Post on 19-Oct-2020
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Keberadaan Tikus
2.1.1. Tikus
Tikus adalahhewan yang termasuk ke dalam suku Muridae.Spesies tikus
yang paling dikenal adalah mencit (Mussp.) serta tikus got(Rattus norvegicus) yang
ditemukan hampir di semua negara danmerupakan suatu organisme model yang
penting dalam biologi,jugamerupakan hewan peliharaan yang populer (Nurisa, 2005).
2.1.2 Jenis-jenis Tikus
Beberapajenis tikus yang sering dijumpai hidup di kapalantara lain:
1. Tikus rumah(Rattus tanezumi)
Tikus rumah (Rattus tanezumi) adalah hewan pengerat biasayang mudahdijumpai
di rumah-rumah dengan ekor yang panjang danpandai memanjat serta melompat.
Hewan ini termasuk dalam subsukuMurinae dan berasal dari Asia. Namun
demikian, ia lalu menyebar keEropa melalui perdagangan sejak awal
penanggalan modern dan betul-betul menyebar pada abad ke-6. Selanjutnya ia
menyebar ke seluruh penjuru dunia. Tikus rumah pada masa kini cenderung
tersebar didaerah yang lebih hangat karena di daerah dingin kalah bersaing
dengan tikus got. Tidak seperti saingannya, tikus got, tikus rumahadalah
perenang yang buruk dan bangkainya sering ditemukan disumur-sumur, namun
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
8
demikian, ia lebih gesit dan pemanjat ulung (Isnani, 2008).Warnanya biasanya
hitam atau coklat terang, meskipun sekarang adayang dibiakkan dengan warna
putih atau loreng. Ukurannya biasanya15-20 cm dengan ekor ± 20cm. Hewan ini
nokturnaldan pemakansegala, namun menyukai bulir-bulir.Betinanya mampu
beranak kapansaja, dengan anak 3-10 ekor/kelahiran. Umurnya mencapai 2-3
tahundan menyukai hidup berkelompok (Pujianto, 2014).
2. Tikus got (Ratus norvegicus)
Tikus got,tikus coklat,tikus rumah besaratau (Rattus norvegicus) adalah salah
satu spesies tikus yang paling umum dijumpai diperkotaan (Zulfikri, 2016).Tikus
got ini mempunyai panjang ujung kepala hingga ekornya 170-230 mm, kaki
belakang 42–47 mm,telinga 18–22 mm dan mempunyai rumus mamae 3 + 3 =
12. Warnarambut badan atas cokelat kelabu, rambut bagian perut kelabu
(Rahmawati, 2012).
c. TikusPiti (Mus musculus)
Tikus ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ekorkurang dari 175 mm,
ekor 81–108 mm, kaki belakang 12–18 mm,telinga 8–12 mm dengan rumus dan
mamae 3 + 2 = 10. Warna rambut badan atasdan bawah cokelat kelabu (Pujianto,
2014).
2.1.3. Ciri-ciri Tikus
Binatangyang sering ditemui di kapaldiantaranyaadalahserangga dantikus
(Kemenkes RI., 2007).Lingkungan manusia sangat disenangi oleh tikus.Ada dua hal
menarik yakni tersedianya makanan dan tempat istirahat, bermain-main maupun
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
9
bersarang. Namun apabila tidak adamakanan pastilah akan semakin tidak disenangi
dan mereka akan segerameninggalkan tempat tersebut (Nurisa, 2005).
Kemampuan fisik tikus yaitumenggali lubang dalam tanah di luar dan atau di
dalam rumah sebagaitempat bersarang,biasanya berbentuk mangkuk berdiameter
lebihkurang 20 cm. Memiliki kemampuan memanjat pohon, bangunan atautempat
tinggi yang sangat baik, bahkan dapat memanjat vertikal didalam pipa yang
berukuran 3 inci. Memiliki kemampuan meloncatsetinggi 60 cm, sejauh kurang lebih
40 cm dan dari ketinggian 5 meter tikus juga dapat meloncat ke bawah (Pujianto,
2014). Mempunyai kebiasaanmenggigit dan mengerat kayu, papan, bahan makanan,
pembungkus barang. Tujuan menggigit dan mengerat barang adalah untuk
menjagaagar gigi tidak terlalu panjang. Dapat menyelam selama 30 detik, suhuair
yang rendah tidak mempengaruhi kemampuan tikus untuk berenang.Disamping
kemampuan fisik, tikus juga memiliki kemampuan indera,antara lain: penglihatan,
penciuman, pendengaran, perasa dan peraba (Isnani, 2008).
