JATIDIRI UNSOED
• Gusti Ari Pambarep (A1L113011)• Dewa Satria Hutapea (A1L113013)• R.M. Hasbi Lutfan Hakim (A1L113015)• Agung Saputra (A1L113017)• Ervinenti Desiana (A1L113019)• Ipta Hidayati (A1L113021)
Wawasan kebangsaan kita tidak boleh hanyut
dalam perubahan dunia, tanpa wawasan
kebangsaan kita akan kehilangan jati diri.
Apa wawasan kebangsaan itu?
Kata wawasan berasal dari kata "Wawas" ( bahasa Jawa ) yang
berarti melihat atau memandang. Jika ditambah dengan akhiran -an
maka secara harfiah berarti cara penglihatan, cara tinjau, cara
pandang. Nusantara adalah sebuah kata majemuk yang diambil dari
bahasa Jawa Kuno yaitu nusa yang berarti pulau, dan antara artinya
lain.Wawasan nasional suatu bangsa dibentuk dan dijiwai oleh paham
kekuasaan dan geopolitik yang dianutnya.Beberapa teori paham
kekuasaan dan teori geopolitik. Perumusan wawasan nasional lahir
berdasarkan pertimbangan dan pemikiran mengenai sejauh mana
konsep operasionalnya dapat diwujudkan dan dipertanggung jawabkan.
WAWASAN KEBANGSAAN
Wawasan kebangsaan ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam mengekspresikan diri sebagai bangsa Indonesia di tengah-tengah lingkungan nusantara itu. Unsur-unsur dasar wawasan kebangsaan itu ialah: wadah (organisasi), isi, dan tata laku. Dari wadah dan isi wawasan itu, tampak adanya bidang-bidang usaha untuk mencapai kesatuan dan keserasian dalam bidang-bidang:
• Satu kesatuan bangsa• Satu kesatuan budaya• Satu kesatuan wilayah• Satu kesatuan ekonomi• Satu kesatuan hankam
Wawasan kebersamaan pada hakekatnya adalah hasrat yang sangat kuat untukkebersamaan dalam mengatasi segala perbedaan dan diskriminasi. Wawasan kebangsaan kita dimulai sejak timbulnya kesadaran kebangsaan yaitu sejak berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908.Gerakan kebangsaan Boedi Oetomo tersebut kemudian dengan cepat berkembang dan meluas sehingga menghasilkan sumpah pemuda pada tahun 1982 dan akhirnya sampailah pada puncaknya dalam Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Setelah Proklamasi Kemerdekaan, bangsa Indonesia banyak mengalami aksi-aksi pemberontakandan juga aksi-aksi kekerasan dan brutal, sehingga membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa. Adanya aksi-aksi tersebut menunjukkan betapa pentingnya bangsa Indonesia memelihara semangat, meningkatkan kesadaran dan pengertian tentang Wawasan Kebangsaan.
Apa penyebab menurunnya semangat kebangsaan yang
terjadi pada generasi muda?Semakin berkembangnya era globalisasi, perubahan cara pikir para
masyarakat pun berubah. Paradigma berfikir masyarakat, termasuk para
generasi muda pun mengalami perkembangan. Namun seringkali
perkembangan cara berfikir mereka tidak diimbangi dengan wawasan
kebangsaan yang mumpuni(memadai). Sehingga seringkali mereka bertindak
melampaui batas sebagai warga negara, dengan sikap seperti itu maka suatu
negara tidak mengalami perkembangan yang seharusnya, oleh karena itu
perlu adanya pengimbangan antara wawasan kebangsaan dengan cara
berperilaku masyarakat terhadap perkembangan. Karena dengan wawasan
kebangsaan itulah seorang individu atau bahkan masyarakat umum mampu
menjawab tantangan besar di dunia luar, namun tetap berpegang teguh
dengan kepribadian bangsa.
