Post on 18-Jan-2017
KEBIJAKAN POLITIK ISLAM NIK ABDUL AZIZ NIK MAT
DI KELANTAN TAHUN 1990-2008
OLEH :
AHMAD MAWARDI BIN ABDULLAH
NIM: 107045203901
KONSENTRASI SIYASAH SYAR’IYYAH
PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H / 2009 M
KEBIJAKAN POLITIK ISLAM NIK ABDUL AZIZ NIK MAT
DI KELANTAN TAHUN 1990-2008
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)
Oleh:
AHMAD MAWARDI BIN ABDULLAH
NIM: 107045203901
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Khamami Zada, MA. Masyrofah, S.Ag,
M.Si.
NIP: 150 326 892 NIP: 150 318 265
KONSENTRASI KETATANEGARAAN ISLAM
PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H / 2009 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul “KEBIJAKAN POLITIK ISLAM NIK ABDUL AZIZ NIK MAT
DI KELANTAN TAHUN 1990-2008” telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta pada 03 Maret 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) pada Program Studi Jinayah Siyasah
Konsentrasi Ketatanegaraan Islam (Siyasah Syar’iyyah).
Jakarta, 03 Maret 2009
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA,
MM.
Nip: 150 210 422
PANITIA UJIAN MUNAQASYAH
1. Ketua : Asmawi, M.Ag. (..…....…….……………)
NIP: 150 282 394 2. Sekretaris : Sri Hidayati, M.Ag.
(..…....…….……………) NIP: 150 282 403
3. Pembimbing I : Khamami Zada, MA. (..…....……….…………)
NIP: 150 326 892
4. Pembimbing II : Masyrofah, S.Ag, M.Si.
(..…....……….…………)
NIP: 150 318 265
5. Penguji I : Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag. (..…........…….…………)
NIP: 150 275 509
6. Penguji II : Sri Hidayati, M.Ag. (..…....…….……………)
NIP: 150 282 403
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta: 10 Maret 2009 M
13 Rabiul Awal 1430 H
Ahmad Mawardi Bin Abdullah
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya, dan
semua yang telah dianugerahkan-Nya kepada penulis. Selawat dan salam semoga
senantiasa dilimpahkan kepada pembawa risalah Allah SWT, Nabi Muhammad
SAW, keluarga dan para sahabatnya, yang telah menunjukkan jalan hidayah dan
pembuka ilmu pengetahuan dengan agama Islam.
Skripsi yang berjudul "Kebijakan Politik Islam Nik Abdul Aziz Nik Mat
Di Kelantan Tahun 1990-2008" penulis susun dalam rangka memenuhi dan
melengkapi persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) pada
Program Studi Jinayah Siyasah Konsentrasi Siyasah Syar'iyyah (Ketatanegaraan
Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini, masih
banyak kekurangan dan kelemahan yang dimiliki penulis. Namun berkat
bantuan dan dorongan dari semua pihak, akhirnya penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih secara khusus yang
sedalam-dalamnya kepada:
1. Pihak Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan kesempatan untuk menimba ilmu.
2. Kepada Negara Republik Indonesia yang telah memberikan kami izin tinggal
untuk mencari dan mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat untuk kami.
3. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM. Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Khamami Zada MA. Dan Masyrofah S.Ag, M.Si. Dosen Pembimbing skripsi
penulis, yang dengan sabar telah memberikan banyak masukan dan saran,
sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Semoga apa yang telah ajarkan
mendapat balasan dari Allah SWT.
6. Asmawi, M.Ag. dan Sri Hidayati, M.Ag. Ketua dan Sekretaris Program Studi
Jinayah Siyasah yang tanpa henti memberikan dorongan dan semangat kepada
penulis, dan kepada seluruh dosen-dosen Fakultas Syariah dan Hukum.
7. Pimpinan dan segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
FUF, UIN Syarif Hidayatullah dan Perpustakaan Umum Islam Imam Jama.
8. Kepada pihak Perpustakaan Awan Negeri Terengganu yang memberi peluang
untuk penulis membuat penelitian dan kajian.
9. Ayahanda Abdullah bin Umat serta Ibunda tercinta Che Hab binti Mohd Baki
yang sentiasa mendoakan penulis. Terima kasih jerih payah dan pengorbanan
yang tak terhingga serta senantiasa memberikan semangat tanpa jemu hingga
anakanda dapat menyelesaikan pengajian. Jasa kalian tetap dalam ingatan tidak
ada dapat dipersembahkan sebagai balasan melaikan hanya sebuah kejayaan.
10. Terima kasih dan salam sayang kepada abang dan kakak, kak Long Mek, Abang
Rie, Kak Yah, Abang Mie, Kak Nah, Kak Z, Kak Zie. saudara-saudaraku yang
lain, Abang Zam, Abang Mi, Abang Zid, Amri, Atiq, Amin, Akram. Dan
seluruh anak saudara dan saudara-mara penulis yang selalu memberi dorongan
dan membantu penulis sehingga tetap exist di Ibu Kota Jakarta ini.
11. Warga Kudqi yang telah memberikan tempat belajar terutama Dato Tuan Guru
Haji Harun Taib, Rektor Ust. Mahmood Sulaiman, Ust Soud Said, Ust. Nik
Mohd Nor, YB. Ust. Mohd Nor Hamzah, Ust. Rizki Ilyas, Ustadzah Zaitun,
Ust. Kamaruzaman, Ust. Sya’ri Zulkarnain, Ust. Asmadi, Ust. Khalil, Ust.
Syukri dan seluruh Ustad dan Ustadzah juga pelajar Kudqi yang tidak dapat
penulis sebutkan disini.
12. Anual Bakhri Haron Setiausaha Politik Menteri Besar Kelantan.
13. My friends, Mustafa, Harun, Amir, Faizal, Baha, Ust Hadi, Ahmad Baihakki
Al-Nadawi, Khairi, Hajar, Masithah, Wahida, Yunus, Fakhri, Sufian K.B,
Fawwas, Ayah Su. Semoga kita Istiqqamah dalam perjuagan Islam.
14. Teman-teman Indonesia yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan
skripsi ini khususnya saudara Oyok Tolisalim dan beberapa teman-teman lain
yang membantu penulis untuk memahami dan sharing lebih dalam mengenai
ketatanegaraan Islam.
15. Yang terakhir terima kasih kepada sahabat-sahabat ex-KUDQI, APID, KIDU
yang tinggal di kosan-kosan, ASPA dan ASPI UIN Syarif Hidayatullah
“semoga kita tetap dalam satu Perjuangan” dan juga semua teman-teman
Malaysia yang berada di UIN Jakarta.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan yang
lebih baik dari semua yang telah mereka berikan dan lakukan untuk penulis
khususnya kepada semua pihak pada umumnya. Penulis menyampaikan harapan yang
begitu besar agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan
pembaca sekalian. Dan semoga Allah menjadikan penulisan skripsi ini sebagai suatu
amalan yang baik di sisi-Nya.
Jakarta: 25 Februari 2009 M 01 Rabiul Awal 1430 H
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................ 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 8
D. Kajian (Review) Studi Terdahulu ............................................. 8
E. Metode Penelitian .................................................................... 12
F. Sistematika Penelitian .............................................................. 14
BAB II KEBIJAKAN POLITIK DALAM PERSPEKTIF POLITIK
ISLAM
A. Pengertian Politik Islam ........................................................... 15
B. Hubungan Agama dan Politik dalam Islam ............................... 23
C. Kebijakan Politik dalam Islam ………………………………… 31
BAB III RIWAYAT HIDUP DAN KARIR POLITIK NIK ABDUL AZIZ
NIK MAT DI NEGARA BAGIAN KELANTAN
A. ................................................................................................. K
eadaan Geografis Negara
Bagian Kelantan ....... 40
B. ................................................................................................. K
eadaan Sosial, Ekonomi dan Politik .......................................... 41
C. ................................................................................................. R
iwayat Hidup, Pendidikan dan Karir Politik Nik Abdul Aziz
Nik Mat ................................................................................... 51
BAB IV KEBIJAKAN POLITIK ISLAM NIK ABDUL AZIZ NIK MAT:
ISLAMISASI DI NEGARA BAGIAN KELANTAN
A. Bidang Politik dan Hukum ....................................................... 58
B. Bidang Ekonomi ...................................................................... 61
C. Bidang Sosial dan Budaya ....................................................... 67
D. Bidang Pendidikan ................................................................... 71
E. Respon Masyarakat Kelantan dan Pemerintah Malaysia ............ 74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 84
B. Saran-saran .............................................................................. 86
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 88
LAMPIRAN ....................................................................................................... 92
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah suatu agama yang sempurna, yang telah diturunkan oleh
Allah SWT melalui Rasul-Nya, yang mana Islam telah mengatur seluruh aspek
kehidupan manusia sedemikian rupa. Islam adalah suatu sistem kehidupan yang
lengkap dan sempurna. Pernyataan ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam
surah Al-Quran:
�������� �� ��☺���� ������ ��������� ���☺�������� ������ ��! "#$�☺&�'
���()�*�� ����� ,�- �/�0 �����: 5/ا���ءدة( 3(
Artinya: “Pada hari ini, Aku telah menyempurnakan kepadamu agamamu dan
Aku telah mencukupkan nikmat-Ku atasmu, dan Aku telah meridai islam
itu sebagai agamamu…(Q.S: al-Maidah/5: 3)
Islam sebagai sistem kehidupan yang lengkap dan sempurna, mengandung
lima sub sistem: spiritual, moral, politik, ekonomi, dan sosial. Dari subsistem
tersebut, ternyata sub sistem politik mempunyai kedudukan yang strategis, baik
melalui pendekatan kontruksi developmental maupun melalui pendekatan
struktural-fungsional. Sebab keputusan politik sangat menarik simpati semua
anggota masyarakat, karena adanya sanksi-sanksi hukum yang kuat. Karena itu,
Ibnu Taimiyah mewajibkan agar sistem politik yang secara kongkrit berbentuk
negara atau pemerintahan itu diatur melalui ketentuan Islam. Sebab, tidak
mungkin ketentuan-ketentuan hukum Islam seperti hudud, amar’ ma’ruf dan
nahyi munkar, jihad fi sabilllah, menegakkan keadilan dan menolong orang yang
teraniaya dapat dilaksanakan dengan baik, tanpa adanya negara atau pemerintah
Islam.1
Dalam kalangan umat Islam terdapat berbagai pendapat antara agama dan
negara di antaranya ialah; pertama, Islam adalah agama yang sempurna dan
lengkap dengan peraturan bagi segala aspek kehidupan manusia termasuk dalam
kehidupan berpolitik dan bernegara. Dalam hal ini manusia harus dapat
melaksanakan ketatanegaraan Islam yang telah diatur oleh Nabi Muhammad
SAW, dan tidak perlu mengikuti kiblat Barat karena Islam telah mengatur
sebegitu detail akan sebuah konsep negara dan politik bernegara. Kedua, Islam
adalah sebagai agama, sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah politik
dan ketatanegaraan. Menurut kelompok ini, agama adalah masalah rohani dan
tidak semestinya dibawa ke masalah negara. Menurut pendapat ini, tidak ada
tugas untuk mendirikan dan mengepalai suatu negara. Ketiga, Islam adalah suatu
agama yang serba lengkap yang di dalamnya juga mengatur sistem kenegaraan
yang lengkap pula. Namun, tidak sependapat pula bila Islam sama sekali tidak ada
hubungannya dengan masalah politik dan ketatanegaraan. Menurut mereka Islam
merupakan ajaran totalitas tapi dalam bentuk petunjuk yang pokok-pokok saja.2
1 Abdul Qadir Djaelani, Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam, (Surabaya: PT Bina Ilmu,
1995) cet. I, h, IX 2 Amiruddin M. Hasbi, Konsep Negara Islam Menurut Fazlur Rahman, (Yoqyakarta:
UUI Press, 2000), cet. I, h, 2
Dari perbedaan pendapat tersebut disebabkan karena kurangnya
penjelasan yang tegas dari al-Qur’an dan as-Sunah Rasulullah SAW walaupun
Nabi SAW dianggap sebagai peletak dasar pembangunan negara yaitu di
Madinah, namun dalam praktiknya tidak memberikan suatu format yang baku
tentang negara. Demikian juga apa yang telah dipraktikkan oleh para sahabat
setelah Nabi SAW wafat, khususnya Khulafa al-Rasyidin dalam hal ketata-
negaraan, hingga kini masih terdapat perdebatan dalam mempersepsikan apakah
metode suksesi dan sejarah khalifah yang didirikan pasca Nabi SAW merupakan
ajaran agama atau urusan duniawi. Selain itu juga sebab terjadinya perbedaan
pendapat tersebut dipengaruhi oleh zaman dan lingkungan politik yang berbeda.3
Sehingga banyak penafsiran negara yang selalu berubah terus sepanjang zaman.
Repolitisasi Islam cenderung diartikan sebagai fenomena maraknya
kehidupan politik Islam. Indikator utama yang digunakan sebagai dasar penilaian
itu adalah munculnya sejumlah partai yang menggunakan simbol dan asas Islam
atau yang berbasis massa komunitas Islam, maka muncul pendapat lain yang
mendefinisikannya sebagai munculnya kembali kekuatan politik Islam.4
Hubungan Islam dan politik adalah subyek yang sangat menarik, sepanjang masa
akan menjadi persoalan yang bersifat recurrent. Artinya, masalah ini akan selalu
3 M. Din Syamsuddin, Islam dan Politik Era Orde Baru, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
2001), cet. I, h. x 4 Bahtiar Effendy, Re-Politisasi Islam: Pernahkah Islam Berhenti Berpolitik?,
(Bandung: Mizan, 2000), cet. I, h. 195
muncul, sebab pada dasarnya Islam, umat Islam atau kawasan Islam, tak akan
pernah bisa dipisahkan dari persoalan-persoalan politik.5
Dunia kini menyaksikan kebangkitan di kalangan umat Islam yang
berusaha untuk menegakkan kembali identitas mereka sendiri. Kebangkitan
semangat keislaman tersebar luas di seluruh dunia, khususnya di negara yang
mayoritas penduduknya umat Islam. Umat Islam berkeinginan untuk mencirikan
cara hidup mereka berdasarkan syari’at Islam. Kesadaran ini telah menimbulkan
keinginan untuk mengetahui cara lebih mendalam tentang sistem pemerintahan
Islam serta sistem undang-undang Islam yang seharusnya diterapkan oleh Negara-
negara Muslim modern saat ini.
Di Malaysia misalnya, gerakan-gerakan kearah upaya penerapan syari’at
Islam sudah lama menjadi agenda masyarakat Islam atau sebagian umat Islam
yang sedar betapa pentingnya hukum Islam dan peraturan Allah SWT untuk
menyelesaikan masalah sosial yang berlaku kini.6 Salah satunya partai politik
yang concern dalam hal ini adalah Partai Islam se-Malaysia (PAS), yaitu suatu
partai politik yang berasaskan idiologi Islam yang bersifat syumul, merealisasikan
dalam praktek fikih siyasah untuk membawa perubahan dan gerakan reformis
dengan tujuan menerapkan hukum-hukum Islam secara menyeluruh.7 PAS
5 Bahtiar Effendy, Disartikulasi Pemikiran Politik Islam?, Kata Pengantar dalam buku
Gagalnya Islam Politik terjemahan dari karangan Olivier Roy: The Failure of Political Islam,
(Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2002), cet. I, h. v 6 Dato’ Haji Husain Awang, Tazkirah Pilihanraya, Islam: Tuntutan dan kewajipan,
(Terengganu: Dewan Ulama’ PAS Negeri Terengganu, 1998) h. 81
merupakan partai oposisi yang ada di semua Negara bagian Malaysia, partai ini
menguasai negeri Kelantan, Kedah dan Perak dalam pemilu 2008. Sedangkan
dalam pemilu tahun 1999, PAS hanya menguasai negeri Kelantan dan
Terengganu, keberhasilan PAS dalam memformulasikan hukum Islam terjadi
ketika menguasai kedua negeri ini, yaitu dengan terbentuknya Enakmen Jenayah
Syari’ah II 1993 di Kelantan dan Enakmen Jenayah Syari’ah (Hudud dan Qishas)
2002 di Terengganu.8
Di negara-negara yang menganut sistem demokrasi bahwa partai politik
yang menang dalam pemilu akan menguasai pemerintahan dan biasanya
pemimpin partai tersebut diangkat menjadi kepala pemerintahan baik itu Presiden
maupun Perdana Menteri dan termasuk kepala-kepala pemerintahan di Negara-
negara bagian atau daerah. Di Malaysia misalnya, Partai Persatuan Orang Melayu
(UMNO) yang selama ini memenangkan pemilu merupakan partai penguasa
dalam pemerintahan sehingga Perdana Menteri Malaysia dipilih dan diangkat dari
UMNO. Akan tetapi, terdapat di beberapa negara bagian yang tidak dikuasai oleh
UMNO melainkan dikuasai oleh PAS yaitu Negara bagian Kelantan, Kedah dan
Perak dalam pemilu 2008, kepala daerah (Menteri Besar) di tiga Negara bagian
ini adalah pemimpin-pemimpin PAS.
Selain itu, adanya penguasaan oleh satu partai di suatu Negara atau
Negara Bagian (Daerah) tentunya akan sangat mempengaruhi corak kehidupan
7 Haji Abdul Hadi Awang, Selamatkan Demokrasi Keadilan, (Selangor: Partai Islam se-
Malaysia, 2007), h. 27-28 8 Mahamad Arifin, et al., Pentadbiran Undang-undang Islam di Malaysia, (Kuala
Lumpur: Dewan Pustaka dan Bahasa, 2007), cet. I, jil. XII, h. 42
perpolitikan dan jalannya pemerintahan yang ada. Ideologi partai penguasa
biasanya akan sedikit banyak mempengaruhi jalannya pemerintahan terutama
dalam pembuatan kebijakan-kebijakan baik di Badan Legislatif atau Parlemen
maupun Eksekutif.
Di Kelantan misalnya, Negara Bagian ini dikuasai oleh PAS dan kepala
pemerintahannya pun adalah seorang tokoh PAS yaitu Nik Abdul Aziz Nik Mat.
Dia adalah seorang tokoh pemikir Islam dan kini beliau menjabat sebagai
Mursyidul Am9 Parti Islam Se-Malaysia (PAS) sekaligus Menteri Besar
(Gubernur) Negara Bagian Kelantan Malaysia, dia merupakan seorang tokoh
Ulama di Malaysia yang pernah menimba ilmu di Universitas Doebond India,
Kursus Tafsir dan Hadist di Lahore Pakistan dan Universitas Al-Azhar Mesir.10
Dia telah memimpin PAS semenjak menang menjadi calon Parlemen dari Negara
Bagian Kelantan Hilir pada tahun 1967, kemudian dia dilantik menjabat sebagai
Ketua Dewan Ulama’ PAS Pusat beserta Pesuruhjaya PAS Negara Bagian
Kelantan pada tahun 1978 dan menjadi Menteri Besar dari tahun 1990 hingga
sekarang.11Artinya, dia mempunyai kekuasan dan wewenang dalam menjalankan
pemerintahan, dia juga memiliki peluang dan kesempatan untuk menerapkan
kebijakan-kebijakan atau pemikiran-pemikirannya tentang politik Islam di
9 Penasihat Parti Islam Se-Malaysia (PAS)
10 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik
Mat Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia Di Abad Ke 20, (Selangor: Sulfa Human Resoucer & Development), cet. I, h. 16
11 Ibid., h. 103
Kelantan. Oleh karena itu, bagaimanakah usaha-usaha dia dalam
mengimplementasikan kebijakan tersebut, baik dalam perpolitikan di Kelantan
yang berpengaruh terhadap pembentukan undang-undang maupun dalam bentuk
kebijakan-kebijakan politiknya.
Untuk mengetahui bagaimana kebijakan-kebijakan Nik Abdul Aziz Nik
Mat di Kelantan, maka perlu dilakukan penelitian dengan lebih lanjut, sehingga
terdorong untuk menganalisa lebih dalam melalui penelitian skripsi dengan judul
“KEBIJAKAN POLITIK ISLAM NIK ABDUL AZIZ NIK MAT DI
KELANTAN TAHUN 1990-2008”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka penulis
membatasi dan hanya memfokuskan bahasan pada kebijakan-kebijakan politik
yang diambil oleh Nik Abdul Aziz Nik Mat sebagai Menteri Besar (Gubernur)
Kelantan khususnya dalam bidang politik dan hukum, ekonomi, sosial budaya
dan pendidikan pada tahun 1990-2008. Kemudian penulis akan melihat
bagaimana pengaruh politik hukum Islam dalam kebijakan-kebijakan tersebut.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang dan pembatasan masalah di
atas, maka permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian
ini dapat dirumuskan menjadi sebagai berikut:
a. Bagaimanakah kebijakan-kebijakan politik Islam yang diambil oleh Nik
Abdul Aziz Nik Mat di Negara Bagian Kelantan?
b. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan politik Nik Abdul
Aziz Nik Mat terhadap peraturan perundang-undangan di Kelantan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memiliki tujuan di antaranya:
1. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan politik Islam yang diambil oleh Nik
Abdul Aziz di Negara Bagian Kelantan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan politik Nik
Abdul Aziz Nik Mat terhadap peraturan perundang-undangan di Kelantan.
Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Sebagai persyaratan mendapat gelar Sarjana Hukum Islam.
2. Secara akademis untuk mendapatkan jawaban-jawaban terhadap berbagai
persoalan yang terkait dengan politik Islam.
3. Memberi pengetahuan dan infomasi tentang penerapan politik Islam di Negara
Bagian Kelantan Malaysia.
4. Sebagai sumbangan pemikiran dan pengembangan khazanah keilmuan
khususnya di bidang ketatanegaraan Islam di Malaysia.
D. Kajian (Review) Studi Terdahulu
Sejumlah penelitian dengan bahasan tentang politik Islam telah dilakukan,
baik mengkaji secara spesifik topik tersebut ataupun yang mengkajinya secara
umum yang sejalan dengan bahasan penelitian ini. Berikut ini merupakan paparan
tinjauan umum atas sebagian karya-karya penelitian tersebut baik yang berupa
buku maupun skripsi, di antaranya:
Penelitian yang ditulis oleh Sofian Arshad yang berjudul “Hak Non
Muslim di Negara Bagian Kelantan” tahun 2006.12 Penelitian ini di antaranya
membandingkan hak non muslim di sebuah Negara Islam dengan hak non muslim
di Kelantan dan menjelaskan kebijakan pemerintah Negera Bagian Kelantan
dalam menangani hak non muslim di Negera Bagian Kelantan.
Penelitian Mohammad Adnin Bin Yahya, “Konsep Negara Islam Di
Malaysia (Menurut UMNO dan PAS)”, tahun 2006.13 Penelitian ini membahas
mengenai penerapan nilai-nilai Islam yang ada di Malaysia mulai dari sudut
pandang yang berkuasa (UMNO) maupun dari pihak (PAS).
Penelitian yang ditulis oleh Rio Tamara yang berjudul “Strategi Partai
Politik Islam dalam Upaya Penerapan Hukum Islam di Indonesia” tahun 2004.14
Rio Tamara coba menjelaskan hubungan agama dan politik dalam Islam menurut
partai-partai politik yang ada di Indonesia.
12 Sofian Arshad, “Hak Non Muslim di Negara Bagian Kelantan”, (Skripsi S1 Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006) 13 Mohammad Adnin Bin Yahya, “Konsep Negara Islam Di Malaysia (Menurut UMNO
dan PAS)”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006)
14 Rio Tamara, “Strategi Partai Politik Islam dalam Upaya Penerapan Hukum Islam di
Indonesia”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004)
Penelitian Ahmad Akhyari Ismail yang berjudul “Upaya dan Tantangan
Pelaksanaan Syariat Islam di Malaysia” tahun 2006.15 Isi penelitian ini menjelas-
kan tentang pelaksanaan syariat Islam di Malaysia. Malaysia adalah Negara yang
mayoritas penduduknya Muslim dan agama Islam adalah agama resmi Negara,
akan tetapi dalam pelaksanaan hukum Islam tidak diterapkan secara menyeluruh
sehingga hal ini menyebabkan banyak Negara Bagian ingin menerapkan syariat
Islam secara menyeluruh. Dalam pembahasannya, skripsi ini lebih menfokuskan
pada upaya Negara bagian Kelantan yang ingin menerapkan syariat Islam. Yaitu
upaya bagaimana hukum pidana Islam dapat diterapkan dan dijalankan.
Selain skripsi di atas, sejumlah penelitian dengan bahasan tentang tokoh
Nik Abdul Aziz Nik Mat telah dilakukan, baik yang mengkaji secara spesifik
topik tersebut maupun yang bersinggungan secara umum dengan bahasan
penelitian. Berikut ini merupakan paparan tinjauan umum atas sebagian karya-
karya penelitian tersebut:
Buku pertama, “Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Aziz Nik Mat Seorang
Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad ke 20” karya Jamal Mohd Lokman.16
Buku ini membahas tentang sejarah kelahiran, kehidupan sebagai pendidik, ulama
dan ahli politik serta perjuangan politik Nik Abdul Aziz Nik Mat.