Untuk mengetahui ada tidaknya tikus antara lain:Dropping, Runways,
Growing, Borrow,bau, tikus hidup dan ditemukannya bangkai tikus (Depkes RI,
2007).
Public Health Emergency Of International Concern(PHEIC)adalah suatu
kejadian luar biasa yang dapat menjadiancaman kesehatanbagi negara lain. Setiap
kejadian yang merupakan PHEIC sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
1. Berdampakatauberisiko tinggi bagi kesehatan masyarakat
2. KLB atau sifat kejadian tidak diketahui
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
10
3. Berpotensi menyebar secara International
4. Berisiko terhadap perjalanan ataupun perdagangan (Depkes RI, 2008).
2.1.4. Tanda-tanda Kehidupan Tikus
Berhasil tidaknya pemberantasan tikus di kapal laut didasarkan pada
pengetahuan tentang adanya tanda-tanda kehidupan tikus karena hal ini sangat
penting. Adang (1985) mengemukakan bahwa tanda-tanda kehidupan tikus di kapal
laut adalah:
1. Kotoran tikus (Droping)
Kotoran tikus yang ditemukan di tempat ruangan yang diperiksa tinja tikus
mudah dikenal dari bentuk dan warna yang khas, tanpa disertai bau yang
mencolok. Tinja tikus yang masih baru lebih terang dan mengkilap serta lebih
lembut (agak lunak) dan makin lama tinja makin keras.
2. Alur jalan tikus (Runways)
Tikus tidak suka mempergunakan jalan yang sama untuk keluar dari sarangnya
mencari makan dan sebagainya karena badan tikus (bulunya) kotor dan berlemak,
maka akan terdapat bulu menempel pada jalan tikus.
3. Bekas gigitan (Gnawing)
Bekas gigitan yang ditinggalkan tikus pada benda yang terbuat dari kayu dan
bekas gigitan tikus yang masih baru berada disekitarnya berwarna terang.
4. Bekas tapak kaki
Dapat dilihat jelas pada tempat-tempat/ lantai yang berdebu halus.
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
11
5. Tikus hidup dan tikus mati (Life and death rat)
Terlihat satu ekor tikus yang telah hidup atau mati sewaktu pemeriksaan berarti
diperkiraan ada 20 ekor ditempat/kapal itu.
6. Lubang terowongan (Burrows)
Lubang yang terdapat pada sekitar beradanya tikus seperti dinding, lantai perabot
dan lain-lain.
7. Tanda-tanda lain
Untuk mengetahui adanya suatu kehidupan tikus di suatu tempat tentu saja
apabila dapat melihat langsung tikus tersebut.Kadang-kadang kita menemukan
bangkai tikus sebagai tanda adanya infestasi tikus.Pengamatan yang dilakukan
pada malam hari dapat membantu menemukan adanya kehidupan tikus.Bau,
bekas kencing, sarang dan bekas makanan tikus dapat dijumpai manakala
dilakukan survei. Bau tikus bukan merupakan tanda yang dapat dipercaya, tetapi
meninggalkan bau yang segera dapat dikenal.
2.1.5 Penyakit Yang Ditimbulkan Tikus
Penyakit yang dapat ditimbulkan oleh tikus adalah :
1. Pes
Pes atau sampar atau plague atau la peste merupakan penyakit zoonosis yang
timbul pada hewan pengerat dan dapat ditularkan pada manusia. Penyakit tikus
ini menular dan dapat mewabah. Penyebaran penyakit plague/pes Plague,
disebut juga penyakit pes, adalah infeksi yang disebabkan bakteri Yersinia
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
12
pestis (Y. pestis) dan ditularkan oleh kutu tikus (flea), Xenopsylla cheopis.