Wawasan kebangsaan pada setiap warga negara juga bisa mengalami penurunan, hal ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :• Semangat kebangsaan telah mendangkal atau terjadi erosi, terutama pada
kalangan generasi muda.• Kekhawatiran ancaman disintegrasi kebangsaan seperti contoh pada negara
Afrika yang paham kebangsaannya merosot menjadi paham kesukuan.• Masyarakat dewasa i ni, khususnya kaum muda tidak bangga atas
negaranya sendiri, dan anti tradisionalisme (terpengaruh oleh gaya masyarakat modern yang berlebihan).
• Kurangnya pemahaman tentang kebangsaan pada hampir setiap masyarakat yang dengan kekurangan tersebut akan membuat rasa kebangsaan dan semangat untuk mencintai dan memajukan bangsa nya menjadi berkurang.
• Wawasan kebangsaan yang tidak ditegakan membuat masyarakat menjadi tidak bersatu, dan tidak mempunyai lagi rasa ke “bhinekaan” dan masyarakat cenderung untuk menjadi kaum yang individualis, bahkan sampai tingkatan kapitalis, dan kurang peka terhadap lingkungan sekitar.
• Banyaknya perbedaan dalam hal kebangsaan yang penyelesaiannya berlarut-larut yang membuat tidak kokohnya suatu pondasi kebangsaan.
• Sekarang ini wawasan kebangsaan Indonesia tidak lagi berakar pada asas kedaulatan yang berada ditangan rakyat, tetapi berakar pada penguasa dan kaum kapitalis.
Wawasan Kebangsaan bagi Lembaga Swadaya Masyarakat.
Menurut definisi yang dikemukakan oleh PBB, LSM adalah sebuah
organisasi non-pemerintah yang tidak mencari keuntungan materi,
didirikan sukarela oleh masyarakat, dengan skala lokal maupun
internasional, dan bertujuan untuk mengangkat kesejahteraan
masyarakat. LSM yaitu sebuah organisasi yang didirikan oleh
perorangan ataupun sekelompok orang yang secara sukarela
memberikan pelayanan kepada masyarakat tampa bertujuan untuk
memperoleh keuntungan dari kegiatan tersebut. Bagaimana LSM
memandang keinginan warga negara kepada pemerintah, memonitor
implementasi kebijakan dan program, dan meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pengambilan kebijakan negara sehingga memenuhi
kebutuhan riil masyarakat yang sesuai dengan falsafah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Wawasan Kebangsaan Bagi Generasi Muda
Generasi muda dijadikan target dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan
dibidang pendidikan, didasarkan atas falsafah negara Pancasila dan dlarahkan untuk membentuk
manusia-manusia pemba¬ngunan yang ber Pancasila dan untuk membentuk manusia Indonesia yang
sehat jasmani dan rokhaninya, memiliki pengetahuan dan ketram- pilan, dapat mengembangkan
kreatifitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat
me-ngembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan
mencintai sesama manusia. sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang termaktub dalam Undang-Undang
Dasar 1945. Untuk mewujudkan pengembangan pendidikan dan ilmu penge¬tahuan, diusahakan
penambahan, fasilitas-fasilitas dengan prioritas yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan
pembiayaan, baik yang bersumber dari Negara maupun dari masyarakat sendiri dan mempunyai
kesempatan untuk memanfaatkan waktu secara produktif dan memperslapkan diri untuk tanggung jawab
yang lebih besar di masa mendatang, sekaligus me-ningkatkan partisipasi mereka dalam proses
pembangunan. Untuk ini diusahakan peningkatan fasilitas latihan ketrampilam, latihan kepe-mimpinan,
rekreasi, olah raga dan kesempatan pengabdian kepada masyarakat.
