1981 9/1/2011
- -
S1 Komput
er 2006
9035-
7596-
6030-0013
40 Erita Sapitri,S.Pi
-
P Jambi,
09
Septembe
r 1980
12/1/201
1 - -
S1 Perikana
n 2005
7241-
7586-
5930-0073
41
Della Murniati,
A.Md - P Jambi
14
Januari
1981
9/3/2012
- - D3
Keuanga
n 2004
9446-
7596-
6023-0122
42 Evi Lestari, S.Sn - P Palembang
07
Agustus
1976
10/12/20
12 - - S1
Seni
Tari 2001
-
55
43 Alfi Azizah, S.Pd - P Jambi,
30
Agustus
1985
17/09/20
13 - - S1
Tata
Busana 2010
1162-
7636-
6423-0113
44
Citra
Oktavini,S.Pd - P Pasaman,
06
Oktober
1990
08/01/20
14 - - S1 PLB 2013
5338-
7686-
6923-0043
45 Dian Novitasari - P Jambi,
05
Nopembe
r 1984
04/03/20
14 - - SMA IPS 2003
4437-
7626-
6330-0083
46
Nenden Agustin,
S.Pd - P
Muara
Singoan,
24
Agustus
1990
10/12/20
12 - - S1 PLB 2014
-
47 Endah Pratiwi - P Jambi,
29
Januari
1980
04/07/20
14 - - D2 PGTK
Guru
TK 2004
4461-
7586-
5923-0102
48
Syarifah Hidayati,
S.Pd - P
Taba
Penanjung,
20 Mei
1989
04/08/20
14 - - S1 PLB 2013
5852-
7676-
6823-0072
49 Eka Pastiah, S.Pd - P
Sei
Kelumpan
g,
20
Oktober
1983
21/08/20
14 - - S1 PLB 2014
-
50
Riszki
Monica,S.Pd - P
Sarolangu
n,
17
Januari
1985
12/01/20
15 - - S1
Bahasa
Indonesi
a 2009
6449-
7636-
6422-0002
51
Mardhatillah,
S.Pd - P Padang,
10
Septembe
r 1991
02/02/20
15 - - S1 PLB 2014
-
56
52 Emi Yusnia, S.Pt - P
OKU
Timur,
16 Maret
1991
10/02/20
15 - - S1
Peternak
an 2013 -
53
Septia Nela Sari,
S.Sos - P Jambi,
22
Septembe
r 1992
03/03/20
15 - - S1
Ilmu
Pemerin
tahan 2014
-
54 Dina Junita, S.Pd - P Jambi,
12 Juni
1990 4/6/2015
- - S1 BK 2013 -
55
Syafrina
Maulana, S.Pd - P Seleman,
10
Septembe
r 1991
4/20/201
5 - - S1 PLB 2013
-
56 Anita, S.Pd - P
Suko
Berajo,
26
Agustus
1989
5/18/201
5 - - S1
Bahasa
Indonesi
a 2011
-
57
Ika Noor
Hidayati, S.Sos - P Jambi,
27
Desembe
r 1990
7/27/201
5 - - S1
Sosiolog
i 2000
-
58
Helda Desmayati,
S.Pd - P Jambi,
27
Desembe
r 1990
8/4/2015
- - S1
Bahasa
Indonesi
a 2014
-
59 Suci Jannati, S.Pd - P Jambi,
05 Maret
1993
8/25/201
5 - - S1
Bahasa
Indonesi
a 2015
-
60
Elvi Kusnadewi,
S.KM - P
Muara
Kutur,
13
Desembe
r 1978
9/1/2015
- - S1
Kes.
Masyara
kat 2005
-
61 Yudi Alfisah,S.Pd - L
Kampung
Pandan,
18 Mei
1988 2/1/2016
- - S1 PLB 2014 -
57
62
Putri Rahmawati,
S.Pd - P Jambi,
06
Agustus
1988
2/15/201
6 - - S1
Bahasa
Inggris 2012
-
63
Adisyahputra
Gultom, S.Pd - L Bangko,
24
Oktober
1992
7/18/201
6 - - S1 PLB 2016
-
64
Irma Fitriyani,
S.Pd - P Jambi,
09
Desembe
r 1990
5/1/2016
- - S1
Seni
Rupa 2015
-
65
Debbi Rihan Dwi
Putri, S.Psi - P Jambi,
16
Desembe
r 1992
9/5/2016
- - S1
Psikolog
i 2015
-
66
Arie
Pratiwi,S.Kom.I
- P Jambi,
06 Mei
1990
9/13/201
6
- - S1
Bim.
Penyulu
han
Islam 2012
-
67
Siti Nurmala,
S.Pd - P
Teluk
Sialang,
15 April
1984
10/3/201
6 - - S1 PGSD 2017
4747-
7626-
6330-0042
68
Hedia Rizki,
M.Pd -
P Kerinci,
21
Januari
1995
07/09/20
16 - -
S1
MTK
2016 -
69
Nicki Lia Triana
S , S.Psi - P
Tanjab
Timur,
05
Oktober
1992
2/1/2017
- - S1
Psikolog
i 2015
-
70
Nurul Try Wahyu
Ningsih,S.Pd - P Jambi,
18
Agustus
1994
2/22/201
7 - - S1 PLB 2017
-
58
71
Ria Maharani,
S.Pd.I, M.Pd.I P Jambi,
19 Juli
1991
7/29/201
5 - - S2 PAI 2015 -
72
Seri Herliani,
S.Pd - P Muaradua,
05 Mei
1972 4/3/2017
- - S1
Bahasa
Inggris 1996 -
73
Lisa Pradina,
S.Pd - P Jambi,
08
Septembe
r 1995
7/24/201
7 - - S1
PORKE
S 2018
-
74
Septiawan Dwi
Cahyo, S.Kom - L Jambi,
17
Septembe
r 1985
1/8/2018
- - S1
Teknik
Informat
ika 2010
-
75 Nurhayati, S.Pd.I - P
Kuala
Tungkal,
07
Oktober
1984
6/1/2017
- - S1 PAI 2006
-
76
Lilis Winarni,
S.Psi - P
Suka
Maju,
10
Januari
1994
2/1/2018
- - S1
Psikolog
i 2017
-
77
Nani Purwati,
S.Pd - P Jambi,
02
Februari
1988
3/9/2017
- S1
Bahasa
Indonesi
a 2011
-
78
Ebin Kurniawan,
S.Pd - L
Lembak
Bungur,
12
Desembe
r 1995
1/10/201
8 - - S1 PAI 2018
-
79
Haniva Pratami
Nur Apriliani,
S.Pd - P Purwerejo
16 April
1998
7/16/201
9 - - S1
Bahasa
Indonesi
a 2019
-
80
Ika Thalia Nissa,
S.Si - P Jambi
20
Oktober
1996
7/20/201
9 - - S1 Biologi 2019
-
59
Sumber: Dokumen SLB Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
81
Diego Armando,
S.Pd - L Jambi,
15 Maret
1988
26/08/20
15 - -
S1 Porkes 2015 -
82
Hifran
Darmawan, S.Pd - L
Bandung,
06 Juli
1983
01/07/20
19 - -
S1 PLB 2018 -
83
Saikurohman,S.P
d
- L Sungai
Gelam
31
Agustus
1996
15/07/20
19 - -
S1 PAI 2018
-
84
Anisha Rahmini
Azzahra,S.St - P
Jambi,
06 Juli
1993
15/07/20
19 - -
S1
Sains
Terapan 2018 -
85
Puspita Lastari,
S.Pd
- P Muaro
Jambi,
21 Mei
1990
12/08/20
19 - -
S1
Bahasa
Indonesi
a 2012
-
60
6. Data Siswa
Tabel 4.2
DATA PESERTA DIDIK
SLBN. PROF. DR. SRI SOEDEWI MASJCHUN SOFWAN, SH JAMBI
TAHUN PELAJARAN
2019/2020
No
Satuan Kelas
A B C C1 D D1 F JUMLAH
Pendidikan L P J L P J L P J L P J L P J L P J L P J L P J
1 TKLB 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 SDLB 1 0 0 0 2 0 2 3 0 3 2 1 3 0 0 0 3 0 3 1 1 2 11 2 13
2 0 0 0 3 1 4 0 3 3 6 3 9 0 0 0 1 1 2 2 0 2 12 8 20
3 0 0 0 4 3 7 2 1 3 5 4 9 0 0 0 2 1 3 4 0 4 17 9 26
4 0 0 0 2 2 4 3 4 7 3 3 6 0 0 0 0 2 2 4 1 5 12 12 24
5 1 1 2 6 1 7 5 3 8 9 3
1
2 0 0 0 1 1 2 3 0 3 25 9 34
6 2 0 2 8 2 10 7 5 12 7 2 9 0 0 0 0 0 0 8 1 9 32 10 42
JUMLAH 3 1 4
2
5 9 34
2
0
1
6 36
3
2
1
6
4
8 0 0 0 7 5
1
2
2
2 3
2
5
10
9 50
15
9
3 SMPLB 1 2 0 2 6 2 8 5 3 8 5 4 9 0 0 0 3 2 5 2 0 2 23 11 34
2 1 0 1 2 2 4 7 3 10 2 4 6 0 0 0 3 1 4 0 0 0 15 10 25
61
3 1 1 2 2 5 7 9 7 16 2 5 7 0 0 0 3 2 5 0 0 0 17 20 37
JUMLAH 4 1 5
1
0 9 19
2
1
1
3 34 9
1
3
2
2 0 0 0 9 5
1
4 2 0 2 55 41 96
4 SMALB 1 0 1 1
1
0 9 19 5 6 11 3 5 8 2 0 2 1 0 1 0 0 0 21 21 42
2 2 0 2 8 8 16
1
2 3 15 3 7
1
0 0 0 0 3 0 3 0 0 0 28 18 46
3 1 0 1 4 8 12 6 4 10 5 0 5 1 1 2 3 0 3 0 0 0 20 13 33
JUMLAH 3 1 4
2
2
2
5 47
2
3
1
3 36
1
1
1
2
2
3 3 1 4 7 0 7 0 0 0 69 52
12
1
JUMLAH
1+2+3+4
1
3
10
0
10
6
9
3 4
3
3
2
7
23
3
14
3
37
6
Sumber: Dokumen SLB Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
Jambi, Januari 2020
Kepala SLB Jambi
TRIYONO, S.Pd.M.Ed
NIP. 19631001 198602 1 007
62
7. Data Siswa Tunagrahita C kelas IV
Tabel 4.3
DATA SISWA TUNAGRAHITA C (RINGAN) KELAS IV
TAHUN 2019/2020
No Nama
Siswa NIS Agama L/P
Tempat Tanggal
Lahir Kelas
Nama
Orang Tua
Pekerjaan
Orang
Tua
Alamat
1. Nadya Tri
Amanda
872/C/2016 Islam P Jambi, 12 Maret
2005
IV
SDLB-
C
Musliadi
Juhaida
Buruh
IRT
Jl. Kyai Hj. Mds Mansyur
Hp.
082181987321/082258444007
2.
M. Adrian
Ramadhani
858/C/2016 Islam L Jambi, 21
September
2008
IV
SDLB-
C
Hadini
Yanti
Oktavia
Swasta
IRT
RT. 09 RW. 02 Simpang
Limo Kec. Jaluko Muaro
Jambi
Hp.
085381287897/085768288556
3. Fazza Fania
Derent
890/C/2017 Islam P Jambi, 13 April
2010
IV
SDLB-
C
Derry
Adriansyah
Renthy
Pusvita
-
Polri
Jl. Sari Bakti Perum. Graha 16
Blok B RT.07 No. 25 Kel.
Beliung Kec.Alam Barajo
Kota Jambi
Hp. 082177533888
4. Muhammad
Fairuz
Pratama
892/C/2017 Islam L Merlung, 30
Nopember
2007
IV
SDLB-
C
Miswandi
Siska
Nidawati
PNS
IRT
Jl. Sersan Saring Kayo RT. 10
Merlung Tanjung Jabung
Barat
Hp. 085266813339
63
Sumber: Dokumen SLB Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
5. Rizki
Wahyudi
891/C/2017 Islam L Jambi, 20 Juli
2008
IV
SDLB-
C
Rusdianto
Hastati
Buruh
IRT
Danau Sipin RT. 36 Kel.
Legok Kec. Telanaipura Kota
Jambi
Hp. 085896110359
6. Shadad
Roselano
887/C/2017 Islam L Jambi, 30 Juni
2009
IV
SDLB-
C
Margiono
Dian Tri
Anjani
B. Harian
Lepas
IRT
Jl. Mayjen Sutoyo RT. 09 Kel.
Pematang Sulur Kec.
Telanaipura Kota Jambi
Hp.
082399009517/08537837571
7 Zahira Zalfa
Wiliana
886/C/2017 Islam P Jambi, 30 Januari
2008
IV
SDLB-
C
Welli
Budiman
Zuhliana
Buruh
IRT
Komp. DPRD RT.15 Kel.
Buluran Kec.Telanaipura
Jambi
Hp.