Pess terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Pes Bubo
Pes Bubo merupakan penyakit yang mempunyai gejala demam tinggi, tubuh
dingin, menggigil, nyeri otot, sakit kepala hebat, dan ditandai dengan
pembengkakan kelenjar getah bening di pangkal paha, ketiak dan leher
(bubo). Pada pemeriksaan cairan bubo di laboratorium ditemukan
kuman pes (Yersinis pestis).
b. Pes Pneumonik
Pes pneumonik adalah penyakit yang mempunyai gejala batuk secara tiba-
tiba dan keluar dahak, sakit dada, sesak nafas, demam, muntah darah.Pada
pemeriksaan sputum atau usap tenggorok ditemukan kuman pes (Yersinis
pestis), dan apabila diperlukan dilakukan pemeriksaan darah untuk
menemukan zat antinya.Penyakit ini menular lewat gigitan kutu tikus,
gigitan/cakaran binatang yang terinfeksi plague, dan kontak dengan tubuh
binatang yang terinfeksi. Kutu yang terinfeksi dapat membawa bakteri ini
sampai berbulan2 lamanya. Selain itu pada kasus pneumonic plague,
penularan terjadi dari dari percikan air liur penderita yang terbawa oleh
udara.
Pes merupakan penyakit urutan nomor 1dalam daftarpenyakitkarantina.
Pesmerupakan penyakit zoonosis menular yang melibatkanbinatang pengerat
dan kutu tikusataupinjal yang hidup pada tikus,yang menyebarkan infeksi
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
13
bakteri kepada berbagai binatang danmanusia. Dengan gejala klinis yaitu:
demam, lemas, batuk, nyeri dada,sesak, batuk darah, hipotensi dan pingsan
(syok)dengan masa inkubasi1-7 hari. Penyebab penyakit ini yaitu:Yersinia
pestis, basil gramnegatif familienterobacteriaceae (Khairiyah, 2011).
Penyebaran penyakit ini antara lainmelaluibinatang pengeratliar tikus
penyebab Pesyangberada di Afrika Tengah, Afrika Timur,Afrika Selatan,
Amerika Utara, Amerika Barat dan Asia. Pes endemisdi Benua Afrika, Amerika
dan Asia. Pada tahun 2003 sembilan negara melaporkan 2118 kasus pes dengan
182 kematian, 98,7% kasusdan 98,9% kematian dilaporkan dari Afrika
(Poeloengan, 2014). Cara penularan dengansumber paparanyang paling sering
menghasilkan penyakit padamanusia diseluruh dunia adalah gigitan kutu
tikus/pinjal tikus yangtelah terinfeksikutu tikus (Xenopsylla cheopis). Pes
paru ditularkanmelaluiaerosoldandroplet infestion (Nurisa, 2005).
2. Leptospirosis
Leptospirosis merupakaninfeksi akut disebabkan oleh bakteri leptospira
berbentuk spiral yangmenyerang mamaliadan dapat hidup di air tawar
selama lebih kurang 1 bulan. Tetapi dalam air laut, selokan dan air kemih
yang tidak diencerkan akan cepat mati. Bakteri ini dapat menyerang siapapun
yang memiliki kontak dengan berbagai benda maupun hewan lain yang
mengalami infeksi leptospirosis. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh manusia
melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet atau atau
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
14
makanan yangterkontaminasi oleh urine hewan terinfeksi leptospira.Masa
inkubasi selama 4 -19 hari.