15 Ahmad Akhyari Ismail, “Upaya dan Tantangan Pelaksanaan Syariat Islam di
Malaysia”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006)
16 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik
Mat Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, (Selangor: Sulfa Human Resoucer & Development, 1999), cet. I
Buku kedua, “Model Kerajaan Islam Membangun Bersama Islam” karya
Harun Taib.17 Buku ini di antaranya membicarakan konsep-konsep kepimpinan
dalam Parti Islam Se-Malaysia (PAS) khusus di Negara Bagian Kelantan, akhlak
dan disiplin dalam Harakah Islamiyyah, model-model kerajaan Islami, ulama-
ulama dan tokoh-tokoh politik Malaysia.
Buku ketiga, “Islam dan Demokrasi”, karya Haji Abdul Hadi Awang.18
Dalam buku ini di tulis beberapa bab tentang “politik dan agama, pemisahan
politik dan agama, serta prinsip-prinsip dan konsep politik dalam Islam”. Intinya
buku ini membahas tentang bagaimana hubungan politik dalam Islam di sebuah
negara.
Dari beberapa kajian (review) terdahulu di atas, khususnya tentang
Kelantan dan politik Islam sebagaimana telah disebutkan di atas, penulis belum
menemukan tulisan yang membahas atau mengkaji kebijakan politik Islam Nik
Abdul Aziz Nik Mat di negeri Kelantan secara khusus. Adapun penelitian yang
dilakukan oleh Sofian Arshad dan Ahmad Akhyari Ismail pembahasannya hanya
seputar hak non Muslim di Kelantan dan tantangan pelaksanaan syariat Islam di
Malaysia. Penelian pertama tidak menyentuh kebijakan politik Islam Nik Abdul
Aziz Nik Mat, demikian juga dengan penelitian kedua walaupun fokus kajiannya
di Kelantan tetapi hanya menjelaskan seputar upaya penerapan hukum pidana
17 Harun Taib, Model Kerajaan Islam: Membangun Bersama Islam, (Kuala Lumpur:
Dewan Ulama’ PAS Pusat, 2000), cet. I 18 Abdul Hadi Awang, Islam dan Demokrasi, (Selangor: PTS Islamika, 2007), cet. I
Islam saja. Dengan demikian, penelitian yang penulis lakukan dalam skripsi ini
berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu tentang kebijakan politik Islam Nik
Abdul Aziz Nik Mat di negeri Kelantan dalam dalam bidang perundang-undangan
(hukum), bidang ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya.
E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan
1. Jenis Penelitian
Pada prinsipnya penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan
(Library Recearch) dan penelitian lapangan (Field Research). Penelitian
kepustakaan yaitu penelitian yang kajiannya dilaksanakan dengan menelaah
dan menelusuri berbagai literatur, karena memang pada dasarnya sumber data
yang hendak digali lebih terfokus pada studi pustaka. Dengan demikian
penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Deskriptif di sini
dimaksudkan dengan membuat deskripsi secara sistematis dengan melihat dan
menganalisis data-data secara kualitatif.
Sedangkan penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang
dilakukan dengan mendatangi langsung objek yang akan diteliti guna
mendapatkan data-data. Langkah yang digunakan dalam penelitian lapangan
ini melalui teknik wawancara.
2. Obyek Penelitian
Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan-kebijakan
politik yang diambil oleh Nik Abdul Aziz Nik Mat yang berkaitan dengan
hukum Islam di Negara Bagian Kelantan Malaysia yaitu kebijakan dalam
bidang politik dan hukum, ekonomi, sosial budaya dan pendidikan.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan faktual, teknik
pengumpulan data dilakukan dengan studi wawancara dan dokumenter dari
bahan-bahan tertulis yakni dengan mencari bahan-bahan yang terkait serta
mempunyai relevansi dengan obyek penelitian. Data yang diperoleh dapat
dibedakan menjadi data primer dan sekunder.
Yang termasuk ke dalam sumber data primer adalah hasil wawancara
dengan Juru Bicara Politik Menteri Besar (Gubernur) Kelantan. Sedangkan
sumber data sekunder adalah “Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz
Nik Mat” dan buku-buku, literatur-literatur, wabsite yang berkaitan dengan
obyek penelitian. Kemudian data tertier berupa kamus, jurnal dan artikel.
4. Teknik Analisis Data
Data-data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka dan dari
wawancara sebagaimana yang telah disebutkan di atas melalui pendekatan
deskriptif-analisis. Selain itu, dimungkinkan penelitian ini juga menggunakan
pendekatan historis-komparatif dan sosiologis-deskriptif. Hal ini dimaksudkan
agar penelitian dapat dilakukan sejauh mungkin mengenai corak kebijakan
politik Islam seorang tokoh Nik Abdul Aziz Nik Mat dan upaya-upaya yang
dilakukan dalam menerapkannya. Secara sosiologis, karakter kehidupan sese-
orang terbentuk dari kondisi sosial kehidupan masyarakat di mana ia tinggal.
5. Teknik Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan
Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2007” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudahkan dan memperoleh gambaran yang utuh serta
menyeluruh, penelitian skripsi ini ditulis dengan menggunakan sistematika
membahasan sebagai berikut:
BAB I Merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang
penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, kajian (review) studi terdahulu, metodologi penelitian, dan
sistematika penelitian.
Bab II Membahas tentang kebijakan politik dalam perspektif Islam,
menguraikan pengertian politik Islam, hubungan agama dengan politik
dalam Islam dan kebijakan politik Islam.
Bab III Membahas negara bagian Kelantan dan biografi Nik Abdul Aziz Nik
Mat, yang secara rinci mengurai tentang keadaan sosial, ekonomi dan
politik negara bagian Kelantan dan riwayat hidup Nik Abdul Aziz Nik
Mat serta karir politiknya dalam kerajaan dan PAS.
Bab IV Menguraikan tentang islamisasi Nik Abdul Aziz Nik Mat di negeri
Kelantan, dan menjelaskan langkah-langkah kebijakan politik yang
diambil dalam rangka menerapkan hukum-hukum Islam, baik dalam
bidang politik dan hukum, bidang ekonomi, pendidikan, sosial maupun
budaya, serta respon masyarakat Kelantan dan pemerintah Malaysia.
BAB V Merupakan penutup yang di dalamnya terdapat kesimpulan dan saran-
saran.
BAB II
KEBIJAKAN POLITIK DALAM PERSPEKTIF
POLITIK ISLAM
Seperti yang telah penulis sebutkan pada Bab Pendahuluan, bahwa ajaran
Islam mengatur semua aspek kehidupan manusia baik dalam hal hubungan antara
manusia dan penciptanya maupun mengatur hubungan antara manusia dengan sesama
makhluk lainnya. Oleh karena itu, dalam hal hubungan antara sesama manusia, Islam
tidak terlepas dari wacana kehidupan politik, seperti kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Dapat juga dikatakan bahwa Islam mengatur tentang konsep pemerintahan
dan negara sebagai sarana untuk mengimplementasikan ajarannya.
A. Pengertian Politik Islam
Sebagai sebuah agama yang memiliki salah satu fungsi mengatur
kehidupan manusia, Islam memiliki norma-norma yang khusus dan jelas tentang
bagaimana manusia menjalin hubungan dengan manusia yang lain mengenai
kehidupan manusia di dunia dan akhirat.19 Termasuk salah satunya mengatur
kehidupan bernegara (fiqh siyasah) yang tidak boleh dikesampingkan.20
Pembahasan mengenai kehidupan bernegara ini secara umum disebut dengan
istilah politik Islam.
19 Abdul Hadi Awang, Sistem Pemerintahan Negara Islam, (Pulau Pinang: Dewan
Muslimat, 1995), cet. I, h. 4 20 Abdul Hadi Awang, Islam dan Demokrasi, (Selangor: PTS Islamika, 2007), cet. I, h.7
Secara bahasa kata politik Islam terdiri dari dua kata yaitu politik dan
Islam. Istilah politik di dalam literatur ketatanegaraan Islam dikenal dengan istilah
siyâsah yang berarti cerdik atau bijaksana.21 Siyâsah berasal dari kata sâsa-
yasûsu-siyâsatan, yang berarti mengurus kepentingan seseorang. Dalam kamus
al-Muhîth dikatakan: sustu al-ra’iyyata siyâsatan: amartuhâ wa nahaituhâ (saya
mengatur rakyat dengan mengunakan politik: Saya memerintah dan
melarangnya).22 Mengenai penjelasan kata siyâsah ini dapat ditemukan dalam
buku Fiqh Siyasah karangan Mujar Ibnu Syarif dan Khamami Zada, disebutkan
bahwa di kalangan para ahli fiqih siyasah terdapat tiga pendapat mengenai asal
kata siyâsah, yaitu:23
Pertama, sebagaimana dianut al-Maqrizi, kata siyâsah berasal dari bahasa
Mongol yakni dari kata yasah yang mendapat imbuhan huruf sin berbaris kasrah
diawalnya sehingga dibaca siyâsah. Pendapat tersebut didasarkan kepada sebuah
kitab undang-undang milik Jenghis Khan yang berjudul ilyasa yang berisi
panduan pengelolaan negara dan berbagai bentuk hukuman berat bagi pelaku
tindak pidana tertentu. Sepeninggal Jenghis Khan kitab undang-undang tersebut
diwariskan secara turun temurun kepada anak-anaknya yang secara bergantian
memimpin kerajaan Mughal di India Persia, seperti umat Muslim generasi
21 Rifyal Ka’bah, Politik dan Hukum dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Khairul Bayan, 2005),
cet. I, h. 111
22 Muhammad bin Ya’qub al-Fairuz Abadi, al-Qâmûs al-Muhîth, (Bairut: Dâr al-Fikir, 1995), h. 496
23 Mujar Ibnu Syarif dan Khamami Zada, Fiqh Siyasah: Doktrin dan Pemikiran Politik
Islam, (Jakarta: Erlangga, 2008), cet. I, h. 2-4
pertama mewarisi al-Quran dari Nabi Muhammad SAW. Setelah raja-raja India
memeluk Islam isi kitab ilyasa itu kemudian dimodifikasi dengan memuat hal-hal
yang bersumber dari ajaran Islam, semisal penyerahan otoritas ibadah dan kasus-
kasus hukum yang bertalian dengan syari’at Islam kepada qadhi al-qudhat (hakim
agung).
Kedua, sebagaimana dianut Ibn Taghi Birdi, siyâsah berasal dari
campuran tiga bahasa, yakni Bahasa Persia, Turki dan Mongol. Partikel si dalam
Bahasa Persia berarti 30. sedangkan yasa merupakan kosakata Bahasa Turki dan
Mongol yang berarti larangan, dan karena itu, ia dapat juga dimaknai sebagai
hukum dan aturan.
Ketiga, semisal dianut Ibnu Manzhur menyatakan, siyâsah berasal dari
Bahasa Arab, yakni bentuk mashdar dari tashrifan kata sâsa-yasûsu-siyâsatan,24
yang semula berarti mengatur, memelihara, atau melatih binatang, khususnya
kuda. Sejalan dengan makna yang disebut terakhir ini, seseorang yang profesinya
sebagai pemelihara kuda, dalam Bahasa Arab disebut sa’is. Kata sa’is yang
berarti memelihara kuda ini sekarang telah masuk kedalam kosa kata Bahasa
Inggeris yang ditulis menjadi syce. Dalam literatur Yahudi juga ada penggunaan
istilah yang agak mirip dengan makna awal dari kata sasa itu yakni istilah sus,
yang berarti kuda.
Politik atau siyâsah mempunyai makna mengatur urusan umat, baik dalam
negeri maupun luar negeri. Politik dilaksanakan baik oleh negara (pemerintah)
24 Ibnu Manzhur, Lisân al-‘Arab, (Bairut: Dâr al-Shadir, 1968), Jilid VI, h. 108
maupun umat (rakyat), negara adalah institusi yang mengatur urusan tersebut
secara praktis, sedangkan umat atau rakyat mengoreksi (muhasabah) pemerintah
dalam melakukan tugasnya.25
Dalam Bahasa Inggris politik berasal dari kata politic yang menunjukan
sifat pribadi atau perbuatan. Dalam bahasa Latin dikenal dengan politicus, dan
dalam bahasa Yunani disebut dengan politicos yang berarti berhubungan dengan
rakyat. Ketika politik diserap ke dalam bahasa Indonesia, terdapat tiga arti yang
berbeda, yaitu: (1) segala urusan dan tindakan (kebijaksanaan, siasat dan sebagai
macamnya); (2) tipu muslihat atau kelicikan; dan (3) nama sebuah disiplin ilmu
pengetahuan. 26
Secara istilah politik pertama kali dikenal melalui buku karya Plato yang
berjudul Politeia atau dikenal juga dengan Republic. Kemudian setelah itu ada
juga karya dari Aristoteles dengan judul serupa. Di dalam isi kedua buku terdapat
kecenderungan menghubungkan politik dengan negara (pemerintahan).27
Miriam Budiarjo menjelaskan bahwa pengertian politik: “pada umumnya
adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik atau negara yang
menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan
tujuan-tujuan itu.”28 Sedang menurut Deliar Noer, politik adalah “segala aktivitas
25 Abdul Qadim Zallum, Afkaru Siyasiyah, edisi Indonesia: Pemikiran Politik Islam,
diterjemahkan oleh Abu Faiz, cet. II, (Bangil: Al-Izzah, 2004), h. 11 26 Abd. Muin Salim, Fiqh Siyasah: Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al-Quran,
(Jakarta: LSIK dan PT Grafindo Persada, 1994), h. 34
27 Abdul Hadi Awang, Islam dan Demokrasi, h. 11
atau sikap yang berhubungan dengan kekuasaan, yang bermaksud untuk
mempengaruhi, dengan jalan mengubah atau mempertahankan suatu macam
bentuk susunan masyarakat”.29
Pendapat Miriam Budiarjo membatasi politik hanya sebatas menangani
masalah-masalah umum oleh negara atas nama dan bentuk masyarakat. Lain
halnya dengan Deliar Noer, politik tidak hanya sebatas kepada pengambilan
keputusan dan kebijakan umum, namun mencakup berbagai kegiatan yang
berhubungan dengan pergeseran politik, dari satu rezim ke rezim lain.
Meskipun terdapat banyak pandangan mengenai definisi politik, namun
secara garis besar akan didapatkan dua kecenderungan terhadap pendefinisian
politik, yaitu: Pertama, pandangan yang mengaitkan politik dengan negara.
Kedua, pandangan yang mengaitkan politik dengan kekuasaan, otoritas atau
konflik.30
Kemudian kata Islam secara bahasa berasal dari kata salama yang berarti
tunduk atau berserah diri pada Allah SWT, atau menerima semua peraturan
Tuhan sebagai petunjuk bagi kehidupan seseorang, taat sepenuh hati, akan
keadaan noda dan cela.31 Menurut Hassan al-Banna seperti yang dikutip oleh
Yusuf Qardhawi, Islam adalah sesuatu yang syumul (menyeluruh), mencakup
semua aspek kehidupan dengan syariat dan pengarahannya. Islam menata
28 Mariam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia, 1998), h. 8 29 Deliar Noer, Pengantar Ke Pemikiran Politik, (Jakarta: Rajawali Press, 1983), h. 6 30 Ibid. 31 IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Jambatan, 1992), h. 445
kehidupan manusia sejak dia dilahirkan sampai meninggal dunia. Bahkan
sebelum ia dilahirkan dan sesudah meninggal dunia.32 Islam menyangkut agama
dan dunia, akidah dan syari’ah, ibadah dan muamalah, dakwah dan negara serta
akhlak dan kekuatan.33
Dari uraian di atas, yang dimaksud dengan politik Islam yaitu adalah
politik yang didasarkan atas syari’at yang berasal dari al-Quran dan as-
Sunnah.34 Dalam hubungannya dengan politik Islam, Yusuf Qardhawi menyebut
dengan istilah al-siyâsah al-syar’iyah.35 Sebab, makna al-syar’iyah dalam
konteks ini adalah yang menjadi pangkal tolak dan sumber bagi al-siyâsah
(politik) dan menjadikan sebagai tujuan bagi al-siyâsah. Pengertian ini berkaitan
dengan pandangan ulama’ dahulu yang mengartikan politik pada dua makna,
pertama, makna umum, yaitu menangani urusan manusia dan masalah kehidupan
dunia berdasarkan syariat agama. Oleh karena itu, mereka mengenal istilah
khalîfah, yang berarti perwakilan dari Rasulullah SAW., untuk menjaga agama
dan mengatur dunia. Kedua, makna khusus, yaitu pendapat yang menyatakan
bahwa pemimpin, hukum dan ketetapan-ketetapan yang dikeluarkan-nya untuk
32 Yusuf Qaradhawi, Fiqih Negara: Ijtihad Baru Seputar Sistem Demokrasi Multi Partai
dan Keterlibatan Wanita di Dewan Perwakilan Partisipasi dalam Pemerintahan Sekuler, Penterjemah, Syafril Halim, (Jakarta: Rabbani Press, 1997), h. 18
33 Yusuf Qaradhawi, al-Din wa al-Siyâsah, diterjemahkan oleh Khairul Amru Harahap,
Meluruskan Dikotomi Agama dan Politik, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2008), cet. I, h. 18 34 Adeng Muchtar Ghazali, Perjalanan Politik Umat Islam dalam Lintasan Sejarah,
(Bandung: Pustaka Setia, 2004), cet. I, h. 26 35 Yusuf Qaradhawi, al-Din wa al-Siyâsah, h. 45
mencegah kerusakan yang akan terjadi membasmi kerusakan yang sudah terjadi,
atau memecahkan masalah khusus.36
Di kalangan teoritis politik Islam, ilmu siyâsah syar’iyah disebut juga
dengan ilmu fiqh siyasah yaitu ilmu yang membahas tentang tatacara pengaturan
masalah ketatanegaraan Islam semisal (bagaimana mengadakan) perundang-
undangan dan berbagai peraturan (lainnya) yang sesuai dengan prinsip-prinsip
Islam, kendatipun mengenai penataan semua persoalan itu tidak ada dalil khusus
yang mengaturnya.37
Secara garis besar penulis memahami bahwa politik Islam adalah kegiatan
politik atau segala hal yang berkaitan dengan cara memimpin, memenuhi hak-hak
dan amanah rakyat atau pengaturan urusan rakyat yang diwarnai atau dinaskan
pada ajaran Islam yang berlaku untuk seluruh warga masyarakat dalam suatu
negara, serta memiliki bentuk pemerintahan yang Islami. Konsep politik Islam
adalah dengan memahami kaidah syara’ berdasarkan prinsip-prinsipnya,
pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi, kondisi dan realitas yang ada.
Imam Syafi’i menegaskan “tidak ada politik melainkan menepati hukum
syara’.” Kemudian Ibnu ‘Uqail menyatakan “politik itu adalah tindakan politik
yang memang menghasilkan (membawa) kepada maslahat (kebaikan) dan
menjauhkan dari keburukan atau menimbulkan bahaya kerusakan boleh
36 Ibid, h. 25 37 Mujar Ibnu Syarif dan Khamami Zada, Fiqh Siyasah: Doktrin dan Pemikiran Politik
Islam, h. 10
diserahkan kepada manusia walaupun tidak pernah dinyatakan oleh Rasulullah
SAW dan nas al-Qur’an.”38
Perlu diketahui bahwa sistem kehidupan masyarakat Islam telah
melahirkan upaya politik yang disebut politik Islam. Maka berbagai kebijakan
yang terlaksana dalam linkungan umat Islam secara khusus, itu merupakan upaya
untuk menjelmakan nilai-nilai Islam tanpa beranjak sedikit pun dari prinsip-
prinsip Islam.39 Politik Islam bersumber dari ajaran Tuhan yang tertuang dalam
agama dan juga berdasarkan suara rakyat yang diperoleh dari hasil musyawarah.
Sebagai gambaran yang tegas menurut Prof. Gibb, bahwa firman Tuhan dan sabda
Nabi digabungkan menjadi satu dengan suara rakyat, adalah merupakan
kekuasaan yang tertinggi dalam Negara Islam.40
Abdul Muin Salim memberikan contoh terhadap pengertian politik Islam
sebagai berikut:
“…sebagai contoh adalah berbagai kebijakan yang diterapkan oleh Rasulullah SAW dalam mengelolakan masyarakat Madinah”. Normanya terdapat pada Piagam Madinah. Yang sangat popular itu; di dalamnya dijelaskan bahwa para pelakunya, bukan hanya umat Islam, melainkan juga seluruh komunitas Madinah. Karena itulah bahwa politik Islam dapat ditegakkan dalam bentuk formal Negara Islam.41
Kesimpulan dari pendefinisian di atas mengenai Politik Islam adalah
38 Abdul Hadi Awang, Islam dan Demokrasi, h. 50 dapat dilihat juga pada Yusuf
Qaradhawi, al-Din wa al-Siyâsah, h. 38 39 Abdul Hadi Awang, Islam dan Demokrasi. h. 17 40 Pernyataan Prof. Gibb tersebut dikutip oleh Ahmad Zainal Abidin di dalam bukunya
yang berjudul “Konsepsi Politik dan Ideologi Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), h. 84 41 Abdul Muin Salim, Fiqh Siyasah Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al-Quran, h. 295
bahwa politik adalah hal-hal yang berkaitan dengan kepemerintahan dalam
berbagai aspeknya, khususnya dalam hal kekuasaan, yaitu bagaimana meraih
kekuasaan tersebut, juga bagaimana metode dalam menjalankan kekuasaannya,
dan tentunya lain dari pada itu yang berkaitan dengan pemerintah. Akan tetapi
satu hal yang harus dan lazim bagi diperhatikan, bahwa dalam hal politik yang
satu ini, bukanlah selayaknya politik yang kita tahu pada umumnya. Akan tetapi
politik ini adalah yang berlandaskan kepada dasar-dasar yang dianut dalam Islam
dalam hal ini adalah Syari’at, sehingga dalam mengimplementasikannya, politik
ini terbatasi oleh Syari’at, sehingga tidak dapat sebebas-bebasnya dalam
berpolitik seperti halnya dalam kancah perpolitikan yang universal.42
B. Hubungan Agama dan Politik dalam Islam
Banyak tokoh-tokoh pemikir Islam yang merumuskan perumusan
mengenai hubungan agama dan Negara, meskipun pemikiran mereka ada yang
ideal dan ada pula yang bersifat konstekstual dalam menanggapi situasi politik
pada masanya masing-masing. Pada umumnya mereka semua menyepakati bahwa
keberadaan sebuah negara merupakan suatu keharusan. Karena agar dapat
merealisasikan prinsip dan ajaran Islam tentang kehidupan bermasyarakat. Namun
mengenai sejauh mana hubungan dan peran agama dalam sistem ketatanegaraan
yang dimaksudkan, mereka berbeda pendapat.
42 http://kedamaianhidup.blogspot.com/2008/04/politik-islam.html diakses pada tanggal 5
Januari 2009, pukul 21.00 WIB
Munawir Sjadzali menyebutkan bahwa hingga sampai sekarang terdapat
tiga paradigma (aliran) yang berkembang mengenai hubungan agama dan negara
yaitu: Pertama, agama dan negara merupakan satu kesatuan (integrated). Aliran
pertama ini berpendirian bahwa Islam bukanlah semata-mata agama dalam
pengertian Barat, yakni sebuah agama yang semata-mata mengatur hubungan
manusia dengan Tuhan. Namun sebaliknya, Islam merupakan agama yang
sempurna yang lengkap, karena tidak hanya mengatur hubungan antara manusia
dengan Tuhan, melainkan mengatur segala aspek kehidupan manusia termasuk
kehidupan bernegara. Para penganut aliran ini pada umumnya berpendirian
bahwa:43 Islam adalah suatu agama yang serba lengkap. Di dalamnya terdapat
pula antara lain sistem ketatanegaraan atau politik; oleh karenanya dalam
bernegara umat Islam hendaknya kembali kepada sistem ketatanegaraan Islam
dan tidak perlu atau bahkan jangan meniru sistem ketatanegaraan Barat. Sistem
ketatanegaraan atau politik Islami yang harus diteladani adalah sistem yang telah
dilaksanakan oleh Nabi Besar Muhammad SAW dan empat al-Khulafa al-
Rasyidin. Tokoh-tokoh utama dari aliran ini antara lain, Syekh Hassan al-Banna,
Sayyid Quthb, Syekh Muhammad Rasyid Ridha, dan Maulana al-Maududi.44
Kedua, agama dan negara merupakan dua hal yang terpisah (secularistic).
Aliran kedua ini berpendirian bahwa Islam adalah agama dalam pengertian Barat,
yang tidak ada hubungannya dengan urusan ketatanegaraan. Menurut aliran ini,
43 Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara, (Jakarta: UI Press,1993), Edisi Kelima, h. 1 44 Ibid.
Nabi Muhammad SAW hanyalah seorang rasul biasa seperti halnya rasul-rasul
sebelumnya, dengan tugas tunggal mengajak manusia kembali kepada kehidupan
yang mulia dengan menjunjung tinggi budi pekerti luhur, dan Nabi SAW tidak
pernah dimaksudkan untuk mendirikan dan mengepalai suatu Negara. Tokoh-
tokoh terkemuka aliran ini antara lain Ali Abd al-Raziq dan Thaha Husein.