081252527466/081273360178
64
8. Sarana dan Prasarana
Tabel 4.4
SARANA DAN PRASARANA
No Nama Ruangan Jumlah Ukuran Kode Keterangan
1. Ruang Kepala Sekolah 1 30 m2
V -
2. Ruang Wakil Kepsek 1 20 m2
V -
3. RuangYayasan 1 20 m2
V -
4. Ruang Kelas 48 20 m2
V -
5. Ruang Guru 1 70 m2
V -
6. Ruang Perpustakaan 1 54 m2
V -
7. Lapangan Upacara 1 30 m2
V -
8. Lapangan
Basket/Olahraga 1 400 m
2 V -
9. Ruangan Assesment dan
Terapi 2 600 m
2 V -
10. Ruang Program Khusus 3 42 m2
V -
11. Ruang Keterampilan 11 30 m2
V -
12. Ruang Tari 1 56 m2
V -
13. Ruang Koperasi dan
Waserda 2 56 m
2 V -
14. Gudang 4 56 m2
V -
15. Toilet dan Kamar Mandi 15 15 m2
V -
65
16. Studio Rekaman 1 5 m2
V -
17. Aula Pertemuan 1 63 m2
V -
18. Asrama 2 448 m2
V -
19. Rumah Penjaga 1 150 m2
V -
20. Rumah Dinas Kepsek 1 54 m2
V -
Sumber: Dokumen SLB Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
No Jenis Alat dan Media
Pembelajaran Jumlah
Kondisi
Baik Rusak
Ringan
Rusak
Berat
1. Komputer 26 unit 20 - 6
2. Laptop 12 unit 12 - -
3. LCD Proyektor 6 unit 4 - 2
4. Printer 8 unit 6 - 2
5. Tipe Recorder/DVD Player 3 unit 3 - -
6. TV 6 unit 5 - 1
7. CCTV 20 unit 16 - 4
8. Werless 6 unit 6 - -
9. TOA 2 unit 2 - -
10. Mesin jahit 12 unit 10 - 2
11. Mesin Bordir 2 unit 2 - -
12. Mesin Bordir Komputer 1 unit 1 - -
13. Peralatan Tata Boga 1 unit 1 - -
14. Peralatan Tata Kecantikan 1 set 1 - -
66
15. Peralatan Otomitif 1 set 1 - -
16. Peralatan Bengkel Las 1 set 1 - -
17. Peralatan Pertanian dan
Pertenakan 1 set 1 - -
18. Peralatan Pavingblok/
Konblok 1 set 1 - -
19. Peralatan Band/Musik 1 set 1 - -
20. Peralatan Akuperasur 1 set 1 - -
21. Peralatan Tari 1 set 1 - -
Sumber: Dokumen SLB Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
9. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu alat pengenalan diri
siswa pada hubungan sosial. Dalam Kualitasnya tamatan sekolah khusus
juga di tuntut untuk memenuhi standar kompetensi dunia kerja. Selain
siswa menguasai materi pelajaran, siswa juga harus menguasai materi
keterampilan agar siswa dapat berinteraksi dan aktif dalam hubungan
sosialnya. Dari kegiatan ektrakurikuler ini siswa mampu dalam
pengenalan diri dan mengembangkan kemampuannya dalam
keterampilanya. Di SLBN Sri Soedewi Masjchun ini di selenggarakan
berbagai ekstrakulikuler sebagai berikut :
a. Pramuka
b. Olahraga
c. Musik
d. Kesenian
e. Tata boga
f. Pantomim
g. Hantaran
h. Kerohanian
67
Gambar 4.2 Piala Lomba Tata boga (Sumber: Dokumentasi SLB
Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi)
10. Kurikulum Sekolah
Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu carier yang artinya
pelari dan curare yang berarti berpacu. Kurikulum adalah seperangkat
perencanaan pengajaran yang sistematik yang berisi pernyataan tujuan,
organisasi konten, organisasi pengalaman belajar, program pelayanan, pola
belajar-mengajar, dan program evaluasi agar pelajar dapat meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman serta perubahan tingkah laku.
Gambar 4.3 Halaman Depan SLBN Prof. Sri Soedewi Masjchun Sofwan,
SH (Sumber: Dokumentasi SLB Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,
SH Kota Jambi)
68
Kurikulum yang dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa Prof. Sri
Soedewi Masjchun Sofwan SH kota Jambi adalah kurikulum 2013 dalam
pendidikan khusus yang dikenal dengan pembelajaran Tematik Terpadu.
Adapun pelajaran yang terintegritas didalamnya ialah : Bahasa Indonesia,
Matematika, Pkn, Sbk, Pjok. Selain kurikulum tersebut.
B. Temuan Khusus dan Pembahasan
1. Temuan Khusus
a. Proses pembelajaran matematika pada anak berkebutuhan
khusus Tunagrahita C Kelas IV di sekolah luar biasa Prof. Sri
Soedewi Masjchun Sofwan SH. kota Jambi
Dalam proses pembelajaran di sekolah, sebelum mengajar seorang
pendidik berkewajiban mempersiapkan dan menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) agar dalam proses pembelajaran
tersusun secara sistematis dengan baik dan berjalan dengan efektif.
Persiapan disini dapat diartikan yaitu persiapan tertulis dan persiapan
mental guru pada saat sebelum mengajar.
Dari hasil peneliti observasi dilapangan, sebelum memulai proses
pembelajarannya guru kelas IV tungrahita C telah mempersiapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) , materi pembelajaran, media
pembelajaran, dan alat-alat pendukung lainnya untuk proses pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru kelas IV
tunagrahita sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah yaitu
kurikulum K13, yang didalamnya memuat KI, tema, subtema, dan
beberapa pelajaran yang telah dikolaborasikan menjadi satu tema.
Namun pada saat proses pembelajaranya berlangsung cara guru di
kelas IV tunagrahita C mengajar mengacu kepada KTSP, yaitu
mengajarkan pelajaran secara terpisah satu persatu tidak sesuai dengan
tuntutan pada K13 yang mengkolaborasikan beberapa pelajaran, mengapa
demikian pada anak berkebutuhan khsus tunagrahita C ini mereka
memiliki kelemahan pada intelektual dan kecerdasannya dibawah rata-rata
69
normal. Oleh karena itu guru kelas IV tunagrahita C ini masih tetap
menggunakan cara belajar seperti KTSP tapi pada rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) tetap menggunakan K13.
Proses Pembelajaran matematika untuk anak tunagrahita C berbeda
dengan anak yang normal lain sehingga pembelajaran harus benar-benar
dilakukan oleh guru yang butuh kesabaran dalam menangani dan
memperhatikan anak tunagrahita perlu pendekatan khusus. Pada saat
proses pembelajaran matematika guru memilki tugas yang berat untuk
menyesuaikan kemampuan anak ditambah lagi dengan keterbatasannya,
jadi masing-masing anak berbeda untuk pencapaiannya.
Dari hasil observasi peneliti dilapangan, pada saat proses belajar
matematika anak tunagrahita C di kelas IV yaitu guru mengenalkan tanda-
tanda operasi hitung dalam bilangan seperti perkalian, pembagian,
penjumlahan, dan pengurangan. Seperti contohnya ketika guru
mengajarkan perkalian, guru mengajarkannya mulai dari bentuk tanda
perkalian dengan menuliskan tanda perkalian dipapan tulis dengan ukuran
besar dan meminta siswanya maju kedepan satu persatu untuk membuat
tanda perkaliannya. Setelah siswa-siswi telah mengenal tandanya, guru
memulai untuk memberika materi dasar perkaliannya dengan
membimbing mereka menggunkan layanan individual. Guru membimbing
siswanya satu persatu secara pelan-pelan agar mereka lebih paham dan
ingat dengan isi materi yang telah diajarkan.
Peran guru sangat penting dalam suatu proses pembelajaran yaitu
mengarahkan, membimbing, serta memberikan motivasi pada anak
tunagrahita agar mendapatkan hasil yang baik dalam proses
pembelajarannnya. Seperti halnya yang disampaikan oleh Bapak Triyono
sebagai kepala sekolah SLBN Prof. Dr. Sri Soedewi Sofwan, SH di kota
Jambi.
“Proses pembelajaran disini mengacu pada k13 yang menggunakan
5M, pendekatan yang dilakukan disini adalah pendekatan individual.
Pendekatan individual ini ialah pendekatan yang melayani perbedaan-
perbedaan peorangan siswa sedemikian rupa, sehingga dengan
70
penerapan pendekatan individual ini memungkinkan berkembangnnya
potensi masing-masing siswa secara optimal. Pendekatan ini sangat
digunakan sekali dalam pembelajaran matematika pada anak
tunagrahita karena dalam belajarnya anak tunagrahita ini lamban
dalam berfikir disebabkan memiliki kecerdasan intelektual di bawah
rata-rata normal dan cepat lupa dengan materi yang kita ajarkan.
Dalam satu kelas kemampuan anak satu dengan yang lain itu berbeda-
beda, maka dari itu guru harus melakukan layanan individual, agar
anak tunagrahita tersebut paham dengan materi yang diajarkannya.
Setiap guru harus memberikan layanan individual pada saat belajar,
jika ada yang mengalami sebuah kendala dan kesulitan belajar,anak
dibimbing secara individualnya”.(Wawancara, 20 januari 2020)
Hal ini juga di ungkapkan oleh wali kelas tunagrahita C sebagai guru
matematika kelas IV ibu Murniati kepada peneliti mengungkapkan
sebagai berikut:
“Pada proses pembelajaran matematika ini bisa berjalan dengan lancar
cuman didalam satu kelas ini siswa memiliki tingkat IQ yang berbeda-
beda, sesuai dengan tes IQ nya. Setiap anak kemampuan befikirnya
berbeda, ada yang bisa berhitung, ada yang cuman bisa menebalkan
angka bahkan cuman menulis angka saja. Anak tungrahita C ini ialah
anak memiliki tingkat pemahaman dan intelektualnya dibawah rata-
rata normal, namun masih bisa di didik. Anak Tunagrahita C ini juga
lambat dalam berfikir dan bernalar. Jadi disini dalam proses belajar
matematika kita rangkul mereka dan bimbing mereka satu persatu
secara individual dengan menggunakan layanan individual atau
pendekatan individual. Anak tunagrahita C ini dia tidak bisa dipaksa
dalam belajar karena mereka cepat lupa dalam memahami materinya
jadi kita ajarilah mereka dengan perlahan-lahan dan berulang-ulang
kali agar tidak lupa cara menghitung dalam perkalian yang benar. Kita
juga jadikan mereka seperti sahabat agar kita lebih mudah dalam
membimbingnnya belajar”.(Wawancara, 23 Januari 2020).
Gambar 4.4 Proses pembelajaran matematika anak Tunagrahita C
kelas IV (Sumber: Dokumentasi SLB Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun
Sofwan, SH Kota Jambi)
71
Gambar 4.5 Peneliti ikut serta dalam membimbing siswa kelas IV
tunagrahita C belajar matematika (Sumber: Dokumentasi SLB
Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi)
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh
peneliti yang dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran
matematika guru harus melakukan layanan individual atau pendekatan
individual yaitu suatu pendekatan yang melayani perbedaan-perbedaan
peorangan siswa sedemikian rupa, sehingga dengan penerapan pendekatan
individual ini memungkinkan berkembangnnya potensi masing-masing
siswa secara optimal dengan cara membimbing dan mengajarkan, serta
mengarahkan anak satu persatu secara individual. Dengan keterbatasanya
setiap anak harus dilakukan layanan individual ini anak bisa lebih paham
tentang materi pelajaran yang diajarkan.
b. Kesulitan belajar matematika yang dialami pada anak
berkebutuhan khusus tunagrahita C kelas IV di Sekolah Luar
Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, Sh Kota Jambi
Belajar merupakan suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap
individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu
pengalaman dari berbagai materi yang telah dipelajari. Dalam belajar tentu
ada yang mengalami kesulitan dalam belajar seperti kesulitan belajar
dalam berhitung, membaca dan menulis.
72
Pada anak tunagrahita kesulitan belajar yang sering terjadi pada saat
proses belajarnya yaitu kesulitan membaca, kesulitan menulis dan
kesulitan berhitung. Selain itu, ada juga beberapa terdapat kesulitan belajar
pada siswa-siswi tunagrahita alami pada umumnya berdasarkan
perkembangannya yaitu :
1. Pengembangan Kemampuan Kognitif
2. Pengembangan Kemampuan Bahasa
3. Pengembangan Kemampuan Sosial
Seperti yang telah di ungkapkan oleh wali kelas IV ibu Murniati
sebagai guru tunagrahita C beliau mengatakan bahwa :
“Pada umumnya anak tunagrahita disini banyak berbagai macam
mengalami kesulitan belajar seperti pada kemampuan kognitifnya
yaitu lambatnya anak tunagrahita ini dalam memahami pelajaran yang
diajarakan, sulit dan lambat berfikir dalam bernalarnya. Dalam
kemampuan bahasanya juga kurang jelas dalam berbicaranya sehingga
guru-guru yang mengajar kurang paham akan bahasanya, serta pada
anak tunagrahita disini kurang dalam kemampuan sosialnya seperti
sulit dilarang jika yang mereka lakukan itu salah. Jadi pada anak
tunagrahita ini perlu adanya bimbingan dari guru dan orang tuanya
dirumah”.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang peneliti lakukan di kelas
IV tunagrahita C kesulitan belajar pada perkembangan yang terjadi ketika
proses pembelajarannya yaitu kesulitan belajar pengembangan kemapuan
kognitif atau gangguan belajar dalam bidang akademik. Dikelas IV
tunagrahita C ini siswa-siswinya lambat dalam memahami tugas yang di
berikan oleh gurunya dan lambanya dalam befikir serta bernalar untuk
mengejerkan tugas dari gurunya. Oleh karena itu siswa-siswi perlu adanya
pengembangan kognitif yakni : Siswa tunagrahita dalam belajar
memerlukan waktu belajar yang banyak, memerlukan dorongan untuk
memahami isi materi sesuai tingkat kemampuannya dan adanya
penggunaan media-media kongkrit dalam pembelajaran.