Penyakit ini lebih dikenal dengan nama penyakit kencing
tikus.Penyebabnya adalah bakterileptospirasp. Bakteri leptospiramenyebabkan
penyakit leptospirosis terutama pada tikus, cecurut,anjing, kucing, maupun
hewan ternak seperti kambing, sapi dan kuda.Penyakit ini juga dapat menular
ke manusia (Nurisa, 2005). Cara penularannyamelalui kencing hewan yang
terkena penyakit, masuk ke dalamgenangan air yang ada di lingkungan sekitar,
dan jika terdapat luka dikaki atau tangan kita, sedangkan kondisi tubuh kita
sedang tidak fit,maka kita bakteri tersebut akan masuk ke dalam tubuh kita dan
kitaakan tertular penyakit ini. Gejala atau tanda penyakit ini tidak adayang khas.
Umumnya penderita merasakan demam, meriang, disertaipegal atau nyeri pada
betis. Pada penderita yang sudah parah bisamengalami kekuningan seperti pada
penyakit hati (penyakit kuning),mata kemerahan, dan yang fatal adalah gagal
ginjal (Hidayatsyah, 2012).
3. Murine Thypus
Murine typhus adalah jenis penyakit yang jarang dikenal olehmasayarakat
luas. Penyakit ini disebut juga tipus endemik.Penyebabnya yaitu bakteri
Rickettsia typhi yang ditularkan melaluikotoran kutu pada tikus yang kemudian
masuk ke dalam luka gigitankutu atau luka lain yang ada di kulit kita (Nurisa,
2005). Gejala utamanya antaralain yaitu demam dan nyeri otot, kadang pula
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
15
disertai ruam atau bintikkemerahan. Tipus ini jarang menimbulkan
kematian,tetapi cukupmengganggu kesehatan manusia (Khairiyah, 2011).
4. Scrub Thypus
Scrub typhus adalah sejenis penyakit tipus yang jugaditularkan melalui
kotoran tungau yang mengenai luka di kulit, termasuk luka akibat gigitan tungau.
Tungau atau disebut “tengu” oleh orang jawa, adalah sejenis laba-laba sangat
kecil, yang dapat hidupjuga pada tikus. Penyebab penyakit Scrub typhus
disebutorientia tsutsugamushi. Gejalanya demam, sakit kepala, nyeri pada ketiak
ataupangkal paha (Nurisa, 2005).
5. Hantavirus
Nama penyakit hantavirus berasal dari nama sungai di Koreayaitu sungai
Hantan. Penyakit yang disebabkan oleh virus Hantaandisebut demam berdarah
dengan sindrom renal(HFRS) (Nurisa, 2005). Gejalanyaantara lain telapak
tangan berkeringat, demam, kencing berbusa danbisa menyebabkan sulit
bernafas sehingga meyebabkan kematian.Virus hantaan ditularkan melalui
kencing, ludah, kotoran serta gigitanbinatang pengerat seperti tikus (Depkes RI.
2008).
Hantavirus sindrom paru (HPS) adalah penyakit mematikan yang
ditularkan oleh tikus yang terinfeksi melalui urine, kotoran, atau air liur.Manusia
bisa terkena penyakit ini ketika mereka menghirup virus aerosol.HPS pertama
kali diakui pada tahun 1993 dan sejak itu telah diidentifikasi di seluruh Amerika
Serikat.Meskipun jarang, HPS berpotensi mematikan. Rodent control di dalam
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
16
dan sekitar rumahtetap menjadi strategi utama untuk mencegah infeksi
hantavirus. Maka gejala yang dapat diamatiadalah diare, muntah, mual, dan kram
perut.
6. Rabies
Rabies adalah suatu penyakit yang menyerang sistim syarafpusat, karena
gejalanya yang khas, yaitu penderita menjadi takut air,penyakit rabies sering
kali disebut hidrofobia (Nurisa, 2005). Rabies merupakanpenyakit hewan
berdarah panas yang ditularkan kepada manusia.Gejala awal biasanya tidak
jelas, pasien merasa tidak enak dangelisah. Gejala yang menonjol adalah rasa
nyeri, panas dan gatal disekitar luka, kemudian bisa diikuti kejang, sakit kepala,
demam dansulit menelan. Apabila telah mengalami kelumpuhan otot
pernapasanmaka penderita dapatmeninggal (Khairiyah, 2011).
