Post on 09-Dec-2015
description
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori
1. APGAR SKOR
a. Pengertian Apgar Skor
Apgar skor adalah suatu metode sederhana yang digunakan untuk
menilai keadaan umum bayi sesaat setelah kelahiran (Prawirohardjo :
2002).
Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia
atau tidak. Yang dinilai adalah frekuensi jantung (Heart rate), usaha nafas
(respiratory effort), tonus otot (muscle tone), warna kulit (colour) dan
reaksi terhadap rangsang (respon to stimuli) yaitu dengan memasukkam
kateter ke lubang hidung setelah jalan nafas dibersihkan (Prawirohardjo :
2002).
Setiap penilaian diberi angka 0,1,2. Dari hasil penilaian tersebut dapat
diketahui apakah bayi normal (vigorous baby = nilai apgar 7-10), asfiksia
ringan (nilai apgar 4-6), asfiksia berat (nilai apgar 0-3) (Prawirohardjo :
2002).
b. Kriteria Apgar Skor
Tabel 2.1 Kriteria Apgar Skor
Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Akronim
Warna Kulit Seluruhbadanbiru atau pucst
warna kulit tubuh normal merah muda,
warna kulit tubuh, tangan, dan kaki
Appearance
tetapi tangan normal merahdan kaki muda, tidakkebiruan ada s ia n o s is
DenyutJantung tidak ada <100 kali atau >100 kali atau Pulse
menit menit
ResponReflek tidak ada
respons terhadap stimulasi
meringis atau menangis lemah ketika distimulasi
meringis atau bersin atau batuk saat stimulasi saluran napas
Grimace
Tonus Ototlemah atau tidak ada
sedikit gerakan bergerak aktif Activity
Pernafasantidak ada lemah atau
tidak teraturmenangis kuat, pernapasan baik dan teratur
Respiration
Sumber : Prawirohardjo : 2002
c. Interpretasi Skor
Tabel 2.2. Interpretasi Skor
Jumlah Skor Interpretasi Catatan
7-10 Normal
4-6 AsfiksiaRingan
Memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas, atau pemberian oksigen untuk membantu bernapas
0-3 Asfiksia Berat Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif
Sumber : Prawirohardjo : 2002
2. Persalinan Normal
a. Pengertian Persalinan Normal
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya
terjadi pada usia kehamilan yang cukup bulan (setelah 37-40 minggu)
tanpa disertai adanya penyulit (JNPK-KN, 2008). Selain itu, persalinan
juga merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-40 minggu) juga lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung 18-24 jam tanpa komplikasi.
Sedangkan partus abnormal adalah proses bayi lahir melalui vagina
dengan bantuan tindakan atau alat seperti versi atau ekstraksi, cunam,
vakum, dekapitasi, embriotomi atau lahir per abdominam dengan seksio
sesaria (JNPK-KN : 2008).
b. Sebab terjadinya proses persalinan
Faktor yang menyebabkan persalinan belum diketahui secara
benar, yang ada hanyalah merupakan teori – teori yang kompleks antara
lain dikemukakan faktor – faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi
rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi. Dibawah ini merupakan
penjelasan dari faktor – faktor terjadinya proses persalinan :
1) Teori penurunan hormonal : 1-2 minggu sebelum partus mulai
terjadi penurunan kadar progesteron dan estrogen menurun
mendadak, nutrisi janin dari plasenta berkurang.
2) Teori plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar
estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh
darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
3) Teori distensi rahim : rahim menjadi besar dan meregang
menyebabkan iskemia otot – otot uterus karena pengaruh hormonal
dan beban semakin merangsang terjadinya kontraksi.
4) Teori iritasi mekanik : di belakang serviks terletak ganglion
servikale dari fleksus frankenhauser, menjadi stimulasi
(pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus.
5) Induksi partus (induction of labour) : partus dapat pula ditimbulkan
dengan jelas (Sinopsis : 2006).
c. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
Berapa faktor yang mempengaruhi persalinan, antara lain
1) Power (Tenaga atau Kekuatan) adalah kekuatan yang mendorong
janin keluar, dalam persalinan kekuatan yang dimaksud adalah
kekuatan HIS. His adalah gelombang kontraksi ritmik otot polos
dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri pada daerah di
mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang
tersebut didapat dari „pacemaker‟ yang terdapat di dinding uterus
daerah tersebut. His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan
mengejan ibu, keadaan kardiovaskular respirasi metabolik ibu.
Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal
mengarah ke daerah lokus minoris yaitu daerah kanalis servikalis
(jalan lahir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus ke luar.
(1). His dapat terjadi sebagai akibat dari :
(a). Kerja hormon oksitosin
(b). Regangan dinding uterus oleh isi konsepsi
(c). Rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser
yang tertekan massa konsepsi.
(2). His dikatakan baik dan ideal apabila :
(a) Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus
(b) Kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus
(c) Terdapat periode relaksasi di antara dua periode
kontraksi
(d) Terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah
his
Serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang
mengandung serabut otot,akan tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot
korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar (cervical
effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan terbuka.
(1) Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya nyeri saat his
berlangsung adalah :
(a) Iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut
saraf di pleksus hipogastrikus diteruskan ke sistem saraf
pusat menjadi sensasi nyeri
(b) Peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul
dan peritoneum, menjadi rangsang nyeri.
(c) Keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan,
cemas atau anxietas, atau eksitasi).
(d) Prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress
(2) Hal yang penting dinilai mengenai His adalah :
(a) Amplitudo : intensitas kontraksi otot polos, bagian
pertama peningkatan agak cepat, bagian kedua
penurunan agak lambat.
(b) Frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per
10 menit).
(c) Satuan his : unit Montevide (intensitas tekanan atau mmHg
terhadap frekuensi).
2) Passage (Jalan Lahir).
Faktor jalan lahir meliputi bentuk dan ukuran jaringan tulang serta
jaringan lunak pada panggul yang meliputi uterus (pada kehamilan
dapat dibagi menjadi segmen atas rahim, segmen bawah rahim dan
serviks uterus), otot – otot dasar panggul dan perineum (Llewellyn-
Jones : 2002).
3) Passanger (Janin)
Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor
janin, yang meliputi sikap janin, letak janin, presentasi janin, bagian
terbawah, dan posisi janin.
a) Sikap (Habitus)
Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu
janin, biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya
dalam sikap fleksi dimana kepala, tulang punggung, dan kaki
dalam keadaan fleksi, lengan bersilang di dada.
b) Letak (Situs)
Adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu
misalnya letak lintang dimana sumbu janin tegak lurus pada
sumbu ibu. Letak membujur dimana sumbu janin sejajar dengan
sumbu ibu, ini bisa letak kepala atau letak sungsang.
c) Presentasi
Dipakai untuk menentukan bagian janin yang ada dibagian
bawah rahim yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan
dalam. Misalnya presentasi kepala, presentasi bokong,
presentasi bahu dan lain-lain.
d) Bagian Terbawah Janin
Sama dengan presentasi hanya lebih diperjelas istilahnya.
e) Posisi Janin
Posisi janin dalam keadaan normal, yaitu kepala janin berada di
bawah.
4) Perubahan Psikologis ibu bersalin terhadap sirkulasi dan oksigenasi
terhadap uterus dan servik.
Rahim dirancang secara sempurna untuk membantu dalam
melahirkan janin. Jika ibu memahami bagaimana rahim dapat
berfungsi secara normal ketika tidak dipengaruhi oleh sindrom
ketakutan, ketegangan, nyeri atau Fear – Tension – Pain Syndrome,
maka konsep persalinan dapat terjadi dengan mudah dan nyaman.
Efek fisik negatif dari psikologis ibu (sindrom ketakutan,
ketegangan, nyeri atau Fear – Tension – Pain Syndrome) terhadap
persalinan dapat ditelusuri ke fungsi Susunan Saraf Otonom (SSO
tubuh, SSO adalah jaringan komunikasi dalam tubuh kita, fungsi
utamanya adalah menerjemahkan pesan yang diterima, menentukan
tindakan apa yang harus diambil, dari pesan tersebut dan kemudian
segera mengkomunikasikan tindakan tersebut ke sistem tubuh yang
lain. Respon terhadap implus yang disalurkan melalui SSO (Sistem
Saraf Otonom) tidak dibawah kendali kesadaran, sehingga bersifat
tidak sadar.
