Post on 02-Mar-2019
BAB II
LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Umum
Metode yang akan digunakan penulis untuk mendapatkan data mengenai
topik adalah dengan melakukan tinjauan pustaka melalui riset media buku, karya
tulis, survey, artikel koran dan internet.
1. Website
- www.tambangayam.com
- http://id.wikipedia.org/wiki/Banten
- http://www.alambudaya.com/2010/07/asal-usul-suku-baduykanekes-
banten.html
- http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1230/rumah-adat-baduy
2. Buku
- Designing brand identity – Alina Wheeler
- Design Matters; an essential primer – Maura Keller and Michelle Taute
- Tipografi dalam desain grafis – Danton Sihombing
- Periklanan (1997) – Frank f. Jefkins
3. Narasumber
- Indraswari (pemilik Tambang ayam 3K)
2.1.1 Sejarah Suku Baduy
Provinsi Banten memiliki masyarakat tradisional yang masih memegang teguh
adat tradisi yaitu suku baduy yang tinggal di Desa Kanekes Kecamatan
Leuwidamar Kabupaten Lebak. Perkampungan masyarakat baduy pada
umumnya terletak pada daerah. Baduy atau biasa disebut juga dengan
masyarakat kanekes adalah nama sebuah kelompok masyarakat adat Sunda di
Banten.
Orang Kanekes atau orang Baduy adalah suatu kelompok masyarakat adat
Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Sebutan "Baduy" merupakan
sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat
tersebut, berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang agaknya
mempersamakan mereka dengan kelompok Arab Badawi yang merupakan
masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden). Kemungkinan lain adalah
karena adanya Sungai Baduy dan Gunung Baduy yang ada di bagian utara dari
wilayah tersebut. Mereka sendiri lebih suka menyebut diri sebagai urang
Kanekes atau "orang Kanekes" sesuai dengan nama wilayah mereka, atau
sebutan yang mengacu kepada nama kampung mereka seperti Urang Cibeo
(Garna, 1993).
Bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda dialek a–Banten. Untuk
berkomunikasi dengan penduduk luar mereka lancar menggunakan Bahasa
Indonesia, walaupun mereka tidak mendapatkan pengetahuan tersebut dari
sekolah. Orang Kanekes 'dalam' tidak mengenal budaya tulis, sehingga adat
istiadat, kepercayaan/agama, dan cerita nenek moyang hanya tersimpan di
dalam tuturan lisan saja.
Baduy Dalam adalah bagian dari keseluruhan Suku Baduy. Tidak seperti
Baduy Luar, warga Baduy Dalam masih memegang teguh adat istiadat nenek
moyang mereka. Sebagian peraturan yang dianut oleh suku Baduy Dalam
antara lain: Tidak diperkenankan menggunakan kendaraan untuk sarana
transportasi, Tidak diperkenankan menggunakan alas kaki, Pintu rumah harus
menghadap ke utara/selatan, Larangan menggunakan alat elektronik
(teknologi) Menggunakan Kain berwarna hitam/putih sebagai pakaian yang
ditenun dan dijahit sendiri serta tidak diperbolehkan menggunakan pakaian
modern.
Baduy Luar merupakan orang-orang yang telah keluar dari adat dan wilayah
Baduy Dalam. Ada beberapa hal yang menyebabkan dikeluarkanya warga
Baduy Dalam ke Baduy Luar. Pada dasarnya, peraturan yang ada di baduy luar
dan baduy dalam itu hampir sama, tetapi baduy luar lebih mengenal teknologi
dibanding baduy dalam.
Proses Pembangunan Rumah penduduk Baduy Luar telah menggunakan alat-
alat bantu, seperti gergaji, palu, paku, dll, yang sebelumnya dilarang oleh adat
Baduy Dalam. Menggunakan pakaian adat dengan warna hitam atau biru tua
(untuk laki-laki), yang menandakan bahwa mereka tidak suci. Kadang
menggunakan pakaian modern seperti kaos oblong dan celana jeans.
2.1.1.2 Rumah Adat Suku Baduy
Secara umum rumah adat Baduy merupakan rumah panggung yang hampir
secara keseluruhan rumah menggunakan bahan bambu. Rumah adat baduy ini
sendiri terkenal dengan kesederhanaan, dan dibangun berdasarkan naluri
manusia yang ingin mendapatkan perlindungan dan kenyamanan.