7. Salmonellosis
Salmonellisis merupakan penyaklit yang disebabkan bakteri salmonella yang
dapat menginfeksi hewan dan juga manusia. Tikus yang terinfeksi bakteri
ini akan dapat menyebabkan kematian pada manusia dan salmonellisis dapat
tersebar dengan melalui kontaminasi feses. Gejalanya antara lain adalah
gastroenteritis, diare, mual, muntah dan juga demam yang diikuti oleh dehidrasi.
Penyebabnya adalah bakteri salmonella. Bakteri tersebutberkembang biak
dalam makanan yang terbuat dari daging, susu, atautelur (Nurisa, 2005).
Penularan pada manusia dapat terjadimelalui makanan yangtercemar urin atau
feses tikus yang mengandung bakteri salmonella.Gejala penyakit ini dapat
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
17
berupa demam, diare disertai lendir dankadang berdarah, serta nyeri perut
(Poeloengan, 2014).
2.1.6 Pemeriksaan Keberadaan Tikus Di Kapal
Sesuai dengan bentuk dan isi formulir pemeriksaan tikus terdapat dalam
lampiran yaitu Kemenkes RI Nomor : 40 Tahun 2015 Tentang Sertifikat Sanitasi
Kapal yang harus diperiksa adalah :
1. Palka (Cargo)
Semua palka harus diperiksa, lihat dibagian pojok dan tempat yang kemungkinan
dapat dijadikan tempat persembunyian ataupun jalan lewat tikus.Palka digunakan
untuk menimbun barang muatan dari berbagai kebutuhan sesuai daerah/negara
pemesanan.Kapal yang mempunyai palka biasanya adalah kapal barang dan
kapal penumpang.
2. Geladak
Biasanya terdapat pada kapal penumpang
3. Ruang Mesin
Umumnya sulit dijumpai tanda-tanda infestasi tikus di tempat ini karena bila
sedang hidup cukup keras dan bising sehingga tempat ini tidak disukai tikus.
4. Haluan Tempat Penyimpanan
Kadang-kadang di tempat ini untuk kapal-kapal yang besar terdapat beberapa
ruangan tempat penyimpanan barang-barang dan perlengkapan lainnya di
samping tempat rantai dan jangkar.
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
18
5. Buritan Tempat Penyimpanan
Di tempat ini kadang-kadang ditemukan tanda-tanda kehidupan tikus karena
tempat ini dapat juga menjadi tempat persembunyian.
6. Kamar Peta atau Radio
Dalam kamar ini banyak terdapat laci-laci penyimpanan lembaran-lembaran peta
laut dan kertas lainnya yang dapat menjadi tempat bersembunyinya/bersarang
tikus.
7. Dapur
Berdasarkan pengalaman dan pemeriksaan maka dapur merupakan tempat yang
paling banyak tanda-tanda kehidupan tikus sering kali ditemukan disini karena
selalu mencari tempat bahan makanan.
8. Kamar Penyimpanan Bahan Makanan
Tempat penyimpanan bahan makanan basah dan kering.Untuk tempat
penyimpanan bahan makanan basah jarang sekali ditemukan tikus maupun tanda-
tanda karena tempat ini tertutup rapat dan selalu dingin.Untuk tempat
penyimpanan bahan makanan kering karena ruangan ini sering terbuka sering
dijumpai tanda-tanda tikus.
9. Kamar Awak Kapal dan Perwira Kapal
Kamar-kamar awak kapal sangat disenangi tikus karena pemeliharaan/kotor,
lebih-lebih karena kamar awak kapal letaknya sering terbuka dan sering dijumpai
tanda-tanda tikus.
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
19
10. Kamar Penumpang
Berdasarkan kebiasaan para penumpang terutama pada kapal-kapal penumpang
di Indonesia yang mempunyai kebiasaan jelek yaitu membuang sampah atau
sisa-sisa makanan yang dibuang sembarang tempat sehingga kondisi kamar
menguntungkan bagi tikus.
11. Sekoci
Biasanya juga menjadi tempat mencari makanan tikus karena disini terdapat
persediaan makanan/minuman untuk keperluan dalam keadaan darurat bagi awak
kapal/penumpang yang harus mempergunakan sekoci.