Ketiga, agama dan negara berhubungan secara timbal balik (symbiotic).
Aliran ketiga ini berpendapat bahwa baik agama maupun negara, keduanya saling
membutuhkan. Karena dengan adanya negara, maka sebuah agama dapat
berkembang dengan baik, sebaliknya agama dapat menjadi kehidupan bernegara
menjadi lebih bermoral. Aliran ini menolak anggapan tentang Islam adalah agama
yang serba lengkap. Di samping itu juga menolak anggapan tentang Islam adalah
ajaran agama murni yang hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan
tidak ada kaitannya dalam urusan negara.45 Di antara Tokoh-tokoh dari aliran ini
yang cukup menonjol adalah Mohammad Husein Haikal, terkenal buku Hayatu
Muhammad dan Fi Manzil al-Wahyi.
Berkenaan dengan aliran pertama yang berpendapat bahwa agama dan
negara merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sehingga
mendirikan sebuah negara Islam dengan menerapkan syari’ah adalah merupakan
suatu keharusan. Upaya-upaya untuk menerapkan syari’ah Islam dan mendirikan
negara Islam terus bergilir dari dulu hingga sekarang baik itu yang bersifat negara
Islam lokal (nation state) maupun yang bersifat mendunia yaitu Khilafah
45 Ibid, h. 3
Islamiyah. Selain tokoh-tokoh yang telah disebutkan di atas, termasuk tokoh
aliran ini juga adalah Taqiyuddin an-Nabhani pendirikan sebuah partai politik
Islam Internasional yaitu Hizbut Tahrir, yang bertujuan untuk melangsungkan
kehidupan Islam dan mengembang dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Ini
berarti mengajak kaum Muslim untuk kembali hidup secara Islami di Darul Islam
dan di dalam masyarakat Islam. seluruh aktivitas kehidupan di dalamnya diatur
sesuai dengan hukum-hukum syara’. Pandangan hidup yang akan menjadi pusat
perhatiannya adalah halal dan haram, di bawah naungan Daulah Islamiyah, yaitu
Daulah Khilafah, yang dipimpin oleh seorang Khalifah yang diangkat dan
dibai’at oleh kaum Muslim untuk didengar dan ditaati, dan agar menjalankan
pemerintahannya berdasarkan Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya.46
Upaya-upaya penerapan syari’ah dan pembentukan negara Islam tidak
hanya terjadi di negara-negara Muslim Timur Tengah saja, akan tetapi telah
menjalar hampir ke seluruh negara-negara Muslim di seluruh dunia termasuk di
Asia Tenggara. Di Malaysia misalnya ada partai politik yang berjuang untuk
menerapkan syari’ah Islam secara kafah yaitu Partai Islam Se-Malaysia (PAS).
Pemikiran partai ini banyak dipengaruhi oleh tafsir radikal ajaran-ajaran Maulana
Maududi dari Pakistan dan Sayyid Qutb dari Mesir dengan menggunakan metode
dakwah perjuangan al-Ikhwan al-Muslimin47 di Mesir yang didirikan oleh Syeikh
Hasan al-Banna yang bertujuan mendirikan negara Islam di Mesir.48
46 Hizbut Tahrir Indonesia, Mengenal Hizbut Tahrir dan Strategi Dakwah Hizbut Tahrir,
cet. II, (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2008), h. 25
PAS adalah partai politik yang berasaskan Islam yang berpemahaman
bahwa agama dan negara tidak dapat dipisahkan. Ia juga merupakan partai oposisi
yang berjuang untuk menegakkan Islam ke dalam kehidupan masyarakat
Malaysia. Dengan basis perdesaan dan dukungan kaum ulama konservatif, PAS
yang menganggap dirinya partai politik dan gerakan Islam telah berpartisipasi
dalam pemilu sejak pemilu pertama Malaysia tahun 1955, ketika secara resmi
menjadi partai politik. PAS secara konsisten terus mendukung dan memperjuang-
kan negara Islam dan tatanan sosial yang menerapkan hukum syariat.49
Sebagai partai politik yang berasaskan Islam, PAS memiliki dua tujuan
utama, yaitu: pertama, memperjuangkan terwujudnya sebuah tatanan masya-
rakat dan pemerintahan yang terlaksana di dalamnya nilai-nilai hidup Islam
dan hukum-hukumnya menuju keridhaan Allah SWT. Kedua, mempertahankan
kesucian Islam serta kemerdekaan dan kedaulatan negara.50 Intinya adalah PAS
berusaha untuk memperjuangkan dan mendirikan negara Islam.51
47 John L. Posito dan John O. Voll, Islam and Democracy, edisi Bahasa Indonesia
diterjemahkan oleh Rahmani Astuti, demokrasi di Negara-negara Muslim: Problem dan Prospek,
(Bandung: Mizan, 1999), cet. I, h. 180 48 Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara, h. 146 49 Khamami Zada dan Arief R. Arofah, Diskursus Politik Islam, (Jakarta; Lembaga Studi
Islam, 2004), Cet. Ke- I, h. 123 50 Dalam Pasal 7 Anggaran Dasar PAS dinyatakan bahwa: “Adapun hukum yang
tertinggi sekali dalam pegangan PAS ialah KITABULLAH dan SUNAH RASUL serta Ijma Ulama dan Qias yang terang dan nyata”. Lihat Perlembagaan PAS (pindaan 2001) yang diterbitkan Pejabatan Agung PAS, Markaz Tarbiyah PAS Pusat Selangor Darul Ehsan.
51 Partai Islam se-Malaysia (PAS), Negara Islam, cet. IV, (Kuala Lumpur: Partai Islam
se-Malaysia, 2004), h. 16
Partai ini sering diberi ciri konservatif, tradisionalis, populis, dan
sovinistis. PAS selalu menyatakan dirinya sebagai pendukung yang sesungguhnya
dari prinsip-prinsip Melayu dan Islam. Ia menyerang UMNO karena tidak mau
memberikan dukungan penuh kepada Islam dan mengkritik berbagai kebijakan
pemerintah. PAS menyerukan berdirinya negara Islam di mana setiap orang
Melayu dapat melaksanakan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan pribadi,
masyarakat dan negara. PAS sangat jelas mengukapkan cita-citanya untuk
menerapkan Islamisasi masyarakat (dalam bidang politik, ekonomi, pendidikan
dan sosial).52
Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa menurut aliran pertama
Rasulullah SAW tidak hanya sebatas seorang Nabi atau Rasul biasa seperti halnya
rasul-rasul sebelumnya, akan tetapi Rasulullah SAW juga seorang negarawan
yang telah berhasil dan mencontohkan kepada umatnya mengenai pemerintahan
atau Negara yaitu Negara Madinah. Negara Madinah merupakan sebuah wujud
kegiatan politik Nabi Muhammad SAW di samping untuk memudahkan Nabi
SAW untuk menyebarkan ajaran Islam, salah satu tujuan lainnya adalah untuk
melindungi dan mensejahterakan masyarakat Muslim.
Di dalam sejarah kehidupan politik manusia, Islam telah menyumbangkan
sesuatu yang sangat besar yang tidak ternilai harganya, yaitu suatu “model
negara” yang tidak ada contohnya baik sebelum maupun sesudahnya. Negara
52
Khamami Zada dan Arief R. Arofah, Diskursus Politik Islam, h. 125
model itu dinamakan “Negara Islam” (Daulah Islamiyyah).53 Negara Islam
merupakan model di dalam berbagai sifat dan berbagai bentuk negara di dunia,
adalah merupakan “modal” bagi umat Islam untuk menyumbangkan segala
kepandaian dan kesanggupan mereka dalam dunia politik. Baik secara teoritis
maupun praktis.
Mengenai wacana Negara Madinah, banyak para pakar yang memiliki
perbedaan dalam menanggapi hal tersebut. Salah satunya mengatakan bahwa
istilah negara tidak disebut di dalam al-Quran, dan Nabi Muhammad SAW tidak
memberikan contoh yang konkrit tentang keberadaan sebuah negara yang harus
ditegakkan oleh Islam. Pendapat lain mengatakan bahwa secara tidak langsung,
Nabi Muhammad SAW telah meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat
dan bernegara di Madinah.54 Karena kehidupan Nabi Muhammad SAW di
Madinah telah memenuhi syarat sebuah negara, yaitu adanya rakyat, wilayah,
serta konstitusi.
Meskipun kedudukan Nabi SAW sebagai pemimpin negara bukan
merupakan bagian “tugas” dari kenabiannya, namun kedudukan tersebut dapat
dianggap sebagai salah satu sarana untuk melaksanakan tugas kenabiannya.
Karena keberadaan negara merupakan salah satu unsur pokok untuk dapat
53 Ahmad Zainal Abidin, konsepsi Politik dan Ideologi Islam, h. 71 54 Ahmad Sukardja, piagam Madinah dan Undang-Undang Dasar 1945, (Jakarta: UI
Press, 2000), h. 90
merialisasikan ajaran Islam dalam kehidupan peribadi maupun kehidupan
bermasyarakat.
Aktivitas-aktivitas Nabi Muhammad SAW di Madinah tidak hanya
sebatas menjalankan tugasnya sebagai Nabi dan Rasul, yaitu untuk menerima dan
menyampaikan wahyu yang diterimanya dari Allah SWT dan untuk disampaikan
kepada manusia. Namun lebih dari itu. Nabi Muhammad SAW juga telah
memberikan contoh teladan di dalam aktivitas keduniawian. Yaitu dengan jalan
membangun kebutuhan material dan spiritual masyarakat yang terdiri dari
beberapa etnis, penganut agama dan keyakinan yang berbeda-beda di bawah
kepemimpinannya. Berdasarkan analisa di atas maka dapat diyakini bahwa Nabi
SAW merupakan pemimpin yang sukses dalam menerapkan prinsip kese-
imbangan antara kemaslahatan dunia dan kemaslahatan akhirat bagi umatnya.55
Di dalam menjalankan aktivitas bernegara. Nabi Muhammad SAW telah
dapat menerapkan prinsip musyawarah, prinsip kebebasan berpendapat, prinsip
persamaan bagi semua lapisan sosial, prinsip keadilah, kesejahteraan sosial,
prinsip persatuan dan persaudaraan, prinsip amar ma’ruf dan nahi mungkar,
prinsip ketaqwaan, prinsip menghormati orang lain dan prinsip-prinsip dasar
kehidupan bernegara lainnya.
Meskipun terdapat perbedaan mengenai wacana negara Madinah, namun
pada akhirnya sejarah pulalah yang dapat membuktikan bahwa setelah wafatnya
55 Akram Diya Al-Umari, Masyarakat Madinah Pada Masa Rasulullah SAW, (Jakarta:
Media Dakwah, 1994), h. 61-64
Nabi Muhammad SAW, para sahabat yang menjadi pemimpin Islam banyak yang
mengembangkan konsep bernegara ajaran Nabi Muhammad SAW. Dan ini
merupakan karakteristik terdiri dari Islam, yang mampu bersanding dengan
berbagai peradaban dan kebudayaan.
C. Kebijakan Politik dalam Islam
Kebijakan politik adalah sistem konsep resmi yang menjadi landasan
perilaku politik negara.56 Kebijakan politik juga ada kaitannya dengan sebuah
sistem yang saling kait mengkait antara beberapa bagian, sampai bagian yang
terkecil, bila suatu atau sub bagian tergangu maka bagian lain juga ikut merasa
keterganguan. Jadi kebijakan politik tidak terlepas dari suatu sistem kesatuan
yang kuat mengkait satu sama lain, bagian atau anak cabang dari suatu sistem
tersebut, menjadi induk dari rangkaian selanjutnya. Begitulah selanjutnya sampai
pada bagian terkecil, sehingga rusaknya salah satu bagian tersebut akan meng-
gangu kestabilan sistem itu sendiri secara keseluruhan. Pemerintah Indonesia
adalah suatu contoh sistem, sedangkan cabangnya adalah sistem kebijakan politik
daerah, kemudian seterusnya sampai pemerintahan kelurahan dan desa.57
Dalam politik Islam, pokok-pokok yang menjadi prinsip penting dalam
kebijakan bernegara adalah pemimpin dan pemerintah yang menjamin
56 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1995), h. 131 57 Inu Kencana Syafile dan Azhari, Sistem Politik Indonesia, (Bandung: Refika Aditama,
2005), h. 4
dilaksanakan hukum Allah SWT yang adil dan sesuai dengan fitrah manusia,
yaitu adanya beberapa perkara yang menjadi prinsip dasar negara Islam. Perkara
tersebut diantaranya, hanya hukum Allah SWT yang ditegakkan, syura, keadilan,
kebenaran (al-haq), kebebasan dan persamaan.58
Menurut Abdul Hadi Awang, politik Islam tidak menyentuh hal prinsip
dan hukum-hukum yang qath’i. Politik Islam melibatkan cara pelaksanaan hukum
supaya lebih cermat, bijaksana dan adil, serta menhadapi hal-hal baru yang
muncul dalam masyarakat. Ia memerlukan penterjemahan pelaksanaan hukum
Allah SWT yang memberi kebahgiaan di dunia dan akhirat. Di antara contohnya
tidak menjatuhkan hukuman hudud kepada pencuri dikarenakan keadaan
ekonomi, apabila diberi upah tidak sesuai, negara dalam keadaan menghadapi
ancaman musuh, ditukar kepada hukuman ta’azir melalui ijtihad.59
Sebuah negara harus memiliki pemimpin yang bertanggung jawab
terhadap negaranya. Imam al-Mawardi menyebutkan bahwa ada sepuluh
kewajiban pemimpin terhadap Negara antara lain:
1. Melindungi keutuhan agama sesuai dengan prinsip-prinsip-Nya yang
establish, dan ijma’ generasi salaf. Jika muncul pembuat bid’ah atau orang
sesat yang membuat syubhat tentang agama, ia harus menjelaskan hujjah
kepadanya, menerangkan yang benar kepadanya dan menindaknya sesuai
58 Abdul Hadi Awang, Sistem Pemerintahan Negara Islam. h. 78 59 Ibid, h. 52
dengan hukum yang berlaku, agar agama tetap terlindungi dari segala
penyimpangan dan ummat terlindung dari usaha penyesatan.
2. Menerapkan hukum kepada dua pihak yang berperkara, dan menghentikan
permusuhan di antara dua pihak yang berselisih, agar keadilan menyebar
secara merata, kemudian orang-orang tiranik tidak sewenang-wenang, dan
orang teraniaya tidak merasa lemah.
3. Melindungi wilayah negara dan tempat-tempat suci, agar manusia bebas
bekerja, dan berpergian kemanapun dengan aman dari ganguan terhadap jiwa
dan harta.
4. Menegakkan supremasi hukum (hudud) untuk melindungi larangan-larangan
Allah SWT dari upaya pelanggaran terhadapnya, dan melindungi hak-hak
hamba-Nya dari upaya pelanggaran dan perusakan terhadapnya.
5. Melindungi daerah-daerah perbatasan dengan benteng yang kokoh, dan
kekuatan tangguh hingga musuh tidak mampu mendapatkan celah untuk
menerobos masuk guna merusak kehormatan, atau menumpahkan darah orang
muslim, atau orang yang berdamai dengan orang muslim (ahlu dzimmahi).
6. Memerangi orang yang menentang Islam setelah sebelumnya ia didakwahi
hingga masuk Islam, atau masuk dalam perlindungan kaum muslimin (ahlu
dzimmah), agar hak Allah SWT terealisir yaitu kemenangan-Nya atas seluruh
agama.
7. Mangambil fai (harta yang didapatkan kaum muslimin tanpa pertempuran)
dan sedekah sesuai dengan yang diwajibkan Syari’at secara tekstual atau
ijtihad tanpa rasa takut dan paksa.
8. Menentukan gaji, dan apa saja yang diperlukan dalam Baitul Mal (kas negara)
tanpa berlebih-lebihan, kemudian mengeluarkannya tepat pada waktunya;
tidak mempercepat atau menunda pengeluarannya.
9. Mengangkat orang-orang terlatih untuk menjalankan tugas-tugas, dan orang-
orang yang jujur untuk mengurusi masalah keuangan, agar tugas-tugas ini
dikerjakan oleh orang-orang yang ahli, dan keuangan dipegang oleh orang-
orang yang jujur.
10. Terjun langsung dalam segala persoalan, dan menginspeksi keadaan, agar ia
sendiri yang memimpin ummat dan melindungi agama, tugas-tugas tersebut,
tidak boleh ia delegasikan kepada orang lain dengan alasan sibuk istirahat atau
ibadah. Jika tugas-tugas tersebut ia limpahkan kepada orang lain, sungguh ia
berkhianat kepada ummat, dan menipu penasihat.60 Allah SWT berfirman
dalam al-Qur’an:
�2��3-�� 4'56 �7-�� ��&�8 9:⌧��5��, <5= >?�*@A $�B �
�=C�D FF9� GHI:��J5D KL�� MN57OP�Q �R���S��
�74�(T�� U� GV�5W�/ XY Z)26: 38/ص(
Artinya: “Hai Daud, sesungguh Kami menjadikan kamu sebagai khalifah
(pemimpin) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di
antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa
60 Abî al-Hasan 'Alî bin Muhammad bin Habîb al-Basrî al-Bagdâdî al-Mâwardî, (al-
Ahkâm al-Sulthâniyah, T.tp: Dâr al-Fikr, 1960), cet. I, h. 15
nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah SWT”.
(Q.S: Shaad/38: 26)
Pada ayat di atas, Allah SWT tidak hanya memerintahkan pelimpahan
tugas, namun lebih dari itu Dia memerintahkan penanganan langsung. Ia tidak
mempunyai alasan untuk mengikuti hawa nafsu. Jika hal itu ia lakukan, maka ia
masuk katagori orang tersesat. Inilah kendati pelimpahan tugas dibenarkan
berdasarkan hukum agama dan tugas pemimpin, ia termasuk hak politik setiap
pemimpin.61
Dapat disimpulkan bahwa, politik Islam (siyasah syar’iyyah) sebagai
kebijakan penguasa atau pemerintah dalam menjaga ketertiban masyarakat, baik
di tetapkan atau tidak ditetapkan oleh syari’ah, merupakan suatu yang sah secara
sejarah dan sesuai dengan tujuan syari’ah. Kebijakan tersebut diakui dalam semua
sistem pemerintahan modern. Permasalahannya adalah bahwa kebijakan tersebut
harus ditetapkan berdasarkan undang-undang dan berjalan sesuai dengan
konstitusi negara. Hal itu untuk mencegah kerusakan yang lain dari sikap
penguasa atau pemerintah yang mengeluarkan kebijakan atas pertimbangan
sendiri tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat yang sesungguhnya.
Kerusakan tersebut dalam bahasa sekarang adalah dalam bentuk dictatorship,
korupsi, kolusi dan nepotisme.62
61 Ibid. 62 Rifyal Ka’bah, Politik dan Hukum dalam al-Quran, cet, I, (Jakarta: Khairul Bayaan,
Sumber Pemikiran Islam, 2005), h. 114
Kebijakan yang pernah diambil oleh pemerintah Islam di zaman klasik
dapat dicontoh untuk praktik pemerintahan pada zaman sekarang, selama
kebijakan itu sesuai dengan kebutuhan zaman sekarang, tidak bertentangan
dengan syari’ah secara keseluruhan, dan merupakan upaya untuk menegakkan
syri’ah itu sendiri di zaman sekarang. Politik Islam adalah bagian dari
konstitusionalisme Islam yang diatur oleh undang-undang dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Ia adalah bagian dari sistem pemerintahan
Islam yang memegang amanah khalifah Allah SWT di bumi dalam rangka
menjalankan syari’ah, menegakkan keadilan, menghapus kezaliman, dan
menjadikan masyarakat tertib, aman, adil, dan makmur.
Kebijakan politik yang dapat diambil atau dibuat oleh pemimpin Negara
dalam melaksanakan tugas kepemerintahannya dapat meliputi berbagai bidang,
seperti dalam bidang ekonomi, pendidikan sosial dan budaya. Politik ekonomi
bertujuan untuk mengatur dan menyelesaikan berbagai permasalahan hidup
manusia dalam bidang ekonomi. Politik ekonomi Islam adalah penerapan
berbagai kebijakan yang dilaksanakan oleh negara (khalifah Islamiyah) untuk
menjamin tercapainya pemenuhan semua kebutuhan pokok (primer) setiap
individu masyarakat secara keseluruhan, disertai jaminan yang memungkinkan
setiap individu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan (sekunder dan tersier)
sesuai dengan kemampuan mereka.63 Politik ekonomi Islam lebih menekankan
63 M. Shalahuddin, Asas-asas Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2007), h.
285
pada pemenuhan kebutuhan masyarakat secara individual, bukan secara kolektif.
Maka dari itu, politik ekonomi Islam bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan
taraf kehidupan sebuah negara semata, tetapi juga menjamin setiap orang untuk
menikmati peningkatan taraf hidup tersebut.
Sistem ekonomi Islam berupaya menjamin tercapainya pemenuhan
seluruh kebutuhan pokok (primer) setiap warga negara (baik Muslim mau pun
non-Muslim) secara menyeluruh. Barang-barang berupa pangan (makanan
pokok), sandang (pakaian) dan papan (perumahan) adalah kebutuhan pokok
(primer) manusia yang harus dipenuhi. Tidak seorang pun yang dapat melepaskan
diri dari kebutuhan tersebut. Keamanan, kesehatan dan pendidikan juga
merupakan tiga kebutuhan penting dan harus dihadapi oleh manusia dalam
hidupnya.64
Menyangkut keamanan, tidak mungkin setiap orang dapat menjalankan
seluruh aktivitisnya terutama aktivitas yang wajib seperti ibadat wajib, bekerja,
bermuamalat secara islami, termasuk menjalankan aktivitas pemerintahan sesuai
dengan ketentuan Islam tanpa adanya keamanan yang menjamin pelaksanaannya.
Jadi, jelas harus ada jaminan keamanan bagi setiap warga negara. Kemudian
dalam hal kesehatan, tidak mungkin setiap manusia dapat menjalani berbagai
aktivitas sehari-harian tanpa adanya kesehatan yang cukup untuk
melaksanakannya. Artinya, kesehatan juga termasuk kebutuhan pokok yang harus
dipenuhi setiap manusia.
64 Ibid, h. 286
Demikian juga dengan pendidikan. Tidak mungkin manusia mampu
mencapai kesejahteraan dan kebahgiaan di dunia, apalagi di akhirat, kecuali dia
memiliki ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk mencapainya. Ilmu
pengetahuan diperoleh melalui pendidikan.65
Pendidikan dan politik adalah dua elemen penting dalam sistem sosial
politik di setiap Negara, baik Negara maju maupun Negara berkembang. Kedua-
nya sering dilihat sebagai bagian-bagian yang terpisah, yang satu sama lain tidak
memiliki hubungan apa-apa. Padahal, keduanya bahu-membahu dalam proses
pembentukan karakteristik masyarakat di suatu negara. Lebih dari itu, keduanya
satu sama lain saling menunjang dan saling mengisi. Lembaga-lembaga dan
proses pendidikan berperan penting dalam membentuk perilaku politik
masyarakat di negara tersebut. Begitu juga sebaliknya, lembaga-lembaga dan
proses politik di suatu negara membawa dampak besar kepada karakteristik
pendidikan di negara tersebut. Ada hubungan erat dan dinamis antara pendidikan
dan politik di setiap negara. Hubungan tersebut adalah realitas empiris yang telah
terjadi sejak awal perkembangan peradaban manusia dan menjadi perhatian para
ilmuan.66
65 Ibid, h. 287 66 M. Sirozi, Politik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 1
BAB III
RIWAYAT HIDUP DAN KARIR POLITIK
NIK ABDUL AZIZ NIK MAT DI NEGARA BAGIAN KELANTAN
Malaysia merupakan suatu negara yang luas wilayahnya sekitar 336.700 KM²
terdiri dari semenanjung Malaysia, Sabah dan Serawak yang dipisahkan oleh laut
Cina Selatan yang luasnya 1.036 KM². Semenanjung Malaysia meliputi wilayah
seluas 134.680 KM², berbatasan dengan negara Thailand di Utara dan Singapura di
Selatan. Sementara Sabah dan Serawak luasnya sekitar 202.020 KM² yang berbatasan
dengan wilayah Kalimantan (Indonesia).67
Negara Malaysia terbagi menjadi 14 Negara Bagian yaitu: Wilayah
Persekutuan (Kuala Lumpur), Melaka, Negeri sembilan, Selangor, Perak, Pulau
pinang, Kedah, Perlis, kelantan, Terengganu, Pahang, Johor, Sabah dan Serawak.
Semenanjung Malaysia terbagi kepada dua wilayah yaitu Pantai Barat yang terdiri
dari negeri Johor, Kedah, Melaka, Negeri Sembilan, Perak, Perlis, Pulau Pinang dan
Selangor, dan Pantai Timur yang terdiri dari negeri Kelantan, Pahang dan
Terengganu.68
Letak Malaysia hampir berada di garis Khatulistiwa antara 1˚dan 7˚ Lintang
Utara serta 100˚ dan 119˚ Bujur Timur. Iklim Malaysia dipengaruhi oleh laut dan
67 Abdullah Jusuh, Pengenalan Tamadun Islam di Malaysia, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa
dan Pustaka, 1990), h. xi
68 Perangkaan Penting Malaysia, (Kuala Lumpur: Jabatan Menteri Perangkaan Malaysia, 1972), h. 5
perubahan sistem angin yang bertiup dari Lautan Hindi dan Laut Cina Selatan.
Biasanya iklim ini terbagi menjadi dua musim yaitu musim monsun barat-daya dan
monsun timur-laut. Suhu sehari-hari di seluruh Malaysia rata-rata antara 70F sampai
90F. Kelembapannya dapat dikatakan tinggi.69
A. Keadaan Geografis Negara Bagian Kelantan
Kelantan Darul Naim atau lazim disebut dengan Kelantan merupakan
sebuah negara bagian di antara 14 buah negara bagian lainnya di Malaysia yang
kaya dengan hasil bumi. Luas wilayahnya kurang lebih 14,922 KM², terletak di
Timur Laut Semenanjung Malaysia, berhadapan dengan Laut China Selatan dan
berbatasan dengan Thailand. Kelantan merupakan sebuah negara bagian agraria
(pertanian) yang mempunyai banyak lahan tanaman padi dan perkampungan
nelayan.
Negara bagian ini terdiri dari 10 jajahan (kabupaten) yaitu, Kota Bharu,
Pasir Mas, Tumpat, Pasir Puteh, Bachok, Kuala Krai, Machang, Tanah Merah,
Jeli dan Gua Musang. Bandar utama di Kelantan termasuk Kota Bharu (ibu
negeri), Pasir Puteh, Pasir Mas, Kuala Krai, Jeli, Rantau Panjang dan Pangkalan
Chepa.70 Pada kabupaten inilah terdapat daerah-daerah atau kampung-kampung
sebagai unit terkecil dari sebuah provinsi atau negeri.
69 Abdullah Jusuh, Pengenalan Tamadun Islam di Malaysia, Ibid, h. xii
70 http://ms.wikipedia.org/wiki/Geografi_Kelantan, diakses pada tanggal 10 Januari 2009
pukul 15.00 WIB
Negeri Kelantan menikmati iklim tropis yang baik, di mana hampir setiap
tahun hujan turun dengan berselang-seling berdasarkan bulan-bulan tertentu pada
setiap tahun. Biasanya hujan yang lebat akan berlangsung selama beberapa hari
atau beberapa bulan yaitu pada bulan November, Desember dan Januari. Suhu
setiap hari di perkirakan dari 21° C hingga 32° C.71
B. Keadaan Sosial, Ekonomi dan Politik
Berdasarkan sensus tahun 2005, jumlah penduduk Kelantan berjumlah
1.373.173 jiwa, yang terdiri dari Gua Musang (80.167), Kuala Krai (97.836), Jeli
(38.185), Tanah Merah (108.228), Pasir Mas (172.692), Machang (82.653), Pasir
Puteh (111.001), Kota Bharu (425.294), Bachok (116.128), Tumpat (140.989).
Bangsa Melayu merupakan penduduk mayoritas di Kelantan (95%), sementara
sebagian yang lain terdiri dari keturunan China (3,8%), keturunan India (0,3%),
dan lain-lain (0,9%). Komposisi penganut agama di Kelantan adalah Islam
(95%), Buddha (4,4%), Kristen (0,2%), Hindu (0,2%), dan penganut agama
lainnya (0,2%).72
Dari segi budaya, masyarakat Kelantan kuat berpegang teguh kepada
agama, mempunyai sikap lemah lembut, ramah, suka menolong, giat bekerja,
tegas dan kuat. Sehingga, masyarakat Kelantan dikenali sebagai rakyat yang suka
71 http://www.kelantan.gov.my/index.php?q=ringkas diakses pada tanggal 12 Januari 2009
pukul 20.00 WIB
72 http://history.melayuonline.com/?a=SnV1L29QTS9VenVwRnRCb20%3D=&l=kesultanan-kelantan diakses pada tanggal 8 Januari 2009 pukul 15.00 WIB
berniaga dan berdikari.73 Sedangkan perekonomian Kelantan bergantung pada
hasil pertanian padi, karet dan tembakau. Kegiatan menangkap ikan (nelayan) di
persisir pantai sepanjang 96 KM merupakan aktivitas ekonomi yang penting.
Industri-industri kecil yang masih menggunakan keterampilan tradisional dalam
menghasilkan kerajinan tangan seperti batik, ukiran kayu dan tenunan songket
juga agak meluas. Selain itu, kegiatan industri kayu juga masih aktif karena hutan
di Kelantan masih luas. Beberapa tahun kebelakangan ini, jumlah wisatawan
(pariwisata) meningkat, terutamanya ke pantai-pantai yang terkenal yang
memiliki keindahan panorama alam antara lain seperti Pantai Cahaya Bulan,
Pantai Irama, Pantai Bisikan Bayu dan Pantai Seri Tujuh, juga Pasar Besar Siti
Khadijah di pusat bandar Kota Bharu masih merupakan yang paling menarik.
Kebanyakan pedagang di sini adalah wanita dengan suasana perniagaan bagus.74
Sejarah politik Kesultanan Kelantan dikenal memiliki hubungan yang baik
dengan Kesultanan Patani, karena secara geografis, letak kedua kesultanan ini
sangat berdekatan. Kelantan memiliki kebudayaan yang unik dan menarik yang
merupakan bentuk asimilasi antara budaya Melayu, Islam, dan Siam. Di antara
sebagian kebudayaan tersebut adalah berupa permainan rakyat, seperti Dikir
Barat, Wayang Kulit, Main Puteri, Mak Yong, dan sebagainya. Mak Yong
dipengaruhi budaya Siam, Dikir Barat memiliki unsur-unsur keislaman, dan Main
73 Harun Taib, Model Kerajaan Islam Membangun Bersama Islam, (Kuala Lumpur: Dewan
Ulama’ PAS Pusat, 2000), cet. I, h. 55
74 http://ms.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Kelantan, diakses pada tanggal 12 Januari 2009 pukul 20.00 WIB
Puteri berasal dari budaya Hindu-Siam. Di samping itu, Kelantan mempunyai
makanan tradisional yang khas dan berbeda dari negeri-negeri Melayu lainnya,
seperti makanan Budu, dodol dan nasi kerabu.75
Di lihat dari sejarah Kelantan, berikut ini adalah daftar silsilah sultan-
sultan yang pernah berkuasa di Kesultanan Kelantan:
Raja Ku Umar (1411-1418 M), Sultan Iskandar (1418-1465 M), Sultan
Mansur Syah (1465-1526 M), Sultan Gombak (1526-1584 M), Sultan Ahmad
(1584-1588 M), Sultan Hussin (1588-1610 M), Cik Wan Kembang (1610-1663
M), Raja Loyor (1649-1675 M), Raja Umar (1675-1719 M), Long Besar atau
Long Bahar (1719-1733 M), Long Sulaiman (1733-1756 M), Long Pendak (1756-
1758 M), Long Muhammad (1758-1762 M), Long Gaffar (1762-1775 M), Long
Yunus (1775-1794 M), Sultan Muhammad (1794-1839 M), Sultan Muhammad II
atau Sultan Mulut Merah (1839-1886 M), Sultan Muhammad III (1886-1900 M),
Sultan Muhammad IV atau Long Senik bin Long Kundur (1900-1920 M), Sultan
Ismail (1920-1944 M), Sultan Ibrahim (1944-1960 M), Sultan Yahya Petra (1960-
1979 M), Sultan Ismail Petra (1979 M-sekarang)76
Pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah (1465-1526 M), Kelantan
mencapai masa kejayaannya. Ketika itu, Kelantan dikenal dengan hasil
perekonomiannya. Nama Kelantan rupanya terdengar hingga ke Melaka (yang
ketika itu dipimpin oleh Sultan Mahmud Syah). Pada tahun 1477 M, Sultan
75 http://history.melayuonline.com/?a=SnV1L29QTS9VenVwRnRCb20%3D=&l=kesultanan-
kelantan, ibid.
76
Ibid.
Mahmud Syah memerintah bala tentaranya untuk menyerang Kelantan. Sultan
Mansur Syah mempunyai tiga orang anak, yaitu Raja Gombak, Unang Kening,
dan Cubak. Sultan Mahmud Syah pada perkembangan selanjutnya ternyata justru
menikahi putri Sultan Mansur Syah, Unang Kening. Sultan Mahmud Syah dan
Unang Kening dikaruniai tiga orang anak, yaitu Raja Mah (putri), Raja Muzaffar
(putra), dan Raja Dewi (putri). Raja Muzaffar yang lahir pada tahun 1505 M
kemudian diketahui menjadi Sultan Perak I dengan gelar Sultan Muzaffar Syah
(1528-1540 M). Setelah Sultan Mansur Syah mangkat pada tahun 1526 M, Raja
Gombak menggantikan posisi ayahnya sebagai Sultan Kelantan ke-IV dengan
gelar Sultan Gombak (1526-1584 M).77
Kedatangan Islam di Negeri Kelantan diperkirakan sebelum tahun 577
H/1181 M, karena dalam tahun tersebut ternyata sudah ada kerajaan Islam
sebagaimana terbukti pada uang Dinar yang dijumpai di bekas peninggalan Kota
Istana Kubang Labu pada tahun 1914 M.78 Ibnu Batuta telah singgah di “Kilu
Kerai” dalam pelayaranya dari India ke China. Menurutnya, dia pernah menemui
Raja perempuan yang beragama Islam memerintah Kelantan bernama Urduja.79
Pada tahun 1411 M, Kelantan diperintah oleh Maharaja Ku Umar (Engku Umar)
dan pada tahun 1421 M Cheng Ho pernah tiba di Kelantan untuk membuat
77 Ibid.
78 Muhammad Hussein Khal’i Haji Awang, Kelantan dari Zaman ke Zaman, (Kota Bharu:
Percetakan Sharikat Dian Berhad, 1970), h. 7 79 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam di Malaysi: Masalah
dan penyelesaiannya, (Kuala Terengganu: Pustaka Damai, 1986), cet. I, h. 6
persahabatan antara Kelantan dengan negara China. Kelantan menjadi sebuah
kerajaan yang kuat dan terkenal pada masa pemerintahan Sultan Mansor Shah
sekitar pada tahun 1506 M. Pada masa pemerintahannya kerajaan Islam Melaka
menaklukkan Kelantan dan menjadikan Kelantan sebagai jajahannya.80
Ketika Kelantan diperintah oleh Cik Siti Wan Kembang dalam tahun 1610
M yang tinggal di Gunung Cinta Wangsa, Hulu Kelantan, banyak pendagang
yang datang, terutama pendagang muslim untuk berdagang dan menyebarkan
agama Islam di Kelantan.81 Kedatangan Islam ke Kelantan terkait dengan
pertemuan kelompok-kelompok Islam di Champa (Kemboja) pada pertengahan
abad 10 M. Ahli sejarah berpendapat, bahwa hubungan antara kerajaan Islam
Champa dengan Kelantan telah ada sejak lama sehingga pengaruh kebudayaan
negeri itu telah merayap masuk ke Kelantan. Ini berarti apabila Islam diterima di
Champa, maka kemungkinan mempengaruhi juga penduduk negeri Kelantan.82
Pondok (pesantren) merupakan institusi pendidikan yang berpotensi dan
mempunyai pengaruh yang besar di kalangan masyarakat Melayu. Sistem
pengajian tradisional ini mulai ada sejak abad ke-18 M sehingga ke abad ke-20
M. Setelah perjanjian Bangkok (Thailand) antara Siam dan Inggris yang
berlangsung pada bulan Juli tahun 1909 M pengajian pondok berkembang pesat di
Kelantan dan negara bagian lainnya seperti Terengganu, Kedah dan Perlis. Di
80 W. G. Shellabear, Sejarah Melayu, (Kuala Lumpur: Oxford University Press, 1967), h. 198 81 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam di Malaysi: Masalah
dan penyelesaiannya, h. 6
82 Ibid.
utara Semenangjung Malaysia sistem pengajian pondok pada abad ke-19M begitu
populer. Kelantan merupakan negeri yang terkenal dengan pengajian pondok
sehinggakan Negeri Cik Siti Wan Kembang (Kelantan) dijuluki Serambi Mekkah.
Pada tahun 1840 M sebuah pondok didirikan oleh Tuan Guru Haji Abdul
Samad Bin Abdullah di Condong, Kelantan. Di antara pondok-pondok yang
terkenal di sekitar Kota Bharu yaitu Pondok Kubang Pasu, Pondok Budur,
Pondok Semian, Pondok Kampung Banggol dan Pondok Tok Kenali yang
didirikan pada tahun 1908 M bertempat di kampong Paya Kubang Kerian Kota
Bharu, Kelantan. Santri-santri yang belajar di pondok-pondok ini ada yang datang
dari Kampar, Sumatera, Kemboja, Patani (Thailand) dan dari negara-negara
bagian di semenanjung Malaysia.83
Ketika Inggris berkuasa dan menerapkan undang-undangnya di negeri
Pulau Pinang, Singapura, Melaka, Perak, Selangor, Negeri Sembilan, Pahang dan
Johor, penjajah Inggris kemudian ikut campur tangan di negeri Kedah, Perlis,
Kelantan dan Terengganu melalui Perjanjian Bangkok pada 9 Julai 1909 M.84
Melalui perjanjian tersebut, Kerajaan Siam menyerahkan kekuasaannya atas
keempat negeri tersebut kepada Inggris, sementara Pattani yang dikuasai Inggris
diserahkan kepada Siam.85
83 Abdullah Jusuh, Pengenalan Tamadun Islam di Malaysia, h, 9 84 Ibid., h. 34-42 85 Awang Muhammad Kamil, The Sultan and the Constitution, terjemahan Sultan dan
Perlembagaan, oleh Ashruddin, (Selangor: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2001), h. 54
Di Kelantan, James Scott Mason dilantik sebagai Penasihat British
(Inggeris) yang pertama di Kelantan,86 usaha penjajah Inggeris melaksanakan
undang-undang Inggris dan mengesampingkan hukum Islam yang telah
dilaksanakan di negeri ini dimulai dengan Inggris membentuk Majlis Negeri
(State Council) untuk menggantikan Majlis Mesyuarat Negeri yang telah ada.
Anggotanya terdiri dari dua belas orang, termasuk Sultan, Menteri Besar,
Penasihat Inggeris, Imam Haji Wan Daud dan Haji Wan Abdullah. Majlis ini
sangat penting, karena fungsinya sebagai badan yang bertanggung-jawab
memutuskan segala dasar pemerintahan dan undang-undang yang akan
dilaksanakan. Di dalam persidangan pertama, majlis ini telah meluluskan
Undang-undang Mahkamah, pembentukan pasukan polisi dan pertukarannya serta
Undang-undang Bea Cukai.87
Tujuan Inggris membuat perjanjian dengan raja-raja Melayu adalah untuk
mendirikan sebuah pemerintahan di Tanah Melayu yang dikenal dengan Malayan
Union. Bangsa Melayu sadar bahawa Malayan Union merupakan bencana yang
dapat menghapuskan hak kekuasaan Melayu di bumi warisan ini. Maka dari itu
persatuan-persatuan bangsa Melayu yang berada di seluruh negeri bergabung
untuk membentuk suatu kesatuan yang besar untuk menentang Malayan Union.
Maka lahirlah Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu (PKMB) yang lebih
terkenal dengan nama UMNO (United Malaya Nasional Organization).
86 Hussin Hasnah dan Nordin Mardiana, Pengajian Malaysia, (Selangor: Oxford Fajar Sdn.
Bhd., 2007), h. 47 87 Muhammad Hussein Khal’i Haji Awang, Kelantan dari Zaman ke Zaman, h. 97
Oreganisasi ini dibentuk untuk menyatakan sikap penentangan bangsa Melayu
secara kolektif terhadap Malayan Union. Inilah awal mula bangsa Melayu bersatu
setelah dipecah-pecahkan oleh penjajah.88
Usaha bangsa Melayu yang tergabung dalam UMNO untuk memper-
juangkan dan mempertahankan negara berhasil menghapuskan Malayan Union
pada tanggal 21 Janusri 1948. Akhirnya Raja-raja Melayu menandatangani
perjanjian persekutuan Tanah Melayu (federation of Malaya) bertempat di King’s
House (di Inggris).89 Bangsa Melayu benci kepada Malayan Union tapi merestui
Federation. Sedangkan kedua-duanya berlandaskan dasar penjajah Inggris.
Dalam perpolitikan Melayu di Malaysia terdapat faham politik yang
berbeda di antara mereka yang berpendidikan Barat dengan berpendidikan Islam
dan Melayu. Golongan yang terdidik di Eropa memiliki faham politik demokrasi
Barat yang mempunyai konsep bahwa agama dan politik tidak boleh bercampur
artinya agama dan politik (negara) harus dipisahkan, sementara golongan ter-
pelajar dari Timur Tengah menjadikan politik sebagai bagian dari Islam, bahwa
agama dan politik adalah suatu bagian yang integral dan tidak dapat dipisahkan.
Golongan pertama didukung oleh Inggris sedangkan golongan kedua dianggap
penentang.
Perbedaan faham ini mengakibatkan adanya pertentangan dan persaingan
politik Melayu dalam UMNO sendiri, sehingga pada tahun 1951 ketika diadakan
88 Abdullah Jusuh, Pengenalan Tamadun Islam di Malaysia, h. 72 89 King’s House adalah Kakosa sekarang
persidangan Alim Ulama seluruh Tanah Melayu yang diadakan oleh UMNO,
terjadi perpecahan antara ahli-ahli UMNO sehingga lahirnya Partai Islam se-
Malaya (PAS) yaitu sebuah partai politik yang didirikan oleh orang Melayu
(kalangan agamis) untuk memperjuangkan syari’at Islam dalam pemerintahan
Malaysia. Sedangkan UMNO tetap eksis yang beranggotakan kalangan nasionalis
dan sampai sekarang menjadi partai yang berkuasa dalam pemerintahan,
sedangkan PAS dikenal sepabagi partai oposisi.90
Selain itu ada juga partai lain seperti partai yang didirikan oleh orang-
orang India di Malaysia yaitu Malayan India Congress (MIC) dan orang-orang
Cina membentuk suatu partai yang dinamakan Malayan Chinese Association
(MCA). Namun pada perkembangannya kedua partai ini bergabung dengan
UMNO yang kemudian terkenal dengan Barisan Nasional (BN). Semenjak
terjadinya perpecahan dalam UMNO, persaingan politik antara UMNO atau BN
yang nasionalis dengan PAS yang agamis masih berlangsung hingga sekarang.91
PAS merupakan partai oposisi yang ada di semua negara bagian Malaysia,
partai ini menguasai negeri Kelantan, Kedah dan Perak dalam pemilu 2008.
Sedangkan dalam pemilu tahun 1999 hanya menguasai negeri Kelantan dan
Terengganu. Pasal 3 ayat (2) Perlembagaan Malaysia menyebutkan bahwa urusan
keagamaan bagi negeri-negeri diserahkan kepada raja dan bagi negeri yang tidak
memiliki raja diserahkan kepada Yang Di-Pertuan Agung dan sesuai dengan Per-
90 Abdullah Jusuh, Pengenalan Tamadun Islam di Malaysia, h. 85 91
Ibid., h. 86
lembagaan Malaysia yang memberi kuasa kepada kerajaan negeri untuk membuat
Undang-undang Islam, maka negara bagian tersebut dapat membentuk Enakmen92
hukum Islam dan Mahkamah Syariah atau Mahkamah Qadli.93
Walaupun kewenangan tentang urusan agama diberikan kepada raja-raja
negara bagian, akan tetapi dalam hal pembentukan suatu enakmen atau peraturan
perundang-undangan daerah berada dalam kewenangan Dewan Undangan Negeri
(DUN/DPRD), artinya yang mempunyai kewenangan untuk membuat enakmen
(peraturan daerah) termasuk enakmen syariah adalah DUN akan tetapi kewena-
ngan pengesahannya berada pada tangan raja negeri. DUN adalah wakil-wakil
rakyat dalam negeri bagian yang dipilih dalam pemilu melalui partai politik,
partai politik yang menang dalam pemilu akan mendominasi jumlah anggota
DUN dan pada akhirnya akan berpengaruh dalam proses pembentukan perda.
Seperti yang terjadi di Kelantan bahwa kemenanagan PAS dalam pemilu
tahun 1990 dan berhasil menguasai DUN dan pada akhirnya berhasil pula
memformulasikan hukum Islam yaitu di antaranya dengan terbentuknya Enakmen
Undang-Undang Kanun Jenayah Syariah (II) 1993 (hukum Hudud) di Kelantan.94
Sebenarnya kewenangan yang diberikan oleh pusat kepada negeri-negeri bagian
untuk membentuk Enakman (undang-undang Islam) dibatasi oleh Undang-undang
92 Enakmen adalah Undang-undang (statute) yang dibuat oleh Dewan Undangan Negeri
(Dewan Perwakilan Rakyat Daerah/DPRD) atau Peraturan Daerah (PERDA), lihat Kamus Dewan,
Edisi IV, cet. II, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2007), h. 392 93 Mahmod Saedon, Undang-undang Pentadbiran Islam, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka, 1996), h. 251 94 Enakmen Undang-Undang Kanun Jenayah Syariah II (1993). Pelaksanaan Hukum Hudud
Di Kelantan, cet, I, (Kelantan: Telda Corporation Sdn. Bhd. 1994), h. 87
Persekutuan. Misalnya, bahwa setiap negeri bagian ketika membuat Undang-
Undang Jinayah Islam (pidana Islam) dibatasi oleh Akta Mahkamah Syariah
(Bidang Kuasa Jenayah) 1965 yang diamandemen tahun 1984, membatasi
Mahkamah Syariah untuk melaksanakan Undang-Undang Jinayah Islam
sepenuhnya. Dalam akta tersebut diatur bahwa penetapan sanksi pidana denda
tidak melebihi RM 5.000, tidak boleh lebih dari tiga tahun hukuman penjara dan
dera tidak lebih dari 6 kali.95
Dari uraian di atas, terlihat jelas bahwa sejak hukum Islam dikesamping-
kan oleh penjajah Inggris, upaya-upaya untuk mengembalikan hukum Islam
sebagai hukum negeri sebagaimana yang telah diterapkan sebelum kolonial
datang terus berlanjut hingga saat ini. Ini menunjukkan bahwa adanya kesadaran
politik sebagian umat Islam di Malaysia untuk menjadikan hukum Islam sebagai
hukum positif (negara) baik itu hukum perdata maupun pidananya.
C. Riwayat Hidup, Pendidikan dan Karir Politik Nik Abdul Aziz Nik Mat
Pentingnya sebuah negara dalam melaksanakan syariat Islam karena
ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, di zaman modern ini
banyak sekali teori-teori tentang politik, di antaranya hangat di perdebatkan yaitu
politik Islam dan politik Barat karya tokoh-tokoh klasik dan kontemporer. Penting
bagi sebuah Negara untuk mengimplementasikan teori-teori yang telah dijelaskan.
95 Lembaga Penyelidikan Undang-Undang, Undang-undang Syariah Wilayah-Wilayah
Persekutuan, (Selangor: International Law Book Services, t.th.), h. 5-28
Hal ini juga berlaku di Negara Jiran Malaysia, adalah seorang tokoh Ulama’ Nik
Abdul Aziz Nik Mat.
Nik Abdul Aziz dilahirkan dalam sebuah keluarga yang sangat kuat
berpegang kepada ajaran Islam di Kampung Pulau Melaka, Kota Bharu, Kelantan
pada tahun 1931.96 Orang tuanya, Haji Nik Mat bin Raja Banjar bin Raja
Abdullah bin Raja Mamat merupakan keturunan Raja Jembal hasil perkawinan
dengan Hajah Aminah Majid isteri pertamanya. Nik Abdul Aziz Nik Mat
merupakan Mursyidul Am PAS dan Menteri Besar Negara Bagian Kelantan.97 Dia
merupakan anak ke-2 dari 18 orang saudara.
Ayahnya Haji Nik Mat merupakan salah seorang Ulama’ terkenal dengan
panggilan Tuan Guru Nik Mat Alim disebabkan dia arif dalam ilmu-ilmu agama.
Dia terkenal di Kelantan dalam mengendalikan institusi pengajian pondok
(pesantren) di Kampung Kedai Lalat98 dan memiliki sifat-sifat istimewa yang
sukar dicari pada masa itu. Sejak masih kecil lagi ayahnya meninggalkan tempat
kelahirannya untuk berguru dengan beberapa Ulama’. Salah seorang gurunya
Tok Kenali99 yang begitu terkenal di Malaysia pada awal tahun 90-an. Nik Abdul
96 http://tuangurunikabdulaziz.blogspot.com/ diakses pada tanggal 28 Desember 2008, pukul
13.45 WIB. 97 Istilah Menteri Besar di Indonesia dikenal dengan istilah Gubernur yaitu pemimpin yang
membawahi sebuah provinsi (Negara bagian). 98 http://forum.ekpkm.com/viewtopic.php?f=95&t=994&p=5462/ diakses pada pada tanggal
28 Desember 2008, pukul 13.45 WIB. 99 Tok Kenali yaitu Haji Muhd Yusuf Bin Muhamad yang lahir di Kampong Kenali pada
tahun 1868 M/1285 H. beliau mendapat pendidikan awal di Fatani Thailand dan belajar di Makkah selama 22 tahun. Seorang anggota sidang pengarang Majalah Pengasuh. Beliau pernah menterjemah kitab al-Um karangan Imam Syafi’i. Lihat Abdullah al-Qari Mohd Salleh, Sejarah Hidup Tok Kenali, (Kota Bharu: Pustaka Aman Press, 1967), h, 65
Aziz Nik Mat dikenal sebagai tokoh ilmuan agama yang banyak memberi
sumbangan kepada masyarakat dalam perkembangan pemikiran dan isu-isu
kontemporer.
Sewaktu Nik Abdul Aziz kecil, walaupun dia dilahirkan dalam suasana
keluaga sederhana, namun dia dapat merasakan kebahagian hidup dan melalui
masa kecilnya sama seperti yang lain dalam lingkungan yang religius dan tekun
dalam kegiatan keagamaan. Pendidikan awal yang tidak formal dari ayahnya pada
waktu malam, dia diwajibkan mempelajari ilmu agama yang paling utama al-
Quran dan mendalami kitab-kitab agama yang muktabar dari Almarhum
ayahandanya serta belajar menulis dari ibunya, dia memiliki kesungguhan dan
kecerdasan yang tinggi sehingga dapat menandingi teman-teman sepengajian
termasuk juga mereka yang lebih tua darinya.
Pada saat mencapai usia enam tahun, yaitu pada tahun 1936, pendidikan
formalnya dimulai dari Sekolah Kebangsaan Kedai Lalat merupakan institusi
awal pengajian di tingkat dasar. Jika dilihat pada zaman sekolah dahulu,
diharuskan setiap pelajar memakai celana pendek, hal ini tidak disukai oleh
ayahnya. Lantaran itu, Nik Abdul Aziz memakai celana panjang sebagai uniform
sekolah dan dialah orang yang pertama memulainya.100
Nik Abdul Aziz hanya sempat mengikuti pendidikan formal sekitar tiga
bulan sahaja. Kemudian dia mengambil keputusan berhenti karena tidak sesuai
100 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat
Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, (Selangor: Sulfa Human Resoucer & Development, 1999), cet. I, h. 14
dengan jiwa dan nalurinya. Ayahnya cukup menyedari hakikat minatnya yang
cukup mendalam terhadap ilmu pengetahuan. Justeru, ayahnya berusaha
memasukkannya ke sekolah pondok (pesantren) yang didirikan oleh Kiyai Tok
Kenali di Kubang Kerian Kelantan. Setelah usia remaja 9 tahun ia dipindahkan
oleh ayahnya ke sebuah sekolah pondok Madrasah Ittifaqiyah yang didirikan oleh
Kiyai Haji Abbas Mohamad di Jertih, Besut, Negara Bagian Terengganu.101
Pada tahun 1945 dia melanjutkan pendidikan di Jamek Merbawi Al-
Ismaili, Kota Bharu, Kelantan hingga tahun 1952. Dia melanjutkan pelajaran ke
Darul Ulum di Deoban, India, mendalami ilmu Fikih, Usul Fikih, Tafsir al-
Qur'an, Hadis dan lain-lain. Ketika di India dia juga berguru kepada Syeikh al-
Hadits dan guru Tarikat yang terkemuka di India yaitu Maulana Mohamad
Ahmad Al-Madani dan mendapat ijazah. Maulana Mohamad seorang pejuang
kemerdekaan India yang pertama dan pernah di penjara ketika penjajahan
Inggeris. Pada tahun 1957 dia melanjutkan pelajaran ke Pakistan dalam bidang
Tafsir. Pada tahun 1958 melanjutkan pendidikannya di Kuliyatu al-Lughah di Al-
Azhar, Mesir dan memperoleh ijazah Sarjana (S1) pada Jurusan Pendidikan
Bahasa Arab dan sehingga mendapat ijazah S2 (M.A) pada Jurusan Kehakiman
dan Perundangan Islam selama 2 tahun. Kemudian dia mendapat diploma
pendidikan di Darul Azhar dan pulang ke tanahair Februari 1962.102
101 http://forum.ekpkm.com/viewtopic.php?f=95&t=994&p=5462/ diakses pada Tanggal 28
Desember 2008, pukul 15.54 WIB. 102 Ibid.
Nik Abdul Aziz mangakhiri masa lajangnya ketika berusia 31 tahun,
melaksanakan perkawinan dengan seorang gadis bernama Tuan Zabariah Binti
Tuan Ishak yaitu pilihan kedua orang tuanya pada bulan November 1962 dan
dikurniakan 10 orang anak, 5 lelaki dan 5 perempuan.103
Karir politik Nik Abdul Aziz Nik Mat diawali dengan keikutsertaan dalam
Partai Islam se-Malaysia (PAS) pada Tahun 1967 dan ikut bersaing dalam
Pemilihan Raya Kecil (Pemilihan Kepala Daerah) Kelantan Hilir, Pengkalan
Chepa, Kelantan. Ia bersaing dengan Tengku Noor Asiah dari Partai Perikatan.
Dalam Pemilu tersebut dia menang dan dilantik menjadi Anggota Dewan Rakyat
(DPRD) dan Ahli Parlimen PAS untuk daerah Pengkalan Chepa. Dalam hasil
pemilu dia memperoleh suara terbanyak yaitu 11.855 suara dibandingkan suara
yang diperoleh Tengku Noor Asiah sebanyak 3.259 suara. Selanjutnya ia juga
berhasil mempertahankan kursi Parlemen Kelantan Hilir selama tiga periode
berturut-turut. Dari sinilah Karir politik dia dimulai dalam kerajaan.104
Pada tahun 1986 dia berpindah untuk ikut dalam perebutan kursi Parlimen
dari wilayah Bachok dan Ahli Dewan Undangan Negeri (DUN/DPRD) Semut
Api hingga tahun 2008 dan akhirnya terpilih menjadi Ketua Oposisi di Dewan
Undangan Negeri Kelantan. Pada tahun 1971 dia dilantik menjadi Ketua Dewan
Ulama' PAS Pusat hingga 1995. Pada tahun 1978 dia dilantik sebagai Pesuruhjaya
103 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat
Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, h. 21 104 Ibid., h. 72
(Dewan Pimpinan) PAS Kelantan, kemudian dilantik menjadi Mursyidul Am
PAS menggantikan Tuan Haji Yusuf Rawa. Pada akhirnya dilantik menjadi
Menteri Besar (Gubernur) Kelantan pada Oktober tahun 1990 hingga tahun 2008.
Dari sinilah dimulai suatu era kepimpinan ulama dan peranan serta tanggung-
jawab dia bukan satu tugas yang kecil.105
BAB IV
KEBIJAKAN POLITIK ISLAM NIK ABDUL AZIZ NIK MAT:
ISLAMISASI DI NEGARA BAGIAN KELANTAN
Kerajaan Kelantan di bawah pimpinan Nik Abdul Aziz Nik Mat terus-
menerus menjadi fokus utama para pemerhati politik, intelektual serta pencinta
105 Ibid., h. 114
pergerakan Islam. Hal ini disebabkan karena negara bagian ini merupakan salah satu
negara bagian yang dikuasai oleh PAS. Sebagai partai politik yang menang dalam
pemilu di suatu negara bagian, maka PAS akan menguasai pemerintahan dan hal ini
juga akan berpengaruh pada kebijakan politik dan produk hukum yang dihasilkan.
Adalah sudah menjadi kenyataan bahwa di negara manapun setiap partai yang ber-
kuasa akan memegang peranan penting dalam pemerintahan dan perpolitikan, yang
pada akhirnya akan berpengaruh kepada produk hukum yang dihasilkannya.
Biasanya undang-undang atau produk hukum suatu negara akan mencermin-
kan sistem pemerintahan atau sistem perpolitikan yang ada, dan ini biasanya
dipengaruhi oleh partai politik yang sedang berkuasa. Untuk itulah maka ada yang
mengatakan bahwa hukum adalah produk politik yang memandang hukum sebagai
formalisasi atau kristalisasi dari kehendak-kehendak politik yang saling berinteraksi
dan saling bersaingan.106
Nik Abdul Aziz Nik Mat adalah seorang tokoh PAS yang kini menjabat
sbagai Menteri Besar (Gubernur) Kelantan. Semenjak ia berkuasa di Kelantan,
perubahan terus dilakukan selaras dengan kehendak ajaran Islam yang menjadi dasar
perjuangan PAS. Untuk melakukan perubahan tersebut ia melakukan langkah-
langkah dengan mengambil atau membuat kebijakan-kebijakan di berbagai bidang
seperti dalam bidang politik dan hukum, ekonomi, sosial budaya dan juga dalam
bidang pendidikan.
106 Mengenai penjelasan lebih lengkap tentang hukum sebagai produk politik dapat dilihat
dalam Moh. Mahfud MD., Politik Hukum di Indonesia, cet. III, (Jakarta: LP3ES, 2006), h. 7
Ada beberapa kebijakan yang diambil oleh Nik Abdul Aziz Nik Mat dalam
rangka melakukan perubahan-perubahan dengan melihat bagaimana pengaruh
pemikiran PAS dalam kebijakan tersebut sebagai partai politik yang berkuasa di
Kelantan.
F. Bidang Politik dan Hukum
Langkah pertama yang dilakukan oleh Nik Abdul Aziz Nik Mat untuk
melakukan perubahan dalam bidang politik dan hukum yaitu menyatakan bahwa
corak pemerintahan dan pentadbiran (penyelenggaraan pemerintahan) serta
undang-undang di negeri Kelantan adalah Islam.107 Sehubungan dengan itu, ia
mengingatkan kepada semua Yang Berhormat (anggota DPRD) bahwa Dewan
Undangan Negeri (DUN/DPRD) atau Parlemen bukanlah satu tempat untuk
membuat undang-undang atau peraturan baru yang belum ada. Tegasnya bahwa
sebenarnya undang-undang dan peraturan untuk manusia telah ada, yaitu yang
dibuat oleh Allah SWT sebagai Sang Pencipta. Dewan Undangan Negeri dan
Parlemen sebenarnya tidak lebih sekedar tempat memproses pemikiran ahli-ahli
Yang Berhormat (anggota DPRD), yang bertujuan untuk mencari jalan
menyediakan tata cara pelaksanaan undang-undang yang telah ada tersebut.108
107 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat
Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, (Selangor: Sulfa Human Resoucer & Development, 1999), cet. I, h. 127
108 Wawancara Pribadi dengan Setiausaha (Juru Bicara) Politik Menteri Besar Kelantan, Anual Bakhri Harun pada tanggal 8 Oktober 2008 di Kelantan.
Para ulama telah sepakat bahwa syari’at Islam adalah lengkap dan syumul,
sesuai untuk dilaksanakan di dalam semua aspek kehidupan manusia di setiap
zaman dan tempat.109 Apabila sesebuah negara itu diperintah oleh Islam, maka
asas penting pelaksanaan hukumnya juga hendaklah selaras dengan apa yang
telah diperintahkan oleh Allah SWT, yaitu yang telah mewajibkan pemerintah
melaksanakan apa saja yang diturunkan kepada mereka, dan melarang mengambil
sumber lain sebagai sumber hukum.110
U�[�� \]� ��W���^ Y�☺5D �_�R'�� `Y �7b4-��c�dc� �&H
�e�☺5�-]�� )45: 5/ا�����ة( Artinya: “Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan
Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (Q.S: al-Maidah/5: 45)
Hukum Islam merupakan warisan yang ditinggalkan oleh Nabi
Muhammad SAW. Nik Abdul Aziz juga menegaskan bahwa melaksanakan
hukum Islam itu merupakan suatu hal pokok dan penting untuk difahami. Perlu
diketahui juga bahwa tanpa adanya pemahaman dan upaya pelaksanaan hukum
Islam tersebut maka dasar-dasar pemerintahan itu tidak selaras dengan landasan
Islam.111 Untuk merealisasikan pelaksanaan hukum Islam, kerajaan Kelantan
telah merancang satu draf Undang-undang Pidana Islam yang telah disiapkan oleh
sebuah tim yang diketuai oleh Abdul Halim Abdul Rahman (Timbalan Menteri
109 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam di Malaysia: Masalah
dan penyelesaiannya, (Kuala Terengganu: Pustaka Damai, 1986), cet. I, h. 164
110 Parti Islam se-Malaysia (PAS), Negara Islam, cet. IV, (Kuala Lumpur: Partai Islam se-Malaysia (PAS) dan Nufair Street, 2004), h. 25
111 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat
Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, h. 128
Besar/Wakil Gubernur) pada waktu itu. Ia juga telah dicek dan disahkan oleh
jamaah ulama’ majlis Agama Islam serta oleh Sahibul al-Samahah Dato’ Mufti
dari hukum syara’112 yaitu Enakmen Kanun Jenayah Syariah (II) 1993 yang
kemudian disahkan pada tanggal 25 November 1993113 untuk menggantikan
hukum sekuler (common law) yang sedang berlaku.
Secara umum, kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Nik Abdul Aziz
yang berkaitan dengan upaya-upaya penerapan hukum-hukum Islam adalah
sebagai berikut:
1. Pengharaman judi yang diberlakukan sejak tanggal 1 Januari 1992;
2. Menutup klab-klab malam seperti diskotik dan lain-lain;
3. Menghapus kegiatan pelacuran (prostitusi);
4. Menggalakkan dan memberlakukan etika pakaian Islam (menutup aurat);
5. Pengaturan usaha jasa pangkas rambut (salon) dengan mengkhususkan wanita
bagi wanita dan pria bagi pria;
6. Mengatur penjualan arak, semua jenis arak tidak dibenarkan lagi dijual dan
diminum di tempat umum, termasuk di hotel-hotel, restoran-restoran ataupun
toko-toko makanan. Bagi non Muslim boleh minum di rumah-rumah
kediaman mereka ataupun di tempat-tempat yang bukan tempat umum;
112 Enakmen Undang-Undang Kanun Jenayah Syariah II (1993). Pelaksanaan Hukum Hudud
Di Kelantan, (Kelantan: Telda Corporation Sdn. Bhd. 1994), cet, I, h. 20 113 Khairil Azmin Mokhtar, Federalisme dan Pembahagian Kuasa: Penggubalan Undang-
undang Islam antara Kerajaan Pusat dan Kerajaan Negeri dalam Mahamad Arifin, et al., Pentadbiran Undang-undang Islam di Malaysia, Jilid 12, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2007), cet. I, h. 41
7. Pemisahan tempat pembayaran (kasir) di semua pusat perbelanjaan antara
laki-laki dan perempuan
8. Menutup pusat hiburan, permainan snooker (billiard) diperbolehkan dengan
waktu yang terbatas dan diawasi dengan ketat;
9. Menggalakan papan tanda (plang, iklan atau reklame) berunsur dakwah, berisi
ayat al-Quran dan doa, melarang memperagakan gambar wanita yang
bertentangan dengan Islam (harus menutup aurat);
10. Membuat peraturan tentang pariwisata yang berprinsipkan Islam, misalnya
wisatawan asing tidak bebas berpakaian tidak sopan kecuali di tempat-tempat
tertentu saja.114
G. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, ada beberapa kebijakan yang diambil semenjak
Nik Abdul Aziz menjadi Menteri Besar, yaitu pengharaman riba. Menurutnya
ekonomi tidak salah tetapi ahli ekonomi yang telah membunuh ekonomi itu
sendiri, riba telah dibiarkan secara bebas. Ia mengatakan: "Islam melarang uang
membuat uang, kita dilarang hanya diam saja sedang uang datang dengan
sendiri, itu namanya riba, sebab itulah Kelantan dalam memberikan pinjaman
kepada pegawai Kerajaan Negeri seperti untuk pembelian rumah, kenderaan dan
114 http://members.tripod.com/tadahanWahyu/baru.html diakses pada tanggal 15 Desember
2008, pukul 21.00 WIB
komputer, mereka tidak dikenakan riba dan ini sangat menyenangkan hati rakyat
negeri ini”.115
Dasar pengharaman riba tersebut adalah firman Allah SWT sebagai
berikut:
fgh�i]Y �e�&��j c�� kZ��Dlmn� KL �e�[��6�� oL56 �☺⌧� ���6�� p�i]Y
r�stW�u�@�� U-�s��vw� ,U�[ ex�☺�� Z �7��y�z ��S4'�c5D k{����i �☺4'56 N���7�� V|�[
kZ��Dlmn� � FV�r���� `Y �N���7�� ��xn�r�� kZ��Dlmn� Z
U�☺� 2 ��Yi�U :������[ U�~[ ��r5 Dx* Z*�S�@'� 2��� �[ � ��/
�2 n�[���� < �56 XY k hM�[�� ��� �7b4-��c�dc� s�-������ *F9� k
��&H :��� f���5��رة ا����ة( ,�-/275: 2(
Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya.” (Q.S: al-Baqarah/2: 275)
Berkaitan dengan pengharaman riba ini, maka Nik Abdul Aziz juga
membuat kebijakan bahwa semua rekening milik kerajaan dialihkan atau
dipindahkan kepada bank Islam yang tidak berlandaskan riba.116 Kemudian bagi
pengusaha-pengusaha asing diperbolehkan membuka usaha perekonomian
115 Wawancara Pribadi dengan Setiausaha (Juru Bicara) Politik Menteri Besar Kelantan,
Anual Bakhri Harun pada tanggal 8 Oktober 2008 di Kelantan. 116 Harun Taib, Model Kerajaan Islam Membangun Bersama Islam, (Kuala Lumpur: Dewan
Ulama’ PAS Pusat, 2000), cet. I, h. 61
misalnya dalam sektor perhotelan dan industri dengan syarat tidak melanggar
peraturan yang berlaku seperti mereka tidak boleh menyediakan tempat-tempat
perjudian, minuman beralkohol dan berbagai kegiatan maksiat.117
Ekonomi merupakan satu elemen terpenting yang menentukan jatuh
bangunnya sebuah kerajaan. Sesuai dengan kehendak Islam, beberapa perubahan
telah dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat negeri
Kelantan. Di awal kepemimpinannya, Nik Abdul Aziz dalam menyampaikan
anggaran belanja Negeri Kelantan tahun 1991 di sidang pertama Dewan
Undangan Negeri Kelantan 1990 telah menggariskan beberapa perubahan
ekonomi, di antaranya pada 1 januari 1991 kerajaan telah mengambil keputusan
tidak akan mengeluarkan atau memperbaharui segala bentuk lessen atau permit
(surat perizinan) yang berkaitan dengan bentuk perjudian.118
Pengharaman judi ini bukan hanya dilihat dari sudut ajaran agama semata.
Akan tetapi juga dipandang dari sudut ekonomi dan sosial. Kegiatan perjudian
merupakan satu pembocoran kepada aliran modal, suatu penyelewengan dalam
penggunaan sumber-sumber dan kegiatan kontrak produktif yang sia-sia. Sebelum
nasib pembeli tiket judi ini berubah, nasib pengusaha judi ini terlebih dahulu
dijamin. Kegiatan judi dapat menyebabkan seseorang akan menghabiskan
penghasilannya (uang) yang diperoleh dengan mengharapkan keuntungan berlipat
117 http://tranung2.tripod.com/b02/pas102.htm diakses pada tanggal 25 Desember 2008,
pukul 21.00 WIB
118 Harun Taib, Model Kerajaan Islam Membangun Bersama Islam, h. 60
ganda dengan melupakan anak isteri yang mungkin kelaparan di rumah.119 Nik
Abdul Aziz menyerukan kepada rakyatnya supaya menjadikan langkah peng-
haraman judi ini sebagai suatu perhatian bahwa kerajaan negeri bertekad
menjadikan rakyat yang berusaha mengubah nasib mereka sendiri dengan usaha
keras melalui kegiatan-kegiatan yang produktif dan bukannya mengharapkan
kepada nasib yang belum pasti untung ruginya.120
Selain itu, kerajaan juga telah mengambil beberapa langkah untuk
meningkatkan taraf ekonomi rakyat Kelantan. Hal ini dilakukan dengan
memprioritaskan kepada pembangunan di sektor pertanian dan peternakan secara
lebih komersial, karena kedua sektor itu menjadi mayoritas mata pencarian dan
pendapatan bagi rakyat negeri ini. Karena itulah kerajaan negeri telah membuat
peraturan baru dalam sektor tersebut terutama sekali dalam pembukaan lahan-
lahan baru secara kelompok yang akan mengutamakan golongan mustad’afin
(ekonomi lemah) yang tidak memiliki tanah.121
Program untuk mengurangi jumlah kemiskinan terus ditingkatkan dan
sasarannya meliputi ke semua daerah dalam negeri kelantan. Di Pasir Putih
contohnya, melalui Pejabat Tanah dan Jajahan Pasir Putih telah dilaksanakan
beberapa proyek untuk mengurangi jumlah kemiskinan tersebut, di antaranya
119 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat
Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, h. 131 120 Wawancara Pribadi dengan Setiausaha (Juru Bicara) Politik Menteri Besar Kelantan,
Anual Bakhri Harun pada tanggal 8 Oktober 2008 di Kelantan.
121 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, h. 132
yaitu pemanfaatan lahan-lahan tidur dan pembentukan dan pembinaan Industri
Kecil Sederhana (UKS atau UKM).122
Selain itu, kerajaan negeri juga telah menghapuskan beberapa retribusi
kenderaan bagi penduduk miskin seperti menghapuskan retribusi tukang beca
yang diberlakukan mulai januari 1991. Langkah ini menujukkan bahwa kerajaan
negeri benar-benar ingin membantu golongan lemah, walaupun tidak mampu
untuk menjalankan proyek yang besar.123
Untuk membantu keuangan negeri, kerajaan juga telah membentuk
Tabung Serambi Mekah, untuk memenuhi permintaan berbagai pihak yang benar-
benar berkeinginan untuk sama-sama menyumbang bakti dalam rangka
memajukan negeri mereka.124 Fenomena ini timbul akibat dari keinginan kerajaan
untuk menjadikan Islam sebagai asas penyelenggaraan pemerintahan. pem-
bentukkan Tabung Serambi Mekah ini adalah sesuai dengan konsep kerjasama
atau tolong menolong dan sumbangan semua pihak untuk mengedepankan
kebaikan seperti yang diajarkan oleh Islam, yaitu sikap suka berlomba-lomba
kearah kebaikan (fastabiq al-khairat) senantiasa subur di hati orang-orang
beriman.125
122 Ibid., h. 133
123 Harun Taib, Model Kerajaan Islam Membangun Bersama Islam, h. 62
124 Penggalangan dana melalui Tabung Serambi Mekah ini juga dimaksudkan untuk
membantu keuangan Negara, karena Kelantan merupakan suatu Negara bagian yang dikuasai oleh partai oposisi (PAS) sehingga perhatian dari pemerintah pusat kurang memadai.
125 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat
Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, h. 134 dapat dilihat juga pada Harun Taib, Model Kerajaan Islam Membangun Bersama Islam, h. 62
Dana yang terkumpul melalui Tabung Serambi Mekah ini juga dapat
digunakan oleh kerajaan untuk memberi bantuan dan pertolongan kepada
golongan fakir miskin, korban bencana alam serta melaksanakan aktivitas-
aktivitas kebajikan, menjalankan program dan proyek-proyek pembangunan Islam
dalam negeri untuk meningkatkan syiar Islam, selanjutnya untuk membina insan
yang bertaqwa.
Secara umum langkah-langkah (kebijakan) yang dilakukan oleh Nik
Abdul Aziz Nik Mat dalam bidang ekonomi meliputi:
1. Membedakan antara rekening halal dan haram;
2. Memindahkan rekening tabungan pegawai dari bank konvensional ke Bank
Islam atau Bank Muamalat;
3. Membentuk Tabung Serambi Mekah;
4. Menerapkan sistem gadai Islam (al-Rahn) mulai tahun 1992 dan mengalihkan
semua pajak gadai konvensional kepada sistem Islam (al-Rahn) mulai tahun
1993.
5. Menganjurkan kepada perusahaan-perusahaan termasuk perusahaan kecil
yang memperoleh keuntungan agar membayar zakat;
6. Memberikan pinjaman secara Islam kepada pegawai kerajaan; dan126
7. Mengadakan Takaful Warga Emas (Kifalah), yaitu asuransi jiwa bagi
penduduk yang telah berusia 60 tahun ke atas dengan membayar premi
126 http://members.tripod.com/tadahanWahyu/baru.html diakses pada tanggal 15 Desember
2008, pukul 21.00 WIB
sebesar RM 25 pertahun, jika ia meninggal ahli warisnya akan mendapatkan
uang klaim sebesar RM 2.500, program ini dilaksanakan sejak tahun 2007.127
H. Bidang Sosial dan Budaya
Selain hasrat untuk melaksanakan hukum hudud, corak penyelenggaraan
pemerintahan juga mengalami perubahan. Aspek sosial juga merupakan suatu
sasaran utama transfomasi Nik Abdul Aziz Nik Mat ketika memegang jabatan
sebagai Menteri Besar Kelantan (Gubernur). Sebagai usaha mewujudkan
penghasilan daya kerja yang produktif, ia telah menginstruksikan semua pegawai
kerajaan supaya bersikap amanah serta bertanggungjawab dalam menjalankan
tugas yang telah diberi mandat oleh kerajaan dan rakyat. Etika kerja menurut
Islam bukanlah semata-mata menyempurnakan tugas dan tanggungjawab itu saja.
Sebaliknya yang lebih utama yaitu keikhlasan dalam menjalankan sesuatu tugas,
karena segala pekerjaan tersebut akan diperhitungkan oleh Allah SWT di akhirat
kelak. Beban tugas yang diselesaikan dengan penuh keikhlasan, tanggungjawab
dan amanah itu akan membersihkan diri mereka dari perbuatan-perbuatan kotor
seperti rasuah (korupsi), bolos pada kerja, pilih kasih dalam pelayanan (kolusi dan
nepotisme) dan lain-lain.128
Dalam hal budaya misalnya, Nik Abdul Aziz Nik Mat menginstruksikan
supaya semua majlis-majlis pertemuan dimulai atau dibuka dengan membaca
127 http://alrijal76.multiply.com/journal/item/26/ diakses pada tanggal 2 Desember 2008,
pukul 03.00 WIB dapat dilihat juga pada lampiran (hasil wawancara) 128 Wawancara Pribadi dengan Setiausaha (Juru Bicara) Politik Menteri Besar Kelantan,
Anual Bakhri Harun pada tanggal 8 Oktober 2008 di Kelantan.
surah al-Fatihah dan ditutup dengan membaca surah al-‘Ashri dan Tasbih Kifarat
Majlis.129 Tujuan utama dilakukan adab membuka dan menutup majlis-majlis
adalah supaya semua aktivitas yang dilaksanakan itu menjadi suatu ibadah.130
Nik Abdul Aziz sentiasa meluangkan waktu untuk merapatkan diri dengan
pegawai kerajaan. Di kesempatan waktu yang ada, ia membuat pertemuan
terutama di waktu istirahat sambil memberikan nasihat dan arahan-arahan serta
kuliah-kuliah ringkas setelah menunaikan shalat dzuhur di mushalla kantor Kota
Darul Naim Kelantan. Respon yang ditunjukkan oleh para pegawai kerajaan
terhadap tindakan Nik Abdul Aziz tersebut memberikan suatu kesan positif ke
arah mewujudkan tenaga kerja yang bertanggungjawab. 131
Cita-citanya untuk menjadikan pegawai kerajaan yang bermoral dan
beretika tinggi dalam bekerja serta pembangunan spiritual tidak terhenti sampai di
situ saja. Ketika umat Islam bergembira menyambut kedatangan bulan Ramadhan,
Nik Abdul Aziz mengeluarkan surat edaran tentang pemendekan waktu kerja di
bulan Ramadhan yaitu jadual waktu kerja selama bulan puasa adalah hari Sabtu-
Rabu dimulai dari pukul 08.00-02.45 dan hari Kamis 08.00-12.45, yang dimulai
sejak tahun 1991.132 Adanya pemendekan waktu tersebut ditujukkan bahwa ia dan
kerajaan Kelantan ingin melihat rakyat Islamnya lebih merasa enak dan tidak
129 Bunyi do’a tersebut adalah: �� ا�3/4 وب��1ك أ0/� ان , إ�- إّ, أ() ا�'&%�ك وا"�ب إ��)�1��
130 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat
Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, h. 129 131 Wawancara Pribadi dengan Setiausaha (Juru Bicara) Politik Menteri Besar Kelantan,
Anual Bakhri Harun pada tanggal 8 Oktober 2008 di Kelantan. 132 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat
Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, h. 137
begitu terasa terbebani oleh tugas sepanjang bulan ramadhan. Pada bulan
Ramadhan, ia juga mengadakan satu majlis tadarus al-Quran untuk semua
pegawai kerajaan baik di ibu kota negeri maupun di daerah-daerah, dan hal ini
mendapat sambutan yang baik dari semua pegawai kerajaan. Inisiatif seperti ini
adalah supaya rakyat lebih berpeluang untuk merapatkan diri kepada Tuhan
melalui amalan sunat.133
Penekanan kepada spirit Islam bukan saja tertuju pada pegawai kerajaan
saja, rakyat Kelantan juga tidak terlepas dari hal ini. Kerajaan negeri telah
memberikan beberapa aturan kepada rakyat yang berkaitan dengan kebudayaan
dan kesenian menurut Islam. Salah satu di antara beberapa keunikan ide dan
pendekatan yang diambil oleh Nik Abdul Aziz dan sangat terkesan ialah
mengenai adanya program Ihya Ramdhan yang kini sudah menjadi buah bibir dan
kebanggaan rakyat Kelantan sendiri kerana program ini hanya terdapat di
Kelantan saja. Ihya Ramdhan yang menganjurkan program shalat Terawih di
bawah kemah atau tenda-tenda ala Arafah di musim haji dan dilaksanakan di
tengah-tengah bandar Kota Baru. Program ini mula laksanakan pada Ramadhan
1415 H (1994) yang kini sudah berusia 14 tahun dan ini merupakan ide Nik Aziz.
Dari program ini menunjukkan betapa bersungguh dan seriusnya Nik Aziz dalam
mengembangkan syiar Islam di Kelantan dan menjadikan Kelantan sebagai negeri
Serambi Makkah.134
133 Wawancara Pribadi dengan Setiausaha (Juru Bicara) Politik Menteri Besar Kelantan,
Anual Bakhri Harun pada tanggal 8 Oktober 2008 di Kelantan. 134 http://emaddaniel.wordpress.com/category/sosial/ diakses pada tanggal 28 Desember
2008, pukul 22.00 WIB
Nik Abdul Aziz menyedari realitas kehidupan tetap tidak terpisah dari
unsur-unsur kebudayaan dan tradisi, warisan tradisi inilah yang mencerminkan
identitas suatu bangsa. Namun dia tidak mau tercemar dengan unsur-unsur yang
negetif seperti pemujaan (syirik) dan perjudian. Permainan gasing contohnya,
pada awalnya merupakan suatu yang baik dan tidak bertentangan dengan
kehendak dan tuntutan Islam serta banyak memberikan pengaruh yang positif
terutama sekali di dalam merapatkan hubungan silaturrahmi antara pemain
dengan masyarakat. tetapi lama-kelamaan dalam permainan tersebut terdapat
unsur-unsur perjudian dan pemujaan. Hal seperti inilah dianggap bertentangan
dengan nilai-nilai ajaran Islam yang sebenarnya.135
Pada hakikatnya, Islam tidak mengharamkan permainan tradisi rakyat
seperti gasing, wau (layang-layang), dikir barat, wayang kulit, mak yong (hiburan
rakyat) dan sebagainya. Tetapi pengharaman ini berlaku apabila terdapat unsur-
unsur yang melampaui batas atau bertentangan dengan ajaran Islam seperti
penampilan wanita dalam acara-acara hiburan rakyat tersebut dan sebagainya.
Untuk mewujudkan masyarakat yang berbudaya sopan dan bertatusila ini
juga, kerajaan negeri Kelantan telah mengharamkan berbagai bentuk kegiatan
nyanyaian dan konser rock di negeri Kelantan. Pengharaman ini adalah karena hal
tersebut merupakan salah satu budaya yang dapat menjerumuskan para pemuda
kepada kerusakan akhlak yang dapat mengancam kehidupan mereka melalui
135 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat
Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, h. 139
maksiat, narkoba dan sebagainya.136 Begitu juga dengan penampilan nasyid
(group musik islami) perempuan, yang hanya dibolehkan bagi wanita yang
berumur di bawah 15 tahun saja. Bagi yang berusia di atas 15 tahun hanya
dibolehkan untuk ditonton oleh kaum wanita saja. Inisiatif ini diambil karena
suara perempuan yang sudah mencapai umur remaja itu dapat menimbulkan
fitnah.137
Untuk menuju ke arah Islamisasi kerajaan yang sempurna, dia juga telah
mengarahkan supaya bandar Kota Bharu serta daerah-daerah dipasang dan dihiasi
dengan sepanduk-sepanduk yang mengajak rakyat supaya mendekatkan diri
kepada Islam. hal ini dilakukan dengan memasang sepanduk yang bertemakan
keislaman, yaitu di tempat-tempat yang srategi seperti di terminal bus dan taksi,
pusat perbelanjaan dan juga di sekitar taman bunga, tempat rekreasi dan juga di
daerah pantai.138 Inisiatif Nik Abdul Aziz terhadap sosial masyarakat Kelantan
mencerminkan bahwa kerajaan negeri di bawah kepimpinan Nik Abdul Aziz Nik
Mat benar-benar ingin melahirkan insan yang bermoral dan beretika sesuai
dengan cita-cita Islam.
I. Bidang Pendidikan
136 Wawancara Pribadi dengan Setiausaha (Juru Bicara) Politik Menteri Besar Kelantan,
Anual Bakhri Harun pada tanggal 8 Oktober 2008 di Kelantan. 137 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat
Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, ibid, h. 139 138 Wawancara Pribadi dengan Setiausaha (Juru Bicara) Politik Menteri Besar Kelantan,
Anual Bakhri Harun pada tanggal 8 Oktober 2008 di Kelantan.
Keutuhan dan kestabilan politik suatu negara sangat berkaitan erat dengan
bidang pendidikan rakyatnya. Di samping satu elemen penting ke arah melahirkan
masyarakat berilmu, juga mencerminkan adanya suatu negara yang stabil.
Pendidikan bukan saja untuk mencerminkan kemajuan individu semata, tetapi
hakikat pendidikan yang benar adalah mencakup sejauh mana pengalaman dan
penggunaan ilmu tersebut oleh setiap individu. Sesuai dengan keinginan negara
Kelantan untuk melahirkan insan yang terpelajar serta beriman dan bertakwa,
kerajaan negeri telah menyediakan anggaran dana yang besar untuk mencapai
tujuan tersebut.
Dalam bidang pendidikan Islam, pada tahun 1991 kerajaan negeri
Kelantan telah menyediakan dana sebanyak RM. 15 juta untuk Yayasan Islam
Kelantan (YIK) dengan tujuan untuk membuka peluang pendidikan agama yang
lebih banyak, termasuk menambah tenaga pengajar dan membuka kelas-kelas
baru. Di samping itu, kerajaan negeri Kelantan juga memberikan dana kepada
pusat-pusat pengajian pondok (pesantren). Ini dilakukan sebagai mengenang jasa
yang telah disumbangkan oleh pusat pengajian tersebut dalam mengembangkan
agama Islam, yang juga berperan dalam menjadikan Islam tetap terpelihara
sebagai warisan dari generasi ke generasi hingga sekarang.
Kerajaan negeri memandang bahwa betapa pentingnya pendidikan Islam,
sehingga di sekolah-sekolah umum pelajaran agama Islam ditambah jam
pelajarannya. Hal ini diharapkan akan menghasilkan insan-insan yang tidak hanya
memiliki ilmu pengetahuan saja tetapi juga memiliki moral dan bertakwa
sehingga dari mereka akan lahir para ilmuwan dan cendikiawan yang mengabdi
kepada negara dan agama.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Nik Abdul Aziz dalam rangka
memajukkan pendidikan Islam secara umum dapat disebutkan antara lain:
1. Menambah sarana dan prasarana pendidikan seperti bangunan dan fasilitas
belajar;
2. Mendirikan Ma’had Tahfiz Al-Quran di Pulai Chondong dan mengakreditasi
Ma’had Dakwah Wal-Imamah yang disetarakan dengan Universiti Al Azhar
Kairo, Mesir;
3. Menambah tenaga pengajar (guru) yang kompeten dan terlatih sebagai guru
tetap dan meningkatkan kesejahteraannya;
4. Kurikulum berdasarkan Kementerian Pendidikan (akademik) yang berbasis
kompetensi;
5. Mengembangkan Pusat Pengajian Pondok Yayasan Islam Kelantan dan diakui
untuk melanjut studi ke Universiti Al Azhar;
6. Membuka program keterampilan seperti teknik dan perdagangan;
7. Mendirikan Kolej Islam Kelantan dengan nama Kolej Islam Antarabangsa
Sultan Ismail Petra (KIAS) yang mulai beroprasi pada tahun 2000.139
Dari uraian tentang kebijakan-kebijakan politik Islam atau upaya
islamisasi negara bagian Kelantan yang diambil oleh Nik Abdul Aziz Nik Mat
139 http://members.tripod.com/tadahanWahyu/baru.html diakses pada tanggal 15 Desember
2008, pukul 21.00 WIB
terlihat bahwa apa yang ia lakukan tersebut merupakan implementasi dari
pemikiran PAS yang bertujuan untuk menerapkan syari’at Islam oleh negara. Di
mana seorang Nik Abdul Aziz Nik Mat merupakan seorang tokoh bahkan
sekaligus sebagai Mursyidul ‘Am PAS dan sebagai Menteri Besar (Gubernur)
Kelantan. Artinya bahwa ia memiliki kekuasaan dan peluang untuk menerapkan
syari’at Islam karena PAS yang dipimpinnya sedang berkuasa di Kelantan.
J. Respon Masyarakat Kelantan dan Pemerintah Malaysia
Menerapkan hukum-hukum Islam secara kafah bukanlah pekerjaan yang
mudah, karena ada banyak hambatan besar yang bentuknya bermacam-macam.
Hambatan-hambatan ini selalu menghadang upaya penerapan syari’at Islam dan
ini harus dihadapi. Demikian halnya apa yang dihadapi oleh Nik Abdul Aziz
dalam upaya Islamisasi di negeri Kelantan, mendapatkan tanggapan atau respon
dari berbagai pihak, khususnya masyarakat Kelantan dan umumnya rakyat
Malaysia, baik berupa dukungan dari pihak yang setuju maupun penolakan dari
pihak yang tidak setuju.
Bagi masyarakat Kelantan secara umum kebijakan yang diambil oleh Nik
Abdul Aziz Nik Mat dalam Islamisasi di Kelantan merupakan suatu hal yang
ditunggu-tunggu dan mendapatkan respon yang baik, karena mayoritas penduduk
Kelantan adalah pendukung PAS dan mereka menginginkan hukum Islam
diterapkan secara kafah. Respon berupa dukungan dari masyarakat Kelantan
tersebut misalnya terlihat dari adanya kepatuhan mereka dalam mentaati peraturan
hukum yang dibuat oleh kerajaan.
Akan tetapi, ada juga kalangan tertentu yang tidak setuju dengan
kebijakan tersebut dan hal ini merupakan hambatan yang dihadapi oleh Nik Abdul
Aziz dalam upaya Islamisasi di Kelantan misalnya ketika ia mengharamkan judi
pada awalnya terdapat pertentangan pendapat yaitu salah satunya dari seorang
Wakil Partai Semangat 46 yang meminta kerajaan negeri mengkaji ulang dasar
pengharaman judi tersebut agar orang non Muslim khususnya orang Cina
diperbolehkan untuk melakukan perjudian. Menurutnya kerana perjudian adalah
kesukaan dan kebiasaan orang cina. Walaupun mendapat tantangan, Tuan Guru
menegaskan bahawa dasar tersebut akan dilaksanakan terhadap semua orang
kerana perjudian bukanlah tradisi masyarakat Cina sebagaimana yang
didakwakan.140
Penegasan Tuan Guru tersebut juga mendapat respon yang positif dari
sebagian masyarakat non Muslim dari Cina, India dan sebagian dari masyarakat
Siam yang mengakui bahwa perjudian itu bukanlah suatu tradisi nenek moyang
mereka dan mereka merasakan bahwa langkah yang dilakukan oleh Tuan
Guru adalah suatu langkah yang baik dan selaras dengan kehendak kerajaan
negeri yang bercita-cita melahirkan generasi yang rajin, beretika dan
140 Wawancara Pribadi dengan Setiausaha (Juru Bicara) Politik Menteri Besar Kelantan,
Anual Bakhri Harun pada tanggal 8 Oktober 2008 di Kelantan.
mempunyai identitas sendiri dan bukan hanya mengharapkan kepada nasib
semata-mata.141
Demikian juga terhadap program Tabung Serambi Mekah mendapat
sambutan dari rakyat. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang
menyisihkan sebagian hartanya sehingga pada hari pertama penerimaan dana
telah terkumpul sebesar RM 194.666.02 dan pada hari keempat jumlah dana
tersebut meningkat menjadi RM 490.290.32. Hal ini menunjukkan bahwa adanya
semangat sedekah yang tinggi pada masyarakat untuk menampung keuangan
negeri dalam rangka membangun kemajuan bersama.
Perhatian serius kerajaan negeri Kelantan terhadap pendidikan Islam juga
mendapat sambutan yang positif dari rakyat. Penelitian menunjukkan bahwa
adanya peningkatan siswa yang masuk ke sekolah agama seperti Sekolah
Menengah Ma’had Muhammadi Lelaki dan Perempuan, Maktab Pengajian Islam
dan lain-lain dan ini menunjukkan adanya kemajuan yang positif. Hal seperti ini
terjadi karena pada dasarnya tidak terdapat perbedaan antara sekolah-sekolah
umum dengan sekolah agama. Secara umum kedua mempunyai kurikulum
akademik yang sama, hanya saja di sekolah agama terdapat pelajaran agama yang
lebih banyak.142
Adapun hambatan dalam bidang pendidikan yang dihadapi oleh oleh
Kelantan terutama pada sekolah swasta yaitu Sekolah Agama Rakyat (SAR)
141 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat
Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, ibid, h. 132 142 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat
Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, ibid, h. 143
kurang mendapat perhatian dari pusat baik dalam pembiayaan, fasilitas maupun
kesejahteraan para pengajarnya. Selain itu, pemerintah pusat juga melalui Jabatan
Pengkhidmatan Awam (JPA) masih enggan untuk mengakui atau mengesahkan
ijazah Perguruan Tinggi Agama Islam padahal Universitas Al-Azhar Kairo Mesir
mengakuinya.143
Ketika Nik Abdul Aziz mengeluarkan kebijakan pelarangan konser musik,
permainan tradisi rakyat, pengharaman papan tanda (iklan dan reklame) yang
memperagakan tubuh wanita tanpa aurat, pengaturan karyawati harus berbusana
muslimah (menutup aurat), ada kalangan yang mencemoohnya dengan
mengatakan bahwa hal-hal seperti itu merupakan tradisi yang masih primitive
atau kuno dan ketinggalan zaman.144 Bahkan salah seorang anggota Parlemen
wanita ada yang menolak dengan mengatakan bahwa pengaturan pakaian wanita
menutup aurat merupakan suatu hal yang bertentangan dengan hak asasi
wanita.145
Respon yang baik juga diberikan oleh pegawai kerajaan Kelantan
misalnya ketika adanya pemendekan waktu jam kerja pada bulan Ramadhan.
Namun ada sebagian pihak yang lain berpendapat bahwa adanya pemendekan
143 http://perakdaily.com/?p=384 diakses pada tanggal 8 Februari 2009 pukul 15.00 WIB 144 Wawancara Pribadi dengan Setiausaha (Juru Bicara) Politik Menteri Besar Kelantan,
Anual Bakhri Harun pada tanggal 8 Oktober 2008 di Kelantan. 145
http://www.harakahdaily.net/index.php?option=com_content&task=view&id=5604&Itemid =56 diakses pada tanggal 5 Januari 2009 pukul 20.00 WIB
waktu tersebut dapat mengganggu kepada terlaksananya program-progran atau
rencana kerja yang telah disusun dan mempengaruhi pada produktivitas kerja.146
Selain itu, di antara masalah-masalah yang menghambat Islamisasi di
Kelantan misalnya masalah politik dan kemasyarakatan, terutama sikap kerajaan
Malaysia yang dikuasai oleh UMNO sebagai lawan politik PAS, masih
banyaknya pakar hukum yang tidak setuju terhadap penerapan syari’ah dan
adanya masyarakat yang majemuk.147
Faktor hambatan utamanya adalah sistem pemerintahan Malaysia
terutamanya Perlembagaan Persekutuan dan undang-undang Malaysia, yang tidak
memberi peluang besar terhadap perlaksanaan syari’at Islam di Malaysia.148
Dasar pembentukan negara Malaysia adalah berdasarkan falsafah sekuler Barat.
Sebagaimana yang disetujui oleh penjajah Inggeris dengan Parti Perikatan dan
Raja-raja Melayu di dalam perjanjian kemerdekaan yang diadakan di London.149
Ini berarti bahwa pembentukan negara Malaysia tidaklah berdasarkan akidah dan
undang-undang Islam, karena agama terpisah dari Negara. Oleh karena itu dasar
pembentukan negara Malaysia adalah bertentangan dengan Islam dan merupakan
146 Jamal Mohd Lokman Sulaiman, Biografi Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat
Seorang Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia di Abad Ke 20, ibid, h. 138 147 Wawancara Pribadi dengan Setiausaha (Juru Bicara) Politik Menteri Besar Kelantan,
Anual Bakhri Harun pada tanggal 8 Oktober 2008 di Kelantan. 148 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam di Malaysia: Masalah
dan penyelesaiannya, h. 268 149 Ibid, h. 273
hambatan bagi perlaksanaan syari’at Islam, karena penyelenggaraan pemerintahan
negara tidak berdasarkan pada akidah Islam.150
Berdasarkan Undang-undang Dasar Malaysia, walaupun urusan
keagamaan bagi negeri-negeri diserahkan kepada Raja atau Sultan dan bagi negeri
yang tidak memiliki raja diserahkan kepada yang Di-Pertuan Agung untuk
membuat undang-undang Islam maka dibentuk Enakmen (Undang-undang)
pentadbiran hukum syara’ (undang-undang yang mengatur hukum syari’at Islam)
bagi daerah-daerah sehingga terbentuk Mahkamah Syariah atau Mahkamah
Qadli.151 Akan tetapi kewenangan yang diberikan oleh pusat kepada negeri-negeri
bagian untuk membentuk Enakman tersebut dibatasi pula oleh Undang-undang
Persekutuan. Misalnya, bahwa setiap negeri-negeri bagian ketika membuat
Undang-undang Jinayah Islam (pidana Islam) dibatasi oleh Undang-undang
Mahkamah Syariah yaitu Akta No. 355 tentang Mahkamah Syariah (Bidang
Kuasa Jenayah) 1965 yang di amandemen tahun 1984. Dalam pasal 2 Akta ini
dinyatakan bahwa kewenangan yang diberikan kepada Mahkamah Syariah di
setiap negeri bagian itu hanya berlaku untuk orang Islam saja, hukuman denda
tidak melebihi RM. 5.000.00, hukuman penjara tidak lebih dari tiga tahun atau
hukuman rotan (cambuk) tidak melebihi dari enam kali cambukan, atau gabungan
ketiga-tiganya (denda, penjara dan cambuk).
150 Tun Mohammad Salleh Abas, Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di Malaysia, cet.
III, (Selangor: Dawama Sdn.Bhd, 2006), h. 320 151 Mahmod Saedon, Undang-undang Pentadbiran Islam, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka, 1996), h. 251
Sungguhpun demikian, kerajaan Kelantan telah berhasil meluluskan satu
Undang Pidana Islam yaitu Qanun Hudud dan Qisas (Enakmen Undang-Undang
Kanun Jenayah Syariah (II) 1993). Akan tetapi dalam pelaksanaannya belum
terealisaikan secara optimal. Lahirnya Qanun Hudud dan Qisas ini dan adanya
kendala penerapannya menimbulkan adanya beragam pendapat di antaranya ada
yang mengatakan bahwa hal itu disebabkan oleh adanya penyimpangan kewe-
nangan yang diberikan oleh Undang-Undang Persekutuan. Hal ini sebagaimana
yang dijelaskan oleh Prof. Mohammed Imam, bahwa Undang-Undang (Enakmen
Undang-Undang Kanun Jenayah Syariah (II) 1993) Qanun Hudud dan Qisas
negeri Kelantan tersebut bertentangan dengan konsep federalisme dan dapat
dikatakan ultra vires (melebihi kewenangan).152 Dengan alasan bahwa: Pertama,
Enakmen tersebut mengadakan kesalahan-kesalahan seperti mencuri, membunuh,
merompak yang sudah terdapat dalam Kanun Keseksaan dalam Undang-Undang
Persekutuan. Kedua, hal ini juga bertentangan dengan kewenangan yang diberi-
kan oleh Undang-Undang Persekutuan yaitu Akta No. 355 tentang Mahkamah
Syariah (Bidang Kuasa Jenayah) 1965 yang diamandemen tahun 1984.153
Dengan demikian, kerajaan negeri tidak mempunyai wewenang mengenai
pemidanaan kecuali sebatas apa yang telah diberikan oleh Undang-undang
Persekutuan, Artinya, bahwa Dewan Undangan Negeri (DUN) dibolehkan atau
152
Khairil Azmin Mokhtar, Federalisme dan Pembahagian Kuasa: Penggubalan Undang-undang Islam antara Kerajaan Pusat dan Kerajaan Negeri, dalam Mahamad Arifin, et al., Pentadbiran Undang-undang Islam di Malaysia, h. 42
153 Ibid.
mempunyai kewenangan untuk membuat atau mengamandemen Undang-Undang
Jinayah Syariah di negeri masing-masing tetapi harus sesuai dengan kewenangan
yang diberikan oleh Undang-Undang Persekutuan.
Dewan Undangan Negeri tidak diberi kewenangan untuk membuat suatu
undang-undang melebihi kewenangan yang diberikan kepadanya dan harus
melihat juga pasal 75 Perlembagaan Persekutuan yang menyatakan:
“Jika mana-mana undang-undang negeri adalah berlawanan dengan sesuatu undang-undang Persekutuan, maka undang-undang Persekutuan itu hendaklah dipakai dan undang-undang negeri itu hendaklah terbatal, setakat mana ianya berlawanan dengan undang-undang Persekutuan itu”
Perlembagaan Persekutuan merupkan undang-undang dasar atau undang-
undang tertinggi negara dan apabila terdapat undang-undang yang dibuat oleh
negara-negara bagian (PERDA) bertentangan dengan Perlembagaan Persekutuan
tersebut dapat dianggap batal dan tidak berlaku. Hal ini seperti disebutkan dalam
Pasal 4 ayat (1) dalam Perlembagaan Persekutuan yang berbunyi:
“Perlembagaan ini adalah undang-undang utama Persekutuan dan apa-apa undang-undang yang diluluskan selepas Hari Merdeka dan yang berlawanan dengan Perlembagaan ini hendaklah terbatal setakat yang berlawanan itu”.
Jadi dengan adanya kedua Pasal tersebut, maka sulit bagi negeri-negeri
bagian -termasuk Kelantan- untuk menerapkan syari’at Islam khususnya hukum
pidana (Jinayah) walaupun negeri bagian diberikan kewenangan untuk
membentuk peraturan atau PERDA tentang syari’at Islam, karena kewenangan
tersebut dibatasi juga oleh Undang-undang.
Hambatan politik yang dihadapi oleh Nik Abdul Aziz dan PAS yang ia
pimpin misalnya masih adanya tekanan dari partai yang berkuasa di Malysia yaitu
UMNO. Sejak kalangan agamis memisahkan diri dari UMNO pada tahun 1951
yang kemudian mendirikan PAS, kedua kubu hingga saat ini masih bersaing
untuk menguasai pemerintahan. UMNO adalah partai bekuasa di Malaysia, di
setiap pemilu ia selalu memenangkannya hampir di seluruh negeri bagian.
Sedangkan PAS adalah partai oposisi dan hanya menguasai sebagian kecil dari
beberapa negeri bagian saja. Tercatat pada pemilu 1999 PAS menguasai negeri
Terengganu dan Kelantan, kemudian pada pemilu 2004 hanya menguasai negeri
Kelantan saja, sedangkan pada pemilu 2008 PAS menguasai Kelantan, Kedah
dan Perak.154
Dengan dikuasainya politik dan pemerintahan Malaysia oleh UMNO,
terjadi hegemoni partai berkuasa terhadap partai-partai lain terutama partai oposisi
seperti PAS. Misalnya dalam hal media pers seperti surat kabar, televisi, radio dan
lain-lain dimonopoli oleh pemerintah (UMNO). Sangat sulit bagi partai oposisi
untuk membuat opini melalui media masa apalagi mengkritik pemerintah. PAS
yang memiliki surat kabar sendiri, Harakah, hanya boleh terbit 2 minggu sekali.
Media radio misalnya, di semua negeri terdapat stasuin radio yang secara
kepemilikan berada dalam pemerintah pusat, walaupun PAS berkuasa di Kelantan
tetapi tidak mempunyai kebebasan dalam menggunakan media radio tersebut.
154 http://perak.pas.org.my/index.php?option=com_content&view=article&id=94&Itemid=90
diakses pada tanggal 1 Februari 2009, pukul 21.00 WIB
Padahal media tersebut sangat penting untuk mensosialisaikan kebijakan-
kebijakan yang dikeluarkan oleh negeri Kelantan termasuk program-program
dakwah. Bahkan di negara bagian yang tidak dikuasai oleh PAS, dakwah secara
terbuka melalui ceramah tanpa memiliki izin tidak diperbolehkan oleh
UMNO-BN. Padahal melalui program dakwah ini, pengaruh partai sangat besar,
tidak saja berfungsi menyampaikan syiar Islam tetapi juga menumbuhkan
kesadaran hak politik orang Islam.155
Berkaitan dengan disahkannya Undang-undang Pidana Islam yaitu Qanun
Hudud dan Qisas (Enakmen Undang-Undang Kanun Jenayah Syariah (II) 1993)
di Negeri Kelantan tersebut, Perdana Menteri Mahathir Muhammad pun
memberikan respon yang tidak mendukung bahkan kritikan sekaligus teguran
melalui sebuah surat yang ditujukan kepada Gubernur Kelantan Nik Abdul Aziz
Nik Mat. Intinya Perdana Menteri menyampaikan bahwa dengan adanya Qanun
tersebut menunjukkan bahwa PAS yang berkuasa di Kelantan telah melakukan
diskriminasi dan akan menyebabkan ketidakadilan dan kezaliman khususnya bagi
kaum non Muslim.156
155 Dikutip dari http://www.geocities.com/ppi_usm/artikel.htm diakses pada tanggal 8
Februari 2009 pukul 15.00 WIB 156 Penjelasan lengkapnya dapat dilihat pada surat yang dibuat oleh Perdana Menteri Mahathir
Muhammad kepada Gubernur Kelantan Nik Abdul Aziz Nik Mat tertanggal 8 Juni 1994 dengan nomor: MB(KN)(S)16/6/(26), lihat http://perisik-rakyat.com/2009/01/enakmen-jenayah-syariah-ii-kelantan.html, diakses pada tanggal 24 Februari 2009 pukul 15.00 WIB
BAB V
PENUTUP
Pada bab terakhir ini penulis memberikan beberapa kesimpulan dari apa yang
telah penulis paparkan pada bab-bab sebelumnya, kemudian penulis juga menyampai-
kan saran-saran kepada pihak-pihak yang terkait.
A. Kesimpulan
Dari penjelasan bab-bab terdahulu dan untuk mengakhiri pembahasan
dalam skripsi ini, penulis membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahwa kebijakan politik Islam yang diambil oleh seorang Nik Abdul Aziz
Nik Mat di Negara bagian Kelantan, bahwa ia berupaya mengambil langkah-
langkah dan upaya untuk menerapkan hukum Islam secara menyeluruh.
Kebijakan-kebijakan itu meliputi dalam bidang politik dan hukum, bidang
ekonomi, sosial budaya dan pendidikan. Upaya untuk menerapkan hukum
Islam melalui kebijakan-kebijakan politik tersebut tidaklah mudah, tentunya
selain adanya peluang yang mendukung terlaksananya kebikajan tersebut,
juga terdapat hambatan dan tantangan yang dihadapi. Hambatan atau
tantangan yang dihadapi oleh Nik Abdul Aziz Nik Mat dan PAS di antaranya
ada pembatasan kewenangan yang diberikan oleh Perlembagaan Persekutuan
(Undang-undang Dasar Negara Malaysia) untuk membentuk perundang-
undangan Islam, adanya hegemoni partai yang berkuasa di Malaysia yaitu
UMNO yang menguasai media massa sehingga Nik Abdul Aziz Nik Mat dan
PAS tidak begitu leluasa membuat opini dan berdakwah, selain itu adanya
kemajemukan masyarakat terutama masyarakat non-Muslim yang melakukan
kritikan bahkan penolakan terhadap kebijakan-kebijakan tersebut.
2. Nik Abdul Aziz Nik Mat adalah seorang tokoh bahkan sekaligus sebagai
Mursyidul ‘Am PAS dan sebagai Menteri Besar (Gubernur) Kelantan. Apa
yang ia lakukan dalam Islamisasi di negara bagian Kelantan dipengaruhi oleh
pemikiran PAS atau dengan kata lain Islamisasi tersebut merupakan upaya
untuk mengimplementasikan pemikiran PAS. Bahwa ia memiliki kekuasaan
dan peluang untuk menerapkan syari’at Islam karena PAS yang dipimpinnya
sedang berkuasa di Kelantan. Disamping itu faktor yang mempengaruhi
kebijakan politik Nik Abdul Aziz Nik Mat terhadap peraturan perundang-
undangan di Kelantan adalah selama ini hukum Islam belum diterapkan secara
keseluruhan sedangkan mayoritas penduduk Kelantan adalah Muslim yang
mendukung Islamisasi di Kelantan.
Upaya Islamisasi oleh Nik Abdul Aziz Nik Mat di negeri Kelantan
mendapat respon dari berbagai pihak, kususnya dari masyarakat negeri
Kelantan dan umumnya dari rakyat Malaysia. Respon tersebut ada yang
berupa dukungan maupun kritikan bahkan penolakan. Secara umum
masyarakat Kelantan mendukung Islamisasi tersebut karena mayoritas
penduduk Kelantan adalah Muslim dan partisipan PAS. Sedangkan kalangan
yang tidak setuju muncul dari pihak-pihak yang menganggap penerapan
hukum Islam di Kelantan sarat dengan diskriminasi dan ketidak adilan
terutama bagi kaum non Muslim. Kritikan dan penolakan ini timbul tidak
hanya dari sebagian kecil masyarakat non Muslim kelantan, tetapi juga dari
pihak UMNO yang berkuasa di Malaysia. Adanya dukungan yang positif dari
mayoritas masyarakat Kelantan merupakan peluang bagi Nik Abdul Aziz Nik
Mat dalam melakukan Islamisai di Kelantan. Sedangkan kritikan dan
penolakan tersebut merupakan hambatan baginya.
B. Saran-saran
Dengan adanya kesadaran masyarakat Islam khususnya di negara bagian
Kelantan untuk menerapkan hukum Islam secara kafah yang ditandai dengan
berkuasanya PAS dan upaya islamisasi oleh Nik Abdul Aziz Nik Mat, penulis
memberikan saran-saran kepada para pemimpin Negara Kelantan dan rakyatnya:
Bahwa hendaklah para pemimpin negara bagian Kelantan yaitu para
pejabat pemerintahan hendaklah mendukung apa yang menjadi kebijakan politik
Islam Nik Abdul Aziz Nik Mat. Hal ini dapat dilakukan dengan menjalankan apa
yang menjadi kebijakan Menteri Besar misalnya menjalankannya dengan penuh
kesiapan dan keseriusan dari para pemimpin atau pejabat negara serta
mempersiapkan dan meningkatkan sumber daya manusia.
Demikian juga kepada masyarakat atau penduduk Muslim Kelantan
hendaklah mendukung dengan sepenuh hati apa yang menjadi kebijakan Nik
Abdul Aziz Nik Mat dalam rangka islamisasi Kelantan, dengan memberikan
kontrol dan kritik jika dalam melakukan islamisasi itu terdapat kebijakan yang
tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Selain itu, masyarakat Islam Kelantan
haruslah dapat menunjukkan nilai-nilai keislaman dalam perilakunya kepada
masyarakat lain, sehingga akan terlihat bahwa syari’at Islam bukan merupakan
suatu momok yang menakutkan melainkan akan membawa rahmatan lil’âlamin
bukan hanya bagi negeri Kelantan sendiri tetapi bagi semua negeri khususnya
Malaysia.
DAFTAR PUSTAKA
al-Quran al-Karim
Abas, Tun Mohammad Salleh, Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di
Malaysia, Ampang/Hulu Kelang Selangor Darul Ehsan: Dawama Sdn.Bhd, 2006, Cet. III.
Abdullah, Abu Bakar, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam di Malaysi:
Masalah dan penyelesaiannya, Kuala Terengganu: Pustaka Damai, 1986, Cet. I.
al-Mâwardî, Abî al-Hasan 'Alî bin Muhammad bin Habîb al-Basrî al-Bagdâdî, al-
Ahkâm al-Sulthâniyah, T.tp: Dâr al-Fikr, 1960, Cet. I. Arifin, Mahamad et al., Pentadbiran Undang-undang Islam di Malaysia, Kuala
Lumpur: Dewan Pustaka dan Bahasa, 2007, Cet. I, jil. XII. Awang, Abdul Hadi, Sistem Pemerintahan Negara Islam. Pulau Pinang: Dewan
Muslimat. 1995, Cet. I. ------------, Islam Dan Demokrasi, Selangor: PTS Islamika. 2007, Cet. I. ------------, Selamatkan Demokrasi Keadilan, Selangor: Partai Islam se-Malaysia,
2007. Awang, Dato’ Haji Husain, Tazkirah Pilihanraya, Islam: Tuntutan dan kewajipan,
Terengganu: Dewan Ulama’ PAS Negeri Terengganu, 1998. Depertemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Proyek Pengadaan
Kitab Suci al-Qur’an Depertemen Agama RI, 1971 Djaelani, Abdul Qadir, Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam, Surabaya: PT Bina
Ilmu, 1995, Cet. I Effendy, Bahtiar, Re-Politisasi Islam: Pernahkah Islam Berhenti Berpolitik?.
Bandung: Mizan, 2000, Cet. I. Enakmen Undang-Undang Kanun Jenayah Syariah (II 1993), Pelaksanaan Hukum
Hudud Di Kelantan, Kelantan: Telda Corporation Sdn. Bhd. 1994, Cet. I.
Haji Awang, Muhammad Hussein Khal’i, Kelantan dari Zaman ke Zaman, Kota Bharu: Percetakan Sharikat Dian Berhad, 1970.
Haron, Annual Bakhri, Negara Islam Nota-Nota Penting Buat Dr. Mahathir,
Kelantan: Pustaka Qamar, 2002, Cet. I. Hasbi, Amiruddin M., Konsep Negara Islam Menurut Fazlur Rahman, Yoqyakarta:
UUI Press, 2000, Cet. I. Hidayat, A. K., PAS 1951 – 1991 (Tercabar – Mencabar), Kuala Lumpur: GG Edar
Islamic City, 1986, Cet. I. Hussin, Hasnah dan Mardiana Nordin. Pengajian Malaysia, Selangor: Oxford Fajar,
2007, Cet. I Jusuh, Abdullah, Pengenalan Tamadun Islam di Malaysia, Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa dan Pustaka, 1990. Kamil, Awang Muhammad, The Sultan and the Constitution, terjemahan Sultan dan
Perlembagaan, oleh Ashruddin, Selangor: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2001.
Kamus Dewan, Edisi IV, cet. II, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2007. Lembaga penyelidikan Undang-Undang, Undang-undang Syari’ah Wilayah-wilayah
persekutuan, Selangor: International Law Book Services, t.th. Manzhur, Ibnu, Lisân al-‘Arab, (Bairut: Dâr al-Shadir, 1968), Jilid VI MD., Moh. Mahfud, Politik Hukum di Indonesia, Jakarta: LP3ES, 2006, Cet. III. Mohd Jam, Tarmizi, Pilihanraya Umum 1995 Hudud PAS Senjata Membaham
Empayar UMNO, Selangor: An-Nahli. 1995, Cet. I. Parti Islam se-Malaysia (PAS), Negara Islam, Kuala Lumpur: Partai Islam se-
Malaysia (PAS) dan Nufair Street Sdn. Bhd, 2004, Cet. IV.
Perangkaan Penting Malaysia, Kuala Lumpur: Jabatan Menteri Perangkaan Malaysia, 1972
Perlembagaan Partai Islam Se-Malaysia (PAS) Amandemen 2001, Selangor: Pejabat
Agung PAS, 2002, Cet. I.
Roy, Olivier, Gagalnya Islam Politik, Penerjemah: Harimurti dan Komarudin, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2002, Cet. I.
Saedon, Mahmod, Undang-undang Pentadbiran Islam, Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa dan Pustaka, 1996. Salleh, Abdullah al-Qari Mohd, Sejarah Hidup Tok Kenali, Kota Bharu: Pustaka
Aman Press, 1967. Saripan, Rahmat, Perkembangan Politik Melayu Tradisional Kelantan 1776-1842.
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pelajaran Malaysia, 1979.
Sulaiman, Jamal Mohd Lukman, Biografi Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Seorang
Ulama’ Serta Ahli Politik Malaysia Di Abad Ke 20, Selangor: SULFA Human Resources and Development, 1999. Cet. I.
Syamsuddin, M. Din, Islam dan Politik Era Orde Baru, Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
2001, Cet. I. Syarif, Mujar Ibnu dan Khamami Zada, Fiqh Siyasah: Doktrin dan Pemikiran Politik
Islam, Jakarta: Erlangga, 2008, cet. I. Taib, Harun, Model Negara Islam Membangun Bersama Islam, Kuala Lumpur:
Dewan Ulama’ PAS Pusat, 2000, Cet. I. W. G. Shellabear, Sejarah Melayu, Kuala Lumpur: Oxford University Press, 1967.
Situs Internet:
http://ms.wikipedia.org/wiki/Geografi_Kelantan, diakses pada tanggal 10 Januari 2009 pukul 15.00 WIB
http://www.kelantan.gov.my/index.php?q=ringkas, diakses pada tanggal 12 Januari
2009 pukul 20.00 WIB http://history.melayuonline.com/?a=SnV1L29QTS9VenVwRnRCb20%3D=&l=kesul
tanan-kelantan, diakses pada tanggal 8 Januari 2009 pukul 15.00 WIB http://tuangurunikabdulaziz.blogspot.com/, diakses pada tanggal 28 Desember 2008,
pukul 13.45 WIB.
http://forum.ekpkm.com/viewtopic.php?f=95&t=994&p=5462/, diakses pada pada tanggal 28 Desember 2008, pukul 13.45 WIB.
http://members.tripod.com/tadahanWahyu/baru.html, diakses pada tanggal 15
Desember 2008, pukul 21.00 WIB http://tranung2.tripod.com/b02/pas102.htm, diakses pada tanggal 25 Desember 2008,
pukul 21.00 WI http://alrijal76.multiply.com/journal/item/26/, diakses pada tanggal 2 Desember 2008,
pukul 03.00 WIB http://emaddaniel.wordpress.com/category/sosial/, diakses pada tanggal 28 Desember
2008, pukul 22.00 WIB http://www.geocities.com/ppi_usm/artikel.htm, diakses pada tanggal 8 Februari 2009
pukul 15.00 WIB http://perakdaily.com/?p=384, diakses pada tanggal 8 Februari 2009 pukul 15.00
WIB http://www.harakahdaily.net/index.php?option=com_content&task=view&id=5604&
Itemid =56, diakses pada tanggal 5 Januari 2009 pukul 20.00 WIB
HASIL WAWANCARA PENULIS DENGAN
ANUAL BAKHRI HARON (Sekretaris Politik Menteri Besar Kelantan)
Tanggal: 8 Oktober 2008
Penulis: bagaimana pandangan Tuan Guru Nik Abdul Aziz tentang Islam dan
demokrasi pada zaman moderen ini?
Tuan Anual Bakhri Haron: Demokrasi tetap demokrasi, Islam tetap Islam, namun
ada berapa persamaan dan perbedaan. Di antara persamaannya yaitu misalnya dalam
putusan yang dasarkan pada musyawarah, hal ini seperti apa yang terdapat pada ayat:
(waamruhum syǔrâ bainahum) setelah diputuskan suatu keputusan, maka bertawakal
kepada Allah SWT, di sini demokrasi ada persamaan dengan Islam. Dalam demokrasi
moderen ada musyawarah, Islam juga ada musyawarahnya. Akan tetapi ada
perbedaan pada sifat-sifat yang qath’i yang telah baku atau bersifat hukum yang telah
diputuskan oleh jumhur ulama’, maka perkara itu tidak bisa dibahas lagi. Contoh
pada perkara shalat, jika kita lakukan suatu pemilihan umum atau musyawarah pada
masyarakat untuk menentukan kembali hukum kewajibannya, mungkin akan terjadi
perubahan hukum shalat tersebut. Maka perkara ini tidak bisa lagi dilakukan
pemilihan atau permusyawarahan. Karena perkara itu telah bersifat qath’i. Dengan
demikian yang dapat atau boleh dimusyawarahkan adalah perkara khilafiah di antara
ulama’, sebagai contoh, permainan musik atau sebagainya. Maka dalam pada itu,
mungkin tidak ada putusan yang tetap.
Maka kami melihat Islam dapat dilaksanakan dan kami mengakui bahwa PAS
adalah partai Islam yang terdaftar untuk bersaing dalam sistem demokrasi, oleh
karena negara Malaysia adalah sebuah negara demokrasi. PAS harus ikut dalam
sistem demokrasi untuk menegakkan dan melaksanakan Islam yang sebenarnya.
Maka dari itulah, pada tahun 1990 kami dapat memerintah di negeri Kelantan. Ada
beberapa kelompok berpendapat bahwa Islam ini hanya sebatas pada perkara shalat,
puasa, zakat dan atau mendirikan sekolah-sekolah pondok pesantren saja. Jika begitu,
bagaimana kita mau mendirikan atau menegakkan hukum-hukum Allah SWT seperti
pada pelaksanaan hukuman hudud dan sistem-sistem keadilan dan sebagainya yang
lain? Maka di sinilah kami melihat sistem demokrasilah pentas untuk bertarung demi
menegakkan Islam. Berkat kami mengikuti dalam sistem demokrasi ini, kami dapat
memerintah Kelantan sejak tahun 1990 hingga sekarang,
Penulis: Sebagai Menteri Besar Kelantan, pendekatan apa yang dilakukan oleh Tuan
Guru Nik Abdul Aziz dalam memperkenalkan Islam di negeri Kelantan?
Tuan Anual Bakhri Haron: Dari sudut pendekatannya yaitu dengan “hikmah”. Di
antaranya Tuan Guru Nik Abdul Aziz sering melakukan dialog dan diskusi, hingga di
kantor Menteri Besar ini pun Tuan Guru Nik Abdul Aziz pernah mengadakan dialog
dengan tokoh-tokoh agama dari kalangan non-Muslim seperti berdialog dengan
Sami-sami Budha dan Pendeta-pendeta gereja yang dilakukan dalam beberapa bulan
sekali. Pernah ditanya kepada Tuan Guru permasalahan tanah untuk diwakafkan
kepada non-Muslim untuk membangun gereja, Tuan Guru Nik Abdul Aziz menjawab
“itu adalah perkara mudah dan insya Allah akan diselesaikan”.
Pendekatan lainnya adalah Tuan Guru mengambil tempat sentral untuk
menyampaikan ilmu-ilmu agama (ballighu ‘anni wa lau âyah), contoh dalam rapat
mingguan pegawai kerajaan, dalam muqadimahnya beliau akan menyentuh perkara
agama Islam untuk memperingati atau memberikan nasihat kepada semua pegawai
kerajaan dalam semua hal. Dalam menetapkan sesuatu keputusan yang menyangkut
penduduk atau masyarakat sebagai contoh pembinaan masjid, sekolah, jalan raya dan
sebagainya berpatokan kepada apa yang ada keterkaitan dengan Islam. Itulah
akhirnya semangat Islam ini dilaksanakan dalam semua perkara, dalam perlaksanaan,
perbuatan, memutuskan putusan dan semua perkara, maka Islam terlahir dalam semua
perkara ini. Selain itu, sejak tahun 1967 sehingga sekarang beliau mengadakan kuliah
agama kepada masyarakat setiap hari jumaat sekitar jam 9.30 - 10.30 pagi di tempat
Dataran Ilmu Kota Bharu Kelantan. Demikian juga pada setiap peresmian-peresmian
acara, beliau selalu menyampaikan perkara-perkara agama.
Penulis: Semenjak Tuan Guru Nik Abdul Aziz memerintah Kelantan, apakah
perubahan dan pelaksanaanya dalam aspek hukum dan politik, ekonomi, sosial dan
pendidikan berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam?
Tuan Anual Bakhri Haron: Kami Kerajaan Kelantan di bawah pimpinan Tuan
Guru Nik Abdul Aziz terus menerus menjadi fokus utama para pemerhati politik,
intelektual serta pencinta pergerakan Islam. perubahan demi perubahan terus
dilakukan selaras dengan kehendak ajaran Islam semenjak beliau memegang jawatan
Menteri Besar. Perubahan tersebut meliputi segala aspek termasuklah politik, hukum,
ekonomi, sosial budaya dan juga perubahan dalam bidang pendidikan.
Jika dijelaskan satu persatu pelaksanaan yang terjadi di Kelantan ini, mungkin
begitu panjang, maka di sini saya sebutkan secara umum dan ringkas saja di
antaranya pada aspek pemerintahan, selaras dengan kehendak Islam, langkah pertama
pada awal pemerintahan yang dilakukan oleh Tuan Guru Nik Abdul Aziz yaitu
menyatakan bahwa corak pemerintahan dan penyelenggaraan serta undang-undang di
negeri Kelantan adalah Islam. Sehubungan dengan itu, ia mengingatkan kepada
semua Yang Berhormat bahwa Dewan Undangan Negeri (DUN/DPRD) atau
Parlemen bukanlah satu tempat untuk membuat undang-undang atau peraturan baru
yang belum ada. Tegasnya bahwa sebenarnya undang-undang dan peraturan untuk
manusia telah ada, yaitu yang dibuat oleh Allah SWT sebagai Sang Pencipta. Dewan
Undangan Negeri dan Parlemen sebenarnya tidak lebih sekedar tempat memproses
pemikiran ahli-ahli Yang Berhormat, yang bertujuan untuk mencari jalan
menyediakan tata cara pelaksanaan undang-undang yang telah ada tersebut.
Dari sudut ekonomi, kami kerajaan Kelantan mengharamkan bunga atau riba,
terutamanya pada pegawai kerajaan. Ia mengatakan: “Islam melarang uang membuat
uang, kita dilarang hanya diam saja sedang uang datang dengan sendiri, itu namanya
riba, sebab itulah Kelantan dalam memberikan pinjaman kepada pegawai Kerajaan
Negeri seperti untuk pembelian rumah, kenderaan dan komputer, mereka tidak
dikenakan riba dan ini sangat menyenangkan hati rakyat negeri ini”. Kami juga
kerajaan Kelantan melakukan pengambil alihan atau menukar semua rekening bank
milik kerajaan kepada bank Islam atau bank muamalat yang tidak berlandaskan riba.
Selanjutnya, kami di Kelantan telah mengharamkan kegiatan judi. Pernah
Tuan Guru menyeru kepada rakyat supaya menjadikan langkah pengharaman judi ini
sebagai suatu perhatian bahwa kerajaan negeri ingin melahirkan rakyat yang berusaha
mengubah nasib mereka sendiri dengan usaha keras dengan melakukan kegiatan yang
produktif dan bukannya mengharapkan kepada nasib yang belum tahu untung
ruginya.
Salah satunya lagi, perkara yang baru dalam pendekatan atau pelaksanaan di
Kelantan adalah Kami memperkenalkan Takaful kifalah atau ansuransi kematian yang
tidak hanya diperuntukan kepada masyarakat Islam saja, akan tetapi kepada semua
masyarakat termasuk orang yang non-Muslim, apabila umur telah mencapai 60 tahun
dan penduduk Kelantan atau yang sudah menetap dapat mengikuti program ini.
Dengan membayar skim RM 25 pertahun, apabila meninggal dunia ahli waris akan
mendapatkan RM 2500. selain itu, penghulu-penghulu kampung juga di antaranya
ada orang non-Muslim.
Dari sudut sosial, selain hasrat kami untuk melaksanakan hukum hudud, corak
penyelenggaraan pemerintahan kerajaan negeri juga mengalami perubahan. Tuan
Guru menginstruksikan supaya semua majlis-majlis diawali dengan membaca surah
al-Fatihah dan penutup dengan membaca surah al-Ashr serta doa Tasbih Kifarah.
Tujuan utama dilakukan adab membuka dan menutup majlis-majlis adalah supaya
semua aktivitas yang dilaksanakan itu menjadi suatu ibadat. Aspek sosial juga
merupakan suatu sasaran utama transfomasi Tuan Guru Nik Abdul Aziz ketika
memegang jawatan sebagai Menteri Besar. Sebagai usaha mewujudkan penghasilan
daya kerja pegawai kerajaan yang produktif, beliau pernah menasihat kami semua
pegawai kerajaan supaya bersikap amanah serta bertanggungjawab dalam
menjalankan tugas yang telah diberi mandat oleh kerajaan dan rakyat.
Pekerjaan menurut Islam bukanlah semata-mata menyempurnakan tugas dan
tanggungjawab semata, sebaliknya yang lebih utama yaitu keikhlasan dalam
menjalankan suatu tugas, kerana segala pekerjaan tersebut akan ditanya oleh Allah
SWT di akhirat kelak. Beban tugas yang diselesaikan dengan penuh keikhlasan,
tanggungjawab dan amanah itu akan membersihkan diri mereka dari gejala-gejala
yang tidak sehat seperti rasuah (suap menyuap), bolos kerja, pilih kasih dan
sebagainya.
Tuan Guru Nik Abdul Aziz juga sentiasa meluangkan waktunya untuk
merapatkan dirinya dengan pegawai kerajaan dikalangan kami ini. Di kesempatan
waktu yang ada, beliau akan membuat pertemuan terutama sekali di waktu istirahat
sambil memberikan nasihat dan pesan serta kuliah-kuliah ringkas setelah menunaikan
shalat zuhur di musolla kantor Kota Darul Naim Kelantan ini.
Seperti yang kita ketahui, salah satunya ada kegiatan di negeri Kelantan yang
tidak terdapat di negeri-negeri lain, yaitu pada bulan puasa (ramadhan), Tuan Guru
memerintahkan supaya jam kerja pegawai kerajaan dipendekkan. Tujuan utama
dilakukannya hal ini merupakan hasrat beliau dan kerajaan Kelantan yang ingin
melihat rakyat Islamnya lebih merasa leluasa dan tidak begitu terasa terbebani tugas
sepanjang bulan Ramadhan. Inisiatif seperti ini juga adalah supaya rakyat lebih
berpeluang untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui amalan sunat. Penekanan
beliau kepada spirit Islam bukan saja bertumpu kepada pegawai kerajaan, bahkan
rakyat Kelantan juga tidak terlepas dari hal ini.
Kerajaan negeri telah memberikan acuan atau aturan kepada rakyat berkaitan
dengan kebudayaan dan kesenian menurut kehendak Islam. Salah satu di antara
beberapa keunikan ide dan pendekatan Tuan Guru Nik Abdul Aziz yang sangat terasa
yaitu mengenai adanya program Ihya Ramadhan yang kini sudah menjadi sebutan dan
kebanggaan rakyat Kelantan sendiri, kerana hal ini hanya ada di Kelantan saja. Ihya
Ramdhan yang menganjurkan program sembahyang Terawih di bawah kemah-kemah
ala musim haji di Arafah diadakan di tengah-tengah bandar Kota Baru.
Komitmen yang ditunjukkan oleh pegawai kerajaan terhadap tindakan beliau
itu memberikan suatu kesan positif ke arah mewujudkan tenaga kerja yang
bertanggungjawab. Cita-cita beliau untuk melahirkan pegawai kerajaan yang
bermoral dan beretika tinggi serta pembangunan spiritual tidak terhenti sampai di situ
saja. Pada bulan ramadhan juga, dia telah mengadakan satu majlis tadarus al-Quran
untuk semua pegawai kerajaan baik yang ada di ibu kota negeri atau pun di daerah-
daerah negeri Kelantan. Walaupun pada awalnya tidak dilakukan, akan tetapi ia telah
mendapat sambutan dari semua pegawai kerajaan. Perhatian Tuan Guru ini telah
memberikan kesan positif ke arah pengisian waktu yang berharga di bulan ramadhan.
Selain itu, pada permainan-permainan tradisi rakyat Kelantan, yang pada
hakikatnya Islam tidak mengharamkan permainan tradisi rakyat seperti gasing, wau
(layang-layang), dikir barat, wayang kulit (hiburan rakyat) dan sebagainya. Tetapi
pengharaman berlaku apabila terdapat unsur-unsur yang melampaui batas akhlak
Islam seperti penampilan wanita dalam acara-acara hiburan rakyat tersebut dan
sebagainya.
Demi melahirkan masyarakat yang berbudaya sopan dan bertata susila ini
juga, kami di bawah pimpinan Tuan Guru telah mengharamkan berbagai bentuk
kegiatan nyanyaian dan konser rock di negeri Kelantan. Pengharaman ini adalah
karena ia merupakan salah satu budaya yang dapat menjerumuskan kaum muda
kepada kerusakan akhlak (dekadensi moral) dan dapat mengancam kehidupan mereka
dengan melibatkan diri dalam perbuatan maksiat, narkoba dan sebagainya. Hal ini,
dapat kita lihat sangat berbeda dari negeri-negeri bawah pemerintahan UMNO.
Untuk menuju ke arah Islamisasi kerajaan Kelantan yang sempurna, Tuan
Guru juga telah mengarahkan supaya bandar Kota Bharu serta daerah-daerahnya
dipasang dan dihiasi dengan sepanduk-sepanduk yang mengajak rakyat supaya
mendekatkan diri kepada Islam. tindak lanjut daripada itu kerajaan telah mengambil
tindakan dengan memasang sepanduk yang bertemakan keIslaman. Sasaran utama
yaitu di tempat-tempat yang srategi seperti di terminal bus dan taksi, pusat-pusat
perbelanjaan, di sekitar taman, tempat rekreasi dan juga di daerah pantai.
Dari sudut pendidikan, kerajaan negeri Kelantan memikirkan betapa
pentingnya pendidikan Islam diterapkan dalam sistem pendidikan nasional, sehingga
di sekolah-sekolah umum pelajaran agama Islam ditambah jam pelajarannya. Hal ini
diharapkan akan menghasilkan insan-insan yang tidak hanya memiliki ilmu
pengetahuan saja tetapi juga memiliki moral dan bertakwa sehingga dari mereka akan
lahir para ilmuwan dan cendikiawan yang mengabdi kepada negara dan agama.
Kerajaan negeri Kelantan juga memberi perhatian khusus terhadap pembentukan
akhlak kanak-kanak. Untuk itu kerajaan telah memberikan bantuan kepada sekolah-
sekolah asuhan kanak-kanak Islam seperti Pusat Asuhan Tunas Islam (PASTI) untuk
mancapai tujuan kerajaan dalam rangka melahirkan generasi penerus yang bertaqwa.
Berbagai program telah dilaksanakan, diantaranya, dengan mengadakan kursus-
kursus kepada para pendidik (guru-guru) sesuai dengan kehendak Islam.
Perhatian serius kerajaan negeri Kelantan terhadap pendidikan Islam telah
mendapat sambutan yang positif dari rakyat. Penelitian menunjukkan bahwa adanya
peningkatan siswa yang masuk ke sekolah agama seperti Sekolah Menengah Ma’had
Muhammadi Lelaki dan Perempuan, Maktab Pengajian Islam dan lain-lain dan ini
menunjukkan adanya kemajuan yang positif. Hal seperti ini terjadi karena pada
dasarnya tidak terdapat perbedaan antara sekolah-sekolah umum dengan sekolah
agama. Secara umum kedua mempunyai kurikulum akademik yang sama, hanya saja
di sekolah agama terdapat pelajaran agama yang lebih banyak.
Kesedaran kerajaan untuk melahirkan masyarakat yang bertaqwa dan berilmu
nampaknya mendatangkan hasil. Sambutan masyarakat kepada pendidikan Islam di
negeri Kelantan sampai pada hari ini nampaknya mencerminkan satu kejayaan awal
kerajaan Islam yang bertujuan ke arah melahirkan anak bangsa yang sejati selaras
dengan nilai-nilai keIslaman.
Penulis: Bagaimana Tuan Guru Nik Abdul Aziz dalam menghadapi permasaalahan
atau hambatan-hambatan dalam perlaksanaan Islam di Kelantan?
Tuan Anual Bakhri Haron: hambatan ada di mana-mana, ada hambatan yang
sifatnya ilmu pengetahuan dan juga individual. Diantaranya kami memperbanyak
program-program ilmu agama, karena ilmu agama kurang dikalangan masyarakat
karena dari hasil yang diperkenalkan 50 tahun pemerintahan UMNO yaitu ilmu-ilmu
yang tidak berdasarkan kepada agama, akhirnya lahirlah akhlak atau adat yang tidak
sesuai dengan Islam. Contohnya, tidak mengutamakan salam kemudian diganti
dengan good morning ketika menyambut guru di depan kelas dan sebagainya.
Dengan itu semua, maka lahirlah orang-orang yang melakukan mengacauan dalam
agama dan tidak mengetahui agama Islam dengan mendalam.
Masalah politik dan kemasyarakatan, terutama sikap kerajaan Malaysia yang
dikuasai oleh UMNO sebagai lawan politik PAS, masih banyaknya pakar hukum
yang tidak pro terhadap penerapan syari’ah dan adanya masyarakat yang majemuk.
Berlaku juga sebagian besar masyarakat itu tidak mengenal siapa yang benar-benar
ingin menegakkan agama Islam, apabila di pandang Melayu, maka mereka merasakan
itu adalah Islam, maka mereka menganggap PAS dan UMNO itu adalah sama.
Maka di sini UMNO memang begitu ingin melahirkan generasi dan
masyarakat yang keliru, karena dengan kekeliruan itulah mereka dapat hidup atau
bebas dalam segala hal, contohnya dapat memerintah di Malaysia ini. Jadi, proses
membutakan hati rakyat supaya dalam negara ini terdiri dari masyarakat yang buta
mata dan hati di wujudkan sebanyak mungkin. Dapat disifatkan bahwa UMNO itu
sebagai bermata satu, maksudnya mereka hanya melihat kemanisan dunia semata-
mata. Sedangkan PAS yang bermata dua bermaksud sedang menbukakan kembali
akal dan budi masyarakat termasuk orang non-Muslim supaya melihat bukan sekadar
dunia akan tetapi akhirat juga. Maksudnya hidup bukan sebatas di dunia saja akan
tetapi juga menuju kepada kehidupan yang kekal yaitu akhirat. Apabila seseorang
celaka di dunia, maka celakalah dia di akhirat kelak, baik di dunia, baiklah dia di
akhirat. Kapan baik dan celaka itu ditentukan? Baik dan celaka itu ditentukan
sewaktu kita berada hidup didunia ini. Ini semua sangat berbeda dari prinsip yang
dibawa oleh tokoh-tokoh pimpinan PAS dan UMNO.
Selama masih ada pemerintahan UMNO atau BN, selagi itulah PAS ditindas
oleh mereka. UMNO merupakan rintangan turun-temurun yang terpaksa dihadapi
oleh PAS, di antaranya di Kelantan untuk menyesatkan pemikiran serta komitmen
rakyat terhadap PAS. Salah satu propaganda yang paling kuat adalah kerajaan
UMNO yang menguasai media massa, seperti TV, radio dan surat kabar atau majalah
utama diharuskan mengikuti kehendak dan keperluan mereka. Tidak jarang mereka
membuat optimi yang tidak baik tentang PAS dan hal ini dapat menyebabkan
terpengaruhinya kepercayaan masyarakat Kelantan terhadap PAS.
Contoh lainnya halangan yang dihadapi PAS misalnya pada pelaksanaan
Undang-undang hudud di Kelantan. Sehubungan dengan itu, Tuan Guru menyedari
bahwa kewenangan kerajaan negeri dibatasi oleh beberapa hal yang berhubung
dengan kehakiman dan terikat dengan kerajaan pusat. Namun Tuan Guru menegaskan
bahwa beliau bersama kerajaan akan berusaha melaksanakan perkara lain atau ruang-
ruang yang kosong sesuai dengan kehendak Islam.
Kemudian dalam hal pengharaman judi yang telah ditetapkan oleh Tuan Guru,
pada awalnya terdapat sedikit perbedaan pendapat. Salah satunya salah seorang Wakil
Partai Semangat 46 yang meminta kerajaan negeri mengkaji ulang dasar
pengharaman judi tersebut supaya membolehkan orang bukan Islam terutamanya
orang Cina memiliki izin berjudi. Menurutnya kerana perjudian adalah kesukaan atau
hobi orang Cina. Walaupun mendapat bantahan, Tuan Guru menegaskan bahwa dasar
tersebut akan dilaksanakan terhadap semua orang kerana perjudian bukanlah tradisi
masyarakat cina sebagaimana yang didakwakan.
Selain itu, dalam pelaksanaan memendekkan waktu kerja pegawai kerajaan
pada bulan Ramadhan, ada pihak yang menyatakan bahwa memendekkan waktu kerja
tersebut yang lebih kurang satu jam lebih akan mempengaruhi pada produktivitas atau
dalam pelayanan publik. Lantas dengan komentar itu, kerajaan negeri tetap dengan
keputusannya. Pemendekkan waktu kerja pegawai kerajaan itu tidak akan
mempengaruhi produktivitas kerja, karena semua pegawai kerajaan menjalankan
semua tugasnya dengan amanah, ikhlas dan penuh rasa tanggungjawab.
Kami Kelantan tidak membenarkan hiburan yang melalaikan. Pada perkara
pengharaman nyanyian konsert dan juga pada pelarangan papan tanda atau plang
iklan atau reklame yang mempragakan tubuh atau aurat wanita. hasrat dan niat
kerajaan ini dipandang miring oleh beberapa pihak terutamanya kerajaan pusat.
Berbagai-bagai cemoohan dan liputan media massa dikeluarkan seolah-olah langkah
yang dilakukan kerajaan Kelantan itu kuno, primitif dan ketinggalan zaman. Dari
komentar-komentar terhadap kerajaan Kelantan pada hakikatnya dapat
mempengaruhi pemikiran rakyat. Kerajaan Kelantan mengeluarkan perintah
penharaman semua itu adalah semata-mata untuk membersihkan pandangan rakyat.
Pengharaman tersebut bukan ditujukan pada produk-produk yang diiklankan, tetapi
mengatur pada tatacara penayangan iklan tersebut harus sesuai dengan nilai-nilai
keislaman.
Penulis: Apakah harapan atau pandangan Tuan Guru Nik Abdul Aziz, untuk
memartabatkan pelaksanaan Islam di negeri Kelantan khususnya dan Malaysia
umumnya?
Tuan Anual Bakhri Haron: kami PAS sedang memartabatkan Islam di Negeri
Kelantan setahap demi setahap, kita mempromosikan pelaksanaan Islam baik secara
kecil maupun secara besar. Akan tetapi kami mengakui masih banyak kekurangan
dan ketidak sempurnaan. Di antaranya yang telah dilakukan proses-proses penerapan
ilmu agama, selanjutnya meningkatkan sistem-sistem pendidikan, sebagai contoh
pada Yayasan Islam Kelantan (YIK) di mana ada 92 buah sekolah agama dan puluhan
ribu pelajar agama, tidak cukup dengan itu, kami menggabungkan pendidikan sekolah
umum dengan pendidikan agama sebagai, contoh sekolah sains tahfiz dan sebagainya.
Hasil dari itu, kami mengirim pelajar-pelajar keluar negeri berbagai negara yang ada
pendidikan Islam. Ini semua berkaitan dengan memartabatkan Islam. Apabila pelajar-
pelajar tersebut kembali ke tanah air, maka merekalah yang akan menjadi generasi
penerus atau penganti kepimpinan PAS khususnya Kelantan untuk memartabatkan
Islam. Tuan Guru juga merupakan salah dari mereka. Proses memartabatkan Islam itu
bukan suatu hal yang mudah, tidak dapat dilakukan oleh seorang diri, harus dilakukan
dengan secara berjemaah, dan tidak cukup dalam satu masa, bahkan memakan waktu
yang begitu lama dari masa ke masa, dari satu rantai ke rantai lain, akhirnya kita
adalah salah satu daripada rantai itu. Matinya kita adalah demi menyempurnakan
Islam dari mata rantai yang bergerak itu. Kita berakhir dengan pahala yang kita
laksanakan dari hasil perjuangan dan keikhlasan. Allah SWT menilai itu semua, soal
selesai atau tidak, itu bukan hak kita.
Kita harus tinggalkan hal-hal kecil dulu seperti hal-hal cabang-cabang yang
ada dalam Islam. Islam harus dibuktikan dulu keindahannya, barulah kita jelaskan apa
yang menjadi cabang-cabang itu. Sentiasa disebut oleh Tuan Guru, pelaksanaan Islam
ini harus mendapat dukungan dari semua orang Islam dan non-Muslim, Islam itu
datang bukan hanya untuk orang Muslim saja, akan tetapi untuk semua, rahmatul
lilalamin. Maka dari itulah Islam harus di bawa ke tengah untuk dimuliakan,
dinikmati keselamatannya, keindahannya, keteduhannya oleh orang Islam dan yang
non-Muslim. Orang non-Muslim di sini contohnya, sudah lama berada di bawah
pemerintahan UMNO, mereka belum merasakan kemanisan Islam tadi. UMNO
selama ini hanya membela nasib Melayu saja yang sekadar khayalan. Mereka juga
tidak menunjukkan warna Islam itu sebenarnya, peranan dakwah telah dikhianati oleh
mereka. Seperti apa yang telah terjadi, kami berpisah atau keluar dari UMNO dan
mendirikan PAS, bukan hanya untuk merampas kekuasaan, akan tetapi juga untuk
menegakkan Islam.
Tuan Guru memberikan pemahaman tentang Islam kepada semua lapisan
masyarakat bukan saja pada orang Islam. Salah satunya kami membina masjid di
Rantau Pangjang sebuah masjid yang berarsitektur bangunan Cina, India dan siam.
Ada di kalangan masyarakat yang tidak tahu apakah tujuan dibalik pembinaan itu.
Tujuannya yaitu untuk menarik perhatian orang-orang bukan Islam di samping untuk
mendekatkan mereka kepada Islam, bahkan juga untuk menguatkan hati orang Cina
atau non-Muslim yang baru memeluk Islam, mungkin mereka merasa jemu atau puas
dengan masjid yang seni bangunannya berbentuk kemelayuan.
Sebenarnya usaha kita masih jauh untuk memartabatkan Islam yang, akan
tetapi mungkin kita tidak akan berhadapan dengan halangan yang begitu besar dengan
kita telah menunjukkan sedikit demi sedikit keislaman, ilmu-ilmu agama dari
sekarang seperti apa yang telah dilakukan oleh PAS di Kelantan sekarang ini. Dengan
ini mereka tidak akan menolak seratus persen Islam, mereka tidak akan mengatakan
Islam dengan berbagai macam, contohnya teroris dan sebagainya. Di Kelantan ini
sudah 18 tahun memerintah tidak pernah ada kasus seorang pun orang non-Muslim
yang dipukul, dikhianati dan dimusuhi dan sebagainya.
Harapan kami dalam rangka pelaksanaan Islam di Kelantan ini, adalah untuk
difahami dan diikuti. Kalau dalam konteks Malaysia, Tuan Guru tidak hanya
memainkan peranannya di Kelantan saja, bahkan Tuan Guru sesekali keluar ke
Negeri-negeri lain dalam lawatan dan program apa saja untuk tidak sekadar mewarnai
Islam di Kelantan saja.
Harapan kami juga di Malaysia supaya dapat menegakkan Islam dengan
sebanar-benarnya, walaupun bukan sekarang, mungkin tahun akan datang, mungkin
15 tahun akan datang. Salah satu target kita seperti salah satu Pakatan Rakyat dengan
target 16 September 2008 akan melakukan perubahan kerajaan. Tercapai atau tidak,
itu bukan kekuasaan kita. Kita tidak mampu mengetahui apa yang sebenarnya seperti
yang telah tercatat pada lauh al-mahfǔz atau dilangit. Kita harus merengcanakan
sesuatu terlebih dahulu demi Islam, tercapai atau tidak, itu hak Allah SWT. Gangguan
dan hambatan dari masyarakat itu memang sudah biasa, ada yang mengatakan itu
hanya sekadar angan-angan, pasti hal itu tidak akan terjadi dan sebagainya lagi. Kita
sebagai orang yang tidak yakin seharusnya diam, itu semua mungkin akan membawa
lemahnya semangat sahabat-sahabat kita yang menginginkan perubahan. Adakah kita
yakin dengan UMNO yang sudah 50 tahun memerintah ingin melaksanakan Islam?
Kalau mereka mampu, sudah lama mereka memartabatkan Islam ini. Itulah mereka
yang memang dasarnya tidak berasaskan Islam. Maka dengan itu, kita Pakatan
Rakyat melaksanakan langkah baru untuk mencoba melaksanakan Islam, soal
berhasil atau tidak, itu urusan belakangan. Seperti di zaman Nabi SAW pada
perjanjian hudaibiyah, ketika itu ada yang menyuarakan dengan mengatakan bahwa
itu sangat tidak membawa keuntungan pada umat Islam. Tapi akhirnya puluhan tahun
kemudian, membawa keuntungan dan rahmat yang terbuka kepada Kota Mekah.
Barulah semua orang memuji perjanjian itu. Itulah Nabi SAW yang melihat dengan
pandangan jauh ke depan, tidak hanya melihat pada waktu itu saja dengan kekalahan.
Seperti itulah kita sebagai Pakatan Rakyat ingin melakukannya.
Penulis: bagaiman pandangan Tuan Guru Nik Abdul Aziz dalam politik Malaysia
yang dipimpin oleh kerajaan UMNO?
Tuan Anual Bakhri Haron: Secara ringkasnya, UMNO ini adalah partai nasionalis,
dalam pembentukan asasnya hanyalah mempertahankan Melayu, Islam hanya sedikit
saja yang diungkapkan dan itu sekedar hiasan, dasarnya bukanlah untuk
memperjuangkan Islam yang sebenarnya, berbeda dengan PAS. Seperti yang kita
ketahui, bahwa tidak ada gunanya Melayu dihari akhirat nanti tanpa taqwa di dalam
hati. Tidak ada guna kita mengagungkan suatu bangsa, sedangkan kita hidup di
Negara yang majemuk. Dapat dikatakan juga, UMNO adalah partai yang asasnya
tidak berdasar, hanya mengikut arus dunia semata-mata. Sudah berapa tahun UMNO
memerintah Malaysia? Apakah yang telah diperbuat oleh mereka untuk kejayaan
Islam? Sudah Islamkah sepenuhnya nagara kita ini? Maka dengan pertanyaan inilah
perlu kita jawab untuk merubah negara kita ini.