Bangunan rumah adat Baduy dibuat tinggi, berbentuk panggung, mengikuti
tinggi rendahnya/kontur permukaan tanah. Pada tanah yang miring dan tidak
rata permukaannya, bangunan disangga menggunakan tumpukan batu. Batu
yang digunakan adalah batu kali, berfungsi sebagai tiang penyangga bangunan
dan menahan agar tanah tidak longsor.
Atap rumah adat baduy terbuat dari daun yang disebut sulah
nyanda. Nyanda berarti sikap bersandar, sandarannya tidak lurus melainkan
agah merebah ke belakang. Salah satu sulah nyanda ini dibuat lebih panjang
dan memiliki kemiringan yang lebih rendah pada bagian bawah rangka atap.
Bilik rumah dan pintu rumah terbuat dari anyaman bambu yang dianyam
secara vertikal. Teknik anyaman tersebut dikenal dengan
nama sarigsig tersebut dibuat hanya dengan berdasarkan perkiraan, tidak
diukur terlebih dahulu. Kunci rumah dibuat dengan memalangkan dua buah
kayu yang ditarik atau didorong dari bagian luar rumah.
Ada tiga ruangan dalam bangunan rumah adat ini, yaitu ruangan yang
dikhususkan untuk ruang tidur kepala keluarga juga dapur yang disebut imah,
ruang tidur untuk anak-anak sekaligus ruang makan yang disebut tepas, dan
ruang untuk menerima tamu yang disebut sosoro.Seluruh bangunan dibangun
menghadap satu dengan yang lainnya. Secara adat rumah Baduy hanya
diperbolehkan menghadap ke utara dan selatan saja.
Rumah bagi masyarakat Baduy dalam (kejeroan), di Kabupaten Lebak, Banten.
Tidak sekedar tempat tinggal. Ada nilai Filosofi yang di yakini sebagai
kepercayaan nenek moyang mereka.Itu sebabnya membangun rumah tidak
boleh sembarangan.
Rumah tinggal suku Baduy Dalam termasuk jenis bangunan knock down dan
siap pakai, yang terdiri dari beberapa rangkaian komponen. Selanjutnya,
komponen-komponen tersebut dirakit atau dirangkai dengan cara diikat
menggunakan tali awi temen ataupun dengan cara dipaseuk. Konstruksi
utamanya yang berfungsi untuk menahan beban berat, seperti tihang-tihang,
panglari, pananggeuy, dan lincar, dipasang dengan cara dipaseuk karena alat
paku dilarang digunakan. Justru teknik tersebut bisa memperkuat karena kedua
kayu yang disambungkan lebih menyatu, terutama ketika kedua kayunya sudah
mongering. Sementara komponen seperti bilik (dinding), rarangkit (atap), dan
palupuh (lantai) hanya sekadar diikat atau dijepit pada bambu atau kayu
konstruksi. Oleh karena itu, bangunan rumah tinggal suku Baduy termasuk
jenis bangunan tahan gempa karena konstruksinya bersifat fleksibel dan elastis
2.1.2 Data Umum Perusahaan
Perusahaan : Tambang Ayam 3K
Logo Perusahaan :
Gambar 2.1 : Logo Tambang Ayam 3K
(Sumber: Shabila Afifa, tahun 2015)
Alamat : Jalan Raya Anyer – km 132. Desa Bandulu, Anyer
Website : www.tambangayam.com
Email : tambangayam@gmail.com
Telepon : +62 889 1584489
2.1.2.1 Observasi
Pengamatan secara langsung survei lapangan dilakukan penulis ketika
mengunjungi cottage Tambang Ayam 3K di kawasan wilayah Banten, Anyer.
Tambang Ayam 3K hanya memiliki 5 buah cottage, 1 cottage terbagi menjadi 2
bagian rumah dan 1 bagian rumah (1 unit) hanya dapat di isi 8 orang, total 1
cottage hanya bisa dihuni oleh 16 orang. Cottage Tambang Ayam 3K adalah
cottage yang privat dan lokasi dekat dengan pantai.
a b
c d
Gambar 2.2 : Cottage Tambang Ayam 3K
a. Tampak cottage dari luar
b. Tampak dalam 1 unit
c. Tampak tempat tidur
d. Tampak dapur
(Sumber: Shabila Afifa, tahun 2015)
2.1.3 Sejarah Tambang Ayam 3K
Seluas 9 hektar tanah yang berada di pinggir pantai, di desa bandulu anyer, di
warisi oleh dua kelompok keluarga besar yang terdiri dari 13 orang ahli waris.