12. Gudang Perbekalan
Tempat ini adalah untuk menyimpan bahan-bahan makanan sehingga tumpukan
bahan makanan menjadi tempat bersarang dan mencari makanan bagi tikus
sehingga kehidupan tikus banyak ditemukan.
13. Kamar Rakit Makanan
Sebagai tempat menyiapkan makanan sebelum dihidangkan pada para
penumpang, tempat ini terdapat tumpukan makanan tercecer bila tidak segera
dibersihkan maka tempat ini menguntungkan sekali bagi tikus sebagai infestasi.
2.1.7. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberadaan Tikus Di Kapal
Tikus mempunyai kebiasaan hidup dekat dengan sumber makanan,gudang,
lumbung pangan dan kandang (Pujianto, 2014).Beberapa faktor yang
dapatmempengaruhi keberadaan tikus di kapal adalah:
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
20
1. Sanitasi kapal
Terdapat hubungan antara sanitasi kapal dengan keberadaantikus di kapal.Pada
kapal dengan sanitasi kapal yang buruk cenderungditemukan kehidupan tikus,
sedangkan pada kapal dengan sanitasiyangbaik tidak ditemukan keberadaan tikus
(Agustin, 2012).
2. Personal hygiene anak buah kapal
Personal hygieneanak buah kapal juga berhubungan dengankeberadaan tikus
di kapal. Personal hygiene anak buah kapal yangburukdapat mengakibatkan
adanya tikus di kapal, sedangkan personalhygiene yang baik dapat mencegah
keberadan tikus di kapal. Personalhygiene anak buah kapal dapat dipengaruhi
oleh tingkat pendidikan.Pendidikan yang lebih tinggi dapat mempengaruhi
kinerja, karenadapat memahami dan melaksanakan standar operasional
proseduryang menjadi tugas dan tanggung jawabnya (Supriyadi, 2006).
3. Pemasangan rat guard
Rat guard disebut juga perisai tikus adalah sebuah alat yangyang terbuat dari
logam yang dipasang pada tali tambat kapal. Rat guard berfungsi untuk
mencegah tikus naik dari dermaga keataskapal. Rat guard terbukti dapat
mencegah keberadaan tikus di kapal (Sulistyono, 2010).
Hasil penelitian Wulandari (2017) di Pelabuhan Tegal menunjukkan bahwa
ada hubungan antara sanitasi kapal dengan keberadaan tikus pada kapaldengan berat
6–30 grosston yang sandar di Pelabuhan Tegal.
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
21
2.2. Konsep Sanitasi Kapal
2.2.1. Pengertian Sanitasi Kapal
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 530/Menkes/Per/VII/1987 menyatakan
bahwa sanitasi kapal adalah segala usaha yang ditujukan terhadap faktor lingkungan
di kapal untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit guna memelihara dan
mempertinggi derajat kesehatan. Sanitasi kapal berlaku untuk semua jenis kapal baik
kapal penumpang, maupun kapal barang.Pemeriksaan sanitasi kapal dimaksudkan
untuk pengeluaran sertifikat sanitasi guna memperoleh Surat Izin Kesehatan Berlayar
(SIKB). Hasil pemeriksaan dinyatakan berisiko tinggi atau risiko rendah, jika kapal
yang diperiksa dinyatakan risiko tinggi maka diterbitkan Ship Sanitation Control
Certificate (SSCC) setelah dilakukan tindakan sanitasi dan apabila faktor risiko
rendah diterbitkan Ship Sanitation Exemption Control Certificate (SSCEC), dan
pemeriksaan dilakukan dalam masa waktu enam bulan sekali.
2.2.2. Pemeriksaan Sanitasi Kapal
Pemeriksaan sanitasi adalah kegiatan pemeriksaan faktor risikokesehatan
masyarakat di atas kapal (Supriyadi, 2006).Pemeriksaan sanitasi oleh petugas Kantor
Kesehatan Pelabuhan dilaksanakan dalam rangka pemberian Sertifikat Sanitasi Kapal
atau pengawasan kesehatan kapal dalam rangka kekarantinaan kesehatan (Priyanto,
2015).