Untuk melihat dampak stres terhadap persalinan, serta efek
menguntungkan dari perasaan tenang terdapat dua sistem dalam SSO
(Sistem Saraf Otonom), yaitu :
a) Sistem Simpatis
Sistem ini dipersiapkan tubuh untuk menghadapi kondisi darurat
dan bahaya, sistem ini akan terpicu bila seseorang dalam
keadaan stres, takut atau terkejut, atau berperan sebagai
mekanisme pertahanan tubuh. Sistem ini dengan cepat
menciptakan respon Fight, Flight, and Freeze (Lawan, lari dan
membeku) di dalam tubuh. Jika sistem ini bereaksi akan
menyebabkan pupil mata melebar, denyut jantung bertambah
cepat dan kuat, tubuh akan bergerak secara defensif. Sistem ini
menghentikan untuk sementara berbagai aktifitas seperti
pencernaan, yang paling penting sistem ini menutup arteri –
arteri yang mengalir ke organ – organ tubuh yang tidak esential
untuk pertahanan misalnya rahim.
b) Sistem Parasimpatis
Sistem yang mempertahankan tubuh dan jiwa dalam
keadaan harmonis dan seimbang, mempertahankan fungsi tubuh
dalam keadaan tenang, memperlambat kecepatan denyut
jantung, mengurangi stimulasi, memperlambat pelepasan
neuropeptida yang membahayakan, dan secara umum menjaga
tubuh agar tetap dalam keadaan sejahtera.
Bagian simpatis dari sistem saraf tidak hanya merespon
terhadap ancaman yang nyata, tetapi juga terhadap ancaman
yang baru dibayangkan. Pesan negatif tentang persalinan yang
diterima oleh ibu secara terus menerus akan diproses menjadi
sesuatu yang nyata, seiring dengan berjalannya waktu. Pesan –
pesan negatif ini menjadi bagian dari sistem keyakinan ibu dan
mengganggu keseimbangan kimiawi tubuh ibu secara terus
menerus, pesan – pesan negatif ini mempengaruhi keadaan
emosional ibu dan bayinya (Mongan : 2007)
Ketika ibu akan menghadapi persalinannya dengan diliputi
rasa takut dan stres maka tubuhnya sudah dalam keadaan sikap
defensif, dan terjadi pengeluaran hormon stresor Kotekolamin.
Karena rahim adalah organ tubuh yang tidak merupakan organ
pertahanan tubuh, maka arteri yang mengalir ke rahim menjadi
tegang dan menyempit, menghambat aliran darah dan oksigen.
Sehingga serat – serat lingkar dibagian mulut rahim
mengencang dan mengerut, bukan melemas dan membuka
seperti yang seharusnya. Otot – otot vertikal di bagian atas terus
berupaya menarik otot lingkar keatas dan belakang, tetapi otot –
otot bagian bawah ini melawan, maka leher rahim tetap kencang
dan tertutup. Jika kedua otot ini bekerja saling bertentangan,
timbul nyeri hebat yang dirasakan oleh ibu serta bayi dapat
mengalami hipoksia karena kurangnya oksigenasi ke bayi. Hal
ini dapat menyebabkan adanya intervensi terhadap persalinan,
misalnya vaccum ekstraksi, sectio caesaria (Mongan : 2007).
Keadaan sindrom takut – tegang, nyeri ( fear tensian pain
syndrome ) dapat menimbulkan stres yang menyebabkan
pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan
steroid. Hormon ini dapat menyebabkan terjadinya ketegangan
otot polos dan vasokontriksi pembuluh darah sehinnga terjadi
penurunan kontraksi uterus, penurunan sirkulasi uteroplasenta,
pengurangan aliran darah dan oksigen ke uterus, serta timbulnya
iskemia utreus yang membuat implus nyeri bertambah banyak
(Mander : 2004). Berkurangnya aliran darah dan kontraksi
uterus selama kala I persalinan yang mengakibatkan pembukaan
mulut rahim tidak adekuat sehingga waktu persalinan bertambah
lama (Schats : 1996).
Berbagai metode non-farmakologi untuk mengontrol rasa
tidak nyaman diterapkan. Metode ini biasanya dipelajari pada
kelas persiapan melahirkan, yang meliputi hipnosis,
acupressure, yoga, umpan balik biologis (biofeedback),
sentuhan terapeutik, terapi aroma, terapi uap, yang bisa
meemberi efek bermanfaat bagi beberapa wanita.
(1) Hipnosis adalah suatu seni komunikasi persuasifyang
ditujukan untuk menyampaikan pesan ke pusat motivasi
manusia yang disebut sebagai pikiran bawah sadar.
(2) Acupressure merupakan salah satu cara pengobatan
tradisional Cina yang menggunakan titik triger sebagai
pusat penekanannya.