Setelah dirapihkan pembagian warisnya, maka oleh salah satu kelompok ahli
waris yang terdiri dari 6 orang ahli waris, disepakati untuk membuat
penginapan. Untuk itu di atas tanah seluas sekitar 8.000 meter persegi, di
bangunlah 5 buah pondokkan yang dimiliki oleh 5 orang ahli waris. Sementara
1 orang ahli waris tidak memiliki keturunan dan saat ini telah meninggal dunia.
Pada awalnya, tempang penginapan diberi nama Pondok Pantai Tambang
Ayam Anyer dan dipergunakan oleh seluruh keluarga besar secara bergantian.
Namun, pada tahun 2013 yang lalu, semua ahli waris memutuskan untuk
merubah nama pondok menjadi tambang ayam 3K, karena ingin melestarikan
nama orang tua dari ke 6 ahli waris.
Pondokkan tersebut saat ini di beri nama Tambang ayam 3K yang merupakan
singkatan dari nama orang tua ke 6 ahli waris, yaitu Kamarudin, Kusniah,
Kartadiwiria. Hingga saat ini Tambang ayam 3K dipergunakan untuk tempat
rekrekasi bagi keluarga besar maupun disewakan saat tidak dipergunakan oleh
keluarga.
Pengelolahan sepenuhnya dari keuntungan pondok itu sendiri, tidak ada
bantuan pinjaman dari bank atau sejenisnya.
2.1.4 Visi dan Misi
Visi ;
“Membuat sebuah penginapan keluarga yang aman, nyaman dan berkesan
suasana seperti anda sedang di rumah”
Misi ;
- Untuk mempersatukan dan menjaga keharmonisan keturunan keluarga
- Memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan untuk konsumen dan
masyarakat sekitar
- Meningkatkan penampilan agar layak sebagai tempat penginapan yang aman
dan nyaman
2.1.5 Karakteristik
Bentuk bangunan mempertahankan tradisi setempat, secara umum bentuk
cottages seperti rumah adat Banten suku Baduy, yang terlihat merupakan
rumah panggung. Konstruksi utamanya yang berfungsi untuk menahan beban
berat, seperti tiang-tiang dipasang dengan cara dipasak, karena alat paku
dilarang digunakan bagi suku baduy. Justru teknik tersebut bisa memperkuat
karena kedua kayu yang disambungkan lebih menyatu, tapi karena jaman
sudah semakin modern maka sekarang desain lebih di moderenisasi, seperti
memakai genteng bukan ijuk dan dinding sudah tidak memakai gedek.
2.1.6 Target
2.1.6.1 Secara geografis
Masyarakat luas, dari seluruh daerah.
2.1.6.2 Secara demografis
Gender : Perempuan dan Laki - laki
Kelas : B
2.1.6.3 Secara psikografis
Gender : Perempuan dan Laki - laki
Gaya hidup : Menyukai alam, laut dan simplicity
2.1.6.4 Range Harga
Minggu – Kamis : Rp. 900.000++/malam
Jumat – Sabtu : Rp. 1.200.000++/malam
*including breakfast
*excluding tax and service charge
2.1.6.5 Fasilitas
- 1 Cottage, 2 sisi
- 1 sisi 8 orang (6 dewasa + 2 anak)
- AC
- Kamar mandi
- Kulkas
- TV
- 2 king size bed
- Teras
- Dapur (termasuk alat masak)
2.1.7 Kompetitor
2.1.7.1 Villa Marina
Gambar 2.3 : Logo Villa Marina
(Sumber: http://www.villamarinaanyer.com/)
Berlokasi di pantai Anyer dengan pemandangan kearah gunung Krakatau
yang berada di peairan Selat Sunda diantara Pulau Sumatra dan Pulau Jawa,
teparnya di Jalan Raya Anyer KM 20 Serang – Propinsi Banten.
Fasilitas Villa Marina yang menjorok ke laut terliat seperti sebuah pulau.
Villa Marina memiliki dermaga pribadi / Marina menjadi tempat
bersandarnya kapal-kapal, ruang pertemuan yang dapat menampung 200
orang, dan restaurant. Villa Marina menawarkan pilihan akomodasi yang
terdiri dari bungalow dan tipe hotel, serta fasilitas lain seperti tempat bermain
anak, lapangan rumput dan kolam renang, yang dirancang untuk merangkai
aktifitas anda selama berkunjung di Anyer.