Wawasan Universitas / Perguruan Tinggi
Pengembangan Universitas/Perguruan Tinggi ke depan mendasarkan pada wawasan
institusional, lokal, regional, nasional, dan global. Dengan memperhatikan berbagai wawasan
tersebut, pengembangan memperhatikan asas keseimbangan antara wawasan global dan nasional
antara sifat universal dan individual, antara nilai modern dan tradisional, antara perkembangan
jangka panjang dan jangka pendek antara kebutuhan kompetisi dan persamaan kesempatan,
serta antara orientasi material dan spiritual. Dengan demikian Universitas/Perguruan Tinggi
berkewajiban memberikan kontribusi yang berarti dalam transformasi sosial budaya dan sumber
daya manusia, yakni SDM yang cerdas, kompetitif dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi.
1. Wawasan Institutional membenahi diri dalam bidang-bidang pengembangan baik di bidang
kependidikan, sosial budaya maupun politik.
2. Wawasan Nasional
Mencerdaskan kehidupan bangsa telah menjadi komitmen pendiri bangsa dan secara
eksplisit telah dituangkan dalam pembukaan UUD 45, berusaha menjaga dan mengembangkan
kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdasarkan pada Pancasila dengan tetap memahami
nilai kebhinekatunggalikaan guna mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Jati diri dan integritas nasional perlu dijaga agar tidak terancam oleh masuknya berbagai
pengaruh nilai ideologi dan sosial budaya global yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia.
Kualitas SDM yang belum memadai menjadi kendala untuk meraih kemampuan daya saing
bangsa, mencari solusi permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat agar civitas
akademika yang ada dan para lulusannya memiliki wawasan kebangsaan yang kuat dalam
menjalankan profesinya dengan tetap terus mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan sesuai
perkembangan zaman.
Wawasan kebangsaan yang luas dan tegas, akan membuat masyarakat menjadi percaya diri atas bangsanya dan akan
berusaha untuk membuat harum nama bangsanya tersebut, jadi untuk memebuat masyarakat bangga loyal atas bangsanya, wawasan kebangsaan pada masyarakat tersebut harus di
kokohkan terlebih dahulu dan bentuk loyalitas seorang warga negara terhadap bangsanya :
Tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan.
Tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa.
Tercapinya kesejahteraan yang adil lahir batin bagi seluruh masyarakat indonesia.
Melandaskan diri pada keimanan dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam menghadapi berbagai persoalan.
Mendudukan manusia menurut kodrat, harkat dan martabatnya.
Paham integralistik / cara berfikir integralistik (menurut Prof. Mr. Soepomo)
Kebahagiaan yang dapat saya capai dengan memberikan kemungkinan pada orang lain untuk
mencapai kebahagiaaan juga
Survival hanya mungkin juga di perjuangkan tidak hanya untuk kepentingan individu saja, melainkan
untuk semua orang
Kesejahteraan yang tidak merata adalah kesejahteraan yang terancam punah
Kesimpulan
Wawasan kebangsaan intinya adalah loyalitas warga terhadap bangsanya. Bentuk loyalitas bagi bangsa Indonesia diantaranya adalah:
• Mengaku sebagai warga negara Indonesia sehingga dengan sadar mengakui sebagai pendukung cita-cita dan tujuan yang hendak dicapai.
• Mengusahakan agar cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia dapat terlaksana dengan sesungguhnya dalam segala aspek dan bidang kehidupan.
• Bangga sebagai bangsa Indonesia sehingga timbul rasa cinta untuk kemudian rela berkorban demi kepentingan bangsanya.
• Mempunyai rasa solidaritas sosial yang tinggi.
• Wawasan kebangsaan harus dijaga, di pelihara dan di perjuangkan terus menerus.
• Paham integralistik / cara berfikir integralistik (menurut Prof. Mr. Soepomo) akan memperkokoh wawasan kebangsaan.
• Ideologi Pancasila melandasi wawasan kebangsaan kita.• Globalisasi akan berdampak positif bila ditujukan untuk
perdamaian dunia.• Perang modern sulit diidentifikasi sebagai suatu bentuk
peperangan yang nyata, sehingga bangsa Indonesia harus hati-hati agar tidak teradu domba.
Sekian & Terima
Kasih