(3) Yoga adalah suatu metode yang menyelaraskan antara
tubuh fisik, pikiran dan jiwa yang memberi efek
kesehatan, keseimbangan, kekuatan dan vitalitas.
(4) Terapi aroma adalah terapi yang menggunakan aroma –
aroma tertentu untuk menenangkan pikiran, merelakskan
otot – otot tubuh.
(5) Terapi uap adalah terapi yang mengunakan uap sebagai
pemanas untuk melenturkan otot – otot yang kaku.
5) Kala dan fase dalam persalinan
Persalinan dapat dibagi dalam 4 kala (stages), yaitu:
a) Kala I
Mulai dari his teratur sampai pembukaan lengkap. In partu
(partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah
(bloody show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan
mendatar (efficement).
Kala pembukaan dibagi atas 2 fase, yaitu :
(1) Fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat,
sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.
(2) Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3
subfase :
(a) Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan
menjadi 4 cm.
(b) Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam
pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
(c) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2
jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.
b) Kala II
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan
lebih lama. Kepala janin telah turun masuk ruang pintu bawah
panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot – otot dasar
panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan.
Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan
perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin, akan
lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin.
c) Kala III
Setelah lahirnya bayi, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus
teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta
yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian,
timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 1-5 menit
seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan
lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis atau
fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit
setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah kira – kira 100-200 cc.
d) Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir
untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya
perdarahan postpartum (Sinopsis : 2006).
3. Bayi Baru Lahir
a. Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang
aterm (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000
gram.Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan pada bayi tersebut selama
jampertama setelah kelahiran. (Saifuddin : 2002).
b. Ciri-ciri Bayi Normal
Bayi yang sehat dan normal mempunyai ciri – ciri sebagai berikut:
1) Berat badan 2500-4000 gram
2) Panjang badan 48-52 cm
3) Lingkar badan 30-38 cm
4) Lingkar kepala 33-35 cm
5) Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x atau menit
kemudian menurun sampai 120-160 x atau menit.
6) Pernafasan pada menit pertama kira-kira 80 x atau menit kemudian
turun sampai 40 x atau menit.
7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan
terbentuk dan diliputi verniks caeseosa (lemak pada kulit bayi).
8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut tampak sempurna.
9) Kuku agak panjang dan lemas.
10) Testis sudah turun (pada anak laki-laki), genitalia labio mayora
telah menutupi labia minora (pada anak perempuan).
11) Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
12) Refleks moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan tangan seperti memeluk.
13) Graff refleks sudah baik, bila diletakkan suatu benda di telapak
tangan maka akan menggenggam.
14) Eliminasi, urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam, pertama
mekonium berwarna kecoklatan. (Saifuddin : 2006).
4. Hipnosis
a. Pengertian Hipnosis
Hipnosis adalah suatu seni komunikasi persuasif yang ditujukan
untuk menyampaikan pesan ke pusat motivasi manusia yang disebut
sebagai pikiran bawah sadar (sub conscious). Sebagai suatu teknik
komunikasi, maka hipnotis melibatkan aspek verbal, nonverbal, dan
me-utilisasikan segenap faktor pendukung komunikasi, termasuk
lambang – lambang dan nilai keyakinan (beliefsystem). Hipnotis adalah
gejala psikologi murni dan tidak terkait dengan umur, magis, mistik,
kuasa kegelapan atau istilah lain sejenisnya (Nurindra : 2008).
Keadaan seperti tidur karena sugesti, yang pada taraf permulaan
orang itu berada di bawah pengaruh orang yang memberikan sugesti,
tetapi pada taraf berikutnya menjadi tidak sadar sama sekali (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2008 :501). Kondisi rileks, fokus atau
konsentrasi atau kondisi mirip tidur atau keadaan saat pikiran dalam
kondisi alam bawah sadar (Wong, Hakim : 2009).
b. Klasifikasi hipnosis :
Hipnosis dapat dibagi menjadi 2 bagian besar, masing – masing
adalah :
1) Formal Hipnosis
Aktivitas hipnosis yang di gambarkan dengan melambaikan tangan,
mengayunkan pendulum, memandu relaksasi merupakan bentuk
dari hipnotis formal atau directhypnosis terkadang disebut juga
sebagai genuine hypnosis.
2) Informal Hipnosis
Hipnosis informal, atau indirecthypnosis biasanya berupa pola
komunikasi alamiah sehari – hari, tetapi dapat membuat filter
seseorang menjadi terbuka. Teknik hipnotis informal ini biasa
diterapkan dalam kehidupan sehari – hari, walaupun mungkin
secara tidak disadari, misalkan oleh para penjual handal yang
mampu menggerakkan calon pembeli yang dari semula tidak
tertarik menjadi mempertimbangkan, dan akhirnya melakukan
pembelian. Pada saat ini hipnosis informal juga mulai
dikembangkan di bidang – bidang nontherapeutic, misalkan
hipnosis for selling, hynosis for parenting, dan lain – lain.
c. Syarat subyek yang di hipnosis
Secara umum setiap orang dapat di hipnotis, akan tetapi jika
mengacu kepada informal hipnosis, maka mereka yang dapat di
hipnotis harus memenuhi 3 persyaratan utama, yaitu :
1) Tidak Menolak
Filter pikiran bawah sadar secara otomatis akan tertutup jika
seseorang dalam kondisi tidak nyaman. Oleh karena itu seseorang
yang menolak dihipnosis maka tidak dapat dihipnosis. Dengan kata
lain informal hipnosis membutuhkan kerjasama yang baik antara
hinosis dengan pihak yang akan dihipnosis.
2) Dapat Berkomunikasi
Hipnosis adalah seni komunikasi. Oleh karena itu jika seseorang
tidak dapat menerima atau memahami komunikasi yang
disampaikan oleh seorang Hypnosis, maka tidak akan dapat
dihipnotis.
3) Memiliki Kemampuan Fokus
Fokus merupakan komponen utama unntuk membuka filter pikiran
bawah sadar. Oleh karena itu bagi seseorang yang benar – benar
tidak memiliki kemampuan untuk fokus, akan sangat sulit untuk
dihipnotis.
d. Hipnosis Untuk Ibu Hamil dan Bersalin (Hypnobirthing)
1) Definisi Hynobirthing
Hypnobirthing dicetuskan berdasarkan buku yang ditulis oleh
pakar ginekologi Dr. Grantly Dick-Read, yang mempublikasikan
buku Childbirth Without Fear pada 1944. Terapi hypnoBirthing
selanjutnya dikembangkan oleh Marie Mongan, pendiri
HypnoBirthing Institute. hypnobirthing berasal dari kata hypno
(hypnos dari bahasa Yunani yang artinya "tidur") dan birthing dari
bahasa Inggris yaitu "proses melahirkan". Hypnobirthing adalah
science and art (ilmu pengetahuan dan keterampilan dengan bahasan
secara ilmiah).
Hypnobithing berasal dari kata hypno dan birthing. Hypno
dalam bahasa Yunani berarti tidur sedangkan birthing berarti
kelahiran (Myers S : 1999). McCue (2005) mengartikan hipnosis
sebagai sebuah pengaruh yang alami terhadap konsentrasi relaksasi,
dimana disampaikannya gagasan kepada alam bawah sadar, yang
akan mempengaruhi cara berfikir, apa yang dirasakan dan pilihan
yang dibuat. Hipnosis adalah metode penanaman sugesti saat otak
telah berada dalam kondisi rileks, tetapi bukan berarti tertidur atau
tidak sadarkan diri saat praktik (Andriana : 2007).
Jadi setiap ibu hamil dapat belajar dan berlatih agar terampil
untuk meningkatkan ketenangan diri selama hamil dan pada saat
melahirkan. Hypnobirthing merupakan perkembangan dari hipnosis,
yang sama sekali bukan magic seperti anggapan yang berkembang di
masyarakat. Banyak orang yang tidak tahu bahwa hipnosis
merupakan bagian dari ilmu kedokteran dan bahkan yang
menemukannya adalah seorang dokter bernama Dr Frans Anton
Mesmer berkebangsaan Austria.
McCue (2005) berpendapat bahwa hypnoBirthing dapat
membantu ibu sepanjang waktu merasakan ketenangan, tetap sadar
dengan apa yang terjadi di sekitarnya dan dapat berkomunikasi
dengan jelas dan secara efektif. Hypnobirthing membantu ibu untuk
mempercayai naluri alami pada tingkatan bawah sadar yang
memungkinkan ibu untuk mengalami kelahiran dengan keyakinan,
mempercayai tubuhnya sendiri dan bayinya.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
hypnobirthing merupakan kombinasi antara proses kelahiran alami
dengan hipnosis untuk membangun persepsi positif dan rasa percaya
diri serta menurunkan ketakutan, kecemasan, tegang dan panik
sebelum, selama dan setelah persalinan. Hypnobirthing merupakan
sebuah paradigma baru dalam pengajaran melahirkan secara alami.
Teknik ini mudah dipelajari, melibatkan relaksasi yang mendalam,
pola pernapasan lambat dan petunjuk cara melepaskan endorfin dari
dalam tubuh (relaksan alami tubuh) yang memungkinkan calon ibu
menikmati proses kelahiran yang aman, lembut, cepat dan tanpa
proses pembedahan.
2) Tujuan Hypnobirthing
Mongan (2007) menyatakan bahwa Hypnobirthing bertujuan agar :
a) Ibu yang akan melahirkan menyadari bahwa tubuhnya akan
mampu melahirkan dengan kondisi rileks, bekerjasama dengan
tubuhnya dan bayinya, dia percaya bahwa masing – masing dapat
melakukan tugasnya, dan proses persalinannya berlangsung alami
tanpa interupsi.
b) Dalam proses persalinan dia melenyapkan rasa lelah dan
mempersingkat waktu persalinan.
c) Hasilnya adalah pengalaman persalinan yang memuaskan dari
proses persalinan, bersama seluruh keluarga, termasuk bayi tetap
terjaga, sadar dan tenang namun bersemangat.
d) Hypnobirthing membuat orang tua menjadi tenang, rileks dan
memegang kendali saat mereka membahas berbagai pilihan yang
ada, mengevaluasi situasinya dan mengambil keputusan mengenai
persalinan.
e) Suasana hati yang tenang dan damai dapat membuat pemulihan
ibu menjadi lebih mudah dan mengurangi intervensi medis selama
persalinan.
3) Teknik Dasar Hipnosis
Adiyanto (2010) menyatakan bahwa ada 4 langkah teknik dalam
hypnosis, antara lain :
a) Pre – Induction
Tahap ini adalah periode persiapan hipnosis. Persiapan hipnosis
meliputi posisi klien, kenyamanan klien, pada tahap ini sebagai
proses hipnosis selanjutnya.
b) Inductuon
Tahap ini adalah proses membawa klien menuju kondisi trans
atau hypnosis state. Kondisi hypnosis state adalah kondisi dimana
pikiran bawah sadar seseorang terbuka dan siap menerima
informasi atau ide atau sugesti. Dalam ukuran brain wave, klien
dipandu untuk memasuki kondisi alfa atau tetha dengan tingkat
kedalaman sesuai kebutuhan terapi.
c) Suggestion (Sugesti)
Proses sugesti artinya memberikan atau menanamkan informasi
atau ide pada pikiran bawah sadar seseorang dengan
mempergunakan kata – kata atau situasi tertentu. Kemampuan
komunikasi adalah kunci utama.
Dalam hypnotherapy sugesti yang diberikan adalah :
a) Permisif, sugesti bersifat ajakan bukan perintah.
b) Repetition, pengulangan dimaksudkan untuk memperkuat
penanaman sugesti ke dalam pikiran bawah sadar.
c) Client Languange Preference, mempergunakan bahasa yang
mudah dimengerti atau bahasa kebiasaan klien.
d) Progresif, sugestikan perubahan yang bertahap sehingga
lebih mudah diterima oleh pikiran sadar maupun bawah
sadar.
Pada ibu hamil sugesti yang diberikan untuk membawa citra
positif tentang kehamilan dan persalinan berikut suasana
yang melingkupi.
Salah satu contoh sugesti yang diberikan pada ibu hamil
antara lain :
(1) Pada ibu hamil TM III sugesti yang diberikan adalah :
“Aku makin yakin dan percaya diri dalam menjalani
kehamilan ini, suami tercinta dan orang – orang
mendukung setulusnya. Hari demi hari kulewati dengan
sehat dan nyaman, aku makin bersyukur dan bahagia.
Bayiku dalam rahim semakin sehat dan cerdas. Wahai
anakku yang sholeh atau sholekhah, ibu dan ayah
menantimu,.wahai pembawa sinar terang dunia, penyejuk
jiwa orang tua”.
(2) Menjelang persalinan sugesti yang diberikan antara lain
“Ya Tuhan dengan menyebut nama-Mu, kupasrahkan diri
ini dalam kekuatan-Mu Yang Maha Agung, dengan penuh
keyakinan akan kekuatan-Mu aku mempesiapkan
kelahiran bayiku, dalam kasih sayang-Mu aku merasakan
rileks dan bahagia karena bayiku akan tiba”.