2.1.7.2 Mambruk Anyer
Gambar 2.4 : Logo Hotel Mambruk Anyer
(Sumber: http://www.mambruk.co.id/)
Hotel Mambruk Anyer adalah hotel berbintang 4 yang popular di Anyer,
Banten. Tempat penginapan yang bagus untuk rekreasi keluarga dan juga
tempa untuk mengadakan business meeting dan company outing. Hotel
mambruk mempunyai fasilitas yaitu bungalow style, cottage-style dan
standard rooms, tempat meeting yang muat hingga 200 orang dan fasilitas
resort termasuk kolam renang dan bar. Karyawan di restoran Hotel Mambruk
Anyer menyediakan makanan local dan international, termasuk fresh seafood
yang ditangkap langsung oleh nelayan local. Pada malam hari pelanggan bisa
bersantai di bar dan menyanyi dengan lagu-lagu karoke. Ada 2 lapangan
tennis yang tersedia untuk para pelanggan yang menyukainya, ada juga tour
dan aktifitas lainnya yang bisa di atur oleh pelanggan kami.
2.2 Tinjauan Khusus
2.2.1 Teori Brand
Menurut Alina Wheeler dalam bukunya Designing Brand Identity,
Brand adalah janji, ide besar dan harapan yang berada dalam pikiran setiap
pelanggan tentang produk, layanan atau perusahaan. Brand yang kuat akan
lebih menonjol.
Branding adalah tentang membuat koneksi emosional. Orang jatuh cinta
dengan merek sehingga mereka mempunyai rasa percaya, untuk
mengembangkan loyalitas yang kuat, membeli dan percaya pada superioritas
mereka. (customer loyalty)
Brand identity adalah ekspresi visual dan verbal dari brand tersebut. Brand
Identity harus merupakan ekspresi otentik dari sebuah organisasi, visi yang
unik, tujuan, nilai-nilai, suara dan kepribadian. Desain dan pesan muncul
dari siapa itu dan mengantisipasi akan menjadi apa perusahaan itu
kedepan nanti. Desain harus sesuai dengan perusahaan, target pasar dan
sektor bisnis yang beroperasi.
Wheeler (2013 : 2) Mengatakan bahwa:
“As competition creates infinite choices, companies look for ways to connect
emotionally with customers, become irreplaceable and create longlife
relationships. A strong brand stands out in a densely crowded marketplace.
People fall in love with brands, trust them, and believe in their superiority.
How a brand is perceived affects it’s success, regardless of whether it’s a
start-up, a nonprofit or a product.”
2.2.2 Teori Logo
Menurut Maura Keller and Michelle Taute dalam bukunya Design Matters;
an essential primer (2012 : 7) menjelaskan bahwa:
Logo adalah pesan yang disampaikan melalui ikon visual, grafis modern
berbicara kepada pelanggan melalui gambar kenangan mereka dan teks
mengesankan dengan nilai, fungsi, dan hierarki yang berpengaruh pada
jutaan orang. Logo memiliki tanggung jawab dan kesempatan untuk
membuat sebuah kesan global yang tahan lama.
Dalam buku Designing Brand Identity, (Wheeler, 2003: 7), menjelaskan
bahwa urutan otak mengenali visual suatu gambar dimulai dari bentuk
(shape), warna (color) dan isi (content). Gambar visual mudah diingat dan
dikenali langsung, sedangkan kata-kata harus diterjemahkan menjadi arti
terlebih dahulu. Bentuk yang khas akan membekas di ingatan, oleh karena
itu penting merancang bentuk yang khas dan berbeda dalam merancang
identitas. Yang kedua adalah warna. Warna dapat menjadi pemacu emosi
dan membangun brand awareness. Terakhir adalah isi. Ini berarti otak
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menerjemahkan bahasa dalam
pikiran
2.2.3 Teori Warna
Keller & Taute (2012 : 140) Mengatakan bahwa
“Color’s influence runs so deeply into the subconscious that we have yet to
map out all its wandering tributaries. But the things we do know have led us
to respect color’s practical purposes. Color can give clear direction when
language fails to translate. It’s a simple communication device that directs
global traffic, helps establish status for everything from the Olympic Games
to pie baking contests, and makes organizations stand out. Owning a color is
one of the higher achievements a brand can reach.”
(Wheeler, 2013: 150) dalam bukunya Designing Brand Identity, menjelaskan
pemahamannya tentang warna yaitu :
Color is used to evoke emotion and express personality. It stimulate brand
association and accelerates differentiation. While some color are used to
unify an identity, other colors may be used functionally to clarify brand
architecture, through differentiating products or business lines.
Dalam warna digunakan untuk membangkitkan emosi, mengekspresikan
personality, dan menstimulasi segala kesan yang muncul di ingatan
konsumen tentang suatu brand (brand association). Warna digunakan untuk
menyatukan sebuah identitas dan memperjelas brand architecture. Memilih
warna untuk identitas baru membutuhkan pehamaman tentang teori warna,
penglihatan yang jelas tentang bagaimana brand ingin dirasakan dan terlihat
berbeda. Pengaplikasian warna membutuhkan konsistensi dan berperan baik
dalam setiap media. Warna adalah faktor paling esensial dan penting dalam
dunia desain grafis dan periklanan. Tidak hanya memberikan depth dan
emphasis ke dalam desain tetapi juga memberikan feel dan mood.
2.2.4 Teori Tipografi
Menurut kutipan dari buku karya Danton Sihombing MFA, "Tipografi
dalam Desain Grafis” sebagai berikut, "Tipograft bukan lagi merupakan
pelengkap suatu statement visual, tetapi sudah menjadi sajian utama
komunikasi grafis yang berbentuk buku, katalog, ataupun brosur. Baik
sebagai pelengkap suatu bentuk komunikasi visual, maupun sebagai unsur
utama, huruf memainkan peranan sangat penting dalam keberhasilan suatu
bentuk komunikasi grafis.”
Pemilihan jenis huruf atau typeface yang tepat, beberapa kriteria yang
harus dipenuhi antara lain:
Clearity : bahwa suatu huruf mempunyai fungsi tertentu yaitu
harus dapat dilihat secara jelas
Readibility : keterbacaan dari jenis huruf tersebut
Legibility : lebih menekankan apakah kita mudah membacanya atau
tidak
Visibility : lebih menekankan pada keindahan jenis huruf tersebut
2.2.5 Teori Layout
Menurut Gavin Amborse & Paul Harris, London 2005 Basic design : layout
Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan
kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa
juga disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah
menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam
sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang
disajikan.
Menurut Frank. F. Jefkin ada beberapa dasar yang dapat ditemukan
dalam merancang sebuah layout, yaitu:
a. The law of unity
Harus dirancang sedemikian rupa dengan headline,
subheadline, ilustrasi, teks, slogan, logo dan sebagainya. Sehingga
menghasilkan sebuah kesatuan komposisi yang baik dan sedap di
mata.
b. The law of variety
Untuk menghindari kesan monoton harus dibuat beberapa vanas1
perancangan sebuah iklan, misalnya tipis tebalnya sebuah humf,
juga besar kecilnya humf yang digunakan.
c. The law of rhytm
Sebaiknya mata pembaca bergerak dengan waJar. Disamping itu
sebaiknya dimulai dengan Headline, Subheadline, Teks,
Ilustrasi hingga nama produk dan alamat.
d. The law of proportion
Buku, majalah, koran dan katalog terlihat menarik apabila salah satu
ukuran sisi satu lebih panjang jadi tidak terlihat kaku.
e. The law of scale
Perpaduan gelap terang pada warna akan menghasilkan sesuatu
yang kontras dan dapat digunakan untuk memberikan
penekanan pada layout agar terlihat lebih menarik.
f. The Law of balance
Suatu keseimbangan dapat dicapai bila unsur-unsurnya diatur
secara sepadan, serasi dan selaras. Terdapat 2 jenis keseimbangan
yaitu:
- Formal balance (simetis) apabila unsur-unsur bentuknya
sama persis pada kedua sisi dari garis poros tengah ruang
layout.
- Informal balance (asimetris) apabila unsur-unsur
bentuknya sedikit tidak sama persis pada kedua sisi
dari garis poros tengah ruang layout.
2.3 Analisis SWOT
Strength
1. Pantai nyaman dan bersih
2. Area teduh karena pohon kelapa
3. Karyawan ramah
4. Tempat penginapan dengan harga yang terjangkau
5. Pantai privat (tidak terbuka untuk umum)
Weaknesses
1. Fasilitas masih sangat sederhana
2. Advertising belum tersebar luas
3. Bangunan sudah tua
Opportunity
1. Memberikan penginapan yang nyaman
2. Banyak peminat untuk rekreasi ke pantai
Threat
1. Pengelolaan (tenaga kerja belum professional)
2. Adanya tempat penginapan lain yang lebih mewah