Pada proses pembelajaran matematika pada anak tunagrahita C kelas
IV ini terdapat kesulitan belajar, terutama kesulitan belajar dalam
berhitung pada mata pelajaran matematika perkalian. Dalam proses
73
pembelajaran matematika di kelas IV tungrahita C juga terdapat kesulitan
baik itu dari guru yang mengajar maupun siswa yaitu :
1) Kesulitan Guru Dalam Mengajar Matematika Kelas IV
Tunagrahita C
Pada kelas IV Tunagrahita C ini yang mengajar matematika ialah wali
kelasnya sendiri. Dalam mengajar siswa-siswi kelas IV tunagrahita C guru
juga mengalami kesulitan salah satunya kurangnya media pembelajaran
yang memadai. Media merupakan alat bantu dalam proses pembelajaran,
gunannya untuk mempermudah guru dalam menyampaikan informasi
ataupun materi yang hendak disampaikan. Media pembelajaran juga
menjadi faktor pendukung dalam belajar terutama matematika.
Seperti yang telah di ungkapkan oleh wali kelas IV ibu Murniati
tunagrahita C sebagai guru matematika beliau mengatakan bahwa :
“Kesulitan guru dalam mengajar disini, anak tunagrahita ini pertama
lambat dalam bernalar dan berfikir dalam belajar serta cepat lupa, itu
yang membuat guru sulit dalam mengajarkan harus berulang-ulang kali
kita mengajarkannya, kedua kurangnya perhatian dan motivasi dari
orang tua, ada lagi kesulitannya kurangnya media pembelajaran
matematika yang kongkrit dan menarik, dengan ada media yang
menarik anak menjadi semangat dan tidak mudah bosan dalam
belajarnya.. Pada media yang kongkrit atau nyata anak bisa
mengetahui ini memang benar adanya, Contonya saja pada materi
operasi hitung perkalian, agar lebih mudah paham mungkin kita
variasikan angka dari perkalian tersebut menjadi bentuk buah atau
hewan untuk lebih menarik perhatian siswa dalam berlajarnya serta
dengan adanya media anak menjadi termotivasi untuk mengetahui
materi-materi yang di ajarkan”.(Wawancara, 23 Januari 2020)
Gambar 4.6 Peneliti Mewawancari ibu Murniati selaku guru kelas IV
74
Tunagrahita C (Sumber: Dokumentasi SLB Prof.Dr.Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi)
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dokumentasi dapat diperoleh
kesimpulan bahwa kesulitan guru dalam belajar matematika pada anak
tunagrahita C kelas IV adalah pertama keterbatasannya dalam belajar yaitu
lambatnya dalam berfikir dan bernalar, kedua anak tunagrahita cepat lupa
dengan materi yang baru di ajarkan, ketiga kurangnya motivasi serta
perhatian dari orang tuanya di rumah, ke empat kurangnya media
pembelajaran yang kongkrit dan menarik, sehingga dalam proses
pembelajaran media yang digunakan masih sangat minim.
2) Kesulitan Siswa-Siswi Tunagrahita C Kelas IV Dalam Belajar
Matematika
Pada proses pembelajaran matematika pada anak tunagrahita C kelas
IV ini terdapat kesulitan belajar, terutama kesulitan belajar dalam
berhitung pada mata pelajaran matematika perkalian.
Pernyataan ini dijelaskan oleh salah satu siswa di kelas IV Tunagrahita
C yaitu Syadad pada saat belajar matematika yaitu oleh syadad sebagai
berikut :
“Materi yang sulit untuk dipahami yaitu perkalian kak, disini Syadad
bingung dalam menjumlahkan dan mengalikan angka lebih dari satu,
seperti contohnya pada perkalian dengan angka ratusan. Syadad masih
butuh bimbingan dan arahan khusus dalam belajar matematika. Disini
syadad juga susah dalam berhitung dengan jumlah angka yang besar,
Tidak hanya itu saja, Syadad juga sulit untuk memahami soal tanpa
mencontohkan terlebih dahulu dengan menggunakan media”.
(Wawancara, 23 Januari 2020)
Gambar 4.7 Peneliti wawancarai Syadad siswa kelas IV tunagrahita C
75
(Sumber: Dokumentasi SLB Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,
SH Kota Jambi)
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dokumentasi dapat diperoleh
kesimpulan bahwa kesulitan belajar matematika pada anak tunagrahita C
kelas IV adalah kesulitan belajar dalam berhitung dalam jumlah angka
yang besar dalam belajar matematika tentang perkalian dengan angka
ratusan.
c. Upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar matematika pada
anak berkebutuhan khusus tunagrahita C kelas IV di Sekolah
Luar Biasa Kota Jambi
Dari kesulitan diatas terdapat beberapa solusi ataupun upaya yang
dilakukan oleh guru sekolah maupun pihak sekolah. Pada dasarnya
pemecahan masalah bersasaran pada perbaikan kualitas upaya tersebut
dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan dan penglaman belajar
peserta didik khususnya tunagrhita, agar proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan optimal.
Ada beberapa upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi kesulitan
dalam belajar matematika antara lain yaitu :
1) Upaya Kepala Sekolah Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar
Matematika Dari Guru Mengajar
Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah untuk
mangatasi kesulitan yang terjadi yang dihadapi oleh guru dalam proses
belajar mengajar.
Seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Triyono selaku kepala sekolah
SLBN Prof. Dr. Sri Soedewi Sofwan, SH di kota Jambi mengatakan :
“Melakukan pelatihan pada guru-guru untuk kreatif dalam membuat
media dan menggunakan media yang menarik, serta cara mengajar
yang lebih menarik sesuai dengan bidangnya. Mengirim guru untuk
pelatihan diluar agar menambah wawasan untuk mengajar, serta
meningkatkan kompetensi guru melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)
karena dengan pelatihan ini lah guru diajarkan banyak strategi dalam
76
mengajar sehingga guru bisa menjadi lebih krearif”. (Wawancara senin
20 Januari 2020)
Peneliti juga melakukan wawancara dengan wali kelas tunagrahita C
kelas IV dan sebagai guru matematika, untuk memperkuat argument yang
disampaikan kepala sekolah sebelumnya.
Pernyataan ini dipertegas oleh wali kelas tungrahita C kelas IV Ibu
Murniati sebagai berikut :
“Saya harap selain adanya pelatihan guru juga dibimbing dan di
ajarkan langsung dalam membuat menggunakan media agar lebih
menarik dalam mengajar di kelasnya masing-masing sesuai bidang
yang diajarakan. Kita sebagai guru juga harus lebih kreatif
mengembangkan media pembelajaran yang sudah disediakan di
sekolah”. (Wawancara senin 23 Januari 2020)
2) Upaya Guru Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika Dari
Siswa
Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah untuk
mangatasi kesulitan belajar matematika yang terjadi yang dihadapi oleh
siswa-siswa dalam proses belajar mengajar.
Seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Triyono sebagai kepala sekolah
kepada peneliti :
“Berusaha memberikan kesadaran kepada wali murid untuk
membimbing lagi anak-anaknya belajar dirumah dan selalu memberi
semangat untuk anaknya dalam belajar, karena tidak hanya di sekolah
saja mereka di bimbing untuk belajar bahkan dirumahpun perlu
bimbingan dari orang tuanya dalam kesulitannya saat belajar teruta
matematika, dan sekolah berupaya memberikan pelayanan untuk
memenuhi kebutuhan siswa serta adanya kerja sama antara wali murid
dan guru untuk melakukan les tambahan”.(Wawancara senin 20
Januari 2020)
Peneliti juga melakukan wawancara dengan wali kelas tunagrahita C
kelas IV untuk memperkuat argument yang disampaikan kepala sekolah
tentang upaya kesulitan belajar matematika pada tunagrahita C.
Pernyataan ini dipertegas oleh wali kelas tungrahita C kelas IV Ibu
Murniati sebagai berikut :
77
“Di sekolah saya lakukan bimbingan belajar terhadap mereka secara
individual dan juga perlu adanya bimbingan dan perhatian dari orang
tua siswa dirumah pada saat anak mengalami kesulitan belajar dengan
cara mengulangi pelajaran yang telah diajar disekolah, karena anak
tunagrahita ini sulit dalam pemahaman dan cepat lupa, guru juga bisa
memberikan reward bagi anak yang rajin belajar dan rajin sekolah
untuk memberikan semangatnya sekolah, serta adanya kerja sama guru
dan wali murid untuk melakukan les tambahan”. (Wawancara senin 23
Januari 2020)
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dokumentasi dapat diperoleh
kesimpulan bahwa upaya kepala sekolah dalam mengatasi kesulitan
belajar matematika untuk guru yang mengajar yaitu dilakukan pelatihan-
pelatihan bagi guru agar lebih kreatif dalam membuat dan menggunakan
media yang ada disekitar, Meningkatkan kompetensi guru melalui
kegiatan KKG, adanya bimbingan langsung dalam pembuatan media agar
guru menjadi kreatif. Upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar
matematika untuk siswa yaitu memberikan kesadaran bagi wali murid
untuk membimbing dan memberi perhatian lagi pada anak dirumah yang
mengalami kesulitan saat belajar dan memberikan motivasi atau semangat
dalam belajar baik disekolah maupun di rumah dan adanya kerja sama
antara wali murid dan guru untuk melakukan les tambahan serta guru juga
harus mampu mengembangkan bakat dan kreatifitas anak tunagrahita.
2. Pembahasan
Proses pembelajaran merupakan proses yang didalamnya terdapat
interaksi peserta didik dan pendidik serta adanya komunikasi timbal balik
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar.
Dalam proses pembelajarannya anak tunagrahita berbeda dengan anak
yang normal lain sehingga pembelajaran harus benar-benar dilakukan oleh
guru yang butuh kesabaran dalam menangani dan memperhatikan anak
tunagrahita. Berdasarkan hasil Observasi di lapangan pada proses
pembelajaran matematika pada anak tunagrahita C ini dilakukan suatu
pendekatan khusus yaitu pendekatan individual. Pendekatan Individual
adalah pendekatan yang melayani perbedaan-perbedaan peorangan siswa
78
sedemikian rupa, sehingga dengan penerapan pendekatan individual ini
memungkinkan berkembangnnya potensi masing-masing siswa secara
optimal, dengan cara membimbing dan mengajarkan, serta mengarahkan
anak satu persatu secara individual. Dengan keterbatasanya setiap anak
harus dilakukan layanan individual ini anak bisa lebih paham tentang
materi pelajaran yang diajarkan.
Menurut Syaifi Bahri Jamatah (2005;226), Ciri-ciri Pendekatan
Individual yaitu :
a. Guru melakukan pendekatan secara pribadi kepada setiap siswa di
kelas dan memberikan kesempatan kepada anak didik sebgai individu
untuk aktif, kreatif dan mandiri dalam belajar.
b. Guru harus peka melihat perbedaan sifat-sifat dari semua anak didik
secara individual.
c. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan pembimbing di kelas
d. Guru harus mampu menyajikan pelajaran yang menarik di depan kelas,
dan mudah dipahami agar tidak membosankan siswa
Dari hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan di kelas IV
tunagrahita C, saat proses pembelajaran matematikanya guru kelas IV
tunagrahita C melakukan pendekatan individual pada saat belajarnya
sesuai dengan ciri-ciri pendekatan individual menurut teori Syaifi Bahri
Jamatah (2005:226), namun tidak semua ciri-ciri pendekatan individual
yang dilakukan oleh guru kelas IV tunagrahita C tersebut. Guru hanya
melakukan pendekatan secara pribadi kepada setiap siswa di kelas dan
memberikan kesempatan kepada anak didik sebagai individu untuk aktif,
kreatif dan mandiri dalam belajar, Guru lebih berperan sebagai fasilitator
dan pembimbing di kelas dan guru peka melihat perbedaan sifat-sifat dari
semua anak didik secara individual
Pada saat proses pembelajaran matematika guru memilki tugas yang
berat untuk menyesuaikan kemampuan anak ditambah lagi dengan
keterbatasannya, jadi masing-masing anak berbeda untuk pencapaiannya.
Peran guru sangat penting dalam suatu proses pembelajaran yaitu
79
mengarahkan, membimbing, serta memberikan motivasi pada anak
tunagrahita agar mendapatkan hasil yang baik dalam proses
pembelajarannnya.
Dalam proses pembelajaran matematika di kelas IV tungrahita C tentu
juga terdapat kesulitan belajar, Kesulitan belajar merupakan kendala
ataupun pengahambat dari prosesnya suatu pembelajaran siswa. Menurut
Sunarta, kesulitan belajar adalah kesulitan yang dialami oleh peserta didik
dalam kegiatan belajarnya, sehingga berakibat prestasi belajarnya rendah
dan perubahan tingkah laku yang terjadi tidak sesuai dengan partisipasi
yang diperoleh sebagaimana teman-temannya kelasnya.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas IV
Tunagrahita C bahwa siswa mengalami kesulitan belajar, kesulitan belajar
yang terjadi sesuai dengan teori menurut Muhibbin Syah yaitu terjadinya
kesulitan belajar karena adanya faktor faktor-faktor yang menyebabkan
kesulitan belajar meliputi gangguan atau kekurangan psiko-fisik anak
didik yaitu sebagai berikut :
d) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya
kapasitas intelektual/intelegensi anak didik.
e) Yang berifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi
dan sikap.
f) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), anatara lain seperti
terganggunya alat-alat indera penglihatan (mata) dan pendengaran
(mata)
Dari observasi kesulitan belajar yang diketahui pada penelitian ini
ialah kesulitan belajar matematika pada anak tunagrahita C, Tunagrahita C
(ringan) disebut juga moron dan debil (IQ 50-75), anak tunagrahita ini
masih dapat belajar membaca, menulis dan berhitung sederhana dengan
bimbingan dari didikan yang baik.
Saat pembelajaran matematika di kelas IV tunagrahita C beberapa
kesulitan belajar baik itu dari guru yang mengajar maupun siswa. Pada
kelas IV Tunagrahita C ini yang mengajar matematika ialah wali kelasnya
80
sendiri. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru kelas IV
tunagrahita pada proses belajar mengajar matematika siswa-siswi di kelas
IV tunagrahita C guru juga mengalami beberapa kesulitan saat mengajar
yaitu pertama lambat dalam penalar dan berfikir dalam belajar pada anak
serta cepat lupa, itu yang membuat guru sulit dalam mengajarkan harus
berulang-ulang kali mengajarkannya, kurangnya media pembelajaran
matematika yang memadai. Media merupakan alat bantu dalam proses
pembelajaran, gunannya untuk mempermudah guru dalam menyampaikan
informasi ataupun materi yang hendak disampaikan. Media pembelajaran
juga menjadi faktor pendukung dalam proses pembelajaran terutama
pelajaran matematika, dengan media pembelajaran anak tidak jenuh
ataupun bosan dalam mengikuti proses pembelajaran.
Dari hasil observasi yang saya lakukan di lapangan pada saat proses
belajar matematika guru hanya menggunakan media pembelajaran
seadanya dan kurang menarik perhatian siswa dikarena media untuk
belajar kurang memadai. Namun menurut teori Abu Bakar Muhammad
berpendapat bahwa media pembelajaran ialah salah satu pendukung dari
faktor pembelajaran yang mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dan
memperjelas materi pelajaran yang sulit dan mampu membantu
pembentukan watak peserta didik, melatih, memperluas perasaan dan
kecepatan dalam belajar. Hal ini sejalan dengan ET. Rusefendi yang
dikutip oleh Lisnawaty Simanjuntak bahwa untuk memudahkan siswa
belajar matematika harus dimulai dari yang kongkrit ke arah yang abstrak.
Selain itu Paridjo menegaskan bahwa menggunkan alat peraga atau media
merupakan upaya untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dalam belajar
matematika.
Selain guru yang mengalami kesulitan saat mengajar matematika,
siswa kelas IV tunagrahita juga mengalami kesulitan belajar matematika.
Kesulitan belajar matematika yang dialami salah satu siswa tunagrahita C
kelas IV yaitu pada perkalian yang bilangan perkaliannya besar atau
angkanya lebih dari satu dan siswa juga lambat dalam berhitung.
81
Berdasarkan Observasi dan wawancara dengan salah satu siswa
tunagrahita, hal ini sesusai dengan pernyataan Lerner yang dikutip oleh
Mulyono Abdurrahman salah satu kesulitan belajar matematika adalah
memahami soal perkalian.
Menurut Paridjo penyebab siswa mengalami kesulitan dalam soal
perhitungan matematika adalah kurangnya keterampilan operasi arimatika,
dalam mengerjakan soal matematika di perlukan konsentrasi yang tinggi
karena banyak operasi hitung dalam melakukan operasi terhadap rumus-
rumus, operasi perkalian dan pembagian. Tidak hanya itu saja kesulitan
dalam belajar matematika selain itu kurangnya perhatian dan motivasi
belajar dari orang tua.
Menurut hasil Observasi dan wawancara dengan guru kelas IV
tunagrahita C yang peneliti lakukan faktor utama yang menjadi kesulitan
belajar siswa ialah salah satunya kurangnnya perahatian dan motivasi
belajar serta bimbingan belajar dari orang tuanya, sesuai dengan teori
penelitian yang dilakukan oleh Ronald Ferguson bahwa hampir setengah
pencapaian anak di sekolah dapat dikatakan di pengaruhi faktor-faktor
diluar sekolah, termasuk perhatian dan motivasi orang tua. Oleh sebab itu,
perhatian dan motivasi orang tua sangatlah penting bagi anak yang
mengalami kesulitan belajar, karena bukan hanya di sekolah saja siswa
membutuhkan bimbingan belajar di rumahpun siswa perlu dibimbing saat
mereka belajar ataupun mengerjakan agar mereka dapat mengatasi
kesulitan belajarnya.
Anak tunagrahita C ini perlu dibimbing dan di arahkan dalam
belajarnya karena daya ingat mereka lemah untuk mengingat pelajar yang
telah lalu, pelajaran yang telah diajarkan harus diulang-ulang agar mereka
tetap ingat. Hal ini sesuai dengan pendapat Lisnawati Simanjuntak bahwa
apabila sering melakukan latihan yang berulang maka akan memperkuat
daya ingat.
Dari beberapa kesulitan belajar matematika baik kesulitan dari guru
yang mengajar maupun dari siswanya, juga terdapat beberapa upaya yang
82
dilakukan dari kepala sekolah dan guru wali kelas IV tunagrahita c yang
mengajar matematika dikelas. Berdasarkan observasi dan wawancara
upaya yang dilakukan kepala sekolah untuk guru yang mengalami
kesulitan dalam mengajar yaitu dilakukan pelatihan-pelatihan bagi guru
agar lebih kreatif dalam membuat dan menggunakan media yang ada
disekitar, Meningkatkan kompetensi guru melalui kegiatan KKG, adanya
bimbingan langsung dalam pembuatan media agar guru menjadi kreatif.
Sesuai teori Paridjo menegaskan bahwa menggunkan alat peraga atau
media merupakan upaya untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dalam
belajar matematika.
Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas IV tunagrahita
C, upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar matematika untuk siswa
yaitu guru selalu memberikan motivasi belajar, memberikan kesadaran
bagi wali murid untuk membimbing dan memberi perhatian lagi pada anak
dirumah yang mengalami kesulitan saat belajar dan memberikan motivasi
atau semangat dalam belajar baik disekolah maupun di rumah dan adanya
kerja sama antara wali murid dan guru untuk melakukan les tambahan
serta guru juga harus mampu mengembangkan bakat dan kreatifitas anak
tunagrahita.
Dapat disimpulkan bahwa upaya dalam mengatasi kesulitan belajar
matematika yang paling utama yaitu adanya kerja sama dari pihak sekolah
maupun gurunya dengan wali murid untuk melakukan bimbingan belajar
bagi anak yang mengalami kesulitan belajar dan melakukan pelatihan-
pelatihan bagi guru yang mengajar agar lebih berkreasi dalam
mengajarkan anak-anak berkebutuhan khusus, guru juga harus selalu
menggunakan media pembelajaran yang kongrit, serta melakukan
sosialisasi tetang pentingnya peran orang tua dalam motivasi belajar anak
karena perhatian dan motivasi belajar dapat mempengaruhi efektivitas
belajar dan ketercapaian hasil belajar.
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar
matematika pada Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita C (Ringan) kelas
IV di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,Sh kota
Jambi dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut :
Proses pembelajaran matematika pada anak berkebutuhan khusus
Tunagrahita C kelas IV di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun
Sofwan,Sh kota Jambi adalah pada saat proses belajar matematika anak
tunagrahita C di kelas IV yaitu guru mengenalkan tanda-tanda operasi hitung
dalam bilangan seperti perkalian, pembagian, penjumlahan, dan pengurangan.
Seperti contohnya ketika guru mengajarkan perkalian, guru mengajarkannya
mulai dari bentuk tanda perkalian dengan menuliskan tanda perkalian dipapan
tulis dengan ukuran besar dan meminta siswanya maju kedepan satu persatu
untuk membuat tanda perkaliannya. Setelah siswa-siswi telah mengenal
tandanya, guru memulai untuk memberika materi dasar perkaliannya dengan
membimbing mereka menggunkan layanan individual.
Dalam proses pembelajaran matematika guru harus melakukan layanan
individual atau pendekatan individual yaitu suatu pendekatan yang melayani
perbedaan-perbedaan peorangan siswa sedemikian rupa, sehingga dengan
penerapan pendekatan individual ini memungkinkan berkembangnnya potensi
masing-masing siswa secara optimal dengan cara membimbing dan
mengajarkan, serta mengarahkan anak satu persatu secara individual. Guru
membimbing siswanya satu persatu secara pelan-pelan agar mereka lebih
paham dan ingat dengan isi materi yang telah diajarkan.
Pada proses pembelajaran matematika di kelas IV tungrahita C juga
terdapat kesulitan baik itu dari guru yang mengajar maupun siswa yaitu :
Kesulitan guru dalam belajar matematika pada anak tunagrahita C kelas IV
adalah pertama keterbatasannya dalam belajar yaitu lambatnya dalam berfikir
dan bernalar, kedua anak tunagrahita cepat lupa dengan materi yang baru di
84
ajarkan, ketiga kurangnya motivasi serta perhatian dari orang tuanya di rumah,
ke empat kurangnya media pembelajaran yang kongkrit dan menarik, sehingga
dalam proses pembelajaran media yang digunakan masih sangat minim.
Kesulitan belajar matematika pada anak tunagrahita C kelas IV adalah
kesulitan belajar dalam berhitung dalam jumlah angka yang besar dalam
belajar matematika tentang perkalian dengan angka ratusan.
Upaya kepala sekolah dalam mengatasi kesulitan belajar matematika pada
anak berkebutuhan khusus tunagrahita C kelas IV di Sekolah Luar Biasa Kota
Jambi adalah pada guru yang mengalami kesulitan mengajar yaitu dilakukan
pelatihan-pelatihan bagi guru agar lebih kreatif dalam membuat dan
menggunakan media yang ada disekitar, Meningkatkan kompetensi guru
melalui kegiatan KKG, adanya bimbingan langsung dalam pembuatan media
agar guru menjadi kreatif. Upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar
matematika untuk siswa yaitu memberikan kesadaran bagi wali murid untuk
membimbing dan memberi perhatian lagi pada anak dirumah yang mengalami
kesulitan saat belajar dan memberikan motivasi atau semangat dalam belajar
baik disekolah maupun di rumah, guru juga harus mampu mengembangkan
bakat dan kreatifitas anak tunagrahita, serta adanya kerja sama antar guru
dengan wali murid untuk melakukan les tambahan agar anak lebih paham
dalam proses pembelajaran.
B. Saran
Dari uraian diatas, maka peneliti mencoba memberikan saran-saran kepada
pihak sekolah antara lain :
1. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah diharapkan untuk mengadakan pelatihan-pelatihan
untuk guru dalam strategi proses belajar-mengajar yang baik serta menarik
dan juga diadakan pelatihan kepada guru disekolah untuk cara membuat
dan menggunakan media yang lebih menarik serta kreatif.
85
2. Bagi Guru
Guru diharapkan mengikuti pelatihan-pelatihan tentang strategi
proses pembelajaran yang baik dan menarik sesuai dengan konsep
pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Sekolah diharapkan sebaiknya melengkapi fasilitas, sarana dan
prasarana seperti media pembelajaran sebagai penunjang keberhasilan
belajar mengajar siswa.
4. Bagi Siswa
Siswa diharapakan mampu untuk terus-menerus dalam
meningkatkan serta mengembangkan prestasi dalam proses pembelajaran
baik dalam akademik maupun non akademik.
5. Bagi Orang Tua/ Wali Murid
Orang tua diharapkan selalu memberikan motivasi ataupun dukungan
dalam proses pembelajaran, dan lakukan bimbingan belajar ketika
dirumah, meskipun mereka memiliki keterbatasan intelektual yang rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Abu, Ahmad. 2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Abdurrahman, Mulyono. 2019. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta : PT. Rineka Cipta
Anggota IKAP. 2011. Undang-undang Guru dan Dosen. Bandung : Fokusmedia
Atmaja, Rinakri. 2018. Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Azizurohmah. 2017. (Strategi guru dalam menangani kesulitan belajar disleksia
pada pembelajaran siswa kelas III B MI Islamiah Jabung Malang).
Malang : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Depdikbud. UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Efendi, Muhammad. 2008. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta:
PT. Bumi Aksara
Hadis, Abdul. 2006. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Autistik. Bandung :
Alfabeta
Hamalik, Oemar. 2014. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Hasmira, Analisis kesulitan belajar matematika pada anak berkebutuhan khusus
(ABK) Tunarungu kelas dasar III di SLB YPAC Makasar, Jurnal
Pendidikan, Vol.5 No.5 2016
Liana, Erni. 2017. (Upaya guru untuk mengatasi kesuliatan anak berkebutuhan
khusus di MI Islahul Muta’allim Karang Genteng Pangutan Kota
Mataram) Mataram : Universitas Islam Negeri Mataram.
Musfah, Jejen. 2015. Redesain Pendidikan Guru. Jakatarta : Prenadamedia group
Musyasa, E. 2003. Menjadi Guru Prpfesional. Bandung : PT. Remaja Rosda
Karya
NK, Roestiyah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Noor Hasanah, Upaya Guru Dalam Mengatasi Siswa Berkesulitan Belajar
Matematika Di Kelas IV SDIT UKHUWAH Banjar Masin,” Jurnal PTK
dan Pendidikan, Vol.2 No.2 2016
Sudjana, Nana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Baru Algensindo
Sugiono. 2009. Metode Pendidikan Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan R & D. Bandung : Alfabeta
Supriyadi, M.Pd. 2015. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta : Cakrawala Ilmu
Sutriso. 2018. Merawat dan Mendidik Anak dengan ADHD ( Anak Berkebutuhan
Khusus) secara bijak. Yogyakarta : Millennial Readers
Tirtaraharja, Umar. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Umar. 2011. Penelitian Deskriptif. Jakarta : Rajawali
Wardani, dkk. 2008. Penghantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta:
Rineka Cipta
Yamin. 2009. Metode Penelitian. Bandung : Alfabeta
Internet :
https://www.zonareferensi.com/pengertian-belajar/ diakses pada tanggal 14 april
2019 pukul:14:37
https://wawasanpendidikan.com/2015/09/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
belajar/diakses tanggal 18, pukul 21:50
LAMPIRAN-LAMPIRAN
SKRIPSI
KEMENTRIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
KARTU KONSULTASI SKRIPSI
Kode Dokumen oN Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl
Revisi Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 25-02-2013 R-0 - 1 dari 1
Nama : Vela Molidina
Nim : TPG.161982
Fakultas/Jurusan : Tarbiyah/Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Semester : VIII (Delapan)
Judul Skripsi : Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar
Matematika Pada Anak Berkebutuhan Khusus
Tunagrahita C (Ringan) Kelas IV Di Sekolah Luar
Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,Sh Kota
Jambi
Pembimbing I : Dr. Mahluddin, M.Pd.I
No Hari/Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan
Pembimbing
1 Senin, 16 September 2019 Perbaikan Proposal
2 Rabu, 02 Oktober 2019 ACC Seminar Proposal
3 Rabu, 23 Oktober 2019 Seminar Proposal
4 Kamis, 05 Desember 2019 Perbaikan Hasil Seminar
5 Kamis, 12 Desember 2019 ACC Riset
6 Rabu, 04 Maret 2020 Perbaikan Bab IV dan V
7 Jum‟at, 06 Maret 2020 Perbaikan Abstrak dan Jurnal
8 Selasa, 12 Maret 2020 ACC Munaqasyah
Jambi, 23 Maret 2020
Mengetahui
Pembimbing I
Dr. Mahluddin, M.Pd.I
NIP: 19680101 200003 1 006
KEMENTRIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
KARTU KONSULTASI SKRIPSI
Kode Dokumen oN Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl
Revisi Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 25-02-2013 R-0 - 1 dari 1
Nama : Vela Molidina
Nim : TPG.161982
Fakultas/Jurusan : Tarbiyah/Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Semester : VIII (Delapan)
Judul Skripsi : Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar
Matematika Pada Anak Berkebutuhan Khusus
Tunagrahita C (Ringan) Kelas IV Di Sekolah Luar
Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,Sh Kota
Jambi
Pembimbing II : Kiki Fatmawati M.Pd
No Hari/Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan
Pembimbing
1 Kamis, 22 Agustus 2019 Perbaikan Proposal Bab I
2 Senin, 16 September 2019 Perbaikan Proposal Bab II
3 Rabu, 25 September 2019 ACC Seminar Proposal
4 Rabu, 23 Oktober 2019 Seminar Proposal
5 Kamis, 05 Desember 2019 Perbaikan Hasil Seminar
6 Senin, 09 Desember 20219 ACC Riset
7 Senin, 24 Februari 2020 Perbaikan Bab IV dan V
8 Rabu, 04 Maret 2020 Perbaikan Bab IV dan V
9 Jum‟at, 06 Maret 2020 Perbaikan Abstrak dan Jurnal
10 Senin, 11 Maret 2020 ACC Munaqasyah Jambi, 23 Maret 2020
Mengetahui
Pembimbing II
Kiki Fatmawati M.Pd
LAMPIRAN I
SURAT PERNYATAAN RESPONDEN/SUBJEK PENELITIAN SKRIPSI
MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Triyono, S.Pd.M.Ed
Tempat, Tgl. Lahir : Boyolali, 01 Oktober 1963
Jabatan : Kepala Sekolah
Alamat : Jl. Harapan RT. 11, No.41 Kel. Buluran Kenali,
Kec. Telanaipura Kota Jambi
Dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA* nama saya dan nama
lokasi penelitian dicantumkan dalam laporan penelitian skripsi mahasiswa berikut
ini,
Nama : Vela Molidina
NIM : TPG. 161982
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul Skripsi : Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Matematika Pada Anak Berkebutuhan
Khusus Tunagrahita C (Ringan) Kelas IV Di
Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi
Masjchun Sofwan,Sh Kota Jambi
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Yang menyatakan, 11 Febuari 2020
Triyono, S.Pd,M.Ed
NIP.19631001 198602 1 007
LAMPIRAN I
SURAT PERNYATAAN RESPONDEN/SUBJEK PENELITIAN SKRIPSI
MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Murniati, S.Pd
Tempat, Tgl. Lahir : Sungai Geringging, 01 September 1969
Jabatan : Guru Kelas IV Tunagrahita C
Alamat : Komp. Pinang Merah No-29, RT. 016,
Kel. Bangan Pete , Kec. Alam Barajo
Dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA* nama saya dan nama
lokasi penelitian dicantumkan dalam laporan penelitian skripsi mahasiswa berikut
ini,
Nama : Vela Molidina
NIM : TPG. 161982
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul Skripsi : Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Matematika Pada Anak Berkebutuhan
Khusus Tunagrahita C (Ringan) Kelas IV Di
Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi
Masjchun Sofwan,Sh Kota Jambi
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Yang menyatakan, 11 Febuari 2020
Murniati, S.Pd
NIP. 19690901 201407 2 001
LAMPIRAN I
SURAT PERNYATAAN RESPONDEN/SUBJEK PENELITIAN SKRIPSI
MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Shadad Roselano
Tempat, Tgl. Lahir : Jambi, 30 Juni 2009
Jabatan : Siswa Kelas IV Tunagrahita C
Alamat : Jl. Mayjen Sutoyo RT. 09 Kel. Pematang Sulur
Kec. Telanaipura Kota Jambi
Dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA* nama saya dan nama
lokasi penelitian dicantumkan dalam laporan penelitian skripsi mahasiswa berikut
ini,
Nama : Vela Molidina
NIM : TPG. 161982
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul Skripsi : Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Matematika Pada Anak Berkebutuhan
Khusus Tunagrahita C (Ringan) Kelas IV Di
Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi
Masjchun Sofwan,Sh Kota Jambi
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Yang menyatakan, 11 Febuari 2020
Shadad Roselano
LAMPIRAN II
INSTRUMEN PENGUMUPLAN DATA (IPD)
Judul Penelitian : Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar
Matematika Pada Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita C (Ringan)
Kelas IV Di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan,Sh
Kota Jambi
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh sebuah data sebagai berikut :
a. Mengamati situasi dan kondisi di Di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri
Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
b. Mengamati proses pembelajaran matematika anak tunagrahita C kelas
IV
c. Mengamati guru dalam membimbing dan mengajarkan anak
tunagrahita C kelas IV belajar matematika
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait dengan
Penerapan Pembelajaran tematik di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota
Jambi.
a. Kepala Sekolah
1) Bagaimana gambaran singkat sekilas latar belakang Sekolah Luar
Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi :
a. Sejarah berdirinya Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
b. Visi dan Misi Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
c. Keadaan staf dan tenaga pengajar/pendidik Sekolah Luar
Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
d. Kondisi lingkungan Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
2) Ada berapa banyak klasifikasi kelas di Sekolah Luar Biasa
Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
LAMPIRAN II
3) Kurikulum apa yang diterapkan di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri
Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
4) Bagaimana waktu belajar untuk anak di Sekolah Luar Biasa
Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
5) Berapa kelas tunagrahita tingkat SD nya di Sekolah Luar Biasa
Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
6) Bagaimana Proses belajar anak berkebutuhan khusus Tunagrahita
di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH
Kota Jambi
7) Apa saja kendala atau kesulitan belajar matematika dalam proses
pembelajaran di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
8) Apa upaya bapak sebagai kepala sekolah dalam mengatasi
kesulitan belajar matematika dari siswa tunagrahita dan kesulitan
dari gurunya di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun
Sofwan, SH Kota Jambi
b. Guru
1) Sudah berapa lama ibu mengajar di kelas Tunagrahita C di Sekolah
Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota
Jambi
2) Berapa banyak kelas Tunagrahita di Sekolah Luar Biasa
Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
3) Apa yang membedakan Tunagrahita C dengan Tunagrahita C1
4) Bagaimana dengan jam pelajaran anak Tunagrahita C di Sekolah
Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota
Jambi
5) Bagiamana proses belajar matematika pada anak Tunagrahita C di
kelas IV di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun
Sofwan, SH Kota Jambi
LAMPIRAN II
6) Apakah kesulitan dari ibu saat mengajar matematika pada anak
Tunagrahita C kelas IV di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri
Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
7) Bagaimana upaya ibu dalam mengatasi kesulitan matematika siswa
Tunagrahita C kelas IV di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
c. Siswa
1) Pelajaran apa yang menurut siswa sulit untuk dipahami
2) Apa saja kesulitan belajar matematika yang membuat siswa sulit
dalam memahami
3) Bagaimana cara belajar siswa pada pembelajaran matematika agar
dapat memahaminya ?
3. Dokumentasi
Pengambilan data mengunakan dokumentasi agar dapat memperoleh
sesuatu yang berhubungan dengan :
a) Historis dan Geografis di Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
b) Data Identitas Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun
Sofwan, SH Kota Jambi
c) Visi dan Misi Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun
Sofwan, SH Kota Jambi
d) Keadaan sarana dan prasarana Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri
Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
e) Struktur organisasi Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
f) Keadaan guru dan siswa Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
g) Keadaan Sekolah Luar Biasa Prof.Dr.Sri Soedewi Masjchun
Sofwan, SH Kota Jambi
h) Proses belajar mengajar mata pelajaran matematika siswa
Tunagrahita C kelas IV
LAMPIRAN III
Hasil Wawancara Kepala Sekolah
Nama Kepala Sekolah : Triyono, S.Pd M.Ed
NIP : 196310011986021007
Hari/ Tanggal : Senin, 20 Januari 2020
Tempat : Ruang Kepala sekolah
Peneliti : Sudah berapa lama bapak menjabat sebagai kepala sekolah di
Sekolah Luar biasa Prof.Dr. Sri Soedewi Masjchun SH Kota
Jambi?
Informan : Saya baru di angkat menjadi kepala sekolah disini, sebelumnya
saya menjadi kepala sekolah SLBN 2 di kota jambi, jadi saya di
SLBN ini baru kurang lebih 3 minggu merasakan menjadi kepala
sekolah.
Peneliti : Apa saja yang menjadi Visi dan Misi di Sekolah Luar Biasa Prof.
Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan SH Kota Jambi ?
Informan : Yang menjadi Visi sekolah ini yaitu terwujudnya manusia yang
bertaqwa, terampil, mandiri, dan cinta lingkungan. Dan yang
menjadi Misinya yaitu : Menanamkan nilai keimanan melaluli
pendidikan moral, dan agama, Mengoptimalkan kompetensi
akademik sesuai dengan potensi yang memiliki, Mengembangkan
berbagai keterampilan sesuai dengan bakat dan minat peserta didik,
Menerapkan Kecakapan hidup untuk kemandirian dimasyarakat,
Menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan sehingga terwujud
lingkungan yang bersih, indah dan nyaman
Peneliti : Ada berapa banyak klasifikasi kelas di SLBN ini pak ?
Informan : Kalo menurut satuan pendidikan ada SDLB,SMPLB dan ada
SMALBnya, sedang menurut ketunaannya ada tunanetra,
tunarungu, tunagrahita, tunadaksa dan autis.
Peneliti : Kurikulum apa yang dipakai di SLB ini pak?
LAMPIRAN III
Informan : Kurikulum yang di pakai di SLB ini ialah kurikulum pendidikan
khusus k13, kurikulum ini dipakai sejak tahun 2004 samapai
sekarang.
Peneliti : Berapa jam waktu untuk anak SLB ini belajar pak?
Informan : Satu jam pelajarannya 30 menit dari kelas 1-6 berbeda dengan
anak normal satu jam pelajarannya 35 menit.
Peneliti : Ada berapa kelas tunagrahita tingkat SD nya disini pak?
Informan : Disini Terdapat 12 Kelas Tunagrahita , Tunagrahita C (Ringan)
Ada 6 Kelas Dan Tunagrahita C1 (Sedang) Ada 6 Kelas
Peneliti : Bagaimana Proses belajar anak berkebutuhan khusus Tunagrahita
disini pak?
Informan : Kalo Pembelajaran disini mengacu pada k13 yang menggunakan
5M, pendekatan yang dilakukan disini adalah pendekatan
individual. pendekatan individual ialah pendekatan yang melayani
perbedaan-perbedaan peorangan siswa sedemikian rupa, sehingga
dengan penerapan pendekatan individual ini memungkinkan
berkembangnnya potensi masing-masing siswa secara optimal.
Pendekatan ini sangat digunakan sekali dalam pembelajaran
matematika pada anak tunagrahita karena dalam belajarnya anak
tunagrahita ini lamban dalam berfikir disebabkan memiliki
kecerdasan intelektual di bawah rata-rata normal dan cepat lupa
dengan materi yang kita ajarkan. Dalam satu kelas kemampuan
anak satu dengan yang lain itu berbeda-beda, maka dari itu guru
harus melakukan layanan individual,agar anak tunagrahita tersebut
paham dengan materi yang diajarkannya. Setiap guru harus
memberikan layanan individual pada saat belajar, jika ada yang
mengalami sebuah kendala dan kesulitan belajar,anak dibimbing
secara individualnya.
Peneliti : Apakah bapak pernah mengajar dikelas tunagrahita?
Informan : Dulu, saya pernah menjadi guru pada anak tunagrahita, pada
tahun 1980 an
LAMPIRAN III
Peneliti : Apa saja kendala atau kesulitan belajar matematika dalam proses
pembelajaran disini pak?
Informan : Kendalanya yaitu kurangnnya media pemebelajaran yang menarik
dan kongkrit dalam matematika sehinga anak tunagrahita sulit
untuk memahami pelajaran, kesulitanya anak tunagrahita ini
lambat dalam memahami pelajarannya, mudah lupa dengan
pelajaran yang sudah di terangkan, minat dalam belajarnya juga
kurang, lamban memahami tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
mereka cepat lupa karena mereka memiliki intelektual dibawah
rata-rata normal. maka dari itu kita sebagai guru harus mengulangi
pelajaran itu berkali-kali, tentu pelayanan yang kita lakukan yaitu
pelayanan individual nanti anak itu dibimbing satu persatu
kebangkunya masing-masing dan sebagai guru kita mengkaji lagi
apa yang sebenarnya yang membuat mereka sulit sebenarnya
mereka memiliki kecerdasan yang berbeda-beda dalam satu kelas
Peneliti : Apa upaya bapak sebagai kepala sekolah dalam mengatasi
kesulitan belajar matematika dari siswa tersebut?
Informan : Berusaha memberikan kesadaran kepada wali murid untuk
membimbing lagi anak-anaknya belajar dirumah dan selalu
memberi semangat untuk anaknya dalam belajar, karena tidak
hanya di sekolah saja mereka di bimbing untuk belajar bahkan
dirumahpun perlu bimbingan dari orang tuanya dalam kesulitannya
saat belajar teruta matematika, dan sekolah berupaya memberikan
pelayanan untuk memenuhi kebutuhan siswa serta adanya kerja
sama antara wali murid dan guru untuk melakukan les tambahan.
Peneliti : Bagaimana upaya bapak dalam mengatasi kesulitan belajar dari
gurunya?
Informan : Melakukan pelatihan pada guru-guru untuk kreatif dalam
membuat media dan menggunakan media yang menarik, serta cara
mengajar yang lebih menarik sesuai dengan bidangnya. Mengirim
guru untuk pelatihan diluar agar menambah wawasan untuk
LAMPIRAN III
mengajar, serta meningkatkan kompetensi guru melalui Kelompok
Kerja Guru (KKG) karena dengan pelatihan ini lah guru diajarkan
banyak strategi dalam mengajar sehingga guru bisa menjadi lebih
krearif.
LAMPIRAN IV
Hasil Wawancara Guru Kelas IV Tunagrahita C
Nama Kepala Sekolah : Murniati, S.Pd
NIP : 196909012014072001
Hari/ Tanggal : Kamis, 23 Januari 2020
Tempat : Di Kelas IV Tunagrahita C
Peneliti : Sudah berapa lama ibu mengajar di kelas Tunagrahita C ini?
Informan : Ibu mulai mengajar sejak bulan april tahun 2004 sampai
sekarang.
Peneliti : Ada berapa banyak kelas Tunagrahita disini bu ?
Informan : Tingkat SD kelas Tunagrahita disini ada 12 kelas gabungan dari
C dan C1 , kalo dipisah Tungrahita C ada 6 kelas dan Tunagrahita
C1 ada 6 kelas.
Peneliti : Apa yang membedakan Tunagrahita C dengan Tunagrahita C1
bu?
Informan : Kalo Tunagrahita C ini mereka mampu didik maksudnya anak
masih bisa kita didik akademiknya seperti membaca, menulis,
berhitung dan IQ nya 50-75 disebut juga Tunagrahita ringan,
sedangkan Tunagrahita C1 ini mereka hanya mampu latih
maksudnya anak hanya bisa kita latih skill atau keterampilannya
saja, mereka sulit dalam akademiknya dan IQ nya 25-50 disebut
Tunagrahita sedang.
Peneliti : Bagaimana dengan jam pelajaran anak Tunagrahita C kelas IV
disini bu?
Informan : Untuk sehari ada 32 jam, karena diambil oleh mata pelajaran
olahraga 2 jam dan mata pelajaran agama 4 jam
Peneliti : Bagiamana proses belajar matematika pada anak Tunagrahita C di
kelas IV ini bu?
Informan : Pada proses pembelajaran matematika ini bisa berjalan dengan
lancar cuman didalam satu kelas ini siswa memiliki tingkat IQ
yang berbeda-beda, sesuai dengan tes IQ nya. Setiap anak
LAMPIRAN IV
kemampuan befikirnya berbeda, ada yang bisa berhitung, ada yang
cuman bisa menebalkan angka bahkan cuman menulis angka saja.
Anak tungrahita C inikan ialah anak memiliki tingkat pemahaman
dan intelektualnya dibawah rata-rata normal, namun masih bisa di
didik. Anak Tunagrahita ini juga lambat dalam berfikir dan
bernalar. Jadi disini dalam proses belajar matematika kita rangkul
mereka dan bimbing mereka satu persatu secara individual dengan
menggunakan layanan individual atau pendekatan individual. Anak
tunagrahita C ini dia tidak bisa dipaksa dalam belajar karena
mereka cepat lupa dalam memahami materinya jadi kita ajarilah
mereka dengan perlahan-lahan dan berulang-ulang kali agar tidak
lupa cara menghitung dalam perkalian yang benar. Kita juga
jadikan mereka seperti sahabat agar kita lebih mudah dalam
membimbingnnya belajar
Peneliti : Apakah ada kesulitan dari ibu saat mengajar matematika?
Informan : Kesulitan ibu dalam mengajar disini, anak tunagrahita ini
pertama lambat dalam bernalar dan berfikir dalam belajar serta
cepat lupa, itu yang membuat guru sulit dalam mengajarkan harus
berulang-ulang kali kita mengajarkannya, kedua kurangnya
perhatian dan motivasi dari orang tua, ada lagi kesulitannya
kurangnya media pembelajaran matematika yang kongkrit dan
menarik, dengan ada media yang menarik anak menjadi semangat
dan tidak mudah bosan dalam belajarnya.. Pada media yang
kongkrit atau nyata anak bisa mengetahui ini memang benar
adanya, Contonya saja pada materi operasi hitung perkalian, agar
lebih mudah paham mungkin kita variasikan angka dari perkalian
tersebut menjadi bentuk buah atau hewan untuk lebih menarik
perhatian siswa dalam berlajarnya serta dengan adanya media anak
menjadi termotivasi untuk mengetahui materi-materi yang di
ajarkan.
LAMPIRAN V
HASIL WAWANCARA SISWA
Nama : Syadad Roselano
Kelas : IV Tunagrahita C
Hari/Tanggal : Kamis, 23 januari 2020
Peneliti : Syadad Masuk kelas tunagrahita ini dari kelas 1 atau pindahan ?
Informan : Pindahan kak, Saya sebelumnya di SDN 51 kenaikan kelas 2
kami pindah ke SLB ni
Peneliti : Pelajaran yang menurut syadad sulit itu apa?
Informan : Pelajaran matematika kak
Peneliti : Pelajaran matematika yang sulit itu seperti apa?
Informan : Perkalian kak
Peneliti : Apakah kesulitan belajar matematika dalam perkalian yang
syadad alami?
Informan : Materi yang sulit untuk dipahami pada perkalian kak, disini
Syadad bingung dalam menjumlahkan dan mengalikan angka lebih
dari satu, seperti contohnya pada perkalian dengan angka ratusan.
Syadad masih butuh bimbingan dan arahan khusus dalam belajar
matematika. Syadad juga lambat dalam berhitung kak. Tidak hanya
itu saja, Syadad juga sulit untuk memahami soal tanpa
mencontohkan terlebih dahulu dengan menggunakan media
Peneliti : Apakah ada guru menggunakan media dalam belajar ?
Infroman : Menggunakan Media seadanya
Peneliti : Apakah syadad mengikuti les tambahan matematika dirumah ?
Informan : Tidak ada kak
Peneliti : Syadad dirumah di ajari tidak sama ibu atau bapaknya jika ada PR
disekolah ?
Informan : Tidak diajari kak, saya mengerjakan sendiri kak.
LAMPIRAN V
Peneliti : Bagaimana upaya ibu dalam mengatasi kesulitan matematika
siswa tersebut?
Informan : Di sekolah saya melakukan bimbingan belajar terhadap mereka
secara individual dan juga perlu adanya bimbingan dan perhatian
dari orang tua siswa dirumah pada saat anak mengalami kesulitan
belajar dengan cara mengulangi pelajaran yang telah diajar
disekolah, karena anak tunagrahita ini sulit dalam pemahaman dan
cepat lupa, guru juga bisa memberikan reward bagi anak yang rajin
belajar dan rajin sekolah untuk memberikan semangatnya sekolah,
serta adanya kerja sama antara guru dan wali murid untuk
melakukan les tambahan
LAMPIRAN VI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDLB Prof.Dr.Sri Soedewi MS,SH Jambi
Kelas/Jur/semester : IV / Tunagrahita C / 2
Tema : Bermain di Lingkunganku
Sub Tema 2 : Bermain di Rumah Teman
Pembelajaran : 1 (satu)
Alokasi waktu : 3 hari
A. Kompetensi Inti
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun , peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah,
dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
o Bahasa Indonesia
a. Kompetensi Dasar
3.2 Mengenal teks cerita narasi sederhana kegiatan dan bermain di
lingkungan dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa
LAMPIRAN VI
Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata
bahasa daerah untuk membantu pemahaman.
4.2 Memperagakan teks cerita narasi sederhana tentang kegiatan dan
bermain di lingkungan secara mandiri dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah
untuk membantu penyajian
b. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2.4 Membaca teks narasi bermain di lingkungan rumah
teman.
3.2.5 Mengidentifikasi berbagai aktivitas bermain di
lingkungan rumah teman.
4.2.2 Menulis cerita narasi sederhana tentang aktivis bermain
di lingkungan rumah teman
o Matematika
a. Kompetensi Dasar
3.2 Mengenal operasi perkalian dan pembagian pada
bilangan asli yang hasilnya kurang dari 20 melalui
kegiatan eksplorasi menggunakan benda konkret.
4.3 Memecahkan masalah nyata secara efektif yang berkaitan dengan
penjumlahan, pengurang, perkalian, pembagian, waktu, berat,
panjang, berat benda dan uang, selanjutnya memeriksa kebenaran
jawaban
b. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2.1 Menyebutkan kalimat perkalian dari gabungan
beberapakumpulan benda yang banyak anggotanya sama dengan
hasil kurang dari 20.
4.2.5 Membuat kalimat perkalian dari gabungan beberapa himpunan
yang banyak anggotanya sama
LAMPIRAN VI
o PPKN
a. Kompetensi Dasar
3.4 Memahami arti bersatu dalam keberagaman dirumah dan
sekolah.
4.4 Bermain peran tentang bersatu dalam keberagaman di
lingkungan rumah dan sekolah
b. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4.1 Mengidentifikasi berbagai kegiatan yang menunjukkan sikap
bersatu dalamkeberagaman di rumah teman.
4.4.1 Berprilaku rukun dengan setiap teman yang berbeda jenis
kelamin, kegemaran dan sifat (karakter).
o SBK
a. Kompetensi Dasar
3.4 Mengetahui cara mengolah bahan alam yang dapat
dimanfaatkan sebagai karya kreatif dan olahan makanan.
4.4 Membuat karya kerajinan sebagai penghias benda dengan
menggunakan bahan alam di lingkungan sekitar melalui kegiatan
melipat, menggunting dan menempel
b. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2.1 Mengidentifikasi bahan alam di lingkungan rumah teman
untuk karya kreatif.
3.2.2 Mengelompokkan benda-benda yang bisa digunakan dalam
menciptakan karya seni rupa.
4.4.1 Membuat karya kreatif sebagai penghias benda dengan
menggunakan bahan alam di lingkungan rumah teman melalui
kegiatan melipat (bahan daun).
LAMPIRAN VI
4.4.2 Membuat karya kreatif sebagai penghias benda dengan
menggunakan bahan alam di lingkungan rumah teman melalui
kegiatan mnggunting (bahan daun).
4.4.3 Membuat karya kreatif sebagai penghias benda dengan
menggunakan bahan alam di lingkungan rumah teman melalui
kegiatan menempel (bahan daun).
A. Tujuan Pembelajaran
Dengan mengamati teks narasi berjudul Ulang Tahun Doni, siswa dapat
membaca teks narasi berjudul Ulang Tahun Doni dengan intonasi yang
tepat secara cermat dan percaya diri.
Dengan tanya jawab, siswa dapat mengidentifikasi berbagai aktivitas
bermain pada teks narasi Ulang Tahun Doni dengan cermat.
Dengan membaca teks Ulang Tahun Doni, siswa menjawab pertanyaan
berkaitan dengan teks dengan cermat dan bertanggungjawab.
Dengan menjawab pertanyaan, siswa dapat mengidentifikasi
berbagai kegiatan yang menunjukkan sikap bersatu dalam
keberagaman di rumah teman dengan cermat.
Dengan mengidentifikasi berbagai kegiatan yang menunjukkan
sikap bersatu dalam keberagaman di rumah teman, siswa dapat
berperilaku rukun dengan setiap teman yang berbeda jenis kelamin,
kegemaran dan sifat (karakter) dengan percaya diri.
Dengan mengingat kembali kegiatan bermain di rumah, siswa dapat
menulis cerita narasi berupa catatan tetang permainan yang pernah
mereka lakukan menggunakan bahasa sendiri.
Dengan mengamati soal cerita, siswa dapat menyebutkan kalimat
perkalian dengan hasil kurang dari 20 secara cermat.
Dengan mengamati gambar tentang soal matematika, siswa dapat
membuat kalimat perkalian secara cermat.
LAMPIRAN VI
Dengan tanya jawab, siswa dapat mengidentifikasi bahan alam di
lingkungan rumah teman untuk karya kreatif dengan percaya diri.
Dengan melakukan kegiatan mengelompokkan, siswa dapat
mengelompokkan benda-benda yang bisa digunakan dalam menciptakan
karya seni rupa dengan cermat dan percaya diri.
Dengan mengetahui cara membuat karya kreatif, siswa dapat
membuat karya kreatif berbahan daun melalui kegiatan melipat dengan
cermat dan bertanggung jawab.
Dengan mengetahui cara membuat karya kreatif, siswa dapat membuat
karya kreatif berbahan daun melalui kegiatan menggunting dengan
cermat dan bertanggung jawab.
Dengan mengetahui cara membuat karya kreatif, siswa dapat
membuat karya kreatif berbahan daun melalui kegiatan menempel
dengan cermat dan bertanggung jawab
B. Materi Pembelajaran
1. membaca teks narasi berjudul Ulang Tahun Doni
2. mengidentifikasi bahan alam di lingkungan rumah teman
3. membuat karya kreatif berbahan daun
4. membuat karya kreatif berbahan daun melalui kegiatan menempel
C. Metode Dan Pendekatan Pembelajaran
Metode : ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan
Pendekatan : scientifik (mengamati,menanya,mengumpulkan
informasi/eksperimen,mengasosiasi/menalar,dan
mengkomunikasikan)
Model Pembelajaran : Discovery Learning (DL)
D. Media,Alat Dan Sumber Pelajaran
1. Teks narasi Ulang Tahun Doni.
2. kotak pensil berisi sedotan untuk perkalian.
LAMPIRAN VI
3. Berbagai gambar untuk soal membuat kalimat perkalian.
4. Chart soal cerita perkalian.
5. Daun nangka.
6. Gunting, pensil, lem, dan kertas karton
E. Langkah-langkah pembelajaran
Hari ke-1
Hari/tanggal : Rabu, 17 Juli 2019
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi
waktu
Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdo‟a
Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
Guru menyampaikan kepada siswa tentang tema yang
akan dibahas
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru mempersiapkan gambar
15 menit
Kegiatan inti Pada awal pembelajaran guru menggunakan media
gambar “Edi dan Teman-teman Bermain Tarik
Tambang di Halaman Rumah” di depan kelas.
Guru membimbing siswa untuk melakukan
kegiatan dengan cermat.
Siswa mengamati gambar “Edi dan Teman-
teman Bermain Tarik Tambang di Halaman Rumah”
yang digunakan guru di depan kelas (mengamati).
Siswa bertanya tentang gambar “Edi dan Teman-teman
Bermain Tarik Tambang di Halaman Rumah” di
depan kelas (menanya).
Siswa lain diberi kesempatan untuk menjawab
pertanyaan yang diajukkan temannya (mengasosiasi).
Siswa mengamati gambar
LAMPIRAN VI
Guru membagikan teks narasi berjudul “Ulang Tahun
Doni” kepada masing-masing siswa.
Siswa membaca teks narasi secara bergantian dengan
bimbingan guru (mengamati).
Siswa bercakap-cakap berkaitan dengan Teks
Ulang Tahun Doni (mengasosiasi).
Siswa berperilaku rukun dengan setiap teman yang
berbeda jenis kelamin, kegemaran, dan sifat
(karakter) (mengomunikasikan).
Penutup Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya
Penilaian hasil belajar
Berdo‟a dan salam
15 menit
Hari ke-2
Hari/tanggal : Kamis, 18 Juli 2019
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi
waktu
Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdo‟a
Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
Guru menyampaikan kepada siswa tentang tema yang
akan dibahas
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru mempersiapkan gambar
15 menit
Kegiatan inti Siswa mengingat kembali salah satu permainan yang
pernah ia lakukan di lingkungan rumah (mengamati).
Siswa mengidentifikasi berbagai kegiatan yang
menunjukkan sikap bersatu dalam keberagaman melalui
kegiatan bermain di lingkungan rumah teman
(mengumpulkan informasi).
Guru membimbing siswa untuk melakukan permainan
LAMPIRAN VI
tarik tambang bersama teman-temannya.
Penutup Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya
Penilaian hasil belajar
Berdo‟a dan salam
15 menit
Hari ke-3
Hari/tanggal : Senin, 22 Juli 2019
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi
waktu
Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdo‟a
Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
Guru menyampaikan kepada siswa tentang tema yang
akan dibahas
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru mempersiapkan gambar
15 menit
Kegiatan inti Guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan
dengan percaya diri.
Guru menggunakan media contoh soal cerita dan
gambar berupa perkalian di depan kelas untuk dipelajari
anak (mengamati).
Siswa menyebutkan kalimat perkalian dengan hasil
kurang dari 20 (mengomunikasikan).
Siswa melakukan perkalian (mengumpulkan informasi).
Siswa membuat kalimat perkalian dengan
hasil kurang dari 20 (mengumpulkan informasi).
Siswa menuliskan jawaban dari soal yang diselesaikannya
(mengomunikasikan).
Guru membimbing siswa untuk membuat karya
kreatif dengan penuh rasa tanggung jawab.
LAMPIRAN VI
Siswa bertanya jawab tentang bahan alam di lingkungan
rumah teman untuk karya kreatif (menanya).
Siswa mengidentifikasi bahan alam di lingkungan
rumah teman untuk karya kreatif (mengumpulkan
informasi).
Siswa mengelompokkan benda-benda yang bisa digunakan
dalam menciptakan karya seni rupa (mengumpulkan
informasi).
Siswa membuat karya kreatif sebagai penghias kepala
dengan menggunakan bahan alam melalui kegiatan
melipat (mengasosiasi).
Memberi apresiasi terhadap hasil karya kreatif sebagai
penghias benda (mengomunikasikan).
Penutup Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya
Penilaian hasil belajar
Berdo‟a dan salam
15 menit
Referensi untuk Guru
Membuat prakarya dari daun nangka.
1. Daun nangka dipotong ukuran lebar 5 cm.
2. Daun nangka dilipat membentuk segitiga.
3. Gunting sisa lipatannya
4. Hasil lipatan daun nangka disambungkan membentuk topi.
G. Penilaian
1. Penilaian sikap
a. Jurnal sikap spiritual
Nama sekolah :
Kelas/Semester/PB :
Tahun Pembelajaran :
LAMPIRAN VI
No Waktu Nama Siswa Catatan Perilaku Butiran Sikap
1 2 3
1
Aqilla
2
Fazza
3
Nadiya
4
M.Adrian
5
Tama
6
Shadad
7
Wahyu
8
Zahira
Guru memberikan tanda v (centang) pada butir sikap
Keterangan butir sikap :
1. Berperilaku syukur
2. Berdoa sebelum melakukan
3. Toleransi dalam beribadah
b. Jurnal sikap sosial (KI.1)
Nama sekolah :
Kelas/Semester/PB :
Tahun Pembelajaran :
No Waktu Nama Siswa Catatan Perilaku Butiran Sikap
1 2 3
1
Aqila
2
Fazza
3
Andrian
4
Shadad
5
Nadiya
6
Tama
LAMPIRAN VI
7
Wahyu
8
Zahira
Guru memberikan tanda v (centang) pada butir sikap
Keterangan butir sikap :
1. Menghargai
2. Tanggung jawab
3. Bekerjasama
2. Penilaian pengetahuan
a. Menjawab pertanyaan berdasarkan teks narasi Ulang Tahun Doni
Banyak soal: 3 buah
Kunci jawaban:
1). Edi, Doni, Putu dan Axa
2). Nani
3). Edi, Doni, Putu,Axa
b. Membuat kalimat percakapan.
Banyak soal: 5 buah
Kunci jawaban: untuk jawaban membuat kalimat perkalian,
jawaban disesuaikan dengan jawaban siswa dengan hasil perkalian
sebagai berikut:
1) 6 + 6 + 6 = 18
2) 4 + 4 + 4 + 4 = 16
3) 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 +2 = 16
4) 4+ 4 + 4 = 12
5) 3 + 3 + 3 + 3 + 3 + 3 =1
3. Penilaian Keterampilan
Penilaian: Unjuk Kerja
a. Rubrik Penilaian membuat karya kreatif sebagai penghias kepala dengan
mengunakan bahan alam dengan kegiatan melipat, mengunting, dan
LAMPIRAN VI
menempel
N
O
KRITERI
A
BAIK
SEKALI
BAIK CUKUP PERLU
BIMBINGA
N
4 3 2 1
1 Ketepatan
dalam
membuat
daun-daun
Lipatan
daun
nangka rapi
dan simetris
Lipatan
daun
nangka rapi
dan kurang
simetris
Lipatan
daun
nangka
kurang rapi
dan tidak
simetris
Lipatan
daun
nangka
kurang rapi
dan kuarang
simetris
2 Kerapian
dalam
mengunti
ng dan
menempel
Pola
mengunting
tidak
terdapat
bekas lem
disekitar
bidang
penempelan
Pola
mengunting
terlihat
halus dan
terdapat
bekas lem
disekitar
bidang
Pola
mengunting
terlihat
kasar dan
terdapat
bekas lem
disekitar
bidang
penempelan
Belum
mampu
mengunting
dan
menempel
terdapat
bekas lem
3 Keindaha
n karya
yang
dihasilkan
Karya yang
dihasilkan
menimbulk
an kesan
rasa sangat
kagum
Karya yang
dihasilkan
menimbulk
an kesan
rasa kagum
Karya yang
dihasilkan
menimbulk
an kesan
kurang enak
dilihat
Karya yang
dihasilkan
menimbulka
n tidak enak
dilihat
LAMPIRAN VI
Hasil Pemgamatan Membuat Karya Kreatif dari Bahan Alam berupa
Anyaman
No Nama Siswa KRITERIA 1 KRITERIA 2
BL B C PB BL B C PB
1 Aqilla
2 Fazza
3 Andrian
4 Shadad
5 Tama
6 Nadiya
7 Wahyu
8 Zahira
Mengetahui, Jambi, 21 Januari 2020
Kepala sekolah Guru kelas IV SDLB C
Triyono, S.Pd.M.Ed Murniati,S. Pd
NIP : 19631001 198602 1 007 NIP: 19690901 201407 2001
LAMPIRAN VI
PROGRAM TAHUNAN
TEMATIK (K13)
KELAS IV-SDLB/C (Tunagrahita)
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
GURU KELAS
MURNIATI,S.Pd
NIP:196909012014072001
SLBN PROF. DR. SRI SOEDEWI MS, SH JAMBI
TAHUN 2019/2020
LAMPIRAN VII
STRUKTUR KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN KHUSUS
SLBN PROF. DR. SRI SOEDEWI MS, SH JAMBI
Catatan:
1. KelompokMapel:
2. KelompokTematik:
PJOK 2 JP PPKn 2 JP
Prog. Kebutuhan
Khusus 4 JP
Bahasa Indonesia 3 JP
Pendidikan Agama
Islam 4 JP
Matematika 3 JP
Jumlah 10 JP IlmuPengetahuanAlam 2 JP
IlmuPengetahuanSosial 2 JP
MATA PELAJARAN KELAS DAN ALOKASI
WAKTU PERMINGGU
Kelompok A I II III IV V VI
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2 PendidikanPancasiladanKewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4 3 3 3
4 Matematika 2 2 4 3 3 3
5 IlmuPengetahuanAlam - - - 2 2 2
6 IlmuPengetahuanSosial - - - 2 2 2
Kelompok B
1 SeniBudayadanPrakarya 12 12 12 14 14 14
2 PendidikanJasmani, Olahraga,
danKesehatan 2 2 2 2 2 2
Kelompok C
1 Program KebutuhanKhusus 4 4 4 4 4 4
JUMLAH ALOKASI WAKTU PERMNGGU 30 30 32 36 36 36
LAMPIRAN VII
SBdP 14 JP
Jumlah 26 JP
Minggu Efektif Semester 1
Kelas : IV/Tunagrahita
Tahun Ajaran : 2019 – 2020
Minggu Efektif Semester 2
Kelas : IV/Tunagrahita
TahunAjaran : 2018 – 2019
No Nama
Bulan
Banyak
Minggu
Minggu
Efektif
Minggu
TidakEfektif Keterangan
1 Januari 4 4 0 Libur/jeda
Semester
2 Februari 4 4 0
3 Maret 4 4 0
No Nama
Bulan
Banyak
Minggu
Minggu
Efektif
MingguTidak
Efektif Keterangan
1 Juli 3 3
2 Libur/jeda
Semester
2 Agustus 4 4 1
3 September 4 4 0
4 Oktober 5 5 1
5 November 4 4 0
6 Desember 4 1 4 Libur/jeda
Semester
Jumlah 26 18 8
LAMPIRAN VII
4 April 4 4 0
5 Mei 4 2 2 Libu rawal
puasa
6 Juni 4 0 4 Libur/jeda
Semester
Jumlah 24 18 6
Banyaknya minggu efektif dan jumlah jam tatap muka (KBM) Kelas
IV Semester 1
o Jumlah Minggu = 26 minggu
o Penilaian Tengah Semester (PTS) = 1 minggu
o Penilaian Akhir Semester (PAS) = 1 minggu
o Kegiatan Sekolah = 1 minggu
o Minggu efektif tatap muka (KBM) = 18 minggu
o Jam pelajaran tiap minggu = 36 JP
o Jam efektif tatap muka (KBM) = 648 JP
Banyaknya minggu efektif dan jumlah jam tatap muka (KBM) Kelas
IV Semester 2
o Jumlah Minggu = 24 minggu
o Penilaian Tengah Semester (PTS) = 1 minggu
o Penilaian Akhir Semester (PAS) = 1 minggu
o Ujian Nasional/Sekolah = 1 minggu
o Kegiatan Sekolah = 0 minggu
o Minggu efektif tatap muka (KBM) = 18 minggu
o Jam pelajaran tiap minggu = 36 JP
o Jam efektif tatap muka (KBM) = 648 JP
Jumlah jam tatap muka semester 1 & 2 = 1296 JP
LAMPIRAN VII
Banyaknya minggu efektif dan jumlah jam tatap muka (KBM) Kelas
IV semester 1 dan semester 2 dapat dituliskan dalam bentuk table
sebagai berikut.
No Kegiatan
Semester 1 Semester 2
Jumlah
ME
Jumlah
JP
Jumlah
ME
Jumlah
JP
1 Penilaian
Tengah
Semester
(PTS)
1 1
2 Penilaian
Akhir
Semester
(PAS)
1 1
3 Ujian Praktik
Kelas VI - - -
4 Ujian
Nasional/
Sekolah
1 - 1
5 Kegiatan
Internal
Sekolah
1 1
6 ME Tatap
Muka (KBM) 18 648 18 648
Minggu efektif semester 1
Tematik : 18 Mgg x 26 JP = 468 JP Mata Pelajaran: 18 Mgg x
10 JP = 180 JP
LAMPIRAN VII
Minggu efektif semester 2
Tematik : 18 Mgg x 26 JP = 468 JP Mata Pelajaran: 18 Mgg x
10JP = 180 JP
Jumlah = 936 JP Jumlah
= 360 JP
PROGRAM TAHUNAN TEMATIK
Nama Sekolah : SLBN Prof. Dr. Sri Soedewi MS,
SH Jambi
Satuan Pendidikan : SDLB
Kelas : IV/ C
Tahun Ajaran : 2019/ 2020
SMT TEMA SUBTEMA ALOKASI
WAKTU
I 1. Bermain di
Lingkunganku
1.1 Bermain di Lingkungan Rumah 3 Mgg (28
JP)
1.2 Bermain di Rumah Teman 3 Mgg (28
JP)
1.3 Bermain di Lingkungan Sekolah 2 Mgg (28
JP)
UTS/Remedial/Pengayaan 1 Mgg (28
JP)
1.4 Bermain di Tempat Wisata 3 Mgg (28
JP)
2. Tugasku Sehari-hari
2.1 Tugasku Sehari-hari di Rumah 3 Mgg (28
JP)
2.2 Tugasku Sehari-hari di Sekolah 2 Mgg (28
LAMPIRAN VII
SMT TEMA SUBTEMA ALOKASI
WAKTU
JP)
UAS Remedial/Pengayaan 1 Mgg (28
JP)
JUMLAH 18 Mgg
Mengetahui, Jambi, 21 Januari 2020
Kepala sekolah Guru kelas IV SDLB C
Triyono, S.Pd.M.Ed Murniati,S. Pd
NIP : 19631001 198602 1 007 NIP : 19690901 2014072001
LAMPIRAN VIII
SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK
Sekolah : SLB Prof. Dr. Sri Soedewi MS.,S.H. Jambi
Satuan Pendidikan : SDLB
Tema : 1. Bermain di Lingkunganku
Sub Tema : 1. Bermain di Rumah Teman
Kelas/Semester : IV/2
Tahun Ajaran : 2019/2020
Kompetensi Inti :
KI-1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
KI-3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
KI-4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
LAMPIRAN VIII
No Mata
Pelajaran Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
1. PKN 3.4 Memahami arti bersatu
dalam keberagaman di
rumah dan sekolah
4.4 bermain peran tentang
bersatu dalam
keberagaman di
lingkungan rumah dan di
sekolah
Arti persatuan
Kegiatan
kebersamaan dalam
keberagaman di
lingkungan rumah
dan sekolah
Mengidentifikasi berbagai
kegiatan yang
menunjukkan sikap bersatu
dalam keberagaman di
rumah teman
Berperilaku rukun dengan
teman yang berbeda jenis
kelamin, kegemaran, dan
sifat, melalui kegiatan
bekerjasama dan saling
membantu
Sikap
- Diri
- Sosial
Pengetahuan
- Lisan
- Tulisan
Keterampilan
- Praktik
3 hari
Buku
Tematik
kelas IV C
2. Bahasa
Indonesia
3.2 Mengidentifikasi teks cerita
narasi sederhana kegiatan
- Teks narasi tentang
bermain di lingkungan
- Membaca teks narasi
bermain di rumah
Sikap
Buku
LAMPIRAN VIII
dan bermain di lingkungan
dengan bantuan guru atau
teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis
yang dapat diisi dengan
kosakata bahasa daerah
untuk membantu
pemahaman
4.2 memperagakan teks cerita
narasi sederhana tentang
kegiatan dan bermain di
lingkungan secara mandiri
dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis yang dapat
diisi dengan kosakata
bahasa daerah untuk
membantu penyajian
rumah teman
teman
- Menceritakan berbagai
aktivitas bermain di
lingkungan rumah
- Menulis cerita narasi
sederhana tentang
aktivitas bermain di
lingkungan rumah
teman dengan EYD
yang benar
- Membacakan cerita
narasi yang telah di
tulis dengan lafal dan
intonasi yang jelas
- Diri
- Sosial
Pengetahuan
- Lisan
- Tulisan
Keterampilan
- Praktik
3 Hari Tematik
kelas IV C
LAMPIRAN VIII
- Menyimpulkan isi
cerita narasi yang telah
ditulis
3 Matematika 3.2 Mengenal operasi perkalian
dan pembagian pada bilangan
asli yang hasilnya kurang dari
20 melalui kegiatan
eksplorasi menggunakan
benda konkret
4.2 Menaksir hasil perhitungan
dengan strategi pembulatan
satuan, pembulatan puluhan,
dan pembulatan ratusan
- Penjumlahan
- Pengurangan
- Menyebutkan kalimat
perkalian dari
gabungan beberapa
kumpulan benda yang
banyak anggotanya
sama dengan hasil
kurang dari 20
- Membuat kalimat
perkalian dari
gabungan beberapa
himpunan yang banyak
Sikap
- Diri
- Sosial
Pengetahuan
- Lisan
- Tulisan
Keterampilan
- Praktik
3 Hari
Buku
Tematik
kelas IV C
LAMPIRAN VIII
4.5 Memecahkan masalah nyata
secara efektif yang berkaitan
dengan penjumlahan,
pengurangan, perkalian,
pembagian, waktu, berat,
panjang, dan uang selanjutnya
memeriksa kebenaran
jawabannya
anggotanya sama
- Membuat gambar yang
bersesuaian dengan
masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan
perkalian
- Menentukan gambar
yang sesuai dengan
perkalian yang di
ketahui
- Membuat perkalian
dengan hasil kali yang
di tentukan
- Menentukan hasil kali
dua bilangan satu
angka yang
digambarkan dengan
susunan benda konkret
LAMPIRAN VIII
4 SBdP 3.4 Mengetahui cara mengolah
bahan alam yang dapat
dimanfaatkan sebagai karya
kreatif dan olahan makanan
4.13 membuat karya kerajinan
sebagai penghias benda
dengan menggunakan bahan
alam di ingkungan sekitar
melalui kegiatan melipat,
menggunting, dan
menempel
- Bahan, alat, dan
tehnik membuat
karya seni rupa
- Bahan alam
untuk membuat
karya kreatif dan
olahan makanan
(daun cincau)
- Menggambar
ekspresif
- Mengidentifikasi bahan
alam di lingkungan
rumah teman untuk
membuat karya kreatif
- Mengelompokkan
benda yang bisa
digunakan dalam
menciptakan karya seni
rupa
- Membuat karya kreatif
sebagai penghias benda
dengan menggunakan
daun (daun pisang,
Sikap
- Diri
- Sosial
Pengetahuan
- Lisan
- Tulisan
Keterampilan
- Praktik
3 Hari
Buku
Tematik
kelas IV C
LAMPIRAN VIII
Mengetahui,
Kepala sekolah Guru kelas IV SDLB C
Triyono, S.Pd.M.Ed Murniati,S.Pd
NIP : 19631001 198602 1 007 NIP: 19690901 2014072001
daun nangka, daun
kelapa) melalui
kegiatan melipat dan
menggunting dan
menempel
LAMPIRAN IX
DAFTAR INFORMAN
NO NAMA STATUS
1 Triyono, S.Pd.M.Ed KepalaSekolah
2 Murniati, S.Pd Wali Kelas IV Tunagrahita C
3 Syadad Roselano Siswa Kelas IV Tunagrahita
C
LAMPIRAN X
DOKUMENTASI FOTO PENELITIAN
Halaman Depan Ruang Kelas Tunagrahita C Sekolah Luar Biasa Prof. Sri
Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
Perpustakaan Sekolah Luar Biasa Prof. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota
Jambi
LAMPIRAN X
Kantor Sekolah Luar Biasa Prof. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi
Ruang Guru Sekolah Luar Biasa Prof. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota
Jambi
LAMPIRAN X
Musholah Sekolah Luar Biasa Prof. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota
Jambi
Piala Penghargaan Sekolah Luar Biasa Prof. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH
Kota Jambi
LAMPIRAN X
Peneliti Wawancara Kepala Sekolah Bapak Triyono
Foto Bersama Kepala Sekolah Bapak Triyono
LAMPIRAN X
Peneliti Wawancara Wali kelas Tunagrahita C kelas IV
Peneliti Foto Bersama Wali Kelas Tunagrahita C Kelas IV
LAMPIRAN X
Peneliti Wawancara Salah Satu Siswa Tunagrahita C
Proses Belajar Mengajar Di kelas Tunagrahita C kelas IV
LAMPIRAN X
Peneliti Mengikuti Proses Pembelajaran Di Kelas Tunagrahita C kelas IV
Guru Membimbing Siswa dalam Proses Pembelajaran Matematika
LAMPIRAN X
Peneliti Ikut Membimbing Siswa Tunagrahita C Dalam Mangerjakan Soal
Peneliti Mengajarkan Salah Satu Tunagrahita C dalam Belajar Matematika
LAMPIRAN X
Berdoa Bersama Sebelum Pulang Sekolah
Foto Bersama Siswi Tunagrahita C
LAMPIRAN X
Penghargaan Pentas Seni
Piala Lomba Menang Keterampilan Hantaran dan Mendongeng
LAMPIRAN XI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)
Nama : Vela Molidina
Tempat/Tanggal lahir : Jambi, 28 Maret 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Asal : Jln. Padang Lama Desa Rantau langkap
Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo
Alamat Sekarang : Perum.Mendalo Asri Desa Mendalo Indah RT.08
Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro
Jambi
Alamat E-mail : [email protected]
No Kontak : 085366085167
Pendidikan Formal :
1. SD Negeri 45/VIII Rantau Langkap (2004-2010)
2. SMP Negeri 8 Tebo (2010-2013)
3. SMA Negeri 1 Tebo (2013-2016)
Pengalaman Organisasi :-
Motto Hidup : “Semangat Mencari Ilmu, Selamat Dalam
Hidup”
Top Related