“Persalinanku berjalan dengan mudah dan lancar, aku
percaya pada tubuhku dan aku mengikuti iramanya. Ya
Tuhan jadikanlah setiap tarikan dan hembusan nafasku
membuat pikiranku serta tubuhku tenang dan rileks”.
d). Termination
Adiyanto (2010) menyatakan bahwa yang perlu diperhatikan
dalam memandu terminasi adalah dilakukan secara perlahan
dan berikan afirmasi positif. Pemberian terminasi yang terlalu
tergesa – gesa seringkali menyebabkan ibu merasa pusing
setelah bangun dari kondisi relaksasi.
4) Manfaat Hypnobirthing
Ketenangan diri saat proses persalinan. Emosi dan jiwa tenang
memungkinkan ibu untuk tidak berteriak atau mengamuk atau
menjerit kala menahan sakit akibat kontraksi. Karena ibu sudah siap
secara mental.
a) Manfaat Untuk Ibu :
(1) Menghilangkan rasa takut, tegang dan panik saat bersalin.
(2) Mempersingkat masa proses persalinan, pasca bersalin
cepat kembali pulih.
(3) Ikatan batin ibu terhadap bayi dan suami juga jadi lebih
kuat.
(4) Meningkatkan produksi ASI, karena relaksasi
meningkatkan vasikularisasi diseluruh tubuh.
(5) Mengurangi komplikasi medis dalam melahirkan
b) Manfaat Untuk Janin
(1) Getaran tenang dan damai akan dirasakan oleh janin yang
merupakan dari perkembangan jiwa (SQ).
(2) Pertumbuhan janin lebih sehat karena keadaan tenang akan
memberikan hormon-hormon yang seimbang ke janin lewat
plasenta.
c) Manfaat Untuk Suami
Merasa lebih tenang dalam mendampingi proses kelahiran, dan
hubungan suami istri menjadi lebih hangat.
5) Pelaksanaan Hipnosis
Waktu untuk melakukan penanaman sugesti atau proses
hypnobirthing adalah 2-3 minggu menjelang perkiraan persalinan,
pada beberapa kasus ibu bersalin yang belum pernah mengikuti
program hipnobirthing sejak TM I, mereka tetap merasakan hasil
yang efektif meskipun melaksanakan sugesti pada minggu terakhir
atau bahkan hanya beberapa saat menjelang persalinan. Hal tersebut
bisa dikarenakan sugestifitas serta penerimaan klien yang cukup
tinggi (Adiyanto, 2010,p.40). Pada saat persalinan tiba ibu dibimbing
kembali untuk melakukan relaksasi.
Pada saat penanaman sugesti yakinkan ibu untuk percaya pada
dirinya sendiri, bahwa persalinan akan berjalan normal, nyaman,
cepat dan aman. Dengan kata lain ibu menghipnosis diri sendiri pada
waktu relaksasi dirumah karena waktu dirumah lebih banyak dari
pada waktu pertemuan di klinik. Peran suami juga sangat dibutuhkan
dalam proses relaksasi ini.
6) Posisi Relaksasi
Memilih posisi yang dianggap paling nyaman dengan mencoba
sesantai mungkin. Bisa dalam posisi duduk atau berbaring sambil
memejamkan mata. (Payne : 2000, Morgan : 2007, Andriana : 2007).
a) Posisi berbaring terlentang
Beberapa hal yang dapat membantu untuk menyamankan posisi
berbaring terlentang:
Gambar 2.3. Posisi Berbaring Terlentang
Sumber: Hypnobirthing The Mongan Method
b) Posisi menyamping
Posisi menyamping (lateral) terutama dipilih oleh ibu hamil saat
menjalani persalinan tahap akhir dan sering kali untuk
mengeluarkan bayi mereka. Ini juga merupakan posisi tidur bagi
ibu yang sedang hamil.
Gambar 2.4. Posisi Menyamping
Sumber: Hypnobirthing The Mongan Method
4 Empat langkah sebelum latihan hypnobirthing:
1) Memutar kepala dengan posisi miring ke atas bahu
sebanyak 8 kali hitungan. Meletakkan jari-jemari kiri
dan kanan di atas bahu, lalu memutar ke belakang
sebanyak 8 kali dan ke depan 8 kali.
2) Untuk merelaksasi otot, berbaring santai. Meluruskan
lengan kanan dan kiri sejajar tubuh. memposisikan
telapak kanan menghadap ke atas. Menegangkan
telapak kaki hingga merambat ke betis, paha, pinggul,
dan dada. Menarik pundak ditarik ke atas dan kedua
telapak tangan dikepal kuat-kuat. Mengerutkan dahi,
tarik lidah ke arah langit-langit.
3) Selanjutnya relaksasi pernapasan. Ketika berbaring,
napas akan terdorong ke arah perut. Menarik napas
panjang lewat hidung sambil hitung sampai 10.
Menghembuskan perlahan-lahan lewat mulut. Lakukan
10 kali.
4) Merelaksasi pikiran. Memejamkan mata sejenak lalu
buka perlahan-lahan sambil memandang ke satu titik
yang tepat di atas mata, makin lama kelopak mata
makin relaks, berkedip dan pada hitungan ke-5, mata
akan menutup. Ketika kondisi sudah nyaman,
masukkan pikiran positif yang akan terekam dalam
alam bawah sadar. Contoh program positif, “Saya dan
janin di dalam kandungan akan tumbuh sehat. Dan saat
persalinan akan menghadapinya dengan tenang.”
7) Teknik Pernapasan
Pada saat kondisi stres, otak manusia membutuhkan lebih banyak
pasokan nutrisi dan oksigen. Terutama pada saat seseorang
mengalami stres (terutama saat emosional meningkat) pola
pernapasan mengalami gangguan, sehingga tidak jarang pasien
mengalami kepala terasa berat, pusing serta sesak napas. di bawah
ini adalah macam – macam teknik pernapasan yang bisa digunakan
pada ibu hamil (Adiyanto, Lelik : 2010).
a) Pernapasan Tidur (Sleep Breathing)
Pernapasan tidur mudah dikuasai, dapat digunakan secara
teratur di kelas ibu hamil dan sewaktu berlatih di rumah. Akan
dirasakan bahwa relaksasi datang lebih mudah dan lebih cepat
setiap kali melakukannya. Setelah beberapa kali dilakukan,
tubuh akan terbawa ke dalam keadaan relaksasi sebagai
persiapan bagi upaya pendalaman selanjutnya.
b) Pernapasan Lambat (Slow Breathing)
Pernapasan lambat terdiri dari penghirupan udara secara
perlahan, tenang dan lama dari perut yang mengarahkan kembali
fokus pada apa yang sedang terjadi di sekitar bayi dan
membantu menghadapi setiap kontraksi rahim. Teknik ini akan
dibutuhkan selama persalinan untuk mengimbangi setiap
kontraksi rahim. Saat berkontraksi, rahim akan terangkat.
Pernapasan lambat membantu ibu untuk bekerja sama dengan
gerakan ke atas rahim sewaktu menghirup hingga perut naik
setinggi mungkin, seperti mengisi balon di dalam perut. Hal ini
memaksimalkan gelombang otot-otot vertikal, menyebabkan
otot-otot ini bekerja lebih efisien dalam menarik ke atas otot-
otot melingkar di bagian bawah, serta menipiskan dan membuka
leher rahim. Bantuan yang diberikan kepada kedua kelompok
otot ini akan memperpendek durasi gelombang, serta durasi
persalinan.
c) Pernapasan Persalinan (Birth Breathing)
Pernapasan persalinan digunakan saat mengembuskan bayi
agar keluar pada fase persalinan. Bernapas ini ditujukan untuk
membantu Refleks Mendorong Alami (Natural Expulsive Reflex
atau NER) dari tubuh untuk secara lembut menggerakkan bayi
ke arah luar.
B. KERANGKA TEORI
Faktor yang mempengaruhi persalinan
1. Janin2. Jalan Lahir3. Tenaga4. Pengaruh psikologis
a. Hipnosis1) Pre Induction2) Induction-
Deeping3) Suggestion4) Termination
b. Acupresurec. Yogad. Terapi Aroma e. Terapi Uap
ProsesPersalian
1. Kala I2. Kala II3. Kala III4. Kala IV
Apgar Skor Bayi
Baru Lahir
Sumber : Prawirohardjo (2007); Mongan (2007), Adiyanto
(2010), M. Bobak (2005)
Keterangan : Kata yang di blok tebal adalah variabel yang akan
diteliti
C. KERANGKA KONSEP
Variabel Independen Variabel Dependen
Hipnosis Apgar Skor BayiBaru Lahir
D. HIPOTESIS
Ha : Ada pengaruh hipnosis terhadap apgar skor bayi baru lahir