Pemeriksaan sanitasi kapaldilakukan pada seluruh ruang danmedia padakapal
yang meliputi dapur, ruang rakit makanan, gudang, palka, ruang tidur, air bersih,
limbah cair, sampah medik dan sampah padat, aircadangan, kamar mesin, fasilitas
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
22
medik, kolamrenang dan area lain yang diperiksa. Pemeriksaan sanitasi ditujukan
untuk menilai kondisi sanitasi kapal terkait ada atau tidak adanya factor risiko
kesehatan masyarakat (Supriyadi, 2006).
Pemeriksaan sanitasi kapal dimaksudkan untuk pengeluaran sertifikat sanitasi
guna memperoleh Surat Izin KesehatanBerlayar (SIKB). Hasil pemeriksaan
dinyatakan berisiko tinggi atau risikorendah jika kapal yang diperiksa dinyatakan
risiko tinggi maka diterbitkan Ship Sanitation Control Certificate (SSCC) setelah
dilakukan tindakan sanitasi dan apabila faktor risiko rendah diterbitkan Ship
Sanitation Exemption Control Certificate (SSCEC) dan pemeriksaan dilakukan
dalammasa waktu enam bulan sekali (Nurdin,2010).
Upaya sanitasi kapal merupakan tanggung jawab pemilik kapalmelalui
nakhoda kapal dan Anak Buah Kapal (ABK).Anak Buah Kapal(ABK) bertanggung
jawab terhadap kebersihan kapal dan sarana lainnyayang mendukung sanitasi kapal.
Sedangkan fungsi nahkoda kapal adalahsebagai pemimpin dan pengendali
keseluruhan dari pelaksanaan sanitasikapal.Pemilik kapal wajib menyertakan
Standard Operational Procedure (SOP). Sanitasi kapal yangmengacu pada
International Health Regulation (IHR) dan ketentuan lainnya (WHO, 2005).
Apabila dalam pemeriksaan sanitasi tidak ditemukan adanya factor risiko
kesehatan masyarakat, kapal dinyatakan bebas tindakan sanitasidandapat diberikan
sertifikat sanitasi kapal dengan mengisi bagian SSCEC danmencoret bagian SSCC.
Apabila dalam pemeriksaan sanitasi ditemukanadanyafaktor risiko kesehatan
masyarakat, kapal harus dilakukan tindakansanitasi sesuai rekomendasi.Terhadap
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
23
kapal yang telah dilakukan tindakansanitasi sesuairekomendasi diberikan sertifikat
sanitasi kapal dengan mengisibagian SSCC dan mencoret bagian SSCEC (Priyanto,
2015).
2.2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sanitasi Kapal
Sanitasi kapal dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah:
1. Faktor Manajemen
Faktor kepemimpinan nakhoda berperan penting dalammempengaruhi kondisi
sanitasi kapal. Semakin baik kepemimpinannakhoda maka kondisi sanitasi
kapal juga semakin baik.Standaroperasional prosedur di kapal juga berpengaruh
terhadap sanitasi kapal.Semakin baik standar operasional prosedur maka kondisi
sanitasi kapaljuga semakin baik (Sutrisno, 2008).
2. Faktor Sumber Daya Manusia
Karakteristik anak buah kapal berhubungandengan kondisisanitasikapal.
Semakin baik pengetahuan dan perilaku yang dimiliki oleh anakbuah kapal maka
kondisi sanitasi kapal juga akan semakin baik (Zulfikri, 2016).
3. Faktor Pendukung
Sarana dan prasarana yang baik dapat mendukung terciptanyakondisi sanitasi
kapalyang baik. Pendanaanyang baik juga berpengaruhterhadap kondisi sanitasi
kapal. Dana yang cukup akan dapat memenuhisarana dan prasarana yang
memadai dan dapat meningkatkan kinerjapetugas sanitasi (Zulfikri, 2016).
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA